Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Gangguan berhubungan dengan zat fenomena Gunung Es Indonesia : 1985 : 75 % Gangguan Kepribadian ( Prof Dr dr Kusumanto ) 1989 : 71 % usia 16-25 Tahun ( Husin ) 1995 : 130.000 penderita / 200 juta penduduk ( Bakolak Inpres 6/71 ) 1998 : 10 x lipat ( Prof Dr Hawari D ) Asia Selatan : 2020 : Salah satu penyebab utama penyakit
1.Penyalahgunaan Zat :
- Pola penggunaan zat bersifat patologik,
- Paling sedikit satu bulan
- Menimbulkan gangguan fungsi sosial ataupun pekerjaan
2. Ketergantungan Zat
- Bentuk gangguan penggunaan zat; lebih berat - Terdapat ketergantungan fisik, ditandai dengan; Toleransi & Sindroma putus zat
UU RI
-
No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika Bab Vii pasal 45 No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika, bab VIII pengguna ketergantungan wajib ikut serta dalam pengobatan / perawatan.
Istilah Istilah
Adiksi
Toleransi
: Ketergantungan fisik
: Menambah takaran / dosis untuk mendapatkan efek seperti semula
Habituasi : Ketergantungan psikik ringan Soft drug (ganja, sedatif & hipnotik) Toleransi tidak cepat terjadi
Istilah yang kurang lebih bermakna sama Narkoba : Narkotika & obat berbahaya Narkotika : Zat yang menyebabkan ketergantungan (kanabis, opioida, kokain) Naza : Narkotika, Alkohol, Zat adiktif lain Napza : Narkotika, Alkohol, psikotropika, zat adiktif lain. Psikoaktif : Zat yang berpengaruh pada otak perubahan perilaku (narkotika, psikotropika; anti manik, anti depresan)
Dependent producing drugs (WHO 1973) - Alcohol - Barbit urate - Amphethamine - Cannabis - Cocaine - Hallucinogen / psikedeliks, misalnya: LSD - Opiate, misalnya: morfin, heroin, kodein - Volatile solvents (inhalant), misalnya aseton, toluen
DSM IV ( 1994 )
Alcohol - Inhalants - Amphetamine
-
- Phercyclidine - Cocaine - Sedatives , Hypnofies or ANxiolytics - Hallucinogens - Other Unknown Sub Stances
Golongan Psikoaktif menurut Snyder (1983) - Opiat - Neuroleptik (anti skizofrenia) - Stimulansia (amfetamin, kokain) - Anti Anxietas (diazepam, khlordiazepraide) - Anti Depresan (amitriptylin, imipramin) - Psikedeliks (LSD, meskalin) - Sedatif hipnotik (fenobarbital, khlozalhidrat)
ETIOLOGI :
-
Latar belakang penyalahgunaan 1. Faktor Individu - Tuntutan menggunakan zat - Kepribadian - Konstitusi (bawaan) 2. Faktor Lingkungan - Hubungan ayah ibu : retak - Komunikasi kurang efektif - Pola asuh - Lingkungan pergaulan - Sekolah 3. Faktor zat : - Kemudahan didapatkan - Harga terjangkau - Khasiat zat
Pemakaian zat
Experimental use
Sosial use (recreational use) Casual user
Situational use (a.l saat tegang, kecewa, sedih) Intensified user Compulsive
Zat Adiktif yang diperjualbelikan di Indonesia - Putauw ( analgesik, depresan ) - Kokain ( stimulan ) - Ecstasy & Shabu ( stimulan ) - Golongan Benzodiazepam, barbiturat (sedatif, hipnotik) - Kanabinoid (halusinogenik)
a. Fisik
: - zat yang dipakai - gejala intoksikasi - gejala lepas zat (sakau) - komplikasi penyalahgunaan
b. Mental : - gangguan mental emosional , Curiga - gangguan fungsi kontrol - sindroma c. Sosial : - dikeluarkan dari sekolah - dipecat dari pekerjaan - tindakan memaksa sampai tindakan kriminal
Komplikasi penyalahgunaan
Akibat langsung - Depresi pernapasan - Emboli - Gangguan irama jantung
Akibat tak langsung - Suntikan : hepatitis (75% virus hepatitis C), HIV/AIDS, infark paru, infeksi bakteri kedarah, tetanus, radang selaput bagian dalam jantung, radang paru, sellulitis. - Sedotan hidung : radang hidung menahun, sinusitis, perforasi septum nasi, epistaksis.
OPIODA
Gejala keracunan : pengecilan pupil (bila berat pelebaran pupil) tampak mengantuk, bicara pelo, kemunduran dalam perhatian dan ingatan, sikap acuh dan bila berat tidak sadar. Gejala lepas zat : Mata berair, pilek, pelebaran pupil, bulu roma berdiri, berkeringat, diare, mual, muntah, menguap, tekanan darah sedikit naik, takhikardi, sakit: sendi, tulang, otot.
Gejala Keracunan
: gangguan koordinasi motorik, bicara cadel, gangguan daya ingat dan perhatian, emosi labil, agresif
AMFETAMINE
Gejala keracunan : takhikardi, pupil melebar, gelisah, sesak nafas, kejang, banyak keringat Gejala lepas zat : depresi / ingin bunuh diri, rasa lelah, gangguan tidur dan banyak mimpi, kadang agresif , reaksi psikotik
ALKOHOL
Gejala Keracunan : muka merah, bicara cadel, gangguan koordinasi motorik, perubahan alam perasaan, banyak bicara, perilaku maladaptif.
: tremor kasar pada lidah, tangan, kelopak mata; mual, muntah, rasa letih, takhikardi, berkeringat, tekanan darah naik, cemas, depresi, irritable, hipotensi ortostatik,halusinasi pendengaran.
GANJA
Gejala keracunan : cemas, gelisah, takut mati, enforik, banyak bicara, halusinasi penglihatan (sinar/warna), mengantuk, mulut kering. : jarang, kadang: irritable, gelisah, anoreksia, gangguan tidur, banyak keringat, diare, tremor, mual, muntah
Diagnosis
Riwayat
penyakit / penggunaan zat adiktif Pemeriksaan darah, urine, tinja, sisa muntahan. Hasil pemeriksaan fisik
Differential Diagnosis
X = TOXICITY O = WITHDRAWAL
Behavioral Symptoms
Panic agitation hallucinosis slurred speech X psychosis XO drowsiness ( nodding ) X sedatives X O XO
opiates
stimulants
XO
psychedelics
solvents
Physical Symptoms
convulsions comatose pupils dilated X pupils constricted repiratory depression X fever sedatives O X O
opiates
stimulants psychedelics XO X
X
X
X
X X
O
XO
solvents
Physical Symptoms
fachycardia hypertension hypotension sialorrhea cramping sedatives XO
opiates stimulants
O XO
O X
XO
O O
psychedelics
solvents
PENANGGULANGAN
Komprehensif Multidisipliner - Promotif & preventif edukatif - Pengendalian & pengawasan jalur resmi - Penanggulangan jalur gelap - Terapi & rehabilitasi
SASARAN PENCEGAHAN
Tingkat
Prevensi Primer
Sasaran
Masyarakat luas & Kel risiko tinggi
Tujuan
* Ketahanan ekonomi sosial mental spiritual * Norma anti Napza, anti kekerasan * Ketrampilan daya tangkal
Prevensi Sekunder
Prevensi Tersier
* Wajib rawat * Cegah kekambuhan * Tingkat kepercayaan & kemampuan kelola diri
2.
3.
Detoksifikasi Narkotika
Rawat
Jalan ( 3-4 minggu ) Rawat Inap ( 7-10 hari ) : Konvensional Rapid Detoks ( 4-6 jam )
REHABILITASI SOSIAL
Bimbingan sosial dan edukasional Bimbingan dan latihan keterampilan kerja / usaha Resosialisasi Pembinaan lanjut
Mental & Emosional - Terapi kelompok / Individual,terapi religius ,terapi relaksasi,terapi tingkah laku,terapi ,terapi musik ,terapi olahraga , terapi kerja ,terapi keluarga.
Gejala Keracunan
a. Atasi kondisi fisik - Oksigen, kalau perlu - Infus (sesuai kebutuhan) - Keadaan kejang / gelisah : -Diazepam 5 10 mg -Haloperidol /amp IM -Kalau perlu melalui drips - Kokain / ampetamin : Diazepam 10 30 mg / khlordiazepoksid 10 25 mg oral, clobazam 3 x 10 mg - Putauw : - Antidofum : naloxon 0,4 mg IM/IV/SC, bisa diulang 2 3 x setiap 2 3 menit - Benzodiazepin : - anti dotum : flumazenil 1 amp IV (diencerkan) perdrip - Alkohol : belum lama diminum : muntahkan; kopi kental - Ganja : menenangkan; k.p benzodiazepin 10 30 mg b. Konsul Psikiater, rawat ruang jiwa & penyakit dalam c. Bila tanda vital jelek ; rawat di ICU
bunuh diri
- Ganja : tak perlu terapi - Alkohol : Diazepam / klordiazepoxid b. Konsul Psikiater & rawat ruang jiwa (kalau perlu)
PENANGANAN OVERDOSIS
atasi kondisi fisik pemeriksaan lebih lanjut observasi kemungkinan kejang kuras lambung untuk pemakaian zat secara oral tidak tidak lebih dari 6 jam. - rawat ICU
KEPUSTAKAAN
Kaplan and Sadocks : Synopsis of Psychiatry, Behavioral Sciences Clinical Psychiatry Seventh Edition, 1994 : Subtance Related Disorders PPDGJ III Depkes RI Ditjen Yanmedik 1993 Rusdi Maslim, Dr : Diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas dari PPDGJ III buku saku 1998 : gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif. Makalah pakar dibidang narkoba (Dr. Al Bachri Husin, SpKJ)