ABSTRAK

Patogenesis dan Pencegahan Leptospirosis I Made Arya Susila

Abstract

Leptospirosis is a global zoonotic disease caused by spirochetes microorganisms genus Leptospira which is pathogenic for humans. Rat have a major role as the source of infection and keeps Leptospira in their kidney for a long time, then spread it through their urine. Leptospirosis mortality rate is 5%-15%, which is more common in men than women depend on the strain of bacteria, the status of age, state of health, and the immunity of infected individuals. This disease can be diagnosed by Microscopic Agglutination Test (MAT) laboratory examination as the standard method used to detect the presence of Leptospira serovar specific antibodies. Vaccination, chemoprophylaxis, and avoiding direct or indirect contact with animal urine, water, and soil contaminated with Leptospira can be done as a prevention. Keywords : Leptospirosis, Leptospira, Bacterins Vaccine, Microscopic Agglutination Test (MAT), serovar

Abstrak

Leptospirosis merupakan suatu penyakit infeksi zoonosis bersifat global yang disebabkan mikroorganisme Spirochetes genus Leptospira yang bersifat patogen bagi manusia. Tikus memiliki peran utama sebagai sumber infeksi yang menyimpan Leptospira di ginjal dalam waktu lama dan kemudian disebarkan melalui urine. Penyakit ini memiliki angka kematian 5%-15% yang lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita bergantung pada strain bakteri, status usia, kondisi kesehatan, dan daya tahan tubuh dari individu yang terinfeksi. Penyakit

iii

ini dapat didiagnosis dengan pemeriksaan laboratorium Microscopic Agglutination Test (MAT) merupakan metode standar yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik dari serovar Leptospira. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi, pemberian kemoprofilaksis, dan menghindari kontak langsung maupun tidak langsung dengan urine hewan, air, dan tanah yang terkontaminasi Leptospira.

Kata Kunci : Leptospirosis, Leptospira, Vaksin Bacterins, Microscopic Agglutination Test (MAT), serovar

iii