You are on page 1of 19

MAKALAH

Sifat-Sifat Dasar Fluida, Interaksi Dan Transportasi Sedimen


OLEH: Agil Gemilang Ramadhan 270110120119 Bimo Ario P Rinaldi Osman Erismawati a!" #a$%an 270110120117 270110120116 270110120 270110120

GEOLOGI D FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNI E!SITAS "AD#AD#A!AN $%&'

SIFAT-SIFAT DASA! FLUIDA, INTE!AKSI DAN T!ANS"O!TASI SEDI(EN

')& TIN#AUAN U(U( Untuk memahami proses-proses yang menghasilkan banyak struktur sedimen yang teramati dalam rekaman geologi, kita perlu memiliki pengetahuan mengenai sifat-sifat fisik dan mekanika fluida yang mengerosi, mengangkut, dan mengendapkan sedimen. Sebagian besar proses itu merupakan produk langsung dari pergerakan fluida (umumnya air, namun bisa uga angin dan es. Salah satu penge!ualian untuk itu adalah sedimen yang diangkut oleh gaya gra"itasi se!ara langsung. Hal yang disebut terakhir ini biasanya ter adi pada suatu lereng. Selama berlangsungnya pergerakan sedimen yang dipi!u oleh gaya gra"itasi, fluida dapat berperan penting sebagai pelumas atau penun ang pergerakan partikel. Massa sedimen yang mengalir itupun berlaku mirip dengan fluida. Untuk memahami proses-proses yang menghasilkan banyak struktur sedimen, selain memiliki pengetahuan mengenai fluida, kita uga perlu memiliki pengetahuan mengenai sifat-sifat fisik partikel sedimen itu sendiri, baik sebagai indi"idu partikel maupun sebagai agregat. #ariasi besar butir, bentuk butir, dan densitas partikel sedimen alami tanggapan-nya terhadap aliran yang mengerosi, mengendapkannya. $engan dasar pemikiran seperti itu, dalam kali ini kita akan men!oba untuk menelaah beberapa sifat fluida serta pengaruh sifat-sifat tersebut terhadap !ara fluida itu mengalir. Kita uga akan membahas tentang sifatsifat fisik sedimen serta melihat bagaimana fluida dan partikel itu berinteraksi selama berlangsungnya proses-proses sedimentasi tertentu. ')$ SIFAT-SIFAT FLUIDA *E! ISKOSITAS !ENDA+ DAN ALI!ANN,A %.&.' Sifat-Sifat $asar (luida elas mempengaruhi mengangkut, dan

)iga fluida sederhana yang men adi agen pengangkut semua sedimen di permukaan bumi adalah air, udara, dan es. *s dianggap sebagai suatu fluida apabila sifat-sifatnya diperhatikan dalam suatu rentang +aktu yang pan ang. Selain itu, !ampuran sedimen dengan air, misalnya dalam bentuk aliran lumpur, uga dapat dianggap berlaku sebagai suatu fluida. ,ertama-tama, mari kita lihat air dan udara. Kita tahu bah+a kedua media itu memiliki sifat-sifat fisik tertentu yang auh berbeda. $ua sifat yang sangat mempengaruhi sifat alir kedua media itu serta !ara setiap medium berinteraksi dengan partikel-partikel sedimen yang diangkutnya adalah densitas dan "iskositas. $ensitas fluida (f- menentukan besaran gaya, misalnya stress, yang akan beker a di dalam fluida itu serta terhadap bidang batas fluidasedimen yang terletak diba+ahnya, terutama ketika fluida bergerak menu u bagian ba+ah lereng di ba+ah pengaruh gaya gra"itasi. $ensitas uga menentukan !ara gelombang merambat melalui fluida serta mengontrol gaya apung (boyant force) yang beker a terhadap partikelpartikel sedimen yang ada didalamnya serta menentukan densitas efektifnya (s . f-, dimana s adalah densitas partikel padat. Sebagai !ontoh, suatu butiran kuarsa dalam air memiliki densitas efektif ',/0 g1!m%, sedangkan densitasnya di udara adalah &,/0 g1!m %. ,erbedaan densitas efektif sangat mempengaruhi kemampuan suatu fluida untuk mengangkut partikel. #iskositas #iskositas geseran itu2

du/dy

(-

menyatakan sebagai

kemampuan nisbah

fluida

untuk (,

mengalir. shearing

dinyatakan

shear

stress

force1satuan luas- terhadap la u deformasi ( du/dy- yang ditimbulkan oleh

(%-'-

Untuk setiap fluida, "iskositas tidak bersifat konstan, melainkan berubah-ubah se alan dengan temperatur. Sebagai !ontoh, "iskositas sirup panas berbeda dengan "iskositas sirup dingin. Kita dapat mem"isualisasikan aliran dengan suatu model sederhana dimana suatu fluida terletak diantara dua lempeng yang bergerak satu terhadap yang lain. ,ada kondisi itu, fluida dapat dipandang sebagai tumpukan lembaran-lembaran yang se a ar dengan kedua lempeng tersebut. Setiap lembaran itu bergerak satu terhadap yang lain dengan la u yang seragam sedemikian rupa sehingga suatu garis lurus lurus yang terletak tegak lurus terhadap kedua lempeng akan terdeformasi men adi suatu garis lurus yang miring (gambar %-'-. #iskositas men!erminkan gaya yang diperlukan untuk menghasilkan la u deformasi tertentu terhadap lembaran-lembaran tersebut. Untuk dapat menghasilkan la u deformasi yang sama, fluida yang memiliki "iskositas relatif tinggi akan memerlukan shear stress yang lebih besar dibanding fluida yang memiliki "iskositas relatif rendah. Karena densitas dan "iskositas sama-sama memegang peranan penting dalam menentukan tingkah laku fluida, maka keduanya sering dipersatukan melalui suatu aspek tunggal yang disebut "iskositas kinematik (-2

(%-&%.&.& Aliran Laminer dan Aliran )urbulen (Model Arus3eberapa sifat aliran dapat dipela ari dengan !ara melakukan per!obaan sederhana. Masukkan 4at pe+arna ke dalam suatu fluida kental, misalnya gliserin, yang mengalir dengan sangat lambat dalam suatu alur yang sempit. Kemudian amati dengan seksama bentuk 4at pe+arna yang mengalir dari titik in eksi. Lakukan prosedur yang sama

pada la u aliran yang lebih tinggi atau pada fluida yang "iskositasnya lebih rendah. Anda akan melihat bah+a, pada aliran yang lambat dan ber"iskositas tinggi, 4at pe+arna akan tampak koheren dan membentuk suatu garis yang lebih kurang lurus. 5amun, ketika "iskositas fluida bertambah atau ketika ke!epatan aliran berkurang, 4at pe+arna tidak membentuk suatu garis lurus, melainkan terpe!ah-pe!ah ke dalam beberapa bagian yang terdeformasi, ,ada di dalam yang setiap bagian mana komponen-komponen pada fluida model yang yang pergerakan terletak tegak lurus terhadap arah umum aliran (gambar %-&-. aliran berke!epatan aliran rendah dan ber"iskositas tinggi, berkorespondensi dengan

di elaskan pada bagian %.&.'. Aliran seperti itu dinamakan aliran laminer (laminar flow). ,ada aliran yang lebih !epat atau dalam fluida yang "iskositasnya lebih rendah, fluida tidak lagi dapat di"isualisasikan sebagai sederetan lembaran atau filamen, melainkan memiliki pergerakan random yang berlangsung bersamaan dengan pergerakan umum dari aliran searah itu. ,ergerakan sekunder itu merupakan fenomenon yang penting dari turbulensi (turbulence). %.&.% )urbulensi ,emahaman terhadap khuluk turbulensi sangat penting artinya untuk memahami berbagai struktur sedimen yang akan di elaskan nanti. )urbulensi yang terlihat dalam air yang mengalir dalam alur berdinding li!in merupakan suatu pergerakan random paket-paket fluida yang berlangsung dalam aliran umum. 6ika kita memperlambat aliran !ukup auh atau apabila "iskositas fluida bertambah, maka pergerakan random seperti itu akan dapat dihilangkan dan men!apai kondisi aliran laminer. 7alau demikian, dalam semua kondisi alami dimana ter adi aliran air atau udara, turbulensi merupakan suatu yang biasa. Ke!epatan yang terukur pada suatu titik dalam aliran laminer berharga tetap dari +aktu ke +aktu, sedangkan ke!epatan pada suatu titik dalam aliran turbulen harganya ber"ariasi. ,erbedaan antara kedua aliran itu mengindikasikan bah+a kita

akan dapat memprediksikan, dengan menggunakan se umlah "ariabel, untuk memprediksikan kondisi-kondisi batas yang memisahkannya. (aktor-faktor yang mengontrol turbulensi biasanya dikombinasikan untuk menurunkan bilangan 8eynolds (8e- aliran itu. 3ilangan 8eynolds adalah suatu angka yang tidak memiliki dimensi serta menyatakan nisbah antara gaya inersia (inertial for!es- yang berkaitan dengan skala dan ke!epatan aliran (yang !enderung memi!u ter adinya turbulensi- terhadap "is!ous for!es yang !enderung menahan ter adinya turbulensi2
U L UL

Re =

(%-%dimana adalah ke!epatan rata-rata aliran.

L adalah pan ang yang mengindikasikan skala aliran (misalnya kedalaman-. Karena merupakan bilangan yang tidak memiliki dimensi, bilangan 8eynolds sangat bermanfaat untuk membandingkan aliran atau membandingkan beberapa s!ale model dari beberapa aliran. )ransisi dari aliran laminer kepada aliran turbulen ter adi pada nilai kritis dari bilangan 8eynolds yang nilai aktualnya akan tergantung pada batas-batas aliran (misalnya alur, dsb-. Keberadaan turbulensi memiliki efek yang sangat penting terhadap sifat-sifat aliran. Karena pergerakan eddy dalam aliran turbulen menyerap energi, maka shear stress yang lebih besar diperlukan untuk mempertahankan gradien ke!epatan tertentu dalam aliran turbulen dibanding dalam aliran laminer. ,ersamaan %-' harus dimodifikasi untuk men!akup turbulensi2
du dy

= ( +)

(%-9-

dimana

adalah apa yang disebut sebagai eddy "is!osity. :ni

merupakan suku tambahan yang diperlukan untuk shear tambahan yang diperlukan untuk mempertahankan turbulensi.
u adalah time-a"erage "elo!ity.

7alau demikian, eddy "is!osity tidak bersifat tetap untuk fluida, melainkan tergantung pada tingkat turbulensi dalam aliran. $engan kata lain, eddy "is!osity tergantung pada bilangan 8eynolds. Hal itu menyebabkan perhitungan shear stress dalam suatu aliran turbulen agak kompleks. Konsekuensi lain dari turbulensi adalah bah+a profil ke!epatan melalui suatu aliran turbulen memiliki bentuk yang agak berbeda dari profil ke!epatan pada aliran laminer. Apabila profil aliran laminer (gambar %-%amerupakan suatu representasi realistis dari ke!epatan pada suatu titik +aktu, maka profil ke!epatan untuk aliran turbulen (gambar %-%b- dirataratakan dalam satu rentang +aktu tertentu untuk mengeliminasi fluktuasi yang disebabkan oleh turbulensi. Untuk alasan yang sama, time-a"erage "elo!ity , bukan ke!epatan sesaat u, digunakan dalam persamaan %-9. 5ilai-nilai ke!epatan sesaat dalam aliran turbulen memiliki komponenkomponen arah dan besaran yang berbeda dengan time-a"eraged "elo!ity. #ariasi ke!epatan umumnya memiliki orde yang sama dengan time-a"eraged "alue itu sendiri. (enomenon seperti itu dipandang sebagai hal yang bertanggung a+ab terhadap mun!ulnya gaya yang menyebabkan kaki kita goyah se+aktu men!oba untuk menyebrangi sungai berair deras atau ketika kita berdiri di tengah kan!ah angin kuat. Salah satu !ontoh turbulensi dapat dengan relatif mudah dilihat dengan mata telan ang pada permukaan air sungai, terutama pada saat ter adinya ban ir. ,ada +aktu itu ;buih; mun!ul ke permukaan air. 6ika arus !ukup kuat untuk menggerakkan sedimen, turbulensi akan berkembang dengan baik dan akan mempengaruhi !ara partikel-partikel sedimen bergerak. )urbulensi merupakan mekanisme sangat penting

dalam

pengangkutan

sedimen

dalam

suspensi

ketika

komponen

pergerakan turbulen yang mengarah ke atas mendukung partikel-partikel yang tersuspensi (lihat %.<.'-. Hal itu mengimplikasikan bah+a turbulensi tidak dapat seluruhnya bersifat random dan bah+a harus ada fluks energi total yang mengarah ke atas. Hingga di sini kita telah membahas turbulensi dalam kaitannya dengan pergerakan-pergerakan sekunder yang tersebar di setiap bagian aliran yang pada dasarnya merupakan aliran searah. Selain itu, dalam aliran turbulen uga terdapat eddy-eddy yang lebih lokal dan berasosiasi dengan bentuk batas-batas aliran. ,enghalang dan ketidakteraturan pada tepi-tepi aliran menghasilkan eddy. 3entuk dan susunan eddy-eddy itu sangat erat kaitannya dengan bentuk penghalang serta kondisi-kondisi aliran. Kadangkadang ;tubuh; fluida yang tertahan berotasi pada sisi hilir dari penghalang, sedangkan dalam kasus lain suatu eddy spiral memba+a fluida masuk kembali ke dalam aliran utama. ,ada kasus-kasus seperti itu, aliran dikatakan terpisah dari batas pada suatu titik atau garis pemisah (separation point or line- serta bergabung kembali di sebelah hilir pada suatu titik atau garis penggabungan (reatta!hment point or line- (gambar %-9-. Anda akan dapat banyak memperoleh pela aran mengenai pemisahan aliran dan struktur eddy dalam air dengan !ara melakukan per!obaanper!obaan sederhana dalam alur artifisial di laboratorium atau dalam alur alami berukuran ke!il dimana mengalir air ernih. ,ola pergerakan air dapat dilihat dari pergerakan setiap partikel ke!il yang tersuspensi didalamnya. 7alau demikian, metoda yang paling baik adalah mengin eksikan tinta ke dalam aliran pada titik-titik tertentu. Larutan kalium permanganat sangat baik digunakan untuk tu uan tersebut. )empatkan se umlah penghalang yang bentuk dan ukurannya berbedabeda pada dasar alur, kemudian perhatikan dengan seksama pola pergerakan air di sekitar penghalang itu. =obalah untuk menentukan titiktitik atau garis-garis dimana aliran terpisah dan bergabung kembali. ,erhatikan apakah Anda dapat menentukan "olume dan bentuk eddy

serta !andra pola pergerakan air didalamnya (bandingkan hasilnya dengan gambar %-0-. 6ika fasilitas untuk melakukan per!obaan eksperimental seperti itu tidak tersedia, Anda masih dapat mempela ari fenomena tersebut dengan !ara memperhatikan dengan seksama polapola pergerakan air di sekitar pilar embatan atau bongkah-bongkah besar di sungai atau pergerakan asap atau daun kering pada hari yang berangin. Untuk dapat memahami struktur erosi, bedform pengendapan, dan struktur sedimen yang terlihat pada singkapan, Anda perlu mengembangkan suatu pemahaman mengenai bentuk dan susunan eddy pada ruang tiga dimensi. %.&.9 Kekasaran 3idang 3atas Sedimen-(luida ,enghalang pada bidang batas sedimen-fluida menyebabkan terbentuknya eddy-eddy yang mempengaruhi tingkat turbulensi se!ara umum. Makin besar dan makin banyak penghalang itu, makin tinggi turbulensi yang dihasilkannya dan makin besar energi yang terserap olehnya sedemikian rupa sehingga menyebabkan makin lambatnya aliran. Hal itulah yang kemudian mendorong mun!ulnya gagasan kekasaran bidang batas sedimen-fluida (bed roughness- yang menyatakan efek gesekan yang diberikan oleh batas aliran, misalnya sa a dasar sungai, terhadap aliran. 6ika batas itu disusun oleh partikel-partikel lepas yang dapat terangkut, maka kekasaran terdiri dari dua komponen. ,artikelpartikel itu sendiri merupakan satu komponen, yakni kekasaran partikel (grain roughness-, dan efek gesekannya berkaitan dengan besar butir. 7alau demikian, ika sedimen yang menyusun bidang batas sedimenfluida terpilah buruk, sebagian besar partikel besar mungkin tertutup oleh partikel halus dan efek gesekannya akan berkurang. 8elief partikel merupakan suatu faktor yang penting. Komponen kedua adalah bedform, ke dalam mana sedimen dapat dikumpulkan oleh aliran (form roughness(gambar %-/-. 3edform tersebut sangat tertantung pada kondisi-kondisi aliran yang, pada gilirannya, hingga tingkat tertentu tergantung pada

kekasaran bidang batas sedimen-fluida. $engan demikian, kesetimbangan yang terbentuk antara bedform dengan aliran sangat sensiti"e. Ketika relief pada batas suatu aliran sangat ke!il, maka unsur-unsur kekasaran tidak menghasilkan eddies dan bidang batas sedimen-fluida itu dikatakan mulus (smooth-. 8elief kritis yang memungkinkan mun!ulnya kondisi seperti itu ditentukan oleh aliran yang ada. )epat di atas bidang batas sedimen-fluida yang mulus dan di ba+ah aliran yang sepenuhnya turbulen terdapat suatu lapisan tipis di dalam lapisan mana turbulensi aliran auh lebih ke!il dibanding turbulensi aliran pada lapisan yang terletak diatasnya. Lapisan tipis tersebut dinamakan "is!ous sub-layer. Ketebalan "is!ous sub-layer tergantung pada kedalaman, ke!epatan, dan "iskositas aliran total. 6ika relief pada bidang batas sedimen-fluida melebihi nilai ketebalan "is!ous sub-layer, maka di atas bidang itu tidak akan terbentuk "is!ous sub-layer. $engan demikian, "is!ous sub-layer hanya memegang peranan penting pada material yang halus. 3aru-baru ini sebagian ahli memperlihatkan bah+a "is!ous sub-layer tidak memperlihatkan aliran laminer, sebagaimana yang diperkirakan semula, namun di!irikan oleh streak fluida yang bergerak relatif !epat dan streak fluida yang bergerak relatif lambat, dimana arah pergerakan streak-streak fluida itu sendiri lebih kurang se a ar dengan arah pergerakan aliran utama. Streak-streak itu se!ara periodik ;dihembuskan; ke dalam aliran turbulen yang terletak diatasnya. Streak-streak itu mungkin memegang peranan penting dalam pergerakan a+al partikel sedimen dan pembentukan gelembur, dalam pembentukan se umlah !urrent lineation, serta dalam pengembangan laminasi dalam sedimen berbutir halus yang diendapkan dari suspensi (lihat 3ab 0 dan /-. %.&.0 3oundary Shear Stress )ingkahlaku sedimen pada suatu bidang batas sedimen-fluida sebagian besar ditentukan oleh gaya yang dapat diberikan oleh aliran terhadap bidang tersebut. 3oundary shear stress (gaya1satuan luas pada

arah yang se a ar dengan bidang batas sedimen-fluida- merupakan fungsi dari kedalaman (h-, slope (S-, dan khuluk fluida serta se!ara tidak langsung merupakan fungsi dari ke!epatan aliran. ,enghitungan boundary shear stress (>- sangat kompleks. ,erhitungan itu tergantung pada bilangan 8eynold, karakter friksional dari bidang batas sedimen-fluida, serta bentuk profil ke!epatan dari aliran yang terletak dekat dengan bidang batas sedimen-fluida. ,endekatan yang paling sederhana untuk boundary shear stress untuk alur terbuka yang !ukup lebar dapat diperoleh dari siatuasi yang diidealkan sebagaimana yang diperlihatkan pada gambar %-?. Untuk menghitung shear yang diberikan oleh angin, metoda itu elas tidak dapat diterapkan, karena kedalaman tidak dapat ditentukan. $emikian pula, pendekatan seperti itu tidak dapat diterapkan pada +ilayah perairan yang dalam. Untuk memperkirakan boundary shear stress dengan lebih akurat, diperlukan informasi mengenai detil-detil bentuk profil ke!epatan pada daerah yang dekat dengan bidang batas sedimen-fluida. %.&./ ,eranan @ra"itasi2 Aliran =epat dan )ranAuil (lo+ Selain "is!ous for!e dan inertial for!e, faktor lain yang menentukan karakter aliran melalui pengaruhnya terhadap turbulensi adalah gaya gra"itasi. Se!ara khusus, gra"itasi, karena merupakan body for!e yang beker a terhadap fluida se!ara keseluruhan, mempengaruhi fluida dalam mentransmisikan gelombang permukaan. La u suatu gelombang yang dapat dirambatkan dalam suatu perairan yang dangkal dinyatakan dengan persamaan2

c =

gh

(%-0dimana ! adalah la u gelombang dan h adalah kedalaman. 6elas sudah bah+a untuk aliran air akan ada suatu ke!epatan di atas nilai ke!epatan mana tidak mungkin ter adi perambaatan gelombang ke

arah hulu. Ke!epatan kritis tersebut membedakan dua tipe aliran, yakni tranAuil flo+ dan aliran !epat (rapid flo+-. ,erbedaan antara kedua aliran itu umumnya dilukiskan dengan meru uk pada suatu bilangan lain yang tidak memiliki satuan, yakni bilangan (roude ((r-. 3ilangan (roude merupakan nisbah antara gaya inersia terhadap gaya gra"itasi dalam aliran. Se!ara matematis, bilangan (roude dinyatakan dengan persamaan2

Fr =

U gh

(%-/Untuk (r B ', akan terbentuk aliran !epat di dalam aliran mana tidak mungkin ter adi perambatan gelombang ke arah hulu, sedangkan untuk (r C ' akan terbentuk tranAuil flo+ di dalam aliran mana dapat ter adi perambatan gelombang ke arah hulu. 3ilangan (roude dan perbedaan antara kedua tipe aliran tersbut hanya dapat diterapkan pada !airan. $i udara, analogi-analogi diberikan oleh bilangan Ma!h serta ke!epatan subsonik dan supersonik, meskipun pergerakan gelombang yang terlibat di udara adalah gelombang kompresional, bukan gelombang gra"itasional. $alam tranAuil flo+, permukaan air agak tidak beraturan ketika sel-sel turbulensi bergerak dengan bebas. $alam aliran !epat, permukaan air lebih mirip dengan permukaan ka!a dan aliran tampaknya agak ;streaked out;, sedangkan turbulensi agak tertahan. 6ika kedua tipe aliran itu bertemu dengan suatu penghalang pada bagian dasar aliran, maka keduanya memberikan reaksi yang berbeda (gambar %-D-. =obalah untuk mengenal tipe aliran mana yang mun!ul dalam suatu alur ke!il, dalam suatu sungai, dalam selokan, atau dalam alur yang ada di laboratorium. Aliran !epat kemungkinan besar akan terbentuk apabila kemiringan dasar alur relatif tinggi. Kita seringkali akan dapat melihat adanya transisi yang ta am antara kedua tipe aliran tersebut, ketika aliran !epat berubah ke arah hilir men adi tranAuil flo+. Hasil transformasi itu adalah gelombang pe!ah (breaking +a"e- atau hydrauli! ump yang

umumnya bergerak ke arah hulu. @elombang pe!ah dan hydrauli! ump itu menandai peningkatan kedalaman dan penurunan ke!epatan yang berlangsung tiba-tiba. ,erbedaan antara kedua tipe aliran tersebut tidak tergantung pada sedimen yang ada dalam sistem aliran, namun berkaitan dengan keberadaan re4im aliran atas dan re4im aliran ba+ah yang ditentukan keberadaannya oleh bedform. ')' ALI!AN *E! ISKOSITAS TINGGI $ua agen yang mampu menggerakkan dan mengendapkan sedimen dalam umlah yang besar adalah es gletser (gla!ier i!e- dan aliran lumpur (mud flo+-. ,ada kasus es, tingginya "iskositas es disebabkan oleh materialnya yang berbentuk kristalin serta sebagian besa tidak tergantung pada hadir tidaknya sedimen dalam es tersebut. Aliran lumpur, di lain pihak, mun!ul akibat tingginya kadar partikel sedimen dalam aliran tersebut, terutama sedimen yang berbutir halus yang menyebabkan aliran itu memiliki densitas dan "iskositas yang tinggi (gambar %-<-. 3aik es maupun aliran lumpur sama-sama bergerak pada suatu lereng ketika shear stress yang mun!ul akibat adanya gaya gra"itasi !ukup besar untuk mengatasi internal shear strength dari medium. Segera setelah internal shear strength itu dapat teratasi, aliran bergerak dalam pola yang lebih kurang laminer. 6ika shear stress yang tinggi diterapkan se!ara tibatiba, es tidak dapat memberikan tanggapan dengan !ara bergerak se!ara laminer, namun bergerak sebagai material tegar (brittle-, kemudian terpe!ah-pe!ah. $i lain pihak, aliran lumpur yang telah mobil, dapat memperlihatkan turbulensi hingga tingkat tertentu. Kedua media tersebut akan berhenti mengalir apabila shear stress yang dikenakan kepadanya berkurang hingga nilainya lebih rendah dibanding internal shear strength dari medium tersebut. $engan kata lain, ada suatu ambang shear yang harus dilalui sebelum medium itu dapat bergerak atau terus bergerak. 3entuk umum dari pergerakan medium itu dapat dinyatakan dengan persamaan sbb2

du dy

= f ( crit )

(%-?dimana f merupakan fungsi dari temperatur dan "ariabel-"ariabel lain, adalah shear stress, dan !rit adalah ambang sehar stress atau limit elastisitas. Aliran lumpur yang lambat, misalnya aliran lumpur yang terbentuk akibat solifluEion pada lingkungan perigla!ial, memiliki kesamaan !iri-!iri dengan gletser. Aliran lumpur yang relatif !epat, misalnya sa a aliran lumpur yang terbentuk akibat ban ir bandang pada kipas alu"ial yang ada pada lingkungan kering, berbeda dengan gletser karena memiliki turbulensi serta karena memiliki umur yang relatif singkat sehubungan dengan "olume sedimen yang tersedia untuk diangkut dalam satu aliran bersifat diskrit. (aktor lain yang menyebabkan mun!ulnya kompleksitas aliran dalam pergerakan gletser adalah mun!ulnya gelin!iran dasar (basal slip- yang ter adi pada gletser yang ada di daerah beriklim sedang. @elin!iran itu dapat men adi faktor yang />F bertanggung a+ab terhadap pergerakan gletser. ,ada gletser yang ada di daerah kutub, gelin!iran seperti itu banyak terkurangi dan bagian ba+ah gletser membeku dan ;terikat; pada batuan dasar. 3uat se umlah aliran lumpur eksperimental di laboratorium dengan !ara men!ampurkan lempung dan pasir halus dalam konsentrasi yang beragam dengan air untuk mendapatkan aliran lumpur yang "iskositasnya beragam. ,erhatikan bagaimana tingkahlaku aliran-aliran itu ketika mengalir di atas suatu lereng yang kemiringan dan kekasarannya beragam. #olume, ke!epatan, ketebalan, dan dera at deformasi internal dari setiap aliran itu hendaknya di!atat. Untuk mendapatkan data tentang deformasi internal, tempatkan se umlah 4at pe+arna ke dalam aliran yang dibuat dari plaster of ,aris atau tambahkan se umlah plaster of ,aris ke dalam matriks suatu aliran yang mengandung lumpur. ,emotongan aliran yang telah memadat se!ara

hati-hati dapat membantu Anda untuk memahami proses-proses deformasi internal yang ter adi di dalam aliran. 3aik gletser maupun aliran lumpur bukan merupakan produsen struktur sedimen yang penting. *ndapan kedua aliran itu material material sedimen. akan se!ara ;membeku; selektif ketika pengangkutan partikel yang ustru di!irikan oleh terhenti. Selain itu, ketidakhadiran stratifikasi dan pemilahan partikel. Hal itu ter adi karena sebagaimana yang akan kita lihat nanti, pengangkutan dan pengendapan terhadap ukurannya beragam merupakan faktor yang bertanggung a+ab terhadap pembentukan struktur

')- (EKANIS(E T!ANS"O!TASI SEDI(EN Ada dua kelompok !ara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke tempat pengendapannya, yakni supensi (suspendedload- dan bedload tranport. $i ba+ah ini diterangkan se!ara garis besar ke duanya. Suspensi $alam teori segala ukuran butir sedimen dapat diba+a dalam suspensi, ika arus !ukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus sa a yang dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang buruk. =irilain dari enis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah menyentuh dasar aliran. *edload transport 3erdasarkan tipe gerakan media pemba+anya, sedimen dapat dibagi men adi2 '. endapan arus traksi &. endapan arus pekat (density !urrent- dan %. endapan suspensi.

Arus traksi adalah arus suatu media yang memba+a sedimen didasarnya. ,ada umumnya gra"itasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau pasang-surut air laut. Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat2 '. pemilahan baik &. tidak mengandung masa dasar %. ada perubahan besar butir menge!il ke atas (fining up+ard- atau ke ba+ah (!oarsening up+ard- tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding-. $i lain fihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi dan suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan !ampuran antara pasir, lanau, dan lempung dengan arang- arang :ni bisa berstruktur silang-siur dan perlapisan bersusun. disebabkan karena Arus pekat (density-

perbedaan kepekatan (density- media.

disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar garam. Karena gra"itasi, media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di ba+ah media yang lebih en!er. $alam geologi, aliran arus pekat di dalam !airan dikenal dengan nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama di dalam udara dikenal dengan nuees ardentes atau +edus gembel, suatu endapan gas yang keluar dari gunungapi. *ndapan dari suspensi pada umumnya berbutir halus seperti Selley ('<DD- membuat hubungan antara proses lanau dan lempung yang dihembuskan angin atau endapan lempung pelagik pada laut dalam. sedimentasi dan enis endapan yang dihasilkan, sebagai berikut ()abel :#.'-.
=airan *ndapan traksi *ndapan densiti (turbidity*ndapan suspensi *ndapan traksi *ndapan pekat (density*ndapan suspensi Umumnya pasir bersilang-siur ,asir berlapisan-bersusun, lempung Lempung nepheloid Umumnya pasir bersilang-siur Nuees ardentes, dsb. Loess Umumnya endapan tak berlapis, pemilahan

lanau,

dan

Udara

@lasial

elek, endapan dari brangkal sampai lempung

Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya dikuasai oleh mekanisme tertentu sa a, misalnya arus traksi sa a atau arus pekat sa a, tetapi lebih sering merupakan gabungan berbagai mekanisme. Malahan dalam berbagai hal, merupakan gabungan antara mekanik dan kimia+i. 3eberapa sistem seperti itu dalah2 '. sistem arus traksi dan suspensi &. sistem arus turbit dan pekat %. sistem suspensi dan kimia+i. '). (EKANIS(E GE!AKAN SEDI(EN ,ada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pemba+a, baik berupa !airan maupun udara, dalam % !ara yang berbeda2 menggelundung (rolling-, :::.&. menggeser (boun!ing- dan larutan (suspension- seperti @ambar

')/ G!A IT, Sedimen yang bergerak karena hanya pengaruh gaya gra"itasi ini, ada % ma!am sedimen 2 '.$ebris flo+s (umumnya mud flo+s&.@rain flo+s %.(luidi4ed flo+s

(ud flo0s (interparti!le intera!tion- Ada & 2 di ba+ah air dan di darat =iri sedimen hasil mud flo+s2 dikuasai matrik (matriE-dominated sedimentsortasi elek pe al (tak berlapis-

Grain flo0s (grain intera!tion- =iri sedimen hasil grain flo+s2 dikuasai kepingan (fragment dominated-sedimentterpilah baik dan bebas lempung

Fluidi1ed flo0s =iri sedimennya2 tebal, non-graded !lean sand batas atas dan ba+ahnya kabur umumnya terdapat struktur piring (dish stru!tures-.

@ambar :::.&2 8agam gerakan sedimen dalam media !airan dan angin

@ambar :::.%2 3ed form dan struktur sedimen dalam perbedaan flo+ regime (Harms dan (ahnesto!k, '</0 dan Simon dkk., '</0-. ')2 +U*UNGAN A!US SEA!A+ DENGAN SILANG SIU! Ada hubungan yang sangat signifikan antara mekanisme aliran !airan dan struktur sedimen yang dibentuknya, terutama silang siur (ripple-. $alam beberapa per!obaan di dalam tabung aliran searah (unidire!tional flo+silang siur sudah mulai terbentuk pada sedimen pasir setelah ke!epatan kritis dile+atinya. ,asir yang berukuran butir >,&0 . >,? mm dalam @ambar :::.' mulai terbentuknya silang siur kemudian apabila ke!epatan terus

bertambah akan berubah men adi dune. selan utnya berubah men adi antidune. $alam @ambar :::.' elas bah+a

Kalau ke!epatan aliran terus

bertambah dune akan tererosi kembali dan berubah men adi mendatar dan pengaruh hidrodinamika dapat

membentuk dua enis silang siur dan dune yang berbeda.

,ada kondisi

hidrodinamika dimana mulai terbentuk silang siur, kemudian dune sampai dengan sebagian dari dune dirusak tererosi kembali (lihat @ambar :::.'disebut re im alir ba+ah (lo+er flo+ regim-. Sedangkan mulai dari sini bila ke!epatan aliran terus bertambah disebut re im alir atas (upper flo+ regim-.

@ambar :::.'2 Hubungan antara tenaga sungai (stream po+er-, fall diameter, bed form dan struktur sedimen dalam sistem arus traksi (Simon dkk., '</0-. FLO3 !EGI( 4 Lo0er flo0 re5im 6F7&84 Menghasilkan struktur sedimen G-lamination G-bed Upper flo0 re5im 6F9&84 Akan menghasilkan silang siur planar-antidune

You might also like