You are on page 1of 13

1.

Etilen Oksida
Etilen oksida merupakan suatu bahan kimia yang digunakan untuk membuat etilen glikol. Selain itu, etilen oksida juga digunakan untuk membuat polietilen oksida yang biasa diaplikasikan sebagai bahan aditif dalam proses pembuatan detergent. Etilen oksida ini memiliki kereaktifan yang tinggi sehinggga sering digunakan sebagai reaktan. Karena kereaktifan etilen oksida yang tinggi ini memungkinnkan terjadinya ledakan dan sangat berbahaya karena memiliki toksisitas yang tinggi pula. Sehingga untuk penggunaan etilen oksida ini untuk diolah sebagai bahan baku pembuatan etilen glikol atau yang lainnya biasanya dilakukan dalam plant yang berdekatan. Sehingga untuk proses transportasinnya hanya dilakukan dengan mengalirkannya dengan menggunakan pipa. Etilen oksida dapat dibuat melalui oksidasi etilen. Etilen merupakan hidrokarbon oleofin yang paling sederhana dan merupakan bahan baku yang penting dalam industry kimia. Erilen dihasilkan dari minyak bumi dan gas alam, namun bahan baku etilen diindustri biasanya diperoleh dari cracking hidrokarbon rantai panjang.

2. Deskripsi Proses Sintesa Etilen Oksida


Adapun pada proses pembuatan etilen oksida ini, dilakukan dengan cara mengoksidasi etilen. Dimana, etilen direkasikan dengan oksigen sehingga membentuk etilen oksida. Berikut adalah reaksi kimianya : C2H4 + 0,5O2 C2H4O C2H4 + 3O2 2CO2 + 2H2O C2H4O + 2,5O2 2H2O + 2CO2 Proses flow diagram pembuatan etilen oksida PT. Stratos Engineering ini ditunjukkan pada Gambar 1. berikut. Dimana proses pembuatan etilen oksida terbagi menjadi beberapa tahap diantaranya adalah tahap persiapan umpan, tahap reaksi dan tahap purifikasi.

2|Page

3|Page

2.1.

Persiapan umpan
Pada proses pembuatan etilen oksida, dibutuhkan umpan berupa etilen dan

udara kering.

2.1.1. Etilen
Aliran 2 ini merupakan aliran umpan etilen yang akan digunakan untuk pembuata etilen oksida. Etilen yang diumpankan melalui aliran 2 ini memiliki temperature 25oC dan tekanan 50 bar. Kemudian etilen ini melewati throttling valve sehingga akan keluar sebagai aliran 8. Pada Aliran 8 ini temperaturnya mengalami perubahan yaitu dari 250C menjadi -6,300C, tekanannya juga mengalami perubahan yaitu dari 50 bar menjadi 27 bar. selanjutnya dari aliran ini dicampur dengan hasil recycle ethylene pada aliran 27 yang telah di blower dan masuk melalui throttling valve sehingga dihasilkan aliran 28. Pada aliran 9 ini komposisinya adalah ethylene 1047,95 kmol/h , ethylene oside 6,48 kmol/h , carbon dioxide 31,71 kmol/h , oxygen 3050,14 kmol/h , nitrogen 14.093,02 km ol/h , dan water 20,99b kmol/h. temperature pada aliran ini adalah 26,340C , tekanan 27 bar.

2.1.2. Udara Kering


Udara kering yang akan digunakan untuk pembuatan etilen oksida ini dimulai dari aliran 1, dengan temperature 25oC dan tekanan 1,01325 bar dimana komposisi udara ini mengandung oksigen dan nitrogen. Udara ini akan melewati compressor dan kemudian dihasilkan aliran ke 3. Aliran ke 3 merupakan keluaran dari aliran 1 yaitu udara yang telah melalui compressor dimana, temperature dari udara ini telah berubah menjadi 159,19oC dan tekanannya 3 bar dengan komposisi oksigen dan nitrogen yang tetap. Setelah itu udara masuk kedalam intercooler sehingga akan mengalami perubahan temperature dan tekanan. Keluaran dari intercooler ini adalah aliran 4, dimana komposisinya adalah oxygen dan nitrogen dengan temperature 450C, tekanan 2,70 bar. selanjutnya dari aliran ke 4 ini udara kembali diumpankan ke dalam air compressor sehingga udaranya akan mengalami perubahan temperature dan tekanan, yaitu pada aliran 5. Aliran kelima merupakan udara keluaran hasil dari air compressor, dimana temperaturnya mengalami kenaikan menjadi 206,110C dan tekanan 9 bar. Selanjutnya dari aliran 5 akan diumpankan kembali kedalam intercooler, hal ini dilakukan karena temperature yang dihasilkan masih terlalu tinggi, sedangkan tekanan yg diinginkan belum

4|Page

tercapai, hasil dari intercooler ini adalah aliran 6, dimana temperature dan tekanannya mengalami perubahan, yaitu temperaturnya menjadi 45 0C dan tekanannya mengalami kenaikan menjadi 8,70 bar. Dikarenakan tekanan udara yang diinginkamn belum tercapai , maka dari aliran 6 ini akan diumpan kan kembali kedalam air compressor sehingga akan dihasilkan aliran 7, dimana temperaturenya 195,210C dan tekanannya mengalami kenaikan menjadi 27 bar, komposisinya tidak mengalami perubahan yaitu tetap oxygen dan nitrogen. Tujuan pemasangan air compesor dan intercooler yang dipasang berselang seling bertujuan agar dalam tekanan yang diharapkan tercapai namun temperaturnya tidak terlalu tinggi, sebab jika temperaturnya terlalu tinggi memungkinkan terjadinya perubahan fase.

2.2.

Reaksi
Pada proses pembuatan etilen oksida ini, etilen yang telah diperoleh dari aliran 9 dicampur dengan udara kering yang telah di buat dari proses sebelumnya yaitu dari aliran 7. Hasil pada campuran ini mengandung ethylen, ethylene oxide, carbon dioxide, oxygen , nitrogen , dan water . Setelah terjadi pencampuran tersebut, temperatur pada aliran ini naik menjadi 106,740C , tekanannya 26,80 bar. Selanjutnya dari aliran ini dimasukan terlebih dahulu kedalam reactor preheater, tujuannya adalah untuk menaikan suhu nya agar temperature nya sesuai dengan temperature operasi yang diinginkan yaitu sebesar 240oC. Aliran keluaran dari hasil reactor preheater ini, komposisinya mengandung ethylene , ethylene oxide, carbon dioxide, oxiygen , nitrogen, dan water. Dari aliran ini kemudian diumpankan kedalam reactor pertama, dimana didalam reactor ethylene di oksidasi dengan menggunakan oksigen, dalam reactor ini reaksi nya berlangsung secara eksoterm sehingga akan dihasilkan panas dari reaksi, kemudian panas yang dihasilkan akan digunakan untuk membuat steam dengan cara memasukkan boiler feed water kebagian shell dalam reactor tersebut. Pada aliran keluaran dari reactor yang pertama ini, etilen oksida yang terbentuk memiliki konversi yang cukup kecil untuk menghasilkan selektivitas terhadap produk yang diinginkan. Pada aliran ini telah diperoleh etilen oksida. Dan kemudian effluent dari reactor yang pertama ini akan memasuki cooler karena suhu yang keluaran dari reactor ini adalah cenderung tinggi yaitu sekitar 240oC. Setelah masuk kedalam cooler tersebut, suhu effluent tersebut turun menjadi 45oC. Selanjutnya effluent tersebut

5|Page

masuk kedalam blower sehingga tekanan dan temperature effluent tersebut naik menjadi 30,15oC dan 63,72oC. Setelah masuk kedalam kompresor tersebut kemudian effluent tersebut masuk ke dalam scrubber untuk mengabsorbsi etilen oksida yang telah terbentuk dari hasil pada reactor 1. Etilen oksida tersebut di absorb dengan menggukan air. Air yang dimasukkan kedalam scrubber tersebut sebanyak 20 kmol/jam dengan temperature 25 oC dan tekanan 30 bar. Hasil keluaran scrubber tersebut terdiri dari produk bawah (aliran 17) yang kemudian masuk kedalam proses purifikasi, dan aliran atas (aliran 16) yang terdiri dari ethylene, etilen okside yang tidak terabsorb, carbon dioxide, oksigen , nitrogen dan air sebanyak. Kemudian aliran tersebut masuk ke dalam reactor preheater untuk menaikkan temperaturnya agar sesuai dengan temperature operasi yang diinginkan yaitu 240oC. Aliran keluaran dari hasil reactor preheater ini kemudian diumpankan kedalam reactor kedua, dimana prosesnya sama seperti pada proses dalam reactor pertama. Akan tetapi, pada reactor kedua ini, konversi yang tercapai lebih besar dibandingkan dengan pada reactor pertama. Effluent yang keluar dari reactor kedua ini terdiri dari etilen, dan etilen yang bersisa sebesar, oksigen dan karbon dioxide. Sama seperti reactor yang pertama, pada reactor kedua ini reaksi nya berlangsung secara eksoterm dan panas yang dihasilkan dari reaksi tersebut, kemudian digunakan untuk membuat steam dengan cara memasukkan boiler feed water kebagian shell dalam reactor tersebut. Kemudian effluent tersebut masuk kedalam rangkaian seri yang terdiri dari cooler, compressor dan Etilen oksida absorber dengan kondisi operasi yang sama seperti pada rangkaian pertama. Produk atas dari etilen oksida absorber ini yang mengandung etilen, Etilen oksida, karbon dioksida, oksigen, Nitrogen dan air dengan temperature produk tersebut adalah 30.0851 oC dan tekanan 30 bar. Kemudian senywa tersebut sebagian direcycle kembali pada fresh etilen sebagai umpan dan sebagian lagi dikeluarkan sebagai fuel gas.

2.3.

Purifikasi
Proses purifikasi dilakukan untuk mencapai spesifikasi produk , sehingga sesuai dengan yang diingkan, pada proses pembuatan ethylene oxide ini proses purifikasi dimulai dari aliran 17 dimana aliran ini merupakan keluaran hasil dari absorber 1 dimana kandungannya adalah ethylene, ethylene oxide, carbon dioxide, oxygen, nitrogen dan water. Dimana temperature nya adalah 51,920C, tekanan 30

6|Page

bar. Kemudian dari aliran ini dicampur dengan aliran 25 dimana komposisi pada aliran 25 ini mengandung ethylen , ethylene oxide, oxygen, carbon dioxide, nitrogen, dan water, pada aliran 25 ini merupakan hasil keluaran dari absorber 2, temperature pada aliran ini adalah 52,260C , tekanan 30 bar. Kedua aliran tersebut bercampur menghasilkan aliran 29 dengan komposisi ethylene, ethylene oxide, oxygen, carbon dioxide, nitrogen, dan water. Sedangkan untuk kondisi operasi yang terjadi dialiran 29 dengan temperature 52,08 oC , tekanan 30 bar. Sebelum masuk ke dalam kolom destilasi didinginkan terlebih dahulu di distillation precooler (E-707) dan menghasilkan aliran 30 dengan komposisi ethylene, ethylene oxide, carbon dioxide, oxygen, nitrogen , dan water. Sedangkan untuk kondisi operasinya, temperature yangdihasilkan menjadi 45 oC sedangkan tekanan 29,70 bar dan laju alir tetap. Aliran tersebut melewati valve menjadi aliran 31 dengan komposisi tetap dengan kondisi operasi , temperature 45,02 oC , tekanan 10 bar dan laju alir tetap. Destilasi tersebut dilengkapi oleh kondensor, level indicator control (LIC), reflux drum, reboiler (E-709), pompa (P-701A/B), valve dan flow indicator control (FIC). Kondensor berfungsi memaksimalkan konversi di destilasi tersebut, LIC berfungsi untuk mengkontrol tinggi cairan yang terdapat di kolom destilasi, sedangkan FIC berfungsi untuk mengkontrol laju alir dari kolom destilasi, sedangkan reflux drum buat memaksimalkan kemurnian dari ethylene oxide. Hasil dari bottom produk menhasilkan aliran 33 dengan komposisi ethylene oxide dan water dengan kondisi operasi, temperatur 182,3 oC , tekanan 10,5 bar. Sedangkan top product menhasilkan 2 aliran. Aliran 32 dan aliran 34, aliran 32 mengandung ethylene oxide dan water memiliki kandungan 99,5wt % , sedangkan kondisi operasinya temperatur 86,4 oC, tekanan 10 bar. Sedangkan untuk aliran kedua dari top product adalah aliran 34 dengan komposisi ethylene, carbon dioxide, oxygen, dan nitrogen. Sedangkan untuk temperature operasi 86,4
o

C, tekanan 10 bar, vapor mole fraction 1.

3. Spesifikasi Alat
Berdasarkan deskripsi proses pembuatan etilen oksida yang telah dipaparkan diatas, adapun spesifikasi dari masing-masing alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

3.1.

Kompresor

7|Page

Kompresor yang digunakan pada pabrik ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :

a. K-100 Bahan Jenis Power Adiabatic efficiency : Carbon steel : Sentrifugal : 19 MW : 80%

b. K-101 Bahan Jenis Power : Carbon steel : Sentrifugal : 23 MW

Adiabatic efficiency : 80%

c. K-102 Bahan Jenis Power : Carbon steel : Sentrifugal : 21,5 MW

Adiabatic efficiency : 80%

d. K-103 Bahan Jenis Power : Carbon steel : Sentrifugal : 5,5MW

Adiabatic efficiency : 80%

e. K-104 Bahan Jenis Power : Carbon steel : Sentrifugal : 21,5 MW

Adiabatic efficiency : 80%

8|Page

3.2.

Heat Exchanger
a. E-100 Luas Q Jenis proses : 5553m3 : 58.202 MJ/h : Stream in tubes

b. E-101 Luas Q Jenis proses : 6255m3 : 83.202 MJ/h : Stream in tubes

c. E-102 Luas Q Jenis proses : 12.062 m3 : 147.566 MJ/h : Stream in tubes

d. E-103 Luas Q Jenis proses : 14.110 m3 : 209.607 MJ/h : Stream in tubes

e. E-104 Luas Q Jenis proses : 14.052 m3 : 229.890 MJ/h : Stream in tubes

f. E-105 Luas Q Jenis proses : 13.945 m3 : 207.144 MJ/h : Stream in tubes

g. E106 Luas : 1478 m3

9|Page

Q Jenis proses

: 21.493 MJ/h : Stream in tubes

3.3.

Reaktor
a. PFR -100 Bahan Diameter Void fraction Volume Tinggi : Carbon steel : 9 mm : 0,4 : 202 m3 : 10 m

Diameter tube : 7,38 cm Jumlah tube : 4722

Active catalyst : 100 % Q : 33.101 MJ/h

b. PFR-101 Bahan Diameter Void fraction Volume Tinggi : Carbon steel : 9 mm : 0,4 : 202 m3 : 10 m

Diameter tube : 9,33 cm Jumlah tube : 2954

Active catalyst : 100 % Q : 26.179 MJ/h

3.4.

Absorber
a. T-101 Bahan Sieve trays : Carbon steel : 20 SS

Efficient trays : 25 % Feed on tray Spacing : 1 dan 20 : 24 in

10 | P a g e

Tinggi Diameter b. T-102 Bahan Sieve trays

: 12,2 m : 5,6 m

: Carbon steel : 20 SS

Efficient trays : 25 % Feed on tray Spacing Tinggi Diameter : 1 dan 20 : 24 in : 12,2 m : 5,6 m

3.5.

Distilasi
a. T-103 Bahan Sieve trays : Stainless steel : 70 SS

Efficient trays : 33% Feed on tray Reflux ratio Spacing Tinggi Diameter : 36 : 0,89 : 12 in : 43 m : 8 m

11 | P a g e

4. Simulasi Pada Hysys


Berdasarkan spesifikasi alat tersebut dan kondisi operasi yang telah diuraikan pada deskripsi proses. Berikut ini contoh beberapa alat pada proses pembentukan etilen oksida hasil simulasi beberapa alat dengan menggunakan program hysis yaitu : a) Kompresor Sebagai contoh yaitu pada kompresor K-101 sebagai berikut

Pada hasil simulasi menggunakan hysys ini dapat dilihat bahwa terdapat sedikit perbedaan pada bagian tekanan produk. Diamana, pada textbook telah tercantum bahwa nilai tekanan yang diharapkan adalah 9 bar dan temperature 206.11oC. b) Heat Exchanger Berikut ini diambil contoh heat exchanger (alat penukar panas) pada proses pembentukan etilen oksida saat pemanasan awal sebelum bahan baku masuk kedalam reactor (reactor preheater). Berikut hasil simulasi yang dilakukan dalam hysys :

12 | P a g e

Profil

heatflow

terhadap

temperature

yang

dihasilkan

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa seiring dengan naiknya temperature produk atau temperature keluaran heater maka laju panas yang dibutuhkan dalam heater tersebut akan semakin benyak pula, karena untuk memanaskan suatu zat membutuhkan energi (Cp) yang berbeda-beda. Dimana kapasitas panas ini merupakan banyaknya energy yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk menaikkan suhunya sebesar 1oC sebanyak 1 Kg. c) Reaktor Reaktor yang digunakan pada proses pembuatan etien oksida ini adalah reaktor jenis PFR (Plug Flow Reactor). Pemutusan penggunaan reaktor jenis ini kareana dalam spesifikasi alat telah tersedia bahwa reaktornya tersiri dari 4722 tube dan informasi lainnya. Sedangkan jenis reaksi yang digunakan juga merupakan reaktor kinetika dengan basis konversi yaitu fase vapor karena umpan dan produk dari reaktor ini dalam fase vapor (gas). Produk yang dihasilkan hasil simulasi menggunakan hysys ini memiliki jumlah yang lebih banyak atau konversi yang terjadi lebih besar. Peningkatan ini terjadi karena persamaan kinetika yang masukkan kedalam hysys tidak dimasukkan secara lengkap. Karena persamaan kinetika yang tersedia berbeda dengan persamaan kinetika yang digunakan pada program hysys.

13 | P a g e

d) Absorber Pada proses pembuatan etilen oksida ini, absorber digunakan untuk memisahkan etilen oksida yang telah terbentuk dari reaktor. Dengan menggunakan absorber berupa air (Processed Water) etilen oksida yang terbentuk akan terlewatkan melalui aliran 17, sedangkan untuk komponen lain yang belum terkonversi menjadi etilen oksida akan keluar melalui aliran 16 untuk dimasukkan kedalam reaktor ke 2, agar tercapai konversi yang lebih maksimal.

Secara keseluruhan, plant produksi etilen oksida pada PT.Stratos Engineering dengan menggunakan aplikasi hysys yaitu ditunnjukkan pada gambar berikut ini :

You might also like