You are on page 1of 20

Human Chorionic Gonadotropin (hCG) The human chorionic gonadotropin (hCG) test is done to check for the hormone

hCG in blood or urine. Some hCG tests measure the exact amount and some just check to see if the hormone is present. HCG is made by the placenta during pregnancy. The hCG test can be used to see if a woman is pregnant or as part of a screening test for birth defects. HCG may also be made abnormally by certain tumors, especially those that come from an egg or sperm (germ cell tumors). HCG levels are often tested in a woman who may have abnormal tissue growing in her uterus, a molar pregnancy, or a cancer in the uterus (choriocarcinoma) rather than a normal pregnancy. Several hCG tests may be done after a miscarriage to be sure a molar pregnancy is not present. In a man, hCG levels may be measured to help see whether he has cancer of the testicles. HCG in pregnancy An egg is normally fertilized by a sperm cell in a fallopian tube. Within nine days after fertilization , the fertilized egg moves down the fallopian tube into the uterus and attaches (implants) to the uterine wall. Once the fertilized egg implants, the developing placenta begins releasing hCG into your blood. Some hCG also gets passed in your urine. HCG can be found in the blood before the first missed menstrual period, as early as six days after implantation. HCG helps to maintain your pregnancy and affects the development of your baby (fetus). Levels of hCG increase steadily in the first 14 to 16 weeks following your last menstrual period (LMP), peak around the 14th week following your LMP, and then decrease gradually. The amount that hCG increases early in pregnancy can give information about your pregnancy and the health of your baby. Shortly after delivery, hCG can no longer be found in your blood. More hCG is released in a multiple pregnancy, such as twins or triplets, than in a single pregnancy. Less hCG is released if the fertilized egg implants in a place other than the uterus, such as in a fallopian tube. This is called an ectopic pregnancy. HCG blood tests HCG blood tests can be used to see if hCG is present but they can also measure the exact amount of hCG in the blood. A blood test can be used to see if a woman is pregnant, it can check for abnormal pregnancies or it can test for hCG related to certain cancers. The level of hCG in the blood is often used as part of a screening for birth defects in a maternal serum triple or quadruple screening test. Generally done between 15 and 20 weeks, these tests check the levels of three or four substances in a pregnant woman's blood. The triple screen checks alpha-fetoprotein (AFP), human chorionic gonadotropin (hCG), and a type of estrogen (unconjugated estriol, or uE3). The quad screen checks these substances and the level of the hormone inhibin A. The levels of these substances-along with a woman's age and other factors-help the doctor estimate the chance that the baby may have certain problems or birth defects dr.Bambang Widjanarko, SpOG Fak Kedokteran UMJ Jakarta Angka kejadian abortus sekitar 25% dari seluruh kehamilan. Kejadian ini sangat memprihatinkan bagi penderita dan suaminya. Penatalaksanaan klinik dilakukan atas 2 buah prinsip utama: Evakuasi uterus tidak selalu harus dikerjakan pada setiap peristiwa perdarahan pada kehamilan muda mengingat kemungkinan viabilitas janin atau embrio Harus diingat kemungkinan adanya kehamilan ektopik pada kasus kehamilan muda dengan riwayat perdarahan per vaginam

DASAR PENEGAKAN DIAGNOSA 1. 2. 3. Nyeri suprapubik, kejang uterus dan atau nyeri punggung Perdarahan pervaginam Dilatasi servik dan teraba jaringan keluar dari kanalis servikalis

4. 5. 6.

Gejala dan tanda kehamilan menghilang Tes kehamilan negatif atau peningkatan kadar hCG yang tak sesuai Hasil pemeriksaan ultrasonografi yang tidak normal

BATASAN Abortus spontan. Berakhirnya peristiwa kehamilan sebelum kehamilan usia 20 minggu (definisi WHO) Keluarnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi dengan atau tanpa disertai janin dengan berat kurang dari 500 gram. Abortus iminen Perdarahan pervaginam pada kehamilan <> Abortus kompletus Keluarnya seluruh produk hasil konsepsi sebelum kehamilan 20 minggu. Abortus inkompletus Keluarnya sebagian produk hasil konsepsi. Abortus insipiens Perdarahan pervaginam pada kehamilan <> Missed abortion Embrio atau janin mati dalam uterus dan tetap dalam uterus Septic abortion Abortus yang disertai dengan infeksi uterus dan kadang-kadang pada struktur adneksa serta disertai dengan gejala-gejala septisemia. ANGKA KEJADIAN 15% kehamilan klinis dan 60% kehamilan kimiawi berakhir dengan abortus spontan. 8% abortus spontan terjadi pada kehamilan kurang dari 12 minggu. Angka kejadian abortus dipengaruhi oleh berbagai faktor : Usia ibu Faktor yang berkaitan dengan kehamilan : Jumlah kehamilan dengan janin aterm sebelumnya Kejadian abortus sebelumnya Kejadian lahir mati sebelumnya Riwayat hamil dengan janin yang mengalami kelainan kongenital atau defek genetik Pengaruh orang tua : Kelainan genetik orang tua Komplikasi medis

ETIOLOGI 1. 2. Faktor ovofetal Faktor maternal

Abortus yang terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan umumnya disebabkan oleh faktor ovofetal ; pada minggu-minggu berikutnya (11 12 minggu), abortus yang terjadi disebabkan oleh faktor maternal.

Faktor OVOFETAL : Pemeriksaan USG janin dan histopatologis selanjutnya menunjukkan bahwa pada 70% kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang atau terjadi malformasi pada tubuh janin. Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar belakang kejadian abortus adalah kelainan chromosomal. Pada 20% kasus, terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk melakukan implantasi dengan adekwat. Faktor MATERNAL : 2% peristiwa abortus disebabkan oleh adanya penyakit sistemik maternal (systemic lupus erythematosis) dan infeksi sistemik maternal tertentu lainnya. 8% peristiwa abortus berkaitan dengan abnormalitas uterus ( kelainan uterus kongenital, mioma uteri submukosa, inkompetensia servik). Terdapat dugaan bahwa masalah psikologis memiliki peranan pula dengan kejadian abortus meskipun sulit untuk dibuktikan atau dilakukan penilaian lanjutan. MEKANISME ABORTUS Mekanisme awal terjadinya abortus adalah lepasnya sebagian atau seluruh bagian embrio akibat adanya perdarahan minimal pada desidua. Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi akibat perdarahan subdesidua tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi uterus dan mengawali proses abortus Pada kehamilan kurang dari 8 minggu : Embrio rusak atau cacat yang masih terbungkus dengan sebagian desidua dan villi chorialis cenderung dikeluarkan secara in toto , meskipun sebagian dari hasil konsepsi masih tertahan dalam cavum uteri atau di canalis servicalis. Perdarahan pervaginam terjadi saat proses pengeluaran hasil konsepsi. Pada kehamilan 8 14 minggu: Mekanisme diatas juga terjadi atau diawali dengan pecahnya selaput ketuban lebih dulu dan diikuti dengan pengeluaran janin yang cacat namun plasenta masih tertinggal dalam cavum uteri.

Plasenta mungkin sudah berada dalam kanalis servikalis atau masih melekat pada dinding cavum uteri. Jenis ini sering menyebabkan perdarahan pervaginam yang banyak. Pada kehamilan minggu ke 14 22: Janin biasanya sudah dikeluarkan dan diikuti dengan keluarnya plasenta beberapa saat kemudian. Kadangkadang plasenta masih tertinggal dalam uterus sehingga menyebabkan gangguan kontraksi uterus dan terjadi perdarahan pervaginam yang banyak. Perdarahan umumnya tidak terlalu banyak namun rasa nyeri lebih menonjol. Dari penjelasan diatas jelas bahwa abortus ditandai dengan adanya perdarahan uterus dan nyeri dengan intensitas beragam. DIAGNOSA BANDING 95% perdarahan uterus pada kehamilan muda disebabkan oleh abortus, namun perlu diingat diagnosa banding dari perdarahan pervaginam pada kehamilan muda yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kehamilan ektopik Perdarahan servik akibat epitel servik yang mengalami eversi atau erosi Polip endoservik Mola hidatidosa (jarang) Karsinoma servik uteri Pedunculated submucous myoma

GEJALA KLINIK Abortus iminen - threatened abortion

20% wanita hamil mengalami perdarahan pervaginam pada trimester I. Pada sebagian besar kasus hal tersebut disebabkan oleh perdarahan akibat adanya implantasi. Servik tertutup , perdarahan minimal dan dapat atau tanpa disertai rasa nyeri. Abortus insipien - inevitable abortion

Ditandai dengan nyeri abdomen atau nyeri punggung, perdarahan pervaginam dengan dilatasi servik.Abortus sudah tak mungkin dipertahankan bila terjadi pendataran dan dilatasi servik dan atau terjadi pecahnya selaput ketuban. Abortus inkompletus o o o o Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri. Pada kehamilan <>abortus completus) Pada kehamilan> 10 minggu, keluarnya janin dan plasenta tidak terjadi secara bersamaan dan sebagian masih tertahan didalam uterus. (abortus incompletus) yang biasanya disertai rasa nyeri akibat kontraksi uterus dalam usaha untuk mengeluarkan hasil konsespsi. Perdarahan umumnya persisten dan seringkali sangat banyak.

Abortus inkompletus Pada sebelah kanan gambar terlihat gambaran produk konsepsi yang keluar pada abortus inkompletus Abortus kompletus o o o Ditandai dengan keluarnya seluruh hasil konsepsi. Perdarahan pervaginam ringan terus berlanjut sampai beberapa waktu lamanya. Umumnya pasien datang dengan rasa nyeri abdomen yang sudah hilang.

Abortus kompletus Pada sebelah kanan gambar terlihat gambaran hasil konsepsi yang keluar pada abortus kompletus Misssed abortion Setelah kematian janin, janin tidak segera dikeluarkan.

Retensi kehamilan diperkirakan terjadi oleh karena masih adanya produksi progesteron plasenta yang terus berlanjut dan produksi estrogen yang turun sehingga kontraktilitas uterus menurun. Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan faal pembekuan darah bila janin mati tidak dikeluarkan dalam waktu lebih dari 8 minggu. Blighted ovum Blighted Ovum atau anembryonic pregnancy adalah perkembangan embrio yang gagal sehingga yang ditemukan hanya kantung kehamilan dengan atau tanpa disertai yolk sac. PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK Laboratorium 1. 2. Darah lengkap:Kadar haemoglobih rendah akibat anemia haemorrhagik, LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi. Tes kehamilan : Penurunan atau level plasma yang rendah dari -hCG adalah prediktif. terjadinya kehamilan abnormal (blighted ovum, abortus spontan atau kehamilan ektopik).

Ultrasonografi USG transvaginal dapat digunakan untuk deteksi kehamilan 4 5 minggu. Detik jantung janin terlihat pada kehamilan dengan CRL > 5 mm (usia kehamilan 5 6 minggu). Dengan melakukan dan menginterpretasi secara cermat, pemeriksaan USG dapat digunakan untuk menentukan apakah kehamilan viabel atau non-viabel. Pada abortus imimnen, mungkin terlihat adanya kantung kehamilan (gestational sac GS) dan embrio yang normal. Prognosis buruk bila dijumpai adanya : Kantung kehamilan yang besar dengan dinding tidak beraturan dan tidak adanya kutub janin. Perdarahan retrochorionic yang luas ( > 25% ukuran kantung kehamilan). Frekuensi DJJ yang perlahan ( < 85 dpm ).

Pada abortus inkompletus, kantung kehamilan umumnya pipih dan iregular serta terlihat adanya jaringan plasenta sebagai masa yang echogenik dalam cavum uteri. Pada abortus kompletus, endometrium nampak saling mendekat tanpa visualisasi adanya hasil konsepsi. Pada missed abortion, terlihat adanya embrio atau janin tanpa ada detik jantung janin. Pada blighted ovum, terlihat adanya kantung kehamilan abnormal tanpa yolk sac atau embrio

Kehamilan intrauterine 8 minggu. Terlihat gambaran embrio (E) dan yolk sac (YS)

Blighted ovum Kantung gestasi (Gestational Sac ) yang kosong

Kematian embrio pada kehamilan 8 minggu Terlihat dinding kantung kehamilan (GS) yang iregular dan Yolk sac yang mengempis

Uterus yang kosong ( U ) dengan masa adneksa (A) yang diduga adalah kehamilan ektopik. hCG saat ini > 100 mIU

Kehamilan ektopik dapat menunjukkan gejala yang menyerupai abortus, gangguan haid biasa, nyeri abdomen atau nyeri panggul. Kadang ditemukan masa adneksa. Pemeriksaan USG dapat menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik bila ditemukan adanya kantung kehamilan dalam uterus, namun perlu diingat (meski sangat jarang) adanya peristiwa kehamilan heterotopik (kehamilan ektopik dan kehamilan intrauterine yang terjadi secara bersamaan). Mola Hidatidosa Umumnya mengalami abortus sebelum kehamilan 20 minggu. Pemeriksaan USG kadang dapat memperlihatkan adanya kista theca lutein yang dapat menyebabkan pembesaran ovarium bilateral. Perdarahan pervaginam yang terjadi sering memperlihatkan adanya gelembung mola (gelembung mola adalah villi chorialis yang mengalami degenerasi hidropik) dan tanda ini merupakan diagnosa pasti dari MH. KOMPLIKASI Perdarahan yang menyebabkan haemorrhagic shock Infeksi Sepsis pasca abortus provokatus Sinechia intrauterine (Ashermans syndroma) Infertilitas Perforasi, cedera vesika urinaria atau usus akibat tindakan kuretase Pembentukan fistula

TERAPI Keberhasilan penatalaksanaan abortus tergantung pada diagnosa dini. Pada semua pasien harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik lengkap. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan darah lengkap, golongan darah. Kultur servik dikerjakan pada pasien abortus septik. Pada Abortus iminen : Tirah baring. Prognosis baik bila perdarahan berhenti dan keluhan nyeri hilang. D & C diperlukan bila perdarahan terus berlangsung dan banyak.

Pada abortus insipien dan inkompletus : Kuretase Perbaikan keadaan umum ibu

Prognosis baik bila hasil konsepsi dapat dikeluarkan secara lengkap

Pada abortus kompletus : Observasi perdarahan. Abortus pada trimester II memerlukan perawatan di rumah sakit . Pemberian obat uterotonik dapat menghentikan perdarahan dan membantu pengeluaran hasil konsepsi yang masih ada. Pada abortus septik : kuretase harus dilakukan paling lama 24 jam setelah pemberian antibiotika spektrum luas dan kortiskosteroid. ABORTUS HABITUALIS Abortus berulang (recurrent abortion) adalah abortus yang terjadi 3 kali secara berturut-turut. Angka kejadian 0.4 1%. Resiko berulangnya abortus setelah abortus I adalah 20% ; resiko setelah abortus II adalah 25% dan resiko setelah abortus III adalah 30%

Pemeriksaan dan Penatalaksanaan Pemeriksaan medis dan anamnesa obstetrik yang cermat diharapkan dapat menunjukkan adanya penyakit sistemik atau dugaan adanya inkompetensia servik. Pemeriksaan vaginal dapat menunjukkan adanya mioma uteri atau inkompetensia servik. Ultrasonografi TVS dapat membantu usaha untuk menegakkan diagnosa yang lebih baik. Pemeriksaan dengan ultrasonografi TVS juga dapat menunjukkan adanya malformasi uterus. Bila abortus berulang diperkirakan akibat endometritis, perlu dikerjakan kultur jaringan endometrium. Masih belum jelas apakah toxoplasmosis cytomegalovirus virus herpes rubella atau listeria dapat menjadi penyebab dari peristiwa abortus berulang. Saat ini, peranan dari vaginosis bakterial dalam peristiwa abortus berulang sedang diteliti. Disfungsi endokrin seperti PCOS (polycystic ovarian syndrome) dapat disingkirkan dengan melakukan ultrasonografi TVS. Banyak ahli berpendapat bahwa penyakit tiroid dan diabetes bukan merupakan penyebab abortus berulang.

Kelainan kromosome pada kedua orang tua menyangkut sekitar 5% abortus berulang dan tidak ada terapi khusus. Faktor imunologi mendapatkan perhatian khusus selama 10 tahun terakhir ini. Secara teoritis, bila kedua orang tua menggunakan beberapa HLA (Human Leucocyt Antigen) secara bersamaan maka janin dari pasangan ini tidak mampu untuk memberikan rangsangan yang memadai terhadap ibu untuk menghasilkan suatu blocking antibody untuk janin alogenik sehingga terjadi abortus. Pada kasus seperti itu, bila wanita tersebut berganti pasangan maka kemungkinan abortus berulang menjadi turun. Beberapa wanita yang menderita penyakit autoimune terutama sindroma antifosfolipid (APLS) dan sistemik lupus eritematosus (SLE) memiliki reaksi blocking antibody kuat yang menjadi penyebab terjadinya abortus berulang. Bila akan dilakukan terapi imunologi maka kemungkinan SLE harus disingkirkan oleh karena dengan terapi imunologi, SLE akan menjadi berat. Bila dari hasil pemeriksaan laboratorium terbukti adanya SLE maka terapi berupa pemberian aspirin dan heparin dosis rendah yang dapat memperbaiki angka lahir hidup dari 10% menjadi 70%. INKOMPETENSIA SERVIK 20% penderita abortus berulang pada trimester II menderita inkompetensia servik. DASAR DIAGNOSA INKOMPETENSIA SERVIK : 1. 2. 3. Riwayat abortus berulang yang terjadi pada kehamilan > 12 minggu dan biasanya diawali dengan pecahnya selaput ketuban tanpa rasa nyeri. Ostium uteri eksternum mudah dilalui dengan dilator 9 mm pada saat tak ada kehamilan Selama kehamilan terjadi dilatasi servik secara gradual yang diperiksa melalui TVS atau VT.

Bila diagnosa inkompetensia servik sudah ditegakkan maka dilakukan cervical cerclage dengan memasang benang unabsorable lunak yang khusus

Inkompetensia Servik 1. 2. 3. Servik normal pada kehamilan 16 minggu Inkompetensia servik pada kehamilan 16 minggu Pemasangan Cervical Cerclage

Pasca pemasangan cerclage, 10% akan mengalami abortus , 10% mengalami persalinan prematur dan sisanya dapat mencapai kehamilan 36 minggu. EFEK PSIKOLOGI ABORTUS Pada sebagian besar pasien dan atau keluarganya , kejadian abortus adalah peristiwa yang sangat menyedihkan. Pada 20% kasus, kesedihan pasien dapat berlangsung berbulan-bulan. Bila peristiwa abortus iminen mereda dan kehamilan terus berlangsung, pasien setiap saat senantiasa bertanya mengenai keadaan janin dalam rahimnya dan biasanya tanpa dapat memperoleh jawaban yang memuaskan. 2 informasi yang selalu dipertanyakan pada dokter : adalah mengapa tindakan abortus harus dilakukan dan bagaimana mengenai nasib kehamilan selanjutnya. 3 pertanyaan pasien yang senatiasa diajukan pada dokter dan memerlukan jawaban yang dapat memuaskan dirinya: 1. 2. 3. Mengapa terjadi abortus Apakah ada sesuatu yang dilakukan atau justru tidak dilakukan olehnya sehingga peristiwa abortus terjadi Apakah kehamilan mereka yang selanjutnya juga akan bernasib sama.

KEMATIAN JANIN INTRA UTERIN Rekomendasi WHO bahwa janin dianggap viable bila mencapai usia 22 minggu atau dengan berat badan > 500 gram. Peristiwa pengeluaran janin pada usia kehamilan diatas 22 minggu sudah disebut sebagai persalinan delivery (hidup atau mati) Tak semua negara menerima rekomendasi tersebut. Britania menggolongkan kehamilan yang berakhir sebelum 24 minggu adalah peristiwa abortus dan catatan mengenai lahir mati tidak diperlukan oleh adminstrator kesehatan disana. Kematian janin intra uterin dapat terjadi pada penyakit HDK, DM atau komplikasi kehamilan lainnya. Pada sebagian besar kasus, peristiwa pengeluaran janin terjadi segera setelah janin mati. Pada sebagian kecil kasus, janin mati tetap tertahan dalam uterus. Aspek klinik Ibu tak merasakan gerakan janin. Detik jantung janin tak terdengar dengan Doppler. USG tak menampakkan adanya tanda-tanda kehidupan dan menampakkan tanda-tanda kematian janin ( Spalding sign, Robert sign ).

Tindakan medis harus segera diambil dalam waktu 3 minggu oleh karena: Menghindari adanya gangguan psikologis pada ibu : membiarkan ibu dalam kesedihan yang berlarutlarut adalah sikap yang tidak bijaksana dan banyak ibu yang cemas bahwa janinnya yang sudah mati itu akan dapat meracuni atau menimbulkan masalah medis lain pada dirinya. Hipofibrinogenemia dan Disseminated Intravascular Coagulation dapat terjadi bila janin yang mati tak segera dikeluarkan.

Penatalaksanaan Sampaikan informasi pada pasangan yang bersangkutan bahwa janin mati tak membahayakan kehidupan wanita tersebut sampai 3 minggu setelah kematian janin. Pemilihan cara persalinan apakah akan persalinan ditunggu secara spontan atau segera dilahirkan dengan induksi persalinan harus dibahas dengan baik. Induksi persalinan dapat dilakukan dengan misoprostol 100 200 g 2 dd 1 selama 2 hari

Bila pasien menghendaki agar persalinan berlangsung secara spontan, maka harus sering dilakukan pemeriksaan faal hemostasis dan kadar fibrinogen.

Rujukan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Aborsi Definisi Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah abortus adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia 20 minggu kehamilan atau berat bayi kurang dari 500 g (ketika janin belum dapat hidup di luar kandungan).1 Angka kejadian aborsi meningkat dengan bertambahnya usia dan terdapatnya riwayat aborsi sebelumnya. Proses abortus dapat berlangsung secara : 1. 2. 3. Spontan / alamiah (terjadi secara alami, tanpa tindakan apapun) Buatan / sengaja (aborsi yang dilakukan secara sengaja), Terapeutik / medis (aborsi yang dilakukan atas indikasi medik karena terdapatnya suatu permasalahan atau komplikasi). American College of Obstetrican and Gynecologist ; ACOG tehnical Bulletin no. 212, Early Pregnancy Loss September 1995 American College of Obstetrican and Gynecologist ; Management of recurrent early pregnancy loss. Practice Bulletin No.24 Februari 2001.a Blohm F, Platz-Christensen JJ et al : Expectant management of first trimester-miscarriage in clinical practiece. Acta Obstet Gynecol Scand 82;654, 2003 Cunningham FG et al : Abortion in Williams Obstetrics , 22nd ed, McGraw-Hill, 2005 DeCherney AH. Nathan L : Early Pregnancy Risk in Current Obstetrics and Gynecologic Diagnosis and Treatment , McGraw Hill Companies, 2003 Farquharson RG, Quenby S, Greaves M: Antiphospholipid syndrome in pregnancy: A randomized controlled trial of treatment Obstet Gynecil 100:408, 2002 Llewelyn-Jones : Abortion in Obstetrics and Gynecology 7th ed. Mosby, 1999

Frekuensi terjadinya aborsi di Indonesia sangat sulit dihitung secara akurat karena banyaknya kasus aborsi buatan / sengaja yang tidak dilaporkan. Berdasarkan perkiraan dari BKBN, ada sekitar 2 juta kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya. Pada penelitian di Amerika Serikat terdapat 1,2 1,6 juta aborsi yang disengaja dalam 10 tahun terakhir dan merupakan pilihan wanita Amerika untuk kehamilan yang tidak diinginkan. Secara keseluruhan, di seluruh dunia, aborsi adalah penyebab kematian yang paling utama dibandingkan kanker maupun penyakit jantung. Alasan Aborsi yang dilakukan seorang wanita hamil memiliki berbagai macam alasan, baik alasan medis maupun alasan non medis. Menurut studi dari Aida Torres dan Jacqueline Sarroch Forrest (1998), menyatakan bahwa hanya 1 % kasus aborsi karena perkosaan atau incest (hubungan intim satu darah), 3 % karena membahayakan nyawa calon ibu, dan 3 % karena janin akan tumbuh dengan cacat tubuh yang serius. Sedangkan 93 % kasus aborsi lainnya adalah karena alasan-alasan non medis diantaranya adalah tidak ingin memiliki anak dengan alasan takut mengganggu karir atau sekolah, tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak, dan tidak ingin memiliki anak tanpa ayah. Penyebab Penyebab abortus spontan bervariasi meliputi infeksi, faktor hormonal, kelainan bentuk rahim, faktor imunologi (kekebalan tubuh), dan penyakit dari ibu. Penyebab abortus pada umumnya terbagi atas faktor janin dan faktor ibu. Faktor Janin Pada umumnya abortus spontan yang terjadi karena faktor janin disebabkan karena terdapatnya kelainan pada perkembangan janin [seperti kelainan kromosom (genetik)], gangguan pada ari-ari, maupun kecelakaan pada janin. Frekuensi terjadinya kelainan kromosom (genetik) pada triwulan pertama berkisar sebesar 60%.

Faktor ibu Beberapa hal yang berkaitan dengan faktor ibu yang dapat menyebabkan abortus spontan adalah faktor genetik orangtua yang berperan sebagai carrier (pembawa) di dalam kelainan genetik; infeksi pada kehamilan seperti herpes simpleks virus, cytomegalovirus, sifilis, gonorrhea; kelainan hormonal seperti hipertiroid, kencing manis yang tidak terkontrol; kelainan jantung; kelainan bawaan dari rahim, seperti rahim bikornu (rahim yang bertanduk), rahim yang bersepta (memiliki selaput pembatas di dalamnya) maupun parut rahim akibat riwayat kuret atau operasi rahim sebelumnya. Mioma pada rahim juga berkaitan dengan angka kejadian aborsi spontan. Faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya abortus adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Usia ibu yang lanjut Riwayat kehamilan sebelumnya yang kurang baik Riwayat infertilitas (tidak memiliki anak) Adanya kelainan atau penyakit yang menyertai kehamilan Infeksi (cacar, toxoplasma, dll) Paparan dengan berbagai macam zat kimia (rokok, obat-obatab, alkohol, radiasi) Trauma pada perut atau panggul pada 3 bulan pertama kehamilan Kelainan kromosom (genetik)

Tanda dan Gejala 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nyeri perut bagian bawah Keram pada rahim Nyeri pada punggung Perdarahan dari kemaluan Pembukaan leher rahim Pengeluaran janin dari dalam rahim

Proses abortus sendiri terbagi atas : Abortus imminens Abortus imminens adalah terjadinya perdarahan dari rahim sebelum kehamilan mencapai usia 20 minggu, dimana janin masih berada di dalam rahim dan tanpa disertai pembukaan dari leher rahim. Apabila janin masih hidup maka kehamilan dapat dipertahankan, akan tetapi apabila janin mengalami kematian, maka dapat terjadi abortus spontan. Penentuan kehidupan janin dapat dilakukan dengan pemeriksaan USG (Ultrasonografi) untuk melihat gerakan dan denyut jantung janin. Denyut jantung janin dapat juga didengarkan melalui alat Doppler atau Laennec apabila janin sudah mencapai usia 12 16 minggu. Tatalaksana yang dilakukan meliputi istirahat baring. Abortus insipiens Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari rahim pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya pembukaan leher rahim, namun janin masih berada di dalam rahim. Pada tahapan ini terjadi perdarahan dari rahim dengan kontraksi yang semakin lama semakin kuat dan semakin sering, diikuti dengan pembukaan leher rahim. Tatalaksana yang dilakukan adalah pengeluaran sisa hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) dengan infus oksitosin, dan / atau dengan kuretase.

Gambar 1. Kuretase

Abortus inkompletus Pada abortus inkompletus, produk konsepsi (janin) sebagian sudah keluar akan tetapi masih ada sisa yang tertinggal di dalam rahim. Gejala yang terjadi adalah keram pada rahim disertai perdarahan rahim dalam jumlah banyak, terjadi pembukaan, dan sebagian jaringan keluar. Penanganan yang dilaksanakan adalah mengawasi kondisi ibu agar tetap stabil dan pengeluaran seluruh jaringan hasil konsepsi yang masih tertinggal di dalam rahim. Abortus kompletus Abortus kompletus ditandai dengan pengeluaran lengkap seluruh hasil konsepsi yang diikuti dengan sedikit perdarahan, dan nyeri. Tatalaksana yang dilakukan adalah peningkatan keadaan umum ibu. Missed abortion Pada kasus missed abortion, kematian janin terjadi tanpa adanya pengeluaran dari hasil konsepsi. Alasan mengapa janin yang meninggal tidak keluar masih belum jelas. Biasanya didahului dengan tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau menghilang setelah pengobatan. Tes kehamilan menjadi negatif, tanda-tanda kehamilan tidak ada, dan denyut jantung janin tidak dapat terdeteksi. Abortus terapeutik Abortus yang dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu atas pertimbangan kesehatan wanita, dimana apabila kehamilan itu dilanjutkan akan membahayakan dirinya. Misalnya pada wanita dengan kelainan jantung. Dapat juga dilakukan atas pertimbangan kelainan janin yang berat. Abortus septik Abortus spontan dapat diikuti dengan komplikasi infeksi. Infeksi dapat terjadi akibat tindakan abortus yang tidak sesuai dengan prosedur (misalnya oleh dukun). Infeksi yang terjadi pada umumnya endometritis, yang bisa berkembang menjadi parametritis dan peritonitis. Abortus berulang Abortus berulang adalah abortus yang terjadi sebanyak 3 kali atau lebih pada 3 bulan pertama kehamilan. Abortus berulang primer terjadi pada wanita yang belum pernah memiliki anak yang hidup sebelumnya. Abortus berulang sekunder adalah abortus yang terjadi pada wanita yang sebelumnya sudah pernah memiliki anak lahir hidup. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan USG, pemeriksaan darah, dan pemeriksaan hormonal kadar B-hCG. Tatalaksana pasca abortus Pemeriksaan untuk mencari penyebab abortus spontan dengan menggunakan USG atau kadar B-hCG selama 1-2 bulan berikutnya. Sesudah mengalami abortus, ibu dianjurkan jangan hamil dulu selama 3 bulan kemudian (jika perlu gunakan kontrasepsi kondom atau pil). Mengenali Perubahan Tubuh Saat Kehamilan Anda dan Pertumbuhan Janin Kehamilan dibagi menjadi tiga tahap atu trimester: Pertama, dari hari pertama menstruasi terakhir Anda sampai minggu ke-14; kedua, minggu ke-14 sampai ke-28; ketiga, minggu ke-28 sampai lahir. Catatan Harian Kehamilan

Bulan Pertama Di masa ini kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa dirinya telah hamil. Meskipun mereka sadar bahwa telah terlambat datang bulan di minggu kedua. Biasanya tubuh sering merasa lelah, akibat adanya perubahan hormon dalam indung telur. Pada bulan ini juga terjadi peningkatan memproduksi hormon progesteron. Buah dada terasa

lunak. Mulai timbul "morning sickness" atau terasa mual di pagi hari. Hal-hal yang perlu dicatat: Minggu Ke-1 - Minggu Ke-2 - Minggu Ke-3 - Minggu Ke-4

Minggu ke-1 Ke Menu Atas < Perkembangan Sel telur mengalami pembuahan, terbelah dan masuk ke dalam rongga uterus. Janin: Perkembangan Ibu: Indung telur meningkatkan produksi hormon pemelihara kehamilan, progesterone Ketidaknyamanan: Ibu belum merasakan apa-apa. Minggu ke-2 Ke Menu Atas < Embrio awal terbagi menjadi tiga jaringan berbeda (extoderm, endoderm, mesoderm). Perkembangan Lapisan sel-sel primitif tersebut akan membentuk berbagai organ dan jaringan di tubuh Janin: bayi. Perkembangan Ibu: Pertama kali tidak mendapat haid Minggu ke-3 Perkembangan Janin: Ke Menu Atas < Bagian-bagian tubuh bayi mulai terlihat, seperti tulang belakang, otak, dan syaraf tulang belakang. Plasenta membesar menutupi seperlimabelas bagian dalam uterus. payudara Perkembangan Ibu: terasa agak lunak. - Mual dan muntah sering terjadi karena adanya perubahan hormonal Ketidaknyamanan: - Payudara terasa nyeri dan membesar - Mengkonsumsi crackers sebelum beraktivitas di pagi hari. Boleh juga diselingi dengan makanan rendah lemak. Cara Mengatasi: - Gunakan bra yang menyokong dan nyaman. Minggu ke-4 Perkembangan Janin: Ke Menu Atas < Terbentuknya jantung, peredaran darah dan saluran pencernaan. Panjang janin sekitar 0,5 cm. Besar kepala sepertiga dari total panjangnya.

Peningkatan aliran darah pada payudara (buah dada). Perkembangan Ibu: Ketidaknyamanan: Kelelahan yang diakibatkan oleh perubahan hormonal - Berolahraga ringan secara teratur dengan tidur siang yang cukup setiap harinya. - Melakukan pijatan juga menjadi cara terbaik untuk merilekskan tubuh yang Cara Mengatasi: mulai mengalami perubahan - Jangan lupa pula untuk beristirahat Bulan Kedua Pada bulan kedua ini, ibu sudah mulai merasakan dirinya sedang mengandung. Hal-hal yang perlu dicatat: Minggu Ke-5 - Minggu Ke-6 - Minggu Ke-7 - Minggu Ke-8

Minggu ke-5 - Jantungnya sudah mulai memompa darah. - Ujung-ujung anggota tubuh mulai terlihat. - Bagian-bagian penting otak mulai kelihatan.

Ke Menu Atas <

Perkembangan Janin:

Minggu ke-6 Perkembangan Ibu: Ketidaknyamanan: Cara Mengatasi: Minggu ke-7 Plasenta sudah mulai berfungsi. - Sering buang air kecil akibat membesarnya uterus (rahim). Kadang-kadang mengganggu di malam hari. - Masih terasa nyeri pada payudara. Mengurangi minum di malam hari.

Ke Menu Atas <

Ke Menu Atas <

Perkembangan Janin:

- Proses perkembangan berjalan cepat. Mata, hidung, bibir mulai terlihat - Tulang dan otot jelas terlihat di balik kulit yang tipis - Janin mulai bergerak

Ibu belum merasakan pergerakan janin. Perkembangan Ibu: Ketidaknyamanan: Payudara mulai membesar. Banyak istirahat. Cara Mengatasi: Minggu ke-8 Perkembangan Janin: Ke Menu Atas <

Janin sudah terbentuk. Beratnya sekitar 1,5 gr, panjangnya 2,5 cm. Detak jantungnya 160 kali/menit. - Plasenta sudah menutupi sekitar sepertiga garis uterus Perkembangan Ibu: - Pembuluh darah tampak membayang pada payudara. Sering sembelit akibat meningkatnya hormon progesteron dalam sistem Ketidaknyamanan: tubuh. Lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat. Cara Mengatasi: Bulan Ketiga Pada bulan ketiga ini dibutuhkan asupan protein, vitamin dan mineral yang cukup untuk pertumbuhan janin. Pada bulan ini saatnya ibu memeriksakan diri ke bidan atau dokter.

Hal-hal yang perlu dicatat: Minggu Ke-9 - Minggu Ke-10 - Minggu Ke-11 - Minggu Ke-12

Minggu ke-9 Perkembangan Janin:

Ke Menu Atas < Organ genital mulai terlihat jelas.

- Areola mammae tampak lebih gelap. Perkembangan Ibu: - Kelenjar Montgemery pada areola mammae semakin jelas. Ketidaknyamanan: Ibu merasa payudara kotor. Jaga kebersihan payudara. Cara Mengatasi: Minggu ke-10 Perkembangan Janin: Perkembangan Ibu: Ketidaknyamanan: Cara Mengatasi: Minggu ke-11 Perkembangan Janin: - Organ tubuh mulai berfungsi. - Pankreas mulai memproduksi insulin. - Ginjal mulai memproduksi air seni. Ke Menu Atas < - Banyak janin sudah hampir menyerupai manusia - Darah dan sel-sel tulang mulai terbentuk Plasenta sudah mulai berfungsi. - Sering buang air kecil akibat membesarnya uterus (rahim). Kadang-kadang mengganggu di malam hari. - Masih terasa nyeri pada payudara. Mengurangi minum di malam hari. Ke Menu Atas <

Berat badan bertambah antara 1-1,5 kg atau rata-rata 300 gr/minggu. Perkembangan Ibu: Ketidaknyamanan: Kadang-kadang gusi bengkak dan berdarah. Tingkatkan asupan vitamin C Cara Mengatasi: Minggu ke-12 - Paru-paru mulai terbentuk. - Panjang janin sudah mencapai kira-kira 4 cm, beratnya sekitar 6 gr. - Plasenta sudah mulai berfungsi dengan baik Ke Menu Atas <

Perkembangan Janin:

Bulan Keempat

Kondisi tubuh mulai membaik dan sehat, kehamilan semakin nyata, keluhan mual dan muntah mulai hilang. Pada saat ini dianjurkan untuk mengikuti kursus kehamilan dan melahirkan

Hal-hal yang perlu dicatat: Minggu Ke-14 - Minggu Ke-15 - Minggu Ke-16

Minggu ke-14 Perkembangan Janin:

Ke Menu Atas <

- Sistem otot semakin kuat. - Sistem saraf mulai berfungsi. - Pembuluh darah mulai berkembang. Kehamilan menimbulkan beberapa hal, antara lain: munculnya linea, tampak garis Perkembangan Ibu: hitam vertikal di tengah perut. Garis ini biasanya akan hilang setelah melahirkan. Ketidaknyamanan: Vagina terasa basah. Jika sampai mengalami gatal-gatal, bahkan infeksi, sebaiknya segera ke bidan atau Cara Mengatasi: dokter. Minggu ke-15 Perkembangan Janin: - Tangan mulai bisa mengepal. - Berat janin mencapai 200 gr. - Kaki sudah mulai menendang. Ke Menu Atas <

Berat badan bertambah antara 1-1,5 kg atau rata-rata 300 gr/minggu. Perkembangan Ibu: Ketidaknyamanan: Keluhan basah pada vagina. Gunakan panty liner jika diperlukan. Cara Mengatasi: Minggu ke-16 Perkembangan Janin: Ke Menu Atas <

- Seluruh organ dan struktur rubuh telah terbentuk. - Panjang janin 16 cm. - Detak jantung janin bisa didengarkan dengan menggunakan alat doppler. Perkembangan Ibu: - Plasenta mulai memproduksi hormon estrogen. - Colostrum sudah dapat dikeluarkan. Sering terjadi sakit pada kepala karena penyesuaian Ketidaknyamanan: tubuh terhadap volume darah yang bertambah, bisa juga karena stress.

Cara Mengatasi:

Istirahat dan tidur yang cukup.

Bulan Kelima Pada akhirnya bulan kelima ibu akan merasakan gerakan janin. Hal-hal yang perlu dicatat: Minggu Ke-18 - Minggu Ke-19 - Minggu Ke-20

Minggu ke-18 Perkembangan Janin: Ketidaknyamanan: Cara Mengatasi: Minggu ke-19 Perkembangan Janin:

Ke Menu Atas < - Adanya lapisan lemak yang melindungi janin. - Rambut-rambut halus menutupi tubuh dan memelihara kelembaban kulit. - Tiba-tiba sakit kepala dan pusing. - Kadang-kadang juga merasa sesak napas. - Bangun tidur jangan segera jalan. - Olah raga ringan seperti jalan kaki, bersepeda atau renang. Ke Menu Atas < Tumbuh alis, bulu mata dan rambut.

- Payudara sudah mulai mengeluarkan colostrum. Perkembangan Ibu: - Daerah sekitar puting mulai kehitaman.

- Berat badan akan naik 300 gr/minggu. Ketidaknyamanan: Timbul varises akibat meningkatnya tekanan darah pada tubuh bagian bawah. - Jangan menyilangkan kaki saat duduk. - Hindari tekanan pada paha bagian bawah. Cara Mengatasi: - Sebaiknya gunakan stocking & sepatu yang bertumit rendah. Minggu ke-20 Perkembangan Janin: Ke Menu Atas <

- Janin mulai memiliki pola tidur secara teratur. - Janin mulai menendang, menghisap dan menggeliat. - Plasenta mulai memanjang dengan ukuran yang relatif. Perkembangan Ibu: - Ada sekitar 400 ml air ketuban di dalam rahim. Ketidaknyamanan: Kadang-kadang timbul alergi.

Cara Mengatasi:

Ciptakan kesegaran dalam ruangan.

Bulan Keenam Perut semakin membesar, kenakanlah baju hamil yang nyaman. Saatnya untuk mendiskusikan tentang kehamilan dan persalinan dengan bidan atau dokter. Hal-hal yang perlu dicatat: Minggu Ke-22 - Minggu Ke-23 - Minggu Ke-24

Minggu ke-22 Perkembangan Janin: Kerangka berkembang dengan pesat.

Ke Menu Atas <

Perubahan kulit, seperti puting susu yang menggelap, strech mark, noda di pipi dan dahi, Perkembangan Ibu: jerawat, telapak tangan yang memerah. Minggu ke-23 Perkembangan Janin: Perkembangan Ibu: Minggu ke-24 Perkembangan Janin: Ke Menu Atas < Kelopak mata mulai membuka dan menutup. Ibu kadang-kadang kurang tidur dan mimpi yang kurang enak. Ke Menu Atas < Berat janin berkisar 700 sampai 800 gr.

- Plasenta menjadi lebih tebal. Perkembangan Ibu: - Ibu juga mulai merasakan saat bayi terjaga. Ketidaknyamanan: Sering terjadi mimisan.

Cara Mengatasi:

Kompres es atau daun sirih sambil tiduran.

Bulan Ketujuh Janin tumbuh dengan pesat, naluri keibuan semakin peka, persiapan untuk kelahiran mulai dilaksanakan.

Hal-hal yang perlu dicatat: Minggu Ke-26 - Minggu Ke-27 - Minggu Ke-28

Minggu ke-26 Janin sudah bisa bernapas, dan mengatur suhu temperatur tubuhnya.

Ke Menu Atas <

Perkembangan Janin: Perkembangan Ibu: Minggu ke-27 Perkembangan Janin: Perkembangan Ibu: Ketidaknyamanan: Saat ini mulai ada kontraksi meski tidak sakit, tapi perut terasa kaku. Ke Menu Atas < Terbentuknya zat surfactani di dalam paru-paru bayi. Pergerakan pernapasan bisa dideteksi melalui USG Kram otot/kaki disebabkan oleh kelelahan dan kekurangan kalsium. - Olah raga ringan secara teratur, seperti jalan kaki. - Gunakan sepatu tumit rendah. - Banyak minum susu. - Pijat kaki dengan minyak untuk menghilangkan kram Ke Menu Atas <

Cara Mengatasi:

Minggu ke-28 - Ukuran janin 2/3 dari ukuran bayi saat lahir. Perkembangan - Kulit bayi berubah dari transparan menjadi buram. Janin: - Banyak kerutan. Volume cairan air ketuban mulai berkurang untuk memberi ruang pada Perkembangan Ibu: perkembangan bayi.

Bulan Kedelapan Kelahiran semakin dekat, posisi janin semakin ke bawah. Kadang-kadang anda mengalami gangguan pernapasan.

Hal-hal yang perlu dicatat: Minggu Ke-30 - Minggu Ke-31 - Minggu Ke-32

Minggu ke-30 Perkembangan Janin: Perkembangan Ibu: Ketidaknyamanan: Cara Mengatasi: Minggu ke-31 Perkembangan Janin: Cadangan lemak terbentuk di bawah kulit. Hindari mengangkat barang yang berat-berat. Timbul pembengkakan pada kaki.

Ke Menu Atas <

Tiduran sambil kaki ditinggikan pada malam hari dengan menggunakan satu atau dua bantal setiap harinya, selama satu jam. Ke Menu Atas < Saluran pencernaan dan paru-paru hampir sempurna.

Ligamen di seputar daerah pelvix mulai meregang untuk memudahkan proses kelahiran Perkembangan Ibu: bayi. Kondisi ini seringkali mengakibatkan sakit punggung. Ketidaknyamanan: Cara Mengatasi: Minggu ke-32 Perkembangan Janin: Sembelit, karena terganggunya proses pencernaan. - Makan makanan yang banyak serat seperti buah-buahan, sayuran dan sereal. - Banyak minum. Ke Menu Atas < Panjang bayi kira-kira 36 cm.

- Ibu mulai merasa lelah dan tidak nyaman. - Tidur sering terganggu karena aktivitas bayi Perkembangan Ibu: di dalam perut.

Bulan Kesembilan Mengingat masa ini adalah saat kelahiran bayi, perbanyaklah istirahat sebelum proses persalinan. Periksakan kehamilan ibu ke bidan atau dokter sesuai jadwal.

Hal-hal yang perlu dicatat: Minggu 34 - Minggu 35 - Minggu 36

Minggu ke-34 Perkembangan Janin:

> Hal - hal yang perlu dicatat Ke Menu Atas < - Seluruh bagian uterus/rahim terisi oleh janin sehingga bayi susah bergerak. - Pada saat kelahiran berat antara 2,5 - 4 kg. - Biasanya panjang bayi antara 47 - 53 cm.

Perkembangan Plasenta hampir 4 kali lipat ketebalannya dibandingkan 20 minggu sebelumnya. Ibu: Ketidaknyamanan: Sakit punggung sering disebabkan oleh peregangan otot. - Latihan punggung bisa membantu bagian punggung & otot-otot perut (senam hamil). Cara Mengatasi: - Gunakan sepatu bertumit rendah. - Hindari mengangkat barang yang berat. Minggu ke-35 > Hal - hal yang perlu dicatat Ke Menu Atas < Perkembangan Menjelang kelahiran posisi janin menurun masuk ke dalam panggul ibu. Ibu: Ketidaknyamanan: Frekuensi buang air kecil meningkat, karena rahim menekan kandung kemih Ibu bisa mengurangi tekanan pada kandung kemih dengan cara tidur miring pada malam Cara Mengatasi: hari. Minggu ke-36 > Hal - hal yang perlu dicatat - Dalam waktu 9 bulan terjadi persalinan, dan ibu melahirkan bayi. Perkembangan - Colostrum mulai keluar. Ibu: Ketidaknyamanan: Sebelum kelahiran, kontraksi akan semakin sering Ke Menu Atas <

You might also like