You are on page 1of 12

Aset/Aktiva

Aset / Aktiva

Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang ;

dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. Pengakuan Awal Pada saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan, yang meliputi unsur biaya:

harga beli, termasuk diantaranya pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan, setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lainnya;

biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan;

estimasi awal biaya pembongkaran aset, jika aset tersebut selama periode tertentu digunakan bukan untuk menghasilkan persediaan. Tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat secara terpisah, meskipun tanah dan bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan. Pertukaran Aset Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan aset nonmoneter, maka biaya perolehan diukur pada nilai wajar, kecuali jika transaksi pertukaran tidak memiliki substansi

Pelaporan Akuntansi Keuangan Pertemuan 3

Aset/Aktiva
komersial, atau nilai wajar aset yang diterima tidak dapat diukur secara andal, maka biaya perolehan diukur pada jumlah tercatat aset yang diserahkan. Pengeluaran Setelah Pengakuan Awal Pengeluaran setelah pengakuan awal suatu aset tetap yang memperpanjang umur manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang, harus ditambahkan pada jumlah tercatat aset tetap tersebut. Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. Pengukuran Aset tetap harus diukur pada biaya perolehan dikurang akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Biaya pemeliharaan dan reparasi sehari-hari (cost of day-to-day servicing) dari aset tetap sebagai bebandalam laporan laba rugi pada periode terjadinya. Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena SAK ETAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyusutan Beban penyusutan harus diakui dalam laporan laba rugi. Jumlah aset yang dapat disusutkan harus dialokasikan secara sistematis selama umur manfaatnya. Penyusutan dimulai ketika suatu aset tersedia untuk digunakan. Penyusutan dihentikan ketika aset dihentikan pengakuannya. Penyusutan tidak dihentikan ketika aset tidak digunakan atau dihentikan penggunaan aktifnya, kecuali aset tersebut telah disusutkan secara penuh. Pada dasarnya, penyusutan adalah proses alokasi biaya dan penerapan prinsip-prinsip pembandingan, di mana alokasi biaya perolehan aktiva tetap dilakukan sesuai periode selama penggunaan aktiva tersebut menimbulkan manfaat (masa manfaat); bukan pembebanan biaya sekaligus pada saat aktiva tetap tersebut diperoleh.

Pelaporan Akuntansi Keuangan Pertemuan 3

Aset/Aktiva
Terdapat tiga faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan (beban depresiasi) aset tetap, yaitu: 1. biaya perolehan aset tetap 2. masa manfaat yang diharapkan, dan 3. perkiraan nilai aset tetap pada akhir masa manfaat (nilai residu/nilai sisa) Masa manfaat atau masa kegunaan yang diharapkan dari aset tetap akan ditetapkan pada saat awal perolehan. Untuk keperluan pajak penghasilan, Direktorat Jenderal Pajak telah menetapkan peraturan mengenai masa kegunaan aset tetap, sebagai berikut : Harta berwujud yang bukan bangunan terdiri dari empat kelompok, yaitu ; 1. Kelompok 1: kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 4 tahun. 2. Kelompok 2: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 8 tahun. 3. Kelompok 3: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 16 tahun. 4. Kelompok 4: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 20 tahun. Harta terwujud yang berupa bangunan dibagi menjadi dua, yaitu ; 1. Permanen: masa manfaatnya 20 tahun. 2. Tidak permanen: bangunan yang bersifat sementara, terbuat dari bahan yang tidak tahan lama, atau bangunan yang dapat dipindah-pindahkan. Masa manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun. Nilai residu atau nilai sisa (residual value) harus diperkirakan pada saat aset disiapkan untuk menyediakan jasa. Jika aset tetap diasumsikan tidak memiliki sama sekali nilai sisa pada akhir masa manfaatnya, maka biaya perolehan aset
Pelaporan Akuntansi Keuangan Pertemuan 3

Aset/Aktiva
tetap harus dibagi secara sistematis selama masa kegunaannya sebagai beban penyusutan. Akan tetapi, jika aset tetap diharapkan memiliki nilai residu yang signifikan, maka selisih antara biaya perolehan dan nilai residunya (biaya aset yang dapat disusutkan atau depreciable cost) menjadi jumlah yang dibagi selama masa kegunaan aset sebagai beban penyusutan. Jika aset tetap diperoleh selama setengah bulan awal dalam bulan bersangkutan (misalnya tanggal 1 15), maka dalam perhitungan penyusutan dianggap perolehan aset tetap terjadi pada hari pertama bulan bersangkutan, dengan demikian biaya penyusutan aset tetap dihitung untuk satu bulan penuh. Jika aset tetap diperoleh pada setengah bulan akhir dalam bulan bersangkutan (misalnya tanggal 16 28/29/30/31), dianggap perolehan aset tetap terjadi pada hari pertama bulan berikutnya, dengan demikian biaya penyusutan aset tetap dihitung mulai pada bulan berikutnya. Tiga faktor yang menentukan metode penghitungan biaya penyusutan atas aktiva tetap adalah ; 1. Dasar penyusutan: Mengacu pada selisih antara biaya perolehan aktiva tetap, yang merupakan jumlah aktiva di mana awalnya dicatat dan nilai sisa yang diharapkan. Dasar penyusutan dicatat sebagai jumlah total biaya depresiasi, total biaya penggunaan aktiva selama periode akuntansi di mana aktiva tersebut dapat digunakan secara normal. 2. Masa manfaat: Masa manfaat suatu aktiva adalah periode waktu di mana organisasi mengharapkan aktiva tersebut dapat digunakan dalam proses operasi normal. Pada dasarnya, penyusutan adalah proses alokasi biaya dan penerapan prinsipprinsip pembandingan, di mana alokasi biaya perolehan aktiva tetap dilakukan sesuai periode selama penggunaan aktiva tersebut menimbulkan manfaat (masa manfaat)

Pelaporan Akuntansi Keuangan Pertemuan 3

Aset/Aktiva
3. Pola alokasi biaya: Pola alokasi biaya biasanya disebut metode depresiasi dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan metode depresiasi dilakukan sistematis dan rasional. Metode Penyusutan Metode penyusutan harus dipilih dengan mencerminkan ekspektasi dalam pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset. Beberapa metode penyusutan yang mungkin dipilih, antara lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun (diminishingbalance method), dan metode jumlah unit produksi (sum ofthe unit of production method). Perbandingan di antara ketiga metode penyusutan tersebut disajikan dalam matrikulasi perbandingan sebagai berikut: Biaya yang dapat Disusutkan Biaya perolehan Garis lurus Tahun dikurangi nilai residu

Metode

Masa Manfaat

Tingkat Penyusutan tingkat garis lurus = 1/masa manfaat

Beban Penyusutan

Konstan

(biaya perolehan Jumlah Biaya perolehan nilai residu) Unit produksi estimasi unit dikurangi nilai /jumlah estimasi produksi residu unit produksi Saldo menurun ganda Nilai buku menurun, tetapi tidak di bawah nilai residu tingkat garis lurus X 2

Variabel

Tahun

Menurun

Metode garis lurus menghasilkan perhitungan alokasi jumlah beban penyusutan periodik yang sama selama masa manfaat aset tetap yang bersangkutan.

Pelaporan Akuntansi Keuangan Pertemuan 3

Aset/Aktiva
Metode unit produksi menghasilkan perhitungan alokasi jumlah beban penyusutan periodik yang berbeda-beda tergantung jumlah penggunaan asset tetap dalam produksi. Sedangkan metode saldo menurun ganda menghasilkan perhitungan alokasi jumlah penyusutan yang lebih tinggi pada tahun pertama penggunaan aset tetap, diikuti dengan jumlah yang menurun secara bertahap pada tahun-tahun berikutnya. Saldo menurun ganda sering disebut metode penyusutan yang dipercepat (accelerated depreciation method). Metode ini sering kali digunakan dengan pertimbangan bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan asset tetap akan cenderung meningkat dengan bertambahnya usia aset tetap. Oleh karena itu, berkurangnya jumlah penyusutan pada tahun-tahun berikutnya dalam metode ini akan diimbangi dengan peningkatan beban pemeliharaan dan perbaikan, seperti contoh grafik berikut:

Perbandingan biaya penyusutan metode garis lurus dan metode saldo menurun ganda disajikan sebagai berikut, dengan asumsi nilai perolehan aset sebesar Rp 10 juta dengan nilai sisa pada akhir tahun keempat sebesar Rp 1 juta. Maka

Pelaporan Akuntansi Keuangan Pertemuan 3

Aset/Aktiva
depreciable cost atau biaya perolehan aset tetap yang dapat disusutkan adalah sebesar Rp 9 juta. Nilai Penyusutan Nilai Buku Akhir Metode Saldo Buku Akhir Tahun Metode Menurun Tahun Metode Saldo Menurun Ganda Garis Lurus Ganda 5.000.000 2.500.000 1.250.000 250.000 Jenderal Pajak, 7.750.000 5.500.000 3.250.000 1.000.000 metode 5.000.000 2.500.000 1.250.000 1.000.000 yang dapat

Th

Penyusutan Metode Garis Lurus 2.250.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000 Direktorat

1 2 3 4 Menurut

penyusutan

dipergunakan adalah metode garis lurus (straight line method) dan metode saldo menurun (declining balance method). Wajib pajak diperkenankan untuk memilih salah satu metode untuk melakukan penyusutan. Metode garis lurus diperkenankan dipergunakan untuk semua kelompok harta tetap terwujud. Sedangkan metode saldo menurun hanya diperkenankan digunakan untuk kelompok harta berwujud bukan bangunan saja. Metode penyusutan yang biasa diterapkan organisasi untuk aktiva tetap adalah metode garis lurus. Penyusutan dialokasikan untuk setiap tahun dengan membagi dasar penyusutan oleh perkiraan masa manfaat aktiva pada tahun sebagai berikut: 1. Tanah, tidak disusutkan; 2. Bangunan, disusutkan sebesar 5% per tahun; 3. Kendaraan, disusutkan sebesar 20% per tahun; 4. Mesin, disusutkan sebesar 25% per tahun; 5. Perabot dan Peralatan, disusutkan sebesar 25% per tahun.

Pelaporan Akuntansi Keuangan Pertemuan 3

Aset/Aktiva
Informasi berikut harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan: 1. Biaya penyusutan untuk periode pelaporan; 2. Saldo atas aktiva pada tanggal neraca; 3. Akumulasi penyusutan pada tanggal neraca. 4. Penjelasan umum atas metode atau metode-metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan atas aktiva tetap. Metode penyusutan saldo menurun ganda (double declining balance method) menghasilkan perhitungan beban penyusutan periodik yang semakin menurun selama estimasi masa manfaat aset tetap. Tingkat penyusutan metode saldo menurun ganda dihitung dengan menggandakan tingkat penyusutan metode garis lurus. Sebagai ilustrasi, diasumsikan sebuah aset tetap memiliki masa manfaat selama empat tahun. Nilai perolehan aset sebesar Rp 10 juta dengan nilai sisa pada akhir tahun kempat sebesar Rp 1 juta. Maka depreciable cost atau biaya perolehan aset tetap yang dapat disusutkan adalah sebesar Rp 9 juta. Tingkat penyusutan per tahun : Tingkat penyusutan metode saldo menurun ganda = tingkat penyusutan metode garis lurus X 2 = (1/4) X 2 = 25% X 2 = 50% Untuk tahun pertama, biaya penyusutan diperoleh dengan menghitung biaya perolehan aset tetap dikalikan dengan tingkat penyusutan saldo menurun ganda. Contoh biaya penyusutan tahun pertama adalah sebesar Rp 10 juta dikalikan 50%, atau sebesar Rp 5 juta. Setelah tahun pertama, biaya penyusutan per tahun diperoleh dengan menghitung nilai buku aset tetap, yaitu biaya perolehan aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan tahun bersangkutan, untuk kemudian dikalikan dengan tingkat penyusutan saldo menurun ganda.

Pelaporan Akuntansi Keuangan Pertemuan 3

Aset/Aktiva
Contoh biaya penyusutan tahun kedua adalah sebesar (Rp 10 juta Rp 5 juta) dikalikan 50%, atau sebesar Rp 5 juta dikalikan 50% atau sama dengan Rp 2,5 juta. Metode penyusutan saldo menurun ganda (double declining balance method) menghasilkan perhitungan beban penyusutan periodik yang semakin menurun selama estimasi masa manfaat aset tetap. Tingkat penyusutan metode saldo menurun ganda dihitung dengan menggandakan tingkat penyusutan metode garis lurus. Nilai Buku pada Akhir Tahun

Akumulasi Tingkat Nilai Buku Penyusutan Saldo Th BiayaPerolehan pada Awal Penyusutan pada Awal Menurun Tahun Tahun Ganda 1 2 3 4 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 0 10.000.000 5.000.000 7.500.000 8.750.000 5.000.000 2.500.000 1.250.000 50% 50% 50% -

5.000.000 5.000.000 2.500.000 2.500.000 1.250.000 1.250.000 250.000 1.000.000

Catatan penting : Berbeda dengan cara perhitungan metode garis lurus, pada proses perhitungan biaya penyusutan menggunakan metode saldo menurun ganda, nilai

sisa tidakdiperhitungkan. Jadi biaya penyusutan tahun pertama adalah Rp 10 juta X 50%, bukan(Rp 10 juta Rp 1 juta) X 50%. Akan tetapi, pada tahun akhir, aset tetap tidak perlu disusutkan di bawah nilai sisa. Dalam contoh di atas, penyusutan tahun keempat adalah Rp 250.000 (nilai buku pada awal tahun nilai sisa = Rp 1.250.000 Rp 1.000.000 = Rp 250.000), bukan Rp 625.000 (Rp 1.250.000 X 50% = Rp 625.000). Dalam contoh di atas, asumsi sederhana yang digunakan adalah bahwa aset tetap tersebut diperoleh dan digunakan mulai awal tahun pertama (1/Jan).
Pelaporan Akuntansi Keuangan Pertemuan 3

Aset/Aktiva
Contoh jika diasumsikan bahwa aset tetap mulai diperoleh pada 1/April : Akumulasi Tingkat Nilai Buku Penyusutan Saldo Th BiayaPerolehan pada Awal Penyusutan pada Awal Menurun Tahun Tahun Ganda 1 (9/12) 2 3 4 5 (3/12) 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 0 10.000.000 3.750.000 6.250.000 6.875.000 3.125.000 8.437.500 1.562.500 9.000.000 1.000.000 50% 50% 50% Nilai Buku pada Akhir Tahun

10

3.750.000 6.250.000 3.125.000 3.125.000 1.562.500 1.562.500 562.500 1.000.000 - 1.000.000

Metode penyusutan aset tetap berdasarkan jumlah angka tahun memiliki konsep yang sama dengan metode penyusutan saldo menurun berganda. Metode penyusutan aset tetap berdasarkan jumlah angka tahun juga merupakan metode penyusutan yang dipercepat dengan pertimbangan bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan asset tetap akan cenderung meningkat dengan bertambahnya usia aset tetap. Oleh karena itu, berkurangnya jumlah penyusutan pada tahun-tahun berikutnya dalam metode ini akan diimbangi dengan peningkatan beban pemeliharaan dan perbaikan Namun metode ini jarang digunskan karena undang-undang perpajakan membatasi penggunaannya untuk keperluan pajak. Dalam metode ini, beban penyusutan ditentukan dengan mengalikan biaya perolehan awal aset dikurangi estimasi nilai sisa dengan pecahan yang lebih kecil setiap tahunnya. Angka penyebut dalam pecahan yang digunakan untuk menentukan beban penyusutan adalah jumlah angka tahun selama masa manfaat aset. Sebagai contoh, aset tetap dengan masa kegunaan 4 tahun akan memiliki angka penyebut 10 (4 + 3 + 2 + 1).

Pelaporan Akuntansi Keuangan Pertemuan 3

Aset/Aktiva
Angka pembilang dalam pecahan adalah jumlah tahun sisa masa manfaat pada tiap tahun yang bersangkutan. Tahun pertama angka pembilangnya adalah 4, pada tahun kedua angka pembilangnya adalah 3, pada tahun ketiga angka pembilangnya adalah 2, dan pada tahun keempat angka pembilangnya adalah 1. Sebagai ilustrasi, diasumsikan sebuah aset tetap memiliki masa manfaat selama empat tahun. Nilai perolehan aset sebesar Rp 10 juta dengan nilai sisa pada akhir tahun kempat sebesar Rp 1 juta. Maka depreciable cost atau biaya perolehan aset tetap yang dapat disusutkan adalah sebesar Rp 9 juta. BiayaPerolehan Akumulasi

11

Nilai Buku

Th Dikurangi Nilai TingkatPenyusutan Penyusutan Penyusutan pada Akhir Sisa pada AkhirTahun Tahun 1 2 3 4 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000 4/10 3/10 2/10 1/10 3.600.000 2.700.000 1.800.000 900.000 3.600.000 6.300.000 8.100.000 9.000.000 6.400.000 3.700.000 1.900.000 1.000.000

Bagaimana jika aset tetap diperoleh tidak pada awal pada awal tahun? Sebagai ilustrasi, diasumsikan aset tetap pada contoh di atas diperoleh pada awal bulan April. Nilai BiayaPerolehan Akumulasi Buku Jumlah Th Dikurangi Nilai TingkatPenyusutan Penyusutan Penyusutan pada Bulan Sisa pada AkhirTahun Akhir Tahun 1 2 3 4 5 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000 4/10 4/10 3/10 3/10 2/10 2/10 1/10 1/10 9/12 3/12 9/12 3/12 9/12 3/12 9/12 3/12 2.700.000 900.000 2.025.000 675.000 1.350.000 450.000 675.000 225.000 2.700.000 7.300.000 2.925.000 4.375.000 2.025.000 2.350.000 1.125.000 1.225.000 225.000 1.000.000

Pelaporan Akuntansi Keuangan Pertemuan 3

Aset/Aktiva
Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan aset tetap harus dilakukan pada saat:

12

dilepaskan; atau ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diekspektasikan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian atas penghentian pengakuan aset tetap harus diakui dalam laporan laba rugi ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya. Keuntungan tersebut tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan dengan menghitung perbedaan antara hasil penjualan neto (jika ada) dan jumlah tercatatnya.

Pengungkapan Kelompok aset tetap harus diungkapkan dengan:


dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat, metode penyusutan yang digunakan, umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, jumlah tercatat dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode, rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan dan pelepasan,

keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan untuk utang,

jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap.

Pelaporan Akuntansi Keuangan Pertemuan 3

You might also like