You are on page 1of 16

MOBILITAS PENDUDUK ANTAR DAERAH DALAM RANGKA TERTIB PENGENDALIAN MIGRASI MASUK KE DKI JAKARTA* Oleh: Haning Romdia

i dan Mi a No!e"ia1

Pendah#l#an Mobilitas penduduk menuju daerah perkotaan di Indonesia semakin meningkat dengan pesat, ditunjukkan oleh angka pertumbuhan penduduk kota yang sangat tinggi, utamanya terjadi pada periode tahun 1980-1990 (7,85 persen per tahun !" #ingkat pertumbuhan penduduk kota turun tajam menjadi !,01 pada periode 1990-!000, tetapi dilihat persentase penduduk yang tinggal di kota tampak semakin meningkat dengan pesat" $ensus %enduduk Indonesia menunjukkan, persentase penduduk kota di Indonesia pada tahun 1980 hanya sebesar !!,&8 persen, angka tersebut telah meningkat menjadi &5,91 persen pada tahun 1990" $epuluh tahun kemudian (!000 , persentase penduduk kota di Indonesia telah men'apai sebesar (!,(& ()%$, 198!, 199! dan !001 " *ota-kota besar, utamanya +akarta merupakan daerah tujuan utama bagi pelaku mobilitas penduduk" %ada periode tahun 1980-1990, pertumbuhan penduduk di %ro,insi -*I +akarta men'apai &,08 persen, kemudian turun menjadi 0,1( persen per tahun pada periode tahun 1990-!000" $elain karena pengaruh turunnya angka .ertilitas, migrasi keluar -*I +akarta (utamanya ke kota-kota sekitarnya diperkirakan menjadi .aktor utama penurunan tingkat pertumbuhan penduduk" /amun, tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat rendah tersebut tidak selalu mengindikasikan ke'ilnya arus mobilitas penduduk menuju kota +akarta" 0al ini karena angka pertumbuhan penduduk tidak memperhitungkan .enomena mobilitas penduduk non-permanen, padahal jumlah pelaku mobilitas ini diperkirakan 'ukup besar" #idak tersedia data statistik tentang mobilitas penduduk non-permanen, utamanya karena pola migrasi ini tidak ter'akup dalam sensus penduduk ($keldon, 19971 2$34% dan 5/%6, !00! , padahal jumlah migran non-permanen di kota diperkirakan 'ukup signi.ikan" $ebagai gambaran, dalam penelitiannya di -*I +akarta, 7embaga -emogra.i-5I (seperti dikutip oleh #oersilaningsih, !00&89 menemukan perbedaan jumlah penduduk sekitar 1,! juta ji:a antara sumber sensus penduduk 1990 dan registrasi penduduk yang diselenggarakan pada
1 ; Ma$alah Di%am&ai$an &ada Semina" dan Lo$a$a"'a (Semilo$a) Ten ang U"*ani%a%i+ Ja$a" a, - Ag#% #% .//0+ %eneliti pada %usat %enelitian *ependudukan-7embaga Ilmu %engetahuan Indonesia (%%*-7I%I " ! %ertumbuhan penduduk kota dihasilkan oleh tiga .aktor8 pertumbuhan penduduk alami, perubahan status daerah yang semula dikategorikan perdesaan menjadi perkotaan, dan migrasi desa-kota (2$34% dan 5/%6, !00! " Migrasi desa-kota dapat dianggap menjadi .aktor utama dalam mempengaruhi pertumbuhan penduduk kota ketika angka pertumbuhan penduduk men'apai < !,5 persen per tahun, sedang jika angka pertumbuhan penduduk berada diantara !,0-!,5 persen per tahun mengindikasikan bah:a pertumbuhan alami lebih dominan daripada migrasi, selanjutnya apabila angka pertumbuhan = !,0 mengindikasikan bah:a net migrasi kota rendah, bahkan bisa negati. (Mamas, !0008! "

bulan yang sama dengan bulan pelaksanaan sensus" %erbedaan angka tersebut menggambarkan 'ukup besarnya arus mobilitas penduduk non-permanen masuk kota +akarta" Indikasi lain dari besarnya arus mobilitas non-permanen terlihat dari jumlah pemegang kartu identitas pendatang (*I% yang 'ukup besar, yaitu 7"!11 pada )ulan 4pril !00( ($uku -inas *ependudukan dan 3atatan $ipil -*I +akarta, !00( " -iperkirakan jumlah pendatang non-permanen di -*I +akarta jauh melebihi jumlah pemegang *I%, karena tidak semua pendatang non-permanen memenuhi ke:ajiban untuk melaporkan kedatangannya di kota ini pada kantor kelurahan>ke'amatan dimana mereka tinggal" Migrasi masuk ke kota (termasuk *ota +akarta sangat erat kaitannya dengan kebijakan pembangunan yang bersi.at bias kota (urban bias)" %embangunan di -*I +akarta yang memiliki peran dan .ungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi, telah menarik penduduk desa untuk datang kota ini dalam upaya mendapatkan kesempatan kerja>usaha, lebih-lebih ketika lapangan pekerjaan di desa sangat terbatas" 6enomena ini sejalan dengan teori #odaro (1979 yang menjelaskan bah:a terjadinya perpindahan penduduk disebabkan oleh tingginya upah>pendapatan yang dapat diperoleh di daerah tujuan" *esenjangan upah>pendapatan yang besar antara desa dan kota mendorong penduduk desa untuk datang ke kota" *edatangan migran (baik permanen maupun non-permanen di daerah perkotaan berdampak positi. maupun negati., tergantung pada sudut pandang masing-masing pihak terlibat" -ari sisi pelaku migrasi, melakukan mobilitas ke kota merupakan suatu hal yang positi. karena mereka dapat memperoleh penghasilan>upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya perpindahan" $ebaliknya, arus migrasi ke kota yang 'ukup besar pada umumnya dipandang negati. bagi kepentingan kota yang memerlukan peningkatan kualitas dan kuantitas .asilitas sosial, lingkungan, keindahan dan ketertiban ()andiyono, !00(8& " %elaku migrasi ke kota (utamanya kelompok pendatang dengan kualitas rendah menimbulkan berbagai masalah, antara lain berkembangnya ka:asan permukiman kumuh, degradasi lingkungan, kera:anan sosial dan tindak kriminal, dan permasalahan pengangguran serta kemiskinan" 5paya pengendalian migrasi masuk ke kota telah banyak dilakukan" -iantara berbagai upaya menghambat arus migrasi masuk yang telah dilakukan adalah dengan penerapan peraturan :ajib lapor bagi pendatang pada kelurahan setempat, menerapkan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi jika ingin menjadi penduduk +akarta dan kegiatan ?perasi @ustisi *ependudukan (?@* dengan menerapkan denda bagi pendatang yang tidak memiliki *#% -*I +akarta atau *I%" Meskipun demikian, berbagai peraturan tersebut belum banyak berpengaruh dalam menurunkan arus migrasi masuk +akarta, antara lain tampak dari pertambahan jumlah pendatang baru yang berkisar antara !00-!50 ribu per tahun selama periode !00!-!00( (Aegistrasi %enduduk -*I +akarta, !00( " *enyataan ini menggambarkan bah:a upaya pengendalian migrasi masuk ke :ilayah -*I +akarta perlu ditingkatkan" #erkait dengan ini, in.ormasi tentang .enomena migrasi menuju -*I +akarta (permanen dan temporer menjadi penting untuk diketahui yang dapat dipakai sebagai data dasar dalam upaya mengatasi persoalan kependudukan akibat migrasi masuk" %aper ini men'oba mengulas tiga aspek terkait dengan .enomena migrasi masuk menuju -*I +akarta" %ertama, menguraikan dan membahas arus mobilitas penduduk !

permanen di %ro,insi -*I +akarta dengan mendasarkan pada data hasil sensus %enduduk Indonesia" *edua, menelaah .enomena mobilitas penduduk non-permanen" *etiga, memberikan pemikiran-pemikiran tentang upaya pengendalian mobilitas penduduk" A"#% Mig"a%i Pe"manen Men#1# dan Da"i Ja$a" a $ejak masa kemerdekaan, +akarta telah menjadi daerah tujuan dari para migran yang berasal dari berbagai :ilayah di Indonesia" $ebagai ibukota dari negara yang baru men'apai kemerdekaan, +akarta menjadi pusat dari berbagai kegiatan pembangunan, mulai dari perdagangan, industri sampai dengan administrasi dan pembangunan politik (0ugo, 1979 , sehingga tidak terhindarkan lagi bah:a +akarta menjadi daya tarik yang kuat bagi penduduk dari daerah-daerah lain" *etersediaan kesempatan kerja dan usaha ekonomi di berbagai bidang, sementara di daerah asal mereka menghadapi keterbatasan kesempatan ekonomi, menyebabkan banyak penduduk bermigrasi ke +akarta, terutama untuk tujuan ekonomi" -isamping itu, ketersediaan sarana dan prasarana sosial, seperti pendidikan, di kota ini juga menjadikan penduduk usia sekolah untuk datang dan tinggal di *ota +akarta" ?leh karenanya, tidak mengherankan jika hampir separuh penduduk +akarta adalah mereka yang berstatus migran" $ensus %enduduk 1971, 1980, 1990 dan !000 menunjukkan bah:a dari seluruh pro,insi di Indonesia, -*I +akarta merupakan daerah penerima migran masuk terbesar, dimana sekitar (0 persen penduduknya berstatus migran (lihat juga 0andayani, 1989 " $etelah -*I +akarta, %ro,insi 7ampung dan *alimantan #imur juga ter'atat sebagai daerah penerima migran kedua dan ketiga terbesar" Mengingat karakteristik daerah yang berbeda, maka migran yang masuk ke tiga pro,insi tersebut juga mempunyai perbedaan karakteristik" $ebagai pusat bisnis, industri dan pemerintahan, migran yang masuk ke +akarta mempunyai karakteristik yang khusus, terutama sebagian diantaranya mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan migran yang masuk ke daerah berbasis pertanian seperti 7ampung (3astles, 1991 " -ata pada #abel 1 memperlihatkan bah:a para migran tersebar merata di hampir semua :ilayah -*I +akarta" )erdasarkan status migrasi seumur hidup (tempat lahir tidak di +akarta , pada tahun !000, hampir 50 persen penduduk di empat :ilayah (+akarta $elatan, #imur, )arat dan +akarta 5tara adalah migran" 0anya satu :ilayah (+akarta %usat yang mempunyai persentase migran lebih ke'il dibandingkan dengan keempat :ilayah lainnya" /amun demikian, data ini perlu diinterpretasi se'ara lebih hati-hati" )isa terjadi jumlah migran yang menempati :ilayah +akarta %usat lebih besar, akan tetapi mereka termasuk dalam kategori migran non-permanen yang tidak terdata" 0al ini karena sensus penduduk tidak men'akup pola migrasi non-permanen, sebagaimana telah disinggung pada a:al tulisan ini" Mengingat migran non-permanen 'enderung menempati daerah-daerah permukiman kumuh (akan diuraikan lebih detil pada bagian berikutnya , maka lebih banyaknya kantong permukiman kumuh di :ilayah +akarta %usat dapat memperkuat argumen di atas" -ata )appeda -*I +akarta memperlihatkan bah:a diantara lima :ilayah di %ro,insi -*I +akarta, :ilayah +akarta %usat mempunyai lokasi permukiman kumuh terbanyak dan masing-masing lokasi mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi ()appeda -*I, !00( "

&

-isamping penduduk yang berstatus migran seumur hidup, kelima :ilayah +akarta juga didiami oleh mereka yang berstatus migran risen, yaitu mereka yang baru tinggal di +akarta dalam :aktu lima tahun sebelum sensus penduduk dilaksanakan" 7ebih dari 10 persen penduduk di +akarta $elatan, +akarta #imur, +akarta )arat dan +akarta 5tara adalah mereka yang berstatus migran risen" 0anya :ilayah +akarta %usat yang dihuni oleh kurang dari 10 persen migran risen" *e'enderungan ini dapat dijelaskan menggunakan asumsi yang sama dengan migran seumur hidup" Tabel.1: Penduduk DKI Jakarta Menurut Status Migrasi Seumur Hidup (Lifetime Migrati n! dan Migrasi "isen ("e#ent Migrati n!$ %&&&
*ota /M +akarta $elatan +akarta #imur +akarta %usat +akarta )arat +akarta 5tara -*I +akarta Migrasi $eumur 0idup MM B MM 795"!&5 1"10&"9(8 &&&"777 89!"78& 71("5!8 &"779"971 (!,89 (7,91 &8,19 (5,&1 (7,75 (5,!8 /M 1"(57"&98 1"871"(79 7&9"1!9 1"5!8"8&0 1"19("81! 9"759"815 Migrasi Aisen MM 17&"750 !91"997 7!"859 !1&"!90 15("!9& 879"1!9 B MM 10,95 1!,!8 8,98 1!,!( 11,70 11,(7

1"018"809 1"!(("!99 5(0"818 1"0(1"(08 7!1"808 ("597"11!

$umber8 )%$, !001" %enduduk -*I +akarta, hasil $ensus %enduduk #ahun !000" 3atatan8 - /M 8 non migran - MM 8 migran masuk

+ika diperhatikan dari daerah asalnya, $ensus %enduduk 1990 memperlihatkan bah:a migran masuk seumur hidup ke -*I +akarta didominasi oleh mereka yang berasal dari +a:a #engah, +a:a )arat dan +a:a #imur se'ara berturut-turut, sebagaimana terlihat dari data pada #abel !" $elanjutnya, tiga pro,insi di %ulau $umatra, yaitu $umatra 5tara, $umatra )arat dan $umatra $elatan juga memberi kontribusi yang berarti pada migran masuk seumur hidup di +akarta" Meskipun dalam jumlah yang lebih ke'il, daerah-daaerah lainnya merupakan daerah pengirim migran ke +akarta" *e'enderungan yang sama juga diperoleh dari $ensus %enduduk !000, bahkan dengan jumlah yang semakin besar dibandingkan dengan sepuluh tahun sebelumnya" *enyataan ini bukanlah sesuatu yang baru mengingat .enomena yang sama sudah terjadi sejak beberapa dekade yang lalu" 0asil $ensus %enduduk 1971 memperlihatkan bah:a diantara semua pro,insi di luar +a:a, $umatra 5tara, $umatra )arat dan $umatra $elatan mengirim migran seumur hidup terbesar ke +akarta setelah tiga pro,insi di +a:a, yaitu +a:a #imur, +a:a )arat dan +a:a #engah (0ugo, 1979 " -i dua pulau lainnya (*alimantan dan $ula:esi , %ro,insi *alimantan )arat dan $ula:esi 5tara serta $ula:esi $elatan merupakan daerah pengirim migran seumur hidup ke +akarta yang 'ukup berarti (0ugo, 1979 " Meskipun tidak ada data migrasi menurut kelompok etnis, 0ugo (1979 berasumsi bah:a penduduk etnis 3ina mendominasi migran masuk seumur hidup dari %ro,insi *alimantan )arat ke +akarta" $ementara itu, sukubangsa )ugis yang banyak mendiami daerah pelabuhan menjadi mayoritas migran masuk seumur hidup yang berasal dari %ro,insi $ula:esi $elatan"

)eragamnya daerah asal dan sukubangsa para migran menjadikan +akarta sebagai daerah multietnis" $ejalan dengan daerah asal para migran, hasil sensus penduduk !000 memperlihatkan sukubangsa +a:a merupakan mayoritas penduduk +akarta (sebagian besar adalah migran asal +a:a #imur dan +a:a #engah " $ukubangsa )eta:i menempati urutan kedua, diikuti oleh sukubangsa $unda>%riangan (migran asal +a:a )arat , 3ina, )atak>#apanuli, Minangkabau, Melayu, Melayu %alembang dan sukubangsa-sukubangsa lainnya ()%$, !001 " Tabel %: Migran Masuk dan Keluar DKI Jakarta Menurut Tempat La'ir (Lifetime Migrants!$ 1((& dan %&&&.
#empat 7ahir> #empat #inggal $ekarang $umatra 5tara $umatra )arat Aiau $umatra $elatan 7ampung %ro, lain di $umatra +a:a )arat +a:a #engah -I @ogyakarta +a:a #imur )anten )ali /usa #enggara *alimantan $ula:esi MalukuC%apua ##>7/ +umlah 1990 Migran Masuk !00"1&5 15("(85 !!"!&7 9&"088 !("18( &("855 859"9&8 1"1&9"985 90"&&9 &01"(79 9"0!7 !1"!(8 88"7!! 80"0&1 19"9!9 !9"001 &"198"&77 Migran *eluar 1("099 15"107 11"99! 19"75! 19"95( 11"798 79("987 97"(9! 19"&(! &("710 &"5&5 &"(!! 17"&(& 19"90( 7"0&9 1"051"170 Migran Masuk !&0"1&7 15!"999 !("179 95"595 5!"!9& 80"!7( 795"7!1 1"!77"5(9 1!9"889 &55"!70 158"!99 10"007 !9"&78 85"&98 89"80( !!"85! !1"(!1 &"5(1"97! !000 Migran *eluar 19"9(0 19"(85 !!"&!9 11"955 17"58! 1&"997 1"0&9"99! 85"!50 !5"99! (9"85! (75"980 8"(87 ("9&9 !!"99& 18"81! 9"&09 1"8&9"99(

$umber8 )%$, 199!" %enduduk Indonesia" 0asil $ensus %enduduk #ahun 19901 )%$, !001" %enduduk -*I +akarta" 0asil $ensus %enduduk #ahun !000" 3atatan8 untuk tahun 1990 tidak termasuk migran masuk dari dan migran keluar ke #imor #imur

-ilihat arus migrasi keluar seumur hidup, jumlah migran yang keluar jauh lebih ke'il dibandingkan dengan arus masuk" %ada beberapa daerah arus keluar ini bahkan kurang dari 10 persen arus sebaliknya" 0al ini menjadikan +akarta sebagai daerah netto migrasi positi., jika ditinjau dari status migrasi seumur hidup" $ebagian penduduk yang bermigrasi ke luar +akarta adalah mereka yang bekerja sebagai pega:ai pemerintah, termasuk tentara dan pega:ai perusahaan s:asta yang dimutasikan ke daerah (0ugo, 1979 " 6enomena menarik ditemukan pada arus keluar +akarta yang 'ukup besar menuju 5

%ro,insi +a:a )arat dan juga %ro,insi )anten pada tahun !000, dengan jumlah yang bahkan lebih besar daripada arus migrasi masuk" 0al ini terjadi karena berkembangnya daerah permukiman di sekitar +akarta, terutama di )ekasi dan #angerang" )anyaknya perumahan yang tersedia di daerah-daerah ini menyebabkan sebagian penduduk pindah meninggalkan +akarta dengan berbagai alasan" 0arga rumah yang lebih rendah mungkin merupakan salah satu alasan bagi penduduk +akarta untuk pindah ke :ilayah tersebut, terutama diantara mereka yang belum memiliki rumah sendiri" Tabel.): Migran Masuk dan Keluar DKI Jakarta Menurut Tempat Tinggal * Ta'un +ang Lalu ("e#ent Migrants!$ 1((& dan %&&&.
#empat #inggal 5 #ahun yang 7alu> #empat #inggal $ekarang $umatra 5tara $umatra )arat Aiau $umatra $elatan 7ampung %ro, lain di $umatra +a:a )arat +a:a #engah -I @ogyakarta +a:a #imur )anten )ali /usa #enggara *alimantan $ula:esi MalukuC%apua ##>7/ +umlah 1990 Migran Masuk Migran *eluar Migran Masuk !000 Migran *eluar

(0"5&9 !7"7&! 9"!88 19"70( 10"1&1 7"8&! !1&"!58 &&7"&!9 !0"5!9 89"71( !"598 ("85& 19"599 1("099 ("97! 1&"(58 8&!"&!8

1("&89 !0"87& 9"959 1&"!(7 9"918 10"!5! 995"(59 11("!1( !!"891 &9"007 &"(97 ("!99 1("(89 1("9&( 9"159 99!"9!1

!7"&9& !0"0&5 ("998 11"&(9 19"9&7 1&"&9( 189"09( !(5"!70 19"1(9 9&"(85 (8"!(9 !"505 5"&&8 10"788 15"150 5"51! 9"919 70!"!0!

1&"58& 1("9!1 17"(8& 5"!89 7"7(1 9"59( (&9"98! 98"(9( 18"5(5 1("1&7 !09"1&1 7"&!0 &"8&! 1&"9(0 9"!90 &"50( 850"(!&

$umber8 )%$, 199!" %enduduk Indonesia" 0asil $ensus %enduduk #ahun 19901 )%$, !001" %enduduk -*I +akarta" 0asil $ensus %enduduk #ahun !000" 3atatan8 untuk tahun 1990 tidak termasuk migran masuk dari dan migran keluar ke#imor #imur

$ebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, komposisi penduduk +akarta juga terdiri dari migran risen, yaitu mereka yang baru pindah ke +akarta dalam lima tahun sebelum sensus penduduk dilaksanakan" #idak terlihat perbedaan pola antara daerah asal migran seumur hidup dengan migran risen, dimana mereka yang berasal dari tiga pro,insi di +a:a (+a:a )arat, +a:a #engah dan +a:a #imur mendominasi migran di -*I +akarta" -emikian pula halnya dengan peringkat berikutnya, masih ditempati oleh migran asal %ro,insi $umatra 5tara dan $umatra )arat se'ara berturut-turut" )erbeda dengan migrasi 9

seumur hidup, se'ara keseluruhan dan dari beberapa daerah pengirim terlihat penurunan jumlah migran risen yang masuk ke -*I +akarta" /amun demikian, perlu kehati-hatian dalam menginterpretasi data ini" 4da kemungkinan migrasi masuk ke -*I +akarta tetap tinggi, namun terdiri dari mereka yang berstatus migran non-permanen" #idak sama dengan migrasi seumur hidup, arus keluar pada migrasi risen, terutama sekali yang menuju %ro,insi +a:a )arat dan )anten (tahun !000 , jauh lebih besar daripada arus masuk" $ekali lagi, .enomena ini terkait dengan pengembangan ka:asan permukiman se'ara besar-besaran di pro,insi-pro,insi ini" #idak hanya perumahan berharga mahal, perumahan dengan harga murah yang dapat dimiliki melalui .asilitas kredit banyak dibangun di kedua pro,insi di atas" ?leh karena itu, tidak mengherankan jika banyak penduduk yang pindah dari +akarta untuk bertempat tinggal di %ro,insi +a:a )arat dan )anten" 2enomena Mo*ili a% Non Pe"manen -ata dan in.ormasi tentang mobilitas non-permanen sulit diperoleh, ke'uali dari hasil studi>penelitian pada tingkat mikro yang pernah dilakukan sebelumnya" $ensus %enduduk Indonesia hanya men'akup migrasi permanen yang dide.inisikan sebagai perpindahan penduduk antar pro,insi yang telah tinggal selama 9 bulan atau lebih" Ini berimplikasi bah:a pendatang temporer yang umumnya hanya tinggal kurang dari 9 bulan di daerah tujuan tidak dikategorikan sebagai migran" %ada tingkat :ilayah yang lebih sempit, migran non-permanen juga belum semuanya terda.tar sebagai penduduk kota (misalnya diindikasikan oleh pemilikan *I% , sehingga tidak diketahui jumlahnya se'ara pasti" %enelitian mobilitas penduduk non-permanen juga belum sebanyak penelitian>kajian mobilitas permanen" )eberapa penelitian tentang mobilitas nonpermanen antara lain dilakukan oleh 0ugo di %ro,insi +a:a )arat (1978 , Mantra di -I@ (1975 dan $uharso dkk di beberapa daerah di Indonesia (1979 , kemudian oleh $ae.ullah (1995 " *eterbatasan data mobilitas non-permanen seperti ini menyebabkan kesulitan untuk dapat mengetahui karakteristik (demogra.i, sosial dan ekonomi pelaku migrasi non-permanen, padahal in.ormasi ini dapat diman.aatkan sebagai data dasar dalam upaya pengendalian mobilitas penduduk" Mobilitas penduduk non-permanen, atau dikenal pula dengan mobilitas sirkuler se'ara umum diartikan sebagai perpindahan penduduk dari satu :ilayah ke :ilayah lain dengan tidak ada maksud untuk menetap di daerah tujuan" Mobilitas sirkuler menurut Delinsky (1971 di'irikan oleh perpindahan jangka pendek, berulang atau dilakukan se'ara teratur, tetapi tidak ada maksud untuk berpindah tempat tinggal meskipun kegiatan mobilitas telah dilakukan dalam jangka :aktu lama" Mobilitas sirkuler men'akup pola mobilitas harian (commuting , periodik, musiman dan jangka panjang (Eould dan %rothero, 1975 , dalam bahasan ini tidak melibatkan pola mobilitas harian" #elah dikemukakan bah:a tidak tersedia data statistik tentang mobilitas nonpermanen, tiga FindikatorG yang dapat dipakai untuk menggambarkan .enomena pola mobilitas ini, yaitu8 (1 perkembangan :ilayah permukiman kumuh, termasuk permukiman FliarG, (! perkembangan sektor in.ormal, dan (& jumlah pemilikan *artu Identitas %endatang (*I%

%enggunaan FindikatorG perkembangan :ilayah permukiman kumuh adalah karena migrasi non-permanen memberikan dampak 'ukup serius terhadap kekumuhan permukiman di kota" Migran non-permanen hanya tinggal untuk sementara :aktu di kota (bisa dalam hitungan minggu atau bulan tetapi datang dan pergi dalam jangka :aktu tertentu" *arena si.atnya yang sementara dan masih berorientasi ke desa>daerah asalnya (dalam arti pendapatan yang diperoleh di kota diba:a pulang ke desa &, pada umumnya migran non-permanen kurang memperhatikan kondisi lingkungan tempat tinggalnya selama berada di kota" )eberapa studi di berbagai negara juga memperlihatkan .enomena sama, dimana migran non-permanen lebih memilih untuk tinggal di rumah-rumah dengan .asilitas tempat hunian sangat terbatas (Helded I $iddham, !00!1 4nh, !00& " $ebagian migran non-permanen lainnya bahkan membangun hunian liar dengan kondisi sangat tidak layak di area publik yang umumnya terlarang sebagai tempat hunian penduduk (antara lain bantaran sungai, pinggiran rel kereta api, kolong jembatan layang " -ata memperlihatkan bah:a lokasi permukiman kumuh di -*I +akarta pada tahun !000 sebanyak (5 ka:asan kumuh, dimana ka:asan terbanyak terdapat di :ilayah +akarta %usat (1! ka:asan dan terke'il di :ilayah +akarta #imur yang hanya memiliki 5 ka:asan kumuh ()appeda -*I +akarta, !001 " Meskipun tidak semua penghuni permukiman kumuh adalah migran non-permanen, kelompok ini diperkirakan 'enderung terkonsentrasi di :ilayah permukiman kumuh" 0asil penelitian %%*-7I%I tahun !00( di dua lokasi permukiman kumuh di kota $urabaya menemukan bah:a hampir separuh dari jumlah penghuni lingkungan permukiman kumuh adalah pendatang non-permanen yang tinggal dengan 'ara kontrak, kost, dan menempati ka:asan hunian liar (sepanjang rel kereta api Eubeng, pinggiran saluran irigasi, bahkan menempati lahan pemakaman " *ondisi sama tampaknya juga dihadapi oleh %emerintah %ro,insi -*I +akarta" $elain di'irikan oleh pemilihan lokasi tempat tinggal yang kumuh, migran nonpermanen pada umumnya terkonsentrasi pada berbagai jenis pekerjaan di sektor in.ormal" *eadaan ini sudah terjadi sejak lama, misalnya ditunjukkan oleh hasil penelitian #itus (1978 di +a:a )arat yang menemukan bah:a sekitar 90-95 persen pendatang dari desa ke kota bekerja di sektor in.ormal" *ajian $ae.ullah (1995 juga menemukan bah:a sebagian besar pelaku mobilitas non-permanen bekerja di sektor in.ormal, seperti pedagang kaki lima (%*7 , pekerja kasar dan buruh serabutan" %enelitian yang dilakukan oleh %%*-7I%I di $urabaya (!00( juga menunjukkan temuan a:al bah:a migran nonpermanen 'enderung mendominasi pekerjaan-pekerjaan sebagai penjual makanan dan minuman (baik diproduksi sendiri maupun diambil dari orang lain , penjual rokok dan sejenisnya" %ada umumnya mereka menjual dagangannya se'ara berkeliling atau menggunakan FlapakG sebagai pedagang kaki lima" +enis pekerjaan lain yang 'ukup banyak dilakukan oleh migran non-permanen adalah pekerjaan sebagai pemulung, kuli bangunan dan pekerja kasar lainnya" #erkonsentrasinya migran (utamanya migran nonpermanen pada pekerjaan-pekerjaan di sektor in.ormal ini adalah karena sektor ini sangat mudah dimasuki, :alau oleh mereka yang tidak memiliki ketrampilan atau pendidikan .ormal" $ektor in.ormal menyediakan berbagai barang dan jasa (misalnya tenaga kerja kurang terampil>kurang terdidik untuk kebutuhan pembangunan .isik kota ,
& )eberapa penelitian menunjukkan besarnya orientasi migran non-permanen pada desa asalnya, yaitu terlihat dari peningkatan kehidupan keluarga migran di desa asal yang terlihat membaik sebagai dampak adanya anggota keluarga yang melakukan mobilitas non-permanen ke kota (0ugo, 19751 Mantra dkk, 1988, $ae.ullah 198! dan 199! "

bahkan sebagian bisa mendukung keberlangsungan kehidupan sektor .ormal" Jalaupun bisa memberikan sumber pekerjaan dan pendapatan bagi migran dan sebagian penduduk kota lainnya, sejumlah kalangan menganggap bah:a keberadaan sektor in.ormal hanya memberikan kontribusi ke'il terhadap perekonomian kota" ?leh karena itu, usaha di sektor ini sering menjadi sasaran penertiban lingkungan kota karena %*7 dianggap sebagai penyebab kema'etan dan mengganggu keindahan kota" /amun, usaha ini tampak semakin berkembang, lebih-lebih setelah krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997" )elum tersedia data tentang pelaku sektor in.ormal, tetapi diperkirakan kebanyakan dari mereka adalah pendatang non-permanen" $esuai dengan beberapa peraturan daerah (%erda %ro,insi -*I +akarta yang mengatur tentang %enyelenggaraan %enda.taran %enduduk dalam kerangka $istem In.ormasi Manajemen *ependudukan -alam Jilayah -* +akarta, dimana %erda terkini adalah /o ( #ahun !00( tentang F%enda.taran %enduduk dan %en'atatan $ipil, setiap pendatang :ajib lapor kepada 7urah setempat selambat-lambatnya 1( hari sejak tanggal *eterangan %indah" 4pabila aturan ini bisa diimplementasikan dengan baik, maka pemegang *I% bisa mere.leksikan banyaknya jumlah migran (utamanya migran nonpermanen di -*I +akarta" #elah dikemukakan di atas, data terkini (pada )ulan 4pril !00( tentang jumlah pemegang kartu identitas pendatang (*I% berdasarkan 'atatan $uku -inas *ependudukan dan 3atatan $ipil -*I +akarta pada )ulan 4pril !00( sebanyak 7"!11 pendatang" 4ngka tertinggi terjadi di :ilayah +akarta )arat (!"!11 pendatan , disusul berturut-turut :ilayah +akarta #imur (1"955 , +akarta 5tara (1"!&1 , +akarta %usat (1"1!9 dan +akarta #imur (985 " -iperkirakan jumlah pendatang nonpermanen lebih besar dari jumlah pemegang *I% dengan asumsi belum semua pendatang mentaati peraturan administrasi kependudukan yang berlaku di -*I +akarta" )erdasarkan data bersumber dari resume makalah F#emu Ji'ara antara %emerintah -*I +akarta, %er:akilan -aerah 4nggota Mitra %raja dan %engurus %aguyuban *edaerahanG, menyebutkan bah:a jumlah migran musiman diperkirakan men'apai 900"000 orang ()idang %engkajian dan %engembangan *ebijakan, %emda -*I +akarta, !00( " -ata ini paling tidak menggambarkan bah:a tertib administrasi kependudukan bagi pendatang non-permanen perlu ditingkatkan, sehingga data tentang jumlah pemilik>pemegang *I% bisa dipergunakan sebagai data dasar untuk mengetahui arus migrasi non permanen di kota, termasuk *ota +akarta" U&a'a Pengendalian Mig"a%i Ma%#$ $e DKI Ja$a" a: Po "e %aa ini dan lang$ah $e de&an $ebagaimana dengan kota-kota lain di Indonesia, %emerintah *ota -*I +akarta telah melakukan berbagai kegiatan terkait dengan pengendalian migrasi masuk" /amun demikian upaya tersebut tampaknya masih menghadapi berbagai kendala sehingga belum memberikan hasil yang optimal" 5paya membatasi migrasi masuk ke :ilayah -*I +akarta telah dimulai sejak tahun 1970-an dengan pemberlakuan kebijakan +akarta sebagai kota tertutup bagi pendatang (0ugo, 1979 " 5paya pengendalian arus migrasi masuk terus mengalami penyesuaian sejalan dengan permasalahan yang ditimbulkan oleh mobilitas penduduk menuju kota +akarta" #idak mudah untuk menghambat migrasi masuk ke :ilayah -*I +akarta, utamanya karena perpindahan penduduk merupakan hak asasi manusia sebagaimana 9

di'antumkan dalam 55- 19(5 pasal !8 dan 5ndang-5ndang /o &9 #ahun 1999, %asal !7 yang pada intinya menyatakan bah:a setiap :arga negara Indonesia bebas untuk memilih tempat tinggal dalam :ilayah negara Aepublik Indonesia serta berhak untuk meninggalkan dan masuk kembali ke :ilayah negara Aepublik Indonesia, sesuai dengan ketentuan undang-undang ()ahar, !00& " Menga'u pada dua dasar hukum ini, maka upaya pengendalian migrasi masuk ke kota (termasuk :ilayah -*I +akarta pada umumnya dilakukan se'ara tidak langsung dengan sasaran pada migran permanen dan non-permanen" $e'ara garis besar, upaya yang telah dilakukan adalah dengan menerapkan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi bagi 'alon migran untuk mendapatkan *#% (bagi migran permanen dan *I% (bagi pendatang sementara , membuat diskriminasi pelayanan bagi pendatang sementara>non-permanen dan menindak serta memberikan sanksi bagi pelanggar administrasi kependudukan" %eraturan -aerah (%erda /o 1 #ahun 1999 tentang F%enyelenggaraan %enda.taran %enduduk dalam *erangka sistem In.ormasi *ependudukan di -*I +akartaG maupun %erda /o ( #ahun !00( tentang F%enda.taran %enduduk dan %en'atatan $ipilG kurang memberi ruang gerak yang luas kepada pendatang yang ingin tinggal menetap di -*I +akarta" Meskipun uang titipan sebesar dua kali ongkos kendaraan umum menuju daerah asalnya tidak lagi diberlakukan lagi bagi pemohon *#%, pada kenyataannya upaya ini masih menghadapi berbagai kendala, antara lain terkait dengan aspek birokratis dan keterlibatan F'aloG kepengurusan *#% yang 'enderung melibatkan biaya tinggi (*ompas, 6ebruari !000 " *enyataan ini dapat menghambat program penataan manajemen kependudukan yang bukan hanya berman.aat bagi penyediaan data dasar kependudukan, tetapi juga untuk upaya pengendalian mobilitas penduduk" 5paya pengendalian arus mobilitas non-permanen juga telah dilakukan dengan menerapkan aturan tentang kepemilikan *I% bagi pendatang, sebagaimana dinyatakan dalam %erda terbaru /o ( #ahun !00( tentang F%enda.taran %enduduk dan %en'atatan $ipilG" -isebutkan dalam %erda tersebut bah:a F*I% :ajib dimiliki dan diba:a oleh pendatang yang telah berusia 17 tahun ke atasG" $elain ditujukan untuk tertib administrasi kependudukan, peraturan ini juga dimaksudkan untuk membatasi migran non-permanen di -*I +akarta, karena untuk mendapatkan *I% juga diperlukan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon, antara lain surat keterangan dari A#>AJ, surat jalan dan *#% dari daerah asal, dan pas .oto serta sejumlah biaya administrasi" %rogram ini tampaknya kurang berjalan dengan baik, ditunjukkan oleh rendahnya jumlah pemegang *I% (7"!11 seperti telah disebutkan di atas" )anyak .aktor yang mempengaruhi kurang berhasilnya program tersebut, tetapi .aktor utama mungkin terkait dengan keterbatasan man.aat *I% bagi pendatang dan aspek penegakan hukum" *I% hanya semata-mata sebagai kartu identitas dan tidak dapat diman.aatkan untuk urusan lain (misalnya men'ari pekerjaan dan mendapatkan bantuan bagi penduduk miskin " $ebaliknya penegakan hukum bagi pelanggar belum diterapkan se'ara penuh, menyebabkan pendatang nonpermanen tidak terdorong untuk segera mengurus kartu identitas ini" Memang belum diketahui se'ara pasti mengenai alasan kurang responsi.nya migran non-permanen untuk mengurus identitas mereka sebagai pendatang di -*I +akarta" /amun sebagai re.erensi, temuan penelitian %%*-7I%I tentang FMigrasi dan *emiskinan 6isik *otaG di *ota $urabaya tahun !00( menunjukkan bah:a sebagian besar responden (jumlah responden 900 orang yang juga berstatus migran musiman pada saat penelitian berlangsung tidak memiliki *I%2M (sama dengan *I% di +akarta , padahal kebanyakan dari mereka telah 10

tinggal di kota $urabaya lebih dari 10 tahun" $ebagian besar responden mengatakan bah:a mengurus *I%2M tidak banyak memberikan man.aat bagi mereka, apalagi belum ada tindakan yang tegas bagi pendatang musiman tanpa *I%2M" %emegang *I%2M di $urabaya pada umumnya adalah pendatang musiman yang bekerja di sektor .ormal (umumnya buruh pabrik , karena di sektor ini pemilikan *I%2M merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh pekerja" #emuan ini memperkuat asumsi bah:a pengendalian arus migrasi masuk ke kota memerlukan kerjasama dengan pihak lain, termasuk kalangan pebisnis" $ebelum diimplementasikannnya 5ndang-5ndang /o !! #ahun 1999 dan %eraturan %emerintah %% /o !5 tahun !000, pengerahan>pengendalian mobilitas penduduk menjadi :e:enang pemerintah pusat dan oleh karenanya berbagai masalah yang ditimbulkannya juga ditangani se'ara nasional" /amun sejak diberlakukannya dua undang-undang mengenai otonomi daerah, permasalahan-permasalahan tersebut akan ditanggulangi sendiri oleh daerah" $esuai dengan dua dasar hukum tersebut, daerah memiliki ke:enangan yang luas, nyata dan bertanggung ja:ab untuk mengatur daerahnya sendiri sesuai dengan kepentingan dan potensi setempat" *arena %% /o !5 tahun !000 mengatakan bah:a daerah tidak mempunyai :e:enang dalam Fpenetapan pedoman mobilitas pendudukG, maka kebijakan langsung mengenai pengendalian mobilitas penduduk tidak mungkin dilakukan" -aerah hanya dapat melakukan upaya pengendalian mobilitas penduduk melalui berbagai kebijakan di sektor lainnya, misalnya di bidang kependudukan, ketenagakerjaan, ekonomi dan lingkungan" -alam konteks ini, setiap daerah memerlukan perlakuan yang berbeda-beda karena kondisi ekonomi, sosial, budaya dan kepentingan setiap daerah terhadap mobilitas penduduk juga tidak sama" $ebagai 'ontoh, daerah-daerah padat penduduk dan miskin memiliki kepentingan dengan adanya migrasi keluar dalam upaya mengurangi beban daerah sekaligus mendapatkan remitan" $ebaliknya daerah-daerah berstatus kota besar dan metropolitan memiliki ke'enderungan untuk menghambat migrasi masuk (terutama migran dengan kualitas kurang baik karena kota tersebut akan menghadapi persoalan yang lebih besar dibandingkan dengan man.aat yang diperoleh dari kedatangan migran tersebut" *arenanya, arus migrasi masuk ke kota-kota besar pada umumnya diarahkan pada mereka yang memiliki ketrampilan tertentu, sehingga mampu bersaing dan memiliki kontribusi terhadap pembangunan :ilayah" Mengingat mobilitas penduduk antar daerah (baik permanen maupun nonpermanen selalu melibatkan daerah pengirim dan daerah asal, maka kebijakan mobilitas penduduk yang e.ekti. tidak hanya dilakukan satu pihak (misalnya daerah tujuan , tetapi juga dengan melakukan kerjasama dengan daerah lain" *erjasama dimaksud bukan hanya antara daerah tujuan dengan daerah asal, tetapi juga daerah tujuan dengan daerah-daerah di sekitarnya" $angat jelas dinyatakan dalam 55 /o !! pasal 87 #ahun 1999, bah:a daerah (kabupaten>kota dapat mengadakan kerjasama antar daerah dan badan lain yang diatur dalam keputusan bersama" #erkait dengan ini, pemerintah di tingkat pro,insi memiliki ke:enangan dalam membuat pedoman mobilitas penduduk untuk lintas kabupaten>kota dalam intra pro,insi ()andiyono, !00( " %ro,insi -*I +akarta sebagai daerah penerima migran utama dengan arus 'ukup besar memiliki kepentingan untuk menghambat arus migrasi masuk, utamanya bagi mereka yang tidak memiliki potensi untuk bersaing" %embatasan arus migrasi masuk pada

11

kelompok ini bukan hanya dapat mengurangi persoalan-persoalan ekonomi, sosial dan lingkungan, tetapi juga dalam jangka panjang dapat membantu program redistribusi penduduk antar :ilayah di Indonesia" )entuk kebijakan mobilitas penduduk di :ilayah ini bisa dilakukan dalam bentuk kebijakan umum dan kebijakan khusus" $e'ara garis besar kebijakan umum dititikberatkan pada upaya kerjasama antar daerah (-*I +akarta dan daerah asal migran, serta -*I +akarta dan :ilayah sekitarnya , sedang kebijakan khusus ditujukan untuk upaya pengendalian mobilitas penduduk di :ilayah -*I +akarta" $e'ara rin'i, kebijakan, program, kegiatan dan pelaksana dapat dilihat pada matrik berikut" Kebi,akan$ Pr gram dan Kegiatan Terkait Dengan -pa+a Pengendalian Migrasi Masuk ke DKI Jakarta .entuk Kebi,akan
5mum

Pr gram 1" *ontribusi


sumberdaya (resource) ke daerah pengirim migran yang utama

Kegiatan a" Identi.ikasi arus dan pola mobilitas penduduk


menuju -*I +akarta"

b" Identi.ikasi karakteristik migran (daerah asal,


demogra.i, sosial-ekonomi yang ada di -*I +akarta"

'" 4ssesment terhadap daerah pengirim migran


yang utama, men'akup kondisi sumberdaya dan kebutuhan terkait dengan pengembangan perekonomian daerah yang dapat menahan penduduknya untuk tidak melakukan migrasi keluar"

d" )antuan untuk pengembangan program dan


kegiatan pen'iptaan lapangan kerja di daerahdaerah pengirim migran utama menuju -*I +akarta" !" *ontribusi sumberdaya ke kotakota berskala sedang dan ke'il di sekitar -*I +akarta dalam rangka mengalihkan arah dan arus migrasi ke luar -*I +akarta

a" Mem.asilitasi pengembangan kegiatan ekonomi


yang dapat menyediakan lapangan kerja melalui peningkatan in,estasi di kota-kota berskala sedang dan ke'il di sekitar -*I"

b" %enyediaan sarana-prasarana publik (perumahan


dan pelayanan sosial dan ekonomi "

'" %enyediaan sarana dan prasarana transportasi


yang memadai yang menghubungkan -*I +akarta dan kota-kota di sekitarnya"

1!

Ben #$ Ke*i1a$an *husus

P"og"am 1" $osialisai %erda tentang 5paya %engendalian Migrasi Masuk ke -*I +akarta ke daerah-daerah asal migran yang dominan !" Implementasi peraturan terkait dengan pengendalian migrasi masuk dengan benar dan terkoordinasi

Kegia an

a" Aangkaian pertemuan dengan pemerintah daerah


asal migran"

b" -istribusi in.ormasi tentang berbagai persyaratan


yang diperlukan 'alon migran menuju -*I +akarta di daerah asal migran yang dominan"

a" Mempermudah pelayanan administrasi


kependudukan bagi pendatang di satu sisi, dan di sisi lain pengurusan *#% tidak bisa di:akilkan"

b" %enerapan kembali uang jaminan, tetapi disertai


dengan kontrol>penga:asan yang ketat"

'" %emberlakuan sanksi tegas kepada pelanggar


aturan administrasi kependudukan dan persyaratan untuk tetap tinggal (sementara atau permanen di -*I +akarta"

d" %eningkatan penga:asan bagi para pendatang


pada tingkat :ilayah terke'il (A# , tetapi disertai dengan pemberian insenti. kepada petugas"

e" %emberlakuan sanksi se'ara tegas yang ditujukan


bagi pelanggar aparat penyelenggara (misalnya pelayanan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku " &" %embatasan perkembangan sektor in.ormal dan permukiman kumuh

a" %engembangan kesempatan kerja yang


berketrampilan tinggi"

b" %elaksanaan aturan yang tidak dualisme,


sehingga menyebabkan kesulitan untuk menindak pelanggar"

'" %enyediaan tempat usaha dalam rangka


men'iptakan lingkungan yang tertib dan aman"

d" #indakan tegas terhadap F'ikal bakalG mun'ulnya


ka:asan permukiman kumuh dan>atau liar dan %*7 liar"

1&

Pen# #& $ebagai kota metropolitan yang menjadi pusat dari berbagai kegiatan pembangunan, +akarta tidak terhindarkan lagi telah menjadi FgulaG yang menarik FsemutG (ba'a8 migran dalam jumlah yang besar" Mereka datang ke kota ini untuk memperoleh man.aat dari semua kesempatan yang tersedia, terutama kesempatan ekonomi" Masih terbukanya peluang untuk melakukan usaha ekonomi, khususnya di sektor in.ormal, ditengarai menjadi sebab utama perpindahan penduduk dari berbagai daerah (juga desa , termasuk mereka yang berketrampilan rendah, menuju +akarta" 4rus migrasi menuju *ota +akarta tampak semakin di:arnai oleh pola mobilitas non-permanen dengan 'iri-'iri kurang terampil, bekerja di sektor in.ormal dan tinggal di permukiman kumuh" -ampak positi. dan negati. timbul akibat arus perpindahan penduduk menuju kota" -ari sisi kota, dampak negati. terutama lebih dirasakan akibat kedatangan migran dalam jumlah yang besar" %ersoalan timbul berkaitan dengan penyediaan sarana prasarana dan .asilitas sosial ekonomi untuk memenuhi kebutuhan para migran" *eterbatasan kemampuan pemerintah kota dalam menyediakan sarana dan .asilitas publik bagi pendatang dalam jumlah sangat besar menjadikan permasalahan sosialekonomi dan lingkungan semakin buruk" %ersoalan-persoalan yang timbul akibat keberadaan migran tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan menuntut peme'ahan segera" $e'ara praktis, 'ara yang paling mudah dilakukan adalah menghentikan kedatangan migran" /amun demikian, menghambat migran masuk ke kota bukanlah hal yang mudah dilakukan karena bertentangan dengan hak aKasi manusia, terlebih lagi ada beberapa peraturan perundang-undangan yang menjamin perpindahan yang dilakukan penduduk dalam :ilayah negara Indonesia" ?leh karena itu, upaya nyata yang harus dilakukan adalah mengendalikan perpindahan penduduk" 4gar perpindahan penduduk tidak menimbulkan persoalan, terutama bagi daerah tujuan, perlu dilakukan pengaturan terhadap pendatang" -iakui bah:a upaya ini telah dilakukan sejak beberapa :aktu yang lalu, misalnya dengan keluarnya peraturanperaturan kependudukan, termasuk juga yang spesi.ik untuk pendatang, namun dalam kenyataannya belum men'apai hasil yang optimal" %eninjauan ulang terhadap peraturanperaturan tersebut, termasuk implementasinya merupakan upaya a:al yang perlu dilakukan untuk pengendalian migrasi penduduk ke +akarta" 4rus migrasi masuk menuju kota +akarta perlu diarahkan pada pola migrasi nonpermanen yang trampil dan memiliki potensi untuk bersaing di sektor-sektor tersier" *ebijakan yang dikembangkan tidak bisa dilakukan se'ara langsung, tetapi dengan 'ara tidak langsung melalui berbagai sektor yang terkait erat dengan aspek migrasi penduduk" *arenanya, upaya pengendalian migrasi masuk ke -*I +akarta harus dilakukan bersamasama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah asal migran dan pemerintah kota di sekitar ka:asan -*I +akarta" #idak kalah pentingnya adalah kerjasama antara pemerintah dan kalangan s:asta, baik kalangan industri maupun pebisnis lainnya"

1(

Da3 a" Ba4aan

4nh, -ang /guyen" !00&" Migration and Poverty in Asia: with reference to Bangladesh, China, the Philippines and Viet am " 2'onomi' and $o'ial 3omission .or 4sia and the %a'i.i'" )adan %usat $tatistik" 198!" !ensus Pendudu" #ndonesia $ahun %&'() +akarta8 )%$ ---------" 1991" !ensus Pendudu" #ndonesia $ahun %&&() +akarta8 )%$ ---------" !001" !ensus Pendudu" #ndonesia $ahun *((() +akarta8 )%$ ---------" 1991" !ensus Pendudu" #ndonesia $ahun %&&(, Provinsi +,# -a"arta) +akarta8 )%$ --------" !001" !ensus Pendudu" #ndonesia $ahun *(((, Provinsi +,# -a"arta) +akarta8 )%$ )ahar, $aa.roedin" !00&" F%erspekti. 0ak 4KaKi Manusia #erhadap Masalah %erpindahan %enduduk.) Paper, dipresentasikan pada $eminar %emantapan *ebijakan %enataan %erebaran %enduduk -alam 2ra ?tonomi -aerah di +akarta, 11 +uli !00& )andiyono, $uko" !00(" F%ola *erjasama 4ntara -aerah -alam %engelolaan Migrasi>Mobilitas %endudukG" Paper disampaikan pada pertemuan %enyusunan %edoman *erjasama 4ntar -aerah -alam Aangka %enataan %ersebaran %enduduk di +akarta !! +uni !00(" 3astles, 7" 1991" F+akarta8 #he gro:ing 'entreG dalam 0all 0ill (ed /nity and +iversity: 0egional 1conomic +evelopment in #ndonesia !ince %&2() $ingapura8 ?L.ord 5ni,ersity %ress, hal !&&-!5( 2'onomi' and $o'ial 'ommission .or 4sia and the %a'i.i' (2$34% dan 5nited /ations %opulation 6und (5/6% " !00!" FMigration, urbaniKation and po,erty8 urbanisation and internal migration" Paper untuk *onperensi *ependudukan 4sia %asi.ik ke H, 11-1( -esember !00(" 0andayani, #" 1989" FMigran permanen di -*I +akarta (suatu tinjauan dari segi kependudukan " $hesis !* 5ni,ersitas Eadjah Mada" 0ugo, E" +" 1978" Population Mobility in 3est -ava) @ogyakarta8 Eadjah Mada 5ni,ersity %ress 0ugo, E" +" 1979" FIndonesia8 migration to and .rom +akartaG dalam Aobin +" %ryor (ed " Migration and +evelopment in !outheast Asia: A +emographic Perspective, hal 19!-!0&" *uala 7umpur8 ?L.ord 5ni,ersity %ress" *ompas, !000" /rus ,$P 4ampang5gampang !usah) *ompas, !5 6ebruari !000" Mamas, $"E"M" !000" FProye"si Pendudu" ,ota5"ota di #ndonesia Periode %&&65*((6) http8>>:::"geo'ities"'om>nuds!>!"html 15

Mantra, I")" 1975" Population Movement in 3et 0ice Communities: A Case !tudy of $wo +u"uh in 7ogya"arta !pecial 0egion) @ogyakarta8 Eadjah Mada 5ni,ersity %ress MumtaK, )abar" !001" 3hy Cities eed !lums: -ust as slums need cities to survive, so do cities need slums to thrive) http8>>:::"unhabitat"org" %emerintah %ro,insi -*I +akarta" !00(" Peraturan +aerah Propinsi +aerah ,husus #bu"ota -a"arta, omor 8 $ahun *((8 tentang Pendaftaran Pendudu" dan Pencatatan !ipil) %emerintah %ro,insi -*I +akarta, )idang %engkajian dan %engembangan *ebijakan" !00(" 0esume ,a9ian Penanggulangan /rbanisasi +i +,# -a"arta) #oersilaningsih, Aani" !00&" Permasalahan dan $rend Mobilitas on5permanen dan Alternatif ,ebi9a"an Penanganannya" 7embaga -emogra.i-5I" $keldon, Aonald" 1997" FAural to urban migration and its impli'ations .or po,erty alle,iationG" Asia Pacific Population -ournal) Hol 1! (1 " -alam http8>>:::"unes'ap"org>pop>journal>1997>v%*n%a%)htm) $uku -inas *ependudukan dan 3atatan $ipil -*I +akarta" !00(" 0egistrasi Pendudu" $ahun *((8) $uharso1 4" $peare, 0" Aedmana, dan I" 0usen #ndonesia) +akarta8 72*/4$-7I%I 1979" 0ural5/rban Migration in

#itus, M" +" 1978" Migrasi Antar +aerah di #ndonesia !ebagai Cerminan ,etimpangan 0egional dan !osial) @ogyakarta8 %%$*-5EM" #odaro, M" %" 1979" #nternal Migration in +eveloping Countries) Eene,a8 International 7abour ?..i'e" Helded, #rond I 4bhay $iddham" !00!" :ivelihoods and Collective Action among !lum +wellers in a Mega5City ; ew +elhi " I4$3% 3on.eren'e, !00!" Delinsky, Jilbur" 1971" F#he 0ypothesis o. Mobility #ransitionG 4eographycal 0eview, 8%)

19

You might also like