You are on page 1of 36

BAB I PENDAHULUAN

Hipertrofi prostat merupakan kelainan kedua tersering setelah batu saluran kemih.4 Keadaaan ini dialami oleh > 50% pria yang beru ia > !0 "ahun dan #0% pria yang beru ia > #0 "ahun$5 Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Subbagian Urologi, setiap tahun ditemukan antara penderita baru dengan hipertrofi prostat.4 #ukti histologis adan$a hiperplasia prostat dapat ditemukan pada sebagian besar pria, bila mereka dapat hidup %ukup lama. &amun demikian, tidak semua pasien Benign Prostate Hyperplasia (#'H) berkembang men(adi #'H $ang berge(ala. 're)alensi #'H $ang berge(alan pada pria berusia 4!*4+ tahun men%apai hampir ,-.. /ngka ini meningkat dengan beratambahn$a usia, sehingga pada usia -!*-+ tahun pre)alensi men%apai hampir -., dan pada usia 0! tahun men%apai angka sekitar 4".. /ngka ke(adian #'H di 1ndonesia $ang pasti belum pernah diteliti, tetapi di dua rumah sakit besar di 2akarta $aitu RSCM dan Sumber3aras selama " tahun (,++4*,++4) terdapat ,!4! kasus., 5eluhan $ang disampaikan seringkali berupa 6U7S ( lower urinary tract symptoms) $ang terdiri atas ge(ala obstruksi atau ge(ala berkemih ( voiding symptoms) maupun ge(ala iritasi atau ge(ala pen$impanan ( storage symptoms) $ang meliputi8 frekuensi miksi meningkat, urgensi, nokturia, pan%aran miksi lemah dan sering terputus*putus (intermitensi), dan merasa tidak puas sehabis miksi, dan tahap selan(utn$a ter(adi retensi urin., Meskipun (arang mengan%am (i3a, #'H memberikan keluhan $ang menganggu akti)itas sehari*hari. 5eadaan ini disebabkan karena obstruksi pada leher buli*buli dan uretra atau dikenal sebagai bladder outlet obstru%tion (#99). 9bstruksi ini lama kelamaan dapat menimbulkan perubahan struktur buli*buli maupun gin(al sehingga men$ebabkan komplikasi pada saluran kemih atas maupun ba3ah., 7erapi $ang akan diberikan pada pasien tergantung pada tingkat keluhan pasien, komplikasi $ang ter(adi, sarana $ang tersedia, dan pilihan pasien., !! sampai "!!

BAB II ANA%&'I DAN (I)I&L&*I KELEN+A, P,&)%A% II$ - Ana"omi Kelen.ar Pro "a" 'rostat adalah organ genitalia pria $ang terletak di sebelah inferior buli* buli, di depan rektum dan membungkus uretra posterior. #entukn$a seperti buah kemiri dengan ukuran 4 : " : ,- %m dan beratn$a kurang lebih ! gram. 5elen(ar ini terdiri atas (aringan fibromuskular dan glandular $ang terbagi dalam beberapa daerah atau ;ona, $aitu ;ona perifer, ;ona sentral, ;ona transisional, ;ona preprostatik sfingter, dan ;ona anterior (M%&eal, ,+4!). Se%ara histopatologik, kelen(ar prostat terdiri atas komponen kelen(ar dan stroma. 5omponen stroma ini terdiri atas otot polos, fibroblas, pembuluh darah, saraf, dan (aringan pen$anggah $ang lain. 5elen(ar prostat terbagi men(adi - lobus 8 ,) 6obul medial ) 6obul lateral ( lobus) ") 6obus anterior 4) 6obus posterior Selama perkembangann$a lobus medius, lobus anterios, lobus posterior akan men(adi satu dan disebut lobus medius sa(a. 'ada penampang, lobus medius kadang*kadang tak tampak karena terlalu ke%il dan lobus lain tampak homogen ber3arna abu*abu, dengan kista ke%il berisi %airan seperti susu, kista ini disebut kelen(ar prostat. 'ada #'H kapsul pada prostat terdiri dari " lapis 8 ,. 5apsul anatomis . 5apsul %hirurgi%um, ini ter(adi akib)at ter(epitn$a kelen(ar prostat $ang sebenarn$a (outer ;one) sehingga terbentuk kapsul.

". 5apsul $ang terbentuk dari (aringan fibromuskuler antara bagian dalam (inner ;one) dan bagian luar (outer ;one) dari kelen(ar prostat. #'H sering ter(adi pada lobus lateralis dan lobus medialis karena mengandung ban$ak (aringan kelen(ar, tetapi tidak mengalami pembesaran pada bagian posterior daripada lobus medius (lobus posterior) $ang merupakan bagian tersering ter(adin$a perkembangan suatu keganasan prostat. Sedangkan lobus anterior kurang mengalami hiperplasi karena sedikit mengandung kelen(ar.0 'ertumbuhan kelen(ar ini sangat tergantung pada hormon testosteron, $ang di dalam sel kelen(ar prostat, hormon ini akan diubah men(adi metabolit aktif dihidrotestosteron (DH7) dengan bantuan en;im - alfa reduktase. 'rostat mendapatkan iner)asi otonomik simpatik dan parasimpatik dari pleksus prostatikus atau pleksus pel)ikus $ang menerima masukan serabut parasimpatik dari korda spinalis S
*4

dan simpatik dari ner)us hipogastrikus (7 ,!*

6 ). Rangsangan parasimpatik meningkatkan sekresi kelen(ar pada epitel prostat, sedangkan rangsang simpatik men$ebabkan pengeluaran %airan prostat ke dalam uretra posterior, seperti pada saat e(akulasi. Sistem simpatik memberikan iner)asi pada otot polos prostat, kapsula prostat, dan leher buli*buli. Di tempat itu ban$ak terdapat reseptor adrenergik*<. Rangsangan simpatik men$ebabkan dipertahankan tonus otot polos tersebut. Se%ara garis besar detrusor dipersarafi oleh sistem parasimpatis sedangkan trigonum dan leher )esika dan prostat oleh sistem simpatis.4

=ambar 11., Sistem Reproduksi 'ria "

=ambar 11. 5elen(ar 'rostat 'otongan Melintang II$ / (i iologi Kelen.ar Pro "a" 'rostat menghasilkan suatu %airan $ang merupakan salah satu komponen dari %airan e(akulat. Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk kemudian dikeluarkan bersama %airan semen $ang lain pada saat e(akulasi. >olume %airan prostat merupakan ? -. dari seluruh )olume e(akulat.

=ambar 11." @isiologi 5elen(ar 'rostat

BAB III HIPE,%,&(I P,&)%A% BENI*NA

III$ - De0ini i Hiper"ro0i Pro "a" Benigna 'enggunaan istilah hipertrofi sebenarn$a kurang tepat karena $ang ter(adi sebenarn$a ialah hiperplasia kelen(ar periuretral $ang mendesak (aringan prostat $ang asli ke perifer dan men(adi simpai bedah (surgi%al %apsule).", 4 1stilah #'H atau benign prostatic hyperplasia sebenarn$a merupakan istilah histopatologis, $aitu terdapat hiperplasia sel*sel stroma dan sel*sel epitel kelen(ar prostat., III$ / E"iologi Hiper"ro0i Pro "a" Benigna Hingga sekarang masih belum diketahui se%ara pasti pen$ebab ter(adin$a hiperplasia prostatA tetapi beberapa hipotesis men$ebutkan bah3a hiperplasia prostat erat kaitann$a dengan peningkatan kadar DH7 dan proses aging. #an$ak sekali faktor $ang diduga berperan dalam proliferasiBpertumbuhan (inak kelen(ar prostat, tetapi pada dasarn$a hipertrofi prostat tumbuh pada pria $ang mengin(ak usia lan(ut dan masih mempun$ai testis $ang masih berfungsi normal menghasilkan tesetosteron. Di samping itu pengaruh hormon lain (estrogen, prolaktin), diet tertentu, mikrotrauma, dan faktor*faktor lingkungan diduga berperan dalam proliferasi sel*sel kelen(ar prostat se%ara tidak langsung. @aktor*faktor tersebut mampu mempengaruhi sel*sel prostat untuk mensintesis protein growth factor, $ang selan(utn$a protein inilah $ang berperan dalam mema%u ter(adin$a proliferasi sel*sel kelen(ar prostat. @aktor*faktor $ang mampu meningkatkan sintesis protein growth factor dikenal sebagai faktor ekstrinsik, sedangkan protein growth factor dikenal sebagai faktor intrinsik $ang men$ebabkan hiperplasia kelen(ar prostat., #erdasarkan teori Sel Stem, pada keadaan normal kelen(ar periuretral dalam keseimbangan antara $ang tumbuh dan $ang mati (stead$state). Sel baru

biasan$a tumbuh dari sel stem. 9leh karena sesuatu sebab seperti faktor usia, gangguan keseimbangan hormonal, atau faktor pen%etus $ang lain, maka sel Stem tersebut dapat berproliferasi lebih %epat, sehingga ter(adi hiperplasia kelen(ar periuretral. 7eori kedua adalah teori Rea3akening dari (aringan kembali seperti perkembangan pada masa tingkat embrionik, sehingga (aringan periuretral dapat tumbuh lebih %epat dari (aringan sekitarn$a.4 7eori lain mengatakan bah3a hiperplasia disebabkan oleh karena ter(adin$a perubahan keseimbangan antara testosteron dan estrogen. 7estosteron sebagian besar dihasilkan oleh kedua testis, sehingga timbuln$a pembesaran prostat memerlukan adan$a testis $ang normal (Huggins ,+44, Moore ,+44). 7estosteron dihasilkan oleh sel 6e$dig atas pengaruh hormon 6uteini;ing Hormon (6H), $ang dihasilkan kelen(ar hipofisis. 5elen(ar hipofisis ini menghasilkan 6H atas rangsangan 6utein;ing Hormon Releasing Hormon (6HRH). Disamping testis, kelen(ar anak gin(al (uga menghasilkan testosteron atas pengaruh /C7H $ang (uga dihasilkan oleh hipofisis. 2umlah testosteron $ang dihasilkan oleh testis kira*kira +!. dari seluruh produksi testosteron, sedang $ang ,!. dihasilkan oleh kelen(ar adrenal. Sebagian besar testosteron $ang ada di dalam tubuh berada dalam keadaan terikat dengan protein dalam bentuk Serum #inding Hormon (S#H). Han$a sekitar . testosteron berada dalam keadaaan bebas, dan testosteron bebas inilah $ang memegang peranan dalam proses ter(adin$a inisiasi pembesaran prostat. 7estosteron bebas ini dengan pertolongan en;im - alfa reduktase akan dihidrolise men(adi Dihidro 7estosteron (DH7). Dalam bentuk DH7 inilah $ang kemudian akan diikat oleh oleh reseptor $ang berada di dalam sitoplasma sel prostat sehingga membentuk DH7*Reseptor kompleks. DH7* Reseptor kompleks ini kemudian akan masuk ke dalam inti sel dan akan mempengaruhi asam Ribonukleat (R&/) untuk men$ebabkan ter(adin$a sintesis protein growth factor sehingga dapat ter(adi pertumbuhan dan proliferasi sel. ,4 Dengan bertambahn$a usia, akan ter(adi perubahan keseimbangan testosteron*estrogen karena produksi testosteron menurun dan ter(adi kon)ersi testosteron men(adi estrogen pada (aringan adiposa di perifer dengan pertolongan en;im aromatase.",4 Cstrogen inilah $ang kemudian men$ebabkan ter(adin$a hiperplasia stroma, sehingga timbul dugaan bah3a testosteron diperlukan untuk

inisiasi ter(aidn$a proliferasi sel tetapi kemudian estrogen*lah $ang berperan untuk perkembangan stroma.4 5emungkinan lain ialah perubahan konsentrasi relatif testosteron dan estrogen akan men$ebabkan produksi dan potensiasi faktor pertumbuhan lain $ang men$ebabkan ter(adin$a pembesaran prostat.4 Dikemukakan beberapa teori ter(adin$a hiperplasia kelen(ar prostatA -$ %eori dihidro"e "o "eron Dihidrotestosteron atau DH7 adalah metabolit androgen $ang sangat penting dalam pertumbuhan sel*sel kelen(ar prostat. Dibentuk dari testosterone di dalam sel prostat oleh en;im - alfa*reduktase dengan bantuan koen;im &/D'H. DH7 $ang telah terbentuk berikatan dengan reseptor androgen (R/) membentuk kompleks DH7*R/ pada inti sel dan selan(utn$a ter(adi sintesis protein gro3th fa%tor $ang menstimulasi pertumbuhan sel prostat. 'ada berbagai penelitian dikatakan bah3a kadar DH7 pada #'H tidak (auh berbeda dengan kadarn$a pada prostat normal, han$a sa(a pada #'H, akti)itas en;im - alfa*reduktase dan (umlah reseptor androgen lebih ban$ak pada #'H. Hal ini men$ebabkan sel*sel prostat pada #'H lebih sensitif terhadap DH7 sehingga replikasi sel lebih ban$ak ter(adi dibandingkandengan prostat normal. /$ Ke"ida1 eimbangan an"ara e "rogen2"e "o "eron 'ada usia $ang semakin tua, kadar testosterone menurun sedangkan kadar estrogen relatif tetap, sehingga perbandingan antara estrogen dan testosteron relatif meningkat. 7elah diketahui bah3a estrogen di dalam prostat berperan dalam ter(adin$a proliferasi sel*sel kelen(ar prostat dengan %ara meningkatkan sensitifitas sel*sel prostat terhadap rangsangan hormon androgen, meningkatkan (umlah reseptor androgen, dan menurunkan (umlah kematian sel*sel prostat (apoptosis). Hasil akhir dari semua keadaan ini adalah, meskipun rangsanganterbentukn$a sel*sel baru akibat rangsangan testosteron menurun, tetapi sel*sel prostat $ang telahada mempun$ai umur $ang lebih pan(ang sehingga massa prostat men(adi lebih besar. 3$ In"era1 i "roma2epi"el

Cunha (,+4") membuktikan bah3a diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat se%ara tidak langsung dikontrol oleh sel*sel stroma melalui suatu mediator (gro3th fa%tor) tertentu. Setelah sel*sel stroma mendapatkan stimulasi dari DH7 dan estradiol, sel*sel stroma mensintesis suatu gro3th fa%tor $ang selan(utn$a mempengaruhi sel*sel stroma itu sendiri se%ara intakrin dan atuokrin, serta mempengaruhi sel*sel epitel se%ara parakrin. Stimulasi itu men$ebabkan ter(adin$a proliferasi sel*sel epitel maupun sel stroma. 4$ Ber1urangnya 1ema"ian el pro "a" 'rogram kematian sel (apoptosis) pada sel prostat adalah mekanisme fisiologik untuk mempertahankan homeostasis kelen(ar prostat. 'ada apoptosis ter(adi kondensasi dan fragmentasi sel $ang selan(utn$a sel*sel $ang mengalami apoptosis akan difagositosis oleh sel*sel sekitarn$a kemudian didegradasi oleh en;im lisosom. 'ada (aringan normal, terdapat keseimbangan antara la(u proliferasi sel dengan kematiansel. 'ada saat ter(adi pertumbuhan prostat sampai pada prostat de3asa, penambahan (umlah sel*sel prostast baru dengan $ang mati dalam keadaan seimbang. #erkurangn$a (umlah sel*sel prostat $ang mengalami apoptosis men$ebabkan (umlah sel*sel prostat se%ara keseluruhanmen(adi meningkat sehingga men$ebabkan pertambahan massa prostat. 5$ %eori el "em Untuk mengganti sel*sel $ang telah mengalami apoptosis, selalu dibentuk sel*sel baru. Didalam kelen(ar prostat dikenal suatu sel stem, $aitu sel $ang mempun$ai kemampuan berproliferasi sangat ekstensif. 5ehidupan sel ini sangat tergantung pada keberadaan hormon androgen, sehingga (ika hormon ini kadarn$a menurun seperti $ang ter(adi pada kastrasi, men$ebabkan ter(adin$a apoptosis. 7er(adin$a proliferasi sel*sel pada #'H dipostulasikan sebagai ketidak tepatn$a akti)itas sel stem sehingga ter(adi produksi $ang berlebihan sel stroma maupun sel epitel. III$ 3 Pa"o0i iologi Hiper"ro0i Pro "a" Benigna

Sebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada ;ona transisional, sedangkan pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari ;ona perifer. 'erubahan patofisiologik $ang disebabkan pembesaran prostat sebenarn$a disebabkan oleh kombinasi resistensi uretra daerah prostat, tonus trigonum dan leher )esika, dan kekuatan kontraksi otot detrusor.4 'ada tahap a3al setelah ter(adi pembesaran prostat, resistensi pada leher )esika dan daerah prostat meningkat, dan detrusor men(adi lebih tebal. 'enon(olan serat detrusor ke dalam kandung kemih dengan sistoskopi akan terlihat seperti balok $ang disebut trabekulasi (buli*buli balok). Mukosa dapat menerobos keluar diantara serat detrusor. 7on(olan mukosa $ang ke%il dinamakan sakula, sedangkan $ang besar disebut di)ertikulum. @ase penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi otot dinding. /pabila keadaan berlan(ut, detrusor men(adi lelah dan akhirn$a mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga ter(adi retensi urin.", 4 'embesaran prostat men$ebabkan pen$empitan lumen uretra prostatika dan menghambat aliran urin. 5eadaan ini men$ebabkan peningkatan tekanan intra)esikal. Untuk dapat mengeluarkan urin, buli*buli harus berkontraksi lebih kuat guna mela3an tahanan itu. 5ontraksi $ang terus menerus ini men$ebabkan perubahan anatomi buli*buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentukn$a selula, sakula dan di)ertikel buli*buli. 'erubahan struktur pada buli* buli tersebut, oleh pasien dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah ba3ah atau lower urinary tract symptom (6U7S) $ang dahulu dikenal dengan ge(ala prostatismus. 7ekanan intra)esikal $ang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli*buli tidak terke%uali pada kedua muara ureter. 7ekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli*buli ke ureter atau ter(adi refluks )esiko*ureter. 5eadaaan ini (ika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirn$a dapat (atuh ke dalam gagal gin(al. ," 9bstruksi $ang diakibatkan oleh hiperplasia prostat benigna tidak han$a disebabkan oleh adan$a massa prostat $ang men$umbat uretra posterior, tetapi (uga disebabkan oleh tonus otot polos $ang ada pada stroma prostat, kapsul prostat, dan otot polos pada leher buli*buli. 9tot polos ini dipersarafi oleh serabut

simpatis $ang berasal dari ner)us pudendus. 'ada #'H ter(adi rasio peningkatan komponen stroma terhadap epitel. 5alau pada prostat normal rasio stroma dibanding dengan epitel adalah banding ,, maka pada #'H rasion$a meningkat men(adi 4 banding ,. Hal ini men$ebabkan pada #'H ter(adi peningkatan tonus otot polos bila dibandingkan dengan prostat normal. Dalam hal ini massa prostat $ang men$ebabkan obstruksi komponen statik sedangkan tonus otot polos merupakan komponen dinamik. /pabila buli*buli sudah dekompensasi, akan ter(adi retensi urin sehingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urin di dalam kandung kemih dan timbul rasa tidak tuntas pada akhir miksi. 2ika keadaan ini berlan(ut, pada suatu saat akan ter(adi kema%etan total sehingga penderita tidak mampu lagi miksi. 5arena produksi urin terus ter(adi, pada suatu saat buli*buli tidak mampu lagi menampung urin sehingga tekanan intra)esika terus meningkat. /pabila tekanan )esika men(adi lebih tinggi daripada tekanan sfingter dan obstruksi, akan ter(adi inkontinensia paradoks. 5erusakan gin(al akibat retensi kronik diper%epat bila ter(adi infeksi. 'ada 3aktu miksi, penderita harus selalu mengedan sehingga lama*kelamaan men$ebabkan hernia atau hemoroid. 5arena selalu terdapat sisa urin, dapat terbentuk batu endapan di dalam buli*buli. #atu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuria. #atu ini dapat pula men$ebabkan sistitis dan bila ter(adi refluks dapat ter(adi pielonefritis. III$ 4$ 'ani0e "a i Klini Hiper"ro0i Pro "a" Benigna =e(ala hiperplasia prostat menurut #o$arsk$ dkk pada tahun ,+44 dibagi atas ge(ala obstruktif dan ge(ala iritatif. =e(ala obstruktif disebabkan oleh karena pen$empitan uretra pars prostatika karena didesak oleh prostat $ang membesar dan kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi %ukup kuat dan atau %ukup lama sehingga kontraksi otot terputus*putus. =e(alan$a ialah 8 ,. Harus menunggu pada permulaan miksi (hesistency) . 'an%aran urin lemah(poor stream) ". Miksi terputus (intermittency)

,!

4. Menetes pada akhir miksi (terminal dribbling) -. Rasa belum puas sehabis miksi (sensation of incomplete bladder emptying) Manifestasi klinis berupa obstruksi pada penderita hiperplasia prostat masih tergantung tiga faktor $aitu 8 ,. >olume kelen(ar periuretral . Clastisitas leher )esika, otot polos prostat dan kapsul prostat ". 5ekuatan kontraksi otot detrusor 7idak semua prostat $ang membesar akan menimbulkan ge(ala obstruksi, sehingga meskipun )olume kelen(ar periuretral sudah membesar dan elastisitas leher )esika, otot polos prostat dan kapsul prostat menurun, tetapi apabila masih dikompensasikan dengan kenaikan da$a kontraksi otot destrusor maka ge(ala obstruksi belum dirasakan. =e(ala iritatif disebabkan oleh pengosongan )esika urinaris $ang tidak sempurna pada saat miksi atau disebabkan oleh hipersensiti)itas otot destrusor akibat pembesaran prostat $ang men$ebabkan rangsangan terhadap )esika, sehingga )esi%a sering berkontraksi meskipun belum penuh, ge(alan$a adalah8
1. #ertambahn$a frekuensi miksi (frequency) 2. &okturia 3. Miksi sulit ditahan (urgency)

4. Disuria (n$eri saat miksi) III$ 5 Diagno i Hiper"ro0i Pro "a" Benigna /namnesis untuk memperoleh ge(ala dan tanda. #erat obstruksi dan keadaan saluran kemih proksimal, adakah urolitiasis diperlukan US= dan 1>'. 'emeriksaan faal gin(al dengan memeriksakan ureum dan kreatinin. Men%ari ada tidakn$a infeksi dengan melakukan pemeriksaan endapan kemih, serta melakukan biakann$a. Untuk mendeteksi kemungkinan lain seperti karsinoma prostat dengan melakukan %olok dubur atau pungsi (arum."

,,

Diagnosis #'H dapat ditegakkan berdasarkan atas berbagai pemeriksaan a3al dan pemeriksaan tambahan. 2ika fasilitas tersedia, pemeriksaan a3al harus dilakukan oleh setiap dokter $ang menangani pasien #'H, sedangkan pemeriksaan tambahan $ang bersifat penun(ang diker(akan (ika ada indikasi untuk melakukan pemeriksaan itu. 'ada -th International Consultationon BPH (IC-BPH) membagi kategori pemeriksaan untuk mendiagnosis #'H men(adi8 pemeriksaan a3al (recommended) dan pemeriksaan spesialistik urologi (optional), sedangkan guidelines $ang disusun oleh C/U membagi pemeriksaan itu dalam8 mandatory recommended, optional, dan not recommended., -$ Anamne i
-

/namnesisB3a3an%ara tentang ri3a$at pen$akit untuk men$ingkirkan pen$ebab lain dari gangguan miksi, atau untuk mengungkap kemungkinan adan$a pen$akit lain $ang mempengaruhi hasil terapi $ang akan diberikan.'emeriksaan a3al terhadap pasien #'H adalah melakukan anamnesis atau 3a3an%ara $ang %ermat guna mendapatkan data tentang ri3a$at pen$akit $ang dideritan$a. /namnesis itu meliputi8 5eluhan $ang dirasakan dan seberapa lama keluhan itu telah mengganggu Ri3a$at pen$akit lain dan pen$akit pada saluran urogenitalia (pernah mengalami %edera, infeksi, atau pem*bedahan) Ri3a$at kesehatan se%ara umum dan keadaan fungsi seksual 9bat*obatan $ang saat ini dikonsumsi $ang dapat menimbulkan keluhan miksi 7ingkat kebugaran pasien $ang mungkin diperlukan untuk tindakan pembedahan. /$ Pemeri1 aan 0i i1 'ada pemeriksaan fisik, kandung kemih dapat teraba atau terdeteksi le3at perkusi. 'embesaran prostat dengan permukaan $ang li%in dapat ditemukan pada pemeriksaan %olok dubur (re%tal tou%her). - Colok dubur atau digital rectal e!amination (DRC) merupakan pemeriksaan $ang penting pada pasien #'H, ,

disamping pemeriksaan fisik pada regio suprapubik untuk men%ari kemungkinan adan$a distensi buli*buli. Mengukur )olume prostat dengan DRC %enderung underestimate daripada pengukuran dengan metode lain, sehingga (ika prostat teraba besar, hampir pasti bah3a ukuran sebenarn$a memang besar. 5e%urigaan suatu keganasan pada pemeriksaan %olok dubur, tern$ata han$a 0*"4. $ang positif kanker prostat pada pemeriksaan biopsi. Sensitifitas pemeriksaan ini dalam menentukan adan$a karsinoma prostat sebesar "".. 'ada pemeriksaan ini dinilai besarn$a prostat, konsistensi, %ekungan tengah, simetri, indurasi, krepitasi dan ada tidakn$a nodul. Colok dubur pada #'H menun(ukkan konsistensi prostat ken$al, seperti meraba u(ung hidung, lobus kanan dan kiri simetris, dan tidak didapatkan nodul. Sedangkan pada karsinoma prostat, konsistensi prostat keras dan teraba nodul, dan mungkin antara lobus prostat tidak simetri., 'emeriksaan %olok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus singter anus, mukosa rektum, kelainan lain seperti ben(olan di dalam rektum dan prostat. 'ada perabaan ini harus diperhatikan konsistensi prostat (pada pembesaran prostat (inak konsistensin$a ke%il), adakah asimetri, adakah nodul pada prostat, apakah batas atas dapat diraba. 'ada karsinoma prostat, prostat teraba keras atau teraba ben(olan $ang konsistensin$a lebih keras dari sekitarn$a atau ada prostat asimetri dengan bagian $ang lebih keras. Dengan %olok dubur dapat pula diketahui batu prostat bila teraba krepitasi."

=ambar 111. , 'emeriksaan Colok Dubur 'erlu dinilai keadaan neurologis, status mental pasien se%ara umum dan fungsi neuromusluler ekstremitas ba3ah. Disamping itu pada DRC diperhatikan ,"

pula tonus sfingter ani dan refleks bulboka)ernosus $ang dapat menun(ukkan adan$a kelainan pada busur refleks di daerah sakral., Dera(at berat ge(ala klinis dibagi men(adi empat gradasi berdasarkan penemuan %olok dubur dan sisa )olume urin." %abel III$- Dera.a" bera" ge.ala 1lini hiper"ro0i pro "a"
Dera.a" 1 11 111 1> 5olo1 dubur 'enon(olan prostat, batas atas mudah diraba 'enon(olan prostat (elas, batas atas dapat di%apai #atas atas prostat tidak dapat diraba )i a 6olume urin E -! ml -!*,!! ml F ,!! ml Retensi urin total

'emeriksaan dera(at beratn$a obstruksi prostat dapat diperkirakan dengan %ara mengukur " 8 a) Residual urin $aitu (umlah sisa urin setelah penderita miksi spontan. Sisa urin ini dapat dihitung dengan pengukuran langsung $aitu dengan %ara melakukan kateterisasi setelah miksi spontan atau ditentukan dengan pemeriksaan ultrasonografi setelah miksi, dapat pula dilakukan dengan membuat foto post voiding pada 3aktu membuat 1>'. 'ada orang normal sisa urin biasan$a kosong, sedang pada retensi urin total sisa urin dapat melebihi kapasitas normal )esika. Sisa urin lebih dari ,!! %% biasan$a dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan inter)ensi pada hipertrofi prostat.
b) 'an%aran urin atau flow rate dapat dihitung se%ara sederhana $aitu dengan

menghitung (umlah urin dibagi dengan laman$a miksi berlangsung (mlBdetik). /tau dengan alat uroflo3metri $ang men$a(ikan gambaran grafik pan%aran urin. Untuk dapat melakukan pemeriksaan uroflo3 dengan baik diperlukan (umlah urin minimal didalam )esika , -*,-! ml. /ngka normal untuk pan%aran rata*rata (average flow rate) ,!*, mlBdetik dan pan%aran maksimal sampai sekitar !mlBdetik. 'ada obstruksi ringan, flo3 rate dapat menurun sampai 0*D mlBdetik, maksimal ,-mlBdetik atau kurang. Dengan pengukuran flow rate tidak dapat dibedakan kelemahan detrusor dengan obstruksi in)ra)esikal.

,4

Untuk menentukan dera(at beratn$a pen$akit $ang berhubungan dengan penentuan (enis pengobatan #'H dan untuk menilai keberhasilan pengobatan #'H, dibuatlah suatu skoring $ang valid dan reliable. 7erdapat beberapa sistem skoring, di antaran$a skor International Prostate "#oring "ystem (1'SS) $ang diambil berdasarkan skor $merican %rological $ssociation (/U/). Skor /U/ terdiri dari 4 pertan$aan. 'asien diminta untuk menilai sendiri dera(at keluhan obstruksi dan iritatif mereka dengan skala !*-. 7otal skor dapat berkisar antara !* "-. Skor !*4 ringan, D*,+ sedang, dan !*"- berat. Selain 4 pertan$aan, di dalam daftar pertan$aan 1'SS terdapat satu pertan$aan tunggal mengenai kualitas hidup (quality of life atau Go6) $ang (uga terdiri atas 4 kemungkinan (a3aban. Sistem skoring $ang lain adalah skor Madsen*1)ersen dan skor #o$arski. Skor Madsen*1)ersen terdiri dari 0 pertan$aan $ang berupa pertan$aan*pertan$aan untuk menilai dera(at obstruksi dan " pertan$aan untuk ge(ala iritatif. 7otal skor dapat berkisar antara !* +. Skor ! berat. 'erbedaann$a dengan skor /U/ adalah dalam skor Madsen 1)ersen penderita tidak menilai sendiri dera(at keluhann$a.,

%abel III$/ IP))

,-

III$ ! Pemeri1 aan Penun.ang Hiper"ro0i Pro "a" Benigna 'emeriksaan penun(ang meliputi pengukuran kadar kreatinin serum, US= salura gin(al, urodinamika dan menentukan kadar 'S/ karena nilain$a akan meningkat pada kegansan protat.Dapat dilakukan pemeriksaan radiologik, berupa foto polos perut (#&9) dan pielografi intra)ena (1>') untuk memperoleh keterangan mengenai pen$akit ikutan, misal batu saluran kemih, hidronefrosis, atau di)ertikulum buli*buli. 2ika dibuat foto setelah miksi, dapat dilihat sisa urin. 'embesaran prostat dapat dilihat sebagai lesi defek isian kontras pada dasar buli*buli." Urinali i Untuk men%ari kemungkinan adan$a hematuria dan leukosituria. #'H $ang sudah menimbulkan komplikasi infeksi saluran kemih, batu buli*buli atau

,0

pen$akit lain $ang menimbulkan keluhan miksi, di antaran$a8 karsinoma buli*buli in situ atau striktura uretra, pada pemeriksaan urinalisis menun(uk*kan adan$a kelainan. Untuk itu pada ke%uri*gaan adan$a infeksi saluran kemih perlu dilakukan pemeriksaan kultur urine, dan kalau terdapat ke%urigaan adan$a karsinoma buli*buli perlu dilakukan pemeriksaan sitologi urine. 'ada pasien #'H $ang sudah mengalami retensi urine dan telah memakai kateter, peme*riksaan urinalisis tidak ban$ak manfaatn$a karena seringkali telah ada leukosituria maupun eritostiruria akibat pemasangan kateter.,

%e " (ung i *in.al Untuk menilai kemungkinan adan$a pen$ulit #'H pada saluran kemih bagian atas. 'eningkatan nilai kreatinin dalam serum merupakan indikasi untuk melakukan e)aluasi terhadap sistem urinaria bagian atas. 9bstruksi infra)esika akibat #'H men$ebabkan gangguan pada traktus urinarius ba3ah ataupun bagian atas. Dikatakan bah3a gagal gin(al akibat #'H ter(adi seban$ak !,"*"!. dengan rata*rata ,",0.. =agal gin(al men$ebabkan resiko ter(adin$a komplikasi pas%a bedah ( -.) lebih sering dibandingkan dengan tanpa disertai gagal gin(al (,4.), dan mortalitas men(adi enam kali lebih ban$ak. 'asien 6U7S $ang diperiksa ultrasonografi didapatkan dilatasi sistem pel)ikalises !,D. (ika kadar kreatinin serum normal dan seban$ak ,D,+. (ika terdapat kelainan kadar kreatinin serum. 9leh karena itu pemeriksaan faal gin(al ini berguna sebagai petun(uk perlu tidakn$a melakukan pemeriksaan pen%itraan pada saluran kemih bagian atas. 5adar kreatinin serum normal pada laki*laki de3asa $akni !,4*,,- mgBdl.,

P)A 7Pro "a"e )pe8i0i8 An"igen9 Untuk men$ingkirkan kemungkinan adan$a karsinoma prostat stadium a3al. 'emeriksaan ini terutama dita3arkan kepada pasien $ang mempun$ai usia harapan hidup lebih dari ,! tahun atau usian$a belum men%apai 4! tahun.'S/

,4

disintesis oleh sel epitel prostat dan bersifat organ specific tetapi bukan cancer specific. Serum 'S/ dapat dipakai untuk meramalkan per(alanan pen$akit dari #'HA dalam hal ini (ika kadar 'S/ tinggi berarti8 (a) pertumbuhan )olume prostat lebih %epat, (b) keluhan akibat #'HBla(u pan%aran urine lebih (elek, dan (%) lebih mudah ter(adin$a retensi urine akut. 'ertumbuhan )olume kelen(ar prostat dapat diprediksikan berdasarkan kadar 'S/. Dikatakan oleh Roehrborn et al ( !!!) bah3a makin tinggi kadar 'S/ makin %epat la(u pertumbuhan prostat. 6a(u pertumbuhan )olume prostat rata*rata setiap tahun pada kadar 'S/ !, *,," ngBdl la(u adalah !,4 m6Btahun, sedangkan pada kadar 'S/ ,,4*", ngBdl sebesar ,, m6Btahun, dan kadar 'S/ ","*+,+ ngBdl adalah "," m6Btahun. 5adar 'S/ di dalam serum dapat mengalami peningkatan pada keradangan, setelah manipulasi pada prostat (biopsi prostat atau 7UR'), pada retensi urine akut, kateterisasi, keganasan prostat, dan usia $ang makin tua. Sesuai $ang dikemukakan oleh Hi(anarko et al ( !!") bah3a serum 'S/ meningkat pada saat ter(adi retensi urine akut dan kadarn$a perlahanlahan menurun terutama setelah 4 (am dilakukan kateterisasi. Rentang kadar 'S/ $ang dianggap normal berdasarkan usia adalah8 4!*4+ tahun8 !* ,- ngBml -!*-+ tahun8!*",- ngBml 0!*0+ tahun8!*4,- ngBml 4!*4+ tahun8 !*0,- ngBml

Meskipun #'H bukan merupakan pen$ebab timbuln$a karsinoma prostat, tetapi kelompok usia #'H mempun$ai resiko ter(angkit karsinoma prostat. 'emeriksaan 'S/ bersamaan dengan %olok dubur lebih superior daripada pemeriksaan %olok dubur sa(a dalam mendeteksi adan$a karsinoma prostat. 9leh karena itu pada usia ini pemeriksaan 'S/ men(adi sangat penting guna mendeteksi kemungkinan adan$a karsinoma prostat.Sebagian besar guidelines $ang disusun diberbagai negara merekomendasikan pemeriksaan 'S/ sebagai salah satu pemeriksaan a3al pada #'H, meskipun dengan sarat $ang berhubungan ,D

dengan usia pasien atau usia harapan hidup pasien. Usia sebaikn$a tidak melebihi 4!*4- tahun atau usia harapan hidup lebih dari ,! tahun, sehingga (ika memang terdiagnosis karsinoma prostat tindakan radikal masih ada manfaatn$a.,

5a"a"an Harian 'i1 i 7voiding diaries) Saat ini dipakai se%ara luas untuk menilai fungsi traktus urinarius bagian ba3ah dengan reliabilitas dan )aliditas $ang %ukup baik. 'en%atatan miksi ini sangat ber*guna pada pasien $ang mengeluh nokturia sebagai keluhan $ang menon(ol. Dengan men%atat kapan dan berapa (umlah asupan %airan $ang dikonsumsi serta kapan dan berapa (umlah urine $ang dikemihkan dapat diketahui seorang pasien menderita nokturia idiopatik, instabilitas detrusor akibat obstruksi infra*)esika, atau karena poliuria akibat asupan air $ang berlebih. Sebaikn$a pen%atatan diker(akan 4 hari berturut*turut untuk mendapatkan hasil $ang baik, namun #ro3n etal ( !! ) mendapatkan bah3a pen%atatan selama "*4 hari sudah %ukup untuk menilai o)erakti)itas detrusor., Uro0lome"ri Uroflometri adalah pen%atatan tentang pan%aran urine selama proses miksi se%ara elektronik. 'emeriksaan ini ditu(ukan untuk mendeteksi ge(ala obstruksi saluran kemih bagian ba3ah $ang tidak in)asif. Dari uroflometri dapat diperoleh informasi mengenai )olume miksi, pan%aran maksimum (Gma:), pan%aran rata* rata (Ga)e), 3aktu $ang dibutuhkan untuk men%apai pan%aran maksimum, dan lama pan%aran. 'emeriksaan ini sangat mudah, non in)asif, dan sering dipakai untuk menge)aluasi ge(ala obstruksi infra)esika baik sebelum maupun setelah mendapatkan terapi. Hasil uroflometri tidak spesifik menun(ukkan pen$ebab ter(adin$a kelainan pan%aran urine, sebab pan%aran urine $ang lemah dapat disebabkan karena #99 atau kelemahan otot detrusor. Demikian pula Gma: (pan%aran) $ang normal belum tentu tidak ada #99. &amun demikian sebagai patokan, pada 1C*

,+

#'H

!!!, terdapat korelasi antara nilai Gma: dengan dera(at #99 sebagai Gma: E ,! mlBdetik +!. #99 Gma: ,!*,4 mlBdetik 04. #99 Gma: F,- mlBdetik "!. #99

berikut8

'enilaian ada tidakn$a #99 sebaikn$a tidak han$a dari hasil Gma: sa(a, tetapi (uga digabungkan dengan pemeriksaan lain. Menurut Steele et al ( !!!) kombinasi pemeriksaan skor 1'SS, )olume prostat, dan Gma: %ukup akurat dalam menentukan adan$a #99. &ilai Gma: dipengaruhi oleh8 usia, (umlah urine $ang dikemihkan, serta terdapat )ariasi indu)idual $ang %ukup besar. 9leh karena itu hasil uroflometri men(adi bermakna (ika )olume urine F,-! m6 dan diperiksa berulangkali pada kesempatan $ang berbeda. Spesifisitas dan nilai prediksi positif Gma: untuk menentukan #'9 harus diukur beberapa kali. Re$nard et al (,++0) dan 2epsen et al (,++D) men$ebutkan bah3a untuk menilai ada tidak*n$a #99 sebaikn$a dilakukan pengukuran pan%aran urine 4 kali., ,e idual Urin a"au post voiding residual urine 7P:,9 /dalah sisa urine $ang tertinggal didalam buli*buli setelah miksi. 2umlah residual urine ini pada orang normal adalah !,!+* , 4 m6 dengan rata*rata !,-" m6. 7u(uh puluh delapan persen pria normal mempun$ai residual urine kurang dari - m6 dan semua pria normal mempun$ai residu urine tidak lebih dari , m6. 'emeriksaan residual urine dapat dilakukan se%ara in)asif, $aitu dengan melakukan pengukuran langsung sisa urine melalui kateterisasi uretra setelah pasien berkemih, maupun non in)asif, $aitu dengan mengukur sisa urine melalui US= atau bladder scan. 'engukuran dengan %ara apapun, )olume residual urine mempun$ai )ariasi indi)idual $ang %ukup tinggi. 'eningkatan )olume residual urine tidak selalu menun(ukkan beratn$a gangguan pan%aran urine atau beratn$a obstruksi. Hal ini diperkuat oleh pern$ataan 'raset$a3an dan Sumardi ( !!"), bah3a )olume residual urine tidak dapat menerangkan adan$a obstruksi saluran kemih. &amun, bagaimanapun adan$a residu uirne menun(ukkan telah ter(adi gangguan miksi.

#eberapa negara terutama di Cropa merekomendasikan pemeriksaan '>R sebagai bagian dari pemeriksaan a3al pada #'H dan untuk memonitor setelah watchful waiting. 5arena )ariasi intraindi)idual $ang %ukup tinggi, pemeriksaan '>R diker(akan lebih dari satu kali dan sebaikn$a diker(akan melalui melalui US= transabdominal.,

Pen8i"raan %ra1"u Urinariu 'emeriksaan pen%itraan terhadap pasien #'H dengan memakai 1>' atau US=, tern$ata bah3a 4!*4-. tidak menun(ukkan adan$a kelainan pada saluran kemih bagian atasA sedangkan $ang menun(ukkan kelainan, han$a sebagian ke%il sa(a (,!.) $ang membutuhkan penanganan berbeda dari $ang lain. 9leh karena itu pen%itraan saluran kemih bagian atas tidak direkomendasikan sebagai pemeriksaan pada #'H, ke%uali (ika pada pemeriksaan a3al diketemukan adan$a8 (a) hematuria, (b) infeksi saluran kemih, (%) insufisiensi renal (dengan melakukan pemeriksaan US=), (d) ri3a$at urolitiasis, dan (e) ri3a$at pernah men(alani pembedahan pada saluran urogenitalia. 'emeriksaan sistografi maupun uretrografi retrograd guna memperkirakan besarn$a prostat atau men%ari kelainan pada buli*buli saat ini tidak direkomendasikan. &amun pemeriksaan itu masih berguna (ika di%urigai adan$a striktura uretra., 'emeriksaan sistografi dilakukan apabila pada anamnesis ditemukan hematuria atau pada pemeriksaan urin ditemukan mikrohematuria. 'emeriksaan ini dapat memberikan gambaran kemungkinan tumor di dalam buli* buli atau sumber perdarahan dari atas bila darah datang dari muara ureter, atau batu radiolusen di dalam )esika. Se%ara tidak langsung, pembesaran prostat dapat diperkirakan apabila dasar buli*buli pada gambaran sistogram tampak terangkat atau u(ung distal ureter membelok ke atas berbentuk seperti mata kail. /pabila fungsi gin(al buruk sehingga ekskresi gin(al kurang baik atau penderita sudah dipasang kateter menetap, dapat dilakukan sistogram retrograd."
Ultrasonografi (US=) dapat dilakukan se%ara transabdominal atau transrektal (transrektal ultrasonograph$ I 7RUS). 'emeriksaan US= selain untuk mengetahui pembesaran prostat dapat pula menentukan )olume buli*buli, mengukur sisa urin, dan keadaan patologik lain, seperti di)ertikulum, tumor, dan batu. Dengan US= transrektal,

dapat diukur besar prostat untuk menentukan (enis terapi $ang tepat. 'erkiraan besar prostat (uga dapat dilakukan dengan US= suprapubik. " 'emeriksaan US= prostat

bertu(uan untuk menilai bentuk, besar prostat, dan men%ari kemungkinan adan$a karsinoma prostat. 'emeriksaan ultrasonografi prostat tidak direkomendasikan sebagai pemeriksaan rutin, ke%uali hendak men(alani terapi8 (a) inhibitor -*< reduktase, (b) termoterapi, (%) pemasangan stent, (d) 7U1' atau (e) prostatektomi terbuka. Menilai bentuk dan ukuran kelen(ar prostat dapat dilakukan melalui pemeriksaan transabdominal (7/US) ataupun transrektal (7RUS). 2ika terdapat peningkatan kadar 'S/, pemeriksaan US= melalui transrektal (7RUS) sangat dibutuhkan guna menilai kemungkinan adan$a karsinoma prostat., C7 scan atau MR1 (arang dilakukan. Sistoskopi dapat (uga memberi keterangan besar prostat dengan mengukur pan(ang uretra pars prostatika dan melihat penon(olan prostat ke dalam uretra. " Ure"ro i "o 1opi 'emeriksaan uretro*sistoskopi pada pasien #'H tanpa komplikasi han$a diker(akan pada saat $ang bersamaan sebelum dilakukan tindakan pembedahan. Uretrosistoskopi diker(akan pada saat akan dilakukan tindakan pembedahan untuk menentukan perlun$a dilakukan 7U1', 7UR', atau prostatektomi terbuka. 7u(uan pemeriksaan ini adalah untuk men$ingkirkan kemungkinan terdapat kelainan lain pada saluran kemih bagian ba3ah $ang men$ertai #'H, dan untuk menentukan bentuk maupun ukuran (pan(ang obstruksi) prostat guna pemilihan metode terapi. 'emeriksaan ini se%ara )isual dapat mengetahui keadaan uretra prostatika dan bulibuli. Sa$angn$a pemeriksaan ini tidak mengenakkan bagi pasien dan bisa menimbulkan komplikasi sehingga tidak dian(urkan sebagai pemeriksaan rutin pada #'H. Disamping itu pada kasus $ang disertai dengan hematuria atau dugaan adan$a karsinoma buli*buli sistoskopi sangat membantu dalam men%ari lesi pada bulibuli., Urodinami1a 'emeriksaan ini berguna sebelum pasien men(alani tindakan pembedahan, $aitu untuk membedakan bah3a pan%aran $ang lemah pada pemeriksaan

uroflometri itu memang disebabkan karena obstruksi prostat (#'9), dan bukan karena kelemahan kontraksi otot detrusor (non*#'9). Mungkin sa(a 6U7S $ang dikeluhkan oleh pasien bukan disebabkan oleh #'9 melainkan disebabkan oleh kelemahan kontraksi otot detrusor sehingga pada keadaan ini tindakan desobstruksi tidak akan bermanfaat. 'emeriksaan urodinamika merupakan pemeriksaan optional pada e)aluasi pasien #'H berge(ala. Meskipun merupakan pemeriksaan in)asif, urodinamika saat ini merupakan pemeriksaan $ang paling baik dalam menentukan dera(at obstruksi prostat (#'9), dan mampu meramalkan keberhasilan suatu tindakan pem* bedahan. Menurut 2a)le et al (,++D), pemeriksaan ini mempun$ai sensitifitas D4., spesifisitas +"., dan nilai prediksi positif sebesar +-.. 1ndikasi pemeriksaan uro*dinamika pada #'H adalah8 berusia kurang dari -! tahun atau lebih dari D! tahun dengan )olume residual urineF"!! m6, Gma:F,! mlBdetik, setelah men(alani pembedahan radikal pada daerah pel)is, setelah gagal dengan terapi in)asif, atau ke%urigaan adan$a buli*buli neurogenik., III$ ; Diagno i Banding Hiper"ro0i Pro "a" Benigna 'roses miksi bergantung pada kekuatan kontraksi otot detrusor, elastisitas leher kandung kemih dengan tonus ototn$a, dan resistensi uretra. Setiap kesulitan miksi disebabkan oleh salah satu dari ketiga faktor tersebut. 5elemahan detrusor dapat disebabkan oleh kelainan saraf (kandung kemih neurologik), misal pada lesi medula spinalis, neuropatia diabetes, bedah radikal $ang men$ebabkan gangguan persarafan di daerah pel)is, penggunaan obat penenang, obat penghambat reseptor ganglion, dan parasimpatolitik. 5ekakuan leher )esika disebabkan oleh proses fibrosis. Resistensi uretra disebabkan oleh pembesaran prostat (inak atau ganas, tumor di leher kandung kemih, batu di uretra (uretralitiasis), striktur uretra, serta uretritis akut atau kronik. 5elainan tersebut dapat dilihat dengan sistoskopi." III$ # Pena"ala1 anaan Hiper"ro0i Pro "a" Benigna

"

Di dalam praktek pembagian besar prostat dera(at 1*1> digunakan untuk menentukan %ara penanganan. 'enderita dera(at 1 biasan$a belum memerlukan tindakan bedah, diberikan pengobatan konser)atif sa(a, misal dengan penghambat adrenoreseptor alfa seperti alfa;osin, pra;osin, dan tera;osin. 5euntungan obat ini ialah efek positif segera terhadap keluhan, tetapi tidak mempengaruhi proses hiperplasia prostat sedikit pun. 5ekurangann$a ialah obat ini tidak dian(urkan untuk pemakaian lama. Cfek samping obat ini $aitu hipotensi (ge(ala pusing, lemas, palpitasi, dan rasa lemah). 'engobatan lain $aitu dengan pemberian obat antiandrogen $ang menekan produksi 6H. 5esulitan pengobatan konser)atif adalah menentukan berapa lama obat harus diberikan dan efek samping obat. 'enderita dera(at 11 diindikasikan untuk melakukan pembedahan. #iasan$a dian(urkan reseksi endoskopik melalui uretra (transuretral rese%tion I 7UR). Mortalitas 7UR sekitar ,. dan morbiditas sekitar D.. 5adang dera(at 11 dapat di%oba dengan pengobatan konser)atif. 'ada dera(at 111, reseksi endoskopik dapat diker(akan oleh ahli bedah $ang %ukup berpengalaman. /pabila diperkirakan prostat sudah %ukup besar sehingga reseksi tidak selesai dalam satu (am, sebaikn$a dilakukan pembedahan terbuka $ang dapat dilakukan trans)esikal, retropubik, atau perineal. 'ada operasi melalui kandung kemih dibuat sa$atan perut bagian ba3ah menurut 'fannenstielA kemudian prostat dienukleasi dari dalam simpain$a. 5euntungan teknik ini adalah dapat sekaligus untuk mengangkat batu buli*buli atau (uga di)ertikulektomi. Cara pembedahan retropubik menurut Millin diker(akan melalui sa$atan kulit 'fannenstiel dengan membuka simpai prostat tanpa membuka kandung kemih, kemudian prostat dienukleasi. 5eunggulan %ara ini ialah tanpa membuka kandung kemih sehingga pemasangan kateter tidak lama seperti bila membuka )esika. 5erugiann$a, %ara ini tidak dapat diker(akan (ika diperlukan tindakan lain $ang harus diker(akan dari dalam kandung kemih. 5edua %ara pembedahan terbuka tersebut masih kalah dibandingkan dengan %ara 7UR, $aitu morbiditasn$a $ang lebih lama, tetapi dapat diker(akan tanpa memerlukan alat endoskopi khusus, dengan alat bedah baku. 'rostatektomi melalui sa$atan perineal tidak diker(akan lagi.

'ada hipertrofi dera(at 1>, tindakan pertama $ang harus segera diker(akan ialah membebaskan penderita dari retensi urin total dengan memasang kateter atau sistostomi. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan lebih lan(ut untuk melengkapi diagnosis, kemudian terapi definitif dengan 7UR atau pembedahan terbuka. 'engobatan lain $ang in)asif minimal ialah pemanasan prostat dengan gelombang mikro $ang disalurkan ke kelen(ar prostat melalui antena $ang dipasang pada u(ung kateter. Dengan %ara $ang disebut transurethral microwave thermotherapy (7UM7) ini, diperoleh hasil perbaikan kira*kira 4-. untuk ge(ala ob(ektif. 'ada penanggulangan in)asif minimal lain $ang disebut transurethral ultrasound guided laser induced prostatectomy (7U61') digunakan %aha$a laser. Dengan %ara ini, (uga diperoleh (uga hasil $ang %ukup memuaskan. Uretra di daerah prostat dapat (uga didilatasi dengan balon $ang dikembangkan di dalamn$a (transurethral balloon dilatation I 7U#D). 7U#D ini biasan$a memberi perbaikan $ang bersifat sementara. 7u(uan terapi pada pasien #'H adalah mengembalikan kualitas hidup pasien. 7erapi $ang dita3arkan pada pasien tergantung pada dera(at keluhan, keadaan pasien, maupun kondisi ob$ektif kesehatan pasien $ang diakibatkan oleh pen$akitn$a. 'ilihann$a adalah mulai dari8 (,) tanpa terapi (watchful waiting), ( ) medikamentosa, dan (") terapi inter)ensi Di 1ndonesia, tindakan &ransurethral'esection of the prostate (7UR') masih merupakan pengobatan terpilih untuk pasien #'H., %abel III$3 Pilihan %erapi pada Hiperpla ia Pro "a" Benigna9bser)asi Medikamentosa /ntagonis adrenergik*< (atchfull waiting 7erapi inter)ensi 'embedahan 1n)asi minimal 'rostatektomi 7UM7 terbuka H1@U "tent uretra 7U&/ 16C

1nhibitor reduktase* Cndourologi8 7UR' -< 7U1' @itoterapi 7U6' Clektro)aporisasi

Watchful waiting(atchful waiting artin$a pasien tidak mendapatkan terapi apapun tetapi perkem*bangan pen$akitn$a keadaann$a tetap dia3asi oleh dokter. 'ilihan tanpa terapi ini ditu(ukan untuk pasien #'H dengan skor 1'SS diba3ah 4, $aitu keluhan ringan $ang tidak menggangu akti)itas sehari*hari. #eberapa guidelines masih mena3arkan watchful waiting pada pasien #'H berge(ala dengan skor sedang (1'SS D*,+). 'asien dengan keluhan sedang hingga berat (skor 1'SS F 4), pan%aran urine melemah (Gma: E , m6Bdetik), dan terdapat pembesaran prostat F "! gram tentun$a tidak ban$ak memberikan responterhadap watchful waiting. 'ada watchful waiting ini, pasien tidak mendapatkan terapi apapun dan han$a diberi pen(elasan mengenai sesuatu hal $ang mungkin dapat memperburuk keluhann$a, misaln$a (,) (angan ban$ak minum dan mengkonsumsi kopi atau alkohol setelah makan malam, ( ) kurangi konsumsi makanan atau minuman $ang men$ebabkan iritasi pada buli*buli (kopi atau %okelat), (") batasi penggunaan obat*obat influen;a $ang mengandung fenilpropanolamin, (4) kurangi makanan pedas dan asin, dan (-) (angan menahan ken%ing terlalu lama-. Setiap 0 bulan, pasien diminta untuk datang kontrol dengan ditan$a dan diperiksa tentang perubahan keluhan $ang dirasakan, 1'SS, pemeriksaan la(u pan%aran urine, maupun )olume residual urine-,,!. 2ika keluhan miksi bertambah (elek daripada sebelumn$a, mungkin perlu difikirkan untuk memilih terapi $ang lain. 'edi1amen"o a'asien #'H berge(ala biasan$a memerlukan pengobatan bila telah men%apai tahap tertentu. 'erlu di(elaskan pada pasien bah3a harga obat*obatan $ang akan dikonsumsi tidak murah dan akan dikonsumsi dalam (angka 3aktu lama. Dengan memakai piranti skoring 1'SS dapat ditentukan kapan seorang pasien memerlukan terapi. Sebagai patokan (ika skoring F4 berarti pasien perlu mendapatkan terapi medikamentosa atau terapi lain. 7u(uan terapi medikamentosa adalah berusaha untuk8 (,) mengurangi resistensi otot polos prostat sebagai komponen dinamik atau ( ) mengurangi )olume prostat sebagai komponenstatik. 2enis obat $ang digunakan adalah8

,. /ntagonis adrenergik reseptor < $ang dapat berupa8 a. preparat non selektif8 fenoksiben;amin b. preparat selektif masa ker(a pendek8 pra;osin, aflu;osin, dan indoramin %. preparat selektif dengan masa ker(a lama8 doksa;osin, tera;osin, dan tamsulosin . 1nhibitor - < redukstase, $aitu finasteride dan dutasteride ". @itofarmaka An"agoni re ep"or adrenergi12< 'engobatan dengan antagonis adrenergik < bertu(uan menghambat kontraksi otot polos prostat sehingga mengurangi resistensi tonus leher buli*buli dan uretra. @enoksiben;amine adalah obat antagonis adrenergik*< non selektif $ang pertama kali diketahui mampu memperbaiki la(u pan%aran miksi dan mengurangi keluhan miksi. &amun obat ini tidak disenangi oleh pasien karena men$ebabkan komplikasi sistemik $ang tidak diharapkan, di antaran$a adalah hipotensi postural dan men$ebabkan pen$ulit lain pada sistem kardio)askuler. Diketemukann$a obat antagonis adrenergik*<, dapat mengurangi pen$ulit sistemik $ang diakibatkan oleh efek hambatan pada*< dari fenoksiben;amin. Dibandingkan dengan plasebo, antagonis adrenergik*< terbukti dapat memperbaiki ge(ala #'H, menurunkan keluhan #'H $ang mengganggu, meningkatkan kualitas hidup (Go6), dan meningkatkan pan%aran urine. 'erbaikan ge(ala meliputi keluhan iritatif maupun keluhan obstruktif sudah dirasakan se(ak 4D (am setelah pemberian obat. =olongan obat ini dapat diberikan dalam (angka 3aktu lama dan belum ada bukti*bukti ter(adin$a intoleransi dan takhipilaksis sampai pemberian 0*, bulan. Dibandingkan dengan inhibitor -< reduktase, golongan antagonis adrenergik*< lebih efektif dalam memperbaiki ge(ala miksi $ang ditun(ukkan dalam peningkatan skor 1'SS, dan la(u pan%aran urine. Dibuktikan pula bah3a pemberian kombinasi antagonis adrenergik*< dengan finasteride tidak berbeda (ika dibandingkan dengan pemberian antagonis adrenergik*< sa(a. #erbagai (enis antagonis adrenergik < menun(ukkan efek $ang hampir sama dalam memperbaiki ge(ala #'H. Meskipun mempun$ai efektifitas $ang

hampir sama, namun masing*masing mempun$ai tolerabilitas dan efek terhadap sistem kardio)askuler $ang berbeda. Cfek terhadap sistem kardio)askuler terlihat sebagai hipotensi postural, di))ines, dan asthenia $ang seringkali men$ebabkan pasien menghentikan pengobatan. Seban$ak -* !. pasien mengeluh di))iness setelah pemberian doksa;osin maupun tera;osin, E -. setelah pemberian tamsulosin, dan "*,!. setelah pemberian plasebo. Hipotensi postural ter(adi pada *D. setelah pemberian doksa;osin atau tera;osin dan kurang lebih ,. setelah pemberian tamsulosin atau plasebo. Dapat dipahami bah3a pen$ulit terhadap sistem kardio)asuler tidak tampak n$ata pada tamsulosin karena obat ini merupakan antagonis adrenergik < $ang superselektif, $aitu han$a beker(a pada reseptor adrenergik <,/. 'en$ulit lain $ang dapat timbul adalah e(akulasi retrograd $ang dilaporkan ban$ak ter(adi setelah pemakaian tamsulosin, $aitu 4,-*,!. dibandingkan dengan plasebo !*,.. 6epor men$ebutkan bah3a efektifitas obat golongan antagonis adrenergik*< tergantung pada dosis $ang diberikan, $aitu makin tinggi dosis, efek $ang diinginkan makin n$ata, namun disamping itu komplikasi $ang timbul pada sistem kardio)askuler semakin besar. Untuk itu sebelum dilakukan terapi (angka pan(ang, dosis obat $ang akan diberikan harus disesuaikan dahulu dengan %ara meningkatkann$a se%ara perlahan*lahan (titrasi) sehingga diperoleh dosis $ang aman dan efektif. Dikatakan bah3a salah satu kelebihan dari golongan antagonis adrenergik*<,/ (tamsulosin) adalah tidak perlu melakukan titrasi seperti golongan obat $ang lain. 7amsulosin masih tetap aman dan efektif 3alaupun diberikan hingga 0 tahun. Inhibi"or 5 <2redu1 "a e @inasteride adalah obat inhibitor -*< reduktase pertama $ang dipakai untuk mengobati #'H. 9bat ini beker(a dengan %ara menghambat pembentukan dihidrotestosteron (DH7) dari testosteron, $ang dikatalisis oleh en;im - <* redukstase di dalam sel*sel prostat. Cfek maksimum finasteride dapat terlihat setelah 0 bulan. 'ada penelitian $ang dilakukan oleh M%Connell et al (,++D) tentangefek finasteride terhadap pasien #'H berge(ala, didapatkan bah3a pemberian finasteride - mg per*hari selama 4 tahun tern$ata mampu menurunkan

)olume prostat, meningkatkan pan%aran urine, menurunkan ke(adian retensi urine akut, danmenekan kemungkinan tindakan pembedahan hingga -!.. @inasteride digunakan bila )olume prostat F4! %m". Cfek samping $ang ter(adi pada pemberian finasteride ini minimal, di antaran$a dapat ter(adi impotensia, penurunan libido, ginekomastia, atau timbul ber%ak*ber%ak kemerahan di kulit. @inasteride dapat menurunkan kadar 'S/ sampai -!. dari harga $ang semestin$a sehingga perlu diperhitungkan pada deteksi dini kanker prostat. %erapi in"er6en i7erapi inter)ensi dibagi dalam golongan, $akni teknik ablasi (aringan prostat atau pembedahan dan teknik instrumentasi alternatif. 7ermasuk ablasi (aringan prostat adalah8 pembedahan terbuka, 7UR', 7U1', 7U>', laser prostatektomi. Sedangkan teknik instrumentasi alternatif adalah interstitial laser coagulation, 7U&/, 7UM7, dilatasi balon, dan stent uretra. Pembedahan Mungkin sampai saat ini solusi terbaik pada #'H $ang telah mengganggu adalah pembedahan, $akni mengangkat bagian kelen(ar prostat $ang men$ebabkan obstruksi. Cara ini memberikan perbaikan skor 1'SS dan se%ara ob$ektif meningkatkan la(u pan%aran urine. Han$a sa(a pembedahan ini dapat menimbulkan berbagai ma%am pen$ulit pada saat operasi maupun pas%a bedah. 1ndikasi pembedahan $aitu pada #'H $ang sudah menimbulkan komplikasi, diantaran$a adalah8 (,) retensi urine karena #'9, ( ) infeksi saluran kemih berulang karena #'9, (") hematuria makroskopik karena #'C, (4) batu buli*buli karena #'9, (-) gagal gin(al $ang disebabkan oleh #'9, dan (0) di)ertikulum bulibuli $ang %ukup besar karena #'9.*uidelines di beberapa negara (uga men$ebutkan bah3a terapi pembedahan diindikasikan pada #'H $ang telah menimbulkan keluhan sedang hingga berat, tidak menun(ukkan perbaikan setelah pemberian terapi non bedah, dan pasien $ang menolak pemberian terapi medikamentosa. 7erdapat tiga ma%am teknik pembedahan $ang direkomendasikan di berbagainegara, $aitu prostatektomi terbuka, insisi prostat transuretra (7U1'), dan

reseksi prostat transuretra (7UR'). 'rostatektomi terbuka merupakan %ara $ang paling tua, paling in)asif, dan paling efisien diantara tindakan pada #'H $ang lain dan memberikan perbaikan ge(ala #'H +D.. 'embedahan terbuka ini diker(akan melalui pendekatan trans)esikal $ang mula*mula diperkenalkan oleh Hr$nts%ha%k dan pendekatan retropubik $ang dipopulerkan oleh Millin. 'endekatan trans)esika hingga saat ini sering dipakai pada #'H $ang %ukup besar disertai dengan batu buli*buli multipel, di)ertikula $ang besar, dan hernia inguinalis. 'embedahan terbuka dian(urkan pada prostat )olumen$a diperkirakan lebih dari D!*,!! %m". Dilaporkan bah3a prostatektomi terbuka menimbulkan komplikasi striktura uretra dan inkontinensia urine $ang lebih sering dibandingkan dengan 7UR' ataupun 7U1'. 'rosedur 7UR' merupakan +!. dari semua tindakan pembedahan prostat pada pasien #'H. Menurut Hasson et al (,++-)pada pasien dengan keluhan dera(at sedang, 7UR' lebih bermanfaat daripada watchful waiting. 7UR' lebih sedikit menimbulkan trauma dibandingkan prosedur bedah terbuka dan memerlukan masa pemulihan $ang lebih singkat. Se%ara umum 7UR' dapat memper*baiki ge(ala #'H hingga +!., meningkatkan la(u pan%aran urine hingga ,!!.. 5omplikasi dini $ang ter(adi pada saat operasi seban$ak ,D* "., dan $ang paling sering adalah perdarahan sehingga membutuhkan transfusi. 7imbuln$a pen$ulit biasan$a pada reseksi prostat $ang beratn$a lebih dari 4gram, usia lebih dari D! tahun, /S/ 11*1>, dan lama reseksi lebih dari +! menit. Sindroma 7UR ter(adi kurang dari ,.. 'en$ulit $ang timbul di kemudian hari adalah8 inkontinensia stress E,. maupuninkontinensia urge ,,-., striktura uretra !,-* 0,"., kontraktur leher buli*buli $ang lebih sering ter(adi pada prostat $ang berukuran ke%il !,+* ", ., dan disfungsi ereksi. /ngka kematian akibat 7UR' pada "! hari pertama adalah !,4. pada pasien kelompok usia 0-*0+ tahun dan ,,+. pada kelompok usia D!*D4 tahun"4. Dengan teknik operasi $ang baik dan mana(emenperioperatif (termasuk anestesi) $ang lebih baik pada dekade terakhir, angka morbiditas, mortalitas, dan (umlah pemberian transfusi berangsur*angsur menurun."D. 7U1' atau insisi leher buli* buli (bladdernec# insicion) direkomendasikan pada prostat $ang ukurann$a ke%il (kurang dari "! %m"), tidak di(umpai pembesaran lobus medius, dan tidak

"!

diketemukan adan$a ke%urigaan karsinoma prostat. 7eknik ini dipopulerkan oleh 9randi pada tahun ,+4", dengan melakukan mono insisi atau bilateral insisi mempergunakan pisau Colling mulai dari muara ureter, leher buli*buli*sampai ke )erumontanum. 1nsisi diperdalam hingga kapsula prostat. Haktu $ang dibutuhkan lebih %epat, dan lebih sedikit menimbulkan komplikasi dibandingkan dengan 7UR'. 7U1' mampu memperbaiki keluhan akibat #'H danmeningkatkan Gma: meskipun tidak sebaik 7UR'. Cara elektro)aporisasi prostat hampir mirip dengan 7UR', han$a sa(a teknik ini memakai roller ball $ang spesifik dan dengan mesin diatermi $ang %ukup kuat, sehingga mampu membuat )aporisisai kelen(ar prostat. 7eknik ini %ukup aman, tidak ban$ak menimbulkan perdarahan pada saat operasi, dan masa inap di rumah sakit lebih singkat. La er Pro "a"e1"omi Cnergi laser mulai dipakai sebagai terapi #'H se(ak tahun ,+D0, $ang dari tahun ke tahun mengalami pen$empurnaan. 7erdapat 4 (enis energi $ang dipakai, $aitu8 &d8J/=, Holmium8 J/=, 57'8 J/=, dan diode $ang dapat dipan%arkan melalui bare fibre right angle fibre, atau intersitial fibre. 5elen(ar prostat pada suhu 0!*0-!C akan mengalami koagulasi dan pada suhu $ang lebih dari ,!! !C mengalami )aporisasi. 2ika dibandingkan dengan pembedahan, pemakaian 6aser tern$ata lebih sedikit menimbulkan komplikasi dan pen$embuhan lebih %epat, tetapi kemampuan dalam meningkatkan perbaikan ge(ala miksi maupun Gma: tidak sebaik 7UR'. Disamping itu terapi ini membutuhkan terapi ulang tahun4!,4,,4 . 5ekurangann$a adalah8 tidak dapat diperoleh . setiap (aringan

untukpemeriksaan patologi (ke%uali pada Ho8J/=), sering ban$ak menimbulkan disuria pas%a bedah $ang dapat berlangsung sampai bulan, tidak langsung dapat miksi spontan setelah operasi, dan pea# flow rate lebih rendah dari pada pas%a 7UR'. 'enggunaan pembedahan dengan energi 6aser telah berkembang dengan pesat akhir*akhir ini. 'enelitian klinis memakai &d8J/= menun(ukkan hasil $ang hampir sama dengan %ara desobstruksi 7UR', terutama dalam perbaikan skor miksi dan pan%aran urine. Meskipun demikian efek lebih lan(ut dari 6aser masih belum ban$ak diketahui. 7eknik ini dian(urkan pada pasien $ang memakai terapi

",

antikoagulan dalam (angka 3aktu lama atau tidak mungkin dilakukan tindakan 7UR' karena kesehatann$a. %inda1an in6a i0 minimal %ermo"erapi 7ermoterapi kelen(ar prostat adalahpemanasan F 4-!C sehingga menimbulkannekrosis koagulasi (aringan prostat. =elombang panas dihasilkan dari berbagai %ara, antara lain adalah8 (,) 7UM7 (transurethral microwavethermotherapy), ( ) 7U&/ (transurethral needleablation), (") H1@U (high intensity focusedultrasound), dan (4) 6aser. Makin tinggi suhu di dalam (aringan prostat makin baik hasil klinik $ang didapatkan, tetapi makin ban$ak menimbulkan efek samping. 7eknik termoterapiini seringkali tidak memerlukan mondok di rumah sakit, namun masih harus memakai kateter dalam(angka 3aktu lama. Sering kali diperlukan 3aktu "*0 minggu untuk menilai kepuasan pasien terhadap terapi ini. 'ada umumn$a terapi ini lebih efektif daripada terapi medikamnetosa tetapi kurang efektif dibandingkan dengan 7UR'. 7idak ban$ak menimbulkan perdarahan sehingga %o%ok diindikasikan pada pasien $ang memakai terapi antikoagulansia. Cnergi $ang dihasilkan oleh 7UM7 berasal dari gelombang mikro $ang disalurkan melalui kateter ke dalam kelen(ar prostat sehingga dapat merusak kelen(ar prostat $ang diinginkan. 2aringan lain dilindungi oleh sistem pendingin guna menghindari dari kerusakan selama proses pemanasan berlangsung. Morbiditasn$a rendah dan dapat diker(akan tanpa pembiusan. 7UM7 terdiri atas energi rendah dan energi tinggi. 7UM7 energi rendah diperuntukkan bagi adenoma $ang ke%il dan obstruksi ringan, sedangkan 7UM7 energi tinggi untuk prostat $ang besar dan obstruksi $ang lebih berat. 7UM7 energi tinggi menghasilkan respon terapi $ang lebih baik, tetapi menimbulkan morbiditas $ang lebih besar daripada $ang energi rendah. 7eknik 7U&/ memakai energi dari frekuensi radio $ang menimbulkan panas sampai men%apai ,!!! C, sehingga men$ebabkan nekrosis (aringan prostat. Sistem ini terdiri atas kateter 7U&/ $ang dihubungkan dengan generator $ang

"

dapat membangkitkan energi pada frekuensi radio 4+! kH;. 5ateter dimasukkan ke dalam uretra melalui sistoskopi dengan pemberian anestesi topikal :$lo%aine sehingga (arum $ang terletak pada u(ung kateter terletak pada kelen(ar prostat. 7U&/ dapat memperbaiki ge(ala hingga -!*0!. dan meningkatkan Gma: hingga 4!*-!. 'asien sering kali masih mengeluh hematuria, disuria, kadang*kadang retensi urine, dan epididimo*orkitis. Cnergi panas $ang ditu(ukan untuk menimbulkan nekrosis prostat pada H1@U berasal dari gelombang ultrasonografi dari transduser pie;okeramik $ang mempun$ai frekuensi !,-*,! MH;. Cnergi dipan%arkan melalui alat $ang diletakkan transrektal dan difokuskan ke kelen(ar prostat. 7eknik ini memerlukan anestesi umum. Data klinis menun(ukkan ter(adi perbaikan ge(ala klinis -!K0!. dan Gma: rata*rata meningkat 4!K -!.. Cfek lebih lan(ut dari H1@U belum diketahui, dan sementara ter%atat bah3a kegagalan terapi ter(adi seban$ak ,!. setiap tahun,!. Stent "tent prostat dipasang pada uretra prostatika untuk mengatasi obstruksi karena pembesaran prostat. "tent dipasang intraluminal di antara leher buli*buli dan di sebelah proksimal )erumontanum sehingga urine dapat leluasa mele3ati lumenuretra prostatika. Stent dapat dipasang se%ara temporer atau permanen. Jang temporer dipasang selama 0*"0 bulan dan terbuat dari bahan $ang tidak diserap dan tidak mengadakan reaksi dengan (aringan. /lat ini dipasang dan dilepas kembali se%ara endoskopi. "tent $ang telah terpasang bisa mengalami enkrustasi, obstruksi, men$ebabkan n$eri perineal, dan disuria. Penga=a an ber1ala Semua pasien #'H setelah mendapatkan terapi atau petun(uk watchful waiting perlu mendapatkan penga3asan berkala (follow up) untuk mengetahui hasil terapi serta per(alanan pen$akitn$a sehingga mungkin perlu dilakukan pemilihan terapi lain atau dilakukan terapi ulang (ika di(umpai adan$a kegagalan dari terapi itu. Se%ara rutin dilakukan pemeriksaan 1'SS, uroflometri, atau pengukuran )olume residu urine pas%a miksi. 'asien $ang men(alani tindakan

""

inter)ensi perlu dilakukan pemerik*saan kultur urine untuk melihat kemungkinan pen$ulit infeksi saluran kemih akibat tindakan itu.

%abel 4$ +ad=al penga=a an ber1ala pa ien BPH Modalitas terapi Hat%hful 3aiting /ntagonis adrenergik < 1nhibitor -* < reduktase 9perasi 1n)asif minimal , tahun setelah terapi 0 minggu , minggu 0 bulan * * L L L * L * L L L L L L L C)aluasi tahunan L L L L L

"4

BAB I: KE)I'PULAN

5elen(ar prostat merupakan organ tubuh pria $ang paling sering mengalami pembesaran, baik (inak maupun ganas. Dengan bertambahn$a usia, kelen(ar prostat (uga mengalami pertumbuhan, sehingga men(adi lebih besar. 'ada tahap usia tertentu ban$ak pria mengalami pembesaran prostat $ang disertai gangguan buang air ke%il. =e(ala ini merupakan tanda a3al #enign 'rostati% H$perplasia (#'H). 'embesaran kelen(ar prostat mempun$ai angka morbiditas $ang bermakna pada populasi pria lan(ut usia. Hiperplasia prostat sering ter(adi pada pria diatas usia -! tahun (-!*4+ tahun) dan men$ebabkan penurunan kualitas hidup seseorang. Dengan adan$a hiperplasia ini akan men$ebabkan ter(adin$a obstruksi saluran kemih dan untuk mengatasi obstruksi ini dapat dilakukan berbagai %ara mulai dari tindakan $ang paling ringan $aitu se%ara konser)atif (non operatif) sampai tindakan $ang paling berat $aitu operasi.

"-

DA(%A, PU)%AKA

,. 'anduan 'enatalaksanaan (=uidelines) #enign 'rostati% H$perplasia (#'H) di 1ndonesia. !!". 2akarta8 1katan /hli Urologi 1ndonesia (1/U1) . 'urnomo, #asuki #. !,,. Dasar*dasar Urologi Cdisi 111. 2akarta8 C> Sagung Seto ". Him, de 2ong, S$amsuhida$at, R. !!4. #uku /(ar 1lmu #edah Cdisi 11. 2akarta8 C=C 4. Reksoprod(o, Soelarto. ,++-. 5umpulan 5uliah 1lmu #edah @5U1. 2akarta8 #inarupa /ksara -. Da)e$, 'atri%k. !!-. $t a *lance +edicine. 2akarta8 Crlangga 0. 6. Moore, 5eith. !! . /natomi 5linis Dasar. 2akarta8 C=C

"0

You might also like