You are on page 1of 16

Jumat, 10 Februari 2012

Menyiapkan Pakan Sapi Bermutu dengan Jerami Fermentasi


Sebelas Hal Tentang Tape Jerami (Jerami Fermentasi) Posted by Widodo Cahyono

1 Jerami Padi Bisa untuk Pakan Sapi ?

Bisa! Selama ini jerami padi sudah dimanfaatkan sebagai pakan sapi, tetapi bukan sebagai pakan utama melainkan hanya sebagai selingan ketika rumput/hijauan tidak tersedia. Sebenarnya jerami padi sangat memungkinkan dimanfaatkan sebagai pakan sapi untuk menggantikan rumput. Namun jerami padi bergizi rendah (hanya mengandung protein 2-3% saja) serta sedikit vitamin dan mineral. Selain itu jerami padi sulit dicerna karena kandungan serat kasarnya yang sangat tinggi. Tidak heran bila banyak peternak yang belum memanfaatkan jerami padinya untuk pakan ternak. Padahal jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai pakan utama sapi pengganti hijauan dengan cara diolah menggunakan teknologi sederhana. 2 Jadi Jerami Padi dapat Ditingkatkan Kualitasnya ?

Ya, dengan mengolahnya menjadi Tape Jerami, jerami padi yang diolah menjadi Tape Jerami akan mempunyai kandungan protein lebih tinggi dari jerami biasa (sekitar 7 - 9%), lebih mudah dicerna, beraroma harum karamel dan lebih higienis. 3 Bagaimana Caranya ? Sangat mudah, praktis, ekonomis dan murah, hanya memerlukan waktu 710 hari dan siapapun dapat melakukannya. 4 Apa Bahannya dan Berapa Ukurannya ? (a). Satu ton jerami padi kering/basah (sekitar 3 colt), yang paling baik tidak kering dan tidak basah = magel.

(b). 1 botol bioactivator "Ragi Tape Jerami"

(c). 1 kg molasse/tetes tebu (bisa digantikan dengan 500 gr gula jawa/gula aren)

(d). air secukupnya Jika jeraminya basah tidak perlu menambah air, jika jeraminya kering, air yang dibutuhkan antara 300 400 liter atau diperkirakan nantinya jerami mengandung air berkisar 50-60%. 5 Bagaimana Mengolahnya ? (a). Cari tempat yang berlantai tanah dan kalau bisa teduh (tidak terkena panas dan hujan). (b). Tumpuk jerami padi setebal 20 cm padatkan dengan cara diinjak-injak. (c). Campur Ragi Tape Jerami dengan mollase dan air. Siramkan ke seluruh permukaan jerami agar merata (jika jerami sudah basah, tidak perlu disiram dengan air, cukup dipercik-percikan dgn larutan ragi tape jerami + mollase). (d). Tumpuk lagi dengan jerami setinggi 20 cm, padatkan. (e). Ulangi lagi sesuai langkah (3) hingga jerami habis. Bagian paling atas sebaiknya ditutup dengan plastik atau jerami kering. Dan biarkan selama 7-10 hari.

7. Pada hari ke 7 periksa aroma (bau) yang timbul pada tumpukan jerami. Jika aroma jerami sudah berubah beraroma harum (karamel atau tape) dan serat-serat jerami sudah lunak (periksa dengan cara pegang dan remas-remas), serta tumpukan dalam jerami sudah mengeluarkan jamur berwarna putih dan kuning, maka proses pembuatan Tape Jerami sudah selesai. Jika belum proses dapat dilanjutkan sampai maksimum 10 hari. 6 Bagaimana Cara Memberikannya ? Ambil Tape Jerami secukupnya (1 ekor sapi dewasa cukup 10 kg/hari), angin-anginkan terlebih dahulu sekitar 5 menit, baru berikan kepada sapi. Sebaiknya pemberian dibagi dua atau tiga kali dalam sehari, yakni pagi, setelah diberi konsentrat, siang hari, dan malam hari. 7 Apakah Setiap Sapi Mau Makan Tape Jerami ? Mau ! Jika sapi peternak ternyata tidak mau, maka harus dilatih terlebih dahulu. Caranya:

puasakan sapi sepanjang pagi-siang (hanya diberi minum secukupnya dan konsentrat sedikit saja) kemudian pada malam harinya sediakan Tape Jerami. Insya Allah sapi peternak segera mau makan Tape Jerami.Pemberian sebaiknya jangan dicampur dgn rumput segar/hijauan laiinya, setelah terbiasa bisa dicampur. 8 Tape Jerami dapat Disimpan ? Ya! Tape jerami dapat disimpan sampai satu tahun. Caranya: setelah jadi, bongkar dan anginanginkan sampai kering, kemudian diikat kembali atau bila perlu dipres agar dapat lebih padat dan mudah diatur. Jadi saat musim hujan tiba. Hijauan rumput tersedia banyak dan jerami padi juga panen dalam jumlah besar. Maka buatlah Tape Jerami sebanyak-banyaknya untuk disimpan dan digunakan pada musim kemarau. Maka tentunya, meskipun peternak punya banyak ternak sapi, para peternak tidak perlu kebingunan atau stress mencari rumput atau menjual ternak hanya untuk membeli hijauan. 9 Apakah Cukup dengan Tape Jerami ? Untuk kebutuhan hijauan, sudah cukup! Jadi tidak perlu lagi ditambah dengan rumput atau hijauan yang lain. Jika peternak memelihara 12 ekor sapi maka harus disediakan 120 kg Tape Jerami per hari atau 3.600 kg (2 truk) per bulan. Peternak cukup membuat sebulan sekali saja. Dengan demikian tidak perlu mencari rumput untuk pakan ternak sapi setiap harinya, dan waktu luang peternak menjadi lebih banyak sehingga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih produktif lainnya (tukang kayu, bisnis, dagang dlsb). 10 Apakah Perlu Pakan Tambahan lain ? Ya! Sapi kita tetap memerlukan pakan tambahan untuk mencukupi kebutuhan sesuai dgn tujuan pemeliharaan. Kita harus menyediakan konsentrat minimum 2,5% dari bobot badan. Konsentrat dapat berupa konsentrat jadi atau meramu sendiri seperti ampas tahu, bekatul, bungkil kedela, dan lain-lain. Jangan lupa agar sapi lebih lahap makannya, pencernaannya semakin optimum, daya tahan lebih tinggi terhadap serangan penyakit dan cuaca ekstrim, serta berpenampilan lebih baik (kulit berminyak, bulu lembut, mata cerah berseri) tambahkan Jamu Ternak/probiotik. Jangan lupa sediakan air minum sebanyak 40 60 liter setiap hari agar metabolisme ternak semakin lancar.

11 Apakah Sudah Selesai ? Ya Sudah! Namun hal pertama dan yang lebih utama dalam berternak adalah keyakinan yang meraga sukma bahwa yang kita kelola adalah mahluk hidup (yang mempunyai nyawa) yang kesemuanya adalah milik Sang Pencipta, oleh karena itu buatlah Ternak kita merasa bahagia sehingga akan memberikan hasil yang baik bagi pemiliknya, keseluruhan proses tersebut dibingkai dalam niat semata-mata ibadah kepada Sang Pencipta yang dinyatakan lahir maupun batin.

Salam Lestari Sumber : http://www.facebook.com/groups/kliniktani/permalink/343712295661158/ Diposkan oleh kebun aren di 08:17

Jumat, 10 Februari 2012


Fermentasi Jerami Untuk Pakan Ternak Sapi
Fermentasi Jerami Untuk Pakan Ternak Sapi

Pemanfaatan utama areal persawahan adalah untuk menghasilkan komoditi pangan terutama tanaman padi. Daya dukung tanaman padi sebagai sumber bahan baku pakan ternak cukup besar. Beberapa limbah yang dikeluarkan dari usaha tanaman padi

diantaranya jerami yang besarnya mencapai 100% dari produksi gabah, bekatul 1,5%, dedak kasar 4% dan dedak halus 2,5% dan sekam 24%. Limbah yang dihasilkan dari tanaman padi dapat digunakan secara keseluruhan. Jerami dapat digunakan sebagai pupuk atau pakan ternak, sekam untuk litter, dedak dan bekatul untuk pakan ternak dan merang sebagai media pertumbuhan jamur. Jerami melalui teknologi pengolahan yang tepat dapat menjadi sumber pakan yang berlimpah bagi ternak. Potensi fisik jerami yang sangat besar belum sepenuhnya dimanfaatkan. Pemanfaatan jerami sebagian besar dibakar (37%) untuk pupuk, dijadikan alas kandang (36%) yang kemudian dijadikan kompos dan hanya sekitar 15% sampai 22% yang digunakan sebagai pakan ternak. Kendala utama penggunaan jerami sebagai bahan pakan ternak adalah kecernaan (45-50%) dan protein (3-5%) yang rendah. Nilai manfaat jerami padi sebagai bahan pakan ternak dapat ditingkatkan dengan dua cara, yaitu dengan mengoptimumkan lingkungan saluran pencernaan atau dengan meningkatkan nilai nutrisi jerami. Optimasi lingkungan saluran pencernaan terutama rumen, dapat dilakukan dengan pemberian bahan pakan suplemen yang mampu memicu pertumbuhan mikroba rumen pencerna serat seperti bahan pakan sumber protein. Cara fermentasi jerami yang dilakukan oleh BPTP Jawa Barat adalah melalui proses anaerob (tanpa membutuhkan udara) dengan memanfaatkan campuran beberapa bakteri seperti: Mikroba proteolitik, lignolitik, selulolitik dan lipolitik. Bahan dan alat yang digunakan cukup sederhana yaitu: 2 buah drum plastik bervolume 60-80 liter, pompa/motor sirkulasi 1 unit, selang/paralon secukupnya. Sedangkan bahan yang digunakan, yaitu: 1. Formula I: jamur Trichoderma sp (1 liter), air bersih (100 liter), pupuk Za (1,5 kg), TSP (6 ons), KCl (6 ons), tepung beras (1 kg), dan Gula merah/pasir/tetes (2 kg). 2. Formula I: jamur Trichoderma sp (1 liter), air bersih (60 liter), pupuk Za (1 kg), TSP (1 kg), KCl (1 kg), tepung beras (1 kg), Gula merah/pasir/tetes (3 kg), dan mineral (2 bungkus). Selama proses pembuatan perlu ada langkah pengaktifan yaitu dengan pengadukan larutan selama 3 hari sampai menjadi rata. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jerami fermentasi adalah (1) tumpukan jerami tidak kena hujan, bahan tidak terlalu basah; (2) pisahkan sesuai varietas dan kondisi jerami (segar, layu atau kering); (3) fermentasi jerami segar dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan starter : air : jerami = 1:100 pada setiap lapisan dengan perbandingan 1:10:100 untuk jerami yang sudah layu, perbandingan 1:20:100 untuk jerami kering dan apabila jerami dalam keadaan basah cukup dilakukan dengan menggunakan perbandingan 1:5:100. Susunlah jerami mentah ditempat yang sudah disediakan dengan tebal setiap hamparan 20-30 cm. Lebar dan panjang hamparan sesuai dengan kebutuhan. Tinggi atau tebal lapisan dapat mencapai 2,5 meter dari dasar tumpukan. Kemudian simpan ditempat yang

teduh dan tidak kena hujan. Lama fermentasi lebih kurang 21 hari. Proses fermentasi jerami dapat berjalan dengan baik ditandai pada tumpukan jerami tidak terbentuk panas atau keluar asap. Keadaan bahan yang terlalu basah atau terkena air hujan maka akan terjadi pembusukan jerami akhirnya timbulah panas yang menyebabkan hasil yang diperoleh tidak menjadi baik. Jerami fermentasi yang baik ciri-cirinya: Bentuk jerami masih nampak segar tetapi texturnya sudah lunak dan warnanya ke-kuning-kuningan. Penyimpanan jerami fermentasi: dapat dilakukan dengan cara tertutup dan terbukan. Cara terbukan yaitu sebelum disimpan Jerami fermentasi harus dikering anginkan terlebih dahulu agar selama penyimpanan tidak tumbuh jamur yang dapat merusak kualitas jerami yang sudah dihasilkan. Lama penyimpanan hampir sama yaitu: dapat mencapai 2 tahun atau dapat disesuaikan dengan kondisi fisiknya. Sedangkan cara terbuka dilakukan dengan cara: (a) Buat satu tonggak bambu setinggi lebih kurang 6 meter, sebagai tonggak penguat tumpukan jerami; (b) Buat alas yang terbuat dari tepas bambu yang diberi jarak sedikit dari permukaan tanah; dan (c). Susun Jerami di atas alas secara melingkari tiang tonggak sampai terbentuk suatu lapisan melingkar. Kemudian menyusun lapisan berikutnya dengan arah yang berlawanan. Tebal lapisan masing-masing lebih kurang 30 cm, demikian selanjutnya sehingga diperoleh ketinggian lebih kurang 6 meter. Lama penyimpanan yang ideal 1 tahun. Pemberian pakan jerami diberikan dalam bentuk aslinya tanpa mengadakan pascapanen sekunder seperti pengepresan dan lain-lain. Waktu pemberian cukup 2 kali sehari dengan dosis sesuai dengan umur sapi. Untuk umur sapi 12 tahun diberikan jerami 5 kg/ekor, umur sapi 3 tahun diberikan 8 kg/ekor, dan umur sapi 4 atau lebih diberikan 9 kg/ekor. Untuk melengkapi kandungan gizi pakan sapi penggemukan perlu dilakukan pemberian makanan tambahan berupa tongkol/biji jagung fermentasi sebanyak 1 kg, dan 4 kg bekatul. Pada waktu musim kemarau atau tidak cukup persediaan pakan, dapat diberikan hijauan sebanyak 25% saja sedangkan lainnya dengan memberikan jerami fermentasi. Pemberian pakan ini cukup mendukung pertumbuhan sapi dengan baik. Sumber : http://jabar.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/info-teknologi/14-alsin/63fermentasi-jerami-untuk-pakan-ternak-sapi

Fermentasi Jerami Starbio, Usaha Baru Yang Menjanjikan Senin, 28 Mei 2012
Apa yang dilakukan Sukadi S.Pd, seorang mantan Kepala Desa Pandean, Karanganyar merupakan suatu upaya yang perlu ditiru, pasalnya, mantan Kepala Desa yang sekarang aktif menjadi pengajar di SMP 3 Karanganyar, telah melakukan usaha yang bisa menjadi contoh untuk meningkatkan kesejahteraan melalui budidaya fermentasi jerami starbio. Sebagai mantan Kades yang sudah dua kali menjabat sebagai kepala desa, Sukadi tergolong seorang yang peduli dan aktif meskipun tidak lagi menjabat. Hal ini bisa dibuktikan keikutsertaannya dalam membina dan

membantu masyarakat sekitarnya dengan aktif dalam kegiatan kelompok tani. Desa Pandean letaknya berbatasan antara Jawa Tengah Jawa timur yang mempunyai areal hutan 4.118,114 Ha, sangat cocok untuk peternakan. Di Desa Pandean ini, terdapat 8 Kelompok tani dan ada 2.230 KK, hampir setiap KK rata-rata memiliki 2 ekor ternak, dengan niat yang tulus dan mulia, mantan kepala desa mengundang Balai Penyuluhan Pertanian dari dinas Perikanan dan Peternakan, untuk mengadakan pelatihan pembuatan pakan ternak dari limbah pertanian. Jerami padi merupakan limbah tanaman pertanian yang sangat potensial sebagai pakan hijauan terutama di daerah kering. Pada penghujan, jerami padi diberikan dalam jumlah sedikit. sedangkan pada musim kemarau pada umumnya peternak memberikan jerami padi sebagai hijauan tunggal. Jerami padi mengandung sedikit protein, lemak dan pati serta serat kasar yang relatif tinggi karena lignin dan silikanya tinggi. Untuk meningkatkan kecernaan jerami padi dan jumlah konsumsinya, jerami padi perlu diberi perlakuan secara biologis dengan menggunakan probiotik. Probiotik merupakan produk bioteknologi yang mengandung polimikroorganisme, lignolitik, proteolitik, amilolitik, sellulolitik, lipolitik dan nitrogen non simbiotik yang dapat memfermentasi jerami sehingga dapat meningkatkan kualitas dan nilai kecernaannya Pelatihan pembuatan pakan ternak dengan cara fermentasi jerami starbio yang dilakukan di desa Pandean Kecamatan Karanganyar, tepatnya di rumah mantan kades Sukadi, SPd., Senin 22/2/2010 yang dihadiri oleh satuan kerja dari Dinas Perikanan dan Peternakan, dalam hal ini diwakili oleh Kasi Pelayanan Usaha,Darijono S.Pt, para penyuluh peternakan, Bagian Humas setda Kab. Ngawi dan kelompok tani. Diharapkan para petani ternak mendapatkan semacam pengetahuan, dan sudah tidak akan kesulitan lagi tentang pakan ternak. Saat ini Pemerintah menggalakkan UKM ( Usaha Kecil Menengah ) untuk menunjang kegiatan ekonomi masyarakat, oleh sebab itu masyarakat diajari salah satu kegiatan yang bersifat meningkatan, mendorong ekonomi produktif sehingga masyarakat tidak menggantungkan bantuan. Dengan cara intensifikasi atau penggemukan melalui pakan ternak fermentasi starbio, bisa membantu Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk mensumplai daging, sehingga tidak perlu import dari luar negeri. Ini merupakan salah satu poin untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk memulai usaha sapi kereman paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya, memiliki ilmu, modal dan pemasaran. Dalam hal ini sdr. Darijono,menyampaikan bahwa fermentasi adalah proses perombakan dari struktur keras secara fisik, kimia dan biologis sehingga bahan dari struktur yang komplek menjadi sederhana, dan daya cerna ternak menjadi lebih efisien. Kemudian dilanjutkan dengan mempraktekan pembuatan pakan ternak secara fermentasi jerami starbio, dengan sebelumnya harus mengetahui komposisinya, bila jeraminya basah seberat 1 ton maka, starbio 5 Kg dan urea 5 Kg, kalau jerami kering dengan perbandingan starbio 6 Kg serta urea 6 Kg. Sedangkan cara pembuatannya meliputi: 1. Tempatkan jerami pada tempat yang terlindung dari sinar matahari 2. Kelembaban jerami 60% yaitu basah ditelapak tangan

3. Tumpuk jerami setinggi 30 cm kemudian atasnya ditabur starbio dan urea, lalu diinjak-injak, lakukan berulang-ulang sampai ketinggian 1,5 cm, tumpuk jerami secara menyilang, guna mempermudah pembongkaran untuk penjemuran, apabila jerami kering, sirami dengan air terutama pada minggu pertama. 4. Jerami diperam selama 21 hari, jangan sampai lebih karena bisa jadi kompos. 5. Bongkar jerami kemudian diangin anginkan atau dijemur lalu dapat disimpan, sebagai stok yang dapat disimpan selama 1 tahun. 6. Setelah diangin anginkan sudah dapat diberikan pada sapi. Untuk mengetahui Ciri ciri jerami fermentasi yaitu : selama proses fermentasi jerami berbau harum, jerami berwarna coklat, serat jerami menjadi lunak (memes).(Hendro). Sumber : http://humas.ngawikab.go.id/?paged=38 Diposkan oleh kebun aren di 00:52

UGM Kembangkan 'Burger' Pakan Sapi, Solusi Atasi Kerawanan Pakan Ternak Korban Merapi
Tanggal Posting 2010-11-10 17:06:28

BULAKSUMUR (KU) Sedikitnya 65 ribu ekor sapi di empat kabupaten, Magelang, Sleman, Klaten, dan Boyolali terancam kekurangan pakan dan harus turut serta diungsikan akibat bencana letusan Merapi. Untuk mengatasi ancaman kekurangan pakan ini, tim peneliti dari Fakultas Peternakan UGM berhasil mengembangkan burger siap saji untuk sapi-sapi korban Merapi. Para peneliti UGM ini membuat semacam burger pakan sapi siap saji dengan bahan baku utama jerami padi (70%), dedak gandum atau polard (20%), molase dan larutan mikrobia (10%) untuk membantu proses fermentasi. "Burger pakan sapi ini merupakan campuran dari berbagai bahan yang diramu sehingga kandungan nutrisinya mencukupi kebutuhan ternak dan tidak perlu tambahan bahan pakan lain, termasuk hijauan, kecuali air minum," kata Prof. Dr. Ali Agus, D.E,A., salah seorang anggota tim peneliti kepada wartawan, Rabu (10/11). Dosen Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan UGM, ini menjelaskan pemilihan bahan pakan utama berasal dari jerami ini dengan alasan harganya relatif murah dan masih mudah didapat. Untuk proses fermentasinya juga hanya berlangsung 24 jam (1 hari)

sehingga relatif cepat bila dibandingkan dengan teknologi pembuatan pakan silase hijauan yang memerlukan waktu tiga minggu. Proses fermentasi complete feed alias burger pakan sapi akan berhasil ditandai dengan aroma yang harum dan tekstur tidak berubah atau masih seperti semula serta tidak timbul jamur. Teknik pembuatannya pun cukup mudah. Setelah bahan jerami padi dan polard dicampur secara merata kemudian moleases (tetes gula tebu) yang telah dicampur dengan larutan mikroba disiramkan di atasnya secara merata. Kemudian, bahan campuran tersebut dimasukkan dalam plastik ukuran 25-30 kg dan ditali rapat. "Pakan ini dapat disimpan hingga enam bulan," tambahnya. Burger pakan sapi ini kini sudah didistribusikan sekitar dua ton ke lokasi penampungan sapi perah di lapangan Tlogo Adi, Mlati, Sleman. Berdasarkan pengamatan, pakan ini cukup disukai ternak. "Kami optimis apabila teknologi ini diadopsi akan dapat mengurangi masalah kerawanan pakan selama masa krisis Merapi berlangsung. Tiap hari kini diproduksi sekitar dua ton pakan burger ini," katanya. Produksi pakan siap saji ini dapat ditingkatkan secara signifikan. Langkah yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan alih teknologi kepada peternak. Proses pembuatannya pun dapat dilakukan di lokasi dekat penampungan ternak. "Sambil memberikan aktivitas peternak yang juga pengungsi agar tidak jenuh," ujarnya. Temuan dari tim peneliti Fakultas Peternakan UGM ini merupakan sebuah solusi untuk mengatasi ancaman kekurangan pakan ternak korban bencana Merapi. Untuk memenuhi kebutuhan pakan saat ini memang tidak mudah. Apabila setiap ekor sapi membutuhkan rata-rata 20 kg/hari, untuk memenuhi kebutuhan 65 ribuan ekor sapi diperlukan hijauan minimal 1.300 ton/hari. Demikian juga untuk kebutuhan pakan konsentrat. Apabila setiap ekornya rata-rata 5 kg/hari, diperlukan pakan konsentrat sebanyak 325 ton/hari. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Portal Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Kontak webmaster: webugm@ugm.ac.id

Selasa, 05 Juni 2012


Pakan Sapi Potong dan Ransum Seimbang

Pakan Sapi Potong dan Ransum Seimbang - Buka Mata. Di dlm Ilmu Makanan Ternak terdpt beberapa istilah penting yg perlu dipahami diantaranya adl : 1. Zat Nutrien (makanan)

Zat nutrien adalah zat-zat gizi di dlm bahan pakan yg sangat diperlukan utk hidup ternak meliputi protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin & air

2. Bahan pakan

Bahan pakan adalah segala sesuatu yg dpt dimakan & dpt dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yg memakannya. Bahan pakan terdiri dari 2 kelompok, yaitu bahan pakan asal tanaman & asal non tanaman (ternak atau ikan). Berdasarkan sifat fisik & kimianya dibedakan menjadi 8 kelas yaitu : hijauan kering & jerami, tanaman padangan rumput, hijauan segar, silage & haylage, sumber energy, sumber protein, suplemen vitamin mineral, aditif & non aditif. Beberapa contoh bahan pakan utk sapi potong : Jerami padi, Bungkil & rumput gajah serta dedak. Kualitas suatu bahan pakan ditentukan oleh kandungan zat nutrien atau komposisi kimianya, serta tinggi rendahnya zat antinutrisi yg terkandung di dalamnya.

3. Ransum (pakan)

Merupakan campuran dari dua atau lebih bahan pakan yg diberikan utk seekor ternak selama sehari semalam. Ransum harus dpt memenuhi kebutuhan zat nutrien yg diperlukan ternak utk berbagai fungsi tubuhnya, yaitu utk hidup pokok, produksi maupun reproduksi. Pada umumnya ransum utk ternak ruminansia terdiri dari pakan hijauan & pakan konsentrat. Pakan pokok (basal) dpt berupa rumput, legum, perdu pohon pohonan serta tanaman sisa panen ; sedangkan pakan konsentrat antara lain berupa biji-bijian, bungkil, bekatul & tepung ikan

4. Ransum seimbang

Adalah ransum yg diberikan selama 24 jam yg mengandung semua zat nutrien (jumlah & macam nutriennya) & perbandingan yg cukup utk memenuhi kebutuhan gizi sesuai dgn tujuan pemeliharaan ternak. Pengetahuan tentang kualifikasi bahan pakan diperlukan utk menyusun ransum seimbang. Penyusunan ransum seimbang yg sesuai dgn kebutuhan ternak, diharapakan akan dpt menghasilkan produksi yg optimal.

STRATEGI PENYUSUNAN RANSUM SEIMBANG

Ransum yg seimbang sesuai dgn kebutuhan ternak merupakan syarat mutlak dihasilkannya produktivitas yg optimal. Penyusunan ransum tdk boleh merugikan peternak, misalnya peningkatan berat badan yg tdk dpt memenuhi target, salah pemberian

pakan karena terlalu banyak dlm memperkirakan kandungan nutrien pakan ataupun karena adanya zat anti nutrisi. Utk menyusun ransum seimbang yg dpt memenuhi kebutuhan nutrien sesuai dgn tujuan pemeliharaan & status sapi potong diperlukan tahapan sebagai berikut : 1. Menyiapkan tabel kebutuhan zat nutrien

Bahan pakan harus dpt menyediakan nutrien yg diperlukan sebagai komponen pembangun serta pengganti sel sel tubuh yg rusak serta menciptakan hasil produksinya. Kebutuhan nutrien dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: tingkat pertumbuhan (status faali); ukuran tubuh ternak, lingkungan, keturunan, penyakit, parasit, jenis ternak, ketidakserasian pakan & kekurangan nutrien. Kebutuhan zat nutrien ini dinyatakan dgn kandungan energi, protein, vitamin & mineral. Pakan harus mampu menyediakan hampir semua nutrient yg diperlukan oleh tubuh ternak dlm suatu perbandingan yg serasi sesuai dgn status faali; pakan tdk perlu berlebihan bahkan harus efisien sehingga dpt memberikan keuntungan. Terdpt empat hal penting yg harus diperhatikan dlm menentukan kebutuhan zat nutrien pada sapi potong, yaitu: jenis kelamin (jantan atau betina), berat badan, taraf pertumbuhan/status fisiologis (pedet, sapihan, bunting & lain lain) serta tingkat produksi. Banyak tabel kebutuhan zat nutrien yg telah diterbitkan namun tabel kebutuhan yg iterbitkan oleh National Academics of Science yg disebut dgn National research council (NRC) adalah tabel yg banyak diadopsi. Namun demikian terdapat patokan yg mudah utk menghitung kebutuhan pakan, yaitu kebutuhan bahan kering (BK) pakan/ekor/hari diperkirakan sebanyak 2,8 3 % BB.

2. Menyiapkan tabel komposisi/kandungan nutrien bahan pakan

Selain rumput lapangan/legum, sumber pakan yg cukup potensial adalah hasil sisa (limbah) pertanian tanam pangan. Pakan seimbang, selain harus dpt memenuhi kebutuhan zat nutrien ternak harganya juga harus murah; oleh sebab itu sebaiknya menggunakan bahan pakan lokal yg tersedia di tempat. Hindari atau minimalkan bahan pakan yg berasal dari luar daerah yg pada umumnya mahal karena ada tambahan biaya transport; namun bisa digunakan bila memang harganya murah. Hal lain yg harus dipertimbangkan adalah penggunaan bahan pakan utama yg berasal dari import. Pengunaannya harus dihindari ataupun dibatasi seperti jagung, bungkil kedelai, tepung ikan maupun tepung tulang. Sebanyak 40%-60% kebutuhan jagung utk pakan, 60 70 % tepung ikan & 100% bungkil kedelai masih berasal dari impor. Optimalisasi penggunaan bahan pakan asal limbah pertanian, perkebunan maupun agroindustri diharapkan selain menurunkan biaya ransum juga mampu menghasilkan produktivitas secara optimal.

Syamsu et al., (2003) menyatakan bahwa limbah pertanian memiliki potensi yg cukup besar sebagai sumber pakan, yaitu diperkirakan produksi 51.546.297,3 ton/th. Produksi terbesar adalah jerami padi (85,81%) kemudian berturut turut adalah jerami jagung (5,84%), jerami kacang tanah (2,84%), jerami kedelai (2,54%), pucuk ubi kayu (2,29%) & jerami ubi jalar (0,68%). Limbah pertanian ini mempunyai kandungan nitrogen (N) yg rendah, kandungan selulosa (karbohidrat terstruktur) yg tinggi serta pada umumnya kandungan mineral terutama kalsium (Ca), fosfor (P), Cobalt (Co), tembaga (Cu), sulfur (S) & sodium (Na) rendah. Karakteristik tersebut mengakibatkan kecernaan rendah serta dpt membatasi konsumsi pakan. Suplementasi dgn multinutrien perlu dilakukan utk membentuk keseimbangan kondisi rumen & memenuhi kebutuhan zat nutrien. Keseimbangan kondisi rumen dibutuhkan utk meningkatkan kecernaan sehingga dpt meningkatkan efisiensi pakan.

3. Penyusunan formula ransum

Terdpt tiga (3) macam metode yg biasa digunakan dlm penyusunan formula ransum yaitu pearson square method, least cost formulation & trial and error. Pearson square method adalah metode penyusunan pakan yg berasal dari perhitungan 4 macam bahan. Least cost formulation adalah penyusunan ransum ekonomis dgn dasar linear programming. Metode trial and error dpt dilakukan peternak dgn cara mengubahubah komposisi (persentase) bahan pakan dlm ransum dgn mempertimbangkan kriteria rasional, ekonomis & aplikatip. Saat ini telah pula tersebia beberapa soft ware atau program yg dpt digunakan utk penyusunan formula ransum seperti MIXID atau aplikasi EXCEL.

4. Pencampuran bahan pakan

Penyampuran bahan pakan terutama dlm membuat konsentrat, dpt dilakukan di atas lantai atau dgn menggunakan mesin.

sumber: lolitsapi.litbang.deptan.go.id/eng/images/dokumen/ransum.pdf

Selasa, 05 Juni 2012


Pakan Sapi : Fermentasi Jerami Padi

Pakan Sapi : Fermentasi Jerami Padi - Buka Mata. Jerami padi adalah limbah pertanian yg mempunyai potensi besar untuk dijadikan sebagai "pakan sapi". Jerami padi merupakan salah

satu limbah pertanian yg cukup banyak & belum sepenuhnya dimanfaatkan karena selalu dibakar pasca panen. Produksi jerami padi bervariasi yaitu dpt mencapai 12-15 ton jerami segar per ha per satu kali panen, atau 4-5 ton jerami kering per ha tergantung lokasi & jenis varietas padi. Pemanfaatan jerami padi dapat digunakan sebagai pakan ternak seperti sapi potong, kambing & domba, tetapi jerami padi mutunya rendah , dimana jerami padi mengandung serat kasar & silikat yg tinggi sedangkan kadar protein & daya cernanya rendah. Dalam rangka meningkatkan mutu jerami padi. perlu dilakukan proses fermentasi dgn menggunakan urea & probiotik. Probiotik adalah campuran berbagai mikro organisme yg berguna untuk mempercepat proses pemecahan serat jerami padi, sehingga mudah dicerna oleh ternak. Proses Pembuatan Pakan Sapi Dengan Fermentasi Jerami Padi adl sbb :

Proses pembuatan fermentasi jerami padi dilakukan di tempat yg terlindung dr hujan & sinar matahari langsung. Untuk kapasitas 10 ton dpt dibuat bangunan dgn ukuran 4 x 5 m. Lantai dasar dpt dibuat dr semen atau tanah yg dipadatkan serta ditinggikan dr tempat sekitarnya, tanpa didinding. Bahan bangunan dpt menggunakan kayu/ bambu. Atapnya dpt berupa seng atau bahan lain yg tersedia di tempat. Untuk Jarak lantai sampai dengan atap kira-kira 3 m.

Proses fermentasi dilakukan dgn 2 tahap yaitu tahap fermentasi & pengeringan 1. Tahap Fermentasi

Sediakan jerami padi yg baru dipanen dgn kadar air 65% Tumpuk ditempat yg telah disediakan dgn ketinggian 20 cm Taburi urea & probiotik scr merata dgn takaran masing-masing 2.5 kg untuk setiap 1 ton jerami padi Tambahkan lagi timbunan jerami padi setebal 20 cm lalu taburi lagi urea & probiotik scr merata, demikian seterusnya sampai tumbukan jerami padi mencapai 1-2 m Tutup Plastik Didiamkan selama 14 hari, agar proses fermentasi berlangsung sempurna

2. Tahap Pengeringan:

Tumpukan jerami padi yg telah mengalami proses fermentasi, diangin-anginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan di tempat terlindung dr hujan & sinar matahari langsung Setelah kering jerami fermentasi dpt diberikan kepada sapi sebagai pakan pengganti rumput segar

Ciri-ciri hasil fermentasi jerami padi yg baik: Baunya agak harum Warnanya kuning kecoklatan Teksturnya tdk kaku Tdk busuk Tdk berjamur

Senin, 12 Januari 2009


TEGNOLOGI PAKAN DALAM PENGGEMUKAN SAPI SECARA INTENSIF

Pakan yang baik untuk sapi adalah yang dapat memenuhi protein, karbohidrat, lemak,vitamin, dan mineral. Protein berfungsi untuk mengganti sel-sel yang telah rusak, membentuk sel-sel tubuh baru dan sumber energi. Karbohidrad berfungsi untuk sebagai sumer energi dan pembentukan lemak tubuh. Lemak berfungsi untuk pembawa vitamin A,D,E,K dan juga sebagai sumber energi. Pada sapi yang di gemukkan secara intensif (kereman) dn ful intensif (dry lot Fattening) lapisan lemak dapat menyeliputi serabut otot sehingga tekstur daging otot menjadi lembut (kwalitas terbaik). Mineral di perlukan untuk pembentukan jaringan tulang dan urat serta mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan. Vitamin berfungsi untuk mempertahankan kekuatan tubuh dan kondisi kesehatan. Dalam hal ketersediaan pakan di pedesaan, jerami adalah sumberpakan paling banyak di jumpai, sehingga fukus kita adalah pada jerami tersebut. Akan tetapi jerami adalah sumber pakan yang erkualitas rendah, ini dapat kita lihat kandungan yang terdapat di dalamnya yaitu protein 4,5 5,5 % lemak 1,4 1,7% daya cerna 30% ( seandainya makan 10kg jeram maka yang diserap hanya 3kg lainnya menjadi kotoran ), bandingkan dengan rumput gajah dimana protein 8,4 11,4% lemak 1,7 1,9% serat kasar 29,5 33% daya cerna 52% dari perbandingan tersebut terlihat bahwa jerami terlalu kasar dan terlalu sulit di cerna di samping kandungan protein dan lemak sedikit. Untuk meningkatkan mutu dari jerami maka di perlukan perlakuan khusus, berikut beberapacara untuk meningkatkan mutu jerami: 1.Jerami padi di campur dengan urea + starbio Jerami yang akan di campur harus di timbang terlebih dahulu, jerami bisa dalam keadan kering ataupun basah . untuk jerami yang kering harus di larutkan kedalam air terlebih dahulu, setiap 100kg jerami di butuhkan 100 liter air sebagai pelarut urea, sedang untuk jerami segar urea tak perlu di larutkan kedalam air, jika jerami segar yang di pilih maka maka setiap 100 gkg jerami dibutuhkan 10 kg urea + 10 kg starbio untuk di taburkan diatasnya, ( dengan kata lain 1kg jerami 1ons urea + 1 ons starbio ) cara mencampurnya yaitu jerami di buat berlapis-lapis, setiap lapisan tebalnya 10cm, setelah lapisan pertama di tebarkan lalu di tumpuki lapisan kedua begitu seterusnya, kemudian di tutuptumpukan tersebut dengan plastikagar terjadi fermentasi , hindarkan dari terik sinar matahari dan

hujan. Tunggu 21 hari untuk di barikan ternak, pencampuran ini di maksudkan untuk menghancurkan ikatan silica dan di liknin pada solulosa jerami, sehingga mudah dicerna dan kaya akan nitrogen, tingkat daya jerami dapat meningkat dari 30% menjadi 52% 2.Jerami padi dengan tetes. Jerami olahan ini dibuat dengan fermentasikan selama 24 jam, yaitu jerami di potongpotong, kemudian di campur air dan tetes dengan perbandingan 2 :1 untuk setiap 10 kg jerami kering yaitu di butuhkan tetes 1,5 kg dan air 3kg (3 liter), di tambah super phospat 25 gram (1 sendok makan) dan amunium sulfat 25 gram juga. Tunggu 24 jam baru di berikan pada sapi. 3.Jerami kering dengan larutan NaOH Olahan dengan jerami kering di lakukan dengan cara jerami di cuci dengan NaOH. Jerami padi sebanyak 1kg di siram secara merata dengan larutan NaOH 30 gram + air1 liter, kemudian setelah di siram tunggu 6 jam agar silka hancur. Menurut ditjen peternakan bahwa seekor sapi bisa di berikan jerami olahan ini sebanyak 5kg + hijauan segar 5kg + 5gram mineral campuran yang bisa di beli di took dan garam dapur 2 sendok makan. Setelah mengetahui tata cara peningkatan mutu jerami yang membuat kita tidak perlu mengarit kesana kemari , sekarang kita membahas pakan tambahan yang berfungsi sebagai pemercepat pertambahan bobot sapi. Pakan tambahan ini adalah syarat mutlak dalam penggemukan sapi secara intensif. Berikut beberapa sumber pakan tambahan yang dapat di jumpai di kebanyakan daerah, serta kandungan yang terdapat di dalamnya. Tabel 1 Nama Pakan Protein % ( dalam 100 kg ) Lemak % ( dalam 100 kg ) TDN * ( dalam 100 kg ) Bahan Kering Dedak Halus 14 % 3,32 % 87,6 % 86 % Dedak kasar 9,9 % 2,10 % 56,3 % 84 % Tepung Jagung 9,38 % 5,6 % 81,84 % 84,98 % Gamblong 2,83 % 0,676 % 77,25 % 35 % Ampas tahu 25,4 % 5,4 % 76,6 % 10,8 % Kacang Kedele 48 % 3, 65 % 84,3% 87 % Tepung Ikan 54,3 % 2,86 % 68,8 % 89 % * TDN singkatan dari Total Digestible Nutrient, adalah jumlah persentase zat-zat makanan yang dapat dicerna.Perhitungannya berdasarkan penjumlahan persentase dapat dicerna dari protein, serat kasar, BETN ( Bahan Ekstrak Tiada Nitrogen ), serta ekstrak eter dengan konstanta 2,5. Untuk lebih lengkapnya lihat Lampiran - Halaman paling belakang Perlu di ketahui bahwa sapi mempunyai kemampuan mengkonsumsi pakan berdasarkan bobot, semakin berat bobot maka semakin banyak kemampuan makannya, berikut perkiraan kemampuan sapi dalam mengkonsumsi pakan : Tabel 2 Bobot ( kg ) Kemampuan Mengonsumsi Pakan ( % dari bobot badan ) 100 150 3,5

150 200 250 300 350 400 450

200 250 300 350 400 450 500

4 3,5 3 2,8 2,6 2,4 2

Perkiraan diatas berdasarkan pakan dengan kandungan kering. Contoh perhitungan bila kita mempunyai sapi bakalan yang siap digemukkan berbobot 400 kg maka konsumsi bahan keringnya adalah 400 x 2,4 % = 9,6 kg, dari kebutuhan ini kita bagi menjadi dua bagian yaitu 40 % pakan tambahan dan 60 % jerami atau rumput gajah, perbandingan ini sangat pas untuk penggemukan secara intensif. Jadi untuk jerami di butuhkan 60 % x 9,6 = 5, 76 kg sisanya yaitu 3,84 kg berupa pakan tambahan seperti dedak, tepung jagung, gamblong atau yang lain tergantung yang mana yang mudah didapatkan didaerah masingmasing. Berikut 2 jenis makanan pokok ( makanan kasar ) yang merupakan sumber serat kasar bagi sapi yang umumnya di jumpai di daerah. Tabel Nama Jerami Rumput 3 Bahan Kering % 86 % % 23,8 %

Pakan 4,5 Gajah

Protein % 1,4 8,7 %

Lemak % 2,01

TDN 30 % 49,2

Jadi sekarang bisa kita hitung angka riil yang dibutuhkah sapi yang berbobot 400 kg tersebut di atas. Sudah didapat dari perhitungan bahwa jerami kering yang dibutuhkan adalah 5,76 kg berarti kalo kita mengambil jerami pada umumnya dengan bahan kering 86 % perhitungannya riil sebagai berikut : 5,76 kg x 100 / 86 = 6,7 kg dan bila pakan tambahan yang di berikan hanya dedak kasar maka didapat 3,84 x 100 / 84 = 4, 57 kg. Jadi jelas sekarang untuk sapi bobot 400 kg di butuhkan jerami sawah atau hasil olahan seberat 6,7 kg timbangan dan dedak 4,6 kg timbangan ( pembulatan ). Diposkan oleh businises di 01:32

You might also like