You are on page 1of 3

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap risiko penyakit tiroid atau kondisi tiroid .

Berikut ini adalah melihat beberapa faktor-faktor risiko utama . jenis kelamin Perempuan menghadapi risiko lebih besar terkena penyakit tiroid daripada pria. Sementara ahli bervariasi dalam perkiraan mereka , dikatakan bahwa perempuan di mana saja 6-8 kali lebih mungkin dibandingkan pria untuk mengembangkan kondisi tiroid . usia Menjadi 50 dan di atas meningkatkan risiko penyakit tiroid untuk pria dan wanita . Sejarah pribadi Sebuah sejarah pribadi penyakit tiroid meningkatkan risiko Anda saat ini untuk mengembangkan penyakit tiroid . Misalnya, jika setelah kehamilan Anda memiliki tiroiditis postpartum yang diselesaikan sendiri , Anda berada pada peningkatan risiko mengembangkan masalah tiroid lagi setelah kehamilan atau di kemudian hari . Sebuah sejarah pribadi dari setiap penyakit autoimun sedikit meningkatkan resiko terkena penyakit tiroid autoimun seperti penyakit Hashimoto atau penyakit Graves ' . Sejarah keluarga Sebuah riwayat keluarga penyakit tiroid meningkatkan risiko untuk mengembangkan penyakit tiroid . Risiko ini sedikit lebih besar jika Anda memiliki seorang wanita relatif tingkat pertama ( ibu, saudara perempuan , anak perempuan) dengan penyakit tiroid . Sebuah riwayat keluarga memiliki penyakit autoimun apa saja sedikit meningkatkan resiko terkena penyakit tiroid autoimun seperti penyakit Hashimoto atau penyakit Graves ' . Bedah tiroid Operasi pengangkatan seluruh atau sebagian dari tiroid biasanya menghasilkan hipotiroidisme tiroid yang kurang aktif .

PENYAKIT tiroid ditengarai lebih besar risikonya diderita kaum wanita. Prevalensinya 5-7 kali lebih banyak dibandingkan kasus pada pria. Apa pasal? Penyakit tiroid, yakni penyakit yang muncul akibat kelainan pada kelenjar kecil di daerah leher, tepat di bawah jakun, lebih banyak didapati pada wanita. Prevalensinya 5-7 kali lebih banyak dibandingkan kasus pada pria. Penyakit tiroid diantaranya hipotiroid, hipertiroid, dan kanker tiroid. Guru Besar Universitas Padjajaran Prof Dr dr Sri Hartini KS Kariadi, SpPD-KEMD mengatakan, hingga kini belum dapat disimpulkan secara jelas penyebab risiko ini pada wanita. Apalagi kondisi yang berkembang belakangan, menunjukkan peningkatan risiko ini pada pria. "Mungkin faktor hormonal," katanya dalam seminar "Gangguan Kesehatan Akibat Kelainan pada Kelenjar Tiroid" di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (13/12/2011). Penyakit ini, menurut Dr Sri, juga nampak berkaitan dengan reaksi autoimun. Pada kondisi ini, tubuh menyerang kelenjar tiroid karena dianggap sebagai sel asing yang masuk ke tubuh. Hal ini menyebabkan sel-sel dalam kelenjar tiroid mati dan tidak dapat menghasilkan hormon tiroid. Sementara stres, tambahnya, bukan sebagai pencetus, melainkan faktor yang akan memperburuk keadaan. Penjelasan Dr Sri tentang reaksi autoimun dipertegas oleh Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Dr Pradana Soewondo SpPD. Reaksi autoimun dapat distimulasi oleh kondisi kehamilan, dan biasanya baru muncul setelah melahirkan. Tentunya, tidak semua wanita hamil otomatis mengalami reaksi autoimun. Pada kondisi hamil, terang Pradana, akan terjadi perubahan sistem imunitas pada tubuh wanita. Ini dikarenakan adanya sang jabang bayi yang diibaratkan orang asing. Wanita akan mulai menyesuaikan secara imunologis, proses ini terbilang unik karena tubuh wanita akan belajar untuk tidak menolak tapi juga tidak menerima. Pada masa inilah gangguan dapat terjadi, seperti reaksi autoimun terhadap sel-sel dalam kelenjar tiroid. "Terutama pada wanita yang memang sudah punya bakat, reaksi ini bisa timbul setelah melahirkan," tutupnya. (ftr)

Penyakit gondok disebabkan oleh membesarnya kelenjar tiroid pada leher. Hubungan antara penyakit ini dengan kurangnya konsumsi yodium telah diketahui lebih dari 130 tahun yang lalu. Beberapa abab sebelumnya, penyakit gondok ditangani dengan mengkonsumsikan pasien benda yang kaya akan yodium seperti karang laut yang dibakar. Yodium berinteraksi dengan protein yang disebut dengan thyroglobulin, dan cincin aromatik dari protein ter-iodinisasi. Dua dari molekul yang ter-iodinisasi tersebut berinteraksi, membentuk suatu unit thyroxine yang berikatan dengan protein. Unit aromatik ini kemudian lepas dan menghasilkan suatu hormon tiroid thyroxine yang sangat kuat.

You might also like