You are on page 1of 9

Kekuatan yang mendorong terjadinya perubahan sosial menurut Margono (dalam Taneko) bersumber pada hal-hal berikut. 1.

Ketidakpuasan terhadap situasi yang ada karena ada keinginan untuk situasi yang lain. 2. Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara yang ada dan yang seharusnya bisa ada. 3. Adanya tekanan dari luar, seperti kompetisi, keharusan menyesuaikan diri, dan lainlain. 4. Kebutuhan dari dalam untuk mencapai efisiensi dan peningkatan, misalnya produktivitas dan lain-lain.

Perubahan sosial dapat terjadi dalam segala bidang yang wujudnya dapat dibagi menjadi beberapa bentuk. Beberapa bentuk perubahan sosial menurut Soekanto, yaitu sebagai berikut.

a. Perubahan yang Terjadi Secara Lambat dan Perubahan yang Terjadi Secara Cepat

Perubahan terjadi secara lambat akan mengalami rentetan perubahan yang saling berhubungan dalam jangka waktu yang cukup lama. Perkembangan perubahan ini termasuk dalam evolusi. Perubahan secara evolusi dapat diamati berdasarkan batas waktu yang telah lampau sebagai patokan atau tahap awal sampai masa sekarang yang sedang berjalan. Adapun penentuan kapan perubahan tersebut terjadi, bergantung pada orang yang bersangkutan.

Perubahan sosial yang terjadi secara cepat mengubah dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, perubahan itu dinamakan revolusi. Contohnya, Revolusi Industri di Eropa. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan besar-besaran dalam proses produksi barangbarang industri. Contoh lain Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang mengubah tatanan kenegaraan dan sistem pemerintahan NKRI.

b. Perubahan yang Pengaruhnya Kecil dan Perubahan yang Pengaruhnya Besar

Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang mempengaruhi unsur-unsur kehidupan masyarakat. Akan tetapi, perubahan ini dianggap tidak memiliki arti yang penting dalam struktur sosial. Contohnya, perubahan mode pakaian yang tidak melanggar nilai sosial. Perubahan yang pengaruhnya besar adalah perubahan yang dapat memengaruhi lembagalembaga yang ada pada masyarakat. Misalnya, perubahan sistem pemerintahan yang mempengaruhi tatanan kenegaraan suatu bangsa.

c. Perubahan yang Dikehendaki dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki

Perubahan yang dikehendaki merupakan perubahan yang memang telah direncanakan sebelumnya terutama oleh pihak yang memiliki wewenang untuk mengeluarkan kebijaksanaan. Misalnya, penerapan program Keluarga Berencana untuk membentuk keluarga kecil yang sejahtera dan menurunkan angka pertumbuhan penduduk. Perubahan yang tidak dikehendaki umumnya beriringan dengan perubahan yang dikehendaki. Misalnya adanya pembuatan jalan baru yang melalui suatu desa maka sumber alam desa akan mudah dipasarkan ke kota. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan penduduk desa akan meningkat. Meskipun begitu lancarnya hubungan desa dengan kota menyebabkan mudahnya penduduk desa melakukan urbanisasi dan masuknya budaya kota terutama yang bersifat negatif, seperti mode yang dipaksakan, minuman keras, VCD p**n*, dan keinginan penduduk desa untuk memiliki barang-barang mewah.

Perubahan sosial dapat diartikan sebagai perubahan masyarakat atau perubahan ke arah kemajuan atau kemunduran suatu masyarakat, bergantung pada keadaan masyarakat yang mengalami perubahan itu sendiri. Perubahan sosial terbagi atas dua wujud sebagai berikut. 1. Perubahan dalam arti kemajuan (progress) atau menguntungkan. 2. Perubahan dalam arti kemunduran (regress) yaitu yang membawa pengaruh kurang menguntungkan bagi masyarakat. Jika perubahan sosial dapat bergerak ke arah suatu kemajuan, masyarakat akan berkembang. Sebaliknya, perubahan sosial juga dapat menyebabkan kehidupan masyarakat mengalami kemunduran. Kemunduran atau kemajuan suatu masyarakat disebabkan oleh perubahan sosial. Jika muncul inovasi baru dengan kualitas tinggi, akan terjadi proses perubahan yang sangat cepat pada masyarakat. Sebaliknya, perubahan yang terjadi di masyarakat dapat juga seperti jalan di tempat. Misalnya keadaan masyarakat berubah, tetapi perubahan tersebut tidak meningkatkan atau menurunkan kualitas hidup mereka. Keadaan sosial yang baru dengan masuknya teknologi atau peraturan baru tidak mempunyai kualitas inovasi tinggi apabila masyarakat menganggapnya hanya mengganti keadaan yang lama. Akibatnya, proses perubahan ke arah kemajuan menjadi lambat. Hal itu disebut perubahan sirkuler (berputarputar tanpa menimbulkan pengaruh). Jika dibiarkan tanpa adanya campur tangan pemerintah, akan sampai pada kemacetan pembangunan (stagnasi).

Akibatnya, terjadi proses pelapukan kebudayaan atau peradaban masyarakat menjadi menurun. Oleh karena itu, maju mundurnya suatu masyarakat bergantung pada masyarakat itu sendiri dalam menanggapi setiap gejala perubahan yang ada di lingkungannya.

Perubahan sosial ke arah kemajuan merupakan perubahan yang diinginkan oleh setiap masyarakat. Kadang-kadang perubahan sosial tidak diinginkan oleh kelompok masyarakat tertentu karena perubahan tersebut dianggap dapat mengganggu kehidupan mereka yang telah mapan. Perubahan sosial dapat pula mengakibatkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian, ada beberapa faktor yang cukup berperan dan berpengaruh terhadap diterima atau tidaknya suatu perubahan oleh masyarakat, antara lain sebagai berikut.

1. Adanya sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal yang baru. Contohnya, masyarakat tersebut mengadakan kebiasaan yang berhubungan dengan kebudayaan lain. 2. Suatu unsur baru dapat diterima oleh suatu masyarakat apabila unsur baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang dianut. 3. Corak struktur sosial masyarakat menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Struktur sosial yang tertutup akan sulit menerima kebudayaan baru. 4. Unsur kebudayaan baru akan dapat diterima oleh suatu masyarakat apabila telah ada dasar unsur-unsur kebudayaan sebelumnya. 5. Unsur baru dapat diterima oleh warga masyarakat apabila telah terbukti kegunaannya. Adapun faktor-faktor pendorong terjadinya proses perubahan sosial, antara lain sebagai berikut.

a. Kontak dengan Masyarakat Lain

Adanya interaksi dengan masyarakat di luar masyarakatnya sendiri akan menimbulkan komunikasi yang saling mempengaruhi. Hal tersebut berakibat terjadinya penyebaran atau difusi suatu gagasan atau teknologi, dari masyarakat satu ke masyarakat lain yang dilakukan secara perorangan ataupun kelompok. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan merupakan difusi dari penemuan baru atau dapat juga dalam bentuk penyebaran informasi, teknologi, atau manfaat dari suatu lembaga masyarakat seperti KUD.

b. Difusi dalam Masyarakat

Proses penyebaran suatu gagasan atau hasil dari proses (produksi) dari dalam masyarakat itu sendiri, kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat yang bersangkutan.

Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas sehingga melewati batas tempat kebudayaan itu timbul. (Sumber: Sosiologi Suatu Pengantar, 1990)

c. Difusi Antar Masyarakat

Penyebaran unsur-unsur baru di masyarakat dapat berasal dari pengaruh masyarakat yang lain. Misalnya, adanya proyek percontohan di masyarakat petani dengan menerapkan sistem diversifikasi tanaman. Adanya sistem rotasi tanaman dengan beragam tanaman pada setiap musim berpengaruh terhadap kondisi kesuburan tanah dan hasil yang dicapai dapat melebihi hasil sebelumnya. Dengan adanya diversifikasi tanaman, harga dapat dipertahankan sehingga memberi keuntungan bagi petani. Difusi antar masyarakat dapat terjadi apabila proyek diversifikasi tanaman ini dicontoh oleh petani-petani dari daerah lain.

d. Sistem Pendidikan yang Maju

Kemajuan suatu bangsa atau masyarakat dapat dilihat dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Perkembangan zaman akan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yang tidak lain dipenuhi melalui bidang pendidikan. Berkembangnya pendidikan akan mendorong terjadi perubahan sosial. Pendidikan membuat seorang individu mengetahui banyak hal dan mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada kehidupan masyarakat lain, melalui pola pikir yang maju dan terpelajar. Pendidikan dapat menyejajarkan masyarakat yang sedang berkembang dengan masyarakat yang maju Dorongan terjadinya perubahan sosial senantiasa terdapat di dalam setiap kehidupan, terutama ditunjang oleh keinginan untuk berubah. Adapun faktor penghambat atau yang menghalangi terjadinya perubahan sosial antara lain sebagai berikut.

a. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat yang Lain

Akibat kurangnya hubungan dengan masyarakat luar sehingga informasi yang dapat menunjang pembangunan pada masyarakat tidak dapat diterima dengan baik.

b. Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat

Latar belakang pendidikan masyarakat yang rendah menyebabkan sempitnya pola pikir seorang individu. Akibatnya, masyarakat tidak mengalami kemajuan. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat disebabkan oleh masyarakat itu sendiri karena merasa cukup dengan pengetahuan yang dimilikinya, masyarakat tidak siap menerima perubahan.

c. Sikap Masyarakat yang Tradisional

Sikap masyarakat ini lebih memihak masa lampau karena masa tersebut merupakan masa yang penuh kemudahan menurut beberapa kelompok. Tradisi yang berlaku sebagai warisan masa lampau tidak dapat diubah dan harus terus dilestarikan. Hal ini dapat menghambat perubahan, terutama beberapa kelompok yang konservatif dan ingin tetap bertahan dalam kepemimpinan masyarakat.

Perspektif

Materialis

Kubu perspektif materialis memandang bahwa perubahan sosial terjadi karena

adanya faktor material yang menyebabkannya. Faktor material tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi dan teknologi yang berhubungan dengan ekonomi produksi. Pada dasarnya, perspektif ini menyatakan bahwa teknologi baru atau moda produksi baru menghasilkan perubahan pada interaksi sosial, organisasi sosial dan pada akhirnya menghasilkan nilai budaya, kepercayaan dan norma.

kubu materialis yang memandang bahwa faktor budaya material yang menyebabkan perubahan sosial, perspektif idealis melihat bahwa perubahan sosial disebabkan oleh faktor non material. Faktor non material ini antara lain ide, nilai dan ideologi. Ide merujuk pada pengetahuan dan kepercayaan, nilai merupakan anggapan terhadap sesuatu yang pantas atau tidak pantas, sedangkan ideologi berarti serangkaian kepercayaan dan nilai yang digunakan untuk membenarkan atau melegitimasi bentuk tindakan masyarakat. Perubahan sosial di Indonesia antara lain perubahan pola perilaku. Hal ini disebabkan karena globalisasi dan modernisasi. Modernisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan proses pergeseran sikap dan mentalitas warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan hidup masa kini, sedangkan globalisasi menurut Selo Soemardjan adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. Perubahan sosial masyarakat Indonesia ditandai dengan munculnya sifat egoisme. Perubahan corak kehidupan (dari masyarakat rural yang bersifat kekeluargaan ke masyarakat urban yang berciri individualistik). Dengan tuntutan pembangunan yang diarahkan ke pembangunan partisipatif, masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan. Sehingga pola perilaku masyarakat sekarang yang individualis bukan menjadi hambatan pada pembangunan karena pembangunan di Indonesia diarahkan untuk hajat hidup masyarakat, sehingga perubahan sosial yang terjadi diharapkan mampu menjadi stimulan ke arah yang lebih baik. Perencanaan pembangunan di Indonesia diarahkan ke perencanaan yang partisipatif. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa apabila masyarakat ikut berperan dalam pembangunan maka kecilkemungkinan terjadinya penyimpangan kebijakan pembangunan dari pemerintah dengan pembangunan kecil yang dibuat oleh masyarakat. Perubahan sosial di Indonesia seperti perubahan cara pandang, pola pikir dan tingkah laku yang notabene berawal dari kekeluargaan berubah ke arah individualistic diharapkan bukan hambatan yang mendasar. Perubahan sikap individual sebenarnya dapat memicu seseorang untuk menjadi manusia yang lebih pandai dalam menyikapi tuntutan kehidupan pada masa globalisasi dan modernisasi yang terjadi belakangan ini. Karena perubahan sosial membentuk pola pikir yang lebih ilmiah dan rasional sehingga sumberdaya manusianya menjadi lebih berkualitas dan membentuk tenaga ahli dan professional dalam pembangunan. Seperti dikutip dalam Wertheim (1999:257) bahwa

periode perubahan sosial yang bergejolak dan keras yang dilewati bangsa Indonesia mendorong kemajuan sosial, meskipun ada tekanan politik dan ekonomi. Tidak ada kekuatan di bumi ini yang dapat menolak kecenderungan perkembangan sosial. Kemanjuan ilmu, teknologi dan perkembangan zaman yang tidak dapat ditolak seharusnya menjadi dasar dalam pembangunan. Informasi yang beredar tentang pembangunan yang berhasil di negara lain mampu dijadikan sebagai tolok ukur dalam pembangunan di Indonesia. Media sosial di Indonesia, yang dinilai sangat dinamis dan bakal terus berkembang sehingga menjadi salah satu penggerak perubahan sosial di Indonesia. Pemerintah pun sudah mulai berupaya untuk menuju pembangunan Indonesia yang maksimal. Terbukti dari upaya reshuffle kabinet Indonesia Bersatu jilid II yang dikukuhkan tanggal 19 Oktober 2011 dimaksudkan pemerintah untuk mencapai negara Indonesia yang lebih baik. Memang tidak dapat dipungkiri, perubahan pasti akan banyak yang kurang mendukung, tetapi perlu dikaji kembali bahwa perubahan tidak akan bisa dipungkiri karena dengan perubahan akan diketahui adanya perbedaan mendasar sehingga upaya pembangunan untuk mencapai tujuan nasional yang tercantum dalam Preambule UUD 1945. Mari kita telaah bahwa perubahan sosial seharusnya bukan menjadi hambatan dalam pembangunan, tetapi sebagai katalisator dalam mewujudkan Indonesia ke arah yang lebih baik. Penutup A. Kesimpulan Perubahan sosial di Indonesia ditandai dengan adanya perubahan pola perilaku masyarakatnya, perubahan sosial tidak dapat dihindari karena merupakan suatu proses yang sudah ada sejak lama. Pada kenyataannya, perubahan sosial tidak hanya membawa dampak negatif tetapi juga membawa dampak positif. Perubahan sosial dapat dianalogikan sebagai proses adaptasi terhadap dinamika sosial yang ada di lingkungan karena proses adaptasi merupakan proses penyesuaian diri ke arah yang lebih baik. Selama arah perubahan sosial belum menunjukkan proses yang lebih baik maka perubahan akan selalu mencari jalan dan celah untuk menuju ke arah yang lebih baik. Dinamika perubahan sosial di Indonesia tidak dapat dihindarkan dalam proses pembangunan. Pembangunan dimaksudkan untuk Indonesia yang lebih baik berkaitan dengan perubahan sosial. Perubahan sosial terjadi pada masyarakat yang merupakan agen dalam pembangunan membawa pengaruh bagi kelancaran pembangunan karena pembangunan Indonesia yang mengarah ke pembangunan partisipatif. B. Saran Adanya perubahan sosial sebagai proses dalam pembangunan di Indonesia, diharapkan semua kalangan baik masyarakat maupun pemerintah menjalin kerjasama agar proses pelaksanaan pembangunan dapat tewujud dan tujuan nasional dapat tercapai. Pada dasarnya, pembangunan diarahkan ke kondisi better dan untuk hajat hidup masyarakat banyak. Oleh karena itu, setiap partisis masyarakat tidak boleh mempunyai sikap yang kontra terhadap pembangunan. Proses perubahan sosial melalui modernisasi dan globalisasi sebaiknya diambil dampak positifnya karena dampak positif seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan tentuny

Tujuan Pembangunan Tujuan pembangunan di negara manapun tentunya untuk kebaikan masyarakatnya dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Siagian dalam Nawawi (2009), pada umumnya komponen yang dicita-citakan dalam keberhasilan pembangunan adalah bersifat relatif dan sukar membayangkan tercapainya titik jenuh yang absolut, dan yang sudah tercapai tidak mungkin ditingkatkan lagi, seperti: keadilan sosial; kemakmuran yang merata; perlakuan yang samadimata hukum; kesejahteraan material, mental, dan spiritual; kebahagian untuk semua; ketentraman; serta keamanan. Untuk mencapai tujuan ini, maka masyarakat harus lebih berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan yang meliputi keterlibatan aktif, keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab, serta keterlibatan dalam memetik hasil dan manfaat (Tjokroamidjojo dalam Nawawi, 2009). Menurut Zulkarimen Nasution (2004), yang menjadi tujuan umum (goals) pembangunan adalah proyeksi terjauh dari harapan-harapan dan ide-ide manusia, komponenkomponen dari yang terbaik yang mungkin, atau masyarakat ideal yang terbaik yang dapat dibayangkan. Tujuan khusus (objectives) pembangunan adalah tujuan jangka pendek, biasanya yang dipilih sebagai tingkat pencapaian sasaran dari suatu program tertentu. Sedangkan target pembangunan adalah tujuan-tujuan yang dirumuskan secara konkret, dipertimbangkan rasional dan dapat direalisasikan sebatas teknologi dan sumber-sumber yang tersedia, yang ditegakkan sebagai aspirasi suatu situasi yang ada dengan tujuan akhir pembangunan. KONSEP PEMBANGUNAN YANG IDEAL Pembangunan sangat diperlukan untuk menciptakan suatu masyarakat yang lebih baik dan maju sesuai tuntutan jaman. Pada dasarnya, pembangunan yang diharapkan adalah pembangunan yang berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, menurunkan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan berkeadilan sosial. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan dalam semua segi kehidupan dan penghidupan bangsa menuntut komitmen seluruh komponen masyarakat. Idealnya, berdasarkan strategi dan rencana pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah, semua warga masyarakat turut menjadi pemain dan tidak ada yang sekedar menjadi penonton. Memang benar bahwa jenis, intensitas, dan ekstensitas keterlibatan berbagai pihak berbedabeda karena pengetahuan, keterampilan, pemikiran intelektual, waktu, tenaga, dan kesempatan yang dimiliki juga beraneka ragam. Meskipun penyelenggaraan kegiatan pembangunan tidak menggunakan pendekatan elitist, namun kelompok elit dalam masyarakat harus memberikan kontribusi yang lebih substansial dibandingkan dengan warga masyarakat yang lain (Siagian, 2008). Perubahan Sosial Terencana Perubahan sosial terencana merupakan perubahan yang diatur oleh aktor-aktor tertentu dalam mewujudkan tujuan yang sama. Aktor-aktor tersebut menyusun strategi, ide, dan program dengan sistimatis bahkan dijadikan sebagai acuan normatif seperti misalnya Negara melalui birokrasi untuk mewujudkan tujuan kesejahteraan masyarakat (merubah Negara miskin menjadi Negara berkembang, Negara berkembang menjadi Negara maju) direncanakan dan ditetapkan program-program bersama jadwal untuk mewujudkan tujuan tersebut. Perubahan Sosial Tidak Terencana

Perubahan sosial tidak terencana adalah perubahan sikap dan perilaku manusia disebakan oleh lingkungan dan kondisi yang ada seperti misalnya perubahan perilaku komunikasi manusia, sebelum memasuki abad teknologi manusia tidak pernah membayangkan diabad sekarang ini (abad modern) manusia tidak lagi hanya komunikasi tatap muka namun bisa dilakukan dengan cara jarak jauh melalui Handpon (HP), Internet (Email, Twiter, Feecbook, Dll

1. Pemecahan Masalah Sosial


Soetomo menguraikan sebagaimana diketehui, masalah sosial kondisi yang tidak diharapkan, karena mengandung unsur yang merugikan, baik fisik maupun non fisik, atau merupakan pelanggaran terhadap norma maupun standar sosial. Masalah sosial juga dapat dikatakan sebagai penyakit sosial yang meresahkan masyarakat bahkan negara seperti misalnya tindakan teroris yang melakukan bom bunuh diri, bom buku, bom senter, bom tarmos,dll terhadap tempat umum atau individu. Ini menjadi masalah sosial ditengah kehidupan masyarakat dan bernegara. Oleh karena itu masyarakat, negara, dan pihak tertentu harus mengambil langkah untuk merubah tindakan terorisme menjadi sesuatu yang lebih baik dan dapat menciptakan keamanan dan kedamaian.

2. Percepatan Perubahan
Definis percepatan perubahan dalam konteks ini adalah mendorong perubahan alami menjadi perubahan terencanakan dengan tujuan dapat berubah lebih cepat. Langkah ini diatur oleh struktur sosial yang memiliki otoritas untuk mengatur dan mengarahkan struktur sosial dibawahnya seperti misalnya untuk merubah pola pikir tradisional masyarakat Baduy menuju pola pikir moderen dengan cara alami cenderung lambat, oleh karena itu perlu direncanakan oleh pemerintah terkait untuk merubah lebih cepat melalui program pembangunan yang dianggap tepat.

3. Memotong Lingkaran Kemiskinan


Perubahasan sosial dalam model ini mengarah pada pembangunan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang berada pada lingkaran kemiskinan diusahakan untuk merubah menuju masyarakat yang sejahtera sandang pangan. Langkah ini tentu berawal dari inisiatif negara dan didorong oleh kemauan keras masyarakat itu sendiri.

4. Transformasi Struktur dan Antisipasi Dampak


Berdasarkan perspektif struktural fungsional, kondisi pembangunan sangat tergantung dari struktur sosial yang ada. Jika struktur sosial korup maka pembangunan akan bertumpu pada struktur sosial tertentu dan distribusi kekuasaan terpusat pada struktur tertentu pula

akhirnya keadilan yang dinginkan tidak dapat terwujud dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perubahan atau reformasi struktur sosial menuju struktur yang mampu mewujudkan keadilan dan kesejahteraan. Good and Political Will seluruh lapisan sosial utamanya negara adalah hal utama yang harus dimiliki dalam melakukan transformasi struktur serta menjaga struktur baru agar berjalan dengan baik dan dapat mewujudkan citacita dan tujuan yang dinginkan. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Ada beberapa alasan atau faktor kenapa perubahan sosial cenderung lambat dan bahkan jalan ditempat. Berikut diuraikan penghambat perubahan sosial.

Kurangnya Hubungan Dengan Masyarakat Lain


Individu atau masyarakat yang tidak memiliki atau tidak mau memiliki akses untuk berhubungan dengan masyarakat lain. Dadot (2011) bahwa masyarakat tersebut tidak dapat mengetahui perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat lain di luarnya. Jika hal tersebut tetap berlangsung, atau bahkan tidak sepanjang masa maka akan menyebabkan kemunduran bagi masyarakat yang bersangkutan, sebab mereka tidak memperoleh masukan-masukan misalnya saja pengalaman dari kebudayaan lain, yang dapat memperkaya bagi kebudayaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, faktor ketertutupan atau kurangnya hubungan dengan masyarakat atau kebudayaan lain, menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat atau menghalangi bagi proses perubahan sosial dan budaya di dalam masyarakat.

Tradisi dan Adat


Karena tradisi dan adat merupakan aktivitas yang dilakukan secara berulang-ulang dan dianggap sebagai aktivitas yang sakral oleh masyarakat tertentu maka tidak gampang untuk dirubah meskipun aktivitas itu mengorbankan harta bahkan jiwa seperti misalnya tradisi Ngayau (potong kepala) suku Dayak Iban di Kalimantan Barat.

Kepentingan Politik yang Tertanam Kuat


Negara negara yang memiliki sistem politik tertutup (otoriter, monarki, sosialis) memiliki kepentingan politik yang tertanam kuat akhirnya perubahan pada struktur sangat sulit dilakukan termasuk pergantian pimpinan negara

You might also like