You are on page 1of 161

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

REVITALISASI KOPERASI DAN UKM MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT

KINERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2010

Daftar Isi
Struktur Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil danMenengah Republik Indonesia per Januari 2011 Kata Pengantar Pendahuluan Program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II Capaian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2010 Perkembangan Data Koperasi danUsahaMikro, KecildanMenengah Bantuan Perkuatan Dukungan Anggaran Kredit Usaha Rakyat Sekretariat Kementerian Koperasi dan UKM Deputi Kementerian
Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM Bidang Produksi Bidang Pembiayaan Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Bidang Pengembangan SDM Koperasi dan UKM Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK

4 7 8 10 16 24 30 32 36 50 58
60 94 106 124 156 184 204

Badan Layanan Umum Mitigasi Bencana Alam Kerjasama Dalam Negeri Kerjasama Luar Negeri Program Strategis Tahun2011 Penutup

234 252 264 276 314 320

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Struktur Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil danMenengah Republik Indonesia per Januari 2011

Para Deputi Kementerian Koperasi dan UKM berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 85 tahun 2010 terdiri dari: 1. Drs. Guritno Kusumo, MM; Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM. 2. Untung Tri Basuki, SH, SPN; Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM. 3. Muzni HA Djalil, SH; Deputi Bidang Produksi. 4. Ir. Agus Muharram, MSP; Deputi Bidang Pembiayaan.
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM DR. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA

5. Ikhwan Asrin, SE, MSi; Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha. 6. Drs. Neddy Rafinaldy Halim, MS; Deputi Bidang Pengembangan SumberDayaManusia. 7. DR. Ir. Choirul Djamhari, M.Sc; Deputi Bidang Pengembangan danRestrukturisasiUsaha. 8. Ir. I Wayan Dipta, M.Sc; Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2011 telah dilakukan pergantian/mutasi Deputi Kementerian Koperasi dan UKM, yaitu: 1. Drs. Braman Setyo, M.Si menggantikan Muzni HA Djalil, SH selakuDeputiBidangProduksi.

Sekretaris Kementerian Drs. Guritno Kusumo, MM

Inspektur Drs. Soenarya Kosasih, MSi, Ak

2. DR. Ir Pariaman Sinaga, MM menggantikan Ir. Agus Muharram, MSP selakuDeputiBidang Pembiayaan. 3. Drs. Neddy Rafinaldy Halim, MS menggantikan Ikhwan Asrin, SE, MSi selakuDeputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha. 4. Ir. Agus Muharram, MSP menggantikan Drs. Neddy Rafinaldy Halim, MS selakuDeputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Deputi Bidang Kelembagaan KUKM Untung Tri Basuki, SH, SPn

Deputi Bidang Produksi Drs. Braman Setyo, MSi

Deputi Bidang Pembiayaan

Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha

Deputi Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Ir. Agus Muharram, MSP DR. Ir. Choirul Djamhari, MSc

Deputi Bidang Pengkajian UKMK Ir. I Wayan Dipta, MSc

DR. Ir. Pariaman Sinaga, MM Drs. Neddy Rafinaldy H, MS

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Kata Pengantar
Keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan pemberdayaan Koperasi danUKM berkat arahan, petunjuk dan peran utama Bapak DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, PresidenRepublik Indonesia yang selalu memberikan arahan dan petunjuk secara rutin pada rapat-rapat kabinet dan arahan-arahan yang diberikan setiap saat. Begitu pula berkat bantuan dan kerjasama yang diberikan oleh berbagai pihak baikPemerintahPusat maupun Pemerintah Daerah. Untuk itu, kesempatan ini merupakan momentum untuk menyampaikan apresiasi dan terima kasih yangtakterhingga kepada BapakDR.H.Susilo Bambang Yudhoyono atas arahan, bimbingan dan petunjuk yangdiberikan kepada kami dalam menunaikan tugas yang dipercayakan untuk memimpin Kementerian Koperasi dan UKM. Ucapanterima kasih pula disampaikan kepada semua pihak yangtelah memberikan kontribusi dan kerjasamanya sehingga tugas-tugas dan tanggung jawab ini dapat terlaksana denganbaik. Keberhasilan yangtelah dicapai pada tahun 20092010 ini, harusdilanjutkan danmampu menjadi pemicu pencapaian kinerja Kementerian KoperasidanUKM yanglebih optimal pada tahun-tahun berikutnya. Secara periodik, Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen untuk secara transparan menginformasikan dan mengkomunikasikan pelaksanaan tugas pembangunan dibidang Koperasi dan UKM yang telah dicapai sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada rakyat. Informasi ini dirangkum dalam sebuah Buku yang sekaligus juga merupakan Laporan Tahunan Kementerian Koperasi dan UKM dan kali ini diberi judul RevitalisasiKoperasi dan UKM Menuju KesejahteraanRakyat. Dalam buku ini disajikan catatan-catatan mengenai pencapaian kinerja Koperasi dan UKM danterobosanterobosan pelaksanaan program/kegiatan pemberdayaan Koperasi dan UKM olehKementerian Koperasi dan UKM selamatahun 2010. Disadari bahwa tantangan pembangunan Koperasi dan UKM di era pasar global tentu bukanlah hal yang mudah. Tersirat sekilas dalam buku ini, Kementerian Koperasi danUKM telah melakukan berbagai pendekatan strategis, tidakhanya melalui integrasi koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak, tetapijuga dengan program/ kegiatan aksi pemberdayaan Koperasi dan UKM denganberupaya mendorong bertumbuh danberkembangnya Koperasi dan UKM yangkreatif, mandiri dan berdaya saing. Halini dimaksudkan agar Koperasi danUKM sebagai entitas usaha mampu menjadi SokoGuru Perekonomian Nasional dan Koperasi dan UKM yang merupakan sektor ekonomi yangdominan mampu berperan sebagai pendorong eskalasi pertumbuhan ekonominasional. Semoga buku ini dapat bermanfaat dan menjadi media evaluasi bersama terhadap capaian dan rencana aksi ke depan agar semakin optimal dalam rangkamemberdayakan Koperasi dan UKM untuk mencapai masyarakat sejahtera. Jakarta, 31 Desember 2010 Menteri Negara DR. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Pendahuluan
Kesejahteraan rakyat merupakan tujuan utama pemerintah. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu faktor penentu pencapaian kesejahteraan tersebut. Denganpotensi jumlah penduduk dan persebaran penduduk yang kita miliki, program pemerataan pembangunan termasuk pembangunan ekonomi menjadi prioritas untuk diwujudkan. Selaras dengan itu, kebijakan yang berpihak (affirmative policy) terhadap Koperasi dan UKM, telah menjadi harapan yang berkembang luas ditengah tumbuhnya kesadaran dan perhatian terhadap ekonomi rakyat. Oleh karena itu, selainpertumbuhan dan stabilitas ekonomi, aspek penting yang menjadi agenda besar dalam proses pembangunan ekonomi hari ini dan ke depan adalah kemandirian ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan yang berkeadilan. Dalam hal ini pemberdayaan Koperasi dan UKM, berkaitan langsung dengan kehidupan dan peningkatan kesejahteraan bagi sebagian besar rakyat Indonesia ( propoor), potensi dan peran strategisnya telah terbukti menjadi penopang kekuatan dan pertumbuhan ekonomi nasional ( pro growth). Keberadaan KoperasidanUKM berperan dalam pembangunan, khususunya dalam perluasan kesempatan berusaha bagi wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan angkapengangguran ( pro job). Dengan memperhatikan peran dan potensinya dalam perekonomian nasional, keberadaan Koperasi dan UKM terbukti merupakan pelaku usaha yang mandiri, kukuh, baik dalam kondisi normal maupun krisis, sehingga Koperasi dan UKM menjadi jantung ekonomi rakyat, dan pelopor tumbuhnya ekonomi kerakyatan. Melihat potensi dan kondisi obyektif tersebut, maka Koperasi dan UKM dapat menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Di sisi lain dengan berlakunya globalisasi ekonomi, serta makin pesatnya kerja sama ekonomi antar negara, akan menciptakan peluang baru bagi Koperasi dan UKM sehingga dapat meningkatkan perannya sebagai penggerak utama pertumbuhan industri manufaktur dan kerajinan, agroindustri, ekspor non migas dan penciptaan lapangan kerja baru. Selain itu dengan berlakunya ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) pada tahun 2010, juga dapat menjadipeluang bagi pelaku usaha Koperasi dan UKM. Dengan pemahaman yang utuh terhadap potensi dan peran Koperasi dan UKM tersebut, kiranya dapat menggugah kesadaran dan semangat kebangsaan, bahwakeberadaan Koperasi dan UKM merupakan komponen yang penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Bahkan di banyak negara maju, Koperasi dan UKM menjadi kekuatan utama dalam perekonomian nasional dan memiliki posisi tawar yangbesar dalam setiap kebijakan ekonomi pemerintah. Oleh karena itu, berbagai upaya pemberdayaan Koperasi dan UKM harus didukung oleh semua pihak untuk mempercepat terwujudnya kemajuan dan menghantarkan pada kondisi Koperasi danUKM yang lebih baik. VISI Menjadikan Koperasi dan Usana Mikro, Kecil, dan Menengah (KUKM) sehat dan kuat. MISI Memberdayakan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, memperluas kesempatan kerja, dan menurunkan jumlah kemiskinan dalam rangka mewujudkan Indonesia yangsejahtera, demokratis dan berkeadilan.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

11

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalammenentukan Program Kerja 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu II, adalah membuat kebijakan yang sangat dibutuhkan danmemudahkan dalam hal akses pembiayaan bagi pelaku Koperasi dan UKM dengan perbankan yaitu melalui penyerapan KreditUsahaRakyat.
1. Perluasan akses KUR melalui penambahan bank pelaksana KUR. Latarbelakangdari program ini adalah masih terbatasnya volume penyaluran KUR serta kapasitas dan jangkauan layanan oleh bank pelaksana. Hasilyangdicapai adalah: Bertambahnya bank pelaksana KUR (semula 6 bank menjadi 19 bank), keikutsertaan Bank BPD sebagai bank daerah untuk meningkatkan sebarangeografis bank pelaksana KUR. Bertambahnya bank pelaksana KUR untuk meningkatkan: a. Volume penyaluran KUR. b. Debitur yang akan mengakses KUR, sehingga persoalan permodalan Koperasi dan UKM dapat diatasi. Tercapainya program pemerintah untuk menyalurkan Rp 20 triliun/tahun selamaperiode tahun 20092014.

Bab 1
PROGRAM 100 HARI KABINET INDONESIA BERSATU II

2. Memperluas program Diklat dan Pendidikan Vocational bagi pelaku UKM. Latar belakang program ini adalah: masih rendahnya keterampilan SDM Koperasi danUKM, kurangnya penerapan standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan terbatasnya sarana balai diklat yang memadai. Hasil yang dicapai adalah: Tersedianya pedoman mengenai perluasan program diklat dan pendidikan vocational bagi Koperasi dan UKM. Telah dilaksanakannya diklat keterampilan teknis peningkatan industri kreatif diikuti oleh sebanyak 270 orang. Terlaksananya koordinasi dan sinkronisasi program antar pelaku pengembangan SDM Koperasi dan UKM yang diikuti oleh 135 orang. Telah dilaksanakannya Diklat sertifikasi pengelola KJK dalam rangka penerapan SKKNI diikuti oleh sebanyak 120 orang.

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

12

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

13

4. Revitalisasi pasar tradisional. Kondisi pasar tradisional yang kurang representatif dan pertumbuhannya yangnegatif serta pelaksanaan amanat UU No. 20/2008 tentang UMKM, Pemerintahberkewajiban untuk menyediakan sarana dan prasarana pemasaran yangdapat mendorong dan mengembangkan pertumbuhan usaha mikro dan kecil, serta membukakesempatan berusaha dengan memberikan kepastian lokasi usaha bagi usaha mikro dan usaha kecil. Hasil yang dicapai adalah: Terwujudnya revitalisasi unit pasar tradisional di 80 Kab/Kota pada 31 provinsi. Tersedianya kepastian tempat usaha bagi pedagang tradisional usaha mikro dankecil. Dengan tersedianya pasar yang representatif akan meningkatkan kenyamanan bagi konsumen sehingga dampaknya dapat meningkatkan kesejahteraan pedagang tradisional usaha mikro dan kecil. Terserapnya 43.280 orang tenaga kerja dilingkungan pasar tradisional yang telah dibangun (asumsi 4 tenaga kerja x 80 pedagang x 129 unit).

Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan Koordinasi dalam Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat di Sulawesi Utara

3. Perluasan One Village One Product (OVOP) Potensi unggulan daerah UKM yang harus digali secara maksimal dengan memproduksi produk yang memiliki nilai tambah, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dalam mengembangkan potensi produk-produk unggulandaerah, memaksimalkan peran koperasi dalam memasarkan produk unggulan daerah dan penjabaran Inpres 6/2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Hasilyang dicapai adalah: Tumbuhnya sentra-sentra produk unggulan spesifik daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat. Terintegrasinya kegiatan produk-produk unggulan daerah dari hulu sampai hilir melalui wadah koperasi. menungkatnya keterlibatan lintas pelaku (stakeholders) dalam pengembangan ekonomi daerah.

Kunjungan Wirausaha Muda Berprestasi ke UKM Gallery

Rangkaian kegiatan Menteri Negara Koperasi dan UKM dalam rangka pengembangan OVOP, Bali

14

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

15

Menteri Negara Koperasi dan Ukm meresmikan serta meninjau PasarTradisional Movila KoppAs Bintang Terang SulawesiTenggara, 2 Juli 2010

Menteri Negara Koperasi dan Ukm meninjauPkL jembatan Suramadu, JawaTimur, 13Februari2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

17

Kerja keras yang dilaksanakan jajaran Kementerian Koperasidan UKM pada tahun 2010 menggembirakan, prestasi ini bisa dilihat dari capaian-capaian yangmelampaui target. Peningkatan SDM Koperasi dan UKM yang mengikuti diklat ditargetkan 3.165, terealisasi 4.035 (127,49%). Kemampuan Koperasi dan UKM dalam mengakses danmemanfaatkan teknologi inovasi ditargetkan 350, terealisasi 425 (121%). Peningkatan kualitas sarana dan prasarana produksi pemasaran ditargetkan 60, terealisasi 81(135%). Danseterusnya, lebih konkritnya disajikandalamtabel-tabel. Berdasarkan laporan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran Kementerian Koperasi danUKM tahunanggaran2009, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telahmemberikan opini sebagai WajarDenganPengecualian(WDP).

Bab 2
CAPAIAN KINERJA KEMenterian KOPERASI DAN UKM TAHUN ANGGARAN2010
Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

18

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

19

 APAIAN KINERJA PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK C KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
SASARAN INDIKATOR SASARAN
Meningkatnya UMKM dalam mengakses dan memanfaatkan teknologi inovasi Meningkatnya UMKM dalam penerapan standarisasi manajemen mutu dalam pengembangan usaha PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK KOPERASI UMKM Meningkatnya UMKM yang memanfaatkan dan mensertifikasi sistem HKI (SNI,ISO, HKI, halal dan keamanan pangan) Meningkatnya Koperasi dan UKM dalam melakukan transaksi bisnis, kerjasama usaha danpemanfaatan teknologi informasi Meningkatnya usaha skala Mikro dan Kecil Sentra Produksi di daerah tertinggal Berkembangnya jumlah klinik restrukturisasi usaha untuk pendamping Koperasi dan UKM

CAPAIAN KINERJA PENYEDIAAN AKSES PEMBIAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
PERSENTASE
121% 240% 113,8% 105% 104,17% 100% PENYEDIAAN AKSES PEMBIAYAAN KUMKM

TARGET
350 125 600 400 480 10

REALISASI
425 300 683 422 500 10

SASARAN

INDIKATOR SASARAN
Meningkatnya akses pembiayaan Koperasi dan UKM melalui Surat Utang Koperasi (SUK) Meningkatnya kapasitas pendamping dalam pengembangan usaha Koperasi dan UKM dan wirausaha baru Terfasilitasinya pendampingan bagi Koperasi Prospek Mandiri dan meningkatnya calon wirausaha baru

TARGET
300 UMKM 100 Pendamping 40 koperasi 310 KUMKM

REALISASI
300 UMKM 100 Pendamping 40 koperasi 310 KUMKM

PERSENTASE
100% 100% 100%

PENGEMBANGAN KEMITRAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN PELAKU USAHA
SASARAN
PENGEMBANGAN KEMITRAAN Koperasi dan UKM DENGAN PELAKU USAHA

PENCAPAIAN KINERJA PERBAIKAN IKLIM USAHA YANG LEBIH BERPIHAK PADA KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
SASARAN INDIKATOR SASARAN
Tertatanya peraturan Perundang-undangan terkait dengan perkoperasian dan LKM Peninjauan dan penghapusan berbagai pungutan dan regulasi yang merugikan KUMKM baik yangsektoral maupun spesifik daerah Tersedianya kajian dasar, kebijakan dan terapan yang prospektif dalam pemberdayaan koperasi danUMKM Tersedianya model-model terbaik (best practice) internasional bagi pemberdayaan koperasi danUMKM

INDIKATOR SASARAN
Meningkatnya jumlah koperasi yang menerapkan sistem resi gudang

TARGET
10

REALISASI
12

PERSENTASE
120%

TARGET
3

REALISASI
3

PERSENTASE
100%

40

98

245%

CAPAIAN KINERJA PENINGKATAN PEMASARAN PRODUK KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
SASARAN INDIKATOR SASARAN
Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana produksipemasaran PENINGKATAN PEMASARAN PRODUK Koperasi dan UKM Terwujudnya Smesco UKM menjadi icon industry danpemberdayaan Koperasi dan UKM Nasional Meningkatnya usaha UKM sentra produksi di daerah tertinggal/terisolir Revitalisasi pasar tradisional

PERBAIKAN IKLIM USAHA YANG LEBIH BERPIHAK PADA KUMKM

12

300%

100%

TARGET
60 150 KUKM Mitra, 827 KUKM terlayani 25 34

REALISASI
81 827 KUKM terlayani 25 34

PERSENTASE
135% 100% 100% 100%

Pada tahun anggaran 2010, pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi &UKM secara umum telah terlaksana dengan baik dan sesuai yang direncanakan. Halini terlihat pada tabel capaian kinerja di atas bahwa berdasarkan indikator sasaran yangtelah ditetapkan telah mencapai 100%, bahkan pada beberapa sasaran kinerja mencapai245% dan 300%.

Tahun 2009, telah dilakukan revitalisasi pasar tradisional sejumlah 89 unit dengan anggaran APBN-P dan 5 unit dengan anggaran APBN reguler.

20

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

21

RENCANA DAN REALISASI KEUANGAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2010
NO
I
1 2 3 4 5

PROGRAM
PROGRAM PENCIPTAAN IKLIM USAHA UMKM
Pembinaan/Penyusunan Program, Rencana Kerja danAnggaran Penyusunan Program dan Rencana Kerja Penyusunan/Penyempurnaan/Pengkajian Peraturan Perundang-undangan Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/ L embaga Diseminasi Isu-isu Strategis Pemberdayaan KUKM

PAGU/RENCANA
56.501.947.000
7.000.000.000 3.000.000.000 11.999.962.000 21.501.985.000 13.000.000.000

REALISASI
51.324.004.085
6.679.808.378 2.886.623.628 11.577.560.480 18.390.180.600 11.789.830.999

CAPAIAN (%)
90,83
95,42 96,22 96,48 85,53 90,69

SISA
5.177.942.915
320.191.622

NO
IV
22

PROGRAM
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS KELEMBAGAAN KOPERASI
Pembinaan/Koordinasi/Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pembinaan/Penyusunan Program, Rencana Kerja danAnggaran Pembinaan, Pengawasan dan Penilaian Perkoperasian

PAGU/RENCANA
18.000.000.000
7.000.000.000 6.000.000.000 5.000.000.000

REALISASI
17.414.738.270
6.762.642.295 5.961.500.000 4.690.595.975

CAPAIAN (%)
96,75
96,61 99,36 93,81

SISA
585.261.730
237.357.705 38.500.000 309.404.025

113.376.372 422.401.520 3.111.804.400 1.210.169.001 23 24

V
25 26 27

PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO


Pembinaan/Penyusunan Program, Rencana Kerja danAnggaran Kegiatan Pembiayaan Lain-lain Pelatihan Budaya Usaha Dan Teknis Manajemen UsahaMikro Penyediaan Dana Untuk Kegiatan Produktif Skala Usaha Mikro, Kecil Dan Koperasi Dengan Pola Bagi Hasil/Syariah dan Konvensional Bimbingan Teknis/Pendampingan dan Pelatihan Pengelola LKM (PNPM-P) Pembinaan Sentra-sentra Produksi di Daerah Terisolir dan Tertinggal Pembinaan Sentra-sentra Produksi di Daerah Terisolir dan Tertinggal Fasilitasi Pengembangan Pemasaran Usaha Mikro Melalui Koperasi

226.224.600.000
20.524.600.000 1.500.000.000 8.320.000.000

218.133.383.220
19.555.350.350 1.484.356.100 8.025.130.965

96,42
95,28 98,96 96,45

8.091.216.780
969.249.650 15.643.900 294.869.035

II
6 7 8 9 10 11

PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF UKM


Peningkatan/Pengkajian Kapasitas Kelembagaan Fasilitasi Pengembangan UKM Berbasis Teknologi Fasilitasi Pengembangan UKM Berbasis Teknologi Fasilitasi Peningkatan Kemitraan Usaha UMKM danPihak Terkait Penumbuhan Wirausaha Baru Penyediaan Sarana Produksi Bersama Bagi AnggotaKoperasi

80.150.000.000
200.000.000 8.500.000.000 12.940.000.000 3.510.000.000 20.000.000.000 35.000.000.000

77.933.721.618
197.012.000 7.434.939.160 12.556.021.550 3.457.675.900 20.000.000.000 34.288.073.008

97,23
98,51 87,47 97,03 98,51 100 97,96

2.216.278.382
2.988.000 1.065.060.840 383.978.450 52.324.100 711.926.992

28

165.000.000.000

160.316.419.220

97,16

4.683.580.780

29 30 31 32

6.680.000.000 5.000.000.000 3.700.000.000 15.500.000.000

5.626.332.600 4.868.757.400 3.629.843.150 14.627.193.435

84,23 97,37 98,10 94,37

1.053.667.400 131.242.600 70.156.850 872.806.565

III
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG USAHA BAGI UMKM


Pembinaan/Penyusunan Program, Rencana Kerja danAnggaran Penyusunan Program dan Rencana Kerja Pembangunan Perawatan/Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kegiatan Pembiayaan Lain-lain Pengawasan Pelaksanaan Penggunaan Dana Pemerintah Bagi UMKM Penyediaan SKIM Penjaminan Kredit UKM Penyelenggaraan Promosi Produk UKM Perkuatan Jaringan Kerjasama Lembaga Pengembangan Bisnis (BDS-P) Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah Pengembangan Kebijakan dan Program Peningkatan Ekonomi Lokal

68.128.495.000
2.153.500.000 5.082.465.000 11.998.015.000 3.953.820.000 1.295.000.000 1.291.180.000 37.882.741.000 2.400.000.000 471.774.000 1.600.000.000

65.576.191.030
2.101.293.250 4.946.102.830 11.790.966.000 3.750.367.745 1.254.403.140 1.256.262.975 36.205.827.640 2.274.787.550 447.235.000 1.548.944.900

96,25
97,58 97,32 98,27 94,85 96,86 97,29 95,57 94,78 94,79 96,81

2.552.303.970
52.206.750 136.362.170 207.049.000 203.452.255 40.596.860 34.917.025 1.676.913.360 125.212.450 24.539.000 51.055.100

22

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

23

NO
VI
33

PROGRAM
PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN ANAK
Penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender

PAGU/RENCANA
1.000.000.000
1.000.000.000

REALISASI
951.890.800
951.890.800

CAPAIAN (%)
95,19
95,19

SISA
48.109.200
48.109.200

NO
XI
41 42 43 44

PROGRAM
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANANPUBLIK
Pembinaan dan Pengembangan Pemanfaatan Data danInformasi Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan/Penyusunan/Pengembangan Program danSistem Prosedur Pembinaan/Pembuatan/Pengembangan Sistem, Data, Statistik dan Informasi

PAGU/RENCANA
4.000.000.000
789.422.000 1.605.106.000 240.636.000 1.364.836.000

REALISASI
3.868.199.550
764.400.500 1.519.948.400 227.159.750 1.356.690.900

CAPAIAN (%)
96,70
96,83 94,69 94,40 99,40

SISA
131.800.450
25.021.500 85.157.600 13.476.250 8.145.100

VII
34 35

PROGRAM PENERAPAN KEPEMERINTAHAN YANGBAIK


Pengelolaan Gaji, Honorarium dan Tunjangan Penyelenggaraan Operasional danPemeliharaanPerkantoran

93.362.983.000
51.118.900.000 42.244.083.000

80.260.934.695
42.451.720.113 37.809.214.582

85,97
83,05 89,50

13.102.048.305
8.667.179.887 4.434.868.418

VIII
36

PROGRAM PENINGKATAN PENGAWASAN DANAKUNTABILITAS APARATUR NEGARA


Penyelenggaraan/Peningkatan Akuntabilitas danKekayaan Milik Negara

2.000.000.000
2.000.000.000

1.881.263.800
1.881.263.800

94,06
94,06

118.736.200
118.736.200

XII
45

PROGRAM PENINGKATAN SARANA DANPRASARANA APARATUR NEGARA


Pembangunan/Pengadaan/Peningkatan sarana danPrasarana

3.500.000.000
3.500.000.000

3.376.100.000
3.376.100.000

96,46
96,46

123.900.000
123.900.000

IX
37 38 39

PROGRAM PENATAAN KELEMBAGAAN DANKETATALAKSANAAN


Pembinaan/Koordinasi/Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Perencanaan/Penyusunan/Pengembangan Program danSistem Prosedur Pembinaan/Penyelenggaraan Kerjasama Internasional

7.000.000.000
1.040.776.000 5.483.874.000 475.350.000

6.608.714.150
959.273.800 5.201.118.250 448.322.100

94,41
92,17 94,84 94,31

391.285.850
81.502.200 282.755.750 27.027.900

JUMLAH
LLP-KUKM LPDB-KUMKM DEKONSENTRASI TP

562.368.025.000
48.500.000.000 22.435.635.000 126.000.000.000 30.000.000.000

529.770.253.318
33.873.437.988 18.988.573.813 121.123.651.469 26.385.571.661

94,20
69,84 84,64 96,13 87,95

32.597.771.682
14.626.562.012 3.447.061.187 4.876.348.531 3.614.428.339

JUMLAH

789.303.660.000

730.141.488.249

92,50

59.162.171.751

X
40

PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR


Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan AparaturNegara

2.500.000.000
2.500.000.000

2.441.112.100
2.441.112.100

97,64
97.64

58.887.900
58.887.900

Pagu anggaran Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2010 sebesarRp789.303.660.000, terealisasi sebesar Rp 730.141.488.249 (92,50%). Terdapatsisaanggaran sebesar Rp 59.162.171.751 (7,50%) merupakan penghematan danefisiensi. Penyerapan anggaran Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2010 dapatdirealisasikan secara maksimal sesuai dengan target dan program seluruhDeputidanBLU.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

25

Kriteria Usaha Mikro, Kecil Menengah, dan Besar Berdasarkan UU 20 Tahun 2008

Usaha Besar

Omzet/tahun lebih dari Rp 50 Miliar Asset lebih dari Rp 10 Miliar

Usaha Menengah

Omzet/tahun Rp 2,5 Miliar s/d Rp 50 Miliar Asset Rp 500 Juta s/d Rp 10 Miliar

Bab 3
PERKEMBANGAN DATA KOPERASI DANUSAHAMIKRO, KECIL DANMENENGAH
Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Usaha Kecil

Omzet/tahun Rp 300 Juta s/d Rp 2,5 Miliar Asset Rp 50 Juta s/d Rp 500 Juta

Usaha Mikro

Omzet/tahun s/d Rp 300 Juta Asset s/d Rp 50 Juta

26

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

27

Jumlah Pelaku Usaha Nasional (UMKM + UB) Tahun 20062010 (Unit)

Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja (UMKM + UB) Tahun 20062010 (Orang)


90.012.694 93.014.759 2.839.711 2.759.852 3.627.164

49.608.953

50.847.771

52.176.795

48.512.438

36.763 472.602

38.282 498.565

39.717 522.124

41.133 546.675

42.631 573.601

53.207.500

82.071.144

84.452.002

87.810.366

2006
Usaha Besar

2007
Usaha Menengah

2008
Usaha Kecil

2009
Usaha Mikro

2010

2.441.181 2.698.743 3.139.711

2006
Usaha Besar

2.535.411 2.761.135 3.278.793

2007
Usaha Menengah

2008

2.674.671 2.677.565 3.521.073

2.756.205 2.694.069 3.519.843

4.577

4.463

4.650

4.677

4.838

2009
Usaha Kecil

2010
Usaha Mikro

2006

2007 90.491.930

2008 94.024.278

2009 96.211.332

2010 99.401.775

Jumlah UMKM selama periode 20062010 mengalami peningkatan sebesar 9,80%, dari49.021.803 unit pada tahun 2006 menjadi 53.823.732 unit pada tahun 2010. Pada periode 20082010 perkembangan jumlah UMKM mengalami peningkatan sebesar 4,70% dari 51.409.612 unit pada tahun 2008 menjadi 53.823.732 unit pada tahun 2010.

Total NaKer UMKM

87.909.598

Jumlah Tenaga Kerja UMKM selama periode 20062010 mengalami peningkatan sebesar13,07% dari 87.909.598 orang pada tahun 2006 menjadi 99.401.775 orang pada tahun 2010. Pada periode 20082010 perkembangan jumlah UMKM mengalami peningkatan sebesar 5,72%, dari 94.024.278 orang pada tahun 2008 menjadi 99.401.775 orang pada tahun 2010.

28

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

29

Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Nasional Tahun 20062010 (Rp Miliar)

Jumlah Koperasi (Unit) Tahun 20052010


177.482

170.411

2.051.878,0 2.602.369,5

1.751.644, 6 2.301.709, 2

3.000.000

1.510.055,8 2.080.582,9

2.500.000 2.000.000 1.500.000

134.963

141.326

149.793

154.964

1.017.438,7 1.387.993, 3

1.209.622,5 1.637.681,2

2005

2006

2007

2008

2009

2010

500.000

329.215,3 436.769,8

1.000.000

386.404,3 511.841,3

472.830, 3 630.339, 9

528.244, 2 713.262, 9

597.770, 2 816.745,1

Jumlah koperasi periode 20052010 mengalami peningkatan sebanyak 42.519unit atau31,50%. Kurun waktu 20092010 meningkat sebanyak 7.071unit atau 4,15%.

Anggota Koperasi (Orang) Tahun 20052010


30.461.121

2006
Usaha Kecil

2007
Usaha Menengah

2008
Usaha Mikro

2009

2010
29.240.271
Usaha Besar

27.776.133

28.888.067 27.318.619

Jumlah PDB UMKM selama periode 2006-2010 mengalami peningkatan sebesar 94,37%, dariRp 1.783,42 triliun pada tahun 2006 menjadi Rp 3.466,39 triliun pada tahun2010. Padaperiode 20092010 perkembangan jumlah UMKM mengalami peningkatan sebesar15,81%, dari Rp 2.993,15 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 3.466,39 triliun padatahun2010.

27.286.784

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Selama periode 20052010, jumlah anggota koperasi aktif mengalami peningkatan sebanyak 3.174.337 orang atau 11,63%. Kurun waktu 20092010 meningkat sebanyak 1.220.850orang atau 4,18%.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

31

Nilai Bantuan Perkuatan Tahun 20052010 (Rp Juta)

700.000 600.000 500.000 400.000

478.669

BANTUAN PERKUATAN

100.000

2005

2006

2007

47.000

Bab 4

200.000

111.000

2008

2009

2010

Bantuan Perkuatan Kementerian Koperasi dan UKM selama periode 20052010 mengalami penurunan sebesar 56,23%, tetapi pada periode tahun 20092010 mengalamipeningkatansebesar 88,76%.

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

209.520

300.000

348.962

573.643

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

33

Perkembangan Anggaran Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 20052010 (Rp Miliar)

1.216,18

1.549,74

1.280,88

1.056,77

1.098,65

917,14

930,43

982,16

849,76

744,41

789,30

Bab 5
DUKUNGAN ANGGARAN

2005
Pagu Anggaran

2006

2007

2008

2009

2010

Realisasi

Periode 20052010 perkembangan pagu anggaran Kementerian Koperasi danUKM mengalami penurunan sebesar Rp 426.886.185.000 (35,10%). Namun pada tahun2007 pagu anggaran sempat mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp492.966.596.000 (46,65%). Realisasi anggaran Kementerian periode 20052010 berkisar di angka rata-rata 85,60% dengan capaian realisasi tertinggi diperoleh padatahun 2010 dengan persentase realisasi sebesar 90,48%.

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

714,17

34

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

35

Anggaran Pusat Tahun 20052010 (Rp Miliar)

Anggaran Dekonsentrasi Tahun 20052010 (Rp Miliar)

1.339,74

985,73

1.111,90

826,57

980,15

711,81

707,28

875,61

715,99

663,30

230,44

230,20

223,15

244,27

527,68

582,63

205,32

210,00

168,98

231,2 8

148,36

156,00

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2005

2006

2007

2008

125,41

2009

2010

Pagu Anggaran

Pagu Anggaran

Realisasi

Realisasi

146,94

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

37

Perluasan Program KUR


Skema pembiayaan Program Kredit bagi Koperasi dan UKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) ditujukanuntuk memfasilitasi koperasi dan Koperasi dan UKM yang usahanya punya potensi tetapi belum layakbank (bankable). Program KUR ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah dan sebaran usaha Koperasi dan UKM, memperluas kesempatan kerja, dan tentunya kemudian dapat berperan dalam pengentasankemiskinan. 1. Landasan Legalitas KUR KUR pertama kali digagas dalam Sidang Kabinet Terbatas 9 Maret 2007 yang kemudian ditindaklanjutilewat Inpres No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan SektorRiildan Pemberdayaan Koperasi dan UKM. Agenda Program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II adalah membuat kebijakan yang terkait denganKUR: a. Program revitalisasi KUR adatigatugas, yaitu: Relaksasi kebijakan KUR. Penambahan bank pelaksana KUR. Penambahan anggaran dalam APBN-P 2010 sebesar Rp 2 triliun untuk penjaminan kredit KUR.

Bab 6
KREDIT USAHA RAKYAT

b. Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional2010. Salah satu materi yang harus dihasilkan adalah memantau realisasi KUR 2010 dengan target bawah Rp 13,115 triliun dan target atas Rp 18 triliun. Hasil program realisasi proporsi KUR untuksektor pertanian, kelautan-perikanan, kehutanan, perkebunan, dan industri kecil sepanjang2010 naikmenjadi 25%. Sedangkan realisasi penyaluran KUR oleh 13 BPD dengantargetbawahRp2triliun dan target atas Rp 2,2 triliun. c. Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang pembangunan yang berkeadilan antara lain membahas tentang instruksi perluasan penyaluran kredit menegaskan pentingnya menyusun rencana perluasan KUR ditingkat Pemerintah Daerah, menyusun kebijakan peyaluran kredit kepada pekerja migran didaerah, dan sosialisasi KUR kepada masyarakat luas khususnya para pelaku UKM. Perangkat legal yang mendukung program KUR adalah: a. Nota Kesepahaman Bersama (MoU) tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Koperasi danUKM antara Pemerintah, Perusahaan Penjaminan dan Bank, tanggal9Oktober 2007. b. Perjanjian Kerjasama Penjaminan Kredit antara Perusahaan Penjamin dengan masing-masing BankPelaksana. c. Addendum 1 Nota Kesepahaman Bersama tanggal 14 Mei 2008 denganmenambah limaayat pada pasal dua ruang lingkup kerjasama, dan menambah pihak yang mengetahui, yaituMenteriNegaraBUMN.

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

38

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

39

d. Addendum 2 Nota Kesepahaman Bersama tanggal 12 Januari 2010 yang merupakan penyempurnaan lanjutan atas berbagai permasalahan KUR, antara lain: Penurunan suku bunga KUR. Debitur boleh mengajukan kedit/pembiayaan KUR walaupun masih memiliki kredit konsumtif. Penyempurnaan jangka waktu perpanjangan, restrukturisasi, dan suplesi. Plafon dana untuk lembaga linkage (pola eksekuting). Penambahan bank pelaksana KUR. Atas dasar Addendum 2 Nota Kesepahaman Bersama ini, juga dilakukan penyempurnaan atas Peraturan Menteri Keuangan yang berkaitan dengan KUR, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) KUR. e. Addendum 3 Nota Kesepahaman Bersama tanggal 16 September 2010 untuk menyempurnakan ketentuan tentangKUR, yang antara lain: Penetapan peningkatan KUR mikro dari maksimal Rp 5 juta menjadi maksimal Rp 20 juta, dan penyalurannya dilakukan oleh semua bank (dalam Addendum 2, KUR mikro hanya disalurkan oleh PTBRI). Peningkatan jumlah penjaminan Pemerintah untuk sektor-sektor pertanian, kelautanperikanan, kehutanan, perkebunan, dan industri kecil menjadi 80% (semula 70%). Masuknya sektor jasa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebagai calon debitur KUR dengan jumlah penjaminan pemerintah 80% sedangkan jumlah penjaminan Pemerintah untuk sektor lainnya tetap70%. Jangka waktu kredit investasi perkebunan tanaman keras dapat diberikan langsung 13 tahun dantidakbolehdiperpanjang.

3. Profil Program KUR Sasaran: Koperasi dan UKM dan Koperasi layak tapi belum bankable Plafon KUR: a. KUR ritel maksimum Rp 500 juta. b. KUR mikro maksimum Rp 20 juta tanpa SID (Sistem Informasi Debitur). c. KUR kepada lembaga linkage (pola executing) maksimum Rp 2 miliar. d. KUR mikro, bunga maksimum 22% per tahun. e. KUR retail, bunga maksimum 14% per tahun. Fasilitas Penjaminan: a. Sektor pertanian, kelautan-perikanan, perkebunan, industri kecil, dan sektor TKI ditanggung olehPemerintah cq. Perum Jamkrindo dan PT Askrindo sebesar 80%. b. Sektor lainnya ditanggung oleh Pemerintah cq. Perum Jamkrindo dan PT Askrindo sebesar 70%. c. Sisa penjaminan ditanggung oleh bank pelaksana. d. Bank pelaksana: BRI, BNI, Mandiri, Syariah Mandiri, BTN, Bukopin, dan 13 BPD. e. Perusahaan penjamin: perum Jamkrindo dan PT Askrindo. 4. Perkembangan Penyaluran KUR a. Selama 2010 realisasi penyaluran KUR telah mencapai Rp 17,22 triliun atau sebesar 131,4% daritarget bawah yang sebesar Rp 13,11 triliun. Apabila dibandingkan dengan target atas sebesarRp18 triliun, maka pencapaian tahun 2010 adalah sebesar 95,7%. b. Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai bank pelaksana KUR yang baru menyalurkan tahun2010, telah menunjukkan kinerja yang baik. Penyaluran KUR oleh 13 BPD telah mencapaiRp2,21triliunatau 110,5% dari target bawah sebesar Rp 2 triliun dan 100,5% daritargetatas sebesar Rp 2,20 triliun. c. Dibanding realisasi KUR tahun 2008 (Rp 12,64 triliun) dan tahun 2009 (Rp 4,56 triliun), makarealisasi KUR tahun 2010 (Rp 17,22 triliun) mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa relaksasi kebijakan KUR, penambahan bank pelaksana KUR, dan sosialisasi KUR yangdilaksanakan sepanjang 2010 berhasil meningkatkan realisasi penyaluran KUR.

f. Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama oleh 13 BPD pada 23 September 2010 untuk mengikatkan diri pada Addendum 3 yang merupakan ketentuan yang diatur dalam pasal 4A Addendum 2. 2. Kementerian Koperasi dan UKM Pada 2010 Kementerian Koperasi dan UKM secara aktif mendorong perluasan program KUR melalui: a. Menyiapkan dan menyusun kebijakan KUR melalui koordinasi dengan instansi teknis/lembaga penandatanganan MoU (instansi terkait, bank pelaksana, dan perusahaan penjaminan). b. Mendorong masing-masing bank pelaksana KUR dan Pemerintah Daerah melalui kunjungan kerja langsung Menteri Negara Koperasi dan UKM untuk mempercepat penyaluran KUR. c. Sosialisasi program KUR ke 33 provinsi. d. Memonitor penyaluran KUR khususnya 13 BPD dan 6 bank BUMN, sebagai bank pelaksana KUR. e. Memberikan layanan konsultasi KUR terhadap koperasi dan UKM yang berkunjung ke Kantor Kementerian Koperasi dan UKM.

40

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

41

PERKEMBANGAN REALISASI KUR SAMPAI TAHUN 2010 PER 31 DESEMBER 2010


BANK TAHUN 2008DES 2009 REALISASI (Rp Miliar)
BNI BRI Mandiri BTN Bukopin BSM BPD 1.527,9 12.841,1 1.505,7 263,3 669,3 382,0 -

TAHUN 2010 TARGET BAWAH (Rp Miliar)


1.560 6.200 1.845 610 500 400 2.000

TARGET ATAS (Rp Miliar)


3.000 8.000 3.000 650 700 450 2.200

REALISASI (Rp Miliar)


1.630,6 9.879,8 2.100 710,1 244,9 452,2 2.211

PRESENTASE TARGET BAWAH


104,6 159,4 113,8 116,4 49 113 110,5

JUMLAH 20082010 DEBITUR (Rp Miliar)


16.257 1.349.505 37.311 2.636 3.179 2.530 26.232 3.158,5 22.720,9 3.605,7 973,4 914,2 834,2 2.211,0

DEBITUR
11.567 2.316.608 36.798 2.457 3.140 4.338 -

TARGET ATAS
54,4 123,5 70 109,2 35 100,4 100,5

Menteri Negara Koperasi dan UKM bersama para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II sesaat setelah penandatanganan Kesepakatan Addendum II MoU KreditUsahaRakyat, 12Januari2010

DEBITUR
27.824 3.666.113 74.109 5.093 6.319 6.868 26.232

Jumlah

17.189,3

2.374.908

13.115

18.000

17.228,6

131,4

95,7

1.437.650

34.417,9

3.812.558

Catatan: Untuk tahun 20082009 belum ditetapkan target penyaluran bagi masing-masing Bank penyalur, selanjutnyamulai tahun 2010 pada masing-masing bank penyalur diberikan target yang harus dicapai. Halinisejalandengan target nasional penyaluiran KUR sebesar Rp 20 Triliun/tahun.

PERKEMBANGAN REALISASI KUR OLEH BANK BPD POSISI 31 DESEMBER 2010


TARGET TAHUN 2010
TARGET BAWAH (Rp Miliar) TARGET ATAS (Rp Miliar) REALISASI (Rp Miliar)

Menteri Negara Koperasi dan UKM (tengah) bersama Menteri Pertanian (kiri) danMenteriKeuangan (kanan) menandatangani Kesepakatan Addendum III MoU KreditUsahaRakyat,

REALISASI PERSENTASE
PERSENTASE DEBITUR TARGET BAWAH (Rp Miliar) (4=3/1) X100%
108,4 153,3 107,8 21,4 70,3 107,6 126,5 113,9 125,3 98,4 203,5 102,2 100,7

NO

BPD

TARGET ATAS (Rp Miliar) (5=3/2) X100%


108,4 127,7 77 21,4 70,3 107,6 126,5 113,9 125,3 98,4 203,5 102,2 100,7

(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 JATIM JABAR-BANTEN JATENG DKI JAKARTA DIY NTB SULUT KALBAR KALSEL KALTENG NAGARI MALUKU PAPUA 750 500 250 240 25 25 25 50 25 25 35 15 35

(2)
750 600 350 240 25 25 25 50 25 25 35 15 35

(3)
813,2 766,3 269,4 51,3 17,6 26,9 31,6 56,9 31,3 24,6 71,2 15,3 35,3

(6)
7.058 7.816 4.653 521 184 357 1.156 589 596 549 1.697 520 536

TOTAL

2.000

2.200

2.211,0

110,5

100,5

26.232

42

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

43

Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan Koordinasi dalam Rapat Koordinasi Pelaksanaan KreditUsaha Rakyat di Jawa Timur, 26 Agustus 2010

Menteri Negara Koperasi dan Ukm secara simbolis menyerahkan Kur kepada pelaku usahabidang Kelautan dan Perikanan

44

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

45

Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutandalam rapat kerja pelaksanaan penyaluran Kredit Usaha Rakyat di Kalimantan Tengah, 18Oktober2010

Menteri Negara Koperasi dan Ukm secara simbolis menyerahkan Kur kepada pelaku usaha di Pekalongan

46

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

47

Penandatanganan Kesepakatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat oleh Para Perwakilan Lembaga Penyalur dan Penjamin Kredit

Menteri Negara Koperasi dan UKM bersamaParaPerwakilan Lembaga Penyalur danPenjaminKredit

48

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

49

Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Kredit UsahaRakyat diKalimantan Selatan, 6 November 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

51

Sekretariat Kementerian memiliki tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi dilingkungan Kementerian Koperasi dan UKM. Sekretariat Kementerian terdiri dari: Biro Perencanaan Biro Keuangan Biro Umum
Tujuan program: Memberikan dukungan untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Koperasi dan UKM melalui koordinasi dan perencanaan yang partisipatif dalam perumusan kebijakan dan program. Meningkatkan pelayanan publik dibidang informasi dan publikasi melalui terselenggaranya hubungan masyarakat dan penyediaan data dan informasi yang valid, akurat cepat dan tepat sebagai dasar acuan pengambilan kebijakan. Mewujudkan pengelolaan dan administrasi penganggaran yang tertib dan akuntabel. Meningkatkan profesionalitas dan kualitas aparatur serta pelayanan administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

Bab 7
SEKRETARIAT KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

Sasaran Program: Terwujudnya perencanaan dan dukungan penganggaran sesuai rencana kerja pemerintah danrencana strategis yang telah ditetapkan. Tersedianya data dan informasi yang mutakhir (up to date) dan akurat terkait dengan pemberdayaan Koperasi dan UKM. Terwujudnya pengelolaan anggaran secara tertib, taat asas, efisien, efektif, transparan danbertanggung jawab, serta tertatanya asset BMN dan laporan BMN sesuai dengan standar Sistem Akuntansi Barang Milik Negara. Terwujudnya efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan dan kerumahtanggaan, serta tersusunnya standar operasional prosedur dan tata hubungan kerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM.

Manfaat Program: Pencapaian kinerja sesuai perencanaan dan penganggaran. Laporan keuangan dapat disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintah dengan opini wajar tanpa pengecualian. Publikasi tentang pemberdayaan Koperasi dan UKM dapat disampaikan lebih luas sehingga memperkuat eksistensi dan citra Kementerian Koperasi dan UKM meningkat. Profesionalitas dan kapasitas aparatur meningkat.

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

52

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

53

Sekretariat Kementerian Koperasi dan UKM Guritno Kusumo


Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rapat-Rapat Koordinasi Telah melaksanakan rapat-rapat koordinasi, meliputi: a. Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS), yang merupakan forum koordinasi, konsolidasi, sinergitas pelaksanaanprogram pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dari tingkat Pusat, Provinsi,Kabupaten danKota. b. Rapat Regional Rapat Regional, merupakan forum koordinasi, sinkronisasi, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan danprogram-program strategis dan penajaman pelaksanaan program dekonsentrasi yang dilaksanakan berdasarkan perwilayah. Peserta Rapat Regional diikuti oleh Kepala Dinas/Instansi yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi, Kapubaten/Kota sesuai dengan pembagian wilyah yang sudah ditentukan. c. Rapat Koordinasi Terbatas (RAKORTAS) Rapat Koordinasi Terbatas (RAKORTAS) merupakan forum koordinasi untuk membahas topik/isu-isu tertentu/ strategis, yang diikuti oleh Kepala Dinas/Instansi yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi seluruh Indonesia. d. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) Koperasi dan UKM MUSRENBANG Koperasi dan UKM tahun 2010 diselenggarakan dengan maksud untuk Melakukan sinkronisasi kegiatan pokok, lokasi kegiatan dan pagu yang disusun dalam Renja Kementerian Koperasi dan UKM, denganUsulan Pendanaan Perangkat Daerah (UPPD)/Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi Koperasi danUKMProvinsi. e. Rapat Koordinasi Dekonsentrasi Rapat Koordinasi Dekonsentrasi ini diselenggarakan dalam rangka sinkronisasi dan penysunan anggaran terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilimpahkan pelaksanaannya di daerah. RAKOR ini diikuti oleh Kepala Dinas/Instansi yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi seluruh Indonesia.

54

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

55

Penandatanganan Ikrar pemberdayaan Koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional oleh seluruh kepala dinas yang membidangi Koperasi dan UKM, dalam kesempatan Rapat Koordinasi Nasional Menteri Negara Koperasi dan UKM membuka Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Jakarta, 1316Desember 2010

56

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

57

Evaluasi Dan Pelaporan Dalam rangka Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan atas pelaksanaan program pemberdayaan Koperasi danUKM, telah dilakukan: a. Penyusunan Laporan Triwulan Laporan triwulan, merupakan implementasi dari amanat Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun2006, mengenai Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, untuk disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS. b. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LAKIP merupakan bentuk pertanggungjawaban Kementerian Koperasi dan UKM dalam menjalankanpenyelenggaranaan pemerintahan negara di bidang pemberdayaan Koperasi danUKM, yangdisampaikan kepada Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. LAKIP disusun berdasarkan INPRES Nomor 9 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. c. Penyusunan Laporan Tahunan Laporan Tahunan disusun dengan memuat informasi dan data pelaksanaan program pemberdayaan Koperasi dan UKM yang telah dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam kurun waktu satu tahun (JanuariDesember).

Suasana rapat Regional Wilayah II, Surabaya, Jawa Timur, 1416 Juni 2010

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM membuka rapat Regional di Palembang, Sumatera Selatan, 2123Juni 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

59

Program-program Pemberdayaan Koperasi dan UKM


Bidang Kelembagaan Koperasi.

Bidang Produksi.

Bidang Pembiayaan.

Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha.

Bab 8
DEPUTI KEMENTERIAN

Bidang Pengembangan SDM KUKM.

Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha.

Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK.

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

62

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

63

Untung Tri Basuki


Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM

Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2010. Tahun 2010 merupakan tahun awal dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 20102014. Dokumen RPJMN 20102014 yang memberikan arahan mengenai Prioritas Nasional dan Prioritas Lainnya kemudian dijabarkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Koperasi dan UKM 20102014. Di dalam Renstra telah ditetapkan program teknis dan program generik yang akan dilaksanakan selama kurun waktu lima tahun ke depan. Program Teknis yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM adalah program Peningkatan Iklim Usaha yangKondusif bagi Koperasi danUKM, serta program Penguatan Kelembagaan Koperasi.
Tujuan program: mewujudkan iklim usaha yang kondusif bagi Koperasi dan UKM sebagai lembaga ekonomi yang mandiri, berdaya saing dan memiliki kinerja yang efektif dan efisien terutama dalam menghadapi era globalisasi. Sasaran Program: Terwujudnya Koperasi yang tumbuh dan berkembang sehat sesuai jati diri Koperasi. Manfaat Program: Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan anggota Koperasi.

64

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

65

Program Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan UKM bertujuan mewujudkan pemberdayaan Koperasi dan UKM yang dilakukan oleh Pemerintah danPemerintah Daerah melalui penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan di berbagai aspek kehidupan ekonomi, agar Koperasi dan UKM memperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan, dan dukungan berusaha yang seluas-luasnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan strategis yang telah dilaksanakan selama 2010 ini adalah: Sosialisasi UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yangdiperuntukkan bagi pejabat dinas yang membidangi Koperasi danUKM ditingkat provinsi, instansi terkait, tokoh masyarakat, dan pemangku kepentingan di daerah. Penyusunan rancangan (draft) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang UMKM, yang akan menjadi standar operasional pelayanan publik bagi aparat daerah yang membidangi Koperasi danUKM dalam memberdayakan UKM. Evaluasi terhadap Peraturan Perundang-undangan tentang Koperasi dan UKM diTingkat Pusat dan Daerah, dan sepanjang tahun ini telah dievaluasi sebanyak 60Perda yang menghambat perkembangan Koperasi dan UKM. Dari jumlah tersebut, 38 Perda akan disampaikan rekomendasi pembatalan/pencabutannya kepada Presiden melalui Kementerian Dalam Negeri. Penyusunan rancangan (draft) Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) diBidang Koperasi dan UKM, yang mengacu pada PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Derah Kabupaten/Kota.

Tujuan dari Program Penguatan Kelembagaan Koperasi adalah untuk mengembangkan praktek koperasi yang sesuai dengan jati diri koperasi serta meningkatkan peran koperasi dalam melayani anggota dan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraannya. Beberapa kegiatan strategis yang telah dilakukan dalam rangka penguatan kelembagaan koperasi selama 2010 adalah: Penguatan Status Badan Hukum Koperasi melalui Pengumuman Badan Hukum (BH) dalam Lembar Berita Negara, dengan target 5.000 BH Koperasi. Pelaksanaan Pemeringkatan Koperasi. Tahun ini telah diperingkat 1.503 koperasi dengan perolehan koperasi berkualitas sebanyak 1.321 koperasi. Penilaian koperasi berprestasi dengan penetapan ada 75 koperasi berprestasi dan 10 koperasi penerima penghargaan melalui Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 19/Kep/M.KUKM/VII/2010 tanggal 5 Juli 2010, danpenyerahan penghargaan kepada pemenang disampaikan pada puncak peringatan Hari Koperasi, 15 Juli 2010 di Surabaya, Jawa Timur. Penyusunan Sistem Aplikasi Member Card bagi koperasi konsumen yang dikemas dalam bentuk CD agar dapat memfasilitasi koperasi dalam menyusun database anggota secara digital danmelakukan proses transaksi anggota dengan koperasi. Revitalisasi Fungsi Kelembagaan Koperasi yang dilakukan melalui kegiatanpenyusunan kebijakan peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dan bimbingan teknis perkoperasian kepada 1.000 orang pejabat dinas yangmembidangi koperasi dan UKM dilimaprovinsi. Monitoring dan Evaluasi Program Pemberdayaan Koperasi dan UKM.

66

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

67

Menteri Negara Koperasi dan UKM bersama para anggota Rapat Anggota Tahunan XXXIII K.S.P KODANUA, Jakarta, 14 Februari 2010

68

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

69

Menteri Negara Koperasi dan UKM menyerahkan penghargaan pada acara RAP Induk KUD TahunBuku2010, Yogyakarta, 1820 Februari2010

Menteri Negara Koperasi dan UKM membuka secara resmi Peringatan HariKoperasi di Subang Jawa Barat 17 Juli 2010

Menteri Negara Koperasi dan UKM dalam acara penandatanganan Rapat Anggota Tahunan ke 29 diJambi, 7 Juni 2010

70

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

71

Menteri Negara Koperasi dan UKM membukaacara Sarasehan danJambore Koperasi diJawa Timur, 9Juli2010

Menteri Negara Koperasi dan UKM bersama para peserta Jambore Koperasi di Jawa Timur, 9 Juli 2010

72

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

73

Presiden Republik Indonesia memberikan pesan singkat pada acara Hari Koperasi Nasional ke63 yangbertemakan Koperasi Bangkit UntukKesejahteraan Rakyat di Surabaya, 15 Juli 2010

74

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

75

Presiden Republik Indonesia beserta IbuNegara didampingi Menteri Negara Koperasi dan UKM pada acara puncak HariKoperasi Nasional, 15Juli 2010 diSurabaya Jawa Timur

76

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

77

Perkembangan RUU Perkoperasian


Penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang perkoperasian dengan output antara lain telah disiapkan RUUtentang Koperasi dan telah disampaikan oleh Bapak Presiden RI kepada DPR-RI dengan surat Nomor: R-69/ Pres/09/2010 tanggal 1 September 2010. Saat ini sudah memasuki tahapan pembahasan awal dengan DPR-RI, yaitumelalui Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komisi VI DPR-RI dengan Kementerian Koperasi dan UKM padatanggal 10Maret2011.

Perkembangan RUU LKM


Pada tanggal 13 November 2009, Kementerian Koperasi dan UKM telah mengusulkan draft RUU LKM menjadi inisiatif dariKementerian Koperasi dan UKM untuk dimasukkan dalam daftar Rancangan Undang-Undang Program Legislasi Nasional Tahun Anggaran 20102014. Saat ini RUU LKM tersebut masih dalam pembahasan dengan instansi terkait dangerakan koperasi, khususnya yang bergerak di sektor usaha simpan pinjam.

Rapat dengar pendapat umum antara Komisi VI DPR RI denganKementerian KoperasidanUKM

78

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

79

Menteri Negara Koperasi dan UKM menandatangani batu simbol dalam acara pembukaan RAT KilangMandiri Tahun Buku 2009 di Balikpapan, 23 April 2010 Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan dalam acara pembukaan PencananganKota Bekasi menjadi Kota Koperasi, 18 Juli 2010

80

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

81

Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (GEMASKOP)


Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (GEMASKOP) memiliki 3 (tiga) tujuan, yaitu Mengajak orang untuk berkoperasi; Membenahi kualitas kelembagaan dan usaha koperasi yang ada; danMenumbuhkan koperasi berskala besar. Output yangdiharapkan dari GEMASKOP berdasarkan ketiga tujuan tersebut adalah tumbuhnya koperasi baru, meningkatnya jumlah koperasi yangberkualitas dan tumbuhnya koperasi berskala besar di tiapProvinsi. Untuk menggaungkan GEMASKOP ini, maka pada setiap kesempatan rapat koordinasi dengan Dinas Koperasi dan UKM daerah dan setiap kunjungan dinas ke daerah selalu disampaikan materi tentang GEMASKOP. Disamping itu juga dilakukan sosialisasi melalui media elektronik, dan telah ditayangkan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) tentang GEMASKOP pada beberapa stasiun televisi.

Pidato Menteri Negara Koperasi dan UKM pada acara pencanangan Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi, Jakarta, 26 April 2010

82

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

83

Menteri Negara Koperasi mengunjungi SMKKoperasi, Yogyakarta 4 Desember 2010

Menteri Negara Koperasi dan UKM mengunjungi salah satu gerai di acara SMESCO Fesyen 2010, 28 Juli 2010

84

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

85

NOTARIS SEBAGAI PEMBUAT AKTA KOPERASI


Tujuan : 1. Meningkatkan keterlibatan profesi Notaris dalam menguatkan kualitas dan status akta badan hukum koperasi; 2. Pemerataan sebaran jumlah Notaris Pembuat Akta Koperasi seluruh Indonesia.

Manfaat : 1. Pemahaman Notaris Pembuat Akta Koperasi dalam Pembubaran dan Pendirian Anggaran Dasar Koperasi; 2. Sebagai pedoman Notaris Pembuat Akta Koperasi dalam membuat Akta Pendirian Koperasi dan Perubahan AnggaranDasar Koperasi; 3. Notaris yang telah ditetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi mendapat kepastian hukum dalammenjalankantugas. Hasil : Sejak tahun 2004 sampai 2010 telah ditetapkan sebanyak 6.584 orang notaris yang tersebar di seluruh Indonesia, dantelah mengikuti pembekalan di bidang perkoperasian yang di selenggarakan oleh Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP-INI) di beberapa wilayah di Indonesia, dan mendapat sertifikat, serta di tetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi (NPAK) dengan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM.

Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan dalam rangka konsolidasi dan pemantapan peran dan pelaksanaan tugas notaris dalam pemberdayaan Koperasi, Bali, 28 Januari 2010

86

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

87

Data Profil 99 Koperasi Skala Besar Seluruh Provinsi


No. Nama Koperasi Alamat Kelompok/ Jenis Angg. (org) Modal Sendiri (Rp) Modal Luar (Rp) Asset (Rp) Volume Usaha (Rp) SHU (Rp) No. Nama Koperasi Alamat Kelompok/ Jenis Angg. (org) Modal Sendiri (Rp)
5. PROVINSI JAMBI
26.673.206.616 75.453.540.272 218.176.464 1 KUD Harapan Tani KUD Sido Mukti KUD Marga Jaya Ds. Payolebar, Kec. Singkut Kab. Sorolangun Kel. Wiroto Agung, Rimbo Bujang Kab. Tebo Desa Petaling Jaya, Kec. Sungai Gelam Kab. Muaro Jambi Simpan Pinjam 1.406 1.041.932.100 1.802.192.579 2.844.124.679 2.642.932.100 187.704.100

Modal Luar (Rp)

Asset (Rp)

Volume Usaha (Rp)

SHU (Rp)

1. PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM


1 Koperasi BQ. Baburrayyan KUD Rahmat Kop. Syariah Dewantara Ds. Takengon Timur, Kec. Laut Tawar Kab. Aceh Tengah Jl. Tengku Cikditiro Kota Banda Aceh Jl. Meunasah No. 9, Desa Keude Krueng Geukueh, Kec. Dewantara Kab. Aceh Utara Pemasaran 6.776 618.547.304 26.054.659.312

2 3

Jasa Simpan Pinjam

523 447

715.038.499 1.491.806.411

838.152.510 516.437.251

7.927.948.000 20.058.243.000

13.534.437.000 215.245.000

191.955.310 60.903.048

Aneka Usaha

740

326.431.077

273.030.621

599.461.698

1.860.423.323

140.625.420

Konsumen

1.308

950.347.915

1.010.002.957

2.845.664.871

872.010.756

240.548.580

6. PROVINSI SUMATERA SELATAN 2. PROVINSI SUMATERA UTARA


1 35.899.085.020 4.009.614.265 0 2 Produsen 944 2.024.646.622 2.846.221.525 4.938.368.387 2.206.751.895 0 3 Simpan Pinjam 6.767 4.332.039.697 6.681.901.561 91.990.923.953 78.508.600.440 1.236.637.642 1 872.696.350 1.876.543.290 54.769.443 2 KSU Raflesia KSP Rizki Koperasi Tunas Baru KSP RIAS KUD Sejahtera Aneka Usaha 4.631 15.619.232.015 11.877.791.851 Ds. Barat Toman Kab. Musi Banyuasin Ds. PL. Mardiharjo, Kec. Purwodadi Kab. Musi Rawas Jl Mayjen HM Ryacudu No.88 Kota Palembang Produsen Simpan Pinjam 1.579 1.514 7.672.656.732 4.848.946.000 10.215.400.109 6.182.850.000 17.888.056.841 11.031.796.000 80.637.589.386 9.579.500.000 168.355.226 601.948.525

Koperasi Pengangkutan Umum Medan KUD Harapan Tani (Harta) Kopdit CU Mandiri

Jl. Rupat No. 30-32 Kel. Gang Buntu Kota Medan Jl. Pendidikan No. 49, Kel. Sei Jambak Kab. Langkat Jl. Langsat No. 32, Kec. Padang Hilir Kota Tebing

Jasa

3.846

200.000.000

400.000.000

13.105.589.903

10.484.471.922

6.783.039

7. PROVINSI BENGKULU 3. PROVINSI SUMATERA BARAT


Jl. Air Rambai, Kec. Curup Kab. Rejang Lebong Jl. Raya CurupBengkulu KM 14 Kab. Bengkulu Tengah Jl. Ir. Rustandi Lokasi BRKP (PPI) Pulau Bai Kota Bengkulu Simpan Pinjam 58 320.864.300 2.550.748.098 2.871.612.396 3.278.200.000 236.580.361

Kopinkra Silungkang

Ds. Silungkang Tigo, Kec. Silungkang Kota Sawahlunto Desa Tanjung Jati, Kec. Guguak Kab. Lima Puluh Kota Kab. Pasaman Barat

Produsen

184

380.165.877

492.530.473

Konsumen

336

519.653.910

962.174.383

1.480.993.395

384.248.705

147.184.915

KSP VII Koto Talago II

Simpan Pinjam

1.538

909.349.159

1.505.236.111

1.424.296.000

3.537.110.000

41.920.971

Kop. Nelayan Kota Bengkulu

Jasa

46

86.215.638

9.671.700.000

4.598.000.000

422.000.000

67.651.400

KSGS Gunung Sungkur

Produsen

97

2.155.945.000

5.624.988.000 1 KUD Sumber Pangan KSP Tri Dharma Artha

8. PROVINSI LAMPUNG
368.095.000 2 Jl. Merpati No. 35 Kec. Bahuga Kab. Way Kanan Rama dewa, Kec. Seputih Raman Kab. Lampung Tengah Jl. Kapten P. Tendean No. 7, Kec. Tj. Karang Pusat Kota Bandar Lampung Produsen 1.870 4.252.969.129 139.363.193.440 133.166.707.200 132.000.000.000 172.303.312

4. PROVINSI RIAU
1 KUD Tunas Muda KUD Tani Bahagia KUD Intan Makmur Ds. Teluk Merbau, Kec. Dayun Kab. Siak Ds. Kulin Jaya, Kec. Lubuk Batu Jaya Kab. Indragiri Hulu Jl. Koperasi, Desa Bukit Intan Makmur, Kec. Kunto Darussalam Kab. Rokan Hulu Produsen 430 3.039.712.000 10.581.246.000 13.620.958.000 6.310.174.000

Simpan Pinjam

21/2408

1.933.403.710

4.971.537.491

15.301.569.847

15.327.412.359

260.824.489

Pemasaran

685

1.251.600.296

12.614.192.851

13.865.793.147

5.946.334.770

245.645.094 3

Konsumen

509

901.370.586

1.056.535.381

2.372.844.967

3.736.543.508

357.908.760

Kop. Baituttamwil Muhamadiyah

Simpan Pinjam

26/3120

278.622.701

6.421.377.299

6.700.000.000

15.000.000.000

255.026.278

88

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

89

No.

Nama Koperasi

Alamat

Kelompok/ Jenis

Angg. (org)

Modal Sendiri (Rp)


9.736.141.447

Modal Luar (Rp)

Asset (Rp)

Volume Usaha (Rp)

SHU (Rp)

No.

Nama Koperasi

Alamat

Kelompok/ Jenis

Angg. (org)

Modal Sendiri (Rp)


1.543.924.406

Modal Luar (Rp)

Asset (Rp)

Volume Usaha (Rp)

SHU (Rp)

9. PROVINSI BANGKA BELITUNG


1 Koperasi Warga Peltim ^) Kopdit Karya Bersama Lestari KUD Bina Tani Sejahtera Ds. Munthok, Kec. Munthok Kab. Bangka Barat Kel. Semabung Baru, Kec. Bkt Intan Kota Pangkal Pinang Komplek PT. Sawindo, Desa Tempilang, Kec. Tempilang Kab. Bangka Barat Konsumen 717 2.529.289.783 12.265.431.230 16.021.792.450 982.512.850 1 KSU Andini Luhur Kospin Jasa KUD Batur Jaya Ds. Jetak, Kec. Getasan Kab. Semarang Jl. Cipto No.84 Kota Pekalongan Kab. Klaten Pemasaran 194

13. PROVINSI JAWA TENGAH


8.188.679.085 9.732.603.491 28.746.054.900 32.767.100

Simpan Pinjam

791

712.755.106

3.572.048.661

4.284.803.767

4.582.825.000

134.051.537

2 3

Simpan Pinjam Produsen

31.378 165

9.520.114.637

50.832.411.590

743.470.000.000 7.700.000.000

1.639.260.000.000 13.600.000.000

4.150.136.470

Produsen

1.100

2.240.950.611

10.772.620.763

16.365.590.266

25.606.612.650

1.542.287.895

14. D.I. YOGYAKARTA


1 KSU KOSUD Gama KSP Setia Kawan KUD Tani Makmur Ds. Catur Tunggal, Kec. Depok Kab. Sleman Ds. Bokoharjo, Kec. Prambanan Kab. Sleman Ds. Mrisi, Kec. Tirtonirmolo, Kasihan Kab. Bantul Konsumen 1.625 14.588.156.358 89.378.627.473 103.966.783.831 5.392.057.490 2.350.405.065

10. PROVINSI KEPULAUAN RIAU


1 Kop. Bahrul Ulum Jl. Nusantara, Desa Gn.Lengkuas, Kec. Bintan Timur Kab. Bintan Jl. Mawar RT 06 RW 03, Desa Air Putih, Kec. Bunguran Timur Kab. Natuna Jl. Batu Sisir Bukit Arai, Desa Bandarsyah, Kec. Bunguran Timur Kab. Natuna Simpan Pinjam 375 369.470.100 464.424.050 833.894.150 182.207.600 88.556.900 2

Simpan Pinjam

2.501

1.832.520.609

18.625.847.977

20.458.368.587

3.460.999.921

242.029.768

3 Produsen 66 22.281.695 467.338.835 489.620.530 875.775.050 10.876.734

Produsen

17.054

602.210.213

770.400.737

1.372.610.950

1.897.851.486

24.230.469

Kop. Karet Rakyat

15. PROVINSI JAWA TIMUR


Konsumen 805 1.577.305.399 273.805.536 1.851.110.925 4.222.702.232 408.742.018 1 Kopwan Setia Bakti Wanita *) Koperasi SAE Pujon *) KSP Mitra Usaha Jl. Jemur Handayani 55, Kec. Wonocolo Kota Surabaya Jl. Brigjen Abdul Manan Wijaya Kab. Malang Desa Sumberdadi, Kec. Mantup Kab. Lamongan Jasa 10.288 46.366.982.238 55.152.458.944 101.519.441.182 248.170.425.420 5.162.642.250

Koperasi Aneka Usaha Natuna (KOPANESA)

Produsen

7.011

20.339.074.231

15.408.090.055

35.747.164.286

87.709.858.416

768.588.506

11. PROVINSI DKI JAKARTA


1 Koppas Cempaka Putih *) KSP Kodanua Jl. Cempaka Putih Tengah Kota Jakarta Pusat Jl. Latiumeten I No.41 Kota Jakarta Barat Kota Jakarta Timur Pemasaran 272 457.699.700 19.586.135.203 20.043.834.903 25.830.601.575 0 3

Simpan Pinjam

2.500

837.923.523

15.110.320.839

16.923.571.000

18.969.030.000

51.562.905

Simpan Pinjam

2.033

40.570.092.245

11.815.272.108

99.853.433.708

278.504.000.000

0 1 KUD Mina Samudera Kop. Satria Ardira Mandiri Ds. Surya Bahari, Kec. Pakuhaji Kab. Tangerang Terminal IA Bandara Soekarno Hatta, Desa Panjang Kec. Benda Kab. Tangerang Jl. Maya Cilegon, Desa Pejaten, Kec. Kramat Watu Kab. Serang Produsen 312

16. PROVINSI BANTEN


240.391.971 519.913.805 760.305.776 6.584.964.600 47.731.408

KKGJ

Konsumen (SP)

19.870

90.221.022.578

165.000.000.000

106.145.507.950 2

12. PROVINSI JAWA BARAT


1 KPSBU Lembang ^) KSP Rukun Ikhtiar KUD Trisula Jl. Panorama Lembang Kab. Bandung Kel. Pungkur Kota Bandung Jl. Palasah, Kec. Palasah Kab. Majalengka Produsen 6.092 13.387.002.643 10.388.711.854 23.775.714.497 115.072.112.922 1.216.945.322

Simpan Pinjam

1.870

5.252.801.894

3.264.791.737

8.517.593.631

14.079.466.732

1.284.280.432

2 3

Simpan Pinjam Konsumen

9.138 2.138

12.189.256.357 154.250.800

3.728.755.534 221.240.000

15.918.011.891 2.198.976.040

12.017.800.000 14.960.000.000

1.487.663.961 20.000.000

Primkopti Kab. Serang

Produsen

482

106.314.060

1.266.991.487

2.817.700.332

12.263.009.227

32.662.029

90

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

91

No.

Nama Koperasi

Alamat

Kelompok/ Jenis

Angg. (org)

Modal Sendiri (Rp)


17. PROVINSI BALI
5.477.566.204

Modal Luar (Rp)

Asset (Rp)

Volume Usaha (Rp)

SHU (Rp)

No.

Nama Koperasi

Alamat

Kelompok/ Jenis

Angg. (org)

Modal Sendiri (Rp)


199.502.472

Modal Luar (Rp)

Asset (Rp)

Volume Usaha (Rp)

SHU (Rp)

21. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


74.522.433.796 80.000.000.000 100.000.000.000 625.200.309 1 KUD Mula Membangun Kop. CU Sumber Rejeki Jl. Beringin No. 168, Kel. Lohei II Kab. Barito Utara Jl. Barombot No.37 RT 34 Desa Ampah Kota, Kec. Dusun Tengah Kab. Barito Timur Jl. Ahmad Yani, Desa Makarti Jaya, Kec. Pangkalan Lada Kab. Kotawaringin Barat Produsen 731 330.678.978 530.181.450 1.325.869.085 34.434.820

KSU Kuta Mimba Koppas Srinadi *) Kopdit Tri Tunggal Tuka

Jl. Sriwijaya Legian Kota Kab. Badung Ps. Galiran, Jl. Mahoni, Semarapura Kab. Klungkung Banjar Tuka, Kab Badung Kab. Badung

Simpan Pinjam

3.820

Koppas

9.500

9.800.000.000

110.200.000.000

120.000.000.000

180.000.000.000

1.007.241.542

Simpan Pinjam

18.021

14.082.627.331

98.726.553.399

146.260.419.578

15.844.350.147

1.443.764.794

Simpan Pinjam

2.136

6.256.000

22.590.000

37.000.000.000

48.559.541.090

233.000 3 KUD Karya Utama

Produsen

958

522.042.671

108.110.703

779.662.790

1.332.199.500

202.057.997

18. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT


1 KUD Bina Karya KSP Karya Mandiri KUD Tiga Serangkai Ds. Pancordao, Kec. Batukliang Kab. Lombok Tengah Ds. Jerowaru Kab. Lombok Timur Ds. Anjani, Kec. Suralaga Kab. Lombok Timur Produsen 154 602.111.548 3.309.981.559 3.912.093.107 18.803.938.395 34.658.689

22. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


Simpan Pinjam Aneka Usaha 266 5.894 457.599.839 2.205.425.468 2.851.468.720 7.487.297.211 3.309.068.559 9.692.722.679 5.558.894.766 5.035.024.911 116.084.361 104.538.012 2 KUD Penerus Baru *) Kopdit Saijaan Sejahtera 1 KUD Gajah Mada Ds. Telagasari, Kec. Kelumpang Hilir Kab. Kota Baru Jl. Brigjen H. Hasan Basuki Km 10,3 Kab. Tapin Jl. Yakut No. 08, Kec. P. Laut Utara Kab. Kota Baru Produsen 5.199 1.307.540.073 108.774.608.419 110.082.148.492 57.876.344.738 334.138.908

2 3

Produsen

636

1.372.155.542

3.361.623.202

4.733.778.744

16.750.150.235

325.133.857

19. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


1 Kopdit Obor Mas Koperasi Nelayan Yasa Mina KSU Setara Kel. Wairotang, Kec. Alok Kab. Sikka Kel. Labuan Bajo, Kec. Komodo Kab. Manggarai Barat Kel. Tambatan I, Kec. Amarasi Kab. Kupang Simpan Pinjam 6.267 56.985.387.000 71.216.753.000 127.202.120 193.720.180 3

Simpan Pinjam

946

1.314.151.717

3.060.515.261

4.374.666.978

5.982.275.595

23.468.863

Pemasaran

529

13.876.180.000

9.250.120.000

33.126.300.000

17.254.240.000

210.837.967 1 Koperasi TKBM Samudara Sejahtera (Komura) *) KUD Kopta Jl. Yos Sudarso No. 4, Kec. Samarinda Ilir Kota Samarinda Kel. Air Putih, Kec. Samarinda Ulu Kota Samarinda Jl. PE-Yi D PT. Badak LNG, Desa Satimpo, Kec. Bontang Selatan Kota Bontang Jasa

23. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


1.149 12.998.492.133 45.869.550.307 58.868.042.440 319.198.128.694 2.768.008.376

Konsumen

1.085

1.176.383.000

10.298.817.000

11.475.200.000

10.254.790.000 2

Produsen

1.030

5.153.735.611

2.728.173.209

7.881.908.820

64.244.269.897

1.420.498.285

20. PROVINSI KALIMANTAN BARAT


1 Kopdit CU Lantang Tipo *) Koperasi Jasa Menenun Mandiri KUD Sawit Mekar Jaya Ds. Pusat Damai, Kec. Parindu Kab. Sanggau Ds. Tanjung Puri, Kec. Sintang Kota Sintang Kec. Subah Kab. Sambas Simpan Pinjam 80.858 139.248.149.017 470.831.950.142 610.080.099.159 687.478.883.743 5.218.058.281 3 Kop. Bolum Boen

Simpan Pinjam

814

4.962.226.207

19.714.171.105

24.676.397.313

2.496.342.000

383.389.466

Produsen

1.113

1.066.782.114

2.352.113.289

3.418.895.403

5.311.567.240

422.337.756

24. PROVINSI SULAWESI UTARA


Produsen 308 125.371.250 227.611.750 352.983.000 1.706.068.000 72.457.700 1 KUD Tamporok Ds. Tatelu, Kec. Dimembe Kab. Minahasa Utara Kab. Bolaang Mangandow Jl. Jend. Sudirman, Komplek Pelabuhan Lama, Desa Sawang Bandar, Kec. Tahuna Kab. Kepulauan Sangihe Produsen 1.444 2.413.064.972 3.221.529.268 4.634.594.240 2.287.896.675 63.980.717

2 3

KSU Baru Terbit Mandiri KUD Murni Tahuna

Simpan Pinjam Konsumen

172 1.200 1.079.758.056 1.812.200.000

1.050.000.000 1.200.000.000

1.200.000.000 2.790.000.000 9.752.693

92

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

93

No.

Nama Koperasi

Alamat

Kelompok/ Jenis

Angg. (org)

Modal Sendiri (Rp)

Modal Luar (Rp)

Asset (Rp)

Volume Usaha (Rp)

SHU (Rp)

No.

Nama Koperasi

Alamat

Kelompok/ Jenis

Angg. (org)

Modal Sendiri (Rp)


52.226.500

Modal Luar (Rp)

Asset (Rp)

Volume Usaha (Rp)

SHU (Rp)

25. PROVINSI SULAWESI TENGAH


1 2 3 KSP Bina Sejahtera Kop. Teluk Tomini KUD Merpati Kota Parigi Montong Kota Parigi Montong Kab. Banggai Kep. Simpan Pinjam Produsen Pemasaran 650 21 1.321 16.125.130.000 22.745.000 1.210.000.000 13.215.130.000 111.500.000 5.050.130.000 2 3 7.061.773.682 1.551.577.000 22.392.271 1 Simpan Pinjam 12.007 30.459.555.503 56.068.773.827 99.788.598.959 271.896.416.746 2.779.475.934 2 Produsen 1.010 351.321.362 556.702.200 8.639.488.674 14.015.315.381 53.017.020 KSP Tunas Muda KSU Nimboran Kencana Jl. Trikola, Kec. Jayapura Utara Kota Jayapura Jl. Resetelment, Kamp Besum No.07 RT 07/04, Kec. Manokwari Kota Jayapura Simpan Pinjam 1 Kop. Perkebunan Rimba Sisika KUD Malihut KSP Bobato Ds. Lako Akelamo, Kec. Sahu Kab. Halmahera Utara Kab. Halmahera Utara Kab. Tidore Produsen 31

31. PROVINSI MALUKU UTARA


94.854.000 147.080.500 382.915.000 14.108.500

Konsumen Simpan Pinjam

118 307

4.057.778.796 9.178.305.000

1.096.287.250 6.309.800.000

26. PROVINSI SULAWESI SELATAN


1 KUD Kambiolangi KSP Berkat Belajen,Kec Alla, Kab Kab. Enrekang Jl. Durian No.5, Kec. Ujung Bulu Kab. Bulukumba Jl. Anggrek Raya Blok E2 No. 24-26 Kota Makassar Produsen 300 6.779.304.442 167.405.455.040

32. PROVINSI PAPUA


136 425.745.461 958.000.000 1.995.441.431 1.611.394.915 133.997.804

Jasa

68

5.222.920

218.577.080

223.800.000

10.144.940

1.014.500

Kospermindo

27. PROVINSI SULAWESI TENGGARA


1 KUD Tunas Sari Ds. Labone, Kec. Lasalepa Kab. Munna Jl. Kenanga No.23A Kab. Kolaka Kota Bau-Bau Simpan Pinjam 2.488 1.448.947.503 4.579.351.505 6.026.299.008 7.569.710.950 462.936.799 1 Koperasi Mitra Bersama Porles KUD Sejahtera Jl. Bhayangkara No.01, Desa Manokwari Timur Kab. Manokwari Jl. S.Kamundan, Klawuyuk Kota Sorong Kl. Malawele, Distrik Almas Kab. Sorong Konsumen 632

33. PROVINSI PAPUA BARAT


1.186.812.723 109.309.182 1.509.116.634 827.913.216 138.670.808

2 3

KUD Winetoro KSP Sejahtera

Konsumen Simpan Pinjam

861 462

420.750.000

479.677.325

900.427.325 3.991.802.564

1.705.654.325 3.924.200.000

37.820.408 2

Jasa (SP)

552

1.426.875.108

792.217.975

9.821.787.303

11.948.965.400

28. PROVINSI GORONTALO


1 Kop. Tebu Rakyat Mitra Bangkit KSU Mulya Jaya KSU Mekar Jaya Jl. Mutiara, Ds. Bonggahu, Kec. Pguyangan Kab. Boalemo Desa Bulota Kab. Gorontalo Jl. Pabrik Gula, Desa Suka Makmur Kab. Gorontalo Jasa 40/257 6.057.732.850 7.222.942.600 0 36.006.200

KUD Tani Makmur

Pemasaran

496

699.935.259

111.000.000

1.200.911.554

1.568.268.481

52.385.889

Data: Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM


Produsen Simpan Pinjam 151 104/1500 4.308.686.750 780.076.025 6.270.375.650 3.498.335.407 6.296.568.000 8.323.150.580 9.021.635.375 2.568.580.704 142.500.000 266.145.080

2 3

Koperasi Berskala Besar Salah satu prioritas program penguatan kelembagaan Koperasi adalah pemilihan 3 Koperasi Berskala Besar disetiap Provinsi, sehingga diharapkan akan ada 99 Koperasi Berskala Besar di seluruh Indonesia, yangselanjutnyaakandisusundan ditetapkan ranking Koperasi Berskala Besar di Indonesia.

29. PROVINSI SULAWESI BARAT


1 2 3 Kop. Tunas Muda KSU Amanah Kop. Nelayan Samalewah Kab. Mamuju Kab. Polewali Mandar Kab. Majene Produsen Jasa Pemasaran 449 125 77 911.148.685 675.600.000 3.790.655.720 1.079.780.700 556.000.000 444.800.000

30. PROVINSI MALUKU


1 KUD Pelita Makmur Kopkar Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) KSP Surya Sekawan Ds. Seith, Kec. Leihitu Kab. Maluku Tengah Jl. Komplek Pelabuhan Yos Sudarso Kota Ambon Jl. Trans Seram, Kec. Seram Utara Kab. Maluku Tengah Produsen 595 3.328.258.144 233.139.000 3.561.395.144 9.789.582.400 435.789.310

Jasa

377

1.946.090.852

1.663.936.595

3.610.027.447

3.071.894.696

909.753.858

Simpan Pinjam

236

1.080.862.000

665.725.000

1.746.587.000

1.500.000.000

171.388.500

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Bidang Produksi

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

96

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

97

Braman Setyo
Deputi Bidang Produksi

Kebijakan Deputi Bidang Produksi tahun 2010 lebih menekankan pada penciptaan iklim yang kondusif serta pemberian bantuan perkuatan dana untuk pengembangan Koperasi dan UKM di bidang produksi. Jumlah koperasi yang mendapat bantuan perkuatan dana untuk pengembangan 27 jenis kegiatan usaha dibidang produksi pada tahun 2010, sebanyak64koperasiyangtersebar di 13 provinsi dan 44 kabupaten.
Tujuan program: Meningkatkan produktifitas dan nilai tambah produk barang dan jasa yang dihasilkan koperasi sesuai dengan jati dirinya sehingga memiliki daya saing dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal dan penerapan teknologi yang tepat. Sasaran Program: Terwujudnya kebijakan bagi Koperasi dan UKM yang terkait dengan produksi dan terciptanya peningkatan produktifitas usaha koperasi dan anggotanya serta fasilitasi dukungan perkuatan kepada Koperasi dan UKM. Manfaat Program: Meningkatkan produktifitas usaha Koperasi dan UKM melalui sehingga meningkatkan kesejahteraan anggota Koperasi dan penyerapan tenaga kerja.

98

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

99

REALISASI PERKUATAN BIDANG PRODUKSI


BENTUK PERKUATAN
Anyaman tikar Bank padi

NAMA KOPERASI
Kop. Gapoktan Kompa KUD Leung Bintang KUD Ora Et Labora KUD Harapan Jaya

KABUPATEN
Tasikmalaya Pidie Banyuwangi Probolinggo Takalar Sukabumi Kuningan Sumedang Bangli Kota Medan Mamuju Utara Konawe Tobasa Pontianak Malang Pangkep Bantul Rote Ndao Pangkep Probolinggo Malang Wonosobo Kota Makassar Wajo Kota Makassar Wajo Kota Makassar Luwu Kolaka Kubu Raya Humbang Hasundutan Bandung Bangli

Provinsi
Jawa Barat NAD Jawa Timur Jawa Timur Sulawesi Selatan Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Bali Sumatera Utara Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Sumatera Utara Kalimantan Barat Jawa Timur Sulawesi Selatan DI Yogyakarta NTT Sulawesi Selatan Jawa Timur Jawa Timur Jawa Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Kalimantan Barat Sumatera Utara Jawa Barat Bali

BENTUK PERKUATAN
Pengolahan umbi porang

NAMA KOPERASI
KSU LMD Hutan Sumber Wana Lestari Kop. LMDH Argo Mulyo

KABUPATEN
Madiun Nganjuk Pasaman Barat

Provinsi
Jawa Timur Jawa Timur Sumatera Barat

Perbengkelan PLTMH

KSU Harapan Bersama

Batu bata Batu mulia Bengkel

KUD Batara Kopinkra Kreasi KSU Chasanah KUD Bina Karya KSU Bale Dana Mesari

Koppontren Al Ihsan Kop. Remaja Reso Tamurangingngi Postel Kopsa Ponpes Darul Magfiroh Kopontren Nurul Iman Kopontren Al Jauhariyah KSU Mitra Prima Utama Pupuk Koperta Sekar Asih KUD Sugih Tani KUD Dworowati KUD Lesanpuro KUD Wiroto KUD Sawo Jajar KUD Tani Jaya KUD Dolopo KUD Eka Jaya Sapi KUD Sida Mukti KUD Satya Dharma Sapi lokal KSU Bahari Tunas Mandiri Kop. Angseri Nadi Sapi perah KSU Sari Aji Kop. Peternak Satria (PESAT) KUD Dewi Ratih Penggemukan sapi Sarana wisata Tenun adat Wisata KUD Brayan Urip Koperasi Hoga Resort Kop. Industri Kerajinan Rakyat Sonbilo KSU Perindo

Polewali Mandar Enrekang Cianjur Garut Sampang Madiun Sumedang Bogor Demak Grobogan Grobogan Demak Madiun Madiun Probolinggo Indramayu Malang Bangli Tabanan Boyolali Banyumas Tulungagung Batang Wakatobi Timor Tengah Selatan Sidoarjo

Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Jawa Barat Jawa Barat Jawa Timur Jawa Timur Jawa Barat Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Barat Jawa Timur Bali Bali Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Tengah Sulawesi Tenggara NTT Jawa Timur

Bordir komputer Budidaya kakao

KSU Srikandi Kop. Primer Rimba Lariang KUD Karya Tani

Budidaya karet

Koptan Dos Roha Kopontren As-Shofa

Dolomit

KUD Karang Ploso KUD Samaendre

Gerabah Gula aren Iodisasi garam Kentang

KUD Tani Rejo KSU Rai Wahu KUD Bulu Cindea KUD Beringin Jaya Kop. Usaha Mandiri Lestari Makmur

Komoditi kentang Logam Pabrik es 20 ton/hari

KSU Prospek Mandiri Jaya Bersama KSU Pantama Koperasi Poleminasa Kop. Meutia Multi Usaha (M2U)

Pemecah batu Pengolahan getah pinus Pengolahan kakao

Kop. Babussalam Koperasi. Civitas Akademika Universitas Sawerigading KUD Patriot KUD Makmur Sejati

Pengolahan kelapa Pengolahan kopi

KSU BMT As-Syifa KSU Mata Mual Kop. Petani Kopi Warga Masyarakat Hutan Kop. Wanita Sari Meguna

Bantuan perkuatan di bidang produksi tahun 2010 tersebar di 13 Provinsi (44 Kabupaten) dengan jumlah penerima sebanyak 64 koperasi. Jenis kegiatan usaha yang paling banyak mendapatkan bantuan perkuatanadalah kegiatan usaha Pupuk (9 koperasi); Postel (4 koperasi); Sapi Perah (3 koperasi); Bank Padi (3 koperasi); Bengkel (3 koperasi). Untuk sebaran penyaluran bantuan perkuatan berdasarkan Provinsi yang paling banyak mendapatkan bantuan, adalah: Provinsi Jawa Barat: 8 koperasi dengan 7 jenis kegiatan usaha. Provinsi Jawa Tengah: 8 koperasi dengan 4 Jenis kegiatan usaha. Provinsi Jawa Timur: 15 koperasi dengan 8 Jenis kegiatan usaha. Provinsi Sulawesi Selatan: 9 koperasi dengan 8 jenis kegiatan usaha. Provinsi Sulawesi Tengah: 6 koperasi dengan 6 jenis kegiatan usaha.

100

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

101

Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungankerja ke tempat pelelangan ikan diMuaraAngke, 25Januari2010

102

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

103

Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau bank padi di Nusa Tenggara Barat, 13 Desember 2009

Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau pabrik pengolahan susu Pusat Koperasi Industri Susu Segar Tanjung di Pasuruan, Jawa Timur, 13 Februari 2010.

104

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

105

Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau bantuan pengadaan sapi untuk anggota Koperasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 24 Juli 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Bidang Pembiayaan

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

108

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

109

Pariaman Sinaga
Deputi Bidang Pembiayaan

Hingga saat ini, Koperasi dan UKM masih menghadapi berbagai kendala yang salah satunya berupa akses permodalan yangmasih sulit dikarenakan prosedur kredit dan persyaratan yangtidak dapat dipenuhi. Sebagai langkah strategis untuk membantu Koperasi dan UKM mengatasi keterbatasan modal dan akses kepada lembaga permodalan, Kementerian Koperasi dan UKM telah melakukan beberapa program/kegiatan terkait permodalan.
Tujuan program: Mendorong pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan dan pemuda pelaku usaha skala mikro melaluikoperasi. Mendukung upaya peningkatan kinerja usaha koperasi peserta program yang anggotanya sebagian besar perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro anggota koperasi di berbagai sektor usaha produktif. Memberikan perlindungan dan penyelamatan usaha yang dilaksanakan oleh perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro anggota koperasi. Mendukung upaya penumbuhan kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan, khususnya di kalangan perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro anggota koperasi. Sasaran Program: Terwujudnya peningkatan peran dan kinerja koperasi peserta program dalam memfasilitasi pengembangan usaha yang dilakukan oleh perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro yang anggotanya bergerak di berbagai sektor usaha produktif. Tersalurnya bantuan dana kepada perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro anggota koperasi pesertaprogram. Terlaksananya program penyediaan dana bagi kelompok perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro/koperasi. Manfaat Program: Tersalurnya dana bantuan bagi koperasi yang dikelola dan beranggotakan perempuan. Meningkatknya struktur permodalan koperasi serta memperluas jangkauan pelayanan simpan pinjam koperasi kepada perempuan pelaku usaha mikro anggotanya. Tersalurnya bantuan dana untuk usaha produktif dengan persyaratan ringan dan terjangkau dari koperasi kepada perempuan pelaku usaha mikro sesuai tingkat kelayakan usahanya, baik melalui perseorangan maupun kelompok-kelompok usaha bersama. Meningkatnya produktifitas perempuan pelaku usaha skala mikro anggota koperasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.

110

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

111

Penilaian Kesehatan
Akhir 2010 jumlah KSP/USP koperasi mencapai 71.365 unit. Laporan dari daerah menunjukkan indikasi bahwa KSP dan USP koperasi tersebut belum seluruhnya dilakukan penilaian kesehatan, yang merupakan indikator kinerja sehat dan tidaknya koperasi, baik dari aspek keuangan maupun jati diri koperasi. Hasilpenilaian kesehatan tersebut juga dapat dijadikan tolok ukur kredibilitas KSP/USP koperasi yang bersangkutan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa delapan dari 33 provinsi belum melakukan penilaian kesehatan KSP/USP koperasi. Jumlah persentase rata-rata KSP/ USP koperasi yang telah dinilai tingkat kesehatannya adalah sebesar 36,26% di25provinsi. Kondisi ini memperkuat indikasi yang menunjukan kecenderungan tingginya kesulitan yang dihadapi pembina untuk melakukan penilaian kesehatan bagi seluruh KSP/USP koperasi tersebut. Di lain pihak, lembaga perbankan danmasyarakat membutuhkan informasi yang terstandarisasi mengenai keragaan dan kinerja KSP/USP koperasi, yang salah satunya ditunjukkan oleh tingkat kesehatan KSP/USP koperasi yang bersangkutan. Dengan adanya penilaian kesehatan KSP/USP koperasi, dapat memberikan kepastian dan jaminan keamanan bagi anggota dan masyarakat dalam memanfaatkan layanan koperasi jasa keuangan dan unit jasa keuangan koperasi.

Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan dalam acara Konsultasi Regional Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Papua Barat, 12 Oktober 2010

112

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

113

Menteri Negara Koperasi dan UKM menyerahkan bantuan perkuatan kepada Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Provinsi Papua Barat, 12Oktober 2010

Ketua Koperasi Nasari memberikan kenang-kenangan kepada Menteri Negara Koperasi dan UKM setelah penandatanganan kerja sama kemitraan strategis antara Koperasi Simpan Pinjam Nasari dengan PTPosIndonesia (Persero), 23 Desember 2010

114

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

115

Legalisasi LKM Non Formal


Saat ini di berbagai daerah di Indonesia telah tumbuh dan berkembang Lembaga Keuangan Mikro (LKM) non formal yang jumlahnya mencapai ribuan. LKM ini dibentuk dan tumbuh karena adanya aspirasi atas pelaksanaan program pemerintah, pemerintah daerah, bentukan LSM, dan masyarakat itu sendiri untuk melayani kebutuhan pembiayaan mikro. Untuk melindungi kepentingan masyarakat penabung dan peminjam, serta aset LKM yang bersangkutan, pemerintah menyediakan kerangka hukum dalam bentuk Surat Keputusan Bersama (SKB) Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Gubernur Bank Indonesia dengan Nomor: 351.1/ KMK.010/2009, Nomor: 900-639A Tahun 2009, Nomor: 01/SKB/M. KUKM/IX/2009, Nomor: 11/43A/KEP.GBI/2009 tentang Strategi Pengembangan LKM. Kementerian Koperasi dan UKM telah melakukan sosialisasi agar Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang melaksanakan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana kemasyarakat di luar Lembaga keuangan Bank dan Non Bank yang telah berbadan hukum(seperti Koperasi, Modal Ventura, dst), harus mempunyai legalitas danberbadan hukum. Melihat semangat yang tinggi untuk membentuk dan mengembangkan LKM sebagai sarana untuk melayani kebutuhan permodalan usaha bagi masyarakat di berbagai pelosok tanah air tersebut, maka atas inisiatif DPR, Kementerian Koperasi dan UKM telah mengusulkan draft Rancangan Undang-Undang LKM.

Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan penghargaan pada acara Expo Pembiayaan 2010, 20Oktober 2010

116

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

117

Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan pada Expo Pembiayaan 2009, 7Desember2009

118

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

119

Pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh LKM dan para pihak yang akan membangun LKM, untuk memilih badan hukum yang sesuai dengan karakteristik usaha rakyat serta kesesuaian pola pengelolaannya. Jika ada LKM memilih lembaga keuangan yang berbentuk PT dan ingin melakukan usaha bank dan lembaga keuangan lainnya, misalnya BPR atau lembaga ventura, harus diproses sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia. Kalau bentuk usaha bank tentunya harus mendapat izin dari Bank Indonesia, sedangkan Lembaga Modal Ventura harus memperoleh izin dari Kementerian Keuangan, sedangkan untuk bentuk koperasi cukup memperoleh badan hukum dan izin usaha simpan pinjam dari Kementerian Koperasi dan UKM. Sejalan dengan semangat tersebut, dalam SKB dan Inpres 3 tahun 2010 diberikan kesempatan kepada lembaga-lembaga LKM untuk membentuk badan usaha yang legal dan berbadan hukum. Oleh karena itu Kementerian Koperasi dan UKM tidak hentihentinya melakukan penyuluhan dengan membentuk tim sosialisasi Kementerian Koperasi dan UKM dan Dinas Koperasi dan UKM di daerah untuk melakukan sosialisasi dengan persuasif. Kelihatannya peluang tersebut cukup disadari dan dapat ditangkap oleh pelaku LKM. Hal ini terlihat dari 3.500 unit BMT telah berembug dan bersamasama menyatakan diri untuk bergabung dalam koperasi yang berbadan hukum, dimana saat ini sekitar 60% BMT sudah menyatakan berbadan hukum koperasi danKUBE sekitar 40% berbadan hukum koperasi. Mereka memilih koperasi karena lebih mengenal konsumen yang berada di daerahnya yang bergabung dalam anggota koperasi, sehingga ada captive market di bidang keuangan mikro. Kedepannya kitaakan melihat semakin banyaknya LKM yang berbentuk badan usaha koperasi yang dapat melayani kebutuhan permodalan usaha-usaha rakyat diberbagai pelosok ditanah air ini.

Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau gerai BMT pada acara Expo Pembiayaan 2010, 20 Oktober 2010

120

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

121

 INGKAT ProduktifITAS KSP/USP-KOPERASI T MENURUT RETURN ON ASSET TAHUN BUKU 2009DAN 2010
NO KOPERASI SISA HASIL USAHA (Rp JUTA)
2009
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kospin Jasa (Kantor Pusat Pekalongan) Inkopdit (Kantor Pusat Jakarta Pusat) KSP Nasari (Kantor Pusat Semarang) USP KSU Sejahtera Bersama (Kantor Pusat Bogor) KSP Kodanua (Kantor Pusat Jakarta Barat) KSP Berkat (Kantor Pusat Bulukumba) USP KSU Dosen Universitas Gadjah Mada/ Kosudgama(Kantor Pusat Yogyakarta) Koperasi Setia Bhakti Wanita (Kantor Pusat Surabaya) KSP Dana Nusantara (Kantor Pusat Jakarta Selatan) KSP Bina Usaha Pamardi Utomo (Kantor Pusat Semarang) KSP Artha Mulia (Kantor Pusat Semarang) KSP Lohjinawe (kantor Pusat Rembang) KSP Pangestu (Kantor Pusat Pati) KSP Multi Niaga (Kantor Pusat Makassar) USP Koperasi Surya Kencana (KantorPusatJakarta Barat) KSP Artha Prima (Kantor Pusat Ambarawa) KSP Prima Dana (Kantor Pusat Semarang) USP Koperasi Sentossa Makmur (Kantor Pusat Semarang) IUSP Koperasi Semarak Dana (Kantor Pusat Jakarta Timur) USP Koperasi Serambi Dana (Kantor Pusat Jakarta Barat) 22.619,61 145.253,09 773,07 337,98 2.123,21 3.621,00 2.350,41 638,67 304,00 1.396,74 247,09 1.960,02 636,16 333,00 1.084,00 184,00 37,06 14,11 46,10 43,00

 INGKAT ProduktifITAS KSP/USP-KOPERASI T MENURUT ASSET TURNOVER TAHUN BUKU 2009dan 2010
PINJAMAN YANG DISALURKAN (Rp JUTA)
2009
1 2 3 4 5 6 7 Kospin Jasa (Kantor Pusat Pekalongan) Inkopdit (Kantor Pusat Jakarta Pusat) KSP Nasari (Kantor Pusat Semarang) USP KSU Sejahtera Bersama (Kantor Pusat Bogor) KSP Kodanua (Kantor Pusat Jakarta Barat) KSP Berkat (Kantor Pusat Bulukumba) USP KSU Dosen Universitas Gadjah Mada/ Kosudgama(Kantor Pusat Yogyakarta) Koperasi Setia Bhakti Wanita (Kantor Pusat Surabaya) KSP Dana Nusantara (Kantor Pusat Jakarta Selatan) KSP Bina Usaha Pamardi Utomo (Kantor Pusat Semarang) KSP Artha Mulia (Kantor Pusat Semarang) KSP Lohjinawe (kantor Pusat Rembang) KSP Pangestu (Kantor Pusat Pati) KSP Multi Niaga (Kantor Pusat Makassar) USP Koperasi Surya Kencana (Kantor Pusat Jakarta Barat) KSP Artha Prima (Kantor Pusat Ambarawa) KSP Prima Dana (Kantor Pusat Semarang) USP Koperasi Sentossa Makmur (Kantor Pusat Semarang) IUSP Koperasi Semarak Dana (Kantor Pusat Jakarta Timur) USP Koperasi Serambi Dana (Kantor Pusat Jakarta Barat) 6.025.755,33 5.747.312,41 373.129,38 64.958,67 278.504,05 84.348,12 50.373,20 64.804,00 11.621,00 139.231,00 33.229,68 68.154,20 84.723,85 42.546,25 28.211,00 47.652,00 3.946,00 4.040,00 551,30 879,79

ASSET (Rp JUTA)


2009
1.464.699,30 7.369.873,15 191.438,59 99.865,70 90.129,02 106.864,00 103.966,78 99.865,70 100.554,30 80.071,00 44.214,50 50.834,40 37.184,58 50.626,11 31.823,31 23.466,78 1.981,45 1.922,17 609,18 963,60

RETURN ON ASSET (%)


2009
1,544 1,971 0,404 0,338 2,356 3,388 2,261 0,640 0,302 1,744 0,559 3,856 1,711 0,658 3,406 0,784 1,870 0,734 7,568 4,462

2010
27.677,77 146.350,00 565,72 311,18 2.359,07 3.718,40 2.620,00 492,05 306,19 362,94 415,29 2.985,13 642,06 334,65 1.094,81 185,42 38,71 14,52 47,25 45,50

2010
1.799.102,73 7.412.873,15 316.121,74 247.056,34 126.451,86 110.846,25 112.050,00 114.724,47 103.326,41 88.169,59 78.470,81 67.711,93 51.239,74 51.666,32 32.222,62 23.865,40 2.022,36 2.003,21 701,86 1.000,00

2010
1,538 1,974 0,179 0,126 1,866 3,355 2,338 0,429 0,296

NO

KOPERASI

ASSET (Rp JUTA)

ASSET TURNOVER (KALI)


2009
4,114 0,780 1,949 0,650 3,090 0,789 0,485 0,649 0,116 1,739 0,752 1,341 2,278 0,840 0,886 2,031 1,991 2,102 0,905 0,913

2010
6.265.000,00 5.926.312,41 219.400,00 74.600,00 182.200,00 86.222,00 51.073,97 67.162,63 12.021,45 134.638,28 59.569,71 70.648,57 78.430,00 43.182,24 28.621,23 47.922,53 6.121,00 4.630,00 563,45 894,54

2009
1.464.699,30 7.369.873,15 191.438,59 99.865,70 90.129,02 106.864,00 103.966,78 99.865,70 100.554,30 80.071,00 44.214,50 50.834,40 37.184,58 50.626,11 31.823,31 23.466,78 1.981,45 1.922,17 609,18 963,60

2010
1.799.102,73 7.412.873,15 316.121,74 247.056,34 126.451,86 110.846,25 112.050,00 114.724,47 103.326,41 88.169,59 78.470,81 67.711,93 51.239,74 51.666,32 32.222,62 23.865,40 2.022,36 2.003,21 701,86 1.000,00

2010
3,482 0,799 0,694 0,302 1,441 0,778 0,456 0,585 0,116 1,527 0,759 1,043 1,531 0,836 0,888 2,008 3,027 2,311 0,803 0,895

8 0,412 0,529 4,409 1,253 0,648 3,398 0,777 1,914 0,725 6,732 4,550 19 20 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

122

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

123

Trend Pertumbuhan Pinjaman Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Koperasi Tahun 20082010 (%)

Trend Pertumbuhan Simpanan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Koperasi Tahun 20082010 (%)

45,00 40,00 35,00 23,90 30,00 25,00 14,01 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 0,00

39,56

32,66

35,00 19,74 25,00 20,28 13,37 13,73 30,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 16,33

10,61

2008
Koperasi

2009

2010
Koperasi

2008

2009

2010

BPR

BPR

Trend pertumbuhan pinjaman koperasi periode 20092010 mengalami peningkatan sebesar28,95%.

Trend pertumbuhan simpanan koperasi periode 20092010 mengalami peningkatan sebesar6,01%.

14,97

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

126

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

127

Neddy Rafinaldy Halim


Deputi Bidang Pemasaran danJaringan Usaha

Pemasaran merupakan salah satu faktor penting dan menentukan dalam melakukan usaha, karena dengan pemasaran yang baik maka akan mampu mendorong peningkatan pendapatan yang diharapkan. Oleh karena itu harus dibangun sistem pemasaran yang terintegrasi agar produk yang dihasilkan berkualitas, dipercaya, danmendapat respon yang positif dari konsumen. Untuk itu, perlu dibangun jaringan pemasaran yang baik agar konsumen dapat memperoleh produk yang diinginkan secaramudah danterjangkau.
Tujuan program: Meningkatkan daya saing dan daya kompatabilitas produk Koperasi dan UKM dalam pasar yang kompetitif serta mengembangkan infrastruktur pemasaran produk Koperasi dan UKM dan mendorong perluasan pasar produk Koperasi danUKM. Sasaran Program: Terwujudnya produk Koperasi dan UKM yang memiliki daya saing dankompatabilitas di pasar dalam dan luar negeri, serta tersedianya infrastruktur pemasaran dan saran promosi bagi produk unggulan dan perluasan pasar produk Koperasi dan UKM di dalam dan di luar negeri. Manfaat Program: Tersedianya produk Koperasi dan UKM yang memiliki daya saing, kepastian tempat usaha bagi UKM anggota Koperasi dan perluasan pasar bagi produkproduk Koperasi dan UKM.

128

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

129

Paviliun daerah didalam gedung SMESCO UKM, Jakarta

Gedung SMESCO UKM Jakarta, adalah merupakan pusat pemasaran produk Koperasi dan UKM

Langkah-langkah yang telah ditempuh Kementerian Koperasi dan UKM dalam memajukan sektor pemasaran dan jaringan usaha ini diantaranya adalah: Mendirikan SMESCO Convention Center Mendirikan SMESCO Gallery Membuat Stand Provinsi seluruh Indonesia Pengembangan pusat-pusat promosi Revitalisasi pasar tradisional Mendukung pasar rakyat Melirik bisnis ritel Membuat klinik bisnis Penataan PKL (Pedagang Kaki Lima)

130

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

131

Pengembangan Pusat-Pusat Promosi - Smesco (Smalland Medium Enterprise and Cooperatives)


Kementerian Koperasi dan UKM sadar bahwa Pusat Promosi merupakan jendela awal dunia internasional untuk melihat sekaligus menilai produk-produk unggulan daerah. Itu sebabnya Kementerian Koperasi dan UKM berinisiatif untuk mendirikan Pusat-pusat Promosi di setiap daerah, agar dapat membantu para pengusaha Koperasi dan UKM dalam menampilkan produk-produk mereka dengan lebih baik. Sebaliknya bagi publik, Pusat Promosi merupakan pusat informasi bagi produk-produk lokal yang berkualitas. Sejauh ini sudah ada lima daerah yang memiliki Pusat Promosi, yaitu: SMESCO UKM, Jakarta. SMESCO UKM Sriwijaya Promotion Center Palembang, Sumatera Selatan. SMESCO UKM SENBIK UKM Bandung, Jawa Barat. SMESCO UKM Celebes Convention Center Makassar, Sulawesi Selatan. SMESCO UKM Paradise Product Promotion Center Manado, Sulawesi Utara. Kementerian Koperasi akan terus bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam mengembangkan kantung-kantung promosi yang ada di setiap daerah, misalnya dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), agar dapat menampilkan produk-produk lokal yang senantiasa berkembang, baik dari segi tampilan, jenis, maupun kualitasnya. Pusat promosi harus dapat menjadi arena display, pusat informasi, trading house , dan rujukan utama produk kebanggaan daerah. Pada akhirnya, setiap pusat promosi, apapun bentuknya, akan mampu menjadi tolok ukur kemajuan produk lokal.

Galeri UKM didalam gedung SMESCO UKM, Jakarta

132

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

133

Menteri Negara Koperasi dan UKM membuka SMART Angin Mamiri, 17Oktober2010

Gedung Exhibition Hall Celebes Convention Center, Makasar, Sulawesi

134

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

135

Revitalisasi Pasar Tradisional


Kementerian Koperasi dan UKM bekerja sama dengan Pemerintah Daerah mempelajari kondisi pasar-pasar tradisional yang ada dan melakukan revitalisasi yang diperlukan untuk meningkatkan bukan hanya kesegaran fisik pasar tetapi juga sistem pengelolaannya. Revitalisasi pasar adalah memperbaiki dan memperluas sarana kegiatan ekonomi rakyat di daerah-daerah. Dengan perluasan dan perbaikan yang ada, diharapkan juga membuka kesempatan kerja yang lebih luas di daerah. Revitalisasi pasar tradisional merupakan program yang diutamakan karena kegiatan ini berkaitan erat dengan pemberdayaan usaha mikro khususnya dalam memberikan kepastian dan kenyamanan lokasi usaha. Untuk memaksimalkan kegunaannya bagi setiap orang, pasar-pasar tradisional yang telah direhabilitasi ini akan dikelola olehkoperasi yang dibentuk. Program revitalisasi pasar tradisional ini mendapat sambutan yang sangat baik, terutama dari para pelaku usaha Koperasi dan UKM, karena program ini memberi manfaat riil, diantaranya: Pendapatan rakyat dan daerah meningkat.  Membantu pemerintah daerah dalam menerapkan tata kota yang baik dan tertib.  Partisipasi masyarakat dalam pengembangan pasar tradisional meningkat, karenakini mereka memiliki sarana yang memadai untuk berusaha. Terlebih lagi karena usaha-usaha tersebut dikelola oleh koperasi.  Masyarakat bisa semakin mandiri berkat adanya koperasi yang membantu mengelola aset dan kegiatan ekonomi mereka.  Ketika masyarakat makin mandiri, pendapatan rakyat dan daerah meningkat, maka kesejahteraan bersama pun makin merata. Pada tahun 2009 ada 95 unit pasar yang direvitalisasi dengan rincian: Sebanyak 5 unit pasar tradisional dengan anggaran sebesar Rp 5.000.000.000,merupakan program revitalisasi pasar tradisional reguler (APBN). Sebanyak 90 unit pasar tradisional dengan anggaran sebesar Rp 89.500.000.000,merupakan program revitalisasi pasar tradisional dari APBN-P. Untuk tahun 2010 ada 34 unit pasar yang direvitalisasi:  Sebesar Rp 4.750.000.000,- diambil dari APBN Pos Anggaran Bantuan Sosial untuk memfasilitasi tujuh unit pasar-Natuna, Bengkayang, Bolaang Mongondow Utara, Cianjur, Magetan, Grobogan, dan Lombok Barat.  Ada Rp 30.000.000.000,- yang dialokasikan dari dana Koperasi APBN untuk merevitalisasi 27 unit pasar dan lima koperasi untuk 500 PKL di32kabupaten/ kota pada 16 provinsi.

Pasar Revitalisasi, Foto atas: Pasar Paso, Ambon, FotoBawah: Pasar Tradisional, Boloh, Semarang

136

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

137

LAMPIRAN PASAR TRADISIONAL TahunAnggaran2009


No.
1

Provinsi
Aceh

Kabupaten/Kota
Aceh Tengah Aceh Singkil Aceh Tenggara Pidie Jaya

Jumlah Unit
1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 4 1 2 2 2 2 1 2 1

Anggaran (Rp000)
1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 4.000.000 1.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 1.000.000 1.500.000 1.000.000

No.
12

Provinsi
Jawa Timur

Kabupaten/Kota
Sampang Sumenep Pacitan Pamekasan Probolinggo Lamongan Bangkalan Banyuwangi Ponorogo Madiun 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Anggaran (Rp000)
2.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 3.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 2.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Sumatera Utara

Mandailing Natal Padang Lawas Samosir

Sumatera Barat

Tanah Datar Solok Pasaman Barat

Sumatera Selatan

Banyuasin Musi Rawas

13 14

Bali Kalimantan Barat

Kab. Karang Asem Kubu Raya Sekadau

Riau

Kuantan Singingi Rokan Hulu Anambas Kerinci

15 16 17

Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Sulawesi Utara

Balangan Kotawaringin Barat Minahasa Tenggara Bolaang Mongondow Bitung Sangihe Kab. Kotamubagu

Bengkulu

Bengkulu Utara Bangka Selatan

7 8 9

Lampung Banten Jawa Barat

Lampung Selatan Serang Tasikmalaya Garut Sumedang Bogor Kuningan

18

Sulawesi Tengah

Poso Kota Palu Parigi Moutong

19

Sulawesi Tenggara

Kota Bau-bau Kota Kendari

10

Jawa Tengah

Sragen Kudus Demak Jepara Pekalongan Purworejo Wonosobo

20

Sulawesi Selatan

Tana Toraja Takalar Bantaeng Gowa Kepulauan Selayar Wajo

21 22 23 24

Gorontalo Maluku Maluku Utara NTT

Gorontalo Utara Kota Tual Kota Ternate Sumba Timur Ngada

11

DI Yogyakarta

Kulon Progo

25

NTB

Lombok Barat Dompu

26 27

Papua Papua Barat

Yapen Raja Empat

Jumlah

27

74

95

94.500.000

138

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

139

LAMPIRAN PASAR TRADISIONAL TahunAnggaran2010 (Rp 000)


Pasar Reguler (APBN) No.
1 2 3 4 5 6 7

Provinsi
Sulawesi Utara Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kalimantan Barat Kep. Riau NTT

Unit
1 1 1 1 1 1 1

Kabupaten
Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Cianjur Kab. Grobogan Kab. Magetan Kab. Bengkayang Kab. Natuna Kab. Lombok Barat

Jumlah
750.000 750.000 750.000 750.000 600.000 600.000 550.000

Jumlah

7 APBN-P

4.750.000

No.
1 2 3 4 5 6

Provinsi
Sumatera Selatan Riau Lampung Bengkulu Banten Jawa Barat

Unit
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Kabupaten
Kab OKU Timur Kab. Kampar Kab. Lampung Barat Kab. Mukomuko Kota Serang Kab. Cianjur Kab. Sumedang Kab. Sukabumi Kota Depok Kota Sukabumi Kab. Majalengka Kota Semarang Kab. Kendal Kab. Bantul Kab. Jeneponto Kab. Pinrang Kab. Luwu Kota. Pare-Pare Kab. Mamasa Kab. Mamuju Utara Kab. Polewali Mandar Kab. Buton Utara Kab. Kolaka Kab. Maluku Tengah Kab. Gianyar Kab. Kupang Kab. Teluk Bintuni

Jumlah
1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Jawa Tengah

1 1

8 9

DI Yogyakarta Sulawesi Selatan

1 1 1 1 1

10

Sulawesi Barat

1 1 1

11

Sulawesi Tenggara

1 1

12 13 14 15

Maluku Bali NTT Papua Barat

1 1 1 1

Jumlah

15 Jumlah Keseluruhan

27

27.000.000 31.750.000

Pasar tradisional OESAO Kabupaten Kupang, Nusatenggara Timur, foto atas: sebelum revitalisasi, fotobawah: setelah revitalisasi

140

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

141

Pasar Rakyat
Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan terdiri dari banyak suku, memiliki ciri khas dalam perilaku ekonomi yang unik dan patut dibina, misalnya dari segi pasar rakyat. Pasar rakyat sebagai sebuah kegiatan tentu tidaklah istimewa. Pasar rakyat ada di mana-mana. Di kota besar pasar rakyat biasanya muncul di daerah pinggiran, sedangkan di kota-kota kecil pasar rakyat tumbuh menjamur. Keunikan pasar rakyat adalah bahwa kemunculannya selalu ditunggu-tunggu masyarakat, karenadisetiap kemunculannya, pasar rakyat tidak hanya menawarkan barang, tetapi juga berbagai macam atraksi. Para pedagang menunjukkan keistimewaan barang dagangannya dengan cara-cara yangunik. Ada yang sambil menyanyi atau bermain sulap, ada yang memberi diskon besar atau hadiah. Parapedagang juga mendandani gerainya dengan lampu warna-warni dan hiasan-hiasan menarik lainnya. Pasar rakyat merupakan hiburan bagi masyarakat sekitar. Kementerian Koperasi dan UKM melihat adanya peluang yang amat besar dari pasar rakyat ini. Biladiarahkan dengan baik, pasar rakyat dapat menjadi ajang bagi para pengusaha mikro (UMI) untukmenampilkan produk-produk mereka karena amat mudah dan murah. Para pengusaha mikro ini juga akan mampu bersaing dengan sehat karena di pasar rakyat mereka punya kesempatan untuk mencari pelanggan sebanyak-banyaknya dan menjadikan merek mereka populer. Di pasar rakyat mereka diberi peluang untuk berpromosi secara gencar dan murah. Sebaliknya bagi masyarakat/konsumen, pasarrakyat merupakan kesempatan untuk mencari produk-produk yang baik denganhargayangterjangkau dan relatif murah.

Suasana Pasar Rakyat diSelaparang, Nusa Tenggara Barat

Suasana Pasar Rakyat diSumateraSelatan

142

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

143

Semakin sering pengusaha mikro ikut serta dalam pasar rakyat, maka kemungkinan produknya semakindikenal orang akan makin besar. Semakin besar pula akses untuk meraih pasar yang lebih luas. Tidakjarang, produk atau merek yang dimulai dari pasar rakyat dalam waktu singkat bisa menjadi terkenal di tingkat nasional karena produsennya rajin berpartisipasi dalam pasar-pasar rakyat. Sampai akhir 2010 pasar rakyat yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM sudah berlangsung di 56 lokasi dengan setidaknya 1.300 pengusaha mikro dan koperasi sebagai pesertanya. Penyelenggaraan pasar rakyat banyak disinergikan dengan kegiatan-kegiatan pemerintah daerah setempat agar pelaksanaannya lebih efektif dan efisien. Belajar dari pengalaman penyelenggaraan, konsumen merupakan unsur yang amat menentukan keberhasilan pasar rakyat, sehingga di beberapa Provinsi antara lain DKI Jakarta, JawaBarat, dan Sulawesi Selatan, Kementerian Koperasi dan UKM menggandeng Kementerian Agama danPTTelevisi Republik Indonesia.

Menteri Negara Koperasi dan UKM pada acara Pembukaan Pasar Rakyat di Jakarta, 3 September 2010

144

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

145

Pembukaan acara Republika danMiss Jinjing Peduli UKM Indonesia olehMenteriNegara Koperasi dan UKM, 30 April 2010

Pembukaan kegiatan Cooperative Fair olehMenteriNegara Koperasi dan UKM beserta Gubernur Jawa Barat, 4Agustus2010

146

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

147

Peresmian Gedung UKM Jawa Timur oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM, 8Juli2010

Peresmian Gedung UKM Jawa Timur oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM, 8 Juli 2010

Melirik Bisnis Ritel


Manusia semakin modern. Gaya hidup senantiasa mengikuti perkembangan zaman. Perilaku berbelanja juga mengalami perubahan. Kenyamanan berbelanja menjadi salah satu syarat utama. Di kota-kota besar, konsumen dimanjakan sedemikian rupa sehingga pasar tradisional tergeser oleh pusat-pusat belanja besar dan mewah. Hal ini tak luput dari pengamatan kami di Kementerian Koperasi dan UKM. Pergeseran gaya hidup ini dimaknai positif oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Di tengah bangsa yang masih terus berkembang ini, pembangunan pusat-pusat belanja tumbuh pesat, karena semakin menjadi kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Kegiatan koperasi juga harus berubah seturut perkembangan zaman. Selain itu, sasaran jangka panjangnya adalah upaya untuk membendung produk impor dan mengedepankan produk-produk lokal sebagai primadona produk nasional.

148

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

149

Agar tidak ketinggalan zaman dan mampu menyamakan ritme yang semakin cepat ini, Kementerian Koperasi membuka komunikasi dan menjajaki peluang kerja sama dengan pemilik bisnis ritel besar, agar produk-produk Koperasi dan UKM ini juga bisa diakomodir, bersanding sekaligus bersaing dengan produk-produk impor. Ada banyak hal yang harus disiapkan untuk dapat masuk ke jaringan bisnis ritel. Kualitas produk harus prima, tampilan dan kemasan produk harus disesuaikan dengan selera publik, dan yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan Koperasi dan UKM dalam mengelola usahanya, sehingga pada akhirnya produk Koperasi dan UKM siap bersaing dengan produk global. 2006 adalah tahun di mana Kementerian Koperasi dan UKM mulai menerapkan polapola berniaga modern. Kementerian Koperasi dan UKM menggandeng peritel modern untuk mengadopsi beberapa toko koperasi yang punya potensi dan dianggap siap. Hasilnya adalah toko koperasi yang tampil lebih modern dengan sistem pengelolaan yang juga disesuaikan dengan standar yang lebih tinggi, dengan jaringan usaha yanglebih kuat dan terintegrasi, karena dapat memanfaatkan kapasitas jaringan Koperasi dan UKM yang ada. Toko-toko koperasi ini mempunyai daya saing yang cukup besar karena mampu memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen, meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal, dengan demikian juga sekaligus memperbaiki brand image produk-produk lokal. Sasaran dari kegiatan ini adalah: Koperasi yang memiliki unit usaha waralaba. Produk Koperasi dan UKM yang punya potensi . Koperasi yang punya potensi dan kelayakan usaha untuk menjadi ritel modern.

Menteri Negara Koperasi dan UKM sedang berdialog dengan para pedagang tekstil dan kulit di pasar tanah abang, Mall Makasar dan Cibaduyut dalam rangka melihat langsung dampak dari pemberlakuan ACFTA terhadap paraUKM

150

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

151

Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau gerai-gerai Waralaba, Semarang dan Palembang

Sepanjang 2010 telah dilakukan serangkaian kegiatan seperti:  Temu Jaringan Bisnis Koperasi dengan Peritel Modern Temu jaringan ini diselenggarakan untuk memberikan bimbingan teknis kepada pelaku usaha Koperasi dan UKM yang memiliki produk yang layak masuk ke jaringan ritel modern. Dalampertemuan ini dihadirkan narasumber dari peritel modern seperti Carrefour, PTSumberAlfaria Trijaya, danPTIndogrosir dengan harapan para Koperasi dan UKM mendapatkan informasi yang lebih detail tentangkriteria produk yang bisa masuk ke jaringan peritel modern. Tindak lanjut dari pertemuan ini, Kementerian Koperasi dan UKM melakukan kerja sama dengan Carrefour. Peritel besar ini memberikan tempat khusus untuk memasarkan produk-produk Koperasi dan UKM, juga memberikan bimbingan dan pembinaan kepada para pelaku usaha Koperasi danUKM. Temu Pengurus Koperasi untuk Peningkatan Kelas Toko Koperasi dalam Bisnis Ritel Modern Pertemuan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada pengurus koperasi dalam rangka mengembangkan usaha, khususnya di bidang bisnis ritel koperasi, sekaligus memperkuat jaringan usaha koperasi dan UKM.

Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah kerja sama dengan PT Sumber Alfaria Trijaya dan dengan PTIndogrosir dalam meningkatkan kelas toko koperasi yang dikelola secara tradisional menjadi ritel modern dengan standar dan sistem yangterintegrasi.

152

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

153

Peningkatan Produktifitas Usaha Mikro Melalui Klinik Bisnis


Tantangan terbesar dalam dunia bisnis adalah dunia tanpa batas (borderless). Ini tak ubahnya dengan hukum air mengalir. Di mana ada lembah, ke situlah air akan mengalir. Demikian juga dengan arus barang dan jasa dalam era globalisasi. Barangdan jasa yang memiliki kualitas tinggi dan harga bersaing pasti akan menjadi rebutan pembeli. Di sisi lain, produktifitas usaha mikro rendah dan lamban dalam mengantisipasi kebutuhan dan selera pasar. Kondisi ini timbul karena keterbatasan kemampuan usaha mikro untuk mengakses sumber daya produktif, terutama teknologi, informasi pasar, dan bahan baku. Kondisi ini meyulitkan usaha mikro dalam meningkatkan kapasitas usaha maupun dalam mengembangkan produk agar mampu bersaing di pasaran. Sedangkanketersediaan lembaga konsultasi juga amat terbatas dan belum merata di seluruh daerah. Peran masyarakat dan dunia usaha terhadap usaha mikro belum optimal karena masih dianggap belum terlalu menguntungkan. Pemerintah lewat Kementerian Koperasi dan UKM berusaha memperbaiki kondisi tersebut dengan menata program secara lebih kreatif. Pemerintah memfasilitasi pengembangan usaha mikro di bidang produksi, pengolahan, pemasaran, desain, dan teknologi. Salah satu programnya adalah Peningkatan Produktifitas Usaha Mikro melalui Klinik Bisnis. Diharapkan, lewat klinik-klinik bisnis ini dapat membuka wawasan para pelaku usaha mikro dalam menciptakan dan meningkatkan peluang usaha. Dengan demikian dapat mendorong ekonomi lokal dan membuka potensi pasar lokal. Pada dasarnya tujuan diselenggarakannya klinik bisnis usaha mikro ini adalah mendorong peningkatan kemampuan usaha mikro agar mampu menghasilkan produkproduk berkualitas. Caranya adalah dengan memberikan pengetahuan tentang manajemen mutu produk. Meningkatkan dan mengembangkan akses pasar produkproduk usaha mikro dengan cara memberikan akses informasi pasar dan promosi yangdiselaraskan dengan jaminan pasokan bahan baku dan jalinan kemitraan. Pada 2010 dilaksanakan kegiatan Klinik Bisnis Usaha Mikro di 10 provinsi dengan peserta masing-masing 50 orang setiap provinsi. Para peserta ini berasal dari sentra makanan UKM. Kegiatan ini difokuskan pada produk berbahan baku tepung terigu. Klinik bisnis ini bekerja sama dengan PTBogasari Baking Center dengan menghadirkan narasumber yang sukses di bidangnya. Dari hasil pertemuan tersebut para peserta mendapat pengetahuan dan kemampuan memilah bahan baku yang baik dan berkualitas, mengolah bahan baku menjadi produk yang layak dan punya daya saing sesuai segmentasi pasarnya masing-masing, sertamenghasilkan produk-produk unggulan.

Menteri Negara Koperasi dan UKM meresmikan mobil Klinik Bisnis, Surabaya, Jawa Timur

154

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

155

Penataan Sarana Usaha Pedagang KakiLima (PKL)


Sejak 2005 Kementerian Koperasi dan UKM telah memberikan bantuan Program Penataan Sarana Usaha kepada 41koperasi untuk 5.724 anggota koperasi/usaha mikro di 36 kabupaten/kota pada 19provinsi. Total bantuan yangdiberikan sejak 2005 sampai 2010 adalah sejumlah Rp 15 miliar. Untuk 2010 Kementerian Koperasi dan UKM telah memberikan bantuan sarana PKL di dua daerah pasca gempa kepada tujuh koperasi, yaitu dua di Sumatera Barat dan lima di Jawa Barat dengan alokasi dana sebesar Rp 2 miliar yang diambil dari dana sosial. Bantuan sebesar Rp 3 miliar yang bersumber dari APBN-P juga dikeluarkan untuk diberikan kepada lima kabupaten/kota dilimaprovinsi. Agar program ini dapat terus berlanjut di masa depan, tiga kementerian melakukan sinergi program, yaitu Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Dalam Negeri, lewat Nota Kesepahaman di antara ketiga menteri tersebut Pada 27 September 2010. Nota Kesepahaman bernomor 12/NKB/M. KUKM/IX/2010; nomor 500-738.A Tahun 2010; dan nomor 1320.1/M-DAG/MoU/X/2010 tentang sinergi Program. Pengembangan Ekonomi dan Penataan Lingkungan Perkotaan melalui Penguatan Sektor Usaha Mikro. Tugas masing-masing kementerian adalah: Menteri Koperasi dan UKM bertanggung jawab dalam pemberdayaan bidangpengembangan kelembagaan, permodalan, dan dukungan sarana usahamikroPKL. Menteri Dalam Negeri bertugas menyediakan kawasan yang dialokasikan untuk PKL serta melakukan penataan lingkungan perkotaan. Menteri Perdagangan wajib menyediakan fasilitas dan sarana pengembangan kemitraan dankewirausahaan.

Menteri Negara Koperasi dan UKM dialog dengan pedagang kaki lima di Nusa Tenggara Timur

Peninjauan lokasi Pasar Syariah Az-Zaitun oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM di Surabaya, dalam rangka Revitalisasi Pasar Tradisional, 19 Juni 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Bidang Pengembangan SDM Koperasi dan UKM

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

158

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

159

Agus Muharram
Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia

Dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecildan Menengah disebutkan bahwapengembangan SDM Koperasi dan UKM dilakukan dengan cara: Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan Meningkatkan keterampilan teknis danmanajerial Membentuk dan mengembangkan lembaga diklat untukmelakukan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan Membentuk motivasi untuk menciptakan kreatifitas bisnis dan penciptaan wirausahabaru
Tujuan program: Menumbuhkan dan meningkatkan kewirausahaan Koperasi dan UKM melalui penyelenggaraan diklat serta meningkatkan prakarsa dan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pengembangan sumber daya Koperasi dan UKM. Sasaran Program: Terlaksananya diklat bagi Koperasi dan UKM, terciptanya wirausaha baru serta terwujudnya sinergi antara peran pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam peningkatan sumber daya manusia Koperasi dan UKM. Manfaat Program: adanya peningkatan kompetensi dan kualitas sumber daya manusia Koperasi dan UKM terkait dengan kewirausahaan, keterampilan teknis, manajemen perkoperasian dan pengetahuan penunjang lainnya, yang berpengaruh pada peningkatan koperasi berkualitas. tumbuhnya wira usaha baru dan inkubator Koperasi dan UKM. adanya koordinasi dan kerjasama yang terpadu antara Pemerintah, dunia usaha dan lembaga diklat dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan bagi Koperasi dan UKM (seperti penyusunan kurikulum dan modul yang tepat).

160

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

161

Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) bidang perbengkelan diPonpes Al-Hidayah, Jambi 7 Juni 2010

Dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang koperasi dan pentingnya pengembangan SDM koperasi, undangundang tersebut secara tegas juga menyebutkan bahwa dalam rangka memberikan bimbingan dan kemudahan kepada koperasi, Pemerintah mendorong, mengembangkan dan membantu pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan penelitian di bidang koperasi. Dalam mengimplementasikan undang-undang tersebut, terutama dalam meningkatkan produktifitas dan daya saing, pada 2010 Kementerian Koperasi dan UKM telah melaksanakan berbagai kegiatan baik yang bersifat diklat maupun non diklat kepada setidaknya 4.035 orang yang meliputi: 1. Pembudayaan kewirausahaan bagi kelompok masyarakat marginal yang diikuti oleh1.000peserta. 2. Diklat kewirausahaan bagi masyarakat kampus dengan peserta 90 orang. 3. Diklat kewirausahaan bagi pemuda dengan peserta 90 orang. 4. Diklat penumbuhan wirausaha baru sarjana yang diikuti oleh 150 orang. 5. Diklat kewirausahaan pascamagang luar negeri yang diikuti oleh 90 peserta. 6. Diklat keterampilan teknis (peningkatan industri kreatif) dengan 270 peserta. 7. Diklat pengetahuan tentang koperasi bagi pengurus koperasi pada lembaga pendidikan dipedesaan diikuti oleh 210 peserta. 8. TOT bagi fasilitator koperasi dengan 90 orang peserta. 9. Penyusunan modul advokasi manajemen dan organisasi - 1 modul. 10. Penyusunan modul advokasi kemitraan dan teknologi - 1 modul. 11. Penyusunan modul advokasi peraturan dan perundang-undangan - 1 modul. 12. Temu konsultasi dalam rangka pengembangan TPKU yang diikuti oleh 90 orang peserta. 13. Bimbingan teknis usaha bagi calon wirausaha baru pada lembaga pendidikan pedesaan dengan115 peserta. 14. Pengembangan standar kompetensi sertifikasi pengelola KJK (Diklat Fasilitator Kompetensi) dengan 120 peserta. 15. Bimbingan teknis bagi pengelola KSP/USP dengan 250 peserta. 16. Diklat sertifikasi pengelola KJK dengan 120 orang peserta. 17. Diklat assesor kompetensi KJK dengan 60 orang peserta. 18. Diklat peningkatan kapasitas calon wirausaha baru yang diikuti oleh 200 peserta. 19. Peningkatan pemahaman perkoperasian pada pendidikan formal dan non formal yang diikuti oleh 650 orang. 20. Pengembangan program diklat koperasi dan UMKM yang diikuti oleh 150 orang. 21. Koordinasi dan optimalisasi pengembangan SDM Koperasi dan UKM dengan 135 peserta. 22. Evaluasi program diklat manajerial dan teknis Koperasi dan UKM yang diikuti 80 orang. 23. Temu konsultasi dalam rangka pengembangan jaringan kerja sama antar lembaga diklat dengan75 orang peserta.

162

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

163

Menteri Negara Koperasi dan UKM sedang menyaksikan hasil karya mahasiswa/i Institut Manajemen Telkom Bandung berupa casing komputer yang terbuat dari bahan bambu pada acara StartRightNowbeEnterpreneur

Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau kios kerajinan Wirausahawan Muda di Makassar, 13 Maret 2010

164

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

165

Selain menyelenggarakan serangkaian kegiatan tersebut di atas, juga telah dilaksanakan sosialisasi dan pembekalan kewirausahaan bagi sarjana untuk menumbuhkan semangat dan motivasi agar mau menjadi wirausaha. Sosialisasi tersebut diberikan kepada sarjana yang belum memiliki pekerjaan. Sepanjang 2010 telah dilakukan pembekalan kepada 7.693 orang sarjana di 17 provinsi. Hasilnya,ada1.249 sarjana yang kemudian mengajukan proposal usaha, atau 71,91% daripeserta sosialisasi. Proposal yang layak ditindaklanjuti ada 582 buah dan setelah melewati tahap seleksi, dana pinjaman diberikan kepada 147 orang sarjana dengannilai total Rp 3.866.600.000,-. Sisanya yang 439 orang masih dalam proses. Upaya untuk menumbuhkan wirausaha baru juga ditempuh melalui kegiatan Pengembangan Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) pada lembaga pendidikan pedesaan. Di tahun 2010 Kementerian Koperasi dan UKM memberikan fasilitasi pelatihan kepada 200 unit TPKU yang tersebar di 28 provinsi.

Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau kios kerajinan Wirausahawan Muda di Yogyakarta, 16 Januari 2010

166

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

167

Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN)


Upaya untuk membangkitkan semangat dan jiwa kewirausahaan, khususnya bagi generasi muda terus dilakukan, mengingat bahwa rasio antara jumlah wirausaha dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini masih 0,24%, sedangkan rasio yang ideal harus lebih dari 2%. Pencapaian rasio minimal 2% inimenggambarkan peningkatan penyerapan tenaga kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi, menaikkan pendapatan rakyat, penurunan angka kemiskinan.

Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan pembekalan kepada Calon Wirausahawan Muda diYogyakarta, 16 Januari 2010

168

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

169

Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan pada acara Pembekalan Kewirausahawan bagi Sarjana CalonWirausaha Baru di Jawa Timur, 12 Februari 2010

170

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

171

Menteri Negara Koperasi dan UKM usai memberikan pembekalan kepada para peserta kewirausahaan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah

Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan pembekalan kewirausahaan padaacara wisuda IPWIJA

172

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

173

Pembekalan calon wirausaha muda di Jakarta, 10 Desember 2009

Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan pembekalan kewirausahaan bagi pemuda sarjana Semarang, 23 Desember 2009

174

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

175

Menteri Negara Koperasi dan UKM menerima Ciputra guna membahas program Ciputra Enterpreneurship

Menteri Negara Koperasi dan UKM berkunjung ke kediaman Ciputra guna membahas program Ciputra Enterpreneurship Creating World Enterpreneurship The Nation

176

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

177

Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungan kerja ke Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) Pondok Pesantren Al Amanah, NusaTenggaraBarat

Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) diJambi, 7Juni2010

178

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

179

Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungan kerja ke peresmian gedung Tempat Praktek Keterampilan Usaha Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah, 28 Juni 2010

180

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

181

Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan peninjauan di Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) di SumateraUtara, 11 Januari 2010

Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungan keSMK Negeri Tanjung Pinang, Kepulauan Riau

182

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

183

Berbagai kegiatan industri kreatif

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Bidang Pengembangandan Restrukturisasi Usaha

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

186

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

187

Choirul Djamhari
Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha

Pada tahun 2010, program/kegiatan strategis yang dilaksanakan pada bidang pengembangan dan restrukturisasi usaha, diantaranya: sistem HaKI (Hak Kekayaan Intelektual) sertifikasi halal lembaga pendamping (LPB/BDS-P) wirausaha baru UKM sentra aplikasi skim pengembangan usaha Pusat Komunikasi Bisnis (Puskombis) UKM industri kreatif kerajinan UKM perikanan
Tujuan program: Meningkatkan produktifitas dan daya saing Koperasi dan UKM yang didukung oleh sumber daya yang berkualitas. Meningkatkan usaha Koperasi dan UKM melalui dukungan permodalan, kebijakan, pendampingan, dan peningkatan manajemen, kualitas dan usaha. Menumbuhkan dan meningkatkan peran pemerintah, swasta dan Koperasi dan UKM dalam rangka kemitraan usaha.

Sasaran Program: Terfasilitasinya peningkatan produktifitas UKM yang didukung oleh sumber daya yang berkualitas sehingga mempunyai daya saing nasional dan mampu menjawab tantangan global. Terfasilitasinya peningkatan usaha UKM yang didukung oleh permodalan, kebijakan, pendampingan, dan peningkatan manajemen dan usaha sehingga terwujud penerapan standarisasi dan teknologi yang tepat yang dapat menunjang peningkatan produktifitas UKM serta menjamin perlindungan konsumen. Terwujudnya peningkatan kemitraan usaha UKM dan pihak terkait serta kerjasama usaha Koperasi dan UKM di dalam dan antar sentra.

Manfaat Program: Meningkatkan pendapatan Koperasi dan UKM, berkembangnya usaha Koperasi dan UKM, meningkatnya penjualan produk, tersebarnya info bisnis, terbukanya peluang pasar dan meningkatnya manajemen mutu produk UKM. Selainitu juga, meningkatnya kerjasama usaha antar Koperasi dan UKM di dalam sentra dan antar sentra.

188

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

189

Menteri Negara Koperasi dan UKM padaacara peresmian Graha Dekopinwil Kalimantan Barat, 6 September 2010

190

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

191

Pemanfaatan Sistem Hak Kekayaan Intelektual (Haki)


Salah satu bentuk perlindungan hukum untuk meningkatkan daya saing produk adalah Hak Kekayaan Intelektual. Sistem HaKI adalah suatu sistem hukum yang ditujukan untuk memberikan insentif bagi tumbuhnya daya cipta dan kreatifitas dalam memproduksi barang dan jasa, terutama dibidang merek, paten, desain industri dan hak cipta. Lemahnya pemahaman serta kesadaran Usaha Mikro, KecildanMenengah dan Koperasi dalam memanfaatkan HaKI membuat posisi kita tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Untuk itu masih perlu upaya Pemerintah guna meningkatkan danmendorong Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Koperasi dalam memanfaatkan sistem HaKI, antara lain dengan melakukan sosialisasi, pendampingan dan pendaftaran sertifikat HaKI terutama untuk merek, desain industri danpaten. Kegiatan tersebut dilakukan bekerjasama dengan Ditjen HaKI, perguruan tinggi dan konsultan HaKI. Maksud dan tujuan kegiatan ini antara lain dengan memberikan pemahaman dan kesadaran pentingnya pemanfaatan HaKI dalam meningkatkan daya saing produk, dengan melakukan pendaftaran merek, desain industri, paten dan hak cipta. Kegiatan sosialisasi dan pendampingan HaKI dilaksanakan di lima provinsi yaitu Maluku, Gorontalo, Kalimantan Selatan, Batam dan Sulawesi Selatan dengan 250 UKM. Kegiatan ini diawali dengan memberi pemahaman HaKI berdasarkan teori dan peraturan-peraturan yang menjadi landasan. Tahap berikutnya adalah pendampingan tentang cara membuat merek yang punya nilai jual dantidak melanggar peraturan yang ada; membuat desain kemasan dan kerajinan yang menarik; sertapendampingan dalam melakukan pendaftaran. Berdasarkan hasil penelusuran dari 250 UMK yangtelah mendaftarkan diri untuk merek dan desain industri ada 102 UMK. Untuk kegiatan bimbingan dan pendaftaran hak paten dilakukan di dua provinsi, yaitu Jawa Tengah danDKI Jakarta. Langkah awal adalah dengan pendampingan teknis bagi tiga UMK dan mendaftarkan tiga UMK untuk paten sederhana dengan kategori sebagai paten teknologi biologi. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman dan koordinasi pemanfaatan HaKI telah dilakukan kegiatan temu konsultasi HaKI yaitu di provinsi Jawa Barat dan DI Yogyakarta. Acara ini diikuti oleh 120peserta dengan narasumber utama dari Direktorat Jendral HaKI, praktisi HaKI, dan pelaku yang sukses memanfaatkan HaKI. Tujuan kegiatan ini antara lain adalah: untuk melakukan sinergi antara program-program yang ada di instansi-instansi terkait (Kanwil Hukum dan HAM, Perindustrian, Perdagangan, Balai Besar Kerajinan dan Batik, Balitda, sertaKonsultan HaKI) dengan sentra-sentra HaKI yang ada di perguruan tinggi. menambah informasi perkembangan HaKI nasional dan internasional. meningkatkan pemanfaatan HaKI bagi UMK. mendorong UMK dalam menghasilkan produk yang inovatif.

Bimbingan Dan Pendampingan Pendaftaran SertifikasiHalal


Penduduk Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam merupakan konsumen yang potensial bagiproduk Koperasi dan UKM dalam memenuhi berbagai kebutuhan primer maupun sekunder, baikberupa makanan, minuman, obat-obatan, kosmetika, maupun produk lainnya. Namun demikian masih banyak dari produk-produk tersebut yang belum memiliki sertifikat halal. Kendala yang dihadapi Koperasi danUKM dalam melakukan pendaftaran sertifikasi halal adalah: 1. Masih rendahnya kesadaran dan pemahaman Koperasi dan UKM tentang manfaat sertifikasi halal bagi peningkatan daya saing produk. 2. Akses Koperasi dan UKM terhadap pengurusan sertifikasi halal masih rendah. 3. Biaya pendaftaran tidak terjangkau oleh sebagian Koperasi dan UKM. 4. Koperasi dan UKM belum punya auditor internal dalam pengelolaan usaha. Tujuan dari bimbingan dan pendampingan pendaftaran sertifikasi halal antara lain adalah memberikan kesadaran dan pemahaman kepada Koperasi dan UKM tentang pentingnya sertifikasi halal bagi produk-produk makanan, minuman, obat-obatan tradisional dan kosmetika. Kegiatan tersebut dilakukan ditigaprovinsi yaitu Sulawesi Utara, Jawa Timur dan DI Yogyakarta dengan 150 peserta. Dari kegiatan ini ada 50 Koperasi dan UKM yang didaftarkan untuk mendapat sertifikat halal. Dalam sosialisasi danpendaftaran, Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian dan Pengawasan Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) danBalai POM.

192

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

193

Demplot Produktifitas dan Mutu Garam


Berdasarkan data, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia, yaitu sepanjang 80.000km, danluas lautnya pun sebesar 2/3 dari jumlah luas negara Indonesia ini. Dengan potensi laut yangdominan tersebut seharusnya Indonesia memiliki peluang yang cukup besar untuk menjadi eksportir garam. Namun kenyataannya, Indonesia justru mengimpor garam yang berasal dari Australia sebanyak 60% dari kebutuhan atau kira-kira setara dengan 1,63 juta ton per tahun. Peningkatanproduktifitas dan mutu garam menjadi begitu penting untuk mendukung program swasembada garam nasional. Dalam rangka meningkatkan produktifitas dan mutu garam, Deputi Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha telah membangun Demplot pro-mutu garam di Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Tujuan pembuatan Demplot adalah untuk memperkenalkan teknologi katalisator pembuatan garam danpengenalan sistem ulir dalam penataan lahan garam. Pada tahun anggaran 2010, Kementerian Koperasi dan UKM telah meluncurkan Bantuan Sosial Pembuatan Demplot Pro-Mutu Garam di Koperasi Unit Desa Harum Sari Kabupaten Cirebon, JawaBarat danKoperasi Unit Desa Santing Sari Mandiri Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. DeputiPengembangan danRestrukturisasi Usaha berhasil mengenalkan dan menerapkan teknologi sistem ulir danmengaplikasikan pupuk garam (katalisator) dalam pengolahan garam di Kabupaten Cirebon danIndramayu. Keberadaan Demplot Pro-MutuGaram ini diharapkan dapat menjadi pusat pembelajaran, percontohan, dan rujukan bagi Koperasi dan UKM yang bergerak di bidang usaha garam.
Suasana kegiatan petanigaram diKabupaten Indramayu

194

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

195

Pengembangan Kewirausahaan Baru dengan Pola Pencangkokan Usaha


Program pengembangan wirausaha merupakan salah satu program yang dibuat untuk mendukung tumbuhnya ekonomi masyarakat, khususnya ekonomi keluarga. Pada 2010 telah dilakukan kegiatan pendampingan wirausaha baru mandiri yang dilaksanakan lewat program pencangkokan usaha (usaha baru yang magang diUKM yang sudah sukses), dengan tujuan untuk mempercepat tumbuhnya usaha baru berkat bimbingan langsung dari UKM yang sudah sukses. Hasil yang telah dicapai adalah: Koordinasi dengan Dinas Koperasi dan UKM setempat dan dinas terkait dalam mengidentifikasi Koperasi dan UKM yang punya potensi sekaligus menggali potensi-potensi di setiap daerah untuk menciptakan wirausaha baru. Memfasilitasi bimbingan yang dilakukan oleh UKM sukses kepada Koperasi dan UKM potensial di15provinsi guna meningkatkan rasa percaya diri agar dapat berkembang menjadi wirausaha baru yangmandiri.

Koordinasi Pemberdayaan Lembaga Pendamping (LPB/BDS-P)


Dalam meningkatkan fungsi LPB/BDS-P dalam melakukan layanan pengembangan bisnis kepada Koperasi dan UKM, selama 2010 telah dilakukan kegiatan Koordinasi Pemberdayaan LPB/BDS-P yang bertujuan: 1. Mewujudkan keterpaduan dalam pemberdayaan lembaga pendamping (LPB/BDS-P) di pusat, daerah, maupundunia usaha. 2. Peningkatan kerjasama LPB/BDS-P dengan LLP-KUKM, LPDB-KUMKM dan PT Telkom Tbk, PT Pertamina, PTJamsostek dalam rangka pengembangan usaha Koperasi dan UKM. Hasil yang telah dicapai: 1. Kerjasama LPB/BDS-P dengan LLP-KUKM yang meliputi: Kerjasama pengembangan klinik pemasaran Smesco UKM. Kerjasama pemanfaatan stand pameran untuk display produk Koperasi dan UKM binaan LPB/BDS-P. 2. Kerjasama LPB/BDS-P dengan LPDB-KUMKM yang meliputi kerjasama penyaluran dana untuk koperasi binaan LPB/BDS-P dengan pola pendampingan. 3. Kerjasama LPB/BS-P dengan PT Telkom Tbk yang meliputi: Kerjasama dalam pengelolaan SME Center. Kerjasama dalam pengembangan SME Center yang bersinergi dengan asosiasi BDS tingkat provinsi danBDS-P di seluruh Indonesia. 4.  Kerjasama LPB/BDS dengan PT Pertamina dalam rangka penyaluran dana PKBL PT Pertamina Wilayah V kepada Koperasi dan UKM dengan pola pendampingan usaha oleh LPB/BDS-P 5. Kerjasama lainnya adalah dengan PTJamsostek untuk menyalurkan dana PKBL PT Jamsostek kepada Koperasi dan UKM dengan pola pendampingan usaha oleh LPB/BDS-P.

Kerjasama Kementerian Koperasi dan UKM dengan PTJamsostek dalam rangka pemberdayaan Koperasi dan UKM

196

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

197

Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungan kerja ke sentra UKM penghasil buah di Semarang, 30 Agustus 2010

198

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

199

Pengembangan Usaha Ukm Sentra Melalui KSP/USP Koperasi di Daerah Tertinggal


Untuk memberdayakan UKM sentra melalui KSP/USP Koperasi, pada 2010 Menteri Negara Koperasi dan UKM menerbitkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 03/PER/M.KUKM/VI/2010 tanggal 7 Juni 2010 tentang Pedoman Program Bantuan PengembanganKoperasi. Peraturan tersebut ditindaklanjuti dengan Peraturan Deputi Menteri Negara Koperasi dan UKM Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Nomor 01/Per/Dep.6/VI/2010 tanggal 24 Juni 2010 tentang Pedoman Teknis Program Bantuan Pengembangan Koperasi di Bidang Restrukturisasi Usaha. Implementasi terbitnya dua peraturan tersebut adalah, pemberdayaan UKM sentra melalui KSP/ USP Koperasi di daerah tertinggal menjadi perhatian utama. Hal ini menjadi penting supaya usaha mikro dan kecil di daerah tertinggal terintegrasi dengan KSP/USP Koperasi, dan dapat berperan serta memberikan kontribusi dalam proses pembangunan nasional. Pembangunan nasional tidak akan berarti apa-apa bila tidak difokuskan pada pembangunan daerah, terutama di daerah tertinggal karena justru di sinilah masyarakat miskinnya membutuhkan perhatian yang cukup besar dari Pemerintah. Selain itu, pembangunan masyarakat di daerah tertinggal akan efisien dan efektif bila dilakukan melalui lembaga yang sesuai dengan karakter dan kultur masyarakat setempat, diantaranya adalah melalui koperasi, usaha mikro dan kecil. Sepanjang 2010 Kementerian Koperasi dan UKM telah menggelontorkan bantuan dana danpengembangan usaha UKM sentra melalui KSP/USP Koperasi di daerah tertinggal sebesar Rp1.250.000.000,- setidaknya kepada 500 UKM sentra melalui 25 KSP/USP Koperasi pada 19 kabupaten di lima provinsi/daerah istimewa. Nilai bantuan dana untuk setiap koperasi adalah Rp 50 juta. Sebarannya adalah di Kabupaten Garut dan Sukabumi (Jawa Barat), Kabupaten Gunung Kidul danKulon Progo (DI Yogyakarta), Kabupaten Bondowoso, Trenggalek, Madiun, Bangkalan, Dan Situbondo (JawaTimur), Kabupaten Lampung Selatan, Waykanan, Lampung Timur, Lampung Barat dan Lampung Utara (Lampung), dan Kabupaten Kaur, Lebong, Kepahiang, Mukomuko dan Seluma (Bengkulu). Bantuan dana pada program bidang pengembangan dan restrukturisasi usaha berbentuk dana hibah yang bersumber dari belanja bantuan sosial APBN Kementerian Koperasi dan UKM. Keberhasilan program pemberdayaan UKM sentra melalui KSP/USP Koperasi tidak terlepas dari peran SKDP provinsi dankabupaten yang konsisten dalam melakukan monitoring dan evaluasi, supaya pemanfaatan dana oleh UKM sentra melalui KSP/USP Koperasi dapat digunakan sebagai modal kerja secara efektif danefisien, sehingga nantinya berpengaruh terhadap peningkatan kinerja usaha UKM sentra.

Skim Pengembangan Usaha


Untuk membantu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang akan membuka usaha (menjadi wirausaha baru) atau yang akan mengembangkan usahanya, Kementerian Koperasi danUKM telah menyusun aplikasi/software skim pengembangan usaha. Aplikasi ini dapat diakses secara online dariwww.sentrakukm.com maupun secara offline lewat CD yang dilengkapi dengan petunjuk penggunaan/manual. Skim tersebut menyajikan berbagai informasi tentang karakteristik usaha serta aplikasi rencana usaha untuk wirausaha baru, dan untuk pengembangan usaha. Fitur-fitur yang terdapat dalam skim pengembangan usaha adalah: Informasi karakteristik 52 komoditas. Informasi tersebut meliputi prospek usaha, faktor keberhasilan usaha, faktor yang harus diwaspadai, cara menjalankan usaha, aspek legal/perijinan, dan aspek pembiayaan. Aplikasi rencana usaha/business plan bagi wirausaha baru. Aplikasi rencana usaha/business plan bagi pengembangan usaha. Pertimbangan dalam pemilihan 52 komoditas usaha adalah: Usaha yang mempunyai nilai tambah cukup tinggi. Banyak dicoba oleh Koperasi dan UKM. Modalnya kurang dari rp 100 juta. Mudah dicoba. Perizinan relatif mudah. Rencana yang akan dilakukan pada 2011 adalah melakukan sosialisasi penggunaan program ini secara terus-menerus serta mengintegrasikan program ini dengan program Lending Model Bank Indonesia.

200

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

201

Pengembangan Pusat Komunikasi Bisnis Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PUSKOMBIS KUMKM)
Pelaku bisnis Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah masih sedikit yang mendayagunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mengakses informasi bisnisnya. Hal ini bisa menyebabkan terlambatnya pengembangan bisnis Koperasi dan UKM, karena usahanya kurang dikenal oleh konsumen maupun pelaku bisnis lainnya secara global. Kendala tersebut disebabkan banyak faktor, antara lain: rendahnya pengetahuan Koperasi dan UKM terhadap TIK. jaringan infrastruktur TIK yang masih terbatas di perkotaan saja. biaya operasionalnya masih relatif mahal. belum tersedia pusat-pusat pengelola informasi yang praktis. Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM telah mendorong koperasi untuk membentuk Pusat Komunikasi Bisnis Koperasi dan UMKM. Tujuannya adalah untuk mempermudah Koperasi dan UKM mengakses informasi bisnis dalam mengembangkan usahanya. Sedangkan manfaat yang diperoleh antara lain: Puskombis merupakan tempat berkumpul para Koperasi dan UKM untuk berbagi pengetahuan, belajar menggunakan internet, mencari informasi bisnis, mempelajari keterampilan baru, membicarakan dan menangani berbagai masalah yang dihadapi, sekaligus membangun keberdayaan. Tercipta kemudahan akses informasi bagi Koperasi dan UKM. Memperluas kerjasama bisnis dengan pihak-pihak terkait untuk membangun komunitas. Meningkatkan daya saing melalui sharing komunikasi yang saling menguntungkan. Pusat Komunikasi Bisnis (Puskombis) KUMKM dikelola oleh koperasi, dan pada tahap pertama ini sudah terbentuk 10 Puskombis di 10 lokasi, yaitu: Kopinkra Setia Kawan, Kabupaten Batang Hari, Jambi. Kopinkra Sasirangan Bayam Raja, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Koperasi Kowamah, Tasikmalaya, Jawa Barat. Koperasi Pariwisata Catra Gemilang, Magelang, Jawa Tengah. KSU Sumber Rejeki, Pasuruan, Jawa Timur. KSU Dharma Suci Nirmala, Gianyar, Bali. KSU Regina Pacis, Belitung, Bangka-Belitung. KSU Latuppa Pembangunan Luwu, Palopo, Sulawesi Selatan. KSU Harapan Umat, Wakatobi, Sulawesi Tenggara. KSP Tunas Muda, Jayapura, Papua. Masing-masing koperasi wajib menyediakan ruang komputer dan operator. Jenis peralatan yang dimiliki Puskombis dan UKM rata-rata adalah empat unit PC, modem untuk koneksi internet, printer berwarna, peralatan pendukung berupa satu set meja, kursi, satu LCD, dan perangkat lunak asli (windows dan MS office). Untuk 2011 program ini akan dilanjutkan ke provinsi-provinsi yang belum mendapat bantuan, khususnya diIndonesia Timur.

Pengembangan UKM Industri Kreatif Kerajinan


Pengembangan UKM sentra kerajinan dan furnitur yang memiliki potensi dan sumberdaya perlu ditingkatkan produktifitasnya dan dipacu perkembangannya, karena UKM sentra ini memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, menciptakan iklim bisnis dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Caranya adalah dengan menciptakan inovasi dan kreatifitas agar mampu berkiprah dalam perekonomian nasional. Salah satu langkah yang dilakukan Asisten Deputi Pengembangan Sistem Bisnis dalam menggerakkan industri kreatif adalah memberikan bimbingan teknis dalam peningkatan transaksi bisnis bagi UKM kerajinan berbahan baku kayu, rotan, dan bambu. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan mereka tentang peluang pasar, inovasi produksi, regulasi, sertifikasi, danpengembangan desain produk. Selain itu, UKM kerajinan dan furnitur juga diberikan pembekalan tentang berbagai peraturan dandokumen, seperti regulasi pabean dan perpajakan, regulasi produk berbahan baku kayu, juga regulasi yang diberlakukan di beberapa negara, seperti sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC) danVerification of Legal Origin (VLO). Bentuk kegiatannya berupa pendampingan dan konsultasi yang disampaikan dengan cara: tutorial, sebagai pencerahan awal yang disampaikan secara interaktif. konsultasi, yaitu diskusi intensif kasus perkasus, disesuaikan dengan masalah maupun kebutuhan parapelakuUKM. Sepanjang 2010 kegiatan bimbingan dan konsultasi ini telah dilakukan untuk 160 UKM yangberorientasi ekspor. Kegiatan dilakukan pada Juni-Juli 2010 di Jawa Tengah (Magelang, Jepara, Wonosobo, dan Sukoharjo), Jawa Timur (Madiun, Ngawi, Bojonegoro), Bali (Denpasar, Gianyar, Badung), NTB (Mataram, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Barat) Untuk 2011 pengembangan Koperasi dan UKM industri kreatif akan dilanjutkan ke 250 UKM dienamprovinsi yaitu SumateraUtara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat dan KalimantanSelatan.

202

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

203

Menteri Negara Koperasi dan UKM bersilaturahmi dengan anggota koperasi perikanan Mina Jaya DKI Jakarta di Muara Angke, 26 Januari 2010

Pemberdayaan Kelompok BagiKoperasi dan UKM Perikanan diWilayahPesisir


Sektor perikanan memegang peran penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam penyediaan lapangan kerja padat karya, sumber pendapatan bagi nelayan, sumber protein nabati dan sumber devisa negara. Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan mengoptimalkan manfaat dari produksi hasil tangkapan laut adalah dengan mengembangkan produknya, baik produk olahan tradisional maupun modern. Peran penting dukungan teknologi produk perikanan harus dapat memberi jaminan kepada konsumen akan produk yang aman dan sehat. Dalam upaya menghasilkan produk perikanan yang bernilai tambah, aman, dan sehat, maka sudah dilakukan serangkaian upaya pembinaan bagi 300 Koperasi dan UKM di daerah pesisir pada enam provinsi (Maluku Utara, Jawa Tengah, Bangka-Belitung, Kepulauan Riau, NTB, dan Sumatera Barat) dengan melakukan bimbingan teknis pengolahan yang baik dan higienis. Untuk 2011, pemberdayaan kelompok bagi Koperasi dan UKM sentra perikananakan dilanjutkan kepada 160 Koperasi dan UKM diempat provinsi yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan JawaTengah.

Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan penghargaan dalam rapat kerja pelaksanaan penyaluran Kredit Usaha Rakyat di Kalimantan Tengah, 18 Oktober 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

206

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

207

I Wayan Dipta
Deputi Bidang Pengkajian SumberdayaUKMK

Bidang pengkajian sumberdaya UKMK telah mengkaji beberapa permasalahan, beberapadiantaranyaadalah: Pengembangan OVOP Agribisnis/Agroindustri. Kaji tindak pengembangan jaringan antara LKM dan KSP. Kaji tindak rintisan usaha koperasi dalam produksi pupukorganik(lanjutan). Kajian isu-isu strategis/aktual tentang Koperasi dan UKM. Kajian model peningkatan Koperasi dan UKM di kawasan perbatasan tertinggal. Peningkatan peran Triple Hellix dalam pengembangan ekonomikreatif. Model penumbuhan wirausaha baru yang inovatif melaluiinkubator. Pengembangan Inkubator. Jaringan informasi dan Publikasi. Program kegiatan pengkajian sumber daya Koperasi dan UKM.
Tujuan program: Menghasilkan model dan kajian pemberdayaan Koperasi dan UKM. Mengembangkan sistem informasi pengkajian Koperasi dan UKM. Mengembangkan koordinasi dalam rangka menindaklanjuti hasil pertemuan kerjasama internasional dibidangKoperasi dan UKM. Sasaran Program: Tersedianya hasil kajian dan model pemberdayaan Koperasi dan UKM serta sistem informasi pengkajian Koperasi danUKM. Terjalinnya kerjasama lintas sektor dan tindak lanjut hasil pertemuan kerjasama internasional dalam rangka pemberdayaan Koperasi dan UKM. Manfaat Program: Kemudahan bagi pihak pengguna dan pelaku Koperasi dan UKM dalam mengakses informasi hasil-hasil kajian pemberdayaan di bidang Koperasi dan UKM. Eksistensi dan partisipasi aktif Kementerian Koperasi dan UKM dalam menindaklanjuti hasil pertemuan kerjasamainternasional.

208

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

209

Pengembangan Ovop Agribisnis/Agroindustri


Dalam rangka penjabaran Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Percepatan Sektor Riil dan Pembangunan Usaha Mikro Kecil dan Menengah tanggal 8 Juni 2007 yang mengamanatkan pengembangan sentra melalui pendekatan One Village One Product (OVOP), pemerintah telah melakukan rintisan pengembangan produk unggulan daerah melalui pendekatan OVOP dengan komoditas pertanian hortikultura. Kegiatan rintisan ini dikembangkan melalui kerjasama petani hortikultura anggota Koperasi Mitra Tani Parahyangan Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur, Koperasi Unit Desa Cisurupan, Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat, serta Koperasi Serba Usaha Bahari Tunas Mandiri Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli Provinsi Bali. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui pengembangan komoditas unggulan daerah yang melibatkan mayoritas penduduk setempat serta telah dilaksanakan secara turun-temurun melalui usaha tani yang mempunyai keunggulan komparatif dengan sistem agribisnis yangmampu memberikan nilai tambah bagi petani. Selain itu kegiatan ini juga dalam rangka meningkatkan pendapatan petani hortikultura melalui peningkatan nilai tambah dan daya saing komoditas unggulan pertanian baik untuk pasar lokal maupun ekspor. Keterlibatkan petani lokal dalam agribisnis sayur-mayur melalui koperasi yang telah memasarkan komoditas sayur-mayur yang disuplai para anggotanya ke pasar ritel modern seperti supermarket dan hypermarket Carrefour, Superindo, hotel, restoran, catering dan beberapa supermarket lainnya di Jakarta, di antaranya sawi putih, tomat cherry, labu siam, pokchoy, ceciwis dan labu parang, kapri, kacang merah, serta beberapa sayur-mayur dan hortikultura yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti kacang kapri, asparagus maupun stroberi. Beberapa hasil yang sudah dicapai di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut: a. Koperasi Mitra Tani Parahyangan, Kabupaten Cianjur Pelaksanaan Program Rintisan Agribisnis One Village One Product (OVOP) di Kabupaten Cianjur dimulaitahun 2008 dengan melibatkan Koperasi Mitra Tani Parahyangan (Kop MTP) Kecamatan Warung Kondang. Selama ini pengiriman sayur-mayur oleh Koperasi Mitra Tani Parahyangan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan truk bak terbuka, sehingga sering ditemukan kondisi di mana sayurmayur ditolak oleh konsumen (Carrefour, Superindo, Hero dan pasar swalayan lainnya) karena sayur tersebut sudah rusak sepanjang perjalanan. Kerusakan tersebut cukup besar, sekitar 30%, atau kerugian yang diderita oleh Koperasi Mitra Tani Parahyangan akibat penolakan tersebut, sekitar Rp 1.000.000,hingga Rp 1.500.000,- perhari. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi tingkat kerusakan/susut pengiriman sayur-mayur yang cukup besar tersebut dilakukan melalui pemanfaatan/penggunaan sarana transportasi mobil cooling unit sebagai alat transportasi pengiriman sayur-mayur dari Koperasi Mitra Tani Parahyangan kepada pelanggannya. Dan Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2009 melalui belanja modal telah melengkapi sarana mobil cooling unit Koperasi Mitra Tani Parahyangan. Dari laporan koperasi pada saat RAT 2010 yang lalu, sarana angkutan pendingin ini mampu mengurangi penolakan dari 30% menjadi 15%. Dengan adanya pengurangan ini, maka keuntungan bersih Koperasi MTP meningkat sebesar Rp 4,5 juta perbulan.

Rangkaian kegiatan Menteri Negara Koperasi dan UKM dalam rangka pengembangan OVOP, Cianjur

210

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

211

Menteri Negara Koperasi dan UKM menanam pohon jeruk Kalamansi secara simbolis di Bengkulu

Wakil Presiden RI meninjau pameran UKM di Jakarta

212

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

213

Pada 2010 telah diberikan bantuan sosial kepada Koperasi MTP untuk pembangunan Demplot dalam bentuk greenhouse untuk ditanami paprika dengan tiga varietas yaitu paprika kuning Rp 25.000/ kg, paprika merahRp 20.000/kg, dan paprika hijau Rp 15.000/kg. Apabila percontohan ini berhasil danmeningkatkan pendapatan petani, diharapkan semua petani anggota koperasi MTP ikut serta menanam paprika dengan sistem greenhouse untuk memenuhi permintaan pasar. Saat ini Koperasi MTP telah mensuplai 110 outlet dan delapan supermarket di Jakarta dengan 102 jenis sayur-mayur dengan jumlah 6,5 ton s.d. 8 ton perhari dengan omset Rp 1,5 miliar perbulan. Unit usaha beras, pertengahan November 2010 akan ditandatangani kontrak dengan investor untuk mengekspor 80ton beras cianjur ke Timur Tengah, dengan rincian 50 ton beras panjang seharga Rp 375.000.000,(Rp7500/kg), dan 30 ton beras pandan wangi seharga Rp 300.000.000,- (Rp 10.000/kg). Dalam waktu dekat akan dibangun outlet untuk memasarkan hasil-hasil agribisnis Koperasi MTP (outletMITAPA) di dua lokasi, yaitu di Terminal Agribisnis Cipanas dan GOR Cianjur dan Kafe MITAPA diGedung Dekranas, TapalKuda,Cianjur. Jumlah penyerapan tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan usaha sayur-mayur (hortikultura) sebanyak 94 orang, sedangkan untuk kegiatan usaha beras sebanyak 86 orang. Jumlah anggota Koperasi Mitra Tani Parahyangan saat ini terdiri dari: Unit usaha beras: 86 orang Unit usaha saprotan: 41 orang Unit usaha sayur-mayur: 201 orang b. Koperasi Cisurupan, Kabupaten Garut Hasil yang telah dicapai pada KUD Cisurupan Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut yaitu peningkatan keterampilan anggota koperasi/petani dalam budidaya tanaman bernilai ekonomis tinggi seperti tanaman paprika dan tomat cherry. Hal ini merupakan perubahan pola pikir petani yang selama ini hanya menanam sayuran yang nilai ekonomisnya kurang baik dan resiko fluktuasi harga seperti tanaman kubis, cabe merah, kentang, dan sawi. Peningkatan kapasitas petani ini dilakukan melalui pelatihan di lapangan serta studi banding kepetani yang telah melakukan budidaya tanaman paprika serta tomat cherry. Selain itu juga dilakukan perkuatan sarana Demplot bagi anggota koperasi yaitu melaui perkuatan green house.

c. Kabupaten Badung dan Kabupaten Bangli Provinsi Bali: Kegiatan rintisan ini dikembangkan melalui kerjasama petani hortikultura anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Bahari Tunas Mandiri Kecamatan Susut Kabupaten Bangli untuk tanaman buah seperti jeruk kintamani, manggis, melon dan pepaya taiwan, serta perkebunan untuk kopi luwak kintamani dan Koperasi Martenadi di Plage/Kecamatan Petang Kabupaten Badung untuk komoditas sayuran organik dan sayuran unggul seperti asparagus, baby buncis, tomat cherry Provinsi Bali. Memberikan pengertian dan mengubah pola pikir para petani setempat untuk menanam komoditas unggulan dengan kualitas super sehingga memiliki harga jual premium seperti jeruk kintamani di mana petani dilatih memilih buah kualitas super pada saat pemilihan buah di kebun (scraping) sehingga akan meningkatkan pendapatan petani melalui harga jual yang lebih tinggi (premium). Meningkatkan keterampilan petani dalam budidaya tanaman bernilai ekonomis tinggi seperti sayuran organik, asparagus, tomat cherry, zukini dan jambu kristal. Pengalaman lapangan menunjukan bahwa keberhasilan pengembangan komoditas unggulan daerah melalui pendekatanOVOP perlu didukung infrastruktur, seperti pusat riset komoditas, lembaga-lembaga pelatihan keterampilan dan desain, lembaga pemasaran dan promosi yang mendampingi masyarakat mengembangkan sumber daya manusia secara terus-menerus. Dukungan pusat riset pertanian dalam rangka bimbingan tehnis tahapan budi daya, pengolahan, dan penanganan pasca panen serta pemasaran sayur-mayur.

Untuk lebih meningkatkan koordinasi lintas pelaku di daerah dalam rangka pengembangan OVOP, peran masing-masing stakeholders telah disusun melalui matriks kerjasama siapa-mengerjakan apa antar instansi terkait pengembangan OVOP sebagai alat koordinasi pelaksanaan OVOP agar lebih fokus, sinergi dan berkesinambungan sesuai jenis/sifat komoditas yang akan dikembangkan. Beberapa permasalahan yang dijumpai di lapangan dalam pengembangan komoditas unggulan daerah melalui pendekatan OVOP di antaranya adalah tingkat keterampilan masyarakat yang masih sederhana dalam menangani komoditas/produknya terutama dalam desain kemasan, aspek pemasaran dan promosi yang belum terorganisir. Selain itu juga dijumpai hambatan dalam teknis pengolahan/processing produk agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi di mana para petani/masyarakat setempat masih memiliki keterampilan yang sangat sederhana.

214

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

215

Kapasitas Forum Pengembangan Sentra/Klaster di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi NusaTenggaraBarat
Dalam rangka Peningkatan Kapasitas Forum Pengembangan Sentra/Klaster Rotan Trangsan Kabupaten Sukohardjo, ProvinsiJawa Tengah dan Gerabah Banyumulek Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah dilakukan fasilitasi berupa kegiatan Temu Usaha Penguatan Forum Sentra/Klaster. a. Sentra Rotan Trangsan Kabupaten Sukohardjo, Provinsi Jawa Tengah Kondisi sebelum ada fasilitasi di Sentra Rotan Trangsan Kabupaten Sukohardjo adalah sebagai berikut: Para perajin UKM mengalami kesulitan untuk mendapat kebutuhan bahan baku karena mahal dan kualitas rendah. Pasar domestik maupun pasar luar negeri mengalami penurunan/berkurang akibat krisis global. Kurangnya pengetahuan perajin dan UKM dalam bidang desain. Pendapatan perajin UKM dan eksportir rotan mengalami penurunan. Perajin UKM dan exportir rotan banyak yang beralih profesi. Sulitnya mencari modal usaha baik melalui perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Kurangnya koordinasi antar stakeholder dalam penguatan sentra/klaster rotan. Kurangnya kebersamaan usaha UKM dan antar UKM dengan pengusaha besar (eksportir). Belum memiliki terminal bahan baku rotan di Trangsan. Koperasi yang ada di Trangsan mati suri. Belum terbentuknya Forum Sentra/Klaster rotan Trangsan. Setelah difasilitasi dalam Temu Usaha Penguatan Forum Sentra/ Klaster, hasilnya adalah sebagai berikut: Kebutuhan akan bahan baku saat ini relatif mudah didapat. Pasar lokal maupun pasar luar negeri mulai bergeliat kembali melalui pameran-pameran yang diikuti oleh UKM maupun eksportir rotan. Adanya peningkatan pengetahuan dalam bidang desain bagi perajin UKM rotan. Meningkatnya penghasilan perajin UKM dan eksportir rotan, kembali berprofesi sebagai perajin UKM daneksportir rotan. Lembaga keuangan dan perbankan sudah mulai membantu dalam hal permodalan. Instansi yang memiliki hubungan dengan Usaha Rotan Trangsan mulai ikut memberikan berbagai upaya yangdibutuhkan Perajin UKM dan eksportir rotan sesuai dengan Tupoksi-nya. Terjadi hubungan yang harmonis antar UKM dan pengusaha besar (eksportir). Sedang dalam proses pembuatan terminal bahan baku rotan Trangsan. Terbentuknya koperasi yang akan mengelola terminal bahan baku rotan Trangsan. Terbentuknya Forum Sentra/Klaster Rotan Trangsan.

Menteri Negara Koperasi danUKM bersama Bupati Pacitan memperlihatkan batik warna alam sebagai produk unggulan Kabupaten Pacitan

Dalam rangka pengembangan model OVOP ini, maka beberapa langkah ke depan yang perlu dilakukan adalah: Identifikasi, pemilihan dan penetapan komoditas potensial/unggulan daerah. Koordinasi dan sinkronisasi program serta keterlibatan stakeholders instansi pemerintah maupun swasta baikdipusatmaupun daerah yang terlibat dalam pengembangan OVOP. Pengembangan diversifikasi produk/komoditas unggulan yang menghasilkan nilai tambah serta meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Temu usaha dengan calon pembeli pendapatan seperti hotel, restoran, dan supermarket. Peningkatan pemasaran dan promosi produk/komoditas unggulan melalui event pameran, festival budaya lokal maupun pemasaran melalui obyek turisme/ pariwisata. Peningkatan keterampilan masyarakat setempat melalui peningkatan kapasitas dan pendampingan masyarakat dalammenangani komoditas unggulan setempat.

216

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

217

Kaji Tindak Pengembangan Jaringan Antara LKM dan KSP


b. Sentra Gerabah Banyumulek, Kabupaten Sukohardo, Provinsi Nusa Tenggara Barat: Sebelum dilakukan fasilitasi kondisi Sentra Gerabah Banyumulek adalah sebagai berikut: Banyak perajin UKM dan eksportir gerabah serta Koperasi mati suri, sehingga banyak yangalihusaha. Sulit untuk mendapat bantuan modal usaha, baik dari perbankan maupun lembaga keuanganlainnya. Pasar lokal maupun luar negeri menurun drastis akibat terjadinya bom Bali dan krisis global. Desain kurang diminati pasar. Pasar seni sebagai tempat promosi serta peralatan bantuan dari Departemen Perindustrian tidak dimanfaatkan sehingga terbengkalai. Persaingan antara UKM dan Eksportir tidak sehat. Fee guide tidak diatur. Belum ada kerjasama antara biro perjalanan dan UKM gerabah. Wisatawan domestik dan luar negeri yang berkunjung ke Sentra Gerabah Banyumulek hanyatertuju pada showroom besar saja. Belum adanya Forum Sentra/Klaster Gerabah Banyumulek. Belum adanya koperasi di Sentra Gerabah Banyumulek. Kurangnya koordinasi stakeholder dalam penguatan Sentra/Klaster Gerabah Banyumulek. Setelah dilakukan fasilitasi berupa kegiatan Temu Usaha Penguatan Forum Sentra Gerabah Banyumulek adalah sebagai berikut: Perajin UKM dan Exportir Gerabah mulai bergeliat kembali. Mudah untuk mendapatkan bantuan modal usaha dari Perbankan dan lembaga keuanganlainnya. Pasar lokal dan luar negeri sudah mulai meningkat. Adanya peningkatan dan modifikasi desain gerabah sesuai permintaan pasar. Pasar seni sudah dimanfaatkan sebagai ajang promosi produk gerabah. Persaingan antara UKM dan exportir mulai tertata melalui pendekatan kerjasama biro perjalanan dan UKM. Fee guide sudah diatur melalui keputusan Kepala Desa Banyumulek dan Kepala Desa PersiapanLelede. Adanya kerjasama antara biro perjalanan dan UKM gerabah. Adanya aturan bagi wisatawan domestik maupun luar negeri yang datang ke Sentra GerabahBanyumulek. Telah terbentuk Forum Rembuk Sentra/Klaster Gerabah Banyumulek. Dibentuk Koperasi yang akan mengelola Pasar Seni Banyumulek. Instansi yang mempunyai keterkaitan dengan Sentra Gerabah Banyumulek sudah mulai melakukan tugas dan fungsinya sesuai dengan tupoksi-nya masing-masing. Akselerasi kenaikan jumlah LKM dan KSP dewasa ini ternyata belum diimbangi dengan solusi atas kelemahan pelayanan. Hal tersebut tentunya harus terus dibenahi agar LKM dan KSP mampu berperan lebih optimal. Kelemahan ini tercermin dari adanya kondisi paradoksial di mana sebagian LKM dan KSP berpeluang mendapat pasokan dana yang cukup tinggi tetapi permintaan pinjaman oleh nasabah masih relatif rendah. Di pihak lain, banyak LKM dan KSP mengalami permintaan pinjaman dana tinggi namun tidak mampu dipenuhi karena rendahnya ketersediaan dana di LKM dan KSP. Kelemahan dan kesenjangan tentu dapat diatasi bila tersedia jaringan sistem keuangan yang menghubungkan LKM dan KSP sehingga memungkinkan terjadi interlending di antara LKM dan KSP. Jaringan sistem keuangan itu hanya satu dari sekian masalah yang dihadapi LKM/KSP, yaitu: Belum ada penjaminan atas simpanan dan pinjaman. Belum ada aturan main atas simpanan dan pinjaman. Belum ada kerjasama atau kesepakatan antara LKM/KSP. Dukungan teknologi informasi untuk jejaring usaha belum tersedia. Apabila permasalahan tersebut menggantung, dikhawatirkan tujuan pembentukan LKM/ KSP sebagai sarana untuk menyimpan dan menyalurkan dana kepada anggota atau masyarakat semakin sulit tercapai. Oleh karena itu, perlu dikaji ulang program pengembangan jaringan antara LKM dan KSP. Lembaga ini diharapkan dapat menjawab permasalahan LKM dan KSP tersebut. Selain itu, ada pemikiran untuk membentuk lembaga Apex KSP, yakni sebuah institusi yang melayani anggotanya (KSP) untuk memperkuat posisi, peluang bisnis, dan tingkat kesehatan anggota di masa datang lewat sistem teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terpadu. Apex KSP bisa berbadan hukum koperasi sekunder. Untuk menghubungkan jaringan antara KSP dengan Apex telah dibuat perangkat lunak (software) yangdiberi nama SIMAPEX yang telah diujicobakan penggunaannya. Software tersebut dilengkapi dengan petunjuk instalasi dan penggunaan, bisa digunakan secara online melalui fasilitas internet. Namun demikian, sistem jaringan interlending ini baru dapat terbentuk bila ada kesamaan standar administrasi keuangan pada masing-masing anggota Apex. Secara umum ada tiga kemungkinan model Apex yang bisa dikembangkan, antara lain: Koperasi Sekunder menjadi Apex bagi anggotanya. Koperasi yang kuat menjadi Apex bagi koperasi-koperasi lainnya. Lembaga independen yang dibentuk atas dasar kesepakatan koperasi-koperasi anggotanya.

218

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

219

Kaji Tindak Rintisan Usaha Koperasi Dalam Produksi Pupuk Organik (lanjutan)
Hasil dari rintisan kajian ini adalah terciptanya bidang usaha baru yaitu peningkatan mutu manajemen pengelolaan bidang usaha koperasi dalam pengolahan sampah menjadi pupuk organik, dan pemasaran hasil produk pupuk organik. Aktivitas bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi telah dilaksanakan di Provinsi Bali (Koperasi Sari Guna), Provinsi Jawa Timur (KUD Karang Ploso), dan Provinsi Jawa Barat (Koperasi Mitra Tani Parahyangan Cianjur, dan Koppas Kemang Bogor). Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kuantitas pupuk organik serta peran koperasi dalam memenuhi kebutuhan petani. Salah satu inovasi koperasi peserta kegiatan produksi pupuk organik adalah dengan mengkombinasikan pupuk kompos dengan kotoran hewan (kohe). Di samping itu, pupuk organik yang diproduksi koperasi telah melewati uji laboratorium, sehingga tingkat kepercayaan petani terhadap pupuk organik semakin meningkat. KUD Karangploso pada periode Januari sampai Oktober 2010 telah memproduksi 18.417 kwintal, penjualan 15.734kwintal dan dipasarkan di daerah Malang, Blitar, Batu, Bali dan ke PT Petroganik, dengan harga ratarata per kilogram Rp 215,-. Tenaga kerja baru terserap sebanyak 25 orang yang terdiri dari lima orang sopir, tenagaharian lepas 12 orang, dan tenaga pengolahan delapan orang, dengan upah harian Rp 35.000,-. Pada Koperasi Mitra Tani Parahyangan (MITAPA), bahan baku pupuk organik berasal dari tujuh sumber pengadaan limbah dengan hasil produk pupuk kompos sebanyak 4.090 kg per hari. Pengujian penggunaan pupuk organik MITAPA pada tanaman padi sawah menunjukkan hasil jumlah butir hampa dan bernas 139/malai dan butir hampanya 12/ malai, serta kualitas bobot butir produksi per hektar 6.800 kg. Pada KSU Sari Guna, Kabupaten Bangli, akan dilakukan pemindahan lokasi peralatan mesin produksi ke lahan milik koperasi dari lahan milik Pemda. Koperasi ini telah memproduksi pupuk organik sebanyak 20 ton dan telah terjual 10 ton dengan harga Rp7.500/kg. Pengembangan pupuk organik oleh koperasi dengan bahan baku sampah dan kotoran hewan telah meningkatkan produksi tanaman pangan serta menyeimbangkan struktur tanah. Uji terapan dilakukan atas penggunaan pupuk organik MITAPA dengan pupuk non-organik terhadap tanaman padi, dengan hasil kualitas bobot butir padi yang menggunakan pupuk organik MITAPA lebih tinggi dibanding penggunaan pupuk non-organik yaitu 6.800 kg/ha sementara an-organik 6.721 kg/ha. Usaha pupuk organik KUD Karangploso telah diikuti oleh enam koperasi, yaitu KUD Baik Kecamatan Pujon, KUD Gondanglegi Kecamatan Gondanglegi, KUD Pakis kecamatan Pakis, KAN Jabung kecamatan Jabung, Koperasi Padita Kecamatan Tumpang, dan KUD Sumber Makmur Kecamatan Ngantang. Dalam pengembangan kegiatan usaha pupuk organik selanjutnya, KUD Karangploso mendapat bantuan dari Deputi Produksi untuk pengadaan dolomite sebagai bahan baku campuran pembuatan pupuk granula (dolomite, kotoran hewan).

Kajian Isu-isu Strategis/Aktual tentang Koperasi danUKM


a. Kajian Awal Kebijakan ACFTA dan Kaitannya dengan Koperasi dan UKM Dari kajian ini dapat disimpulkan beberapa hal antara lain: Secara normatif sesungguhnya ACFTA ini merupakan peluang bagi Koperasi dan UKM diIndonesia untuk memperbesar produksi, mengisi pasar bersama yang sangat besar yaitu1,8miliar penduduk. Sebagian besar daya saing produk industri dan manufaktur Indonesia masih lemah, sementara daya saing produk dari negara lainnya (ASEAN-China) lebih kuat. Situasi ini dapat mengakibatkan tingkat produksi Koperasi dan UKM tertekan, yang artinya UKM yang bergerak dalam kegiatan produksi akan mengalami kesulitan (data BPS ada sekitar 57% UKM bergerak dibidang produksi). Dengan berkembangnya perdagangan dalam pasar bersama (ACFTA) maka volume perdagangan akan meningkat, sehingga UKM yang bergerak di sektor jasa dan perdagangan diperkirakan tidak akan mengalami kesulitan karena produk yang mereka jual sudah sesuai selera pasar tanpa membedakan asal usul barang tersebut (data BPS, Koperasi dan UKM disektor jasa danperdagangan sebesar 29%). Berkaitan dengan hal tersebut diusulkan beberapa langkah antara lain: Penguatan daya saing global. Pengamanan pasar domestik. Penguatan ekspor. Bimbingan yang berkesinambungan agar Koperasi dan UKM dapat menerapkan manajemen stok yang lebih adaptif terhadap pasar, dan differensiasi pasar yang memungkinkan terjadinya subsidi silang. Perlu dilakukan kajian yang berkelanjutan terhadap kondisi Koperasi dan UKM. Perlu diberi peran yang lebih besar kepada trading house (BLU/LLP dan atau Induk Koperasi Perdagangan) untuk melakukan penetrasi produk-produk Koperasi dan UKM di berbagai negaraASEAN dan China yang dilakukan secara periodik, (misalnya selama satu bulan padatiap-tiap negara). Perlu dilakukan koordinasi dan sinergi pada aparat pusat dan daerah dalam menata produkproduk yang dapat diproduksi Koperasi dan UKM, serta menggalakkan pemakaian produksi dalam negeri. b. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kota melalui Koperasi dan UKM Kajian isu strategis ini mengemukakan beberapa hal penting antara lain: Kebijakan pemberdayaan ekonomi rakyat telah dilakukan melalui pemberdayaan Koperasi danUKM. Kebijakan pemberdayaan ekonomi daerah telah disusun melalui lintas sektoral dengan tujuan untuk menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern dan berdaya saing tinggi dan melalui mekanisme pasar yang benar.

220

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

221

Pemberdayaan ekonomi rakyat juga telah diimplementasikan oleh Pemda melalui berbagai program yang meliputi: Upaya peningkatan akses permodalan melalui penyaluran dana bergulir. Peningkatan kualitas SDM. Pengembangan akses jaringan usaha. Pemberdayaan ekonomi dengan lingkup komprehensif akan lebih bermakna apabila berbagai kalangan/komunitas dapat disertakan secara terpadu. c. Penyusunan Usulan Pengembangan Koperasi Raksasa di bidang Persusuan, Perdagangan danPertanian Dalam FGD/Desk Research terdapat hal penting untuk dicermati yaitu koperasi berskala raksasa menandakan volume bisnis yang besar, keterkaitan usaha koperasi dan anggota, kemampuan mengelola sumberdaya ekonomi di sekitarnya, kemampuan mengelola keuangan dan penguasaan pasar produk yangtidak meninggalkan prinsip dalam jati diri koperasi; Suatu saat kelak, koperasi juga dapat bergerak dalam pasar modal/saham. d. Sosialisasi Pelaksanaan KUR Kajian ini menyimpulkan bahwa calon nasabah dan pejabat daerah belum mempunyai pengertian yangutuh tentang KUR, sehingga masih terbatas realisasi penyaluran di lapangan. Berkaitan dengan hal tersebut di masa mendatang perlu diadakan penyuluhan intensif di daerah-daerah, penyampaian success story (kisah sukses) dari penerima KUR tahun sebelumnya, serta studi banding pada penerima KUR yangtelah sukses. e. Sosialisasi Pajak Koperasi dan UKM Hasil kajian menunjukkan bahwa: Perlu membentuk Kelompok Kerja di tingkat Provinsi/Kab/Kota untuk mewujudkan sadar pajak terhadap gerakan koperasi dan UKM. Menginformasikan berbagai perkembangan kebijaksanaan perpajakan terbaru melalui Dinas Koperasi dan UKM tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, gerakan koperasi dan asosiasi pengusaha UKM. Menerbitkan informasi kebijakan perpajakan bagi Koperasi dan UKM. Melaksanakan sosialisasi dan edukasi kebijakan perpajakan bagi Koperasi dan UKM bersama dengan Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat. Menampung aspirasi dan masukan usulan keinginan/inisiatif penyelesaian kasus danpermasalahan perpajakan yang dihadapi oleh Koperasi dan UKM.

f. Koperasi dalam Era Pasar Bebas, Mau Ke mana? Hasil kajian ini telah mengungkapkan bahwa: Kemampuan Koperasi dan UKM dalam pasar bebas cenderung dinilai masih sangat terbatas, akan tetapi KPPU telah berupaya agar pemberdayaan Koperasi dan UKM terhindarkan dari kecenderungan perilaku monopolistik dari pelaku usaha yang mendominasi pangsa pasar. Dalam rangka meningkatkan daya saing produk Koperasi dan UKM, disarankan agar Pemerintah dapat mengambil manfaat dari pengalaman praktis pemerintah Thailand yang mengembangkan Koperasi dan UKM melalui pemberian fasilitas SNI, HAKI, modal kerja (seed capital ) danbimbingan promosi kepada pelaku usaha yang berpotensi menjadi eksportir. Lingkungan bisnis UKM pada saat ini sudah berada pada tahap persaingan yang semakin ketat, untuk itu Koperasi dan UKM perlu melakukan kegiatan produksi pada komoditi yang mempunyai daya saing di pasar global. g. Revitalisasi Koperasi dan UKM untuk Menggerakkan Perekonomian Nasional Hasil kajian ini antara lain: Kajian tersebut memiliki keterbatasan lokasi sampel yang hanya berjumlah lima lokasi, yang belum tentu dapat merepresentasikan seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 33 provinsi. Demikian juga halnya sample yang hanya berjumlah 200 Koperasi dan UKM, diantaranya yangbergerak di sektor makanan, tekstil, furniture, dan kerajinan. Beberapa variabel tersebut tidak bisa dijadikan tolok ukur, karena masing-masing sektor Koperasi dan UKM tersebut berbeda masalah yang dihadapinya dengan sektor Koperasi dan UKM yang lain. Khusus variabel peranan dukungan dan manfaat bantuan, digambarkan sebagai berikut: peranan dukungan hanya 20% (peralatan 4%, pendanaan/modal 12%, pembinaan teknis 3%, promosi bersama 1%). Sedangkan manfaat dikatakan rendah karena hanya 31% (yangadamanfaatnya) dan 69% (tidak ada manfaatnya). Dalam hal ini kita perlu mengkritisi apakah data tersebut diperoleh berdasarkan persepsi belaka ataukah memang hasil analisis data kuantitatif dari masing-masing pelaku usaha yang bersangkutan, misalnyadata pertumbuhan usaha dan pertumbuhan keuntungan UKM sebelum dan sesudah adanya bantuandari pemerintah. Dalam hal pembinaan juga ada kajian tentang lingkungan bisnis Koperasi dan UKM yangmenyarankan supaya masing-masing instansi memfokuskan pembinaannya.

222

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

223

Selain itu dikemukakan pula beberapa hasil lain yaitu: a. Faktor pembiayaan kredit perbankan merupakan faktor penting pengembangan UKM; Oleh karena itu kami merekomendasikan: Penyelesaian kredit macet Koperasi dan UKM di bank-bank BUMN khususnya di daerah bencana seperti diYogyakarta dan Sumatera Barat amat mendesak. Ekspansi kredit dimungkinkan meskipun memiliki kredit bermasalah karena bencana. Penurunan suku bunga dan skema pembiayaan yang lebih baik, khususnya bagi Koperasi danUKMprospektif. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat, meskipun telah dijamin oleh ASKRINDO pada kenyataannya bankmasih memerlukan jaminan dari nasabah dan hanya nasabah baru saja. b. Banyaknya bantuan kepada Koperasi dan UKM seringkali tidak tepat sasaran, berpotensi overlap danmenimbulkan moral hazard. Oleh karena itu kami merekomendasikan: Koordinasi bantuan kepada Koperasi dan UKM sehingga tepat sasaran. Bantuan pelatihan teknis produk, keuangan, pemasaran dan kewirausahaan perlu ditambah. Keikutsertaan Koperasi dan UKM dalam pameran promosi perdagangan perlu ditambah frekuensinya, khususnya ke pasar-pasar luar negeri non tradisional dan menembus pasar ekspor. c. Perlu insentif untuk diversifikasi produk, pengayaan desain dan hak paten produk Koperasi dan UKM. Untuk itu kami merekomendasikan: Perlunya kebijakan insentif fiskal dan non fiskal bagi pengembangan industri kreatif danpengusahapionir. Perlunya perlindungan dan sosialisasi mengenai hak paten produk dan desain.
Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau pengolahan pupuk di Bali, 28 Desember 2009

d. Peningkatan utilisasi dan peremajaan mesin-mesin yang sudah tua sehingga merekomendasikan untuk melanjutkan, mempermudah prosedur dan ekspansi program peremajaan mesin-mesin tekstil. Penggunaanteknologi informasi untuk keperluan transaksi usaha. Rekomendasinya adalah: Mengalokasikan APBN K/L dan PKBL bagi Koperasi dan UKM dalam bentuk akses internet cukup, cepatdan diskon biaya langganan. Melakukan sosialisasi membuat situs-situs desain produk dan akses pembeli/penjual bahan baku lewat internet bagi Koperasi dan UKM kurang mampu.

224

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

225

Kajian Model Peningkatan Koperasi dan UKM diKawasan Perbatasan/Tertinggal


Dari hasil kajian ditemukan bahwa permasalahan yang dihadapi masyarakat perbatasan dalam pemanfaatan potensi daerah di dua lokasi pada dasarnya tidak jauh berbeda yaitu: kemampuan SDM, modal kerja, penguasaan teknologi, penggunaan benih dan sarana produksi, prasarana dan sarana serta tingkat pemanfaatan lahan. Perbedaan hanya terletak pada bobot prosentasenya saja di mana secara berurutan untuk Kabupaten Sanggau (18%; 39%; 29%; 3%; 4%; 7%) dan untuk KabupatenBelu (15,46%; 30,47%; 10,00%; 15,55%; 20,67%; 8,00%) berarti modal kerja masih menjadi masalah krusial untuk peningkatan peran Koperasi dan UKM dikawasan perbatasan, di samping kemampuan SDM danpenguasaan teknologi. Sedangkan potensi daerah perbatasan yang bisa dikembangkan berdasarkan pendapat stakeholder, analisa Location Quotient (LQ) dan AHP untuk Kabupaten Sanggau (Kalbar) adalahkomoditi lada dan kakao, sedangkan untuk Kabupaten Belu (NTT) adalah komoditi sapi danjagung. Potensi Koperasi dan UKM untuk kawasan perbatasan Sanggau terhadap Kabupaten Sanggau adalahkoperasi memberikan share sebesar 2%, usaha mikro sebesar 5% dan usaha kecil sebesar 2%. Pada kawasan perbatasan Kabupaten Belu dengan Timor Leste potensi koperasi memberikan share sebesar 1,7%, usaha mikro sebesar 3,2%, usaha kecil sebesar 2,3% dan usaha menengah sebesar 3%. Untuk peningkatan peran Koperasi dan UKM dalam pengembangan komoditi potensial tersebut telah dirancang model kemitraan dan OVOP dengan meletakkan peran koperasi sebagai institusi kelembagaan petani berkerjasama dengan UKM melalui dukungan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten danmelibatkan peran Triple Hellix. Kedua model yang dirancang bisa diterapkan secara berbarengan dengan beberapa komoditi, khususnya untuk model kemitraan. Bila model OVOP yang dipilih maka berdasarkan hasil diskusi terbatas (FGD) pada kedua provinsi, untuk daerah perbatasan Kabupaten Sanggau disepakati komoditi lada, sedangkan untuk daerah perbatasan Kabupaten Belu disepakati pengembangan perternakan sapi. Model yang dirancang baik Kemitraan maupun OVOP diharapkan dapat meningkatkan share Koperasi danUKM kawasan perbatasan Kabupaten Sanggau dengan Malaysia dari 5% menjadi 15% dalam waktu lima tahun, sedangkan untuk kawasan perbatasan Kabupaten Belu dengan Timor Timur dari 3% menjadi 10% dalam waktu lima tahun. Selain itu, melalui model yang dirancang, kecenderungan masyarakat yang hanya menjual bahan baku tanpa pengolahan dapat ditingkatkan dengan menciptakan barang setengah jadi atau produk akhir. Untuk penerapan model ini perlu dibuat pilot project atau Demplot olehpihak-pihak terkait dan kemudian merumuskan action plan untuk koordinasi pelaksanaannya.

Peningkatan Peran Triple Hellix Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif


Output pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut: Penentuan Produk dan Lokasi: Tahap awal kegiatan dilaksanakan dengan melakukan fact finding untuk menghimpun data daninformasi sebagai landasan dalam penentuan produk dan lokasi sasaran kegiatan. Hasilfact finding dibahas dalam rapat koordinasi antarinstansi pusat, yang dihadiri Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, BPPT, dan instansi terkait lainnya. Rapatkoordinasi pusat menyepakati produk dan lokasi sasaran kegiatan adalah kerajinan gerabah di Kabupaten Bantul (DI Yogyakarta), kerajinan batik di Kabupaten Pacitan (Jawa Timur) dankerajinan bambu di Kabupaten Bangli (Bali). Rencana Tindakan: Rencana tindakan yang akan dilaksanakan sejak 20102014 meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Inventarisasi kondisi terkini dan permasalahannya. b. Fasilitasi yang diperlukan. c. Rencana tindakan yang akan dilaksanakan. d. Institusi yang terlibat. Aspek-aspek yang menjadi fokus dalam rencana tindakan, meliputi subsistem: Bahan baku Produksi Pemasaran Pembiayaan SDM Kelembagaan

Hasil kesepakatan pada forum diskusi terbatas di daerah disosialisasikan di daerah, sekaligus sebagai forum untuk memperoleh masukan lebih lanjut guna mempertajam hasil kesepakatan diskusi terbatas di daerah. Dalam sosialisasi ini dipaparkan pula konsep trading house dan aplikasinya pada produk kerajinan di masing-masing lokasi sasaran kegiatan. Selanjutnya, hasil kesepakatan diskusi di daerah dibahas dalam rapat koordinasi di pusat yang menghasilkan kesepakatan dalam bentuk rencana aksi.

226

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

227

Sesuai dengan kondisi dan kesepakatan stakeholders, rencana aksi yang dilaksanakan pada tahun 2010 difokuskanpada: a. Subsistem bahan baku yang menekankan pada fasilitasi pengadaan bibit pohon untuk bahan baku pewarna alami pada kerajinan batik dan alternatif bahan baku pengganti tanah liat sebagai bahan baku pada kerajinan gerabah. b. Subsistem budidaya dengan fasilitasi dalam standardisasi pengelolaan budidaya bambu, pemilahan pemanfaatan bambu untuk keperluan industri dan nonindustri (masyarakat umum dan pencarian alternatif lahan untuk budidaya bambu. c. Subsistem produksi yang menekankan pada fasilitasi teknologi diversifikasi produk danpeningkatan kualitas bahan pada kerajinan bambu serta fasilitasi keragaman desain padakerajinan gerabah dan kerajinan bambu. d. Subsistem SDM dengan peningkatan kualitas SDM UKM melalui pelatihan-pelatihan kepada pelaku usaha mengenai keterampilan dalam diversifikasi produk termasuk di dalamnya mengenai desain produk dan pelatihan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan. e. Subsistem pembiayaan dengan meningkatkan akses ke sumber pembiayaan untuk modal kerja jangka pendek melalui fasilitasi peningkatan akses terhadap lembaga keuangan. f. Subsistem pemasaran dengan peningkatan akses ke informasi pasar melalui promosi, menyelenggarakan dan membangun trading house (Yogyakarta dan Bali), pengadaan leaflet/booklet dan kerjasama dengan stakeholders pariwisata di Pacitan. Khusus di Pacitan dengan fasilitasi dalam peningkatan pemahaman/ pengetahuan SNI dan HaKI melalui sosialisasi dan bantuan pengurusan (pendampingan) SNI dan HaKI. g. Subsistem kelembagaan yaitu dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknis perkoperasian melalui sosialisasi/penyuluhan perkoperasian, pembentukan sentra/klaster bambu dengan pendekatan OVOP. Khusus di Bali diperlukan payung hukum yang mengikat stakeholders dipusat dan daerah, pengembangan/revitalisasi peran koperasi dalam memenuhi kepentingan perajin bambu. Peningkatan peran triple hellix tercermin dengan adanya implementasi rencana aksi sebagai berikut: a. Subsistem bahan baku yaitu penanaman pohon yang digunakan sebagai pewarna alami kerajinan batik oleh dua orang perajin. b. Subsistem produksi yaitu pelatihan pembuatan kemasan produk souvenir kerajinan gerabah, pelatihan desain dan proses produksi kerajinan bambu, bantuan peralatan bak celup dan bak rebus, serta pelaksanaan pelatihan teknis produksi kerajinan batik. c. Subsistem SDM adalah pelatihan kewirausahaan untuk 30 orang perajin gerabah, 30 orang perajin batik dan 30 orang perajin bambu.

d. Subsistem pembiayaan yaitu fasilitasi pembiayaan bekerjasama dengan BUMN, dana bergulir APBD provinsi dan KUR untuk kerajinan batik, realisasi bantuan sosial dari Kementerian Koperasi dan UKM untuk pengadaan peralatan produksi gerabah sebesar Rp285.000.000, pengajuan proposal bantuan sosial untuk pembiayaan pengadaan peralatan produksi kerajinan batik dan bambu. e. Subsistem pemasaran yaitu pengembangan pasar lokal, regional dan ekspor untuk kerajinan gerabah, kerajinan batik dan kerajinan bambu. f. Subsistem kelembagaan dengan pelatihan teknis yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi danUKM pada 30 orang perajin gerabah dan 30 orang perajin bambu. Rencana tindak yang akan dilaksanakan pada tahun 2011 merupakan tindak lanjut rencana aksi 2010 yaitu: a. Subsistem bahan baku - melakukan riset potensi ketersediaan kuantitas dan jenis tanah liat, kerjasama antar pemerintah daerah dalam pemanfaatan bahan baku, pendampingan dan sosialisasi pemanfaatan bahan baku alternatif untuk kerajinan gerabah serta inventarisasi varietas bambu yang baru untuk diversifikasi produk kerajinan bambu. b. Subsistem produksi - memberikan pendampingan teknologi tentang diversifikasi produk dan peningkatan kualitas bahan untuk kerajinan bambu. c. Subsistem SDM - peningkatan capacity building kewirausahaan pada kerajinan gerabah dan pelatihan pendampingan penerapan etika bisnis pada kerajinan batik. d. Subsistem kelembagaan - proses pembentukan koperasi perajin gerabah dan batik.

Model Penumbuhan Wirausaha Baru yang Inovatif MelaluiInkubator


a. Telah tersusun payung hukum kebijakan pengembangan inkubator dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) tentang inkubator bisnis dan teknologi. b. Model pengembangan inkubator. Dalam pengembangan inkubator ini telah difasilitasi kegiatan yangmeliputi: Pelatihan penyusunan business plan bagi 25 orang tenant. Pelatihan e-market bagi 25 tenant. Pelatihan bagi 25 orang staf inkubator. Temu bisnis dengan lembaga keuangan. Pendampingan bagi 25 tenant. Memfasilitasi penguatan permodalan dari LPDB melalui Astra Modal Ventura senilai Rp 1.025 Miliar bagi 6tenant. Telah diluluskan 25 tenant yang mengelola berbagai bidang usaha, antara lain usaha mendong, akar wangi, sayur-mayur, jamur merang dan lain-lain. Sudah ada dua tenant yang merintis ekspor yaitu komoditi mendong dan akarwangi.

228

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

229

Jaringan Informasi dan Publikasi


a. Peningkatan Kapasitas Kerjasama antar Daerah (KAD) dalam Pengembangan UKM Tujuan Program Kerjasama Antar Daerah adalah membangun dan mengembangkan kemampuan komunikasi serta meningkatkan kepedulian antar daerah melalui kerjasama partisipasif, mendorong percepatan kemajuan pembangunan ekonomi khususnya koperasi dan UKM melalui kapasitas aktor regional. Ruang lingkup kegiatan ini meliputi pelaksanaan kegiatan untuk mendukung pengembangan kerjasama antar daerah di Regional Management (RM) BARLINGMASCAKEB Jawa Tengah yaitu ToT untuk Desain Batik serta Pembentukan dan Pengembangan Media Informasi UKM (UKM Center/Galeri Online), serta diRMJonjok Batur NTB yaitu pelatihan dalam rangka Pembinaan Guna Kemantapan Kerja (Kelembagaan). Selain itu untuk mendukung promosi juga dilaksanakan kegiatan sosialisasi kerjasama antar daerah dan pembuatan leaflet. Telah terbangunnya komunikasi dan kepedulian antar pemerintah daerah dalam pengembangan Koperasi dan UKM, antara lain melalui Pelatihan Desain Batik Training of Trainers (ToT) untuk UKM Batik RM Barlingmascakeb pada Juli 2010. Di sisi lain masing-masing Pemda telah mengalokasikan dana melalui APBD setiap tahunnya untuk membangun komunikasi dan kepedulian antar daerah dalam hal pemberdayaan Koperasi dan UKM. Pelatihan yang dilaksanakan pada Juli 2010 diikuti oleh 20 peserta yang berasal dari lima kabupaten yang tergabung dalam RM BARLINGMASCAKEB, yaitu: Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen. Para peserta pelatihan tidak mengalami kesulitan menerima semua materi yang diajarkan yaitu tentang teknik desain batik modern, pewarnaan alam, pemasaran serta jejaring UKM. Dalam rangka Pembinaan Kemantapan Kerja RM Jonjok Batur di NTB, telah dilaksanakan pula pelatihan Kelembagaan. Pelatihan dilaksanakan sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja RM Jonjok Batur, serta memperkuat dukungan dari stakeholder terkait. Dalam kegiatan tersebut berhasil dirumuskan komitmen ke depan untuk bersama- sama mengatasi solusi permasalahan yang muncul, antara lain tentang budget sharing, Raperda pariwisata, pembenahan dewan eksekutif serta peningkatan peran instansi terkait. Untuk mendukung promosi produk-produk unggulan UKM RM Barlingmascakeb, pada November 2010, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK c.q. Asdep Pengembangan Perkaderan UKM memfasilitasi Pembentukan dan Pengembangan Media Informasi UKM (UKM Center/Galeri Online). Promosi juga dilakukan dengan pembuatan leaflet yang menampilkan potensi kewilayahan RM Barlingmascakeb dan RM Jonjok Batur. Selain itu, pada November 2010 juga dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi promosi tentang KAD di Jakarta. Dalam acara tersebut, seluruh peserta yang terdiri dari perwakilan seluruh deputi di Kementerian Koperasi dan UKM, perwakilan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, perwakilan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal serta Perwakilan PT Telkom menyatakan dukungannya terhadap konsep Kerjasama Antar Daerah dan siap melakukan sinergi program kegiatan mereka ke dalam konsep tersebut.

b. Pemeliharaan Jaringan LAN Intranet dan Sistem Database Smecda.com Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK telah mengembangkan sistem informasi elektronik melalui internet yakni website. Website ini digunakan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan hasil kajian pemerintah di bidang pembangunan Koperasi dan UKM, temuan-temuan ilmiah baru dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM, potensi daerah yang perlu didorong untuk tumbuh, serta data dan informasi pembangunan Koperasi dan UKM lainnya yang bersifat penelitian dan pengembangan pemberdayaan Koperasi dan UKM. Berdasarkan statistik, pengunjung web smecda telah mengalami perkembangan dari tahun ketahun, untuk 2010 pada bulan November, kurang lebih 81.268. Sedangkan halaman yang dibuka sebanyak149.588. Lima negara teratas yang mengakses adalah Indonesia (74%), USA (11,61%), Norwegia (2,43%), Cina(1,72%), Malaysia (1,1%) dan lainnya (9,14%). Informasi yang banyak dibuka adalah data koperasi, undang-undang koperasi dan UKM, peraturan mengenai koperasi dan UKM, beritaKoperasi dan UKM, makalah koperasi, hasil kajian dan jurnal. c. Uji Coba Program Aplikasi DSS (Decision Support System) Koperasi dan UKM Sejumlah pengalaman, hasil kajian dan penelitian menunjukkan bahwa permasalahan UKM sangat berkaitan dengan sumberdaya manusia (human resources), manajemen, funding, access, informasi teknologi, dan market access. Hal ini membuat para pelaku usaha Koperasi dan UKM, umumnya memposisikan diri untuk apatis dalam membangun simbiosis yang lebih harmonis dengan pihak lembaga keuangan (financial intermediary). Karena keterbatasan SDM, Koperasi dan UKM mengalami kesulitan dalam menyajikan dan meyakinkan kelayakan ekonomi dan keuangannya. Di sisi lain, duniaperbankan kesulitan memperoleh data yang dapat dimanfaatkan untuk dianalisa kelayakannya. Salah satu upaya yang dapat diusung dan dikembangkan adalah dengan menyajikan pedoman pengambilan keputusan (Decision Support System/DSS) kelayakan ekonomi dan keuangan UKM berbasis teknologi dan sistem informasi. Kehadiran software aplikasi DSS ini diharapkan mampu menjembatani permasalahan dasar Koperasi dan UKM dan kebutuhan pihak intermediary swasta untuk meningkatkan portofolio investasinya.

230

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

231

Pengembangan Inkubator
Aplikasi perangkat lunak DSS UMKM diharapkan dapat memberikan efektifitas dan efesiensi bagi pihak pemerintah, pelaku usaha dan lembaga intermediary dalam melakukan pengambilan keputusan untuk mengembangkan bisnis Koperasi dan UKM pada sektor perdagangan, pertanian, manufaktur, jasa, restoran dalam hal perencanaan dan pengambilan keputusan kelayakan ekonomi dan keuangan. Aplikasi ini memiliki beberapa fitur, diantaranya adalah fasilitas: Profil: merupakan toolbar yang terdiri dari profil perusahaan dan profil usaha. Toolbar ini dapat diklik untuk membantu pengguna mendeskripsikan perusahaan dan usaha yang dijalankan. Analisis Bisnis: pada toolbar ini, sistem akan secara otomatis melakukan analisis setelah pengguna melakukan pengisian pertanyaan yang diajukan/tersedia pada toolbar profil dan aspek produksi, pemasaran, manajemen & SDM, lingkungan dan keuangan. Hasil analisis akan ditampilkan dalam image angka skor (indeks), angka kelayakan keuangan (Cash Flow, IRR, BEP, BCR, PP, NPV-PI). Output kegiatan ini adalah telah dilaksanakannya uji coba aplikasi ini pada 6 (enam) UKM di Jakarta dansekitarnya yaitu: CV Ayam Parigi Hitam (Pertanian). CV Al Rosyed (Perdagangan). Muti Pesta (Jasa). Karya Agus (Manufaktur). Restoran Sabana Murah (Restoran). Kobekindo (Koperasi Jasa Perbaikan). Telah dilakukan Pelatihan Penggunaan Decision Support System (DSS) bagi 33 orang pelaksana daerah (satu orang perwakilan Dinas Koperasi tingkat provinsi seluruh Indonesia) di Jakarta. Salah satu instrumen yang strategis dalam menumbuhkembangkan peran dan daya saing UKM adalah melalui inkubator bisnis dan teknologi. Menurut Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) 20092010 bahwa jumlah inkubator di Indonesia sebanyak 22 unit inkubator bisnis dan teknologi. Inkubator adalah lembaga yang melaksanakan pendampingan (inkubasi) terhadap calon wirausaha baru maupun UKM (yang disebut tenant) baik secara in wall (semua aktifitas usahanya dilakukan dengan menggunakan fasilitas ruangan di inkubator) maupun outwall (aktifitas usaha dilakukan di luar inkubator). Ruang lingkup pendampingan yang diberikan meliputi konsultasi teknologi, kewirausahaan danmanajemen, fasilitasi pemasaran, serta penulisan business plan untuk aplikasi lembaga keuangan. Inkubator sampai saat ini terus aktif menghadapi Koperasi dan UKM dalam mengembangkan usaha. Inkubator dalam melaksanakan inkubasi memiliki berbagai kendala antara lain: Belum memiliki sarana dan prasarana pendukung serta fasilitas yang memadai. Keterbatasan dukungan dana operasional inkubator maupun dana pendampingan inovasi teknologi. Reward/salary yang diberikan inkubator terhadap manajer maupun staf inkubator masih sangat rendah dan belum memadai. Kurangnya komitmen dan dukungan dari semua pihak untuk mengembangkan inkubator dan masih terbatasnya peran dan daya saing tenant inkubator. Berkenaan dengan hal tersebut perlu disusun kebijakan pengembangan inkubator serta pengembangan inkubator model yang direncanakan akan dilaksanakan di Bogor (IPB), yang akan direplikasi dan dikembangkan di daerah lain. Program ini diharapkan mampu meningkatkan peran inkubator dalam mengembangkan peran dan daya saing tenant inkubator.

232

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

233

Dari kegiatan pengembangan inkubator pada 2010 ini menghasilkan tersusunnya Rencana Model Inkubator. Selain itu di IPB telah dilaksanakan Pelatihan tentang e-market dan temu bisnis masingmasing diikuti oleh 25 tenant, serta Pelatihan bagi 15 staf inkubator (IPB, ITB, ITS, UGM, UNS, ICELL Admisolo, IKOPIN, Unibraw, UMN Jakarta, Politeknik Bandung, Univ. Bakrie, UI, Unsoed, Undip). Dalam rangka memberi perkuatan keuangan Koperasi dan UKM telah dilaksanakan pula Temu Fasilitasi Lembaga Keuangan LPDB dengan 30 tenant. Pertemuan tersebut menghasilkan pemberian dana perkuatan usaha kepada enam tenant. Dalam rangka memperkuat komitmen dan dukungan dari pihakpihak terkait untuk pengembangan inkubator, maka pada 31 Maret 2010 telah ditandatanganinya SKB Tiga Menteri (Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Diknas dan Kementerian Ristek) tentang Gerakan Pengembangan Inkubator Bisnis dan Teknologi dalam Menumbuhkembangkan Wirausaha Inovatif. Dukungan juga akandiberikan oleh empat kementerian lain yaitu Kementerian Perindustrian, Kementerian Pemuda danOlahraga, Kementerian Agama, BPPT dengan koordinator Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. SKBtersebut akan diusulkan menjadi Perpres mengenai Pengembangan Inkubator Bisnis dan Teknologi dan surat izin prakarsa Perpres telah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian kepadaPresiden. Selain itu dalam rangka memantapkan pengembangan inkubator bisnis dan teknologi, pada 4 November 2010 diadakan pelatihan inkubator internasional di Jakarta yang menghadirkan pakar inkubator dari Jepang, Jerman, Korea dan I-Cell, dengan peserta negara-negara ASEAN dan 11inkubator dari Indonesia. Sedangkan untuk 2011 akan dilaksanakan penyusunan model-model inkubator agroindustri dan green energy pada IPB, inkubator manufacturing pada ITB, inkubator agrobisnis padaUnibraw, inkubator ICT/industri kreatif pada ITS. Dasar hukum pengembangan inkubator adalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Pasal 15); Inpres No. 01 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional; Inpres No. 6 Tahun 2007 tentang percepatan sektor riil dan pemberdayaan UKM dan Naskah Kesepakatan Bersama antara Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Pendidikan Nasional danMenteri Riset dan Teknologi tanggal 31 Maret 2010 tentang Gerakan Nasional Pengembangan Inkubator Bisnis dan Teknologi dalam Menumbuhkembangkan Wirausaha Inovatif.

Menteri Negara Koperasi dan UKM mengunjungi salah satu stand mahasiswa di sela-sela acara penandatanganan MOU dalam rangka Pengembangan Inkubator, diJakarta, 31 Maret 2010

Program Kegiatan Pengkajian Sumber Daya Koperasi dan UKM


Dalam rangka mendukung penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi pemberdayaan Koperasi dan UKM, berbagai kegiatan pengkajian di bidang pemberdayaan Koperasi dan UKM. Dalam periode 20052008 telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan penelitian terapan dan penunjang pemberdayaan Koperasi dan UKM, antara lain: Kajian Formalisasi Perizinan Usaha Bagi Koperasi dan UKM. Kajian Pemberdayaan Koperasi dan Koperasi dan UKM Dalam Era Otonomi Daerah. Kajian Peran Peraturan Daerah Dalam Pemberdayaan Koperasi dan UKM. Kajian Evaluasi Pemanfaatan Bantuan Sarana Pasar Dalam Pemberdayaan Koperasi dan UKM. Kajian Dampak Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera (PERKASSA).

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

235

Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM (LLP-KUKM)


Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (LLP-KUKM) merupakan satuan kerja pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) yangberada di bawah Kementerian Koperasi dan UKM. Satuan kerja LLP-KUKM ditetapkan melalui Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 19.3/ Per/M.KUKM/VIII/2006 tentang organisasi dan tata kerja LLP-KUKM tanggal 19 Agustus 2006, dan ditetapkan sebagai BLU dengan status BLU Penuh melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 159/ KMK.05/2007 tanggal 20 Maret 2007. Visi LLP-KUKM adalah menjadi institusi profesional berskala internasional di bidang pemasaran produkproduk koperasi dan UKM Indonesia yang mampu menjadikan Smesco UKM sebagai ikon pemberdayaan dan ikon industri kreatif Koperasi dan UKM. Dalam melaksanakan tugas pokok untuk memasarkan produk-produk Koperasi dan UKM tersebut, LLP-KUKM melaksanakan beberapa kegiatan antara lain: Memasarkan produk UKM di dalam maupun luar negeri melalui trading house dengan nama SMESCO INDONESIA COMPANY (SIC). Menyediakan layanan ruang pamer dan ruang pelatihan. Menyediakan layanan permanent display/showroom ritel produk unggulan Koperasi dan UKM Indonesia dalam UKM Gallery. Menyediakan layanan penyewaan ruang kantor dan sarana pendukung lainnya seperti: bank, ATM, money changer, travel agent, mini market, restaurant dan cafe. Hal ini juga dimaksudkan agar Smesco UKM menjadi destination dan meeting point bagi masyarakat Jakarta, hal ini bertujuan untuk menarik pelanggan agar mengunjungi dan memasuki serta berbelanja di UKM Gallery. Program Ekspose Produk Unggulan 33 Provinsi (Tahap I). Bekerjasama dengan dinas -dinas daerah untuk mengisi Gedung Smesco UKM beserta produk-produk unggulan daerahnya.

Bab 9
BADAN LAYANANUMUM
1 2

PENDAPATAN BADAN LAYANAN UMUM LEMBAGA LAYANAN PEMASARAN - KUKM TA. 2010
No. Pendapatan
Pendapatan Jasa Layanan (UKM Gallery) Pendapatan Jasa Penyedia Barang dan Jasa Lainnya

Target
2.000.000.000 25.000.000.000

Realisasi
1.146.592.755 20.411.389.521

%
57 82

Pada Tahun Anggaran 2009 Pendapatan Operasional Jasa Layanan LLP-KUKM sebesar Rp 21.569.723.409,-, terdiri dari Pendapatan Sewa Rp 20.930.059.321,- dan Pendapatan Trading House Rp 639.554.089,-

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

236

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

237

Yuana Sutyowati Barnas


DirekturUtama LLP-KUKM

Menteri Negara Koperasi dan UKM didampingi oleh Direktur Utama LLP- KUKM meresmikan 7 paviliun daerah digedung SMESCO UKM, Jakarta, 14Desember 2010

238

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

239

Menteri Negara Koperasi dan UKM menyaksikan Direktur Utama LLP-KUKM menandatangani MoU Program Strategis

Delegasi Thailand mengunjungi salah satu standkerajinan di galeri UKM

240

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

241

Dalam pelaksanaan program pemasaran produk-produk unggulan Koperasi danUKM melalui trading house, LLP-KUKM telah mengirimkan produk Koperasi dan UKM mitra keShanghai (China) dan Dubai dengan melibatkan 10 Koperasi dan UKM dan15produk. Ekspansi ke pasar Internasional bagi Koperasi dan UKM merupakan alternatif untuk memperoleh pasar yang lebih luas, sekaligus untuk memperoleh devisa bagi negara. Kemitraan dengan Koperasi dan UKM dilakukan melalui kerjasama dengan koperasi yang mewakili Koperasi dan UKM anggota dengan menerapkan konsep bagi hasil. Hingga saat ini, LLP-KUKM telah melayani Koperasi dan UKM dari 23Provinsi diIndonesia. Kegiatan ini terbuka bagi semua daerah, dengan syarat memiliki kualitas produk yang baik, harga kompetitif dan sanggup memenuhi permintaan pasar. Untuk mempromosikan dan memasarkan produkproduk Koperasi dan UKM ini, sepanjang tahun 2010 LLP-KUKM telah mengikuti beberapa pameran didalam dan luar negeri, yaitu Pameran International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2010 dan Pameran Poire De Marseille di Prancis bulan Oktober2010. Keikutsertaan LLP-KUKM dalam pameran tersebut selain untuk memasarkan produk-produk Koperasi dan UKM Indonesia, juga sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan LLP-KUKM kepada masyarakat sebagai sebuah lembaga yang bergerak di bidang pemasaran produk Koperasi dan UKM yang berkualitas serta untuk membuka akses pasar bagi para Koperasi dan UKM. Selain mengikuti pameran, kegiatan LLP-KUKM yang lain adalah menyediakan ruang pameran dan pelatihan bagi Koperasi dan UKM pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Acara-acara yang telah diselenggarakan bertempat di gedung SMESCO UKM antara lain Indonesia Green Award, Education Fair 2010, Pameran Food andPackaging, Pembiayaaan Expo, SIKIB Expo 2010 dan lain-lain. Bertempat di Gedung SMESCO UKM, LLP-KUKM juga menampilkan produk-produk unggulan UKM di dalam gerai ritel UKM GALLERY yang telah dibuka secara resmi sejak tanggal 3 April 2009 yang lalu. UKM GALLERY yang menempati 2 lantai di gedung utama SMESCO UKM ini menyajikan berbagai karya terbaik para perajin dari seluruh Indonesia. Hingga akhir tahun 2010 LLP-KUKM telah melayani 827 Koperasi dan UKM yang menaungi ribuan perajin dari seluruh Indonesia. Beragam kerajinan seperti batik, songket, tenun, aksesoris, patung, anyaman, hingga furnitur dan produk-produk interior hadir dengan harga yang kompetitif. Bulan Desember 2010, LLP-KUKM bekerja sama dengan 7 provinsi untuk mengenalkan produk-produk unggulan daerahnya sebagai bentuk implementasi Program Ekpose Produk Unggulan Koperasi dan UKM 33 provinsi oleh LLP-KUKM.

Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan pada acara Pembukaan SMESCO UKM Festival, 14Juli2010

Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan sekaligus membuka acara SMESCO Craft & Home Furnishing Expo 2009

242

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

243

Ibu Negara Ani Yudhoyono pada pembukaan SIKIB Expo 2010

244

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

245

Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungan ke SMESCO EXPO 2010 di Jakarta, 27 Oktober 2010

Misi UKM GALLERY adalah menjaga dan mengembangkan warisan budaya Indonesia, dengan terus-menerus melakukan pengembangan desain agar daya saing produk meningkat sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Sesuaidengan program yang telah dicanangkan pemerintah maka SMESCO UKM juga memposisikan diri sebagai lokomotif sekaligus acuan bagi pengembangan industri kreatif Koperasi dan UKM. Dengan UKM GALLERY, SMESCO UKM ingin mengubah persepsi masyarakat yang menganggap produk-produk Koperasi dan UKM kurang berkualitas. LLP- KUKM sebagai Badan Layanan Umum diharapkan dapat memberikan layanan yang optimal bagi koperasi dan UKM, sehingganantinya bisa mandiri dan dapat mengurangi tekanan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Hingga akhir tahun 2010, dari 11 lantai di gedung utama SMESCO UKM yang diperuntukkan sebagai perkantoran, sebanyak 10,5 lantai telah terisi penuh. Beberapa tenant yang menyewa ruangan dengan space yang besar antara lain: PT Infomedia Nusantara, LPDB-KUMKM, Bank Mega Syariah, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Departemen Keuangan dan Bank Negara Indonesia serta 7 paviliun daerah. Berbagai seminar, lokakarya dan pelatihan juga diselenggarakan di gedung utama SMESCO UKM untuk memperluas wawasan dan pengetahuan UKM. Berbagai event telah dilaksanakan untuk memperkenalkan UKM GALLERY dan SMESCO UKM. Salah satunya adalah WarisanEnak, festival makanan tradisional yang telah diadakan 2 kali. Festival yang menyediakan berbagai makanan khas dari berbagai daerah di Indonesia ini mendapat sambutan yang sangat baik, terbukti dengan banyaknya pengunjung yang datang dan ikut ambil bagian dalam event ini.

Menteri Negara Koperasi dan UKM mengunjungi salah satu stand di acara SMESCO Craft & Home Furnishing Expo

246

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

247

Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM (LPDB-KUMKM) Kemas Danial
DirekturUtama LPDB-KUMKM Perkembangan Pengelolaan Dana Bergulir 20082010 Secara kumulatif, sejak September 2008 hingga 20 Desember 2010 LPDB-KUMKM telah menyalurkan pinjaman/pembiayaan kepada mitra sebesar Rp 611.713.590.104 yang diberikan kepada 125.909 UMKM melalui 19 Mitra Koperasi Sekunder, 223 Mitra Koperasi Primer Langsung, 47 Mitra Perusahaan Modal Ventura dan 10 Mitra Perbankan. Nilai dan persentase terhadap target pada tahun 2008 sebesar Rp35.125.000.000 (25,9%), tahun 2009 sebesar Rp 210.424.131.858 (23,82%) dan tahun 2010 sebesar Rp 366.164.458.246 (67,45%). Pengelolaan Dana Bergulir Tahun 2010 Rencana penyaluran dana bergulir tahun 2010 adalah sebesar Rp 1.185.200.000.000, namun hingga bulan Desember 2010 dana dari APBN sebesar Rp 350.000.000.000 belum diterima oleh LPDBKUMKM, sehingga rencana penyaluran dana bergulir-yang dananya bersumber dari APBN-dialihkan penyalurannya ketahun 2011 (baru masuk ke rekening LPDB-KUMKM tanggal 16 Desember 2010), sehingga target penyalurannya menjadi Rp 835.200.000.000. Memasuki semester II, terjadi pergantian Direksi LPDB-KUMKM, danrencana penyaluran dana bergulir dilakukan penyesuaian sehingga menjadi Rp542.880.000.000 yang merupakan 65% dari target penyaluran Rp 835.000.000.000. Total penyaluran dana bergulir pada tahun 2010 mencapai Rp 366.164.458.246 atau 67,45% dari target penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM tahun 2010. Mitra yang tidak dapat meneruskan penyaluran pinjaman/pembiayaan kepada Koperasi dan UKM mengembalikan dana kepada LPDB-KUMKM sebesar Rp 13.383.021.872, sehingga dana yang tersalurkan oleh mitra menjadi Rp 598.330.568.232. Sejak semester II tahun 2010 penyaluran dana lebih difokuskan kepada koperasi secara langsung dan mengalami peningkatan lebih dari 5 (lima) kali lipat dibandingkan pada semester sebelumnya. Penyaluran dana bergulir pada semester II tahun 2010 mencapai Rp 306.574.058.246, sedangkanpada semester I tahun 2010 sebesar Rp 59.590.400.000. Dana bergulir tahun 2010 disalurkan kepada 10(sepuluh) Mitra Koperasi Sekunder, 190 (seratus sembilan puluh) Mitra Koperasi Primer Langsung, 14(empat belas) Mitra Perusahaan Modal Ventura dan 4 (empat) Mitra Perbankan. Selain dana yangsudah disalurkan, terdapat usulan yang sudah disetujui oleh Komite Pinjaman/Pembiayaan dan siap untuk dicairkan kepada mitra sebesar Rp 168.298.213.914. Non Performing Loan (NPL) LPDB-KUMKM per 20 Desember 2010 sebesar 0,12% (batas yang diperkenankan dalam Rencana Bisnis dan Anggaran sebesar15%). Dana bergulir disalurkan kepada Koperasi dan UKM yang tersebar di 29 Provinsi diIndonesia. Provinsi yang belum menerima dana bergulir dari LPDB-KUMKM adalah Bangka Belitung, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Papua. Realisasi anggaran belanja LPDB-KUMKM per 23 Desember 2010 sebesar Rp18.385.167.539 atau 94,56% dari pagu anggaran yang dapat direalisasikan sebesar Rp19.502.376.294, terdiri dari realisasi belanja APBN sebesar Rp 2.445.345.008 dan realisasi belanja PNBP sebesar Rp 15.939.822.531. Realisasi pendapatan per tanggal 23 Desember 2010 sebesar Rp61.219.207.153 atau 315,87% dari target anggaran sebesar Rp 19.381.274.784.

248

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

249

Realisasi penyaluran dana bergulir s/d DESEMBER2010


Jumlah Mitra yang telah Melakukan Akad Tahun Koperasi Sekunder Koperasi Primer PMV Bank Jumlah UMKM Jumlah Penyaluran (Rp) Tidak Tersalurkan Oleh Mitra dan dikembalikan ke LPDB-KUMKM (Rp)
12.772.021.872 611.000.000

Jumlah Dana Bergulir yang Berada di Mitra (Rp)


35.125.000.000 197.652.109.986 58.979.400.000 306.574.058.246

2008 2009 Januari s/d Juni 2010 Juli s/d 20 Desember 2010

3 6 5 5

33 57 133

11 22 5 9

6 1 3

2721 89.142 4.817 29.229

35.125.000.000 210.424.131.858 59.590.400.000 306.574.058.246

Jumlah

19

223

47

10

125.909

611.713.590.104

13.383.021.872

598.330.568.232 Menteri Negara Koperasi dan UKM didampingi Direktur Utama LPDB menyerahkan dana bergulir di provinsi Aceh

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM di dampingi Direktur Utama LPDB-KUMKM, KemasDanial membuka acara Temu Mitra Penerima Pinjaman/Pembiayaan LPDB-KUMKM

Para Anggota Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Petunjuk Pengelolaan Dana Bergulir LPDBKUMKM melakukan penandatanganan diJakarta, 6 Agustus 2010

250

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

251

Realisasi pengalihan dana bergulir dari Satker Kementerian Koperasi dan UKM per 20 Desember adalah sebesar Rp 450.885.105.774 (37,2%) dari target pengalihan berdasarkan Nilai Realisasi Bersih (NRB) sebesar Rp 1.211.877.557.378. Reformasi LPDB-KUMKM Tahun 2010 Direksi baru telah membentuk Tim Transformasi pada tanggal 12 Juli 2010 yang bertugas mengkaji dan memberi solusi permasalahan yang menghambat pengelolaan dana bergulir, dengan hasil antara lain: 1. Penyempurnaan Standard Operational Procedure (SOP) Mengubah SOP pola penyaluran dengan menyederhanakan pelaksanaan proses pemberian pinjaman/ pembiayaan dari 60 hari menjadi 15 hari kerja sebagai upaya mempercepat penyaluran dana bergulir 2. Penyempurnaan Petunjuk Teknis (Juknis) Petunjuk Teknis (Juknis) pemberian pinjaman/pembiayaan direvisi dengan meminimalisasi ketentuanketentuan yang multitafsir menjadi lebih sederhana dan fleksibel sehingga memperluas kesempatan mitra untuk memperoleh dana bergulir dari LPDB-KUMKM, (setelah revisi, petunjuk teknis LPDB-KUMKM menjadi hanya sebanyak 4 Juknis dari semula 14 Juknis). 3. Penyempurnaan Tarif Layanan Banyaknya permintaan dari Koperasi dan UKM secara individual untuk mendapatkan pinjaman/ pembiayaan dari LPDB-KUMKM, maka LPDB-KUMKM mengusulkan kepada Menteri Keuangan adanya penjabaran kriteria sasaran dan strategis serta kebijakan tarif tersendiri bagi Koperasi dan UKM yangsecara langsung menerima pinjaman dari LPDB-KUMKM yang sampai saat ini belum diatur. 4. Kajian Pengembangan Organisasi Diusulkan perubahan struktur organisasi LPDB-KUMKM dengan memisahkan Direktur Keuangan danUmum menjadi Direktur Keuangan dan Direktur Umum. Secara prinsip usulan perubahan struktur organisasi dimaksud telah disetujui oleh Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara. 5. Kajian Pola Reward and Punishment LPDB-KUMKM akan mengusulkan penyempurnaan pola remunerasi dengan memperhatikan prinsip berkeadilan, mampu mendorong produktifitas pegawai, dan dapat mengakomodir reward and punishment. 6. Key Performance Indicator (KPI) dan Standar Kompetensi Pegawai Dalam upaya meningkatkan profesionalisme LPDB-KUMKM, maka akan ditetapkan Key Performance Indicator (KPI) dan Standar Kompetensi Pegawai, (dengan harapan kinerja seluruh jajaran pejabat maupun pegawai dapat terukur dengan baik).

7. Pengembangan Teknologi Informasi LPDB-KUMKM mengembangkan aplikasi yang berisi informasi tentang proses pemberian pinjaman mulai dari proposal diterima LPDB-KUMKM hingga pencairan. Aplikasi ini membantu jajaran manajemen dalam mendukung pengambilan keputusan. Dalam rangka mencapai Good Government Governance (GGG) LPDB-KUMKM telah mengambil langkah-langkah strategis seperti MoU dengan Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM di provinsi seluruh Indonesia, MoU dengan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun), dan penandatanganan Pakta Integritas dalam rangka mengetahui perkembangan pinjaman dan pengembalian serta kendala yang dihadapi dalam proses pemberian pinjaman, LPDB-KUMKM melakukan pertemuan dengan mitra yang telah menerima pinjaman/ pembiayaan dari LPDB-KUMKM, sekaligus menyerahkan penghargaan kepada Mitra Terpercaya LPDB-KUMKM. Guna lebih meningkatkan pelayanan kepada mitra yang lebih profesional, transparan dan akuntabel serta memperoleh citra yang baik dari para pemangku kepentingan, LPDB-KUMKM akan menerapkan ISO 9001 pada tahun 2011. Rencana Penyaluran Tahun 2011 Rencana penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM tahun 2011 sebesar Rp 1,25 triliun kepada 126.400 UKM melalui 463 Koperasi dan 42 lembaga non koperasi. Mengingat jumlah koperasi dan UKM untuk memperoleh dana bergulir dari LPDB-KUMKM terus meningkat, dan sampai saat ini mencapai Rp3,86triliun, sedangkan dana bergulir yang tersedia pada tahun 2011 sebesar Rp 1,25 triliun, maka LPDB-KUMKM akan mengusulkan tambahan dana bergulir melalui APBN-P sebesar Rp 2 triliun padabulanMei 2011.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

253

Bencana alam yang terjadi di tanah air mulai dari di Wasior Provinsi Papua Barat, gempa di Provinsi Sumatera Barat sampai dengan erupsi gunung Merapi di Provinsi DIY dan Provinsi Jateng, telah membawa pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah yang terkena bencana. Begitu juga dengan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di wilayah tersebut, banyak yang mengalami kerugian dan bahkan asset yang dimiliki tidak bisa lagi diselamatkan. Melihat kondisi yang demikian Kementerian Koperasi dan UKM telah mengambil langkah-langkah penanganan serius sejak masa tanggap darurat maupun dalam masa pemulihan terhadap Koperasi dan UKM yang terkena dampak bencana tersebut.

Bab 10
MITIGASI BENCANAALAM

Sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat yang terkena musibah bencana alam, Kementerian Koperasi dan UKM, khususnya Deputi Bidang Pembiayaan dalam Penanganan Daerah Bencana membuat kebijakan untukmemberikan penghapusan/pemutihan pinjaman bagi Koperasi dan UKM, misalnya saja: a. Penghapusan/pemutihan pinjaman bagi Koperasi dan UKM dari tahun 20002009 yang dialokasikan denganAPBN melalui program Dana Bergulir kepada Koperasi dan UKM yang terkena bencana (Wasior diPapua Barat, Kepulauan Mentawai-Sumatera Barat, Sleman, Bantul, dan Gunung Kidul di DI Yogyakarta, Boyolali, Magelang, dan Klaten di Jawa Tengah). Pinjaman jangka panjang kepada 238 koperasi peserta program perkuatan 20002007 dengan nilai Rp25.050.000.000,- (dua puluh lima miliar lima puluh juta rupiah). Kementerian Koperasi dan UKM mengusulkan pada Menteri Keuangan agar dapat menghapusbukukan pinjaman tersebut, dan tidak perlu dikembalikan atau dihibahkan kepada koperasi/LKM peserta program. b. Program bantuan sosial kelompok perempuan dan kelompok pemuda yang bukan merupakan pinjaman sehingga tidak harus dikembalikan, yang diberikan kepada 49 koperasi dengan nilai hibah Rp 2.450.000.000,(dua miliar empat ratus lima puluh juta rupiah). c. Deputi Bidang Pembiayaan menurunkan bantuan perkuatan dengan total nilai Rp 27.500.000.000 (dua puluh tujuh miliar lima ratus juta rupiah) diberikan kepada 287 koperasi/LKM di daerah bencana, yang terbagi atas: Mentawai (Sumatera Barat)-16 koperasi/LKM - Rp 1.450.000.000. Teluk Wondama (Papua Barat)-7 koperasi/LKM - Rp 600.000.000. Magelang, Klaten, Boyolali (Jawa Tengah)-176 koperasi/LKM - Rp13.850.000. Sleman (DI Yogyakarta)-88 koperasi/LKM - Rp 11.600.000.

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

254

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

255

Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungan kerja ke Padang, Sumatera Barat dalamrangka Mitigasi Bencana Alam

256

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

257

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM melakukan penyerahan bantuan korban Merapi dan perkuatan dana bagi Koperasi se-Provinsi DI Yogyakarta, 1November 2010

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM ditemani Gubernur DIYogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X di salah satu Posko Utama untuk para korban letusan Gunung Merapi, 01 November 2010

258

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

259

Bencana alam yang terjadi di tanah air pada tahun 2010, yaitu: Provinsi Papua Barat, Provinsi Sumbar, Provinsi DIY, Provinsi Jateng, telah berdampak kerusakan, baiklangsung maupun tidak langsung kepada masyarakat khususnya Koperasi danUKM setempat. Langkah-langkah yang telah diambil dalam penanganan di daerah bencana tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menyampaikan Surat Menteri Koperasi dan UKM Nomor 110/M.KUKM/XI/2010 Kepada Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat R.I, tentang Usulan Program Pemulihan Ekonomi (Recovery) untuk Koperasi dan UKM. 2. Mengadakan Pertemuan dengan Direktur UKM Bank Indonesia, pimpinan Bank (BRI, Mandiri, BNI, BTN, Bukopin, BSM) dan Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM di Kab. Sleman, Kab. Kulon Progo, Kab. Boyolali, Kab. Klaten dan Kab. Magelang, Dinas Koperasi Provinsi Sumbar (Mentawai), Dinas Koperasi Jateng serta Kementeriaan BUMN.

3. Pertemuan pembahasan lebih lanjut dengan Bank Indonesia akan dilakukan untuk membahas: a. mengeluarkan kebijakan penanganan kredit agar memberikan kejelasan di masyarakat. b. menyempurnakan data dengan mengelompokan debitur sedang dalam pemisahan kategori Koperasi dan UKM yang terkena dampak langsung dan tidak langsung. c. Mengusulkan perbankan agar perusahaan penjaminan kredit dapat membayar klaim Debitur KUR di daerah yang terkena bencana. 4. Kementerian Koperasi dan UKM telah mengusulkan Program Penanganan tentang Program Pemulihan Ekonomi (Recovery) untuk Koperasi dan UKM.

Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan peninjauan dan berdialog langsung dengan para korban bencana alam di Wasior, Papua, 12 Oktober 2010

260

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

261

Menteri Negara Koperasi dan UKM disertai Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, meninjau langsung lokasi yang terkena bencana erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta, 20 November 2010

262

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

263

Menteri Negara Koperasi dan UKM berada ditengah-tengah pengungsi korban bencana alamGunung Merapi di Yogyakarta, 20November 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

265

Pengembangan Pengarusutamaan Gender Bidang Koperasi dan UKM


Dalam rangka melaksanakan amanat Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, telah dilakukan berbagai upaya percepatan dan pengintegrasian pengarusutaman gender ke dalam program pemberdayaan Koperasi dan UKM, melalui: a. Pembentukan Komite Kebijakan PUG Bidang Koperasi dan UKM Kementerian Koperasi dan UKM. b.  Rapat Koordinasi Focal Point Gender dan Bidang Perencanaan Dinas Provinsi yang membidangi Koperasi dan UKM Seluruh Indonesia. c. S  eminar Percepatan Pengintegrasian Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG). d.  Penyusunan Buku Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) Bidang Koperasi dan UKM. e. Penyusunan Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PUG dan PPRG Bidang Koperasi dan UKM.

Bab 11
KERJASAMA DALAMNEGERI

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

266

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

267

Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Kategori Madya Untuk tahun 2010 ini, Kementerian Koperasi dan UKM kembali dipercaya mendapatkan APE Kategori Madya dari Presiden RI. Anugerah ini merupaka penghargaan kepada Kementerian/Lembaga yang telah berhasil secara aktif mendorong dan melaksanakan strategi PUG di masing-masing institusi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Pada dua tahun berturut-turut sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM juga telah menerima Anugerah Parahita Ekapraya (APE) kategori pratama.

Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Menerima Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya Tingkat Madya Tahun 2009 dari Presiden Republik Indonesia

Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Menerima Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya Tingkat Madya Tahun 2010 dari Presiden Republik Indonesia

268

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

269

Penandatanganan kesepakatan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tentang Pengarusutamaan Gender, 25 April 2010

Penandatanganan kesepakatan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Riset dan Teknologi tentang Gerakan Nasional Pengembangan Inkubator Bisnis

270

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

271

Menteri Negara Koperasi dan UKM membuka acara Pojok Rakyat Carrefour di Bandung. Acara Pojok Rakyat dilaksanakan sebagai komitment PT Carrefour Indonesia memajukan Koperasi dan UKM

Penandatanganan kesepakatan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Kelautan & Perikanan dalam rangka penciptaan dan pengembangan wirausaha bidang perikanan dan kelautan Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan pada acara penandatanganan kerja sama antara SMESCO UKM denganPTTelkomIndonesia

272

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

273

Kerjasama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan PT Shell Indonesia


Pada 30 Maret 2010, telah ditandatangani kesepakatan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan PT Shell Indonesia dengan nomor: 02/AGR/SI/2010 dan Nomor: 03/SKB/DEP.5/ III/2010 mengenai Pengembangan Wirausaha Muda Indonesia. Ruang Lingkup kerjasama tersebut meliputi beberapa kegiatan, yaitu: a. Program Shell LiveWIRE: Pelatihan motivasi untuk menjadi wirausaha (BRIGHT Ideas Workshop). Pelatihan menjadi wirausaha pemula sukses (Becoming Successful OwnerManager). Pelatihan bagi pelatih untuk workshop Live WIRE. Penghargaan bisnis untuk wirausaha muda pemula (Business Start-UpAwards). Bimbingan dan mentor bisnis (Business Coaching & Mentoring). Layanan informasi bisnis melalui internet (Online Business Inquiries). b. Program Pengembangan Wirausaha Muda Kementerian Koperasi dan UKM: Program pengembangan wirausaha di kalangan sarjana.  Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang kewirausahaan dan manajerial bagi calon wirausaha muda.

Penandatanganan kerja sama Kementerian Koperasi dan UKM dengan PT Shell Indonesia dalam rangka Pengembangan Kewirausahawan Pemuda

274

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

275

Kerjasama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


Kementerian Koperasi dan UKM dan BPK telah menjalin kerjasama dalam pengelolaan Sistem Informasi untuk Akses Data sehingga BPK-RI dapat mengakses data Kementerian Koperasi dan UKM secara langsung. Data yang dimaksud meliputi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Sistem Akuntansi Keuangan (SAK), Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Keuangan Barang Milik Negara (SIMAK BMN), data yang diperlukan dalam rangka pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM, serta pengawasan internal. Kementerian Koperasi dan UKM menjamin bahwa data yang disediakan merupakan data yang lengkap sesuai permintaan BPK-RI dan sesuai dengan kondisi sebenarnya, dan BPK-RI menjamin bahwa Sistem Informasi untuk Akses Data Kementerian Koperasi dan UKM digunakan hanya untuk kepentingan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

277

Sebagai bagian dari pemberdayaan Koperasi dan UKM, Kementerian Koperasi dan UKM senantiasa mencari terobosan baru dan menjalin kerjasama, termasuk dengan negara/ lembaga asing mitra pembangunan. Sudah banyak kerjasama bilateral yang dijalin dengan pihak asing karena semua dukungan teknis, transfer pengetahuan, keterampilan serta teknologi tersebut amat bermanfaat bagi peningkatan kualitas danpengembanganusahaKoperasi dan UKM.
Di samping itu, dengan kerjasama bilateral ini juga diharapkan akan menjadi media komunikasi danpromosi, khususnya dalam upaya memperluas pasar produk Koperasi dan UKM di luar negeri. Hal ini sangat penting, karena saat ini dunia usaha dihadapkan pada persaingan bebas yang menghendaki kepada pelaku usaha, termasukKoperasi dan UKM untuk mempersiapkan diri dalam memasuki persaingan usaha tersebut. Melaluikerjasama bilateral ini diharapkan dapat membawa Koperasi dan UKM menjadi lebih siap.

Bab 12
KERJASAMA LUARNEGERI

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

278

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

279

Kerjasama Teknik Bilateral Indonesia-Kanada


Kerjasama Kementerian Koperasi dan UKM dengan pemerintah Kanada dilakukan lewat Canada Indonesia Development Agency (CIDA). Setelah MoU ditandatangani pada 2 Mei 1996, kerjasama pertama yangdilakukan adalah bantuan pendampingan teknis lewat Private Enterprise Project (PEP). TechnicalAssistance (TA) ini diberikan kepada UKM Indonesia lewat IWAPI yang merupakan mitrakerjautama PEP, dalam dua tahap. Tahap kedua dimulai pada 2001 dan berakhir pada 2007. MoU kerjasama kedua ditandatangani pada 22 Februari 2008 dalam bentuk Canada Indonesia Private Sector Enterprise Development (CIPSED) Project. Pelaksanaannya dikelola oleh CIDA dan Canadian Executing Agency (CEA) yang merupakan konsorsium yang terdiri dari Whyte Reynolds International Inc., Canadian Manufacturers and Exporters dan CARE Canada. CIPSED Project melakukan bantuan dan dukungan terhadap pengembangan usaha kecil dan menengah diempat provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo. Programini bertujuan untuk membantu Indonesiadalam membuka peluang untuk memperbaiki tingkat ekonomi bagi laki-laki dan perempuan yang rentan terhadap kemiskinan. CIPSED Project selesai pada30April2012.

Mr. Tim Reynolds dan Miss. Corrine Tessier sedang memberikan pelatihan kepada Koperasi dan UKM yangdilakukan oleh CipseD-Project

280

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

281

Program dan pencapaian CIPSED sejauh ini adalah: 1. Technical Assistance untuk Klaster UKM Merupakan program pengembangan dan perluasan pelaku usaha yang berkelanjutan, dan penciptaan pekerjaan yang lebih baik. Hasilnya, peningkatan efisiensi operasional klaster UKM yang berkaitan dengan manajemen danteknik pengolahan serta pengembangan pasar. Indikator pencapaiannya dilihat dari tingkat produksi, kualitas produk dan volume penjualan pada klaster UKM. a. Klaster Kerajinan Kelapa dan Keramik di Sulawesi Utara Analisa pasar yang dilakukan CIPSED menjadi pedoman dalam mengembangkan lini produk keramik dankerajinan kelapa. Hasilnya, kualitas dan kuantitas produksi meningkat secara signifikan. Respon yang amat baik dapat dilihat saat diselenggarakannya Ecotourism Conference-World Ocean Conference (WOC) 2009 dan juga saat diselenggarakannya Sail Bunaken. Sebagai catatan, dalam WOC2009, penjualan souvenir kerajinan kelapa dan keramik yang dilakukan melalui pesanan pemerintah danpromosi lewat outlet- outlet pemerintah mencapai Rp 13.766.500 dan penambahan pendapatan mencapai Rp62.269.000,-. Upaya memaksimalkan pemasaran dan penjualan klaster keramik dan kerajinan kelapa yang dilakukan oleh CIPSED ini mendorong klaster-klaster tersebut membentuk Kelompok UKA, untuk mengelola pemasaran produk-produk mereka.

c. Klaster arang batok kelapa CIPSED bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Sulawesi Tenggara, membantu meningkatkan nilai tambah lokal bagi petani kelapa di Moramo. Klaster ini sudah membentuk unit usaha Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera. Di samping itu telah dirintis pula kemitraan usaha dengan PTSiantan Suratama, Jakarta. d. Klaster rumput laut di Jeneponto, Sulawesi Selatan  C IPSED membantu petani menerapkan teknik baru dalam pembibitan agar mendapatkan kualitas tanaman yang baik dan hasil panen meningkat.  C IPSED juga mendorong petani rumput laut agar dapat meningkatkan nilai tambah dan penjualan dengan membentuk koperasi (Koperasi Petani Hidayat) yang bertanggung jawab mengurus kegiatan perdaganganklaster.  C IPSED membantu menyelamatkan gagal tanam di Jeneponto dan Takalar, Sulawesi Selatan, karena cuaca yangburuk.  Pelatihan bagi klaster UKM dan penduduk desa yang berhubungan dengan pengelolaan dan pembibitan rumputlaut juga diselenggarakan oleh CIPSED. e. Klaster kacang mete di Jeneponto, Sulawesi Selatan  C IPSED melakukan pengkajian antara permintaan dan persaingan, sekaligus melakukan studi pasar (mendatangi pembeli dan meneliti jalur distribusi dari petani ke pasar).  C IPSED juga memperkenalkan konsep bantuan teknis dan kebutuhan dengan cara melakukan pembelian langsung dari klaster UKM demi keuntungan bisnis.  1.200 petani kacang mete secara formal diorganisasikan dalam 2 koperasi, yang secara aktif mengembangkan klaster mete, didukung oleh Dinas Koperasi dan UKM dan Dinas Kehutanan. Dan tentu saja mengembangkan kemitraan bisnis antara petani kacang mete dengan mitra usaha bisnis dari Semarang, Jawa Tengah.

b. Klaster Rumput Laut di Sulawesi Tenggara Bantuan teknis diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan UKM melalui peningkatan teknis budidaya dan penerapan nilai tambah lokal dan teknologi pengolahan. Bimbingan ini dilakukan diTambeanga, Tanjung Tiram, Sapondam Labuan Beropa, dan Mekar. Hasilnya adalah: Produksi budidaya rumput laut meningkat, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. 100% kapasitas area rumput laut (100 baris yang terdiri dari 100m setiap barisnya) dicapai pada akhir Juli 2009. Seaweed Propagule tumbuh dengan baik. Rumput laut ini kemudian didistribusikan kembali pada anggota koperasi. Di Tambeanga, Mekar, dan Sapoda budidaya ini berjalan dengan sangat baik. Ada empat kelompok perempuan di bawah bimbingan CIPSED dapat mengelola sendiri perluasan dan pengembangan nursery farm di Saponda. Dari survey yang dilakukan secara acak, volume produksi petani rumput laut binaan CIPSED padaJuli 2009 saja menunjukkan peningkatan produksi sebanyak 162% di Tambeanga; 63% diTanjung Tiram; 52% di Mekar. Peningkatan volume ini sejalan dengan penjualannya.

282

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

283

2. Institutional Strengthening Penguatan Kelembagaan, atau Business Development Services Provider (BDSP), diarahkan untuk membangun  lembaga-lembaga sektor swasta dan publik yang bertanggungjawab agar dapat mendukung UKM yang berfungsi baik dan punya daya saing.  royek CIPSED ini sedapat mungkin memastikan agar jumlah layanan dan program dukungan yang ditawarkan P olehBDSP kepada konstituen UKM-nya bisa meningkat. Hasilnya antara lain: a.  MoU antara CIPSED dan Gubernur Gorontalo untuk melaksanakan Road Map pengembangan Kawasan Industri Agro Terpadu (KIAT) yang dirancang oleh CIPSED dan Dinas Koperasi dan UKM setempat,. Sedangkan dari hasil kajian analisa pasar, terdapat peluang dan pilihan strategis bagi KIAT/Gorontalo untuk mengembangkan kudapan asli (local snack) berbahan dasar jagung, sekaligus diversifikasi produknya ( popcorn, whole corn snack, corn vermicelli, corn porridge). Setelah dijalankan, terlihat peningkatan produksi dan penjualan. Selainbahan dasar jagung, KIAT juga memproduksi jahe dengan penjualan yang cukup menjanjikan. b.  Di Sulawesi Selatan CIPSED menyediakan bantuan teknis kepada Regional Export Trade and Promotion Center (RETPC) agar dapat berfungsi sebagai pusat promosi dan advokasi kepada anggotanya yang punya potensi berkelanjutan. Hasilnya, saat ini RETPC mampu menyediakan akses database pasar luar negeri sebanyak 3.587pencarian link di 120 negara. c.  Di Sulawesi Utara, CIPSED menyediakan bantuan teknis untuk memperkuat KAPET Manado-Bitung. Sejumlahtarget penting telah dicapai dengan zona pengembangan ekonomi terpadu (Integrated Economic Development Zone) di Sulawesi Utara, yang dikenal dengan KAPET Manado-Bitung, seperti, pengembangan KAPET Manado-Bitung Business Information Center (BIC). Berdampak meningkatnya lapangan kerja dilihat dari peningkatan jumlah tenaga kerja (menjadi17orang). d.  Di Sulawesi Tenggara, KAPET Bank Sejahtera (KBS) telah mengembangkan Road Map yang dapat digunakan sebagai pedoman. CIPSED telah memberikan pelatihan terkait dengan Case Study Business Plan dan Teknik Analisa Cash Flow, Rebranding, komponen untuk operasi bisnis dan pengembangan BIC. e.  Di Jakarta CIPSED memberikan bantuan teknis untuk perkuatan kelembagaan kepada SMESCO (SmallMedium Business Promotion Gallery), IWAPI DKI, Indonesian Export Training Centre (IETC) di bawah NAFED ( TheNational Agency for Export Development) atau di sini lebih dikenal dengan nama BPEN. Di SMESCO, CIPSED membantu mengembangkan rencana bisnis 20092011, mengadakan pelatihan dengan staf senior untuk menentukan area e-business yang dapat meningkatkan kinerja SMESCO, serta membantu meningkatkan kapasitas SMESCOs UKM Gallery di Jakarta melalui teknologi informasi, dan Training of Trainers (ToT) di bidang promosi dan pemasaran. Sejumlah pendekatan inovatif juga diberikan, termasuk promosi menggunakan email blast, yang membantu pencapaian pertumbuhan fenomenal pada tahun pertama keberadaannya, dengangrosssales doubling antara Juni dan Agustus 2009, peningkatan pengunjung dari 70/hari dibulanJuli menjadi 100/hari di bulan Agustus tahun ini. Selain itu juga ada peningkatan jumlah tenaga kerja dari54(Juli 2008) menjadi 124 (April 2009).

f. D  i IWAPI Jakarta CIPSED mengadakan beberapa pelatihan, diantaranya tentang pengembangan sumberdaya manusia (human resources development workshop), diikuti 40 pengusaha perempuan; dan pelatihan dalam pembuatan proposal bagi calon sponsor (workshop on preparing and presenting a proposal to obtain sponsorship) yang diikuti 20 pengusaha perempuan. g.  Di IETC dilaksanakan latihan perencanaan ( planning exercise) dengan tim manajemen dan staf terpilih; mengulas dan menganalisa IETC, e-business, database, website, serta programming dan instalasi e-newsletter/ email blast system. 3. Micro Finance Program CIPSED bermaksud meningkatkan akses terhadap keuangan mikro, baik kaum laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu CIPSED menyediakan pinjaman modal untuk program keuangan mikro, memberikan bantuan teknis serta pembiayaan untuk mendukung Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan UKM yang menjadi nasabahnya. CIPSED memberikan pembiayaan melalui Manulife counter-trade agreement dengan BISMA di NAD dan dari sektor swasta sejumlah Rp 1,5 miliar (CAD$ 163.312), yang digunakan untuk membiayai dua LKM di Jeneponto dan Takalar pada tahun keuangan 20092010 dan melalui perjanjian kemitraan dengan LPDB-KUMKM, CIPSED menyediakan dana bagi LKM sebesar Rp 2 miliar. Sejalan dengan formula CIPSED, keberhasilan yang dicapai Jeneponto dengan MFI dipromosikan untuk menstimulasi aspirasi pertumbuhan kelompok. Hasilnya, di awal 2009 Koperasi Tani Hidayat yang merupakan leading MFI, dibantu oleh CIPSED mencapai: 8% pertumbuhan keanggotaan koperasi; 6% pertumbuhan aset total; 4% pertumbuhan portofolio pinjaman; dan 48% dalam simpangan anggota. CIPSED juga mendukung peningkatan sumber daya manusia (SDM) LKM Koperasi Syariah Al Ikhlas, Koperasi Rahmat dan Koperasi Hidayat dalam bentuk bantuan pinjaman pembiayaan. Manfaat yang diperoleh adalah meningkatnya jumlah anggota, total asset, loan portfolio, dan simpanan anggota. Terkait dengan program keuangan mikro, CIPSED juga menyelenggarakan pelatihan tentang prosedur standar operasional dokumen kredit (workshop on credit standard operating procedures documents).

284

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

285

Kerjasama Teknik Bilateral Indonesia-Amerika Serikat


Kerjasama dengan National Cooperative Business Association (NCBA) dari Amerika Serikat telah berlangsung selama beberapa dekade. Berdasarkan usulan dari instansi terkait telah dilakukan pembaruan MoU denganmembatalkan MoU yang sudah ada sebelumnya, dan telah ditandatangani pada 21 November 2007. Proyek bantuan yang dilakukan oleh NCBA melalui Enterprise Development and Employment-Generation Project for the Tsunami Impacted Areas of Sumatera (Tsunami Areas Project TAP, Jumlah bantuan USAID adalah $11,050,000; Self Contribution: $2,550,000) pada tahun 2009 antara lain adalah sebagai berikut: a. Agricultural Development Operations Project Penerima bantuannya adalah Koperasi Baitul Quiradh Baburayyon (KBQB) yang memiliki 7.848 petani dengan luas area 9.443 ha yang terbagi dalam 156 kelompok petani. Manfaat yang dicapai antara lain: Ada 5.987 petani yang memiliki kualifikasi pertanian organik.  Petani dibantu untuk mendapatkan NOP (USDA), EU dan JAS (Japan) organic certification; cafe practices (Starbucks dan Conservation International ) certification; dan FairTrade certification (FLO Status), sehinggamemiliki harga premium dan permintaan pasar yang tinggi. Bantuan pengembangan fasilitas penyimpanan (storage) dan coffee processing bagi Koperasi. Kondisi keuangan koperasi mencapai tingkat menguntungkan. b. Micro Finance Operations  Koperasi yang mendapat bantuan adalah Koperasi Kredit Maju Bersama, yang dilihat dari pencapaian jumlah penerima pinjaman, sekaligus jumlah pinjaman yang diberikan. Keanggotaan Koperasi ini mencapai 5.419 petani dan penyaluran pinjaman sebesar Rp 10 miliar.  Telah dibentuk 36 Koperasi Wanita di Banda Aceh dan Aceh Besar, dimana 35 di antaranya telah mendistribusikan pinjaman kepada anggotanya. Koperasi Wanita tersebut telah memiliki 3.476anggotadimana 3.127 telah mengembangkan usaha pinjaman atau usaha lainnya. Total pinjaman sebesar Rp15,39 miliar dengan ukuran rata-rata pinjaman US$ 497.  Dibentuk Asosiasi Koperasi Wanita untuk melanjutkan penyediaan layanan audit koperasi, hukum, tunggakan pinjaman, interlending, training dan layanan usaha lainnya. Untuk kegiatan training akuntansi dilakukan kerja sama dengan LAPENKOP Banda Aceh. Asosiasi Koperasi Wanita ini juga telah berpartisipasi dalam Aceh Fair pada Agustus 2009 dan menerima pengunjung yang signifikan jumlahnya, baik dari Pemerintah maupun dari lembaga donor.

Pertemuan Menteri Negara Koperasi dan UKM dengan Wakil Menteri Perdagangan Amerikat Serikat di Jakarta

286

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

287

Kerjasama Teknik Bilateral Indonesia-Korea


Kerjasama teknik antara Pemerintah RI dan Republik Korea telah terjalin sejak 21 April 1971, dimana kedua Pemerintah menandatangani dokumen Perjanjian Kerjasama Ekonomi dan Teknik (Agreement regarding Economic and Technical Cooperation and Trade Promotion between the Republic of Indonesia andthe Republic of Korea). Guna mendorong dan mempercepat kerjasama ekonomi dan teknik di antara kedua negara, pada4Desember 2006 kedua kepala negara menandatangani deklarasi bersama antara Pemerintah Indonesia danPemerintah Republik Korea, khususnya dalam kemitraan strategis untuk mendorong persahabatan dankerjasama di Abad ke-21 (Joint Declaration between the Republic of Indonesia andtheRepublic of Korea on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation in the21stCentury). Koordinator pelaksana kerjasama teknik tersebut adalah Korea International Cooperation Agency (KOICA). Pemerintah Republik Korea melalui kantor Perwakilan KOICA di Indonesia melaksanakan proyekproyek kerjasama teknik, dan secara kontinu menawarkan program-program pendidikan dan pelatihan diRepublikKorea. Di bidang Koperasi dan UKM, pelaksanaan kerjasama teknik bilateral dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan UKM, sedangkan oleh Pemerintah Korea dilaksanakan melalui Small Medium Business Administration (SMBA) Korea berdasarkan MoU tentang Kerjasama Pengembangan industri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah yang ditandatangani pada 21 Mei 2001. Dalam perkembangannya, MoU tersebut kemudian diamandemen dan telah ditandatangani pada 21Mei2006. Tindak lanjut pelaksanaan MoU tersebut adalah: Penempatan seorang liaison expert Korea di Kementerian Koperasi dan UKM. Penyelenggaraan seminar/workshop di Indonesia maupun di Korea. Program training bagi aparat Pemerintah dan pelaku Koperasi dan UKM. Study Visit.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM berjabat tangan dengan pimpinan delegasi dari Korea dalam Asia-Europe Meeting (ASEM) Forum 2010

288

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

289

Dalam rangka pengembangan green industry Koperasi dan UKM, Kementerian Koperasi dan UKM danSMBA Korea pada 2010 juga sepakat melakukan kerjasama yang dituangkan dalam Implementing Arrangement yang ditandatangani di Seoul pada 7 Mei 2010 dalam rangkaian acara ASEM Forum 2010 onGreen Growth and SMEs.  Sebagai langkah awal untuk menindaklanjuti Implementing Arrangement tersebut, delegasi SMBA Korea melakukan kunjungan dan pertemuan di Kementerian Koperasi dan UKM untuk membahas rencana pelaksanaan Implementing Arrangement.  Membentuk ASEM SME ECO-INNOVATION CENTER/ASEIC (Establishment and Operation) di Korea, sebagai tindak lanjut dari pertemuan ke-7 ASEM Summit di Beijing dan Joint Statement pada pertemuan ASEM Forum on Green Growth and SMEs di Korea. Pembentukan ASEIC bertujuan untuk: a) menyediakan informasi bagi UKM untuk mengembangkan green industry; b) meningkatkan daya saing green technology bagi UKM dan memberikan kontribusi kepada global green growth economy dengan mempromosikan green growth bagi UKM; c) memperluas peluang usaha baru untuk pasar yang berkembang dengan menyesuaikan pada peraturan lingkungan di negara-negara anggotaAsia- Europe Meeting (ASEM).  Rencana pengembangan Green Business Centre (GBC) yang dibangun atas kerjasama Kementerian Koperasi dan UKM dan SMBA Korea. Tujuan pembentukan GBC ini adalah untuk menemukan danmengembangkan keberhasilan Green Business Model melalui kerjasama proyek Indonesia danKorea, menyelenggarakan inkubator, konsultasi dan training yang terkait dengan Green Growth Technology dan Program ASEIC. PeranGBC antara lain: a) inkubator dan konsultan mengenai green business; b) penelitian dan pengembangan greentechnology (kedua negara berkontribusi pada penyediaan peralatan eksperimen); c) penyedia training dan informasi terkait dengan greentechnology dangreenbusiness.  Observasi lapangan terhadap rencana lokasi GBC di Gedung Kementerian Koperasi dan UKM, Jl. Letjen. MT.Haryono Kav. 5253, Jakarta Selatan (eks Kementerian Kelautan dan Perikanan) danGedungSMESCO UKM Lantai 10, Jl. Jend Gatot Subroto, Jakarta Selatan.  Kunjungan studi institusi dari perwakilan SMBA dan SBC ke Kementerian Koperasi dan UKM dalamrangkapolicy exchange information.

Dalam Asia-Europe Meeting (ASEM) Forum 2010 on Green Growth and SMEs pada tanggal 6-8 Mei 2010 di Seoul, Korea Selatan

290

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

291

Proyek pengembangan komoditi unggulan melalui pendekatan OVOP, bekerjasamadenganICDF-Taiwan

Menteri Negara Koperasi dan UKM bersama paradelegasi dari Thailand, 27 Oktober 2010

292

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

293

Kerjasama Teknik Bilateral Indonesia-Jepang


Pemerintah Jepang lewat JICA memberikan bantuan hibah (Japans grant aid program) yangpelaksanaannya di bawah kerangka Second Kennedy Round (SKR), Counterpart FundSecond Kennedy Round (CF-SKR). SKR diberikan kepada negara-negara berkembang agar dapat meningkatkan produksi di bidang pangan. Bantuan ini berdasarkan permintaan yang diajukan secara resmi melalui kerangka kerja sama pemerintah dua negara. Program SKR direalisasikan melalui pengadaan alsintan dan sarana produksi pertanian berupa pupuk danpestisida yang diimpor, sesuai syarat yang ditentukan oleh SKR, yaitu barang-barang pertanian yang dibutuhkan tersebut belum dapat diproduksi di negara penerima program SKR, atau walaupun sudah diproduksi sendiri namun kapasitasnya masih belum mencukupi kebutuhan. Dasar kesepakatan bantuan tersebut adalah Exchange of Note (E/N) yang ditandatangani oleh masingmasing wakil pemerintah. Dalam E/N harus tercantum nilai bantuan, peruntukan, jangka waktu pelaksanaan dan mekanisme pelaksanaannya.

Menteri Negara Koperasi dan UKM dalam kesempatan APEC SME SUMMIT 2010 diYokohama, Jepang, 11November 2010

294

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

295

SKR di Indonesia telah berlangsung sejak tahun 1977 dan dilaksanakan oleh empat departemen yangterkait dengan program pembangunan pertanian yaitu Departemen Pekerjaan Umum, DepartemenTenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Departemen Pertanian. Pola pelaksanaannya adalah direct-use (yang didistribusikan secara langsung kepada petani di sentra-sentra produksi pangan). Sejak 1998 pola pelaksanaan SKR berubah dari direct-use menjadi indirect-use, dimana barangbarang pertanian tersebut dijual, atau dengan mekanisme UPJA (Usaha Pengembangan Jasa Alsin) kepada petani melalui pihak ketiga yang disebut end user untuk mendapatkan dana Counterpart Fund (CF). Besaran CF yang disetujui oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang dikumpulkan dandisetorkan secara bertahap melalui end user ke rekening khusus Pemerintah Indonesia atas nama Departemen Keuangan di Bank Indonesia. CF tersebut selanjutnya digunakan kembali untuk membiayai kegiatan pembangunan pertanian di Indonesia. Untuk 2010 ini, Kementerian Koperasi dan UKM mendapat bantuan hibah melalui CF-SKR untuk kegiatan Peningkatan Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Petani Kopi Melalui PengembanganPengemasan dan Pemasaran di Kabupaten Tana Toraja Utara, Sulawesi Selatan, sebesar Rp1.738.359.000. a. Hasil Pelaksanaan Kegiatan dan Pencapaiannya Memperhatikan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI nomor: 03/ PER/M.KUKM/VI/2010 tentang Pedoman Program Bantuan Pengembangan Koperasi, maka Gapoktan Palawa Arabica Toraja didorong untuk membentuk badan usaha sehingga terbentuk Koperasi Gapoktan Palawa Arabica Toraja dengan Badan Hukum nomor: 08/BH/KDK-UMKM.20.6/XI/2010 di Kabupaten Toraja Utara-SulawesiSelatan. Oktober 2010 telah ditandatangani Pedoman Teknis Peningkatan Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Petani Kopi melalui Pengembangan Pengemasan dan Pemasaran di Kabupaten Toraja UtaraSulawesi Selatan nomor: 187/ PER/DEP.4/X/2010 oleh Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Bapak Neddy Rafinaldy Halim dan Keputusan Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha nomor: 198/KEP/Dep.4/XI/2010 tentang Penetapan Koperasi Penerima Bantuan Dana Counterpart Fund-Second Kennedy Round (CF-SKR) Tahun 2010 untuk Program Peningkatan Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Petani Kopi melalui Pengembangan Pengemasan dan Pemasaran di Kabupaten Toraja UtaraSulawesi Selatan.

Kunjungan dilakukan ke Koperasi Gapoktan Palawa Arabica Toraja untuk mengidentifikasi dan melakukan konfirmasi kelompok penerima bantuan, relevansi bantuan, dan prosedur yang sesuai dengan peraturan. Juga untuk mengidentifikasi mesin dan peralatan yang memang diperlukan dalam rangka meningkatkan hasil akhir produk kopi Toraja. Optimalisasi pemanfaatan bantuan SKR oleh koperasi dilakukan dalam bentuk: K  onsultasi dengan ahli mesin pengolahan kopi dari Institut Pertanian Bogor dan konsultan yangmenekuni branding produk UKM. S  tudi banding ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Kopi di Jember karena selain tersedia berbagai paket mesin dan peralatan, di Jember mereka juga dapat memberikan konsultasi tentang pengembangan produk kopi dan coklat. A  nalisa kekuatan produk dan segmentasi pasar yang dituju agar dapat menyusun strategi branding dan promosi produk kopi Toraja tersebut. Juga dilakukan pertemuan Konsultasi Petani Pengusaha Bidang Teknologi dan Bisnis serta Peningkatan Kapasitas Teknis Gapoktan melalui Temu Kemasan dan Temu Bisnis yang dihadiri oleh pembina Koperasi dan UKM, baik tingkat provinsi maupun kabupaten, serta anggota koperasi Gapoktan Palawa Arabica Toraja dan petani kopi sekitarnya, sedangkan renovasi gudang dan pembelian peralatan mesin pengolahan kopi dan kemasan masih dalam proses. b. Permasalahan/Kendala yang dihadapi dan Solusinya Pencairan anggaran sudah 100% akan tetapi pemanfaatan anggaran untuk renovasi gudang danpembelian peralatan/mesin pengolahan dan kemasan serta bahan-bahan kemasan masih diproses oleh Koperasi Gapoktan karena persetujuan revisi DIPA Kementerian Koperasi dan UKM Program Pembiayaan Lain-Lain di mana didalamnya tergabung kegiatan SKR, Dekopin, dan LKM Deputi Pembiayaanterlambat, sehingga SP2D baru terbitpada 13Desember 2010. Sesuai dengan petunjuk teknis, maka kegiatan tersebut diharapkan selesaipadaMei2011.

296

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

297

Menteri Negara Koperasi dan UKM menyaksikan pengembangan OVOP di Jepang, 8 Mei 2010

Suasana pertemuan APEC SME SUMMIT 2010 diYokohama, Jepang, 11November 2010

298

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

299

Kerjasama Teknik Bilateral Indonesia-Mesir


Kerjasama teknik bilateral Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Kerjasama Internasional Republik Arab Mesir dituangkan dalam MoU on the Development of Water Hyacinth Based Product Industry, yangtelah ditandatangani oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM (DR. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA) dan Menteri Kerjasama Internasional Mesir (Mr. Fayza Aboulnaga) pada 13 Juni 2010. MoU ini ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU kerjasama perwakilan UKM Indonesia yaitu ASMINDO (Indonesian Furniture Industry and Handicraft Association dan Egyptian-Indonesian Business Council). Implementasi, khususnya tindak lanjut kerja sama antar swasta, masihmencari titik temu tentang pola pembiayaannya.

Menteri Negara Koperasi dan UKM dalam acara Peringatan 63 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Mesir, di Kairo, Mesir, 11 Juni 2010

300

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

301

Menteri Negara Koperasi dan UKM menerima kunjungan delegasi Kementerian Perdagangan dan Industri Mesir

Kesepakatan Kerjasama Kementerian Koperasi dan UKM dengan Mesir di bidang Pengembangan Koperasi dan UKM, 13 Juni 2010

302

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

303

Kerjasama Teknik Bilateral IndonesiaRepublik Demokratik Timor-Leste(RDTL)


Kementerian Koperasi dan UKM RI dan Kementerian Ekonomi dan Pembangunan RDTL telah sepakat melakukan kerjasama di bidang Koperasi dan UKM melalui MoU tentang Kerjasama Pengembangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengaholeh Menteri Negara Koperasi dan UKM RI dan Menteri Ekonomi dan Pembangunan RDTL pada tanggal 27Januari2010. Tindak lanjut MOU tersebut adalah: a.  Maret 2010 pihak RDTL telah berkunjung ke Indonesia untuk mengadakan pertemuan koordinasi membahas pelaksanaan MoU tersebut. b.  Untuk memperoleh pembelajaran dan pengalaman mengembangkan Koperasi dan UKM, delegasi Kementerian Ekonomi dan Pembangunan RDTL mengunjungi pelaku Koperasi dan UKM dan beberapa lembaga yang berhubungan dengan pengembangan Koperasi dan UKM, diantaranya:  Balai Latihan Tenaga Koperasi (BALATKOP) dan Lembaga Pendidikan Koperasi (LAPENKOP) di Bandung, Jawa Barat. BALATKOP dapat menjadi mitra yang sesuai dalam hal dukungan pelatihan dan bantuan teknis, khususnya bagi Koperasi Produksi.  Credit Union Cooperative (CUCO)/INKOPDIT) di Jakarta. INKOPDIT ini dapat menjadi mitra yang sesuai untuk mendukung pelatihan dan bantuan teknis Financial Cooperative/Credit Union diTimor-Leste.  Lembaga Layanan Pemasaran KUKM (LLP-KUKM), dapat menjadi mitra yang sesuai dalam hal penguatan sistem pemasaran dan pengembangan jaringan pemasaran produk Koperasi dan UKM di Timor-Leste.  Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM (LPDB-KUMKM), dapat menjadi mitra yang sesuai untuk pembelajaran dan penguatan fasilitas pembiayaan melalui dana bergulir (revolving fund ).  Perum Jaminan Kredit Indonesia (JAMKRINDO). Perum ini dapat menjadi mitra yng sesuai untuk membangun dan mengembangkan loan guarantee body di Timor-Leste.  Koperasi Nelayan Mina Jaya di Muarakarang, Jakarta, dapat menjadi mitra untuk mengembangkan koperasi nelayan di Timor-Leste.  Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN), dapat menjadi mitra untuk study danpengembangan formal education di bidang Perkoperasian di Timor-Leste.  Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), sangat informatif dan relevan terutama yang terkait dengan teknologi tepat guna dan food processing, mengingat diTimor-Leste kebutuhan teknologi bagi Koperasi dan UKM sangat urgent.  PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Persero merupakan mitra yang sesuai bagi Direktorat Nasional Koperasi dan UKM di Timor-Leste terkait dengan pengembangan Koperasi dan UKM diTimor-Leste. P  usat Koperasi Wanita Jawa Timur (PUSKOWANJATI) dan Koperasi Setia Bhakti Wanita (SBW) diMalang adalah mitra yang sesuai bagi pengembangan Koperasi Wanita diTimor-Leste.  Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) dan DEKRANASDA Yogyakarta bisa menjadi mitra yang sesuai untuk mengembangkan produk-produk kerajinan (handycrafts), tais, dan batik di Timor-Leste.  INTAKO di Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, dapat menjadi mitra yang sesuai untukpengembangan tais di Timor-Leste.  SRIBOGA RATU RAYA di Semarang adalah mitra yang sesuai dalam hal food processing danpenguatan kapasitas di Timor-Leste.  Vocational Education Development Centre (VEDC) di Malang dapat menjadi mitra yangsesuai untuk pengembangan vocational training bagi Koperasi dan UKM Timor-Leste. c. K  ementerian Koperasi dan UKM merupakan salah satu anggota Delegasi RI (DELRI) ketikakunjungan dinas ke RDTL, 8 - 10 Juli 2010, untuk menghadiri penandatanganan (OfficialSigning Ceremony) MoU oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS, Kementerian Lingkungan Hidup RI dan Kementerian Ekonomi danPembangunan RDTL. Selain itu, Kementerian Koperasi dan UKM yang diwakili oleh Deputi Bidang Pengembangan SDM, menjadi Pembicara dalam The National Strategic Forum dan mempresentasikan pengalaman Indonesia yang berhubungan dengan penguatan peran Koperasi dalam rangka pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

304

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

305

Kementerian Koperasi dan UKM dengan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste sepakat menjalin kerja sama dalam rangka Pengembangan Koperasi dan UKM, 26 Januari 2010

306

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

307

Kerjasama Teknik Bilateral Indonesia-Republik Mozambik


Pada 9 Juni 2010 telah dilakukan penandatanganan MoU Kerjasama Pengembangan Koperasi dan UKM antara Menteri Negara Koperasi dan UKM dengan Menteri Industri dan Perdagangan Republik Mozambik. Ruang lingkup kegiatan kerjasama tersebut antara lain adalah pengembangan inkubator, pengembangan pusat orientasi untuk UKM, pelatihan dan akses pasar. Action plan telah disusun dan dalam proses penyempurnaan. Beberapa Rencana Kerjasama Teknik Bilateral Masih Dalam Proses Pembahasan Untuk memperluas kerjasama teknik bilateral dengan negara-negara sahabat, Kementerian Koperasi danUKM tengah merintis dan membahas rencana kerjasama dengan Federasi Rusia (draft MoU sedang menunggu daripihak Federasi Rusia) dan Republik India (draft MoU sedang dalam proses konsultasi dengan pihak KementerianLuarNegeri).

Kesepakatan Kerjasama Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Mozambik, 8 Juni 2010

308

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

309

Menerima Kunjungan Para Duta Besar Negara-Negara Sahabat Dalam Rangka Pembicaraan Bilateral Pemberdayaan Koperasi dan UKM

Menerima kunjungan Duta Besar Amerika Serikat

Menerima kunjungan Duta Besar Jepang

Menerima kunjungan Staf Khusus Dewan Keamanan Amerika

310

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

311

Menerima kunjungan Duta Besar Mesir

Menerima kunjungan Duta Besar Belanda

Menerima kunjungan Duta Besar Aljazair

312

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

313

Menerima kunjungan Duta Besar Mozambik

Menerima kunjungan Duta Besar Irak

Menerima kunjungan Duta Besar Singapura

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

315

Awal tahun 2011 Kementerian Koperasi dan UKM telah melaksanakan beberapa program strategis diantaranyaadalah:

KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)


Dalam rangka penyaluran KUR yang lebih merata di seluruh tanah air, maka Kementerian Koperasi dan UKM membuat kebijakan memperluas jangkauan layanan KUR kepada Koperasi dan UKM dengan menunjuk bank BPD lainnya sebagai penyalur KUR menjadi 26 bank di tahun 2011, yaitu BPD: Jatim, bjb, Jateng, DKI, DIY, NTB SULUT, Kalbar, Kalsel, Kalteng, NAGARI, Maluku, Papua, Kaltim, Sulsel, NTT, Lampung, Bengkulu, Sumsel, Babel, Kepri, Aceh, Sumut, Jambi, Bali, Sulteng danSultra

GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL (GKN)

Bab 13
Program Strategis Tahun2011

Sebagai upaya untuk menurunkan tingkat pengangguran, pemerintah telah mencanangkan kebijakan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN). GKN bertujuan terutama dalam rangka mendorong para generasi muda menjadi wirausaha yang kreatif, inovatif dan mandiri. Beberapa program dalam mendukung Gerakan Kewirausahaan Nasional antara lain adalah: 1. Sosialisasi/Pemasyarakatan kewirausahaan 2. Bimbingan teknis kewirausahaan 3. Diklat kewirausahaan bagi Koperasi dan UKM 4. Fasilitasi pembiayaan 5. Pemasaran produk wirausaha baru 6. Expo kewirausahaan Sebagai langkah konkrit untuk mendukung GKN, Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian lainnya meluncurkan GKN pada tanggal 2 Februari 2011 dan dilanjutkan dengan melaksanakan sosialisasi Pengembangan Sarjana Wirausaha di 5 (lima) Provinsi, yaitu: Provinsi Aceh dengan peserta sebanyak 220 orang, Provinsi Maluku dengan peserta sebanyak 275orang, Provinsi Riau dengan peserta sebanyak 276, Provinsi Kalimantan Selatan dengan peserta sebanyak 210 orang danProvinsi Lampung dengan peserta sebanyak 210 orang.

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

316

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

317

Menteri Negara Koperasi dan UKM dengan para Direktur Bank Pembangunan Daerah (BPD) mengadakan pertemuan dalam rangka membahas perluasan BPD sebagaipenyalur KUR

318

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

319

Pencanangan Gerakan Kewirausahaan Nasional olehPresiden RI, Jakarta, 2 Februari 2011

320

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010

Penutup
Laporan yang disajikan dalam buku ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Kementerian Koperasi dan UKM kepada Presiden RI BapakDR. Susilo Bambang Yudhoyono dalam melaksanakan kebijakan danprogram pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang untuk didistribusikan dan diinformasikan kepadapublik. Oleh karena itu melalui penyajian laporan ini juga menjadi media evaluasi terhadap upaya, langkah-langkah yang telah ditempuh serta berbagai capaian yang telah diwujudkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM khususnya pada tahun 20092010. Atas kinerja yang telah dicapai oleh Kementerian Koperasi dan UKM sebagaimana digambarkan melalui laporan ini akan menjadi acuan untuk dapat memperbaiki danterus meningkatkan kinerja dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui peran Koperasi dan UKM. Selanjutnya, berbagai capaian serta manfaat yang telah dirasakan secara nyata olehpelaku usaha Koperasi dan UKM atas implementasi program-program pemberdayaan Koperasi dan UKM, dan diharapkan semakin meningkat serta mampu menjangkau sasaran secara lebih luas dan berkelanjutan bagi pelaku usaha Koperasi dan UKM untuk menjadi pelaku usaha yang mandiri, berdaya saing dan tangguh. Meskipun demikian, berbagai prestasi yang telah dapat dicapai tersebut, karena dukungan serta terjalinnya kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: Bapak Presiden Republik Indonesia. Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia. Pimpinan/Anggota DPR/MPR RI. Pimpinan/Anggota DPD RI. Para Menteri Koordinator Kabinet Indonesia Bersatu II. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Para Gubernur, Bupati, dan Walikota. Para Pejabat Eselon I di Kementerian Koperasi dan UKM. Para Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi, Kabupaten danKota. Para Pimpinan Bank, BUMN, Asosiasi, dan Perguruan Tinggi. Pimpinan Redaksi/Wartawan media cetak dan elektronik. Serta pihak pihak terkait yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rakyat dan bangsa Indonesia.

You might also like