Professional Documents
Culture Documents
Oleh TT 2D / IA : Akhmad Faisol Fadli Dewi Sekar Putih Dinari Gustiana Cita D 1231130003 1231130042 1231130006
Tujuan
1. Untuk mengetahui nilai amplitudo output pada gelombang kotak dan gelombang sinus 2. Untuk mengetahui karakteristik DSB dan SSB pada demodulator 3. Untuk mengetahui perbedaan gelombang sinus dan gelombang kotak pada DSB dan SSB
Teori Dasar
A. Demodulasi
Demodulation (deteksi) metode untuk modulasi amplitudo di sisi penerima termasuk deteksi sinkron dan deteksi asynchronous. Deteksi sinkron mendemodulasi sinyal yang diterima dengan mengalikan dengan frekuensi pembawa yang memiliki frekuensi yang sama dan fase sebagai gelombang pembawa transmisi. Deteksi Asynchronous termasuk deteksi amplop dan deteksi pembetulan. Dengan deteksi asynchronous, sinyal informasi m (t) harus dimasukkan dalam amplop dari gelombang penerima. Dengan modulasi DSB-SC, amplitudo gelombang pembawa digeser proporsional dengan amplitudo sinyal modulasi menggunakan modulator. Sebuah transistor atau dioda dapat digunakan sebagai modulator. Misalnya, jika gelombang pembawa dan sinyal modulasi adalah input dengan transistor yang beroperasi di kelas C, sinyal menggabungkan gelombang DSB dan harmonik adalah output.
Modulasi amplitudo atau dikenal dengan sebutan AM (Amplitude Modulation) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu teknik modulasi yang mana amplitudo sinyal carrier berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi. Pada jenis modulasi ini amplituda sinyal pembawa diubah-ubah secara proporsional terhadap amplitudo sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya tetap selama proses modulasi. Definisi demodulasi adalah proses suatu sinyal modulasi yang dibentuk kembali seperti aslinya dari suatu gelombang pembawa (carrier wave) yang termodulasi oleh rangkaian. Sedangkan
B. Demodulator
Definisi demodulator adalah rangkaian yang penerima komunikasi (radio, televisi, dan radar) yang berfungsi memisahkan informasi asli dari gelombang campuran (yaitu gelombang isyarat pembawa yang termodulasi. Demodulator sering juga disebut dengan detector. Misalnya dalam system modulasi amplitude (AM) dikenal jenis-jenis detector linier, detector kuadrat, dan detector Kristal. Dalam system modulasi frekuensi (FM) diterapkan rangkaian demodulator yang disebut diskriminator. Sesudah isyarat informasi dipisahkan dari gelombang campuran, maka isyarat informasi itu dikuatkan dan ditampilkan sebagai bunyi atau tanda-tanda lain (misalnya bayangan seperti dalam televisi).
demodulasi. Dalam percobaan ini, Anda akan memeriksa pentahapan-jenis demodulator, yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1 SSB Demodulator. Single-sideband modulation (SSB) merupakan penyempurnaan dari modulasi amplitudo yang lebih efisien yang menggunakan daya listrik dan bandwidth. Modulasi amplitudo menghasilkan sinyal output termodulasi yang memiliki dua kali bandwidth asli baseband sinyal. Modulasi single-sideband menghindari bandwidth dua kali lipat, dan daya terbuang pada operator, pada biaya agak meningkat kompleksitas perangkat.
PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Meletakkan modul power supply, generator fungsi, SSB-DSB Receiver 20kHz dan CF Transmitter 20kHz pada penyangga besi
3. Kemudian menjumper antara power supply dengan generator fungsi, kemudian menjumper antara generator fungsi dengan CF-Transmitter 20kHz , dan menjumper CF transmitter dengan SSB-DSB Receiver 20 kHz. 4. Setelah itu modul dirangkai seperti gambar dibawah ini, jika mengamati DSB Demodulator :
5. Channel 1 osiloskop diletakkan pada jumperan antara Generator Fungsi dengan CF Transmitter , diletakkan dibawah lubang TTL. Sedangkan , Channel 2 diletakkan pada modul SSB-DSB Receiver. 6. Untuk mengukur SSB maka hanya mengganti jumper saja , seperti gambar di bawah ini :
7. Kemudian mengamati hasil output channel 1 dan channel 2 pada osiloskop dengan mengatur frekuensi serta amplitudo.Hasil input dan output yang diamati merupakan gelombang sinus dan gelombang kotak. 8. Frekuensi input yang s\diamati antara 4Vpp, 3Vpp dan 2 Vpp. Lalu ditarik kesimpulan.
HASIL PRAKTIKUM
Pada DSB Demodulator : AMPLITUDO OUTPUT GELOMBANG SINUS CH1 1V 1,5V 0,8V CH2 0,7V 1,3V 0,6V AMPLITUDO OUTPUT GELOMBANG KOTAK CH1 1V 1,5V 0,8V CH2 1,1V 1,8V 0,8V
AMPLITUDO
FREKUENSI
Amplitudo pada saat 2Vpp, dengan Time/div = 0,5ms dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 2Vpp, dengan Time/div = 0,5ms dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 3Vpp, dengan Time/div = 0,5ms dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 3Vpp, dengan Time/div = 0,5ms dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 4Vpp, dengan Time/div = 0,5ms dan Volt/div = 0,2V/div
Amplitudo pada saat 4Vpp, dengan Time/div = 0,5ms dan Volt/div = 0,2V/div
Pada SSB Demodulator : AMPLITUDO OUTPUT GELOMBANG SINUS CH1 1V 1,5V 0,8V CH2 0,5V 0,8V 0,4V AMPLITUDO OUTPUT GELOMBANG KOTAK CH1 1V 1,5V 0,8V CH2 0,7V 1V 0,44V
AMPLITUDO
FREKUENSI
Amplitudo pada saat 2Vpp, dengan Time/div = 0,5ms dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 2Vpp, dengan Time/div = 0,5ms dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 3Vpp, dengan Time/div = 0,5ms dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 3Vpp, dengan Time/div = 0,5ms dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 4Vpp, dengan Time/div = 0,5ms dan Volt/div = 0,2V/div
Amplitudo pada saat 4Vpp, dengan Time/div = 0,5ms dan Volt/div = 0,2V/div
Gelombang Sinus
Gelombang Kotak
Pada gambar diatas merupakan outpur dari amplitudo input 2vpp, dimana Volt/div sebesar 0,5 V/div dan time/div sebesar 0,5 ms. Pada DSB ini,gelombang sinus dan gelombang kotak di pengaruhi oleh besar amplitudo input dan besar receiver. Pada gelombang kotak lebar amplitudo lebih besar daripada gelombang sinus. Pada gelombang sinus, besar amplitudo output pada CH1 adalah 1 V dan CH2 adalah 0,7 V. Sedangkan output pada gelombang kotak, CH1 sebesar 1 V dan pada CH2 sebesar 1,1V.
Gelombang Sinus
Gelombang Kotak
Pada gambar diatas merupakan outpur dari amplitudo input 3 Vpp, dimana Volt/div sebesar 0,5 V/div dan time/div sebesar 0,5 ms. Pada saat amplitudo input 3Vpp, maka amplitudo outputnya juga semakin besar. Pada gelombang sinus, besar output lebih kecil daripada gelombang kotak, seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas. Besar output pada gelombang sinus , CH1 sebesar 1,5V dan CH2 sebesar 1,3V. Sedangkan, pada gelombang kotak CH1 sebesar 1,5V dan CH2 adalah 1,8V.
3. Pada Saat 4Vpp Pada gambar diatas merupakan outpur dari amplitudo input 4 Vpp, dimana Volt/div sebesar 0,2 V/div dan time/div sebesar 0,5 ms. Pada amplitudo output gelombang sinus , CH1 sebesar 0,8V dan CH2 sebesar 0,6V. Sedangkan , pada gelombang kotak CH1 sebesar 0,8V dan CH2 sebesar 0,8V. Dimana, nilai output pada gelombang sinus dan gelombang kotak hampir sama.
Gelombang Sinus
Gelombang Kotak
Pada gambar diatas merupakan outpur dari amplitudo input 2 vpp, dimana Volt/div sebesar 0,5 V/div dan time/div sebesar 0,5ms. Pada SSB Demodulator, besar output gelombang sinus lebih kecil daripada gelombang kotak. Dimana, output CH1 pada
gelombang sinus sebesar 1V, dan CH2 sebesar 0,5V. Sedangkan, Output gelombang kotak CH1 adalah 1V dan CH2 sebesar 0,7V. 2. Pada Saat 3Vpp
Gelombang Sinus
Gelombang Kotak
Pada gambar diatas merupakan outpur dari amplitudo input 3vpp, dimana Volt/div sebesar 0,5 V/div dan time/div sebesar 0,5ms. Pada SSB Demodulator, besar output gelombang sinus lebih kecil daripada gelombang kotak. Dimana, output CH1 pada gelombang sinus sebesar 1,5V, dan CH2 sebesar 0,8V. Sedangkan, Output gelombang kotak CH1 adalah 1,5V dan CH2 sebesar 1V. Semakin besar amplitudo input maka amplitudo output juga semakin besar seperti pada gambar diatas.
Gelombang Sinus
Gelombang Kotak
Pada gambar diatas merupakan outpur dari amplitudo input 4 Vpp, dimana Volt/div sebesar 0,2 V/div dan time/div sebesar 0,5ms. Pada SSB Demodulator, besar output gelombang sinus hampir sama dengan gelombang kotak. Dimana, output CH1 pada gelombang sinus sebesar 0,8 V, dan CH2 sebesar 0,4 V. Sedangkan, Output gelombang kotak CH1 adalah 0,8 V dan CH2 sebesar 0,44 V.
KESIMPULAN
1. Pada praktikum DSB DEMODULATOR, 2. Pada praktikum SSB DEMODULATOR, 3. Perbedaan gelombang sinus dan gelombang kotak , semakin besar amplitudo input maka besar amplitudo output pada gelombang sinus dan gelombang kotak semakin besar. Tetapi, amplitudo output pada gelombang kotak lebih besar lagi daripada gelombang sinus.