You are on page 1of 4

Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan individu dalam suatu bidang keilmuan dan berlaku universal

saat ini masih sedikit adanya. Salah satu instrumen yang memenuhi kriteria tersebut adalah TOEFL (Test of English as Foreign Language) yang dapat mengukur tingkat kecakapan (proficiency) berbahasa inggris seseorang dalam konteks akademik. Selain itu TOEFL juga dapat menetapkan TOEFL Score yang merupakan nilai tingkat kemampuan individu dalam kecakapan berbahasa inggris yang berlaku internasional dan dapat digunakan sebagai sertifikasi kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan atau melamar pekerjaan yang memerlukan syarat kualitas kemampuan bahasa inggris yang baik. Beralih ke bidang lain seperti matematika, instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan matematika individu yang berlaku universal seperti TOEFL masih belum ada, padahal matematika juga merupakan bahasa universal layaknya bahasa inggris. Namun perbedaannya adalah bahasa inggris merupakan bahasa percakapan universal, sedangkan matematika merupakan bahasa simbolik universal yang dapat dipelajari oleh semua orang dari segala usia dan latar belakang sosial budaya yang berbeda (Herde 2011). Selain itu matematika adalah ilmu dasar (Basic Science) yang menyebabkan kemampuan matematika individu dapat mempengaruhi kualitas sumber daya individu tersebut di bidang akademik lain selain matematika sehingga instrumen pengukuran tingkat kemampuan matematika individu dapat berlaku universal dan sangat penting untuk dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kedepannya. Dengan demikian perlu adanya penelitian tentang Standard Mathematical Proficiency Test (SEMPROT) sebagai instrumen penetapan standar universal kemampuan matematika individu.

PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil permasalahan yaitu: Indikator apa sajakah yang dapat digunakan untuk menciptakan instrumen penetapan standar tingkat kemampuan matematika individu yang bersifat universal TUJUAN

Menciptakan instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan matematika individu yang berlaku universal. URGENSI PENELITIAN Menjelang kesiapan masyarakat Indonesia menuju masyarakat ekonomi ASEAN 2015, Persaingan global untuk berkompetisi di dunia pekerjaan dan pendidikan akan semakin ketat. Kemampuan matematika individu yang berkualitas semakin sangat diperlukan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang kompetitif dan berkualitas global. Oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk membuat sebuah instrumen yang dapat mengukur standar kualitas kemampuan matematika individu yang berlaku universal. LUARAN PENELITIAN Adanya penelitian ini diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia yang kompetitf dan berkualitas global. MANFAAT 1. Hasil dari instrumen ini bisa digunakan sebagai pra syarat untuk mendaftar ke Sekolah Menengah Atas dan Universitas di dalam dan di luar negeri, 2. Hasil dari instrumen kemampuan matematika ini dapat dijadikan prasyarat memperoleh beasiswa. 3. Hasil dari instrumen kemampuan matematika ini dapat digunakan di beberapa instansi kerja swasta dan negeri di dalam dan di luar negeri sebagai pra syarat bagi para pelamar kerja maupun untuk kenaikan jabatan atau promosi.

Secara historis, matematika merupakan pelajaran yang paling sulit dibandingkan dengan pelajaran lain. Kesulitan tersebut terjadi mulai dari masa kanak-kanak sampai orang dewasa. Banyak penyebab yang membuat matematika itu sulit, salah satunya kita dapat melihat dari karakteristik matematika itu sendiri yaitu memerlukan kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan kegiatan berpikir tingkat tinggi, meliputi kegiatan

menganalisis, mensintesis, mengenali permasalahan, mencari pemecahannya, menyimpulkan serta mengevaluasi (Angelo,2005) sehingga sangat penting untuk kuasai oleh setiap individu. Setiap individu mempunyai kemampuan belajar matematika berbeda-beda. belaja Dewasa ini pemetaan kelas berdasarkan tingkat kecerdasan peserta didik telah banyak diterapkan di berbagai tingkatan pendidikan mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Tingkatan-tingkatan kelas seperti kelas reguler, kelas SBI mulai menjamur di lingkungan pendidikan. di kelas banyak mengalami berbagai macam perkembangan. pemetaan kelas gaya

berdasarkan kemampuan bahasa matematika s. Dalam suatu kasus saat menjelang Ujian Nasional, siswa melakukan banyak try out dan dikelompokan berdasarkan tingkat kecerdasan siswa misalnya kelas A untuk kelas Unggulan, Kelas B itu kelas Reguler, sedangkan Kelas C itu misalkan kelas Bengkel.

Dalam setiap individu terdapat berbagai macam cara belajar

Namun tes yang dapat menguji tingkat kemampuan matematika individu secara khusus masih belum ada di Indonesia. Padahal banyak keuntungan yang bisa digunakan seperti standar nilai yang tersertifikasi untuk melanjutkan tingkat pendidikan atau pekerjaan. Oleh karena itu, dibuatlah penelitian tentang kriteria standar nilai kemampuan matematika individu. Di dunia pendidikan Indonesia saat ini, ukuran standar kemampuan matematika suatu individu dilihat dari nilai batas minimum hasil ujian matematika dalam suatu bahasan materi matematika tertentu. Apabila hasil ujiannya tidak memenuhi nilai batas minimum artinya kemampuan matematika individu tersebut dibawah rata-rata sedangkan apabila hasil ujiannya melebihi nilai batas minimum artinya kemampuan matematika mereka sudah memenuhi atau melebihi standar kemampuan matematika. Namun ukuran standar kemampuan matematika itu tidak umum melainkan hanya bukan hanya sekedar lulus atau tidak lulus melainkan nilai kemampuan berpikir kritis

matematika individu yang berupa nilai penguasaan, pemahaman, ekspresi diri dan interpersonal individu. Namun saat ini ukuran standar tingkat intelegensi matematika dalam kemampuan berpikir kritis matematis masih belum ada, sehingga ting

You might also like