You are on page 1of 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tonsilitis Akut 2.1.

1 Definisi Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatine yang merupakan bagian dari cincin waldeyer. Cincin palatin ini terdiri dari susunan kelenjar limfa yang terdapat dalam rongga mulut yaitu tonsil Faringeal (Adenoid), tonsil palatin (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil Tuba Eustachius (lateral band dinding faring atau gerlachs tonsil). (Soepardi, Efiary Arsyad, dkk. 2007), sedangkan Menurut Hembing (2004) Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptococcus beta hemolitikus, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus. Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus. (Mansjoer,A. 2000) Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan. Radang tonsil pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis. ( Ngastiyah,1997 ) Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan juga virus yang menimbulkan peradangan pada tonsil. Tonsilektomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan mengambil atau mengangkat tonsil. (Arsyad Soepardi,1995) Macam-macam tonsillitis : 1. Tonsillitis akut

Dibagi lagi menjadi 2, yaitu :

Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab paling tersering adalah virus Epstein Barr.

Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A stereptococcus beta hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat, pneumococcus, streptococcus viridian dan streptococcus piogenes. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mulai mati. 2. Tonsilitis membranosa

Penyebabnya yaitu oleh kuman Coryne bacterium diphteriae, kuman yang termasuk Gram positif dan hidung di saluran napas bagian atas yaitu hidung, faring dan laring.

Penyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi sehingga menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia susu sapi dimasak dulu dengan cara pasteurisasi sebelum diminum maka penyakit ini jarang ditemukan. 3. Tonsilitis kronik Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca kelemahan fisik dan pengobatan tonsilitis yang tidak adekuat kuman penyebabnya sama dengan tonsilitis akut tetapi kadang-kadang kuman berubah menjadi kuman golongan gram negatif.

2.1.2 Etiologi a. Tonsillitis bakterialis supuralis akut paling sering disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus group A,Misalnya: Pneumococcus, staphylococcus, Haemalphilus influenza, sterptoccoccus non hemoliticus atau streptoccus viridens. b. Bakteri merupakan penyebab pada 50% kasus. Antara lain streptococcus B hemoliticus grup A, streptococcus, Pneumoccoccus,Virus, Adenovirus, Virus influenza serta herpes. c. Penyebabnya infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis. 2.1.3 Patofisiologi Saat bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut,amandel berperan sebagai filter, menyelimuti organism yang berbahaya tersebut sel-sel darah putih ini akan menyebabkan infeksi ringan pada amandel. Hal ini akan memicu tubuh untuk membentuk antibodi terhadap infeksi yang akan datang akan tetapi kadang-kadang amandel sudah kelelahan menahan infeksi atau virus.Infeksi bakteri dari virus inilah yang menyebabkan tonsillitis. Bakteri atau virus menginfeksi lapisan epitel tonsil-tonsil epitel menjadikan terkikis dan terjadi peradangan serta infeksi pada tonsil.Infeksi tonsil jarang menampilkan gejala tetapi dalam kasus yang ekstrim pembesaran ini dapat menimbulkan gejala menelan.Infeksi tonsil yang ini adalah peradangan di tenggorokan terutama dengan tonsil yang abses (abses peritonsiler).Abses besar yang terbentuk dibelakang tonsil menimbulkan rasa sakit yang intens dan demam

tinggi (39C-40C).abses secara perlahan-lahan mendorong tonsil menyeberang ke tengah tenggorokan. Dimulai dengan sakit tenggorokan ringan sehingga menjadi parah.pasien hanya mengeluh merasa sakit tenggorokannya sehingga berhenti makan.Tonsilitis dapat menyebabkan kesukaran menelan,panas,bengkak,dan kelenjar getah bening melemah didalam daerah submandibuler,sakit pada sendi dan otot,kedinginan, seluruh tubuh sakit, sakit kepala dan biasanya sakit pada telinga.Sekresi yang berlebih membuat pasien mengeluh sukar menelan,belakang tenggorokan akan terasa mengental. Hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut biasanya berakhir setelah 72 jam. 2.1.4 Manifestasi Klinis a. Gejala berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan di telinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama ). Gejala lain: Demam, tidak enak badan, sakit kepala, muntah. b. Gejala tonsillitis antara lain : pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan, tenggorokan terasa kering, pernafasan bau, pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus, tidak nafsu makan, mudah lelah, nyeri abdomen, pucat, letargi, nyeri kepala, disfagia (sakit saat menelan), mual dan muntah. c. Gejala pada tonsillitis akut : rasa gatal/ kering ditenggorokan, lesu, nyeri sendi odinafagia, anoreksia, otalgia, suara serak (bila laring terkena), tonsil membengkak, sakit menelan, kadang kadang muntah, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh badan, kedinginan, sakit telinga. Pada tonsillitis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar

nanah pada lekukan tonsil. 2.1.5 Komplikasi Komplikasi tonsillitis akut dan kronik menurut Mansjoer, A (1999), yaitu: a. Abses pertosil Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group A. b. Otitis media akut Infeksis dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustachi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada rupture spontan gendang telinga. c. Mastoiditis akut Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebar infeksi ke dalam sel-sel mastoid. d. Laringitis e. Sinusitis f. Rhinitis 2.1.6 Penatalaksanaan Penatalaksanaan tonsillitis secara umum: a. Jika penyebab bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut ) selama 10 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan. b. Pengangkatan tonsil (Tonsilektomi) dilakukan jika: 1) Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih /tahun . 2) Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun. 3) Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun.

4) Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik. Penatalaksanaan tonsillitis adalah: a. Penatalaksanaan tonsillitis akut : 1. Antibiotik golongan penelitian atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klidomisin. 2. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik. 3. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3 kali negatif 4. Pemberian antipiretik b. Penatalaksanaan tonsillitis kronik 1. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap. 2. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi konservatif tidak berhasil. Tonsilektomi menurut Firman S (2006), yaitu : a. Perawatan Prabedah Diberikan sedasi dan premedikasi, selain itu pasien juga harus dipuasakan, membebaskan anak dari infeksi pernafasan bagian atas. b. Teknik pembedahan Anestesi umum selalu diberikan sebelum pembedahan,pasien diposisikan terlentang dengan kepala sedikit direndahkan dan leher dalam keadaan ekstensi mulut ditahan terbuka dengan suatu penutup dan lidah didorong keluar dari jalan. Penyedotan harus dapat diperoleh untuk mencegah inflamasi

dari darah. Tonsil diangkat dengan diseksi / quillotine. Metode apapun yang digunakan penting untuk mengangkat tonsil secara lengkap. Perdarahan dikendalikan dengan menginsersi suatu pak kasa ke dalam ruang post nasal yang harus diangkat setelah pembedahan. Perdarahan yang berlanjut dapat ditangani dengan mengadakan ligasi pembuluh darah pada dasar tonsil. c. Perawatan paska-bedah 1. Berbaring kesamping sampai bangun kemudian posisi mid fowler. 2. Memantau tanda-tanda perdarahan:

3. Diet ah telah reda. - Mendukung posisi untuk menelan potongan makanan yang besar (lebih nyaman dari adanya kepingan kecil) - Hindari pemakaian sedotan (suction dapat menyebabkan perdarahan)

- Es cream, crustard dingin, sup krim, dan jus. - Refined sereal dan telur setengah matang biasanya lebih dapat dinikmati pada pagi hari setelah perdarahaan. - Hindari jus jeruk,minuman panas, makanan kasar atau banyak bumbu selama 1 minggu

- Menggunakan ice color (kompres es) bila mau - Memberikan analgesik (hindari aspirin) - Melaporkan segera tanda-tanda perdarahan. - Minum 2-3 liter / hari sampai bau mulut hilang.

- Hindari latihan berlebihan, batuk, bersin, berdahak dan menyisi hidung segera selama 1-2 minggu - Tinja mungkin seperti teh dalam beberapa hari karena darah yang tertelan. 2.2. Faringitis Akut 2.2.1 Definisi Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring) yang biasanya disebabkan oleh infeksi akut. Biasanya disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A. Namun bakteri lain seperti n. gonorrhoeae, c. diphtheria, h. influenza juga dapat menyebabkan faringitis. Apabila disebabkan oleh infeksi virus biasanya oleh rhinovirus, adenovirus, parainfluenza virus dan coxsackie virus. 2.2.2 Gejala dan Tanda Yang sering muncul pada faringitis adalah:

ngan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah

pun bakteri, tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri. Faringitis Virus Faringitis Bakteri Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan Sering ditemukan nanah di tenggorokan Demam ringan atau tanpa demam Demam ringan sampai sedang Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkat Jumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesar Pembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium

2.2.3 Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. 2.2.4 Pemeriksaan penunjang

2.2.5 Pengobatan Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik) seperti asetaminofen, obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat. Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye. Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Penting bagi penderita untuk meminum obat antibiotik sampai habis sesuai anjuran dokter, agar tidak terjadi resistensi pada kuman penyebab faringitis. Untuk mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya demam rematik), jika penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika penderita memiliki alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan erythromycin atau antibiotik lainnya.

You might also like