You are on page 1of 122

TINDAK PIDANA PENCABULAN (Studi Kriminologis tentang Sebab-sebab Terjadin a Pen!

abulan dan Penega"an #u"umn a di Kabu$aten Purbalingga%

SK&IPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

oleh 'I(I &A#A)U E*A++,-+-

KE.ENTE&IAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA)AAN UNI/E&SITAS (ENDE&AL S0EDI&.AN 1AKULTAS #UKU. PU&'0KE&T0 2+*-

PEN3ESA#AN ISI DAN 10&.AT SK&IPSI Skripsi yang dibuat !ama !#M %ngkatan Program Studi -agian Judul "#J# $%H%&U '(%))*+)+ ,))* #lmu Hukum Hukum Pidana TINDAK PIDANA PENCABULAN (Studi Kriminologis tentang Sebab-sebab Terjadin a Pen!abulan dan Penega"an #u"umn a di Kabu$aten Purbalingga% #si dan .ormat telah disetujui oleh Pada /anggal Februari ,)(+ Pembimbing #0Penguji #
Dr4Ang"asa5 S4#45 .4#um4 NIP 4 *89:+82- *8;8+* *++*

Pembimbing #0Penguji ##
Dr4Agus &a6arjo5 S4#45 .4#um4 NIP 4 *8,*+;*+ *88;+2 *++*

Penguji ###

#ar anto D7i Atmodjo4 S#54.4#um NIP 4 *8<,+22< *8;,+2 *++*

Mengetahui Dekan Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Dr4Ang"asa5 S4#45 .4#um4 NIP 4 *89:+82- *8;8+* *++*

ABST&AK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dua hal1 yaitu .aktor penyebab terjadinya tindak pidana pen2abulan1 penegakan hukumnya yang perlu di lakukan untuk men2egah dan menanggulangi tindak pidana pen2abulan3 Penelitian ini di laksanakan di 4abupaten Purbalingga dengan metode penelitian yuridis sosiologis dan kasus pen2abulan3 Hasil penelitian menujukan bahwa jumlah tindak pidana pen2abulan dalam kurun waktu ,))56,)(, bersi.at .luktuati.3 %dapun .aktor6.aktor penyebab terjadinya tindak pidana pen2abulan adalah (3 .aktor rendahnya pendidikan dan ekonomi 1 ,3 .aktor lingkungan atau tempat tinggal 1 +3 .aktor minuman keras 7beralkohol81 93 .aktor teknologi1 :3 Peranan korban dalam ranah etiologi kriminologi dapat dikategorikan pada teori yang tidak berorientasi pada kelas sosisl3 Upaya penegakan hukumnya tindak pidana pen2abulan adalah dengan melakukan , 2ara yaitu melalui upaya preventi. yang harus di lakukan oleh setiap elemen1 oleh individu1 masyarakat1 pemerintah1 kepolisian dan pihak terkait3 4edua yaitu melalui upaya represi. yang di lakukan oleh aparat penegak hukum yaitu Polres Purbalingga 4ata kun2i pen2abulan1 etiologi kriminal1 penegakan hukum

%-S/$%;/ /his study aims to determine two things1 namely .a2tor 2ontributing to the 2rime o. abuse1 law en.or2ement needs to be done to prevent and 2ombat 2riminal abuse3 /he resear2h was 2arried on in Purbalingga with juridi2al so2iologi2al resear2h methods and abuse 2ases3 /he results addressing the obs2ene amount o. 2rime in the period ,))56 ,)(, .lu2tuated3 /he .a2tors that 2ause the o22urren2e o. 2riminal se<ual abuse is (3 la2k o. edu2ation and e2onomi2 .a2tors1 ,3 environmental .a2tors or residen2e1 +3 .a2tor li=uor 7al2ohol81 93 te2hnologi2al .a2tors1 :3 /he role o. vi2tims in the domain o. 2riminology etiology 2an be 2ategori>ed on a theory that is not oriented sosisl 2lass3 'n.or2ement o. 2riminal obs2enity laws are , ways to do that is through preventive measures that should be done by ea2h element1 by individuals1 2ommunities1 government1 the poli2e and other relevant parties3 Se2ond is through repressive e..orts undertaken by law en.or2ement o..i2ials that poli2e Purbalingga3 4eywords se<ual abuse1 2riminal etiology1 law en.or2ement

Persemba6an
KA&)A KECIL INI KU PE&SE.BA#KAN KEPADA=
IBU DAN A)A# TE&CINTA )AN3 TULUS IKLAS5 SABA& DAN ATAS SE3ALA PEN30&BANAN5 D0>A DAN KASI# SA)AN3N)A SELA.A INI5 TE&I.A KASI# IBU ? A)A#5 .0#0N A.PUNI SE3ALA K#ILA1 DAN SALA# ANAK.U SELA.A INI4 UNTUK SUA.I KU TE&KASI# )AN3 TELA# .E.BE&IKU SE.AN3AT DAN DUKUN3AN5 ANA U#IBBU#>ILLAIKA4 UNTUK ADIK-ADIKU TE&CINTA5 TE&I.A KASI# )A44445 ATAS SE.UA PEN30&BANA DAN D0>A .U5 .AA1KAN KAKAK.U BELU. BISA .E.BE&IKAN )AN3 TE&BAIK5 SE.03A KITA BISA BE&SA.ASA.A BISA .E.BE&IKAN )AN3 TE&BAIK BA3I IBU?A)A#5 NANTIN)A44444ALL0#U..A5 A..IIN4

Terima kasih atas ketulusan kasih sayang dan dukungan yang telah diberikan, Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan meridhoi langkah kita Amiin

KATA PEN3ANTA&

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh Penulis skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu 7S(8 pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman3 Dengan segala kerendahan hati penulis haturkan puji syukur kehadirat %llah S"/1 dimana berkat limpahan rahmat1 karunia serta hidayah6 !yalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul @TINDAK PIDANA PENCABULAN (Studi Kriminologis tentang Sebabsebab Terjadin a Pen!abulan dan Penega"an #u"umn a di Kabu$aten Purbalingga%4 Penulis sangat bersyukur akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan 3sebuah kelegaan1 karena segala sesuatunya akan dimulai dari sini3 Penulis ingin berterima kasih kepada mereka yang telah memberikan semangat1 membantu1 menemani1 menghibur1 dan menguatkan hati penulis3 Disisi lain1 penulis amat menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini nis2aya jauh dari kesempurnaan3 ?leh karenanya1 saran1 kritik1 dan masukan dari berbagai pihak tentunya akan memperkaya dan menjadi bagian penting dalam proses penyempurnaannya3 %khirnya1 dengan segala kekurangan dan kerendahan hati1 penuh ikhlas penulis memberikan hatur terima kasih sedalam6dalamnya1 yang pertama kepada6!&% sang penguasa tunggal atas langit6bumi dan isinya3 Selanjutnya kepada $asul %llah1 .u6ammad SA'1 pemimpin ummat manusia segala >aman1 yang berjuang membawa manusia dari alam kegelapan menuju alam terang6benderang3 4emudian dengan rasa rendah hati dan rasa hormat yang sangat tinggi penulis haturkan terima kasih yang sebesar6besarnya kepada kedua orang tua penulis1 Tura6man dan Bina6 yang selama ini telah banyak berkorban baik materi maupun energi1dan kepada saudara penulis 'iji &a6a u5 S4#4 yang selalu memberikan semangat dan bantuan3Serta keluarga besar penulis yang selalu berdoa yang terbaik buat penulis3

Pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan hasil penelitian yang penulis upayakan se2ara maksimal dengan segenap keterbatasan dan kekurangan yang penulis miliki sebagai manusia biasa namun berbekal pengetahuan yang ada serta arahan dan bimbingan1 juga petunjuk dari Dr4 Ang"asa5 S4#45 .4#um selaku pembimbing # skripsi dan Dr4 Agus &a6arjo5 S4#45 .4#um selaku pembimbing ## skripsi yang selalu meluangkan waktu di tengah kesibukan beliau yang luar biasa untuk memberi bimbingan dengan sabar1 saran1 dan kritik yang membangun1 menebarkan ke2eriaan serta optimisme kepada penulis dan akan selalu penulis ingat3 Untuk itu penulis u2apkan terima kasih yang sebesar6besarnya3 Dengan segala kerendahan hati 1 u2apan terima kasih yang tak terhingga1 wajib penulis berikan kepada &th (3 ,3 +3 -apak Dr3 %ngkasa1 S3H31 M3Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman3 -apak Dr3 %gus $aharjo1 S3H31 M3Hum selaku Pembantu Dekan ( Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman dan Pembimbing %kademik3 -apak Haryanto Dwi %tmodjo1 S3H31 M3Hum31 dan Dr3 4uat Puji Prasetyo1 S3H31 M3Hum31 yang telah berperan sebagai penguji skripsi ini ditengah kesibukan beliau3 93 :3 53 *3 A3 Pihak Polres Purbalingga dan @SM -4-PP yang telah banyak membantu selama melakukan penelitian3 Para dosen0pengajar Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman3 Para sta. akademik Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman3 Sahabat6sahabat penulis %dina yustianingsih1 S3H31 Dian %ngraini1 S3H31 dan Hindun !ur laela1 S3H3 /eman6teman 44! 4abupaten Pemalang3 Serta seluruh pihak yang telah membuat perjalanan hidup penulis selama kuliah menjadi penuh warna dan penuh arti dan banyak men2iptakan kisah yang akan penulis jadikan kisah klasik yang tak lekang oleh waktu3 waallaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Badabanirobbi ahsana tadibi

fa-

Hamba diberikan pendidikan 7ada8 oleh $abbku1 maka Dia menjadikan adab 7pendidikan86ku yang terbaik3 Menjadi hutang bagi penulis kepada %llah S"/ menjadi manusia yang baik3 Purwokerto1 Maret ,)(+ Penulis

DA1TA& ISI #ALA.AN (UDUL444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444i #ALA.AN PEN3ESA#AN4444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444ii ABST&AK4444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444iii ABST&ACT44444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444iA PE&SE.BA#AN4444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444A P&AKATA4444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444Ai DA1TA& ISI4444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444Aiii BAB I4 PENDA#ULUAN44444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444* %3 @atar -elakang Masalah33333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333( -3 Perumusan Masalah333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333: ;3 /ujuan Penelitian33333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333335 D3 4egunaan Penelitian333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333335 BAB II4 TIN(AUAN PUSTAKA444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444, %3 Pengertian dan Unsur6unsur /indak Pidana333333333333333333333333333333333333333* (3 Pengertian /indak Pidana33333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333* ,3 Unsur6unsur /indak Pidana33333333333333333333333333333333333333333333333333333333333(9 -3 /indak Pidana Pen2abulan333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333(C (3 Pengertian Pen2abulan33333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333(C ,3 Unsur6unsur /indak Pidana Pen2abulan333333333333333333333333333333333333333,: ;3 /eori6teori 4riminologi /entang Sebab6sebab 4ejahatan3333333333333333333,A D3 4ebijakan 4riminal dalam Penegakan dan Penanggulangan 4ejahatan33333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333+:

BAB III4 .ET0D0L03I PENELITIAN44444444444444444444444444444444444444444444444:2 %3 Metode Pendekatan33333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333339,


-3 Metode Penelitian3333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333339,

;3 @okasi Penelitian333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333339+ D3 Sumber Data3333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333339+ '3 Metode Penentuan #n.orman3333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333399


F3 #nstrumen Penelitian333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333339: G3 Metode Pengumpulan Data3333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333339:

H3 Metode Penyajian Data333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333395 #3 Metode %nalisis Data333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333395 J3 Metode Uji Dailiditas Data3333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333395 BAB I/4 #ASIL PENELITIAN DAN PE.BA#ASAN4444444444444444444444444:; %3 Fa2tor6Faktor Penyebab /erjadinya /indak Pidana Pen2abulan di 4abupaten Purbalingga3333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333339A -3 Upaya Penegakan Hukum /indak Pidana Pen2abulan di 4abupaten Purbalingga3333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333335( BAB /4 PENUTUP4444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444444*+, %3 Simpulan33333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333()* -3 Saran33333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333333()A DA1TA& PUSTAKA

BAB I PENDA#ULUAN
%3 Latar Bela"ang .asala6 /indak pidana adalah tindakan yang tidak hanya dirumuskan oleh kitab undang6undang hukum pidana sebagai kejahatan atau tindak pidana3 Jika dalam arti luas hal ini berhubungan dengan pembahasan masalah delikuens1 deviasi1 kualitas kejahatan berubah6ubah1 proses kriminalisasi dan

deskriminalisasi suatu tindakan atau tindak pidana mengingat tempat1 waktu1 kepentingan dan kebijaksanaan golongan yang berkuasa dan pandangan hidup1 berhubungan dengan perkembangan sosial1 ekonomi dan kebudayaan pada masa dan tempat tertentu3( 4ejahatan merupakan salah satu kenyataan dalam kehidupan yang mana memerlukan penanganan se2ara khusus3 Hal tersebut dikarenakan kejahatan akan menimbulkan keresahan dalam kehidupan masyarakat pada umumnya3 ?leh karena itu1 selalu diusahakan berbagai upaya untuk menanggulangi kejahatan tersebut1 meskipun dalam kenyataannya sangat sulit untuk memberantas kejahatan se2ara tuntas karena pada dasarnya kejahatan akan senantiasa berkembang pula seiring dengan perkembangan masyarakat3 , Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan

1 S3$3Sianturi1 ,)),1 Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan enera annya1 2et3+1 Jakarta Storia Gra.ika1 hlm3 ,)9 2 "irjono Prodjodikoro1 ,)),1 Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia1

Jakarta P/3$e.ika %ditama1 hlm3 (:3

perkembanggan masyarakat3 Demikian pula permasalahan hukum juga akan ikut berkembang seiring dengan perkembangan permasalahan yang. terjadi di masyarakat3 Dimana salah satu si.at hukum adalah dinamis3 Perkembangan masyarakat yang begitu pesat dan meningkatnya kriminalitas1 di dalam kehidupan bermasyarakat1 berdampak kepada suatu ke2enderuangan dari anggota masyarakat itu sendiri untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya1 dalam interaksi ini sering terjadi sesuatu perbuatan yang melanggar hukum atau kaidah6kaidah yang telah ditentukan dalam masyarakat1 untuk men2iptakan rasa aman1 tentram dan tertib1 dalam masyarakat3 Dalam hal ini tidak semua anggota masyarakat mau untuk menaatinya1 dan masih saja ada yang menyimpang yang pada umumnya perilaku tersebut kurang disukai oleh masyarakat3+ Semakin meningkatnya kriminalitas di #ndonesia berakibat timbulnya berbagai ma2am modus operandi dalam terjadinya tindak pidana3 Disamping itu1 kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hukum pidana menyebabkan seorang menjadi korban perbuatan pidana atau seorang pelaku pidana3 Salah satu bentuk tindak pidana yang terjadi di dalam masyarakat adalah tindak pidana pen2abulan anak3 /indak pidana pen2abulan adalah suatu tindak pidana yang bertentanggan dan melanggar kesopanan dan kesusilaan seseorang yang semuanya dalam lingkungan na.su birahi kelamin1 misalnya seorang laki6laki 3 Soerjono1 Soekanto1 ,)))1 Sosiologi Suatu Penggantar, Jakarta $ajawali Pers1 hlm3 ,(

meraba kelamin seorang perempuan39 /indak pidana pen2abulan di atur dalam kitab undang6undang pidana 74UHP8 pada bab E#D -uku ke6 ## yakni dimulai dari Pasal ,AC6,C5 4UHP1 yang selanjutnya dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kesusilaan3 /indak pidana pen2abulan tidak hanya di atur dalam 4UHP saja namun di atur pula pada UU !o3 ,+ /ahun ,)), tentang Perlindungan %nak3 4itab Undang6undang Hukum Pidana menyatakan perbuatan pen2abulan terdapat pada Pasal ,AC 4UHP yang menyatakan bahwa B-arang siapa dengan kekerasan atau dengan an2aman kekerasan memaksa seseorang melakukan atau membiarkan dilakukan padanya perbuatan dihukum karena salahnya melakukan perbuatan melanggar kesopanan dengan hukum penjara selama6lamanya Sembilan tahunF3 -entuk pen2abulan 2ukup beragam1 ada beberapa jenis istilah tentang pen2abulan adalah : (3 !"hibitionism seksual anak ,3 #oyeurism orang dewasa men2ium anak dengan berna.su +3 $onding % mengelus0meraba alat kelamin seorang anak 93 $ellatio % orang dewasa memaksa anak untuk melakukan kontak mulut3 4 @eden Marpaung1 ,))91 &e'ahatan terhada &esusilaan dan (asalah Pre)ensiny1 Jakarta Sinar Gra.ika1 hlm3 59 5 4artini 4artono1 (CA:1 Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual1 -andung Mandar Maju1 hlm3 ,59 sengaja memamerkan alat kelamin pada

-erdasarkan penjelasan tersebut mengenai tindak pidana 2abul yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang di dorong oleh keinginan seksual untuk melakukan hal6hal yang dapat membangkitkan hawa na.su birahi1 sehingga menimbulkan kepuasan pada dirinya3 /indak pidana pen2abulan itu terus berkembang hingga sekarang1 dapat dikatakan tidak ada perubahan yang berarti meski struktur dan budaya masyarakat berkembang menuju kearah modern3 Masalah kejahatan merupakan bagian dari perubahan sosial dan bukan hal yang baru1 pada prinsipnya meskipun tempat dan waktunya berlainan namun tetap dinilai sama3 Peningkatan kejahatan dari waktu ke waktu tidak dapat dihindari1 dikarenakan bentuk perubahan sosial sebagai pendorongnya3/indak pidana pen2abulan ini tidak hanya terjadi dikota6kota bersar1 bahkan terjadi di desa6desa terpen2il3 Salah satunya di wilayah 4abupaten Purbalingga yang menangani kasus pen2abulan yang makin meningkat dan memprihatinkan3 /erbukti

selama A bulan terakhir1 Unit Perlindungan Perempuan dan %nak 7PP%8 Polres Purbalingga menangani total +, kasus3 Sekitar () kasus berakhir di pengadilan dan sisanya damai se2ara kekeluargaan3 4apolres Purbalingga %4-P Ferdy Sambo melalui 4asat reskrim1 %4-P Sarji mengatakan kasus perkosaan masuk dalam tindak pidana pen2abulan3 Pen2abulan menimpa usia anak dan remaja35

6 *adar +anyumas1 tanggal 5 september ,)(,1 Polres Tanggani ,- &asus Pen.abulan1 hlm3 *

/indak

pidana

pen2abulan

terhadap anak

sebagai

korbannya

merupakan salah satu masalah sosial yang sangat meresahkan masyarakat sehingga perlu di 2egah dan di tanggulangi3 ?leh karena itu masalah ini perlu mendapatkan perhatian serius dari semua kalangan terutama kalangan kriminolog dan penegak hukum3 4abupaten Purbalingga adalah kabupaten yang sedang berkemabang dari segala bidang3 -egitu pula perkembangan hukumnya akan selalu berkembang seiring dengan perkembanggan masyarakat3 Demikian pula permasalahan hukum juga akan ikut berkembang seiring dengan

perkembangan permasalahan yang terjadi di masyarakat3 Salah satunya permasalahan tentang tindak pidana pen2abulan di 4abupaten Purbalingga yang memprihatinkan3 -erdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas1 maka penulis ingin melakukan penelitian apa sebenarnya yang menjadi .aktor penyebab sehingga terjadinya tindak pidana pen2abulan serta upaya penegakan hukum apa yang harus ditempuh dalam menanggulangi tindak pidana pen2abulan dengan judul @TINDAK PIDANA PENCABULAN (Studi Kriminologis tentang Sebab-sebab Terjadin a Pen!abulan dan Penega"an #u"umn a di Kabu$aten Purbalingga%B4 -3 Perumusan .asala6 -erdasarkan latar belakang tersebut1 maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut

(3 %pakah .aktor6.aktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana pen2abulan di 4abupaten PurbalinggaG ,3 -agaimanakah upaya penegakan hukum untuk mengatasi tindak pidana pen2abulan di 4abupaten PurbalinggaG

;3 Tujuan Penelitian /ujuan dari penelitian ini adalah (3 Untuk mengetahui dan menjelaskan perlindungan hukum

mengatasi tindak pidana pen2abulan di 4abupaten Purbalingga3 ,3 Untuk mengetahui .aktor6.aktor yang menyebabkan terjadinya

tindak pidana pen2abulan di 4abupaten PurbalinggaH D3 Kegunaan Penelitian (3 4egunaan /eoritis Diharapkan dengan adanya skripsi ini dapat memberikan in.ormasi1 masukan bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya1 hukum pidana dan kriminologi pada khususnya mengenai sebab6sebab terjadinya pen2abulan dan penegakan hukumnya3 ,3 4egunaan Praktis Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi masyarakat pada umumnya dan para penegak hukum pada khususnya dalam men2egah dan menanggulangi terjadinya tindak pidana pen2abulan terhadap anak3

BAB II TIN(AUAN PUSTAKA

%3 Pengertian dan Unsur-unsur Tinda" Pidana (3 Pengertian Tinda" Pidana Pembentuk undang6undang kita telah menggunakan istilah Btindak pidanaF sebagai pengganti dari perkataan /strafbaar feit tanpa memberikan sesuatu penjelasan mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan perkataan Bstrafbaar feittersebut3 #stilah tindak pidana sebagai terjemahan dari /Strafbaar feit merupakan perbuatan yang dilarang oleh undang6undang yang dian2am dengan pidana3* .eCger mengatakan bahwa hukum pidana dapat dide.inisikan sebagai aturan hukum1 yang mengikatkan kepada suatu perbuatan yang memenuhi syarat6syarat tertentu suatu akibat yang berupa pidana3 A Dengan perbuatan yang memenuhi syarat6syarat tertentu itu dimaksudkan perbuatan yang dilakukan oleh orang1 yang memungkinkan adanya pemberian pidana3 Perbuatan sema2am itu dapat disebut perbuatan yang dapat di pidana atau disingkat perbuatan jahat 0#erbre.hen atau 1rime23 ?leh karena dalam perbuatan jahat ini harus ada orang yang melakukannya1 maka persoalan tentang perbuatan tertentu itu diperin2i 7 Sato2hid1 4artanegara1 Hukum Pidana &um ulan &uliah +agian Satu1 -alai @ektur mahasiswa1 /anpa /ahun1 hlm3 *9 8 Sudarto1 (CC)1 Hukum Pidana1 Purwokerto Fakultas Hukum Universitas jenderal Soedirman
Purwokerto /ahun %kademik (CC)6(CC(1 hlm3 ,+3

menjadi dua1 ialah perbuatan yang dilarang dan orang yang melanggar larangan itu3 #stilah tindak pidana merupakan terjemahan dari istilah -elanda1 yaitu strafbaar feit yang berasal dari kata strafbaar, artinya dapat

dihukum3C @ebih lanjut Sudarto mengatakan bahwa1 pembentuk undang6 undang sekarang sudah agak tepat dalam pemakaian istilah Btindak pidanaF3 %kan tetapi para sarjana hukum pidana mempertahankan istilah yang dipilihnya sendiri1 misalnya Moeljatno1 Guru -esar pada Universitas Gadjah Mada menganggap lebih tepat dipergunakan istilah Bperbuatan pidanaF (dalam pidatonya yang berjudul BPerbuatan pidana dan pertanggungjawaban dalam hukum pidanaF1 (C::83() Perlu dikemukakan di sini bahwa pidana adalah merupakan suatu istilah yuridis yang mempunyai arti khusus sebagai terjemahan dari bahasa -elanda 4straf4 yang dapat diartikan juga sebagai IhukumanI3 Seperti dikemukakan oleh .oeljatno bahwa istilah hukuman yang berasal dari kata 4straf4 ini dan istilah IdihukumI yang berasal dari perkataan 4wordt gestraftI1 adalah merupakan istilah6istilah konvensional3(( -eliau tidak setuju dengan istilah6istilah itu dan menggunakan istilah6istilah yang inkonvensional1 yaitu IpidanaI untuk menggantikan kata 4straf4 dan Bdian2am dengan pidanaI untuk menggantikan kata 4wordt gestraft43 Jika 9 Ibid 10 @amintang1 (CA(1 &itab Pela'aran Hukum PidanaH @eeboek Dan Het !ederlan2hes Stra.tre2ht1
-andung Pionir Jaya1 hlm3 +53

11 Moeljatno1 (CC+1 Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta P/3-ima %ksara1 hlm3 +:

4straf4 diartikan IhukumanI1 maka strafre.ht seharusnya diartikan dengan hukuman6hukuman3(, Bassar5 mempergunakan istilah Btindak pidanaF sebagai istilah yang paling tepat untuk menterjemahkan Bstrafbaar feit, dengan mengemukakan alasan Bistilah tersebut selain mengandung pengertian yang tepat dan jelas sebagai istilah hukum1 juga sangat praktis diu2apkan3 Di samping itu pemerintah di dalam kebanyakan peraturan perundang6 undangan memakai istilah tindak pidana1 umpamanya di dalam peraturan6 peraturan tindak pidana khusus3(+ -erkaitan dengan masalah belum adanya kesatuan pendapat mengenai istilah /strafbaar feit Sudarto dalam hukum pidana #ndonesia1

menegaskan pemakaian istilah yang berlainan itu tidak

menjadikan soal1 asal diketahui apa yang dimaksudkan1 dan dalam hal ini yang penting adalah isi dari tindak pidana seperti yang dilakukan oleh pembentuk undang6 undang3 #stilah lain sudah dapat di terima oleh masyarakat3 Jadi mempunyai /so.iologis.he gelding3(9 Pendapat dua sarjana di atas1 dapatlah disimpulkan bahwa perkataan IpidanaI merupakan istilah yang lebih khusus1 maka perlu ada pembahasan pengertian yang dapat menunjukkan 2iri62iri atau si.at6 12 Ibid 13 -assar 1 Soedrajat1 (CCC1 Tindak-tindak Pidana Tertentu1 -andung Ghalian1 hlm3 ( 14 Muladi dan -arda !awawi %ri.1 (CC,1 Teori-teori dan kebi'akan idana, -andung %lumni1 hlm3 ,

si.atnya yang khas3 Untuk memberi gambaran yang lebih luas1 maka perlu dikemukakan beberapa pendapat atau de.inisi dari para sarjana tentang pidana3 Menurut Sudarto yang dimaksud dengan pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi syarat6syarat tertentu3(: Sale6 mengatakan bahwa pidana adalah reaksi atas delik1 dan ini berwujud suatu nestapa yang dengan sengaja ditimpakan negara kepada pembuat delik itu3 Cross5 mengatakan bahwa pidana berarti pengenaan penderitaan oleh negara kepada seseorang yang telah dipidana karena suatu kejahatan3(5 Dengan 2ara lain #art mengatakan bahwa pidana harus (* a3 Mengandung penderitaan atau konsekuensi6konsekuensi lain yang tidak menyenangkanH b3 Dikenakan kepada seseorang yang benar6benar atau disangka benar melakukan tindak pidanaH 23 Dikenakan berhubung suatu tindak pidana yang melanggar ketentuan hukumH d3 Dilakukan dengan sengaja oleh orang selain pelaku tindak pidanaH e3 Dijatuhkan dan dilaksanakan oleh penguasa sesuai dengan ketentuan suatu sistem hukum yang dilanggar oleh tindak pidana tersebut3 15 Sudarto1 o 3.it1 hlm3 ,9 16 Ibid 17 Ibid

Lamintang mengatakan bahwa pidana itu sebenarnya hanya merupakan suatu penderitaan atau suatu alat belaka3 Hal itu berarti pidana itu bukan merupakan suatu tujuan dan tidak mungkin dapat mempunyai tujuan3(A Pernyataan yang dikemukakan di atas adalah untuk mengingatkan adanya keka2auan pengertian antara pidana dan pemidanaan yang sering diartikan sama dengan menyebut tujuan pemidanaan dengan perkataan Itujuan pidanaI3 Pengertian dari tindak pidana adalah tindakan yang tidak hanya dirumuskan oleh 4itab Undang6undang Hukum Pidana 74UHP8 sebagai kejahatan atau tindak pidana akan tetapi di dalamnya tidak memberi rin2ian tindak pidana tersebut3 4etidakjelasan pengertian tindak pidana1 memun2ulkan berbagai pendapat mengenai pengertian tindak pidana1 para ahli hukum memberikan pengertian yang berbeda6beda1 diantaranya a3 Utre!6t Menurut Utre!6t5 pengertian tindak pidana yaitu meliputi perbuatan atau suatu melalaikan maupun akibatnya 7keadaan yang ditimbulkan oleh karena perbuatan atau melalaikan itu8 Iperistiwa pidanaI adalah suatu peristiwa hukum 7peristiwa kemasyarakatan yang membawa akibat yang diatur oleh hukum3(C b3 /os 18 @amintang1 o 3.it1 hlm3 +53 19 Utre2ht1 (CA5, Hukum Pidana 5, Surabaya Pustaka /inta Mas1 hlm3 ,:,3

Menurut Dos peristiwa pidana1 yaitu adalah suatu kelakuan3 Dalam de.inisi Dos dapat dilihat anasir6anasir sebagai berikut (8 ,8 Suatu kelakuan manusiaH %kibat anasir ini ialah hal peristiwa dan pembuat tidak

dapat dipisahkan satu dengan lainH +8 Suatu kelakuan manusia yang oleh peraturan perundang6

undangan 7Pasal ( ayat 7(8 4UHP8 dilarang umum dan dian2am dengan hukuman3 4elakuan yang bersangkutan harus dilarang dan dian2am dengan hukuman1 jadi tidak semua kelakuan manusia yang melanggar ketertiban hukum adalah suatu peristiwa pidana3,) 23 Pom$e Menurut Pompe tindak pidana dari gambaran teoritis sama artinya dengan suatu peristiwa pidana3 Peristiwa pidana yaitu suatu pelanggaran kaidah1 diadakan karena kesalahan pelanggar1 dan harus diberi hukuman untuk dapat mempertahankan tata hukum dan menyelamatkan kesejahteraan umum %nasir6anasir tindak pidana atau peristiwa pidana itu menurut Pompe adalah sebagai berikut (8 Suatu kelakuan yang bertentangan dengan 7melawan

hukum8 7onre.htmatig atau wederre.hteli'k8H ,8 Suatu kelakuan yang diadakan karena pelanggar bersalah

7aan s.huld 0)an de o)ertreder2 te wi'ten8H

20 Ibid

+8

Suatu kelakuan yang dapat dihukum 7stafbaar83,(

d3 .oeljatno Menggunakan istilah Bperbuatan pidanaF dengan pertimbangan bahwa perbuatan itulah keadaan yang dimuat oleh seseorang atau barang sesuatu yang dilakukan dan perbuatan itu menunjuk baik kepada akibatnya maupun yang menimbulkan akibat3 Moeljatno1 memberikan pengertian tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum1 larangan mana disertai an2aman 7sanksi8 yang berupa pidana tertentu1 bagi barangsiapa melanggar larangan tersebut3,, e3 /an #amel Pengertian tindak pidana yaitu kelakuan atau tingkah laku orang yang bersi.at melawan hukum dengan kesalahan yang dapat dipidana3,+ .3 Sudarto Menurut Sudarto1 pengertian tindak pidana adalah suatu pengertian yuridis1 lain halnya dengan istilah Iperbuatan jahatI atau IkejahatanI 7.rime atau )erbre.hen atau misdaad8 yang bisa diartikan se2ara yuridis atau se2ara kriminologis3,9 g3 'irjono Prodjodi"oro 21 Ibid 22 Moeljatno1 o 3.it1 hlm3 +A3 23 Ibid 24 Ibid, hlm3 9)6:*3

Menurut "irjono Prodjodikoro1 tindak pidana dapat digolongkan , 7dua8 bagian1 yaitu (8 /indak pidana materiil3

Pengertian tindak pidana materil adalah1 apabila tindak pidana yang dimaksud dirumuskan sebagai perbuatan yang menyebabkan suatu akibat tertentu1 tanpa merumuskan ujud dari perbuatan itu3,: ,8 /indak pidana .ormil3

Pengertian tindak pidana .ormal yaitu apabila tindak pidana yang dimaksud1 dirumuskan sebagai wujud perbuatan tanpa

menyebutkan akibat yang disebabkan oleh perbuatan itu3,5 ,3 Unsur-unsur Tinda" Pidana Pengertian unsur tidak pidana hendaknya dibedakan dari pengertian unsur6unsur tindak pidana sebagaimana tersebut dalam rumusan undang6undang3 Pengertian yang pertama 7unsur81 ialah lebih luas dari yang kedua 7unsur6unsur83 Misalnya unsur6unsur 7dalam arti sempit8 dari tindak pidana pen2urian biasa1 ialah yang ter2antum dalam Pasal +5, 4UHP3,* Lamintang mengatakan bahwa setiap tindak pidana dalam 4UHP pada umumnya dapat dijabarkan unsur6unsurnya menjadi dua ma2am1 25 "iryono Prodjodikoro1 (CA51 Tindakan-Tindakan idana Tertentu di Indonesia, -andung 'ros2o1 hlm3 ::6:*3 26 Ibid 27 Ibid

yaitu unsur6unsur subjekti. dan objekti.1 yang dimaksud unsur6unsur subjekti. adalah unsur6unsur yang melekat pada diri si pelaku atau berhubungan dengan diri si pelaku dan termasuk ke dalamnya yaitu segala sesuatu yang terkandung di dalam hatinya3 Sedangkan yang dimaksud unsur objekti. itu adalah unsur6unsur yang ada hubungannya dengan keadaan6keadaan1 yaitu keadaan6keadaan mana tindakan dari si pelaku itu harus dilakukan3,A Unsur6unsur subjekti. dari sesuatu tindak pidana itu adalah

( 4esengajaan atau ketidaksengajaan 7dolus6.ul a8


(8 Maksud atau )oornemen pada suatu per2obaan atau oging seperti yang dimaksud dalam Pasal :+ ayat 7(8 4UHP3,C Ma2am6ma2am maksud atau oogmerk seperti yang terdapat misalnya di dalam kejahatan6kejahatan pen2urian1 penipuan1 pemerasan1 pemalsuan dan lain6lain3 Unsur6unsur objekti. dari suatu tindak pidana itu adalah (8 meren2anakan terlebih dahulu atau )oorbeda.hte raad seperti yang misalnya terdapat di dalam kejahatan pembunuhan menurut Pasal +9) 4UHP3 ,8 Perasaan takut atau )rees seperti yang antara lain terdapat di dalam rumusan tindak pidana menurut Pasal +)A 4UHP3 28 @amintang1 (CA(1 &itab Pela'aran Hukum Pidana7 8eekboek #an Het 9ederlan.hes Straftre.ht1 Pionir Jaya1 -andung1 hlm3(,+ 29 Ibid

Sedangkan unsur6unsur dari sesuatu tindak pidana itu adalah (8 Si.at melanggar hukumH ,8 4ualitas dari si pelakuH +8 4ausalitas1 yakni hubungan antara sesuatu tindakan sebagai penyebab dengan sesuatu kenyataan sebagai akibat3+) .oeljatno membedakan dengan tegas Bdapat dipidananya

perbuatanF 7de strafbaarheid )an het feit atau het )erboden :i' in het feit8 dan Bdapat dipidananya orangnyaF 7strafbaarheid )an de ersoon8 dan sejalan dengan ini beliau memisahkan antara pengertian Bperbuatan pidanaF 7.riminal a.t8 dan Bpertanggungan jawab pidanaF 7.riminal res onsibility83 ?leh karena hal tersebut dipisahkan1 maka pengertian perbuatan pidana tidak meliputi pertanggung jawab pidana3 Pandangan beliau dapat disebut pandangan dualistis mengenai perbuatan pidana 7tindak pidana dan strafbaar feit8 pandangan ini adalah penyimpangan dari pandanggan yang disebut oleh beliau sebagai pandangan yang monistis1 yang dianggapnya kuno3 Pandangan monistis ini melihat keseluruhan syarat untuk adanya pidana itu kesemuanya merupakan si.at dari perbuatan3di bawah ini akan diberikan berturut6turut pendapat Para sarjana mengenai tindak pidana dan unsur6unsurnya3 Golongan pertama adalah mereka yang bisa dimasukan ke dalam Baliran monistisF dan kedua pandanganFdualistisF3 Golongan pertama1 sebagai berikut +( 30 Ibid1 hlm3 (A9 31 Sudarto1 o 3.it1 hlm3 ,9

a3 D4 Simons Unsur6unsur strafbaar feit adalah (8 Perbuatan manusia 7positi. atau negati.1 berbuat atau tidak

berbuat atau membiarkan83 ,8 +8 98 staand2 :8 ?leh orang yang mampu bertanggung jawab Dian2am dengan pidana 0strafbaar gesteld23 Melawan hukum 0onre.htmatig23 dilakukan dengan kesalahan 0met s.huld in )erband

0teorekenings)atbaar ersoon23 Simons mengatakan adanya unsur objekti. dan unsur subjekti. dari stafbaar feit adalah (8 &ang dimaksud dengan unsur objekti. ialah perbuatan orang ,8 %kibat yang kelihatan dari perbuatan itu +8 Mungkin ada keadaan tertentu yang menyertai perbuatan6perbuatan itu seperti dalam Pasal ,A( 4UHP si.at B o enbaar atau Bdi muka umumF Sedangkan unsur subjekti. dari strafbaar feit adalah (8 orangnya mampu bertanggung jawabH ,8 adanya kesalahan 0dolus atau .ul a23 Perbuatan harus dilakukan dengan kesalahan3 4esalahan ini dapat berhubungan dengan akibat

dari perbuatan atau dengan keadaan6keadaan manakala perbuatan itu dilakukan3 b3 /an #amel Strafbaar feit adalah een wetteli'k oms.hre)en mens.heli'ke

gedraging, onre.hmatig, strafwardig en aan s.huld te wi'ten3 Jadi unsur6unsurnya 1) Perbuatan manusia yang dirumuskan dalam undang6undang ,8 -ersi.at melawan hukum +8 Dilakukan dengan kesalahan dan1 98 Patut dipidana3 23 E4 .eCger /indak pidana adalah keseluruhan syarat untuk adanya pidana1 dengan demikian unsur6unsurnya adalah (8 Perbuatan dalam arti yang luas dari manusia 7akti. atau

membiarkan8H ,8 Si.at melawan hukum 7baik bersi.at objekti. maupun

bersi.at subjekti.8 +8 98 Dapat dipertanggungjawabkan kepada seseorang Dian2am dengan pidana3

d3 'irjono Prodjodi"oro -eliau mengemukakan de.inisi pendek yakni tindak pidana berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan pidana3+, 32 Ibid1 hlm3,5

Pandangan para sarjana yang dapat dimasukan sebagai golongan yang mempunyai pandangan dualistis tentang syarat6syarat pemisahan yaitu ++ a3 #4B4 /os Strafbaar feit hanya berunsurkan (8 4elakuan manusia dan ,8 Dian2am pidana dalam undang6undang b3 '4P4(4 Pom$e Menurut hukum positi. strafbaar feit adalah tidak lain dari feit yang dian2am pidana dalam ketentuan undang6undang1 jadi perbuatan itu adalah perbuatan yang bersi.at melawan hukum1 dilakukan dengan kesalahan dan dian2am pidana3 23 .oeljatno Dalam pidato Dies !atalis tersebut beliau memberikan arti tentang strafbaar feit, yaitu sebagai perbuatan yang dian2am dengan pidana1 barang siap melanggar larangan tersebut3 Untuk adanya perbuatan pidana harus ada unsur6unsur (8 ,8 Perbuatan 7manusia8 &ang memenuhi rumusan dalam undang6undang 7ini

merupakan syarat .ormal8 dan +8 -ersi.at melawan hukum 7ini merupakan syarat materiil83

33 Ibid

Jadi dari pandangan sarjana yang beraliran dualistis ini ada pemisahan antara .riminal a.t dan .riminal res onsibility3 Menurut sistem 4UHP #ndonesia tindak pidana dibagi atas kejahatan 0misdri')en2 dan pelanggaran0o)ertredingen23 Pembagian dalam dua jenis ini1 tidak ditentukan dengan nyata6nyata dalam suatu pasal 4UHP1 akan tetapi sudah dianggap demikian adanya3+9 Dalam -uku ## 4UHP diatur tentang 4ejahatan sedangkan dalam -uku ### diatur tentang Pelanggaran3 Dengan kata lain 4UHP tidak memberikan kriteria

mengenai pembedaan jenis tindak pidana tersebut1 akan tetapi 4UHP hanya memasukan dalam kelompok pertama kejahatan dan kelompok kedua pelanggaran3

-3 Tinda" Pidana Pen!abulan (8 Pengertian Pen!abulan

Pen2abulan merupakan ke2enderungan untuk melakukan aktivitas seksual dengan orang yang tidak berdaya seperti anak1 baik pria maupun wanita1 dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan3 Pengertian pen2abulan atau 2abul dalam 4amus -esar -ahasa #ndonesia1 diartikan sebagai berikut pen2abulan adalah kata dasar dari 2abul1 yaitu kotor dan keji si.atnya tidak sesuai dengan sopan santun 7tidak senonoh81 tidak susila1 ber2abul ber>inah1 melakukan tindak pidana asusila1 men2abul men>inahi1 memperkosa1 men2emari kehormatan perempuan1 .ilm

34 Ibid

2abul

.ilm porno3 4eji dan kotor1 tidak senonoh 7melanggar kesusilaan1

kesopanan83+: Pen2abulan oleh Moeljatno dikatakan sebagai segala perbuatan yang melanggar susila atau perbuatan keji yang berhubungan dengan na.su kekelaminannya3+5 De.inisi yang diungkapkan Moeljatno lebih menitikberatkan pada perbuatan yang dilakukan oleh orang yang berdasarkan na.su kelaminanya1 di mana langsung atau tidak langsung merupakan perbuatan yang melanggar susila dan dapat dipidana3 $3 Soesilo memberikan penjelasan terhadap perbuatan 2abul yaitu segala perbuatan yang melanggar kesusilaan 7kesopanan8 atau perbuatan yang keji1 semuanya itu dalam lingkungan na.su birahi kelamin3+* Jenis pen2abulan dalam 4itab Undang J Undang Hukum Pidana diantaranya a8 Perbuatan 2abul dengan kekerasan Di maksud dengan kekerasan1 yaitu membuat orang jadi pingsan atau tidak berdaya lagi1 menggunakan tenaga atau kekuatan jasmani sekuat mungkin se2ara tidak sah1 misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala ma2am senjata1 menyepak1 menendang dan sebagainya yang menyebabkan orang terkena tindakan kekerasan itu merasa sakit3 35 Departermen Pendidikan dan 4ebudayaan1 o 3.it1 hlm3 (9, 36 Moeljatno1 ,))+1 &itab ;ndang-undang Hukum Pidana 0&;HP21 Jakarta -umi %ksara1 hlm3 ()5 37 $3 Soesilo3 (CC53 &itab ;ndang-;ndang Hukum Pidana 0&;HP2 serta komentar-komentarnya lengka asal demi asal1 -ogor Politeia3 Hlm ,(, 38 Ibid

/erdapat pada Pasal ,AC 4UHP -arang siapa dengan kekerasan atau dengan an2aman kekerasan memaksa seseorang melakukan atau membiarkan dilakukan padanya perbuatannya 2abul1 karena perbuatan yang merusak kesusilaan1 di pidana penjara selama J lamanya sembilan tahun3 %n2am hukuman dalam pasal ini ialah orang yang memaksa seseorang untuk melakukan perbuatan 2abul atau memaksa seseorang agar ia membiarkan dirinya diperlakukan 2abul1 dengan kekerasan atau dengan an2aman kekerasan3 Dimaksud dengan perbuatan 2abul sesuai dengan Pasal ,AC 4UHP ialah segala perbuatan yang melanggar kesusilaan1 kesopanan1 atau perbuatan keji1 semuanya itu dalam lingkungan na.su birahi kelamin1 2iuman1 meraba J raba anggota kemaluan1 buah dada1 dan sebagainya3 Persetubuhan termasuk pula dalam pengertian ini1 tetapi dalam Undang6undang disebutkan sendiri1 yaitu dalam Pasal ,A: 4UHP hanya dapat dilakukan oleh seorang pria terhadap seorang wanita1 sedangkan perkosaan untuk 2abul Pasal ,AC 4UHP dapat juga dilakukan oleh seorang wanita terhadap seorang pria3 b) Perbuatan 2abul dengan seseorang dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya pada Pasal ,C) 4UHP1 dapat di pidana dengan pidana penjara selama J lamanya tujuh tahun3 -arang siapa melakukan perbuatan 2abul dengan seseorang1 sedang diketahuinya1 bahwa orang

itu pingsan atau tidak berdaya3 Pingsan artinya hilangnya ingatan atau tidak sadar akan dirinya1 umpamanya karena minum ra2un ke2ubung atau obat6obat lainnya yang menyebabkan tidak ingat lagi1 orang yang pingsan itu tidak mengetahui lagi apa yang terjadi dengan dirinya3 /idak berdaya artinya tidak mempunyai kekuatan atau tenaga sama sekali1 sehingga tidak mampu mengadakan perlawanan sedikit juapun1 seperti halnya orang diikat dengan tali pada kaki dan tangannya1 terkurung dalam kamar1 terkena suntikan1 sehingga orang itu menjadi lumpuh1 orang yang tidak berdaya ini masih dapat mengetahui apa yang terjadi atas dirinya3+C 28 Perbuatan 2abul dengan seseorang dengan 2ara membujuk terdapat dalam Pasal ,C) 4UHP1 dipidana dengan pidana penjara selama J lamanya tujuh tahun3 -arang siapa melakukan perbuatan 2abul dengan seseorang yang diketahui atau patut dapat di sangka1 bahwa umur orang itu belum 2ukup lima belas tahun atau umur itu tidak terang1 bahwa ia belum pantas untuk di kawini1 untuk melakukan atau membiarkan diperbuat padanya perbuatan 2abul3 ?rang yang membujuk 7mempengaruhi dengan rayuan8 seseorang yang umumnya dibawah lima belas tahun untuk melakukan perbuatan 2abul3 d8 Perbuatan 2abul dengan seseorang dengan 2ara tipu daya dan kekuasaan yang timbul dari pergaulan tedapat dalam Pasal ,C+ 4UHP yang menentukan bahwa -arang siapa dengan hadiah atau dengan 39 Ibid

perjanjian akan memberikan uang atau barang dengan salah memakai kekuasaan yang timbul dari pergaulan atau dengan memperdayakan1 dengan sengaja membujuk orang dibawah umur yang tidak ber2a2at kelakuannya1 yang diketahuinya atau patut dapat disangkakannya masih dibawah umur1 melakukan perbuatan 2abul dengan dia1 atau membiarkan perbuatan 2abul itu dilakukan pada dirinya1 dipidana dengan pidana penjara selama6lamanya lima tahun3 ;ara membujuk itu dengan jalan mempergunakan (8 Hadiah atau perjanjian akan memberikan uang atau barang ,8 4ekuasaan yang timbul dari pergaulan +8 /ipu daya ?rang yang di bujuk itu belum dewasa dan tidak ber2a2at kelakuannya1 maksudnya hanya mengenai kelakuan dalam segi seksuil1 membujuk seseorang pela2ur yang belum dewasa tidak masuk dalam pasal ini1 karena pela2ur sudah 2a2at kelakuannya dalam bidang seksuil3 Perjanjian itu harus mengarah pada pemberian uang atau barang1 perjanjian dalam hal lain tidak termasuk dalam hal ini3 4ejahatan ini adalah suatu delik aduan1 tempo untuk memasukkan pengaduan ialah sembilan bulan bagi orang yang di dalam negeri dan dua belas bulan bagi orang yang di luar negeri1 jelas pengaduan ini tidak boleh lewat dari tempo yang telah ditetapkan di atas ini bila terlambat berarti kadaluarsa39) 40 Ibid, hlm3 ,::

Pasal A, UU !)3 ,+ /ahun ,)), tentang Perlindungan %nak1 yang menetapkan bahwa setiap orang yang dengan sengaja

melakukan kekerasan atau an2aman kekerasan1 memaksa1 melakukan tipu muslihat1 serangkaian kebohongan1 atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan 2abul1 dipidana dengan pidana penjara paling lama (: tahun dan paling singkat + tahun dan denda paling banyak +)) juta rupiah dan paling sedikit 5) juta rupiah3 Hak anak adalah bagian dari <e.laration Human of *ight of The 1hild yang wajib dijamin1 dilindungi dan dipenuhi oleh orang tua1 keluarga1 masyarakat1 pemerintah dan negara3 Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak6hak anak agar dapat hidup1 tumbuh1 berkembang1 dan berpartisipasi se2ara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan1 serta mendapat

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi demi terwujudnya anak #ndonesia yang berkualitas1 berakhlak mulia dan sejahtera3 ?leh karena itu adanya Undang6undang !omor ,+ /ahun ,)), pelaku tindak pidana pen2abulan dian2am pidana lebih berat dari beban moral dan materiil korban3

2 Unsur-unsur Tinda" Pidana Pen!abulan


Untuk dapat menyatakan seseorang bersalah telah melakukan perbuatan 2abul yang melanggar Pasal ,C) 4UHP maka harus memenuhi unsur6 unsur sebagai berikut 9( Unsur6unsur Pasal ,C) sub ( e3 a3 Unsur objekti. (8 -arang siapaH

&ang dimaksud dengan perkataan barang siapa adalah menunjukkan bahwa siap saja yang apabila orang tersebut terbukti memenuhi semua unsur dari tindak pidana yang dimaksud di dalam ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal ,C) sub ( e 4UHP1 maka ia dapat disebut sebagai palaku dari tidak pidana tersebut3 ,8 Melakukan pen2abulan dengan seseorangH

&ang dimaksud dengan malakukan pembuatan 2abul adalah melakukan perbuatan yang melanggar kesusilaan 7kesopanan8 atau perbuatan yang keji dalam lingkungan na.su birahi kelamin1 misalnya 2ium62iuman1 meraba6raba anggota kemaluan1 meraba6 raba1 buah dada dan sebagainya3 b3 Unsur subjekti. Diketahuinya bahwa orang itu pingsan atau tidak berdaya3 -ahwanya seseorang berada dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya 41 Mo2h1 %nwar1 (CA(1 Hukum Pidana +agian &husus 0kuh buku II2 'ilid -, -andung%%lumni1 hlm3 (A(

harus diketahui oleh pelaku3 Dimaksud dengan pingsan adalah berada dalam keadaan tidak dasar sama sekali1 sehingga ia tidak dapat mengetahui apa yang terjadi pada dirinya3 Dimaksud dengan tidak berdaya ialah bahwa ia terjadi pada dirinya3 Dimaksud dengan tidak berdaya ialah bahwa ia tidak dapat berbuat apa6apa1 kendari ia mengetahui apa yang terjadi pada dirinya3 /idak berdaya artinya tidak mempeunyai kekuatan atau tenaga sama sekali1 sehingga tidak dapat mengadakan perlawanan sedikipun1 misalnya mengikat dengan tali kaki dan tangannya1 mengurung dalam kamar1 memberikan suntikan1 sehingga orang itu lumpuh3 Unsur6unsur Pasal ,C)sub ,e a3 Unsur ?bjekti. (8 -arang siapaH &ang dimaksud dengan perkataan barang siapa adalah

menunjukkan bahwa siapa saja yang apabila orang tersebut terbukti memenuhi semua unsur dari tindak pindana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal ,C) sub 4UHP1 maka ia dapat sebut dari tidak pidana tersebut3 ,8 Melakukan perbuatan 2abul dengan seseorangH &ang dimaksud dengan melakukan perbuatan 2abul adalah melakukan perbuatan yang melanggar kesusilaan 7kesopana8 atau perbuatan yang keji dalam kelingkungan na.su birahi kelamin1

misalnya 2ium62iuman1 meraba6raba anggota kemaluan1 meraba6 raba dada dan sebagainya3 b3 Unsur Subjekti. 4etahui atau patut harus disangkanya bahwa umur orang itu belum 2ukup (: 7lima belas8 tahun atau kalau tidak nyata berapa umurnya1 bahwa orang itu belum masanya buat perkawinan hanya dii>inkan jika pihak pria sudah men2apai umur (C tahun3 Perkawinan hanya di>inkan jika pihak pria sudah men2apai umur (C tahun dan pihak wanita umur (5 7enam belas8 tahun dengan kemungkinan meminta dispensasi kepada pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pria maupun wanita3 Unsur6unsur Pasal ,C) sub +e a3 Unsur ?bjekti. (8 -arang siapa &ang dimaksud dengan perkataan batrang siapa adalah menunjukkan bahwa siapa saja yang apabila orang tersebut terbukti memenuhi semua unsur dari tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal ,C) sub ,e 4UHP1 maka ia dapat disebut sebagai pelaku dari pidana tersebut3 ,8 Membujuk 7menggoda8 seseorang Pengertian BmembujukF tidak persyaratan dipergunakannya 2ara6 2ara tertentu agar seseorang melakukan suatu perbuatan3 Hal ini

dapat terjadi dengan permintaan pelaku agar dipegannya alat kelaminnya3 ,8 Untuk melakukan atau membiarkan dilakukan pada dirinya

perbuatan 2abul1 atau akan bersetubuh dengan orang lain dengan tiada kawin3 &ang dimaksud dengan melakukan perbuatan 2abul adalah malakukan perbuatan yang melanggar kesusilaan 7kesopanan8 atau perbuatan yang keji dalam lingkungan na.su birahi kelamin1 misalnya 2ium62iuman1 meraba6raba anggota kemaluan1 meraba6raba buah dada dan sebagainya3 Persetubuhan yang dimaksud disini adalah persetubuhan yang dilakukan oleh seseorang yang dewasa dengan seseorang yang belum berumur (: tahun3 b3 Unsur Subjekti. Diketahui atau patut harus disangkanya bahwa orang itu belum 2ukup (: 7lima belas8 tahun atau kalau tidak nyata berapa umurnya3 -ahwa orang itu belum masanya buat dikawini3 ;3 Teori-teori Kriminologi tentang Sebab-sebab Keja6atan Sesuai dengan perkembangan teori6teori yang dikembangkan oleh ma>hab6ma>hab dalam bidang etiologi 2riminal1 di bawah ini berturut6turut akan dibi2arakan teori6teori yang men2ari sebab6sebab kejahatan dari beberapa aspek yaitu 9, 42 #3S1 Susanto1 ,)((1 &riminologi, &ogyakarta Genta Publishing1 hlm3 9*

(3 Teori-teori ang .en!ari sebab Keja6atan dari As$e" 1isi" (Biologis Kriminal% Usaha6usaha men2ari sebab6sebab kejahatan dari 2iri62iri biologis di pelopori oleh ahli6ahli .renologi1 seperti Gall 7(*:A6(A,A81 Spur>heim 7(**56 (A+,81 yang men2oba men2ari hubungan antara bentuk tengkorak kepala dengan tingkah laku3 Mereka mendasarkan pada pendapat %ristoteles yang menyatakan bahwa otak merupakan organ dari akal3 ajaran ahli6ahli .renologi ini mendasarkan pada preposisi dasar (8 -entuk luar tengkorak kepala sesuai dengan apa yang ada didalamnya dan bentuk dari otak1 ,8 %kal terdiri dari kemampuan atau ke2akapan1dan +8 4emampuan atau ke2akapan ini berhubungan dengan bentuk otak dan tengkora kepala3 ,3 Teori-teori ang .en!ari sebab Keja6atan dari 1a"tor Psi"ologis dan Psi"iatris (Psi"ologi Kriminal% Usaha untuk men2ari sebab6sebab kejahatan dari .aktor psikis termasuk agak baru3seperti halnya para positivistis pada umumnya1 usaha men2ari 2iri62iri psikis pada para penjahat didasarkan anggapan bahwa penjahat merupakan orang6 orang yang mempunyai 2iri62iri psikis yang berbeda dengan orang6orang yang bukan penjahat1 dan 2irri62iri pisikis tersebut terletak pada intelegensinya yang rendah39+

43 #bid1 hlm3 :5

Mengingat konsep tentang jiwa yang sehat sangat sulit dirumuskan1 dan kalaupun1 ada maka perumusannya sangat luas3 %dapun bentuk6bentuk gangguan mental yaitu 99 (8 Psikoses ,8 !eoroses +8 ;a2at Mental +3 Teori-teori ang .en!ari sebab Keraja6atan dari 1a"tor Sosiologi

Kultural (Sosiologi Kriminal% ?bjek utama sosiologi kriminal adalah mempelajari hubungan antara masyarakat dengan anggotanya1 antara kelompok1 baik karena hubungan tempat maupun etnis dengan anggotanya1 antara kelompok dengan kelompok1 sepanjang hubungan tersebut dapat menimbulkan kejahatan39: Se2ara umum dapat dikatakan setiap masyarakat memiliki tipe kejahatan dan penjahat sesuai dengan budayanya1 moralnya1 keper2ayaannya serta kondisi6kondisi sosisl1 politik1 ekonomi1 hukum dan hankam serta struktu6struktur yang ada3 Mempelajari tindak penyimpangan sosial 7kejahatan81 dapat melalui , 2ara pendekatan yaitu 95 (8 Melihat penyimpangan sebagai kenyataan objekti. ,8 Penyimpangan sebagai problematika subjekti. 44 #bid1 hlm3 :A 45 #bid1 hlm3 *, 46 #bid1 hlm3 *:

Usaha men2ari sebab6sebab kejahatan dari aspek sosial sudah dimulai jauh sebelum lahirnya kriminologi1 sedangkan usaha men2ari sebab6sebab kejahatan 7se2ara ilmiah8 dari aspek sosial dipelopori oleh ma>hab lingkungan yang mun2ul di Pran2is pada abad (C1 yang merupakan reaksi terhadap ajaran @ombroso3 Mannheim membedakan teori6teori sosiologi kriminal ke dalam 9* (8 /eori yang berorientasi pada kelas sosial1 yaitu teori6teori yang men2ari sebab kejahatan dari 2iri62iri kelas sosial1 perbedaan di antara kelas6kelas sosial yang ada3 /ermasuk dalam teori ini adalah teori anomie dan teori6teori sub6budaya delinkuen3 /eori kelas dapat dipandang sebagai BpendewasaanF teori6 teori sosiologi kriminal3 -erbeda dengan teori6teori sebelumnya yang men2ari sebab6sebab kejahatan dari 2iri62iri yang terdapat atau yang melekat pada orang atau pelakunya1 teori kelas men2ari Bdi luarF pelakunya1 khususnya pada struktur sosial yang ada3 2) /eori6teori yang tidak berorientasi pada kelas sosial yaitu teori6 teori yang membahas sebab6sebab kejahatan tidak dari kelas sosial1 tetapi dari aspek yang lain seperti lingkungan1 kependudukan1 kemiskinan1 dan sebagainya1 termasuk dalam teori ini adalah teori6 teori ekologis1 teori kon.lik kebudayaan1 teori .aktor ekonomi1 dan differential asso.iation3

47 #bid1 hlm3 A)

Dapat dikatakan teori ini sudah agak kuno dibanding dengan teori6teori kelas3 %dapun teori6teori yang termasuk teori tidak berorientasi pada kelas sosial yaitu 9A a3 /eori ekologis /eori6teori ini men2oba dan men2ari sebab6sebab tertentu baik dari lingkungan manusia maupun sosial yaitu (3 4epadatan penduduk ,3 Mobilitas penduduk +3 Hubungan desa dan kota khususnya urbanisasi 93 Daerah kejahatan dan perumahan kumuh b3 /eori kon.lik kebudayaan /eori ini diajukan oleh /3 Sellin dalam sosial1 kepentingan dan norma6norma3 4on.lik antara norma6norma dari aturan6aturan kultural yang berbeda dapat terjadi antara lain (3 -ertemunya dua budaya besar ,3 -udaya besar menguasai budaya ke2il +3 %pabila anggota dari suatu budaya pindah ke budaya lain3 23 /eori6teori .aktor ekonomi Pandangan bahwa kehidupan ekonomi merupakan hal yang .undamental bagi seluruh struktur sosial dan kultural dan karenanya menentukan semua urusan dalam struktur tersebut1 merupakan pandangan yang sejak dulu dan hingga kini masih 48 Ibid

diterima luas3 Mengenai hubungan antara .aktor ekonomi dan kejahatan agaknya perlu diperhatikan beberapa hal yaitu (3 /eknik studi ,3 -atasan dan pengaruh dari kemiskinan dan kemakmuran d3 /eori differential asso.iation /eori ini berlandaskan pada proses belajar1 yaitu perilaku kejahatan adalah perilaku yang dipelajari3 Menuru Sutherland perilaku kejahatan adalah perilaku manusia yang sama dengan perilaku manusia pada umumnya yang bukan kejahatan39C Menjelaskan proses terjadinya perilaku kejahatan1

Sutherland mengajukan C proposisi sebagai berikut :) 1. Perilaku kejahatan adalah perilaku yang dipelajari se2ara negative berarti perilaku kejahatan tidak diwarisi3 ,3 Perilaku kejahatan dipelajari dalam interaksi dengan orang lain dalam suatu proses komunikasi3 4omunikas tersebut terutama bersi.at lisan maupun dengan menggunakan bahasa isyarat3 +3 -agian yang terpenting dalam proses mempelajari tingkah laku kejahatan terjadi dalam kelompok personal yang intim3 Se2ara negative komunikasi yang bersi.at nirpersonal seperti melalui

49 Ibid 50 Soedjono Dirdjosisworo1 (CC91 &riminologi1 -andung P/3 ;itra %ditya -akti1 hlm3 ()A

bioskop1 surat kabar1 se2ara relative1 tidak mempunyai peranan yang penting dalam terjadinya perilaku kejahatan3 93 %pabila perilaku kejahatan dipelajari1 maka yang harus dipelajari teesebut meliputi teknik melakukan kejahatan1

moti.6moti. tertentu1 dorongan1 alasan pembenaran dan sikap3 :3 %rah dari moti. dan dorongan dipelajari melalui batasan 7de.inisi8 aturan hukum baik sebagai hal yang menguntungkan maupun yang tidak3 53 Seseorang menjadi delinkeun karena lebih banyak berhubungan dengan pola6pola tingkah laku jahat dari pada tidak jahat3 *3 <ifferential asso.iation dapat bervariasi dalam .rekuensinya1 lamanya1prioritasnya dan intensitasnya3 Hubungan dengan ini1 maka differential asso.iation bisa dimulai sejak anak6anak dan berlangsung sepanjang hidup3 A3 Proses mempelajari perilaku kejahatan diperoleh melalui hubungan dengan pola6pola kejahatan dan anti kejahatan yang menyangkut seluruh mekanisme yang melibatkan pada setiap proses belajar pada umumnya3 C3 Sementara perilaku kejahatan merupakan persyataan kebutuhan dan nilai6nilai umum1 akan tetapi hal tersebut tidak dijelaskan oleh kebutuhan dan nilai6nilai1 sebab perilaku yang bukan kejahatan juga merupakan peryataan dari nilai yang sama3 Pen2uri umumnya men2uri karena kebutuhan untuk

memperoleh uang akan tetapi pekerja yang jujur1 dia bekerja juga dengan tujuan untuk memperoleh uang3 Dalam mengajukan teorinya tersebut1 Sutherland ingin menjadikan teorinya tersebut sebagai teori yang dapat menjelaskan semua sebab6 sebab kejahatan3 D3 Kebija"an Keja6atan -erbi2ara mengenai penegakan hukum pidana di #ndonesia1 tentunya berbi2ara mengenai , 7dua8 tonggaknya1 yakni hukum pidana materiil dan hukum pidana .ormil3 Hukum pidana materiil di #ndonesia se2ara umum diatur di dalam 4itab Undang6undang Hukum Pidana 74UHP81 dan se2ara khusus banyak diatur di peraturan perundang6undangan yang men2antumkan ketentuan pidana3 -egitu juga dengan hukum pidana .ormil di #ndonesia1 diatur se2ara umum di dalam 4itab Undang6undang Hukum %2ara Pidana 74UH%P81 dan se2ara khusus ada yang diatur di undang6undang yang men2antumkan ketentuan pidana 3 -erpijak pada kedua aturan hukum positi. di atas1 penegakan hukum pidana di #ndonesia menganut , 7dua8 sistem yang diterapkan se2ara bersamaan1 yakni sistem penegakan hukum pidana se2ara penegasan pembagian tugas dan wewenang antara jajaran aparat penegak hukum a2ara pidana se2ara instansional 7Di.erensiasi Fungsional8 dan sistem peradilan pidana yang mengatur bagaimana penegakan hukum pidana dijalankan 7Intregated 1riminal =usti.es system23 Mengapa demikian1 karena pada Kriminal dalam Penega"an dan Penanggulangan

strukturnya1 penegakan hukum pidana #ndonesia dari hulu ke hilir ditangani lembaga yang berdiri sendiri se2ara terpisah dan mempunyai tugas serta wewenangnya masing6masing3 Misalnya penyelidikan dan penyidikan dilakukan oleh kepolisian1 penuntutan dilakukan oleh kejaksaan1 dan pemeriksaan persidangan beserta putusan menjadi tanggung jawab dari hakim yang berada di bawah naungan Mahkamah %gung3 Hal tersebut yang menjadi sebab #ndonesia dikatakan menganut sistem differensiasi fungsional3 !amun apabila ditilik dari proses kerjanya1 ternyata semua lembaga tersebut bekerja se2ara berkelanjutan dan berkesinambungan3 %ntara kepolisian dan kejaksaan misalnya1 ketika melakukan penyidikan kepolisian akan menyusun berita a2ara pemeriksaan yang nantinya menjadi dasar dari kejaksaan untuk menyusun surat dakwaan3 Sementara itu1 ada juga proses yang dinamakan pra penuntutan1 yakni ketika berkas dari kepolisian di anggap belum lengkap untuk menyusun surat dakwaan oleh kejaksaan1 maka berkas tersebut dikembalikan ke kepolisian untuk dilengkapi disertai dengan petunjuk dari jaksa yang bersangkutan3:( Sisi lain1 dalam mekanisme .he.k and balan.es antara kepolisian dan kejaksaan1 dikenal Surat Perintah Penghentian Penyidikan 7SP+8 dan Surat 4etetapan Penghentian Penuntutan 7S4P,81 yang mana terhadap , 7dua8 keputusan tersebut1 masing6masing dapat saling mengajukan keberata1 melalui mekanisme sidang pra6peradilan3 4edua proses tersebut1 menunjukkan bahwa 51 Satjipto $ahardjo1 ,)))1 Ilmu Hukum1 -andung1 P/ ;itra %ditya -akti1 hlm39+

selain menganut sistem <ifferensiasi $ungsional1 #ndonesia juga menganut Integrated 1riminal =usti.e System dalam proses penegakan hukum pidananya3 Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau ber.ungsinya norma6norma hukum se2ara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara3:, Dalam menegakkan hukum1 ada tiga hal yang harus diperhatikan1 yaitu kepastian hukum1 keman.aatan dan keadilan3 ?leh karena itu Satjipto $ahardjo mengatakan bahwa penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide6ide keadilan1 kepastian hukum1 dan keman.aatan sosial menjadi kenyataan3 Proses perwujudan ide6ide itulah yang merupakan hakikat dari penegakan hukum3 Penegakan hukum harus berguna dan berman.aat bagi masyarakat1 karena hukum di2iptakan semata6mata untuk kepetingan masyarakat3 Sehingga dengan adanya penegakan hukum diharapkan masyarakat dapat hidup aman1 damai1 adil1 dan sejahtera3:+ %parat penegak hukum aparat penegak hukum men2akup pengertian mengenai institusi penegak hukum dan aparat 7orangnya8 penegak hukum3 %parat penegak hukum yang terlibat dalam penegakan hukum antara lain :9

52 Ibid 53 Ibid 54 Ibid1 hlm39:

(8

Polisi

polisi adalah suatu pranata umum sipil yang mengatur tata tertib3 ,8 Jaksa

Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh Undang6undang ini untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap3 +8 Hakim

Hakim adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai jabatan .ungsional3 98 Penasehat hukum

Penasehat hukum adalah orang yang berpro.esi memberi jasa hukum1 baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang6Undang ini3 :8 Petugas @embaga Pemasyarakatan

Petugas lembaga pemasyarakatan merupakan seseorang yang diberikan tugas dengan tanggung jawab pengawasan1 keamanan1 dan keselamatan narapidana di penjara maupun rutan3 Dalam proses bekerjanya aparat penegak hukum itu1 terdapat tiga elemen penting yang mempengaruhinya1 yaitu a3 #nstitusi penegak hukum beserta perangkat sarana dan prasarana pendukung dan mekanisme kerja kelembagaannya3 b3 -udaya kerja yang terkait dengan aparatnya1 termasuk mengenai kesejahteraan aparatnya3

23 Perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaannya maupun yang mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja1 baik hukum materiilnya maupun a2aranya3 Faktor6.aktor yang mempengaruhi penegakan hukum yaitu :: (8 Faktor hukumnya sendiri0substansi Semakin baik suatu peraturan

hukum akan semakin memungkinkan penegakannya3 Sebaliknya1 samakin tidak baik suatu peraturan hukum akan semakin sukarlah menegakkannya3 Di dalam menyusun hukum yang baik1 maka diperlukan ilmu dan teknologi hukum yang 2ukup3 Untuk menyusun peraturan perundang6 undangan tertentu misalnya1 selain diperlukan kemahiran membuat peraturan se2ara teknis1 juga diperlukan pengetahuan yang sistematis mengenai materi atau substansi yang akan diatur dengan peraturan tersebut se2ara :5 a3 &uridis yaitu apabila peraturan hukum tersebut penentuannya berdasarkan kaidah yang lebih tinggi tingkatannya3 Hal ini berarti pula peraturan itu tidak boleh bertentangan dengan peraturan hukum yang lebih tinggi3 2ontoh undang6undang di #ndonesia dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan DP$3

55 Ibid, hlm395 56 Ibid

b3 Sosiologis yaitu apabila hukum tersebut diakui atau diterima oleh masyarakat kepada siapa peraturan hukum tersebut

ditujukan0diberlakukan3 23 Filoso.is yaitu apabila peraturan hukum tersebut sesuai dengan 2ita6 2ita hukum sebagai nilai positi. tertinggi1 yaitu masyarakat adil makmur berdasarkan Pan2asila dan UUD (C9:3 ,8 Faktor penegak hukum yaitu pihak6pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum3 Mentalitas penegak hukum merupakan titik sentral daripada proses penegakan hukum3 Hal ini disebabkan1 oleh karena pada masyarakat #ndonesia masih terdapat ke2enderungan yang kuat1 untuk senantiasa mengidenti.ikasikan hukum dengan penegaknya3 %pabila penegaknya bermental baik1 maka dengan sendirinya hukum yang diterapkannya juga baik3 4alau saja penegak hukum tidak disukai1 maka se2ara serta merta hukum yang diterapkan juga dianggap buruk3 +8 Faktor sarana atau .asilitas tanpa adanya sarana atau .asilitas

tertentu1 maka tidak mungkin penegakan hukum akan berlangsung dengan lan2ar3 Sarana atau .asilitas antara lain men2akup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil1 organisasi yang baik1 peralatan yang memadai1 keuangan yang 2ukup dan seterusnya3 4alau hal6hal itu tidak terpenuhi maka mustahil penegakan hukum akan men2apai tujuannya3 -ahwa sarana atau .asilitas mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kelan2aran pelaksanaan penegakan hukum sangat mudah dipahami1 dan banyak sekali 2ontoh62ontoh dalam masyarakat3 Misalnya penanganan

kasus yang sampai pada tingkat kasasi yang sangat lambat1 hal ini disebabkan jumlah hakim tidak sesuai dengan jumlah perkara yang masuk3 98 Faktor masyarakat semakin tinggi kesadaran masyarakat akan

hukum maka semakin memungkinkan adanya penegakan hukum di masyarakat3 4arena hukum adalah berasal dari masyarakat dan diperuntukkan men2apai keadilan di masyarakat pula3 4esadaran hukum adalah pengetahuan1 penghayatan dan ketaatan masyarakat akan adanya hukum3 4esadaran tersebut dipengaruhi oleh .aktor agama1 ekonomi1 politik dan sebagainya3 /ara. kesadaran hukum para warga masyarakat1 merupakan .aktor yang penting di dalam menegakkan hukum3 ?leh karena ada ke2enderungan kuat untuk berorientasi ke atas1 maka mentalitas penegak hukum sangat besar peranannya di dalam mengusahakan adanya kepatuhan hukum3 :8 Faktor kebudayaan0.ulture1 kebudayaan pada dasarnya men2akup

nilai6nilai yang mendasari hukum yang berlaku1 nilai6nilai mana merupakan konsepsi6konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik 7sehingga dituruti8 dan apa yang dianggap buruk 7sehingga dihindari83 4ebudayaan mendasari adanya hukum adat1 yakni hukum kebiasaan yang berlaku3 Selain itu juga ada hukum tertulis 7perundang6undangan8 yang dibentuk oleh golongan tertentu yang mempunyai wewenang dan berlaku di masyarakat itu juga yang men2erminkan nilai6nilai yang menjadi dasar dari hukum adap agar hokum perundang6undangan dapat berlaku e.ekti.3

Dengan demikian semakin banyak persesuaian1 semakin memungkinkan untuk hukum itu ditegakkan3

BAB III .ET0DE PENELITIAN

%3 .etode Pende"atan Penelitian ini merupakan penelitian yang berada pada ranah kriminologi dan hukum pidana3 Metode kriminologi adalah metode kasus perkara 7the use of .ase histories8 dimana akan diteliti sejarah kasus atau sejarah kebenaran dari suatu kasus karena .akta merupakan unsur yang menentukan dalam men2ari sebab6sebab kejahatan:*3 Dan metode ilmu hukum khususnya yuridis sosiologis 7so.ial legal a roa.h81 adalah pemaparan dan

pengkajian hubungan aspek hukum dengan aspek non hukum dalam bekerjanya hukum di dalam kenyataan3 Penelitian pun harus menggunakan pendekatan dari kedua ilmu tersebut yaitu metode dalam penelitian kriminologi 7untuk menjawab pertanyaan mengenai sebab6sebab kejahatan8 dan metode dalam penelitian ilmu hukum khususnya penelitian yuridis sosiologis hukumnya3 -3 S$esiDi"asi Penelitian Spesi.ikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskri tif analitis1 yaitu berusaha menggambarkan se2ara rin2i .enomena sosial tanpa melakukan hipotesa dan perhitungan se2ara statistik3 57 Soejono Dirjosiswoyo1 (CC91 Sino sis &riminologi Indonesia1 -andung Mandar Maju1 hlm3 ** adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai penegakan

Deskripti. analistis yaitu apa yang dinyatakan oleh responden se2ara tertulis atau lisan1 dan juga perilakunaya yang nyata1 yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh3:A ;3 Lo"asi Penelitian Penelitian ini dilakukan di 4abupaten Purbalingga3 D3 Sumber Data (3 Data primer

Data primer adalah data dasar1 dan asli yang diperoleh peneliti dari tangan pertama1 dari sumber asalnya yang pertama yang belum diolah baik berupa kata6kata ungkapan1 gerak tubuh 7gesture8 maupun bentuk perilaku yang lain3 Dalam hal ini data primer berasal dari kepolisian1 Unit Perlindungan Perempuan dan %nak 7PP%8 4abupaten Purbalingga dan -adan 4eluarga -eren2ana 7-4-P!8 4abupaten Purbalingga serta kotban dan pelaku33 ,3 Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder sebagai berikut a8 -ahan hukum primer (8 Undang6Undang Dasar !egara $epublik #ndonesia /ahun (C9:H ,8 4itab Undang6Undang Hukum PidanaH +8 Undang6Undang !omor 9 /ahun (C*C tentang 4esejahteraan %nakH 98 Undang6Undang !omor +C /ahun (CCC tentang Hak %sasi ManusiaH 58 Soerjono Soekanto1 (CC91 Pengantar Penelitian hukum1 Jakarta1 Universitas #ndonesia1 hlm3C

:8 Undang6Undang !omor ,+ /ahun ,)), tentang Perlindungan %nakH b8 -ahan hukum sekunder (8 $e.erensi1 yaitu buku6buku perpustakaan yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap anak dari tindak pidana pen2abulanH ,8 /ulisan atau artikel yang berkaitan dengan judul skripsi3 '3 .etode Penentuan InDorman Penelitian ini in.orman sasaran di pilih dengan menggunakan metode ur osi)e sam ling1 yaitu suatu metode pengambilan in.orman sasaran dengan 2ara menetapkan terlebih dahulu 2iri62iri homogenitas dari in.orman sasaran3 Pengunaan metode ur osi)e sam ling ini di ikuti dengan metode snowball sam ling untuk memperoleh in.ormasi yang lebih lengkap melalui beberapa in.orman lagi3 Pen2arian data atau in.ormasi akan selesai apabila sudah tidak ada in.ormasi baru yang diperoleh3 Selain penggunaan metode ur osi)e sam ling dalam penentuan

in.orman sasaran1 tidak menutup kemungkinan menggunakan metode snowball sam ling1 yaitu penunjukan atau rekomendasi untuk memberikan atau mengalihkan tugas in.orman sasaran ke in.orman lain yang mempunyai kompetensi di bidang penyelenggaraan1 pembinaan1 pengawasan perlindungan masyarakat3 ;iri62iri dari in.orman sasaran yaitu seorang in.orman sasaran memiliki kompetensi dan kewenangan dalam bidang penyelenggaraan1 pembinaan1 dan pengawasan terhadap perlindungan masyarakat3 Penelitian ini in.orman meliputi kepala Polisi $esort Purbalingga1 4asat $eskrim1 dan 4epala Unit Perlindungan Perempuan dan %nak Polres 7PP%8 Purbalingga1

4epala -adan 4eluarga -eren2ana dan Pemberdayaan Perempuan 7-4-PP8 Purbalingga dan pelaku serta korban3 F3 Instrumen $enelitian #nstrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri1 dengan alat bantu berupa perekam1 kamera1 2omputer dan HP3 G3 .etode Pengum$ulan Data4 Penelitian ini1 data dikumpulkan dengan menggunakan metode a3 Inter)iew Suatu 2ara pengumpulan data dengan dialog yang dilakukan oleh Inter)iewer untuk memperoleh in.ormasi dari in.orman sasaran3 /eknik wawan2ara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawan2ara mendalam 7 in-de th81 yaitu suatu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan 2ara tanya jawab sambil bertatap muka antara inter)iewer dengan in.orman sasaran1 dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawan2ara1 di mana inter)iewer dan in.orman sasaran terlibat dalam kehidupan sosial yang relati. lama3 :C Metode ini digunakan penulis untuk mendapatkan data dengan 2ara mengajukan pertanyaan pada in.orman sasaran 4epolisian1 Unit Perlindungan Perempuan dan %nak 7PP%8 4abupaten Purbalingga1 kepala badan keluarga beren2ana dan pemberdayaan perempuan 7-4-PP8 Purbalingga1 korban dan pelaku3 b3 Dokumentasi
59
Mudjirahardjo1 Metode penelitian kualitati. htt %66(ud'irahar'o3www3 enalaranunm3org6inde"3 h 6artikel-nalar6 enelitian655>-metode- enelitian-kualitatif3html 1 diakses pada tanggal () ?ktober ,)(,3

Salah satu 2ara pengumpulan data yang dipergunakan penulis dengan 2ara menelaah dokumen6dokumen pemerintah maupun dokumen non

pemerintah yang berkaitan dengan penelitian ini3 H3 .etode Pen ajian Data Metode penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian6uraian yang sistematis dan rasional sesuai dengan alur permasalahan yang diteliti dengan terlebih dahulu1 di alakukan proses editing3 Penyusunan antara bahan yang satu dengan yang lain harus relevan dengan permasalahan sebagai satu kesatuan yang utuh1 saling berhubungan1 serta urut dan beraturan3 #3 Analisis Data Sesuai dengan metode penelitian yang bersi.at kualitati.1 maka hasil penelitian telah dianalisis dengan metode kualitati. yakni diuraikan dan dijabarkan menurut mutu dan si.at gejalanya1 serta peristiwa hukumnya3

J3 .etode Uji /ailiditas Data /eknik untuk menge2ek keabsahan data dalam Penelitian ini dengan menggunakan teknik triangulasi1 dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang meman.aatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawan2ara terhadap objek penelitian3 Triangulasi selain digunakan untuk menge2ek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data3 Triangulasi menurut LeE (4 .oleong ada 9 7empat8 yaitu dengan meman.aatkan penggunaan sumber1 metode1 penyidik dan teori3 Pada penelitian ini1 dari keempat ma2am triangulasi tersebut1

peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan meman.aatkan sumber3 Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan menge2ek balik derajat keper2ayaan suatu in.ormasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitati.35) %dapun untuk men2apai keper2ayaan itu1 maka ditempuh langkah membandingkan hasil wawan2ara dengan hasil wawan2ara yang lain3

BAB I/ #ASIL PENELITIAN DAN PE.BA#ASAN


Hasil penelitian ini bersumber pada data sekunder dan data primer3 Hasil penelitian yang bersumber pada data sekunder didapatkan dari studi pustaka terhadap peraturan perundang6undanggan1 buku6buku literature1 karya6karya ilmiah1 serta dokumen6dokumen yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti1 sedangkan hasil penelitian yang bersumber pada data primer berupa hasil wawam2ara dengan in.orman1 yaitu 4asat $eskrim atau penyidik1 tersangka1 korban1 dan @SM -4-PP3 Data yang diperoleh bukan hanya melalui wawan2ara searah1 tetapi juga dikon.rontir antara keterangan dari penyidik1 tersangka atau terdakwa1 korban dan @SM -4-PP 7-adan 4eluarga -eren2ana dan Perberdayaan Perempuan83 Data diperoleh di 4abupaten Purbalingga3 60 @e<y J3 Moleong1 (CCC1 (etode Penelitian &ualitatif, -andung11 P/3 $emaja $osada 4arya, hlm3:3

%3 1a"tor-Da"tor Pen ebab Terjadin a Tinda" Pidana Pen!abulan di Kabu$aten Purbalingga 4ejahatan sebagai .enomena sosial dipengaruhi oleh berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat seperti politik1 ekonomi1 sosial budaya dan hal6 hal yang berhubungan dengan upaya pertahanan dan keamanan negara3 %dapun prespekti. kriminologi bersi.at dinamis dan mengalami pergeseran dari perubahan sosial dan pembangunan kriminologi yang tentang berkesinambungan3 kejahatan dan

Memperhatikan

perspekti.

permasalahannya3 Maka peneliti menggali sebab musabab kejahatan dengan menggunakan teori dari Sutherland yang menjelaskan semua sebab6sebab kejahatan3sebagai berikut Sebelum membahas jauh tentang .aktor yang menyebabkan tindak pidana pen2abulan dengan korban anak1 maka terlebih dahulu penulis akan memaparkan data mengenai tindak pidana pen2abulan yang terjadi di 4abupaten Purbalingga yang diperoleh dengan jalan penelitian langsung ke lapangan3 Guna memperoleh data1 penulis melakukan penelitian di Polres Purbalingga dan di -4-PP 7-adan 4eluarga -eren2ana dan Perlindungan Perempuan8 Purbalingga3 Dari data yang diperoleh penulis dapat mengetahui .aktor6.aktor penyebab terjadinya tindak pidana pen2abulan dan upaya6upaya yang dilakukan untuk menanggulanginya3 Dari penelitian yang dilakukan di Polres Purbalingga1 penulis mendapatkan data mengenai tindak pidana pen2abulan yang terjadi di wilayah hukum Polres Purbalingga tahun ,))56

,)(,3 Dimana dalam kurun waktu tersebut1 tindak pidana pen2abulan ada kalanya meningkat dan menurun1 yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini Table *4 Data .engenai Tinda" Pidana Persetubu6an dan Tinda" Pidana $en!abulan di Polres Purbalingga Ta6un 2++9-2+** No ( , + 9 : 5 * Ta6un ,))5 ,))* ,))A ,))C ,)() ,)(( ,)(, /otal Tinda" $idana $ersetubu6an * () () (( (: (5 (5 *9 Tinda" $idana $en!abulan , + 9 + 5 9 5 ,C

Sumber Polres Purbalingga tahun ,)(, Dengan melihat data di atas dimana jumlah tindak pidana persetubuhan yang terjadi dilaporkan kepada pihak yang berwajib jumlahnya 2ukup banyak dibandingkan kasus pen2abulan3 %dapun hasil wawan2ara dengan 4anit ## #ptu Sugeng1 %ipda %nang3 H3P dan -rigadir %ri pada hari selasa1 ,( !ovember ,)(, mengatakan bahwa kurangnya laporan mengenai tindak pidana pen2abulan dipengaruhi oleh .aktor6.aktor berikut a3 Pihak korban masih anak6anak sehingga tidak tahu akan berbuat apa b3 Pihak korban mendapat an2aman dari pelaku bila memberitahukan apa yang terjadi pada dirinya kepada orang lain 23 Pihak korban merasa malu d3 Pihak keluarga merasa malu sebab merupakan aib keluarga

e3 Pihak korban dan keluarga takut akan hukuman sosial dari masyarakat setempat3 %dapun keragaman tindak pidana pen2abulan di 4abupaten Purbalingga dari bulan Januari6!ovember ,)(, terdapat 5 kasus1 sebagai berikut a3 Pen2abulan yg dilakukan anak terhadap anak b3 ?rang dewasa terhadap anak (8 ,8 +8 98 %nak kandung %nak tiri Saudara ?rang yg baru dikenal

23 Pen2abulan K persetubuhan 7dilakukan bersama6sama8 -erdasarkan hasil penelitian di -4-PP kabupaten Purbalingga1 dalam hal pen2abualan terhadap anak di bawah umur dapat dilakukan dengan beragam modus operandi sebagai berikut (3 Modus ( Pelaku melakukan tindak pidana perkosaan terhadap anak di bawah umur dengan 2ara pelaku mengajak berkenalan dengan anak yang akan menjadi korbannya1 pelaku menawarkan sesuatu seperti mengantarkannya pulang ataupun menjanjikan sesuatu3 Setelah korban menerima penawaran tersebut pelaku melakukan pen2abulan3 ,3 Modus , Pelaku melakukan tindak pidana pen2abulan terhadap anak di bawah umur dengan 2ara atau modus memberikan minuman yang dimana

minuman tersebut telah di2ampurkan obat yang membuat anak menjadi tidur atau pingsan1 obat6obatan tersebut dengan mudah didapatkan di apotek tanpa memerlukan resep dokter yang antara lain seperti ;tm 71hlor heniramin8 atau Dia>epam dan obat bius lainnya yang dapat menimbulkan rasa kantuk yang kuat3 Setelah korbannya tidak sadarkan diri kemudian pelaku melakukan perkosaan3 +3 Modus + Pelaku melakukan pen2abulan terhadap anak di bawah umur dengan 2ara pelaku yang mempunyai jiwa yang dekat dengan anak6anak atau yang sering berada di lingkungan anak6anak1 mengajak bermain ataupun berbi2ara dengan anak kemudian mengajaknya ke suatu tempat dengan iming6iming akan diberi sejumlah uang atau hadiah1 setelah anak tersebut mengiyakan ajakan pelaku1 pelaku melakukan pen2abulan3 93 Modus 9 Modus pelaku pen2abulan yang menjadikan anak sebagai obyek perkosaannya dengan 2ara berawal dari media elektronik berupa jejaring sosial seperti yahoo, fa.ebook, friendster dan lain6lain yang dimana usia seorang anak sudah dapat mengetahui dan memakai kemajuan teknologi tersebut1 setelah pelaku berbin2ang atau dengan kata lain .hatting dengan korbannya anak1 kemudian anak tersebut diajak bertemu dengan pelaku dan setelah pelaku bertemu dengan anak yang akan menjadi objeknya1 kemudian pelaku menggiring anak tersebut ke suatu tempat untuk melakukan niat jahat pelaku yaitu pen2abulan3

:3 Modus : Pelaku melakukan pen2abulan terhadap anak di bawah umur dengan modus atau 2ara men2ulik anak yang akan menjadi objek pen2abulannya dan membawanya ke suatu tempat kemudian pelaku melaksanakan niat jahatnya yaitu men2abuli anak tersebut3 53 Modus 5 Pelaku melakukan pen2abulan terhadap anak di bawah umur dengan modus atau 2ara1 pelaku menghipnotis atau membuat anak tersebut tidak sadar dengan kekuatan alam bawah sadar yang di buat oleh pelaku sehingga apa yang pelaku katakan anak atau korbannya akan selalu menurutinya dari keadaan seperti pelaku melakukan niat jahatnya dengan men2abuli anak atau korbannya3 *3 Modus * Pelaku melakukan pen2abulan terhadap anak di bawah umur dengan 2ara atau modus kekerasan dan an2aman kekerasan terhadap anak atau korbannya sehingga anak tersebut menjadi takut1 dan pelaku bebas melakukan pen2abulan terhadap korbannya3 Modus6modus operandi pen2abulan terhadap anak di bawah umur di atas1 ialah sejumlah modus operandi atau 2ara yang digunakan oleh pelaku pen2abulan demi men2apai kepuasan seksualnya yang dilampiaskan kepada anak6anak3 Dari beragam bentuk modus yang dilakukan oleh para pelaku disebabkan oleh suatu .aktor yang mendukung perbuatan tersebut3 Selain mengetahui jumlah tindak pidana pen2abulan dan keragaman jenis tindak pidana pen2abulan dan beragam bentuk modus yang dilakukan

oleh para pelaku disebabkan oleh suatu .aktor yang mendukung perbuatan tersebut yang telah ditangani di wilayah hukum Polres Purbalingga1 adapun .aktor6.aktor penyebab tindak pidana pen2abulan yang dimana memiliki moti. beragam yaitu 5( a3 Pengaruh perkembangan teknologi b3 Pengaruh alkohol 23 Situasi 7adanya kesempatan8 d3 Peranan korban e3 @ingkungan (3 ,3 4eluarga broken home1 kesibukan orang tua Masyarakat

.3 /ingkat pendidikan rendah g3 Pekerjaan 7pengangguran8 h3 $asa ingin tahu 7anak8 Hasil wawam2ara dengan in.orman tentang .aktor6.aktor penyebab tindak pidana pen2abulan yang dilakukan di kabupaten purbalingga akan disajikan dalam tabel sebagai berikut Tabel 24 1a"tor-1a"tor Pen ebab Tinda" Pidana Pen!abulan No ( InDorman #ptu Sugeng 74anit ## PP% Polres #asil 7a7an!ara perkembangan yang semakin maju dan Tema Faktor6 .aktor penyebab Tujuan Mengetahui .aktor6.aktor penyebab

61 Simpulan wawan2ara dengan @SM1 -4-PP Pelaku dan polisi3 Untuk .aktor a6 2 wawan2ara dengan @SM -4-PP1 .aktor d6g wawan2ara dengan polisi1 .aktor h wawan2ara dengan pelaku

Purbalingga8 , 'ny3 P 74epala -4-PP Purbalingga8

dipengaruhi oleh ke2anggihan teknologi perkembangan yang semakin maju dan dipengaruhi oleh ke2anggihan teknologi BSaya sering menonton video porno bersama teman6teman di internet lewat handphone temanF

tindak pidana pen2abulan Faktor6 .aktor penyebab tindak pidana pen2abulan Faktor6 .aktor penyebab tindak pidana pen2abulan

tindak pidana pen2abulan Mengetahui latarbelakang yang menjadi .aktor6.aktor penyebab tindak pidana pen2abulan Mengetahui .aktor6.aktor penyebab tindak pidana pen2abulan

/ersangka 7Soniyanto8 ,( th

Sumber Data primer yang diolah /abel di atas menunjukan .aktor6.aktor penyebab yang paling terbesar melatarbelakangi tindak pidana pen2abulan di Purbalingga1 dimana penyebab terbesar yaitu perkembangan yang semakin maju dan ke2anggihan teknologi3 Menurut hasil penelitian di 4abupaten Purbalingga dan wawan2ara dilakukan terhadap pelaku dan korban tindak pidana pen2abulan1 maka penulis akan memaparkan .aktor6.aktor yang melatarbelakangi terjadinya tindak pidana pen2abulan adalah sebagai berikut (3 Faktor rendahnya pendidikan dan ekonomi $endahnya tingkat pendidikan .ormal dalam diri seseorang dapat menimbulkan dampak terhadap masyarakat dan yang

bersangkutan mudah terpengaruh melakukan suatu kejahatan tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya3 Salah satu delik yang berhubungan karena pelakunya memiliki pendidikan .ormal yang

rendah adalah tindak pidana kesusilaan terutama pen2abulan yang terjadi di 4abupaten Purbalingga3 Dilihat dari data yang diperoleh dari 5 pelaku tindak pidana pen2abulan pada anak di 4abupaten Purbalingga1 bahwa pada umumnya mempunyai pendidikan yang rendah1 bahkan ada + pelaku yang putusekolah3 tingkat pendidikan yang rendah para pelaku tidak berpikir bahwa dengan melakukan perbuatan tersebut dapat merusak keluarga dari pelaku tersebut dan watak anak yang menjadi korban3 4arena pendidikan yang rendah maka berhubungan dengan tara. ekonomi1 dimana ekonomi juga merupakan salah satu penyebab seseorang melakukan suatu perbuatan yang melanggar norma hukum3

Menurut %ristoteles menyatakan bahwa 5, B4emiskinan menimbulkan pemberontakan dan kejahatan3 Dan kejahatan yang besar itu tidak diperbuat orang untuk

memdapatkan kebutuhan6kebutuhab hidup yang vital1 akan tetapi lebih banyak didorong oleh keserakahan manusia mengejar kemawahan dan kesenangan yang berlebih6lebihanF3 Menurut /homas van %=uino 5+

62 4artini kartono1 (CA(1 Patologi Sosial jilit (1 Jakarta P/3 $aja Grapindo Persada1 hlm3 (9: 63 Ibid

B/imbulnya

kejahatan

disebabkan

oleh

kemiskinan3

4emelaratan itu mendorong oranguntuk berbuat jahat dan tidak susilaF3 Pendapat para ahli di atas dilihat bahwa .aktor ekonomi juga ikut berpengaruh terjadinya kejahatan termasuk tindak pidana pen2abulan1 dimana dari data yang diperoleh dari penelitian bahwa terdapat + pelaku yang tidak mempunyai pekerjaan dan lainnya bekerja sebagai petani dan wirausaha3 Jadi1 dapat disimpulkan bahwa .aktor pendidikan yang rendah dan ekonomi mempengaruhi keadaan jiwa1 tingkah laku terutama intelegensinya sehingga mereka dapat melakukan kejahatan dalam hal ini tindak pidana pen2abulan pada anak di 4abupaten Purbalingga3 ,3 Faktor @ingkungan atau /empat /inggal 4ejahatan asusila adalah merupakan tindak manusia terhadap manusia lainnya di dalam masyarakat3 ?leh karena itu manusia adalah anggota dari masyarakat1 maka kejahatan asusila tidak dapat dipisahkan dari masyarakat setempat3 @ingkungan sosial tempat hidup seseorang banyak berpengaruh dalam membentuk tingkah laku kriminal1 sebab pengaruh sosialisasi seseorang tidak akan lepas dari pengaruh lingkungan3 Dari hasil penelitian penulis1 bahwa bukan hanya pengaruh .aktor lingkungan sosial yang ikut berperan akan timbulnya kejehatan tetapi .aktor tempat tinggal pun ikut juga mempengaruhi kejahatan

seperti tindak pidana asusila terutama tindak pidana Pen2abulan1 2ontohnya 4eluarga yang han2ur0broken home tentunya menyebabkan luka batin terhadap anak6anaknya3 Dan kesibukan orang tua dengan pekerjaan menjadikan anak terlantar dan tidak mendapat asuhan dari orang tua dengan maksimal3 Menjadikan Pantauan orang tua dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anaknya kurang1 maka banyak anak6anak yang terjerumus kepada hal6hal yang negati. diantaranya tindak pidana pen2abulan1 ini sesuai dengan hasil wawan2ara $obbi %>i> !ugroho 7pelaku tindak pidana pen2abulan83 +3 Faktor Minuman 4eras 7beralkohol8 4asus pen2abulan juga terjadi karena adanya stimulasi diantaranya karena dampak alkohol3 ?rang yang dibawah pengaruh alkohol sangat berbahaya karena ia menyebabkan hilangnya daya menahan diri dari sipeminum3 Diluar beberapa hal yang terjadi1 dimana si peminum justru untuk menimbulkan kehilangan daya menahan diri1 bahwa alkohol jika dipergunakan akan membahayakan manusia pertama jiwanya paling lemah3 -egitu seseorang yang mempunyai gangguan6gangguan dalam seksualitasnya1 dimana

minuman alkohol melampui batas yang menyebabkan dirinya tak dapat menahan na.sunya lagi1 dan akan men2ari kepuasan seksualnya1 bahkan dengan pen2abulan dengan siapa saja tak terke2uali men2abuli anaknya sendiri3

%dapun wawan2ara yang dilakukan oleh /ohadi bin /armuni 7pelaku tindak pidana pen2abulan yang dilakukan oleh ayahnya sendiri0 en.abulan8 bahwa si pelaku setelah minum alkohol 7ballo8 yang 2ukup banyak1 dia pun pulang kerumahnya dan melihat anaknya yang sedang televisi dan langsung men2abulinya1 dan menurut pengakuannya setiap setelah mengkomsumsi al2ohol1 dia merasa hawa na.sunya tidak dapat dia tahan3 93 Faktor /eknologi %danya berkembangnya teknologi tentunya membawa

pengaruh bagi kehidupan3 Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positi. dan pengaruh negati.3 Dampak6dampak pengaruh globalisasi tersebut kita kembalikan kepada diri kita sendiri sebagai generasi muda agar tetap menjaga etika dan budaya1 agar kita tidak terkena dampak negati. dari globalisasi3 !amun #n.ormasi yang tidak tersaring membuat tidak kreati.1 prilaku konsumti. dan membuat sikap menutup diri serta berpikir sempit3 Hal tersebut menimbulkan meniru perilaku yang buruk3 Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara yang tidak sesuai dengan norma6norma yang ada 3 :3 Peranan 4orban Peranan korban atau sikap korban sangat menentukan seseorang untuk melakukan kejahatan terhadapnya termasuk kejahatan asusila3 Sebagaimana dikemukakan oleh Don Henting menyatakan

bahwa Bternyata korbanlah yang kerap kali merangsang seseorang untuk melakukan kejahatan dan membuat orang menjadi penjahatF359 Hasil wawan2ara dengan Mistono dan Sumitro 7pelaku tindak pidana pen2abulan8 bahwa si korban adalah teman pelaku 7mereka masih di bawah umur83 4orban dan pelaku selalu bermain bersama sehingga sering bertemu dan diantara mereka tidak ada rahasia3 Sampai6sampai korban berganti pakaian pun didepan para pelaku1 sehingga mun2ul keinginan si pelaku untuk men2abuli si korban3 Jadi1 pada dasarnya dapat dikatakan bahwa korban adalah pihak yang dapat membuat orang menjadi penjahat dan melakukan kejahatan3 -erdasarkan uraian .akta6.akta diatas maka teori dari sutherlind yang digunakan untuk mengkaji dan menganalisis .aktor6.aktor penyebab terjadinya tindak pidana pen2abulan masih relevan3 "alaupun dari uraian .akta di atas dapat terlihat ada .aktor penghambat terungkapnya tindak pidana pen2abulan1 dimana dalam masyarakat masih dianggap aib3 Maka dapat ditarik kesimpulan dari uraian .akta6.akta di atas bahwa .aktor rendahnya pendidikan dan ekonomi1 .aktor lingkungan atau tempat tinggal1 .aktor minuman keras 7beralkohol81 .aktor teknologi1 dan peranan korban3 Merupakan .aktor6.aktor penyebab yang penting dari penyebab tindak pidana pen2abulan di 4abupaten 64 !inik widiyanti1 (CA*1 &e'ahatan dalam (asyarakat dan Pen.egahan1 Jakarta -ima %ksara3 hlm3 (++

Purbalingga3 Dengan perkembangan teori6teori yang dikembangkan oleh ma>hab6ma>hab dalam bidang etiologi kriminal dimana .aktor6 .aktor penyebab tindak pidana pen2abulan di 4abupaten Purbalingga sesuai dengan teoriJteori yang tidak berorientasi pada kelas sosia yaitu teori ekologi dimana teori ini dipengaruh .aktor lingkungan sosial yang ikut berperan akan timbulnya kejahatan tetapi .aktor tempat tinggal pun ikut juga mempengaruhi kejahatan seperti tindak pidana asusila terutama tindak pidana pen2abulan1 2ontohnya 4eluarga yang

han2ur0broken home tentunya menyebabkan luka batin terhadap anak6 anaknya3 Dan kesibukan orang tua dengan pekerjaan menjadikan anak terlantar dan tidak mendapat asuhan dari orang tua dengan maksimal3 /eori kon.lik kebudayaan adalah kon.lik dalam nilai sosial1 kepentingan dan norma6norma3 /indak pidana pen2abulan di 4abupaten Purbalingga ini ditengarai dari proses perkembangan kebudayaan dan peradaban3 Perpindahan norma6norma perilaku daerah budaya barat dan dipelajari sebagai kon.lik mental atau sebagai benturan nilai kultur1 seperti teknologi yang makin 2anggih dan minuman keras 7beralkohol83 /eori .aktor ekonomi merupakan hal yang .undamental bagi seluruh struktur sosial dan kultur menentukan struktus tersebut3 Perkembangan perekonomian di 4abupaten

Purbalingga 2enderung belum merata di setiap wilayah 4abupaten Purbalingga ditengarai masih terdapat pengangguran1 sehingga terdapat penyimpangan seksual 2ontohnya tindak pidana pen2abulan

terhadap anak di bawah umur3 /eori differential asso.iation berlandaskan pada proses belajar, adalah perilaku kejahatan yaitu perilaku yang dipelajari3 Dimana Sutherland berpendapat bahwa perilaku kejahatan adalah perilaku manusia yang sama dengan perilaku manusia pada umumnya yang bukan kejahatan3 Misalnya .ilm6.ilm atau ba2aan yang mengandung usus pornogra.i yang masih menjadi konsumsi umum1 sehingga menimbulkan pengaruh negative pada masyarakat3 -3 U$a a Penega"an #u"um Tinda" Pidana Pen!abulan di Kabu$aten Purbalingga -erbi2ara mengenai penegakan hukum pidana di #ndonesia1 tentunya berbi2ara mengenai , 7dua8 tonggaknya1 yakni hukum pidana materiil dan hukum pidana .ormil3 Hukum pidana materiil di #ndonesia se2ara umum diatur di dalam 4itab Undang6undang Hukum Pidana 74UHP81 dan se2ara khusus banyak diatur di peraturan perundang6undangan yang men2antumkan ketentuan pidana3 -egitu juga dengan hukum pidana .ormil di #ndonesia1 diatur se2ara umum di dalam 4itab Undang6undang Hukum %2ara Pidana 74UH%P81 dan se2ara khusus ada yang diatur di undang6undang yang men2antumkan ketentuan pidana 3 -erpijak pada kedua aturan hukum positi. di atas1 penegakan hukum pidana di #ndonesia menganut , 7dua8 sistem yang diterapkan se2ara bersamaan1 yakni sistem penegakan hukum pidana se2ara penegasan pembagian tugas dan wewenang antara jajaran aparat penegak hukum a2ara

pidana se2ara instansional 7Di.erensiasi Fungsional8 dan sistem peradilan pidana yang mengatur bagaimana penegakan hukum pidana dijalankan 7Intregated 1riminal =usti.es system23 Mengapa demikian1 karena pada strukturnya1 penegakan hukum pidana #ndonesia dari hulu ke hilir ditangani lembaga yang berdiri sendiri se2ara terpisah dan mempunyai tugas serta wewenangnya masing6masing3 Misalnya penyelidikan dan penyidikan dilakukan oleh kepolisian1 penuntutan dilakukan oleh kejaksaan1 dan pemeriksaan persidangan beserta putusan menjadi tanggung jawab dari hakim yang berada di bawah naungan Mahkamah %gung3 Hal tersebut yang menjadi sebab #ndonesia dikatakan menganut sistem differensiasi fungsional3 !amun apabila ditilik dari proses kerjanya1 ternyata semua lembaga tersebut bekerja se2ara berkelanjutan dan berkesinambungan3 %ntara kepolisian dan kejaksaan misalnya1 ketika melakukan penyidikan kepolisian akan menyusun berita a2ara pemeriksaan yang nantinya menjadi dasar dari kejaksaan untuk menyusun surat dakwaan3 Sementara itu1 ada juga proses yang dinamakan pra penuntutan1 yakni ketika berkas dari kepolisian di anggap belum lengkap untuk menyusun surat dakwaan oleh kejaksaan1 maka berkas tersebut dikembalikan ke kepolisian untuk dilengkapi disertai dengan petunjuk dari jaksa yang bersangkutan35: Usaha penanggulangan suatu kejahatan1 apakah itu menyangkut kepentingan hukum seseorang1 masyarakat maupun kepentingan hukum 65 Satjipto $ahardjo1 ,)))1 Ilmu Hukum1 -andung1 P/ ;itra %ditya -akti1 hlm39+

!egara31 tidaklah mudah seperti yang dibayangkan karena hampir tidak mungkin dmenghilangkannya3 /indak kejahatan atau kriminalitas akan tetap ada selama manusia masih ada dipermukaan bumi ini1 kriminaitas akan hadir pada segala bentuk tingkat kehidupan masyarakat3 4ejahatan amatlah kompleks si.atnya1 karena tingkah laku dari penjahat itu banyak variasinya serta sesuai pula dengan perkembangan yang semakin 2anggih dan dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan berpengaruh terhadap meningkatnya tindak pidana pen2abulan1 dimana semakin meuasnya in.ormasi melalui media elektronik maupun media 2etak dari seluruh belahan dunia yang tidak melalui tahap penyaringan terhadap adegan6adegan yang berbau negati.3 /indak pidana pen2abulan di 4abupaten purbalingga terhadap anak di bawah umur banyak terjadi permasalahan mengenai bagaimana hukum dalam menegakan keadilan bagi para pelaku pen2abulan tersebut yang dihukum dengan hukuman yang dapat dikatakan hukuman tersebut tidak dapat membuat perilaku para pelaku tersebut berubah menjadi lebih baik1 sehingga ini menyebabkan korban merasa tidak mendapatkan keadilan yang e.isien oleh kejahatan apa yang telah pelaku lakukan terhadap korban khususnya anak di bawah umur3 Hukum adalah aturan untuk manusia1 maka pelaksanaan hukum atau penegakan hukum harus memberikan man.aat atau kegunaan bagi masyarakat3 Perlu dipahami bahwa kualitas pembangunan dan penegakan hukum yang dituntut masyarakat saat ini bukan sekedar kualitas .ormal1 akan tetapi adalah kualitas materil atau substansial3 4emudian1 strategi sasaran

pembangunan dan penegakan hukum1 harus ditujukan pada kualitas substanti. yang dimana opini yang dituntut masyarakat yang berkembang dituntut saat ini1 yaitu antara lain (3 %danya perlindungan hak asasi manusiaH ,3 %danya nilai kejujuran1 keadilan1 kebenaran1 dan keyakinan antara masyarakat berserta pemerintah dan penegak hukumH +3 -ersih dari praktik pilih kasih1 korupsi1 kolusi1 dan nepotisme1 ma.ia peradilan dan penyalahgunaan kekuasaan ataupun kewenanganH 93 /erselenggaranya pemerintahan yang bersih dan berwibawaH :3 /erwujudnya penegakan hukum yang e.isien dan tegaknya kode etik dan pro.esi penegak hukum3 Penegakan hukum dalam suatu tindak pidana pen2abulan di 4abupaten Purbalingga yang dilakukan oleh pelakunya orang dewasa terhadap korban yang masih di bawah umur sudah e.isien1 terdapat .aktor6.aktor yang mungkin dapat mempengaruhi penegakan hukum tersebut yang antara lain sebagai berikut *4 1a"tor #u"um4 Faktor hukumnya1 maksudnya dalam hal kaitannya mengenai undang6 undang yang berlaku di #ndonesia yang semakin beragam bentuk serta tujuannya dan hampir dalam kehidupan sehari6sehari masyarakat harus menaati peraturan tersebut3 Setiap peraturan perundang6undangan memiliki kelemahan6kelemahan dalam setiap pasalnya1 banyaknya perundang6undangan dibuat yang bertujuan untuk menekan angka pelanggaran dan kejahatan1 akan

tetapi dalam kenyataannya angka pelanggaran dan kejahatan itu semakin meningkat dari tahun ke tahun di 4abupaen Purbalingga terutama tindak pidana pen2abulan1 peningkatan tersebut disebabkan ialah kurangnya meratanya masyarakat memahami undang6undang tersebut serta kurangnya sosialisasi mengenai penyuluhan hukum mengenai undang6undang pada masyarakat3 Penegakan hukum di 4abupaten Purbalingga telah sesuai dengan undang6undang yang ada dan berlaku dalam penegakan hukum tindak pidana pen2abulan1 ditegaskan dengan pernyataan dari 4anit unit PP% Polres Purbalingga menyatakan bahwa F4ami dalam menangani tindak pidana pen2abulan anak di bawah umur di wilayah hukum Polres Purbalingga ini sesui dengan pro2edural penyidikan dan telah menerapkan undang6undang yang sesuai dengan perlindungan anak yaitu UU !o3 ,+ /ahun ,)), tentang Perlindungan %nakF3

24 1a"tor Penega" #u"um Penegakan hukum tidak akan berjalan dengan baik1 apabila tidak didukung oleh para penegak hukumnya yang khususnya bergerak di dalam bidang hukum seperti kepolisian1 kejaksaan1 penga2ara1 kehakiman dan lembaga pemasyarakatan3 @emah kuatnya suatu penegakan hukum berasal dari para penegak hukumnya1 jika para penegak hukumnya lemah1 maka masyarakat akan mempersepsikan bahwa hukum dilingkungannya tidak ada

atau seolah masyarakat berada dalam hutan rimba yang tanpa aturan satu pun yang mengaturnya355 Saat ini dinamika yang terjadi dalam proses pen2arian keadilan pada pranata hukum kita ternyata telah berkembang menjadi begitu kompleks3 Masalah6masalah hukum dan keadilan bukan lagi sekedar masalah teknis prosedural untuk menentukan apakah suatu perbuatan bertentangan atau tidak dengan peraturan perundang6undangan1 atau apakah sesuai atau tidak dengan hukum kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat1 akan tetapi1 masalah hukum yang menjadi polemik adalah seputar bagaimana mempersiapkan yang belum ada dan menyesuaikan yang tidak lagi 2o2ok dalam rangka proses transplantasi hukum se2ara besar6besaran yang berjalan mengiringi proses pertumbuhan tatanan baru globalisasi3 Dalam kondisi seperti ini1 permasalahan hukum bukan lagi hanya persoalan eksklusi. yang berkaitan dengan perlindungan atas hak dari segelintir orang3 &ang terjadi dalam masyarakat seperti ini adalah dihadapkannya kenyataan bahwa permasalahan hukum merupakan permasalahan setiap orang3 Di sisi lain1 proses transplantasi tersebut juga menuntut negara dan masyakarat untuk menanggulangi distorsi yang ada agar tidak terus6menerus menjalar dan menggerogoti seluruh institusi dan in.rastruktur pendukung sistem hukum #ndonesia3 Perlu diperhatikan ialah mengenai kebutuhan akan etika1 standar dan tanggung jawab sebagai nilai6nilai pokok para penegak hukum yang akan 66 Satjipto $ahardjo1 ? 3 1it1 hlm3 95

mendukung dan menjamin keberlanjutan terselenggaranya proses pen2arian keadilan yang sehat3 Faktor yang ikut menuntut men2uatnya debat tersebut berada di sisi masyarakat yang dari waktu ke waktu semakin tergantung kepada keahlian dan keterampilan dari sekelompok orang yang disebut kaum pro.esional3 4ondisi ketergantungan tersebut pada akhirnya menempatkan etika pro.esi sebagai salah satu sarana kontrol masyarakat terhadap pro.esi1 yang dalam hal tertentu masih dapat di nilai melalui parameter etika umum yang ada di dalam masyarakat3 Dengan begitu1 telah lebih lanjut mengenai dimensi moral dari pro.esi penegak hukum dan berkaitan erat dengan makna1 .ungsi dan peranan penegak hukum beserta kode etik yang mengatur mengenai pro.esi penegak hukum itu sendiri3 4ehormatan1 keberanian1 komitmen1 integritas1 dan pro.esional adalah merupakan dasar bagi para penegak hukum3 Sudah sejak dahulu pro.esi para penegak hukum dianggap sebagai pro.esi mulia3 ?leh karena itu seorang para penegak hukum dalam bersikap haruslah menghormati hukum dan keadilan1 sesuai dengan kedudukan aparat penegak hukum tersebut sebagai the offi.er of the .riminal3 Sudah merupakan suatu keharusan bagi para penegak hukum memahami kode etik pro.esi dalam menjalankan tugasnya masing6masing3 4ode etik pro.esi ini bertujuan agar ada pedoman moral bagi para penegak hukum dalam bertindak menjalankan tugas dan kewajibannya3

Pro.esionalisme tanpa etika menjadikannya tanpa kendali dan tanpa pengarahan3 Sebaliknya1 etika tanpa pro.esionalisme menjadikannya tidak maju bahkan tidak tegak3

Dunia hukum khususnya Pidana1 sering kita mendengar istilah kode P(A1 P(C ataupun P,( baik di media masa maupun Media 'lektronik3 4adang6 kadang orang yang tidak mengerti arti dari kode6kode tersebut diatas hanya bertanya6tanya1 dalam hal ini kami akan jelaskan tentang kode P,( yang seringkali kita mendengarnya berdasarkan Peraturan Hukum yang berlaku3 P,( yaitu artinya berkas perkara yang diserahkan kepolisian telah dianggap lengkap oleh kejaksaan dan siap untuk dilimpahkan ke pengadilan untuk menjalani proses persidangan3 Penelitian yang dilakukan di Polres Purbalingga1 penulis mendapatkan data mengenai tindak pidana pen2abulan yang terjadi di wilayah hukum Polres Purbalingga pada bulan Januari6!ovember tahun ,)(,1 dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel -4 Data Kasus Pen!abulan Ana" di P0L&ES Purbalingga Bulan (anuari-NoAember ta6un 2+*2 !? * 2 : !? D%! /%!GG%@ @P @P040###0,)(,0Sek Pbg9 maret ,)(, @P040(+C0D##0,)(,0SP 4/ C %gustus ,)(, @P040(:0D##0,)(,0Sek Mbt ,A %gustus ,)(, @P040(:A0#E0,)(,0SP 4/ (( September ,)(, @P0-0(A50E0,)(,0SP4 /1 ,A oktober ,)(, @P0-0(AC0E#0,)(,0Jate /'$S%!G 4% Fajar Soniyanto Mistono #lham1 aan1 teguh1 lut.i1 selamet dan yusu. $obbi a>i> nugroho /ohadi P%S%@ &%!G D#@%!GG%$ A, uu perlindungan anak A, uu perlindungan anak A, uu perlindungan anak A, uu perlindungan anak 4'/'$%! G%! P,( 7selesai8 P,( 7selesai8

< 9

Di 2abut 7menikahi korban8 Di2abut 7pembinaan orangtua dan kompensasi8 A( dan atau A, 4irim uu perlindungan berkas anak A( dan atau A, Penyidikan

ng0$es3pbg1 + november ,)(,

uu perlindungan

-erdasarkan tabel di atas terlihat tindak pidana pen2abulan terhadap anak di bawah umur di 4abupaten Purbalingga1 para penegak hukum telah menerapkan Undang6undang !o3 ,+ /ahun ,)), tentang Perlindungan %nak3 Di dalam kasus pen2abulan yang korbannya menimpa seorang anak di bawah umur ini menyangkut tentang hak asasi anak sebagai korbannya yang tidak baik mendapatkan perlakuan dalam hal kekerasan seksual sesuai dengan Undang6undang !o3 ,+ /ahun ,)), pada Pasal A, yang menyatakan bahwa BSetiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau an2aman kekerasan1 memaksa1 melakukan tipu muslihat1 serangkaian kebohongan1 atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan 2abul1 dipidana dengan pidana penjara paling lama (: 7lima belas8 tahun dan paling singkat + 7tiga8 tahun dan denda paling banyak $p +))3)))3)))1)) 7tiga ratus juta rupiah8 dan paling sedikit $p 5)3)))3)))1)) 7enam puluh juta rupiah8F3 Pasal di atas1 pada kasus pen2abulan terhadap anak di bawah umur khususnya dalam menjerat para pelakunya bukan hanya Pasal ,A: 4UHP saja1 akan tetapi pasal tersebut di atas dapat juga menjadi a2uan para penegak hukum untuk menjerat para pelaku yang dimana an2aman pidana bagi para pelakunya lebih berat dibandingkan dalam pasal ,A: 4UHP atau dengan kata lain undang6undang mengenai perlindungan anak tersebut janganlah dikesampingkan akan tetapi dipakai dalam menjerat para pelaku yang menjadikan anak6anak6sebagai objeknya3 -4 1a"tor Sarana Atau 1asilitas4

Sarana atau .asilitas di bidang hukum harus benar6benar berjalan se2ara baik1 seperti mobil0motor patrol dan pos6pos polisi3 Sarana atau .asilitas tersebut menjadi sebuah dukungan demi kelan2aran penegakan hukum di #ndonesia3 Sarana atau .asilitas yang dimaksud men2akup mengenai proses perkara pidananya3 Hasil wawan2ara dengan 4anit PP%1 #P/U Sugeng pada hari rabu tanggal ,( !ovember ,)(, menyatakan bahwa Bsarana dan .asilitas sudah memadai dalam kelan2aran penegakan hukum di 4abupaten PurbalinggaF3 !amun dengan adanya sarana dan .asilitas juga harus ditunjang dengan partisipasi dari pihak terkait dan masyarakat1 sehingga berjalan se2ara seimbang menjadikan kelan2aran dalam penegakan hukum pada tindak pidana pen2abulan di 4abupaten Purbalingga3 :4 1a"tor .as ara"at dan Kebuda aan 4ehidupan bermasyarakat1 penegakan hukum menjadi tolak ukur bagi masyarakat untuk merasakan suatu keadilan3 Mengenai kasus pen2abulan dimana masyarakat sangat berperan akti. dalam masalah penegakan hukum1 maksudnya masyarakat harus mendukung se2ara penuh dan berkerja sama dengan para penegak hukum dalam usaha penegakan hukum3 %kan tetapi masyarakat di 4abupaen purbalingga mempunyai pengaruh adat yang sangat besar belum memper2ayai dengan se2ara penuh tentang adanya hukum yang berlaku di negara ini1 dikarenakan mereka masih per2aya dengan hukum adatnya sendiri atau dengan kata lain masyarakat purbalingga yang mempunyai 2ara tersendiri untuk menegakan aturan yang berlaku di daerahnya tersebut atau dengan kata lain pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya

kepada korban3 Dari .aktor6.aktor yang tersebut di atas mungkin dapat mempengaruhi penegakan hukum khususnya dalam kasus pen2abulan terhadap anak di bawah umur karena perbuatan yang melanggar hukum harus senantiasa dilengkapi dengan organ6organ penegakannya yang tergantung pada .aktor6.aktor yang meliputi a3
5*

Harapan masyarakat1 yakni apakah penegakan hukum tersebut

sesuai atau tidak dengan nilai6nilai masyarakat3 b3 %danya motivasi warga masyarakat untuk melaporkan terjadinya

perbuatan melanggar hukum kepada organ6organ penegak hukum tersebut3 23 4emampuan dan kewibawaan dari organisasi penegak hukum3 Penegakan hukum yang konsisten harus terus diupayakan oleh kepolisian Purbalingga untuk mengembalikan keper2ayaan masyarakat terhadap hukum yang berlaku di #ndonesia1 karena masyarakatlah .aktor yang sangat berperan akti. mendukung proses penegakan hukum pada akhir6akhir ini di media masa banyak masalah yang timbul seperti adanya ma.ia hukum yang dimana hukum digunakan sebagai alat kekuasaan bagi mereka yang menjadi oknumnya sehingga membuat keper2ayaan masyarakat pada hukum yang berlaku di #ndonesia mulai musnah sedikit demi sedikit oleh sebab itu1 Polres Purbalingga harus lebih di upayakan pro.esionalitas1 kejujuran dan bersih dari permainan yang di buat oleh oknum6oknum tertentu dalam kinerjanya di bidang penegakan hukum3 Peranan hukum dalam masyarakat 67 Simpulan wawan2ara dengan polisi di Polres Purbalingga1 hari rabu tanggal ,( !ovember ,)(,

yang bebas ialah to enfor.e the truth and 'usti.e1 yaitu penegakan kebenaran dan menegakkan keadilan3 Hal ini dapat terwujud bila penegakan hukum dilakukan Polres Purbalingga tanpa pandang bulu atau pilih kasih dan tidak ada diskriminasi ataupun tidak bersi.at berat sebelah atau imparsial Penegakan hukum yang dilakukan oleh Polres Purbalingga melalui .aktor6.aktor tesebut telah sesui dengan sistem penegakan hukum pidana se2ara penegasan pembagian tugas dan wewenang antara jajaran aparat penegak hukum a2ara pidana se2ara instansional 7<ifferensiasi $ungsional8 dan sistem peradilan pidana yang mengatur bagaimana penegakan hukum a2ara pidana dijalankan 7Intregated 1riminal =usti.es system23 Sehingga ter2ipta keadaan yang kondusi. di dalam kehidupan masayarakat3 -eberapa data diatas dapat diketahui .aktor6.aktor yang mungkin dapat mempengaruhi penegakan hukum di 4abupaten Purbalingga selanjutnya akan dipaparkan mengenai penegakan hukumnya dengan upaya pen2egahan 7 re)entif2 dan upaya penanggulanggan 7refresif23 Hasil wawan2ara dengan in.orman tentang upaya pen2egahan 7 re)entif8 dan upaya penanggulangan 7refresif8 disajikan dalam tabel sebagai berikut

Tabel -4U$a a Pen!ega6an No ( InDorman #ptu Sugeng 74anit PP% Polres Purbalingga #asil 7a7an!ara /erhadap pen2egahan polres purbalingga mengadakan bimbingan dan penyuluhan 7-inhul8 kepada Tema Pen2egahan tindak pidana pen2abulan Tujuan %gar tindak pidana pen2abulan dapat di minimalisir

masyarakat khususnya tentang pele2ehan seksual bekerjasama dengan Pemda melalui -apermas1-4-PP dan juga diadakamnya pemantauan dan ra>ia3 'ny3 P 7ketua -4-PP Purbalingga @SM -4-PP selalu mengadakan Purbalingga8 bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat khususnyapele2ehan seksual yang bekerjasama dengan Pemdamelalui -apermas %khmad Diadakannya 7/okoh bimbingan dan Masyarakat8 penyuluhan hukum tentang UU perlindungan anak dan pele2ehan seksual serta penyuluhan keagamaan

Pen2egahan tindak pidana pen2abulan

%gar tindak pidana pen2abulan dapat di minimalisir

Pen2egahan tindak pidana pen2abulan

%gar tindak pidana pen2abulan dapat di minimalisir

Sumber Data Primer yang diolah -erdasarkan tabel di atas menunjukan bertanggung jawab untuk menanggulangi tindak pidana kesusilaan terutama tindak pidana Pen2abulan di 4abupaten Purbalingga dan apa saja upaya yang harus dilakukan (3 /indakan preventi. a3 #ndividu

Harus dilakukan oleh setiap individu adalah berusaha untuk terus men2oba agar tidak menjadi korban kejahatannya khususnya

pen2abulan1 salah satunya adalah tidak memberikan kesempatan atau ruang kepada setiap orang atau setiap pelaku untuk melakukan kejahatan3 Salah satunya yaitu dengan (8 Menghindari pakaian yang dapat menimbulkan rangsangan seksual terhadap lawan jenisH ,8 /idak tidur bersama dengan anggota keluarga yang berlainan jenis yang telah dewasa3 b3 Masyarakat 4ehidupan masyarakat adalah suatu komunitas manusia yang memiliki watak yang berbeda6beda satu sama lainnya1 sehingga kehidupan masyarakat merupakan salah satu hal yang penting dimana menentukan dapat atau tidaknya suatu kejahatan dilakukan3 Dalam kehidupan bermasyarakat perlu adanya pola hidup yang aman dan tentram sehingga tidak terdapat ruang atau untuk terjadinya kejahatan1 khususnya kejahatan di bidang asusila terutama pen2abulan terhadap anak3 Pen2egahan terhadap kejahatan asusia yang merupaka suatu usaha bersama yang harus dimulai sedini mungkin pada setiap anggota masyarakat3 4anit PP% #P/U Sugeng menyatakan bahwa FUpaya yang dilakukan Polres Purbalingga agar men2egah terjadinya tindak pidana kesusilaan yaitu men2iptakan suasana yang tidak menyimpang dengan tata nilai yang dianut oleh

masyarakatF3 %dapun usaha6usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk men2egah yaitu dengan jalan mengadakan a2ara silaturahi antara anggota masyarakat yang diisi dengan 2eramah62eramah yang dibawakan oleh tokoh masyarakat dilingkungan tempat tinggal3 23 Usaha yang dilakukan oleh pemerintah Usaha penanggulangan kejahatan1 pemerintah 4abupaten Purbalingga juga tidak lepas dari hal ini1 menginggat pemerintah 4abupaten Purbalingga merupakan salah satu wilayah 4abupaten yang sedang berkembang pesat dari segala bidang1 antaralain bidang ekonomi1 bidang pariwisata1 bidang industri dan

sebagainya3 -anyak hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya penanggulangan kejahatan asusila terutama

pen2abulan1 diantaranya (3 Mengadakan penyuluhan hukum3 Upaya penyuluhan hukum sangatlah penting dilakukan1 mengingat bahwa pada umumnya pelaku kejahatan1 khususnya tindak pidana pen2abulan adalah tingkat kesadaran hukumnya masih relative rendah1 sehingga dengan adanya kegiatan penyuluhan ini diharapkan mereka dapat memahami dan menyadari1 bahwa tindak pidana pen2abulan itu merupakan perbuatan melanggar hukum serta merugikan masyarakat1 yang dian2am dengan Undang6undang3

,3

Mengadakan penyuluhan keagamaan %gama merupakan petunjuk bagi umat manusia untuk mendapat kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat3 Melalui penyeluhan terhadap keagamaan diharapkan keimanan seseorang serta dalam

agama

keper2ayaannya dalam perilaku

semakin

kokoh1 di

dimani.estasikan

sehari6hari

masyarakat1 serta untuk melakukan kejahatan menyangkut tindak pidana asusila terutama tindak pidana pen2abulan dapat dialihkan kepada hal6hal yang positi.3 d3 4epolisian 4epolisian sebagai salah satu instansi penegak hukum1 juga memandang peranan yang sangat penting demi terwujudnya kehidupan yang aman dan tentram3 Usaha yang dilakukan polisi 4abupaten Purbalingga dalam upaya penanggulangan tindak pidana pen2abulan diantaranya adalah melakukan patrol0ra>ia rutin untuk meningkatkan suasana kamtibmas dalam kehidupan

masyarakat1 selain itu kepolisian juga se2ara rutin memberikan penyuluhan hukum terhadap masyarakat dibantu lembaga terkait 3 Selain itu aparat kepolisian dalam melakukan patroli diharapkan mampu membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat sehingga ter2ipta hubungan yang harmonis antara polisi dengan masyarakat yang nantinya akan melahirkan kerjasama yang baik diantara keduannnya3

Selain upaya preventi. di atas1 juga diperlukan upaya represi. sebagai bentuk dari upaya penanggulangan kejahatan asusila termasuk pen2abulan3 Penanggulangan yang dilakukan se2ara represi. adalah upaya yang dilakukan oleh aparat penegak hukum1 berupa penjatuhan atau pemberian sanksi pidana kepada pelaku kejahatan1 dalam hal ini dilakukan oleh kepolisian1 kejaksaan1 pengadilan dan @embaga permasyarakatan3 berdasarkan hasil wawan2ara dengan in.orman tentang upaya

penanggulangan yang dilakukan Polres Purbalingga akan disajikan dalam tabel sebagai berikut Tabel :4 U$a a Penanggulangan

Sumber Data Primer yang diolah

Selain tindakan preventi. yang dapat dilakukan oleh kepolisian 4abupaten Purbalingga1 kepolisian 4abupaten Purbalingga juga dapat melakukan tindakan6tindakan represi.3 /indakan represi. yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan atas perintah atasan tertinggi kepolisian tersebut3 /indakan tersebut harus mendapat perintah dari atasan dikarenakan jika terjadi kesalahan prosuder dan lain sebagainya yang mengakibatkan kerugian bagi pelaku ataupun

masyarakat1 hal tersebut menjadi tanggung jawab atasan3 Sehingga aparat yang bekerja dilapangan dalam melakukan tindakan tidak sewenang6 wenang3 /indakan tersebut dapat berupa pelumpuhan terhadap pelaku1 melakukan penangkapan1 penyelidikan1 penyidikan dan lain sebagainya3 Sementara bagi pihak kejaksaan adalah meneruskan penyidikan dari kepolisian dan melakukan penuntutan dihadapan majelis hakim pengadilan negeri3 Sementara di pihak hakim adalah pemberian pidana maksimal kepada pelaku diharapkan agar pelaku dan 2alon pelaku

mempertimbangkan kembali untuk melakukan dan menjadi takut dan jera untuk mengulangi kembali3 Sementara bagi pihak @embaga

Permasyarakatan memberikan pembinaan terhadap narapidana yang berada di @embaga Permasyarakatan berupa pembinaan mental agama1 penyuluhan hukum serta berbagai ma2am keterampilan3 /abel di atas menunjukan upaya pen2egahan dan upaya penanggulangan untuk meminimalisir terjadinya tindak pidana pen2abulan di 4abupaten

Purbalingga3 Diperlukan pen2egahan dan penanganan yang serius dari pihak6 pihak yang terkait1 yaitu kepolisian1 aparat penegak hukum1 pemerintah daerah1 @SM dan mayarakat3 -erbagai kasus pen2abulan yang terjadi di kabupaten Purbalingga yang berma2am6 ma2am bentuk dan modus operandinya seperti dirayu1 dian2am1 dipaksa1 ditipu dan lain sebagainya1 para pelaku pen2abulan tersebut menurut Unit Perlindungan Perempuan %nak Polres Purbalingga rata6rata dijatuhi hukuman penjara sekitar tiga sampai lima tahun3 '.isiensi hukuman penjara tersebut apakah sesuai dengan perbuatan yang dilakukan oleh para pelaku pen2abulan anak di bawah umur1 ini menjadi suatu polemik dikalangan masyarakat 1 akan tetapi penjatuhan hukuman bagi pelaku itu tergantung pada proses hukumnya35A Majelis Hakim dalam menjatuhkan hukuman bagi para pelaku didasarkan pada pembuktian dan keyakinan dari hakim serta dengan hal6hal yang memberatkan dan hal6hal yang meringankan1 hal6hal ini yang akan menjadi tolak ukur dari berat ringannya hukuman bagi pelaku3 Sebagaimana pengaturan bagi pelaku perkosaan terhadap anak di bawah umur menurut peraturan perundang6undangan yang berlaku di #ndonesia ialah sebagai berikut (3 Sanksi Pidana -agi Pelaku Pen2abulan /erhadap %nak Di -awah Umur Menurut 4itab Undang6undang Hukum Pidana 74UHP83

68 4artini kartono1 ? 31it, hlm3 (5*

Sanksi pidana bagi pelaku pen2abulan terhadap anak di bawah umur menurut 4UHP ialah sebagai berikut a3 Pasal ,A: 4UHP yang menentukan bahwa -arang siapa dengan kekerasan atau an2aman kekerasan memaksa seorang wanita yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia1 dian2am karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun3 Pasal ,A: 4UHP di atas1 pelaku pen2abulan terhadap anak di bawah umur dapat dian2am hukuman pidana penjara paling lama dua belas tahun1 akan tetapi dalam pasal ini tidak menyebutkan kategori korban atau usia korban1 hanya menyebutkan korbannya seorang wanita tanpa batas umur atau klasi.ikasi umur berarti seluruh klasi.ikasi umur termasuk lanjut usia maupun anak6anak dapat dikategorikan dalam pasal ini3 Dalam hal pen2abulan yang korbannya anak di bawah umur berarti dapat diatur dalam pasal ini3 b3 Pasal ,A5 4UHP yang menentukan bahwa -arang siapa bersetubuh dengan seorang wanita yang bukan istrinya1 padahal diketahuinya bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya1 dian2am dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun3 Pengaturan pada pasal ini ialah apabila pelaku pen2abualan terhadap anak di bawah umur melakukan pemenuhan hasrat seksualnya bukan dengan 2ara kekerasan atau an2aman kekerasan1

melainkan dengan 2ara meminumkan suatu >at atau obat yang membuat korbannya pingsan atau tidak berdaya1 pelaku dapat dian2am dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun3 23 Pasal ,A* ayat 7(8 4UHP yang menentukan bahwa -arang siapa bersetubuh dengan seorang wanita diluar pernikahan1 padahal diketahui atau sepatutnya harus diduga1 bahwa umurnya belum lima belas tahun1 atau kalau umurnya tidak ternyata 1 belum mampu kawin dian2am dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun3 Perbuatan yang terjadi di sini adalah perbuatan pen2abulan terhadap anak di bawah umur dilakukan dengan memaksakan kehendak dari orang dewasa terhadap anak di bawah umur yang dilakukan tanpa atau dengan kekerasan demi ter2apainya pemenuhan hasrat seksual3 Pemenuhan hasrat seksual yang dilakukan tanpa kekerasan bisa terjadi dengan 2ara atau upaya orang dewasa dengan membujuk korban dengan mengiming6imingi korban dengan sesuatu atau hadiah yang membuat korban menjadi senang dan tertarik1 dengan demikian si pelaku merasa lebih mudah untuk melakukan maksudnya untuk menyetubuhi korban3 Dalam hal ini pelaku dapat dian2am dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun3 ,3 Sanksi Pidana -agi Pelaku Pen2abulan /erhadap %nak Di -awah Umur Menurut Undang6Undang !o ,+ /ahun ,)), /entang Perlindungan %nak3

Sanksi pidana bagi pelaku pen2abulan terhadap anak di bawah umur menurut undang6undang perlindungan anak ialah Pasal A, yang menentukan bahwa Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau an2aman kekerasan1 memaksa1 melakukan tipu muslihat1 serangkaian kebohongan1 atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan 2abul1 dipidana dengan pidana penjara paling lama (: 7lima belas8 tahun dan paling singkat + 7tiga8 tahun dan denda paling banyak $p +))3)))3)))1)) 7tiga ratus juta rupiah8 dan paling sedikit $p 5)3)))3)))1)) 7enam puluh juta rupiah83 Pasal ini1 pengaturan bagi pelaku pen2abualan terhadap anak di bawah umur dengan 2ara kekerasan ataupun an2aman kekerasan yang dimana menerangkan hukuman bagi pelaku sangatlah berat yaitu paling lama lima belas tahun penjara dan paling singkat tiga tahun penjara1 setidaknya akan membuat pelaku geram dan menyadari benar perbuatan apa yang telah dilakukan3 Pengaturan pada pasal ini sudah 2ukup e.isien dalam menjerat para pelaku untuk dapat

mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum3 -erdasarkan uraian dari data hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai penegakan hukum tindak pidana pen2abulan terhadap anak di bawah umur di 4abupaten Purbalingga3 Peranan menurut teori Sutherland1 penegakan hukum pidana di #ndonesia menganut , 7dua8 sistem yang diterapkan se2ara bersamaan1 yakni sistem penegakan hukum pidana se2ara penegasan pembagian tugas dan wewenang antara aparat penegak hukum a2ara pidana se2ara instansional 7Di.erensiasi Fungsional8 dan sistem peradilan pidana yang mengatur bagaimana penegakan hukum pidana

dijalankan 7Intregated 1riminal =usti.es system23 Mengapa demikian1 karena pada strukturnya1 penegakan hukum pidana #ndonesia dari hulu ke hilir ditangani lembaga yang berdiri sendiri se2ara terpisah dan mempunyai tugas serta wewenangnya masing6masing1 hal tersebut pembagian tugas dan wewenang antara aparat penegak hukum a2ara pidana se2ara instansional 7<ifferensiasi $ungsional83 Dalam penegakan hukum tindak pidana

pen2abulan terhadap anak di bawah umur di 4abupaten Purbalingga ini telah dilaksanakan menurut proses hukumnya1 menga2u dan berpegang pada ketentuan perundang6undangan yang berlaku seperti 4UHP dan UU !?3 ,+ /ahun ,)), tentang Perlindungan %nak1 hal tersebut merupakan wujud peradilan pidana yang mengatur bagaimana penegakan hukum pidana dijalankan 7Intregated 1riminal =usti.es system23 +erdasarkan ada kenyataan tersebut maka da at ditarik kesim ulan bahwa u aya enegakan hukum terhada tindak idana en.abulan terhada anak di bawah umur di &abu aten Purbalingga sudah o timal3 Hal tersebut da at terlihat dari erilaku dan tindakan penegakan hukum pidana se2ara penegasan pembagian tugas dan wewenang antara aparat penegak hukum a2ara pidana se2ara instansional dan sistem peradilan pidana yang mengatur bagaimana penegakan hukum pidana terhadap tindak pidana pen2abulan dijalankan dengan upaya penegakan hukumnya tindak pidana pen2abulan baik se2ara upaya re)entif dan upaya re resif3

;3 Perlindungan Ter6ada$ Korban (Ana"% *4 #a" Ana" Sebagai Korban

-anyaknya kasus mengenai kekerasan terhadap anak yang terjadi di #ndonesia dianggap sebagai suatu indikator buruknya kualitas perlindungan anak3 4eberadaan anak yang belum mampu untuk hidup mandiri tentunya sangat membutuhkan orang6orang sebagai tempat berlindung bagi anak3 $endahnya kualitas perlindungan anak di #ndonesia banyak menuai sorotan dan kritik dari berbagai lapisan masyarakat3 Perlindungan anak ialah Bsuatu usaha yang mengadakan kondisi dimana setiap anak dapat melaksanakan hak dan kewajibannyaF3 5C Masalah perlindungan terhadap anak di bawah umur yang menjadi korban pen2abulan atau kekerasan seksual bukan persoalan yang mudah untuk kita praktekkan dalam kenyataannya di kehidupan sehari6hari3 Setiap terjadinya suatu kejahatan1 dimulai dari kejahatan yang ringan sampai yang berat sudah tentu akan menimbulkan korban dan korbannya tersebut akan mengalami penderitaan1 baik yang bersi.at materil maupun imateril khususnya dalam kasus pen2abualan atau kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur yang dimana seorang anak tidak semestinya mendapatkan perlakuan yang salah tersebut1 dikarenakan setiap anak memiliki hak yang terkandung dalam Undang6 undang !o ,+ /ahun ,)), tentang Perlindungan %nak Pasal A, yang meliputi a3 Setiap anak berhak untuk hidup1 tumbuh1 berkembang dan berpartisipasi se2ara wajar sesuai dengan harkat dan martabat 69 "ahid1 %bdul1 ,))(1 Perlindungan Terhada &orban &ekerasan Seksual 0Ad)okasi Atas Hak Asasi Perem uan21 -andung1 $e.ika %ditama1 hlm3 +

kemanusian1 serta mendapatkan perlindungan dari bentuk kekerasan dan diskriminasi3 b3 Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan3 23 Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya1 bepikir dan berekspresi sesuai dengan tingkat ke2erdasan dan usianya1 dalam bimbingan orang tua3 d3 Setiap anak berhak untuk mengetahuinya orang tuanya3 Hal tersebut dimaksudkan agar anak tersebut mengetahui asal usul dan silsilah keluarganya apabila anak tersebut dalam keadaan lain karena suatu sebab diantaranya anak terlantar atau orang tua tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak maka anak dapat diasuh atau diangkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang6 undangan yang belaku3 e3 Setiap anak berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan .isik1 mental1 spritual dan sosia3 .3 Setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran3 g3 Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya3 &ang dimaksudkan ialah setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya1 menerima1 men2ari dan memberikan in.ormasi sesuai dengan tingkat ke2erdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai6nilai kesusilaan dan kepatutan3 h3 Setiap anak berhak untuk beristirahat dan meman.aatkan waktu luang1 bergaul dengan anak yang seumurnya1 bermain1 berekreasi sesuai dengan minat1 bakat dan tingkat ke2erdasannya dalam pengembangan dirinya3 i3 Setiap anak yang menyandang 2a2at berhak untuk memperoleh rehabilitasi1 bantuan sosial dan pemeliharaan tara. kesejahteraan sosial3 j3 Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan dari perlakuan (8 Diskriminasi1 misalnya perlakuan yang membedakan suku1 agama1 ras1 golongan1 jenis kelamin1 etnik1 budaya1 bahasa1 status hukum anak1 urutan kelahiran anak1 dan kondisi .isik maupun mental anak3 ,8 'kspoitasi dengan 2ara ekonomi atau seksual1 misalnya tindakan memperalat1 meman.aatkan ataupun memeras anak untuk memperoleh keuntungan pribadi1 keluarga1 atau kelompok3 +8 Penelantaran1 misalnya tindakan mengabaikan dengan sengaja kewajiban untuk memelihara1 merawat atau mengurus anak sebagaimana mestinya3 98 4ekejaman1 kekerasan1 dan penganiayaan1 misalnya tindakan se2ara keji1 sadis1 melukai1 men2ederai bukan hanya .isik1 akan teapi mental dan sosial1 tidak menaruh belas kasihan kepada anak3

:8 4etidakadilan1 misalnya tindakan keberpihakan antara anak yang satu dan yang lainnya atau kesewenang6wenangan terhadap anak3 58 Perlakuan salah lainnya1 misalnya tindakan pele2ehan atau perbuatan tidak senonoh lainnya3 k3 Setiap anak berhak untuk diasuh orang tuanya sendiri terke2uali apabila ada suatu alasan atau aturan hukum yang sah untuk memisahkan anak dari orang tuanya sendiri1 pemisahan tersebut bukan untuk menghilangkan hubungan anak dengan orang tuanya akan tetapi demi kepentingan yang terbaik bagi anak3 l3 Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari (8 ,8 +8 98 :8 Penyalahgunaan dalam kegiatan politik3 Pelibatan dalam sengketa bersenjata3 Pelibatan dalam kerusuhan sosial3 Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan3 Pelibatan dalam peperangan3

m3 Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan1 penyiksaan1 atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi3 n3 Setiap anak berhak memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum3 o3 Penangkapan1 penahanan atau tindak pidana yang dilakukan anak dapat dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku1 dan hanya dilakukan sebagai upaya terakhir3 p3 Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak (8 Mendapatkan perlakuan se2ara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa3 ,8 Memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya se2ara e.isien dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku3 +8 Membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objekti. dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum3 Sedangkan kewajiban anak yang terkandung di dalam Undang6 undang !o ,+ /ahun ,)), tentang Perlindungan %nak Pasal A, yang meliputi a3 Setiap anak berkewajiban untuk menghormati orang lain3 b3 Setiap anak berkewajiban untuk men2intai keluarga1 masyarakat dan menyayangi teman3 23 Setiap anak berkewajiban untuk men2intai tanah air1 bangsa dan negara3

d3 Setiap anak berkewajiban untuk menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya3 e3 Setiap anak berkewajiban untuk melaksanakan etika dan akhlak yang mulia3 %pabila diperhatikan dari hak dan kewajiban anak tersebut di atas merupakan suatu upaya dimana hak asasi seorang anak harus tetap diperhatikan dalam usaha pelindungan terhadap anak1 karena anak yang dimana usia mereka merupakan usia yang sangat mudah dan renta untuk dijadikan korban dari perlakuan yang salah dari orang dewasa1 mereka belum mengerti dan paham bahwa hak mereka telah dirampas oleh orang yang menjadikan anak sebagai korbannya dalam suatu kejahatan3 Seorang anak yang menjadi korban kejahatan dari suatu tindak pidana yang khususnya pen2abulan mempunyai berbagai hak dan kewajiban yang harus dilakukan sesuai dengan kemampuan yang berhubungan dengan usianya3 Hak dan kewajiban tersebut yang dikemukakan oleh %rie. Gosita yang antara lain sebagai berikut a3 Hak6hak anak yang menjadi korban perbuatan kriminal adalah (8 Mendapat bantuan .isik 7pertolongan pertama kesehatan1

pakaian1 naungan dan sebagainya83 ,8 Mendapat bantuan penyelesaian permasalahan yang

7melapor1 nasihat hukum1 dan pembelaan83 +8 98 :8 Mendapat kembali hak miliknya3 Mendapatkan pembinaan dan rehabilitasi3 Menolak menjadi saksi1 bila hal ini akan membahayakan

dirinya3

58

Memperoleh perlindungan dari an2aman pihak pembuat

korban bila melapor atau menjadi saksi3 *8 Memperoleh ganti kerugian 7restitusi1 kompensasi8 dari

pihak pelaku 7sesuai kemampuan8 atau pihak lain yang bersangkutan demi keadilan dan kesejahteraan yang bersangkutan3 A8 C8 b3 Menolak ganti kerugian demi kepentingan bersama3 Menggunakan upaya hukum 7re.htsmiddelen83

4ewajiban6kewajiban korban adalah (8 /idak sendiri membuat korban dengan mengadakan

pembalasan 7main hakim sendiri83 ,8 -erpartisipasi dengan masyarakat men2egah pembuatan

korban lebih banyak lagi3 +8 Men2egah kehan2uran si pembuat korban baik oleh diri

sendiri maupun oleh orang lain3 98 :8 #kut serta membina pembuat korban3 -ersedia dibina atau membina diri sendiri untuk tidak

menjadi korban lagi3 58 /idak menuntut ganti kerugian yang tidak sesuai dengan

kemampuan pembuat korban3 *8 Memberi kesempatan pada pembuat korban untuk memberi

ganti kerugian pada pihak korban sesuai dengan kemampuannya 7men2i2il bertahap0imbalan jasa83

A8

Menjadi saksi jika tidak membahayakan diri sendiri dan ada

jaminan keamanan untuk dirinya3 24 Bentu"-Bentu" Perlindungan Ana" Masalah anak memang bukan suatu masalah ke2il yang dengan hanya membalikan telapak tangan saja1 akan tetapi anak ialah sebagai generasi penerus bangsa dan negara3 Usaha perlindungan terhadap anak yang menjadi korban pen2abulan telah diupayakan sedemikian rupa1 mulai dari pendampingan kepada korban sampai pada pembinaan mental korban akibat peristiwa perkosaan yang dialami oleh korban3 Faktor6.aktor yang mendukung pelayanan terhadap anak korban kejahatan menurut %ri. Gosita ialah sebagai berikut a3 4einginan untuk mengembangkan perlakuan adil terhadap

anak dan peningkatan kesejahteraan anak3 b3 Hukum kesejahteraan yang dapat mendukung pelaksanaan

pelayanan terhadap anak korban kejahatan3 23 Sarana yang dapat diman.aatkan untuk melaksanakan

pelayanan terhadap anak korban kejahatan3*) Usaha perlindungan yang diberikan 4itab Undang6undang Hukum Pidana kepada anak dalam hal perbuatan kesusilaan terhadap anak1 yang meliputi a3 Melindungi anak dalam hal kesopanan yang terdapat dalam pasal ,A+ 4UHP yang pada dasarnya melarang orang untuk menawarkan1 menyewakan untuk selamanya atau sementara1 70 Gosita %ri.1 ? 31it1 hlm3(9,

menyampaikan di tangan atau mempertunjukan sesuatu tulisan1 gambar1 barang yang menyinggung kesopanan kepada anak3 Misalanya gambar porno1 tulisan porno atau alat6alat kontrasepsi3 Disamping itu tidak boleh memperdengarkan isi surat yang melanggar kesopanan atau mempertunjukan surat6surat yang isinya tidak sopan kepada anak3 b3 Melarang orang melakukan persetubuhan dengan orang yang belum dewasa yang terkandung dalam pasal ,A* 4UHP yang pada dasarnya melarang orang bersetubuh dengan perempuan yang belum genap berusia lima belas tahun meskipun persetubuhan tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka diantara mereka3 23 Melarang orang berbuat 2abul kepada anak yang terkandung dalam pasal ,C) 4UHP yang pada dasarnya melarang seseorang melakukan atau membiarkan perbuatan 2abul dengan orang yang belum dewasa 7belum genap berusia lima belas tahun8 atau belum pantas dikawin baik laki6laki maupun perempuan yang dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya3 d3 Melarang orang melakukan perbuatan 2abul dengan anaknya sendiri atau anak asuhnya atau anak angkat atau orang yang belum dewasa atau anak yang berada di bawah pengawasannya1 demikian juga perbuatan yang dilakukan oleh pejabat1 pengurus1 dokter1 guru1 pegawai1 pengawas1 atau pesuruh di penjara dan sebagainya yang mempunyai jabatn yang strategis di pemerintahan atau instansi yang terkandung dalam pasal ,C9 4UHP3 e3 Melarang orang memperdagangkan anak laki6laki atau wanita yang belum dewasa yang bertujuan untuk dilakukan perbuatan 2abul yang terkandung dalam pasal ,C* 4UHP3 Sedangkan usaha perlindungan terhadap anak dari perbuatan kesusilaan tersebut yang diberikan di dalam Undang6Undang !o ,+ /ahun ,)), tentang Perlindungan %nak yang dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut a3 Melarang orang melakukan pebuatan persetubuhan dengan anak dengan 2ara kekerasan ataupun an2aman kekerasan yang terkadung di dalam Pasal A( ayat 7(83 Melarang orang melakukan perbuatan persetubuhan dengan anak dengan 2ara apapun misalnya1 membujuk1 merayu1 menipu serta mengimingimingi anak untuk diajak bersetubuh yang diatur dalam Pasal A( ayat 7,83 Melarang orang melakukan perbuatan 2abul dengan anak dengan 2ara apapun misalnya dengan 2ara kekerasan1 an2aman kekerasan1

membujuk1 menipu dan sebagainya dengan maksud agar anak dapat dilakukan pen2abulan yang diatur dalam Pasal A,3 b3 Melarang orang memperdagangkan anak atau mengekspoiltasi anak agar dapat menguntungkan dirinya sendirinya atau orang lain diatur dalam pasal AA3 -entuk perlindungan terhadap anak di atas merupakan suatu bentuk atau usaha yang diberikan oleh 4UHP dan undang6undang perlindungan anak kepada anak1 agar anak tidak menjadi korban dari suatu tindak pidana akan tetapi apabila anak telah menjadi korban tindak pidana maka usaha yang dilakukan menurut Undang6undang !o ,+ tahun ,)), tentang perlindungan anak pada pasal 59 ayat 7,8 yang pada dasarnya memuat tentang segala upaya yang diberikan pemerintah dalam melindung anak yang menjadi korban tindak pidana yang meliputi a3 Upaya rehabilitasi yang dilakukan di dalam suatu lembaga maupun di luar lembaga1 usaha tersebut dilakukan untuk memulihkan kondisi mental1 .isik1 dan lain sebagainya setelah mengalami trauma yang sangat mendalam akibat suatu peristiwa pidana yang dialaminya3 b3 Upaya perlindungan pada identitas korban dari publik1 usaha tersebut diupayakan agar identitas anak yang menjadi korban ataupun keluarga korban tidak diketahui oleh orang lain yang bertujuan untuk nama baik korban dan keluarga korban tidak ter2emar3 b3 Upaya memberikan jaminan keselamatan kepada saksi korban yaitu anak dan saksi ahli1 baik .isik1 mental maupun sosialnya adri an2aman pihak6pihak tertentu1 hal ini diupayakan agar proses perkaranya berjalan dengan e.isien3 23 Pemberian aksesbilitas untuk mendapatkan in.ormasi mengenai perkembangan perkaranya1 hal ini diupayakan agar pihak korban dan keluarga mengetahui mengenai perkembangan proses perkaranya3 Upaya perlindungan terhadap anak perlu se2ara terus6menerus diupayakan demi tetap terpeliharanya kesejahteraan anak1 mengingat

anak merupakan salah satu aset berharga bagi kemajuan suatu bangsa dikemdian hari3 4ualitas perlindungan terhadap anak hendaknya memiliki derajat atau tingkat yang sama dengan perlindungan terhadap orang6orang yang berusia dewasa1 dikarenakan setiap orang

mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum 7 e@uality before the law83 ?leh karena itu1 negara bersamasama dengan segenap masyarakat saling bekerja sama dalam memberikan perlindungan yang memadai kepada anak6anak dari berbagai bentuk kekerasan dan manipulasi yang dilakukan oleh orang6orang yang tidak

bertanggungjawab yang meman.aatkan anak6anak sebagai wahana kejahatannya1 agar anak sebagai generasi pewaris bangsa dapat berdiri dengan kokoh dalam memasuki kehidupan yang semakin keras di masa6masa yang akan datang3 -erdasarkan Undang6Undang !o ,+ tahun ,))+ tentang Perlindungan %nak pada pasal ,)1 yang menyebutkan pada dasarnya yang berkewajiban dan bertanggungjawab terhadap perlindungan anak adalah negara1 pemerintah1 masyarakat1 keluarga dan orang tua3 %danya kewajiban dan tanggungjawab negara1 pemerintah1 masyarakat1 keluarga dan orang tua terhadap penyelenggaraan perlindungan anak dikemukakan dalam pasal ,( sampai dengan pasal ,: Undang6undang !o ,+ tahun ,)), tentang Perlindungan %nak1 yang meliputi kewajiban dan tanggungjawab sebagai berikut a3 Menghormati dan menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku1 agama1 ras1 golongan1 jenis kelamin1 etnik1

budaya1 dan bahasa1 status anak1 urutan kelahiran anak1 dan kondisi .isik dan atau mental 7pasal ,(83 b3 Memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak 7pasal ,,83 b3 Menjamin perlindungan1 pemeliharaan dan kesejahteraan anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua1 wali atau orang lain yang se2ara hukum bertanggungjawab terhadap anak dan mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak 7pasal ,+83 23 Menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat ke2erdasan anak 7pasal ,983 Dari rin2ian mengenai tanggungjawab dan kewajiban tersebut ialah suatu bentuk perlindungan yang harus diberikan kepada anak guna melindungi anak6anak dari hal6hal yang tidak layak bagi hidupnya ataupun yang dapat merampas hak6hak anak dikarenakan anak se2ara jasmani dan rohani sekaligus sosial belum memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri1 oleh karena itu merupakan kewajiban bagi generasi terdahulu untuk menjamin1 memelihara1 dan mengamankan kepentingan anak3 Pemeliharaan1 jaminan1 dan

pengamanan kepentingan tersebut selayaknya dilakukan oleh pihak6 pihak yang mengasuhnya yaitu keluarga1 tidak hanya keluarga anak tersebut akan tetapi masyarakat dan pemerintah juga berperan akti. dalam hal ini3 Dalam upaya memberikan perlindungan terhadap kepentingan dan hak6hak anak yang berhadapan dengan hukum1 Pemerintah beberapa peraturan perundang6

#ndonesia telah mengeluarkan

undangan terkait1 antara lain UU !o3 +C /ahun (CCC tentang Hak %sasi Manusia1 UU !o3 + /ahun (CC* tentang Peradilan %nak dan UU

!o3 ,+ /ahun ,))+ tentang Perlindungan %nak3

Masalah

perlindungan hak6hak anak yang berhadapan dengan hukum1 yang terdapat dalam Pasal 55 Undang6Undang !o3 +C /ahun (CCC1 menentukan bahwa a3 Setiap anak berhak untuk tidak dijadikan sasaran

penganiayaan1 penyiksaan atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawiH b3 Hukuman mati atau hukuman seumur hidup tidak dapat

dijatuhkan untuk pelaku tindak pidana yang masih anakH 23 Setiap anak berhak untuk tidak dirampas kebebasannya

se2ara melawan hukumH d3 Penangkapan1 penahanan atau pidana penjara anak hanya

boleh dilakukan sesuai dengan hukum yang belaku dan hanya dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhirH e3 Setiap anak yang dirampas se2ara kebebasannya dan berhak dengan

mendapatkan

perlakuan

manusiawi

memperhatikan kebutuhan pengembangan pribadi sesuai dengan usianya dan harus dipisahkan dari orang dewasa1 ke2uali demi kepentingannyaH .3 Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak

memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya se2ara e.ekti. dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlakuH

g3

Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk

membela diri dan memperoleh keadilan di depan Pengadilan %nak yang objekti. dan tidak untuk umum3 /erhadap anak yang berhadapan dengan hukum1 UU !o3 + /ahun (CC* menggunakan istilah Banak nakalF3 Sehubungan dengan perlindungan terhadap anak nakal1 maka menurut undang6undang ini tidak selalu anak pelaku tindak pidana harus mendapatkan hukuman penjara3 Sebagaimana ditegaskan pada Pasal ,9 UU !o3 + /ahun (CC*1 bahwa tindakan yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal1 memihak dalam sidang yang tertutup

berupa pengembalian kepada orang tua1 wali0orang tua asuh atau menyerahkannya kepada negara untuk mengikuti pendidikan1

pembinaan dan latihan kerja atau menyerahkannya kepada departemen sosial atau organisasi sosial kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan1 pembinaan dan latihan kerja3 Selanjutnya berdasarkan

ketentuan yang terdapat dalam UU !o3 ,+ /ahun ,)),1 ada beberapa pasal berhubungan dengan masalah perlindungan anak yang

berhadapan dengan hukum1 yaitu a3 Pasal ( angka ,1 yang menentukan bahwa perlindungan

anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak6haknya agar dapat hidup1 tumbuh1 berkembang dan

berpartisipasi se2ara optimal sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan1 serta mendapat perlindungan diskriminasi3 b3

dari kekerasan dan

Pasal ( angka (:1 menentukan bahwa perlindungan khusus

adalah per6lindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi darurat1 anak yang berhadapan dengan hukum1 anak dari

kelompok minoritas dan terisolasi1 anak yang dieksploitasi se2ara ekonomi dan0atau seksual1 anak yang diper6dagangkan1 anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika1 alkohol1 psikotropika dan >at adikti. lainnya 7nap>a81 anak korban pen2ulikan1 pen6 jualan1 perdagangan1 anak korban kekerasan baik .isik dan0atau mental1 anak yang menyandang 2a2at dan anak korban perlakuan salah dan pene6lantaran3 23 Pasal ,1 menentukan bahwa penyelenggaraan perlindungan

anak berasaskan Pan2asila dan berlandaskan UUD (C9: serta prinsip6prinsip dasar 4onvensi Hak6hak %nak meliputi (3 non diskriminasiH ,3 kepentingan yang terbaik bagi anakH +3 hak untuk hidup1 kelangsungan hidup dan perkembanganH 93 penghargaan terhadap pendapat anak3 d3 Pasal +1 menentukan bahwa perlindungan anak bertujuan terpenuhinya hak6hak anak agar dapat hidup1

untuk menjamin

tumbuh1 berkembang dan berpartisipasi se2ara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanu6siaan1 serta mendapat

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi1 demi terwujudnya anak #ndonesia berkualitas1 berakhlak mulia dan sejahtera3 Dalam Pasal :C Undang6Undang !o3 ,+ /ahun ,)), tentang Perlindungan %nak1 dinyatakan bahwa BPemerintah dan @embaga negara lainnya wajib memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat1 anak yang berhadapan dengan hukum1 anak dari kelompok minoritas dan terisolasi1 anak yang tereksploitasi se2ara ekonomi dan atau seksual1 anak yang diperdagangkan1 anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika1 alkohol1 psikotropika dan >at adikti. lainnya1 anak korban pen2ulikan1 penjualan dan

perdagangan1 anak korban kekerasan baik .isik dan atau mental1 anak yang menyandang 2a2at1 dan anak korban perlakuan penelantaran3F Dalam salah satu poin pasal tersebut menyebut tentang anak yang berhadapan dengan hukum3 %sumsi setiap orang jika mendengar kata anak yang berhadapan dengan hukum seolah terkooptasi pada pemahaman anak yang menjadi pelaku tindak pidana3 Padahal telah dinyatakan se2ara tegas dalam Pasal 59 Undang6Undang !o3 ,+ /ahun ,)), tentang Perlindungan %nak tersebut bahwa salah dan

BPerlindungan khusus bagi

anak yang berhadapan dengan hukum

sebagaimana dimaksud dalam pasal :C meliputi anak yang berkon.lik dengan hukum dan anak korban tindak pidana3 Perlindungan khusus terhadap anak yang berhadapan dengan hukum dilaksanakan melalui

(3

Perlakuan atas anak se2ara menusiawi sesuai dengan

martabat dan hak6hak anak3 ,3 +3 93 Penyediaan Petugas Pendamping sejak dini3 Penyediaan sarana dan prasarana khusus3 Penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang

terbaik bagi anak3 :3 Pemantauan dan pen2atatan terus menerus terhadap

perkembangan anak yang berhadapan dengan hukum3 53 Pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan

dengan orangtua atau keluarga3 *3 Perlindungan dari pemberian identitas melalui media masa Sistem Peradilan Pidana %nak

untuk menghindari labelisasi3

7Juvenile Justi2e System8 adalah segala unsur sistem peradilan pidana yang terkait di dalam penanganan kasus6kasus kenakalan anak3 Pertama1 polisi sebagai institusi .ormal ketika anak nakal pertama kali bersentuhan dengan sistem peradilan1 yang juga akan menentukan apakah anak akan dibebaskan atau diproses lebih

lanjut3 4edua1 jaksa dan lembaga pembebasan bersyarat yang juga akan menentukan apakah anak akan dibebaskan atau diproses ke pengadilan anak3 4etiga1 Pengadilan %nak1 tahapan ketika anak akan ditempatkan dalam pilihan6pilihan1 mulai dari dibebaskan sampai dimasukkan dalam institusi penghukuman3 &ang terakhir1 institusi penghukuman3

-4 Perlindungan #u"um Ter6ada$ Ana" Pela"u Tinda" Pidana Pen!abulan Pada Ta6a$ Pen idi"an di Ka$orles Purbalingga4 Pada hakikatnya ketentuan 4UH%P tentang penyidikan dide.enisikan sebagai berikut3 Penyidikan adalah serangakaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut 2ara yang diatur dalam Undang6Undang ini 74UH%P8 untuk men2ari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya3 /indakan itu dapat meliputi pemanggilan dan pemeriksaan saksi6saksi1 penyitaan alat6alat bukti1 pengeledahan1 pemanggilan dan pemeriksaan tersangka1 melakukan penangkapan1 melakukan penahanan1 dan lain sebagainya3 Sementara penyidik sesuai Pasal ( angka ( 4UH%P1 adalah Pejabat Polisi !egara $# atau Pejabat Pegawai !egeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang6Undang untuk melakukan penyidikan3 Penyidikan yang dilakukan oleh pejabat kepolisian negara $# bertujuan untuk mengumpulkan bukti guna menemukan apakah suatu peristiwa yang terjadi merupakan peristiwa pidana1 dengan penyidikan juga ditujukan untuk menemukan pelakunya3 Setelah adanya penyidikan tahapan selanjutnya dilakukan penyelidikan3 Penyelidikan kasus pidana dilakukan oleh kepolisian sesuai dengan 4UH%P dan Undang6Undang !o ,+ /ahun ,)), tentang perlindungan %nak3 Polisi dalam melakukan penyelidikan terhadap anak pelaku tindak pidana harus memperhatikan berbagai ketentuan mengenai

upaya penangan anak mulai dari penangkapan sampai proses penempatan3 Se2ara umum berdasarkan ketentuan Undang6Undang !o ,+ /ahun ,)), tentang perlindungan %nak bahwa penyidikan terhadap pelaku tindak pidana anak hanya dapat dilakukan apabila pelaku tindak pidana telah berusia A 7delapan8 tahun tetapi belum men2apai umur (A 7delapan belas8 tahun1 tarhadap anak dibawah umur delapan tahun yang melakukan tindak pidana akan mendapat pembinaan dan dikembalikan pada orang tua0wali3 Penyidikan terhadap anak dalam hal anak nakal dilakukan oleh Penyidik %nak1 yang ditetapkan berdasarkan Surat 4eputusan 4epala 4epolisian $# atau Pejabat yang ditunjuk olehnya3 Dengan demikian Penyidik Umum tidak dapat melakukan penyidikan atas Perkara %nak !akal1 ke2uali dalam hal tertentu1 seperti belum ada Penyidik %nak di tempat tersebut3 Penyidikan terhadap anak nakal berlangsung dalam suasana kekeluargaan1 dan untuk itu penyidik wajib meminta pertimbangan atau saran dari Pembimbing 4emasyarakatan sesuai Undang6Undang !o ,+ /ahun ,)), tentang perlindungan %nak3 Diperiksa dalam suasana kekeluargaan1 berarti pada waktu memeriksa tersangka anak1 penyidik tidak memakai pakaian seragam0dinas1 dan melakukan pendekatan se2ara e.ekti.1 akti.1 dan simpatik3

Suasana kekeluargaan itu juga berarti tidak ada pemaksaan1 intimidasi atau sejenisnya selama dalam penyidikan3 Salah satu jaminan terlaksananya suasana kekeluargaan ketika penyidikan dilakukan1 adalah hadirnya Penasehat Hukum1 disamping itu1 karena yang disidik adalah anak1 maka juga sebenarnya sangat penting kehadiran orang tua0wali0orang tua asuhnya1 agar tidak timbul ketakutan atau trauma pada diri si anak3
Seorang yang melakukan perbuatanmenyimpang dari peraturan dan tergolong sebagai tindak pidana misalnya memukul sampai luka1membawa senjata api atau melakukan perbuatan tidak senonoh dapat menjadi perkara pidana yang penyelesaiannya melalui siding pengadilan meskipun pelakunya adalah seorang anak3 Padahal seorang anak memiliki kekhususan dalam penangannannya3 Dalam penanganan hukum terhadap anak1 saat ini berpedoman pada Undang6Undang !o ,+ /ahun ,)),

tentang perlindungan %nak3


Menurut 4anit PP% Polres Purbalingga1 Penanganan tindak

pidana anak di Polres Purbalingga dilakukan orang dewasa dan anak telah dibedakan3 Halini diketahui dengan dibentuknya unit khususyaitu Unit Pelayanan %nak pada tahun ,))C3 Unit ini dibentuk pentingnya penanganan anak pelaku tindak pidana karena akan berkaitan dengan masa depan anak itu sendiri dan semakin meningkatnya anak pelaku tindak pidana3 Peningkatan anak pelaku tindak pidana setiap tahunnya ini menunjukkan begitu rentannya anak pada usia transisi dari remaja6

pemuda melakukan pelanggaran pidana yang membuat mereka terpaksa harus berhadapan dengan proses peradilan pidana3 Penyidikan merupakan serangkaian tindakan penyidik selama pemeriksaan pendahuluan untuk men2ari bukti6bukti tentang tindak pidana yang dilakukan oleh anak3 Sesuai ketentuan pasal 9( UU Perlindungan %nak1 yang memiliki kewenangan untuk melakukan penyidikan adalah penyidik khusus anak dari 4epolisian !egara $3# atau pejabat Pegawai !egeri Sipil 7P!S8 tertentu3 !amun di Polres Purbalingga hingga tahun ,)(, dimana unit PP% dibentuk1 penyidik untuk anak pelaku tindak pidana masih penyidik umum di kepolisian3 Perlakuan khusus dalam penanganan perkara anak1 semestinya dimulai manakala anak bersinggungan dengan proses peradilan pidana anak yang pertama kali1 yakni penangkapan3 !amun dalam Undang6

Undang !o ,+ /ahun ,)), tentang perlindungan %nak tidak diatur


se2ara spesi.ik mengenai perlakuan terhadap anak pada saat penangkapan3 Pasal 9+ ayat 7(8 UU Perlindungan anak mengatur bahwa penangkapan anak nakal dilakukan sesuai dengan ketentuan 4itab Undang6undang Hukum %2ara Pidana3 Pemeriksaan dimaksudkan untuk dapat menentukan perlu tidaknya diadakan penahanan1 mengingat jangka waktu Penangkapan yang diberikan oleh 4itab Undang6Undang Hukum %2ara Pidana hanya ( < ,9 jam3 Pada tahap penangkapan terhadap anak yang diduga sebagai tersangka1 namun bukan karena tertangkap tangan1 penting bagi seorang Polisi untuk menghindarkan anak dari pengalaman6pengalaman traumatik

yang akan dibawa oleh anak seumur hidupnya3 Dalam penjelasan pasal 9, ayat 7(8 Undang6Undang !o ,+ /ahun ,)), tentang perlindungan

%nak1 juga dijelaskan bahwa1 Byang dimaksud dengan Ldalam suasana


kekeluargaanM antara lain pada waktu memeriksa tersangka1 penyidik tidak memakai pakaian dinas dan melakukan pendekatan se2ara e.ekti.1 a.ekti. dan simpatikF 4husus dalam menangani kasus anak yang berhadapan dengan hukum1 petugas harus mewawan2arai anak yang terlibat 7baik sebagai pelaku1 korban1 maupun saksi81 orang tua1 saksi dan orang6orang lain yang diperlukan atau berkaitan dengan kasus tersebut se2ara berkesinambungan dalam suasana kekeluargaan3 4anit unit PP% Polres Purbalingga menyatakan bahwa F Pemeriksaan yang dilakukan terhadap anak pelaku tindak pidana dilakukan se2ara santai1 tidak menggunakan kekerasan agar anak merasa nyaman dann tidak takut3 &ang melakukan pemeriksaan adalah Polwan dan tidak memakai pakaian dinas3 -iasanya juga anak diperiksa di ruang PP% yang dibuat sedemikian rupa agar anak merasa nyaman3 Dalam pemeriksaan penyidik juga meberi hak pada anak untuk didampingi orang tua1 didampingi penasihat hukum dan didampingi oleh petugas pemasyarakatan3 Dalam pemeriksaan juga dilakukan se2ara santai1 tidak menggunakan kekerasan agar anak merasa nyaman dan tidak takutF3 Pemeriksaan dimaksudkan untuk dapat menentukan perlu tidaknya diadakan penahanan1 mengingat jangka waktu Penangkapan

yang diberikan oleh 4itab Undang6Undang Hukum %2ara Pidana hanya ( < ,9 jam3 Pada tahap penangkapan terhadap anak yang diduga sebagai tersangka1 namun bukan karena tertangkap tangan1 penting bagi

seorang Polisi untuk menghindarkan anak dari pengalaman6pengalaman traumatik yang akan dibawa oleh anak seumur hidupnya3 Dalam

penjelasan pasal 9, ayat 7(8 UU !o Undang6Undang !o ,+ /ahun ,)),

tentang perlindungan %nak1 juga dijelaskan bahwa1 Byang dimaksud dengan Ldalam suasana kekeluargaanM antara lain pada waktu memeriksa tersangka1 penyidik tidak memakai pakaian dinas dan melakukan pendekatan se2ara e.ekti.1 a.ekti. dan simpatikF
Penyidikan anak harus dilakukan dalam suasana tertutup untuk menjaga agar anak kelak tidak mengalami depresi1 rasa malu1 dan akhirnya sulit bermasyarakat atau diterima dilingkungannya apabilah selesai menjalani proses hukum3 Pada prakteknya penyidikan anak oleh polisi di 4abupaten Purbalingga dilakukan diruangan Polres yang

tertutup untuk umum3 !amun di Polres Purbalingga ruangan khusus untuk pemeriksaan anak baru ada semenjak unit PP% dibentuk sedangkan di Polsek1 ruangan pemeriksaan khusus untuk anak masih belum ada3 Hal ini terbukti ketika wartawan yang biasa meliput di Polres Purbalingga ditanyai apakah mereka mengetahui ada kasus anak pelaku tindak pidana di Polres Purbalingga1 para wartawan menjawab tidak tahu karena menurut mereka kalau kasus anak biasanya dirahasiakan dan tertutup dari umum3 Menurut 4anit PP% Polres Purbalingga bahwa setelah menerima laporan1 kepolisian membuat suarat panggilan3 Jika dua kali surat panggilan tersebut diabaikan maka dilakukan penjemputan dengan membawa surat keterangan3 Dalam melakukan penjemputan polisi tidak memakai pakaian dinas3 Semakin meningkatnya angka pertumbuhan anak pelaku tindak pidana di 4abupaten Purbalingga1 hal lain yang harus mendapat tingginya angka penahanan oleh penegak

perhatian serius adalah

hukum

khususnya penyidik terhadap

tersangka anak3

!amun

berdasarkan studi pustakaan atas kasus pen2abulan anak diketahui bahwa berdasarkan laporan orang tua korban pada tanggal (5 Juni ,)(,1 kemudian dibuat surat penahanan pada tanggal (* Juni ,)(,3 dalam kasus pen2abulan anak

-erdasarkan surat penahanan tersebut

kemudian dijemput kerumahnya dan langsung ditahan3 Hal ini bertentangan dengan apa yang disampaikan 4anit PP% Polres

Purbalingga dimana pelaku akan menerima dua kali surat panggilan dan bila diabaikan baru dilakukan penjemputan3 @ebih lanjut disampaikan 4anit PP% Polres Purbalingga bahwa dalam hal penahanan1 untuk anak yang masih sekolah tidak ditahan di rutan namun menjadi tahanan kota dengan jaminan orang tua3 -erdasarkan pasal 99 UU Undang6Undang !o ,+ /ahun ,)),

tentang perlindungan %nak1 apabila penahanan melebihi +) hari1 maka


anak harus dibebaskan demi hukum3 Selain bertentangan dengan UU Pengadilan %nak1 tindakan dari pihak penyidik yang menahan

tersangka anak melebihi batas waktu +) tersebut juga bertentangan dengan Undang Undang !omor ,+ tahun ,)), tentang Perlindungan %nak pasal (5 ayat 7,6+81 B7,8 Setiap anak berhak untuk

memperoleh kebebasan sesuai

dengan hukumH 7+8 Penangkapan1

penahanan1 atau tindak pidana penjara hanya dilakukan apabilah sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir3

Pasal 99 ayat , Penahanan terhadap anak dilaksanakan di tempat khusus untuk anak di lingkungan $umah /ahanan !egara1 ;abang !egara1 atau tempat tertentu3 pemeriksaan1 penyidik Untuk polisi lamanya telah

$umah /ahanan penahanan

sebelum

melaksanakannya sesuai UU Pengadilan %nak yaitu paling lama ( E ,9 jam1 sehingga dapat disimpulkan bahwa prosedur dan tata 2ara dilaksanakan se2ara penuh oleh aparat penyidik

penyidikan anak

kepolisian di 4abupaten Purbalingga3 Hal ini disampaikan 4anit PP% bahwa pemeriksaan anak dilakukan ( < ,9 jam3 Demikian juga untuk kasus pen2abulan anak dengan pemeriksaan dilakukan ( < ,9 jam3 Hasil penelitian di lapangan dan studi pustaka diketahui bahwa penyidikan anak yang dilakukan dalam suasana kekeluargaan sudah sesuai dengan Undang6undang Pengadilan %nak menegaskan bahwa proses pemeriksaan dilakukan dalam suasana kekeluargaan3 !amun pemeriksaan yang dilakukan khusus oleh penyidik anak hanya terjadi sesudah unit PP% dibentuk3

BAB / PENUTUP
%3 Sim$ulan Hasil penelitian dan pembahasan pada bab6bab sebelumnya tersebut dapat disimpulkan , 7dua8 hal sebagai berikut (3 Faktor6.aktor yang dapat meningkatkan dan mempengaruhi

terjadinya tindak pidana pen2abulan terhadap anak di bawah umur di Purbalingga1 yaitu .aktor rendahnya pendidikan dan ekonomi1 .aktor lingkungan atau tempat tinggal1 .aktor minuman 7berakohol81 .aktor teknologi dan .aktor peranan korban dalam ranah etiologi kriminologi dapat di dikategorikan pada teori yang tidak berorientasi pada kelas sosial3 ,3 Dalam mengatasi tindak pidana pen2abulan di 4abupaten

Purbalingga1 Polres Purbalingga telah menegakan hukum dengan baik3 ;ara mengatasinya adalah melakukan patrol0ra>ia se2ara rutin dan penyuluhan hukum terhadap masyarakat di bantu oleh lembaga terkait1 yaitu -%P%S1 -4-PP dan P'MD% 4abupaten Purbalinga yang berlaku3 B4 Saran Saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan permaaslahan yang diajukan adalah sebagai berikut (3 Mayarakat diharapkan dapat meningkatkan mentalitas1 moralitas1

serta keimananan dan keta=waan yang bertujuan untuk pengendalian diri yang kuat sehingga tidak mudah tergoda untuk melakukan sesuatu yang

tidak baik1 dan juga untuk men2egah agar dapat menghindari pikiran dan niat yang kurang baik di dalam hati serta pikirannya3 ,3 Diharapkan pemerintah dapat memberantas .ilm6.ilm atau ba2aan

yang mengandung unsur pornogra.i karena pornogra.i merupakan salah satu sebab terjadinya tindak pidan pen2abulan3 /indakan ini di harapkan dapat men2egah ataupun mengurangi terjadinya tindak pidana pen2abulan terhadap anak di bawah umur3 +3 4epolisian diharapkan dapat mewujudkan perlindungan hukum

terhadap korban dengan memberikan pendampingan psikiater untuk menjaga kejiwaan dari rasa trauma akibat tindak pidana pen2abulan tersebut3

DA1TA& PUSTAKA %nwar1 Mo2h3 (CA(3 Hukum Pidana +agian &husus 0&;HP buku II2 'ilid -, -andung %lumniH -assar1 Soedrajat3 (CCC3 Tindak-tindak Pidana Tertentu3 -andung GhaliaH Dirjosiswoyo1 Soejono3 (CC93 Sino sis &riminologi Indonesia1 -andung Mandar MajuH 666666666663 (CC93 &riminologi3-andung P/3 ;ipta %ditya -aktiH Gosita1 %ri.3 (CC+3 (asalah &orban &e'ahatan 0&um ulan &arangan23 Jakarta %kademika PresindoH 4artanegara1 Sato2hid3 Hukum Pidana &um ulan &uliah +agian Satu1 -alai @ektur mahasiswa1 /anpa /ahun 4artini1 4artono3 (CA:3 Psikologi Abnormalitas Seksual3 -andung Mandar MajuH 6666666666663 (CA(3 Patologi Sosial3 Jakarta P/3 Gra.indo PersadaH @amintang3 (CA(3 &itab Pela'aran Hukum Pidana7 8eekboek #an Het 9ederlan.hes Straftre.ht3 -andung Pionir JayaH @eden1 Marpaung3 ,))93 &e'ahatan terhada Pre)ensinya3 Jakarta Sinar Gra.ikaH &esusilaan dan (asalah

@e<y1 J3 Moleong3 (CCC3 Penelitian &ualitatif3 -andung P/3 $emaja PersadaH !inik1 "idiyanti3 (CA*3 &e'ahatan dalam (asyarakat dan Pen.egahan3 Jakarta -umi %ksaraH Moeljatno3 (CC+3 Asas-asas Hukuk Pidana3 Jakarta -umi %ksaraH 6666666666663 ,))+3 &itab ;ndang-undang Hukum Pidana0&;HP23 Jakarta -umi %ksaraH Muladi1 -arda !awawi %rie.3 (CC,3 +unga *am ai Hukum Pidana3 -andung %lumniH Prodjodikoro1"iryono3 (CA53 Tindakan-Tindakan Indonesia3 -andung P/3'ros2oH idana Tertentu di

6666666666663 ,)),3 Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia3 Jakarta P/3$e.ika %ditamaH $ahardjo1 Satjipto3 ,)))3 Ilmu Hukum3 -andung P/ ;itra %ditya -aktiH Sianturi1 S3$1 ,)),3 Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan enera annya3 2et3+3 Jakarta Storia Gra.ikaH Soesilo3 (CC53 &itab ;ndang-undang Hukum Pidana 0&;HP2 serta &omentar-komentarnya 8engka <em Pasal3 -ogor Politea Soemitro1 $onny Hanitijo3 (CCA3 (etodologi (ukum <an =urimetri3 Jakarta Ghalian #ndonesiaH Soekanto1 Soejono3 (CA(3 &riminologi Suatu Pengantar3 Jakarta Galian #ndonesiaH 6666666666663 (CC93 Pengantar Penelitian hukum3 Jakarta Universitas #ndonesiaH Sudarto3 (CC)3 Hukum Pidana 5A-+3 Purwokerto Fakultas Hukun Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto /ahun %kademik (CC)6(CC(H Susanto3 ,)((3 &riminologi3 &ogyakarta Genta PublishingH Utre2ht3 (CA53 Hukum Pidana 53 Surabaya Pustaka /inta Mas3 Surat "abar= $adar -anyumas1 tanggal 5 september ,)(, Kamus= Departermen Pendidikan dan 4ebudayaan3 (CAA3 &amus +esar +ahasa Indonesia3 Jakarta -alai Pustaka3 Internet
htt %66mud'iarahard'o3.om6www3 enalaran-unm3org6inde"3 h 6artikel nalar6 enelitian655>-metode- enelitian-kualitatif3html1 diakses pada tanggal () ?ktober
,)(,3

You might also like