You are on page 1of 10

Dimensi Ekonomi dalam Pembangunan Kota yang Berkelanjutan

Catatan Pemancing Diskusi Dalam Rangka Hari Tata Ruang 2010 Banjarmasin 25 September 2010

Wicaksono Sarosa Kemitraan bagi Pembaruan Tata-Pemerintahan

Kerangka Bahasan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] Pendahuluan Pembangunan Kota yang Berkelanjutan: Teori dan Praktek Dimensi Ekonomi dalam Konsep PKB Ekonomi Global/Regional dan Peran Kota Kemiskinan, Urbanisasi dan Ekonomi Informal Apa yang Bisa Kita Lakukan? Nasional dan khusus Banjarmasin Penutup

[1] Pendahuluan
Konsep Pembangunan Berkelanjutan telah diwacanakan sejak tahun 1987 WCSD/Brundtland Report Konsep Pembangunan Kota Berkelanjutan juga sudah diwacanakan di awal tahun 1990-an (walau variasi konsep eco-city, green-city, ekistic dll. sudah ada sebelumnya) berkembang konsep TOD, TND, kota-mandiri (self-sustained city), steady-state economy, compact-city dll. belakangan ada Eco2City maupun Climate-Friendly City Namun, apa persisnya kota berkelanjutan itu tidak pernah (dan tidak akan pernah) disepakati semua pihak.masing-masing punya versinya sendiri: sekedar hijau? cukup perbanyak daurulang? cukup ada jalur sepeda? Prinsip paling sederhana yang bisa dipakai adalah kota yang sehat bagi lingkungan, atau dengan tapak ekologis minimum (sesedikit mungkin menyerap sumberdaya, efisien dalam penggunaan lahan, dan sesedikit mungkin membuang polusi) DAN kota sehat bagi warganya (sanitasi baik, memenuhi kebutuhan manusia yang beragam, tidak polusi, memiliki amenities dll.)

[2a] Kota yang Berkelanjutan


Mengapa Kota yang Berkelanjutan? Urbanisasi: Dunia akan semakin mengkota seiring dengan pertambahan penduduk, terbatasnya kemampuan kawasan nonperkotaan dalam menyejahterakan manusia Tapak ekologis: Kota punya kecenderungan merusak lingkungan, menyerap sumberdaya dan membuang polusi

Kota/permukiman menyedot sumberdaya alam (kayu, pasir, dll)

Kota/permukiman mengubah bentang alam

Kota/permukiman membuang limbah/polusi (padat, cair, gas)

[2a] Kota yang Berkelanjutan


Kota yang meracuni (biocidic) dan kota yang menghidupi lingkungannya

Kota/permukiman yang biocidic adalah kota/ permukiman dengan metabolisme linier, banyak menyedot sumber daya alam dan membuang limbah/polusi

Kota/permukiman yang biogenic adalah kota/permukiman dengan metabolisme sirkular yaitu sesedikit mungkin menyedot sumber daya alam dan mengotori alam, serta memiliki mekanisme memperbaiki kerusakan yang ditimbulkannya

[2a] Kota yang Berkelanjutan


Pada awalnya kota dibangun lebih karena kebutuhan ekonomi dan politis Tapi kemudian berkembang pemikiran untuk mengendalikan dampak lingkungan yang diakibatkan Selanjutnya aspek sosial (interaksi antar-manusia) menuntut perhatian Demikian pula aspek budaya dan keragamannya
nn ju aa ju T uu T ns)i) e n im e si a (D im y (D a d aya u d B u B nn ju aa ju T uu T ns)i) e n im e sim i im (D (D o mi n o o n k o E k E nn ju aa ju T uu T ns)i) e im ensik D m i ( i D ( oi ik lit P ol t P

nn ju aa ju T uu T ns)i) e im ensi l D m ( i D ( ia l s ia o s S o S

nn ju aa ju T uu T i)i) n ss nn im ee a D m n i ( g a (D k g un g kun n i g L n Li

Aspek politis pun direvitalisasi sebagai bagian demokratisasi

[2b] Kota yang Berkelanjutan


Praktek dan contoh-contoh yang relatif komprehensif

Vancouver, Canada: Menjalani sebuah proses densifikasi dan revitalisasi yang konsisten selama 15 20 tahun untuk mengubah kota yang sprawling menjadi compact city yang nyaman bagi penghuninya

Melbourne, Australia: Menerapkan prinsip Triple Bottom Line di mana kepentingan ekonomi, lingkungan dan sosial diupayakan bersama dan saling mendukung (bukan saling menegasi)

[2b] Kota yang Berkelanjutan


Praktek dan contoh-contoh yang relatif komprehensif

Curitiba, Brazil: Menerapkan prinsip Transit-Oriented Development dengan basis busway secara konsisten serta perbaikan lingkungan terus-menerus selama 25 tahun

[2b] Kota yang Berkelanjutan


Praktek dan contoh-contoh yang parsial

Bangkok, Thailand: Perbaikan sistem transportasi (sky-trains, subway, ketertiban lalu-lintas) termasuk mengembangkan transportasi air yang sekaligus menjadi obyek wisata serta perbaikan sistem drainase dan sanitasi (seperti yang juga dilakukan oleh Singapore)

[2b] Kota yang Berkelanjutan


Bagaimana dengan Singapore?

Pusat Industri yang Bersih dan Hijau

Hub Transportasi Regional

Kota Jasa Kosmopolitan Yang Kaya Amenities

Pusat Manufaktur Regional

Mulai sbg Negara-Kota tanpa sumberdaya kecuali lokasi

Tapi juga beruntung memiliki pimpinan yang visioner dan well-meaning serta birokrasi yang bersih Singapore yang nyaman ditinggali dan berkelanjutan dan responsif

[3] Dimensi Ekonomi


Dari contoh-contoh di atas, terlihat bahwa pementingan aspe ekonomi dan lingkungan (serta sosial-budaya) tidak berjalan sendiri-sendiri Penangan masalah lingkungan juga bisa sekaligus memberikan keuntungan ekonomi dan budaya, demikian pula sebaliknya Di samping itu, semua perbaikan, apalagi yang bersifat menyeluruh (komprehensif), selalu membutuhkan kurun waktu yang panjang, antara 10 20 bahkan 25 tahun, untuk akhirnya bisa terwujud Dimensi ekonomi mencakup: Pembangunan ekonomi lokal sekaligus mendudukkan kota sebagai pendorong ekonomi regional Peningkatan kesejahteraan warga dan penghapusan kemiskinan Penguatan kapasitas fiskal/finansial pemerintah kota

[4a] Ekonomi Lokal, Ekonomi Global dan Peran Kota


Pembangunan ekonomi lokal: memperbesar kue ekonomi yang ada (produksi, konsumsi, transaksi yang terjadi) di suatu lokalitas Sektor-sektor ekonomi perkotaan: industri manufaktur, jasa, transportasi, pariwisata dan lain (nilai tambah di sektor-sektor perkotaan umumnya lebih tinggi dari sektor-sektor perdesaan) Kota itu sendiri sebagai suatu enititas, jika dikembangkan dengan baik (sarana-prasarana memadai, banyak amenities, murah, warga ramah, aman, birokrasi bersih dan responsif) merupakan potensi ekonomi tersendiri (terlepas daritapi dapat mempengaruhimasing masing sektor perkotaan di atas) Prinsip aglomerasi ekonomi: berkumpulnya kegiatan ekonomi dalam suatu lokasi cenderung mendorong pertumbuhan Ekonomi global harus dimanfaatkan untuk menumbuhkan kue ekonomi lokal ada opportunity loss kalau tidak kita manfaatkan kota sangat berperan dalam hal ini

[4b] Ekonomi Regional & Peran Kota


Sering diasumsikan bahwa kota otomatis akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi regional, namun hal ini hanyalah mitos jika tidak diupayakan agar hal itu terjadi Kota Jakarta dan wilayah sekitarnya (Jabodetabek) hanya mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat dan Banten, tidak lebih dari itu (penelitian UI/ANU) padahal menyedot sumberdaya dari seluruh pelosok Nusantara Penguatan koneksi desa kota juga tidak otomatis menguntungkan masyarakat desa (petani). Jika tidak ada upayaupaya khusus untuk meningkatkan kapasitas petani dan memperkuat bargaining position petani, yang terjadi adalah eksploitasi potensi desa oleh orang kota Namun, kota bisa berperan dalam memanfaatkan potensi ekonomi global untuk menumbuhkan ekonomi di wilayah sekitar kota tersebut jika dilakukan upaya-upaya khusus untuk hal ini (tidak leissez-faire)

[5] Kemiskinan, Urbanisasi dan Ekonomi Informal


Pertumbuhan ekonomi lokal (maupun nasional) juga tidak otomatis meningkatkan kesejahteraan warga/masyarakat serta menghapus kemiskinan (tergantung bagaimana kue ekonomi yang berkembang itu dimanfaatkan dan oleh siapa saja). Kesejahteraan warga/masyarakat secara umum akan meningkat ketika kue ekonomi tersebut juga digunakan untuk kepentingan publik (perbaikan sarana-prasarana umum, transportasi umum, fasilitas olah-raga/berkumpul, pendidikan, kesehatan dan lain-lain) Proses urbanisasi memberi peluang peningkatan kesejahteraan warga karena nilai tambah individual yang dihasilkan di kota umumnya jauh lebih besar daripada yang dihasilkan di desa menghambat urbanisasi berarti menghambat hak warga akan perbaikan hidup Ekonomi informal perkotaan bisa menjadi stepping-stone bagi peningkatan kesejahteraan warga (baik kaum migran maupun warga setempat) tapi harus meningkat dan kemudian menjadi formal

[6a] Apa yang Bisa Dilakukan di Tingkat Nasional?


Urban-led Development: urbanisasi sebagai basis bagi pembangunan ekonomi nasional, baik dalam upaya memanfaatkan potensi ekonomi global maupun mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah
Sangat terkonsentrasi

Decentralizing Concentrations: Karena Indonesia sangat luas dan tidak bisa hanya mengandalkan satu pusat pertumbuhan harus dibangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru secara menyebar, tetapi harus terkonsentrasi di segelintir titik saja tidak tersebar secara tipis ke seluruh wilayah Nusantara

Sangat terdesentralisasi

Konsentrasi tersebar

[6b] Apa yang Bisa Dilakukan di Tingkat Lokal/Kota?


Manfaatkan segenap potensi yang ada (baik yang bersifat internal/setempat maupun eksternal/global) secara bijak untuk mengembangkan kue ekonomi terlebih dahulu, baru kemudian hal ini akan berpengaruh pada peningkatan PAD (jika langsung berupaya meningkatkan PAD dengan pajak-pajak daerah ekonomi lokal berpotensi menyusut) Prioritaskan penggunaan sumberdaya daerah (akibat dari pertumbuhan kue ekonomi) untuk meningkatkan kekayaan publik kota (sarana, prasarana, amenities dll) serta infrastruktur niagaproduksi di atas kepentingan birokrasi Kembangkan strategi positif dalam penanganan sektor informal (contoh Kota Solo) dengan visi jangka panjang pengentasan kemiskinan dan mendorong sebagian besar masuk ke sektor formal (akan tetap selalu ada sektor informal tapi jangan besar) Kebijakan yang konsisten untuk kurun waktu yang panjang

[6b] Apa yang Bisa Dilakukan di Tingkat Lokal/Kota?


Karena dalam konsep Kota Berkelanjutan pengembangan ekonomi lokal tidak bisa berdiri-sendiri terlepas dari aspek-aspek lain, maka hal ini harus dikombinasikan dengan pengembangan dimensi lain Disarankan untuk memperhatikan juga: Aspek sosial-budaya-kependudukan: bahwa warga juga memiliki kebutuhan untuk bermasyarakat, berpendidikan, berbudaya dan lain-lain Aspek lingkungan (minimalisasi tapak ekologis kota) dan mitigasi resiko bencana Aspek pengembangan dan pengadaan energi yang terbarukan (bisa berbasis masyarakat) Aspek penyediaan perumahan, pengendalian tata ruang kota dan harga lahan Aspek tata-kelola (governance) dan kepastian hukum

[6b] Apa yang Bisa Dilakukan di Banjarmasin?


Banjarmasin memiliki potensi ekonomi yang besar Sungai di Banjarmasin merupakan potensi ekonomi yang luar biasa, baik untuk transportasi, perdagangan maupun untuk wisata Harus diupayakan kebersihannya manajemen pembuangan limbah termasuk

Masalah pendeknya jembatan yang melintas sungai kapal menjadi tidak nyaman Masalah orientasi bangunan dan tata-ruang kota ke sungai Perumahan dan kemiskinan

[7] Penutup
Bagaimana mewujudkannya? Tetapkan kebijakan, strategi, rencana (berkekuatan hukum) yang terkait dengan anggaran serta memiliki indikator dan target waktu ketercapaiannya

Kondisi sekarang

Kondisi Tahun-5

Kondisi Tahun 10

Kondisi Tahun 15

Laksanakan dengan konsisten dan partisipatif Pantau (monitor) terus-menerus oleh semua pemangkukepentingan (bisa menggunakan Citizen Report Cards) Evaluasi secara berkala dan lakukan adjustment sesuai dengan evaluasi tersebut

[7] Penutup

Terima-kasih

10

You might also like