You are on page 1of 16

berto usman

Sabtu, 21 Februari 2009


Malaria
Penyebaran Malaria Penyebaran malaria terjadi dalam wilayah-wilayah yang terbentang luas meliputi belahan bumi utara dan selatan, antara 640 lintang utara, dan 320 lintang selatan. Penyebaran Malaria dapat berlangsung pada ketinggian wilayah yang sangat bervariasi, dari 400 meter di bawah permukaan laut, misalnya laut mati, dan 2600m, di atas permukaan laut, misalnya di !ndiani, "enya, atau 2.#00m di atas permukaan laut, misalnya di $!livia. Plasm!dium viva% mempunyai wilayah penyebaran paling luas, dari wilayah beriklim dingin, subtr!pik, sampai wilayah beriklim tr!pis. Plasm!dium &al'i&arum jarang ditemukan di wilayah beriklim dingin, tetapi paling sering ditemukan pada wilayah beriklim tr!pis. (ilayah penyebaran Plasm!dium malariae mirip dengan penyebaran Plasm!dium &al'i&arum, tetapi Plasm!dium malariae jauh lebih jarang ditemukan, dengan distribusi yang sp!radik. )ari semua spesies Plasm!dium manusia, Plasm!dium !vale paling jarang ditemukan di wilayah-wilayah *&rika beriklim tr!pis, dan sekali-sekali ditemukan di kawasan Pasi&ik $arat. )i +nd!nesia, se'ara umum spesies yang paling sering ditemukan adalah Plasm!dium &al'i&arum dan Plasm!dium viva%. Plasm!dium malariae jarang ditemukan di +nd!nesia bagian timur, sedangkan Plasm!dium !vale lebih jarang lagi. Penemuannya pernah dilap!rkan dari ,l!res, -im!r dan +rian .aya. /pidemi!l!gi Malaria Malaria dapat ditemukan mulai dari belahan bumi utara 0*merika 1tara sampai /r!pa dan *sia2 ke belahan bumi selatan 0*merika 3elatan24 mulai dari daerah dengan ketinggian 2#50 m sampai dengan daerah yang letaknya 400m di bawah permukaan laut. "eadaan malaria di dunia saat ini diperkirakan terdapat 300-500 juta kasus malaria klinis6 tahun dengan 7,5-2,8 juta kematian. 3ebanyak 90: kematian terjadi pada anak-anak dengan rasi! 7; 4 anak balita di *&rika meninggal karena malaria. )i *sia -enggara negara yang termasuk wilayah endemi malaria adalah ; $angladesh, $hutan, +ndia, +nd!nesia, Maldives, Myanmar, <epal, 3rilanka, dan -hailand. )i +nd!nesia malaria ditemukan tersebar luas pada semua pulau dengan derajar dan berat in&eksi yang bervariasi. Menurut data yang berkembang hampir separuh dari p!pulasi +nd!nesia bertempat tinggal di daerah endemik malaria dan diperkirakan ada 30 juta kasus malaria setiap tahunnya. Malaria di suatu daerah dapat ditemukan se'ara aut!kt!n, imp!r, induksi, intr!duksi, atau reintr!duksi. )i daerah yang aut!kt!n, siklus hidup malaria dapat berlangsung karena adanya manusia yang

rentan, nyamuk dapat menjadi vekt!r dan ada parasitnya. +ntr!duksi malaria timbul karena adanya kasus kedua yang berasal dari kasus imp!r. Malaria reintr!duksi bila kasus malaria mun'ul kembali yang sebelumnya sudah dilakukan eradikasi malaria. Malaria imp!r terjadi bila in&eksinya berasal dari luar daerah 0daerah endemi malaria2. Malaria induksi bila kasus berasal dari trans&usi darah, suntikan, atau k!ngenital yang ter'emar malaria. "eadaan malaria di daerah endemi tidak sama. )erajat endemisitas dapat diukur dengan berbagai 'ara seperti angka limpa, angka parasit, dan angka sp!r!=!it, yang disebut angka malari!metri. 3i&at malaria juga dapat berbeda dari satu daerah ke daerah lain, yang tergantung pada beberapa &akt!r, yaitu ; parasit yang terdapat pada pengandung parasit, manusia yang rentan, nyamuk yang dapat menjadi vekt!r, dan lingkungan yang dapat menunjang kelangsungan hidup masingmasing.

>ara Penularan Penularan malaria kebanyakan berlangsung se'ara alami, yaitu melalui gigitan nyamuk *n!pheles betina. (aktu antara nyamuk menghisap darah yang mengandung gamet!sit sampai mengandung sp!r!=!it dalam kelenjar liuarnya, disebut masa tunas ekstrinsik. 3p!r!=!it adalah bentuk in&ekti&. +n&eksi dapat terjadi dengan dua 'ara, yaitu ; 7. 3e'ara alami melalui vekt!r, bila sp!r!=!it dimasukkan ke dalam badan manusia dengan tusukan nyamuk 2. 3e'ara induksi, bila stadium aseksual dalam eritr!sit se'ara tidak sengaja masuk dalam badan manusia. (alaupun jarang. Penularan malaria mungkin terjadi melalui trans&usi darah dan atau transplantasi sumsum tulang, melalui semprit injeksi yang terk!ntaminasi parasit malaria 0pada pe'andu nark!tik2. (alaupun juga jarang, penularan bisa terjadi se'ara k!ngenital selama bayi masih dalam kandungan, karena berpindahnya in&eksi malaria dari ibu ke bayinya melalui peredaran darah plasenta 0malaria k!ngenital2.

?!spes @eserv!ar Manusia merupakan satu-satunya reserv!ir malaria yang penting. Parasitemia dengan &ase aseksual dan gamet!sitemia pada malaria &al'iparum pada !rang yang memiliki kekebalan yang tinggi bisa berlangsung tanpa gejala selama berbulan-bulan. $egitu pula relaps atau kekambuhan malaria viva% menjadi lebih ringan dengan meningkatnya imunitas penderita. Penderita yang asimt!matik yang memiliki gamet!sit dalam darahnya bisa menjadi sumber penularan dengan perantaraan nyamuk vekt!rnya. $ila terjadi gangguan pada keseimbangan h!spes parasit, misalnya karena pertahanan tubuh yang menurun pada trauma yang berat, resp!n imun yang melemah sesudah !perasi pengangkatan limpa, parasit malaria tidak bisa dipertahankan dalam k!ndisi terkendali sehingga terjadi serangan akut malaria Aekt!r Malaria )i bumi ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk *n!pheles, tetapi hanya 60 spesies berperan sebagai vekt!r malaria yang alami. )i ind!nesia ditemukan #0 spesies nyamuk *n!pheles, tetapi hanya 76 spesies yang berperan sebagai vekt!r malaria. )i .awa dan $ali, *n!pheles sundai'us dan *n!pheles a'!nitus merupakan vekt!r malaria utama, dan *n!pheles subpi'tus dan *n!pheles ma'ulatus sebagai vekt!r sekunder. ama hidup nyamuk dipengaruhi !leh k!mbinasi beberapa &akt!r, terutama &akt!r suhu dan kelembaban udara. Bleh karena itu, tingkat penularan malaria tergantung pada beberapa &akt!r bi!l!gis dan klimatis, yang menyebabkan timbulnya &luktuasi dalam lama dan intensitas penularan malaria dalam tahun yang sama atau diantara dua tahun yang berbeda. 1ntuk bisa berperan sebagai vekt!r malaria, suatu strain *n!pheles harus mempunyai kebiasaan mengigit manusia dan hidup 'ukup lama untuk memberi waktu yang diperlukan !leh parasit malaria untuk menyelesaikan siklus hidupnya sampai menghasilkan bentuk in&ekti&, dan sesudah itu menggigit manusia lagi. "ebiasaan mengigit nyamuk, menentukan p!tensinya sebagai vekt!r malaria. 3uhu lingkungan berpengaruh terhadap ke'epatan perkembangan parasit malaria dalam tubuh nyamuk. ?al ini menyebabkan intensitas penulran malaria paling tinggi menjelang akhir musim penghujan, dengan p!pulasi nyamuk meningkat se'ara signi&ikan.

?ubungan ?!spes CParasit- ingkungan )alam hubungan trias di atas parasit malaria mempertahankan hidupnya sebagai spesies dengan jalan berada dalam tubuh manusia dalam waktu yang 'ukup lama untuk menjadi gamet!sit jantan dan betina dan menunggu saat yang tepat untuk ditularkan. <yamuk *n!pheles yang menjadi vekt!r mempunyai k!ndisi bi!l!gis yang sesuai bagi parasit untuk berkembang menjadi bentuk yang in&ekti& bagi manusia. Manusia sebagai h!espes vertebrata pada dasarnya mempunyai kemungkinan yang sama untuk ditulari parasit malaria, dan terjadinya malaria sangat ditentukan !leh status imunitasnya. 3ebagai kesimpulan dari keseimbangan ketiga &akt!r di atas, tingkat penularan malaria di suatu wilayah ditentukan !elh hal-hal berikut. 7. reserv!ar. )i'erminkan !leh tingkat prevelensi malaria pada manusia, termasuk adanya penderita malaria akut dan penderita tanpa gejala 0asimt!matik2 dan kadang-kadang malaria pada kera simpanse dengan parasitemia yang tinggi 2. vekt!r, kesesuaian spesies atau strain nyamuk *n!pheles sebagai vekt!r, tingkat berkembang biaknya, jarak terbangnya, kebiasaan istirahatnya, kebiasaan makan, dan jumlahnya. 3. ?!spes manusia yang baru, yang dimaksudkan di sini adalah adanya kel!mp!k manusia n!nimun yang masuk ke wilayah endemis 4. k!ndisi iklim setempat, terutama &akt!r suhu dan kelembaban lingkungan 5. k!ndisi ge!gra&is dan hidr!gra&is setempat, ditambah dengan aktivitas dan tingkah laku manusia, memengaruhi tingkat terpajan dan akses mereka kepada tempat-tempat perindukan nyamuk *n!pheles

3iklus ?idup Parasit Malaria 3iklus hidup parasit malaria dimulai bila sese!rang digigit nyamuk *n!pheles 0betina2 yang mengandung sp!r!=!it. 3p!r!=!it-sp!r!=!it yang masuk bersama ludah nyamuk masuk ke peredaran darah. )alam waktu yang sangat singkat 030 menit2 semua sp!r!=!it menghilang dari peredaran darah, masuk ke sel-sel parenkim hati. )alam sel-sel hati 0hepat!sit2 sp!r!=!it membelah diri se'ara aseksual, dan berubah menjadi si=!n hati. 3eluruh pr!ses tadi memerlukan waktu antara 6 sampai 72 hari untuk menjadi lengkap, tergantung dari spesies parasit malaria yang mengin&eksi. 3esudah si=!n hati dalam sel hati menjadi matang, bentuk ini bersama sel hati yang diin&eksi pe'ah dan mengeluarkan antara 5.000-30.000 mer!=!it, tergantung dari dari spesiesnya, yang segera masuk ke sel-sel darah merah. )alam sel darah merah, mer!=!it-mer!=!it yang dilepas dari sel hati tadi berubah menjadi tr!&!=!it muda 0bentuk 'in'in2. -r!&!=!it muda tumbuh menjadi tr!&!s!it dewasa, dan selanjutnya membelah diri menjadi si=!n. 3i=!n yang sudah matang dengan mer!=!it-mer!=!it di dalamnya dalam jumlah maksimal tertentu tergantung dari spesiesnya, pe'ah bersama sel darah merah yang diin&eksi, dan mer!=!it-mer!=!it yang dilepas itu kembali mengin&eksi sel-sel darah merah lain untuk mengulang siuklus tadi. "eseluruhan siklus yang terjadi berulang dalam

sel darah disebut siklus eritr!sitik aseksual atau si=!g!ni darah. Peristiwa pe'ahnya si=!n-si=!n bersama sel-sel darah merah yang diin&eksinya disebut pr!ses sp!rulasi, dan ini berk!relasi dengan mun'ulnya gejala-gelaja malaria, yang ditandai dengan demam dan menggigil se'ara peri!dik. 3atu siklus si=!g!ni darah berlangsung lengkap antara 44-49 jam untuk Plasm!dium &al'iparum, Plasm!dium viva%, dan Plasm!dium !vale, menyebabkan p!la peri!desitas tertiana 0setiap hari ketiga2 dan 82 jam untuk Plasm!dium malariae, menyebabkan p!la kuartana 0tiap hari keempat2. 3etelah siklus si=!g!ni darah berulang kembali beberapa kali, beberapa mer!=!it tidak lagi menjadi si=!n, tetapi berubah menjadi gamet!sit dalam sel darah merah, yang terdiri dari gamet!sit jantan dan betina. 3iklus terakhir ini disebut siklus eritr!sitik seksual atau gamet!g!ni. .ika gamet!t!sit yang matang siap diisap !leh nyamuk *n!pheles, di dalam lambung nyamuk terjadi pr!ses ek&lagelasi pada gamet!sirt jantan, yaitu dikeluarkannya # sel gamet jantan 0mikr!gamet2 yang bergerak akti& men'ari sel gamet betina. 3elanjutnya pembuahan terjadi antara satu sel gamet jantan 0mikr!gamet2 dan satu sel gamet betina 0makr!gamet2, menghasilkan =ig!t dengan bentuknya yang memanjang, lalu berubah menjadi !!kinet yang bentuknya vermi&!rmis dan bergerak akti& menembus muk!sa lambung. )i dalam dinding lambung paling luar, !!kinet mengalami pembelahan inti menghasilkan sel-sel yang memenuhi kista yang membungkusnya, disebut !!kista. )i dalam !!kista dihasilkan puluhan ribu sp!r!=!it, menyebabkan !!kista pe'ah dan menyebarkan sp!r!=!it-sp!r!=!it yang berbentuk seperti rambut ke seluruh bagian r!ngga badan nyamuk 0hem!sel2, dan dalam beberapa jam saja menumpuk di dalam kelenjar ludah nyamuk. 3p!r!=!it bersi&at in&ekti& bagi manusia jika masuk ke peredaran darah. 3eluruh &ase perubahan yang dialami Plasm!dium &al'iparum dalam tubuh nyamuk vekt!rnya berlangsung antara 77-74 hari, 9-72 hari untuk Plasm!dium viva%, 74-75 hari untuk Plasm!dium !vale, dan 75-27 hari untuk Plasm!dium malariae. Pada in&eksi Plasm!dium viva% dan Plasm!dium !vale, saat pe'ahnya si=!n kript!=!it dalam sel hati, sebagian dari mer!=!it-mer!=!it yang lepas kembali mengin&eksi sel parenkim hati yang lain, dan berubah menjadi si=!n lagi. 3iklus kedua yang berlangsung di dalam sel hati disebut siklus eks!-eritr!sitik sekunder 0D para-eritr!sitik2. 3iklus // sekunder berlangsung dalam waktu yang jauh lebih lama daripada siklus // primer, bisa selama beberapa bulan atau beberapa tahun. 3iklus // sekunder tidak terjadi pada in&eksi dengan Plasm!dium &al'iparum dan Plasm!dium malariae. 3iklus // sekunder bisa menyebabkan kekambuhan, yang disebut relapse, pada malaria yang disebabkan !leh Plasm!dium viva%, dan Plasm!dium !vale. @elapse disebabkan !leh mer!=!it-mer!=!it yang masuk ke peredaran darah, yang berasal dari siklus // sekunder. 3uatu strain Plasm!dium viva% mempunyai p!la relaps yang ditandai !leh rentang waktu yang singkat antara serangan malaria primer dan serangan relaps yang pertama. 3train Plasm!dium viva% lainnya ditandai !leh rentang waktu yang lebih lama, yaitu beberapa bulan antara serangan malaria primer dan serangan relaps yang pertama. "ekambuhan pada malaria Plasm!dium &al'iparum dan Plasm!dium malariae disebabkan !leh sisa-sisa Plasm!dium yang berasal dari siklus si=!g!ni darah, yang memperbanyak diri samapi men'apai jumlah yang 'ukup untuk menimbulkan malaria sekunder. .enis kekambuhan yang terakhir disebut rekrudesensi. 3edikit lain dengan te!ri di atas, sebuah te!ri lain menyatakan bahwa pada in&eksi !leh Plasm!dium viva% dan Plasm!dium !vale, sejak semula ada sekel!mp!k sp!r!=!it yang menjalani suatu bentuk uninukleat yang d!rmant atau laten di dalam sel hati, disebut bentuk

hipn!=!it, yang kemudian akan menjalani pr!ses si=!g!ni melalui &ase // sekunder, dan apabila si=!n ini pe'ah menimbulkan relaps atau malaria sekunder.

Eejala "linis Eejala umum Malaria Eejala malaria terdiri dari beberapa serangan demam dengan interval tertentu 0disebut par!ksisme2, diselingi !leh suatu peri!de yangt penderitanya bebas sama sekali dari demam 0disebut peri!de laten2. Eejala yang khas tersebut biasanya ditemukan pada penderita n!n-imun. 3ebelum timbulnya demam, biasanya penderita merasa lemah, mengeluh sakit kepala, kehilangan na&su makan, merasa mual di ulu hati, atau muntah. Masa tunas malaria sangat tergantung pada spesies Plasm!dium yang mengin&eksi. Masa tunas paling pendek dijumpai pada malaria &al'iparum, yang terpanjang pada malaria kuartana 0Plasm!dium malariae2. Pada malaria yang alami, yang penularannya melalui gigitan nyamuk, masa tunas adalah 72 hari untuk malaria &al'iparum, 74 hari untuk malaria viva%, 2# hari untuk malaria kuartana, dan 78 hari untuk malaria !vale. Pat!genesis dan Pat!l!gi

3etelah melalui jaringan hati, Plasm!dium &al'iparum melepaskan 7#-24 mer!=!it ke dalam sirkulasi. Mer!=!it yang dilepaskan akan masuk dalam sel @/3 di limpa dan mengalami &ag!sit!sis serta &iltrasi. Mer!=!it yang l!l!s dari &iltrasi dan &ag!sit!sis di limpa akan menginvasi eritr!sit. 3elanjutnya parasit berkembang biak se'ara aseksual dalam eritr!sit. $entuk aseksual parasit dalam eritr!sit 0/P2 inilah yang bertanggung jawab dalam pat!genesa terjadinya malaria pada manusia. Pat!genesa malaria yang banyak diteliti adalah pat!genesa malaria yang disebabkan !leh Plasm!dium &al'iparum. Pat!genesis malaria &al'iparum dipengaruhi !leh &akt!r parasit dan &akt!r penjamu 0h!st2. Fang termasuk dalam &akt!r parasit adalah intensitas transmisi, densitas parasit, dan virulensi parasit. 3edangkan yang masuk dalam &akt!r penjamu adalah tingkat endemisitas daerah tempat tinggal, genetik, usia, status nutrisi, dan status imun!l!gi. Parasit dalam eritr!sit 0/P2 se'ara garis besar mengalami dua stadium, yaitu stadium 'in'in pada 24 jam pertama dan stadium matur pada 24 jam kedua. Permukaan /P stadium 'in'in akan menampilkan antigen @/3* 0@ing-erithr!'ite surga'e antigen2 yang menghilang setelah parasit masuk stadium matur. Permukaan membran /P stadium matur akan mengalami pen!nj!lan dan membentuk kn!b dengan ?istidin @i'h-pr!tein-7 0?@P-72 sebagai k!mp!nen utamanya. 3elanjutnya bila /P tersebut mengalami mer!g!ni, akan dilepaskan t!ksin malaria berupa EP+ yaitu glik!sil&!s&atidilin!sit!l yang merangsang pelepasan -<,-alpha dan interleukin-7 0+ -72 dari makr!&ag.

Eejala "linis Mani&estasi klinik malaria tergantung pada imunitas penderita, tingginya transmisi in&eksi malaria. $erat6 ringannya in&eksi dipengaruhi !leh jenis Plasm!dium 0Plasm!dium &al'iparum memberikan k!mplikasi2, daerah asal in&eksi 0p!la resistensi terhadap peng!batan2, umur 0usia lanjut dan bayi sering lebih berat2, ada dugaan k!nstitusi genetik, keadaan kesehatan dan nutrisi, kem!pr!&ilaksis dan peng!batan sebelumnya. Mani&estasi 1mum Malaria Malaria mempunyai gambaran karakteristik demam peri!dik, anemia, dan splen!megali. Masa inkubasi bervariasi pada masing-masing plasm!dium. "eluhan pr!dr!mal dapat terjadi sebelum terjadinya demam berupa kelesuan, malaise, sakit kepala, sakit belakang, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, an!reksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang dingin. Eejala yang klasik yaitu terjadinya G-rias MalariaG se'ara berurutan ; peri!de dingin, peri!de panas, dan peri!de berkeringat. *nemia merupakan gejala yang sering dijumpai pada in&eksi malaria. $eberapa mekanisme terjadinya anemia adalah ; pengrusakan eritr!sit !leh parasit, hambatan eritr!p!iesis sementara, hem!lisis !leh karena pr!ses '!mplement mediated immune '!mple%, eritr!&ag!sit!sis, penghambatan pengeluaran retikul!sit, dan pengaruh sit!kin. Pembesaran limpa 0splen!megali2 sering dijumpai pada penderita malaria, limpa akan teraba setelah tiga hari dari serangan in&eksi

akut, limpa menjadi bengkak, nyeri dan hiperemis. impa merupakan !rgan yang penting dalam pertahanan tubuh terhadap in&eksi malaria. P!la demam malaria )emam pada malaria ditandai dengan adanya par!ksisme, yang berhubungan dengan perkembangan parasit malaria dalam sel darah merah. Pun'ak serangan panas terjadi berbarengan dengan lepasnya mer!=!it-mer!=!it ke dalam peredaran darah 0pr!ses sp!rulasi2. 1ntuk beberapa hari pertama, p!la panas tidak beraturan, baru kemudian p!lanya yang klasik tampak sesuai spesiesnya. Pada malaria &al'iparum p!la panas yang ireguler itu mungkin berlanjut sepanjang perjalanan penyakitnya sehingga tahapan-tahapannya yang klasik tidak begitu nyata terlihat. 3uatu par!ksisme demam biasanya mempunyai tiga stadium yang berurutan sebagai berikut ; 7. 3tadium dingin 3tadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin. <adi penderita 'epat, tetapi lemah. $ibir dan jari-jari pu'at kebiru-biruan 0sian!tik2. "ulitnya kering dan pu'at, penderita mungkin muntah dan pada penderita anak sering terjadi kejang. 3tadium ini berlangsung selama 75 menit-7 jam. 2. 3tadium demam 3etelah menggigil6 merasa dingin, pada stadium ini penderita mengalami serangan demam. Muka penderita menjadi merah, kulitnya kering dan dirasakan sangat panas seperti terbakar, sakit kepala bertambah keras, dan sering disertai dengan rasa mual atau muntah-muntah. <adi penderita menjadi kuat kembali. $iasanya penderita merasa sangat haus dan suhu badan bisa meningkat sampai 470>. 3tadium ini berlangsung selama 2-4 jam. 3. 3tadium berkeringat Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali, sampai membasahi tempat tidur. <amun suhu badan pada &ase ini turun dengan 'epat, kadang-kadang samapi di bawah n!rmal. $iasanya penderita tertidur nyenyak dan pada saat terjaga, ia merasa lemah, tapi tanpa gejala lain. 3tadium ini berlangsung 2-4 jam. 3esudah serangan panas pertama, terjadi interval bebas panas selama antara 4#-82 jam, lalu diikuti dengan serangan panas berikutnya seperti yang pertama4 dan demikian selanjutnya. Eejala-gejala malaria GklasikG seperti yang telah diuraikan tidak selalu ditemukan pada setiap penderita, dan ini tergantung pada spesies parasit, umur dan tingkat imunitas penderita. Mekanisme Par!ksisme Panas Par!ksisme demam pada malaria mempunyai interval tertentu, ditentukan !leh waktu yang diperukan !leh siklus aseksual6 si=!g!ni darah untuk menghasilkan si=!n yang matang, yang sangat dipengaruhi !leh spesies Plasm!dium yang mengin&eksi. )emam terjadi menyusul pe'ahnya si=!n-si=!n darah yang telah matang dengan akibat masuknya mer!=!it-mer!=!it, t!ksin, pigmen, dan k!t!ran6 debris sel ke dalam peredaran darah. Masuknya t!ksin-t!ksin, termasuk pigmen ke darah memi'u dihasilkannya tum!r ne'r!sis &a't!r 0-<,2 !leh sel-sel makr!&ag yang terakti&kan. )emam yang tinggi dan beratnya gejala klinis

yang lainnya, misalnya pada malaria &al'iparum yang berat, mempunyai hubungan dengan tingginya kadar -<, dalam darah. Pada malaria !leh Plasm!dium viva% dan Plasm!dium !vale si=!n-si=!n pe'ah setiap 4# jam sekali sehingga demam timbul setiap hari ketiga, yang terhitung dari serangan demam sebelumnya 0malaria tertiana2. Pada malaria karena Plasm!dium malariae pe'ahnya si=!n 0sp!rulasi 2 terjadi setiap 82 jam sekali. Bleh karena itu, serangan panas terjadi setiap hari keempat 0malaria kuartana2. Pada Plasm!dium &al'iparum kejadiannya mirip dengan in&eksi !leh Plasm!dium viva%, hanya interval demamnya tidak jelas, biasanya panas badan di atas n!rmal setiap hati, dengan pun'ak panas 'enderung mengikuti p!la malaria tertiana 0disebut malaria subtertiana2.

"ekambuhan 0@elaps dan @ekrudesensi2 3erangan malaria yang pertama terjadi sebagai akibat in&eksi parasit malaria, disebut malaria primer 0berk!relasi dengan siklus si=!g!ni dalam sel darah merah2. Pada in&eksi !leh Plasm!dium viva% 6 Plasm!dium !vale, sesudah serangan yang pertama berakhir atau disembuhkan, dengan adanya siklus eks!-eritr!sitik sekunder atau hipn!=!it dalam sel hati, suatu saat kemudian penderita bisa mendapat serangan malaria yang kedua 0malaria sekunder2. $erulangnya serangan malaria yang bersumber dari siklus // sekunder pada malaria viva%6 !vale disebut relaps. 1mumnya relaps terjadi beberapa bulan 0biasanya H 24 minggu2 sesudah malaria primer, disebut l!ng-term relapse. Pada malaria karena Plasm!dium &al'iparum dan Plasm!dium malariae, relaps dalam pengertian seperti di atas tidak terjadi, karena kedua spesies ini tidak memiliki siklus // sekunder dalam hati. "emungkinan berulangnya serangan malaria pada kedua jenis malaria ini disebabkan !leh ke'enderungan parasit malaria bersisa dalam darah, yang kemudian membelah diri bertambah banyak sampai bisa menimbulkan gejala malaria sekunder. "ekambuhan malaria seperti ini disebut rekrudesensi. Pada malaria karena Plasm!dium &al'iparum rekrudesensi terjadi dalam beberapa hari atau minggu 0biasanya I# minggu2 sesudah serangan malaria primer, disebut sh!rt-term relapse. <amun pada malaria karena Plasm!dium malariae -karena suatu mekanisme yang belum begitu jelas- kekambuhan terjadi dalam rentang waktu yang jauh lebih lama. $isa terjadi beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun sejak serangan malaria pertama. Malaria pada "ehamilan Pada wanita hamil. -erjadi penurunan daya pertahanan tubuh atau imunitas karena kehamilan itu sendiri. Eejala-gejala malaria 'enderung menjadi lebih berat, terutama pada malaria &al'iparum. Malaria pada wanita hamil sering menyebabkan hip!glikemi. Pada wilayah dengan tingkat penularan Plasm!dium &al'iparum yang rendah terjadi imunitas yang didapat yang rendah apada penduduk sehingga wanita hamil di daerah ini 'enderung menderita malaria yang berat. *kibatnya terjadi ab!rtus, bayi mati dalam kandungan, atau kematian ibu sendiri. 3ebaliknya pada wilayah dengan tingkat transmisi Plasm!dium &al'iparum yang tinggi terjadi imunitas yang

tinggi, dan wanita hamil 'enderung menderita malaria asimpt!matik, tetapi menyebabkan anemia dan parasitemia pada peredaran darah plasenta. "edua k!ndisi ini menyebabkan berat badan bayi yang rendah dan angka m!rtalitas ne!natus yang tinggi, malaria k!ngenital, walaupun jarang, mungkin terjadi sebagai akibat perpindahan in&eksi parasit malaria dari ibu ke bayinya melalu peredaran darah plasenta yang mengalami kerusakan. $erdasarkan hal-hal diatas, diupayakan sebisanya agar wanita hamil n!n-imun tidak memasuki wilayah endemis malaria. $agi wanita hamil yang hidup di wilayah endemis malaria perlu diberikan perlindungan se'ara khusus untuk men'egah ditulari malaria.

Pemeriksaan ab!rat!rium )iagn!sis malaria se'ara pasti bisa ditegakkan jika ditemukan parasit malaria dalam darah penderita. Bleh karena itu, 'ara diagn!sis malaria yang paling penting adalah dengan memeriksa darah penderita se'ara mikr!sk!pis, dengan membuat sediaan darah tipis maupun sediaan darah tebal. Pemeriksaan mikr!sk!pis terhadap sediaan darah merupakan g!ld standard dalam diagn!sis malaria. Pemeriksaan ser!l!gi tidak diperuntukkan untuk diagn!sis malaria yang akut, tetapi bisa dideteksi penyakit malaria yang lampau dan perannya adalah dalam penelitian epidemi!l!gi. 7. Pemeriksaan darah *da dua jenis sediaan darah malaria, yaitu sediaan tipis dan sediaan tebal. *gar bisa melihat parasit malaria se'ara jelas di bawah mikr!sk!p, sediaan darah itu perlu diberikan pewarnaan lebih dulu. Pewarnaan yang paling banyak dipakai adalah pewarnaan Eiemsa 0untuk sediaan tipis dan tebal2, pewarnaa ,ield 0untuk sediaan tebal2, dan eishman 0untuk sediaan tipis2 2. $erbagai pemeriksaan baru untuk malaria

a. -ehnik Juantitative >!at 0J$>2 b. Menetesi sediaan tipis atau tebal dengan larutan akridin !ranye '. )ip sti'k test d. -ehnik imun!ser!l!gi e. -ehnik bi!melekular

)iagn!sis $anding Malaria )emam merupakan salah satu gejala malaria yang men!nj!l, yang juga dijumpai hampir pada semua penyakit in&eksi seperti in&eksi virus pada sistem respirat!rius, in&luen=a, demam ti&!id, demam dengue, dan in&eksi bakterial lainnya seperti pneum!nie, in&eksi saluran ken'ing, tuberkul!sis. Pada daerah hiperendemik sering dijumpai penderita dengan imunitas yang tinggi sehingga penderita dengan in&eksi malaria tetapi tidak menunjukkan gejala klinis malaria. Pada malaria berat, diagn!sa banding tergantung mani&estasi malaria beratnya. Pada malaria dengan ikterus, diagn!sa banding ialah demam ti&!id dengan hepatis, k!lesistitis, abses hati, dan lept!spir!sis. ?epatitis pada saat timbul ikterus biasanya tidak dijumpai demam lagi. Pada malaria serebral harus dibedakan dengan in&eksi pada !tak lainnya seperti meningitis, ense&alitis, ti&!id ense&al!pati, tripan!s!smiasis. Penurunan kesadaran dan k!ma dapat terjadi pada gangguan metab!lik 0diabetes, uremi2, gangguan serebr!-vaskular 0str!k2, eklampsia, epilepsi, dan tum!r !tak.

Pen'egahan dan Aaksin Malaria -indakan pen'egahan in&eksi malaria sangat penting untuk individu yang n!n-imun, khususnya pada turis nasi!nal maupun internasi!nal. "em!-pr!&ilaksis yang dianjurkan ternyata tidak memberikan perlindungan se'ara penuh. Bleh karenanya masih sangat dianjurkan untuk memperhatikan tindakan pen'egahan untuk menghindarkan diri dari gigitan nyamuk yaitu dengan 'ara ; 7. -idur dengan kelambu sebaiknya dengan kelambu impregnated 0di'elup pestisida ; pemethrin atau deltamethrin2 2. Menggunakan !bat pembunuh nyamuk 3. Men'egah berada di alam bebas di mana nyamuk dapat mengigit atau harus memakai pr!teksi 0baju dengan lengan panjang, kaus6st!king2. <yamuk akan menggigit diantara jam 7#.00-06.00. <yamuk jarang pada ketinggian di atas 2000 m. 4. Memr!teksi tempat tinggal6 kamar tidur dari nyamuk dengan kawat anti nyamuk $ila akan digunakan kem!pr!&ilaksis perlu diketahui sensitivitas plasm!dium di tempat tujuan. $ila daerah dengan kl!r!kuin sensiti& 0seperti Minahasa2 'ukup pr!&ilaksis dengan 2 tablet kl!r!kuin 0250mg kl!r!kuin diph!spat2 tiap minggu, 7 minggu sebelum berangkat dan 4 minggu setelah tiba kembali. Pr!&ilaksis ini juga dipakai pada wanita hamil di daerah endemik atau pada individu yang terbukti imunitasnya rendah 0sering terin&eksi malaria2. Pada daerah dengan resisten kl!r!kuin dianjurkan d!ksisiklin 700mg6hari atau me&l!Kuin 250mg6minggu atau kl!r!kuin 2 tablet6 minggu ditambah pr!guanil 200mg6 hari. Bbat baru yang dipakai untuk pen'egahan yaitu primakuin d!sis 0,5mg6kg$$6hari4 /taKuin, *t!vaKu!ne6Pr!guanil, dan *=itr!my'in. Aaksinasi terhadap malaria masih tetap dalam pengembangan, hal yang menyulitkan ialah banyaknya antigen yang erdapat pada plasm!dium selain pada masing-masing bentuk stadium pada daur plasm!dium. Bleh karena yang berbahaya adalah Plasm!dium &al'iparum sekarang baru ditujukan pada pembuatan vaksin untuk pr!teksi terhadap Plasm!dium &al'iparum. Pada dasarnya ada tiga jenis vaksin yang dikembangkan, yaitu ; vaksin sp!r!=!in 0bentuk intrahepatik2, vaksin terhadap bentuk aseksual dan vaksin transmissi!n bl!'king untuk melawan bentuk gamet!sit. Aaksin bentuk aseksual yang pernah di'!ba adalah 3P,-66 atau yang dikenal sebagai vaksin Patarr!y!, yang pada penelitian akhir-akhir ini tidak dapat dibuktikan man&aatnya. Aaksin sp!r!=!it bertujuan men'egah sp!r!=!it mengin&eksi sel hati sehingga diharapkan in&eksi tidak terjadi. Aaksin ini dikembangkan melalui ditemukannya antigen 'ir'umsp!r!=!it. 1ji '!ba pada manusia tampaknya memberikan perlindungan yang berman&aat, walaupun demikian uji lapangan sedang dalam persiapan. ?B,,M*< berpendapat bahwa vaksin yang ideal ialah vaksin yang multi-stage 0sp!r!=!it, aseksual2, multivalen 0terdiri dari beberapa antigen2 sehingga memberikan resp!n multi-imun. Aaksin ini dengan tekn!l!gi )<* akan diharapkan memberikan resp!n terbaik dan harga yang kurang mahal.

Peng!batan )alam peng!batan malaria, &akt!r pilihan dan penggunaan !bat-!bat antimalaria yang e&ekti& disesuaikan dengan jenis kasus malaria yang dihadapi merupakan hal yang sangat penting. )i samping itu, tidak kalah penting adalah peng!batan penunjang, yang diperlukan untuk memperbaiki gangguan pat!&isi!l!gi penderita sebagai k!mplikasi malaria yang berat, misalnya perbaikan keseimbangan 'airan dan elektr!lit, keseimbangan asam-basa, mengatasi anemia, kejang, hiperpireksia, hip!glikemi, muntah, dan kegagalan &ungsi ginjal. Bbat-!bat anti-malaria yang umum dipakai menurut g!l!ngan kimianya adalah ; 7. )erivat kuin!l!n a. alkal!id kink!na ; kinina, kuinidin, kink!nin b. 4 amin!-kuin!l!n ; kl!r!kuin dan am!diakuin '. # amin!-kuin!l!n ; primakuin 2. )erivat para amin! ben=!i' a'id 0P*$*2 '!mpetit!rs a. derivat sul&!namid ; sul&ad!ksin, sul&adia=in, sul&alen b. derivat sul&!n ; daps!n 3. )erivat dihir!&!late redu'tase0)?,@2 inhibit!rs a. )iamin!pirimidin ; pirimetamin b. $iguanid ; pr!guanil 4. *ntibi!tik a. -etrasiklin, d!ksisiklin, klindamisin )i samping !bat-!bat anti-malaria di atas, sekarang sudah tersedia beberapa !bat yang lebih baru, yang dibagi menurut g!l!ngan kimianya antara lain ; 7. E!l!ngan 4-kuin!l!n-metan!l ; me&l!kuin 2. E!l!ngan 9-&enatren-metan!l ; hal!&antrin

3. E!l!ngan hidr!ksi-na&t!kuin!n ; at!vak!n 4. E!l!ngan seskuiterpen lakt!n ; artemisinin Bbat artemisinin dan derivatnya diis!lasi dan dikembangkan dari bahan !bat LJingha!suM0*rtemisia annua2 yang telah lama sekali dipakai se'ara tradisi!nal di negeri >ina. -abel berikut memuat beberapa jenis !bat antimalaria yang sudah lama dipakai serta e&ek kerja &armak!l!gi masing-masing terhadap empat Plasm!dium manusia dalam beberapa stadium yang dijalani dalam siklus hidupnya. -ernyata g!l!ngan !bat-!bat anti-malaria tertentu mempunyai e&ek yang berbeda terhadap stadium dan spesies Plasm!dium yang berlainan. )alam tabel tersebut terlihat jelas bahwa ada !bat-!bat anti-malaria yang mempunyai e&ek membunuh &ase eks!-eritr!sitik primer dan sekunder 0!leh karena itu, disebut si=!nt!sida jaringan24 '!nt!hnya adalah primakuin. )engan demikian, primakuin dipakai untuk men'egah terjadinya relaps pada malaria viva%6 !vale 0dipakai bersama kl!r!kuin dalam peng!batan radikal2. "l!r!kuin, am!diakuin, kina dan me&l!kuin mempunyai e&ek yang kuat dan 'epat terhadap &ase eritr!sitik aseksual 0disebut si=!nt!sida darah24 !leh karena itu menjadi pilihan untuk meng!bati serangan akut malaria. Bbat-!bat yang e&eknya kuat terhadap gamet!sit disebut sebagai gamet!sida, '!nt!hnya adalah primakuin terhadap gamet!sit Plasm!dium &al'iparum, dan kl!r!kuin terhadap gamet!sit Plasm!dium viva%6!vale6malariae. 3elain itu, ada !bat-!bat yang mempunyai e&ek menghambat pertumbuhan gamet dalam nyamuk 0sp!r!nt!sida2, '!nt!hnya adalah pr!guanil.

@esistensi Plasm!dium terhadap Bbat Malaria @esistensi !bat dide&inisikan sebagai kemampuan strain parasit malaria untuk dapat hidup dan6atau berkembang biak walaupun telah diberi !bat dalam d!sis standar atau lebih tinggi daripada d!sis standar, tetapi masih dalam batas t!leransi penderita. 3e'ara umum resistensi terjadi sebagai akibat seleksi dan mutasi genetik pada parasit malaria. +ni disebabkan !leh pemakaian !bat anti-malaria tertentu dalam waktu yang lama. )alam peng!batan malaria, masalah resistensi terhadap !bat-!bat anti-malaria yang terjadi pada Plasm!dium, terutama Plasm!dium &al'iparum yang resisten terhadap kl!r!kuin dan !bat-!bat anti-malaria lain merupakan masalah yang rumit dan serius. Bleh karena itu, sudah semestinya diperhatikan. @esistensi terhadap !bat anti-malaria yang bekerja lemah dan lambat terhadap &ase si=!g!ni daraha se'ara relati& lebih 'epat timbulnya dibandingkan dengan resitensi terhadap !bat yang bekerja kuat dan 'epat terhadap si=!g!ni darah. )i +nd!nesia, resistensi Plasm!dium terhadap pirimetamin dan pr!guanil sudah diketahui sejak lama. +ni terjadi hanya beberapa tahun sejak keduanya dipakai untuk pr!&ilaksis malaria. 3ebaliknya, resistensi P.&al'iparum terhadap kl!r!kuin baru terjadi kira-kira sesudah 75-20 tahun dipakai dalam peng!batan malaria. Melihat akibat serius yang bisa terjadi karena adanya resistensi terhadap !bat anti-malaria, maka yang paling banyak mendapat perhatian adalah resistensi Plasm!dium &al'iparum terhadap kl!r!kuin dan !bat-!bat antimalaria lainnya. $elakangan sebagai resp!n terhadap terjadinya resistensi Plasm!dium &al'iparum terhadap kl!r!kuin dan !bat-!bat lain, berkembang suatu ke'enderungan diantara para ahli untuk

memakai !bat-!bat anti-malaria dalam k!mbinasi, yaitu memakai dua jenis atau lebih !bat si=!nt!sida darah yang mempunyai 'ara kerja &armak!l!gi yang berbeda terhadap parasit malaria, untuk meng!bati malaria &al'iparum. -ujuan utama pemakaian k!mbinasi !bat-!bat antimalaria ini selain untuk meningkatkan e&ek !bat-!bat bersangkutan se'ara sinergis dan aditi&, juga men'egah timbulnya resistensi P. ,al'iparum se'ara tepat terhadap setiap !bat, jika dipakai sendiri-sendiri. "!mbinasi !bat-!bat antimalaria yang sudah agak lama dipakai dalam peng!batan malaria &al'iparum adalah 7. k!mbinasi antara sul&ad!ksin N pirimetamin 03P2 0,ansidar2 2. kl!r!kuin N sul&ad!ksin-pirimetamin 03P2, am!diakuinN 3P 3. kinaN antibi!tika, dan me&l!kuin N artesunat6 artemisinin. 4. "!mbinasi yang saat ini masih diteliti khasiat dan keamanannya antara lain adalah a. at!vaku!n-pr!guanil N artesunat b. 3P N artesunat, kl!r!kuin Nartesunat, dan am!diakuin N artesunat. Pr!gn!sis Malaria Pr!gn!sis malaria tergantung pada ; 7. "e'epatan6 ketepatan diagn!sis dan peng!batan. Makin 'epat dan tepat dalam menegakkan diagn!sis dan peng!batannya akan memperbaiki pr!gn!sisnya serta memperke'il angka kematiannya 2. "egagalan &ungsi !rgan. "egagalan &ungsi !rgan dapat terjadi pada malaria berat terutama !rgan-!rgan vital. 3emakin sedikit !rgan vital yang terganggu dan mengalami kegagalan dalam &ungsinya, semakin baik pr!gn!sisnya. 3. "epadatan parasit. Pada pemeriksaan hitung parasit, semakin padat6 banyak jumlah parasitnya yang didapatkan, semakin buruk pr!gn!sisnya, terlebih lagi bila didapatkan bentik si=!n dalam pemeriksaan darah tepinya. )ip!skan !leh wel'!me t! my bl!g di 27;46 0 komentar: Poskan Komentar P!sting ebih $aru P!sting ama $eranda anggan; P!skan "!mentar 0*t!m2

Pengikut Arsip Blog

O 2070 072 o O Mei 072

+MM1<BMB)1 *-B@, +M1<B31P@/3*<, +M1<B3-+M1 *<

P 2009 0772
o

O Bkt!ber 072

)ari <iet=s'he "e Blimpiade 3astra

P ,ebruari 0702

B$*- *<* E/3+" *<-+P+@/-+" .*<-1<E $/@)/$*@ )+3/@-*+ "/P*<*3*< )*< 31 +-+)1... -raktus 1rinarius / /"-@B"*@)+BE@*,+ )*< $1<F+ .*<-1<E 3istem )igestivus 3istem @espirasi +kterus .antung Malaria sendiri tanpa harus disakiti

Mengenai Saya

wel'!me t! my bl!g F!u see, + am a man with a burden. * man with a dark past. F!u see, + was !n'e a super villain ihat pr!&il lengkapku

You might also like