You are on page 1of 2

2.1.

2 Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada otopsi : Otopsi medikolegal dilakukan atas permintaan penyidik sehubungan dengan adanya penyidikan suatu perkara. Hasil pemeriksaan adalah temuan obyektif pada korban, yang diperoleh dari pemeriksaan medis. 1. Tempat untuk melakukan otopsi adalah pada kamar jenazah. 2. Otopsi hanya dilakukan jika ada permintaan untuk otopsi oleh pihak yang berwenang. 3. Otopsi harus segera dilakukan begitu mendapat surat permintaan untuk otopsi. 4. Hal-hal yang berhubungan dengan penyebab kematian harus dikumpulkan dahulu sebelum memulai otopsi. Tetapi kesimpulan harus berdasarkan temuan-temuan dari pemeriksaan fisik. 5. Pencahayaan yang baik sangat penting pada tindakan otopsi. 6. Identitas korban yang sesuai dengan pernyataan polisi harus dicatat pada laporan. Pada kasus jenazah yang tidak dikenal, maka tanda-tanda identifikasi, photo, sidik jari, dan lain-lain harus diperoleh. 7. Ketika dilakukan otopsi tidak boleh disaksikan oleh orang yang tidak berwenang. 8. Pencatatan perincian pada saat tindakan otopsi dilakukan oleh asisten. 9. Pada laporan otopsi tidak boleh ada bagian yang dihapus. 10. Jenazah yang sudah membusuk juga bisa diotopsi. 2.4. Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan otopsi adalah: 1. Melengkapi surat-surat yang berkaitan dengan otopsi yang akan dilakukan, termasuk surat izin keluarga, surat permintaan pemeriksaan/pembuatan visum et repertum. 2. Memastikan mayat yang akan diotopsi adalah mayat yang dimaksud dalam surat tersebut. 3. Mengumpulkan keterangan yang berhubungan dengan terjadinya kematian selengkap mungkin untuk membantu memberi petunjuk pemeriksaan dan jenis pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan. 4. Memastikan alat-alat yang akan dipergunakan telah tersedia. Untuk otopsi tidak diperlukan alat-alat khusus dan mahal, cukup :
o

Timbangan besar untuk menimbang mayat.

o o o o o o o o o o o o o o

Timbangan kecil untuk menimbang organ. Pisau, dapat dipakai pisau belati atau pisau dapur yang tajam. Gunting, berujung runcing dan tumpul. Pinset anatomi dan bedah. Gergaji, gergaji besi yang biasanya dipakai di bengkel. Forseps atau cunam untuk melepaskan duramater. Gelas takar 1 liter. Pahat. Palu. Meteran. Jarum dan benang. Sarung tangan. Baskom dan ember. Air yang mengalir

5. Mempersiapkan format otopsi, hal ini penting untuk memudahkan dalam pembuatan laporan otopsi.

You might also like