You are on page 1of 104

SKIZOFRENIA

Tutor : dr Joshua Anggota : Claudia Anggretti Juni Jason Clarissa Stefanie Ray Felix

Traktus Piramidalis dan Ekstrapiramidalis

The Corticospinal Pathway

Motor Functions
Transmisi signal dr motor cortex otot : Tractus corticospinalis direct Accessory pathways (basal ganglia, cerebellum, nuclei2 med.obl) indirect

Tractus Pyramidalis

Tractus Extrapyramidalis
Termasuk : ganglia basalis, formatio reticularis med.obl, vestibular nuclei, nucleus rubrum Fx : memodulasi traktus pyramidalis, tonus otot, memodulasi gerakan otot multiple dan bertujuan Tdd 4 traktus :
Traktus reticulospinalis Traktus tectospinalis Traktus rubrospinalis Traktus vestibulospinalis

Traktus Reticulospinalis
Tdd : pontine reticular tract & medullary reticular tract Memfasilitasi/inhibisi gamma motor neuron berperan dlm voluntary movement & reflex

Traktus Tectospinalis
Berasal dari colliculus superios subst. grisea upper cervicalis Berperan : refleks postural sbg respon dari stimuli visual

Traktus Rubrospinalis
Berasal dari nucleus rubrum pada tegmentum Fx : memfasilitasi aktivitas otot flexor dan inhibisi extensor

Traktus Vestibulospinalis
Berasal dari nucleus vestibuli di pons dan medula obl. Input berasal dari inner ear Fx : fasilitasi extensor dan inhibisi flexor yang berhub dengan keseimbangan

Fungsi Luhur

Otak
Bagian otak yang terbesar: korteks serebri yang terdiri dari 2 hemisfer. Tidak simetris bentuk dan fungsinya Otak kiri lebih dominan fungsi verbal

Hubungan Antar Otak


Jaras asosiasi

Jaras komisura / transversa Jaras proyeksi

Fungsi Luhur
Definisi Fungsi yang memungkinkan manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sesuai dengan nilai norma yang berlaku Pengolahan fungsi kortikal

Meliputi: Bahasa, memori, visuospatial, emosi, kognisi

Mekanisme
Informasi memberikan impuls ke saraf sensoris saraf perifer medulla spinalis / langsung ke batang otak batang otak (thalamus) korteks serebri area sensoris primer diolah melalui hubungan antar otak pemahaman

Aspek Fungsi Luhur


Kognisi Impuls sensoris tadi didistribusi ke seluruh area korteks, sehingga terjadi pengenalan Memori Bila terjadi pengulangan informasi (rekognisi, retensi/registrasi, recall) Bahasa Alat yang dipakai untuk mengolah informasi Visuospatial Proses berpikir yang melibatkan ruang dan motorik verbal dan non verbal Emosi

SKIZOFRENIA

Definisi Skizofrenia
Gangguan psikotik yang bersifat kronis atau kambuh ditandai dengan adanya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi dan tingkah laku pada pasien yang terkena. Perpecahan pd pasien ditandai dengan adanya gejala primer spesifik yaitu gangguan pikiran yg ditandai dengan gangguan asosiasi, gangguan afektif, autisme dan ambivalensi. Gejala sekundernya adalah waham dan halusinasi. ( kaplan & saddock ) Gangguan yg terjadi dalam durasi paling sedikit 6 bulan dengan 1 bulan fase aktif yang diikuti munculnya delusi, halusinasi, pembicaraan yg tdk terorganisir, adanya perilaku katatonik serta gejala negatif. ( DSM-IV )

Skizofrenia Hebefrenik adalah perilaku yang khas, regresi, primitive, afek tidak sesuai dengan karakteristik umumnya wajah dungu, tertawa aneh-aneh, menangis dan menarik diri secara ekstrim (Mary C. Towsend dalam Novy Helena C, 1998 : 143).

Epidemiologi & insidensi


2% dari seluruh populasi di dunia Eropa-asia : 0.2-1% Indonesia : 0.05-0.15% Amerika serikat : 1-5% Laki-laki = perempuan Laki2 onset > cepat (perawatan di rsj <25th) Usia puncak onset laki2 : 15-25th , perempuan : 25-35th Laki2 gejala negatif >>> perempuan fungsi sosial lebih baik Prognosis perempuan > baik

Etiologi
Biologis : karena suatu penyakit / abnormalitas tertentu pd sistem saraf Hipotesis neurotransmiter : dopamin >>, serotonin >>, kelainan sistem noradrenergik, kelainan neuron GABA-ergik hiperaktifitas neuron dopaminergik & noradrenergik, Nt asam amino eksitasi glutamat. Genetik : RPK Pertanda kromosom : lengan panjang kromosom 5, 22 & 18, lengan pendek kromosom 19, kromosom x Faktor psikososial

Faktor Resiko
Memiliki riwayat keluarga skizofrenia Paparan virus, racun atau kekurangan gizi sementara di dalam rahim, terutama pada trimester pertama dan kedua Kondisi kehidupan yang penuh stres Mengkonsumsi obat-obatan psikoaktif selama masa remaja dan dewasa muda Anak yang lahir di musim dingin & awal musim semi Riwayat asuhan saat anak-anak

Klasifikasi
Tipe paranoid Tipe hebefrenik Tipe katatonik Skizofren tak tergolongkan Depresi pasca skizofren Skizofrenia residual

PATGEN - PATFIS

Proses terjadinya skizofrenia :


1. Model Diatesis-Stress
Infection Stress

Individual

Vulnerability

Major Depresive Disorder

Socio-demographic factor : -Female gender -Older age -Low education -unemployment

Negative Psychological & Social Factor : -Negative coping style


-Past psychiatric history -Comorbid psychiatric disorder -Poor social support

Genetic predisposition: family history of psychiatric illness

Teori Biologis

Genetika
Diduga faktor genetik juga berpengaruh terhadap timbulnya skizofrenia. Walaupun demikian, terbukti dari penelitian bahwa skizofrenia tdk diturunkan secara hukum Mendeell (jika orang tua skizofrenia, belum tentu anaknya skizofrenia juga). Dari penelitian didapatkan prevalensi sebagai berikut:
Populasi umum Saudara Kandung Anak dengan salah satu orang tua skizofrenia Kembar 2 telur (dizigot) Anak dengan kedua orang tua skizofrenia Kembar monozigot 1% 8%-10 12%-15% 12%-15% 35%-40% 47%-50%

Faktor keturunan juga menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini dibuktikan dengan penelitian pada keluarga-keluarga yang menderita skizofrenia dan terutama anak kembar satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri sebesar 0,9 1,8%, saudara kandung 7 15%, anak dengan salah satu orang tua yang mengalami skizofrenia 7 16%, bila kedua orang tua mengalami skizofrenia 40 68%, kembar dua telur (heterozygot) 2-15%, kembar satu telur (monozygot) 61-86% (Maramis, 1998).

Kromosom
Kromosom lengan panjang 5, 22, dan 18: lengan pendek 19, dan kromosom X

Abnormalitas Struktur Otak


Pembesaran ventrikel
Pasien skizofrenia menunjukkan adanya pembesaran ventrikel. Pembesaran ini menyebabkan reduksi area prefrontal otak dan koneksi yang abnormal antara korteks prefrontal dan amygdala serta hippocampus. Pasien tersebut cenderung menunjukkan perubahan social, emosional, dan perilaku jauh sebelum gejala utama skizofrenia muncul. Mereka juga cenderung memiliki gejala skizofrenia yang lebih berat dibanding pasien skizofrenia lain dan kurang responsive terhadap pengobatan.

Area Prefrontal dan Area Kunci Lainnya


Pasien skizofrenia menunjukkan adanya abnormalitas dalam volume, densitas neuron, dan laju metabolic pada beberapa daerah di otaknya, yaitu korteks frontal, lobus temporalis, ganglia basalis, dan area limbic, termasuk hippocampus, thalamus, dan amygdala. Sistem limbic berperan dalam fungsi kognisi dan emosi. Ganglia basalis berperan dalam pergerakan motorik. Hippocampus memiliki peran penting dalam pembentukan ingatan jangka panjang. Pasien dengan skizofrenia menunjukkan abnormalitas aktivasi hippocampus (beberapa ahli mengatakan adanya abnormalitas volume dan bentuk seluler hippocampus) sehingga mereka sulit untuk men-recall informasi dan mempergunakannya untuk percakapan atau memahami situasi yang sedang terjadi.

Area yang paling sering terkena adalah korteks prefrontal, di mana pada pasien skizofrenia cenderung memiliki korteks prefrontal yang lebih kecil dan aktivitas metaboliknya lebih rendah. Korteks prefrontal sangat penting dalam kemampuan berbahasa, ekspresi emosi, kemampuan untuk membuat rencana dan mencetuskan ide, dan berinteraksi social.

Penyebab Abnormalitas
Abnormalitas genetic Jejas otak karena adanya jejas saat lahir Jejas kepala Infeksi virus Defisiensi nutrisi Defisiensi stimulasi kognitif

Infeksi Virus Prenatal Studi epidemiologis menunjukkan angka kejadian skizofrenia yang tinggi pada ibu yang terinfeksi virus influenza saat hamil. Trimester kedua merupakan periode krusial untuk perkembangan otak fetus.

Neurotransmitter
Teori dopamine murni (the original dopamine theory) mengatakan penyebab dari munculnya gejala skizofrenia adalah adanya kadar dopamine yang berlebihan pada lobus frontal dan sistem limbic. Tetapi teori tersebut hanya dapat menjelaskan mengenai timbulnya gejala positif skizofrenia, namun tidak dapat menjelaskan gejala negative skizofrenia. Teori dopamine yang lebih kompleks: Terdapat aktivitas dopamine yang berlebih pada mesolimbic pathway yang terlibat dalam fungsi kognisi dan emosi. Hal ini menyebabkan timbulnya gejala positif skizofrenia (halusinasi, delusi, gangguan berpikir).

Terdapat aktivitas dopamine yang rendah pada area prefrontal yang berperan dalam atensi (perhatian), motivasi, dan pengaturan perilaku. Hal ini menyebabkan timbulnya gejala negative skizofrenia (motivasi kurang, tidak dapat merawat diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari, emosi tumpul). Teori lain mengatakan bahwa gejala positif skizofrenia disebabkan oleh aktivitas dopamine yang berlebihan di otak. Namun, gejala negative skizofrenia disebabkan karena adanya abnormalitas structural dari lobus frontalis (bukan karena aktivitas dopamine yang rendah). Neurotransmitter yang berperan ternyata bukan hanya dopamine, melainkan juga serotonin, glutamate, dan GABA.

Mesolimbik dopamin pathways


Tegmentum ventral N.accumbens amygdala, hipocampus, thalamus, dan gyrus cingulate (emosi, ekspresi, belajar, hedonic)

Hiperaktif dopamin hiperstimulasi reseptor D2 gejala positif (halusinasi, waham, perilaku bizzare)

Mesokortikal dopamin pathways


Tegmentum ventral orbitofrontal, prefrontal (motivasi, konsentrasi, kognitif)

Hipostimulasi dopamin hipostimulasi reseptor D1 gejala negatif dan kognitif (apatis, alogia, dekorum buruk, atensi buruk)

Neurotransmitter Lainnya
Serotonin - Serotonin berperan dalam perilaku bunuh diri dan impulsif Norepinefrin - Kelainan sistem noradrenergik mempredisposisikan pasien untuk sering relaps Asam Amino - Pasien skizofrenia mengalami kehilangan neuron GABA-ergik di hipokampus sehingga meningkatkan aktivitas dopaminergik dan noradrenergik

TEORI Psikososial
- Setiap orang pada umumnya memiliki kecenderungan untuk skizofrenia 1%. - Pada individu yang memiliki hubungan dekat dengan seseorang yang terjangkit skizofrenia, kecenderungannya sekitar 10%. - Jika seseorang hidup dalam lingkungan yang mendukung asosial, kemungkinan seseorang untuk mengidap skizofrenia tinggi. - Namun bila sedeorang hidup dalam lingkungan yang terbuka, walaupun secara genetik dia memiliki kecenderungan skizofrenia, hal itu bisa diminimalisisr bahkan dihilangkan.

Teori sosial - Industrialisasi dan urbanisasi terlibat dalam penyebab skizofrenia Teori Belajar - Mempelajari reaksi dan cara pikir irasional

Pola Komunikasi
Ikatan Ganda
Konsep ini dirumuskan oleh Gregory Bateson. Menggambarkan suatu keluarga di mana anak-anak mendapatkan pesan yang bertentangan dari orang tua tentang perilaku, sikap, dan perasaan anak. Sebagai contoh, ibu secara fisik akan berusaha membuat anaknya menjadi nyaman ketika anak itu jatuh dan terluka. Tetapi saat yang bersamaan secara verbal menunjukkan permusuhan dan mengkritik. Anak akan menarik diri ke dalam keadaan psikotik untuk melolorkan kebingungan ikatan ganda yang tidak terpesahkan itu. Namun, belum terbukti keabsahan teori ini.

Keluarga yang saling mendukung secara semu dan bermusuhan semu Lymann dan Wynne menggambarkan keluarga di mana ekspresi emosional ditekan oleh pemakaian konsisten komunikasi verbal yang saling mendukung secara semu (pseudomutual) atau bermusuhan secara semu (pseudohostile). Penekanan tersebut menyebabkan perkembangan komunikasi verbal yang unik pada keluarga tersebut dan tidak dimengerti oleh orang di luar keluarga. Ekspresi yang Diekspresikan (expressed emotion) Keluarga dengan ekspresi yang diekspresikan yang tinggi memiliki keterlibatan yang berlebihan (overinvolvement) satu sama lain, overprotektif terhadap anggota keluarga yang memiliki diganggu atau memiliki masalah, dan menunjukkan perilaku bersedia mengorbankan diri, sementara di sisi lain mengkritik, bermusuhan, dan kurang menghargai anggota keluarga tersebut.

Digagas oleh Aaron Beck dan Neil Rector. Mereka berpendapat bahwa abnormalitas neurologis pada skizofrenia menyebabkan kesulitan fundamental dalam perhatian, inhibisi, dan keterikatan pada aturan komunikasi. Delusi timbul karena pasien skizofrenia berusaha untuk menjelaskan pengalaman perceptual yang aneh. Sedangkan halusinasi timbul karena hipersensitivitas terhadap input perceptual yang digabungkan dengan kecenderungan untuk memperoleh pengalaman dari sumber eksternal.

TEORI PSIKODINAMIKA
Faktor lingkungan dan psikologis Menurut Freud, memandang skizofrenia merupakan respon regresif terhadap frustrasi dan konflik yang melanda seseorang dalam lingkungan. Regresi melibatkan suatu penarikan penanaman emosional dari objek internal dan orang sebenarnya di dalam lingkungan, yang menyebabkan kembali ke suatu stadium autoerotik dari perkembangan.

Teori psikodinamika mengatakan bahwa skizofrenia berasal dari pengalaman kecaman negative saat masa kanak-kanak. Freud (1924) berpendapat bahwa ketika ibu sangat mengecam secara berlebihan kepada anak mereka, sang anak akan bergeser pada tahap fungsional yang infantile, dan ego mereka akan kehilangan kemampuan untuk membedakan antara kenyataan atau bukan. Schizophrenogenic mother (ibu yang menyebabkan skizofrenia) pada saat yang sama akan mengoverproteksi dan menolak anak mereka. Mereka mendominasi sang anak, tidak membiarkan mereka berkembang untuk memiliki rasa otonomi dan secara simultan membuat anak mereka menjadi merasa tidak berguna dan tidak dicintai.

TEORI PSIKOANALITIK
Sigmund Freud, skizofrenia disebabkan oleh fiksasi dalam perkembangan yang terjadi lebih awal yang menyebabkan perkembangan neurosis; adanya defek ego. Pusat teori Freud adalah suatu decathexis objek dan suatu regresi respon terhadap frustrasi dan konflik dengan orang lain. Harry Sullivan, menyimpulkan penyakit ini disebabkan oleh kesulitan interpesonal awal pengasuhan anak yang salah dan terlalu mencemaskan

Hipotesis lain defek ego mempengaruhi interpretasi kenyataan dan pengendalian dorongan dalam diri, akibat dari penyimpangan dalam hubungan timbal balik antara bayi dan ibu.

GEJALA KLINIK
Perjalanan penyakit schizophrenia terbagi menjadi tiga fase, yaitu: Fase prodromal = fase dimana gejala non spsifik muncul sebelum gejala psikotik menjadi jelas. Lamanya bisa beberapa minggu, bulan bahakn tahunan. Gejalanya berupa hendaya pekerjaan, fungsi sosial, perawatan diri, dan penggunaan waktu luang. Fase aktif = fase dimana gejala psikotik menjadi jelas seperti perilaku katatonik, halusinasi, delusi, disertai gangguan afek. Fase residual = fase yang gejala nya mirip seperti fase prodromal tetapi gejala psikotiknya tidak begitu jelas.

* fase pramorbid :
Timbul sebelum fase prodromal Kepribadian skizoid / skizotipal : pendiam, pasif, introvert menutup diri Anak menurut, teman sedikit Remaja teman akrab (-), teman kencan (-), hindari olahraga beregu, senang nonton TV, film, musik, dan hindari aktivitas sosial

Menurut Bleurer, gejala skizofrenia dibagi dua, yaitu a. Gejala primer 1) Gangguan proses pikir (bentuk, langkah, dan isi pikir) 2) Gangguan afek dan emosi 3) Gangguan memori 4) Gangguan kemauan b. Gejala sekunder 1) Waham 2) Halusinasi 3) Gejala psikomotor / gejala katatonik gangguan perbuatan

Menurut kay dan kawan-kawan gejala pada pasien schizophrenia antara lain: 1.Simtom positif Waham Kekacauan proses pikir Perilaku halusinasi Gaduh gelisah Waham/ide kebesaran Kecurigaan/kejaran Permusuhan 2. Simtom negatif Afek tumpul Penarikan emosional Kemiskinan rapport Penarikan diri dari hubungan sosial secara pasif/apatis Kesulitan dalam pemikiran abstrak Kurangnya spontanitas dan arus percakapan Pemikiran stereotipik

PEDOMAN DIAGNOSIS
Harus ada 1 gejala (amat jelas) / 2 gejala atau lebih (kurang jelas) : (a) - Thought echo - Thought insertion or withdrawal - Thought broadcasting
(b) - Delusion of control - Delusion of influence - Delusion of passivity - Delusional perception

Atau paling sedikit 2 gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas : Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (overvalued ideas) yang menetap, / apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu / berbulan-bulan terus menerus; Arus pikiran yang terputus (break) / yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi / pembicaraan yang tidak relevan, / neologisme;

(c) Halusinasi auditorik : - Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau - Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau
(d) Waham-waham menetap jenis lainnya Misalnya perihal keyakinan agama / politik tertentu, / kekuatan dan Kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, / berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain)

(e) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduhgelisah (excitement), posisis tubuh tertentu (posturing), / fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor; (f) Gejala-gejala negatif
Motivasi turun Penarikan diri Anhedonia Dekorum turun

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu 1 bulan / > (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadai (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu & senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis

Untuk diagnosis hebefrenia diperlukan pengamatan kontinu selama 2 / 3 bulan lamanya gejala :
Perilaku yang tidak bertanggung jawab & tak dapat diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), cekikikan (giggling) perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri (self-absorbed smiling) mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial

Gangguan afektif dan dorongan kehendak Gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and hallucinations). Perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). Mempersulit orang memahami jalan pikiran pasien. Ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases); Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren.

DASAR DIAGNOSIS
N (18) poliklinik UM diantar ibu Tingkah laku tidak seperti biasa, cenderung aneh Dimulai dari sulit tidur, nafsu makan, > sering mengurung diri di kamar, sering melamun Ditanya perubahan perilaku N hanya menatap, banyak bicara 4minggu terakhir N > aneh, bicara sendiri, bicara nyambung, diajak bicara sering senyum, cengengesan, kadang tertawa sendiri tanpa sebab Autoanamnesis : kalau sedang sendiri sering melihat sesosok makhluk gelap di kamar & kilatan cahaya yang berbicara padanya makin hari makin sering

DASAR DIAGNOSIS
Tingkah cenderung seperti anak, berpakaian rangkap, berlapis, sopan, jarang mandi, mudah ngambek, sensitif Bila keinginan dituruti marah + nangis (mirip anak kecil bila kenginan dipenuhi) Seminggu terakhir sering berkata kasar, lempar barang, mengatakan hal aneh bahwa dalam tubuhnya ada botol, sapu lidi, cangkul, pensil, dll

RIWAYAT
6 bln yll : mulai ada perubahan sejak putus pacar ibu & keluarga terlalu memerhatikan Kepribadian : manja, sangat tergantung, kekanakkanakan Anak 3 dari 3 bersaudara, kedua kakaknya , N sangat disayang + dimanja oleh keluarga Pernah kecelakaan ketika berkendaraan roda 2 2 th lalu sadarkan diri beberapa menit, keluhan fisik t.u. kepala terlalu menonjol dirasakan sekarang (Faktor resiko) Lahir prematur 7 bulan (Faktor resiko)

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
Kesan sakit ringan, CM TB : 158 cm BMI : 20,03 BB : 50 kg

Kepala & leher, thorax, abdomen, ekstremitas DBN

Tanda Vital :
BP N reguler R T : 110/70 mmHg : 72 x/min, : 20 x/min : 36,9C

STATUS PSIKIKUS
Roman muka : silly Rapport : +/ inadekuat Orientasi :
Tempat : buruk Waktu : buruk Orang : buruk

Intelegensia : kesan terganggu Pikiran :


Bentuk : autistik Jalan inkoheren Isi : waham bizzare Organisasi : disorganisasi proses berpikir ada

Perhatian : distraktibilitas Persepsi :


Ilusi : Halusinasi : auditorik (+), visual (+)

Penilaian :
Normososial : < baik Waham : + bizzare

Ingatan :
Masa kini : tidak baik Masa dulu : tidak baik Daya ingat : tidak baik Daya ulang : tidak baik Paraamnesia : dapat dinilai Hiperamnesia : dapat dinilai

Wawasan penyakit : buruk Afek : inappropriate Decorum :


Sopan santun : < Cara berpakaian : < Kebersihan : <

Kematangan jiwa : imature Tingkah laku & bicara :


Tingkah laku : autistik, infantilism Bicara : inkoheren, flight of idea

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 12,8 g/dL Ht : 39 % Leukosit : 5600 /mm3 LED : 14 mm/jam Trombosit : 276.000 /mm3 Hitung Jenis : 0/2/2/56/35/5 % Urinalisis rutin : N

PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT-Scan kepala MRI MRS (Magneting Resonance Spectroscopy) PET

PET scan in Schizophrenia

MRI in schizophrenia

Diagnosis Banding
Skizofrenia Paranoid Dominasi : waham Expresi dan pikiran yang mencurigai orang lain Khawatir disakiti orang lain Episodik dengan remisi sebagian/sempurna/kronis Onset usia > tua daripada herbefrenik dan katatonik (20-30 tahun) Regresi lebih sedikit daripada tipe lain Prognosis buruk krn sembuh pura-pura Skizofrenia Katatonik Menonjol : gangguan psikomotor dari hiperkinetis Gejala sindroma kataton:
Negativistik Rigiditas Excitement

Prognosis relatif baik bila onset akut

Diagnosis Banding
Skizofrenia Paranoid Halusinasi / waham harus menonjol Halusinasi auditorik Halusinasi olfaktori Halusinasi visual (jarang) Waham dikendalikan (delusion of control) Waham dipengaruhi (delusion of influence) Waham passivity ( delusion of passivity) Waham kejar Skizofrenia Katatonik Stupor / mutism Gaduh-gelisah Menampilkan posisi tubuh tertentu (tidak wajar/aneh) Negativisme Rigiditas Flexibilitas cerea / waxy flexibility Command automatism Pengulangan kata / kalimat

PENATALAKSANAAN

Antagonis Dopamin
Traktus Nigrostriatal: Efek samping parkinsonisme ( DA Inisiasi gerakan) Mesolimbik dan Mesokortikal: Menimbulkan efek antipsikosis (DA fungsi kognitif dan afek) Hipofisa: Hiperprolactinemia CTZ: antiemetik

Farmakologi obat antipsikotik


Antipsikotik tipikal (Potensi Rendah): Klorpromazin Tioridazin, Proklorperazin Neuroleptik tipikal (Potensi Tinggi): Haloperidol, Tiotixen, Flufenazin, Pimozid Antipsikotik atipikal: Klozapin, Aripripazol, Risperidon, Quetiapin

Antipsikotik tipikal Menghilangkan simptom positif Meningkatkan dan menghambat 70-80% reseptor D2

Antipsikotik atipikal Menghilangkan simptom positif dan negatif Mengikat dan menghambat 40-60% reseptor D2, 7090% Reseptor 5-HT2a

Efek Samping Obat Tipikal


Blokade reseptor dopamin: Diskinesia: Pseudoparkinsonisme, Distonia, Akithisia Disforia Disfungsi Endokrin (Peningkatan Prolactin) Peningkatan BB Demam

Terapi
Terapi yang diberikan medikamentosa dan non medikamentosa (intervensi psikososial) Terapi medikamentosa bertujuan untuk mengobati ketidakseimbangan kimia Non medikamentosa bertujuan untuk mengobati kausa non biologis

Terapi pada Psikosis Akut


Fokus : simtom paling berat. Berlangsung 4-8 minggu. antipsikotik tipikal ditambahkan obat antiparkinson, benzodiazepin, atau propranolol. Menangani agitasi pada pasien : kombinasi antipsikotik + benzodiazepin. Antipsikotik untuk pasien dengan agitasi berat : haloperidol, flufenazin, olanzapin, ziprasidon. Pemberian secara IM efek cepat.

Terapi pada fase stabilisasi dan maintenance


Fokus terapi : mencegah terjadinya relapse pada pasien mengatasi efek samping obat Pada pasien dengan multiepisode maintenance hingga 5 tahun.

Medikamentosa
First line: Haloperidol (Haldol) Menghambat efek dopamin dan meningkatkan turnover dopamin Sehari dosisnya 0,5 2mg sebanyak 3 kali. Pada fase akut: 4-8 minggu Fase Stabilisasi dan Maintenance: 1 sampai 2 tahun, pada yang multiepisodik minimal 5 tahun ESO: Reaksi ekstrapiramidal, depresi, agranulositosis, sedasi dan hipotensi postural E.S ekstrapiramidal : Triheksil fenidil (Artane) 3x2 mg/hari

Second line: Klozapin Menghambat secara selektif jalur DA/dopamin dengan menghambat depolarisasi neuron DA di mesolimbik dan mesokortikal otak tetapi tidak di nigrostriatal. Sehari dosisnya 12,5 sekali atau dua kali Sering menyebabkan agranulositosis sehingga harus melakukan pengecekan darah.

Pengecekan darah dilakuakan:


0-6 bulan: setiap minggu 7-12 bulan: setiap 2 minggu >12 bulan: setiap 1 bulan

Dapat menyebabkan seizure (th/ valproat) Myocarditis 5 dari 100.000 pasien ESO: Hipersalivasi, sedasi, takikadia, peningkatan BB, diabetes, demam dan hipotensi postural

Non farmakologi
Hospitalisasi
untuk tujuan diagnostik stabilisasi dari medikasi yang diberikan untuk keamanan pasien karena adanya ide bunuh diri atau membunuh ketidakmampuan untuk mengurusi kebutuhan pribadi seperti makan, berpakaian tanda-tanda kesadaran menurun rawat inap dalam waktu 4-6 minggu.

Terapi Psikososial
Tujuan Terapi: Meningkatkan skil sosial dan skil skil tertentu agar dapat hidup mandiri Terdiri dari berbagai metode untuk meningkatkan kemampuan sosial, skil praktikal, komunikasi interpersonal antara penderita schizofrenia Terapi ini dapat didapatkan: Rumah sakit, Center kesehatan mental, rumah, atau klub sosial.

Social skil training Family oriented Therapies (efektif terhadap relapse) Assertive Community Treatment Group Theraphy Art Theraphy Vocational Theraphy

PENCEGAHAN
Pengobatan dini pada orang dengan faktor risiko Edukasi pasien dan keluarga Mengurangi stress dan faktor risiko lainnya

KOMPLIKASI
Depresi Drug dan alcohol abuse Bunuh diri Konflik keluarga

PROGNOSIS BAIK Onset lambat Factor pencetus jelas Onset akut Riwayat social, seksual dan pekerjaan pramorbid yang baik Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresi) Menikah

PROGNOSIS BURUK Onset muda Tidak ada factor pencetus Onset tidak jelas Riwayat social, seksual dan pekerjaan pramorbid yang buruk Perilaku menarik diri, autistic Tidak menikah, bercerai

Riwayat keluarga gangguan mood


System pendukung yang baik Gejala positif

Riwayat keluarga schizophrenia


System pendukung buruk Gejala negative Tanda dan gejala neurologis Riwayat trauma perinatal Tidak ada remisi dalam 3 tahun Banyak relaps

Riwayat penyerangan

PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam Quo ad functionam : dubia ad malam Quo ad sanationam : dubia ad malam

TERIMAKASIH

You might also like