You are on page 1of 11

PENYAKIT VIRAL UNGGAS (ND, IBD DAN MAREK)

Oleh : Drh. Imba ! D"# Raha$%, M&e'. S(a) Pe !a*ar +%r%'a Pe(er a&a ,a&%l(a' Per(a #a Pe(er a&a U #-er'#(a' M%hamma.#$ah Mala !

I. Pe $a&#( Ne"/a'(le D#'ea'e (ND) Newcastle Disease (ND) adalah penyakit yang sangat menular, dengan angka kematian yang tinggi, disebabkan oleh virus genus paramyxovirus dengan famili paramyxoviridae. Nama lain untuk ND adalah tetelo, pseudovogolpest, sampar ayam, Rhaniket, Pneumoencephalitis dan Tontaor furrens. Newcastle Disease dipandang sebagai salah satu penyakit penting di bidang perunggasan. Kejadian wabah penyakit ND seringkali terjadi pada kelompok ayam yang tidak memiliki kekebalan atau pada kelompok yang memiliki kekebalan rendah akibat terlambat divaksinasi atau karena kegagalan program vaksinasi. Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ND antara lain berupa kematian ayam, penurunan produksi telur pada ayam petelur, gangguan pertumbuhan dan penurunan berat badan pada ayam pedaging. Terdapat tiga katagori ND yang secara rinci dibahas di bawah ini. ) Vel0!e #&. !irus golongan ini bersi"at akut dan sangat mematikan serta dikategorikan sangat tinggi patogenitasnya ( sangat ganas). #abah ND di $ndonesia umumnya disebabkan oleh velogenik tipe %sia yang lebih banyak menimbulkan kematian daripada tipe %merika. !elogenik tipe %sia disebut juga Velogenik Visceritropik. &edangkan !elogenik tipe %merika disebut juga Velogenik pneumoencephalitis. 'ontoh virus galur velogenik, antara lain (ilano, )erts, Te*as. +) Me'0!e #&. !irus galur ini )ard"ordhire dan ,oakin bersi"at akut, cukup mematikan dan dikategorikan sedang patogenitasnya. 'ontoh galur mesogenik, antara lain (ukteswar, Kumarov,

1) Le (0!e #&. !irus galur lentogenik merupakan bentuk respirasi sedang yang sangat rendah patogenitasnya. 'ontoh virus galur lentogenik, antara lain - , . dan /a &ota. S#)a(2'#)a( V#r%' ND &i"at0si"at virus ND penting untuk diketahui guna menentukan model atau cara0 cara pencegahan dan penanganan vaksin. &i"at virus ND antara lain menggumpalkan butir darah merah, di bawah sinar ultra violet akan mati dalam dua detik, mudah mati dalam keadaan sekitar yang tidak stabil dan rentan terhadap 1at01at kimia, seperti 2 kaporit, besi, klor dan lain0lain. Desin"ektan yang peka untuk ND, antara lain Na3) +4, .ormalin ( 5 +4), 6henol0lisol 74, alkohol 89 dan :;4, "umigasi dengan Kalium permanganat (6K) 2 9;;;. %ktivitas ND akan hilang pada suhu ;; o' selama satu . menit, pada suhu 9<o' akan mati selama lima menit sampai lima jam, pada suhu 7: o' selama berbulan0bulan. !irus ND stabil pada p) 7 sampai dengan (asa inkubasi penyakit ND adalah + 5 9 hari, dengan rata0rata < hari. %yam yang tertul=ar virus ND akan mulai mengeluarkan virus melalui alat pernapasan antara sampai dengan + hari setelah in"eksi. $n"eksi oleh virus ND di alam yang tidak menyebabkan kematian akan menimbulkan kekebalan selama < 5 + bulan, demikian juga halnya kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi. Ter a& Re (a )ampir semua jenis unggas, baik unggas darat maupun unggas air rentan terhadap virus ND, termasuk ayam, kalkun, itik, angsa, merpati dan unggas liar. 3ara Pe %lara 6enularan virus ND dari satu tempat ke tempat lain terjadi melalui alat transportasi, pekerja kandang, litter dan peralatan kandang, burung dan hewan lain. Debu kandang, angin, serangga, makanan dan karung makanan yang tercemar, dapat pula melalui telur terin"eksi yang pecah dalam inkubator dan mengkontaminasi kerabang telur lain. 6enyebaran virus ND oleh angin bisa mencapai radius 9 km. -urung0burung pengganggu, ayam kampung dan burung peliharaan lain merupakan reservoir ND. 6enularan ND terutama melaui udara. (elalui batuk, virus mudah terlepas dari saluran pernapasan penderita ke udara dan mencemari pakan, air minum, sepatu, pakaian

dan alat0alat sekitarnya. !irus dengan capat menyebar dari ayam ke ayam lain, dari satu kandang ke kandang lain. &ekresi, ekskresi dan bangkai penderita merupakan sumber penularan penting bagi ND. !irus yang tercampur lendir atau dalam "eses dan urine mampu bertahan dua bulan, bahkan dalam keadaan kering tahan labih lama lagi.

Ge*ala Kl# #' >ejala klinis yang terlihat pada penderita sangat bervariasi, dari yang sangat ringan sampai yang terberat. -erikut ini dijelaskan kemungkinan gejala0gejala klinis pada ungggas penderita penyakit ND. Be (%& Vel0!e #&2-#'/er0(r04#& : bersi"at akut, menimbulkan kematian yang

tinggi, mencapai ?; 5 ;;4. 6ada permulaan sakit napsu makan hilang, mencret yang kadang0kadang disertai darah, lesu, sesak napas, megap0megap, ngorok, bersin, batuk, paralisis parsial atau komplit, kadang0kadang terlihat gejala torticalis. Be (%& Vel0!e #&24 e%m0e /e4hal#(#' : gejala pernapasan dan syara", seperti torticalis lebih menonjol terjadi daripada velogenik0viscerotropik. (ortalitas bisa mencapai <; 5 ?; 4. Be (%& Me'0!e #& : pada bentuk ini terlihat gejala klinis berupa gejala respirasi, seperti 2 batuk, bersin, sesak napas, megap0megap. 6ada anak ayam menyebabkan kematian sampai ;4, sedangkan pada ayam dewasa hanya berupa penurunan produksi telur dan hambatan pertumbuhan, tidak menimbulkan kematian. Be (%& Le (0!e #& : terlihat gejala respirasi ringan saja, tidak terlihat gejala syara". -entuk ini tidak menimbulkan kematian, baik pada anak ayam maupun ayam dewasa. Be (%& a'$m4(0ma(#& : pada galur lentogenik juga sering tidak memperlihatkan gejala klinis. >ejala klinis anak ayam dan ayam "ase bertelur penderita ND dijelaskan sebagai berikut (a) Pa.a a a& a$am, ditemukan penderita mati tiba0tiba tanpa gejala penyakit. 6ernapasan sesak, batuk, lemah, napsu makan menurun, mencret dan berkerumun. Terlihat gejala syara"i berupa paralisis total atau parsial. 6enderita mengalami tremor atau kejang otot, bergerak melingkar dan jatuh. &ayap terkulai dan leher terputar (torticolis). (ortalitas pada penderita bervariasi. (b) 4a.a a$am )a'e 4r0.%&'#, umur + sampai dengan 7 minggu terlihat gejala gangguan pernapasan, depresi dan napsu makan menurun, namun gejala syara" jarang terlihat. 6roduksi telur menurun secara mendadak. (orbiditas dapat mencapai ;;4, sedangkan mortalitas bisa mencapai 94.

Kela# a Pa'/a Ma(# 6erubahan pasca mati pada unggas penderita antara lain, meliputi ptechiae, berupa bintik0bintik perdarahan pada proventrikulus dan seca tonsil, eksudat dan peradangan pada saluran pernapasan serta nekrosis pada usus, sebagaimana Pe /e!aha Tindakan vaksinasi merupakan langkah yang tepat sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit ND. 6rogram vaksinasi yang secara umum diterapkan, yaitu ( ) pada in"eksi lentogenik ayam pedaging, dicegah dengan pemberian vaksin aerosol atau tetes mata pada anak ayam umur sehari dengan menggunakan vaksin )itchner - dan dilanjutkan dengan booster melalui air minum atau secara aerosol (+) pada in"eksi lentogenik ayam pembibit dapat dicegah dengan pemberian vaksin )itchner - secara aerosol atau tetes mata pada hari ke0 ;. !aksinasi berikutnya dilakukan pada umur +@ hari dan ? minggu dengan vaksin )itchner - atau vaksin /a&ota dalam air, diikuti dengan pemberian vaksin emulsi multivalen yang diinaktivasi dengan minyak pada umur ? 5 +; minggu. !aksin multivalen ini dapat diberikan lagi pada umur @9 minggu, tergantung kepada titer antibodi kawanan ayam, resiko terjangkitnya penyakit dan "aktor0 "aktor lain yang berhubungan dengan pemeliharaan. Tindakan pencegahan selain vaksinasi adalah sanitasi. )al0hal yang perlu diperhatikan, antara lain ( ) sebelum kandang dipakai, kandang dibersihkan kemudian dilabur dengan kapur yang dibubuhi Na3) +4. Desin"eksi kandang dilakukan secara "umigasi dengan menggunakan "umigant berupa "ormalin perbandingan 5 +4 dan K(n3 @, dengan 2 9;;; (+) liter diupayakan tetap kering, bersih dengan ventilasi yang

baik. -ebaskan kandang dari hewan0hewan vektor yang bisa memindahkan virus ND. Kandang diusahakan mendapat cukup sinar matahari (7) hindari penggunaan karung bekas (@) D3' harus berasal dari perusahaan pembibit yang bebas dari ND (9) di pintu0 pintu masuk disediakan tempat penghapus hamaan, baik untuk alat transportasi maupun orang. (<) memberikan pakan yang cukup kuantitas maupun kualitas. Pe !e .al#a Tindakan pengendalian untuk menekan penularan penyakit ND sangat diperlukan. Tindakan0tindakan tersebut, antara lain meliputi ( ) ayam yang mati karena ND harus dibakar atau dikubur (+) ayam penderita yang masih hidup harus disingkirkan, disembelih

dan daging bisa diperjualbelikan dengan syarat harus dimasak terlebih dahulu dan sisa pemotongan harus dibakar atau dikubur (7) larangan mengeluarkan ayam, baik dalam keadaan mati atau hidup bagi peternakan yang terkena wabah ND, kecuali untuk kepentingan diagnosis(@) larangan menetaskan telur dari ayam penderita ND dan i1in menetaskan telur harus dicabut selama masih ada wabah ND pada perusahaan pembibit (9) penyakit ND dianggap lenyap dari peternakan setelah + bulan dari kasus terahir atau bulan dari kasus terakhir yang disertai tindakan penghapus hamaan. 5. Pe $a&#( I )e/(#0%' B%r'al D#'ea'e (IBD) a(a% G%mb0r0 6enyakit $-D merupakan penyakit menular pada ayam dengan ciri khas menyerang bagian bursa "abricius pusat kekebalan pada ayam umur muda. )asil survei menunjukkan ?;4 kasus $-D terjadi pada ayam umur 7 sampai dengan 9 minggu, : 4 terjadi pada ayam umur antara < minggu sampai ; minggu dan bisa terjadi sepanjang bursa "abricius masih ber"ungsi, yaitu antara umur sampai dengan < minggu. 6enyakit ini sudah meluas di seluruh negara0negara industri ayam. -eberapa gejala khas penderita $-D, antara lain bursa "abricius membengkak, meradang yang selanjutnya mengalami atro"i (ukuran mengecil) apabila penyakit berjalan kronis. %yam menggigil, gemetar, napsu makan hilang, inkoordinasi, lemah dan mati. &ebagai akibat kerusakan bursa "abricius maka ayam penderita akan mengalami penurunan kemampuan menghasilkan antibodi (immunocompetence) yang akan berakibat terjadinya kegagalan vaksinasi ND, (arekAsAs dan lain0lain. .lok yang unggas yang terserang $-D menjadi lebih peka terhadap in"eksi penyakit0penyakit lain, seperti 'occidiosis, ND, (arekAsAs, &almonellosis dan 6asteurellosis. E(#0l0!# 6enyakit $-D disebabkan oleh virus ,N% dengan "amili Birnaviridae dan genus Birnavirus. !irus ini memiliki ketahanan yang cukup tinggi. 6ada temperatur 9< o' tetap hidup sampai 9 jam, akan tetapi akan mati pada temperatur :; o' dalam waktu 7; menit. !irus $-D tetap in"eksius selama + bulan dalam bahan pakan. !irus tetap tahan terhadap desin"ektan, berupa phenol, eter, chloro"orm. Tetapi peka terhadap "ormalin 94 atau

chloramine 94 minimal selama ; menit dan yodium. !irus tahan terhadap p) rendah dan en1im tripsin. !irus bersi"at lim"osidal, karena sering menyerang organ0organ penghasil lim"osit, antara lain bursa "abricius, lien, seka tonsil dan thymus. &el0sel lim"osit dalam bursa "abricius rusak. -ursa mengalami edema dan terjadi in"iltrasi sel0sel hetero"il (orbiditas mencapai 7;4, mortalitas umumnya mencapai +;4. %ngka morbiditas dan mortalitas ditentukan oleh beberapa "aktor, antara lain 2 Kondisi tubuh, pakan, iklim, strain dan adanya maternal antibodi. $-D menyerang lebih hebat pada strain /eghorn daripada -roiler. 3ara Pe %lara 6enularan penyakit $-D bisa secara langsung melalui kontak antara ayam penderita dengan ayam peka, secara oral dan aerogenous. 6enularan bisa juga secara mekanis melalui tinja, makanan, minuman dan alat0alat serta pakaian yang tecemar. %ntara 7 sampai dengan @ hari setelah in"eksi ayam akan sakit dan mati. Ge*ala &l# #' >ejala klinis yang terlihat pada unggas penderita $-D, antara lain adalah masa inkubasi penyakit berlangsung antara 7 5 @ hari. Terjadi kelemahan, dehidrasi, inkoordinasi, merejan, kadang bulu sekitar anus kotor, peradangan sekitar kloaca, diare yang kadang disertai darah, gemetar, napsu makan hilang, yang selanjutnya akan diikuti kematian. Kela# a Pa'/a Ma(# 6erubahan pasca mati pada penderita $-D, antara lain ( ) pembengkakan bursa "abricius hingga dua kali ukuran normal sampai hari ke lima, selanjutnya setelah lewat hari ke 5 ?, bursa "abricius mengecil (atrophi), (+) ginjal membengkak dengan ureter berisi asam urat (7) perdarahan pada otot terutama otot pektoral dan mungkin pada perbatasan antara proventriculus dengan ventriculus (gi11ard).

Pe /e!aha Bpaya pencegahan terhadap penyakit >umboro sudah tentu melalui program vaksinasi. >una mendapatkan kekebalan dari induk yang tinggi sehingga akan menurun kepada anak keturunannya, maka pada peternakan pembibit petelur diperlukan vaksinasi pertama dengan vaksin akti" pada umur + minggu. !aksinasi ke dua dilakukan pada umur +; minggu dengan vaksin inakti". %yam petelur dan ayam broiler perlu divaksin pada saat umur 7 5 @ minggu dengan vaksin akti". !aksin untuk >umboro yang berkualitas memiliki beberapa si"at, antara lain memiliki kekebalan silang terhadap strain0strain virus >umboro yang lain, tidak merusak bursa "abricius pada anak ayam dan tidak menghambat kekebalan terhadap penyakit lain, vaksin bersi"at murni, bebas dari kontaminasi agen in"eksi patogen. Pe !e .al#a Bpaya0upaya pengendalian yang penting dilaksanakan, antara lain ( ) kandang bekas penderita >umboro dikosongkan sementara. &emua peralatan, alas kandang, sisa pakan yang mungkin terkontaminasi segera dimusnahkan (+) meminimalkan "aktor0"aktor penyebab stres di kandang brooder, terutama perbaikan ventilasi dan menghindari kepadatan yang berlebihan (7) mencegah stres dengan suplementasi vitamin0vitamin, terutama vitamin ', C dan asam amino (@) perhatian yang besar terhadap temperatur di kandang brooder, trutama saat umur kritis, antara + 5 9 minggu. 1. Pe $a&#( Mare&6' 6enyakit (arekAs (Marek s !isease) merupakan penyakit yang sangat in"eksius yang disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai herpesvirus, dengan sub"amili >amma herpesvirinae. !irus ini bertanggung jawab terhadap pembentukan tumor syara" (neural) dan organ dalam (visceral). !irus bersi"at immunosupressi", sehingga ayam yang terkena akan peka terhadap penyakit in"eksi lain oleh virus lain atau bakteri. E(#0l0!# !irus penyebab penyakit (arekAs memiliki ketahanan hidup yang tinggi, di litter bisa tahan minimal < minggu, dalan debu kandang dengan suhu +; 5 +9 ;' tahan beberapa bulan. Di kandang tertular, dalam sisik kulit ayam yang terlepas dapat tahan

sampai 9; hari. !irus tidak tahan terhadap asam dan basa, mati pada p) D < dan E ?. !irus penyebab (arekAs peka terhadap beberapa disin"ektan, antara lain 2 kombinasi "ormalin dengan senyawa iodine, namun pemberian gas "ormalin secara sendiri tidak cukup e"isien sebagai disin"ektan. Ditemukan tiga galur virus, antara lain galur yang apatogen, yang tidak menimbulkan gejala, galur visceral, yang menyebabkan tumor pada organ0organ visceral dan galur syara"Fklasik, yang menimbulkan gejala syara". Ker%!#a 6enyakit (arekAs menyebabkan kerugian ekonomis, terutama berupa kematian ternak, penurunan produksi telur dan penurunan produksi karkas. 7e"a Pe&a Ternak yang peka terhadap penyakit (arekAs, antara lain ayam, kalkun, puyuh dan bebek. 3ara Pe %lara 6ada hari ke @ setelah in"eksi, ayam penderita akan membebaskan virus ke kandang. &ehingga debu kandang mengandung virus dan virus mengkontaminasi alat0alat di dalam kandang. !irus bisa berada di dalam epithel (sisik) kulit kantung bulu yang terlepas dan ayam lain akan tertular apabila memakan epithel tersebut. 6enularan juga bisa terjadi melalui pernapasan dengan cara inhalasi debu yang mengandung virus. 6enularan antar ternak sekandang (horisontal) terjadi secara langsung maupun tidak langsung. 6enularan secara tidak langsung bisa melalui tinja atau kumbang sebagai vektor. Kumbang yang berperan sebagai vektor yaitu "lphitobius diaperinus. 6enularan secara vertikal (dari induk kepada keturunannya atau transovarial) tidak terjadi di sini. !irus ada di dalam darah (viremia) penderita kira0kira pada hari ke0@ setelah in"eksi. %ntibodi akan terdeteksi kira0kira + 5 7 minggu. )ari ke0 @ setelah in"eksi virus akan dibebaskan dari penderita, sehingga ? minggu setelah in"eksi ayam satu "lok akan terin"eksi. (asa inkubasi, gejala klinis, keadaan lesi, tingkat mortalitas dan morbiditas sangat tergantung kepada beberapa "aktor, antara lain 2 virulensi dari virus, dosis in"eksi, genetik dan umur ayam. %yam pada minggu pertama kehidupan sangat peka dan yang

betina lebih peka daripada pejantan. %ntibodi maternal, in"eksi lain dan "aktor0"aktor lingkungan, seperti stres akan menyokong serangan penyakit (arekAs. Ge*ala Kl# #' >ejala0gejala klinis yang bisa diamati pada penderita (arekAs, antara lain adalah ( ) paresis, paralisis alat gerak dan tumor pada organ0organ visceral, syara" dan kulit. 6ada (arekAsAs klasik, kelemahan alat gerak menyebabkan sayap terkulai dan kelumpuhan kaki. %pabila syara" pada leher diserang maka akan terlihat gejala torticalis, apabila syara" vagus dan intercostalis yang diserang, maka terlihat gejala gangguan napas, apabila syara" pencernaan yang diserang, maka gejala mencret akan terlihat (+) kehilangan warna pada iris dan perubahan bentuk pupil mungkin terlihat (7) tumor pada organ0organ visceral dan kulit terjadi pada ayam umur D berumurE < minggu terlihat tumor terjadi pada bursa "abricius. Per%baha Pa'/a Ma(# 6erubahan pasca mati yang bisa diamati pada unggas penderita (arekAs antara lain ( ) pada bentuk syara", ditemukan syara"0syara" (nervus0nervusFn), seperti n. !agus, n. (esentericus, n. $ntercostalis dan ple*us0ple*us, seperti plexus ischiadicus dan plexus brachialis terlihat membulat dan membesar, kelabu kekuningan, bersi"at unilateral atau bilateral (+) pada bentuk visceral, maka terlihat benjolan0benjolan atau tumor pada indung telur, hati, limpa, pankreas, jantung, paru0paru, proventrikulus, ginjal dan usus. #arna organ menjadi putih kelabu dengan bidang sayatan keras dan kering. -ursa "abricius mengalami atro"i. Kejadian (arekAs yang banyak ditemukan adalah bentuk visceral daripada bentuk syara". Pe /e!aha Tindakan pencegahan terhadap penyakit (arekAs adalah melalui program vaksinasi. !aksinasi dilakukan terhadap anak ayam yang baru menetas atau D3'. Di pasaran tersedia dua macam vaksin (arekAs, yaitu bentuk basah ( cell# associated) dan bentuk kering (cell free). -erdasarkan serotipe virus yang terkandung, terdapat tiga kelompok vaksin (arekAs, yang dapat digunakan secara tunggal atau dengan sistem kombinasi. Tiga kelompok tersebut, antara lain ( ) vaksin (arekAsAs serotipe , terdiri dari 7 jenis, yaitu 2 < minggu. %yam yang

virulen, setengah virulen dan sangat ganas. 'ontoh strain virulen adalah strain )6,&0 <, strain yang setengah virulen, misalnya 2 strain '!$08??, sedangkan yang sangat virulen dibuat dari strain vv0(D!. &train vv0(D! ini memiliki kemampuan mencegah serangan penyakit (arekAsAs yang virulen maupun sangat virulen (+) vaksin (arekAsAs serotipe +, yang dibuat dari strain virus (arekAsAs yang non patogen, yang secara normal dapat diisolasi dari peternakan0peternakan ayam. &train virus (arekAsAs non patogen yang sering digunakan untuk pembuatan virus adalah strain &-0 , dikenal pula strain lain, yaitu 7; -F$ (7) vaksin (arekAsAs serotipe 7, dibuat dari virus herpes yang diisolasi dari kalkun. &alah satu strain yang digunakan untuk pembuatan vaksin adalah .'0 +<, yang bisa mencegah serangan penyakit (arekAsAs dari virus yang virulen (v0(D!), namun tidak e"ekti" mencegah serangan penyakit marekAsAs dari vv0(D! yang jauh lebih ganas. 'ara menggunakan vaksin penting untuk diketahui, karena sangat bervariasi tergantung produsen vaksin dan hal ini menentukan keberhasilan vaksinasi. !aksin basah, yaitu vaksin yang disimpan dalam alat penyimpan vaksin yang berisi nitrogen cair dengan suhu rendah. 'ara penggunaan vaksin basah adalah vaksin dikeluarkan dari alat penyimpan vaksin (ampul), dengan hati0hati injeksikan ke dalam pelarut, sebagian dari pelarut perlu dimasukkan ke dalam alat suntik dan digunakan untuk membilas ampul. !aksin kering, yaitu vaksin yang sebelum digunakan, vaksin disimpan dalam kulkas, karena botol berisi virus maupun pelarut harus selalu dingin. ,oute pemberian vaksin adalah di bawah kulit leher. &etiap selesai melakukan vaksinasi maka alat suntik harus dicuci dengan desin"ektan dan bekas botol vaksin harus dibakar dan dikubur dalam tanah. Pe !0ba(a Tidak ada pengobatan pada ayam penderita (arekAs, penderita harus dimusnahkan dan bangkainya dibakar.

You might also like