Professional Documents
Culture Documents
Batuk merupakan salah satu upaya pertahanan tubuh (dalam hal ini saluran nafas) yang alamiah yaitu suatu refleks perlindungan yang primitif untuk membuang sekresi yang berlebihan ataupun benda asing yang masuk ke saluran pernafasan. Refleks batuk ini terjadi akibat teransangnya reseptor batuk yang terdapat saluran nafas ataupun diluar saluran nafas, oleh rangsangan yang bersifat kimiawi maupun mekanis. Reseptor batuk yang merupakan ujung n.vagus terdapat diantara sel-sel epitel berambut getar dari faring sampai bronkiolus, hidung, sinus, paranasalis, saluran telinga dan selaput gendang, pleura, lambung, pericard dan diafragma.
ETIOLOGI
Batuk kronik bukan suatu penyakit yang tunggal, melainkan
merupakan gejala dari berbagai penyakit respiratorik maupun non respiratorlk. Etiologi/klasifikasi BKB pada anak, antara lain : 1.Bronkitis Infeksi (virus,bakteri) Alergi (asma) Kimiawi (aspirasi susu, isi lambung, inhalasi asap rokok) Berhubungan dengan infeksi kronik saluran nafas atas2. 2. Penyakit paru supuratif (seperti: fibrosis, bronkikiektasis, kollaps paru dengan infeksi sekunder, lain-lain kista dan kelainan bawaan yang terinfeksi, abses, pneumonia inhalasi dan benda asing.
DIAGNOSA
Anarnnesa memegang peranaan sebesar 80% dalam menegakkan dagnosa penyebaba batuk yang menetap. Dalam anamnesa tentang batuk yang merupakan keluhan utama penderita perlu &tanyakan mengenai lamanya batuk, frekuensi serangan, waktuwaktu serangan, factor pencetus, apakah dimulai dengan bersin atau tidak, dan sebagainya.
Umur pertama kali mendapatserangan juga perlu &tanyakan. Batuk kronik yang sudah lama muncul sejak lahir ataupun beberapa minggu atau bulan setelah lahir. Pada pemeriksaan fisis perhatian khusus dtujukan pada keadaan tenggorok, paru,jantung
Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan laboratorium rutin darah, urin dan tinja serta pemeriksaan laboratorium khusus seperti mikrobiologk, imunologik, pemeriksaan faal paru dll. Uji tuberkulin mempunyai nilai diagnostik yang penting pada tuberculosis anak. Pada kasus yang dsangkakan alergi atau dalam keluarga dijumpai riwayat ilergi maka perlu hlakukan pemeriksaan IgE serum dan mungkin dlanjutkan dengan pemeriksaan uji kulit (Prick test, dsd.). Pemeriksaan uji fad paru terutama untuk menilai ada tidaknya obstruksi saluran nafas.
Pemeriksaan radiologik
Foto torak umumnya dlakukan pada kasus dengan infeksi yang dragukan etiolognya spesifik atau non spesifik, bronkiektasis dan proses paru yang lain yang secara klinis belum jelas. Gambaran rahologk paru dapat berupa adanya massa, kelainan kardiovaskuler dan lain-lain. dapat djumpai perpadatan diffus atau bercak dengan atau tanpa daerah radolusens. Pemeriksaan radiologik tambahan lainnya seperti dpertimbangkan untuk membantu menegakkan dagnosis.
penatalaksanaan
Penanganan BKB umumnya terdiri atas terapi kausal, simtomatik dan rehabilitasi. Bila didapatkan kelainan yang khas sebagai penyebab Pemberian antibiotika sebagai terapi kausal hendaklah dberlkan pada kasuskasus yang infeksi yang jelas sebagai factor penyebabnya. Misalnya pada penderita pertusis dapat diberikan eritromisin dengan dosis 30-50 mg/kgbb/hari atau golongan ampisilin 50- 100 mg/kgbb/hari.
Terapi simtomatik umumnya terdri atas obat-obatan : 1. Ekspektoran 2. Antitusif 3. Mukolitik 4. Antihstamin 5. bronkodlator
Ekspektoran adalah obat-obat yang bekerjameningkatkan sekresi saluran pernafasan. Yang sering hgunakan adalah guafenesis dan gliseril guaiakolat. Guaiakol sebagai ekspektoran juga bekerja mengencerkan secret.
Anti tusif ialah obat yang bekerja menekan refleks batuk baik secara sentral maupun perifer pada reseptor batuk, contohnya dekstrometorfan hidrobromid (non narcotic antitussive) dan kodein fosfat (narcotic antitussive). gunakan pada batuk non produktif (batuk kering), tidak boleh hgunakan pada batuk supuratif dan hipersekresi lendr.
Mukolitik adalah obat yabg dapat mengurangi viskositas lendir yang kental misalnya bromheksin, asetil sistein,dll. menimbulkan efek samping seperti, mual muntah, diare, rinorhoe, spasme bronkus. Antihstamin sebag obat batuk tergolong antitusif. Pada dosis yang efektif terutama diferhdramin dapat menyebabkan mengantuk. Disamping itu juga dapat mengeringkan secret.
Dari kelompok bronkodilator dkenal derivat teofilin dan obatsimpatomik (adrenergk). Bronkolidator yang ideal dari golongan simpatomimetik ialah yang hanya merangsang beta-2 adrenoreseptor dan lazim dpakai pada pengobatan asma dan/ bronkhitis adalah salbutamol, terbutalin, metaproterenol dan lain-lain.
Fisioterapi
Fisioterapi merupakan suatupengibatan suportif. Pada penderita dmana terdapat banyak sekret dalam saluran pernafasan.