You are on page 1of 7

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu
penelitian dimana pengukuran variabel-variabelnya dilakukan satu kali, pada
satu saat (Sastroasmoro, 2006).

B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Di bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta
sebagai rumah sakit rujukan Surakarta.

2. Waktu Penelitian
Bulan Mei Juni 2012

C. Populasi Penelitian
Pasien pre-eklampsia berat dan pre-eklampsia berat dengan komplikasi
HELLP Syndrome dan bayinya di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

D. Sampel dan Teknik Sampling
Mengambil data dengan cara non random sampling dari catatan rekam
medis pasien pre-eklampsia berat dan pre-eklampsia berat dengan komplikasi
HELLP Syndrome di RSUD Dr. Morwardi. Sampel ditentukan secara
purposive sampling, yaitu memilih subyek penelitian berdasarkan status pre-
eklampsia berat dan pre-eklampsia berat dengan komplikasi HELLP
Syndrome. (Murti, 2006)

E. Estimasi Besar Sampel
Besarnya sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus croos
sectional dua proporsi (populasi) (Tafiqurrahman, 2008).



Keterangan :
n = besar sampel
Z1-/2 = statistik Z (misalnya Z = 1,96 untuk = 0,05)
P1 = proporsi pre-eklampsia berat (11%)
P2 = proporsi pre-eklampsia berat dengan komplikasi HELLP Syndrome
(3%)
Dari perhitungan yang diperoleh didapatkan besar sample minimal pada
satu populasi adalah minimal 56 orang. Sehingga, sample yang dibutuhkan
adalah minimal 112 orang.

F. Kriteria Retriksi
1. Kriteria inklusi:
a) Pre-eklampsia berat
b) Pre-eklampsia berat dengan komplikasi HELLP Syndrome
c) Usia kehamilan 37 minggu
d) Janin lahir hidup
2. Kriteria eksklusi:
a) Ada riwayat kehamilan ganda
b) Ada riwayat diabetes melitus
c) Ada riwayat penyakit ginjal kronik

G. Definisi Operasional
1. Pre-eklampsia berat : merupakan pre-eklampsia dengan tekanan darah
sistolik 160mm/Hg dan tekanan diastolic 110mm/Hg disertai
proteinuria lebih 5g/24 jam atau 3+ / 4+ dalam pemeriksaan kualitatif
tanpa ada komplikasi HELLP Syndrome. Pre-eklampsia berat pada pasien
dapat diketahui dari rekam medis.
Skala : Nominal
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) { }
( )
2
2 1
2
2 1 2 1 1 1
1
1 2
2 / 1
P P
P P P P Z P P Z
n

=
| o
2. Pre-eklampsia berat dengan komplikasi HELLP Syndrome : memenuhi
kriteria adanya tekanan darah sistolik 160 mmhg, tekanan diastolik
110 mmHg, edema paru, proteinuria > 5 g/24 jam; atau 3+ atau 4+ pada
pemeriksaan kualitatif, diikuti komplikasi cedera hepatoseluler ( kadar
transaminase serum 2x normal), trombositopenia ( < 100.000/mm
3
),
koagulopati, HELLP (hemolisis, enzim hati meningkat, trombosit rendah)
(Cunningham, 2005). Pre-eklampsia berat dengan komplikasi HELLP
Syndrome dapat diketahui dari rekam medis.
Skala : Nominal
3. Berat Bayi : berat bayi di ukur dengan menggunakan timbangan yang
di nyatakan dalam gram. Berat bayi di lihat dari rekam medis.
Skala : Nominal (Tidak (2500gram), Ya (<2500gram))
4. APGAR Score : pemeriksaan klinis yang dilakukan bayi baru lahir dimana
pemeriksaan berupa penghitungan frekuensi jantung, respiratory rate,
menilai tonus otot, menilai reflex rangsangan, dan memperhatikan warna
kulit.Skor bernilai 1 sampai 10 yang dapat dilihat dari rekam medis.
Skala : Nominal (Tidak (APGAR 7), Ya (APGAR <7))

H. Rancangan Penelitian

Berat Badan
Populasi

Sampel

Pre-eklampsia Berat
tanpa komplikasi
HELLP Syndrome

APGAR Score
Analisis data
statistik

Kriteria
Eksklusi
Purposive
Sampling
Kriteria
Inklusi
APGAR Score Berat Badan
< 7 7 Normal BBLR < 7 Normal BBLR
Analisis data
statistik

7
Pre-eklampsia Berat
dengan komplikasi
HELLP Syndrome


I. Analisis Data
Setelah diperoleh data, akan dilakukan analisis secara statistik dengan
program SPSS 19. Analisa data dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian,
yaitu menganalisis perbandingan luaran bayi (berat bayi dan APGAR score)
pada pre-eklampsia berat dan pre-eklampsia berat dengan komplikasi HELLP
Syndrome dengan menggunakan uji Chi kuadrat.
Rumus dapat dituliskan sebagai berikut




Dimana : N = Jumlah Subjek
a, b, c, d masing-masing adalah frekuensi dalam tiap-tiap sel
dalam tabel 2x2.

Tabel Analisa Uji Hasil
Kriteria
Berat Bayi
Total
BBLR Normal
Pre-eklampsia berat A B
(a+b)
Pre-eklampsia berat dengan
komplikasi HELLP Syndrome
C D
(c+d)
Total (a+c) (b+d)
N


Kriteria
APGAR Score
Total
APGAR <7 APGAR 7
Pre-eklampsia berat A B
(a+b)
Pre-eklampsia berat dengan
komplikasi HELLP Syndrome
C D
(c+d)
Total (a+c) (b+d)
N
Cara pengambilan kesimpulan analisa data:
Ho diterima dan H1 ditolak bila X
2
hitung < dari X
2
tabel (p > 0,05)
H1 diterima dan Ho ditolak bila X
2
hitung > dari X
2
tabel (p < 0,05)
Karena tabel yang digunakan adalah 2x2, maka derajat
kebebasannya: (baris-1) (kolom-1) yaitu (2-1) (2-1)=1. Dengan taraf
kepercayaan 95% pada derajat kebebasan 1 maka diperoleh harga kritik
Chi kuadrat 3,84 (dicari dari tabel harga titik Chi-kuadrat).
Pada studi cross sectional, estimasi resiko relatif dinyatakan dengan
rasio prevalensi. Rasio prevalensi menggambarkan peran faktor resiko
terhadap terjadinya efek atau penyakit.
Dengan menggunakan tabel 2x2 maka rasio prevalensi dapat
dihitung dengan formula berikut:
RP= a/(a+b) : c/(c+d)

Interpretasi hasil:
a) RP = 1, faktor resiko tersebut tidak ada pengaruhnya dalam terjadinya
efek.
b) RP > 1, variable tersebut merupakan faktor resiko terjadinya penyakit
c) RP < 1, faktor resiko yang diteliti justru mengurangi penyakit
(Taufiqurrahman, 2008).

J. Jadwal Penelitian
Kegiatan Bulan ke
1
Bulan ke
2
Bulan ke
3
Bulan ke
4
Bulan ke
5
Penyusunan Proposal
Ujian Proposal
Perbaikan Proposal
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Penyusunan Skripsi
Ujian Skripsi
Perbaikan Skripsi

You might also like