You are on page 1of 12

FILSAFAT PENGETAHUAN (EPISTOMOLOGI)

OLEH RISDHA DAMAYANTI NURSANI


HAERUDDIN

SURIYA DARMA

Pengertian Filsafat Pengetahuan (epistemologi) Epistemologi berasal dari kata bahasa yunani episteme yang berarti pengetahuan atau kebenaran dan logos yang berarti kata, pikiran, ilmu atau teori. Karena itu secara etimologis, epistemologi berarti ilmu atau teori tentang pengetahuan yang benar atau teori pengetahuan. Nama nama lain yang pernah atau kerapa digunakan dalam filsafat untuk epistomologi adalah : 1. Logika Material 2. Kriteriologi 3. Krtitik Pengetahuan ( erkenntris theorie) 4. Gnoseologi 5. Filsafat Pengetahuan
A.

B. Arti Pengetahuan Pengetahuan adalah suatu istilah yang digunakan untuk menuturkan hasil pengalaman seseorang tentang sesuatu. Dalam tindakan mengetahui selalu kita temukan dua unsur utama yaitu subyek yang mengetahui (S) dan sesuatu yang diketahui atau objek pengetahuan (O). Keduanya secara fenomologis tidak mungkin dipisahkan satu dari yang lain. Karena itu pengetahuan dapat kita katakan sebagai hasil tahu manusia untuk memahami obyek yang ia hadapi. Patutlah diketahui bahwa semua pengetahuan hanya dikenal dan selalu ada dalam pikitran manusia . Sebab itu hubungan antara pengetahuan dan pikirtan merupakan sesuatu kodrati.

Bahn menyebutkan delapan hal penting yang berfungsi membentuk struktur pikiran manusia, antara lain : 1. Mengamati (observing) 2. Menyelidiki (inquiring) 3. Percaya (believing) 4. Keinginan atau hasrat (desiring) 5. Maksud ( inteding) 6. Mengatur (organizing) 7. Menyesuaikan (adapting) 8. Menikmati (enjoying)

C. Sumber Sumber Pengetahuan Manusia Berbicara mengenai sumber-sumber pengetahuan dapat juga membawa kita kepada uraian mengenai terjadinya suatu pengetahuan. Kita membedakan dua macam pengetahuan yakni pengetahuan a priori dan a posteriori. John Hospers, dalam An Introduction to Philosophical Analysis, sebagaimana dikutip oleh Surajiyo, mengatakan bahwa ada enam hal penting sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan. Enam hal itu antara lain : 1. Pengalaman Inderawi (sense-experience) 2. Penalaran (reasoning) 3. Otoritas (authority) 4. Intuisi (intution) 5. Wahyu (revelation) 6. Keyakinan (faith)

D. Bentuk atau Jenis Pengetahuan 1. Berdasarkan obyek (Objek - based) Pengetahuan manusia dapat dikelompokkan dalam berbagai macam sesuai dengan metode dan pendekatan yang mau digunakan. Pengetahuan bisa kita bagi dalam pengetahuan ilmiah dan non ilmiah. Kita juga mengenal pengetahuan biasa atau umum (common sense knowledge), pengetahuan ilmiah, pengetahuan filsafati dan pengetahuan agamawi.

2. Berdasarkan isi (Content-based) Berdasarkan isi atau pesan kita dapat membedakan pengetahuan atas beberapa macam sesuai dengan penjelasan Michael Polanyi, yakni tahu bahwa, tahu bagaimana, tahu akan dan akhirnya tahu mengapa.

Plato dan Aristoteles juga memberikan kita sejumlah informasi yang baik mengenai macam-macam atau jenisjenis pengetahuan. Plato membagi pengetahuan menurut level-level sesuai dengan karakteristik obyeknya. 1. Pengetahuan yang bersifat khayalan (eikasia) 2. Pengetahuan yang benar secara inderawi (pistis) 3. Pengetahuan matematis (dianoia) 4. Pengetahuan filosofis-epistemik (noesis:episteme) Pengetahuan yang umumnya disebut sebagai pengetahuan rasional dikategorikan dalm tiga jenis yakni : 1. Pengetahuan produktif, 2. Pengatahuan teoretis 3. Pengetahuan praktis

E. Asal - Usul atau Metode Metode Memperoleh Pengetahuan 1. Rasionalisme Rasionalisme adalah aliran berpikir yang berpendapat bahwa pengetahuan yang benar mengandalkan akal dan ini menjadi dasar pengetahuan ilmiah. Beberapa tokoh penting rasionalisme adalah Plato, Descartes, Spinosa san Leibniz. Beberapa pokok penting sebagai esensi ajaran rasionalisme adalah : a. Kaum rasionalis lebih mengandalkan geometri b. Mereka meremehkan peran pengalaman atau pengamatan inderawi c. Semua pengetahuan karena itu bersifat a priori yang terutama mengandalkan silogisme.

2. Empirisme Kelompok yang menganut faham ini mau juga menanggapi skeptisisme. Beberapa tokoh utama empirisme adalah John Locke, David Hume, William James. Ada beberapa hal yang patut kita catat mengenai pandangan empirisme ini yaitu : a. Persepsi sampai batas tertentu tidak dapat diragukan terutama pada apa yang terberikan (the givenness) b. Kaum empirisis tidak bermaksud menyangkal pengetahuan a priori seperti ilmu ukur dan matematika (hume). c. Karena penekanan pada pengalaman dan pengamatan, kelompok ini lebih mengutamakan metode induktif. d. Dalam dunia ilmu tidak ada kebenaran mutlak.

3. Kritisisme

4. Positivisme Positivisme selalu berpangkal pada apa yang telah diketahui , yang faktual dan positif. Tokoh utama positivisme adalah August Comte. Ia membagi perkembangan pemikiran manusia dalam tiga tahap yaitu : a. Tahap teologis b. Tahap metafisis c. Tahap ilmiah (positif)

You might also like