You are on page 1of 27

BAB III SISTEM PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK POLYCHEM INDONESIA Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power

Plant) memakai siklus Rankine.Polychem Indonesia menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan superheater dan reheater pada boilernya. 3.1.Siklus rankine sederhana (ideal)

Siklus ini terdiri dari 4 proses, yaitu: Proses 1-2 : kompresi isentropik dalam pompa Proses 2-3 : pemanasan air dalam boiler pada tekanan konstan (air menjadi uap) Proses 3-4 : ekspansi isentropik dalam turbin Proses 4-1 : pelepasan panas pada tekanan konstan dalam kondensor (uap air diembunkan menjadi air) Keterangan gambar : Air masuk pompa pada titik 1 dalam kondisi saturated liquid. Kemudian ditekan secara isentropik sampai mencapai tekanan boiler. Temperatur air sedikit naik selama proses tersebut karena menurunnya volume spesifik. Di dalam boiler air dipanaskan menjadi uap panas lanjut (superheated

steam). Uap panas lanjut ini masuk ke dalam turbin, dan berekspansi secara isentropik, sehingga menghasilkan kerja (WT out). Pada akhir ekspansi, fluida berada dalam fase cair dan uap, kemudian masuk ke kondenser pada tekanan konstan untuk pelepasan panas. Analisis siklus ideal : Asumsi untuk analisis siklus ideal : Tidak ada rugi-rugi tekanan pada komponen-komponen. Pola aliran pada tiap komponen secara steady flow. Perubahan energi potensial dan kinetik relative kecil, sehingga diabaikan. Tidak ada rugi-rugi panas ke lingkungan.

3.2.Siklus di POLYCHEM INDONESIA Siklus di Polychem Indonesia menggunakan siklus rankine dengan superheater dan reheater.

T
Q in hph + eco Q in Q in sh W hpt

5
Q in rh

3
W bfp Q in lph

4 walltube + down comer 6

2 1 2 8

7
W ipt

7
Wlpt

W cep

Q out

S Gambar 3.2. Siklus Rankine POLYCHEM INDONESIA


(Sumber : Diktat Kuliah)

Keterangan gambar : Proses 1-1 : Penaikan tekanan pada air menggunakan codensate extraction pump . Proses 1-2 : Pemanasan air pada low pressure heater . Proses 2.2 : Penaikan tekanan air menggunakan boiler feed pump . Proses 3-4 : Pemanas air menjadi uap air pada wall tube dan downcomer di dalam boiler . Proses 4-5 : Pemanas uap air menjadi uap panas lanjut ( superheater steam ) pada superheater Proses 5-6 : Ekspansi uap di dalam high pressure turbin Proses 6-7 : Pemanasan kembali uap yang keluar dari high pressure turbin yang terjadi di dalam superheater Proses 7-7 : Ekspansi uap yang keluar dari reheater di dalam intermediate pressure turbin . proses 7-8 : Ekspansi uap di dalam low pressure turbin tanpa mengalami pemanas ulang . Proses 8-1 : Pendingin uap menjadi air di dalam kondensor .

3.2.1 Mekanisme Sistem Daya Uap Sistem daya uap serta komponen utama pada Plant Co- Generation milik Polychem Indonesia digambarkan dengan skemasebagai berikut:

Gambar 3.1 Sirkulasi Air dan Uap Plant Cogen Sistem pembangkit uap pada Polychem Indonesia merupakan siklus tertutup ( closed cycle ) dengan menggunakan superheater dan reheater pada boiler . Adapun mekanisme system daya uap terdiri dari 2 buah siklus yaitu : siklus aliran uap dan siklus aliran air . Siklus aliran air di mulai dengan kodensor di mana temperatur air yang keluar dari kodensor ini sekitar 36,8 38,6oC kemudian air kondesat di pompakan ke deaerator dengan menggunakan CEP ( Condensate Exstraction Pump ) tetapi sebelum mencapai deaerator air kondensat ini melewati beberapa tingkat pemanas . pemanas awal terjadi dengan memanfaatkan uap panas yang di gunakan sebagai perapat pada poros turbin yang bisa di sebut dengan Gland Steam . Temperatur air yang keluar dari pemanas awal ini sekitar 60 oC Kemudian air melalui dua unit heater , yaitu Low Pressure Heater ( LP Heater ) 1 dan 2 . media pemanas yang di gunakan dalam LP Heater ini adalah uap yang berasal dari Low Pressure Turbin ( LP Turbin ) . Temperatur air yang keluar dari LP Heater 1 dan 2 masing-masing sekitar 55,2 oC.

Setelah melewati beberapa pemanas ini barulah air mencapai deaerator . Di dalam deaerator ini di pisahkan dengan gas-gas yang tidak di inginkan seperti oksigen . Hal ini di lakukan untuk menghindari gangguan pada system . Proses ini di lakukan dengan menyemprotkan uap panas pada air agar oksigen dapat di pisahkan dari air yang selanjutnya di buang ke udara . Selain berfungsi sebagai pemisah gas , deaerator juga berfungsi sebagai pemanas air sehingga temperatur air yang keluar dari deaerator mencapai 96,3 oC Kemudian dengan Boiler Feed Water Pump ( BFWP ), air dari deaerator di pompakan menuju boiler melalui tingkat pemanas . pemanas yang pertama melalui tiga tingkat High Pressure Heater ( HP Heater ) yaitu HP Heater 1 dan 2 . media panasnya berupa uap panas yang berasal dari Intermedite Pressure Turbine . kemudian air melalui tingkat pemanas selanjutnya yaitu : economizer , economizer ini berada di dalam boiler dengan memanfaatkan gas buang dari hasil pembakaran yang masih mempunyai temperature yang tinggi sebagai pemanasnya . Air yang keluar dari economizer memiliki temperature sekitar 300 OC Adapun tujuan dari pemanas-pemanas tersebut diatas adalah untuk memanaskan air yang masuk boiler agar perbedaan suhu air yang keluar dari boiler tidak terlalu jauh dari suhu air yang masuk kedalam boiler . Karena kalau perbedaan suhunya terlalu jauh maka batu bara yang di butuhkan sebagai bahan bakarnya lebih banyak dan juga tidak ada material pembuat boiler yang mampu menahan proses peningkatan temperature sampai setinggi itu. Air yang masuk ke boiler berkumpul pada Steam Drum . Di sini sudah di mulai terjadinya siklus aliran uap dimana Steam Drume selain sebagai tempat memasukkan air ke boiler juga tempat terjadinya pemisahan uap dan air . Ketika uap telah berbentuk uap tersebut di panaskan kembali oleh dua tingkat Superheater yaitu Primary Superheater dan Secondary Superheater . Uap yang keluar dari Superheater merupakan uap kering yang temperaturnya mencapai 485 -500 OC dengan tekanan 4,70 5,29 Mpa. Uap kering yang keluar dari Superheater di gunakan untuk memutar High Pressure Turbine ( HP Turbine ). Keluar dari High Pressure Turbin ini , uap mengalami penurunan temperatur dan tekanan . Kemudian uap di masukkan kembali ke dalam boiler melalui Reheater agar di capai temperatur semula untuk menggerakkan Intermedite Pressure Turbine ( IP Turbine ) dan Low Pressure Turbin ( LP Turbine ) . Antara HP Turbin , IP Turbine , dan LP Turbine terletak pada satu poros . Dengan demikian energi gerak yang di hasilkan ke tiga turbin tersebut terpusat pada poros utama . Dengan mengkopel poros utama pada generator maka energi gerak tersebut dapat di ubah ke dalam energi listrik . Uap yang keluar dari LP Turbine masuk ke dalam kodensor. Tekanan pada kondensor di usahakan serendah mungkin agar terjadi kodensasi uap secara cepat . Di dalam kodensor ini uap di ubah menjadi air dengan media pendingin air laut yang di isap oleh pompa kondensat ( Condensat Water Pump ) . Selanjutnya uap kondensat yang telah berubah menjadi air ini di pompakan oleh Condesate Exstration Pump menuju LP Heater dan Deaerator . Demikian seterusnya siklus aliran air dan uap ini berlangsung sehingga dapat menghasilkan tenaga listrik . 3.2.2 Siklus Batu Bara dan Abu

Batu bara di bongkar dari kapal selanjutnya di angkut dengan menggunakan Truk menuju tempat penyimpanan sementara ( Temporary Stock ) . Dan selanjutnya batu bara tersebut di bawa ke Coal Bunker di teruskan ke Coal Feeder yang berfungsi mengatur jumlah aliran batu bara ke Furnace . Di dalam Furnace , batu bara ini di hancurkan dari diameter 5 cm menjadi serbuk yang sangat halus seperti tepung dengan ukuran 200 mesh . Serbuk batu bara ini di campur dengan udara primer , yaitu : udara panas yang bersumber dari Primary Air Fan . Udara ini di manfaatkan untuk mendorong batu bara dari Coal bin melalui Coal feeder di boiler untuk proses pembakaran . Dalam Coal Feeder , Batu bara dicampur dengan udara primeri dan udara sekunderi sehingga terjai proses pembakaran persentase perbandingan udara adalah 80 % udara primer dan 30 % udara sekunderi dan di bantu dengan udara returen Fan untuk mengangkat abu yand di dalam cyglon sehingga terjadi sirkulasi batu bara yang belum terbakar sempurna dan yang sudah menjadi abu. Kemudian setelah terjadi pembakaran di hasilkan limbah abu . Abu tersebut terdiri dari 80% Fly Ash yang terbang terbawa aliran gas buang dan 20% berupa Buttom Ash yang jatuh dasar boiler . Fly Ash terbawa melewati Electrostatik Prescipitator akibat tarikan Induce Draft Fan . Induce Draft Fan berfungsi untuk menghisap abu terbang hasil pembakaran dan menjaga tekanan boiler pada 150 Pa, supaya jika terjadi kebocoran pada boiler , api tidak tersembur keluar boiler . Electrostatik Prescipitator berfungsi untuk menangkap 99,5% Fly Ash dengan sistem Elektrode dan dan 0,5% sisanya di buang melalui cerobong ( Stack/Cimney ). dari 99,5% Fly Ash itu di kumpulkan dan di ambil dengan alat Penumatik Transfer Tank ( PTT ) pada unit 1-3 dan menggunakan kompressor . Abu tersebut di gunakan sebagai material untuk bahan pembuat jalan , beton semen dan bahan bangunan (Conblock ) . Untuk menjaga agara abu yang di keluarkan dari cerobong tidak terakumulasi di daerah yang sempit , cerobong unit 1-3 di buat setinggi 80 meter. Sedangkan Buttom Ash jatuh di dasar boiler di buang dengan menggunakan gerobak dan di tamping di bak penampungan sementara. Abu Buttom Ash ini juga di gunakan sebagai material untuk bahan pembuat jalan, beton semen dan bahan bangunan (Conblock )

3.3 Dasar teori Boiler ( Ketel Uap)


Boiler (ketel uap) adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat menghasilkan uap bertekanan tinggi, dimana alat ini berisi air. Air didalam boiler dipanaskan hingga mendidih sampai menghasilkan uap kering, dan uap kering yans dihasilkan akan berubah menjadi tegangan tinggi Uap kering yang dihasilkan boiler akan mengerakkan turbin dan diteruskan ke generator untuk mengbangkit tenaga listrik. Uap (uap air) yaitu gas yang timbul akibat perubahan fase air cair menjadi uap (gas) dengan cara pendidihan (boiling).Uap air tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penggerak turbin untuk membangkitkan tenaga listrik dan pemanas peroduk di industry kimia khusus nya. Uap air yang digunakan bukan sekedar uap air saja,tetapi uap air bertekanan

tinggi yang dihasilkan dari boiler. Ketel uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang terttutup dari ujung pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa air. Jadi untuk menghadapi perkembangan turbin uap tentu perlu sarana pembangkit tenaga uap (baik dalam bentuk steam boiler maupur dalam bentuk lain). Bagian pemanas lanjut (superheater) ialah bidang pemanas (uap satu rasi) untuk menaikkan temperaturnya sehingga menaikkan energi potensial uap.Pemanas lanjut sangat penting untuk produksi uap panas lanjut bagi turbin uap, karena uap panas lanjut (adi panas) adalah uap kering ,syarat yang diperlukan dalam operasi turbin. Biasanya pemanas lanjut lanjut ini diklasifikasikan sebagai pemanas lanjut konveksi, pemanas lanjut radiasi atau pemanas lanjut kombinasi, tergantung pada bagaimana cara transfer energy termal. Biasanya diperlukan pula bahwa temperatur akhir uap tetap konstan meskipun beban ketel berberda. Uap air adalah sejenis fluida yang merupakan fase gas dari air, bila mengalami pemanasan sampai temperatur didih dibawah tekanan tertentu. Uap air tidak berwarna, bahkan tidak terlihat bila dalam keadaan murni kering.

3.4 Siklus Air dan Uap Untuk menghasilkan uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada boiler perlu diisikan air murni yang dihasilkan dari proses pemurnian air pdam yang dilakukan di Desalination Plant. Sebelum air diisikan kedalam Boiler, terlebih dahulu air tersebut diproses di Demineralisasi Plant. Tujuannya adalah untuk menurunkan kadar ion dalam air yang akan digunakan dalam siklus. Dalam suatu Pusat Pembangkit, sirkulasi air dan uap di dalam Boiler/Turbin berada dalam satu siklus tertutup. Air dan uap tersebut dipergunakan secara berulang-ulang. Begitu uap melewati turbin dan diekspansikan, uap tersebut dikondensasikan kembali menjadi air didalam Condensor. Air hasil Condensasi ini dikenal dengan nama Air Condensate. Sistem air pengisi merupakan bagian dari loop, dimana air kondensat dikeluarkan dari Condensor hotwel dan kemurnian, temperature dan tekanannya dinaikkan agar kualitas air memenuhi syarat kembali ke Boiler. Boiler Feed Water Pump bekerja memompakan air pengisi boiler dari Deaerator ke Steam Drum melalui HP Heater dan Economizer. Condensat Extraction Pump bekerja memompakan air menuju ke deaerator melalui LP Heater 1 & 2 Condensor Vacuum Pump yaitu komponen yang berfungsi untuk membuat vacuum pada ruang Condensor.

Gland steam Condensor berfungsi sebagai perapat supaya udara tidak masuk ke turbin. hal ini dilakukan dengan cara melewatkan uap dari auxilary steam. Pemanas awal tekanan rendah (LP Heater 1, 2), Deaerator, dan Pemanas awal tekanan tinggi (HP Heater 1,2) adalah pemanas-pemanas awal terhadap fluida kerja atau air pengisi (feed water) sebelum ditampung di Steam Drum. Steam/uap yang digunakan sebagai pemanas diambil dari uap keluaran Turbin tekanan rendah (LP Turbine 1, 2). Air yang telah melewati LP Heater 1, 2 dan Deaerator, selain berfungsi sebagai pemanas awal Deaerator juga berfungsi sebagai perlakuan/treatment fluida untuk mengikat udara menggunakan cairan kimia. Selanjutnya air dipompakan menuju Pemanas Awal Tekanan Tinggi (HP Heater 1,2). HP Heater 1 memanaskan fluida, kerja dengan memanfaatkan steam keluaran HP Turbine tingkat 1, HP Heater 2 memanaskan fluida, kerja dengan memanfaatkan steam keluaran dari cold reheat cross over steam. Di Deaerator terdapat 3 suplay uap untuk pemanas, pertama dari Auxiliary steam, kedua dari cold reheat cross over steam & ke tiga dari Extrction steam (uap bekas dari IP Turbine tingkat terakhir ) untuk operasi normal dari extraction steam IP Turbine tingkat terakhir. HP Heater berkonstruksi tipe pipa, dimana air pengisi mengalir melalui pipa dan dipanaskan oleh uap yang mengalir disekitar pipa. Deaerator modern terdiri dari dua bagian, yaitu bagian de-aerating dan tangki penyimpanan. Gasgas yang tidak terkondensasikan dikeluarkan dari sisi atas de-aerating dan stelah melalui Kondensor Ventilasi (Vent Condensor) kemudian kembali ke Kondensor utama untuk dikeluarkan dari sistem oleh pompa vakum/ejektor. Fluida kerja keluaran HP Heater 1, 2 dialirkan menuju Steam Drum melalui Economizer (pemanasan awal sebelum masuk ke Boiler dengan memanfaatkan gas bekas pembakaran dari Boiler). Fluida Kerja kemudian ditampung dalam Steam Drum/Main Drum, kemudian terjadi sirkulasi alamiah melalui Down Comer dan Wall Tube sesuai dengan berat jenis dari pada air tersebut, Wall Tube terpasang di 4 (empat) sisi dinding Boiler sehingga perpindahan panas disini berlangsung secara Radiasi, didalam Wall Tube sirkulasi air dan uap berlangsung secara alamiah karena perbedaan berat jenis antara air dan uap. dengan

Siklus Batubara dan Abu Batubara yang dibongkar dari kapal selanjutnya diangkut dengan menggunakan truuk menuju tempat penyimpanan sementara (Temporary Stock). Dan selanjutnya batubara tersebut dibawa ke Coal Bunker,melalui beberapa conveyor diteruskan ke Coal Feeder yang berfungsi mengatur jumlah aliran batubara ke furnace ( ruang pembakaran). Di dalam Crusr, batubara ini dihancurkan dari diameter 5 mm menjadi serbuk yang sangat halus seperti tepung dengan ukuran 200 mesh. Serbuk batubara ini dicampur dengan udara primer, yaitu udara panas yang bersumber dari Primary Air Fan. Udara ini dimanfaatkan untuk mendorong batubara dari Coal Bunker melalui Coal feeder menuju ke furnace di boiler untuk proses pembakaran. Dalam furnace, batubara dan udara primer dicampur dengan udara sekunder yang dipanaskan di dalam Secondary Air Heater dan dialirkan oleh Force Draft Fan. Dalam proses pembakaran persentase perbandingan udara adalah 45% udara primer dan 20% udara sekunder. Kemudian setelah terjadi pembakaran dihasilkan limbah abu. Abu tersebut terdiri dari 80 % Fly Ash yang terbang terbawa aliran gas buang dan 20% berupa Bottom Ash yang jatuh ke dasar boiler. Fly ash terbawa melewati Electrostatic Prescipitator akibat tarikan Induce Draft Fan. Induce Draft Fan berfungsi untuk menghisap abu terbang hasil pembakaran dan menjaga tekanan boiler pada -150 pa, supaya jika terjadi kebocoran pada boiler, api tidak tersembur keluar boiler. Electrostatic Prescipitator berfungsi untuk menangkap 99,5% Fly Ash dengan sistem elektrode dan 0,5% sisanya dibuang melalui cerobong (Stack). Dari 99,5% Fly Ash itu dikumpulkan dan diambil dengan alat PTT Air Delivery Store Pump pada ESP 1 dan pada ESP 2 - 3 menggunakan kompresor. Abu tersebut digunakan sebagai material untuk bahan pembuat jalan, beton semen dan bahan bangunan (conblock). Untuk menjaga agar abu yang dikeluarkan dari cerobong tidak terakumulasi di daerah yang sempit, cerobong untuk unit 1-3 dibuat setinggi 100 meter. Sedangkan Bottom Ash jatuh di dasar boiler ditampung oleh bak penampungan sementara. Abu Bottom Ash ini juga digunakan sebagai material untuk bahan pembuat jalan, beton semen dan bahan bangunan (conblock). Dampak Lingkungan Untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, Co-Generation Polychem Indonesia dilengkapi dengan sarana pengendalian dan pemantauan secara terus menerus agar memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah dalam hal ini Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup No. 02/MENLH/1988 tanggal 19 Januari 1988 tentang nilai ambang batas dan No. 13/MENLH/1995 tanggal 7 Maret 1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak. Oleh karena itu Co- Generation Polychem Indonesia dengan peralatan: 1. Electrostatic Precipitator, yaitu alat penangkap abu hasil sisa pembakaran dengan efisiensi 99,5% 2. Cerobong asap setinggi 80 meter agar kandungan debu dan gas sisa pembakaran sampai ground level masih dibawah ambang batas. 3. Peredam suara untuk mengurangi kebisingan yang ditimbulkan oleh suara mesin produksi. 4. Alat-alat pemantau lingkungan hidup 5. Pemasangan stack emission 6. Penggunaan low NOx burner

Komponen Utama dan Prinsip Kerja Komponen-komponen utama Polychem Indonesia adalah : 1. Boiler atau Steam Drum 2. Turbin 3. Generator 4. HP Heater & LP Heater 5. Condensor 6. Esp 7. Pompa air pengisi Steam Drum (Boiler Feedwater Pump)

1.Prinsip Kerja Boiler Prinsip kerja boiler secara umum adalah sebagai berikut : Air dialirkan dari Dearator ke pemanas awal tekanan rendah ( L.P. heater), oleh Condensate Extraction Pump. Selanjutnya air dialirkan ke pemanas awal tekanan tinggi (H.P. Heater ), oleh pompa air pengisi (Boiler Fedwater Pump). Kemudian air masuk ke dalam Steam Drum dan diubah menjadi uap kering di superheater. Uap kering inilah yang masuk dan memutar turbin tekanan tinggi. Dan turbin mentransmisikan ke generator untuk mengubah energi listrik/kinetik. Selanjutnya uap masuk ke

Condensor dan dikondensasikan dengan menggunakan pendingin air laut dan dipompakan kembali oleh pompa kondensat. Data Teknik Komponen Peralatan Utama Power Plant Polychem Indonesia a. Data teknik peralatan PI Co-Generation 1. Boiler(Ketel) Pabrik Pembuat Tipe Kapasitas : Sandong (Cina ) : CFB : 75 ton uap/jam

Tekanan uap keluar superheater : 5,29 Mpa Suhu uap keluar superheater Bahan bakar utama Bahan bakar penyalaan awal : 485o C : batubara : minyak solar

2. Turbin #1 Pabrik pembuat Tipe Kapasitas Tekanan uap masuk Temperatur uap masuk Tekanan uap keluar Kecepatan putar Jumlah tingkat : Qingdao Jieneng SteamTurbin, Cina : C 12 - 4 90/0, 981 : 12 MW : 4,60 - 5,1 Mpa : 460 -4,85o C : 2,26 2,75 mpa : 3000 rpm : 3 tingkat

Turbin tekanan tinggi Turbin tekanan menengah

: 12 sudu : 10 sudu

Turbin tekanan rendah 1 : 2 * 8 sudu Turbin tekanan rendah 2 : 2 * 8 sudu

3. Generator Listrik #1 Pabrik pembuat Kecepatan putaran Jumlah fasa Frekuensi Tegangan KW Arus Faktor daya Media pendingin Tegangan penguat medan Rasio : Sandong ( Cina ) : 3000 rpm/min : 3 fasa : 50 Hz : 10,500 kV : 15000 kW : 1031 A : 0,8 : Udara ( AF ) : 500 V :Y

Turbin #2 Pabrik pembuat Tipe : Qingdao Jieneng SteamTurbin, Cina : C 15 - 4 90/0, 981

Kapasitas Tekanan uap masuk Temperatur uap masuk Tekanan uap exstrak keluar Kecepatan putar Jumlah tingkat Turbin tekanan tinggi Turbin tekanan menengah

: 15 MW : 4,60 5,1 Mpa : 460 4,85o C : 2,26 2,75 mpa : 3000 rpm : 3 tingkat : 12 sudu : 10 sudu

Turbin tekanan rendah 1 : 2 * 8 sudu Turbin tekanan rendah 2 : 2 * 8 sudu

3. Generator Listrik #2 Pabrik pembuat Kecepatan putaran Jumlah fasa Frekuensi Tegangan KW Arus Faktor daya Media pendingin Tegangan penguat medan : Sandong ( Cina ) : 3000 rpm : 3 fasa : 50 Hz : 10,500 kV : 15000 kW : 1031 A : 0,8 : Udara ( AF ) : 500 V

Rasio Sistem Eksitasi

:Y

a. Penguat medan tanpa sikat (brushless exciter) Pabrik pembuat Kecepatan putar Tegangan Arus kW keluaran : Sandong ( Cina ) : 3000 rpm : 201 V : 255,6 A : 15000 kW

Dasar Teori Boiler Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik. Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui system pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah: (1) Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan (2) Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari lua r ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi,

digunakan economizeruntuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang. Tipe - Tipe Boiler Fire Tube Boiler Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi sebagai paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar. Water Tube Boiler Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water tube boilers yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket. Karakteristik water tube boilers sebagai berikut: Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi. Paket Boiler

Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap. Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer panas baik radiasi maupun konveksi yang tinggi. Ciri-ciri dari packaged boilers adalah: Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan penguapan yang lebih cepat.

Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki perpindahan panas konvektif yang baik. Sistim forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik. Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang lebih baik. Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya. Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya yaitu berapa kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass/ lintasan dengan dua set fire-tube/ pipa api dan gas buangnya keluar dari belakang boiler. Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC) Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistim pembakaran yang konvensional dan memberikan banyak keuntungan rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx. Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara, barang tolakan dari tempat pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah pertanian lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas ya ng luas yaitu antara 0.5 T/jam sampai lebih dari 100 T/jam. Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas melalui bed

partikel padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus, partikel tidak akan terganggu pada kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur naik, terbentuklah suatu keadaan dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara bed tersebut disebut terfluidisasikan. Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya, terjadi pembentukan gelembung, turbulensi yang kuat, pencampuran cepat dan pembentukan permukaan bed yang rapat. Bed partikel padat menampilkan sifat cairan mendidih dan terlihat seperti fluida - bed gelembung fluida/ bubbling fluidized bed. Jika partikel pasir dalam keadaan terfluidisasikan dipanaskan hingga ke suhu nyala batubara, dan batubara diinjeksikan secara terus menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu yang seragam. Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu sekitar 840OC hingga 950OC. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka pelelehan abu dan permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. Suhu pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien perpindahan panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan ekstraksi panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan dinding bed. Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan kecepatan masuk partikel. Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan menghindari terbawanya partikel dalam jalur gas. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler konvensional biasa yang ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistim seperti telah dipasang digabungkan dengan water tube boiler/ boiler pipa air konvensional. Batubara dihancurkan menjadi ukuran 1 10 mm tergantung pada tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara atmosfir, yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa dalam bed yang membawa air pada umumnya bertindak sebagai evaporator. Produk gas hasil pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu mengalir ke economizer, ke pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke atmosfir.

Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor memasok udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan. Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang dalam digunakan untuk mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembakaran dan peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu di bed dan satunya lagi berada diatasnya. Gas panas dari cerobong menggerakan turbin gas pembangkit tenaga. Sistim PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan/ combined cycle. Operasi combined cycle (turbin gas & turbin uap) meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8 persen. Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC) Dalam sistim sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam pengangkat padatan, dan sebuah downcomer dengan sebuah siklon merupakan aliran sirkulasi padatan. Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak dalam bed. Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam berlangsung di bagian konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat/ riser. Boiler CFBC pada umumnya lebih ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di industri memerlukan lebih dari 75 100 T/jam steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku boiler CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan teknik pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steam AFBC. Chain-grate atau traveling-grate stoker Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate bergerak sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu. Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper udara dan baffles, untuk

menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan seminimal mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar dalam abu. Hopper umpan batubara memanjang di sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku. Sebuah grate batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang diumpankan ke tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran batubara harus seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna pada waktu mencapai ujung grate. Pulverized Fuel Boiler Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar batubara menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar juga menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang dengan baik dan diseluruh dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari 90 persen kapasitas pembakaran batubara merupakan jenis ini. Untuk batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk halus, yang berukuran +300 micrometer (m) kurang dari 2 persen dan yang berukuran dibawah 75 microns sebesar 70-75 persen. Harus diperhatikan bahwa bubuk yang terlalu halus akan memboroskan energi

penggilingan. Sebaliknya, bubuk yang terlalu kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran dan menyebabkan kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar. Batubara bubuk dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk menuju plant boiler melalui serangkaian nosel burner. Udara sekunder dan tersier dapat juga ditambahkan. Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300 - 1700 C, tergantung pada kualitas batubara. Waktu tinggal partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel harus cukup kecil untuk pembakaran yang sempurna. Sistim ini memiliki banyak keuntungan seperti kemampuan membakar berbagai kualitas batubara, respon yang cepat terhadap perubahan beban muatan, penggunaan suhu udara pemanas awal yang tinggi dll. Salah satu sistim yang paling populer untuk pembakaran batubara halus adalah pembakaran tangensial dengan menggunakan empat buah burner dari keempat sudut untuk menciptakan bola api pada pusat tungku. Boiler Limbah Panas

Dimanapun tersedia limbah panas pada suhu sedang atau tinggi, boiler limbah panas dapat dipasang secara ekonomis. Jika kebutuhan steam lebih dari steam yang dihasilkan menggunakan gas buang panas, dapat digunakan burner tambahan yang menggunakan bahan bakar. Jika steam tidak langsung dapat digunakan, steam dapat dipakai untuk memproduksi daya listrik menggunakan generator turbin uap. Hal ini banyak digunakan dalam pemanfaatan kembali panas dari gas buang dari turbin gas dan mesin diesel.

3.4 Boiler CFB 75 T/h Polychem Indonesia 3.4.1 Deskripsi Umum Boiler CFB

Menurut UNEP (2006), Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang

berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik. Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, system steam dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran atau valv disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran atau valv valv dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah: (1) Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan (2)

Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.
Spesifikasi Teknik : Boiler CFB Polychem Indonesia Pabrik Pembuat Tipe Kapasitas : Sandong (Cina ) : CFB : 75 ton uap/jam

Tekanan uap keluar superheater : 5,29 Mpa Suhu uap keluar superheater Bahan bakar utama Bahan bakar penyalaan awal : 485o C : Batubara : minyak solar

2. Sistem utama boiler Motor FDF Type H,E Power Speed Flow Fair Heft Inair Temp No Out air tem Flow of air Max temperature Max Current Motor SAF Type Out Put Voltage

: YKK 450. : 24 Kw : 1490 r/min : 1,45 m3/s : 850 kg : 40 oC : ZB110503 : 60 oC : 1,2 m/s : 75 oC : 22,6 A : YKK 450-4 Duty : S1 : 250 Kw Phases : 3 Frequencey : 50 Hz : 10000 v

Current Speed Std No Ser No Date Max temperature Max Current Motor IDF Type Out Put Frequency Vol Temp Putaran Netwt Std No Date Max temperature Max Current Motor FL Type S, Power Capacity Speed Motor Power Weight Serial No Dis Pressure Suc Pressure Date Of manufactur Max temperature Max Current

: 18,6 A Encl : Ip : 44 : 1488 r/min conn Fort : Y : Q/CD. 057 Netwt : 3620 kg : 2002555.13 - 733 : 2002.7 : 75 oC : 18,6 A : YKK 450 6 - 6 : 400 Kw : 50 Hz : 10000 V 30,0 A : 40 oC : 985 r/min : 3940 kg : OXD. 510. 066. 308001 : 2003, 8 : 75 oC : 20,3 A : L 52 LDT : 9,83 Kw : 18,8 m3/min : 980 r/min : 11 Kw : 850 kg : L 022138 : 19,6 Kpa : 0 kpa : 2010,6 : 75 oC : 22,6 A

3.4.2 Bagian Komponen Utama Boiler CFB Polychem Indonesia Boiler secara umum terbagi dari Coal Feed in , Furnace , Cyglon , Superheater, Economizer, Air Preheater , dan Fuel Burner . Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dari penjelasan di bawah ini . Coal Feed in Coal feed in dilengkapi dengan daily coal bin yang berkapasitas.120 ton, 3 set coal feeder, 3 buah feeding funnel dan 3 buah vibrator yang dipasang pada feeding funnel yang berfungsi untuk men

jaga agar coal dapat turun dengan lancar.

Coal feeder menggunakan type screw yang diputar dengan motor dengan menggunakan gearbox, kelemahan dari sistim ini adalah dalam mengahdapi batu bara yang basah, dimana akan terjadi sumbatan batubara di feeding funnel ataupun pada screw, bila menyumbat pada feeding funnel dan tidak dapat diatasi dengan vibrator maka harus dilakukan pembelahan pada feeding funnel dan bila terjadi penyumbatan pada screw maka screw dapat patah, kedua hal diatas terjadi pada Yanzhou Power Plant dan Yinhe Power Plant Boiler Furnace Boiler furnace terdiri dari beberapa ruang, kalau kita urutkan dari atas kebawah adalah sbb : Ruang Inlet Primary Air, dimana dalam ruangan ini terdapat COWL yang bertype mushrom, fungsi dari cowl ini adalah untuk mendistribusikan udara secara merata ke arah batu bara; Ruang Pipa Air, dengan ketinggian lebih dari 25 m, dimana ketinggian dari 0 s/d 4 m pipa air diselimuti oleh refracotory, dan pada ketinggian 4 s/d 8 m pipa air dicover dengan membrane yang terbuat dari besi, sedangkan ketinggian lebih dari 8 m pipa air tanpa perlindungan. Guna dari refractory dan membarane adalah untuk melindungi pipa dari erosi yang yang diakibatkan oleh perputaran udara yang bercampur dengan debu batubara, maka pada ketinggian 0 s/d 8 m perpindahan panas tidak terlalu effisien Pada ketinggian 0 s/d 4 m terdapat beberapa inlet air nozzled untuk secondary air, secondary air disini berguna untuk memberikan udara kepada batubara yang sudah menyala agar nyala tidak mati serta meratakan panas

Pada boiler furnace juga dilengkapi dengan tiga nozzle pembuangan untuk bottom ash yang mengarah langsung ke slag cooler, dimana di slag cooler batubara didinginkan terlebih dahulu sebelum dibuang melalui conveyor. Cyclon Setiap Boiler memiliki dua buah cyclon yang dipasang secara paralel, udara dari boiler terhisap oleh induce draft fan ke atas ke arah cyclon. Dimana dimana didalam cyclon udara dipisahkan dari partikel, udara bersih keluar dari cyclon akan menuju ke superheater guna pemanfaatan panas yang masih dibawa oleh udara, sedangkan partikel partikel batubara yang telah terjebak dalam cyclon akan turun kebawah, karena temperatur dari partikel masih tinggi maka partikel didinginkan dengan cara melewatkannya ke jacket pipa yang berisikan air pendingin, setelah melewati pendinginan partikel batubara akan ditiup oleh udara dan kembali ke ruang furnace melawati rebound line.

Superheater Udara yang keluar dari cyclon masih bertemperatur tinggi, maka panas yang ada dimanfaatkan dengan cara melewatkan udara panas pada sebuah heatexchanger yang kita sebut superheater, dimana superheater dibagi menjadi dua bagian yaitu high superheater dan low superheater, high superheater akan menerima udara yang lebih panas (langsung dari cyclon) dari pada low superheater Guna dari superheater adalah memanaskan kembali saturated steam yang terbentuk karena pemanasan pada furnace room dengan memanfaatkan gas buang yang masih bertemperature tinggi untuk menjadi dry steam (steam yang bebas dari uap air).

Pada bagian ini juga dimungkinkan pengaturan pressure dari steam dengan menggunakan hot water yang dicontrol lewat control valve, hot water di inject dengan menggunakan high pressure pump ke arah header. Karena udara yang menuju ke superheater masih mengandung partikel partikel, dimana partikel partikel tersebut dapat merusak permukaan pipa air, maka pada boiler type baru superheater juga dilengkapi dengan protector yang terbuat dari besi, dimana udara panas yang mengandung partikel partikel akan bersentuhan terlebih dahulu dengan protector, bila jumlah partikel terlalu banyak atau besar akan mengakibatkan protector bengkok, pada boiler yang tidak dilengkapi dengan protector mempunyai resiko pipa air pecah atau bengkok karena terhantam oleh partikel. Economizer Udara yang keluar dari superheater masih mengandung energi panas, dimana panas yang ada akan dimanfaatkan untuk memanaskan feed water, economizer adalah merupakan suatu heat exchanger yang dapat terdiri dari beberapa tingkatan (jumlah pipa) tergantung dari kebutuhan, dengan menggunakan economizer maka effisiensi dari boiler dapat meningkat. Mutu air baku atau condensate yang jelek akan dapat mempengaruhi dari umur pipa air, mutu air yang jelek akan menambah tebal lapisan polutan sehingga efek pendinginan air terhadap pipa berkurang,

maka overheating akan terjadi pada pipa, overheating pada pipa akan mengakibatkan pipa mudah bocor atau peca Air Preheater Udara yang keluar dari economizer masih juga mengandung energi panas, panas ini disalurkan ke beberapa heat exchanger yang diberi nama airpreheater, air preheater digunakan untuk memanaskan udara sebelum masuk ke boiler furnace, biasanya dibagi menjadi : primary air preheater dan secondary air preheater. Udara panas yang disalurkan ke coal furnace akan memudahkan batubara terbakar dengan mudah.

Fuel Burner Fuel burner hanya digunakan pada saat startup boiler selama 3 jam, jenis burner yang tersedia type otomatis dan manual, pada type otomatis penyalaannya menggunakan igniter dan damper motorize untuk pengaturan udara serta solenoid valve pada sistim fuel injectionnya, sedangkan manual tidak menggunakan igniter dan pengaturan udara menggunakan damper manual serta manual valve pada sistim fuel injectionnya.

Steam Drum Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkit steam. Steam masih bersifat jenuh ( Saturated Steam ). Air Heater Komponen ini merupakan ruang pemanas yang digunakan untuk memanaskan udara luar yang diserap untuk meminimalisasi uadara yang lembab yang akan masuk ke dalam tungku pembakaran. Safety Valve Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan dimana tekanan steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam. Blowdown valve Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang berada di dalam pipa steam.

You might also like