You are on page 1of 13

TANDA-TANDA KEMATANGAN REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

1. DWI PRIKHATININGRUM 2. ENGGAR WIDYA PRAMITA 3. HALIMAH

Pendahuluan
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk

menghasilkan keturunan yang baru. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi atau pembuahan. Proses pematangan fungsi alat-alat kelamin baru terjadi pada masa yang dikenal sebagai masa pubertas. Masa pubertas, yaitu masa suatu gonad (kelenjar kelamin) mulai dapat menghasilkan sel-sel kelamin matang atau gamet, yang di kenal sebagai spermatozoa pada pria dan ovum pada wanita. Pria mengalami masa pubertas pada usia 14 16 tahun, sedangkan wanita mengalami masa pubertas lebih awal, yaitu pada usia 11 14 tahun.

Ciri-ciri Seks Primer


Perkembangan

psikologi remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan remaja pria, sekitar usia 14 15 tahun, mengalami mimpi basah, keluar sperma. Pada remaja wanita, terjadi pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya terjadilah siklus menarche (menstruasi pertama). Siklus awal menstruasi sering diiringi dengan sakit kepala, sakit pinggang, kelelahan, depresi, dan mudah tersinggung.

Ciri-ciri Seks Sekunder


Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada

kumis, jambang, janggut, tangan, kaki, ketiak, dan kelaminnya. Pada pria telah tumbuh jakun dan suara remaja pria berubah menjadi parau dan rendah. Kulit berubah menjadi kasar. Pada remaja wanita juga mengalami pertumbuhan bulubulu secara lebih terbatas, yakni pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang bakal memproduksi air susu di buah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara proporsional.

Hormon yang berperan:


FSH (Follicle Stimulating Hormone), yaitu hormon yang

dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon FSH ini berfungsi dalam proses pembentukan dan pematangan spermatozoa yang dikenal sebagai spermatogenesis dan ovum yang dikenal sebagai oogenesis. Di samping itu, FSH juga merangsang produksi hormon testoseron pada pria dan estrogen pada wanita. LH (Luteinizing Hormone). Hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini dapat merangsang proses pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium, setelah terjadi poses ovulasi (pelepasan sel telur).

Lanjutan
Testoseron, yaitu hormon yang dihasilkan testis dan

berperan dalam spermatogenesis dan penampakan ciriciri kelamin sekunder pada pria. Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium. Hormon ini berperan alam oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita. Di samping itu, hormon ini juga berperan untuk merangsang produksi LH dan menghambat produksi FSH.

Lanjutan
Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning

atau korpus luteum di dalam ovarium. Berperan dalam proses pembentukan lapisan endometrium pada dinding rahim untuk menerima ovum yang telah dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron bersama-sama dengan hormon estrogen menjaga agar endometrium tetap mengalami pertumbuhan, membentuk plasenta, menahan agar otot uterus tidak berkontraksi, dan merangsang kelenjar susu memproduksi ASI.

Lanjutan
Oksitosin.

Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada proses kelahiran, untuk merangsang kontraksi awal dari otot uterus. Relaksin. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan untuk merangsang relaksasi ligamen pelvis pada proses kelahiran. Laktogen, dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang bersama-sama dengan progesteron merangsang pembentukan air susu.

Efek Psikologis Kematangan Dini dan Kematangan Lambat


Pria Sejumlah riset menunjukkan bahwa pria yang matang lebih cepat cenderung lebih tenang, rileks, berpembawaan baik, populer, dan tidak impulsif dibanding yang matangnya belakangan. Selain itu juga mengalami kemajuan kognitif. Sejumlah riset lain menemukan bahwa mereka mulai berpikir agar disukai, lebih waspada, dan lebih percaya pada orang lain, dan lebih mematuhi aturan dan kebiasaan.

Lanjutan
Sedangkan, pria yang matangnya terlambat terbukti merasa kurang mampu, mempedulikandiri, ditolak, dan didominasi, lebih tergantung, agresif, tidak aman, atau depresi, berkonflik lebih banyak dengan orang tua dan lebih bermasalah di sekolah dan kemampuan sosialnya lebih buruk.

Lanjutan
Wanita Wanita pada umumnya lebih bahagia bila waktu kematangannya sama dengan teman-temannya. Wanita yang matang lebih cepat cenderung kurang bisa bergaul, kurang ekspresif, dan kurang tenang; lebih introvert dan pemalu; dan lebih negatif dalam memandang menstruasi dibandingkan wanita yang matang belakangan. Mereka lebih rentan terhadap stres psikologis dan akan tetap demikian, paling tidak hingga usia 16 tahun. Mereka cenderung bergaul dengan teman-teman yang antisosial .

Lanjutan
Wanita

yang matang lebih cepat berisiko tinggi mengalami berbagai permasalahan kesehatan mental dan perilaku, termasuk kecemasan dan depresi, perilaku mengganggu, gangguan makan, merokok dan minum sejak dini, aktivitas seksual sebelum waktunya, penyalahgunaan obat, dan upaya bunuh diri. Kematangan lebih cepat berkecenderungan mengalami perilaku berisiko pada pria maupun wanita.

Terima Kasih

You might also like