You are on page 1of 16

Pencernaan dan Oksidasi Intera Sel Sub Materi : 4.1 Lisosom 4.

2 Mikrobodi

A. STANDAR KOMPETENSI Mendeskripsikan pencernaan dan oksidasi intrasel pada lisosom dan mikrobodi B. KOMPETENSI DASAR Menguasai mekanisme terjadinya pencernaan dan oksidasi intrasel C. INDIKATOR 1. Mampu mendeskripsikan pencernaan intrasel pada lisosom 2. Mampu mendeskripsikan pencernaan intrasel pada mikrobodi 3. Mampu mendeskripsikan oksidasi intrasel pada lisosom 4. Mampu mendeskripsikan pencernaan intrasel pada mikrobodi

D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat mejelaskan pencernaan intrasel pada lisosom 2. Mahasiswa dapat mejelaskan pencernaan intrasel pada mikrobodi 3. Mahasiswa dapat mejelaskan oksidasi intrasel pada lisosom 4. Mahasiswa dapat mejelaskan pencernaan intrasel pada mikrobodi

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%22%

E. MATERI PEMBELAJARAN 4.1 LISOSOM Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Dalam Subowo (2007) lisosom merupakan organela yang sangat heterogen baik dalam bentuk dan ukurannya dan tidak dapat ditunjukkan dengan jelas melalui pengmatan mikroskop elektron. Lisosom adalah organella sitoplasmik terbungkus membran, mengandung berbagai jenis enzim hidrolik yang memiliiki kemampuan untuk memecah hampir seluruh jenis molekul biologis (Tim Dosen. 2012). Jadi, lisosom adalah organel yang dibungkus oleh membran yang berisi enzim hidrolitik yang berfungsi sebagai pemecah molekul dalam sel. Lisosom ditemukan oleh de Duve dkk., pada awal tahun 1950 setelah mempelajari distribusi beberapa jenis enzim yang terlibat di dalam metabolisme karbohidrat. Salah satu enzim yang terlibat di dalam metabolisme karbohidrat. Salah satu enzim yang dipelajari adalah fosfataseasam yang memecah gugus fosfat pada beberapa fosfat yang mengandungester fosfat (adnan, 2012) Mikrobodi adalah organella yang hampir sama dengan lisosom, hanya saja mikrobodi mengandung enzim katalase dan berbagai jenis enzim oksidase (Tim Dosen.2012). Contoh mikrobodi adalah peroksisom. Peroksisom adalah organel yang mengandung banyak enzim katalase. Enzim katalase berfungsi menguraikan senyawa beracun peroksida (H2O2). Hasil penguraian peroksida berupa air (H2O) dan oksigen(O2). Pada hewan, peroksisom banyak terdapat di dalam hati dan ginjal. Peroksisom yang hanya terdapat pada tumbuhan disebut glioksisom. Glioksisom berfungsi mengoksidasi asam lemak. Organel ini banyak ditemukan di dalam jaringan lemak pada biji yang sedang berkecambah. (Anonim, 2012)

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%23%

Pembentukan dan Nasib Lisosom Asal dan pembentukan lisosom telah dipelajari dengan sangat intensif dari berbagai hasil temuan, ada dua pendapat yang berkenaan dengan asal dan pembentukan lisosom, yaitu: 1. Berbagai bukti telah ditemukan bahwa protein-protein hidrolitik dibentuk oleh ribosom yang terdapat pada retikulum endoplasma.Dari retikulum endoplasma kasar, selanjutnya protein tersebutditranslokasikan menuju permukaan pembentukan badan golgi untuk diproses lebih lanjut. Setelah itu, protein-protein hidrolitik dikemas dan dibungkus dalam bentuk vesikula-vesikula untukselanjutnya dilepaskan sebagai lisosom primer. 2. Protein-protein hidrolitik dibentuk pada ribosom yang terdapat

padaretikulum endoplasma kasar, selanjutnya ia dilepaskan dalambentuk vesikula menuju daerah GERL (Golgi associated Endoplasmic Reticulum giving rise to Lisosom ) yang berdekatandengan daerah permukaan matang badan golgi. Dari GERL,selanjutnya dilepaskan vesiula-vesikula yang disebut lisosom primer.

Gambar. 4.1. Lisosom Sumber: (http://id.wikipedia.org/wiki/Lisosom)

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%24%

Lisosom yang pertama dibentuk oleh sel dan belum terlibat dalam aktivitas pencernaan sel disebut lisosom primer. Sedangkanlisosom sekunder adalah lisosom yang merupakan hasil fusi berulang antara lisosom primer dengan berbagai substrat yang berbatas membrann. Dengan demikian, lisosom sekunder telah terlibat dalam aktivitas pencernaan sel dan di dalam lumennya terdapat substrat dan enzim-enzimhidrolitik. Lisosom sekunder memiliki dua fungsi yang berbeda, yaitu: 1. Heterolisosom, yaitu bila substrat yang dicerna berasal dari luar sel.Dengan demikian, heterolisosom dibentuk dari hasil fusi antaralisosom primer dengan fagosom atau endosom. Heterolisosom sering disebut sebagai vakuola pencerna. (Albertet al .1983) membagi heterolisosom menjadi dua tipe, yaitu: Vakuola pencerna, yaitu hasil fusi antara fagosom (partikel-partikel yang difagositosis seperti bakteri) dengan lisosom primer. Badan-badan multivesikula, yaitu hasil fusi antara beberapa endosom (substrat yang masuk secara endositosis dan bukan dalam bentuk partikel) dengan lisosom primer. Dengan demikian, badan-badan multivesikula merupakan kantung-kantung berbatas membran dimana di dalamnya mengandung banyak vesikula-vesikula kecil dengan diameter berkisar 50 nm. 2. Vakuola autofagi atau autolisosom, yaitu lisosom yang mengandung dan mungkin mencerna substrat-substrat intraseluler yangberbatas membran (sitosegresom), misalnya organel-organel intraseluler seperti mitokondria. Autolisosom dibentuk dari hasil fusi antara sitosegresom dengan lisosom primer.

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%35%

Gambar. 4.2. Heterofagi Dan Autofagi Seluler Sumber : (http://id.wikipedia.org/wiki/heterofagi dan autofagi)

Di dalam sel, sesungguhnya terdapat kerjasama yang erat antara heterolisosom dengan autolisosom. Selama heterofagi berlangsung, proteinprotein ditempatkan di dalam vesikula-vesikula endosom, kemudian berfusi dengan lisosom primer dan selanjutnya mengalami hidrolisis. Selama auto-fagi, sitosegresom berfusi dengan lisosom primer membentuk autolisosomdan memasuki siklus pencernaan intrasel. (Anonim, 2012) Enzim-enzim Lisosom Yang khas dari lisosom adalah terdiri atas sekitar 50 enzim hidrolitik yang berbeda yang dihasilkan di dalam RE kasar. Enzim ini disebut dengan lisozom. Enzim-enzim ini dapat menghidrolisis semua bentuk makromolekul antara lain polisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat, dan protein. Enzim hidrolisis tersebut bekerja optimum pada pH asam (sekitar 4,6). Kondisi asam ini dihasilkan dari pompa proton di membran organel. Lisosom dapat mempertahankan kondisi asam ini dengan cara membran lisosom memompa ion hidrogen dengan menghunakan bantuan ATP dari sitosol ke dalam lumen lisosom. Proses masuknya ion hidrogen ini karena membran lisosom mengandung protein integral yang kandungan

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%36%

glikosilatnya tinggi dan terdapat garis pelindung dari karbohidrat yang mampu melindungi membran dari kerusakan.

Tabel. 4.1 Enzim yang terdapat di Lisosom (Juwono & Juniarto. 2000) Enzim Phosphatase : Acid phosphatase Acid phosphodiesterase Nucleases : Acid ribonuclease Acid deoxyribinuclease Proteases : Cathepsin Collagenase GAG-hydrolizing enzymes : Iduronate Sulfatase -galactosidase Heparan N-sulfatase "-N- Acetylglucosaminidase Polysaccharidases Oligosaccharidases: "-glucosidase Fucosidase "-manosidase Sialidase Sphingolipid enzymes : Ceramidase Glucocerebosidase #-Hexosaminidase hydrolyzing Ceramide Glucosylceramide GM2ganglioside Galactosylsulfatide dan Glycogen Fucosyloligosaccharides Mannosyloligossacharides Sialyloligosaccharides Dermatan sulfate Keratan sulfate Heparan sulfate Heparan sulfate Protein Collagen RNA DNA Phosphomonoesterus Phosphodiesters Substrat

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%37%

Arylsulfatase Lipid hidrolysing enzimes : Acid lipase Phospholipase Triacylglycerols Phospholipids

Enzim-enzim yang dikemukakan memiliki ciri umum sebagai berikut: Seluruh enzim lisosom merupakan enzimm hiidrolase, yaiuu enziim yang memecah substra melalui mekanisme innsersi molekul air Bekerja optimal pada suhu asam Memiliiki siagat resisten terhadap aktifitas autolisis Beberapa memiliki bagian yang terdiri dari karbohidrat. (Tim Dosen. 2012). Proses Pencernaan oleh Lisosom Proses lisosom dapat diuraikan sebagai berikut, misalnya sel menelan benda asing berupa bakteri secara fagositosis, maka bakteri itu dimasukkan ke dalam vakuola. Vakuola berisi bakteri dan segera datangi lisosom. Membran lisosom dan membran vakuola bersinggungan, kemudian membran tersebut bersatu. Enzim dari lisosom masuk ke dalam vakuola, kemudian segera mencerna bakteri. Enzim lisosom tidak aktif mencerna jika membran lisosom utuh (tidak pecah). Apabila membran pecah, maka enzim lisosom akan keluar dari membran dan mencerna sel itu sendiri. ada pun Kegagalan dalam proses pencernaan oleh lisosom dapat menyebabkan penyakit silikosis, rematik, dan penyakit Tay-Sachs. Fungsi Lisosom 1. Pencernaan materi ekstrasel. Pada proses pencernaan materi ekstrasel, lisosom mencerna benda-benda asing yang tidak diinginkan yang berada di luar sel seperti bakteri dan lain-lain.

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%38%

2. Pencernaan organel intrasel, yang bertujuan untuk memusnahkan organel yang sudah tua, misalnya mitokondria, sehingga dapat digantikan oleh organel yang masih baru. 3. Materi ekstrasel yang akan dicerna oleh lisosom dibawa masuk melalui mekanisme endositosis, yaitu ambilan sel bahan dari lingkungan oleh invaginasi membran plasma yang meliputi: (http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/penyakitgangguan-penyimpanan-lisosom) Endositosis Endositosis dapat dibedakan ke dalam 2 kategori : Bulk-phases endocytosis (dikenal juga sebagai pinositosis) dan Receptor-mediated endocytosis. a. Bulk-phases endocytosis adalah pengambilan cairan dari bagian ekstraselular untuk dibawa ke bagian dalam sel. Bulk-phases endosistosis juga dapat digunakan untuk memindahkan bagian dari membran plasma ke organel lain yang membutuhkan dan mengembalikan kembali bagian tersebut ke membran plasma. b. Receptor-mediated endocytosis adalah pengambilan makromolekul (ligand) yang spesifik dari bagian luar. Makromolekul ini akan terikat pada reseptor yang terletak pada bagian luar membran plasma. Molekul yang diambil menuju sel dengan cara endositosis berjalan melewati endocytic pathway. Ada dua tipe reseptor yang berperan dalam endositosis. Reseptor tersebut terletak pada bagian luar membran plasma. Reseptor pertama adalah Houskeeping receptors, yang bertanggung jawab dalam pengambilan materi yang akan digunakan oleh sel. Reseptor yang kedua adalah Signaling receptors, yang bertanggung jawab dalam pengikatan ligan di bagian ekstraseluler yang membawa pesan untuk mengubah aktivitas di dalam sel. Molekul yang ditangkap oleh reseptor di membran plasma ditransportasikan ke endosom. Endosom berperan sebagai pusat pendistribusian selama endositosis berlangsung. Cairan yang terdapat di dalam endosom di jaga keasamannya dengan adanya sebuah H+-ATPase di membran endosom. Endosom dapat dibagi menjadi

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%39%

dua, yaitu early endosom yang terletak di daerah sekitar dalam sel, dan yang kedua adalah late endosom yang tereletak lebih dekat ke bagian nukleus. Early endosom dan late endosom dapat dibedakan dari berat jenisnya, pH dan komposisi protein. Autofagi

Autofagi adalah suatu cara pendegradasian terhadap organel sel yang sudah tidak dapat berfungsi dengan baik yang dilakukan oleh lisosom tanpa kehilangan bahan kimia penyusunnya yang digunakan lagi oleh sel. Sebagai contoh dalam sel hati, mitokondria rata-rata berumur 10 hari. Mitokondria yang telah berumur 10 hari dan tidak berfungsi dilingkupi oleh sebuah organel yang berasal dari membran retikulum endoplasma membentuk autofagosom. Kemudian autofagosom bergabung dengan lisosom agar mitokondria dapat dihancurkan oleh enzim hidrolitik. Fagositosis Fagositosis dilakukan oleh beberapa tipe sel yang telah mengalami spesialisasi untuk mendegradasi partikel besar ( diameter > 0,5 $m) atau mikroorganisme dari lingkungan. Kebanyakan protista seperti amoeba dan siliata memenuhi kebutuhan makanan mereka dengan cara menangkap partikel makanan atau organisme yang lebih kecil. Partikel makanan yang ditangkap dimasukkan ke dalam organel yang disebut vakuola atau fagosom. Vakuola atau fagosom ini berasal dari sebagian kecil (cubitan ke arah dalam) membran plasma. Fagosom akan bergabung dengan lisosom, sehingga pertikel makanan yang ditangkap dicerna di dalam fagolisosom. (http://id.wikipedia.org/wiki/Lisosom

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%3:%

bakteri Membran plasma fagositosis (1) Endosom awal Endosom akhir fagosom

ekstraseluler

lisosom endositosis (2) mitokondria RE otofagosom otofagositosis (3) Tiga jalur transpor m enuju pencernaan lisosomal, yaitu m elalui endositosis (endosom), fagositosis (fagosom) dan otofagositosis (otofagosom)

Gambar. 4.3 Tiga Jalur Transportasi Pencernaan Lisosom Sumber : (http://id.wikipedia.org/wiki/transportasi pencernaan lisosom)

Peranan Lisosom Peranan fisiologi lisosom umumnya berhubungan dengan pencernaan intraseluler. Misalnya pencernaan makanan yang berlangsung pada protozoa dimana bahan-bahan yang berasal dari luar dicerna secara intraseluler atauheterofagi.Endositosis merupakan persyaratan bagi pencernaan intraseluler bahan eksogen dengan molekul tinggi. Bukti menunjukkan bahwa vakuola makanan dihasilkan dari fusi antara endosom dengan lisosom primer.Dalam darah, terdapat banyak sel-sel fagosit yang bekerja sebagai penghalang yang efektif dari invasi mikroorganisme atau benda-benda asing lainnya. Ada empat tipe fagosit darah, yaitu (i) Polymorpho Nuclear NeutroficLeukocytes (PMNs), (ii) Eosinofil, (iii) Basofil, dan (iv) Monosit. Meskipun keempat tipe tersebut bersirkulasi di dalam darah, neutrofil dan manosit memiliki kemampuan untuk meninggalkan aliran darah menghilangkan bahan-bahan dan mengembara asing dalam diseluruh jaringan jaringan dengan untuk cara

memfagositosisnya. Monosit di dalam jaringan akan berkembang menjadi dewasa danmenjadi sel-sel makrofag. Berbagai jenis makrofag antara lain histiosit dalam jaringan pengikat, makrofag alveolar di dalam paru-paru, sel-sel kuffer didalam jaringan hati, makrofag pelural di dalam peritoneal, osteoklas di dalamtulang, sel mikroglia di dalam sistim saraf pusat, sel schwann di dalam

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%3;%

serabut saraf perifer, sel sinvial tipe A di dalam ruang sendi, dan makrofag didalam jaringan limfoid dan jaringan ikat (Subowo, 2007). Penyakit Terkait Lisosom a. Lysosomal Storage Diseases Lysosomal storage diseases adalah penyakit keturunan yang memengaruhi metabolisme lisosom, terjadi karena mutasi di gen struktural sehingga kekurangan salah satu enzim hidrolitik aktif yang secara normal ada dalam lisosom. Substrat yang tidak tercerna akan menumpuk dan mengganggu fungsi seluler lainnya. Penyakit ini sangat jarang ditemukan, yaitu sekitar 1 dari 7700 kelahiran manusia. Salah satu contohnya adalah penyakit Pompe. Penyakit Pompe adalah penyakit genetik neuromuskular yang dapat terjadi pada bayi, anak-anak, dan manusia dewasa, yang membawa gen cacat dari orang tuanya. Gejala penyakit ini adalah perkembangan otot lemah, terutama pada otot untuk bernapas dan bergerak. Pada bayi, penyakit ini juga menyerang otot jantung. Penyebabnya adalah cacat pada gen yang bertanggung jawab untuk membuat enzim acid alpha-glucosidase (GAA) yang terletak pada kromosom 17. Enzim GAA ini hilang atau diproduksi dalam jumlah sedikit. Fungsi enzim ini untuk memecah glikogen, bentuk gula yang disimpan pada otot, sehingga terjadi penumpukan glikogen pada lisosom. b. Silikosis Hingga saat ini tidak ada obat untuk silicosis. Terapi diberikan hanya untuk meredakan gejala, terapi untuk komplikasi, dan mencegah infeksi saluran napas. Penting untuk memonitor gejala-gejala TB. Gejala pada saluran respirasi bisa diterapi dengan bronkodilator, meningkatkan asupan cairan. Pasien dengan kesulitan bernapas yang berat bisa diberi terapi oksigen dengan ventilator mekanik. Silikosis akut bisa meningkat menjadi gagal napas lengkap. Untuk pasien ini satu-satunya harapan adalah transplantasi paru. Perubahan gaya hidup dengan menghentikan rokok, mencegah infeksi dan melakukan vaksinasi

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%32%

influenza atau pneumonia, sebaiknya dianjurkan ke pasien. Pasien juga diminta melakukan latihan fisik dengan olahraga teratur. . c. Hiperproteinemia Hiperproteinemia adalah penyakit kelainan genetik yang ditandai dengan akumulasi sejumlah besar lipid dalam sel fagosit. Timbunan lemak ini disebabkan kekurangan enzim hipolitik dalam lisosom. Gejala yang ditimbulkan meliputi sakit perut, pemebesaran hati dan limpa, timbul benjolan - benjolan bernanah pada kulit akibat rusaknya sel fagosit. d. Mukopolisakaridoses Mukopolisakaridoses merupakan penyakit yang disebabkan enzim lisosomal tidak mampu memecah mukopolisakarida (glikosami nonglikan). Akibatnya, molekul ini terakumulasi pada lisosom sel jaringan pengikat dan sel saraf. Penderita penyakit ini mengalami gangguan mental dan diformasi skeleton (http://biologi.blogsome.com/2007/06/17/lisosom/). 4.2 Mikrobodi Mikrobodi adalah organel yang dibatasi oleh membran tunggal. Struktur mikro, bulat, diameter 0,2 1,5 m. Bagian matriksnya adalah amorf atau granuler. Pada setiap jaringan, matriks mikrobodi mengandung crystalline nucleoid atau bentuk kristalin dari urat oksidase, satu dari jenis enzim yang terdapat pada matriks. Pada jaringan hewan, mikrobodi tersebar pada seluruh bagian sel. Namun biasanya terdapat disekitar retikulum endoplasma. Pada sel tumbuhan, mikrobodi biasanya berdekatan dengan kloroplas. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan kerja antara kedua organel tersebut, khususnya pada jalur reaksi-reaksi daur glioksilat. Dua macam mikrobodi: Glioksisom dan Peroksisom. Glioksisom ditemukan pada sel tumbuhan dan Peroksisom terdapat pada sel hewan juga tumbuhan. Organel baru yang tidak selalu ada pada setiap ssel eukariotik ,namanya Glycosome. Glycosome tersebut dianggap sebagai mikrobodi khusus yang berisi sebagian besar enzim untuk jalur glikolisis.

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%33%

Komposisi Kimia Mikrobodi. Membran mikrobodi utamanya terdiri atas fosfatidilkolin,

fosfatidiletanolamin, fosfatidilinositol, fosfatidilserin dan dan kardiolipin. Membran mikrobodi bersifat permeabel terhadap sejumlah substansi-substansi seperti asam amino, asam alfa hidroksi, tetapi tidak permeabel terhadap nukleotida-nukleotida pirimidin, NADH, dan NADPH. Menurut Thorpe (1984) enzim-enzim yang terkandung di dalam mikrobodi antara lain: Katalase, NAD malat dehidrogenase, Hidrogen piruvat reduktase, Serin-glioksilat aminotransferase, aminotransferase, Glikolat oksidase, Glutamat-okslaoasetat aminotransferase, NADP-

Glutamat-glioksilat

isositratdehidrogenase, Urat oksidase, Xantin dehidrogenase, NAD gliserol fosfat dehidrogenase, Malat sintetase, Sitrat sintetase, Acinitase, Isositrat liase, Asam lemak KoA sintetase, Enzim-enzim oksidasi, Thiolase dan Allantoinase Asam amino oksidase, Peristiwa regenerasi koenzim pada mikrobodi berlangsung melalui peristiwa shuttle sehingga NAD dalam bentuk tereduksi dapat kembali melintasi membran. Terdapat dua jalu shuttle yaitu: 1. Jalur oksaloasetat-malat, berlangsung pada glioksisom 2. Jalur dihidroksi-asetonfosfat-gliserol-3-fosfat, berlangsung pada peroksisom. Fungsi Mikrobodi Mikrobodi berfungsi dalam oksidasi substrat, oksidasi asam lemak, siklus glikolat dan fotorespirasi. Di dalam glioksisom endosperm tumbuhan ditemukan sejumlah enzim yang berperan untuk oksidasi-b-asam lemak. Endosperm pada tumbuhan mengandung jaringan penyimpan lemak. Endosperm tumbuhan berperan untuk menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk berlangsungnya perkecambahan biji. Sumber energi untuk perkecam-bahan adalah karbohidrat dan bukan lipida. Jadi, perubahan lipida menjadi karbohidrat dilakukan dengan bantuan enzim-enzim glioksisom. Peroksisom pada mamalia, misalnya tikus,

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%34%

mampu mengoksidasi palmitat-KoA menjadi asetil-KoA dengan menggunakan O2 dan NAD sebagai akseptor elektron. (http://iymofialova.blogspo-

t.com/2010/12/mikrobodi.html) Daur Glioksilat Molekul asetil Ko A yang pertama berkondensasi dengan oksaloasetat membentu asam sitrat. Asam sitrat selanjutnya secara bertahap diubah menjadi isositrat. Enzim isositral liase mengkatalisis perubahan isositrat menjadi suksinat dan glioksilat. Reaksi glioksilat dengan molekul asetil Ko A yang kedua menghasilkan malat dan selanjutnya malat diubah menjadi oksaloasetat. Di dalam mitokondria, suksinat diubah menjadi malat dan pada akhirnya di dalam sitosol, malat diubah menjadi fosfoenolpiruvat melalui oksaloasetat untuk digunakan dalam pembentukan glukosa baru. Daur Glikolat Daur glikolat merupakan suatu rangkaian reaksi yang berlangsung di dalam peroksisom daun tumbuhan sehubungan dengan daur karbon di dalam kloroplas. Jalur ini merupakan jalur gabungan antara kloroplas, peroksisom, mitokondria, dan sitosol. Daur glikolat melaksanakan perubahan-perubahan senyawa-senyawa tidak terfosforilasi menjadi glisin, serin, dan senyawa C1, dan dalam keadaan tersebut berperan sebagai penghasil pra zat bagi biosintesis asam nukleat. (Poedjiadi, Anna. 1994).

Rangkuman

Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Dalam Subowo (2007) lisosom merupakan organela yang sangat heterogen baik dalam bentuk dan ukurannya dan tidak dapat ditunjukkan dengan jelas melalui pengmatan mikroskop elektron. Lisosom adalah organella sitoplasmik terbungkus membran, mengandung berbagai jenis enzim hidrolik

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%45%

yang memiliiki kemampuan untuk memecah hampir seluruh jenis molekul biologis (Tim Dosen. 2012). Jadi, lisosom adalah organel yang dibungkus oleh membran yang berisi enzim hidrolitik yang berfungsi sebagai pemecah molekul dalam sel. Lisosom sekunder memiliki dua fungsi yang berbeda, yaitu: 1) Heterolisosom, yaitu bila substrat yang dicerna berasal dari luar sel. heterolisosom di bagi menjadi dua tipe, yaitu: a) Vakuola pencerna. b) Badan-badan multivesikula. 2) Vakuola autofagi atau autolisosom, yaitu lisosom yang mengandung dan mungkin mencerna substrat-substrat intraseluler yang berbatas membran (sitosegresom), misalnya organel-organelintraseluler seperti mitokondria.

Autolisosom dibentuk dari hasil fusiantara sitosegresom dengan lisosom primer. Fungsi Lisosom yaitu: 1) Pencernaan materi ekstrasel. Pada proses pencernaan materi ekstrasel, lisosom mencerna benda-benda asing yang tidak diinginkan yang berada di luar sel seperti bakteri dan lain-lain. 2) Pencernaan organel intrasel, yang bertujuan untuk memusnahkan organel yang sudah tua, misalnya mitokondria, sehingga dapat digantikan oleh organel yang masih baru. 3) Materi ekstrasel yang akan dicerna oleh lisosom dibawa masuk melalui mekanisme endositosis, yaitu ambilan sel bahan dari lingkungan oleh invaginasi membran plasma yang meliputi: endositosis, autofagi dan fagositosis. Penyakit terkait lisosom adalah Lysosomal Storage Diseases, Penyakit Pompe, Hiperproteinemia, Mukopolisakaridoses Silikosis,

Mikrobodi adalah organel yang dibatasi oleh membran tunggal. Struktur mikro, bulat, diameter 0,2 1,5 m. Bagian matriksnya adalah amorf atau granuler. Mikrobodi berfungsi dalam oksidasi substrat, oksidasi asam lemak, siklus glikolat dan fotorespirasi. Di dalam glioksisom endosperm tumbuhan ditemukan sejumlah enzim yang berperan untuk oksidasi-b-asam lemak. Endosperm pada tumbuhan mengandung jaringan penyimpan lemak.

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%46%

Uji Konsep Setelah membaca bab ini coba berikan gambaran rinci dari posesn endositosis, autofagi dan fagositosis !

Tugas kelompok Diskusikan dengan teman saudara penyakit terkait lisosom

Tugas Mandiri 1. Tuliskan komposisi ribosom prokariotik dan eukariotik ? 2. Tuliskan penyakit yang terkait dengan lisosom? 3. Jelaskan fungs 4. Jelaskan komposisi kimia mikrobodi ? 5. Tuliskan fungsi mikrobodi ?

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%47%

You might also like