You are on page 1of 26

STATUS NEUROLOGI IDENTITAS PRIBADI Nama Jenis Kelamin Usia Suku Bangsa Agama Alamat Status Pekerjaan Tanggal

Masuk : Minarti : Perempuan : 60 tahun : Jawa : Islam : Jln. Jermal III Gang Muara no. 8 Medan : Menikah : Ibu Rumah Tangga : 21 Juni 2013, pukul 11.00 wib

ANAMNESA Keluhan Utama Telaah : Lemah lengan dan tungkai kanan : Os datang ke RS Haji Medan pada tanggal 21 Juni 2013 pukul 11.00 wib, dengan keluhan lemah pada lengan dan tungkai kanan yang terjadi secara tiba-tiba saat os sedang duduk. Os merasakan kaki os terasa kaku, tidak bisa berdiri lagi dan tidak bisa digerakan. Saat serangan os masih dalam keadaan sadar. Os menyangkal adanya sakit kepala, demam, mual dan muntah. Os mengatakan nafsu makan menurun dan badan terasa lemas. Mulut os mencong ke kanan sehingga os tidak dapat berbicara dengan jelas. Tangan dan kaki kiri os masih dapat bergerak aktif. Pada saat serangan os mengaku tidak mengalami kejang, jantung tidak berdebar-debar. BAB dan BAK os tidak ada keluhan. Os mengaku memiliki riwayat diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Terdahulu : Diabetes Melitus Riwayat Pengobatan : Tidak ada

ANAMNESE TRAKTUS Traktus Sirkulatorius Traktus Respiratorius Traktus Digestivus Traktus Urogenitalis Penyakit Terdahulu & Kecelakaan Intoksikasi Obat-Obatan : Diabetes Melitus : Normal : Normal : Kateterisasi : Diabetes Melitus : (-)

ANAMNESA KELUARGA Faktor Herediter Faktor Familier : (-) : (-)

ANAMNESE SOSIAL Kelahiran Dan Pertumbuhan : Normal Imunisasi Pendidikan Pekerjaan Perkawinan Dan Anak : Imunisasi lengkap : SMP : Ibu Rumah Tangga : Menikah / 5 Anak

PEMERIKSAAN JASMANI Keadaan Umum Tekanan Darah Nadi Frekuensi Nafas Temperatur : Tampak sakit sedang : 130/60 mmHg : 70 x/i : 20 x/i : 36 0C

KEPALA Bentuk Dan Posisi Pergerakan Kelainan Panca Indra Rongga Mulut Dan Gigi : Bulat : Baik : (-) : Dalam batas Normal

Kelenjar Dan Getah Bening : Dalam Batas Norma Persendian : Dalam Batas Normal

LEHER Posisi Tracheal Pulsasi Vena : Medial : (-)

THORAX Inspeksi Perkusi Palpasi Auskultasi : Bentuk simetris fusiformis, : Batas Jantung Normal, Perkusi sonor kedua lapang paru . : Stem fremmitus simetris kanan = kiri : Suara penafasan vesikuler, suara tambahan (-)

ABDOMEN Inspeksi Perkusi Palpasi Auskultasi : Bentuk Normal, asites (-) : Tympani : Soepel : Peristaltik (+)

GENITALIA Toucher : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

STATUS NEUROLOGI SENSORIUM KRANIUM Bentuk Fontalle Palpasi Perkusi Transiluminasi : Dalam batas normal : Tertutup : Dalam Batas Normal : Tidak dilakukan pemeriksaan : Tidak dilakukan pemeriksaan : Compos mentis

PERANGSANGAN MENINGEAL Kaku Kuduk Tanda Kernig Tanda Laseque Tanda Brudzinski I : (-) : (-) : (-) : (-)

Tanda Brudzinski II : (-)

PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL Muntah Sakit Kepala Kejang : (-) : (-) : (-)

NERVUS KRANIALIS NERVUS I Dextra Anosmia Hiposmia Normosmia : : : (-) (-) (+) Sinistra (-) (-) (+)

Hiperosmia Parosmia Kakosmia

: : :

(-) (-) (-)

(-) (-) (-)

NERVUS II Meatus Nasi Dextra Visus Lapang Pandang NERVUS III Oculi Dextra Gerakan bola mata Membuka mata Nistagmus Pupil Lebar Bentuk : : 3 mm,isokor Bulat (+) 3 mm,isokor Bulat (+) : : : (+) (+) (-) Oculi Sinistra (+) (+) (-) Normal Menyempit Hemianopsia Scotoma Refleks Ancaman : : : : : Normal (-) (-) (-) (+) Normal (-) (-) (-) (+) 6/6 Meatus Nasi Sinistra 6/6

Refleks cahaya langsung : Refleks cahaya tidak langsung Rima palpebra Strabismus Deviasi konjungate Fenomena dolls eye : : : : :

(+) 7 cm (-) (-) (-)

(+) 7 cm (-) (-) (-)

NERVUS IV Oculi Dextra Gerakan bola mata Strabismus : : (+) (-) Oculi Sinistra (+) (-)

NERVUS V Dextra Motorik Membuka dan menutup mulut Palpasi otot massater Kekuatan gigi : : : (+) (+) (+) (+) (+) (+) Sinistra

Sensorik Kulit Selaput Lendir : : (+) (+) (+) (+)

Refleks Kornea Langsung Tidak langsung : : : : (+) (+) (+) (+)

Refleks massater Refleks bersin NERVUS VI

Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan

Oculi Dextra Gerakan bola mata Strabismus NERVUS VII Dextra Motorik Mimik Kerut kening Menutup mata : : : (+) (+) (+) : : (+) (-)

Oculi Sinistra (+) (-)

Sinistra

(+) (+) (+)

Meniup sekuatnya Memperlihatkan gigi Tertawa

: : :

(+) (+) (+)

(+) (+) (+)

Sensorik Pengecapan 2/3 depan lidah Produksi kelenjar ludah Hiperaksis Refleks stapedial : : : : (+) (+) (-) Tidak dilakukan pemeriksaan

NERVUS VIII Dextra Auditorius Pendengaran Test Rinne Tes Weber Tes Schwabach : normal : TDP : TDP : TDP normal TDP TDP TDP Sinistra

Vestibularis Nistagmus Reaksi Kalori Vertigo Tinnitus : (-) : TDP : (-) : (-) (-) TDP (-) (-)

NERVUS IX-X Palatum Mole Uvula Disfagia Disartria : Arcus faring simetris : Medial : (-) : (+)

Disfonia Refleks Muntah Pengecapan 1/3 Belakang Lidah

: (-) : (+) : (+)

NERVUS XI Dextra Mengangkat Bahu : (+) (+) Sinistra (+) (+)

Fungsi Otot Sternocleidomastoideus :

NERVUS XII Lidah Tremor Atropi Fasikulasi : (-) : (-) : (-) : Kearah kanan : Kearah kanan

Ujung Lidah Sewaktu Istirahat Ujung Lidah Sewaktu Dijulurkan

SISTEM MOTORIK Trofi Tonus Otot Kekuatan Otot ESD = E : 1 1 1 1 1 F:11111 ESS = E : 5 5 5 5 5 F:55555 : Normotrofi : Normotonus

EID = E : 1 1 1 1 1 F:11111 Sikap : Berbaring

EIS = E : 5 5 5 5 5 F:55555

Gerakan Spontan Abnormal Tremor Khorea Ballismus Mioklonus Atetosis Distonia Spasme TIC : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

TEST SENSIBILITAS Eksteroseptif : - Nyeri - Suhu - Raba Propioseptif : - Rasa gerak pasif - Rasa posisi - Rasa getar - Rasa tekan : (+) : (+) : (+) : (+) : (+) : (+) : (+)

Fungsi Kortikal Untuk Sensibilitas Stereognosis : (+)

Pengenalan Dua Titik : TDP Grafetesia : (+)

REFLEKS Refleks Fisiologi Dextra Biceps Triceps Radioperiost : : : (+) (+) (+) Sinistra (++) (++) (++)

APR KPR Strumple

: : :

(+) (+) (-)

(++) (++) (++)

Refleks Patologis Babinski Oppenheim Chaddock Gordon Schaefer : : : : : (+) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)

Hoffman Tromner : Klonus Lutut Klonus Kaki : :

KOORDINASI Lenggang Bicara Menulis Percobaan Apraksia Mimik Tes Telunjuk- Telunjuk Tes Telunjuk- Hidung Diadokhokinesia Tes Tumit-Lutut Tes Romberg : Kanan (sulit), kiri (+) normal : sulit dimengerti : dalam batas normal : DBN : DBN : (+) normal : (+) normal : (+) normal : (+) normal : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

VEGETATIF Vasomotor Sudomotorik Pilo Erektor Miksi Defekasi Potensi Dan Libido : (+) : (+) : Tidak Dilakukan Pemeriksaan : (+) : (+) : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

VERTEBRAE Bentuk Normal Scoliosis Hiperlordosis : (+) Normal : (-) : (-)

Pergerakan Leher Pinggang : Normal : Normal

TANDA PERANGSANGAN RADIKULER Laseque Cross Laseque Tes Lhermitte


Tes Nafziger

: (-) : (-) : (-)


: (-)

GEJALA GEJALA SEREBELAR Ataksia Disartria Tremor Nistagmus Fenomena Rebound Vertigo : (-) : (+) : (-) : (-) : (-) : (-)

GEJALA-GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL Tremor Rigiditas Bradikinesia : (-) : (-) : (-)

FUNGSI LUHUR Kesadaran Kualitatif Ingatan Baru Ingatan lama Orientasi Diri Tempat Waktu Situasi : baik : baik : baik : baik : baik : baik : baik : Composmentis : baik : baik

Intelegensi Daya pertimbangan Reaksi Emosi

Afasia Ekspresif Represif : (-) : (-) : (-)

Apraksia Agnosia Agnosia Visual Agnosia Jari Jari Akalkulia Disorientasi Kanan Kiri

: (-) : (-) : (-) : (-)

KESIMPULAN PEMERIKSAAN ANAMNESA Keluhan Utama Telaah : Lemah lengan dan tungkai kanan : Os datang ke RS Haji Medan pada tanggal 21 Juni 2013 pukul 11.00 wib, dengan keluhan lemah pada lengan dan tungkai kanan yang terjadi secara tiba-tiba saat os sedang duduk. Os merasakan kaki os terasa kaku, tidak bisa berdiri lagi dan tidak bisa digerakan. Saat serangan os masih dalam keadaan sadar. Os menyangkal adanya sakit kepala, demam, mual dan muntah. Os mengatakan nafsu makan menurun dan badan terasa lemas. Mulut os mencong ke kanan sehingga os tidak dapat berbicara dengan jelas. Tangan dan kaki kiri os masih dapat bergerak aktif. Pada saat serangan os mengaku tidak mengalami kejang, jantung tidak berdebar-debar. BAB dan BAK os tidak ada keluhan. Os mengaku memiliki riwayat diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Terdahulu : Diabetes melitus Riwayat Pengobatan PEMERIKSAAN JASMANI Keadaan Umum Tekanan Darah Nadi Frekuensi Nafas Temperatur : Tampak sakit sedang : 130/60 mmHg : 70 x/i : 20 x/i : 360C : Tidak ada

STATUS NEUROLOGI

N. Cranialis : N.VII : sudut mulut tertarik ke kanan N. IX : disatria (+) N. XII : ujung lidah waktu dijulurkan kekanan KRANIUM Bentuk : Bulat dan dalam batas normal

PERANGSANGAN MENINGEAL Tidak ditemukan Kelainan

SISTEM MOTORIK Kekuatan Otot ESD E: 1 1 1 1 1 F 11111 EID E: 1 1 1 1 1 F 11111

ESS

E: 5 5 5 5 5 F 55555

EIS

E: 5 5 5 5 5 F:55555

Tonus otot Refleks fisiologis Refleks patologis

: kanan: lemah, kiri: dalam batas normal : Tidak ditemukan kelainan : babinski kanan (+) kiri (-) : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : (-)

Fungsi sensorik Fungsi luhur Fungsi vegetatif Gerakan abnormal

DIAGNOSA DIAGNOSA FUNSIONAL : Hemiparesis dextra DIAGNOSA ETIOLOGIK : Trombus

DIAGNOSA ANATOMIK

: Cortex cerebri

DIAGNOSA BANDING

: 1. Hemipharese dextra ec Stroke iskemik 2. Hemipharese dextra ec Stroke Hemoragik

DIAGNOSA KERJA

: Hemiparesis Dextra e.c stroke iskhemik

PENATALAKSANAAN 1. Farmakologis IVFD RL 20 gtt/menit. Inj Zeufar 500mg/8 jam Inj Ranitidine 1amp/12jam Metformin 3x1 Glibenclamid 2x1

2. Non Farmakologis Tirah baring Pasien dalam posisi terlentang Latihan gerak sendi untuk mempertahankan mobilitas dan mencegah kontraktur

PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah rutin Kadar gula darah Radiologi : Foto thorax, Schedel Head st-scan EEG

KONSULTASI Konsul ke Dokter Spesialis Saraf

PROGNOSA Baik

FOLLOW UP

1. Tanggal 22 juni 2013 S O : lemah lengan dan tungkai kanan : kesadaran TD HR RR Temp A P : Compos mentis : 130/80 mmHg :70 x/i :16 x/i :36 oc

: hemipharese dextra ec stroke iskhemik : IVFD RL 20 gtt/menit. Inj Zeufar 500mg 1amp/8 jam Inj Ranitidine 1amp/12jam Erphacef 1gr/12 jam Aspilet 2x1 Neurodex 2x1

2. Tanggal 23 juni 2013 S O : lemah lengan dan tungkai kanan : kesadaran TD HR RR Temp A : Compos mentis : 130/80 mmHg : 74x/i : 16 x/i : 36oc

: hemipharese dextra ec stroke iskhemik

IVFD RL 20 gtt/i Inj Zeufor 500mg 1amp/ 8 jam Inj Ranitidin 1amp/ 12 jam Inj ephacef 1gr/12 jam

Aspilet 1x1 Neurodex 2x1

3. Tanggal 24 juni 2013 S O : lemah lengan dan tungkai kanan : kesadaran TD HR RR Temp A P : Compos mentis : 140/90 mmHg : 80x/i : 20 x/i : 36oc

: hemipharese dextra ec stroke iskhemik : IVFD RL 20 gtt/i Inj Zeufar 500mg 1amp/ 8 jam Inj Ranitidin 1amp/ 12 jam Inj ephacef 1gr/12 jam Aspilet 1x1 Neurodex 2x1

4. Tanggal 25 juni 2013 S O : lemah lengan dan tungkai kanan : kesadaran TD HR RR Temp A : Compos mentis : 130/80 mmHg : 80x/i : 20 x/i : 36oc

: hemipharese dextra ec stroke iskhemik

IVFD RL 20 gtt/i Inj Zeufor 500mg 1amp/ 8 jam Inj Ranitidin 1amp/ 12 jam Inj ephacef 1gr/12 jam

Neurodex 2x1

5. Tanggal 26 juni 2013 S O : lemah lengan dan tungkai kanan : kesadaran TD HR RR Temp A : Compos mentis : 130/80 mmHg : 76x/i : 20 x/i : 37oc

: hemipharese dextra ec stroke hemoragic

IVFD RL 20 gtt/i Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam

6. Tanggal 27 juni 2013 S O : lemah lengan dan tungkai kanan : kesadaran TD HR RR Temp A : Compos mentis : 110/70 mmHg : 76x/i : 16 x/i : 37oc

: hemipharese dextra ec stroke hemoragic

IVFD RL 20 gtt/i Inj Zeufar 500mg 1amp/8 jam Inj Ranitidin 1amp/12 jam Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam Neurodex 2x1

Stroke Hemoragik

1.1 Definisi Stroke dan Stroke Hemoragik Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secaracepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpaadanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke hemoragik adalah strokeyang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.

1.2 Epidemiologi Stroke dan Stroke Hemoragik Stroke merupakan penyebab kematian ketiga dan penyebab utama kecacatan. Sekitar 0,2% dari populasi barat terkena stroke setiap tahunnya yang sepertiganya akan meninggal pada tahun berikutnya dan sepertiganya bertahan hidup dengankecacatan, dan sepertiga sisanya dapat sembuh kembali seperti semula. Dari keseluruhan data di dunia, ternyata stroke sebagai penyebab kematian mencapai9% (sekitar 4 juta) dari total kematian per tahunnya.Insidens kejadian stroke di Amerika Serikat yaitu 500.000 pertahunnya dimana 10-15% merupakan stroke hemoragik khususnya perdarahan intraserebral.Mortalitas dan morbiditas pada stroke hemoragik lebih berat dari pada strokeiskemik. Dilaporkan hanya sekitar 20% saja pasien yang mendapatkan kembali kemandirian fungsionalnya.

Selain itu, ada sekitar 40-80% yang akhirnya meninggal pada 30 hari pertama setelah serangan dan sekitar 50% meninggal pada48 jam pertama.Penelitian menunjukkan dari 251 penderita stroke, ada 47%wanita dan 53% kali-laki dengan rata-rata umur 69 tahun (78% berumur lebih dari60 tahun). Pasien dengan umur lebih dari 75 tahun dan berjenis kelamin laki-laki menunjukkan outcome yang lebih buruk.

1.3 Etiologi Stroke Hemoragik Penyebab stroke hemoragik sangat beragam, yaitu: Perdarahan intraserebral primer (hipertensif) Ruptur kantung aneurisma Ruptur malformasi arteri dan vena Trauma (termasuk apopleksi tertunda paska trauma)

Kelainan perdarahan seperti leukemia, anemia aplastik, ITP, gangguanfungsi hati, komplikasi obat trombolitik atau anti koagulan,hipofibrinogenemia, dan hemofilia.

Perdarahan primer atau sekunder dari tumor otak. Septik embolisme, myotik aneurisma Penyakit inflamasi pada arteri dan vena Amiloidosis arteri Obat vasopressor, kokain, herpes simpleks ensefalitis, diseksi arterivertebral, dan acute necrotizing haemorrhagic encephalitis.

1.4 Patofisiologi Stroke Hemoragik

Penghentian total aliran darah ke otak menyebabkan hilangnya kesadaran dalam waktu 15-20 detik dan kerusakan otak yang irreversibel terjadi setelah tujuh hingga sepuluh menit. Penyumbatan pada satu arteri menyebabkan gangguan diarea otak yang terbatas (stroke). Mekanisme dasar kerusakan ini adalah selalu defisiensi energi yang disebabkan oleh iskemia. Perdarahan juga menyebabkan iskemia dengan menekan pembuluh darah di sekitarnya. Dengan menambah Na+/K + -ATPase, defisiensi energi menyebabkan penimbunan Na+ dan Ca2+di dalam sel, serta meningkatkan konsentrasi K +ekstrasel sehingga menimbulkan depolarisasi. Depolarisasi menyebabkan penimbunan Cl- di dalam sel, pembengkakan sel, dan kematian sel. Depolarisasi juga meningkatkan pelepasan glutamat, yang mempercepat kematian sel melalui masuknya Na+ dan Ca2+. Pembengkakan sel, pelepasan mediator vasokonstriktor, dan penyumbatan lumen pembuluh darah oleh granulosit kadang-kadang mencegah reperfusi,meskipun pada kenyataannya penyebab primernya telah dihilangkan. Kematian sel menyebabkan inflamasi, yang juga merusak sel di tepi area iskemik (penumbra). Gejala ditentukan oleh tempat perfusi yang terganggu, yakni daerah yang disuplai oleh pembuluh darah tersebut. Penyumbatan pada arteri serebri media yang sering terjadi menyebabkan kelemahan otot dan spastisitas kontralateral, serta defisit sensorik (hemianestesia)akibat kerusakan girus lateral presentralis dan postsentralis. Akibat selanjutnya adalah deviasi okular, hemianopsia, gangguan bicara motorik dan sensorik,gangguan persepsi spasial, apraksia, dan hemineglect. Penyumbatan arteri serebri anterior menyebabkan hemiparesis dan defisit sensorik kontralateral, kesulitan berbicara serta apraksia pada lengan kiri jika korpus kalosum anterior dan hubungan dari hemisfer dominan ke korteks

motorik kanan terganggu. Penyumbatan bilateral pada arteri serebri anterior menyebabkan apatis karena kerusakan dari sistem limbik. Penyumbatan arteri serebri posterior menyebabkan hemianopsia kontralateral parsial dan kebutaan pada penyumbatan bilateral. Selain itu, akan terjadi kehilangan memori.Penyumbatan arteri karotis atau basilaris dapat menyebabkan defisit didaerah yang disuplai oleh arteri serebri media dan anterior. Jika arteri koroid anterior tersumbat, ganglia basalis (hipokinesia), kapsula interna (hemiparesis),dan traktus optikus (hemianopsia) akan terkena. Penyumbatan pada cabang arterikomunikans posterior di talamus terutama akan menyebabkan defisit sensorik.Penyumbatan total arteri basilaris menyebabkan paralisis semua eksteremitas dan otot-otot mata serta koma. Penyumbatan pada cabang arteri basilaris dapat menyebabkan infark pada serebelum, mesensefalon, pons, dan medula oblongata.

Efek yang ditimbulkan tergantung dari lokasi kerusakan:

Pusing, nistagmus, hemiataksia (serebelum dan jaras aferennya, saraf vestibular).Penyakit Parkinson (substansia nigra), hemiplegia kontralateral dantetraplegia (traktus piramidal).

Hilangnya sensasi nyeri dan suhu (hipestesia atau anastesia) di bagianwajah ipsilateral dan ekstremitas kontralateral (saraf trigeminus [V] dantraktus spinotalamikus).

Hipakusis (hipestesia auditorik; saraf koklearis), ageusis (saraf traktus salivarus), singultus (formasio retikularis).

Ptosis, miosis, dan anhidrosis fasial ipsilateral (sindrom Horner, pada kehilangan persarafan simpatis).

Paralisis palatum molle dan takikardia (saraf vagus [X]). Paralisis otot lidah (saraf hipoglosus [XII]), mulut yang jatuh (saraf fasial [VII]),strabismus (saraf okulomotorik [III], saraf abdusens [V]).

Paralisis pseudobulbar dengan paralisis otot secara menyeluruh (namun kesadaran tetap dipertahankan).

1.5Gejala Klinis Stroke Hemoragik Gejala klinis stroke ada berbagai macam, diantaranya adalah ditemukan perdarahan intraserebral (ICH) yang dapat dibedakan secara klinis dari strokeiskemik, hipertensi biasanya ditemukan, tingkat kesadaran yang berubah atau koma lebih umum pada stroke hemoragik dibandingkan dengan stroke iskemik.Seringkali, hal ini disebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Meningismus dapat terjadi akibat adanya darah dalam ventrikel. Defisit neurologis fokal. Jenis defisit tergantung pada area otak yangterlibat. Jika belahan dominan (biasanya kiri) terlibat, suatu sindrom yang terdiri dari hemiparesis kanan, kerugian hemisensory kanan, meninggalkan tatapan preferensi, bidang visual kana terpotong, dan aphasia mungkin terjadi. Jika belahan nondominant (biasanya kanan) terlibat, sebuah sindrom hemiparesis kiri,kerugian hemisensory kiri, preferensi tatapan ke kanan, dan memotong bidang visual kiri. Sindrom belahan nondominant juga dapat mengakibatkan pengabaian dan kekurangan perhatian pada sisi kiri. Jika cerebellum yang terlibat, pasien beresiko tinggi untuk herniasi dan kompresi batang otak. Herniasi bisa menyebabkan penurunan cepat dalam tingkat kesadaran, apnea, dan kematian. Tanda-tanda lain dari keterlibatan cerebellar atau batang otak antara lain: ekstremitas ataksia, vertigo atau tinnitus,

mual dan muntah, hemiparesis atau quadriparesis, hemisensori atau kehilangan sensori darisemua empat anggota, gerakan mata yang mengakibatkan kelainan diplopia atau nistagmus, kelemahan orofaringeal atau disfagia, wajah ipsilateral dan kontralateral tubuh.

A.Perdarahan Intraserebral Sebuah perdarahan intraserebral dimulai tiba-tiba. Di sekitar setengah dari jumlah penderita, serangan dimulai dengan sakit kepala parah, sering selama aktivitas. Namun, pada orang tua, sakit kepala mungkin ringan atau tidak ada. Gejala disfungsi otak menggambarkan perkembangan yang terus memburuk sebagai perdarahan. Beberapa gejala, seperti kelemahan, kelumpuhan, hilangnya sensasi dan mati rasa, sering hanya mempengaruhi satu sisi tubuh. Orang mungkin tidak dapat berbicara atau menjadi bingung. Visi dapat terganggu atau hilang. Matadapat menunjukkan arah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Mual, muntah,kejang, dan hilangnya kesadaran yang umum dan dapat terjadi dalam beberapa detik untuk menit.

B. Perdarahan Subaraknoid Sebelum robek, aneurisma yang biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali menekan pada saraf atau kebocoran sejumlah kecil darah, biasanya sebelum pecah besar (yang menyebabkan sakit kepala), menghasilkan tanda-tanda peringatan,seperti berikut: Sakit kepala, yang mungkin luar biasa tiba-tiba dan parah (kadang-kadang disebut sakit kepala halilintar)

Sakit pada mata atau daerah fasial Penglihatan ganda Kehilangan penglihatan tepi Tanda-tanda peringatan dapat terjadi menit ke minggu sebelum pecahnya aneurisma. Individu harus melaporkan setiap sakit kepala yang tidak biasa kedokter segera. Aneurisma yang pecah biasanya menyebabkan sakit kepala, tiba-tiba parahdan mencapai puncak dalam beberapa detik. Hal ini sering diikuti dengan kehilangan kesadaran singkat. Hampir setengah dari orang yang terkena meninggal sebelum mencapai rumah sakit. Beberapa orang tetap berada dalam koma atau tidak sadar dan sebagian lainnya bangun, merasa bingung, dan mengantuk. Dalam beberapa jam atau bahkan menit, penderita mungkin menjadi tidak responsif dan sulit untuk dibangunkan. Dalam waktu 24 jam, darah dan cairan serebrospinal di sekitar otak mengiritasi lapisan jaringan yang menutupi otak (meninges), menyebabkan leher kaku serta sakit kepala terus, sering dengan muntah, pusing, dan nyeri pinggang.2 Sekitar 25% dari orang yang mengalami gejala-gejala yang mengindikasikan kerusakan pada bagian tertentu dari otak, seperti berikut:2,9 Kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh (paling umum) Kehilangan sensasi pada satu sisi tubuh Kesulitan memahami dan menggunakan bahasa .Gangguan berat dapat berkembang dan menjadi permanen dalam beberapa menit atau jam. Demam adalah gejala umum selama 5 sampai 10 hari pertama.

You might also like