You are on page 1of 11

PENDAHULUAN Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan

lendir dalam feses. (Sodikin, 2012). Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan penyakit diare, karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangannya. Penyakit diare terutama pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila terlambat (Ngastiyah, 2012). Menurut badan kesehatan Dunia (WHO), selama lima tahun terakhir kejadian diare dan presentasi kematiannya di dunia mengalami peningkatan/penurunan dari tahun 2008 sampai dengan 2012, berdasarkan penelitian WHO (2008), 15% kematian anak dibawah 5 tahun disebabkan oleh penyakit diare. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia kejadian diare pada pasien rawat inap pada tahun 2009 kejadian diare sebesar 143.696 kasus dan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 1.747, pada tahun 2010 angka kejadian diare sebesar 71.889 kasus dan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 1.289. Dari data DINKES Kota Palembang persentase kejadian diare pada tahun 2009 sebanyak 54.612 penderita, pada tahun 2010 kejadian diare sebanyak 49.897 penderita, pada tahun 2011 sebanyak 45.593 penderita, pada tahun 2012 kejadian diare terus meningkat pada bulan Januari angka kejadian sebanyak 3.616 kasus dan sampai bulan Agustus angka kejadian diare meningkat menjadi 5.049 kasus dan terjadi peningkatan pada bulan Januari sampai ke Februari 2013 sebesar 7,3%. Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Sukarami Palembang pada tanggal 17 Mei 2013, terjadi peningkatan kejadian diare pada balita, pada bulan Februari 28 kasus, bulan Maret 33 kasus, dan pada bulan April 36 kasus. setelah peneliti melakukan wawancara pada 5 orang tua yang datang ke puskesmas dengan balita mengalami diare, 3 diantaranya belum melakukan PHBS rumah tangga secara keseluruhan.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode survei analitik melalui pendekatan cross sectional dimana variabel independen adalah perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga meliputi ( ASI eksklusif, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan air bersih, dan menggunakan jamban sehat) sedangkan kejadian diare pada balita sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sukarami Palembang pada tanggal 12-22 Juli 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang datang ke Puskesmas Sukarami dengan membawa balita yaitu sejumlah 183 orang. Metode sampel yang digunakan adalah teknik accidental sampling. Jumlah responden pada penelitian ini hanya 40 orang, karena alasan keterbatasan waktu penelitian. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah keluarga yang membawa balita ke Puskesmas Sukarami Palembang, dan yang bersedia

menandatangani informed consent untuk menjadi subyek penelitian ini. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan positif tentang ASI eksklusif, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan air bersih dan menggunakan jamban sehat yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori. Lembar pertanyaan ini diisi oleh responden dengan didampingi oleh peneliti. Setelah data yang didapat dikumpulkan kemudian diperiksa kembali kelengkapan untuk dilakukan analisa. Analisa data dilakukan dengan program komputer menggunakan Chi-Square untuk variabel hasil diare, ASI eksklusif, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan air bersih dan menggunakan jamban sehat. Dan untuk kesimpulan secara keseluruhan menggunakan Chi-Square.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hubungan Antara Memberi ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare Pada Balita Tabel 5.7 Hubungan antara Memberi ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare Pada Balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013

Kejadian Diare No Memberi ASI Eksklusif n 1. 2. ASI Ekslusif Tidak ASI Eksklusif Total Sumber : Data primer Dari tabel 5.7, dapat diketahui bahwa keluarga yang memberikan ASI eksklusif dari 21 responden, balita yang mengalami diare 10 (47,6%), lebih besar bila dibandingkan dengan keluarga yang tidak memberikan ASI eksklusif, balita yang mengalami diare 9 (47,4%) dari 19 responden. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 1,000 maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara memberi ASI eksklusif dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013. Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara ASI eksklusif dengan kejadian diare pada balita dikarenakan penelitian ini di tujukan pada balita usia 1-5 tahun. Di samping itu anak balita pada umumnya sudah memiliki intensitas bermain yang sering dan frekuensi jajan pada anak balita juga sudah tinggi sehingga rentan terkena infeksi saat bermain atau dari jajanan. 11 10 21 Total Tidak Diare % 52,4 52,6 52,5 n 10 9 19 Diare % 47,6 47,4 47,5 n 21 19 40 % 100 100 100 OR 95% CI P Value

1,010 (,2923,500)

1,000

2. Hubungan Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun dengan Kejadian Diare Pada Balita Tabel 5.8 Hubungan antara Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013 Kejadian Diare Total Tidak Diare n 16 5 21 % 59,3 38,5 52,5 n 11 8 19 Diare % 40,7 61,5 47,5 n 27 13 40 % 100 100 100 OR 95% CI P Value

No

Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun

1. 2.

Baik Kurang Baik Total

0,430 (,1111,667)

0,370

Sumber : Data primer Dari tabel 5.8, dapat diketahui bahwa keluarga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun baik dari 27 responden, balita yang mengalami diare 11 (40,7%), lebih kecil bila dibandingkan dengan keluarga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun kurang baik balita yang mengalami diare 8 (61,5%) dari 13 responden. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,370 maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013. Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan kejadian diare pada balita dikarenakan penelitian ini di tujukan pada balita usia 1-5 tahun. Di samping itu anak balita pada umumnya sudah memiliki intensitas bermain yang sering dan frekuensi jajan pada anak balita juga sudah tinggi sehingga rentan terkena infeksi saat bermain atau dari jajanan.

3. Hubungan Antara Menggunakan Air Bersih dengan Kejadian Diare Pada Balita Tabel 5.9 Hubungan antara Menggunakan Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013

Kejadian Diare No Menggunakan Air Bersih n 1. Air Bersih Air Kurang Bersih Total Sumber : Data primer Dari tabel 5.9, dapat diketahui bahwa keluarga yang menggunakan air bersih dari 30 responden, balita yang mengalami diare 12 (40%), lebih kecil bila dibandingkan dengan keluarga yang menggunakan air kurang bersih, balita yang mengalami diare 7 (70%) dari 10 responden. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,148 maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara menggunakan air bersih dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013. Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara menggunakan air bersih dengan kejadian diare pada balita dikarenakan penelitian ini di tujukan pada balita usia 1-5 tahun. Di samping itu anak balita pada umumnya sudah memiliki intensitas bermain yang sering dan frekuensi jajan pada anak balita juga sudah tinggi sehingga rentan terkena infeksi saat bermain atau dari jajanan. 18 Total Tidak Diare % 60 n 12 Diare % 40 n 30 % 100 OR 95% CI P Value

2.

3 21

30 52,5

7 19

70 47,5

10 40

100 100

0,430 (,1111,667)

0,148

4. Hubungan Antara Menggunakan Jamban Sehat dengan Kejadian Diare Pada Balita Tabel 5.10 Hubungan antara Menggunakan Jamban Sehat dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013

Kejadian Diare Total No Menggunakan Jamban Sehat n 1. Jamban Sehat Jamban Kurang Sehat Total Sumber : Data primer Dari tabel 5.10, dapat diketahui bahwa keluarga yang menggunakan jamban sehat dari 30 responden, balita yang mengalami diare 13 (43,3%), lebih kecil bila dibandingkan dengan keluarga yang menggunakan jamban kurang sehat, balita yang mengalami diare 6 (60%) dari 10 responden. Hasil uji statistik 17 Tidak Diare % 56,7 n 13 Diare % 43,3 n 30 % 100 OR 95% CI P Value

2.

4 21

40 52,5

6 19

60 47,5

10 40

100 100

0,510 (,1192,188)

0,473

diperoleh nilai p value = 0,473 maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara menggunakan jamban dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013. Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara menggunakan jamban sehat dengan kejadian diare pada balita dikarenakan penelitian ini di tujukan pada balita usia 1-5 tahun. Di samping itu anak balita pada umumnya sudah memiliki intensitas bermain yang sering dan frekuensi jajan pada anak balita juga sudah tinggi sehingga rentan terkena infeksi saat bermain atau dari jajanan.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013 adalah sebagai berikut : 1. Proporsi memberi ASI eksklusif didapatkan yang memberi ASI ekslusif sebanyak 21 responden (52,5%), dan responden yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 19 responden (47,5%). 2. Proporsi mencuci tangan dengan air bersih dan sabun didapatkan responden yang baik dalam mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebanyak 27 responden (67,5%), dan responden yang kurang baik sebanyak 13 responden (32,5%). 3. Proporsi menggunakan air bersih didapatkan responden yang menggunakan air bersih sebanyak 30 responden (75%), dan responden yang menggunakan air kurang bersih sebanyak 10 responden (25%). 4. Proporsi menggunakan jamban sehat didapatkan responden yang

menggunakan jamban sehat sebanyak 30 responden (75%), dan responden yang menggunakan jamban kurang sehat sebanyak 10 responden (25%). 5. Distribusi frekuensi kejadian diare didapatkan responden yang balitanya mengalami diare dalam 6 bulan terakhir sebanyak 19 responden (47,5%), dan responden yang balitanya tidak mengalami diare dalam 6 bulan terakhir sebanyak 21 responden (52,5%).

6.

Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga dalam memberi ASI eksklusif dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013

7.

Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga dalam mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013

8.

Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga dalam menggunakan air bersih dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013

9.

Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga dalam menggunakan jamban sehat dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013

SARAN 1. Bagi Puskesmas Sukarami Palembang Pada operasional variabel perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga, diharapkan Puskesmas Sukarami memberikan informasi kepada

masyarakat tentang penyebab dan tanda gejala diare, dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengawasi perilaku bermain dan perilaku jajan untuk mencegah terjadinya penyakit diare pada balita.

2.

Bagi Keluarga Diharapkan keluarga selalu memperaktikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mengawasi perilaku bermain dan jajan balita untuk mencegah terjadinya penyakit diare ataupun penyakit lainnya.

3.

Bagi Peneliti Yang Akan Datang Diharapkan adanya peneliti yang lebih lanjut untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga dengan kejadian diare pada balita dan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya diare, dengan jumlah dan kuesioner yang lebih besar.

UCAPAN TERIMA KASIH 1. Ucapan terima kasih kepada Kepala DINKES Kota Palembang yang telah memberikan izin penelitian Di Puskesmas Sukarami Palembang. 2. Ucapan terima kasih kepada Kepala Puskesmas Sukarami Palembang yang telah memberikan izin dan staff yang telah membimbing dalam pada saat penelitian. 3. Ucapan terima kasih kepada seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan membantu memberikan informasi yang dibutuhkan selama penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Arief dan Weni. K. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Bea. S, Bety. 2012. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta : Nuha Medika. Budiman dan Agus. R. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemban Medika. Hidayat A. A. A. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Maryunani, Anik. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta : TIM. Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. . 2012. Metodeogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Salemba Medika. Proverawati, A dan Eni. R. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta : Nuha Medika. Sodikin. 2011. Keperawatan Anak Gangguan Pencernaan. Jakarta : EGC. Ari, K. 2011. Pengaruh PHBS Tatanan Rumah Tangga Terhadap Diare Balita Di Kelurahan Gandus Palembang [skripsi], (online). PSIK Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
http://eprints.unsri.ac.id/889/1/makalah_PHBS_keluarga_diare.pdf Diakses Tanggal 9 Mei 2013. (online)

Supiyan. 2012. Hubungan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru [skirpsi], (online). PSIK, Universitas Riau. http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1882/1/JURNAL%20SUPIY AN%20pdf..pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.

Kusumawati, O. 2011. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 1-3 Tahun Studi Kasus Di Desa Tegowanu Wetan Kecamatan Tegowanu Grobongan [Jurnal], (online). Alumni Program Studi S1Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang. http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/view/69 (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.

Furwanto, R. 2013. Hubungan Status Sosial Ekonomi dengan PenerapanPerilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga di Kelurahan Suka Mulia Kecamatan Sail Kota Pekanbaru [Jurnal] , (online). http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1951/1/pdf%20roby.pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-hermilawat-5564-2babi.pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013. http://datadokter.blogspot.com/2012/12/diare-pada-anak.html Tanggal 9 Mei 2013. (online) Diakses

http://id.wikipedia.org/wiki/Mencuci_tangan (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.


http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL KESEHATAN_INDONESIA_TAHUN 2009.pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013. http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL KESEHATAN_INDONESIA_TAHUN 2010.pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013. http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA_KESEHATAN_INDONESIA TAHUN_2011.pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.

You might also like