You are on page 1of 22

SEL-SEL SISTEM IMUN

KELOMPOK 1
NAMA FARDIAH NAFISAH DWINANDA RAMADHINA ROSNELLY R DESITA DITA SETIASTI NIM 13334605 10334048 08334020 11334731 10334030

TYAS KUSUMANINGRUM
LAMHOT HASUDUNGAN

09334078
10334004

PROGRAM STUDI FARMASI FMIPA - ISTN

PENDAHULUAN
L ING K UNG AN H IDUP ME NG ANDUNG

PENDAHULUAN
S IS T E M K E K E B AL AN T UB UH (IMUNITAS )
S E M U A M E K A N I S M E YA N G D I G U N A K A N O L E H T U B U H U N T U K M E N A N G K A L P E N G A R U H FA K T O R ATA U Z AT YA N G B E R A S A L D A R I L I N G K U N G A N YA N G A S I N G B A G I T U B U H K I TA
FUNGSI : PERTAHANAN, HOMEOSTASIS DAN PENGAWASAN. YANG PERTAMA DITUJUKAN TERHADAP INFEKSI MIKROORGANISME, YANG KEDUA TERHADAP ELIMINASI KOMPONEN-KOMPONEN TUBUH YANG SUDAH TUA DAN YANG KETIGA TERHADAP PENGHANCURAN SEL-SEL YANG BERMUTASI. IMUN DAPAT DIARTIKAN SUATU SISTEM AGAR TUBUH DAPAT MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN ANTARA LINGKUNGAN DI LUAR DAN DI DALAM BADAN.

PENDAHULUAN
RE S PO N I MUN
R E A K S I YA N G D I K O O R D I N A S I K A N S E L - S E L , M O L E K U L - M O L E K U L D A N B A H A N L A I N N YA T E R H A D A P M I K R O B A

PENDAHULUAN
CONTOH SISTEM KEKEBALAN TUBUH ALAMI GEJALA DEMAM APABILA TUBUH KITA DISERANG OLEH ZAT ASING TERTENTU (MISALNYA VIRUS INFLUENZA GAMBAR 3) ATAU TERLUKA OLEH BENDA TERTENTU (MISALNYA KAKI KITA TERKENA PAKU). GEJALA DEMAM SENDIRI MERUPAKAN MEKANISME PERTAHANAN TUBUH YANG TIMBUL KARENA DIPRODUKSINYA SENYAWA KIMIA INTERLEUKIN (SUATU PROTEIN HORMON) SEBAGAI RESPON TERHADAP ADANYA INFEKSI MIKROBA ATAU ADANYA JARINGAN TUBUH YANG TERLUKA. MENINGKATNYA SUHU TUBUH (DEMAM) AKAN MENYEBABKAN MIKROBA TERTENTU YANG ADA DALAM TUBUH KITA MENJADI MATI. HAL INI DIKARENAKAN KETIDAKMAMPUAN MIKROBA TERSEBUT DALAM MENTOLERANSI KENAIKAN SUHU 2-3C DI ATAS AMBANG NORMAL SUHU OPTIMUMNYA. JADI, SEKALI LAGI DEMAM YANG KITA ALAMI KETIKA SAKIT MERUPAKAN SALAH SATU BENTUK "PERTEMPURAN" ANTARA SISTEM KEKEBALAN TUBUH KITA DAN ZAT ASING BERBAHAYA YANG MASUK.

PENDAHULUAN
Contoh pertahanan tubuh saat diserang virus influenza

PENDAHULUAN
SALAH SATU SENYAWA KIMIA YANG BERPERAN PENTING DALAM KEKEBALAN TUBUH DAPATAN ADALAH ANTIBODI. ANTIBODI ADALAH SUATU PROTEIN YANG DIHASILKAN OLEH SUATU SEL DALAM TUBUH KITA (DINAMAKAN SEL LIMFOSIT B DAN TERMASUK KE DALAM KELOMPOK SEL DARAH PUTIH) SEBAGAI RESPON TERHADAP ADANYA ANTIGEN (ANTIGEN ADALAH SENYAWA KIMIA ATAU ZAT ASING ATAU MIKROBA YANG TIDAK DIKEHENDAKI TUBUH KARENA BERBAHAYA YANG MAMPU MEMBANGKITKAN RESPON KEKEBALAN PADA TUBUH KITA) YANG MASUK DALAM TUBUH. ANTIBODI MEMPUNYAI CIRI KHAS, YAITU SPESIFIK TERHADAP JENIS TERTENTU DARI ANTIGEN. RIBUAN ATAU JUTAAN JENIS ANTIGEN YANG MASUK AKAN MERANGSANG DIBENTUKNYA RIBUAN ATAU JUTAAN JENIS ANTIBODI PULA. SETIAP DETIK SEKITAR 2000 MOLEKUL ANTIBODI DIPRODUKSI OLEH SEL LIMFOSIT B. SALAH SATU CONTOH PERISTIWA YANG MELIBATKAN ANTIBODI ADALAH KETIKA KULIT KITA TERKENA INFEKSI KARENA LUKA MAKA AKAN TIMBUL NANAH. NANAH INI MERUPAKAN SEL DARAH PUTIH PENGHASIL ANTIBODI YANG MATI SETELAH BERPERANG MELAWAN ANTIGEN

PEMBAGIAN SISTEM IMUN Gambar 1: Sistem Imun

SEL-SEL SISTEM IMUN


SISTEM IMUN SPESIFIK Merupakan pertahanan tubuh yang terbentuk sebagai respon adanya zat asing yang masuk ke dalam tubuh, dan memiliki kemampuan mengingat terdiri atas : -Sel T -Sel B SISTEM IMUN NON SPESIFIK Kekebalan alami merupakan pertahanan tubuh yang mendasar dan kita miliki semenjak lahir dan bersifat non-spesifik (artinya tidak bersifat khusus terhadap zat asing tertentu) terdiri atas : -Fagosit : Mononuklear (monosit dan makrofag) dan Granulosit -Sel NK (Natural Killer) -Sel Mediator : Basofil dan Mastosit

SEL-SEL SISTEM IMUN

SEL-SEL SISTEM IMUN NON SPESIFIK


1. RESPON IMUN FISIK
Terdapat 4 mekanisme pertahanan tubuh alami terhadap pathogen yang akan masuk kedalam tubuh, yaitu pertahanan fisik, mekanik, kimia, dan biologis. Contoh masingmasing pertahanan tubuh alami : 1. Pertahanan Fisik Kulit : Lapisan luar sel-sel kulit mati yang keras mengandung keratin dan sangat sedikit air, sehingga pertumbuhan pathogen menjadi terhambat. 2. Pertahanan Mekanik Rambut Hidung : Berfungsi sebagi filter udara yang melewati saluran hidung. Bakteri dan partikel lain yang terperangkap di mucus akan diserap keluar dari paruparu oleh silia. 3. Pertahanan Kimia Air mata, mucus, saliva, ASI dan keringat semuanya mengandung zat kimia yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme. ASI mengandung laktooksidase dan asam neuraminik bersifat antibacterial terhadap E.coli dan Staphylococcus. 4. Pertahanan Biologis Terdapat populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membrane mukosa yang menghambat pertumbuhan banyak bakteri pathogen. Melindungi kita dengan cara berkompetisi dengan bakteri pathogen dalam mendapatkan nutrient.

SEL-SEL SISTEM IMUN NON SPESIFIK


2. RESPON IMUN LARUT
System imun non spesifik menggunakan berbagai molekul larut yang terdiri atas sejumlah besar protein, molekul larut tertentu diproduksi di tempat terjadinya infeksi dan berfungsi local. Factor larut lainnya diproduksi ditempat yang lebih jauh dan dikerahkan ke jaringan sasaran melalui sirkulasi seperti komplemen dan protein fase akut (PFA/APP)
1. Komplemen Terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respon inflamasi. Fungsi Komplemen : 1. Proteksi terhadap infeksi 2. Berperan dalam respon inflamasi 3. Berperan sebagai opsonin (anti bodi yang bekerja dengan merangsang leukosit untuk menyerang antigen/ kuman) yang memperkuat dan memperlancar fagositosis partikel antigen oleh makrofag 4. Menimbulkan destruksi/ lisis (kerusakan) bakteri dan parasit. Antibody dengan bantuan komplemen dapat menghancurkan membrane lapisan lipopolisakarida (LPS) dinding sel sehingga menimbulkan kematian mikroba. 2. Protein Fase Akut (PFA/APP) Merupakan perubahan pada kadar beberapa protein dalam serum selama fase akut infeksi. Bagian dari PFA/ APP : C-Reactive Protein (CRP) Merupakan golongan protein salah satu PFA/APP yang kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi akut. Adanya CRP yang tetap tinggi menunjukkan infeksi yang persisten. Lektin Merupakan molekul larut dalam plasma yang dapat mengikat manan/manosa dalam polisakarida (permukaan banyak bakteri tetapi tidak pada sel vertebrata). Berperan sebagai opsonin, mengaktifkan komplemen 3. Sitokin Merupakan pirogen endogen, tumor necrosis factor (TNF), dan Interleukin yang diproduksi dan dilepas selama terjadi infeksi oleh bakteri lipopolisakarida (LPS). Ketiganya disebut sitokin proinflamasi, merangsang hati untuk mensintesis dan melepas sejumlah protein plasma seperti PFA.

SEL-SEL SISTEM IMUN NON SPESIFIK


3. RESPON IMUN SELULER
Terdiri dari fagosit, sel Natural Killer (NK), dan Eosinofil dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan untuk mengenal produk mikroba esensial yang diperlukan untuk hidup. 1. Fagosit a. Mononuklear (monosit dan makrofag) Fungsinya sebagai Antigen Presenting Cell (APC), menyerang mikroba dan sel kanker, memproduksi sitokin, mengerahkan pertahanan sebagai respon terhadap infeksi. b. Fagosit polimorfonuklear atau polimorf atau granulosit
Sel Neutrofil Eusinofil Basofil Fungsi Sel darah putih pertama yang datang ketempat terjadinya infeksi/ peradangan Muncul ditempat respon alergis dan mengakhiri respon peradangan Bersirkulasi dalam aliran darah dan diaktifkan oleh cedera atau infeksi, mengeluarkan histamin-bradikinin-serotonin yang meningkatkan permeabilitas kapiler dan aliran darah

2.

3.

Sel NK (natural killer cell) Pada orang normal merupakan 10-15% dari limfosit perifer dan 1-2% dari limfosit limpa, memiliki banyak sekali sitoplasma. Sel Mediator (basofil dan mastosit) Jumlah sel basofil yang ditemukan dalam sirkulasi darah sangat sedikit, yaitu kurang dari 0,5 % seluruh sel darah putih. Sel basofil berfungsi sebagai sel fagosit, tetapi yang jelas sel tersebut berfungsi sebagai sel mediator. Mastosit adalah sel yang dalam struktur, fungsi dan proliferasinya serupa dengan bLain halnya dengan basofil, sel mastosit hanya ditemukan dalam jaringan. Baik sel mastosit maupun sel basofil melepaskan bahan-bahan yang mempunyai aktivitas biologik, antara lain: meningkatkan permeabilitas vaskuler dan respons inflamasi serta mengerutkan otot polos bronkus.

SEL-SEL SISTEM IMUN NON SPESIFIK

SEL-SEL SISTEM IMUN NON SPESIFIK

SEL-SEL SISTEM IMUN SPESIFIK


Respon Imun Spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali terpajan dengan tubuh menimbulkan sensitasi sehingga antigen yang sama dan masuk tubuh untuk kedua kaliya akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan, sehingga system ini disebut spesifik.

System imun spesifik dibagi menjadi : 1. Respon Sistem Imun Spesifik Humoral Diperankan oleh Limfosit B atau Sel B melepas antibodi untuk menyingkirkan mikroba ekstraseluler. Sel B berasal dari sel asal multipoten di sumsum tulang. Sel B yang dirangsang oleh benda asing akan berpoliferasi, berdiferensiasi dan berkembang menjadi sel plasma yang melepas antibody. Fungsi utama system imun spesifik humoral ialah pertahanan terhadap infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralkan toksinnya. 2. Respon Sistem Imun Spesifik Selular Diperankan oleh Limfosit T atau Sel T mengaktifkan makrofag sebagai efektor untuk menghancurkan mikroba atau mengaktifkan sel Cytotoxic Cell (Tc) sebagai efektor yang menghancurkan sel terinfeksi. Sel T dibentuk dalam sumsum tulang, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di kelenjar timus atas pengaruh berbagai factor asal timus. Fungsi utama system imun spesifik selular ialah pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraselular, virus jamur, parasit dan keganasan

SEL-SEL SISTEM IMUN SPESIFIK

PEMBAGIAN MEKANISME SISTEM KERJA IMUN


Sistem imun humoral ialah sistem imun jaringan atau diluar sel yang berperan adalah Sel B "antibodi". Sistem imun cellular ialah sistem imun yang bekerja pada sel yang terinfeksi antigen.

MEKANISME SISTEM KERJA IMUN

FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI SISTEM IMUN


Benda asing: Sesuatu molekul/benda asing untuk mempengaruhi gerak balas imun. Lazimnya tubuh tidak menghasilkan gerak balas imun terhadap bahan diri (self). Tetapi kecuali di mana individu itu menghasilkan gerak balas imun terhadap antigen-antigen sendiri. Disebut juga sebagai gerak balas autoimun (autoimmunity). Usia Infeksi lebih sering terjadi dan lebih berat pada anak usia balita, dikarenakan sistem imun yang belum matang pada usia muda. Usia lanjut disertai dengan penurunan resistensi terhadap infeksi terutama virus. Flora bakteri normal : Flora bakteri normal di kulit dapat memperoduksi berbagai bahan antimikrobial seperti bakteriosin dan asam. Nutrisi : nutrisi yang buruk menurunkan resistensi terhadap infeksi, dimana menyulitkan proliferasi virus sehingga seseorang dengan nutrisi buruk dapat lebih tahan terhadap infeksi virus tertentu dibanding dengan orang yang nuntrisinya lebih baik. Faktor-faktor genetik: Upaya untuk menghasilkan respons terhadap sesuatu imunogen/antigen dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik. Dimana apabila sistem imun semakin baik, semakin tahan terhadap penyakit.

FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI SISTEM IMUN

TERIMA KASIH

You might also like