You are on page 1of 92

PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS IX MTsN MODEL MAKASSAR

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh MARDIANTO NIM. 20404108033

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2012

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat atau dibantu orang lain secara keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum. Samata Gowa, 18 Mei 2012 Penulis

Mardianto NIM. 20404108033

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan skripsi saudara Mardianto, Nim. T.20404108033, mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan Berpikir terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model

Makassar. Memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah. Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.

Samata Gowa, 18 Mei 2011

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Andi Halimah, M. Pd. Nip. 19691114 199403 2 004

Dra. Hamsiah Djafar, M. Hum. Nip. 19630803 199303 2 002

iv

PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan Berpikir terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar yang disusun oleh saudara Mardianto, Nim. 20404108033, mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Jumat tanggal 25 Mei 2012 M, bertepatan dengan tanggal 04 Rajab 1433 H dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Fisika dengan beberapa perbaikan. Samata Gowa, 25 Mei 2012 M 04 Rajab 1433 H DEWAN PENGUJI (SK Dekan No. 090 Tahun 2012) Ketua Sekretaris Munaqisy I Munaqisy II Pembimbing I Pembimbing II : Drs. H. Muh. Yahya, M. Ag. : Dra. Hamsiah Djafar, M. Hum. : Drs. Muh. Yusuf Hidayat, M. Pd. : Muhammad Qaddafi, S. Si., M. Si. : Dra. Andi Halimah, M. Pd. : Dra. Hamsiah Djafar, M. Hum. (.) (.....) (.....) (.) (.) (.)

Diketahui Oleh : Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Dr. H. Salehuddin, M. Ag. NIP. 19541212 198503 1 001

KATA PENGANTAR Puji syukur tak terhingga penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun di dalamnya masih bersifat sederhana. Tak lupa pula penulis mengucapkan salam dan salawat semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta para sahabat dan pengikutnya. Ucapan terima kasih yang tulus kepada orang tua tercinta, Ayahanda dan Ibunda (H. Tenri Ajeng dan Almarhumah Hj. Saberia) yang telah melahirkan, mengasuh, memelihara, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang serta pengorbanan yang tak terhitung sejak dalam kandungan hingga dapat menyelesaikan studi di perguruan tinggi ini serta sauadara-saudaraku yang selalu memberikan motivasi kepada saya. Serta tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing, HT. MS., Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar selaku penanggung jawab Perguruan Tinggi tempat penulis menimba ilmu di dalamnya. 2. Dr. H. Salehuddin, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 3. Drs. Muh. Yusuf Hidayat, M.Pd. dan Muhammad Qaddafi, S.Si.,M.Si., Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Fisika beserta stafnya.

vi

4. Ibu Rafiqah, S.Si., dosen dan penanggung jawab Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar, atas segala ilmu yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini dengan baik. 5. Dra. Andi Halimah, M.Pd. dan Dra. Hamsiah Djafar, M.Hum., yang masingmasing Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 6. Bapak dan Ibu Dosen pada Jurusan Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar, atas segala bimbingan yang diberikan selama perkuliahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. 7. Bapak Dr. H. Wahyuddin Hakim, S. Pd., M. Hum., Kepala MTsN Model Makassar, dan guru-guru yang telah memberikan bantuannya kepada penulis, serta siswa(i) MTsN Model Makassar khususnya kelas IX sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 8. Tim the big five (Danawir, Risaldy A Bustam, Ghegen Suryanto dan Imran Nangki) atas bantuan, doa, dan dukungannnya, serta yang selalu menjadi motivator dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini. 9. Teman-teman di Gem_Bel (Fitriani, Rina S Bakri, Feni Kamal, Eko Putra Wira Guna dan sebagainya) yang telah banyak memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 10. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika khususnya angkatan 08 yang selalu menasehati dan menemani penulis menjalani hari-hari di kampus dan

vii

menjadi kenangan yang tak akan pernah terlupakan, meskipun perpisahan adalah sunnatullah. Tiada balasan yang dapat diberikan penulis, kecuali kepada Allah SWT penulis harapkan balasannya dan semoga bernilai pahala disisi-Nya. Amin ya Rabbal Alamin Billahi Taufik Wal Hidayat Wassalamu Alakum Wr. Wb. Samata Gowa, 18 Mei 2011 Penulis

Mardianto Nim. 20404108033

viii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ABSTRAK ...................................................................................................... i ii iii iv v viii x xii xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1-12 A. B. C. D. E. F. Latar Belakang Masalah ..................................................................... Rumusan Masalah .............................................................................. Hipotesis Penelitian............................................................................ Definisi Operasional Judul ................................................................. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................ Garis Besar Isi Skripsi ...................................................................... 1 5 6 7 9 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13-33 A. Kemampuan Berbahasa ...................................................................... 1. Pengertian ..................................................................................... 2. Perkembangan Bahasa Remaja ..................................................... B. Kemampuan Berpikir ......................................................................... 1. Pengertian .................................................................................... 2. Hakikat Berpikir........................................................................... 3. Proses Berpikir ............................................................................. C. Hubungan antara Bahasa dan Proses Berpikir ................................... 1. Bahasa Memengaruhi Pikiran ...................................................... 2. Pikiran Memengaruhi Bahasa ...................................................... 3. Bahasa dan Pikiran Saling Memengaruhi .................................... D. Hasil Belajar Fisika Siswa ................................................................. 1. Siswa ............................................................................................ 2. Belajar .......................................................................................... 3. Hakikat Belajar ............................................................................ 4. Hasil Belajar................................................................................. 5. Manfaat Hasil Evaluasi ................................................................ 13 13 15 17 17 22 22 23 27 27 27 28 28 29 30 30 31

ix

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 34-46 A. B. C. D. E. Populasi dan Sampel ............................................................................ Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ................................................. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ Instrumen Penelitian............................................................................. Teknik Analisis Data ............................................................................ 34 35 36 37 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 48-73 A. Hasil Penelitian .................................................................................... B. Pembahasan .......................................................................................... 48 70

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 74-75 A. Kesimpulan .......................................................................................... B. Saran ..................................................................................................... 74 75

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76-77 LAMPIRAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR TABEL Tabel Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar .......................................................................... Lembar Observasi Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar .......................................................................... Kategori Kemampuan Berbahasa Kelas IX MTsN Model Makassar ..................................................................................... Kategori Kemampuan Berpikir Kelas IX MTsN Model Makassar ..................................................................................... Kategori Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar ..................................................................................... Skor Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar ..................................................................................... Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden ............................. Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean ......................... Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi .................. Tabel Kategori Skor Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar ............................................... Tabel Penolong Uji Normalitas Data Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar .................................... Skor Kemampuan Berpikir Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar ..................................................................................... Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden ............................. Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean ......................... Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi .................. Tabel Kategori Skor Kemampuan Berpikir Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar .............................................................. Tabel Penolong Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar .................................... Skor Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar ..................................................................................... Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden ............................. Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean ......................... Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi .................. Hal.

38 41 44 44 44 47 50 50 51 52 52 53 56 56 57 57 57 59 61 62 62

xi

Tabel 4.17 Tabel 4.18

Tabel Kategori Skor Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar ............................................... Tabel Penolong Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar ...............................................

63 63

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: INSTRUMEN PENELITIAN Lampiran B: PERSURATAN

xiii

ABSTRAK Nama Penyusun Nim Judul Skripsi : Mardianto : 20404108033 : Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan Berpikir terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir sebagai variabel bebas dan hasil belajar fisika siswa sebagai variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX MTsN Model Makassar. Adapun sampelnya adalah siswa kelas IX1 MTsN Model Makassar yang terdiri dari 40 orang karena peneliti menggunakan sistem sampel random class. Untuk memperoleh data mengenai kemampuan berbahasa siswa, peneliti menggunakan pedoman observasi. Untuk memperoleh data tentang kemampuan berpikir siswa, peneliti menggunakan instrumen angket. Untuk memperoleh data tentang hasil belajar fisika siswa, peneliti mengambil dokumen hasil belajar siswa, dalam hal ini nilai rapor fisika siswa. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial untuk uji hipotesis. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata kemampuan berbahasa siswa adalah 84 dan skor rata-rata kemampuan berpikir siswa adalah 71,7 serta skor rata-rata hasil belajar fisika siswa adalah 85,5. Adapun hasil analisis inferensial menunjukkan nilai Fhitung adalah 525,61 sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dan 1% berturut-turut adalah 3,26 dan 5,25. Dengan demikian, nilai Fhitung jauh lebih besar dari pada nilai Ftabel dan hipotesis nihil ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya dalam kegiatan berkomunikasi terjadi proses memproduksi dan memahami ujaran. Dapat dikatakan bahwa psikolinguistik adalah studi tentang mekanisme mental yang terjadi pada orang yang menggunakan bahasa, baik pada saat memproduksi atau memahami ujaran. Dengan kata lain, dalam penggunaan bahasa terjadi proses mengubah pikiran menjadi kode dan mengubah kode menjadi pikiran. Ujaran merupakan sintesis dari proses pengubahan konsep menjadi kode, sedangkan pemahaman pesan tersebut hasil analisis kode. Bahasa sebagai wujud atau hasil proses dan sebagai sesuatu yang diproses baik berupa bahasa lisan maupun bahasa tulis. Psikolinguistik adalah studi mengenai manusia sebagai pemakai bahasa, yaitu studi mengenai sistem-sistem bahasa yang ada pada manusia yang dapat menjelaskan cara manusia dapat menangkap ide-ide orang lain dan bagaimana ia dapat mengekspresikan ide-idenya sendiri melalui bahasa, baik secara tertulis ataupun secara lisan. Apabila dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh seseorang, hal ini berkaitan dengan keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html). Semua bahasa yang diperoleh pada hakikatnya dibutuhkan untuk

berkomunikasi. Psikolinguistik adalah telaah tentang hubungan antara kebutuhankebutuhan kita untuk berekspresi dan berkomunikasi dan benda-benda yang

14

ditawarkan kepada kita melalui bahasa yang kita pelajari sejak kecil dan tahap-tahap selanjutnya. Manusia hanya akan dapat berkata dan memahami satu dengan lainnya dalam kata-kata yang terbahasakan. Bahasa yang dipelajari semenjak anak-anak bukanlah bahasa yang netral dalam mengkoding realitas objektif. Bahasa memiliki orientasi yang subjektif dalam menggambarkan dunia pengalaman manusia. Orientasi inilah yang selanjutnya memengaruhi bagaimana manusia berpikir dan berkata (http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html). Perilaku yang tampak dalam berbahasa adalah perilaku manusia ketika berbicara dan menulis atau ketika dia memproduksi bahasa, sedangkan perilaku yang tidak tampak adalah perilaku manusia ketika memahami yang disimak atau dibaca sehingga menjadi sesuatu yang dimilikinya atau memproses sesuatu yang akan diucapkan atau ditulisnya (http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ruang lingkup psikolinguistik yaitu perolehan bahasa, pemakaian bahasa, pemproduksian bahasa, pemrosesan bahasa, proses pengkodean, hubungan antara bahasa dan perilaku manusia, hubungan antara bahasa dengan otak. Psikolinguistik meliputi pemerolehan atau akusisi bahasa, hubungan bahasa dengan otak, pengaruh pemerolehan bahasa dan penguasaan bahasa terhadap kecerdasan cara berpikir, hubungan encoding (proses mengkode) dengan decoding (penafsiran/pemaknaan kode), hubungan antara pengetahuan bahasa dengan pemakaian bahasa dan perubahan bahasa. Manusia sebagai pengguna bahasa dapat dianggap sebagai organisme yang beraktivitas untuk mencapai ranah-ranah psikologi, baik kognitif, afektif, maupun

15

psikomotor. Kemampuan menggunakan bahasa baik secara reseptif (menyimak dan membaca) ataupun produktif (berbicara dan menulis) melibatkan ketiga ranah tadi (http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html). Istilah kognitif berasal dari cognition yang padanannya knowing berarti mengetahui. Dalam arti yang luas cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya istilah kognitiflah yang menjadi populer sebagai salah satu domain, ranah/wilayah/bidang psikologis manusia yang meliputi perilaku mental manusia yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pemecahan masalah, pengolahan informasi, kesengajaan, dan keyakinan. Ranah ini berpusat di otak yang juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa

(http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html). Ranah kognitif yang berpusat di otak merupakan ranah yang terpenting. Ranah ini merupakan sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yaitu ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Tanpa ranah kognitif sulit dibayangkan seseorang dapat berpikir. Tanpa kemampuan berpikir mustahil seseorang tersebut dapat memahami dan meyakini faedah materi-materi yang disajikan kepadanya (Syah, 2005: 22). Afektif adalah ranah psikologi yang meliputi seluruh fenomena perasaan seperti cinta, sedih, senang, benci, serta sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Sedangkan, psikomotor adalah ranah psikologi yang segala amal

16

jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik kuantitas maupun kualitasnya karena sifatnya terbuka (Syah, 2005: 52). Beberapa ahli mencoba memaparkan bentuk hubungan antara bahasa dan pikiran, atau lebih disempitkan lagi, bagaimana bahasa memengaruhi pikiran manusia. Dari banyak tokoh yang memaparkan hubungan antara bahasa dan pikiran, penulis melihat bahwa paparan Edward Sapir dan Benyamin Whorf yang banyak dikutip oleh berbagai peneliti dalam meneliti hubungan bahasa dan pikiran (http://keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html). Sapir dan Worf mengatakan bahwa tidak ada dua bahasa yang memiliki kesamaan untuk dipertimbangkan sebagai realitas sosial yang sama. Sapir dan Worf menguraikan dua hipotesis mengenai keterkaitan antara bahasa dan pikiran. 1. Hipotesis pertama adalah lingusitic relativity hypothesis yang menyatakan bahwa perbedaan struktur bahasa secara umum paralel dengan perbedaan kognitif non bahasa (nonlinguistic cognitive). Perbedaan bahasa menyebabkan perbedaan pikiran orang yang menggunakan bahasa tersebut. 2. Hipotesis kedua adalah linguistics determinism yang menyatakan bahwa struktur bahasa mempengaruhi cara inidvidu mempersepsi dan menalar dunia perseptual. Dengan kata lain, struktur kognisi manusia ditentukan oleh kategori dan struktur yang sudah ada dalam bahasa. (http://keterkaitan-bahasa-dan-pikiran.html). Pengaruh bahasa terhadap pikiran dapat terjadi melalui habituasi dan beroperasinya aspek formal bahasa, misalnya grammar dan leksikon. Grammar dan leksikon dalam sebuah bahasa menjadi penentu representasi konseptual yang ada dalam pengguna bahasa tersebut. Selain habituasi dan aspek formal bahasa, salah satu aspek yang dominan dalam konsep Whorf dan Sapir adalah masalah bahasa

17

mempengaruhi kategorisasi dalam persepsi manusia yang akan menjadi premis dalam berpikir, seperti apa yang dikatakan oleh Whorf berikut ini : Kita membelah alam dengan garis yang dibuat oleh bahasa native kita. Kategori dan tipe yang kita isolasi dari dunia fenomena tidak dapat kita temui karena semua fenomena tersebut tertangkap oleh majah tiap observer. Secara kontras, dunia mempresentasikan sebuah kaleidoscopic flux yang penuh impresi yang dikategorikan oleh pikiran kita, dan ini adalah sistem bahasa yang ada di pikiran kita. Kita membelah alam, mengorganisasikannya ke dalam konsep, memilah unsur-unsur yang penting. (http://keterkaitan-bahasa-dan-pikiran.html). Bahasa bagi Whorf pemandu realitas sosial dan mengondisikan pikiran individu tentang sebuah masalah dan proses sosial. Individu tidak hidup dalam dunia objektif, tidak hanya dalam dunia kegiatan sosial seperti yang biasa dipahaminya, tetapi sangat ditentukan oleh simbol-simbol bahasa tertentu yang menjadi medium komunikasi sosial. Tidak ada dua bahasa yang cukup sama untuk mewakili realitas yang sama. Dunia tempat tinggal berbagai masyarakat dinilai oleh Whorf sebagai dunia yang sama akan tetapi dengan karakteristik yang berbeda. Singkat kata, dapat disimpulkan bahwa pandangan manusia tentag dunia dibentuk oleh bahasa sehingga karena bahasa berbeda maka pandangan tentang dunia pun berbeda. Secara selektif individu menyaring sensori yang masuk seperti yang diprogramkan oleh bahasa yang dipakainya. Dengan begitu, masyarakat yang menggunakan bahasa yang berbeda memiliki perbedaan sensori pula (Rakhmat, 2009: 76). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai bahasa dan pikiran kaitannya dengan hasil belajar siswa. Selain itu, berdasarkan hasil survey sebelumnya, sekolah yang menjadi lokasi penelitian

18

belum pernah menjadi objek penelitian sehubungan dengan pengaruh kemampuan berbahasa jika dikaitkan kemampuan berpikir siswa. Oleh sebab itu, peneliti mengangkat judul tentang Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan Berpikir terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar. B. Rumusan Masalah Dalam sebuah penelitian, masalah merupakan kunci dari kegiatan. Dari rumusan masalah inilah tujuan penelitian, hipotesis, populasi dan sampel, teknik untuk mengumpulkan dan menganalisis data ditentukan. Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang dijadikan tonggak bagi peneliti dengan tes

mengemukakan problematika (Arikunto, 2007: 11). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar? 2. Bagaimana kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar? 3. Bagaimana hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar? 4. Adakah pengaruh yang signifikan dari kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar? C. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi diharapkan dapat ditemukan hipotesis, yang selanjutnya, hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2009: 64).

19

Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu: Ada pengaruh yang signifikan dari kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar. Ditinjau dari operasinya, hipotesis dibedakan menjadi hipotesis nol (H0), yakni hipotesis yang menyatakan tidakadanya hubungan antarvariabel, dan hipotesis alternatif (Ha) yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel (Arikunto, 2007: 47). Adapun hipotesis statistik dari penelitian ini yaitu: H0: berlaku jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar. Ha: berlaku jika ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar. D. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel X1: Kemampuan Berbahasa Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Dengan adanya transformasi ini, maka manusia dapat berpikir mengenai sebuah objek, meskipun objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya (Sumantri, 1998: 16).

20

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Materi bahasa bisa dipahami melalui linguistik. Linguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa, biasanya menghasilkan teori-teori bahasa (Yudibrata, 1998: 2). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa sebagai alat pergaulan, terdapat bermacam-macam bahasa. Ada bahasa lisan yang diucapkan dengan lisan dan alat pengucap lainnya, ada bahasa tulisan, serta ada bahasa gerak. Dalam ilmu, terutama dalam logika, bahasa itu harus bisa mencerminkan maksud setepat-tepatnya. Lain halnya dengan bahasa yang dipergunakan dalam kesusasteraan. Di situ yang diutamakan adalah keindahan bahasa. Memang maksud juga penting, tetapi di samping maksud juga ada faktor indah. Jadi, bahasa menurut caranya mengutarakan ada bahasa lisan, tertulis, dan gerak. 2. Variabel X2: Kemampuan Berpikir Siswa sebagai organisme dengan segala perilakunya, termasuk proses yang terjadi dalam diri siswa ketika belajar bahasa tidak bisa dipahami oleh linguistik, tetapi hanya bisa dipahami melalui ilmu lain yang berkaitan dengannya, yaitu psikologi. Atas dasar hal tersebut, muncullah disiplin ilmu baru yang disebut Psikolinguistik atau disebut juga dengan istilah Psikologi Bahasa. Berpikir tidak dilakukan manusia sejak lahirnya. Walaupun kemampuan itu ada, pada umumnya mengikuti perkembangan fisik manusia secara biologis. kemampuan berpikir pada manusia merupakan kemampuan potensial.

21

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa manusia berpikir itu untuk tahu. Kalau ia berpikir tidak semestinya, mungkin ia tidak akan mencapai pengetahuan yang benar. Tak seorang pun yang mencita-citakan kekeliruan, tetapi kita ingin mencapai kebenaran dalam proses tahunya itu. 3. Variabel Y: Hasil Belajar Fisika Hasil belajar merupakan sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni hasil dan belajar. Hasil adalah prestasi dari sebuah kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok (Djamarah, 1991: 91). Sedangkan belajar adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari (Djamarah, 1991: 21). Hasil adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang relatif menetap (Mulyono, 2003: 37). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar yang berupa nilai yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan penelitian menunjukkan tentang apa yang ingin diperoleh (Arikunto, 2007: 15). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk mendeskripsikan kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar.

22

2. Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar. 3. Untuk mendapatkan gambaran adanya pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar. Penelitian dilakukan tidak hanya untuk memenuhi hasrat ingin tahu dan fungsi penjelasan bagi suatu fenomena, tetapi juga harus memberi manfaat bagi seorang peneliti maupun masyarakat sekitar. Sasaran pertama mahasiswa melakukan penelitian ialah sebagai bahagian dari proses belajar untuk memperdalam wawasan ilmiah. Adapun kegunaan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah akan pentingnya bahasa dan pikiran seseorang, khususnya bahasa dan pikiran seorang siswa dalam proses pembelajaran serta menjadi bahan pertimbangan kepada pemerintah untuk melihat kemampuan seorang siswa dalam membentuk sumber daya Indonesia yang terampil dan berkualitas. 2. Sebagai bahan masukan bagi para guru untuk lebih meningkatkan kemampuan dan daya pikir siswa dalam pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. 3. Sebagai bahan informasi kepada mahasiswa untuk lebih meningkatkan serta

mengembangkan pengetahuannya dalam menemukan penelitian penelitian baru yang dapat dimanfaatkan untuk siswa.

23

4. Penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas IX MTsN Model Makassar. F. Garis Besar Isi Skripsi Untuk memperoleh penjelasan atau uraian yang jelas tentang skripsi ini, maka penulis mengemukakan garis besar isi skripsi ini yang berjudul Pengaruh Kemampuan Berbahasa dan Kemampuan Berpikir Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar, yang terdiri dari lima bab yaitu: Bab I merupakan bab pendahuluan mengemukakan latar belakang sehingga judul skripsi ini yang diangkat oleh penulis, kemudian dari latar belakang dibuatkan rumusan masalah. Latar belakang membahas tentang issue, pendapat ahli, dan keinginan penulis untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Akan tetapi, yang menjadi dasar skripsi ini adalah karena adanya suatu masalah yang membutuhkan suatu penyelesaian atau solusi, defenisi operasional judul terdiri atas kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir serta hasil belajar dan kemudian tujuan yang berdasar pada rumusan masalah dan kegunaan yang hendak dicapai setelah melakukan penelitian. Bab II merupakan tinjauan pustaka menyangkut variabel-variabel skripsi yang menjelaskan tentang kemampuan berbahasa, kemampuan berpikir, hubungan antara bahasa dan pikiran serta hasil belajar siswa. Bab III mengemukakan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis menjangkau sampel penelitian yang

24

dijadikan sebagai responden, yang dimana sampel penelitian ini adalah siswa kelas IX MTsN Model Makassar kemudian melakukan tindakan sesuai dengan rencana dan mengumpulkan data sesuai dengan instrumen yang dibuat, yaitu angket dan pedoman observasi kemudian data tersebut diolah menjadi data kualitatif dan kuantitatif. Bab IV merupakan hasil penelitian yang memberikan gambaran tentang pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar siswa kelas IX MTsN Model Makassar. Bab V merupakan bab terakhir yang mengemukakan beberapa implikasi yang menyangkut mengenai kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa serta saran untuk penelitian ke depannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Berbahasa 1. Pengertian Bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu mampu termuat dalam lapangan pemahaman manusia. Oleh karena itu memahami bahasa akan memungkinkan peneliti untuk memahami bentuk-bentuk pemahaman manusia. Bahasa adalah media manusia berpikir secara abstrak yang memungkinkan objekobjek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol abstrak. Dengan adanya transformasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai tentang sebuah objek, meskipun objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya (Sumantri, 1998: 54). Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada definisi ini merujuk pada adanya elemen-elemen beserta hubungan satu sama lainnya yang akhirnya membentuk suatu konstituen yang sifatnya hirarkis (Soenjono, 2005: 16). Sistem dalam bahasa adalah sistem yang terdiri dari simbol-simbol. Karena bahasa adalah lisan, maka simbol-simbol ini juga simbol-simbol lisan. Simbol-simbol ini bersifat arbitrer, yakni, tidak ada keterkaitan antara simbol-simbol ini dengan benda, keadaan, atau peristiwa yang diwakilinya. Sistem simbol lisan yang arbitrer ini

26

dipakai oleh masyarakat bahasa tersebut, yakni, masyarakat yang memiliki bahasa itu. Orang dari masyarakat bahasa lain tentunya tidak dapat memakai sistem ini. Pemakai bahasa menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara sesama mereka. Prilaku bahasa mereka merupakan cerminan dari budaya mereka (Soenjono, 2005: 18). Kemampuan dalam menggunakan kata-kata secara terampil dan

mengekspresikan konsep-konsep secara fasih (fluently). Menurut James (1998: 225) dalam Agus Efendi, kecerdasan linguistik ditunjukkan oleh kepekaan akan makna dan urutan kata, serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa. Kemampuan alamiah yang berkaitan dengan kecerdasan bahasa ini adalah: percakapan spontan, dongeng, humor, kelakar, membujuk orang untuk mengikuti tindakan, memberi penjelasan atau mengajar. Menurut Howard Gardner (1993: 76) dalam Agus Efendi, kecerdasan linguistik antara lain ditunjukkan oleh sensitivitas terhadap fonologi, penguasaan sintaksis, pemahaman semantik dan pragmatik. Kecerdasan bahasa sendiri, menurut Noam Chomsky, adalah kecerdasan bawaan sejak lahir (birthright) (Efendi, 2005: 141). Komunikasi dengan sesama manusia akan terhenti karena tanggapan terhadap ujaran interlokutor ditentukan pula oleh kemampuan memori kita untuk menerima dan menyimpan input itu untuk jangka waktu yang pendek dan secara sementara. Kita juga tidak akan bisa melanjutkan ujaran kita tanpa kita dapat mengingat apa yang baru saja kita ucapkan. Kita benci atau kita cinta pada seseorang karena perasaan

27

yang tumbuh di masa lalu yang semuanya itu kita simpan dalam memori. Dengan singkat, manusia akan berhenti sebagai manusia pada saat dia tidak dapat lagi mengingat (Soenjono, 2005: 269). 2. Perkembangan Bahasa Remaja Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. bahasa merupakan alat bergaul. Oleh karena itu, penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Sejalan dengan perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan bahasa seorang (bayi anak) dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa atau suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial (http://perkembangan-bahasa-remaja.html). Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, ia telah banyak belajar dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa itu (http://perkembangan-bahasa-remaja.html). Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang

28

dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman di kalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula (http://perkembangan-bahasa-remaja.html). Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik (http://perkembanganbahasa-remaja.html).

29

B. Kemampuan Berpikir 1. Pengertian Pendapat para ahli mengenai berpikir itu bermacam-macam. Misalnya ahliahli psikologi asosiasi menganggap bahwa berpikir adalah kelangsungan tanggapantanggapan dimana yang berpikir pasif. Plato beranggapan bahwa berpikir itu adalah berbicara dalam hati. Sehubungan dengan pendapat Plato ini adalah berpendapat bahwa berpikir adalah aktivitas ideasional. Pendapat yang terakhir itu dikemukakan dua kenyataan, yaitu: a) berpikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berpikir aktif. b) aktivitas itu sifatnya idesional, jadi bukan sensoris dan bukan motoris, walaupun dapat disertai oleh kedua hal itu, berpikir itu mempergunakan abstraksi-abstraksi atau ideas (Suryabrata, 2002: 54). Selanjutnya ada pendapat yang lebih menekankan kepada tujuan berpikir itu, yaitu yang mengatakan bahwa berpikir itu adalah meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan kita (Bigot dkk, 1950: 103). Bagian-bagian pengetahuan kita yaitu segala sesuatu yang telah kita miliki, yang berupa pengertian-pengertian dan dalam batas tertentu juga tanggapan-tanggapan. Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya (Suryabrata, 2002: 54). Pada manusia, proses belajar tidak hanya menyangkut aktivitas fisik saja, tetapi terutama sekali menyangkut kegiatan otak, yaitu berpikir. Dalam hubungan ini, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar, yaitu:

30

1) waktu istirahat, khususnya dalam mempelajari sesuatau yang meliputi bahan yang banyak, perlu disediakan waktu-waktu tertentu untuk beristirahat. Dalam waktu istirahat sebaiknya tidak banyak melakukan kegiatan yang mengganggu pikiran sehingga bahan yang sudah dipelajari mempunyai cukup kesempatan untuk mengendap dalam ingatan. 2) pengetahuan tentang materi yang dipelajari secara menyeluruh, dalam mempelajari sesuatu, lebih baik kalau pertama-tama kita pelajari materi atau bahan yang ada secara keseluruhan. Setelah itu, mempelajari dengan lebih seksama bagian-bagiannya. Akan tetapi, untuk melakukan hal ini, diperlukan taraf kecerdasan yang relatif tinggi. Makin rumit persoalannya, makin sukar materi untuk ditangkap secara keseluruhan. Karena itu, bagi seseorang yang kurang mampu, lebih baik mempelajari terlebih dahulu detail-detailnya, baru kemudian menyatukannya dalam suatu keseluruhan. 3) pengertian terhadap materi yang dipelajari, kalau hendak mempelajari sesuatu, maka kita harus mengerti materi yang kita pelajari itu. Tanpa pengertian, kita mendapat kesulitan. 4) pengetahuan akan prestasi sendiri, kalau kita tiap kali mengetahui hasil prestasi kita sendiri, yaitu mengetahui perbuatan-perbuatan yang masih salah, maka akan lebih mudah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan itu daripada kalau kita meraba-raba terus. Dengan demikian, pengetahuan dan prestasi sendiri akan mempercepat kita dalam mempelajari sesuatu.

31

5) transfer, pengetahuan kita mengenai hal-hal yang pernah kita pelajari sebelumnya, kadang-kadang mempengaruhi juga proses belajar yang sedang kita lakukan sekarang. Pengaruh ini disebut transfer. Transfer dapat bersifat positif. Jika hal yang lalu mempermudah proses belajar yang sekarang atau dapat juga bersifat negatif jika proses belajar yang lalu justru mempersulit proses belajar yang sekarang. Transfer positif, misalnya kemampuan mengendarai sepeda mempermudah seseorang dalam mengendarai sepeda motor. Transfer negatif, misalnya kemampuan kita dalam berbicara bahasa Indonesia akan mempersukar kita mempelajari bahasa Inggris. (Fauzi, 2004: 46) Belajar adalah pengalaman yang universal. Setiap orang harus selalu belajar sepanjang hidupnya. Balita harus belajar bicara, berpakaian dan makan sendiri. Para remaja harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan sosial yang dapat yang dapat diterima oleh masyarakat. Orang dewasa harus belajar bagaimana melakukan pekerjaan dan memenuhi tanggung jawab kehidupan rumah tangga. Kehidupan sehari-hari penuh dengan problem-problem yang harus dipecahkan dengan belajar. Perkataan belajar mempunyai tiga arti, yaitu: a) menemukan; b) mengingat; c) menjadi efisien.

32

Sudah dikatakan di atas, bahwa proses belajar pada manusia erat sekali hubungannya dengan proses berpikir. Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide, yaitu suatu proses simbolis. Kalau kita makan, kita bukan berpikir. Tetapi kalau kita membayangkan suatu makanan yang tidak ada, maka kita menggunakan ide atau simbol-simbol tertentu dan tingkah laku ini disebut berpikir (Fauzi, 2004: 46). Sebagai makhluk berpikir (rational animal), manusia bukan saja memikirkan lingkungannya, tapi juga dirinya. Tidak hanya sampai di situ, manusia pun menciptakan diri dan lingkungannya. Lingkungannya berubah karena imajinasinya. Kita juga berubah sesuai bagaimana kita berpikir tentang diri kita. Potensi kecerdasan akal dan imajinasi manusia sungguh luar biasa. Hal ini tidak terlepas dari mukjizat otak, struktur mental dan anatomi-fisiologis tubuh manusia dan fakultas ruhaninya yang diciptakan Tuhan dalam bentuknya yang sangat paripurna serta struktur kesadaran yang mampu melampaui batas-batas diri dan lingkungannya (Efendi, 2005: 3). Macam-macam kegiatan berpikir dapat kita golongkan sebagai berikut: 1) berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir dimana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir asosiatif yaitu: i. Asosiasi bebas, suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya.

33

ii. Asosiasi terkontrol, satu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu. iii. Melamun, yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis. iv. Mimpi, ide-ide tentang berbagai hal, yangh timbul secara tidak disadari pada waktu tidur. v. Berpikir artistik, yaitu proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. b) berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Ada dua macam berpikir terarah yaitu: i. Berpikir kritis, yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan. ii. Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk artistik baru, dan sebagainya. (Fauzi, 2004: 48) 2. Hakikat Berpikir Menurut analisis berpikir, proses berpikir itu terdiri dari keaslian, kritik, dan penerimaan atau penolakan hipotesis. Dalam pemecahan problem yang bersifat nonsimbolis, sasaran atau kritik terhadap hipotesis dilaksanakan bersama-sama,

34

dalam perbuatan trial and eror yang bersifat terbuka. Responnya berwujud gerakangerakan otot besar (Fauzi, 2004: 49). Dalam pemecahan problem yang bersifat simbolis (reasoning), sasaran hipotesis berbeda dari kritiknya. Sasaran itu selalu dilambangkan sedangkan kritik bisa dilambangkan. Sasaran dan kritik itu dilambangkan oleh respon-respon yang bersifat tertutup, seperti sensasi, fantasi, bahasa, atau geraka-gerakan kecil (Fauzi, 2004: 49). Kesimpulannya, seseorang berpikir bukan saja dengan otaknya, tetapi juga dengan seluruh tubuhnya. Meskipun sistem saraf itu mempunyai peranan yang penting dalam berpikir karena mengintegrasikan semua bagian tubuh, alat indera, otot dan kelenjar juga memegang peranan yang tidak kalah penting (Fauzi, 2004: 49). 3. Proses Berpikir Simbol-simbol yang digunakan dalam berpikir pada umumnya berupa katakata atau bahasa (language), karena itu sering dikemukakan bahwa bahasa dan berpikir mempunyai kaitan yang erat. Dengan bahasa manusia mampu menciptakan ratusan, ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia dapat berpikir begitu sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk lain. Sekalipun bahasa merupakan alat yang cukup ampuh (powerful) dalam proses berpikir, namun bahasa bukan satusatunya alat yang dapat digunakan dalam proses berpikir, sebab masih ada lagi yang dapat digunakan yaitu bayangan atau gambaran (image) (Walgito, 2004: 187). Kekurangan data atau kurang jelasnya data akan menjadikan hambatan dalam proses berpikir seseorang, lebih-lebih kalau datanya bertentangan satu dengan yang

35

lain, misalnya dalam ceritera-ceritera detektif. Karena itu rumit tidaknya sesuatu masalah, lengkap tidaknya data akan dapat membawa sulit tidaknya dalam proses berpikir seseorang (Walgito, 2004: 191). C. Hubungan Antara Bahasa dan Proses Berpikir Dalam penggunaan bahasa terjadi proses mengubah pikiran menjadi kode dan mengubah kode menjadi pikiran. Ujaran merupakan sintesis dari proses pengubahan konsep menjadi kode, sedangkan pemahaman pesan tersebut hasil analisis kode. Bagi logika, ucapan adalah buah pikiran. Pikiran hanya bisa berbuah jika dia diucapkan melalui suara, ucapan, tulisan, atau isyarat. Isyarat adalah perkataan yang dipadatkan, karena itu ia adalah perkataan juga (http://bahasa-untuk-berpikir.com). Perilaku yang tampak dalam berbahasa adalah perilaku manusia ketika berbicara dan menulis atau ketika dia memproduksi bahasa, sedangkan perilaku yang tidak tampak adalah perilaku manusia ketika memahami yang disimak atau dibaca sehingga menjadi sesuatu yang dimilikinya atau memroses sesuatu yang akan diucapkan atau ditulisnya. Dalam proses berbahasa terjadi proses memahami dan menghasilkan ujaran, yaitu berupa kalimat-kalimat. Pada hakikatnya dalam kegiatan berkomunikasi terjadi proses memproduksi dan memahami ujaran (http://bahasauntuk-berpikir.com). Semua bahasa yang diperoleh pada hakikatnya dibutuhkan untuk

berkomunikasi. Manusia hanya akan dapat berkata dan memahami satu dengan lainnya dalam kata-kata yang terbahasakan. Bahasa memiliki orientasi yang subjektif dalam menggambarkan dunia pengalaman manusia. Orientasi inilah yang selanjutnya

36

mempengaruhi bagaimana manusia berpikir dan berkata (http://bahasa-untukberpikir.com). Manusia sebagai pengguna bahasa dapat dianggap sebagai organisme yang beraktivitas untuk mencapai ranah-ranah psikologi, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Kemampuan menggunakan bahasa baik secara reseptif (menyimak dan membaca) ataupun produktif (berbicara dan menulis) melibatkan ketiga ranah tadi (http://bahasa-untuk-berpikir.com). Ranah kognitif yang berpusat di otak merupakan ranah yang yang terpenting. Ranah ini merupakan sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yaitu ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa) (http://bahasa-untukberpikir.com). Sapir dan Worf menguraikan dua hipotesis mengenai keterkaitan antara bahasa dengan pikiran, yaitu sebagai berikut. a) perbedaan struktur bahasa secara umum paralel dengan perbedaan kognitif non-bahasa (nonlinguistic cognitive). Perbedaan bahasa menyebabkan perbedaan pikiran orang yang menggunakan bahasa tersebut. b) struktur bahasa mempengaruhi cara indvidu mempersepsi dan menalar dunia perseptual. Dengan kata lain, struktur kognisi manusia ditentukan oleh kategori dan struktur yang sudah ada dalam bahasa. (http://bahasa-untuk-berpikir.com). Pandangan manusia tentang dunia dibentuk oleh bahasa, sehingga karena bahasa berbeda, maka pandangan tentang dunia pun berbeda. Secara selektif individu menyaring sensori yang masuk seperti yang diprogramkan oleh bahasa yang dipakainya. Dengan begitu, masyarakat yang menggunakan bahasa yang berbeda memiliki perbedaan sensori pula (http://bahasa-untuk-berpikir.com).

37

Ketika manusia berkomunikasi dengan kata-kata, pada saat yang sama otak harus mencari, memilah, merumuskan, merapikan, mengatur, menghubungkan, dan menjadikan campuran antara gagasan-gagasan dengan kata-kata yang sudah mempunyai arti itu dapat dipahami. Pada saat yang sama, kata-kata ini dirangkai dengan gambar, simbol, citra (kesan), bunyi, dan perasaan. Sekumpulan kata yang bercampur aduk tak berangkai di dalam otak, keluar secara satu demi satu, dihubungkan oleh logika, diatur oleh tata bahasa, dan menghasilkan arti yang dapat dipahami (http://bahasa-untuk-berpikir.com). Dapat dikatakan sebenarnya manusia dapat berpikir tanpa menggunakan bahasa, tetapi bahasa mempermudah kemampuan belajar dan mengingat,

memecahkan persoalan, dan menarik kesimpulan. Bahasa memungkinkan individu menjadi peristiwa dan objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa, individu mampu mengabstraksikan pengalamannya dan mengomunikasikannya pada orang lain (http://bahasa-untuk-berpikir.com). Hipotesis Whorf dan Sapir tidak dapat dilepaskan dari apa yang diartikan oleh mereka sebagai bahasa. Melalui struktur terkecil dari bahasa yaitu kata-kata akan dapat diketahui bahwa bahasa dapat mempengaruhi pikiran individu. Berikut ini akan dipaparkan beberapa pengertian dari kata yang memungkinkan kata dapat berkaitan dengan pikiran manusia (http://bahasa-untuk-berpikir.com). Pertama, kata sebagai simbol (words as simbols). Kata sebagai simbol

berarti kata lebih mewakili suatu objek daripada dirinya sendiri. Hubungan antara kata dan simbol ini dibangun oleh konvensi sosial dalam sebuah budaya. Kedua,

38

kata sebagai atribut objek (words as attribute). Kata dan objek adalah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan. Piaget dan Vigotsky melaporkan bahwa penerimaan anak-anak terhadap nama sebuah objek tidak dapat dibedakan lagi. Bagi mereka nama meja atau kursi adalah bagian dari objek meja. Kata dan objek yang diatribusikan adalah satu bagian. Kata meja menjadi milik sebuah meja. Ketiga, kata sebagai objek (words as object) (http://bahasa-untuk-berpikir.com). Kata-kata adalah bagian dari dunia manusia. Kata diterima sebagai sesuatu yang dalam pikiran. Ketika individu mendengar sebuah kata terucap, ia akan mereaksi ucapan ini dengan berpikir objek itu ada di dalam dunia nyatanya. Kata-kata adalah bagian dari bahasa yang digunakan oleh manusia untuk menerima, mengolah, serta menyampaikan informasi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia selalu menggunakan media bahasa. Manusia tidak mungkin melakukan apa-apa tanpa menggunakan bahasa dalam hal ini

direpresentasikan dalam kata-kata (Sumaryono, 1993: 187). Keterkaitan antara bahasa dan pikiran dimungkinkan karena berpikir adalah upaya untuk mengasosiasikan kata atau konsep untuk mendapatkan satu kesimpulan melalui media bahasa. Beberapa uraian para ahli mengenai keterkaitan antara bahasa dan pikiran antara lain: 1. Bahasa Memengaruhi Pikiran Pemahaman terhadap kata mempengaruhi pandangannya terhadap realitas. Pikiran dapat membuat manusia terkondisikan oleh kata yang manusia gunakan.

39

Tokoh yang mendukung hubungan ini adalah Benyamin Whorf dan gurunya, Edward Saphir. Whorf mengambil contoh Bangsa Jepang. Orang Jepang mempunyai pikiran yang sangat tinggi karena orang Jepang mempunyai banyak kosa kata dalam mejelaskan sebuah realitas. Hal ini membuktikan bahwa mereka mempunyai pemahaman yang mendetail tentang realitas (http://hubungan-antara-bahasa-danpikiran.pdf). 2. Pikiran Memengaruhi Bahasa Pendukung pendapat ini adalah tokoh psikologi kognitif yang tak asing bagi manusia, yaitu Jean Piaget. Melalui observasi yang dilakukan oleh Piaget terhadap perkembangan aspek kognitif anak. Ia melihat bahwa perkembangan aspek kognitif anak akan mempengaruhi bahasa yang digunakannya. Semakin tinggi aspek tersebut semakin tinggi bahasa yang digunakannya (http://hubungan-antara-bahasadan-pikiran.pdf). 3. Bahasa dan Pikiran Saling Memengaruhi Hubungan timbal balik antara kata-kata dan pikiran dikemukakan oleh Benyamin Vigotsky, seorang ahli semantik berkebangsaan Rusia yang teorinya dikenal sebagai pembaharu teori Piaget mengatakan bahwa bahasa dan pikiran saling memengaruhi. Penggabungan Vigotsky terhadap kedua pendapat di atas banyak diterima oleh kalangan ahli psikologi kognitif (http://hubungan-antara-bahasadan-pikiran.pdf).

40

D. Hasil Belajar Fisika Siswa 1. Siswa Anak didik atau sering juga disebut sebagai siswa adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit ialah anak atau pribadi yang belum dewasa yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik, karena itu anak didik memiliki beberapa karakteristik, di antaranya: a) belum memiliki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik. b) masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik. c) sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan berbicara, perbedaan individual dan sebagaiannya (Hasbullah, 2005: 23). Dalam proses pendidikan, kedudukan siswa sangatlah penting. Proses pendidikan tersebut akan berlangsung di dalam situasi pendidikan yang dialaminya. Dalam situasi pendidikan yang dialami tersebut, anak didik merupakan komponen yang hakiki (Hasbullah, 2005: 24). Inti dari kegiatan pendidikan adalah memberikan bantuan kepada anak didik dalam rangka mencapai kedewasaan. Implikasinya dalam hal ini adalah sebagai berikut:

41

a) orang yang dibantu bukanlah seseorang yang sama sekali tidak dapat berbuat akan tetapi makhluk yang bisa bereaksi terhadap rangsang yang ditunjukan kepadanya. b) pencapaian kemandirian harus dimulai dengan menerima realita tentang ketergantungan anak yang mencakup kemampuan untuk beridenteksi, bekerja sama, dan meniru pendidikannya (Hasbullah, 2005: 25). 2. Belajar Belajar merupakan suatu kata yang sudah akrab dengan semua lingkungan masyarakat. Bagi para pelajar kata belajar merupakan kata yang tidak asing lagi bagi mereka, bahkan merupakan bagian yang tidak akan terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menempuh ilmu baik di lembaga pendidikan formal maupun di lembaga pendidikan nonformal (Djamarah, 2008: 12). Howard L. Kingskey mengatakan bahwa belajar merupakan psoses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan. Sedangkan Slameto merumuskan pengertian belajar merupakan proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Djamarah, 2008: 13). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interkasi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik (Djamarah, 2008: 13).

42

Menurut pendapat aliran Skolastik, belajar pada hakikatnya yaitu mengulangulang bahan yang harus dipelajari atau yang telah dipelajari. Karena dengan mengulang-ulang maka bahan pelajaran akan makin diingat atau dikuasai. Sehingga alran ini menyimpulkan bahwa belajar adalah ulangan (Suryabrata, 2004: 244). 3. Hakikat Belajar Dalam pengertian belajar kata yang sangat penting untuk dibahas yaitu kata change atau perubahan (Djamarah, 2008: 14). Ketika kata perubahan dibicarakan dan dipermasalahkan maka kata itu bagian dari masalah belajar. Inti dari pengertian dari belajar yaitu masalah perubahan yang terjadi dalam diri individu yang belajar (Djamarah, 2008: 14). Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhiri dari aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman baru, maka seseorang itu telah melakukan kegiatan belajar (Djamarah, 2008: 15). Maka dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar merupakan perubahan dan setiap perubahan adalah hasil belajar (Djamarah, 2008: 14-15). 4. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari

(http://pengertian-definisi-hasil-belajar.html). Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Dari pendapat ini faktor yang

43

dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark menyatakan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (http://pengertian-definisi-hasil-belajar.html). Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik) (http://pengertian-definisi-hasilbelajar.html). Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif (http://pengertian-definisi-hasil-

belajar.html).

44

5. Manfaat Hasil Evaluasi Untuk melihat pemanfaatan hasil evaluasi secara komprehensif, kita dapat meninjau dari berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu: a) bagi peserta didik, dimanfaatkan untuk: 1) membangkitkan minat dan motivasi belajar. 2) membentuk sikap yang positif terhadap belajar dan pembelajaran. 3) membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik. 4) membantu peserta didik dalam memilih metode belajar yang baik dan benar. 5) mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelas (Arifin, 2009: 288). b) bagi guru dapat dimanfaatkan untuk: 1) promosi peserta didik, seperti kenaikkan kelas atau kelulusan. 2) mendiagnosis peserta didik yang memiliki kelemahan atau kekurangan, baik secara perseorangan maupun kelompok. 3) menentukan pengelompokkan dan penempatan peserta didik berdasarkan prestasi masing-masing. 4) feedback dalam melakukan perbaikan terhadap sistem pembelajaran. 5) menyusun laporan kepada orang tua guna menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. 6) dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan pembelajaran. 7) menentukan perlu tidaknya pembelajaran remedial (Arifin, 2009: 288).

45

c) bagi orang tua dimanfaatkan untuk: 1) mengetahui kemajuan belajar peserta didik 2) membimbing kegiatan belajar peserta didik di rumah 3) menentukan tindak lanjut pendidikan yang sesuai dengan kemampuan anaknya. 4) memperkirakan kemungkinan berhasil tidaknya anak tersebut dalam bidang pekerjaannya (Arifin, 2009: 289). d) bagi administrasi sekolah dimanfaatkan untuk: 1) menentukan penempatan peserta didik. 2) menentukan kenaikan kelas. 3) pengelompokkan peserta didik di sekolah mengingat terbatasnya fasilitas pendidikan yang tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang (Arifin, 2009: 289).

BAB III METODE PENELITIAN

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 3). Dalam melakukan suatu penelitian, cara atau prosedur dalam melakukan penelitian sangatlah penting dalam upaya memformat jalannya kegiatan penelitian. Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Berdasarkan uraian di atas dapatlah diketahui bahwa populasi merupakan keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian. Dengan demikian, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX MTsN Model Makassar. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) ( Sugiyono, 2010: 118 ).

47

Mengingat besarnya populasi melebihi 100 orang, maka sampel dalam penelitian ini diambil secara random class dengan mengambil siswa kelas IX1 MTsN Model Makassar yang berjumlah 40 siswa yang diantaranya 14 orang laki-laki dan 26 orang perempuan yang ada dalam kelas tersebut. B. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dimana penelitian ini merupakan metode penelitian yang berusaha mengambarkan dan menginterpretasikan pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar. 2. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu paradigma ganda dengan dua variabel independen dan satu variabel dependen. Secara umum, bentuk diagramatik dari model penelitian ini yaitu:

X1 Y X2

48

Keterangan : X1 : Kemampuan Berbahasa (Variabel Independen) X2 : Kemampuan Berpikir (Variabel Independen) Y : Hasil Belajar Fisika (Variabel Dependen) C. Prosedur Pengumpulan Data Adapun tahap-tahap prosedur pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan yaitu tahap awal dalam memulai suatu kegiatan sebelum peneliti mengadakan penelitian langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data, yaitu membuat draft skripsi, mengurus surat izin untuk mengadakan penelitian kepada pihak-pihak yang bersangkutan, dan yang terpenting adalah melakukan survey ke sekolah yang akan menjadi lokasi penelitian. 2. Tahap Penyusunan Tahap ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data. Selain itu menyusun instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi, angket dan dokumen untuk proses pengumpulan data. 3. Tahap Pelaksanaan Adapun cara yang dilakukan dalam tahap ini yaitu dengan melakukan penelitian lapangan untuk mendapatkan data yang konkrit dengan menggunakan instrument penelitian serta dengan jalan membaca referensi/literatur yang berkaitan

49

dengan pembahasan ini baik dengan menggunakan kutipan langsung atapun kutipan tidak langsung. Langkah awal dalam tahap pelaksanaan ini adalah peneliti menyampaikan maksud dan tujuan peneli mengadakan penelitian ini. Kemudian membagikan lembar angket untuk mengukur kemampuan berpikir siswa dan lembar observasi untuk mengukur kemampuan berbahasa siswa, serta mengambil dokumen yang ada di sekolah berupa nilai rapor siswa untuk melihat sejauh mana hasil belajarnya khususnya dalam mata pelajaran fisika. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan data atau informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam hal ini data atau informasi mengenai pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar. Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti telah menginjak pada langkah pengumpulan data atau informasi di lapangan. Ada empat media untuk mengumpulkan data dalam proses penelitian tersebut diantaranya adalah kuesioner, observasi, wawancara dan angket. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

50

1. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau halhal yang ia ketahui (Arikunto, 2002: 128). Angket yang digunakan dalam penelitian ini memakai empat alternatif jawaban untuk masing-masing pertanyaan. Angket ini merupakan angket yang di adaptasi dari angket yang mempunyai variabel yang sama dan disesuaikan dengan variabel dalam penelitian ini. Berikut disajikan kisi-kisi instrumen angket untuk mengukur kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar. Tabel 3.1: Kisi-kisi instrumen kemampuan berpikir siswa Variabel Indikator Deskripsi o Pemikiran saya sering dikatakan aneh oleh teman-teman dalam mengerjakan soal-soal fisika. o Mencoba sesuatu yang baru, saya rasa akan bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan saya. o Saya memutuskan cara belajar yang lebih baik dibandingkan dengan cara belajar yang telah ada terutama dalam belajar fisika o Ide baru yang datang selalu saya terima dengan terbuka karena hal tersebut belum pernah saya lakukan o Saya mengetahui pendapat orang berbeda dengan pendapat sebagian besar orang, saya akan ikut membuktikan kebenaran pendapat tersebut o Berpikir adalah sumber gagasan yang berguna untuk melaksanakan tugas-tugas fisika No. Butir Soal 1, 3, 5, 10, 13 dan 28

Kemampuan Berpikir

Fleksibel dalam berpikir

51

Menyenangi kebebasan dalam ekspresi dan pernyataan

Percaya pada gagasan sendiri

o Apabila menghadapi rumus-rumus yang rumit, saya mudah jenuh dan malas untuk menyelesaikannya o Saya mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terutama dalam menyelesaikan soalsoal fisika o Saya tidak mudah menerima pendapat baru dalam menyelesaiakan soal-soal fisika o Saya mempunyai imajinasi yang baik dalam menyelesaikan soal-soal fisika o Bila saya telah memutuskan untuk berbuat sesuatu tiada hal yang dapat mencegah saya terutama dalam mengerjkan soal fisika o Untuk menghindari terjadinya keributan dalam berdiskusi, saya lebih baik mengalah walau saya yakin pendapat saya benar o Setiap keputusan yang saya ambil senantiasa berdasarkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan o Saya kadang bersifat keras kepala

11, 14, 15, dan 17

2, 6, 9 dan 20

o Saya akan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk mengembangkan diri termasuk pelajaran fisika o Saya menganggap mengerjakan soal-soal fisika sebagai tantangan o Hasil temuan baru akan lebih baik jika disebarluskan untuk kepentingan kemajuan umat Keinginan o Saya mempunyai dorongan pribadi yang untuk maju kuat dan kebutuhan untuk maju o Saya bersedia berkorban sementara, untuk mendapatkan imbalan dalam jangka panjang o Saya memiliki kepekaan yang tinggi atas keindahan o Saya menyukai kebiasaan menyendiri sepanjang hari, sambil merenung dari dan memikirkan soal-soal fisika

7, 12, 16, 18, 19, 21 dan 30

52

o Saya mempunyai daya kerja yang tinggi dalam menyelesaikan soal-soal fisika o Saya selalu menggunakan cara-cara lama dalam mengerjakan soal-soal fisika Daya kerja o Kadang-kadang saya dihinggapi semangat yang tinggi yang berlebihan terutama dalam mengerjakan soal-soal fisika o Saya menyukai pekerjaan dimana saya harus berusaha untuk memengaruhi orang lain Mempunyai o Saya sering memikirkan bagaiamana minat yang pandangan orang lain terhadap diri saya luas o Saya menyukai orang-orang yang mendahulukan pekerjaan daripada Mempunyai kesenangan ingatan o Saya menyukai orang-orang yang yang baik mempunyai keyakinan yang kuat dalam mempertahankan pendapatnya o Saya kurang menghargai orang-orang yang tidak memiliki pendirian yang jelas dan ragu-ragu ketika menyelesaikan soal-soal Bersedia fisika mengambil o Saya lebih mudah bergaul dengan orangresiko orang yang berasal dari kelas sosialekonomi yang kurang lebih setara dengan saya 2. Lembar Observasi

4, 8, 23 dan 25

22

24, 26

27, 29

Menurut Nana Sudjana, Ibrahim (2009: 109), observasi sebagai alat pengumpul data yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan demikian, yang menjadi objek observasi dalam penelitian ini yaitu kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar. Adapun lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

53

Tabel 3.2: Lembar observasi kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar Aspek Yang Jumlah Nilai Dinilai/Indikator* Skor Nama Siswa No. I II III IV V

Keterangan (*): I II III IV V : Kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan : Kejelasan vokal : Ketepatan intonasi : Ketepatan pilihan kata (diksi) : Struktur kalimat (tuturan)

Kriteria Penilaian Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai :4 :3 :2 :1

Pedoman Penilaian Nilai =


x 100

54

3. Dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono 2010: 329). Data mengenai hasil belajar siswa yang diperoleh dari dokumentasi nilai rapor fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu: 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendriskipsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2010: 29). Penggunaan statistik deskriptif dalam hal ini berfungsi untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua. Pada data statisitik deskriptif ini, disajikan dengan tabel distribusi frekuensi melalui penjelasan sebagai berikut: a) Tabulasi frekuensi Dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) rentang (RT) adalah nilai terbesar dikurangi nilai terkecil. =

55

2) banyak kelas interval Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log 3) panjang kelas interval =

4) menghitung rata-rata (mean) dengan menggunakan rumus: =


(Sudjana, 1996: 70)

Dengan : = Rata-rata variabel = Frekuensi untuk variabel

= Tanda kelas interval variabel 5) menghitung simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus: = Dengan : = Standar Deviasi = Frekuensi untuk variabel
( ) 1

(Sudjana, 1996: 95)

= Tanda kelas interval variabel n = Rata-rata = Jumlah populasi

56

6) kategori kemampuan berbahasa = =


25 4 4

= 25 dimana, I = Interval Tabel 3.3: Kategori Kemampuan Berbahasa Tingkat Keseimbangan Kategori/Kualifikasi 1 25 26 50 51 75 76 100 Kurang Cukup Baik Sangat Baik

7) kategori kemampuan berpikir = =


30 4 4

= 30 dimana, I = Interval Tabel 3.4: Kategori Kemampuan Berpikir Tingkat Keseimbangan Kategori/Kualifikasi 1 30 31 60 61 90 91 120 Kurang Cukup Baik Sangat Baik

57

8) kategori hasil belajar fisika Untuk mengelompokkan tingkat hasil belajar fisika siswa, digunakan standar yang ditetapkan oleh Depdikbud (2003) yaitu: Tabel 3.5: Kategori Hasil Belajar Fisika Siswa Tingkat Pencapaian Kategori/Kualifikasi < 24 25 48 49 72 73 96 > 96 2. Analisis Statistik Inferensial Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis. Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar. Pengolahan data X1 dan X2 sekaligus disatukan untuk melihat besar kecilnya sumbangan (kontribusi) Variabel (X1 dan X2) terhadap variabel Y tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar, dapat diketahui dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, yaitu: Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

58

a) Membuat Ha dan H0 dalam bentuk kalimat: Ha: berlaku jika ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar. H0: berlaku jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar. b) melakukan persamaan regresi = + b1 X1 + b2 X2 1 2 = Nilai Variabel dependen = Nilai variabel independen ke 1 = Nilai variabel independen ke 2 = Harga Y, jika X = 0/ konstan (Usman dkk, 2008: 216)

1 2 = Koefisien arah regresi linear

c) menetukan a, b1 dan b2 dengan menggunakan persamaan berikut: b1 = b2 = a =


X22. X1Y X1X2. X2Y X1 2 . X2 2 X1 X2 2 1 2 . 2 Y X 1 X 2 . X 1 Y X12. X22 Y n X1 X2 2

X1 n

X2 n

d) melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dicari kesalahan baku regresi dan kesalahan baku koefisien regresi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

59

(1) menentukan koefisien korelasi berganda (R) RX 1 X 2r =


b1 X1 Y b2 X2 Y Y2

(Sugiono, 2004: 221)

(2) Koefisien Determinasi (R)2 (3) mencari nilai kontribusi peren pengaruh dengan rumus: Kp = (R X 1 X 2 r )2 . 100 % (4) menguji signifikan dengan membanding Fhitung dengan Ftabel dengan rumus : F=
R 2 (n k 1) k(1R 2 )

(Sugiyono, 2011: 286)

Keterangan: k = jumlah variabel bebas (5) membuat kesimpulan, jika: Fhitung Ftabel, maka Ha diterima artinya signifikan, dan jika Fhitung Ftabel, maka H0 diterima artinya tidak signifikan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas XI MTsN Model Makassar Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MTsN Model Makassar, penulis dapat mengumpulkan data kemampuan berbahasa siswa Kelas XI MTsN Model Makassar melalui lembar observasi yang kemudian diberikan skor pada masing-masing item pertanyaan yang telah di konversi dan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. Tabel 4.1: Skor Kemampuan Berbahasa Siswa Kelas IX MTsN Model Makassar No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nama Abdul Rasyid Kadir Aghnina Nur Imani Ahmad Musyafiq Arif Akhmad Hanif Fauzan Dinar Khaerunnisa Dwi Ayu Marlia Fadhilah Arhamy Darussalam Husnul Khatimah Rusyid Ira Adeliya Lestari Khaerul Razaq AR. Khusnul Hatimah Skor 14 16 19 16 16 18 17 17 17 18 16 Nilai 70 80 95 80 80 90 85 85 85 90 80

61

No. 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Nama Kurniawan Latifah Nabila Ramadhana Maryam Marzuki Miftakhol Haeriyah M. Muh. Amri Munsir Muh. Auzan Haq Muh. Fadly Ahmad Muh. Fikri Fahri Muh. Ihsan Dahri Muh. Khaidir Usman Muhammad Junaid Azis Muhammad Nurrahman Nadia Widiawati Mutty Nur Afiah Ulfah Nur Amalina Dwi Lestari Nur Fitri Annisa Nur Hildah Inayah Nurul Aqilah Gunawan Nurul Fauziyah Nurul Izzah Arfai S. Nurul Ulfah Rahmat Hidayat Ratih Kumala Dewi Rifdha Fakhirah

Skor 18 15 15 14 17 19 15 18 17 18 13 15 17 14 16 18 17 17 16 17 14 17 17 16

Nilai 90 75 75 70 85 95 75 90 85 90 65 75 85 70 80 90 85 85 80 85 70 85 85 80

62

No. 36 37 38 39 40

Nama Risky Amalia Rizdha Adzidzah Fadhilah Syafira Ashari Salsabila Tri Permata Ayu M. Nur Ummu Salamah

Skor 17 17 16 15 17

Nilai 85 85 80 75 85

Sumber: Hasil Pengolahan Lembar Observasi Kemampuan Berbahasa a) Menghitung rentang Rentang = Data terbesar Data terkecil = 95 65 = 30 b) Menghitung banyaknya kelas interval Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 3,3 (1,60) = 6,28 7 c) Menghitung panjang kelas interval Panjang Kelas = =
30 7

= 4,28 5

63

d) membuat tabel distribusi frekuensi skor kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar Tabel 4.2: Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden Interval Tabulasi Frekuensi 65 69 I 1 70 74 75 79 80 84 85 89 90 94 95 99 Jumlah IIII IIII IIII III IIII IIII IIII IIII I II 4 5 8 14 6 2 40

e) menghitung rata-rata (mean) Tabel 4.3: Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean Interval fi X1 fi .X1 65 69 70 74 75 79 80 84 85 89 90 94 95 99 Jumlah 1 4 5 8 14 6 2 40 67 72 77 82 87 92 97 67 288 385 656 1218 552 194 3360

64

= =

. 3360 40

= 84 f) menghitung standar deviasi Tabel 4.4: Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi Interval fi X1 X1 X (X1 X)2 fi (X1 X)2 65 69 70 74 75 79 80 84 85 89 90 94 95 99 Jumlah SD = 1 4 5 8 14 6 2 40
2

67 72 77 82 87 92 97 -

-17 -12 -7 -2 3 8 13

289 144 49 4 9 64 169

289 576 245 32 126 384 338 1990

( ) 1
1990 40 1

= 7,14 g) mengategorikan nilai responden Nilai yang menunjukkan kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar yang ditunjukkan pada tabel di atas, selanjutnya dibuat dalam tabel

frekuensi sebagai berikut:

65

Tabel 4.5: Tabel Kategori Skor Kemampuan Berbahasa Nilai 1 25 26 50 51 75 76 100 Frekuensi 0 0 10 30 Kategori Kurang Cukup Baik Sangat Baik

h) uji normalitas data kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar Membuat tabel penolong uji normalitas data, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.6: Tabel penolong uji normalitas data kemampuan berbahasa Batas Luas tiap Frekuensi Frekuensi Z Batas Nilai Interval Kelas kelas Pengamatan Harapan Kelas Z tabel (Xi) interval (Oi) (Ei) 65 69 64,5 -2,73 -0,4968 0,018 1 0,72 70 74 75 79 80 84 85 89 90 94 95 99 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5 94,5 99,5 -2,03 -1,33 -0,63 0,07 0,77 1,47 2,17 -0,4788 -0,4082 -0,2357 0,0279 0,2794 0,4292 0,485 40 37,04 3,77 0,0706 0,1725 0,2078 0,2515 0,1498 0,0558 4 5 8 14 6 2 2,824 6,9 8,312 10,06 5,992 2,232

2 0,11 0,49 0,52 0,01 1,54 1,07 0,02

Jumlah Catatan : X = 84 dan SD = 7,14

66

Dari tabel pengujian normalitas di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas interval k = 7, sehingga besarnya derajat kebebasan untuk distribusi Chi Kuadrat adalah: dk = k 3 = 7 3 = 4 Dengan taraf nyata untuk pengujian, = 0,05. Dengan demikian harga Chi Kuadrat pada tabel yaitu: 2(1-)(dk) = 2(0,95)(4) = 9,49. Harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari harga Chi Kuadrat tabel (3,77 < 9,49), maka distribusi data hasil observasi kemampuan berbahasa (variabel X1) tersebut normal. 2. Gambaran Kemampuan Berpikir Siswa Kelas XI MTsN Model Makassar Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MTsN Model Makassar, penulis dapat mengumpulkan data kemampuan berpikir siswa Kelas XI MTsN Model Makassar melalui angket yang kemudian diberikan skor pada masing-masing item pertanyaan yang telah di konversi dan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. Tabel 4.7: Skor kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar No. 1 2 3 4 5 6 7 Nama Rifdha Fakhirah Nurul Fauziyah Risky Amalia Nurul Izzah Arfai S. Muh. Khaidir Usman Muh. Fikri Fahri Muhammad Nurrahman Skor 86 87 79 85 92 81 82 Nilai 72 73 66 71 77 68 68

67

No. 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Nama Miftakhol Haeriyah M. Dinar Khaerunnisa Nadia Widiawati Mutty Nur Amalina Dwi Lestari Dwi Ayu Marlia Rizdha Adzidzah Fadhilah Khusnul Hatimah Nurul Ulfah Latifah Nabila Ramadhana Ahmad Musyafiq Arif Syafira Ashari Salsabila Muh. Auzan Haq Rahmat Hidayat Abdul Rasyid Kadir Khaerul Razaq AR. Ira Adeliya Lestari Muh. Ihsan Dahri Kurniawan Muh. Fadly Ahmad Aghnina Nur Imani Akhmad Hanif Fauzan Maryam Marzuki Nur Afiah Ulfah Fadhilah Arhamy Darussalam

Skor 93 76 82 83 86 79 84 84 77 87 89 95 90 75 83 91 90 83 91 85 92 86 76 79

Nilai 78 63 68 69 72 66 70 70 64 73 74 79 75 63 69 76 75 69 76 71 77 72 63 66

68

No. 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Nama Nurul Aqilah Gunawan Husnul Khatimah Rusyid Nur Fitri Annisa Ummu Salamah Muhammad Junaid Azis Ratih Kumala Dewi Tri Permata Ayu M. Nur Nur Hildah Inayah Muh. Amri Munsir

Skor 87 76 96 94 78 86 90 97 103

Nilai 73 63 80 78 65 72 75 81 86

Sumber: Hasil Pengolahan Lembar Angket Kemampuan Berpikir a) Menghitung rentang Rentang = Data terbesar Data terkecil = 86 63 = 23 b) Menghitung banyaknya kelas interval Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 3,3 (1,60) = 6,28 6 c) Menghitung panjang kelas interval Panjang Kelas = =
23 6

= 3,84 4

69

d) membuat tabel distribusi frekuensi skor kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar Tabel 4.8: Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden Interval Tabulasi Frekuensi 63 66 IIII IIII 9 67 70 71 74 75 78 79 82 83 86 Jumlah IIII III IIII IIII IIII IIII III I 8 10 9 3 1 40

e) Menghitung rata-rata (Mean) Tabel 4.9: Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean Interval fi X2 fi .X2 63 66 67 70 71 74 75 78 79 82 83 86 Jumlah
. 2868 40

9 8 10 9 3 1 40

64,5 68,5 72,5 76,5 80,5 84,5 -

580,5 548 725 688,5 241,5 84,5 2868

x2 = =

= 71,7

70

f) Menghitung Standar Deviasi Tabel 4.10: Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi Interval 63 66 67 70 71 74 75 78 79 82 83 86 Jumlah ( ) 1
1158 ,4 40 1

fi 9 8 10 9 3 1 40
2

X2 64,5 68,5 72,5 76,5 80,5 84,5

X2 X -7,2 -3,2 0,8 4,8 8,8 12,8

(X2 X)2 51,84 10,24 0,64 23,04 77,44 163,84

fi (X2 X)2 466,56 81,92 6,4 207,36 232,32 163,84 1158,4

SD =

= 5,45 g) mengkategorikan nilai responden Nilai yang menunjukkan kemampuan bepikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar yang ditunjukkan pada tabel di atas, selanjutnya dibuat dalam tabel

frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.11: Tabel kategori skor kemampuan berpikir Nilai 1 30 31 60 61 90 91 120 Frekuensi 0 0 40 0 Kategori Kurang Cukup Baik Sangat Baik

71

h) uji normalitas data kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar Membuat tabel penolong uji normalitas data, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.12: Tabel Penolong Uji Normalitas Data kemampuan berpikir siswa Batas Luas tiap Frekuensi Frekuensi Z Batas Nilai Interval Kelas kelas Pengamatan Harapan 2 Kelas Z tabel (Xi) interval (Oi) (Ei) 63 66 67 70 71 74 75 78 79 82 83 86 62,5 66,5 70,5 74,5 78,5 82,5 86,5 Jumlah Catatan : x2 = 71,7 dan SD = 5,45 Dari tabel pengujian normalitas di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas interval k = 7, sehingga besarnya derajat kebebasan untuk distribusi Chi Kuadrat adalah: dk = k 3 = 6 3 = 3 Dengan taraf nyata untuk pengujian, = 0,05. Dengan demikian harga Chi Kuadrat pada tabel yaitu: 2(1-)(dk) = 2(0,95)(3) = 7,81. Harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari harga Chi Kuadrat tabel (3,77 < 7,81), maka distribusi data hasil observasi kemampuan berpikir (variabel X2) tersebut normal. -1,69 -0,95 -0,22 0,51 1,25 1,98 2,72 -0,4545 -0,3289 -0,0871 0,195 0,3944 0,4761 0,4967 40 38,048 3,77 0,1256 0,2418 0,2821 0,1994 0,0817 0,0206 9 8 10 9 3 1 5,024 9,672 11,284 7,976 3,268 0,824 3,15 0,29 0,15 0,13 0,02 0,04

72

3. Gambaran Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI MTsN Model Makassar Deskripsi hasil penelitian yang telah dilakukan di MTsN Model Makassar, penulis dapat mengumpulkan data hasil belajar siswa Kelas XI MTsN Model Makassar melalui nilai rapor yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. Tabel 4.13: Skor hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Nama Rifdha Fakhirah Nurul Fauziyah Risky Amalia Nurul Izzah Arfai S. Muh. Khaidir Usman Muh. Fikri Fahri Muhammad Nurrahman Miftakhol Haeriyah M. Dinar Khaerunnisa Nadia Widiawati Mutty Nur Amalina Dwi Lestari Dwi Ayu Marlia Rizdha Adzidzah Fadhilah Khusnul Hatimah Nurul Ulfah Latifah Nabila Ramadhana Ahmad Musyafiq Arif Syafira Ashari Salsabila Nilai 75 86 92 90 94 92 91 88 75 89 91 90 89 88 80 80 93 87

73

No. 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Nama Muh. Auzan Haq Rahmat Hidayat Abdul Rasyid Kadir Khaerul Razaq AR. Ira Adeliya Lestari Muh. Ihsan Dahri Kurniawan Muh. Fadly Ahmad Aghnina Nur Imani Akhmad Hanif Fauzan Maryam Marzuki Nur Afiah Ulfah Fadhilah Arhamy Darussalam Nurul Aqilah Gunawan Husnul Khatimah Rusyid Nur Fitri Annisa Ummu Salamah Muhammad Junaid Azis Ratih Kumala Dewi Tri Permata Ayu M. Nur Nur Hildah Inayah Muh. Amri Munsir

Nilai 93 89 88 91 77 89 80 85 80 85 80 84 90 85 84 85 91 66 90 85 93 85

Sumber: Bagian Kurikulum MTsN Model Makassar, tanggal 23 Desember 2011

74

a) Menghitung rentang Rentang = Data terbesar Data terkecil = 94 66 = 28 b) Menghitung banyaknya kelas interval Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 3,3 (1,60) = 6,28 6 c) menghitung panjang kelas interval Panjang Kelas = =
28 6

= 4,67 5

d) membuat tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar Tabel 4.14: Daftar Distribusi Frekuensi Skor Responden Interval Tabulasi Frekuensi 66 70 I 1 71 75 76 80 81 85 86 90 91 95 Jumlah II IIII I IIII III IIII IIII III IIII IIII 2 6 8 13 10 40

75

e) Menghitung rata-rata (Mean) Tabel 4.15: Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean Interval fi Yi fi .Yi 66 70 71 75 76 80 81 85 86 90 91 95 Jumlah
. 3420 40

1 2 6 8 13 10 40

68 73 78 83 88 93 -

68 146 468 664 1144 930 3420

= =

= 85,5 f) Menghitung Standar Deviasi Tabel 4.16: Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi Interval fi Yi Yi Y (Yi Y)2 fi (Yi Y)2 66 70 71 75 76 80 81 85 86 90 91 95 Jumlah 1 2 6 8 13 10 40 68 73 78 83 88 93 -17,5 -12,5 -7,5 -2,5 2,5 7,5 306,3 156,3 56,25 6,25 6,25 56,25 306,3 312,5 337,5 50 81,25 562,5 1650

76

SD =

( ) 1 1650 40 1

= 6,5 g) mengategorikan nilai responden Nilai yang menunjukkan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar yang ditunjukkan pada tabel di atas, selanjutnya dibuat dalam tabel

frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.17: Kategori Hasil Belajar Fisika Siswa Tingkat Frekuensi Kategori/Kualifikasi Pencapaian < 24 25 48 49 72 73 96 > 96 0 0 1 39 0 Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

h) uji normalitas hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar Membuat tabel penolong uji normalitas data, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.18: Tabel Penolong Uji Normalitas Data Hasil Belajar Fisika Siswa Batas Luas tiap Frekuensi Frekuensi Z Batas Nilai Interval Kelas kelas Pengamatan Harapan 2 Kelas Z tabel (Xi) interval (Oi) (Ei) 66 70 71 75 76 80 65,5 70,5 75,5 -3,08 -2,31 -1,54 -0,499 -0,4594 -0,4382 0,0396 0,0212 0,1588 1 2 6 1,584 0,848 6,352 0,215 1,565 0,02

77

Interval 81 85 86 90 91 95

Batas Kelas (Xi) 80,5 85,5 90,5 95,5

Z Batas Kelas -0,77 0 0,77 1,54 -

Nilai Z tabel -0,2794 0 0,2794 0,4382 -

Luas tiap Frekuensi kelas Pengamatan interval (Oi) 0,2794 0,2794 0,1588 8 13 10

Frekuensi Harapan (Ei) 11,176 11,176 6,352

2 0,903 0,298 2,095

Jumlah

40

37,488

5,09

Catatan : Y = 85,5 dan SD = 6,5 Dari tabel pengujian normalitas di atas dapat dilihat bahwa banyak kelas interval k = 7, sehingga besarnya derajat kebebasan untuk distribusi Chi Kuadrat adalah: dk = k 3 = 6 3 = 3 Dengan taraf nyata untuk pengujian, = 0,05. Dengan demikian harga Chi Kuadrat pada tabel yaitu: 2(1-)(dk) = 2(0,95)(3) = 7,81. Harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari harga Chi Kuadrat tabel (5,09 < 7,81), maka distribusi data hasil belajar fisika siswa (variabel Y) tersebut normal. 4. Pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar Adapun Hipotesis yang diajukan, yaitu: Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar.

78

Sebelum hipotesis alternatif diuji, maka terlebih dahulu diajukan hipotesis nol sebagai berikut : H0: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar. Membuat Ha dan H0 dalam bentuk statistik: Ha : R 0 Ho : R = 0 Adapun langkah langkah analisis multi regresi atau regresi ganda dalam menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara dua variabel ini adalah sebagai berikut : a) mentabulasi seluruh data baik data penilaian kemampuan berbahasa, kemampuan berpikir dan hasil belajar fisika siswa Tabel 4.19: Tabel penolong menghitung angka statistik Y X1 Y X2 Y X1 X2 X12 X22 75 86 92 90 94 92 91 88 75 5250 6880 8740 7200 7520 8280 7735 7480 6375 5400 6278 6072 6390 7238 6256 6188 6864 4725 5040 5840 6270 5680 6160 6120 5780 6630 5355 4900 6400 9025 6400 6400 8100 7225 7225 7225 5184 5329 4356 5041 5929 4624 4624 6084 3969

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9

X1 70 80 95 80 80 90 85 85 85

X2 72 73 66 71 77 68 68 78 63

Y2 5625 7396 8464 8100 8836 8464 8281 7744 5625

79

No. 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

X1 90 80 90 75 75 70 85 95 75 90 85 90 65 75 85 70 80 90 85 85 80 85 70 85 85 80 85 85

X2 68 69 72 66 70 70 64 73 74 79 75 63 69 76 75 69 76 71 77 72 63 66 73 63 80 78 65 72

Y 89 91 90 89 88 80 80 93 87 93 89 88 91 77 89 80 85 80 85 80 84 90 85 84 85 91 66 90

X1 Y 8010 7280 8100 6675 6600 5600 6800 8835 6525 8370 7565 7920 5915 5775 7565 5600 6800 7200 7225 6800 6720 7650 5950 7140 7225 7280 5610 7650

X2 Y 6052 6279 6480 5874 6160 5600 5120 6789 6438 7347 6675 5544 6279 5852 6675 5520 6460 5680 6545 5760 5292 5940 6205 5292 6800 7098 4290 6480

X1 X2 6120 5520 6480 4950 5250 4900 5440 6935 5550 7110 6375 5670 4485 5700 6375 4830 6080 6390 6545 6120 5040 5610 5110 5355 6800 6240 5525 6120

X12 8100 6400 8100 5625 5625 4900 7225 9025 5625 8100 7225 8100 4225 5625 7225 4900 6400 8100 7225 7225 6400 7225 4900 7225 7225 6400 7225 7225

X22 4624 4761 5184 4356 4900 4900 4096 5329 5476 6241 5625 3969 4761 5776 5625 4761 5776 5041 5929 5184 3969 4356 5329 3969 6400 6084 4225 5184

Y2 7921 8281 8100 7921 7744 6400 6400 8649 7569 8649 7921 7744 8281 5929 7921 6400 7225 6400 7225 6400 7056 8100 7225 7056 7225 8281 4356 8100

80

No. 38 39 40

X1 80 75 85

X2 75 81 86

Y 85 93 85

X1 Y 6800 6975 7225

X2 Y 6375 7533 7310

X1 X2 6000 6075 7310

X12 6400 5625 7225

X22 5625 6561 7396 206552

Y2 7225 8649 7225 298113

3280 2866 3445 282845 247155 234885 270950 Dari tabel diperoleh : X1 X2 Y X1 Y X2 Y = 3280 = 2866 = 3445 = 282845 = 247155 X1 X2 X1 2 X2 2 Y2

= 234885 = 270950 = 206552 = 298113

b) Menghitung harga harga a, b1 dan b2 dapat menggunakan persamaan berikut: b1 = b1 =


X22. X1Y X1X2. X2Y X 1 2 . X 2 2 ( X 1 X 2 )2 206552 282845 234885 247155 270950 206552 234885 2 58422200440 58053002175 55170963225

= 55965264400 = 794301175 = 0,46


369198265

81

b2 = b2 =

1 2 . 2 Y X 1 X 2 . X 1 Y X 1 2 . X 2 2 ( X 1 X 2 )2 270950 247155 234885 282845 270950 206552 234885 2 66966647250 66436047825 55170963225

= 55965264400 = 794301175 = 0,66


530599425

a = a =

Y n

b1

X1 n

b2
40

X2 n 2866 40

3445 40

0,4

3280

0,6

= 86,12 0,46 (82) 0,66 (71,65) = 86,12 37,72 47,28 = 1,12 Jadi : a = 1,12 b1 = 0,46 b2 = 0,66 Memasukkan nilai , b1 , dan b2 kepersamaan regresi : = a + b1X1 + b2X2 = 1,12 + 0,46X1 + 0,66X2

82

c) melakukan uji hipotesis dengan langkah langkah sebagai berikut: i) mencari korelasi Ganda R1 2 =
b1 X 1 +b 2 Y2 X 2

= =

0,46 282845 + 0,66 247155 298113


130108 ,7 +163122 ,3 298113 293231

= 298113 = 0,983 ii) koefisien determinasi (R2 ) = (0,983)2 = 0,966 iii) mencari nilai kontribusi peren pengaruh dengan rumus : Kp = (R 1 2 )2 . 100% = 0,966 . 100% = 96,6% iv) menguji signifikan dengan membanding Fhitung dengan Ftabel dengan rumus: F = = = =
R 2 (1) (1R 2 ) 0,966 (40 21) 2(10,966) 36,2637 2(0,0199) 35,742 0,068

= 525,61

83

v) kaidah pengujian signifikan : Jika Fhitung Ftabel, maka Ha diterima (signifikan) dan jika Fhitung Ftabel, maka H0 ditolak (tidak signifikan). Mencari nilai Ftabel dengan menggunakan Tabel F dengan didasarkan pada dk pembilang = 2 dan dk penyebut (40 2 1) = 37. Untuk taraf kesalahan 5% adalah 3,26. vi) menarik kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka diketahui bahwa Fhitung Ftabel atau 525,61 3,26 maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar, sehingga dapat diberlakukan ke populasi. B. Pembahasan 1. Kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif dapat dikemukakan bahwa kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar mempunyai skor rata-rata 84 dan simpangan bakunya 7,14 dari nilai ideal 100, dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 95. Hal ini berarti kemampuan berbahasa siswa akan mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Dengan kata lain, baik tidaknya kemampuan berbahasa siswa akan turut menentukan sejauh mana hasil belajar siswa itu sendiri khususnya pada mata pelajaran IPA Fisika.

84

2. Kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar Sementara itu, berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif dapat dikemukakan bahwa kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar mempunyai skor rata-rata 71,7 dan simpangan bakunya 5,45. Skor ini berada dalam kategori baik tepatnya pada interval 61 - 90. Semua siswa yang menjadi objek penelitian berada pada kategori tersebut. Hal ini menunjukkan bahwan kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar tergolong baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir siswa akan turut menentukan sejauh mana hasil belajar siswa itu sendiri. 3. Hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan di atas, kategori hasil belajar fisika siswa dari hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata 85,5 dengan standar deviasi 6,5. Skor ini berada dalam kategori baik tepatnya pada interval 73 96. Banyaknya siswa yang yang berada dalam interval tersebut yaitu 39 siswa dari 40 siswa yang menjadi responden. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar tergolong baik. Suatu proses belajar diharapkan menghasilkan sesuatu yang disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar itu dapat berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat diklarifikasikan ke dalam aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

85

4. Pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar Berdasarkan hasil pengujian statistik inferensial yang telah di uraikan, maka dapat dikemukakan bahwa kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar memiliki pengaruh yang signifikan. Dari data yang tersebut di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar berpengaruh terhadap hasil belajar pada mata pelajaran fisika. Hal ini tercermin dari persamaan regresi yang diperoleh yaitu = 1,12 + 0,46X1 + 0,66X2. Jika nilai X1 dan X2 (kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir siswa) makin diperbesar maka nilai (hasil belajar fisika siswa) juga akan makin meningkat. Data ini juga semakin diperkuat oleh hasil pengujian hipotesisnya yang memperlihatkan bahwa nilai Fh yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar daripada nilai Ft yang diperoleh dari tabel distribusi F itu sendiri. Hal Ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dalam hal ini observasi mengenai kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar, dengan memperhatikan 40 siswa sebagai sampel, 30 orang siswa memperoleh nilai yang berada dalam kategori baik dan 10 orang berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa rata-rata kemampuan berbahasa siswa kelas IX MTsN Model Makassar berada dalam kategori baik. 2. Sesuai dengan data dan hasil analisis yang diperoleh mengenai kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar, dengan memperhatikan 40 siswa sebagai sampel jenuh, semuanya berada dalam kategori baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir siswa kelas IX MTsN Model Makassar berada dalam kategori baik. 3. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dalam hal ini dokumentasi mengenai hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar, dengan memperhatikan 40 siswa sebagai sampel, 1 orang siswa memperoleh nilai yang berada dalam kategori cukup dan 39 orang berada pada kategori baik. Dengan melihat kenyataan yang ada, dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas IX MTsN Model Makassar berada dalam kategori baik.

87

4. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan analisis regresi ganda dengan taraf signifikan = 5% diperoleh Fhitung Ftabel atau 525,61 3,26 maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa kelas IX MTsN Model Makassar. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Dalam pengumpulan data penelitian seharusnya berhati-hati, lebih teliti, dan bersabar. 2. Dalam memperoleh data yang akurat, haruslah digunakan metode, strategi dan tekhnik penelitian yang ilmiah dan berlandaskan landasan teori-teori yang ada. 3. Dalam penelitian untuk memperoleh data, peneliti harus lebih bersikap ilmiah, objektif, dan apa adanya, sesuai data lapangan yang ada. 4. Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti harus bekerja sama dengan pihakpihak tertentu yang sesui dengan sasaran penelitian seperti sekolah, kepala sekolah, guru-guru bidang studi serta yang paling utama adalah siswa yang menjadi objek penelitian.

88

DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2009. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Peneltian. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Bahri, Djamarah Syaiful. Psikologi Belajar. Edisi II. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008. Danim Sudarman. Pengantar Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010. Dardjowidjojo, Soenjono. Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Edisi II. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005. Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta, 2005. Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia, 2004. Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. http:// aksiguru.org/2011/06/12/pengertian-hasil-belajar.html http://aksiguru.org/2011/06/12/pengertian-definisi-hasil-belajar.html http://belajar.org/2011/06/15/keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosda, 2009. Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Rajagarfindo Persada, 2010. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2011. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Cet. 6. Bandung: Alfabeta, 2009. Sugiyono. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2008.

89

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2011. Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagarfindo Persada, 2004. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005. Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2008. Tiro, Muhammad Arif. Penelitian Skiripsi, Tesis, dan Disertasi. Makassar: Andira Publisher, 2009. Tiro, Muhammad Arif. Pengenalan Biostatistika. Makassar: Andira Publisher, 2008. Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006. Uno, Hamzah. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif). Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Edisi IV. Jakarta: Andi, 2004. Wiranaputra, S. Nur. Teori Belajar dan Pembelajaran. Edisi I. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Where there is a will, there is away Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan nasihat-menasehati supaya menaati kebenaran, dan nasihat-menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al-Asr

PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk.. Ayahanda H. Tenri Ajeng dan Ibunda Hj. Saberia (Almarhumah) yang telah melahirkan, membesarkan, dan mendidik serta mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan studi ini. Saudara-saudaraku tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dorongan yang tiada batas. Keluarga besar penulis yang tiada hentihentinya memberikan dorongan dan nasehat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. Adinda Rahmawaty yang selalu setia menemani penulis menjalani hari-hari di kampus.

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Mardianto, lahir di Dampang Kab. Bulukumba, pada tanggal 31 Desember 1990. Penulis merupakan buah hati dari pasangan H. Tenri Ajeng dan Hj. Saberia (Almarhuma). Penulis adalah anak terakhir dari 6 (enam) bersaudara. Penulis pertama kali menginjakkan kakinya di dunia pendidikan formal pada tahun 1996 di SDN 44 Dampang Kabupaten Bulukumba dan tamat pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di SLTP Negeri 2 Gantarang Kabupaten Bulukumba dan tamat pada tahun 2005. Kemudian pada tahun itu juga, penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Gantarang Kabupaten Bulukumba dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Fisika melalui jalur PMJK. Masa pendidikannya dihabiskan dengan segudang prestasi akan tetapi tidak membuatnya puas dengan hal itu. Keinginan terbesar dalam hidupnya adalah membahagiakan orang tua dengan melakukan yang terbaik hingga akhir hayatnya. Hidup adalah perbuatan, adalah salah satu prinsip dalam hidupnya.

You might also like