Professional Documents
Culture Documents
TAHUN 2011
Bab I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pangan sebagai bidang terpenting dalam pembangunan yang mampu menjembatani pencapaian cita-cita luhur guna mensejahterakan rakyat, sekaligus mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia di masyarakat dunia. Pemantapan ketahanan pangan dapat dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebagai perwujudan pembangunan sosial-ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan cadangan pangan, distribusi, serta peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan akan terus dilaksanakan. Dengan demikian, program-program pembangunan pertanian dan ketahanan pangan perlu diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial-ekonomi yang kondusif menuju ketahanan pangan yang mantap dan berkelanjutan. Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo mendukung Pemerintah Pusat yang telah menyatakan komitmen dan berperan aktif dalam berbagai hal dalam melaksanakan aksi kemanusian, terutama mengatasi masalah kelaparan, kekurangan gizi serta kemiskinan dunia. Kesepakatan tersebut antara lain tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs) 2000 yang isinya antara lain mengurangi angka kemiskinan ekstrem dan kerawanan pangan di dunia sampai setengahnya pada tahun 2015. Berdasar kerangka tersebut, Badan Ketahanan Pangan sebagai salah satu SKPD di Kabupaten Gorontalo, sesuai tugas dan fungsinya untuk melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan pangan, bersamasama instansi terkait lainnya mempunyai peran strategis dalam mendorong perwujudan ketahanan pangan daerah termasuk dalam mengurangi angka kemiskinan dan kerawanan pangan.
Dalam rangka memelihara kesinambungan proses pembangunan dan melanjutkan berbagai pencapaian pembangunan yang telah dilaksanakan serta sebagai upaya untuk mewujudkan kondisi yang diharapkan oleh Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo pada masa mendatang maka diperlukan dokumen Renstra Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo Tahun 2011-2015 serta Dokumen Renja untuk setiap Tahun Anggaran. Renja Badan Ketahanan Pangan adalah dokumen perencanaan Badan Ketahanan Pangan, yang berisikan rencana kerja program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk periode 1 tahun yang akan datang. Dokumen Renja ini bersifat jangka pendek namun tetap memperhatikan rumusan visi misi dan arah kebijakan pembangunan Badan Ketahanan Pangan untuk lima tahun mendatang yang termuat dalam dokumen Renstra. Usaha untuk mewujudkan visi, misi dan arah kebijakan diatas perlu didukung dengan strategi umum, yang kemudian diterjemahkan ke dalam program-program pembangunan dan diuraikan ke dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung masing-masing program tersebut. Strategi pembangunan ketahanan pangan disusun dan disesuaikan dengan tugas dan fungsi setiap bidang pada Badan Ketahanan pangan, yang memiliki 3 bidang yaitu; 1. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan pangan 2. Konsumsi dan Keamanan Pangan 3. Distribusi pangan Dokumen Renja Badan Ketahanan Pangan ini akan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk bidang Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo.
1.2
LANDASAN HUKUM Rencana Kerja SKPD Badan Ketahanan Pangan Tahun 2013disusun
berdasarkan perundang-undangan dan peraturan antara lain : a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. c. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Pasal 5 ayat 2). d. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Bab VII Pasal 150). e. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. f. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 g. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Pasal 11); h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; i. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Perintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; j. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah; k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006; m. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota
1.3
MAKSUD DAN TUJUAN Maksud Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan disusun agar dapat lebih terarah dan fokus pada penyelenggaraan tugas dan fungsi serta merupakan pedoman dan acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo tahun 2013.
Tujuan Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan adalah : Untuk mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo periode 2011-2015 melalui penyelenggaraan program dan kegiatan Ketahanan Pangan sebagai pengawalan dan pendampingan program pemerintah daerah dengan indikator programnya yaitu : Menjamin Ketersediaan Pangan Daerah melalui Peningkatan Produktivitas Pertanian.
1.4
SISTEMATIKA PENULISAN
Penyusunan Rencana Kerja Tahun 2013 ini disusun secara sistematis yang terdiri dari dari empat bab yaitu: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengemukakan pengertian ringkas Renja, proses penyusunan Renja, keterkaitan dengan RKPD dan Renstra. 1.2. Landasan Hukum Memuat penjelasan tentang Undang-Undang, PP, Perda, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan SKPD serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD.
1.3. Maksud dan Tujuan Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renja SKPD 1.4. Sistematika Penulisan Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja SKPD serta susunan garis besar isi dokumen.
BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun lalu dan Capaian Renstra SKPD Bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu (tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja SKPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya. 2.2. Analisa Kinerja Pelayanan SKPD Berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM, maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, dan Peraturan Pemerintah nomor 38 Tahun 2007. 2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD Berisikan uraian mengenai: 1. Tingkat kinerja pelayanan SKPD dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan SKPD 2. Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD 3. Dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi kepala daerah, terhadap capaian program Nasional/Internasional, seperti SPM dan MDGs. 4. Tantangan dan peluang dalam meningkatkan pelayanan SKPD
5. Formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan catatan yang strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program dan kegiatan prioritas tahun yang direncanakan 2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD Berisikan uraian mengenai : 1. Proses yang dilakukan yaitu membandingkan antara rancangan awal RKPD dan hasil analisis kebutuhan 2. Penjelasan mengenai alasan proses tersebut dilakukan 3. Penjelasan temuan-temuan setelah proses tersebut dan catatan penting terhadap perbedaan dengan rancangan awal RKPD, misalnya : terdapat rumusan program dan kegiatan baru yang tidak terdapat dirancangan awal RKPD, atau program dan kegiatan cocok namun besarannya berbeda. 2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat Dalam bagian ini diuraikan hasil kajian terhadap program/kegiatan yang diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat terkait langsung dengan pelayanan provinsi, LSM, asosiasi-asosiasi, perguruan tinggi maupun dari SKPD kabupaten/kota yang langsung ditujukan kepada SKPD Provinsi maupun berdasarkan hasil pengumpulan informasi SKPD Provinsi dari penelitian lapangan dan pengamatan pelaksanaan musrenbang kabupaten/kota.
BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Telaahan terhadap kebijakan Nasional dan sebagaimana dimaksud yaitu penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan Nasional dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD Perumusan tujuan dan sasaran didasarkan atas rumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Renstra SKPD.
3.3. Program dan Kegiatan Berisikan penjelasan mengenai: a. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan. b. Uraian garis besar mengenai rekapitulasi program dan kegiatan c. Penjelasan rumusan program dan kegiatan BAB IV. PENUTUP Berisikan uraian penutup berupa catatan penting yang perlu mendapat perhatian, kaidah-kaidah pelaksanaan dan rencana tindak lanjut.
2.1.
1. Hasil evaluasi pelaksanaan Renja Tahun lalu (Tahun n-2.) atau Tahun 2011. Badan Ketahanan Pangan mengelola Dana APBD berjumlah Rp
1.829.041.456,-
capaian
realisasi
akhir
tahun
anggaran
Rp
kegiatan. Dari 4 program kegiatan hanya terdapat 1 (satu) program kegiatan yang merupakan indikator kinerja utama Badan Ketahanan yaitu : Program Peningkatan Ketahanan Pangan dengan pagu dana Rp 476.525.000,- dan realisasi s/d akhir tahun anggaran Rp 447.717.766,- (93,95 %).
Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2011 URAIAN Jumlah Total Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung: Belanja Pegawai Belanja Barang dan jasa Belanja Modal 357.205.000,349.808.049,ANGGARAN 1.829.041.456,REALISASI 1.809.191.172,-
1.070.041.456,-
1.065.500.127,-
759.000.000,146.400.000,255.395.000,-
743.691.045,146.400.000,247.482.996,-
a.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Kegiatan-kegiatan yang termasuk pada program ini adalah penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik; penyediaan peralatan dan perlengkapan perkantoran; penyediaan jasa administrasi keuangan; rapatrapat koordinasi dalam daerah dan luar daerah. Seluruh kegiatan administrasi perkantoran telah memenuhi target, meskipun jumlah anggaran direalisasikan lebih rendah dari yang direncanakan yaitu realisasi mencapai 74,80 %
b.
Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kegiatan-kegiatan yang termasuk pada program ini adalah
Pembangunan/pemeliharaan gedung kantor; pengadaan kenderaan dinas; dan pemeliharaan rutin/berkala kenderaan dinas/operasional. Kegiatan yang diprogramkan adalah Belanja perawatan kenderaan bermotor dan belanja bahan bakar minyak/gas dan pelumas, kegiatan ini keuangannya mencapai 94,73 %. Ada beberapa kegiatan pada program ini tidak terlaksana disebabkan oleh keterbatasan dana seperti pengadaan kendaraan dinas dan pembangunan gedung kantor. c. Peningkatan disiplin aparatur Kegiatan-kegiatan yang termasuk pada program ini adalah pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapanya dan pengadaan pakaian khusus harihari tertentu. Kegiatan yang terlaksana pada program ini hanya belanja Pakaian Sipil Harian (PSH), realisasi 100 %. d. Peningkatan ketahanan pangan Kegiatan pengembangan daerah rawan pangan Kegiatan pemantauan/analisis daerah rawan pangan atau daerah yang berpotensi rawan dilakukan guna penanganan dini daerah rawan pangan, telah dilaksanakan pada 18 Kecamatan, dengan anggaran APBD sebesar Rp.
5.250.000 yang dialokasikan untuk perjalanan dinas dalam daerah dalam rangka mengidentifikasi daerah rawan pangan, realisasi keuangnanya yaitu sebesar Rp. 5.200.000,- atau mencapai 99,04 %. Berdasarkan hasil pantauan kecamatan yang terancam rawan pangan pada tahun 2011 adalah kecamatan Tolangohula pada 5 (lima) desa yaitu desa Gandasari, Margomulyo, Suka Makmur, Makmur Utara, Makmur Abadi, akan tetapi daerah tersebut termasuk
9
kategori rawan pangan transien yang hanya disebabkan oleh bencana kekeringan. Telah diberikan bantuan ke desa-desa tersebut dengan dana yang diberikan bersumber dari dana APBN. Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan Merupakan analisis terhadap konsumsi rumah tangga atau wilayah apakah telah memenuhi anjuran angka kecukupan energi dan protein sehingga menghasilkan skor pola pangan (PPH) yang diharapkan sehingga dapat mendukung kesehatan, pertumbuhan dan pengembangan kecerdasan pangan masyarakat. Anggaran yang dialokasikan pada kegiatan ini yaitu Rp. 13.125.000 realisasi capaian adalah Rp. 13.110.000,- (99,88%). Kegiatan ini telah dilaksanakan pada 54 Desa, yaitu pengumpulan data/ survey dan analisis data, sehingga menghasilkan skor PPH untuk kab. Gorontalo pada tahun 2011 adalah 79,20%. Pengembangan desa mandiri pangan Melalui program pengembangan desa mandiri pangan diharapkan masyarakat desa mempunyai kemampuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi dengan meningkatkan Keberdayaan masyarakat miskin
perdesaan dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki atau yang dikuasainya secara optimal, untuk mencapai kemandirian pangan rumah tangga dan masyarakat. masyarakat Upaya antara tersebut lain dilakukan melalui proses tenaga
pemberdayaan
dengan
menempatkan
pendamping. Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan menempatkan empat orang tenaga pendamping pada 4 desa mandiri pangan. Dialoksikan anggaran sebesar Rp. 51.500.000 untuk honor tenaga pendamping dan biaya perjalanan dinas dalam rangka monitoring dan evaluasi kegiatan pendampingan desa mandiri pangan, realisasi capaian sampai dengan akhir tahun mencapai Rp. 47.500.000 (92,23). Dana untuk kegiatan pemberdayaan desa mandiri pangan bersumber dari APBN.
10
Pengembangan lumbung pangan desa Kegiatan ini merupakan penjabaran dari tugas pokok Badan ketahanan
pangan kabupaten Gorontalo yang dapat mengakomodir ketersediaan pangan di kecamatan dan Kabupaten Gorontalo. Pada kegiatan ini dibangun 3 buah lumbung pangan, sumber dana pembangunan Lumbung pangan berasal dari DAK Pertanian tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. 300.000.000, dan Rp 37.500.000 untuk dana pendampingan dan monitoring, realisasi capaian 92,78 %. Pembangunan lumbung pangan berlokasi di Desa Momala, Kecamatan Bongomeme, desa Bina jaya, kecamatan Tolangohula dan desa Lobuto kecamatan Biluhu. Kegiatan pengembangan LDPM yang bersumber dari APBN dan dana Hibah dari Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo telah membantu kelancaran operasional pengelola lumbung pangan. Pemanfaatan Pekarangan Dalam kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat termotivasi untuk memanfaatkan pekarangannya dengan benih pangan sayur-sayuran dan
terpenuhinya gizi masyarakat serta bertambahnya pendapatan masyarakat melalui pemanfaatan pekarangan. Pada kegiatan ini telah dilakukan penyaluran benih sayuran pada 375 KK dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 52.650.000,dan realiasi mencapai Rp. 52.275.000 (99,28 %).
11
2. Perkiraan capaian Tahun berjalan dan Capaian Realisasi Fisik Keuangan Tahun 2012 keadaan s/d Triwulan I Bulan Februari
Uraian Program/Kegiatan 2 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran - Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik - Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor - Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan - Penyedia Bahan Logistik Kantor - Rapat rapat koordinasi dan konsultasi Ke Luar Daerah - Rapat rapat koordinasi dan konsultasi Dalam Daerah Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Rehabilitasi sedang/berat Gedung Kantor - Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan Dinas/Operasional Program Peningkatan Disiplin Aparatur - Pengadaan Pakaian Dinas beserta perlengkapnnya Program Peningkatan Ketahanan Pangan - Penanganan Daerah Rawan Pangan - Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan - Laporan Berkala Kondisi Ketahanan Pangan Daerah - Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan - Pemantauan dan Analisis Harga Pangan Pokok - Pengembangan Desa Mandiri Pangan - Pengemangan Lumbung Pangan Desa - Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan - Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Jumlah Jumlah (Rp) Sebelum Setelah Perubahan Prubahan 3 4 319.190.000 17.040.000 68.000.000 106.500.000 10.000.000 111.250.000 6.400.000 Capaian Keuangan 6 (%) 7
No 1
2.
3.
4.
503.752.500 6.600.000 21.400.000 11.250.000 58.080.000 14.400.000 57.450.000 290.000.000 40.962.500 3.610.000 1.074.000.000 62.388.670 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0,00 5.80
12
Tabel 1. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD dan Pencapaian Renstra SKPD s/d Tahun 2012 Badan Ketahanan Pangan Kabuaten Gorontalo
Kode Urusan/bid. Urusan dan program/kegiatan Indikator kinerja program/ke giatan Target kinerja capaian Program (renstra BKP tahun 20112015 4 Realisasi target kinerja tahun 2010 (n-3) Target dan Realisasi KInerja Program dan kegiatan Tahun Lalu (n-2) Target renja tahun 2011 (n-2) Realisasi renja tahun 2011 (n-2) Tingkat realisasi (%) Target program dan kegiatan Renja tahun 2012 (n-1) Perkiraan Realisasi capaian Target Renstra s/d tahun berjalan Realisasi Tingkat capaian capaian program realisasi kegiatan s/d target tahun 2012 Renstra (%) 10=(5+7+9) 11=(10/4)
2 Urusan : Wajib Bidang urusan : Ketahanan Pangan Program: Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor Penyediaan jasa administrasi keuangan Rapat-rapat koordinasi dlm daerah propinsi Rapat-rapat koordinasi luar daerah
8=(7/6)
1.1
Jumlah biaya
106.464.120
14.491.499
17.100.000
12.792.111
0,74
17.040.000
44.323.610
41,63
1.2
Jumlah biaya
481.181.774
12.926.380
47.705.000
45.441.760
0,95
78.000.000
136.368.140
28,34
0,99 1 0,99
13
Kode
Target dan Realisasi Kinerja Program dan kegiatan Tahun Lalu 2011 (n-2) Target renja tahun 2011 (n-2) Realisasi renja tahun 2011 (n-2) Tingkat realisasi (%)
2 Peningkatan disiplin aparatur Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapan Pengadaan pakaian khusus harihari tertentu Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Pembangunan/pemeliharaan gedung kantor Pengadaan kenderaan dinas operasional Pemeliharaan rutin / berkala kenderaan dinas operasional
4 32.846.000 55.838.200 0 0
6 5.400.000 0
7 5.400.000 0 1 0
8=(7/6)
9 10.750.000 10.750.000
Perkiraan Realisasi capaian Target Renstra s/d tahun berjalan Realisasi Tingkat capaian capaian program realisasi kegiatan target tahun 2012 Renstra (%) (n-1) 10=(5+7+9) 11=(10/4) 16.150.000 10.750.000 49,16 19,25
0 0 33.882.500
0 0 42.110.000
0 0 41.290.900
0 0 0.98
14
Kode
Target dan Realisasi KInerja Program dan kegiatan Tahun Lalu (n-2) Target renja Realisasi Tingkat tahun 2011 renja tahun realisasi (%) (n-2) 2011 (n-2)
1 4 4.1
2 Peningkatan Ketahanan Pangan Laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian Pengembangan desa mandiri pangan daerah Peningkatan kemampuan lembaga petani Pembinaan dan penguatan modal usaha kelompok Pengembangan lumbung pangan desa Pengembangan sistem informasi pasar Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
8=(7/6)
Perkiraan Realisasi capaian Target Renstra s/d tahun berjalan Realisasi Tingkat capaian capaian program realisasi kegiatan tahun target 2012 Renstra (%) (n-1) 10=(5+7+9) 11=(10/4)
4.2
15 kegiatan
2 keg
2 kegiatan
2 kegiatan
3 kegiatan
7 kegiatan
46
90 lokasi
17 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
53 lokasi
58
4.3
4.7
4.8
Jumlah Desa Mandiri Pangan Jumlah Kelompok Jumlah Kelompok Jumlah lumbung pangan Jumlah pasar yang terpantau Jumlah KK yang diberi bantuan
15 desa
3 desa
3 desa
4 desa
1.33
3 desa
10 desa
60
0 17 lokasi 5 unit
0 18 lokasi 3 unit
0 18 lokasi 3 unit
0 18 lokasi 1
0 18 lokasi 1 unit
0 53 lokasi 9 unit
0 58 60
90 lokasi
17 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
53 lokasi
58
1875 KK
225 KK
375 KK
375 KK
375 KK
975 KK
52
15
4.9 4.10
Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan Pengembangan diversifikasi pangan
51 desa 0
54 desa 0
54 desa 0
1 0
54 desa 0
159 desa 0
62 0
4.11 4.12
205 desa 0
1 1
60 40
16
a. Analisis Kinerja Pelayanan Badan Ketahanan Pangan Tingkat Kinerja pelayanan Badan Ketahanan Pangan dapat diukur dari beberapa indikator yaitu: 2.1.1.1. Capaian berdasarkan indikator kinerja SPM Nasional yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
65/Permentan/OT.140/12/2010 yaitu: a. Ketersediaan Energi dan Protein per kapita, sasaran energi pada tahun 2015 adalah energi 2200 Kkal/kapita dan protein adalah 57 gram/kapita, sedangkan pada tahun 2011 diperoleh energi 5358 Kkal/kapita dan protein adalah 136.24 gram/kapita, sehingga capaian yang diperoleh pada tahun 2011 adalah : Ketersediaan energi yaitu 243 % Ketersediaan protein yaitu 239 % Hal ini menunjukan bahwa ketersediaan energi dan protein di daerah kabupaten gorontalo melebihi standar SPM, dan bisa dinyatakan bahwa ketersediaan pangan kabupaten Gorontalo adalah Surplus pangan. b. Penguatan Cadangan Pangan Pemberdayaan Desa Mandiri Pangan dilaksanakan pada 12 Desa di Kabupaten Gorontalo.Penguatan cadangan pangan juga didukung Pengembangan Lumbung Pangan, pada tahun 2011 telah dibangun 3 (tiga) unit lumbung pangan, dan hingga pada saat ini lumbung pangan yang dibangun sebanyak 32 unit, dengan sumber dana DAK dan APBN. Pengelola lumbung pangan sebanyak 17 gapoktan
mendapatkan dana hibah dari pemerintah daerah kabupaten gorontalo masing-masing sejumlah Rp. 30.000.000,-. c. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah, pada tahun 2011 dilakukan pengambilan data informasi pasokan, harga pasar di kabupaten gorontalo, pada 3 pasar induk yaitu pasar limboto, bongomeme dan pasar telaga. d. Stabilitas harga dan pasokan pangan, berdasarkan data informasi pasar maka stabilitas harga di pasar dapat dinyatakan stabil karena hasil perhitungan stabilitas harga menunjukan bahwa stabilitas harga
17
adalah 25 % sesuai dengan target pada SPM, hal ini berarti capaiannya adalah 100% e. Skor PPH yaitu 72,9, hal ini berarti belum memenuhi target SPM tahun 2011 yaitu 86,5. Skor pph ini berdasarkan analisa pola konsumsi pada 18 kecamatan, masing-masing kecamatan diambil sampel 3 desa sehingga pada tahun 2011 dilakukan analisa pada 54 desa. f. Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan, pada ahun 2011 kegiatan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan baru sampai pada tahap sosialisasi tentang keamanan pangan di tingkat sekolah dasar, ibu-ibu rumah tanggga. Soaialisasi telah dilakukan pada 18 kecamatan. g. Telah dilakukan pemantauan daerah rawan pangan pada 18 Kecamatan, berdasarkan data analisa SKPG ada 3 (tiga) kecamatan terindikasi rawan pangan, yaitu kecamatan Tolangohula, kecamatan Batudaa Pantai dan Kecamatan Tilango.
2.1.1.2. Capaian berdasarkan Indikator Kinerja Kunci yaitu: a. Telah diterbitkan beberapa regulasi ketahanan pangan yaitu Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan, Perbup tentang P2KP, dan Perda pembentukan Badan Ketahanan Pangan Kab. Gorontalo b. Ketersediaan pangan utama Kabupaten Gorontalo diatas standar nasional yaitu 193.679.000 kg , dengan rincian padi sebanyak 70.811.000 kg
dan jagung sebanyak 122.868.000 kg.
18
2 3 Jumlah desa mandiri pangan Ketersediaan Energi dan yang dikembangkan Protein per kapita Jumlah lumbung pangan Penguatan yang dikembangkan Cadangan Pangan Jumlah pasar yang terpantau 1. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan 2. Stabilitas harga dan pasokan pangan
3 Unit
3 Unit
3 unit
3 unit
3 unit
1 unit
3 unit
3 unit
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
4 5
51 desa 375 KK
51 desa 375 KK
51 desa 375 KK
51 desa 375 KK
54 desa 225 KK
54 desa 375 KK
54 desa 375 KK
54 desa 375 KK
Jumlah lokasi rawan pangan Penanganan yang terpantau daerah rawan pangan
17 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
17 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
19
b.
Isu-isu penting penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Sistem Ketahanan pangan secara komprehensif meliputi empat sub-
sistem yaitu: (1) ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup untuk seluruh penduduk, (2) distribusi pangan yang lancar dan merata, serta dapat diakses oleh masyarakat, (3) konsumsi pangan setiap individu yang
memenuhi kecukupan gizi seimbang dan aman, (4) status gizi masyarakat. Dengan demikian sistem ketahanan pangan dan gizi tidak hanya menyangkut soal produksi, distribusi dan penyediaan pangan ditingkat makro, tetapi juga menyangkut aspek mikro yaitu akses pangan ditingkat rumah tangga terutama rumah tangga miskin. Hal ini juga berkaitan dengan sasaran MDGs yaitu menurunkan tingkat kemiskinan. Pembangunan Ketahanan Pangan mendukung Visi, Misi Kepala Daerah yaitu Memantapkan pembangunan Kabupaten Gorontalo yang sejahtera dan mandiri, dan lebih khusus lagi termasuk pada sasaran keempat yaitu menjamin ketersediaan pangan daerah melalui peningkatan
produktifitas pertanian. Faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat dalam pencapaian visi misi ini antara lain lambatnya penanganan masalah pertanian akibat kurangnya insentif ekonomi. Akan tetapi dengan adanya motivasi yang tinggi dari petani/pelaku produksi serta adanya kebijakan harga dan subsidi pupuk maka pembangunan ketahanan pangan dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan. Berdasarkan kondisi dan capaian ketahanan pangan, maka isu strategis yang harus diperhatikan adalah: 1. Sistem produksi pangan Sistem produksi pangan nasional sebenarnya menunjukkan
kecenderungan peningkatan yang membaik selama dua tahun terakhir ini. Akan tetapi ada beberapa masalah yang sering menyebabkan terbatasnya kapasitas produksi pangan antara lain: berlanjutnya konversi lahan pertanian ke non pertanian, menurunnya kualitas dan kesuburan
20
lahan akibat kerusakan lingkungan, kurang terealisasinya harga pupuk bersubsidi, rusaknya prasarana pengairan serta anomali iklim. Sampai saat ini penanganan masalah ketahanan pangan seringkali menghadapi kendala system informasi pangan yang kurang akurat dan cepat. Oleh karenanya di masa datang pengembangan system informasi pangan berbasiskan teknologi informasi untuk tujuan deteksi dini untuk antisipasi mutlak harus dilakukan.
2. Ketersediaan pangan dan keterjangkauan pangan diseluruh wilayah Isu ketersediaan pangan dan keterjangkauan pangan meliputi dimensi: system distribusi pangan yang efisien, cadangan pangan pemerintah dan masyarakat dan aksesibilitas atau keterjangkauan pangan diseluruh wilayah. Permasalahan distribusi dan akses pangan antara lain: sarana dan prasarana produksi, sarana dan prasarana pemasaran seperti jalan usaha tani, pasar desa, dan fasilitas penampungan produksi. Usaha peningkatan infrastruktur perlu dilakukan melalui pembangunan bersifat padat karya karena mempunyai manfaat ganda yakni disamping meningkatkan perekonomian pedesaan juga berfungsi meningkatkan serapan tenaga kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan akses pangan.
3. Konsumsi pangan Beragam dan Bergizi Seimbang Sampai saat ini konsumsi pangan kelompok padi-padian masih didominasi oleh beras dan ternyata konsumsi beras masih cukup tinggi, sedangkan konsumsi sumber protein, vitamin dan mineral masih rendah. Oleh karena itu usaha peningkatan kualitas konsumsi pangan masih sangat diperlukan.
21
4. Keamanan pangan segar dan pangan olahan Keamanan pangan segar dan pangan olahan merupakan isu yang harus memperoleh perhatian yang memadai. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat konsumen maupun produsen (khususnya industri kecil dan menengah) terhadap keamanan pangan. Saat ini masih cukup banyak digunakan bahan tambahan pangan (penyedap, pewarna dan pemanis) yang dapat membahayakan kesehatan. Hal ini harus diantisipasi melalui usaha-usaha pembinaan produksi menurut standar SNI, FMP dan HACCP.
2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD Keterkaitan antara Renja SKPD dengan dokumen RKPD pada dasarnya mengacu dari hasil musrenbangdes yang telah difinalisasi dengan musrenbang tingkat Kabupaten; Renja Badan Ketahanan Pangan tahun 2013 mengacu pada RKPD, Adapun program kerja pembangunan daerah tersebut diarahkan untuk mencapai visi dan misi pemerintah daerah yang dijabarkan melalui program dan kegiatan yaitu Peningkatan Ketahananan Pangan yang merupakan hasil rumusan dan kebijakan sesuai tugas dan fungsi Badan.
2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat Dalam penelaahan usulan program dan kegiatan masyarakat dari hasil musrenbang tingkat Kabupaten Gorontalo, bahwa keterkaitan dengan tugas dan fungsi Badan Ketahanan Pangan tidak terdapat usulan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2013 dari masyarakat melalui rumusan musrenbang di tingkat Kabupaten Gorontalo.
22
3.1. Telaahan terhadap kebijakan nasional Ketahanan Pangan merupakan prioritas yang kelima dari sebelas prioritas pembangunan Nasional. Sesuai dengan rumusan Hasil Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta 24 Mei 2010 dihasilkan prioritas pembangunan ketahanan pangan pada masa datang, yakni dengan mendasarkan pada 9 isu strategis. 1. Sinergisme penanganan pangan, energi dan kelestarian sumberdaya alam khususnya air untuk memantapkan ketahanan pangan, energi dan air secara berkelanjutan. 2. Kemandirian pangan dengan menekankan pada 5 komoditas strategis (padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi). 3. Sistem cadangan pangan dan distribusi pangan. 4. Sistem logistik nasional yang efisien mendasarkan keunggulan komparatif daerah dan rantai suplai yang efisien. 5. Penanganan kerawanan pangan dan kerentanan pangan sebagai tindaklanjut diluncurkannya Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Nasional. 6. Stabilitas dan keterjangkauan harga, baik pada tingkat produsen maupun konsumen. 7. Percepatan penganekaragaman pangan berbasis sumberdaya pangan lokal. 8. Monitoring sistem ketahanan pangan sebagai basis early warning system. 9. Kajian-kajian akademik kebijakan ketahanan pangan khususnya tentang stabilitas dan keseimbangan kebutuhan dan pasokan berbasis sumberdaya lokal.
23
3.2. Tujuan dan Sasaran Badan Ketahanan Pangan Tujuan 1. Meningkatkan ketersediaan pangan daerah sumberdaya lokal 2. Meningkatkan kemudahan dalam mengakses pangan bagi setiap rumah tangga 3. Meningkatkan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang bagi setiap anggota keluarga 4. Meningkatkan mutu dan keamanan pangan Sasaran 1. Meningkatkan produksi pangan daerah untuk mempertahankan ketersediaan energi perkapita minimal 2.200 Kal/hari dan protein minimal 57 gram/hari 2. Menguatnya kelembagaan ketahanan pangan khususnya lembaga cadangan pangan masyarakat 3. Stabilnya harga komoditas pangan strategis yang ditandai dengan rendahnya perbedaan harga antara musim panen dan non panen 4. Meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk yang berbasis pada
mencapai gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 2000 Kal/hari dan protein 52 gram/hari 5. Meningkatkan keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat 6. Meningkatkan penanganan daerah rawan pangan
24
3.3. Program dan Kegiatan Ketahanan pangan menjadi salah satu program prioritas
pembangunan nasional Kementerian Pertanian dalam 2010-2014. Untuk mendukung program tersebut, Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo telah merencanakan sejumlah program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2013 yaitu sejumlah 5 program dan 24 Kegiatan. Program dan kegiatan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 mengacu pada Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan administrasi perkantoran a. Penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik b. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor c. Penyediaan Bahan Logistik Kantor d. Penyediaan jasa administrasi keuangan e. Rapat-rapat koordinasi dalam daerah propinsi 2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur a. Pembangunan gedung kantor b. Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan Dinas/operasional c. Pengadaan kendaraan dinas/operasional 3. Peningkatan disiplin aparatur a. Pengadaan pakaian dinas b. Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu 4. Peningkatan kesejahteraan petani a. Peningkatan kemampuan lembaga petani b. Pembinaan dan penguatan modal usaha kelompok pengolahan pangan lokal 5. Peningkatan ketahanan pangan a. Penanganan daerah rawan pangan Pemberian bahan pangan bagi masyarakat yang mengalami bencana alam
25
b. Analisis dan penyusunan pola konsumsi untuk suplai pangan c. Laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah Monitoring KK miskin Pembuatan peta SKPG Pertemuan Dewan Ketahanan Pangan
d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian Monitoring subsidi alsintan, saprodi dan alat pengolah pangan yang disalurkan di Kabupaten Gorontalo e. Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan Pemberian bantuan bibit sayuran, pupuk dan pestisida kepada
kelompok tani f. Pengembangan desa mandiri pangan daerah Pendampingan program desa mandiri pangan
g. Pengembangan diversifikasi pangan Pemberian makanan tambahan untuk anak SD/MI Kegiatan lomba cipta menu 3B
Pengembangan system informasi pasar Pemantauan harga komoditas di semua pasar sekabupaten
Gorontalo j. Peningkatan mutu dan keamanan pangan Pemantauan keamanan pangan segar
k. Peningkatan kemampuan lembaga petani Pembinaan dan pemberian bantuan kepada lembaga usaha
26
Rumusan Rencana Program dan Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014
Kode Urusan/Bid. Urusan Program/kagiatan Indikator kinerja program/kegiat an (3) Rencana tahun 2013 Kebutuhan dana/pagu Indikatif (6) Catatan penting Prakiraan maju tahun 2014 Target Kebutuhan capaian dana/pagu kinerja Indikatif (9) (10)
lokasi
(1)
(2) Urusan : Wajib Bidang urusan : Ketahanan Pangan Program: Peningkatan Ketahanan Pangan Laporan berkala kondisi ketahanan pangan Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian Pengembangan Desa Mandiri Pangan Peningkatan kemampuan lembaga petani Pembinaan dan penguatan modal usaha kelompok Pengembangan lumbung pangan desa Pengembangan system informasi pasar
(4)
(8)
1.1 1.2
43keg. 18 Kec.
47.311.000 46.420.220
DAU DAU
3 keg 18 Kec.
52.042.100 51.062.242
1.3 1.4
Jumlah Desa Mandiri Pangan Jumlah kelompok Jumlah kelompok Jml lumbung Pangan Jumlah pasar yang terpantau
Kab.Gto Kab.Gto
3 Desa 18 Kelompok
580.800.000 107.525.000
DAU DAU
3 Desa 18 klmpk
638.880.000 118.277.500
1.5
18 kelompok
107.525.000
DAU
18 klmpk
118.277.500
1.6 1.7
3 unit 18 pasar
193.545.000 37.488.000
DAU DAU
3 Unit 18 pasar
212.899.500 41.236.800
27
1.8
1.9
1.10
Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan Analisis dan penyusunan pola konsumsi pangan Pengembangan diversifikasi pangan Penanganan daerah rawan pangan Monitoring, evaluasi dan pelaporan Program Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor Penyediaan jasa administrasi keuangan Rapat-rapat koordinasi dlm daerah propinsi Rapat-rapat koordinasi luar daerah
Jumlah KK yang diberi bantuan Jumlah desa analisa konsumsi Jumlah kec. Lomba cipta menu Jml desa. Yang terpantau Jml kec. Yang terpantau
375 KK
112.711.500
DAU
375 KK
123.982.650
51 Desa
36.300.000
DAU
51 Desa
39.930.000
Kab.Gto
18 Kec
36.300.000
DAU
51 Desa
39.930.000
1.11 1.12 2.
Kab.Gto Kab.Gto
104.716.260 60.500.000
DAU DAU
115.187.886 66.550.000
2.1
Jumlah biaya
BKP
12 bln
21.252.000
DAU
12 bln
23.377.200
2.2
Jumlah biaya
BKP
12 bln
96.051.835
DAU
12 bln
105.657.019
28
Lanjutan Kode Urusan/Bid. Urusan Program/kagiatan Indikator kinerja program/kegiatan Rencana tahun 2013 Target Kebutuhan capaian dana/pagu Kinerja indikatif (5) (6) Catatan penting Prakiraan maju tahun 2014 Target Kebutuhan capaian dana/pagu kinerja Indikatif (9) (10)
lokasi
(2) Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Pembangunan/pemeliharaan gedung kantor Pengadaan kenderaan dinas operasional Pemeliharaan rutin / berkala kenderaan dinas operasional Peningkatan disiplin aparatur Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapan Pengadaan pakaian khusus harihari tertentu
(3)
(4)
(8)
311.000.000
0
312.100.000
0
113.091.000
124.400.100
BKP BKP
45 psg 45 psg
6.600.000 11.220.000
DAU DAU
45 psg 45 psg
7.260.000 12.342.000
29
Bab IV PENUTUP
Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 ini telah disusun sedemikian rupa dengan mempertimbangkan kondisi internal berupa kekuatan dan kelemahan dan juga kondisi eksternal yakni peluang dan tantangan. Oleh karena itu dokumen ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk melaksanakan pembangunan ketahanan pangan di kabupaten Gorontalo, dan untuk memperkuat ketahanan pangan dan gizi nasional. Guna mengoptimalkan pencapaian tujuan dan sasaran, semangat koordinasi dan intergrasi lintas sektor sangat diperlukan. Kemitraan antar pemerintah dengan masyarakat dan swasta merupakan salah satu faktor kunci dalam pembangunan ketahanan pangan. Dengan pendekatan tersebut diharapkan Rencana Kerja ini dapat memberikan arah yang lebih jelas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo sebagai lembaga Ketahanan Pangan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gorontalo.
Limboto,
Maret 2013
30