Professional Documents
Culture Documents
KINERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2010
Daftar Isi
Struktur Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil danMenengah Republik Indonesia per Januari 2011 Kata Pengantar Pendahuluan Program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II Capaian Kinerja Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2010 Perkembangan Data Koperasi danUsahaMikro, KecildanMenengah Bantuan Perkuatan Dukungan Anggaran Kredit Usaha Rakyat Sekretariat Kementerian Koperasi dan UKM Deputi Kementerian
Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM Bidang Produksi Bidang Pembiayaan Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Bidang Pengembangan SDM Koperasi dan UKM Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK
4 7 8 10 16 24 30 32 36 50 58
60 94 106 124 156 184 204
Badan Layanan Umum Mitigasi Bencana Alam Kerjasama Dalam Negeri Kerjasama Luar Negeri Program Strategis Tahun2011 Penutup
Struktur Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil danMenengah Republik Indonesia per Januari 2011
Para Deputi Kementerian Koperasi dan UKM berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 85 tahun 2010 terdiri dari: 1. Drs. Guritno Kusumo, MM; Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM. 2. Untung Tri Basuki, SH, SPN; Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM. 3. Muzni HA Djalil, SH; Deputi Bidang Produksi. 4. Ir. Agus Muharram, MSP; Deputi Bidang Pembiayaan.
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM DR. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA
5. Ikhwan Asrin, SE, MSi; Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha. 6. Drs. Neddy Rafinaldy Halim, MS; Deputi Bidang Pengembangan SumberDayaManusia. 7. DR. Ir. Choirul Djamhari, M.Sc; Deputi Bidang Pengembangan danRestrukturisasiUsaha. 8. Ir. I Wayan Dipta, M.Sc; Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2011 telah dilakukan pergantian/mutasi Deputi Kementerian Koperasi dan UKM, yaitu: 1. Drs. Braman Setyo, M.Si menggantikan Muzni HA Djalil, SH selakuDeputiBidangProduksi.
2. DR. Ir Pariaman Sinaga, MM menggantikan Ir. Agus Muharram, MSP selakuDeputiBidang Pembiayaan. 3. Drs. Neddy Rafinaldy Halim, MS menggantikan Ikhwan Asrin, SE, MSi selakuDeputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha. 4. Ir. Agus Muharram, MSP menggantikan Drs. Neddy Rafinaldy Halim, MS selakuDeputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Deputi Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Ir. Agus Muharram, MSP DR. Ir. Choirul Djamhari, MSc
Kata Pengantar
Keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan pemberdayaan Koperasi danUKM berkat arahan, petunjuk dan peran utama Bapak DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, PresidenRepublik Indonesia yang selalu memberikan arahan dan petunjuk secara rutin pada rapat-rapat kabinet dan arahan-arahan yang diberikan setiap saat. Begitu pula berkat bantuan dan kerjasama yang diberikan oleh berbagai pihak baikPemerintahPusat maupun Pemerintah Daerah. Untuk itu, kesempatan ini merupakan momentum untuk menyampaikan apresiasi dan terima kasih yangtakterhingga kepada BapakDR.H.Susilo Bambang Yudhoyono atas arahan, bimbingan dan petunjuk yangdiberikan kepada kami dalam menunaikan tugas yang dipercayakan untuk memimpin Kementerian Koperasi dan UKM. Ucapanterima kasih pula disampaikan kepada semua pihak yangtelah memberikan kontribusi dan kerjasamanya sehingga tugas-tugas dan tanggung jawab ini dapat terlaksana denganbaik. Keberhasilan yangtelah dicapai pada tahun 20092010 ini, harusdilanjutkan danmampu menjadi pemicu pencapaian kinerja Kementerian KoperasidanUKM yanglebih optimal pada tahun-tahun berikutnya. Secara periodik, Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen untuk secara transparan menginformasikan dan mengkomunikasikan pelaksanaan tugas pembangunan dibidang Koperasi dan UKM yang telah dicapai sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada rakyat. Informasi ini dirangkum dalam sebuah Buku yang sekaligus juga merupakan Laporan Tahunan Kementerian Koperasi dan UKM dan kali ini diberi judul RevitalisasiKoperasi dan UKM Menuju KesejahteraanRakyat. Dalam buku ini disajikan catatan-catatan mengenai pencapaian kinerja Koperasi dan UKM danterobosanterobosan pelaksanaan program/kegiatan pemberdayaan Koperasi dan UKM olehKementerian Koperasi dan UKM selamatahun 2010. Disadari bahwa tantangan pembangunan Koperasi dan UKM di era pasar global tentu bukanlah hal yang mudah. Tersirat sekilas dalam buku ini, Kementerian Koperasi danUKM telah melakukan berbagai pendekatan strategis, tidakhanya melalui integrasi koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak, tetapijuga dengan program/ kegiatan aksi pemberdayaan Koperasi dan UKM denganberupaya mendorong bertumbuh danberkembangnya Koperasi dan UKM yangkreatif, mandiri dan berdaya saing. Halini dimaksudkan agar Koperasi danUKM sebagai entitas usaha mampu menjadi SokoGuru Perekonomian Nasional dan Koperasi dan UKM yang merupakan sektor ekonomi yangdominan mampu berperan sebagai pendorong eskalasi pertumbuhan ekonominasional. Semoga buku ini dapat bermanfaat dan menjadi media evaluasi bersama terhadap capaian dan rencana aksi ke depan agar semakin optimal dalam rangkamemberdayakan Koperasi dan UKM untuk mencapai masyarakat sejahtera. Jakarta, 31 Desember 2010 Menteri Negara DR. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA
Pendahuluan
Kesejahteraan rakyat merupakan tujuan utama pemerintah. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu faktor penentu pencapaian kesejahteraan tersebut. Denganpotensi jumlah penduduk dan persebaran penduduk yang kita miliki, program pemerataan pembangunan termasuk pembangunan ekonomi menjadi prioritas untuk diwujudkan. Selaras dengan itu, kebijakan yang berpihak (affirmative policy) terhadap Koperasi dan UKM, telah menjadi harapan yang berkembang luas ditengah tumbuhnya kesadaran dan perhatian terhadap ekonomi rakyat. Oleh karena itu, selainpertumbuhan dan stabilitas ekonomi, aspek penting yang menjadi agenda besar dalam proses pembangunan ekonomi hari ini dan ke depan adalah kemandirian ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan yang berkeadilan. Dalam hal ini pemberdayaan Koperasi dan UKM, berkaitan langsung dengan kehidupan dan peningkatan kesejahteraan bagi sebagian besar rakyat Indonesia ( propoor), potensi dan peran strategisnya telah terbukti menjadi penopang kekuatan dan pertumbuhan ekonomi nasional ( pro growth). Keberadaan KoperasidanUKM berperan dalam pembangunan, khususunya dalam perluasan kesempatan berusaha bagi wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan angkapengangguran ( pro job). Dengan memperhatikan peran dan potensinya dalam perekonomian nasional, keberadaan Koperasi dan UKM terbukti merupakan pelaku usaha yang mandiri, kukuh, baik dalam kondisi normal maupun krisis, sehingga Koperasi dan UKM menjadi jantung ekonomi rakyat, dan pelopor tumbuhnya ekonomi kerakyatan. Melihat potensi dan kondisi obyektif tersebut, maka Koperasi dan UKM dapat menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Di sisi lain dengan berlakunya globalisasi ekonomi, serta makin pesatnya kerja sama ekonomi antar negara, akan menciptakan peluang baru bagi Koperasi dan UKM sehingga dapat meningkatkan perannya sebagai penggerak utama pertumbuhan industri manufaktur dan kerajinan, agroindustri, ekspor non migas dan penciptaan lapangan kerja baru. Selain itu dengan berlakunya ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) pada tahun 2010, juga dapat menjadipeluang bagi pelaku usaha Koperasi dan UKM. Dengan pemahaman yang utuh terhadap potensi dan peran Koperasi dan UKM tersebut, kiranya dapat menggugah kesadaran dan semangat kebangsaan, bahwakeberadaan Koperasi dan UKM merupakan komponen yang penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Bahkan di banyak negara maju, Koperasi dan UKM menjadi kekuatan utama dalam perekonomian nasional dan memiliki posisi tawar yangbesar dalam setiap kebijakan ekonomi pemerintah. Oleh karena itu, berbagai upaya pemberdayaan Koperasi dan UKM harus didukung oleh semua pihak untuk mempercepat terwujudnya kemajuan dan menghantarkan pada kondisi Koperasi danUKM yang lebih baik. VISI Menjadikan Koperasi dan Usana Mikro, Kecil, dan Menengah (KUKM) sehat dan kuat. MISI Memberdayakan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, memperluas kesempatan kerja, dan menurunkan jumlah kemiskinan dalam rangka mewujudkan Indonesia yangsejahtera, demokratis dan berkeadilan.
11
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalammenentukan Program Kerja 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu II, adalah membuat kebijakan yang sangat dibutuhkan danmemudahkan dalam hal akses pembiayaan bagi pelaku Koperasi dan UKM dengan perbankan yaitu melalui penyerapan KreditUsahaRakyat.
1. Perluasan akses KUR melalui penambahan bank pelaksana KUR. Latarbelakangdari program ini adalah masih terbatasnya volume penyaluran KUR serta kapasitas dan jangkauan layanan oleh bank pelaksana. Hasilyangdicapai adalah: Bertambahnya bank pelaksana KUR (semula 6 bank menjadi 19 bank), keikutsertaan Bank BPD sebagai bank daerah untuk meningkatkan sebarangeografis bank pelaksana KUR. Bertambahnya bank pelaksana KUR untuk meningkatkan: a. Volume penyaluran KUR. b. Debitur yang akan mengakses KUR, sehingga persoalan permodalan Koperasi dan UKM dapat diatasi. Tercapainya program pemerintah untuk menyalurkan Rp 20 triliun/tahun selamaperiode tahun 20092014.
Bab 1
PROGRAM 100 HARI KABINET INDONESIA BERSATU II
2. Memperluas program Diklat dan Pendidikan Vocational bagi pelaku UKM. Latar belakang program ini adalah: masih rendahnya keterampilan SDM Koperasi danUKM, kurangnya penerapan standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan terbatasnya sarana balai diklat yang memadai. Hasil yang dicapai adalah: Tersedianya pedoman mengenai perluasan program diklat dan pendidikan vocational bagi Koperasi dan UKM. Telah dilaksanakannya diklat keterampilan teknis peningkatan industri kreatif diikuti oleh sebanyak 270 orang. Terlaksananya koordinasi dan sinkronisasi program antar pelaku pengembangan SDM Koperasi dan UKM yang diikuti oleh 135 orang. Telah dilaksanakannya Diklat sertifikasi pengelola KJK dalam rangka penerapan SKKNI diikuti oleh sebanyak 120 orang.
12
13
4. Revitalisasi pasar tradisional. Kondisi pasar tradisional yang kurang representatif dan pertumbuhannya yangnegatif serta pelaksanaan amanat UU No. 20/2008 tentang UMKM, Pemerintahberkewajiban untuk menyediakan sarana dan prasarana pemasaran yangdapat mendorong dan mengembangkan pertumbuhan usaha mikro dan kecil, serta membukakesempatan berusaha dengan memberikan kepastian lokasi usaha bagi usaha mikro dan usaha kecil. Hasil yang dicapai adalah: Terwujudnya revitalisasi unit pasar tradisional di 80 Kab/Kota pada 31 provinsi. Tersedianya kepastian tempat usaha bagi pedagang tradisional usaha mikro dankecil. Dengan tersedianya pasar yang representatif akan meningkatkan kenyamanan bagi konsumen sehingga dampaknya dapat meningkatkan kesejahteraan pedagang tradisional usaha mikro dan kecil. Terserapnya 43.280 orang tenaga kerja dilingkungan pasar tradisional yang telah dibangun (asumsi 4 tenaga kerja x 80 pedagang x 129 unit).
Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan Koordinasi dalam Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat di Sulawesi Utara
3. Perluasan One Village One Product (OVOP) Potensi unggulan daerah UKM yang harus digali secara maksimal dengan memproduksi produk yang memiliki nilai tambah, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dalam mengembangkan potensi produk-produk unggulandaerah, memaksimalkan peran koperasi dalam memasarkan produk unggulan daerah dan penjabaran Inpres 6/2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Hasilyang dicapai adalah: Tumbuhnya sentra-sentra produk unggulan spesifik daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat. Terintegrasinya kegiatan produk-produk unggulan daerah dari hulu sampai hilir melalui wadah koperasi. menungkatnya keterlibatan lintas pelaku (stakeholders) dalam pengembangan ekonomi daerah.
Rangkaian kegiatan Menteri Negara Koperasi dan UKM dalam rangka pengembangan OVOP, Bali
14
15
Menteri Negara Koperasi dan Ukm meresmikan serta meninjau PasarTradisional Movila KoppAs Bintang Terang SulawesiTenggara, 2 Juli 2010
Menteri Negara Koperasi dan Ukm meninjauPkL jembatan Suramadu, JawaTimur, 13Februari2010
17
Kerja keras yang dilaksanakan jajaran Kementerian Koperasidan UKM pada tahun 2010 menggembirakan, prestasi ini bisa dilihat dari capaian-capaian yangmelampaui target. Peningkatan SDM Koperasi dan UKM yang mengikuti diklat ditargetkan 3.165, terealisasi 4.035 (127,49%). Kemampuan Koperasi dan UKM dalam mengakses danmemanfaatkan teknologi inovasi ditargetkan 350, terealisasi 425 (121%). Peningkatan kualitas sarana dan prasarana produksi pemasaran ditargetkan 60, terealisasi 81(135%). Danseterusnya, lebih konkritnya disajikandalamtabel-tabel. Berdasarkan laporan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran Kementerian Koperasi danUKM tahunanggaran2009, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telahmemberikan opini sebagai WajarDenganPengecualian(WDP).
Bab 2
CAPAIAN KINERJA KEMenterian KOPERASI DAN UKM TAHUN ANGGARAN2010
Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010
18
19
APAIAN KINERJA PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK C KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
SASARAN INDIKATOR SASARAN
Meningkatnya UMKM dalam mengakses dan memanfaatkan teknologi inovasi Meningkatnya UMKM dalam penerapan standarisasi manajemen mutu dalam pengembangan usaha PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK KOPERASI UMKM Meningkatnya UMKM yang memanfaatkan dan mensertifikasi sistem HKI (SNI,ISO, HKI, halal dan keamanan pangan) Meningkatnya Koperasi dan UKM dalam melakukan transaksi bisnis, kerjasama usaha danpemanfaatan teknologi informasi Meningkatnya usaha skala Mikro dan Kecil Sentra Produksi di daerah tertinggal Berkembangnya jumlah klinik restrukturisasi usaha untuk pendamping Koperasi dan UKM
CAPAIAN KINERJA PENYEDIAAN AKSES PEMBIAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
PERSENTASE
121% 240% 113,8% 105% 104,17% 100% PENYEDIAAN AKSES PEMBIAYAAN KUMKM
TARGET
350 125 600 400 480 10
REALISASI
425 300 683 422 500 10
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
Meningkatnya akses pembiayaan Koperasi dan UKM melalui Surat Utang Koperasi (SUK) Meningkatnya kapasitas pendamping dalam pengembangan usaha Koperasi dan UKM dan wirausaha baru Terfasilitasinya pendampingan bagi Koperasi Prospek Mandiri dan meningkatnya calon wirausaha baru
TARGET
300 UMKM 100 Pendamping 40 koperasi 310 KUMKM
REALISASI
300 UMKM 100 Pendamping 40 koperasi 310 KUMKM
PERSENTASE
100% 100% 100%
PENGEMBANGAN KEMITRAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN PELAKU USAHA
SASARAN
PENGEMBANGAN KEMITRAAN Koperasi dan UKM DENGAN PELAKU USAHA
PENCAPAIAN KINERJA PERBAIKAN IKLIM USAHA YANG LEBIH BERPIHAK PADA KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
SASARAN INDIKATOR SASARAN
Tertatanya peraturan Perundang-undangan terkait dengan perkoperasian dan LKM Peninjauan dan penghapusan berbagai pungutan dan regulasi yang merugikan KUMKM baik yangsektoral maupun spesifik daerah Tersedianya kajian dasar, kebijakan dan terapan yang prospektif dalam pemberdayaan koperasi danUMKM Tersedianya model-model terbaik (best practice) internasional bagi pemberdayaan koperasi danUMKM
INDIKATOR SASARAN
Meningkatnya jumlah koperasi yang menerapkan sistem resi gudang
TARGET
10
REALISASI
12
PERSENTASE
120%
TARGET
3
REALISASI
3
PERSENTASE
100%
40
98
245%
CAPAIAN KINERJA PENINGKATAN PEMASARAN PRODUK KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
SASARAN INDIKATOR SASARAN
Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana produksipemasaran PENINGKATAN PEMASARAN PRODUK Koperasi dan UKM Terwujudnya Smesco UKM menjadi icon industry danpemberdayaan Koperasi dan UKM Nasional Meningkatnya usaha UKM sentra produksi di daerah tertinggal/terisolir Revitalisasi pasar tradisional
12
300%
100%
TARGET
60 150 KUKM Mitra, 827 KUKM terlayani 25 34
REALISASI
81 827 KUKM terlayani 25 34
PERSENTASE
135% 100% 100% 100%
Pada tahun anggaran 2010, pelaksanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi &UKM secara umum telah terlaksana dengan baik dan sesuai yang direncanakan. Halini terlihat pada tabel capaian kinerja di atas bahwa berdasarkan indikator sasaran yangtelah ditetapkan telah mencapai 100%, bahkan pada beberapa sasaran kinerja mencapai245% dan 300%.
Tahun 2009, telah dilakukan revitalisasi pasar tradisional sejumlah 89 unit dengan anggaran APBN-P dan 5 unit dengan anggaran APBN reguler.
20
21
RENCANA DAN REALISASI KEUANGAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2010
NO
I
1 2 3 4 5
PROGRAM
PROGRAM PENCIPTAAN IKLIM USAHA UMKM
Pembinaan/Penyusunan Program, Rencana Kerja danAnggaran Penyusunan Program dan Rencana Kerja Penyusunan/Penyempurnaan/Pengkajian Peraturan Perundang-undangan Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/ L embaga Diseminasi Isu-isu Strategis Pemberdayaan KUKM
PAGU/RENCANA
56.501.947.000
7.000.000.000 3.000.000.000 11.999.962.000 21.501.985.000 13.000.000.000
REALISASI
51.324.004.085
6.679.808.378 2.886.623.628 11.577.560.480 18.390.180.600 11.789.830.999
CAPAIAN (%)
90,83
95,42 96,22 96,48 85,53 90,69
SISA
5.177.942.915
320.191.622
NO
IV
22
PROGRAM
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS KELEMBAGAAN KOPERASI
Pembinaan/Koordinasi/Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pembinaan/Penyusunan Program, Rencana Kerja danAnggaran Pembinaan, Pengawasan dan Penilaian Perkoperasian
PAGU/RENCANA
18.000.000.000
7.000.000.000 6.000.000.000 5.000.000.000
REALISASI
17.414.738.270
6.762.642.295 5.961.500.000 4.690.595.975
CAPAIAN (%)
96,75
96,61 99,36 93,81
SISA
585.261.730
237.357.705 38.500.000 309.404.025
V
25 26 27
226.224.600.000
20.524.600.000 1.500.000.000 8.320.000.000
218.133.383.220
19.555.350.350 1.484.356.100 8.025.130.965
96,42
95,28 98,96 96,45
8.091.216.780
969.249.650 15.643.900 294.869.035
II
6 7 8 9 10 11
80.150.000.000
200.000.000 8.500.000.000 12.940.000.000 3.510.000.000 20.000.000.000 35.000.000.000
77.933.721.618
197.012.000 7.434.939.160 12.556.021.550 3.457.675.900 20.000.000.000 34.288.073.008
97,23
98,51 87,47 97,03 98,51 100 97,96
2.216.278.382
2.988.000 1.065.060.840 383.978.450 52.324.100 711.926.992
28
165.000.000.000
160.316.419.220
97,16
4.683.580.780
29 30 31 32
III
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
68.128.495.000
2.153.500.000 5.082.465.000 11.998.015.000 3.953.820.000 1.295.000.000 1.291.180.000 37.882.741.000 2.400.000.000 471.774.000 1.600.000.000
65.576.191.030
2.101.293.250 4.946.102.830 11.790.966.000 3.750.367.745 1.254.403.140 1.256.262.975 36.205.827.640 2.274.787.550 447.235.000 1.548.944.900
96,25
97,58 97,32 98,27 94,85 96,86 97,29 95,57 94,78 94,79 96,81
2.552.303.970
52.206.750 136.362.170 207.049.000 203.452.255 40.596.860 34.917.025 1.676.913.360 125.212.450 24.539.000 51.055.100
22
23
NO
VI
33
PROGRAM
PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN ANAK
Penyelenggaraan Pengarusutamaan Gender
PAGU/RENCANA
1.000.000.000
1.000.000.000
REALISASI
951.890.800
951.890.800
CAPAIAN (%)
95,19
95,19
SISA
48.109.200
48.109.200
NO
XI
41 42 43 44
PROGRAM
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANANPUBLIK
Pembinaan dan Pengembangan Pemanfaatan Data danInformasi Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan/Penyusunan/Pengembangan Program danSistem Prosedur Pembinaan/Pembuatan/Pengembangan Sistem, Data, Statistik dan Informasi
PAGU/RENCANA
4.000.000.000
789.422.000 1.605.106.000 240.636.000 1.364.836.000
REALISASI
3.868.199.550
764.400.500 1.519.948.400 227.159.750 1.356.690.900
CAPAIAN (%)
96,70
96,83 94,69 94,40 99,40
SISA
131.800.450
25.021.500 85.157.600 13.476.250 8.145.100
VII
34 35
93.362.983.000
51.118.900.000 42.244.083.000
80.260.934.695
42.451.720.113 37.809.214.582
85,97
83,05 89,50
13.102.048.305
8.667.179.887 4.434.868.418
VIII
36
2.000.000.000
2.000.000.000
1.881.263.800
1.881.263.800
94,06
94,06
118.736.200
118.736.200
XII
45
3.500.000.000
3.500.000.000
3.376.100.000
3.376.100.000
96,46
96,46
123.900.000
123.900.000
IX
37 38 39
7.000.000.000
1.040.776.000 5.483.874.000 475.350.000
6.608.714.150
959.273.800 5.201.118.250 448.322.100
94,41
92,17 94,84 94,31
391.285.850
81.502.200 282.755.750 27.027.900
JUMLAH
LLP-KUKM LPDB-KUMKM DEKONSENTRASI TP
562.368.025.000
48.500.000.000 22.435.635.000 126.000.000.000 30.000.000.000
529.770.253.318
33.873.437.988 18.988.573.813 121.123.651.469 26.385.571.661
94,20
69,84 84,64 96,13 87,95
32.597.771.682
14.626.562.012 3.447.061.187 4.876.348.531 3.614.428.339
JUMLAH
789.303.660.000
730.141.488.249
92,50
59.162.171.751
X
40
2.500.000.000
2.500.000.000
2.441.112.100
2.441.112.100
97,64
97.64
58.887.900
58.887.900
Pagu anggaran Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2010 sebesarRp789.303.660.000, terealisasi sebesar Rp 730.141.488.249 (92,50%). Terdapatsisaanggaran sebesar Rp 59.162.171.751 (7,50%) merupakan penghematan danefisiensi. Penyerapan anggaran Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2010 dapatdirealisasikan secara maksimal sesuai dengan target dan program seluruhDeputidanBLU.
25
Kriteria Usaha Mikro, Kecil Menengah, dan Besar Berdasarkan UU 20 Tahun 2008
Usaha Besar
Usaha Menengah
Omzet/tahun Rp 2,5 Miliar s/d Rp 50 Miliar Asset Rp 500 Juta s/d Rp 10 Miliar
Bab 3
PERKEMBANGAN DATA KOPERASI DANUSAHAMIKRO, KECIL DANMENENGAH
Laporan Kegiatan Oktober 2009Desember 2010
Usaha Kecil
Omzet/tahun Rp 300 Juta s/d Rp 2,5 Miliar Asset Rp 50 Juta s/d Rp 500 Juta
Usaha Mikro
26
27
49.608.953
50.847.771
52.176.795
48.512.438
36.763 472.602
38.282 498.565
39.717 522.124
41.133 546.675
42.631 573.601
53.207.500
82.071.144
84.452.002
87.810.366
2006
Usaha Besar
2007
Usaha Menengah
2008
Usaha Kecil
2009
Usaha Mikro
2010
2006
Usaha Besar
2007
Usaha Menengah
2008
4.577
4.463
4.650
4.677
4.838
2009
Usaha Kecil
2010
Usaha Mikro
2006
2007 90.491.930
2008 94.024.278
2009 96.211.332
2010 99.401.775
Jumlah UMKM selama periode 20062010 mengalami peningkatan sebesar 9,80%, dari49.021.803 unit pada tahun 2006 menjadi 53.823.732 unit pada tahun 2010. Pada periode 20082010 perkembangan jumlah UMKM mengalami peningkatan sebesar 4,70% dari 51.409.612 unit pada tahun 2008 menjadi 53.823.732 unit pada tahun 2010.
87.909.598
Jumlah Tenaga Kerja UMKM selama periode 20062010 mengalami peningkatan sebesar13,07% dari 87.909.598 orang pada tahun 2006 menjadi 99.401.775 orang pada tahun 2010. Pada periode 20082010 perkembangan jumlah UMKM mengalami peningkatan sebesar 5,72%, dari 94.024.278 orang pada tahun 2008 menjadi 99.401.775 orang pada tahun 2010.
28
29
Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Nasional Tahun 20062010 (Rp Miliar)
170.411
2.051.878,0 2.602.369,5
1.751.644, 6 2.301.709, 2
3.000.000
1.510.055,8 2.080.582,9
134.963
141.326
149.793
154.964
1.017.438,7 1.387.993, 3
1.209.622,5 1.637.681,2
2005
2006
2007
2008
2009
2010
500.000
329.215,3 436.769,8
1.000.000
386.404,3 511.841,3
472.830, 3 630.339, 9
528.244, 2 713.262, 9
597.770, 2 816.745,1
Jumlah koperasi periode 20052010 mengalami peningkatan sebanyak 42.519unit atau31,50%. Kurun waktu 20092010 meningkat sebanyak 7.071unit atau 4,15%.
2006
Usaha Kecil
2007
Usaha Menengah
2008
Usaha Mikro
2009
2010
29.240.271
Usaha Besar
27.776.133
28.888.067 27.318.619
Jumlah PDB UMKM selama periode 2006-2010 mengalami peningkatan sebesar 94,37%, dariRp 1.783,42 triliun pada tahun 2006 menjadi Rp 3.466,39 triliun pada tahun2010. Padaperiode 20092010 perkembangan jumlah UMKM mengalami peningkatan sebesar15,81%, dari Rp 2.993,15 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 3.466,39 triliun padatahun2010.
27.286.784
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Selama periode 20052010, jumlah anggota koperasi aktif mengalami peningkatan sebanyak 3.174.337 orang atau 11,63%. Kurun waktu 20092010 meningkat sebanyak 1.220.850orang atau 4,18%.
31
478.669
BANTUAN PERKUATAN
100.000
2005
2006
2007
47.000
Bab 4
200.000
111.000
2008
2009
2010
Bantuan Perkuatan Kementerian Koperasi dan UKM selama periode 20052010 mengalami penurunan sebesar 56,23%, tetapi pada periode tahun 20092010 mengalamipeningkatansebesar 88,76%.
209.520
300.000
348.962
573.643
33
Perkembangan Anggaran Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 20052010 (Rp Miliar)
1.216,18
1.549,74
1.280,88
1.056,77
1.098,65
917,14
930,43
982,16
849,76
744,41
789,30
Bab 5
DUKUNGAN ANGGARAN
2005
Pagu Anggaran
2006
2007
2008
2009
2010
Realisasi
Periode 20052010 perkembangan pagu anggaran Kementerian Koperasi danUKM mengalami penurunan sebesar Rp 426.886.185.000 (35,10%). Namun pada tahun2007 pagu anggaran sempat mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp492.966.596.000 (46,65%). Realisasi anggaran Kementerian periode 20052010 berkisar di angka rata-rata 85,60% dengan capaian realisasi tertinggi diperoleh padatahun 2010 dengan persentase realisasi sebesar 90,48%.
714,17
34
35
1.339,74
985,73
1.111,90
826,57
980,15
711,81
707,28
875,61
715,99
663,30
230,44
230,20
223,15
244,27
527,68
582,63
205,32
210,00
168,98
231,2 8
148,36
156,00
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2005
2006
2007
2008
125,41
2009
2010
Pagu Anggaran
Pagu Anggaran
Realisasi
Realisasi
146,94
37
Bab 6
KREDIT USAHA RAKYAT
b. Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional2010. Salah satu materi yang harus dihasilkan adalah memantau realisasi KUR 2010 dengan target bawah Rp 13,115 triliun dan target atas Rp 18 triliun. Hasil program realisasi proporsi KUR untuksektor pertanian, kelautan-perikanan, kehutanan, perkebunan, dan industri kecil sepanjang2010 naikmenjadi 25%. Sedangkan realisasi penyaluran KUR oleh 13 BPD dengantargetbawahRp2triliun dan target atas Rp 2,2 triliun. c. Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang pembangunan yang berkeadilan antara lain membahas tentang instruksi perluasan penyaluran kredit menegaskan pentingnya menyusun rencana perluasan KUR ditingkat Pemerintah Daerah, menyusun kebijakan peyaluran kredit kepada pekerja migran didaerah, dan sosialisasi KUR kepada masyarakat luas khususnya para pelaku UKM. Perangkat legal yang mendukung program KUR adalah: a. Nota Kesepahaman Bersama (MoU) tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Koperasi danUKM antara Pemerintah, Perusahaan Penjaminan dan Bank, tanggal9Oktober 2007. b. Perjanjian Kerjasama Penjaminan Kredit antara Perusahaan Penjamin dengan masing-masing BankPelaksana. c. Addendum 1 Nota Kesepahaman Bersama tanggal 14 Mei 2008 denganmenambah limaayat pada pasal dua ruang lingkup kerjasama, dan menambah pihak yang mengetahui, yaituMenteriNegaraBUMN.
38
39
d. Addendum 2 Nota Kesepahaman Bersama tanggal 12 Januari 2010 yang merupakan penyempurnaan lanjutan atas berbagai permasalahan KUR, antara lain: Penurunan suku bunga KUR. Debitur boleh mengajukan kedit/pembiayaan KUR walaupun masih memiliki kredit konsumtif. Penyempurnaan jangka waktu perpanjangan, restrukturisasi, dan suplesi. Plafon dana untuk lembaga linkage (pola eksekuting). Penambahan bank pelaksana KUR. Atas dasar Addendum 2 Nota Kesepahaman Bersama ini, juga dilakukan penyempurnaan atas Peraturan Menteri Keuangan yang berkaitan dengan KUR, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) KUR. e. Addendum 3 Nota Kesepahaman Bersama tanggal 16 September 2010 untuk menyempurnakan ketentuan tentangKUR, yang antara lain: Penetapan peningkatan KUR mikro dari maksimal Rp 5 juta menjadi maksimal Rp 20 juta, dan penyalurannya dilakukan oleh semua bank (dalam Addendum 2, KUR mikro hanya disalurkan oleh PTBRI). Peningkatan jumlah penjaminan Pemerintah untuk sektor-sektor pertanian, kelautanperikanan, kehutanan, perkebunan, dan industri kecil menjadi 80% (semula 70%). Masuknya sektor jasa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebagai calon debitur KUR dengan jumlah penjaminan pemerintah 80% sedangkan jumlah penjaminan Pemerintah untuk sektor lainnya tetap70%. Jangka waktu kredit investasi perkebunan tanaman keras dapat diberikan langsung 13 tahun dantidakbolehdiperpanjang.
3. Profil Program KUR Sasaran: Koperasi dan UKM dan Koperasi layak tapi belum bankable Plafon KUR: a. KUR ritel maksimum Rp 500 juta. b. KUR mikro maksimum Rp 20 juta tanpa SID (Sistem Informasi Debitur). c. KUR kepada lembaga linkage (pola executing) maksimum Rp 2 miliar. d. KUR mikro, bunga maksimum 22% per tahun. e. KUR retail, bunga maksimum 14% per tahun. Fasilitas Penjaminan: a. Sektor pertanian, kelautan-perikanan, perkebunan, industri kecil, dan sektor TKI ditanggung olehPemerintah cq. Perum Jamkrindo dan PT Askrindo sebesar 80%. b. Sektor lainnya ditanggung oleh Pemerintah cq. Perum Jamkrindo dan PT Askrindo sebesar 70%. c. Sisa penjaminan ditanggung oleh bank pelaksana. d. Bank pelaksana: BRI, BNI, Mandiri, Syariah Mandiri, BTN, Bukopin, dan 13 BPD. e. Perusahaan penjamin: perum Jamkrindo dan PT Askrindo. 4. Perkembangan Penyaluran KUR a. Selama 2010 realisasi penyaluran KUR telah mencapai Rp 17,22 triliun atau sebesar 131,4% daritarget bawah yang sebesar Rp 13,11 triliun. Apabila dibandingkan dengan target atas sebesarRp18 triliun, maka pencapaian tahun 2010 adalah sebesar 95,7%. b. Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai bank pelaksana KUR yang baru menyalurkan tahun2010, telah menunjukkan kinerja yang baik. Penyaluran KUR oleh 13 BPD telah mencapaiRp2,21triliunatau 110,5% dari target bawah sebesar Rp 2 triliun dan 100,5% daritargetatas sebesar Rp 2,20 triliun. c. Dibanding realisasi KUR tahun 2008 (Rp 12,64 triliun) dan tahun 2009 (Rp 4,56 triliun), makarealisasi KUR tahun 2010 (Rp 17,22 triliun) mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa relaksasi kebijakan KUR, penambahan bank pelaksana KUR, dan sosialisasi KUR yangdilaksanakan sepanjang 2010 berhasil meningkatkan realisasi penyaluran KUR.
f. Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama oleh 13 BPD pada 23 September 2010 untuk mengikatkan diri pada Addendum 3 yang merupakan ketentuan yang diatur dalam pasal 4A Addendum 2. 2. Kementerian Koperasi dan UKM Pada 2010 Kementerian Koperasi dan UKM secara aktif mendorong perluasan program KUR melalui: a. Menyiapkan dan menyusun kebijakan KUR melalui koordinasi dengan instansi teknis/lembaga penandatanganan MoU (instansi terkait, bank pelaksana, dan perusahaan penjaminan). b. Mendorong masing-masing bank pelaksana KUR dan Pemerintah Daerah melalui kunjungan kerja langsung Menteri Negara Koperasi dan UKM untuk mempercepat penyaluran KUR. c. Sosialisasi program KUR ke 33 provinsi. d. Memonitor penyaluran KUR khususnya 13 BPD dan 6 bank BUMN, sebagai bank pelaksana KUR. e. Memberikan layanan konsultasi KUR terhadap koperasi dan UKM yang berkunjung ke Kantor Kementerian Koperasi dan UKM.
40
41
DEBITUR
11.567 2.316.608 36.798 2.457 3.140 4.338 -
TARGET ATAS
54,4 123,5 70 109,2 35 100,4 100,5
Menteri Negara Koperasi dan UKM bersama para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II sesaat setelah penandatanganan Kesepakatan Addendum II MoU KreditUsahaRakyat, 12Januari2010
DEBITUR
27.824 3.666.113 74.109 5.093 6.319 6.868 26.232
Jumlah
17.189,3
2.374.908
13.115
18.000
17.228,6
131,4
95,7
1.437.650
34.417,9
3.812.558
Catatan: Untuk tahun 20082009 belum ditetapkan target penyaluran bagi masing-masing Bank penyalur, selanjutnyamulai tahun 2010 pada masing-masing bank penyalur diberikan target yang harus dicapai. Halinisejalandengan target nasional penyaluiran KUR sebesar Rp 20 Triliun/tahun.
Menteri Negara Koperasi dan UKM (tengah) bersama Menteri Pertanian (kiri) danMenteriKeuangan (kanan) menandatangani Kesepakatan Addendum III MoU KreditUsahaRakyat,
REALISASI PERSENTASE
PERSENTASE DEBITUR TARGET BAWAH (Rp Miliar) (4=3/1) X100%
108,4 153,3 107,8 21,4 70,3 107,6 126,5 113,9 125,3 98,4 203,5 102,2 100,7
NO
BPD
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 JATIM JABAR-BANTEN JATENG DKI JAKARTA DIY NTB SULUT KALBAR KALSEL KALTENG NAGARI MALUKU PAPUA 750 500 250 240 25 25 25 50 25 25 35 15 35
(2)
750 600 350 240 25 25 25 50 25 25 35 15 35
(3)
813,2 766,3 269,4 51,3 17,6 26,9 31,6 56,9 31,3 24,6 71,2 15,3 35,3
(6)
7.058 7.816 4.653 521 184 357 1.156 589 596 549 1.697 520 536
TOTAL
2.000
2.200
2.211,0
110,5
100,5
26.232
42
43
Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan Koordinasi dalam Rapat Koordinasi Pelaksanaan KreditUsaha Rakyat di Jawa Timur, 26 Agustus 2010
Menteri Negara Koperasi dan Ukm secara simbolis menyerahkan Kur kepada pelaku usahabidang Kelautan dan Perikanan
44
45
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutandalam rapat kerja pelaksanaan penyaluran Kredit Usaha Rakyat di Kalimantan Tengah, 18Oktober2010
Menteri Negara Koperasi dan Ukm secara simbolis menyerahkan Kur kepada pelaku usaha di Pekalongan
46
47
Penandatanganan Kesepakatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat oleh Para Perwakilan Lembaga Penyalur dan Penjamin Kredit
48
49
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Kredit UsahaRakyat diKalimantan Selatan, 6 November 2010
51
Sekretariat Kementerian memiliki tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi dilingkungan Kementerian Koperasi dan UKM. Sekretariat Kementerian terdiri dari: Biro Perencanaan Biro Keuangan Biro Umum
Tujuan program: Memberikan dukungan untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Koperasi dan UKM melalui koordinasi dan perencanaan yang partisipatif dalam perumusan kebijakan dan program. Meningkatkan pelayanan publik dibidang informasi dan publikasi melalui terselenggaranya hubungan masyarakat dan penyediaan data dan informasi yang valid, akurat cepat dan tepat sebagai dasar acuan pengambilan kebijakan. Mewujudkan pengelolaan dan administrasi penganggaran yang tertib dan akuntabel. Meningkatkan profesionalitas dan kualitas aparatur serta pelayanan administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
Bab 7
SEKRETARIAT KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
Sasaran Program: Terwujudnya perencanaan dan dukungan penganggaran sesuai rencana kerja pemerintah danrencana strategis yang telah ditetapkan. Tersedianya data dan informasi yang mutakhir (up to date) dan akurat terkait dengan pemberdayaan Koperasi dan UKM. Terwujudnya pengelolaan anggaran secara tertib, taat asas, efisien, efektif, transparan danbertanggung jawab, serta tertatanya asset BMN dan laporan BMN sesuai dengan standar Sistem Akuntansi Barang Milik Negara. Terwujudnya efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan dan kerumahtanggaan, serta tersusunnya standar operasional prosedur dan tata hubungan kerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM.
Manfaat Program: Pencapaian kinerja sesuai perencanaan dan penganggaran. Laporan keuangan dapat disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintah dengan opini wajar tanpa pengecualian. Publikasi tentang pemberdayaan Koperasi dan UKM dapat disampaikan lebih luas sehingga memperkuat eksistensi dan citra Kementerian Koperasi dan UKM meningkat. Profesionalitas dan kapasitas aparatur meningkat.
52
53
54
55
Penandatanganan Ikrar pemberdayaan Koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional oleh seluruh kepala dinas yang membidangi Koperasi dan UKM, dalam kesempatan Rapat Koordinasi Nasional Menteri Negara Koperasi dan UKM membuka Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Jakarta, 1316Desember 2010
56
57
Evaluasi Dan Pelaporan Dalam rangka Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan atas pelaksanaan program pemberdayaan Koperasi danUKM, telah dilakukan: a. Penyusunan Laporan Triwulan Laporan triwulan, merupakan implementasi dari amanat Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun2006, mengenai Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, untuk disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS. b. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LAKIP merupakan bentuk pertanggungjawaban Kementerian Koperasi dan UKM dalam menjalankanpenyelenggaranaan pemerintahan negara di bidang pemberdayaan Koperasi danUKM, yangdisampaikan kepada Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. LAKIP disusun berdasarkan INPRES Nomor 9 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. c. Penyusunan Laporan Tahunan Laporan Tahunan disusun dengan memuat informasi dan data pelaksanaan program pemberdayaan Koperasi dan UKM yang telah dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam kurun waktu satu tahun (JanuariDesember).
Suasana rapat Regional Wilayah II, Surabaya, Jawa Timur, 1416 Juni 2010
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM membuka rapat Regional di Palembang, Sumatera Selatan, 2123Juni 2010
59
Bidang Produksi.
Bidang Pembiayaan.
Bab 8
DEPUTI KEMENTERIAN
62
63
Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2010. Tahun 2010 merupakan tahun awal dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 20102014. Dokumen RPJMN 20102014 yang memberikan arahan mengenai Prioritas Nasional dan Prioritas Lainnya kemudian dijabarkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Koperasi dan UKM 20102014. Di dalam Renstra telah ditetapkan program teknis dan program generik yang akan dilaksanakan selama kurun waktu lima tahun ke depan. Program Teknis yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM adalah program Peningkatan Iklim Usaha yangKondusif bagi Koperasi danUKM, serta program Penguatan Kelembagaan Koperasi.
Tujuan program: mewujudkan iklim usaha yang kondusif bagi Koperasi dan UKM sebagai lembaga ekonomi yang mandiri, berdaya saing dan memiliki kinerja yang efektif dan efisien terutama dalam menghadapi era globalisasi. Sasaran Program: Terwujudnya Koperasi yang tumbuh dan berkembang sehat sesuai jati diri Koperasi. Manfaat Program: Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan anggota Koperasi.
64
65
Program Peningkatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi dan UKM bertujuan mewujudkan pemberdayaan Koperasi dan UKM yang dilakukan oleh Pemerintah danPemerintah Daerah melalui penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan di berbagai aspek kehidupan ekonomi, agar Koperasi dan UKM memperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan, dan dukungan berusaha yang seluas-luasnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan strategis yang telah dilaksanakan selama 2010 ini adalah: Sosialisasi UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yangdiperuntukkan bagi pejabat dinas yang membidangi Koperasi danUKM ditingkat provinsi, instansi terkait, tokoh masyarakat, dan pemangku kepentingan di daerah. Penyusunan rancangan (draft) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang UMKM, yang akan menjadi standar operasional pelayanan publik bagi aparat daerah yang membidangi Koperasi danUKM dalam memberdayakan UKM. Evaluasi terhadap Peraturan Perundang-undangan tentang Koperasi dan UKM diTingkat Pusat dan Daerah, dan sepanjang tahun ini telah dievaluasi sebanyak 60Perda yang menghambat perkembangan Koperasi dan UKM. Dari jumlah tersebut, 38 Perda akan disampaikan rekomendasi pembatalan/pencabutannya kepada Presiden melalui Kementerian Dalam Negeri. Penyusunan rancangan (draft) Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) diBidang Koperasi dan UKM, yang mengacu pada PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Derah Kabupaten/Kota.
Tujuan dari Program Penguatan Kelembagaan Koperasi adalah untuk mengembangkan praktek koperasi yang sesuai dengan jati diri koperasi serta meningkatkan peran koperasi dalam melayani anggota dan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraannya. Beberapa kegiatan strategis yang telah dilakukan dalam rangka penguatan kelembagaan koperasi selama 2010 adalah: Penguatan Status Badan Hukum Koperasi melalui Pengumuman Badan Hukum (BH) dalam Lembar Berita Negara, dengan target 5.000 BH Koperasi. Pelaksanaan Pemeringkatan Koperasi. Tahun ini telah diperingkat 1.503 koperasi dengan perolehan koperasi berkualitas sebanyak 1.321 koperasi. Penilaian koperasi berprestasi dengan penetapan ada 75 koperasi berprestasi dan 10 koperasi penerima penghargaan melalui Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 19/Kep/M.KUKM/VII/2010 tanggal 5 Juli 2010, danpenyerahan penghargaan kepada pemenang disampaikan pada puncak peringatan Hari Koperasi, 15 Juli 2010 di Surabaya, Jawa Timur. Penyusunan Sistem Aplikasi Member Card bagi koperasi konsumen yang dikemas dalam bentuk CD agar dapat memfasilitasi koperasi dalam menyusun database anggota secara digital danmelakukan proses transaksi anggota dengan koperasi. Revitalisasi Fungsi Kelembagaan Koperasi yang dilakukan melalui kegiatanpenyusunan kebijakan peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dan bimbingan teknis perkoperasian kepada 1.000 orang pejabat dinas yangmembidangi koperasi dan UKM dilimaprovinsi. Monitoring dan Evaluasi Program Pemberdayaan Koperasi dan UKM.
66
67
Menteri Negara Koperasi dan UKM bersama para anggota Rapat Anggota Tahunan XXXIII K.S.P KODANUA, Jakarta, 14 Februari 2010
68
69
Menteri Negara Koperasi dan UKM menyerahkan penghargaan pada acara RAP Induk KUD TahunBuku2010, Yogyakarta, 1820 Februari2010
Menteri Negara Koperasi dan UKM membuka secara resmi Peringatan HariKoperasi di Subang Jawa Barat 17 Juli 2010
Menteri Negara Koperasi dan UKM dalam acara penandatanganan Rapat Anggota Tahunan ke 29 diJambi, 7 Juni 2010
70
71
Menteri Negara Koperasi dan UKM membukaacara Sarasehan danJambore Koperasi diJawa Timur, 9Juli2010
Menteri Negara Koperasi dan UKM bersama para peserta Jambore Koperasi di Jawa Timur, 9 Juli 2010
72
73
Presiden Republik Indonesia memberikan pesan singkat pada acara Hari Koperasi Nasional ke63 yangbertemakan Koperasi Bangkit UntukKesejahteraan Rakyat di Surabaya, 15 Juli 2010
74
75
Presiden Republik Indonesia beserta IbuNegara didampingi Menteri Negara Koperasi dan UKM pada acara puncak HariKoperasi Nasional, 15Juli 2010 diSurabaya Jawa Timur
76
77
78
79
Menteri Negara Koperasi dan UKM menandatangani batu simbol dalam acara pembukaan RAT KilangMandiri Tahun Buku 2009 di Balikpapan, 23 April 2010 Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan dalam acara pembukaan PencananganKota Bekasi menjadi Kota Koperasi, 18 Juli 2010
80
81
Pidato Menteri Negara Koperasi dan UKM pada acara pencanangan Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi, Jakarta, 26 April 2010
82
83
Menteri Negara Koperasi dan UKM mengunjungi salah satu gerai di acara SMESCO Fesyen 2010, 28 Juli 2010
84
85
Manfaat : 1. Pemahaman Notaris Pembuat Akta Koperasi dalam Pembubaran dan Pendirian Anggaran Dasar Koperasi; 2. Sebagai pedoman Notaris Pembuat Akta Koperasi dalam membuat Akta Pendirian Koperasi dan Perubahan AnggaranDasar Koperasi; 3. Notaris yang telah ditetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi mendapat kepastian hukum dalammenjalankantugas. Hasil : Sejak tahun 2004 sampai 2010 telah ditetapkan sebanyak 6.584 orang notaris yang tersebar di seluruh Indonesia, dantelah mengikuti pembekalan di bidang perkoperasian yang di selenggarakan oleh Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP-INI) di beberapa wilayah di Indonesia, dan mendapat sertifikat, serta di tetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi (NPAK) dengan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM.
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan dalam rangka konsolidasi dan pemantapan peran dan pelaksanaan tugas notaris dalam pemberdayaan Koperasi, Bali, 28 Januari 2010
86
87
Asset (Rp)
SHU (Rp)
2 3
523 447
715.038.499 1.491.806.411
838.152.510 516.437.251
7.927.948.000 20.058.243.000
13.534.437.000 215.245.000
191.955.310 60.903.048
Aneka Usaha
740
326.431.077
273.030.621
599.461.698
1.860.423.323
140.625.420
Konsumen
1.308
950.347.915
1.010.002.957
2.845.664.871
872.010.756
240.548.580
Koperasi Pengangkutan Umum Medan KUD Harapan Tani (Harta) Kopdit CU Mandiri
Jl. Rupat No. 30-32 Kel. Gang Buntu Kota Medan Jl. Pendidikan No. 49, Kel. Sei Jambak Kab. Langkat Jl. Langsat No. 32, Kec. Padang Hilir Kota Tebing
Jasa
3.846
200.000.000
400.000.000
13.105.589.903
10.484.471.922
6.783.039
Kopinkra Silungkang
Ds. Silungkang Tigo, Kec. Silungkang Kota Sawahlunto Desa Tanjung Jati, Kec. Guguak Kab. Lima Puluh Kota Kab. Pasaman Barat
Produsen
184
380.165.877
492.530.473
Konsumen
336
519.653.910
962.174.383
1.480.993.395
384.248.705
147.184.915
Simpan Pinjam
1.538
909.349.159
1.505.236.111
1.424.296.000
3.537.110.000
41.920.971
Jasa
46
86.215.638
9.671.700.000
4.598.000.000
422.000.000
67.651.400
Produsen
97
2.155.945.000
8. PROVINSI LAMPUNG
368.095.000 2 Jl. Merpati No. 35 Kec. Bahuga Kab. Way Kanan Rama dewa, Kec. Seputih Raman Kab. Lampung Tengah Jl. Kapten P. Tendean No. 7, Kec. Tj. Karang Pusat Kota Bandar Lampung Produsen 1.870 4.252.969.129 139.363.193.440 133.166.707.200 132.000.000.000 172.303.312
4. PROVINSI RIAU
1 KUD Tunas Muda KUD Tani Bahagia KUD Intan Makmur Ds. Teluk Merbau, Kec. Dayun Kab. Siak Ds. Kulin Jaya, Kec. Lubuk Batu Jaya Kab. Indragiri Hulu Jl. Koperasi, Desa Bukit Intan Makmur, Kec. Kunto Darussalam Kab. Rokan Hulu Produsen 430 3.039.712.000 10.581.246.000 13.620.958.000 6.310.174.000
Simpan Pinjam
21/2408
1.933.403.710
4.971.537.491
15.301.569.847
15.327.412.359
260.824.489
Pemasaran
685
1.251.600.296
12.614.192.851
13.865.793.147
5.946.334.770
245.645.094 3
Konsumen
509
901.370.586
1.056.535.381
2.372.844.967
3.736.543.508
357.908.760
Simpan Pinjam
26/3120
278.622.701
6.421.377.299
6.700.000.000
15.000.000.000
255.026.278
88
89
No.
Nama Koperasi
Alamat
Kelompok/ Jenis
Angg. (org)
Asset (Rp)
SHU (Rp)
No.
Nama Koperasi
Alamat
Kelompok/ Jenis
Angg. (org)
Asset (Rp)
SHU (Rp)
Simpan Pinjam
791
712.755.106
3.572.048.661
4.284.803.767
4.582.825.000
134.051.537
2 3
31.378 165
9.520.114.637
50.832.411.590
743.470.000.000 7.700.000.000
1.639.260.000.000 13.600.000.000
4.150.136.470
Produsen
1.100
2.240.950.611
10.772.620.763
16.365.590.266
25.606.612.650
1.542.287.895
Simpan Pinjam
2.501
1.832.520.609
18.625.847.977
20.458.368.587
3.460.999.921
242.029.768
Produsen
17.054
602.210.213
770.400.737
1.372.610.950
1.897.851.486
24.230.469
Produsen
7.011
20.339.074.231
15.408.090.055
35.747.164.286
87.709.858.416
768.588.506
Simpan Pinjam
2.500
837.923.523
15.110.320.839
16.923.571.000
18.969.030.000
51.562.905
Simpan Pinjam
2.033
40.570.092.245
11.815.272.108
99.853.433.708
278.504.000.000
0 1 KUD Mina Samudera Kop. Satria Ardira Mandiri Ds. Surya Bahari, Kec. Pakuhaji Kab. Tangerang Terminal IA Bandara Soekarno Hatta, Desa Panjang Kec. Benda Kab. Tangerang Jl. Maya Cilegon, Desa Pejaten, Kec. Kramat Watu Kab. Serang Produsen 312
KKGJ
Konsumen (SP)
19.870
90.221.022.578
165.000.000.000
106.145.507.950 2
Simpan Pinjam
1.870
5.252.801.894
3.264.791.737
8.517.593.631
14.079.466.732
1.284.280.432
2 3
9.138 2.138
12.189.256.357 154.250.800
3.728.755.534 221.240.000
15.918.011.891 2.198.976.040
12.017.800.000 14.960.000.000
1.487.663.961 20.000.000
Produsen
482
106.314.060
1.266.991.487
2.817.700.332
12.263.009.227
32.662.029
90
91
No.
Nama Koperasi
Alamat
Kelompok/ Jenis
Angg. (org)
Asset (Rp)
SHU (Rp)
No.
Nama Koperasi
Alamat
Kelompok/ Jenis
Angg. (org)
Asset (Rp)
SHU (Rp)
Jl. Sriwijaya Legian Kota Kab. Badung Ps. Galiran, Jl. Mahoni, Semarapura Kab. Klungkung Banjar Tuka, Kab Badung Kab. Badung
Simpan Pinjam
3.820
Koppas
9.500
9.800.000.000
110.200.000.000
120.000.000.000
180.000.000.000
1.007.241.542
Simpan Pinjam
18.021
14.082.627.331
98.726.553.399
146.260.419.578
15.844.350.147
1.443.764.794
Simpan Pinjam
2.136
6.256.000
22.590.000
37.000.000.000
48.559.541.090
Produsen
958
522.042.671
108.110.703
779.662.790
1.332.199.500
202.057.997
2 3
Produsen
636
1.372.155.542
3.361.623.202
4.733.778.744
16.750.150.235
325.133.857
Simpan Pinjam
946
1.314.151.717
3.060.515.261
4.374.666.978
5.982.275.595
23.468.863
Pemasaran
529
13.876.180.000
9.250.120.000
33.126.300.000
17.254.240.000
210.837.967 1 Koperasi TKBM Samudara Sejahtera (Komura) *) KUD Kopta Jl. Yos Sudarso No. 4, Kec. Samarinda Ilir Kota Samarinda Kel. Air Putih, Kec. Samarinda Ulu Kota Samarinda Jl. PE-Yi D PT. Badak LNG, Desa Satimpo, Kec. Bontang Selatan Kota Bontang Jasa
Konsumen
1.085
1.176.383.000
10.298.817.000
11.475.200.000
10.254.790.000 2
Produsen
1.030
5.153.735.611
2.728.173.209
7.881.908.820
64.244.269.897
1.420.498.285
Simpan Pinjam
814
4.962.226.207
19.714.171.105
24.676.397.313
2.496.342.000
383.389.466
Produsen
1.113
1.066.782.114
2.352.113.289
3.418.895.403
5.311.567.240
422.337.756
2 3
1.050.000.000 1.200.000.000
92
93
No.
Nama Koperasi
Alamat
Kelompok/ Jenis
Angg. (org)
Asset (Rp)
SHU (Rp)
No.
Nama Koperasi
Alamat
Kelompok/ Jenis
Angg. (org)
Asset (Rp)
SHU (Rp)
118 307
4.057.778.796 9.178.305.000
1.096.287.250 6.309.800.000
Jasa
68
5.222.920
218.577.080
223.800.000
10.144.940
1.014.500
Kospermindo
2 3
861 462
420.750.000
479.677.325
900.427.325 3.991.802.564
1.705.654.325 3.924.200.000
37.820.408 2
Jasa (SP)
552
1.426.875.108
792.217.975
9.821.787.303
11.948.965.400
Pemasaran
496
699.935.259
111.000.000
1.200.911.554
1.568.268.481
52.385.889
2 3
Koperasi Berskala Besar Salah satu prioritas program penguatan kelembagaan Koperasi adalah pemilihan 3 Koperasi Berskala Besar disetiap Provinsi, sehingga diharapkan akan ada 99 Koperasi Berskala Besar di seluruh Indonesia, yangselanjutnyaakandisusundan ditetapkan ranking Koperasi Berskala Besar di Indonesia.
Jasa
377
1.946.090.852
1.663.936.595
3.610.027.447
3.071.894.696
909.753.858
Simpan Pinjam
236
1.080.862.000
665.725.000
1.746.587.000
1.500.000.000
171.388.500
Bidang Produksi
96
97
Braman Setyo
Deputi Bidang Produksi
Kebijakan Deputi Bidang Produksi tahun 2010 lebih menekankan pada penciptaan iklim yang kondusif serta pemberian bantuan perkuatan dana untuk pengembangan Koperasi dan UKM di bidang produksi. Jumlah koperasi yang mendapat bantuan perkuatan dana untuk pengembangan 27 jenis kegiatan usaha dibidang produksi pada tahun 2010, sebanyak64koperasiyangtersebar di 13 provinsi dan 44 kabupaten.
Tujuan program: Meningkatkan produktifitas dan nilai tambah produk barang dan jasa yang dihasilkan koperasi sesuai dengan jati dirinya sehingga memiliki daya saing dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal dan penerapan teknologi yang tepat. Sasaran Program: Terwujudnya kebijakan bagi Koperasi dan UKM yang terkait dengan produksi dan terciptanya peningkatan produktifitas usaha koperasi dan anggotanya serta fasilitasi dukungan perkuatan kepada Koperasi dan UKM. Manfaat Program: Meningkatkan produktifitas usaha Koperasi dan UKM melalui sehingga meningkatkan kesejahteraan anggota Koperasi dan penyerapan tenaga kerja.
98
99
NAMA KOPERASI
Kop. Gapoktan Kompa KUD Leung Bintang KUD Ora Et Labora KUD Harapan Jaya
KABUPATEN
Tasikmalaya Pidie Banyuwangi Probolinggo Takalar Sukabumi Kuningan Sumedang Bangli Kota Medan Mamuju Utara Konawe Tobasa Pontianak Malang Pangkep Bantul Rote Ndao Pangkep Probolinggo Malang Wonosobo Kota Makassar Wajo Kota Makassar Wajo Kota Makassar Luwu Kolaka Kubu Raya Humbang Hasundutan Bandung Bangli
Provinsi
Jawa Barat NAD Jawa Timur Jawa Timur Sulawesi Selatan Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Bali Sumatera Utara Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Sumatera Utara Kalimantan Barat Jawa Timur Sulawesi Selatan DI Yogyakarta NTT Sulawesi Selatan Jawa Timur Jawa Timur Jawa Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Kalimantan Barat Sumatera Utara Jawa Barat Bali
BENTUK PERKUATAN
Pengolahan umbi porang
NAMA KOPERASI
KSU LMD Hutan Sumber Wana Lestari Kop. LMDH Argo Mulyo
KABUPATEN
Madiun Nganjuk Pasaman Barat
Provinsi
Jawa Timur Jawa Timur Sumatera Barat
Perbengkelan PLTMH
KUD Batara Kopinkra Kreasi KSU Chasanah KUD Bina Karya KSU Bale Dana Mesari
Koppontren Al Ihsan Kop. Remaja Reso Tamurangingngi Postel Kopsa Ponpes Darul Magfiroh Kopontren Nurul Iman Kopontren Al Jauhariyah KSU Mitra Prima Utama Pupuk Koperta Sekar Asih KUD Sugih Tani KUD Dworowati KUD Lesanpuro KUD Wiroto KUD Sawo Jajar KUD Tani Jaya KUD Dolopo KUD Eka Jaya Sapi KUD Sida Mukti KUD Satya Dharma Sapi lokal KSU Bahari Tunas Mandiri Kop. Angseri Nadi Sapi perah KSU Sari Aji Kop. Peternak Satria (PESAT) KUD Dewi Ratih Penggemukan sapi Sarana wisata Tenun adat Wisata KUD Brayan Urip Koperasi Hoga Resort Kop. Industri Kerajinan Rakyat Sonbilo KSU Perindo
Polewali Mandar Enrekang Cianjur Garut Sampang Madiun Sumedang Bogor Demak Grobogan Grobogan Demak Madiun Madiun Probolinggo Indramayu Malang Bangli Tabanan Boyolali Banyumas Tulungagung Batang Wakatobi Timor Tengah Selatan Sidoarjo
Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Jawa Barat Jawa Barat Jawa Timur Jawa Timur Jawa Barat Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Barat Jawa Timur Bali Bali Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Tengah Sulawesi Tenggara NTT Jawa Timur
Budidaya karet
Dolomit
KUD Tani Rejo KSU Rai Wahu KUD Bulu Cindea KUD Beringin Jaya Kop. Usaha Mandiri Lestari Makmur
KSU Prospek Mandiri Jaya Bersama KSU Pantama Koperasi Poleminasa Kop. Meutia Multi Usaha (M2U)
Kop. Babussalam Koperasi. Civitas Akademika Universitas Sawerigading KUD Patriot KUD Makmur Sejati
KSU BMT As-Syifa KSU Mata Mual Kop. Petani Kopi Warga Masyarakat Hutan Kop. Wanita Sari Meguna
Bantuan perkuatan di bidang produksi tahun 2010 tersebar di 13 Provinsi (44 Kabupaten) dengan jumlah penerima sebanyak 64 koperasi. Jenis kegiatan usaha yang paling banyak mendapatkan bantuan perkuatanadalah kegiatan usaha Pupuk (9 koperasi); Postel (4 koperasi); Sapi Perah (3 koperasi); Bank Padi (3 koperasi); Bengkel (3 koperasi). Untuk sebaran penyaluran bantuan perkuatan berdasarkan Provinsi yang paling banyak mendapatkan bantuan, adalah: Provinsi Jawa Barat: 8 koperasi dengan 7 jenis kegiatan usaha. Provinsi Jawa Tengah: 8 koperasi dengan 4 Jenis kegiatan usaha. Provinsi Jawa Timur: 15 koperasi dengan 8 Jenis kegiatan usaha. Provinsi Sulawesi Selatan: 9 koperasi dengan 8 jenis kegiatan usaha. Provinsi Sulawesi Tengah: 6 koperasi dengan 6 jenis kegiatan usaha.
100
101
Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungankerja ke tempat pelelangan ikan diMuaraAngke, 25Januari2010
102
103
Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau bank padi di Nusa Tenggara Barat, 13 Desember 2009
Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau pabrik pengolahan susu Pusat Koperasi Industri Susu Segar Tanjung di Pasuruan, Jawa Timur, 13 Februari 2010.
104
105
Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau bantuan pengadaan sapi untuk anggota Koperasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, 24 Juli 2010
Bidang Pembiayaan
108
109
Pariaman Sinaga
Deputi Bidang Pembiayaan
Hingga saat ini, Koperasi dan UKM masih menghadapi berbagai kendala yang salah satunya berupa akses permodalan yangmasih sulit dikarenakan prosedur kredit dan persyaratan yangtidak dapat dipenuhi. Sebagai langkah strategis untuk membantu Koperasi dan UKM mengatasi keterbatasan modal dan akses kepada lembaga permodalan, Kementerian Koperasi dan UKM telah melakukan beberapa program/kegiatan terkait permodalan.
Tujuan program: Mendorong pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan dan pemuda pelaku usaha skala mikro melaluikoperasi. Mendukung upaya peningkatan kinerja usaha koperasi peserta program yang anggotanya sebagian besar perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro anggota koperasi di berbagai sektor usaha produktif. Memberikan perlindungan dan penyelamatan usaha yang dilaksanakan oleh perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro anggota koperasi. Mendukung upaya penumbuhan kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan, khususnya di kalangan perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro anggota koperasi. Sasaran Program: Terwujudnya peningkatan peran dan kinerja koperasi peserta program dalam memfasilitasi pengembangan usaha yang dilakukan oleh perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro yang anggotanya bergerak di berbagai sektor usaha produktif. Tersalurnya bantuan dana kepada perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro anggota koperasi pesertaprogram. Terlaksananya program penyediaan dana bagi kelompok perempuan dan pemuda pelaku usaha mikro/koperasi. Manfaat Program: Tersalurnya dana bantuan bagi koperasi yang dikelola dan beranggotakan perempuan. Meningkatknya struktur permodalan koperasi serta memperluas jangkauan pelayanan simpan pinjam koperasi kepada perempuan pelaku usaha mikro anggotanya. Tersalurnya bantuan dana untuk usaha produktif dengan persyaratan ringan dan terjangkau dari koperasi kepada perempuan pelaku usaha mikro sesuai tingkat kelayakan usahanya, baik melalui perseorangan maupun kelompok-kelompok usaha bersama. Meningkatnya produktifitas perempuan pelaku usaha skala mikro anggota koperasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
110
111
Penilaian Kesehatan
Akhir 2010 jumlah KSP/USP koperasi mencapai 71.365 unit. Laporan dari daerah menunjukkan indikasi bahwa KSP dan USP koperasi tersebut belum seluruhnya dilakukan penilaian kesehatan, yang merupakan indikator kinerja sehat dan tidaknya koperasi, baik dari aspek keuangan maupun jati diri koperasi. Hasilpenilaian kesehatan tersebut juga dapat dijadikan tolok ukur kredibilitas KSP/USP koperasi yang bersangkutan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa delapan dari 33 provinsi belum melakukan penilaian kesehatan KSP/USP koperasi. Jumlah persentase rata-rata KSP/ USP koperasi yang telah dinilai tingkat kesehatannya adalah sebesar 36,26% di25provinsi. Kondisi ini memperkuat indikasi yang menunjukan kecenderungan tingginya kesulitan yang dihadapi pembina untuk melakukan penilaian kesehatan bagi seluruh KSP/USP koperasi tersebut. Di lain pihak, lembaga perbankan danmasyarakat membutuhkan informasi yang terstandarisasi mengenai keragaan dan kinerja KSP/USP koperasi, yang salah satunya ditunjukkan oleh tingkat kesehatan KSP/USP koperasi yang bersangkutan. Dengan adanya penilaian kesehatan KSP/USP koperasi, dapat memberikan kepastian dan jaminan keamanan bagi anggota dan masyarakat dalam memanfaatkan layanan koperasi jasa keuangan dan unit jasa keuangan koperasi.
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan dalam acara Konsultasi Regional Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Papua Barat, 12 Oktober 2010
112
113
Menteri Negara Koperasi dan UKM menyerahkan bantuan perkuatan kepada Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Provinsi Papua Barat, 12Oktober 2010
Ketua Koperasi Nasari memberikan kenang-kenangan kepada Menteri Negara Koperasi dan UKM setelah penandatanganan kerja sama kemitraan strategis antara Koperasi Simpan Pinjam Nasari dengan PTPosIndonesia (Persero), 23 Desember 2010
114
115
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan penghargaan pada acara Expo Pembiayaan 2010, 20Oktober 2010
116
117
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan pada Expo Pembiayaan 2009, 7Desember2009
118
119
Pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh LKM dan para pihak yang akan membangun LKM, untuk memilih badan hukum yang sesuai dengan karakteristik usaha rakyat serta kesesuaian pola pengelolaannya. Jika ada LKM memilih lembaga keuangan yang berbentuk PT dan ingin melakukan usaha bank dan lembaga keuangan lainnya, misalnya BPR atau lembaga ventura, harus diproses sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia. Kalau bentuk usaha bank tentunya harus mendapat izin dari Bank Indonesia, sedangkan Lembaga Modal Ventura harus memperoleh izin dari Kementerian Keuangan, sedangkan untuk bentuk koperasi cukup memperoleh badan hukum dan izin usaha simpan pinjam dari Kementerian Koperasi dan UKM. Sejalan dengan semangat tersebut, dalam SKB dan Inpres 3 tahun 2010 diberikan kesempatan kepada lembaga-lembaga LKM untuk membentuk badan usaha yang legal dan berbadan hukum. Oleh karena itu Kementerian Koperasi dan UKM tidak hentihentinya melakukan penyuluhan dengan membentuk tim sosialisasi Kementerian Koperasi dan UKM dan Dinas Koperasi dan UKM di daerah untuk melakukan sosialisasi dengan persuasif. Kelihatannya peluang tersebut cukup disadari dan dapat ditangkap oleh pelaku LKM. Hal ini terlihat dari 3.500 unit BMT telah berembug dan bersamasama menyatakan diri untuk bergabung dalam koperasi yang berbadan hukum, dimana saat ini sekitar 60% BMT sudah menyatakan berbadan hukum koperasi danKUBE sekitar 40% berbadan hukum koperasi. Mereka memilih koperasi karena lebih mengenal konsumen yang berada di daerahnya yang bergabung dalam anggota koperasi, sehingga ada captive market di bidang keuangan mikro. Kedepannya kitaakan melihat semakin banyaknya LKM yang berbentuk badan usaha koperasi yang dapat melayani kebutuhan permodalan usaha-usaha rakyat diberbagai pelosok ditanah air ini.
Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau gerai BMT pada acara Expo Pembiayaan 2010, 20 Oktober 2010
120
121
INGKAT ProduktifITAS KSP/USP-KOPERASI T MENURUT RETURN ON ASSET TAHUN BUKU 2009DAN 2010
NO KOPERASI SISA HASIL USAHA (Rp JUTA)
2009
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kospin Jasa (Kantor Pusat Pekalongan) Inkopdit (Kantor Pusat Jakarta Pusat) KSP Nasari (Kantor Pusat Semarang) USP KSU Sejahtera Bersama (Kantor Pusat Bogor) KSP Kodanua (Kantor Pusat Jakarta Barat) KSP Berkat (Kantor Pusat Bulukumba) USP KSU Dosen Universitas Gadjah Mada/ Kosudgama(Kantor Pusat Yogyakarta) Koperasi Setia Bhakti Wanita (Kantor Pusat Surabaya) KSP Dana Nusantara (Kantor Pusat Jakarta Selatan) KSP Bina Usaha Pamardi Utomo (Kantor Pusat Semarang) KSP Artha Mulia (Kantor Pusat Semarang) KSP Lohjinawe (kantor Pusat Rembang) KSP Pangestu (Kantor Pusat Pati) KSP Multi Niaga (Kantor Pusat Makassar) USP Koperasi Surya Kencana (KantorPusatJakarta Barat) KSP Artha Prima (Kantor Pusat Ambarawa) KSP Prima Dana (Kantor Pusat Semarang) USP Koperasi Sentossa Makmur (Kantor Pusat Semarang) IUSP Koperasi Semarak Dana (Kantor Pusat Jakarta Timur) USP Koperasi Serambi Dana (Kantor Pusat Jakarta Barat) 22.619,61 145.253,09 773,07 337,98 2.123,21 3.621,00 2.350,41 638,67 304,00 1.396,74 247,09 1.960,02 636,16 333,00 1.084,00 184,00 37,06 14,11 46,10 43,00
INGKAT ProduktifITAS KSP/USP-KOPERASI T MENURUT ASSET TURNOVER TAHUN BUKU 2009dan 2010
PINJAMAN YANG DISALURKAN (Rp JUTA)
2009
1 2 3 4 5 6 7 Kospin Jasa (Kantor Pusat Pekalongan) Inkopdit (Kantor Pusat Jakarta Pusat) KSP Nasari (Kantor Pusat Semarang) USP KSU Sejahtera Bersama (Kantor Pusat Bogor) KSP Kodanua (Kantor Pusat Jakarta Barat) KSP Berkat (Kantor Pusat Bulukumba) USP KSU Dosen Universitas Gadjah Mada/ Kosudgama(Kantor Pusat Yogyakarta) Koperasi Setia Bhakti Wanita (Kantor Pusat Surabaya) KSP Dana Nusantara (Kantor Pusat Jakarta Selatan) KSP Bina Usaha Pamardi Utomo (Kantor Pusat Semarang) KSP Artha Mulia (Kantor Pusat Semarang) KSP Lohjinawe (kantor Pusat Rembang) KSP Pangestu (Kantor Pusat Pati) KSP Multi Niaga (Kantor Pusat Makassar) USP Koperasi Surya Kencana (Kantor Pusat Jakarta Barat) KSP Artha Prima (Kantor Pusat Ambarawa) KSP Prima Dana (Kantor Pusat Semarang) USP Koperasi Sentossa Makmur (Kantor Pusat Semarang) IUSP Koperasi Semarak Dana (Kantor Pusat Jakarta Timur) USP Koperasi Serambi Dana (Kantor Pusat Jakarta Barat) 6.025.755,33 5.747.312,41 373.129,38 64.958,67 278.504,05 84.348,12 50.373,20 64.804,00 11.621,00 139.231,00 33.229,68 68.154,20 84.723,85 42.546,25 28.211,00 47.652,00 3.946,00 4.040,00 551,30 879,79
2010
27.677,77 146.350,00 565,72 311,18 2.359,07 3.718,40 2.620,00 492,05 306,19 362,94 415,29 2.985,13 642,06 334,65 1.094,81 185,42 38,71 14,52 47,25 45,50
2010
1.799.102,73 7.412.873,15 316.121,74 247.056,34 126.451,86 110.846,25 112.050,00 114.724,47 103.326,41 88.169,59 78.470,81 67.711,93 51.239,74 51.666,32 32.222,62 23.865,40 2.022,36 2.003,21 701,86 1.000,00
2010
1,538 1,974 0,179 0,126 1,866 3,355 2,338 0,429 0,296
NO
KOPERASI
2010
6.265.000,00 5.926.312,41 219.400,00 74.600,00 182.200,00 86.222,00 51.073,97 67.162,63 12.021,45 134.638,28 59.569,71 70.648,57 78.430,00 43.182,24 28.621,23 47.922,53 6.121,00 4.630,00 563,45 894,54
2009
1.464.699,30 7.369.873,15 191.438,59 99.865,70 90.129,02 106.864,00 103.966,78 99.865,70 100.554,30 80.071,00 44.214,50 50.834,40 37.184,58 50.626,11 31.823,31 23.466,78 1.981,45 1.922,17 609,18 963,60
2010
1.799.102,73 7.412.873,15 316.121,74 247.056,34 126.451,86 110.846,25 112.050,00 114.724,47 103.326,41 88.169,59 78.470,81 67.711,93 51.239,74 51.666,32 32.222,62 23.865,40 2.022,36 2.003,21 701,86 1.000,00
2010
3,482 0,799 0,694 0,302 1,441 0,778 0,456 0,585 0,116 1,527 0,759 1,043 1,531 0,836 0,888 2,008 3,027 2,311 0,803 0,895
8 0,412 0,529 4,409 1,253 0,648 3,398 0,777 1,914 0,725 6,732 4,550 19 20 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
122
123
Trend Pertumbuhan Pinjaman Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Koperasi Tahun 20082010 (%)
Trend Pertumbuhan Simpanan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Koperasi Tahun 20082010 (%)
45,00 40,00 35,00 23,90 30,00 25,00 14,01 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 0,00
39,56
32,66
35,00 19,74 25,00 20,28 13,37 13,73 30,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 16,33
10,61
2008
Koperasi
2009
2010
Koperasi
2008
2009
2010
BPR
BPR
14,97
126
127
Pemasaran merupakan salah satu faktor penting dan menentukan dalam melakukan usaha, karena dengan pemasaran yang baik maka akan mampu mendorong peningkatan pendapatan yang diharapkan. Oleh karena itu harus dibangun sistem pemasaran yang terintegrasi agar produk yang dihasilkan berkualitas, dipercaya, danmendapat respon yang positif dari konsumen. Untuk itu, perlu dibangun jaringan pemasaran yang baik agar konsumen dapat memperoleh produk yang diinginkan secaramudah danterjangkau.
Tujuan program: Meningkatkan daya saing dan daya kompatabilitas produk Koperasi dan UKM dalam pasar yang kompetitif serta mengembangkan infrastruktur pemasaran produk Koperasi dan UKM dan mendorong perluasan pasar produk Koperasi danUKM. Sasaran Program: Terwujudnya produk Koperasi dan UKM yang memiliki daya saing dankompatabilitas di pasar dalam dan luar negeri, serta tersedianya infrastruktur pemasaran dan saran promosi bagi produk unggulan dan perluasan pasar produk Koperasi dan UKM di dalam dan di luar negeri. Manfaat Program: Tersedianya produk Koperasi dan UKM yang memiliki daya saing, kepastian tempat usaha bagi UKM anggota Koperasi dan perluasan pasar bagi produkproduk Koperasi dan UKM.
128
129
Gedung SMESCO UKM Jakarta, adalah merupakan pusat pemasaran produk Koperasi dan UKM
Langkah-langkah yang telah ditempuh Kementerian Koperasi dan UKM dalam memajukan sektor pemasaran dan jaringan usaha ini diantaranya adalah: Mendirikan SMESCO Convention Center Mendirikan SMESCO Gallery Membuat Stand Provinsi seluruh Indonesia Pengembangan pusat-pusat promosi Revitalisasi pasar tradisional Mendukung pasar rakyat Melirik bisnis ritel Membuat klinik bisnis Penataan PKL (Pedagang Kaki Lima)
130
131
132
133
Menteri Negara Koperasi dan UKM membuka SMART Angin Mamiri, 17Oktober2010
134
135
Pasar Revitalisasi, Foto atas: Pasar Paso, Ambon, FotoBawah: Pasar Tradisional, Boloh, Semarang
136
137
Provinsi
Aceh
Kabupaten/Kota
Aceh Tengah Aceh Singkil Aceh Tenggara Pidie Jaya
Jumlah Unit
1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 4 1 2 2 2 2 1 2 1
Anggaran (Rp000)
1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 4.000.000 1.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 1.000.000 1.500.000 1.000.000
No.
12
Provinsi
Jawa Timur
Kabupaten/Kota
Sampang Sumenep Pacitan Pamekasan Probolinggo Lamongan Bangkalan Banyuwangi Ponorogo Madiun 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Anggaran (Rp000)
2.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 3.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 2.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
13 14
Riau
15 16 17
Balangan Kotawaringin Barat Minahasa Tenggara Bolaang Mongondow Bitung Sangihe Kab. Kotamubagu
Bengkulu
7 8 9
18
Sulawesi Tengah
19
Sulawesi Tenggara
10
Jawa Tengah
20
Sulawesi Selatan
21 22 23 24
11
DI Yogyakarta
Kulon Progo
25
NTB
26 27
Jumlah
27
74
95
94.500.000
138
139
Provinsi
Sulawesi Utara Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kalimantan Barat Kep. Riau NTT
Unit
1 1 1 1 1 1 1
Kabupaten
Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Cianjur Kab. Grobogan Kab. Magetan Kab. Bengkayang Kab. Natuna Kab. Lombok Barat
Jumlah
750.000 750.000 750.000 750.000 600.000 600.000 550.000
Jumlah
7 APBN-P
4.750.000
No.
1 2 3 4 5 6
Provinsi
Sumatera Selatan Riau Lampung Bengkulu Banten Jawa Barat
Unit
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kabupaten
Kab OKU Timur Kab. Kampar Kab. Lampung Barat Kab. Mukomuko Kota Serang Kab. Cianjur Kab. Sumedang Kab. Sukabumi Kota Depok Kota Sukabumi Kab. Majalengka Kota Semarang Kab. Kendal Kab. Bantul Kab. Jeneponto Kab. Pinrang Kab. Luwu Kota. Pare-Pare Kab. Mamasa Kab. Mamuju Utara Kab. Polewali Mandar Kab. Buton Utara Kab. Kolaka Kab. Maluku Tengah Kab. Gianyar Kab. Kupang Kab. Teluk Bintuni
Jumlah
1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Jawa Tengah
1 1
8 9
1 1 1 1 1
10
Sulawesi Barat
1 1 1
11
Sulawesi Tenggara
1 1
12 13 14 15
1 1 1 1
Jumlah
15 Jumlah Keseluruhan
27
27.000.000 31.750.000
Pasar tradisional OESAO Kabupaten Kupang, Nusatenggara Timur, foto atas: sebelum revitalisasi, fotobawah: setelah revitalisasi
140
141
Pasar Rakyat
Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan terdiri dari banyak suku, memiliki ciri khas dalam perilaku ekonomi yang unik dan patut dibina, misalnya dari segi pasar rakyat. Pasar rakyat sebagai sebuah kegiatan tentu tidaklah istimewa. Pasar rakyat ada di mana-mana. Di kota besar pasar rakyat biasanya muncul di daerah pinggiran, sedangkan di kota-kota kecil pasar rakyat tumbuh menjamur. Keunikan pasar rakyat adalah bahwa kemunculannya selalu ditunggu-tunggu masyarakat, karenadisetiap kemunculannya, pasar rakyat tidak hanya menawarkan barang, tetapi juga berbagai macam atraksi. Para pedagang menunjukkan keistimewaan barang dagangannya dengan cara-cara yangunik. Ada yang sambil menyanyi atau bermain sulap, ada yang memberi diskon besar atau hadiah. Parapedagang juga mendandani gerainya dengan lampu warna-warni dan hiasan-hiasan menarik lainnya. Pasar rakyat merupakan hiburan bagi masyarakat sekitar. Kementerian Koperasi dan UKM melihat adanya peluang yang amat besar dari pasar rakyat ini. Biladiarahkan dengan baik, pasar rakyat dapat menjadi ajang bagi para pengusaha mikro (UMI) untukmenampilkan produk-produk mereka karena amat mudah dan murah. Para pengusaha mikro ini juga akan mampu bersaing dengan sehat karena di pasar rakyat mereka punya kesempatan untuk mencari pelanggan sebanyak-banyaknya dan menjadikan merek mereka populer. Di pasar rakyat mereka diberi peluang untuk berpromosi secara gencar dan murah. Sebaliknya bagi masyarakat/konsumen, pasarrakyat merupakan kesempatan untuk mencari produk-produk yang baik denganhargayangterjangkau dan relatif murah.
142
143
Semakin sering pengusaha mikro ikut serta dalam pasar rakyat, maka kemungkinan produknya semakindikenal orang akan makin besar. Semakin besar pula akses untuk meraih pasar yang lebih luas. Tidakjarang, produk atau merek yang dimulai dari pasar rakyat dalam waktu singkat bisa menjadi terkenal di tingkat nasional karena produsennya rajin berpartisipasi dalam pasar-pasar rakyat. Sampai akhir 2010 pasar rakyat yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM sudah berlangsung di 56 lokasi dengan setidaknya 1.300 pengusaha mikro dan koperasi sebagai pesertanya. Penyelenggaraan pasar rakyat banyak disinergikan dengan kegiatan-kegiatan pemerintah daerah setempat agar pelaksanaannya lebih efektif dan efisien. Belajar dari pengalaman penyelenggaraan, konsumen merupakan unsur yang amat menentukan keberhasilan pasar rakyat, sehingga di beberapa Provinsi antara lain DKI Jakarta, JawaBarat, dan Sulawesi Selatan, Kementerian Koperasi dan UKM menggandeng Kementerian Agama danPTTelevisi Republik Indonesia.
Menteri Negara Koperasi dan UKM pada acara Pembukaan Pasar Rakyat di Jakarta, 3 September 2010
144
145
Pembukaan acara Republika danMiss Jinjing Peduli UKM Indonesia olehMenteriNegara Koperasi dan UKM, 30 April 2010
Pembukaan kegiatan Cooperative Fair olehMenteriNegara Koperasi dan UKM beserta Gubernur Jawa Barat, 4Agustus2010
146
147
Peresmian Gedung UKM Jawa Timur oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM, 8Juli2010
Peresmian Gedung UKM Jawa Timur oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM, 8 Juli 2010
148
149
Agar tidak ketinggalan zaman dan mampu menyamakan ritme yang semakin cepat ini, Kementerian Koperasi membuka komunikasi dan menjajaki peluang kerja sama dengan pemilik bisnis ritel besar, agar produk-produk Koperasi dan UKM ini juga bisa diakomodir, bersanding sekaligus bersaing dengan produk-produk impor. Ada banyak hal yang harus disiapkan untuk dapat masuk ke jaringan bisnis ritel. Kualitas produk harus prima, tampilan dan kemasan produk harus disesuaikan dengan selera publik, dan yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan Koperasi dan UKM dalam mengelola usahanya, sehingga pada akhirnya produk Koperasi dan UKM siap bersaing dengan produk global. 2006 adalah tahun di mana Kementerian Koperasi dan UKM mulai menerapkan polapola berniaga modern. Kementerian Koperasi dan UKM menggandeng peritel modern untuk mengadopsi beberapa toko koperasi yang punya potensi dan dianggap siap. Hasilnya adalah toko koperasi yang tampil lebih modern dengan sistem pengelolaan yang juga disesuaikan dengan standar yang lebih tinggi, dengan jaringan usaha yanglebih kuat dan terintegrasi, karena dapat memanfaatkan kapasitas jaringan Koperasi dan UKM yang ada. Toko-toko koperasi ini mempunyai daya saing yang cukup besar karena mampu memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen, meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal, dengan demikian juga sekaligus memperbaiki brand image produk-produk lokal. Sasaran dari kegiatan ini adalah: Koperasi yang memiliki unit usaha waralaba. Produk Koperasi dan UKM yang punya potensi . Koperasi yang punya potensi dan kelayakan usaha untuk menjadi ritel modern.
Menteri Negara Koperasi dan UKM sedang berdialog dengan para pedagang tekstil dan kulit di pasar tanah abang, Mall Makasar dan Cibaduyut dalam rangka melihat langsung dampak dari pemberlakuan ACFTA terhadap paraUKM
150
151
Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau gerai-gerai Waralaba, Semarang dan Palembang
Sepanjang 2010 telah dilakukan serangkaian kegiatan seperti: Temu Jaringan Bisnis Koperasi dengan Peritel Modern Temu jaringan ini diselenggarakan untuk memberikan bimbingan teknis kepada pelaku usaha Koperasi dan UKM yang memiliki produk yang layak masuk ke jaringan ritel modern. Dalampertemuan ini dihadirkan narasumber dari peritel modern seperti Carrefour, PTSumberAlfaria Trijaya, danPTIndogrosir dengan harapan para Koperasi dan UKM mendapatkan informasi yang lebih detail tentangkriteria produk yang bisa masuk ke jaringan peritel modern. Tindak lanjut dari pertemuan ini, Kementerian Koperasi dan UKM melakukan kerja sama dengan Carrefour. Peritel besar ini memberikan tempat khusus untuk memasarkan produk-produk Koperasi dan UKM, juga memberikan bimbingan dan pembinaan kepada para pelaku usaha Koperasi danUKM. Temu Pengurus Koperasi untuk Peningkatan Kelas Toko Koperasi dalam Bisnis Ritel Modern Pertemuan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada pengurus koperasi dalam rangka mengembangkan usaha, khususnya di bidang bisnis ritel koperasi, sekaligus memperkuat jaringan usaha koperasi dan UKM.
Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah kerja sama dengan PT Sumber Alfaria Trijaya dan dengan PTIndogrosir dalam meningkatkan kelas toko koperasi yang dikelola secara tradisional menjadi ritel modern dengan standar dan sistem yangterintegrasi.
152
153
Menteri Negara Koperasi dan UKM meresmikan mobil Klinik Bisnis, Surabaya, Jawa Timur
154
155
Menteri Negara Koperasi dan UKM dialog dengan pedagang kaki lima di Nusa Tenggara Timur
Peninjauan lokasi Pasar Syariah Az-Zaitun oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM di Surabaya, dalam rangka Revitalisasi Pasar Tradisional, 19 Juni 2010
158
159
Agus Muharram
Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia
Dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecildan Menengah disebutkan bahwapengembangan SDM Koperasi dan UKM dilakukan dengan cara: Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan Meningkatkan keterampilan teknis danmanajerial Membentuk dan mengembangkan lembaga diklat untukmelakukan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan Membentuk motivasi untuk menciptakan kreatifitas bisnis dan penciptaan wirausahabaru
Tujuan program: Menumbuhkan dan meningkatkan kewirausahaan Koperasi dan UKM melalui penyelenggaraan diklat serta meningkatkan prakarsa dan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pengembangan sumber daya Koperasi dan UKM. Sasaran Program: Terlaksananya diklat bagi Koperasi dan UKM, terciptanya wirausaha baru serta terwujudnya sinergi antara peran pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam peningkatan sumber daya manusia Koperasi dan UKM. Manfaat Program: adanya peningkatan kompetensi dan kualitas sumber daya manusia Koperasi dan UKM terkait dengan kewirausahaan, keterampilan teknis, manajemen perkoperasian dan pengetahuan penunjang lainnya, yang berpengaruh pada peningkatan koperasi berkualitas. tumbuhnya wira usaha baru dan inkubator Koperasi dan UKM. adanya koordinasi dan kerjasama yang terpadu antara Pemerintah, dunia usaha dan lembaga diklat dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan bagi Koperasi dan UKM (seperti penyusunan kurikulum dan modul yang tepat).
160
161
Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) bidang perbengkelan diPonpes Al-Hidayah, Jambi 7 Juni 2010
Dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang koperasi dan pentingnya pengembangan SDM koperasi, undangundang tersebut secara tegas juga menyebutkan bahwa dalam rangka memberikan bimbingan dan kemudahan kepada koperasi, Pemerintah mendorong, mengembangkan dan membantu pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan penelitian di bidang koperasi. Dalam mengimplementasikan undang-undang tersebut, terutama dalam meningkatkan produktifitas dan daya saing, pada 2010 Kementerian Koperasi dan UKM telah melaksanakan berbagai kegiatan baik yang bersifat diklat maupun non diklat kepada setidaknya 4.035 orang yang meliputi: 1. Pembudayaan kewirausahaan bagi kelompok masyarakat marginal yang diikuti oleh1.000peserta. 2. Diklat kewirausahaan bagi masyarakat kampus dengan peserta 90 orang. 3. Diklat kewirausahaan bagi pemuda dengan peserta 90 orang. 4. Diklat penumbuhan wirausaha baru sarjana yang diikuti oleh 150 orang. 5. Diklat kewirausahaan pascamagang luar negeri yang diikuti oleh 90 peserta. 6. Diklat keterampilan teknis (peningkatan industri kreatif) dengan 270 peserta. 7. Diklat pengetahuan tentang koperasi bagi pengurus koperasi pada lembaga pendidikan dipedesaan diikuti oleh 210 peserta. 8. TOT bagi fasilitator koperasi dengan 90 orang peserta. 9. Penyusunan modul advokasi manajemen dan organisasi - 1 modul. 10. Penyusunan modul advokasi kemitraan dan teknologi - 1 modul. 11. Penyusunan modul advokasi peraturan dan perundang-undangan - 1 modul. 12. Temu konsultasi dalam rangka pengembangan TPKU yang diikuti oleh 90 orang peserta. 13. Bimbingan teknis usaha bagi calon wirausaha baru pada lembaga pendidikan pedesaan dengan115 peserta. 14. Pengembangan standar kompetensi sertifikasi pengelola KJK (Diklat Fasilitator Kompetensi) dengan 120 peserta. 15. Bimbingan teknis bagi pengelola KSP/USP dengan 250 peserta. 16. Diklat sertifikasi pengelola KJK dengan 120 orang peserta. 17. Diklat assesor kompetensi KJK dengan 60 orang peserta. 18. Diklat peningkatan kapasitas calon wirausaha baru yang diikuti oleh 200 peserta. 19. Peningkatan pemahaman perkoperasian pada pendidikan formal dan non formal yang diikuti oleh 650 orang. 20. Pengembangan program diklat koperasi dan UMKM yang diikuti oleh 150 orang. 21. Koordinasi dan optimalisasi pengembangan SDM Koperasi dan UKM dengan 135 peserta. 22. Evaluasi program diklat manajerial dan teknis Koperasi dan UKM yang diikuti 80 orang. 23. Temu konsultasi dalam rangka pengembangan jaringan kerja sama antar lembaga diklat dengan75 orang peserta.
162
163
Menteri Negara Koperasi dan UKM sedang menyaksikan hasil karya mahasiswa/i Institut Manajemen Telkom Bandung berupa casing komputer yang terbuat dari bahan bambu pada acara StartRightNowbeEnterpreneur
Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau kios kerajinan Wirausahawan Muda di Makassar, 13 Maret 2010
164
165
Selain menyelenggarakan serangkaian kegiatan tersebut di atas, juga telah dilaksanakan sosialisasi dan pembekalan kewirausahaan bagi sarjana untuk menumbuhkan semangat dan motivasi agar mau menjadi wirausaha. Sosialisasi tersebut diberikan kepada sarjana yang belum memiliki pekerjaan. Sepanjang 2010 telah dilakukan pembekalan kepada 7.693 orang sarjana di 17 provinsi. Hasilnya,ada1.249 sarjana yang kemudian mengajukan proposal usaha, atau 71,91% daripeserta sosialisasi. Proposal yang layak ditindaklanjuti ada 582 buah dan setelah melewati tahap seleksi, dana pinjaman diberikan kepada 147 orang sarjana dengannilai total Rp 3.866.600.000,-. Sisanya yang 439 orang masih dalam proses. Upaya untuk menumbuhkan wirausaha baru juga ditempuh melalui kegiatan Pengembangan Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) pada lembaga pendidikan pedesaan. Di tahun 2010 Kementerian Koperasi dan UKM memberikan fasilitasi pelatihan kepada 200 unit TPKU yang tersebar di 28 provinsi.
Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau kios kerajinan Wirausahawan Muda di Yogyakarta, 16 Januari 2010
166
167
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan pembekalan kepada Calon Wirausahawan Muda diYogyakarta, 16 Januari 2010
168
169
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan pada acara Pembekalan Kewirausahawan bagi Sarjana CalonWirausaha Baru di Jawa Timur, 12 Februari 2010
170
171
Menteri Negara Koperasi dan UKM usai memberikan pembekalan kepada para peserta kewirausahaan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan pembekalan kewirausahaan padaacara wisuda IPWIJA
172
173
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan pembekalan kewirausahaan bagi pemuda sarjana Semarang, 23 Desember 2009
174
175
Menteri Negara Koperasi dan UKM menerima Ciputra guna membahas program Ciputra Enterpreneurship
Menteri Negara Koperasi dan UKM berkunjung ke kediaman Ciputra guna membahas program Ciputra Enterpreneurship Creating World Enterpreneurship The Nation
176
177
Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungan kerja ke Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) Pondok Pesantren Al Amanah, NusaTenggaraBarat
Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) diJambi, 7Juni2010
178
179
Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungan kerja ke peresmian gedung Tempat Praktek Keterampilan Usaha Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah, 28 Juni 2010
180
181
Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan peninjauan di Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) di SumateraUtara, 11 Januari 2010
Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungan keSMK Negeri Tanjung Pinang, Kepulauan Riau
182
183
186
187
Choirul Djamhari
Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha
Pada tahun 2010, program/kegiatan strategis yang dilaksanakan pada bidang pengembangan dan restrukturisasi usaha, diantaranya: sistem HaKI (Hak Kekayaan Intelektual) sertifikasi halal lembaga pendamping (LPB/BDS-P) wirausaha baru UKM sentra aplikasi skim pengembangan usaha Pusat Komunikasi Bisnis (Puskombis) UKM industri kreatif kerajinan UKM perikanan
Tujuan program: Meningkatkan produktifitas dan daya saing Koperasi dan UKM yang didukung oleh sumber daya yang berkualitas. Meningkatkan usaha Koperasi dan UKM melalui dukungan permodalan, kebijakan, pendampingan, dan peningkatan manajemen, kualitas dan usaha. Menumbuhkan dan meningkatkan peran pemerintah, swasta dan Koperasi dan UKM dalam rangka kemitraan usaha.
Sasaran Program: Terfasilitasinya peningkatan produktifitas UKM yang didukung oleh sumber daya yang berkualitas sehingga mempunyai daya saing nasional dan mampu menjawab tantangan global. Terfasilitasinya peningkatan usaha UKM yang didukung oleh permodalan, kebijakan, pendampingan, dan peningkatan manajemen dan usaha sehingga terwujud penerapan standarisasi dan teknologi yang tepat yang dapat menunjang peningkatan produktifitas UKM serta menjamin perlindungan konsumen. Terwujudnya peningkatan kemitraan usaha UKM dan pihak terkait serta kerjasama usaha Koperasi dan UKM di dalam dan antar sentra.
Manfaat Program: Meningkatkan pendapatan Koperasi dan UKM, berkembangnya usaha Koperasi dan UKM, meningkatnya penjualan produk, tersebarnya info bisnis, terbukanya peluang pasar dan meningkatnya manajemen mutu produk UKM. Selainitu juga, meningkatnya kerjasama usaha antar Koperasi dan UKM di dalam sentra dan antar sentra.
188
189
Menteri Negara Koperasi dan UKM padaacara peresmian Graha Dekopinwil Kalimantan Barat, 6 September 2010
190
191
192
193
194
195
Kerjasama Kementerian Koperasi dan UKM dengan PTJamsostek dalam rangka pemberdayaan Koperasi dan UKM
196
197
Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungan kerja ke sentra UKM penghasil buah di Semarang, 30 Agustus 2010
198
199
200
201
Pengembangan Pusat Komunikasi Bisnis Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PUSKOMBIS KUMKM)
Pelaku bisnis Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah masih sedikit yang mendayagunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mengakses informasi bisnisnya. Hal ini bisa menyebabkan terlambatnya pengembangan bisnis Koperasi dan UKM, karena usahanya kurang dikenal oleh konsumen maupun pelaku bisnis lainnya secara global. Kendala tersebut disebabkan banyak faktor, antara lain: rendahnya pengetahuan Koperasi dan UKM terhadap TIK. jaringan infrastruktur TIK yang masih terbatas di perkotaan saja. biaya operasionalnya masih relatif mahal. belum tersedia pusat-pusat pengelola informasi yang praktis. Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM telah mendorong koperasi untuk membentuk Pusat Komunikasi Bisnis Koperasi dan UMKM. Tujuannya adalah untuk mempermudah Koperasi dan UKM mengakses informasi bisnis dalam mengembangkan usahanya. Sedangkan manfaat yang diperoleh antara lain: Puskombis merupakan tempat berkumpul para Koperasi dan UKM untuk berbagi pengetahuan, belajar menggunakan internet, mencari informasi bisnis, mempelajari keterampilan baru, membicarakan dan menangani berbagai masalah yang dihadapi, sekaligus membangun keberdayaan. Tercipta kemudahan akses informasi bagi Koperasi dan UKM. Memperluas kerjasama bisnis dengan pihak-pihak terkait untuk membangun komunitas. Meningkatkan daya saing melalui sharing komunikasi yang saling menguntungkan. Pusat Komunikasi Bisnis (Puskombis) KUMKM dikelola oleh koperasi, dan pada tahap pertama ini sudah terbentuk 10 Puskombis di 10 lokasi, yaitu: Kopinkra Setia Kawan, Kabupaten Batang Hari, Jambi. Kopinkra Sasirangan Bayam Raja, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Koperasi Kowamah, Tasikmalaya, Jawa Barat. Koperasi Pariwisata Catra Gemilang, Magelang, Jawa Tengah. KSU Sumber Rejeki, Pasuruan, Jawa Timur. KSU Dharma Suci Nirmala, Gianyar, Bali. KSU Regina Pacis, Belitung, Bangka-Belitung. KSU Latuppa Pembangunan Luwu, Palopo, Sulawesi Selatan. KSU Harapan Umat, Wakatobi, Sulawesi Tenggara. KSP Tunas Muda, Jayapura, Papua. Masing-masing koperasi wajib menyediakan ruang komputer dan operator. Jenis peralatan yang dimiliki Puskombis dan UKM rata-rata adalah empat unit PC, modem untuk koneksi internet, printer berwarna, peralatan pendukung berupa satu set meja, kursi, satu LCD, dan perangkat lunak asli (windows dan MS office). Untuk 2011 program ini akan dilanjutkan ke provinsi-provinsi yang belum mendapat bantuan, khususnya diIndonesia Timur.
202
203
Menteri Negara Koperasi dan UKM bersilaturahmi dengan anggota koperasi perikanan Mina Jaya DKI Jakarta di Muara Angke, 26 Januari 2010
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan penghargaan dalam rapat kerja pelaksanaan penyaluran Kredit Usaha Rakyat di Kalimantan Tengah, 18 Oktober 2010
206
207
I Wayan Dipta
Deputi Bidang Pengkajian SumberdayaUKMK
Bidang pengkajian sumberdaya UKMK telah mengkaji beberapa permasalahan, beberapadiantaranyaadalah: Pengembangan OVOP Agribisnis/Agroindustri. Kaji tindak pengembangan jaringan antara LKM dan KSP. Kaji tindak rintisan usaha koperasi dalam produksi pupukorganik(lanjutan). Kajian isu-isu strategis/aktual tentang Koperasi dan UKM. Kajian model peningkatan Koperasi dan UKM di kawasan perbatasan tertinggal. Peningkatan peran Triple Hellix dalam pengembangan ekonomikreatif. Model penumbuhan wirausaha baru yang inovatif melaluiinkubator. Pengembangan Inkubator. Jaringan informasi dan Publikasi. Program kegiatan pengkajian sumber daya Koperasi dan UKM.
Tujuan program: Menghasilkan model dan kajian pemberdayaan Koperasi dan UKM. Mengembangkan sistem informasi pengkajian Koperasi dan UKM. Mengembangkan koordinasi dalam rangka menindaklanjuti hasil pertemuan kerjasama internasional dibidangKoperasi dan UKM. Sasaran Program: Tersedianya hasil kajian dan model pemberdayaan Koperasi dan UKM serta sistem informasi pengkajian Koperasi danUKM. Terjalinnya kerjasama lintas sektor dan tindak lanjut hasil pertemuan kerjasama internasional dalam rangka pemberdayaan Koperasi dan UKM. Manfaat Program: Kemudahan bagi pihak pengguna dan pelaku Koperasi dan UKM dalam mengakses informasi hasil-hasil kajian pemberdayaan di bidang Koperasi dan UKM. Eksistensi dan partisipasi aktif Kementerian Koperasi dan UKM dalam menindaklanjuti hasil pertemuan kerjasamainternasional.
208
209
Rangkaian kegiatan Menteri Negara Koperasi dan UKM dalam rangka pengembangan OVOP, Cianjur
210
211
Menteri Negara Koperasi dan UKM menanam pohon jeruk Kalamansi secara simbolis di Bengkulu
212
213
Pada 2010 telah diberikan bantuan sosial kepada Koperasi MTP untuk pembangunan Demplot dalam bentuk greenhouse untuk ditanami paprika dengan tiga varietas yaitu paprika kuning Rp 25.000/ kg, paprika merahRp 20.000/kg, dan paprika hijau Rp 15.000/kg. Apabila percontohan ini berhasil danmeningkatkan pendapatan petani, diharapkan semua petani anggota koperasi MTP ikut serta menanam paprika dengan sistem greenhouse untuk memenuhi permintaan pasar. Saat ini Koperasi MTP telah mensuplai 110 outlet dan delapan supermarket di Jakarta dengan 102 jenis sayur-mayur dengan jumlah 6,5 ton s.d. 8 ton perhari dengan omset Rp 1,5 miliar perbulan. Unit usaha beras, pertengahan November 2010 akan ditandatangani kontrak dengan investor untuk mengekspor 80ton beras cianjur ke Timur Tengah, dengan rincian 50 ton beras panjang seharga Rp 375.000.000,(Rp7500/kg), dan 30 ton beras pandan wangi seharga Rp 300.000.000,- (Rp 10.000/kg). Dalam waktu dekat akan dibangun outlet untuk memasarkan hasil-hasil agribisnis Koperasi MTP (outletMITAPA) di dua lokasi, yaitu di Terminal Agribisnis Cipanas dan GOR Cianjur dan Kafe MITAPA diGedung Dekranas, TapalKuda,Cianjur. Jumlah penyerapan tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan usaha sayur-mayur (hortikultura) sebanyak 94 orang, sedangkan untuk kegiatan usaha beras sebanyak 86 orang. Jumlah anggota Koperasi Mitra Tani Parahyangan saat ini terdiri dari: Unit usaha beras: 86 orang Unit usaha saprotan: 41 orang Unit usaha sayur-mayur: 201 orang b. Koperasi Cisurupan, Kabupaten Garut Hasil yang telah dicapai pada KUD Cisurupan Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut yaitu peningkatan keterampilan anggota koperasi/petani dalam budidaya tanaman bernilai ekonomis tinggi seperti tanaman paprika dan tomat cherry. Hal ini merupakan perubahan pola pikir petani yang selama ini hanya menanam sayuran yang nilai ekonomisnya kurang baik dan resiko fluktuasi harga seperti tanaman kubis, cabe merah, kentang, dan sawi. Peningkatan kapasitas petani ini dilakukan melalui pelatihan di lapangan serta studi banding kepetani yang telah melakukan budidaya tanaman paprika serta tomat cherry. Selain itu juga dilakukan perkuatan sarana Demplot bagi anggota koperasi yaitu melaui perkuatan green house.
c. Kabupaten Badung dan Kabupaten Bangli Provinsi Bali: Kegiatan rintisan ini dikembangkan melalui kerjasama petani hortikultura anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Bahari Tunas Mandiri Kecamatan Susut Kabupaten Bangli untuk tanaman buah seperti jeruk kintamani, manggis, melon dan pepaya taiwan, serta perkebunan untuk kopi luwak kintamani dan Koperasi Martenadi di Plage/Kecamatan Petang Kabupaten Badung untuk komoditas sayuran organik dan sayuran unggul seperti asparagus, baby buncis, tomat cherry Provinsi Bali. Memberikan pengertian dan mengubah pola pikir para petani setempat untuk menanam komoditas unggulan dengan kualitas super sehingga memiliki harga jual premium seperti jeruk kintamani di mana petani dilatih memilih buah kualitas super pada saat pemilihan buah di kebun (scraping) sehingga akan meningkatkan pendapatan petani melalui harga jual yang lebih tinggi (premium). Meningkatkan keterampilan petani dalam budidaya tanaman bernilai ekonomis tinggi seperti sayuran organik, asparagus, tomat cherry, zukini dan jambu kristal. Pengalaman lapangan menunjukan bahwa keberhasilan pengembangan komoditas unggulan daerah melalui pendekatanOVOP perlu didukung infrastruktur, seperti pusat riset komoditas, lembaga-lembaga pelatihan keterampilan dan desain, lembaga pemasaran dan promosi yang mendampingi masyarakat mengembangkan sumber daya manusia secara terus-menerus. Dukungan pusat riset pertanian dalam rangka bimbingan tehnis tahapan budi daya, pengolahan, dan penanganan pasca panen serta pemasaran sayur-mayur.
Untuk lebih meningkatkan koordinasi lintas pelaku di daerah dalam rangka pengembangan OVOP, peran masing-masing stakeholders telah disusun melalui matriks kerjasama siapa-mengerjakan apa antar instansi terkait pengembangan OVOP sebagai alat koordinasi pelaksanaan OVOP agar lebih fokus, sinergi dan berkesinambungan sesuai jenis/sifat komoditas yang akan dikembangkan. Beberapa permasalahan yang dijumpai di lapangan dalam pengembangan komoditas unggulan daerah melalui pendekatan OVOP di antaranya adalah tingkat keterampilan masyarakat yang masih sederhana dalam menangani komoditas/produknya terutama dalam desain kemasan, aspek pemasaran dan promosi yang belum terorganisir. Selain itu juga dijumpai hambatan dalam teknis pengolahan/processing produk agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi di mana para petani/masyarakat setempat masih memiliki keterampilan yang sangat sederhana.
214
215
Kapasitas Forum Pengembangan Sentra/Klaster di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi NusaTenggaraBarat
Dalam rangka Peningkatan Kapasitas Forum Pengembangan Sentra/Klaster Rotan Trangsan Kabupaten Sukohardjo, ProvinsiJawa Tengah dan Gerabah Banyumulek Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah dilakukan fasilitasi berupa kegiatan Temu Usaha Penguatan Forum Sentra/Klaster. a. Sentra Rotan Trangsan Kabupaten Sukohardjo, Provinsi Jawa Tengah Kondisi sebelum ada fasilitasi di Sentra Rotan Trangsan Kabupaten Sukohardjo adalah sebagai berikut: Para perajin UKM mengalami kesulitan untuk mendapat kebutuhan bahan baku karena mahal dan kualitas rendah. Pasar domestik maupun pasar luar negeri mengalami penurunan/berkurang akibat krisis global. Kurangnya pengetahuan perajin dan UKM dalam bidang desain. Pendapatan perajin UKM dan eksportir rotan mengalami penurunan. Perajin UKM dan exportir rotan banyak yang beralih profesi. Sulitnya mencari modal usaha baik melalui perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Kurangnya koordinasi antar stakeholder dalam penguatan sentra/klaster rotan. Kurangnya kebersamaan usaha UKM dan antar UKM dengan pengusaha besar (eksportir). Belum memiliki terminal bahan baku rotan di Trangsan. Koperasi yang ada di Trangsan mati suri. Belum terbentuknya Forum Sentra/Klaster rotan Trangsan. Setelah difasilitasi dalam Temu Usaha Penguatan Forum Sentra/ Klaster, hasilnya adalah sebagai berikut: Kebutuhan akan bahan baku saat ini relatif mudah didapat. Pasar lokal maupun pasar luar negeri mulai bergeliat kembali melalui pameran-pameran yang diikuti oleh UKM maupun eksportir rotan. Adanya peningkatan pengetahuan dalam bidang desain bagi perajin UKM rotan. Meningkatnya penghasilan perajin UKM dan eksportir rotan, kembali berprofesi sebagai perajin UKM daneksportir rotan. Lembaga keuangan dan perbankan sudah mulai membantu dalam hal permodalan. Instansi yang memiliki hubungan dengan Usaha Rotan Trangsan mulai ikut memberikan berbagai upaya yangdibutuhkan Perajin UKM dan eksportir rotan sesuai dengan Tupoksi-nya. Terjadi hubungan yang harmonis antar UKM dan pengusaha besar (eksportir). Sedang dalam proses pembuatan terminal bahan baku rotan Trangsan. Terbentuknya koperasi yang akan mengelola terminal bahan baku rotan Trangsan. Terbentuknya Forum Sentra/Klaster Rotan Trangsan.
Menteri Negara Koperasi danUKM bersama Bupati Pacitan memperlihatkan batik warna alam sebagai produk unggulan Kabupaten Pacitan
Dalam rangka pengembangan model OVOP ini, maka beberapa langkah ke depan yang perlu dilakukan adalah: Identifikasi, pemilihan dan penetapan komoditas potensial/unggulan daerah. Koordinasi dan sinkronisasi program serta keterlibatan stakeholders instansi pemerintah maupun swasta baikdipusatmaupun daerah yang terlibat dalam pengembangan OVOP. Pengembangan diversifikasi produk/komoditas unggulan yang menghasilkan nilai tambah serta meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Temu usaha dengan calon pembeli pendapatan seperti hotel, restoran, dan supermarket. Peningkatan pemasaran dan promosi produk/komoditas unggulan melalui event pameran, festival budaya lokal maupun pemasaran melalui obyek turisme/ pariwisata. Peningkatan keterampilan masyarakat setempat melalui peningkatan kapasitas dan pendampingan masyarakat dalammenangani komoditas unggulan setempat.
216
217
218
219
Kaji Tindak Rintisan Usaha Koperasi Dalam Produksi Pupuk Organik (lanjutan)
Hasil dari rintisan kajian ini adalah terciptanya bidang usaha baru yaitu peningkatan mutu manajemen pengelolaan bidang usaha koperasi dalam pengolahan sampah menjadi pupuk organik, dan pemasaran hasil produk pupuk organik. Aktivitas bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi telah dilaksanakan di Provinsi Bali (Koperasi Sari Guna), Provinsi Jawa Timur (KUD Karang Ploso), dan Provinsi Jawa Barat (Koperasi Mitra Tani Parahyangan Cianjur, dan Koppas Kemang Bogor). Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kuantitas pupuk organik serta peran koperasi dalam memenuhi kebutuhan petani. Salah satu inovasi koperasi peserta kegiatan produksi pupuk organik adalah dengan mengkombinasikan pupuk kompos dengan kotoran hewan (kohe). Di samping itu, pupuk organik yang diproduksi koperasi telah melewati uji laboratorium, sehingga tingkat kepercayaan petani terhadap pupuk organik semakin meningkat. KUD Karangploso pada periode Januari sampai Oktober 2010 telah memproduksi 18.417 kwintal, penjualan 15.734kwintal dan dipasarkan di daerah Malang, Blitar, Batu, Bali dan ke PT Petroganik, dengan harga ratarata per kilogram Rp 215,-. Tenaga kerja baru terserap sebanyak 25 orang yang terdiri dari lima orang sopir, tenagaharian lepas 12 orang, dan tenaga pengolahan delapan orang, dengan upah harian Rp 35.000,-. Pada Koperasi Mitra Tani Parahyangan (MITAPA), bahan baku pupuk organik berasal dari tujuh sumber pengadaan limbah dengan hasil produk pupuk kompos sebanyak 4.090 kg per hari. Pengujian penggunaan pupuk organik MITAPA pada tanaman padi sawah menunjukkan hasil jumlah butir hampa dan bernas 139/malai dan butir hampanya 12/ malai, serta kualitas bobot butir produksi per hektar 6.800 kg. Pada KSU Sari Guna, Kabupaten Bangli, akan dilakukan pemindahan lokasi peralatan mesin produksi ke lahan milik koperasi dari lahan milik Pemda. Koperasi ini telah memproduksi pupuk organik sebanyak 20 ton dan telah terjual 10 ton dengan harga Rp7.500/kg. Pengembangan pupuk organik oleh koperasi dengan bahan baku sampah dan kotoran hewan telah meningkatkan produksi tanaman pangan serta menyeimbangkan struktur tanah. Uji terapan dilakukan atas penggunaan pupuk organik MITAPA dengan pupuk non-organik terhadap tanaman padi, dengan hasil kualitas bobot butir padi yang menggunakan pupuk organik MITAPA lebih tinggi dibanding penggunaan pupuk non-organik yaitu 6.800 kg/ha sementara an-organik 6.721 kg/ha. Usaha pupuk organik KUD Karangploso telah diikuti oleh enam koperasi, yaitu KUD Baik Kecamatan Pujon, KUD Gondanglegi Kecamatan Gondanglegi, KUD Pakis kecamatan Pakis, KAN Jabung kecamatan Jabung, Koperasi Padita Kecamatan Tumpang, dan KUD Sumber Makmur Kecamatan Ngantang. Dalam pengembangan kegiatan usaha pupuk organik selanjutnya, KUD Karangploso mendapat bantuan dari Deputi Produksi untuk pengadaan dolomite sebagai bahan baku campuran pembuatan pupuk granula (dolomite, kotoran hewan).
220
221
Pemberdayaan ekonomi rakyat juga telah diimplementasikan oleh Pemda melalui berbagai program yang meliputi: Upaya peningkatan akses permodalan melalui penyaluran dana bergulir. Peningkatan kualitas SDM. Pengembangan akses jaringan usaha. Pemberdayaan ekonomi dengan lingkup komprehensif akan lebih bermakna apabila berbagai kalangan/komunitas dapat disertakan secara terpadu. c. Penyusunan Usulan Pengembangan Koperasi Raksasa di bidang Persusuan, Perdagangan danPertanian Dalam FGD/Desk Research terdapat hal penting untuk dicermati yaitu koperasi berskala raksasa menandakan volume bisnis yang besar, keterkaitan usaha koperasi dan anggota, kemampuan mengelola sumberdaya ekonomi di sekitarnya, kemampuan mengelola keuangan dan penguasaan pasar produk yangtidak meninggalkan prinsip dalam jati diri koperasi; Suatu saat kelak, koperasi juga dapat bergerak dalam pasar modal/saham. d. Sosialisasi Pelaksanaan KUR Kajian ini menyimpulkan bahwa calon nasabah dan pejabat daerah belum mempunyai pengertian yangutuh tentang KUR, sehingga masih terbatas realisasi penyaluran di lapangan. Berkaitan dengan hal tersebut di masa mendatang perlu diadakan penyuluhan intensif di daerah-daerah, penyampaian success story (kisah sukses) dari penerima KUR tahun sebelumnya, serta studi banding pada penerima KUR yangtelah sukses. e. Sosialisasi Pajak Koperasi dan UKM Hasil kajian menunjukkan bahwa: Perlu membentuk Kelompok Kerja di tingkat Provinsi/Kab/Kota untuk mewujudkan sadar pajak terhadap gerakan koperasi dan UKM. Menginformasikan berbagai perkembangan kebijaksanaan perpajakan terbaru melalui Dinas Koperasi dan UKM tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, gerakan koperasi dan asosiasi pengusaha UKM. Menerbitkan informasi kebijakan perpajakan bagi Koperasi dan UKM. Melaksanakan sosialisasi dan edukasi kebijakan perpajakan bagi Koperasi dan UKM bersama dengan Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat. Menampung aspirasi dan masukan usulan keinginan/inisiatif penyelesaian kasus danpermasalahan perpajakan yang dihadapi oleh Koperasi dan UKM.
f. Koperasi dalam Era Pasar Bebas, Mau Ke mana? Hasil kajian ini telah mengungkapkan bahwa: Kemampuan Koperasi dan UKM dalam pasar bebas cenderung dinilai masih sangat terbatas, akan tetapi KPPU telah berupaya agar pemberdayaan Koperasi dan UKM terhindarkan dari kecenderungan perilaku monopolistik dari pelaku usaha yang mendominasi pangsa pasar. Dalam rangka meningkatkan daya saing produk Koperasi dan UKM, disarankan agar Pemerintah dapat mengambil manfaat dari pengalaman praktis pemerintah Thailand yang mengembangkan Koperasi dan UKM melalui pemberian fasilitas SNI, HAKI, modal kerja (seed capital ) danbimbingan promosi kepada pelaku usaha yang berpotensi menjadi eksportir. Lingkungan bisnis UKM pada saat ini sudah berada pada tahap persaingan yang semakin ketat, untuk itu Koperasi dan UKM perlu melakukan kegiatan produksi pada komoditi yang mempunyai daya saing di pasar global. g. Revitalisasi Koperasi dan UKM untuk Menggerakkan Perekonomian Nasional Hasil kajian ini antara lain: Kajian tersebut memiliki keterbatasan lokasi sampel yang hanya berjumlah lima lokasi, yang belum tentu dapat merepresentasikan seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 33 provinsi. Demikian juga halnya sample yang hanya berjumlah 200 Koperasi dan UKM, diantaranya yangbergerak di sektor makanan, tekstil, furniture, dan kerajinan. Beberapa variabel tersebut tidak bisa dijadikan tolok ukur, karena masing-masing sektor Koperasi dan UKM tersebut berbeda masalah yang dihadapinya dengan sektor Koperasi dan UKM yang lain. Khusus variabel peranan dukungan dan manfaat bantuan, digambarkan sebagai berikut: peranan dukungan hanya 20% (peralatan 4%, pendanaan/modal 12%, pembinaan teknis 3%, promosi bersama 1%). Sedangkan manfaat dikatakan rendah karena hanya 31% (yangadamanfaatnya) dan 69% (tidak ada manfaatnya). Dalam hal ini kita perlu mengkritisi apakah data tersebut diperoleh berdasarkan persepsi belaka ataukah memang hasil analisis data kuantitatif dari masing-masing pelaku usaha yang bersangkutan, misalnyadata pertumbuhan usaha dan pertumbuhan keuntungan UKM sebelum dan sesudah adanya bantuandari pemerintah. Dalam hal pembinaan juga ada kajian tentang lingkungan bisnis Koperasi dan UKM yangmenyarankan supaya masing-masing instansi memfokuskan pembinaannya.
222
223
Selain itu dikemukakan pula beberapa hasil lain yaitu: a. Faktor pembiayaan kredit perbankan merupakan faktor penting pengembangan UKM; Oleh karena itu kami merekomendasikan: Penyelesaian kredit macet Koperasi dan UKM di bank-bank BUMN khususnya di daerah bencana seperti diYogyakarta dan Sumatera Barat amat mendesak. Ekspansi kredit dimungkinkan meskipun memiliki kredit bermasalah karena bencana. Penurunan suku bunga dan skema pembiayaan yang lebih baik, khususnya bagi Koperasi danUKMprospektif. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat, meskipun telah dijamin oleh ASKRINDO pada kenyataannya bankmasih memerlukan jaminan dari nasabah dan hanya nasabah baru saja. b. Banyaknya bantuan kepada Koperasi dan UKM seringkali tidak tepat sasaran, berpotensi overlap danmenimbulkan moral hazard. Oleh karena itu kami merekomendasikan: Koordinasi bantuan kepada Koperasi dan UKM sehingga tepat sasaran. Bantuan pelatihan teknis produk, keuangan, pemasaran dan kewirausahaan perlu ditambah. Keikutsertaan Koperasi dan UKM dalam pameran promosi perdagangan perlu ditambah frekuensinya, khususnya ke pasar-pasar luar negeri non tradisional dan menembus pasar ekspor. c. Perlu insentif untuk diversifikasi produk, pengayaan desain dan hak paten produk Koperasi dan UKM. Untuk itu kami merekomendasikan: Perlunya kebijakan insentif fiskal dan non fiskal bagi pengembangan industri kreatif danpengusahapionir. Perlunya perlindungan dan sosialisasi mengenai hak paten produk dan desain.
Menteri Negara Koperasi dan UKM meninjau pengolahan pupuk di Bali, 28 Desember 2009
d. Peningkatan utilisasi dan peremajaan mesin-mesin yang sudah tua sehingga merekomendasikan untuk melanjutkan, mempermudah prosedur dan ekspansi program peremajaan mesin-mesin tekstil. Penggunaanteknologi informasi untuk keperluan transaksi usaha. Rekomendasinya adalah: Mengalokasikan APBN K/L dan PKBL bagi Koperasi dan UKM dalam bentuk akses internet cukup, cepatdan diskon biaya langganan. Melakukan sosialisasi membuat situs-situs desain produk dan akses pembeli/penjual bahan baku lewat internet bagi Koperasi dan UKM kurang mampu.
224
225
Hasil kesepakatan pada forum diskusi terbatas di daerah disosialisasikan di daerah, sekaligus sebagai forum untuk memperoleh masukan lebih lanjut guna mempertajam hasil kesepakatan diskusi terbatas di daerah. Dalam sosialisasi ini dipaparkan pula konsep trading house dan aplikasinya pada produk kerajinan di masing-masing lokasi sasaran kegiatan. Selanjutnya, hasil kesepakatan diskusi di daerah dibahas dalam rapat koordinasi di pusat yang menghasilkan kesepakatan dalam bentuk rencana aksi.
226
227
Sesuai dengan kondisi dan kesepakatan stakeholders, rencana aksi yang dilaksanakan pada tahun 2010 difokuskanpada: a. Subsistem bahan baku yang menekankan pada fasilitasi pengadaan bibit pohon untuk bahan baku pewarna alami pada kerajinan batik dan alternatif bahan baku pengganti tanah liat sebagai bahan baku pada kerajinan gerabah. b. Subsistem budidaya dengan fasilitasi dalam standardisasi pengelolaan budidaya bambu, pemilahan pemanfaatan bambu untuk keperluan industri dan nonindustri (masyarakat umum dan pencarian alternatif lahan untuk budidaya bambu. c. Subsistem produksi yang menekankan pada fasilitasi teknologi diversifikasi produk danpeningkatan kualitas bahan pada kerajinan bambu serta fasilitasi keragaman desain padakerajinan gerabah dan kerajinan bambu. d. Subsistem SDM dengan peningkatan kualitas SDM UKM melalui pelatihan-pelatihan kepada pelaku usaha mengenai keterampilan dalam diversifikasi produk termasuk di dalamnya mengenai desain produk dan pelatihan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan. e. Subsistem pembiayaan dengan meningkatkan akses ke sumber pembiayaan untuk modal kerja jangka pendek melalui fasilitasi peningkatan akses terhadap lembaga keuangan. f. Subsistem pemasaran dengan peningkatan akses ke informasi pasar melalui promosi, menyelenggarakan dan membangun trading house (Yogyakarta dan Bali), pengadaan leaflet/booklet dan kerjasama dengan stakeholders pariwisata di Pacitan. Khusus di Pacitan dengan fasilitasi dalam peningkatan pemahaman/ pengetahuan SNI dan HaKI melalui sosialisasi dan bantuan pengurusan (pendampingan) SNI dan HaKI. g. Subsistem kelembagaan yaitu dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknis perkoperasian melalui sosialisasi/penyuluhan perkoperasian, pembentukan sentra/klaster bambu dengan pendekatan OVOP. Khusus di Bali diperlukan payung hukum yang mengikat stakeholders dipusat dan daerah, pengembangan/revitalisasi peran koperasi dalam memenuhi kepentingan perajin bambu. Peningkatan peran triple hellix tercermin dengan adanya implementasi rencana aksi sebagai berikut: a. Subsistem bahan baku yaitu penanaman pohon yang digunakan sebagai pewarna alami kerajinan batik oleh dua orang perajin. b. Subsistem produksi yaitu pelatihan pembuatan kemasan produk souvenir kerajinan gerabah, pelatihan desain dan proses produksi kerajinan bambu, bantuan peralatan bak celup dan bak rebus, serta pelaksanaan pelatihan teknis produksi kerajinan batik. c. Subsistem SDM adalah pelatihan kewirausahaan untuk 30 orang perajin gerabah, 30 orang perajin batik dan 30 orang perajin bambu.
d. Subsistem pembiayaan yaitu fasilitasi pembiayaan bekerjasama dengan BUMN, dana bergulir APBD provinsi dan KUR untuk kerajinan batik, realisasi bantuan sosial dari Kementerian Koperasi dan UKM untuk pengadaan peralatan produksi gerabah sebesar Rp285.000.000, pengajuan proposal bantuan sosial untuk pembiayaan pengadaan peralatan produksi kerajinan batik dan bambu. e. Subsistem pemasaran yaitu pengembangan pasar lokal, regional dan ekspor untuk kerajinan gerabah, kerajinan batik dan kerajinan bambu. f. Subsistem kelembagaan dengan pelatihan teknis yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi danUKM pada 30 orang perajin gerabah dan 30 orang perajin bambu. Rencana tindak yang akan dilaksanakan pada tahun 2011 merupakan tindak lanjut rencana aksi 2010 yaitu: a. Subsistem bahan baku - melakukan riset potensi ketersediaan kuantitas dan jenis tanah liat, kerjasama antar pemerintah daerah dalam pemanfaatan bahan baku, pendampingan dan sosialisasi pemanfaatan bahan baku alternatif untuk kerajinan gerabah serta inventarisasi varietas bambu yang baru untuk diversifikasi produk kerajinan bambu. b. Subsistem produksi - memberikan pendampingan teknologi tentang diversifikasi produk dan peningkatan kualitas bahan untuk kerajinan bambu. c. Subsistem SDM - peningkatan capacity building kewirausahaan pada kerajinan gerabah dan pelatihan pendampingan penerapan etika bisnis pada kerajinan batik. d. Subsistem kelembagaan - proses pembentukan koperasi perajin gerabah dan batik.
228
229
b. Pemeliharaan Jaringan LAN Intranet dan Sistem Database Smecda.com Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK telah mengembangkan sistem informasi elektronik melalui internet yakni website. Website ini digunakan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan hasil kajian pemerintah di bidang pembangunan Koperasi dan UKM, temuan-temuan ilmiah baru dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM, potensi daerah yang perlu didorong untuk tumbuh, serta data dan informasi pembangunan Koperasi dan UKM lainnya yang bersifat penelitian dan pengembangan pemberdayaan Koperasi dan UKM. Berdasarkan statistik, pengunjung web smecda telah mengalami perkembangan dari tahun ketahun, untuk 2010 pada bulan November, kurang lebih 81.268. Sedangkan halaman yang dibuka sebanyak149.588. Lima negara teratas yang mengakses adalah Indonesia (74%), USA (11,61%), Norwegia (2,43%), Cina(1,72%), Malaysia (1,1%) dan lainnya (9,14%). Informasi yang banyak dibuka adalah data koperasi, undang-undang koperasi dan UKM, peraturan mengenai koperasi dan UKM, beritaKoperasi dan UKM, makalah koperasi, hasil kajian dan jurnal. c. Uji Coba Program Aplikasi DSS (Decision Support System) Koperasi dan UKM Sejumlah pengalaman, hasil kajian dan penelitian menunjukkan bahwa permasalahan UKM sangat berkaitan dengan sumberdaya manusia (human resources), manajemen, funding, access, informasi teknologi, dan market access. Hal ini membuat para pelaku usaha Koperasi dan UKM, umumnya memposisikan diri untuk apatis dalam membangun simbiosis yang lebih harmonis dengan pihak lembaga keuangan (financial intermediary). Karena keterbatasan SDM, Koperasi dan UKM mengalami kesulitan dalam menyajikan dan meyakinkan kelayakan ekonomi dan keuangannya. Di sisi lain, duniaperbankan kesulitan memperoleh data yang dapat dimanfaatkan untuk dianalisa kelayakannya. Salah satu upaya yang dapat diusung dan dikembangkan adalah dengan menyajikan pedoman pengambilan keputusan (Decision Support System/DSS) kelayakan ekonomi dan keuangan UKM berbasis teknologi dan sistem informasi. Kehadiran software aplikasi DSS ini diharapkan mampu menjembatani permasalahan dasar Koperasi dan UKM dan kebutuhan pihak intermediary swasta untuk meningkatkan portofolio investasinya.
230
231
Pengembangan Inkubator
Aplikasi perangkat lunak DSS UMKM diharapkan dapat memberikan efektifitas dan efesiensi bagi pihak pemerintah, pelaku usaha dan lembaga intermediary dalam melakukan pengambilan keputusan untuk mengembangkan bisnis Koperasi dan UKM pada sektor perdagangan, pertanian, manufaktur, jasa, restoran dalam hal perencanaan dan pengambilan keputusan kelayakan ekonomi dan keuangan. Aplikasi ini memiliki beberapa fitur, diantaranya adalah fasilitas: Profil: merupakan toolbar yang terdiri dari profil perusahaan dan profil usaha. Toolbar ini dapat diklik untuk membantu pengguna mendeskripsikan perusahaan dan usaha yang dijalankan. Analisis Bisnis: pada toolbar ini, sistem akan secara otomatis melakukan analisis setelah pengguna melakukan pengisian pertanyaan yang diajukan/tersedia pada toolbar profil dan aspek produksi, pemasaran, manajemen & SDM, lingkungan dan keuangan. Hasil analisis akan ditampilkan dalam image angka skor (indeks), angka kelayakan keuangan (Cash Flow, IRR, BEP, BCR, PP, NPV-PI). Output kegiatan ini adalah telah dilaksanakannya uji coba aplikasi ini pada 6 (enam) UKM di Jakarta dansekitarnya yaitu: CV Ayam Parigi Hitam (Pertanian). CV Al Rosyed (Perdagangan). Muti Pesta (Jasa). Karya Agus (Manufaktur). Restoran Sabana Murah (Restoran). Kobekindo (Koperasi Jasa Perbaikan). Telah dilakukan Pelatihan Penggunaan Decision Support System (DSS) bagi 33 orang pelaksana daerah (satu orang perwakilan Dinas Koperasi tingkat provinsi seluruh Indonesia) di Jakarta. Salah satu instrumen yang strategis dalam menumbuhkembangkan peran dan daya saing UKM adalah melalui inkubator bisnis dan teknologi. Menurut Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) 20092010 bahwa jumlah inkubator di Indonesia sebanyak 22 unit inkubator bisnis dan teknologi. Inkubator adalah lembaga yang melaksanakan pendampingan (inkubasi) terhadap calon wirausaha baru maupun UKM (yang disebut tenant) baik secara in wall (semua aktifitas usahanya dilakukan dengan menggunakan fasilitas ruangan di inkubator) maupun outwall (aktifitas usaha dilakukan di luar inkubator). Ruang lingkup pendampingan yang diberikan meliputi konsultasi teknologi, kewirausahaan danmanajemen, fasilitasi pemasaran, serta penulisan business plan untuk aplikasi lembaga keuangan. Inkubator sampai saat ini terus aktif menghadapi Koperasi dan UKM dalam mengembangkan usaha. Inkubator dalam melaksanakan inkubasi memiliki berbagai kendala antara lain: Belum memiliki sarana dan prasarana pendukung serta fasilitas yang memadai. Keterbatasan dukungan dana operasional inkubator maupun dana pendampingan inovasi teknologi. Reward/salary yang diberikan inkubator terhadap manajer maupun staf inkubator masih sangat rendah dan belum memadai. Kurangnya komitmen dan dukungan dari semua pihak untuk mengembangkan inkubator dan masih terbatasnya peran dan daya saing tenant inkubator. Berkenaan dengan hal tersebut perlu disusun kebijakan pengembangan inkubator serta pengembangan inkubator model yang direncanakan akan dilaksanakan di Bogor (IPB), yang akan direplikasi dan dikembangkan di daerah lain. Program ini diharapkan mampu meningkatkan peran inkubator dalam mengembangkan peran dan daya saing tenant inkubator.
232
233
Dari kegiatan pengembangan inkubator pada 2010 ini menghasilkan tersusunnya Rencana Model Inkubator. Selain itu di IPB telah dilaksanakan Pelatihan tentang e-market dan temu bisnis masingmasing diikuti oleh 25 tenant, serta Pelatihan bagi 15 staf inkubator (IPB, ITB, ITS, UGM, UNS, ICELL Admisolo, IKOPIN, Unibraw, UMN Jakarta, Politeknik Bandung, Univ. Bakrie, UI, Unsoed, Undip). Dalam rangka memberi perkuatan keuangan Koperasi dan UKM telah dilaksanakan pula Temu Fasilitasi Lembaga Keuangan LPDB dengan 30 tenant. Pertemuan tersebut menghasilkan pemberian dana perkuatan usaha kepada enam tenant. Dalam rangka memperkuat komitmen dan dukungan dari pihakpihak terkait untuk pengembangan inkubator, maka pada 31 Maret 2010 telah ditandatanganinya SKB Tiga Menteri (Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Diknas dan Kementerian Ristek) tentang Gerakan Pengembangan Inkubator Bisnis dan Teknologi dalam Menumbuhkembangkan Wirausaha Inovatif. Dukungan juga akandiberikan oleh empat kementerian lain yaitu Kementerian Perindustrian, Kementerian Pemuda danOlahraga, Kementerian Agama, BPPT dengan koordinator Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. SKBtersebut akan diusulkan menjadi Perpres mengenai Pengembangan Inkubator Bisnis dan Teknologi dan surat izin prakarsa Perpres telah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian kepadaPresiden. Selain itu dalam rangka memantapkan pengembangan inkubator bisnis dan teknologi, pada 4 November 2010 diadakan pelatihan inkubator internasional di Jakarta yang menghadirkan pakar inkubator dari Jepang, Jerman, Korea dan I-Cell, dengan peserta negara-negara ASEAN dan 11inkubator dari Indonesia. Sedangkan untuk 2011 akan dilaksanakan penyusunan model-model inkubator agroindustri dan green energy pada IPB, inkubator manufacturing pada ITB, inkubator agrobisnis padaUnibraw, inkubator ICT/industri kreatif pada ITS. Dasar hukum pengembangan inkubator adalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Pasal 15); Inpres No. 01 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional; Inpres No. 6 Tahun 2007 tentang percepatan sektor riil dan pemberdayaan UKM dan Naskah Kesepakatan Bersama antara Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Pendidikan Nasional danMenteri Riset dan Teknologi tanggal 31 Maret 2010 tentang Gerakan Nasional Pengembangan Inkubator Bisnis dan Teknologi dalam Menumbuhkembangkan Wirausaha Inovatif.
Menteri Negara Koperasi dan UKM mengunjungi salah satu stand mahasiswa di sela-sela acara penandatanganan MOU dalam rangka Pengembangan Inkubator, diJakarta, 31 Maret 2010
235
Bab 9
BADAN LAYANANUMUM
1 2
PENDAPATAN BADAN LAYANAN UMUM LEMBAGA LAYANAN PEMASARAN - KUKM TA. 2010
No. Pendapatan
Pendapatan Jasa Layanan (UKM Gallery) Pendapatan Jasa Penyedia Barang dan Jasa Lainnya
Target
2.000.000.000 25.000.000.000
Realisasi
1.146.592.755 20.411.389.521
%
57 82
Pada Tahun Anggaran 2009 Pendapatan Operasional Jasa Layanan LLP-KUKM sebesar Rp 21.569.723.409,-, terdiri dari Pendapatan Sewa Rp 20.930.059.321,- dan Pendapatan Trading House Rp 639.554.089,-
236
237
Menteri Negara Koperasi dan UKM didampingi oleh Direktur Utama LLP- KUKM meresmikan 7 paviliun daerah digedung SMESCO UKM, Jakarta, 14Desember 2010
238
239
Menteri Negara Koperasi dan UKM menyaksikan Direktur Utama LLP-KUKM menandatangani MoU Program Strategis
240
241
Dalam pelaksanaan program pemasaran produk-produk unggulan Koperasi danUKM melalui trading house, LLP-KUKM telah mengirimkan produk Koperasi dan UKM mitra keShanghai (China) dan Dubai dengan melibatkan 10 Koperasi dan UKM dan15produk. Ekspansi ke pasar Internasional bagi Koperasi dan UKM merupakan alternatif untuk memperoleh pasar yang lebih luas, sekaligus untuk memperoleh devisa bagi negara. Kemitraan dengan Koperasi dan UKM dilakukan melalui kerjasama dengan koperasi yang mewakili Koperasi dan UKM anggota dengan menerapkan konsep bagi hasil. Hingga saat ini, LLP-KUKM telah melayani Koperasi dan UKM dari 23Provinsi diIndonesia. Kegiatan ini terbuka bagi semua daerah, dengan syarat memiliki kualitas produk yang baik, harga kompetitif dan sanggup memenuhi permintaan pasar. Untuk mempromosikan dan memasarkan produkproduk Koperasi dan UKM ini, sepanjang tahun 2010 LLP-KUKM telah mengikuti beberapa pameran didalam dan luar negeri, yaitu Pameran International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2010 dan Pameran Poire De Marseille di Prancis bulan Oktober2010. Keikutsertaan LLP-KUKM dalam pameran tersebut selain untuk memasarkan produk-produk Koperasi dan UKM Indonesia, juga sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan LLP-KUKM kepada masyarakat sebagai sebuah lembaga yang bergerak di bidang pemasaran produk Koperasi dan UKM yang berkualitas serta untuk membuka akses pasar bagi para Koperasi dan UKM. Selain mengikuti pameran, kegiatan LLP-KUKM yang lain adalah menyediakan ruang pameran dan pelatihan bagi Koperasi dan UKM pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Acara-acara yang telah diselenggarakan bertempat di gedung SMESCO UKM antara lain Indonesia Green Award, Education Fair 2010, Pameran Food andPackaging, Pembiayaaan Expo, SIKIB Expo 2010 dan lain-lain. Bertempat di Gedung SMESCO UKM, LLP-KUKM juga menampilkan produk-produk unggulan UKM di dalam gerai ritel UKM GALLERY yang telah dibuka secara resmi sejak tanggal 3 April 2009 yang lalu. UKM GALLERY yang menempati 2 lantai di gedung utama SMESCO UKM ini menyajikan berbagai karya terbaik para perajin dari seluruh Indonesia. Hingga akhir tahun 2010 LLP-KUKM telah melayani 827 Koperasi dan UKM yang menaungi ribuan perajin dari seluruh Indonesia. Beragam kerajinan seperti batik, songket, tenun, aksesoris, patung, anyaman, hingga furnitur dan produk-produk interior hadir dengan harga yang kompetitif. Bulan Desember 2010, LLP-KUKM bekerja sama dengan 7 provinsi untuk mengenalkan produk-produk unggulan daerahnya sebagai bentuk implementasi Program Ekpose Produk Unggulan Koperasi dan UKM 33 provinsi oleh LLP-KUKM.
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan pada acara Pembukaan SMESCO UKM Festival, 14Juli2010
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan sekaligus membuka acara SMESCO Craft & Home Furnishing Expo 2009
242
243
244
245
Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungan ke SMESCO EXPO 2010 di Jakarta, 27 Oktober 2010
Misi UKM GALLERY adalah menjaga dan mengembangkan warisan budaya Indonesia, dengan terus-menerus melakukan pengembangan desain agar daya saing produk meningkat sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Sesuaidengan program yang telah dicanangkan pemerintah maka SMESCO UKM juga memposisikan diri sebagai lokomotif sekaligus acuan bagi pengembangan industri kreatif Koperasi dan UKM. Dengan UKM GALLERY, SMESCO UKM ingin mengubah persepsi masyarakat yang menganggap produk-produk Koperasi dan UKM kurang berkualitas. LLP- KUKM sebagai Badan Layanan Umum diharapkan dapat memberikan layanan yang optimal bagi koperasi dan UKM, sehingganantinya bisa mandiri dan dapat mengurangi tekanan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Hingga akhir tahun 2010, dari 11 lantai di gedung utama SMESCO UKM yang diperuntukkan sebagai perkantoran, sebanyak 10,5 lantai telah terisi penuh. Beberapa tenant yang menyewa ruangan dengan space yang besar antara lain: PT Infomedia Nusantara, LPDB-KUMKM, Bank Mega Syariah, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Departemen Keuangan dan Bank Negara Indonesia serta 7 paviliun daerah. Berbagai seminar, lokakarya dan pelatihan juga diselenggarakan di gedung utama SMESCO UKM untuk memperluas wawasan dan pengetahuan UKM. Berbagai event telah dilaksanakan untuk memperkenalkan UKM GALLERY dan SMESCO UKM. Salah satunya adalah WarisanEnak, festival makanan tradisional yang telah diadakan 2 kali. Festival yang menyediakan berbagai makanan khas dari berbagai daerah di Indonesia ini mendapat sambutan yang sangat baik, terbukti dengan banyaknya pengunjung yang datang dan ikut ambil bagian dalam event ini.
Menteri Negara Koperasi dan UKM mengunjungi salah satu stand di acara SMESCO Craft & Home Furnishing Expo
246
247
Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM (LPDB-KUMKM) Kemas Danial
DirekturUtama LPDB-KUMKM Perkembangan Pengelolaan Dana Bergulir 20082010 Secara kumulatif, sejak September 2008 hingga 20 Desember 2010 LPDB-KUMKM telah menyalurkan pinjaman/pembiayaan kepada mitra sebesar Rp 611.713.590.104 yang diberikan kepada 125.909 UMKM melalui 19 Mitra Koperasi Sekunder, 223 Mitra Koperasi Primer Langsung, 47 Mitra Perusahaan Modal Ventura dan 10 Mitra Perbankan. Nilai dan persentase terhadap target pada tahun 2008 sebesar Rp35.125.000.000 (25,9%), tahun 2009 sebesar Rp 210.424.131.858 (23,82%) dan tahun 2010 sebesar Rp 366.164.458.246 (67,45%). Pengelolaan Dana Bergulir Tahun 2010 Rencana penyaluran dana bergulir tahun 2010 adalah sebesar Rp 1.185.200.000.000, namun hingga bulan Desember 2010 dana dari APBN sebesar Rp 350.000.000.000 belum diterima oleh LPDBKUMKM, sehingga rencana penyaluran dana bergulir-yang dananya bersumber dari APBN-dialihkan penyalurannya ketahun 2011 (baru masuk ke rekening LPDB-KUMKM tanggal 16 Desember 2010), sehingga target penyalurannya menjadi Rp 835.200.000.000. Memasuki semester II, terjadi pergantian Direksi LPDB-KUMKM, danrencana penyaluran dana bergulir dilakukan penyesuaian sehingga menjadi Rp542.880.000.000 yang merupakan 65% dari target penyaluran Rp 835.000.000.000. Total penyaluran dana bergulir pada tahun 2010 mencapai Rp 366.164.458.246 atau 67,45% dari target penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM tahun 2010. Mitra yang tidak dapat meneruskan penyaluran pinjaman/pembiayaan kepada Koperasi dan UKM mengembalikan dana kepada LPDB-KUMKM sebesar Rp 13.383.021.872, sehingga dana yang tersalurkan oleh mitra menjadi Rp 598.330.568.232. Sejak semester II tahun 2010 penyaluran dana lebih difokuskan kepada koperasi secara langsung dan mengalami peningkatan lebih dari 5 (lima) kali lipat dibandingkan pada semester sebelumnya. Penyaluran dana bergulir pada semester II tahun 2010 mencapai Rp 306.574.058.246, sedangkanpada semester I tahun 2010 sebesar Rp 59.590.400.000. Dana bergulir tahun 2010 disalurkan kepada 10(sepuluh) Mitra Koperasi Sekunder, 190 (seratus sembilan puluh) Mitra Koperasi Primer Langsung, 14(empat belas) Mitra Perusahaan Modal Ventura dan 4 (empat) Mitra Perbankan. Selain dana yangsudah disalurkan, terdapat usulan yang sudah disetujui oleh Komite Pinjaman/Pembiayaan dan siap untuk dicairkan kepada mitra sebesar Rp 168.298.213.914. Non Performing Loan (NPL) LPDB-KUMKM per 20 Desember 2010 sebesar 0,12% (batas yang diperkenankan dalam Rencana Bisnis dan Anggaran sebesar15%). Dana bergulir disalurkan kepada Koperasi dan UKM yang tersebar di 29 Provinsi diIndonesia. Provinsi yang belum menerima dana bergulir dari LPDB-KUMKM adalah Bangka Belitung, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Papua. Realisasi anggaran belanja LPDB-KUMKM per 23 Desember 2010 sebesar Rp18.385.167.539 atau 94,56% dari pagu anggaran yang dapat direalisasikan sebesar Rp19.502.376.294, terdiri dari realisasi belanja APBN sebesar Rp 2.445.345.008 dan realisasi belanja PNBP sebesar Rp 15.939.822.531. Realisasi pendapatan per tanggal 23 Desember 2010 sebesar Rp61.219.207.153 atau 315,87% dari target anggaran sebesar Rp 19.381.274.784.
248
249
2008 2009 Januari s/d Juni 2010 Juli s/d 20 Desember 2010
3 6 5 5
33 57 133
11 22 5 9
6 1 3
Jumlah
19
223
47
10
125.909
611.713.590.104
13.383.021.872
598.330.568.232 Menteri Negara Koperasi dan UKM didampingi Direktur Utama LPDB menyerahkan dana bergulir di provinsi Aceh
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM di dampingi Direktur Utama LPDB-KUMKM, KemasDanial membuka acara Temu Mitra Penerima Pinjaman/Pembiayaan LPDB-KUMKM
Para Anggota Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Petunjuk Pengelolaan Dana Bergulir LPDBKUMKM melakukan penandatanganan diJakarta, 6 Agustus 2010
250
251
Realisasi pengalihan dana bergulir dari Satker Kementerian Koperasi dan UKM per 20 Desember adalah sebesar Rp 450.885.105.774 (37,2%) dari target pengalihan berdasarkan Nilai Realisasi Bersih (NRB) sebesar Rp 1.211.877.557.378. Reformasi LPDB-KUMKM Tahun 2010 Direksi baru telah membentuk Tim Transformasi pada tanggal 12 Juli 2010 yang bertugas mengkaji dan memberi solusi permasalahan yang menghambat pengelolaan dana bergulir, dengan hasil antara lain: 1. Penyempurnaan Standard Operational Procedure (SOP) Mengubah SOP pola penyaluran dengan menyederhanakan pelaksanaan proses pemberian pinjaman/ pembiayaan dari 60 hari menjadi 15 hari kerja sebagai upaya mempercepat penyaluran dana bergulir 2. Penyempurnaan Petunjuk Teknis (Juknis) Petunjuk Teknis (Juknis) pemberian pinjaman/pembiayaan direvisi dengan meminimalisasi ketentuanketentuan yang multitafsir menjadi lebih sederhana dan fleksibel sehingga memperluas kesempatan mitra untuk memperoleh dana bergulir dari LPDB-KUMKM, (setelah revisi, petunjuk teknis LPDB-KUMKM menjadi hanya sebanyak 4 Juknis dari semula 14 Juknis). 3. Penyempurnaan Tarif Layanan Banyaknya permintaan dari Koperasi dan UKM secara individual untuk mendapatkan pinjaman/ pembiayaan dari LPDB-KUMKM, maka LPDB-KUMKM mengusulkan kepada Menteri Keuangan adanya penjabaran kriteria sasaran dan strategis serta kebijakan tarif tersendiri bagi Koperasi dan UKM yangsecara langsung menerima pinjaman dari LPDB-KUMKM yang sampai saat ini belum diatur. 4. Kajian Pengembangan Organisasi Diusulkan perubahan struktur organisasi LPDB-KUMKM dengan memisahkan Direktur Keuangan danUmum menjadi Direktur Keuangan dan Direktur Umum. Secara prinsip usulan perubahan struktur organisasi dimaksud telah disetujui oleh Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara. 5. Kajian Pola Reward and Punishment LPDB-KUMKM akan mengusulkan penyempurnaan pola remunerasi dengan memperhatikan prinsip berkeadilan, mampu mendorong produktifitas pegawai, dan dapat mengakomodir reward and punishment. 6. Key Performance Indicator (KPI) dan Standar Kompetensi Pegawai Dalam upaya meningkatkan profesionalisme LPDB-KUMKM, maka akan ditetapkan Key Performance Indicator (KPI) dan Standar Kompetensi Pegawai, (dengan harapan kinerja seluruh jajaran pejabat maupun pegawai dapat terukur dengan baik).
7. Pengembangan Teknologi Informasi LPDB-KUMKM mengembangkan aplikasi yang berisi informasi tentang proses pemberian pinjaman mulai dari proposal diterima LPDB-KUMKM hingga pencairan. Aplikasi ini membantu jajaran manajemen dalam mendukung pengambilan keputusan. Dalam rangka mencapai Good Government Governance (GGG) LPDB-KUMKM telah mengambil langkah-langkah strategis seperti MoU dengan Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM di provinsi seluruh Indonesia, MoU dengan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun), dan penandatanganan Pakta Integritas dalam rangka mengetahui perkembangan pinjaman dan pengembalian serta kendala yang dihadapi dalam proses pemberian pinjaman, LPDB-KUMKM melakukan pertemuan dengan mitra yang telah menerima pinjaman/ pembiayaan dari LPDB-KUMKM, sekaligus menyerahkan penghargaan kepada Mitra Terpercaya LPDB-KUMKM. Guna lebih meningkatkan pelayanan kepada mitra yang lebih profesional, transparan dan akuntabel serta memperoleh citra yang baik dari para pemangku kepentingan, LPDB-KUMKM akan menerapkan ISO 9001 pada tahun 2011. Rencana Penyaluran Tahun 2011 Rencana penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM tahun 2011 sebesar Rp 1,25 triliun kepada 126.400 UKM melalui 463 Koperasi dan 42 lembaga non koperasi. Mengingat jumlah koperasi dan UKM untuk memperoleh dana bergulir dari LPDB-KUMKM terus meningkat, dan sampai saat ini mencapai Rp3,86triliun, sedangkan dana bergulir yang tersedia pada tahun 2011 sebesar Rp 1,25 triliun, maka LPDB-KUMKM akan mengusulkan tambahan dana bergulir melalui APBN-P sebesar Rp 2 triliun padabulanMei 2011.
253
Bencana alam yang terjadi di tanah air mulai dari di Wasior Provinsi Papua Barat, gempa di Provinsi Sumatera Barat sampai dengan erupsi gunung Merapi di Provinsi DIY dan Provinsi Jateng, telah membawa pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah yang terkena bencana. Begitu juga dengan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di wilayah tersebut, banyak yang mengalami kerugian dan bahkan asset yang dimiliki tidak bisa lagi diselamatkan. Melihat kondisi yang demikian Kementerian Koperasi dan UKM telah mengambil langkah-langkah penanganan serius sejak masa tanggap darurat maupun dalam masa pemulihan terhadap Koperasi dan UKM yang terkena dampak bencana tersebut.
Bab 10
MITIGASI BENCANAALAM
Sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat yang terkena musibah bencana alam, Kementerian Koperasi dan UKM, khususnya Deputi Bidang Pembiayaan dalam Penanganan Daerah Bencana membuat kebijakan untukmemberikan penghapusan/pemutihan pinjaman bagi Koperasi dan UKM, misalnya saja: a. Penghapusan/pemutihan pinjaman bagi Koperasi dan UKM dari tahun 20002009 yang dialokasikan denganAPBN melalui program Dana Bergulir kepada Koperasi dan UKM yang terkena bencana (Wasior diPapua Barat, Kepulauan Mentawai-Sumatera Barat, Sleman, Bantul, dan Gunung Kidul di DI Yogyakarta, Boyolali, Magelang, dan Klaten di Jawa Tengah). Pinjaman jangka panjang kepada 238 koperasi peserta program perkuatan 20002007 dengan nilai Rp25.050.000.000,- (dua puluh lima miliar lima puluh juta rupiah). Kementerian Koperasi dan UKM mengusulkan pada Menteri Keuangan agar dapat menghapusbukukan pinjaman tersebut, dan tidak perlu dikembalikan atau dihibahkan kepada koperasi/LKM peserta program. b. Program bantuan sosial kelompok perempuan dan kelompok pemuda yang bukan merupakan pinjaman sehingga tidak harus dikembalikan, yang diberikan kepada 49 koperasi dengan nilai hibah Rp 2.450.000.000,(dua miliar empat ratus lima puluh juta rupiah). c. Deputi Bidang Pembiayaan menurunkan bantuan perkuatan dengan total nilai Rp 27.500.000.000 (dua puluh tujuh miliar lima ratus juta rupiah) diberikan kepada 287 koperasi/LKM di daerah bencana, yang terbagi atas: Mentawai (Sumatera Barat)-16 koperasi/LKM - Rp 1.450.000.000. Teluk Wondama (Papua Barat)-7 koperasi/LKM - Rp 600.000.000. Magelang, Klaten, Boyolali (Jawa Tengah)-176 koperasi/LKM - Rp13.850.000. Sleman (DI Yogyakarta)-88 koperasi/LKM - Rp 11.600.000.
254
255
Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan kunjungan kerja ke Padang, Sumatera Barat dalamrangka Mitigasi Bencana Alam
256
257
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM melakukan penyerahan bantuan korban Merapi dan perkuatan dana bagi Koperasi se-Provinsi DI Yogyakarta, 1November 2010
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM ditemani Gubernur DIYogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X di salah satu Posko Utama untuk para korban letusan Gunung Merapi, 01 November 2010
258
259
Bencana alam yang terjadi di tanah air pada tahun 2010, yaitu: Provinsi Papua Barat, Provinsi Sumbar, Provinsi DIY, Provinsi Jateng, telah berdampak kerusakan, baiklangsung maupun tidak langsung kepada masyarakat khususnya Koperasi danUKM setempat. Langkah-langkah yang telah diambil dalam penanganan di daerah bencana tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menyampaikan Surat Menteri Koperasi dan UKM Nomor 110/M.KUKM/XI/2010 Kepada Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat R.I, tentang Usulan Program Pemulihan Ekonomi (Recovery) untuk Koperasi dan UKM. 2. Mengadakan Pertemuan dengan Direktur UKM Bank Indonesia, pimpinan Bank (BRI, Mandiri, BNI, BTN, Bukopin, BSM) dan Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM di Kab. Sleman, Kab. Kulon Progo, Kab. Boyolali, Kab. Klaten dan Kab. Magelang, Dinas Koperasi Provinsi Sumbar (Mentawai), Dinas Koperasi Jateng serta Kementeriaan BUMN.
3. Pertemuan pembahasan lebih lanjut dengan Bank Indonesia akan dilakukan untuk membahas: a. mengeluarkan kebijakan penanganan kredit agar memberikan kejelasan di masyarakat. b. menyempurnakan data dengan mengelompokan debitur sedang dalam pemisahan kategori Koperasi dan UKM yang terkena dampak langsung dan tidak langsung. c. Mengusulkan perbankan agar perusahaan penjaminan kredit dapat membayar klaim Debitur KUR di daerah yang terkena bencana. 4. Kementerian Koperasi dan UKM telah mengusulkan Program Penanganan tentang Program Pemulihan Ekonomi (Recovery) untuk Koperasi dan UKM.
Menteri Negara Koperasi dan UKM melakukan peninjauan dan berdialog langsung dengan para korban bencana alam di Wasior, Papua, 12 Oktober 2010
260
261
Menteri Negara Koperasi dan UKM disertai Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, meninjau langsung lokasi yang terkena bencana erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta, 20 November 2010
262
263
Menteri Negara Koperasi dan UKM berada ditengah-tengah pengungsi korban bencana alamGunung Merapi di Yogyakarta, 20November 2010
265
Bab 11
KERJASAMA DALAMNEGERI
266
267
Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Kategori Madya Untuk tahun 2010 ini, Kementerian Koperasi dan UKM kembali dipercaya mendapatkan APE Kategori Madya dari Presiden RI. Anugerah ini merupaka penghargaan kepada Kementerian/Lembaga yang telah berhasil secara aktif mendorong dan melaksanakan strategi PUG di masing-masing institusi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Pada dua tahun berturut-turut sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM juga telah menerima Anugerah Parahita Ekapraya (APE) kategori pratama.
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Menerima Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya Tingkat Madya Tahun 2009 dari Presiden Republik Indonesia
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Menerima Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya Tingkat Madya Tahun 2010 dari Presiden Republik Indonesia
268
269
Penandatanganan kesepakatan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tentang Pengarusutamaan Gender, 25 April 2010
Penandatanganan kesepakatan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Riset dan Teknologi tentang Gerakan Nasional Pengembangan Inkubator Bisnis
270
271
Menteri Negara Koperasi dan UKM membuka acara Pojok Rakyat Carrefour di Bandung. Acara Pojok Rakyat dilaksanakan sebagai komitment PT Carrefour Indonesia memajukan Koperasi dan UKM
Penandatanganan kesepakatan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Kelautan & Perikanan dalam rangka penciptaan dan pengembangan wirausaha bidang perikanan dan kelautan Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan sambutan pada acara penandatanganan kerja sama antara SMESCO UKM denganPTTelkomIndonesia
272
273
Penandatanganan kerja sama Kementerian Koperasi dan UKM dengan PT Shell Indonesia dalam rangka Pengembangan Kewirausahawan Pemuda
274
275
277
Sebagai bagian dari pemberdayaan Koperasi dan UKM, Kementerian Koperasi dan UKM senantiasa mencari terobosan baru dan menjalin kerjasama, termasuk dengan negara/ lembaga asing mitra pembangunan. Sudah banyak kerjasama bilateral yang dijalin dengan pihak asing karena semua dukungan teknis, transfer pengetahuan, keterampilan serta teknologi tersebut amat bermanfaat bagi peningkatan kualitas danpengembanganusahaKoperasi dan UKM.
Di samping itu, dengan kerjasama bilateral ini juga diharapkan akan menjadi media komunikasi danpromosi, khususnya dalam upaya memperluas pasar produk Koperasi dan UKM di luar negeri. Hal ini sangat penting, karena saat ini dunia usaha dihadapkan pada persaingan bebas yang menghendaki kepada pelaku usaha, termasukKoperasi dan UKM untuk mempersiapkan diri dalam memasuki persaingan usaha tersebut. Melaluikerjasama bilateral ini diharapkan dapat membawa Koperasi dan UKM menjadi lebih siap.
Bab 12
KERJASAMA LUARNEGERI
278
279
Mr. Tim Reynolds dan Miss. Corrine Tessier sedang memberikan pelatihan kepada Koperasi dan UKM yangdilakukan oleh CipseD-Project
280
281
Program dan pencapaian CIPSED sejauh ini adalah: 1. Technical Assistance untuk Klaster UKM Merupakan program pengembangan dan perluasan pelaku usaha yang berkelanjutan, dan penciptaan pekerjaan yang lebih baik. Hasilnya, peningkatan efisiensi operasional klaster UKM yang berkaitan dengan manajemen danteknik pengolahan serta pengembangan pasar. Indikator pencapaiannya dilihat dari tingkat produksi, kualitas produk dan volume penjualan pada klaster UKM. a. Klaster Kerajinan Kelapa dan Keramik di Sulawesi Utara Analisa pasar yang dilakukan CIPSED menjadi pedoman dalam mengembangkan lini produk keramik dankerajinan kelapa. Hasilnya, kualitas dan kuantitas produksi meningkat secara signifikan. Respon yang amat baik dapat dilihat saat diselenggarakannya Ecotourism Conference-World Ocean Conference (WOC) 2009 dan juga saat diselenggarakannya Sail Bunaken. Sebagai catatan, dalam WOC2009, penjualan souvenir kerajinan kelapa dan keramik yang dilakukan melalui pesanan pemerintah danpromosi lewat outlet- outlet pemerintah mencapai Rp 13.766.500 dan penambahan pendapatan mencapai Rp62.269.000,-. Upaya memaksimalkan pemasaran dan penjualan klaster keramik dan kerajinan kelapa yang dilakukan oleh CIPSED ini mendorong klaster-klaster tersebut membentuk Kelompok UKA, untuk mengelola pemasaran produk-produk mereka.
c. Klaster arang batok kelapa CIPSED bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Sulawesi Tenggara, membantu meningkatkan nilai tambah lokal bagi petani kelapa di Moramo. Klaster ini sudah membentuk unit usaha Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera. Di samping itu telah dirintis pula kemitraan usaha dengan PTSiantan Suratama, Jakarta. d. Klaster rumput laut di Jeneponto, Sulawesi Selatan C IPSED membantu petani menerapkan teknik baru dalam pembibitan agar mendapatkan kualitas tanaman yang baik dan hasil panen meningkat. C IPSED juga mendorong petani rumput laut agar dapat meningkatkan nilai tambah dan penjualan dengan membentuk koperasi (Koperasi Petani Hidayat) yang bertanggung jawab mengurus kegiatan perdaganganklaster. C IPSED membantu menyelamatkan gagal tanam di Jeneponto dan Takalar, Sulawesi Selatan, karena cuaca yangburuk. Pelatihan bagi klaster UKM dan penduduk desa yang berhubungan dengan pengelolaan dan pembibitan rumputlaut juga diselenggarakan oleh CIPSED. e. Klaster kacang mete di Jeneponto, Sulawesi Selatan C IPSED melakukan pengkajian antara permintaan dan persaingan, sekaligus melakukan studi pasar (mendatangi pembeli dan meneliti jalur distribusi dari petani ke pasar). C IPSED juga memperkenalkan konsep bantuan teknis dan kebutuhan dengan cara melakukan pembelian langsung dari klaster UKM demi keuntungan bisnis. 1.200 petani kacang mete secara formal diorganisasikan dalam 2 koperasi, yang secara aktif mengembangkan klaster mete, didukung oleh Dinas Koperasi dan UKM dan Dinas Kehutanan. Dan tentu saja mengembangkan kemitraan bisnis antara petani kacang mete dengan mitra usaha bisnis dari Semarang, Jawa Tengah.
b. Klaster Rumput Laut di Sulawesi Tenggara Bantuan teknis diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan UKM melalui peningkatan teknis budidaya dan penerapan nilai tambah lokal dan teknologi pengolahan. Bimbingan ini dilakukan diTambeanga, Tanjung Tiram, Sapondam Labuan Beropa, dan Mekar. Hasilnya adalah: Produksi budidaya rumput laut meningkat, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. 100% kapasitas area rumput laut (100 baris yang terdiri dari 100m setiap barisnya) dicapai pada akhir Juli 2009. Seaweed Propagule tumbuh dengan baik. Rumput laut ini kemudian didistribusikan kembali pada anggota koperasi. Di Tambeanga, Mekar, dan Sapoda budidaya ini berjalan dengan sangat baik. Ada empat kelompok perempuan di bawah bimbingan CIPSED dapat mengelola sendiri perluasan dan pengembangan nursery farm di Saponda. Dari survey yang dilakukan secara acak, volume produksi petani rumput laut binaan CIPSED padaJuli 2009 saja menunjukkan peningkatan produksi sebanyak 162% di Tambeanga; 63% diTanjung Tiram; 52% di Mekar. Peningkatan volume ini sejalan dengan penjualannya.
282
283
2. Institutional Strengthening Penguatan Kelembagaan, atau Business Development Services Provider (BDSP), diarahkan untuk membangun lembaga-lembaga sektor swasta dan publik yang bertanggungjawab agar dapat mendukung UKM yang berfungsi baik dan punya daya saing. royek CIPSED ini sedapat mungkin memastikan agar jumlah layanan dan program dukungan yang ditawarkan P olehBDSP kepada konstituen UKM-nya bisa meningkat. Hasilnya antara lain: a. MoU antara CIPSED dan Gubernur Gorontalo untuk melaksanakan Road Map pengembangan Kawasan Industri Agro Terpadu (KIAT) yang dirancang oleh CIPSED dan Dinas Koperasi dan UKM setempat,. Sedangkan dari hasil kajian analisa pasar, terdapat peluang dan pilihan strategis bagi KIAT/Gorontalo untuk mengembangkan kudapan asli (local snack) berbahan dasar jagung, sekaligus diversifikasi produknya ( popcorn, whole corn snack, corn vermicelli, corn porridge). Setelah dijalankan, terlihat peningkatan produksi dan penjualan. Selainbahan dasar jagung, KIAT juga memproduksi jahe dengan penjualan yang cukup menjanjikan. b. Di Sulawesi Selatan CIPSED menyediakan bantuan teknis kepada Regional Export Trade and Promotion Center (RETPC) agar dapat berfungsi sebagai pusat promosi dan advokasi kepada anggotanya yang punya potensi berkelanjutan. Hasilnya, saat ini RETPC mampu menyediakan akses database pasar luar negeri sebanyak 3.587pencarian link di 120 negara. c. Di Sulawesi Utara, CIPSED menyediakan bantuan teknis untuk memperkuat KAPET Manado-Bitung. Sejumlahtarget penting telah dicapai dengan zona pengembangan ekonomi terpadu (Integrated Economic Development Zone) di Sulawesi Utara, yang dikenal dengan KAPET Manado-Bitung, seperti, pengembangan KAPET Manado-Bitung Business Information Center (BIC). Berdampak meningkatnya lapangan kerja dilihat dari peningkatan jumlah tenaga kerja (menjadi17orang). d. Di Sulawesi Tenggara, KAPET Bank Sejahtera (KBS) telah mengembangkan Road Map yang dapat digunakan sebagai pedoman. CIPSED telah memberikan pelatihan terkait dengan Case Study Business Plan dan Teknik Analisa Cash Flow, Rebranding, komponen untuk operasi bisnis dan pengembangan BIC. e. Di Jakarta CIPSED memberikan bantuan teknis untuk perkuatan kelembagaan kepada SMESCO (SmallMedium Business Promotion Gallery), IWAPI DKI, Indonesian Export Training Centre (IETC) di bawah NAFED ( TheNational Agency for Export Development) atau di sini lebih dikenal dengan nama BPEN. Di SMESCO, CIPSED membantu mengembangkan rencana bisnis 20092011, mengadakan pelatihan dengan staf senior untuk menentukan area e-business yang dapat meningkatkan kinerja SMESCO, serta membantu meningkatkan kapasitas SMESCOs UKM Gallery di Jakarta melalui teknologi informasi, dan Training of Trainers (ToT) di bidang promosi dan pemasaran. Sejumlah pendekatan inovatif juga diberikan, termasuk promosi menggunakan email blast, yang membantu pencapaian pertumbuhan fenomenal pada tahun pertama keberadaannya, dengangrosssales doubling antara Juni dan Agustus 2009, peningkatan pengunjung dari 70/hari dibulanJuli menjadi 100/hari di bulan Agustus tahun ini. Selain itu juga ada peningkatan jumlah tenaga kerja dari54(Juli 2008) menjadi 124 (April 2009).
f. D i IWAPI Jakarta CIPSED mengadakan beberapa pelatihan, diantaranya tentang pengembangan sumberdaya manusia (human resources development workshop), diikuti 40 pengusaha perempuan; dan pelatihan dalam pembuatan proposal bagi calon sponsor (workshop on preparing and presenting a proposal to obtain sponsorship) yang diikuti 20 pengusaha perempuan. g. Di IETC dilaksanakan latihan perencanaan ( planning exercise) dengan tim manajemen dan staf terpilih; mengulas dan menganalisa IETC, e-business, database, website, serta programming dan instalasi e-newsletter/ email blast system. 3. Micro Finance Program CIPSED bermaksud meningkatkan akses terhadap keuangan mikro, baik kaum laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu CIPSED menyediakan pinjaman modal untuk program keuangan mikro, memberikan bantuan teknis serta pembiayaan untuk mendukung Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan UKM yang menjadi nasabahnya. CIPSED memberikan pembiayaan melalui Manulife counter-trade agreement dengan BISMA di NAD dan dari sektor swasta sejumlah Rp 1,5 miliar (CAD$ 163.312), yang digunakan untuk membiayai dua LKM di Jeneponto dan Takalar pada tahun keuangan 20092010 dan melalui perjanjian kemitraan dengan LPDB-KUMKM, CIPSED menyediakan dana bagi LKM sebesar Rp 2 miliar. Sejalan dengan formula CIPSED, keberhasilan yang dicapai Jeneponto dengan MFI dipromosikan untuk menstimulasi aspirasi pertumbuhan kelompok. Hasilnya, di awal 2009 Koperasi Tani Hidayat yang merupakan leading MFI, dibantu oleh CIPSED mencapai: 8% pertumbuhan keanggotaan koperasi; 6% pertumbuhan aset total; 4% pertumbuhan portofolio pinjaman; dan 48% dalam simpangan anggota. CIPSED juga mendukung peningkatan sumber daya manusia (SDM) LKM Koperasi Syariah Al Ikhlas, Koperasi Rahmat dan Koperasi Hidayat dalam bentuk bantuan pinjaman pembiayaan. Manfaat yang diperoleh adalah meningkatnya jumlah anggota, total asset, loan portfolio, dan simpanan anggota. Terkait dengan program keuangan mikro, CIPSED juga menyelenggarakan pelatihan tentang prosedur standar operasional dokumen kredit (workshop on credit standard operating procedures documents).
284
285
Pertemuan Menteri Negara Koperasi dan UKM dengan Wakil Menteri Perdagangan Amerikat Serikat di Jakarta
286
287
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM berjabat tangan dengan pimpinan delegasi dari Korea dalam Asia-Europe Meeting (ASEM) Forum 2010
288
289
Dalam rangka pengembangan green industry Koperasi dan UKM, Kementerian Koperasi dan UKM danSMBA Korea pada 2010 juga sepakat melakukan kerjasama yang dituangkan dalam Implementing Arrangement yang ditandatangani di Seoul pada 7 Mei 2010 dalam rangkaian acara ASEM Forum 2010 onGreen Growth and SMEs. Sebagai langkah awal untuk menindaklanjuti Implementing Arrangement tersebut, delegasi SMBA Korea melakukan kunjungan dan pertemuan di Kementerian Koperasi dan UKM untuk membahas rencana pelaksanaan Implementing Arrangement. Membentuk ASEM SME ECO-INNOVATION CENTER/ASEIC (Establishment and Operation) di Korea, sebagai tindak lanjut dari pertemuan ke-7 ASEM Summit di Beijing dan Joint Statement pada pertemuan ASEM Forum on Green Growth and SMEs di Korea. Pembentukan ASEIC bertujuan untuk: a) menyediakan informasi bagi UKM untuk mengembangkan green industry; b) meningkatkan daya saing green technology bagi UKM dan memberikan kontribusi kepada global green growth economy dengan mempromosikan green growth bagi UKM; c) memperluas peluang usaha baru untuk pasar yang berkembang dengan menyesuaikan pada peraturan lingkungan di negara-negara anggotaAsia- Europe Meeting (ASEM). Rencana pengembangan Green Business Centre (GBC) yang dibangun atas kerjasama Kementerian Koperasi dan UKM dan SMBA Korea. Tujuan pembentukan GBC ini adalah untuk menemukan danmengembangkan keberhasilan Green Business Model melalui kerjasama proyek Indonesia danKorea, menyelenggarakan inkubator, konsultasi dan training yang terkait dengan Green Growth Technology dan Program ASEIC. PeranGBC antara lain: a) inkubator dan konsultan mengenai green business; b) penelitian dan pengembangan greentechnology (kedua negara berkontribusi pada penyediaan peralatan eksperimen); c) penyedia training dan informasi terkait dengan greentechnology dangreenbusiness. Observasi lapangan terhadap rencana lokasi GBC di Gedung Kementerian Koperasi dan UKM, Jl. Letjen. MT.Haryono Kav. 5253, Jakarta Selatan (eks Kementerian Kelautan dan Perikanan) danGedungSMESCO UKM Lantai 10, Jl. Jend Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Kunjungan studi institusi dari perwakilan SMBA dan SBC ke Kementerian Koperasi dan UKM dalamrangkapolicy exchange information.
Dalam Asia-Europe Meeting (ASEM) Forum 2010 on Green Growth and SMEs pada tanggal 6-8 Mei 2010 di Seoul, Korea Selatan
290
291
Menteri Negara Koperasi dan UKM bersama paradelegasi dari Thailand, 27 Oktober 2010
292
293
Menteri Negara Koperasi dan UKM dalam kesempatan APEC SME SUMMIT 2010 diYokohama, Jepang, 11November 2010
294
295
SKR di Indonesia telah berlangsung sejak tahun 1977 dan dilaksanakan oleh empat departemen yangterkait dengan program pembangunan pertanian yaitu Departemen Pekerjaan Umum, DepartemenTenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Departemen Pertanian. Pola pelaksanaannya adalah direct-use (yang didistribusikan secara langsung kepada petani di sentra-sentra produksi pangan). Sejak 1998 pola pelaksanaan SKR berubah dari direct-use menjadi indirect-use, dimana barangbarang pertanian tersebut dijual, atau dengan mekanisme UPJA (Usaha Pengembangan Jasa Alsin) kepada petani melalui pihak ketiga yang disebut end user untuk mendapatkan dana Counterpart Fund (CF). Besaran CF yang disetujui oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang dikumpulkan dandisetorkan secara bertahap melalui end user ke rekening khusus Pemerintah Indonesia atas nama Departemen Keuangan di Bank Indonesia. CF tersebut selanjutnya digunakan kembali untuk membiayai kegiatan pembangunan pertanian di Indonesia. Untuk 2010 ini, Kementerian Koperasi dan UKM mendapat bantuan hibah melalui CF-SKR untuk kegiatan Peningkatan Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Petani Kopi Melalui PengembanganPengemasan dan Pemasaran di Kabupaten Tana Toraja Utara, Sulawesi Selatan, sebesar Rp1.738.359.000. a. Hasil Pelaksanaan Kegiatan dan Pencapaiannya Memperhatikan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI nomor: 03/ PER/M.KUKM/VI/2010 tentang Pedoman Program Bantuan Pengembangan Koperasi, maka Gapoktan Palawa Arabica Toraja didorong untuk membentuk badan usaha sehingga terbentuk Koperasi Gapoktan Palawa Arabica Toraja dengan Badan Hukum nomor: 08/BH/KDK-UMKM.20.6/XI/2010 di Kabupaten Toraja Utara-SulawesiSelatan. Oktober 2010 telah ditandatangani Pedoman Teknis Peningkatan Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Petani Kopi melalui Pengembangan Pengemasan dan Pemasaran di Kabupaten Toraja UtaraSulawesi Selatan nomor: 187/ PER/DEP.4/X/2010 oleh Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Bapak Neddy Rafinaldy Halim dan Keputusan Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha nomor: 198/KEP/Dep.4/XI/2010 tentang Penetapan Koperasi Penerima Bantuan Dana Counterpart Fund-Second Kennedy Round (CF-SKR) Tahun 2010 untuk Program Peningkatan Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Petani Kopi melalui Pengembangan Pengemasan dan Pemasaran di Kabupaten Toraja UtaraSulawesi Selatan.
Kunjungan dilakukan ke Koperasi Gapoktan Palawa Arabica Toraja untuk mengidentifikasi dan melakukan konfirmasi kelompok penerima bantuan, relevansi bantuan, dan prosedur yang sesuai dengan peraturan. Juga untuk mengidentifikasi mesin dan peralatan yang memang diperlukan dalam rangka meningkatkan hasil akhir produk kopi Toraja. Optimalisasi pemanfaatan bantuan SKR oleh koperasi dilakukan dalam bentuk: K onsultasi dengan ahli mesin pengolahan kopi dari Institut Pertanian Bogor dan konsultan yangmenekuni branding produk UKM. S tudi banding ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Kopi di Jember karena selain tersedia berbagai paket mesin dan peralatan, di Jember mereka juga dapat memberikan konsultasi tentang pengembangan produk kopi dan coklat. A nalisa kekuatan produk dan segmentasi pasar yang dituju agar dapat menyusun strategi branding dan promosi produk kopi Toraja tersebut. Juga dilakukan pertemuan Konsultasi Petani Pengusaha Bidang Teknologi dan Bisnis serta Peningkatan Kapasitas Teknis Gapoktan melalui Temu Kemasan dan Temu Bisnis yang dihadiri oleh pembina Koperasi dan UKM, baik tingkat provinsi maupun kabupaten, serta anggota koperasi Gapoktan Palawa Arabica Toraja dan petani kopi sekitarnya, sedangkan renovasi gudang dan pembelian peralatan mesin pengolahan kopi dan kemasan masih dalam proses. b. Permasalahan/Kendala yang dihadapi dan Solusinya Pencairan anggaran sudah 100% akan tetapi pemanfaatan anggaran untuk renovasi gudang danpembelian peralatan/mesin pengolahan dan kemasan serta bahan-bahan kemasan masih diproses oleh Koperasi Gapoktan karena persetujuan revisi DIPA Kementerian Koperasi dan UKM Program Pembiayaan Lain-Lain di mana didalamnya tergabung kegiatan SKR, Dekopin, dan LKM Deputi Pembiayaanterlambat, sehingga SP2D baru terbitpada 13Desember 2010. Sesuai dengan petunjuk teknis, maka kegiatan tersebut diharapkan selesaipadaMei2011.
296
297
Menteri Negara Koperasi dan UKM menyaksikan pengembangan OVOP di Jepang, 8 Mei 2010
Suasana pertemuan APEC SME SUMMIT 2010 diYokohama, Jepang, 11November 2010
298
299
Menteri Negara Koperasi dan UKM dalam acara Peringatan 63 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Mesir, di Kairo, Mesir, 11 Juni 2010
300
301
Menteri Negara Koperasi dan UKM menerima kunjungan delegasi Kementerian Perdagangan dan Industri Mesir
Kesepakatan Kerjasama Kementerian Koperasi dan UKM dengan Mesir di bidang Pengembangan Koperasi dan UKM, 13 Juni 2010
302
303
304
305
Kementerian Koperasi dan UKM dengan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste sepakat menjalin kerja sama dalam rangka Pengembangan Koperasi dan UKM, 26 Januari 2010
306
307
Kesepakatan Kerjasama Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Mozambik, 8 Juni 2010
308
309
Menerima Kunjungan Para Duta Besar Negara-Negara Sahabat Dalam Rangka Pembicaraan Bilateral Pemberdayaan Koperasi dan UKM
310
311
312
313
315
Awal tahun 2011 Kementerian Koperasi dan UKM telah melaksanakan beberapa program strategis diantaranyaadalah:
Bab 13
Program Strategis Tahun2011
Sebagai upaya untuk menurunkan tingkat pengangguran, pemerintah telah mencanangkan kebijakan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN). GKN bertujuan terutama dalam rangka mendorong para generasi muda menjadi wirausaha yang kreatif, inovatif dan mandiri. Beberapa program dalam mendukung Gerakan Kewirausahaan Nasional antara lain adalah: 1. Sosialisasi/Pemasyarakatan kewirausahaan 2. Bimbingan teknis kewirausahaan 3. Diklat kewirausahaan bagi Koperasi dan UKM 4. Fasilitasi pembiayaan 5. Pemasaran produk wirausaha baru 6. Expo kewirausahaan Sebagai langkah konkrit untuk mendukung GKN, Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian lainnya meluncurkan GKN pada tanggal 2 Februari 2011 dan dilanjutkan dengan melaksanakan sosialisasi Pengembangan Sarjana Wirausaha di 5 (lima) Provinsi, yaitu: Provinsi Aceh dengan peserta sebanyak 220 orang, Provinsi Maluku dengan peserta sebanyak 275orang, Provinsi Riau dengan peserta sebanyak 276, Provinsi Kalimantan Selatan dengan peserta sebanyak 210 orang danProvinsi Lampung dengan peserta sebanyak 210 orang.
316
317
Menteri Negara Koperasi dan UKM dengan para Direktur Bank Pembangunan Daerah (BPD) mengadakan pertemuan dalam rangka membahas perluasan BPD sebagaipenyalur KUR
318
319
320
Penutup
Laporan yang disajikan dalam buku ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Kementerian Koperasi dan UKM kepada Presiden RI BapakDR. Susilo Bambang Yudhoyono dalam melaksanakan kebijakan danprogram pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang untuk didistribusikan dan diinformasikan kepadapublik. Oleh karena itu melalui penyajian laporan ini juga menjadi media evaluasi terhadap upaya, langkah-langkah yang telah ditempuh serta berbagai capaian yang telah diwujudkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM khususnya pada tahun 20092010. Atas kinerja yang telah dicapai oleh Kementerian Koperasi dan UKM sebagaimana digambarkan melalui laporan ini akan menjadi acuan untuk dapat memperbaiki danterus meningkatkan kinerja dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui peran Koperasi dan UKM. Selanjutnya, berbagai capaian serta manfaat yang telah dirasakan secara nyata olehpelaku usaha Koperasi dan UKM atas implementasi program-program pemberdayaan Koperasi dan UKM, dan diharapkan semakin meningkat serta mampu menjangkau sasaran secara lebih luas dan berkelanjutan bagi pelaku usaha Koperasi dan UKM untuk menjadi pelaku usaha yang mandiri, berdaya saing dan tangguh. Meskipun demikian, berbagai prestasi yang telah dapat dicapai tersebut, karena dukungan serta terjalinnya kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: Bapak Presiden Republik Indonesia. Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia. Pimpinan/Anggota DPR/MPR RI. Pimpinan/Anggota DPD RI. Para Menteri Koordinator Kabinet Indonesia Bersatu II. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Para Gubernur, Bupati, dan Walikota. Para Pejabat Eselon I di Kementerian Koperasi dan UKM. Para Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM Provinsi, Kabupaten danKota. Para Pimpinan Bank, BUMN, Asosiasi, dan Perguruan Tinggi. Pimpinan Redaksi/Wartawan media cetak dan elektronik. Serta pihak pihak terkait yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rakyat dan bangsa Indonesia.