You are on page 1of 0

BUKU SAKTI UJIAN

PROFESI
Soal Pembahasan Lengkap 12 Mata Kuliah

Buku ini hasil kerja keras dan semangat yang tinggi dari
kami, Farmasi Sains dan Industri Angkatan 2004 untuk
kemajuan Indonesia.

Editor: Sarmoko S.Farm
1/1/2009



PSC (Pharmacy Study Club)

BUKU SAKTI UJIAN PROFESI
Soal Pembahasan Lengkap 12 Mata Kuliah




Keluarga Besar
Farmasi Sains dan Industri Angkatan 2004
Universitas Gadjah Mada
Tim Penyusun:

Etika Farmasi dan Undang-Undang Kesehatan
M. Agung Sumantri
Miyanto
Edison Chrisnanto
Vera Fariha Fauziati
Asmurani

Pelayanan Kefarmasian
Beti Pudyastuti
Willia Indarwanti
M. Iqbal
Haryadha Agustian
Pambar

Manajemen Farmasi Komunitas
Pramita Kurniasari
Eny Yulianti
Ani Setyowati
Asri Widyaningsih
Nurl Husna Mumtaz Indah

Manajemen Produksi
Irfan Muris Setiawan
Tri Bekti Agung Wibowo
Ulfi Asih Styaningrum
Viddy Agustian Rosyidi
Indri Hardini

Farmakoterapi
Hermawansyah Indrasta
Tries Mumtohani
Dinda Putri Utaminingtyas
Agil Novianto
Fanie Yogi Pratami

Terminologi Medis
Pipit Adiani Adhi Atmaja
Fransisca Emi Hartanti
Umi Fadilah
Tias Ekaviana Hati
Etik Pratiwi



Farmakokinetika Klinik
Fitri Purwita Sari
Isa Abdulhaq
Hertanti Trias Febriani
Saptanti UJ
Slamet Siagian

Farmasi Industri
Sarmoko
M. Novrizal Abdi Sahid
Ilyas Pratomo
Sandro Rossano Yunas
Dodi Purwitosari

Interaksi Obat
Retno Wulandari
Theresia Chrestiningsih
Etik Romdiyah
Nurul Hidayati
Fahrurozi

Komunikasi dan Konseling
Dwi Mumpuni
Chintya Yuli Astuti
Gretaci Dyah Sairandhri
Ratri Kumalasari
Larasati

Compounding and Dispensing
Yudo Prihartanto
Anis Kurnia Utami
Riyona Desvy Pratiwi
Nofa Nur Sayrifaini
Ania Rachma Apriani

Biofarmastika Terapan
Anastasia Avelina RM
Rosmanita Dian AR
Ika Dyaning Ratri
Wijaya Andi
Fea Prihapsara


Editor: Sarmoko


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan hidayahnya sehingga PSC Kumpulan Soal BUKU
SAKTI UJIAN PROFESI ini dapat digarap dan selesasi dengan hasil yang memuaskan.
Buku ini sangat sakti, mengapa? Karena berisi soal plus pembahasan lengkap 12mara kuliah.
Dikatakan sakti karena sangat ampuh buat belajar sistem SKS, dan bakal menjadi bacaan wajib ketika
ujian. Dan juga perlu diketahui, buku ini adalah harta yang tak ternilai harganya, ditulis dengan
keihlasan hati, kesuciam jiwa, ketekunan, kesungguhan, kerja keras, perjuangan, demi mencapai
masa depan nan gemilang. Opo tho yo...
Thanx buat teman-teman Profesi 2008 Kelas C (Farmasi Sains dan Industri) yang saya banggakan. Tuh,
bener khan. Saya bilang juga apa, kita pasti bisa. Bisa apa? Bisa bekerja sama dalam keluarga, saling
bahu dan membahau sehingga buku ini ada di tangan teman-teman semua dan siap baca, enak
dibawa menjelang ujian dan bisa dirasakan manfaatnya.
Emang, dalam membuat buku ini susah, nyari-nyari literatur di perpus, bongkar-bongkar file di CD,
obarak-abrik catetan kuliah, bakan saya dapet laporan katanya tim Farmakoterapi sampe lembur jam
2 pagi, bahkan tim MFK dibela-belain sampe jan 3 pagi. Wow, kurang apa coba? Demi kita, demi calon
apoteker baru, untuk merintis kehidupan yang lebih baik dan Indonesia yang maju.
Oya, mungkin dalam menjawab soal-soal banyak kesalahan kami mohon maaf, semoga rekan-rekan
calon sejawat bisa memaklumi dan memberi masukan untuk penerbitan yang lebih baik di tahun
depan.
Semoga apa yang kita lakukan, kita rintis, sesuatu yang kita create ini, mungkin yang pertama dalam
sejarah Farmasi, semoga bisa bermanfaat bagi rekan-rekan semua. Amin...

Terima kasih, selamat belajar, dan semog sukses ujiannya.
Yogyakarta, 23 Desember 20008

Ketua kelas FSI Profesi 2008
mewakili warga kelas FSI yang saya cintai dan saya banggakan


JADWAL UJIAN AKHIR SEMESTER PROFESI 2009

Jadwal Pertempuran (Ujian Utama)


Senin/ 5 Januari 2009 Etika dan UU
Selasa/ 6 Januari 2009 Yanfar MFK
Rabu/ 7 Januari 2009 ManPro
Kamis/ 8 Januari 2009 Terapi Termin
Jumat/ 9 Januari 2009 Marketing
Senin/ 12 Januri 2009 Farklin Farm Industri
Selasa/ 13 Januri 2009 Intro Komunikasi dan Konseling
Rabu/ 14 Januri 2009 Comdis Biofar

Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 1

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

ETIKA FARMASI & UU KESEHATAN

Review materi:
1. Pendahuluan Etika dan UU
2. Diskusi implikasi dan perkembangan UU
3. Regulasi narkotika dan psikotropika
4. Impor bahan baku obat dan industri farmasi
5. PBF, apotek, pembentukan toko obat
6. Peran dan tugas apoteker sesuai UU kesehatan
7. Sistem kesehatan nasional
8. Konas, Kontranas, Bahan Tambahan pangan
9. Produk farmasi berdasatkan Kepmenkes 722
10. UU pangan dan perlindungan konsumen
11. NAKES dan Kosmetik
12. Manusia dan leingkungan
13. Ilmu pengetahuan
14. Etika
15. Kajian etika
16. Teori etika

Senin, 23 Juni 2008
Drs. M. Amroni., MS., Apt.

Tulislah jawaban dengan tulisan yang jelas terbaca !
1) a. Tuliskan tujuan pemerintah kita menetapkan UU Narkotika dan Psikotropika dan
penggolongannya masing-masing sesuai dengan UU-nya serta tuliskan juga contohnya?
Jawab:
Tujuan pengaturan:
1. menjamin ketersediaan Narkotika dan Psikotropika untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan.
2. mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.
3. memberantas peredaran gelap narkotika dan psikotropika.

Penggolongan narkotika dan psikotropika sesuai UU dan contohnya
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
a. Narkotika Golongan I; contoh: Tanaman Papaver somniferum L, tanaman Koka,
opium mentah dan masak, asetorfina, heroin.
Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 2

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

b. Narkotika Golongan II; contoh: alfametadol, febtanil, morfina, opium, petidina,
metadona, dan
c. Narkotika Golongan III, contoh: etil morfina, codena, propiram.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
a. Psikotropika Golongan I; contoh: brolamfetamina, katinona, DMA, DMHP, DMT,
lisergida, TMA, PMA.
b. Psikotropika Golongan II; contoh: anfetamina, sekobarbital, rasemat, zipepprol,
fenetilina.
c. Psikotropika Golongan III; contoh: aminobarbital, butalbital, katina, pentazosina,
glutetimida, pentabarbital.
d. Psikotropika Golongan IV; contioh: alprazolam, aminorex diazepam, lorazepam,
mazindol, pipradrol, vinilbital.

b. Apakah yang dimaksud Apotek menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku
sekarang dan tuliskan persyaratan serta kewajiban APA?
Menurut PP No 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas PeraturanPemerintahan
No 26 tahun 1965 tentang Apotek, apotek didefinisikan sebagai suatu tempat tertentu,
yaitu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian kepada masyarakat. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan atas
Permenkes No.922/MenKes/Per/X/1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izan
apotek, pengertian apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat
Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi persyaratan seperti yang diatur dalam
Permenkes No.922/Menkes/Per/X/1993, Bab III pasal 5, sebagai berikut:
a. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.
b. Telah mengucapkan Sumpah /Janji sebagai Apoteker.
c. Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan.
d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan
tugasnya sebagai apoteker.
e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker
Pengelola Apotek di apotek lain.


Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 3

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

Kewajiban APA:
1. Menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik
serta keabsahan terjamin.
2. Melayani resep dokter, dokter gigi, dokter hewan.
3. Melakukan konsultasi dengan dokter jika diperlukan.
4. Memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat secara tepat, aman ,
rasional atas permintaan masyarakat.
5. Menandatangani salinan resep.
6. Merahasiakan dan menyimpan resep dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
7. Melayani OWA.
8. Melakukan dan membuat berita acara serah terima resep Narkotika dan
psikotropika dan perbekalan farmasi yang lainnya serta kunci-kunci penyimpanan
obat narkotika dan psikotropika, apbila terjadi penggalihan tanggung jawab
pengelolaan farmasi.
Soal nomor 2
2) a. Mengingat Penjelasan BAB VII Pasal 71 ayat (1) UU No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan bahwa Masyarakat memperoleh desempatan seluas-luasnya untuk berperan
serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya mulai dari
inventarisasi masalah sampai tahap penilaiannya. Bagaimanakah saran anda sebagai
seorang farmasis, apabila seseorang (tidak mempunyai latar belakang farmasi) ingin
mendirikan sarana kesehatan yang berupa Pedagang Besar Farmasi dan tuliskan
beberapa kewajiban dan larangannya? Jelaskan !
Jawab:
Seorang yang tidak memiliki/mempunyai latar belakang farmasi boleh mendirikan
sarana kesehatan yang berupa pedagang besar farmasi (PBF), sesuai SK Menkes 1191
th 2002 tentang perubahan peraturan Menkes No 918/Menkes/PER/X/1993 tentang PBF
pada pasal 5, yaitu:
1. Dilakukan oleh badan hokum berbentuk PT, koperasi, PN
(perusahaan Negara).
2. Memiliki NPWP (Nomor pokok wajib pajak).
3. Memiliki Apoteker atau AA sebagai penanggung jawab.
4. Anggota direksi tidak pernah terlibat pelanggaran ketentuan per-
UU di bidang farmasi.



Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 4

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

Kewajiban PBF (pasal 6-11):
1. PBF dan setiap cabangnya berkewajiban mengadakan, menyimpan dan
menyalurkan perbekalan farmasi yang memenuhi persyaratan mutu.
2. PBF wajib melaksanakan pengadaan obat, dan alat kesehatan dari sumber yang sah.
3. Setiap pergantian penanggung jawab wajib lapor (max 6 bulan) kepada Ka Kanwil
setempat.
4. PBF dan setiap cabangnya wajib menguasai bangunan dan sarana yang memadai
untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya.
5. Gudang wajib dilengkapi dengan perlengkapan yang dapat menjamin mutu dan
keamanannya.
6. PBF wajib melaksanakan dokumentasi selama kegiatan berjalan.
7. Untuk PBF penyalur BBO wajib menguasai laboratorium pengujian.
8. Untuk setiap perubahan kemasan BBO dari kemasan aslinya, wajib dilakukan
pengujian laboratorium.
9. Setiap pendirian cabang PBF di propinsi wajib lapor kepada Ka Kanwil setempat
dengan tembusan kepada Dit. Jend. Dan kepala BPOM.

Larangan bagi PBF:
1. PBF dilarang menjual perbekalan farmasi secara eceran.
2. PBF dilarang melayani resep dari dokter.
3. PBF dilarang melakukan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran Narkotika dan
Psikotropika tanpa izin khusus dari Menkes.
4. PBF dilarang menyalurkan obat keras kepada POE berizin, dokter, dokter gigi dan
dokter hewan (SK Menkes RI no 3987/A/SK/1973).
5. PBF dilarang menyalurkan perbekalan farmasi tanpa surat pesanan yang
ditandatangani oleh penanggung jawab.

b. Pada waktu sebelum tahun 1987 sebagian besar Pabrik Farmasi melakukan promosi
obat dan/atau mengedarkan contoh obat dalam rangka persaingan produk dipasaran.
Apakah yang dimaksud promosi obat dan contoh obat tersebut dan bagaimana nasibnya
sekarang? Jelaskan !
Jawab:
Promosi Obat adalah kegiatan memperkenalkan dan mengingatkan kembali obat jadi
terdaftar dalam usaha untuk memasarkan obat jadi tersebut.
Contoh Obat adalah obat jadi yang diberikan atau diserahkan dalam jumlah kecil
secara cuma-cuma dalam rangka promosi obat.
Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 5

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

Sekarang promosi obat dan contoh obat sudah dilarang sesuai edaran SK
Menkes RI No 437/menkes/SK/VI/1987 tentang pelarangan produksi, impor, distribusi,
penyerahan dan pemberian contoh obat.
Keputusannya adalah:
a. produksi dan peredaran contoh obat harus dihentikan dan dilarang.
b. Sanksi pelanggaran terhadap keputusan ini dikenakan sanksi administrative berupa
pencabutan nomor pendaftaran obat jadi yang bersangkutan.
c. Informasi tentang obat jadi dapat disalurkan melalui leaflet, brosur, majalah ilmiah,
seminar ilmiah.

Etika Farmasi dan UU Kesehatan

Rabu, 16 Januari 2008 (45 menit)
Drs. M. Amroni, MS., Apt

Tulislah jawaban dengan tulisan yang jelas terbaca !
1. Semua sarana kesehatan yang dimiliki masyarakat termasuk swasta harus berbentuk badan
hukum. Bagaimana pendapat saudara tentang pernyataan tersebut? Jelaskan !
2. Apakah yang dimaksudkan Contoh Obat dan Promosi Obat serta bagaimana nasibnya
sekarang?
3. Tuliskan jenis Tenaga Kesehatan pasca deregulasi dan Hak & Kewajibannya secara umum
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Mengingat penjelasan BAB VII pasal 71 ayat 1 UU. No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
bahwa masyarakat memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya mulai dari inventarisasi
masalah sampai tahap penilaiannya. Bagaimanakah saran anda sebagai seorang farmasis,
apabila seseorang (tidak mempunyai latar belakang farmasi) ingin mendirikan sarana
kesehatan yang berupa TOKO OBAT BERIJIN dan dituliskan beberapa kewajiban dan
larangannya? Jelaskan !

Jawaban
1. Setuju. Sesuai dengan pasal 58 BAB IV UU No. 23 tahun 1992 disebutkan bahwa sarana
kesehatan harus berbentuk badan hukum. Hal ini dimaksudkan agar persyaratan sarana
kesehatan yang berlaku sesuai dengan peraturan pemerintah.
2. Contoh obat dan promosi obat mengandung arti berbeda tetapi bermaksud sama yaitu,
mengikalankan produk obat kepada masyarakat agar dapat dikenal dan laku di masyarakat.
Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 6

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

Contoh obat : pembagian obat secara gratis kepada masyarakat sebagai sampel jika
masyarakat sakit dapat diobati dengan obat yang diberi gratis tersebut
Promosi obat : pengiklanan suatu obat dengan pemberian informasi kepada masyarakat.
Saat ini, contoh obat sudah dilarang Depkes untuk menekan biaya produksi dan
menghindari penyalahgunaan obat. Sedangkan promosi obat saat ini, banyak yang
melanggar karena tidak diinformasikan tentang efek samping obat, kontraindikasi maupun
zat aktif obat. Promosi obat hanya ditujukan komersil saja. Oleh karena itu, WHO maupun
pemeritah Indonesia membuat etika promosi obat.
3. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996
TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi
- Tenaga Keperawatan meliputi : Perawat dan Bidan
- Tenaga Kefarmasian meliputi Apoteker, analis farmasi, dan asisten apoteker.
- Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,
mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian
- Tenaga gizi meliputi nutrisionis (ahli gizi) dan dietisien
- Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis, dan ahli terapiwicara
- Tenaga keteknisan medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi
elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik protetik, teknisi transfusi
dan perekam medis
Kewajiban:
- Memiliki pengetahuan dan keterampilan dibidang kesehatan, dibuktikan dengan ijazah
dari lembaga pendidikan
- Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga kesehatan
yang bersangkutan memiliki ijin dari Menteri
- tenaga medis dan tenaga kefarmasian lulusan dari
- lembaga pendidikan di luar negeri hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah
yang bersangkutan melakukan adaptasi

4. Masyarakat dapat mendirikan sarana kesehatan sesuai dengan bab VII pasal 71 ayat 1 UU
no. 23 tahun 1992. Dalam mendirikan toko obat berijin harus memenuhi ketentuan dalam
peraturan daerah. Ketentuan dalam mendirikan toko obat berijin diantaranya,
a. Dibuatnya surat izin usaha syarat dibuatnya izin usaha adalah:
1. Surat permohonan dari Pemilik sarana Toko Obat
2. Foto Copy KTP Pemohon
3. Pas Foto Pemohon
4. Foto Copy Ijazah Asisten Apoteker Penanggungjawab teknis
Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 7

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

5. Foto Copy Surat Izin Kerja ( SIK AA )
6. Surat pernyataan kesediaan Asisten Apoteker sebagai Penanggungjawab
teknis dengan materai Rp 6000
7. Foto Copy KTP Asisten Apoteker
8. Denah Lokasi Bangunan
9. Rekomendasi dari Camat setempat
b. diwajibkan membayar retribusi izin operasional

Kewajiban toko obat berijin
1. Mengadakan obat bebaas dan bebas terbatas yang dijual secara eceran
2. Penanggung jawab teknis adalah asisten apoteker
3. Melayani kesehatan masyarakat
4. Harus memiliki izin usaha

Larangan toko obat berijin
1. Tidak diizinkan menjual narkotika, psikotropika dan obat keras
2. Tidak diizinkan menjual alkohol
3. Tidak melayani resep


Prof. Dr. Achmad Fudholi, DEA., Apt

Senin, 23 Juni 2008 (60 menit)

Petunjuk: Jawablah soal dengan tulisan yang jelas !
1. Pendapat tentang suatu isu moral antara seseorang dengan orang lain sering berbeda.
Kenapa hal ini bisa terjadi dalam realitas kehidupan kita? Dan bagaimana
pengatasannya?
2. Apa perbedaan dan kesamaan antara etika dan etiket? Terangkan jawaban dengan
contoh?
3. Ilmu pengetahuan dapat dipandang sebagai suatu PROSES, PRODUK dan
PARADIGMA ETIKA. Apa maksudnya dan beri penjelasan.

Jawaban

1. Perbedaaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan latar belakang tiap orang. Moral
seseorang dibangun dari etika (misal adat kebiasaan dan tempat tinggal) yang
menimbulkan sikap yang berbeda. Hal inilah yang menimbulkan adanya isu moral.
Cara pengatassannya dengan pendekatan isu moral baik secara mikro maupun makro

Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 8

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

2. Persamaan:
Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif
Perbedaan:
Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan, etika memberi norma tentang
perbuatan itu sendiri.
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, etika berlaku meskipun tidak ada saksi mata
etiket bersifat relatif, sedangkan etika lebih mutlak.
Etiket terfokus pada bentuk lahiriah, sedangkan etika menyangkut sesuatu segi manusia
dari dalam (batin).

Contohnya adalah sikap pada waktu makan.
Secara etiket, cara makan orang dapat berbeda.
a) Sesuai etiket ketika makan menggunakan sendok dan garpu di meja makan dan
duduk di kursi.
b) Sesuai etiket ketika makan menggunakan tangan di lantai.
Kedua contoh etiket ini, bersifat relatif dan merupakan cara perbuatan yang dilakuakan
tergantung pergaulan.
Sedangakan etika, dalam pergaulan manapun dan tidak ada saksi mata tidak diterima
makan daging manusia walaupun cara makan dapat berbeda.

3. Pandangan terhadap ilmu pengetahuan
Sebagai proses
Artinya ilmu pengetahuan adalah kegiatan sosial dimana ilmu pengetahuan itu timbul
karena adanya interaksi hasil buah pikiran antar manusia.
1. interaksi buah pikiran antar manusia setiap waktu berkembang bertujuan mencari
kebenaran untuk memahami alam, baik manusia dan lingkungan
2. dalam buah pikiran tersebut bersifat apa adanya, berdasar fakta, dan impersonal
Sebagai produk
1. ilmu pengetahuan didapat melalui metode ilmiah
2. hasilnya menjadi milik umum yang digunakan untuk kepentingan umat manusia
3. tetapi sebelumnya harus mendapat persetujuan dunia ilmiah
4. dan siap diuji kebenarannya. Kebenaran yang dimiliki dapat ditumbangkan sewaktu-
waktu karena ilmu pengetahuan sendiri senantiasa berkembang
Sebagai paradigma etika
bersifat universal, komunal dan desinterestedness



Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 9

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

Kumpulan soal Etika

1. Ada dua cara pendekatan isu moral yang terjadi, yaitu secara mikokosmis dan
makrokosmis. Apa maksudnya dan bagaimana menurut pendapat saudara dari
kedua pendekatan tersebut. Beri suatu contoh konkrit dengan pengamblan kasus
di indutri farmasi. (16 Januari 2008)
2. Salah satu tipe utama dari teori etika adalah UTILITARIANISME. Apa yang sudara
ketahui tentang teori tersebut, jelaskan dengan contoh yang sederhana (2 Januri
2008)
3. Menurut sinyalemen Francis Bacon, KNOWLEDGE IS POWER. Untuk itu perlu
adanya peningkatan keterkaitan ilmuwan dengan alam, tidak hanya sekedar
intrinsik kosmologis, tetapi harus etis epistemologis. Terangkan maksud
pernyataan tsb (2 Januari 2008).
4. Apa yang saudara ketahui tentang OTONOMI MORAL, dan bagaimana cara
memperkuat otonomi moral itu. Terangkan jawaban saudara. (11 Juni 2007)
5. Sampai sekarang dikenal ada 4 tipe teori moral. Apa perbedaan landasan pokok
dari ke-4 teori tsb. Terangakn jawaban saudata dengan memberikan ilustrasi
contoh suatu kasus moral. (11 Juni 2007)
6. Apa sesungguhnya peran sebuah KODE ETIK bagi ilmuwan. Jelaskan jawaban
saudara. (11 Juni 2007)
7. Dalam hubungan kebenaran dan kualitas pengetahuan, ada berapa maca tingkat
pengetahuan? Terangkan jawaban saudara perbedaan satu tingkatan dengan yang
lain.
8. Kontroversi pendapat tentang suatu isu moral antara seseorang dan orang lain
seting terjadi. Kenapa hal ini bisa muncul dalam realitas kehidupan kita, dan
bagaimana pengatasannya? Terangkan jawaban saudara.
9. Apa keuntungan dan kelemahan kalau HUKUM dijadikan norma dalam suatu
pertimabangan untuk menyelesaikan masalah/problema moral dalam kehidupan
manusia? Jelaskan pendapat saudara dengan memberikan suatu ilustrasi/contoh.
(6 Januari 2006)
10. Apa yang saudara ketahui tentang etika, etiket dan ajaran moral? Bagaimana
dengan persamaan dan perbedaannya. (6 Januari 2006)
11. Ceriterakan tentang kisah DILEMA HEINZ. Bagaimana kesimpulan yang dapat
saudara ambil apabila digunakan penalaran pada tingkat konvebsional dan tingkat
pasca konvensional.
12. Dalam suatu issue moral sering ada keterkaitan antar HUKUM dan
KONVENSIONALISME ETIS. Terangakn pendapat saudara tentang hal tersebut di
atas. (19 Juni 2003)
13. Kajian soal moral perlu melibatkan tiga macam kajian yang berbeda yaitu normatif,
konseptual dan deskriptif. Terangkan maksud ketiga kajian di atas.
Buatlah suatu contoh kasus moral yang menyangkut seorang apoteker di tempat
kerjanya. (19 Juni 2003)
Bagaimana analisa kasus tersebut dari ketuga kajia tersebut di atas.
14. Egoisme etis sering disebut sebagai sebagai penolakan skeptis tentang moral. Apa
maksudnya dan terangkan jawaban saudara. (8 Januari 2003)
Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 10

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

15. Terangkan tentang konteks perselisihan profesioal yang mungkin dihadapi oleh
para ilmuwan. (2 Januari 2004).


Kumpulan Soal DINKES

2 Januari 2008

1. Dalam rangka mewujudkan masyarakat sehat mandiri, langkah dan strategi apa yang
ditempuh oleh stake holder di bidang kesehatan?
2. Mr X adalah seorang apoteker lulusan Fakultas Farmasi UGM periode Februari 2007
yang rencananya akan bekerja di Provinsi Jawa Barat sebagai APA. Setelah 2 tahun
bekerja di Jawa Barat, Mr X akan pindah ke wilayah DIY dan bekerja di suatu RS.
Sebagai tenaga kesehatan Mr. X wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ada
dalam peraturan perundangan yang berlaku. Pertanyaan:
- Apa yang harus diakukan oleh Mr. X setelah menerima ijazah apoteker untuk
mendapat izin kerja sebagai APA di provinsi Jawa Barat sampa dengan ybs bekerja di
RS DIY?
- Apa bentuk izin kerja MR X selama menjadi APA dan pada saat bekerja di RS? Kapan
Mr. X selesai melaksanakan masa baktinya?

Kumpulan Soal P. Amroni

1. a. Bagaimana implementasi peraturan per-UU-an di bidang pengimporan baik bahan baku
obat maupun obat jadi di Indonesia? Jelaskan. (2 Januari 2008)
b. Bagaimana profil distribusi narkotika dan psikotropika di Indonesia yang sesuai degan
peraturan per-UU-an yang berlaku.

2. Apakah tujuan pemerintah RI menerbitkan PerMenKes RI No. 919/MenKes/Per/X/1993
tentang kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep dan tulsikan 5 kriteria tsb serta
berikan penjelasan masing-masing contohnya.

3. a. Pemerintah RI telah mengeluarjkan paket kebijakan deregulasi yang dituangkan
diantaranya pada 2 bidang yaitu bidang distribusi dan pelayanan farmasi. Apaka tujuan
pemerintah kita tentang paket kebijaksanaan deregulasi tersebut dan keuntungan apakah yang
diperoleh untuk kedua bidang tersebut.

4.
Etika Farmasi dan UU Kesehataan | 11

Agung, Miyanto, Vera, Edison, Rani

23 Juni 2008 (DINKES)

1. Dalam rangka pengamanan bahan berbahaya baik obat tradisional atau sediaan farmasi
lainnya tentunya perlu suatu tindakan agar masyarakat dilindungi dari efek penggunaan bahan
tsb. Menurut Saudara langah apa yang ditempuh Pemerintah untuk mengatasi hal tsb di atas.

2. Jawablah soal di bawah ini sesuai PP 32 tahun 1996 Tenaga Kesehatan dan Permenkes RI No.
184 tahun 1995tentang penyempurnaan pelaksanaan masa bakti dan ijin kerja apoteker.
Andi adalah seorang apoteker lulusan UGM periode Agustus 2008 yang diterima di Industri
Farmasi di wilayah Tangerang dengan masa kontrak 1 tahun. Setelah selesai kontrak, Andi
bekerja sebagai APA di wilayah DKI.
Pertanyaan:
a. Apakah yang harus diakukan oleh Andi setelah lulus sampai yang bersangkuatan menjadi
APA di DKI?
b. Apa bentuk izin Andi pada saat bekerja di apotek?
c. Kewajiban-kewajiban apa saja yang harus dipenuhi oleh Andi dalam menjalankan profesiya
sebagai apoteker?


SOAL PAK ELVY DINKES

1. Jelaskan kewajiban-kewajiban tenaga kesehatan apoteker dalam melaksanakan tugasnya
sebagai tenaga profesional dibidang kesehatan !

2. Pekerjaan kefarmasian: pembutan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan
obat tradisional. Jelaskan arti pelayanan obat atas resep dokter.

3. Seorang keluarga pasien membeli obat di apotek A pada jam 12.00 dengan membawa resep
dari RS B, terdiri dari 3 macam obat, salah sarunya racikan puyer. Resep tsb dilayani oleh AA
karena apotekernya sedang tidak ada di tempat.
Setelah diberi harga oleh petugas apotek keluarga pasien sepakat untuk membeli obat
tersebut. Berhubung tidak membawa uang, keluarga pasien izin pulang untuk mengambil uang
sambil berkata, Mbak toong disiapkan saja obatnya, bayarnya nanti saya ambil uang dulu.
Tanpa diklarifikasi obat diracik dan dibuatkan. Beberapa saat kemudian keluarga pasien
tersebut datang ke apotek sambil berkata,Mbak, maaf obatnya diambil separuh dulu, nanti
kalau cocok diambil lagi.
Kejadian ini berakibat terjadi pertengkaran antara keluarga pasien dengan petugas apotek.
Agar tidak berkepanjangan maka obat diserahkan separuh sesuai dengan permintaan sambil
menggerutu.
Sampai di rumah, obat yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang ditulis resep, setelah
ditelusuri disebabkan karena tulisan dokter kurang jelas.
Pertanyaan: apakah kesalahan yang dilakukan oleh AA tersebut dapat dikenakan sanksi
pidana/perdata sesuai denga perlindungan konsumen? Jelaskan !

JAWABAN & SOAL ETIKA/UU, 16 Januari 2008
(TIM DINKES)


1. Jelaskan tentang pekerjaan kefarmasian
dikaitkan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlakunya, khususnya
UU no.23 th 1992 tentang kesehatan!
Jawab:
Pekerjaan kefarmasian:
Pembuatan, termasuk pengendalian,
mutu sediaan farmasi.
Sediaan farmasi meliputi: obat, bahan obat,
obat tradisional, dan kosmetika). Sediaan
farmasi yang berupa obat dan bahan obat
harus memenuhi syarat farmakope Indonesia
dan atau buku standar lainnya. Sediaan
farmasi yang berupa obat tradisional dan
kosmetika serta alat kesehatan harus
memenuhi standar dan atau persyaratan yang
ditentukan. Pekerjaan kefarmasian harus
dilakukan dalam rangka menjaga mutu
sediaan farmasi yang beredar
Pengamanan pengadaan, penyimpanan
dan distribusi obat
Pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan diselenggarakan untuk melindungi
masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh
penggunaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan
mutu dan atau keamanan dan atau
kemanfaatan.
Pengelolaan obat
Pengelolaan perbekalan kesehatan dilakukan
agar dapat terpenuhinya kebutuhan sediaan
farmasi dan alat kesehatan serta perbekalan
lainnya yang terjangkau oleh masyarakat.
Pelayanan obat atas resep dokter
Pelayanan informasi obat
Pengembangan obat, bahan obat, dan
obat tradisional

Pekerjaan kefarmasiaan dalam pengadaan,
produksi, distribusi, dan pelayanan sediaan
farmasi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu.

2. a. Berdasarkan UU no 8 th 1999 tentang
perlindungan konsumen. Dalam hal apa
pelaku usaha dibebaskan dari tanggung
jawab atas tuntutan ganti rugi dan/atau
gugatan konsumen?
b. Apa yang harus dipenuhi produsen
dikaitkan dengan UU no 7 th 1996
tentang pangan?


Jawab: a.
Pada Pasal 24:
(1). Pelaku usaha yang menjual barang
dan/atau jasa kepada pelaku usaha lain
bertanggung jawab atas tuntutan ganti
rugi dan/atau gugatan konsumen apabila
:
pelaku usaha lain menjual kepada
konsumen tanpa melakukan
perubahan apapun atas barang
dan/atau jasa tersebut;
pelaku usaha lain, didalam transaksi
jual beli tidak mengetahui adanya
perubahan barang dan/atau jasa
yang dilakukan oleh pelaku usaha
atau tidak sesuai dengan contoh,
mutu, dan komposisi.
(2). Pelaku usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibebaskan
dari tanggung jawab atas tuntutan
ganti rugi dan/atau gugatan
konsumen apabila pelaku usaha lain
yang membeli barang dan/atau jasa
menjual kembali kepada konsumen
dengan melakukan perubahan atas
barang dan/atau jasa tersebut.
Tanggung jawab mengenai ganti rugi
tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat
membuktikan bahwa kesalahan tersebut
merupakan kesalahan konsumen.

b.
Hal-hal yang harus dipenuhi produsen:
1. Mendaftarkan produknya
(termasuk IRT yang memproduksi:
susu dan hasil olahnya, daging dan
hasil olahnya, makanan bayi,
makanan kaleng steril komersial,
minuman beralkohol, air minum
dalam kemasan).
2. Mencantumkan label, yang berisi:
Nama produk
Daftar bahan yg digunakan
Berat bersih atau isi bersih
Nama dan alamat pihak yg
memproduksi atau memasukkan
pangan ke dalam wilayah
Indonesia
Keterangan tentang halal; dan
Tgl,bulan dan tahun kadaluwarsa
3. Menghasilkan produk makanan
yang memenuhi persyaratan:
Keamanan
Mutu
Gizi
Label pangan

P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 1

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

PELAYANAN KEFARMASIAN
Pak Riswaka

1. Bagaimanakah kondisi ideal yang harus tercipta lebih dulu agar tahapan-tahapan
collaborative working relationship dapat dilaksanakan oleh farmasis?
(Januari 2006)
Berilah penjelasan tentang kondisi yang harus tersedia agar PC sebagai suatu collaborative
working relationship dapat terlaksana!
Sebutkan hasil yang diperoleh jika masing-masing kondisi tersebut terjadi!
(Juni 2008)
JAWABAN:
- Hubungan yang dekat antara farmasis dan dokter. Farmasis merupakan counterpart
dokter, bukan partner dokter karena farmasis harus selalu ada di samping dokter
untuk memberikan masukan mengenai pengobatan yang tepat untuk pasien.
- Waktu untuk berinteraksi. Diefisienkan dengan menyapa dokter setiap bertemu,
rendah hati, percaya diri terhadap kemampuannya, dan tunjukkan rasa empati
sehingga waktu berinteraksi dengan dokter semakin banyak. Intinya tunjukkan
bahwa kita adalah farmasis.
- Pengetahuan klinis yang memadai, sangat mendukung untuk berinteraksi dengan
dokter.
- Saling terbuka/menerima untuk suatu kerja sama.
- Adanya penghormatan/ menghargai tanggung jawab masing-masing profesi.
- Adanya diskusi aktif mengenai hal-hal yang berkautan dengan permasalahan
pasien. Terjadi ketika hubungan farmasis dengan dokter semakin dekat dan ada
waktu untuk berinteraksi.
- Saling menghormati satu sama lain (ditunjukkan dengan perbuatan).
- Adanya saling percaya terhadap kompetensi masing-masing.
Hasil akhir tercipta hubungan kerjasama secara profesionalitas antara farmasis dengan
dokter sehingga dapat meningktakan kualitas hidup pasien.

2. Bagaimanakah cara menghadapi (mengatasi) kendala utama pelaksanaan pharmaceutical
care yang merupakan tantangan diubah menjadi peluang?
JAWABAN:
Dilakukan dengan 5 tahap, yaitu:
- tahap 0: kesadaran profesional/profesional awareness
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 2

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

- tahap 1: pengakuan/pengenalan organisasi/ profesional recognition
- tahap 2: eksplorasi & percobaan/ exploration & trial
Tahap 0-2 dilakukan dengan open communication
- tahap 3: pengembangan hubungan profesional/profesional relationship exspansion
(dilakukan dengan trust). Pada tahap 3 ini dilihat adanya karakteristik individu,
konteks, & pertukaran.
- tahap 4: komitmen untuk saling bekerjasama/ commitment to the collaborative
working relationship (dilakukan dengan caring).

3. Berilah penjelasan tentang persyaratan pokok (prinsip) PC!
Berilah penjelasan pula tentang hasil pelaksanaan persyaratan pokok tersebut! (Juni 2008)
Seperti apakah persyaratan pokok yang harus dilakukan, agar PC dapat diwujudkan dengan
benar? Berilah penjelasan tentang tujuan utama masing-masing yang akan dicapai saat
persyaratan pokok tersebut terlaksana!
(Januari 2008)
JAWABAN:
a. Profesional relationship (hubungan profesionalitas/persahabatan) antara dokter dan
pasien dengan farmasis harus terbangun dan selalu dijaga. Hubungan profesionalitas
dibangun dan dijaga dengan melakukan open communication, menanamkan trust, dan
menjalankan/mengabdikan caring.
Tujuan & Hasil: pasien akan memberikan semua informasi apapun masalah yang
dihadapi pasien ke farmasis sehingga dapat dicari solusi yang terbaik.
b. Patients informed consent (informasi dari pasien yang berhubungan dengan data
rekam medik pasien), harus dikumpulkan, diorganisasi, dicatat, dimonitoring, dan
dijaga.
Tujuan: untuk meningkatkan keamanan pasien karena pengobatan yang diberikan bisa
berdasarkan evidence bases, data-data ini diperoleh dari adanya hubungan
profesionalitas.
Hasil: Keamanan proses terapi untuk pasien meningkat.
c. Patient-spesific medical information must be evaluated (data rekam medik pasien
harus dievaluasi), terutama yang berhubungan dengan obat resep/obat keras. Terapi
berhubungan dengan pasien dan dokter.
Tujuan: meningkatkan pengawasan terhadap pasien
Hasil: Keamanan proses terapi semakin terjamin.
Hasil akhir dari PC adalah meningkatnya kualitas hidup pasien.

P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 3

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

4. Berilah penjelasan tentang langkah yang harus dikerjakan farmasis, agar dapat menjalankan
standar profesi tersebut!
JAWABAN:
Langkah yang harus ditempuh adalah 5 tahap pengembangan stage 0-stage 4 (udah
dijelasin di atas) yang terangkum dalam OTC (open communication, trust, and caring).
Open communication dilakukan dengan menyapa dokter, dan memperkenalkan diri kita
tunjukkan bahwa kita adalah farmasis, setelah itu tanamkan kepercayaan (trust) antar
profesi kesehatan, dan lakukan caring untuk menjaga hubungan profesionalitas.

5. Mengapa PC sukar terlaksana di Indonesia, dan tindakan proporsional seperti apakah yang
harus dilaksanakan farmasis untuk mewujudkan tercapainya tujuan ideal tersebut?
JAWABAN:
a. tingkah laku/attitude dari farmasis yang menyebabkan hubungan farmasis dan
dokter menjadi kurang harmonis.
Tindakan: Lakukan OTC
b. Kurangnya kemampuan berpraktek PC yang baik dari farmasis (lebih pintar teori
daripada praktek).
Tindakan: tingkatkan kemampuan/skill terutama yang berhubungan dengan
praktek PC
c. Ketidakleluasaan yang berhubungan dengan sumber daya
d. Ketidakleluasaan yang berhubungan dengan sistem
Ketidakleluasaan ini berhubungan dengan sistem pendidikan kefarmasian yang
berbeda antar universitas sehingga menghasilkan farmasis yang berbeda pula
tingkah lakunya.
e. Hambatan intraprofesional
Hubungan profesionalitas antar farmasis sulit dikembangkan karena bisa jadi
mengganggap saingan (hubungan cenderung kompetitif).
Tindakan: membentuk jaringan atau relationship yang lebih baik dengan
menganggap bahwa sesama farmasis adalah saudara/ ada hubungan kolegalitas
sehingga satu sama lain harus saling bekerjasama
f. Hambatan akademik/pendidikan.
Perbedaan pendidikan kefarmasian yang diperoleh oleh masing-masing farmasis.





P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 4

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

Pak Satibi

1. Jelaskan integrated antara pharmaceutical care dengan medical care? Penjelasan disertai
dengan gambar!
JAWABAN:




Penjelasan: Antara dokter & farmasis diperlukan suatu hubungan profesionalitas dalam
mengatasi masalah pasien. Dokter berkewajiban untuk mengidentifikasi problem pasien
dan mendiagnosis penyakit pasien. Sementara farmasis berkewajiban dalam siklus
terapetik pasien (berhubungan dengan pengobatan untuk pasien). Kerjasama keduanya
menghasilkan rencana pengobatan untuk pasien, salah satunya dengan obat.

2. Jelaskan hubungan antara therapeutic cycle, drug management cycle, dan dispensing dalam
pelaksanaan PC! Penjelasan disertai dengan gambar!
JAWABAN:
Pertimbangan
masalah farmasetikal
Identifikasi
problem pasien
Menganalis masalah
pasien -diagnosis
Merencanakan
pengobatan dengan
resep
Menentukan obyektif &
perencanaan terapetik
Mendesain perencanaan
monitoring
Mengimplementasikan
rencana terapetik
(dispensing, konseling)
Mengimplementasikan
rencana terapetik (aturan
pemakaian)
Mengimplementasikan
rencana monitoring
Mengumpulkan &
mnginterpretasikan informasi
hasil monitoring
Pharmaceutical
care (farmasis)
Obat
(pilihan)
Siklus
terapetik
Medical care (dokter)
Keterangan: siklus terapetik searah jarum jam
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 5

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar


Untuk melaksanakan PC, diperlukan fungsi farmasis dalam proses dispensing obat &
pengaturan fungsi penunjang PC.

3. Jelaskan kompetensi farmasis yang harus dipunyai untuk menerapkan PC!
JAWABAN:
- identifikasi DRP aktual&potensial dari pasien
- memecahkan DRP actual
- mencegah DRP potensial agar tidak menjadi problem aktual
dilanjutkan dengan konseling & follow-up (monitoring).

4. Buatlah skema tentang kompetensi yang dibutuhkan farmasis dalam upaya melaksanakan
PC di rumah sakit agar fungsi-fungsi penunjang PC dapat dilaksanakan secara optimal!








Menganalisa
problem pasien
Menentukan
tujuan terapi
Mendesain rencana
monitoring
Menerapkan
monitoring
Implementasi
terapi
Mengumpulkan
data
Mengenali
problem pasien
Siklus
terapetik
procurement
distribusi
penggunaan
Interpretasi
& verifikasi
Konseling &
supply
Menerima resep
& konfirmasi
dispensing
Fungsi penunjang
Mengimplementasi
kan monitoring
seleksi
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 6

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

JAWABAN:
Pasien masuk wawancara, DRP, monitoring, konseling pasien keluar


Pelayanan produk, komponding, klinik, TPN, IV admixture, DUE, PIO, dll


Standar pelayanan farmasi, studi profesi dan etika, QA, hukum


Produk, SDM, SIM, keuangan, dll


Clinical skill, business and managerial skill, leadership, enterpreunership


SDM & visi-misi

5. Sebutkan 7 elemen dalam pelaksanaan PC!
JAWABAN:
1. Review semua obat
2. Hubungkan semua obat dengan indikasinya
3. DRP (drug related problem), contoh: pasien butuh obat tapi tidak diberi, dosis tidak
tepat, atau obat tidak perlu, dll.
4. Pecahkan DRP aktual dan cegah DRP potensial.
5. Contoh pasien DM: DRP aktual (jelas terjadi): hipoglikemik, sehingga harus
dimonitoring penggunaan obatnya. DRP potensial (kemungkinan bisa terjadi): pasien
DM kalo ada luka sukar sembuh.
6. Care plan/perencanaan pelayanan.
7. Follow-up/monitoring.
8. Dokumentasi, untuk mempermudah evaluasi pengobatan yang diberikan, dilihat
berdasarkan outcome terapi yang diperoleh.

9. Jelaskan perbedaan antara PC dengan farmasi klinik!
JAWABAN:


P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 7

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

Farmasi klinik PC
Fokus utama dokter/ profesi kesehatan lainnya pasien
Kontinyuitas diskontinyu kontinyu
Strategi menemukan penyakit/mencegah mengantisipasi&improve
Orientasi proses hasil terapi

10. Jelaskan karakteristik PC dibanding sistem pelayanan farmasi yang lain!
(Juni 2008)
Jelaskan keunikan PC dibanding sistem pelayanan farmasi yang lain!
(2008)
- Fokus pelayanan terutama ditujukan pada patient oriented
- Pelayanan kefarmasiaan bersifat kontinyu
- Strategi terapinya adalah mengantisipasi adanya DRP dan meningkatkan
kulaitas hidup pasien
- Orientasinya adalah hasil terapi atau outcomes pengobatan, contoh:
kesembuhan pasien.
11. Bagaimana anda membuat patient medication record? Data apa yang anda perlukan dalam
PMR?
JAWABAN:
- Farmasis harus tahu patofisiologi & tanda-tanda klinik terjadinya gangguan kesehatan
(dapat menghubungkan tanda-gejala dengan penyakitnya)
- Farmasis harus tahu obat yang tepat & hasil yang ingin dicapai dalam terapi.
- Informasi & data dapat diperoleh dari pasien/anggota keluarga, juga untuk terapi
sebelumnya. Contoh: dengan teknik wawancara.
- Lakukan standarisasi format catatan pasien/rekam medik. Bertujuan untuk pencarian info
yang cepat, meminimalkan data yang tidak perlu, dan meningkatkan penggunaan data
bersama praktisi kesehatan lainnya.
- Rekam medik bisa dibagi menjadi bab seperti riwayat pasien (penyakit, pengobatan,
sosial), assesment, dan perencanaan (termasuk hasil yang diinginkan). Dapat dilakukan
dengan metode SOAP (subyektif, obyektif, assesment, plan).
Data yang diperlukan:
- Riwayat pasien secar detail (penyakit/medis, obat, dan sosial)
- Tambahan keterangan dengan observasi langsung (penampilan fisik, umur, jenis
kelamin, kondisi mental, dst)
- Pemeriksaan fisik, contoh: tekanan darah, denyut jantung
- Pemeriksaan laboratorium, contoh: kadar gula darah, kadar kolesterol, dsb.

P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 8

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

12. Jelaskan fungsi-fungsi penunjang dalam PC?
JAWABAN:
- SDM (farmasis): adanya clinical skill, business&managerial skill, leadership, dan
enterpreunership
- SIM (Sistem Informasi Manajemen)
- Keuangan/financial
- produk (ditunjang dengan perbekalan kesehatan terutama obat yang efektif, aman, dan
acceptable)
- distribusi obat yang tepat waktu &akurat
- klinik (adanya kemampuan klinik dari farmasis)

13. Bagaimana menentukan strategi untuk memulai praktek PC? Fungsi-fungsi (farmasis) apa
saja yang diperlukan dalam PC? Jelaskan masing-masing fungsi tersebut!
(Januari 2006)
Bagaimana upaya yang dilakukan untuk memulai PC di rumah sakit?
(Juni 2006)
Jika anda selaku kepala IFRS, akan memulai praktek PC, perlu melakukan perubahan
secara filosofi, organisasi, dan fungsional. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!
(Januari 2008)
JAWABAN:
Strategi/upaya:
1. Mensosialisasikan visi dan misi yang baru (perubahan filosofi).
2. merubah organisasi yang sesuai dengan perubahan yang memfasilitasi terselenggaranya
quality assurance (perubahan organisasi).
3. Menentukan fungsi-fungsi farmasis : siapa yang melakukan tugas PC, siapa yang
melakukan tugas penunjang, contoh: distribusi obat, pembuatan IV admixture, PMR, drug
information, dokumentasi, dll. (perubahan fungsi).
4. Masing-masing fungsi mengetahui tugasnya sehingga dapat memberikan pengobatan yang
tepat.
Fungsi farmasis dalam PC:
- Fungsi yang berhubungan langsung dengan PC:
identifikasi DRP aktual&potensial dari pasien
memecahkan DRP actual
mencegah DRP potensial agar tidak menjadi problem aktual.
dilanjutkan dengan konseling & follow-up (monitoring)
- Fungsi farmasis dilayanan penunjang adalah menjamin terlaksananya:
pelayanan distribusi obat yang tepat waktu & akurat
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 9

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

data pasien yang tepat waktu & akurat
drug information yang menyeluruh & terkini
dokumentasi yang menyeluruh dari keputusan & intervensi farmasis

11. Seandainya anda selaku farmasis di rumah sakit diminta untuk memulai PC, langkah
kongkret apa yang akan anda lakukan untuk memulai PC tersebut!
(Juni 2006)
Jika anda selaku kepala IFRS, akan melakukan praktek PC, bagaimana langkah yang anda
lakukan untuk memulainya?
(Juni 2008)
Seandainya anda selaku Kepala IFRS sebuah RS tipe C dengan kapasitas tempat tidur 300
TT, BOR 70%, serta pelayanan poliklinik untuk pasien rawat jalan. Pasien rawat jalan rata-
rata tiap hari 150 pasien. IFRS mempunyai 5 farmasis dan 12 AA. Anda punya keinginan
yang kuat untuk melaksanakan PC, jelaskan strategi yang anda lakukan dalam memulai
praktek PC di RS tersebut!
(Januari 2007)
JAWABAN:
1. Awal pelaksanaan PC, maksimal sumber daya yang ada.
2. Tentukan visi dan misi serta sosialisasikan visi dan misi baru tentang PC kepada
direktur RS dan teman sejawat lainnya disertai dengan data-data penunjang
pelaksanaan PC (perubahan filosofi).
3. Mulai dengan 1 bangsal sebagai pilot project, di mana dokternya menerima farmasis
dan AA dengan baik.
4. Perubahan struktur organisasi yang sesuai untuk pelaksanaan PC (perubahan
organisasi).
5. Farmasis difungsikan dalam hal managerial dan fungsionalnya dan masing-masing
fungsi tahu tugasnya (perubahan fungsi), contoh: dengan sistem matriks. 1 apoteker
kepala (untuk fungsi manajemen), 1 apoteker untuk mengurusi logistik dan SDM, 3
apoteker fungsional dan pelaksanaan fungsi pendukung PC. Sedangkan AA bertugas
dalam pelayananan out-patient, pendistribusian obat, dan pengelolaan perbekalan
kesehatan.
6. Penetapan dan pelaksanaan PC (in place and in use) dan dokumentasi.

12. Bagaimana upaya penerapan konsep zero defect dalam pelayanan PC?
JAWABAN:
- pembangunan sistem pengendalian
- pelaksanaan in process control
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 10

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

- pelaksanaan verifikasi proses
- dokumentasi
- tindak lanjut (follow-up)
- perbaikan sistem secara berkesinambungan melalui training SDM, program SIM
(sistem informasi manajemen), fasilitas, beban kerja, dsb.
Yang perlu diingat, untuk mencapai zero defect, yang harus dibangun adalah sistem
pengendalian.

13. Bagaimana pendapat anda tentang identifikasi dan penanganan drug related problem (DRP)
mampu menurunkan medication error? Bagaimana upaya yang dilakukan di pelayanan
farmasi untuk mengatasi DRP!
KEMUNGKINAN JAWABAN:
DRP berhubungan dengan kebutuhan pasien akan terapi. Dengan adanya identifikasi
adanya DRP sejak awal penerimaan resep dan penanganan yang segera baik dengan dokter
dan pasien, kemungkinan terjadinya ME dapat dicegah.
Upaya yang dilakukan:
identifikasi DRP aktual&potensial dari pasien
memecahkan DRP actual
mencegah DRP potensial agar tidak menjadi problem aktual.
dilanjutkan dengan konseling & follow-up (monitoring).

14. Bagaimana peran farmasis dalam mencegah medication error?
KEMUNGKINAN JAWABAN:
Peran farmasis dimulai dari proses penerimaan resep sampai proses konseling. Setelah
resep diterima dilakukan skrining administratif, farmasetik, dan klinis, proses peracikan,
pemeriksaan akhir, sampai konseling. Re-check bisa dilakukan oleh apoteker yang lain
untuk memastikan ketepatan terapi. Pencegahan medication error juga dilakukan pada
proses penerimaan sampai penyimpanan perbekalan kesehatan.

15. Bagaimana pendapat anda tentang kekuatan mata rantai pelayanan farmasi terletak pada
mata rantai yang terlemah? Jelaskan!
KEMUNGKINAN JAWABAN:
1. setiap pemberian obat adalah langkah etrakhir dari 10-15 langkah sebelumnya.
2. setiap langkah mengandung peluang kesalahan.
3. kekuatan suatu rantai sama dengan kekuatan mata rantai terlemah, artinya tahap krusial
di mana pada tahap tersebut terjadinya medication errors paling besar merupakan tahap
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 11

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

yang paling menentukan hasil akhir dari terapi pengobatan. Jika pada mata rantai terlemah
tersebut, farmasis bisa mengatasinya, maka PC akan berjalan baik.

Pak Waldi

1. Apa pendapat saudara tentang pelayananan farmasi menyeluruh?
JAWABAN:
Pelayanan kefarmasian disebut menyeluruh karena prosesnya melibatkan secara langsung
pasien dan farmasis, farmasis melihat problema terapi obat, memberikan alternatif
pengobatan, menetapkan dan memodifikasi penggunaan terapi, serta melakukan follow-
up/memonitor hasil terapi obat untuk memastikan bahwa regimen terapi obat aman dan
efektif.
2. SK Menkes RI No.1027 tahun 2004 memuat standar pelayanan kefarmasian (PC) di apotek.
Pertanyaan:
a. Apa yang disebut dengan PC? Apakah praktek PC itu diperlukan oleh apoteker di
indonesia saat in? Terangkan jawaban anda!
b. Tulis dan beri sedikit keterangan tentang aktivitas kontemporer apoteker (farmasis)
dalam melakukan PC!
JAWABAN:
a. PC: sebuah pekerjaan dan tanggung jawab langsung farmasis yang berinteraksi langsung
dengan pasien untuk memberikan pelayanan yang komprehensif tentang pengobatan
yang bertujuan untuk memberiakan outcome terapi yang positif atau meningkatkan
kualitas hidup pasien. Pada PC terjadi perubahan orientasi dari obat ke pasien. PC
perlu dilakukan di Indonesia, karena itu merupakan tanggung jawab moral farmasis.
Paradigma pelayanan obat harus mulai berubah ke arah patient oriented mulai sekarang
atau profesi farmasi akan semakin terpuruk.
b. aktivitas komplementer apoteker dalam melakukan PC:
- farmasi komunitas
- institusi pelayanan pasien
- managed care
- pelayanan kesehatan di rumah
- pelayanan militer dan pemerintah
- bidang akademik (contoh: dosen)
- asosiasi profesional
- penelitian kefarmasian
- pabrik/industri obat
- posisi lain yang membutuhkan keahlian farmasi.
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 12

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

3. SK Menkes RI No.1027 tahun 2004 memuat standar pelayanan kefarmasian (PC) di apotek
disebutkan bahwa apoteker harus melakukan pelayanan yang komprehensif dengan tujuan
meningkatkan kualitas hidup pasien. Pertanyaan:
a. berikan keterangan tentang pelayanan kefarmasian yang komprehensif tersebut!
b. Pendekatan penyelesaian problem dalam pelayanan kefarmasiaan telah diinfokan
dalam kuliah ada 3 macam, yaitu 5 kebutuhan pasien tentang terapi obat, PWDT,
dan SOAP. Berikan keterangan tentang ketiga hal ini!
JAWABAN:
a. Pelayanan komprehensif adalah berpusat pada pasien, berorientasi pada outcome terapi
pasien, yaitu memberikan pelayanan sampai tujuan terapi tercapai atau sampai memperoleh
hasil terapi yang diharapkan dengan efek samping sekecil-kecilnya sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien.
b. 5 kebutuhan pasien tentang terapi:
- Pasien mempunyai indikasi yang sesuai dengan tiap obat yang diberikan
- terapi obat yang efektif (dosis tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar)
- terapi obat yang aman (tidak muncul ADR)
- pasien patuh/ bersesuaian dengan terapi obat dan segala aspek terapi yang
diperolehnya (dilihat dari perkembangan penyakitnya setelah menjalani terapi).
- pasien telah memperoleh terapi yang diperlukan untuk indikasi penyakit yang
belum ditangani. (dilihat dari tanda dan gejala penyakit pasien yang belum
diobati).
PWDT (Pharmacist, Workout, Drug, Therapy)
Hal/masalah terkait dengan terapi obat pasien
Daftar problema terapi obat yang spesifik terhadap pasien
Outcome terapi yang diharapkan
Daftar alternatif terapi yang bisa digunakan untuk mencapai outcome yang
diharapkan
Rekomendasi yang dilakukan apoteker dan individualisasi pasien
Menyusun rencana untuk monitoring terapi obat sehingga efek yang tidak
diinginkan minimal dan efek yang diinginkan benar-benar terjadi.
SOAP (Subjective, Objective, Assesment, Plan)
Subjective: Informasi yang menjelaskan penyebab problem. Informasi bahwa
pasien melaporkan gejala yang dirasakan, perawatan yang coba dilakukan,
pengobatan yang dilakukan/obat yang digunakan, dan efek samping yang
ditemukan. Data bersifat non-reprodusibel karena berdasarkan interpretasi pasien
dan memori akan kejadian yang telah berlalu.
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 13

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

Objective: Informasi dari pemerikasaan fisik (tes denyut jantung, bunyi pernafasan,
tekanan darah), hasil laboratorium, tes diagnostik, jumlah pil yang telah digunakan,
dan informasi profil farmasi. Data dapat diukur dan reprodusibel.
Assesment: Deskripsi problema yang lengkap namun singkat, termasuk di
dalamnya kesimpulan atau diagnosis yang secara logis didukung oleh data
subyektif dan obyektif di atas.
Plan: Rekomendasi atau deskripsi detail tentang:
- workup (lab, radiologi, konsultasi)
- treatment
- pendidikan pada pasien (tentang merawat diri, perilaku sehat, tujuan terapi,
pengawasan dan penggunaan obat).
- pengawasan dan tindak lanjut yang berhubungan dengan assessment tadi.
4. Pelayanan kefarmasian diharapkan dapat memberikan hasil terapi obat yang positif dan pasien
memperoleh keuntungan terapi obat yang maksimal dengan resiko yang minimal. Pertanyaan:
a. Apa sajakah hasil terapi obat itu (5 hasil)? Berikan satu contoh untuk tiap hasil
terapi yang diharapkan itu!
b. Pemberian obat pada pasien menjadi rasional bila pasien memperoleh
kebutuhannya yang berhubungan dengan terapi obat. Bila kebutuhan itu tidak
terpenuhi, maka problema terapi obat akan timbul. Sebutkan 5 kebutuhan pasien
tentang terapi obat dan 8 problem terapi obat yang timbul akibat kebutuhan pasien
yang berhubungan dengan terapi obat tidak terpenuhi. Berikan sekedar contoh-
contohnya!
JAWABAN:
a. 5 hasil terapi obat:
- menyembuhkan penyakit (cth: infeksi bakteri diobati dengan antibiotik, radang
diobati dengan anti inflamasi)
- menghilangkan atau mengurangi symptom (cth: rasa nyeri diatasi dengan analgetik,
demam diatasi dengan antipiretik)
- menghambat progresi/proses perkembangan penyakit (cth: pada pasien kanker)
- mencegah timbulnya penyakit atau kondisi yang tidak diinginkan (cth:
vaksin/imunisasi, fluoride untuk mencegah karies gigi, kontrasepsi)
- mendiagnosis penyakit (cth: untuk penyakit pada kelenjar tiroid dideteksi dengan
radioaktif iodine)
b. Jawaban sama dengan no. 6.
5. Pelayanan farmasi membutuhkan:
a. an expert knowledge of therapeutik.
b. A good understanding of diseases processes
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 14

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

c. Knowledge of drug products
d. Strong communication skill
e. Drug monitoring, drug information, and therapeutic planning skill
f. The ability to asses and interpret physical assessment findings
Pertanyaan: Berikan pendapat anda mengapa poin-poin di atas diperlukan dalam
pelayanan kefarmasian. Hal-hal tersebut diperlukan dalam rangka pelayanan
kefarmasiaan yang komprehensif dan rasional.
JAWABAN:
a. mempunyai pengetahuan dan handal dalam terapi.
b. mengetahui dengan baik proses perkembangan suatu penyakit.
a dan b digunakan untuk menilai kebutuhan pasien akan obat sehingga perlu
mengumpulkan informasi tentang penyakit dan pengobatan pasien. Hasil
dikolaborasikan untuk memperoleh gambaran dan kesimpulan tentang kondisi
pasien.
c. mempunyai pegetahuan tentang produk obat.
Penting dalam seleksi obat dan bentuk sediaan.
Penting dalam menilai permasalahan farmasetis dalam skrining resep.
d. mempunyai pengetahuan berkomunikasi yang kuat.
Identifikasi DRP dapat dilakukan melalui konseling untuk mengeksplorasi riwayat
pasien (penyakit atau medis, obat dan sosial).
e. kemampuan dalam membuat rencana terapi, monitoring dan informasi obat.
f. kemampuan untuk menilai dan menginterpretasikan diagnosis dokter.
Contoh dengan melihat data lab untuk mengetahui kondisi pasien. Dari data lab
dapat diketahui adanya gejala penyakit yang sudah atau belum mendapat terapi,
penting untuk mencegah ROTD dan interaksi obat.
6. Dalam kuliah anda diberi informasi tentang 5 kebutuhan pasien akan obat dan 8 hal tentang
drug therapy problems. Pertanyaan: Sebutkan 5 kebutuhan akan obat dan 8 hal tentang drug
therapy problems dan berikan beberapa contoh penyebab terjadinya masing-masing hal
tersebut! Bagaimana pula pengatasan masalah tersebut?
JAWABAN:
5 kebutuhan pasien akan obat :
- Pasien mempunyai indikasi yang sesuai dengan tiap obat yang diberikan
- terapi obat yang efektif (dosis tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar)
- terapi obat yang aman (tidak muncul ADR)
- pasien patuh/ bersesuaian dengan terapi obat dan segala aspek terapi yang
diperolehnya (dilihat dari perkembangan penyakitnya setelah menjalani terapi).
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 15

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

- pasien telah memperoleh terapi yang diperlukan untuk indikasi penyakit yang belum
ditangani. (dilihat dari tanda dan gejala penyakit pasien yang belum diobati).
8 hal tentang drug therapy problem, contoh & pengatasan:
- Indikasi yang tidak diberi terapi. Pasien memerlukan terapi obat untuk indikasi
spesifik tetapi pasien tidak memperolehnya.
Contoh: terapi profilaksis sebelum operasi (dengan menggunakan antibiotik)
- Pemilihan obat yang tidak tepat. Obat yang diberikan pada pasien tidak efektif atau
toksik.
Contoh: penderita asma menggunakan asetosal. Asetosal akan memperparah asma.
Solusi: asetosal sebaiknya tidak digunakan, diganti dengan obat lain yang berefek
sama dengan asetosal atau jiak tetap menggunakan asetosal perlu dilakukan
monitoring.
- Dosis subterapi. Dosis yang diterima pasien terlalu kecil.
Contoh: perhitungan dosis keliru, frekuensi pemakaian tidak tepat, atau rute
penggunaan tidak tepat. Solusi: dilakukan penyesuaian dosis.
- Dosis berlebihan. Dosis yang diterima pasien terlalu besar.
Contoh: perhitungan dosis keliru, frekuensi pemakaian yang kurang tepat, atau
lama pemakaian tidak tepat. Solusi: dilakukan penyesuaian dosis.
- Pasien tidak memperoleh obat. Pasien tidak memperoleh obat atau tidak meminum
obat.
Berhubungan dengan kepatuhan pasien. Contoh: pasein memilih tidak memakai
obat karena efek terapi tidak terasa, contohnya pasien hipertensi.
Solusi : lakukan monitoring atau follow-up untuk melihat kepatuhan pasien, bisa
dilihat dari outcomes terapi setelah pemakaian obat.
- Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD). Pasien memperoleh suatu kondisi
sebagai akibat reaksi obat yang tidak dikehendaki.
Contoh: parasetamol berefek hepatotoksik, untuk orang normal dengan dosis terapi
biasanya tidak bermasalah. Tetapi untuk orang yang kekurangan enzim tertentu
dalam hati atau alkoholik berat, akan beresiko terjadinya efek hepatotoksik.
- Interaksi obat. Problema medik dapat timbul sebagai hasil interaksi antara obat
dengan obat, makanan, nutrisi, minuman, penyakit, dan bahan dari lingkungan.
Contoh: Interaksi antibiotik dengan antasida, dimana penggunaan antasida akan
mengurangi absorpsi dari antibiotik. Solusi: Antasida diberikan sebelum antbiotik
dan diberi selang waktu minimal 2 jam.
- Pasien memperoleh obat tanpa ada indikasi. Pasien memperoleh obat tetapi pasien
itu tidak mempunyai indikasi valid bagi obat tersebut.
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 16

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

Contoh: anti histamin yang membuat mengantuk, sehingga diberi obat anti-
ngantuk. Seharusnya dicari anti histamin yang tidak membuat mengantuk.
7. Untuk memulai praktek pelayanan kefarmasiaan, anda telah diberi informasi tentang 14
pertanyaan menyangkut kesiapan apoteker menjalankan profesinya. Selain itu, anda diberi
informasi tentang 7 kebiasaan untuk menjadi apoteker yang efektif dalam melakukan
pelayanan kefarmasian. Pertanyaan:
a. Sebut dan beri keterangan 7 saja dari 14 pertanyaan di atas yang saudara anggap
lebih penting dari yang lainnya!
b. Sebut dan beri keterangan 4 kebiasaan untuk menjadi apoteker yang efektif dari 7
kebiasaan yang saudara anggap mempunyai peranan yang lebih besar dari lainnya
dalam rangka kesuksesan praktek pelayanan kefarmasian.
JAWABAN:
a. apakah anda mempunyai keinginan besar tehadap pasien dan profesi anda?
Farmasis mempunyai komitmen 100% pada profesi dan pasien, keinginan kuat
untuk menolong orang lain dan membuat hubungan baik dengan rekan sejawat dan
sesama farmasis.
- apakah anda tahu siapa diri anda dan apakah anda mempunyai dukungan di tempat
anda?
Farmasis perlu memiliki dukungan pribadi dan profesional yang menjadi dasar
kepercayaan diri dan kekuatan baru. Diperlukan suatu jaringn untuk mendapatkan
dorongan dan mendiskusikan pendapat baru.
- dapatkah anda mengatakan pada orang lain apa yang anda lakukan?
Visi dan misi yang jelas dan dibutuhkan comunication skill dalam bahasa yang
mudah dimengerti oleh semua orang.
- apakah anda mempunyai keberanian untuk bertindak?
Mengubah visi dari profesi dan kesempatan untuk mewujudkan dalam dunia nyata
adalah sesuatu yang sulit dilakukan, kemauan saja tidak cukup harus ada
keberanian untuk bertindak.
- sudahkah anda belajar dari kesalahan?
Kesalahan adalah pengalaman yang berharga. Sukses datang dengan belajar dari
pengalaman.
- apakah anda melihat gelas kaca itu sebagai setengah kosong atau setengah penuh?
Farmasis harus menjadi pemikir yang independen yang melihat kesempatan dan
perubahan sebagai hal positif. Mereka harus optimis.
- maukah anda memulai dengan hal-hal kecil?
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 17

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

Farmasis dapat memulai pelayanan kefarmasian secara sederhana dan
mengembangkannnya. Hal-hal kecil dapat tumbuh menjadi perubahan besar,
dibutuhkan waktu bagi farmasis untuk berfikir dan keluar dari tradisi lama.
(pendapat bisa berbeda, silakan teman-teman untuk berpendapat lain)
b. jadilah proaktif
Gunakan 4 anugrah manusia yang fundamental (kesadaran diri, imajinasi,
hati nurani dan kemauan yang independen) untuk memilih tingkah lakumu.
- berfikirlah untuk kepentingan kedua belah pihak.
Farmasis belajar bagaimana untuk bernegosiasi tentang persetujuan win-
win dengan outcome yang menguntungkan kedua belah pihak untuk
mencapai hubungan positif jangka panjang.
- sinergis
Sinergis adalah sebuah pokok dari kepemimpinan yang terpusat pada
prinsip. Sinergis memerlukan 4 anugrah unik manusia, kemampuan
komunikasi untuk menunjukkan empati, motivasi dibalik tingkah laku win-
win.
- pertajam gergaji.
Farmasis perlu untuk menjaga, meningkatkan, dan memperbaharui 4
dimensi bawaan mereka (fisik, mental, sosial atau emosional, spiritual)
dengan cara bijaksana dan seimbang supaya dapat menjaga dan
meningkatkan kemampuan untuk melakukan pekerjaannya.
(pendapat bisa berbeda, silakan teman-teman untuk berpendapat lain)

8. Kasus Mary Blithe
a. Bagaimana cara apoteker memulai menjalin hubungan dengan pasien untuk
mengumpulkan data-data tentang pasien?
b. Data-data apa yang diperlukan untuk mengetahui
indikasi sesuai
efektivitas terapi
efek samping terapi
kepatuhan
apakah ada indikasi belum tertangani yang perlu ditangani?
JAWABAN:
a. 3 konsep poko untuk wawancara:
- wawancara harus terorganisir, pertanyaan yang berhubungan harus ditanyakan
serangkaian.
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 18

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

- farmasis menggunakna wawancara sekaligus untuk mengedukasi pasien
mengenai PC dan mempromosikannya kepada pasien
- farmasis menggunakan 7 pertanyaan skrining untuk mengevaluasi gejala-gejala
yang dialami Mary. (location, intensity, timing, setting, modifying factor, sign and
symptom).
b. ketepatan indikasi
data yang harus diperoleh:
Penggunaan obat resep dan non resep
Kondisi dan gejala yang dialami Mary
Cara menanyakannya
Keluhan apa saja yang sedasng anda alami saat ini?
Kapan anda mengalaminya? (berhubungan dengan 7 pertanyaan skrining)
Jenis obat apa saja yang sedang anda gunakan? (resep, non resep)
Sejak kapan pakainya?
Bagaimana cara penggunaannya? (dosis, regimen, interval)
- efektivitas terapi
Data yang harus diperoleh: respon Mary terhadap tiap obat
Cara menanyakannya: stelah minum obat A, B, C, D bagaimana pengaruhnya
terhadap gejala yang anda rasakan?
- keamanan obat:
Data yang harus diperoleh:
Efek samping yang mungkin dialami setelah minum obat
Data hasil cek fisik
Cara menanyakan: Sudah terintegrasikan dengan pertanyaan diatasnya.
- kepatuhan Mary
Data yang harus diperoleh:
Dosis yang digunakan
Frekuensi, interval, durasi pemakaian tiap obat
Cara menanyakan:
Obat A, B, C, dan D sudah anda paki sejak kapan?
Jelaskan pada saya kapan, berapa banyak dan bagimana cara anda
memakainya?
- adanya indikasi yang belum diterapi
Data yang harus diperoleh:
Sign dan simptom, diagnosis
Terapi yang telah diperoleh
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 19

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

Cara menanyakan: Sudah terintegrasikan dengan pertanyaan diatasnya.

(Kasus dan jawabannya lebih lanjut bisa dilihat di PSC Pak Waldi tanggal 17
Oktober 2006 dan 14 November 2006)

9. Dalam OBRA mengharuskan apoteker melakukan Produr. Sebutkan 3 dari lima
langkah produr dan jelaskan!
JAWABAN:
(Mungkin ini jawabannya)
Melakukan monitoring pengobatan pasien terhadap:
kesesuaian terapetik
duplikasi terapetik
penggunaan yang berlebihan
penggunaan yang kurang dari seharusnya
kontraindikasi obat-penyakit
interaksi antar obat dengan pengobatan OTC atau obat yang diresepkan
dokter lain
interaksi alergi obat
dosis obat yang sesuai
durasi perawatan
malpraktek (clinical abuse or misuse)
Menawarkan konseling pada seluruh penerima resep atau orang yang merawat pasien,
meliputi obat, dosis, durasi pemakaian, rute penggunaan, efek samping, kontraindikasi,
teknik untuk memonitor sendiri terapi obat, penyimpanan yang benar, informasi
pembelian ulang, dan hal-hal lain yang harus dilakukan bila ada dosis yang terlewat.
Mengatur profil pengobatan pasien dan catatan konseling terapi.

6. V.C., a 30 year old woman, comes to the pharmacy with a prescription for nitrofurantoin
sustained release (macrobid) 100 mg BID for 7 days. The computer profile shows that the
only other medicine V.C. is taking is metronidazole (Flagyl) 500 mg BID for 7 days, which
she received 7 days prior. Both the same prescriptions were written by the same general
practitioner in the hospitals medical clinic.
V.C. claims good compliance to the metronidazole, tidak ada efek samping dan dia berkata
bahwa vaginanya gatal. Tetapi sekarang dia mengalami panas ketika buang air kecil. 3 hari
yang lalu. V.C. datang ke dokter dengan keluhan utama mua dan muntah campuran kopi
dan darah.
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 20

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

Dia menyatakan bahwa dia biasanya pulih setelah dua hari ketika mual dan muntahnya
menjadi baikan setelah makan malam. Darah terlihat dimuntahannya ketika awal-awal
muntah dan she has continued to vomit intermittently since then to the point where she has
vomited more times than she can count.
V.C. juga menyatakan bahwa kemarin fesesnya menjdai kehitaman dan appear to be tarry.
Dia tidak memasukkan apapun ke mulutnya sejak mulai muntah-muntah dan sekarang dia
merasa pusing. Dia merasa demam, chills, sakit perut, diare.
Gejala infeksi saluran urinenya sudah membaik.

Riwayat pengobatannya:
nervous stomach sejak kecil, kadang-kadang nyeri di dada ketika berbaring
setelah makan, didiagnosis endometriosis 2 tahun lalu, tidak ada riwayat pentakit tukak.

Pengobatan yang sedang dijalani:
Nitrofurantoin, dia menyelesaikan terapi dengan metronidazole 3 malam yang lalu.

Pertanyaan:
Anda disarankan untuk melaksanakan PC dengan menggunakan PWDT atau pendekatan
SOAP untuk pasien V.C. Langkah demi langkah pendekatan PWDT atau SOAP
dikerjakan.

Jawaban:
----

Silabus Yanfar: (WLDI)
1. Konsep PC
2. Penggunaan obat rasonal
3. PC domain dan praktek
4. SK Menkes dan OBRA
5. Dasar Praktek PC
6. SOAP
7. 5 kunci + 7 habits
8. Kesipan untuk praktek PC
9. Memulai PC (STB)
10. Menerapkan PC (STB)
11. Pengenalan pokok PC (RIS)
12. Call work relation, communication and stage (RIS)
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 21

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

Drs. Riswaka Sudjaswadi, SU, Apt


10 Juni 2008

1. Berilah penjelasan tentang persyaratan pokok (prinsip) PC!
2. Berilah penjelasan tentang langkah yang harus dijalankan farmasis, agar dapat menjalankan
standar profesi tersebut!
Gak ada tahunnya, jawaban maksimal 5 baris, maksimal 100 kata.

1. Bagaimana kondisi ideal yang harus tercipta lebih dulu agar tahapan-tahapan collaborative
working relationship dapat dilaksanakan oleh farmasis?
2. Bagaimana cara menghadapai (mengatasi) kendala utama pelaksanaan PC yang merupakan
tantangan diubah menjadi peluang?
3 Januari 2008

1. Seperti apakah persyaratan pokok yang harus dilakukan agar PC dapat diwujudkan dengan
benar?
Berilah penjelasan tentang tujuan utama masing-masaing yang akan dicapai saat
persyaratan pokok tersebut terlaksana.

Tambahan dari Mb Marlyn

Halangan terhadap PC:
1. Sikap apoteker
2. Lack of advanced practise skill
3. Sistem yang belum mendukung
4. Kendala intraprofesional
5. Academic/ educational


Satibi S.Si, M.Si, Apt

10 Juni 2008

1. Jika Anda selaku kepala IFRS, akan memulai melaksanakan praktik PC, bagaimana
langkah yang akan Anda lakukan untuk memulainya? (10)
2. Jelaskan kompetensi farmasis yang harus dipunyai untuk menerapkan PC! (10)
3. Jelaskan karakteristik PC dibanding sistem palayanan farmasi yang lain! (10)
Gak ada tahunnya

1. Bagaimana pendapat Anda tentang identifikasi dan penanganan Drug Related Problem
(DRP) mampu menurunkan medication error?
Bagaimana upaya yang dilakukan di pelayanan farmasi untuk mengatasi DRP? (30)
2. Bagaimana menentukan strategi untuk memulai PC?
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 22

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

Fungsi-fungsi (farmasis) apa saja yag diperlukan dalam PC? Jelaskan masing-masing
fungsi tersebut. (40)
3. Jelaskan hubungan antara therapeutic cycle, drug management cycle dan dispensing dalam
pelaksanaan PC.
Berikan penjelasan dengan gambar. (30)

3 Januari 2008

1. Jika Anda kepala IFRS, akan memulai praktek PC, perlu melakukan perubahan secara
filosofi, organisasi dan fungsional. Jelaskan maksud penyataan tersebut ! (8)
2. Jelaskan fungsi-fungsi penunjang dalam PC? (6)
3. Jelaskan keunikan PC dibanding pelayanan farmasi sebelumnya? (6)

Rabu, 17 Januari 2007

1. Jelaskan integrated antara PC dan medical care menurut Hepler? (10)
2. Jelaskan keunikan PC dibanding dengan sistem pelayanan farmasi klinik dan farmasi
tradisional? (10)
3. Jelaskan konsep untuk memasarkan PC di RS? (10)

Rabu, 3 Januari 2007

1. Jelaskan hubungan antara managing drug cycle, dispensing dan therapeutic cycle dalam
pelayana farmasi (penjelasan disertai gambar)! (25)
2. Jelaskan 7 (tujuh) elemen yang harus dilaksanakan farmasis dalam pelaksanaan PC? (30)
3. Seandainya Anda selaku kepala IFRS tipe C dengan kapasitas tempat tidur 300 TT, BOR
70%, serta pelayanan poliklinik untuk pasien rawat jalan. Pasien rawat jalan rata-rata tiap
hari 150 pasien. IFRS mempunyai 5 farmasis dan 12 AA. Anda mempunyai keinginan
yang kuat untuk melaksanakan PC. Jelaskan strategi yang Anda lakukan dalam memulai
PC di RS tersebut? (45)

Prof. Dr. Suwaldi M., M.Sc., Apt

1. Apa pendapat saudara tentang pelayanan farmasi menyeluruh?
Pelayanan farmasi membutuhkan:
a. An expenrt knowledge of therapeutics
b. Good understanding of disease processes
c. Knowledge of drug procuct
d. Strong communication skills
e. Drug monitoring, drug information, and therapeutic
f. Plannng skills
g. The ability toassess and interpret physical assessment findings
Beri keterangan masing-masing!
2. Sebutkan 7 (tujuh) drug therapy problems dan beberapa contoh penyebabnya.
3.
4. Kasus Mary Blythe
P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n | 23

Beti, Willia, Iqbal, Haryadha, Pambar

a. Bagaimana cara apoteker memulai menjalin hubungan dengan pasien untuk
mengumpulkan data-data tentang pasien?
b. Data-data apa yang diperlukan untuk mengetahui:
- Indikasinya sesuai tiap obatnya
- Efektivitas terapi
- Drug therapy is safe
- The patient is able to comply with the drug therapy
- Apakah ada kondisi belum tertangani padahal perlu ditangani (sakjane aku lali
berarti ngawur iki?). soal kayak: 10 Juni 2008
5. Dalam OBRA mengharuskan apoteker melakukan PRODUR. Sebutkan 3 dari 5 langkah
PRODUR dan jelaskan!

3 Januari 2007

1. Tulis 7 DRP dan pengatasannya.
2. Kasus Mary Blythe, susun SOAP-nya.
3. 14 pertanyaan (sebutkan 7) dan 7 kebiasaan (sebutkan 4)!
4. ............lupa..................??


REVIEW MATERI

MFK
1. Apotek, Apoteker, dan SIA (SIT
SUN)
2. Studi kelayakan, proses pendirian
apotek
3. Pengelolaan administrasi dan SDM
4. Pengelolaan sediaan farmasi,
pemesanan, pembelian,
penyimpanan
5. Pengelolaan obat untuk ED,
narkotika dan psikotropika
6. OWA, OTC, pelayanan generik dan
recipe
7. Penentuan harga; pajak
8. Pengendalian apotek (STB)
9. Evaluasi mutu pelayanan farmasi
10. Strategi pengendalian apotek
11. Pengelolaan kinerja BSC
12. Diskusi OMTI-BSC
13. Diskusi proposal pendirian apotek

KOMUNIKASI DAN KONSELING
1. Kepurusan Menkes (NUS)
2. Konseling sebagai pelayanan
farmasi
3. Arti penting konseling
4. Ketidakpatuhan
5. Medical counseling basic
6. Education and konseling medis
7. Conseling as common
8. Counseling skills
9. Tailor counseling and POCI
10. Hal2 apa yang harus diperhatikan
pada penerimaan resep dan
pelayanannya
11. Teori perilaku dalam konseling
(SUSI)
12. Aspek kultural dalam konseling

FARMAKOKINETIKA KLINIK
1. Infus IV
2. Infus berulang
3. (infus dan pe oral) combination
4. Pemberian sediaan oral berulang
5. Penetapan dosis
6. BA
7. Aplikasi farmakokinetika klinik



BIOFARMASETIKA TERAPAN
1. Saluran cerna dan absorpsi (SWLD)
2. Product selection
3. Cross comparison Study
4. Efek penyakit
5. Contoh sediaan bermasalah
6. Diskusi oral dan first pass effect
(CHR)
7. BE dan BE testing

INTERAKSI OBAT
1. Fakta yang berpengaruh
2. Clinical grading dan sevice
3. Using drug information, onset,
manajemen klinis
4. Interaksi farmakokinetika
5. Interaksi farmakodinamika
6. Iinteraksi obat penyakit
7. Diskusi oabat protein
8. Diskusi renal 30 halaman
9. Gagal ginjal Hermawan
10. Herbal
11. HIV AIDS
12. Pak Lukman

Untuk mata kuliah yang lain udah ada
dalam naskah soal-jawaban.
MF K | 1

By: PST 2004

MANAJEMEN FARMASI KOMUNITAS


Time goes by yah guys...ternyata qt dah di ujung waktu (waktu retensi farmasi UGM dan
sekitarnya)udah jadi angkatan bangkotan, tapi teteup gantengan dan cantikanuda makan
asam, basa, garam, ion dan molekul di farmasihe2
Now its time to struggle ayooo berjuangdi ujian trakir mahasiswa (amin, amin, aminga ada
yang replikasi ujian), so give your best
Met belajar, doa duyu, biar cepet terdisolusi, terabsorbsi dan memberikan respon berupa nilai
Ahe2
Semangatttt!!!


Dra. Siti Sundari, Apt

11 Januari 2007

1.Jelaskan cara pengadaan obat dan perbekalan farmasi lain dimulai dari perencanaan,
pemesanan sampai barang tersebut tersedia di apotek.
Jawab:
Perencanaan:
Dalam mengelola sediaan farmasi maupun perbekalan farmasi yang ada di apotek kita
harus melakukan perencanaan terlebih dahulu. Ada 4 metode perencanaan dalam
pengadaan (pembelian) barang di apotek yaitu:
a. Epidemiologi perencanaan didasarkan pada penyebaran penyakit, wabah, atau
penyakit yang paling banyak diderita di daaerah itu. Bisa juga kita mencari
informasi di puskesmas tentang 10 besar penyakit yang paling sering diderita
warga sekitar.
b. Konsumsi direncanakan berdasar pengeluaran barang periode sebelumnya, jadi
kita harus memantau obat apa yang paling banyak keluar di periode sebelumnya
dalam menentukan obat apa yang akan kita beli di periode sekarang ini. Sehingga
kita perlu melakukan pngelompokan barang menjadi 2 yaitu fast moving dan slow
moving.
c. Kombinasi epidemiologi dan konsumsi direncanakan berdasarkan apa saja yang
banyak keluar dan epidemologi saat itu. Misal lagi musim hujan banyak yang
terserang flu, jadi kita menyediakan obat flu dalam jumlah besar.
d. JIT (Just In Time) Jika sedang butuh, baru memesan atau membeli. Metode ini
dipilih terutama untuk obat yang jarang laku, hargnya mahal, dan keluarnya
sedikit.



Pemesanan:
Obat dipesan dari PBF dengan disertai SP (surat pesanan) yang ditandatangani oleh
apoteker sehingga ada tanggung jawab penuh terhadap obat yang akan dibeli.
MF K | 2

By: PST 2004

Penerimaan:
Pengiriman barang disertai faktur (memuat nama PBF, tanggal, jenis dan jumlah
barang), kemudian dicocokkan/pengecekan (ED, keadaan fisik obat, sesuai dengan
permintaan jenis dan jumlah obat). Jika sesuai maka faktur ditandatangani Apoteker /AA
(nama terang, SK, cap apotek), dan faktur asli akan diperoleh jika sudah melunasi
pembayaran obat. Obat yang diperoleh dicatat di buku penerimaan/ED, menyangkut
nama PBF yang mengirim barang, harga barang, dan no.batch. No.batch penting karena
sewaktu-waktu BPOM bisa menarik obat tertentu dengan no.batch tertentu.
Penyimpanan
Penyimpanan obat dalam wadah asli (misal box, yang terdapat no.batch, keterangan
ED). Jika dipindahkan dari wadah aslinya perlu dicatat kembali nama obat, kapan ED nya,
dan no.batch.
Penataan perbekalan farmasi
1. Harus ditata secara sistematis agar tidak kesulitan dalam mencari.
2. Bahan baku dipisahkan serbuk, cairan, dan ynag setengah padat, kemudian
disusun berdasarkan alfabetis.
3. Obat jadi lebih baik disusun berdasarkan bentuk sediaan lalu masing-masing
disusun berdasarkan alfabetis.
4. Almari khusus terutama untuk golongan narkotika dan psikotropika harus
dipisah penyimpanannya dan dalam almari khusus.
5. Obat dengan persyaratan suhu dingin simpan di almari es.
6. Obat generik bisa juga dikelompokkan jadi 1 rak tersendiri.
7. Antibiotika boleh dikelompokkan tersendiri.
8. Alat kesehatan boleh dikelompokkan tersendiri.

2. Kemampuan apa yang dimiliki oleh APA yang juga sebagai manager di apotek agar
apotek dapat berjalan dengan efektif dan efisien? Terangkan!
Jawab:
a. Planning, dimulai saat akan mendirikan apotek, termasuk calon APA harus melakukan
survey lokasi, studi banding, penyusunan budget, kapan modal akan kembali, dsb.
b. Organizing, mampu memberikan job description kepada pegawai dan menempatkan
orang pada right place dan right time. Mampu mendelegasikan wewenang kepada
pegawai.
c. Actuating, melakukan program yang telah direncanakan. Mampu menggerakan setiap
orang supaya bekerja dengan senang hati bukan dengan keterpaksaan agar kondisi kerja
menyenangkan.
d. Controlling, melakukan pengawasan/evaluasi terhadap segala kegiatan yang dilakukan
di apotek.

3. Salah satu pengelolaan sumberdaya di apotek adalah pengelolaan administrasi.
Jelaskan pengelolaan tersebut agar memenuhi standar kefarmasian di apotek menurut
Kepmenkes no.1027/2004.
MF K | 3

By: PST 2004

Jawab:
Pengelolaan administrasi meliputi:
1. Kesekretariatan
Surat menyurat
- buku agenda mencatat keluar masuknya surat
- buku ekspedisi mencatat pengiriman surat dan obat
- blanko surat (SP/surat pesanan)
- barang cetakan kuitansi, nota, kopi resep, dll

Pembuatan/pengiriman laporan
- Laporan penjualan harian (laporan ke dalam) penjualan OWA,OTC,
resep
- Laporan narkotika, psikotropka,statistika resep (laporan keluar)
- Laporan tenaga kesehatan
2. Kepegawaian
Mencatat:
- biodata pegawai nama, tempat tinggal dan tanggal lahir, alamat, pendidikan,
tahun lulus, besarnya gaji
- absensi pegawai mencatat cuti yang telah diambil
3. Keuangan
Buku kas
- uang masuk penjualan tunai, kredit
- uang keluar pembelian harian tunai, kredit (administrasi pembelian)
Pembelian kredit biasanya dilakukan dengan PBF dengan perjanjian
tertentu. Tapi untuk apotek yang baru berdiri, 3 bulan pertama pembelian
dengan PBF harus tunai.
Buku pembelian/buku hutang
Biaya operasional
- biaya operasional harian fotokopi, pembelian bahan bakar, dll
- pengeluaran bulanan rekening listrik, air, telefon, gaji pegawai,dll
- pengeluaran tahunan sewa bangunan, pajak,dll
4. Penyimpanan/pergudangan
Kartu stock : kartu yang mencatat stock obat atau bahan obat
Sebaiknya warna berbeda-beda untuk berbagai jenis obat (missal: merah
untuk narkotik, kuning untuk psikotropika, hijau untuk obat bebas)
Kartu selling: kartu yang berfungsi untuk melacak berkurang atau
bertambahnya barang. Diletakkan di dekat bahan masing-masing, di
dalamnya memuat tanggal, nomor resep, sisa obat, dan paraf.
Buku bon a mbil barang di gudang
Buku ED mencatat tanggal ED setiap obatmencatat tanggal ED setiap
obat, obat yang rusak
Buku defecta untuk mencatat berang/persediaan obat yang sudah
menipis
Faktur sebaiknya tiap PBF, mapnya tersendiri
Berita acara pemusnahanmisalnya pemusnahan resep, obat yang sudah
rusak/ED

4.a. Seorang wajib pajak (WP) dalam tahun 2006 memperoleh onset eh, omzet di apotek
sebesar Rp.300.000.000,- WP tersebut berstatus kawin dan mempunyai 1 orang anak.
Hitunglah besarnya pajak PPh Ps 25 yang harus dibayar tiap bulan pada tahun 2007
MF K | 4

By: PST 2004

apabila WP tersebut menggunakan Norma Perhitungan (Penghasilan netto atas usaha
20%)

Jawab:
Omzet = Rp 300.000.000,00
Penghasilan netto (20%) = Rp 60.000.000,00
PTKP (kawin dengan 1 anak) = Rp 15.600.000,00 -
Penghasilan kena pajak = Rp 44.400.000,00

PTKP:
Untuk WP sendiri Rp. 13.200.000,00
Untuk status nikahnya Rp. 1.200.000,00
Untuk status anak satu Rp. 1.200.000,00 +
Rp. 15.600.000,00

PPh terhutang :
5% dari Rp. 25.000.000,00 adalah Rp. 1.250.000,00
10% dari Rp 19.400.000,00 adalah Rp. 1.940.000,00
Rp. 3.150.000,00

PPh pasal 25 = 1/12 x Rp. 3.150.000,00 = Rp. 262.500,00 perbulan

b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan PPh Ps 29?
Pembayaran pajak kurang bayar pada akhir tahun. Maksudnya, ada kekurangan
pembayaran pajak yang terhutang berdasarkan SPT tahunan, pajak ini harus dibayar
lunas paling lambat tanggl 25 bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir.


Mr. Satibi

Kamis 3 Januari 2008

1. Apotek X mempunyai aset perbekalan farmasi: obat, alat kesehatan, obat alami, dan
kosmetik serta mempunyai tenaga farmasis 2, AA 3 dan tenaga non farmasi 3. Apotek
ini telah terdiversifikasi dengan dibukanya mini market serta beberapa praktek dokter.
Resep yang diperoleh tiap hari rata-rata 40 lembar dan self medication 50 px. Farmasis
mengupayakan adanya sistem pengendalian serta TQM bisa dilaksanakan:
a. Sistem pengendalian apa saja yang diperlukan?
b. Alat yang diperlukan
c. Bagaimana TQM bisa dilaksanakan?

Jawab:
a. Sistem pengendalian yang diperlukan:
- Pengendalian barang :
Pengendalian barang regular : cek stock, pengendalian harga,
pengendalian barang macet, dan pengendalian barang kadaluarsa
MF K | 5

By: PST 2004

Pengendalian barang khusus : psikotropika dan narkotika
- Pengendalian uang:
Pengendalian uang tunai
Pengendalian piutang
- Pengendalian SDM
b. Alat yang diperlukan :
- Sistem informasi Manajemen (SIM): untuk pengendalian barang dan uang
- Kartu stock dan form kendali untuk narkotika dan psikotropika
c. Langkah- langkah melaksanakan TQM:
- Identifikasi masalah/ tentukan perbaikan yang akan dilaksanakan. Contoh :
pasien mengeluh waktu tunggu lama
- Uraikan proses pelayanan : contoh : pasien periksa ke dokter praktek, pasien
mendapat resep, pasien menunggu obat, pasien menerima obat dan konseling
- Analisa situasi saat ini : contoh : pada jam praktek dokter jumlah pasien
meningkat, dokter sering terlambat datang, delivery time > 25 menit
- Tentukan standar yang akan dicapai : contoh : delivery time 10-25 menit,
dokter harus datang 10 menit sebelum jam praktek.
- Usaha peningkatan pelayanan : contoh : pembenahan karyawan/ loket.
Karyawan diberi training agar tau dan hafal letak dan khasiat obat, penyiapan
paket-paket obat di luar pelayanan (untuk resep-resep yang sudah ada
formula pasti)
- Lakukan uji coba : contoh : ukur delivery time ( dengan stop watch)
- Buat tools untuk pengawasan
- Buat tools untuk format pelaporan
- Awasi sampai keadaan ideal tercapai
- Buat SOP

2. Jelaskan strategi pengembangan apotek pada level fungsional dan bisnis!

a. Strategi fungsional: cara yang dilakukan perusahaan untuk menggunakan sumber-
sumber pada jenjang fungsional. Strategi fungsional mencakup:
- Produksi
- Pemasaran
- SDM
- Keuangan
Contoh nyata pengembangan pada jenjang fungsional yaitu, improvement pada
outlet, layout apotek, dan perbaikan pelayanan.
b. Strategi bisnis: cara yang dilakukan perusahaan untuk bersaing dalam satu industry
atau satu pasar tertentu atau cara untuk mencapai keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan dalam jangka panjang. Contoh strategi bisnis adalah strategi generic
dari om Porter (bukan Harry Potter loh):
- Kepemimpinan biaya menyeluruh (overall low cost): menciptakan posisi biaya
rendah di antara pesaing, mengelola keterhubungan seluruh rantai nilai yang
ada dan mencurahkan upaya pada pengurangan biaya. Strategi ini dilakukan
ketika customer sensitif terhadap harga.Cara untuk menekan biaya dapat
dilakukan dengan identifikasi faktor-faktor yang memerlukan biaya besar atau
dengan mengurangi biaya operasional.
- Diferensiasi : intinya adalah menciptakan distinctiveness, bias dari segi
pelayanan maupun produknya. Perusahaan menciptakan produk yang unik dan
bernilai menurut pelanggan, memfokuskan pada atribut non harga dimana
pelanggan bersedia melanggar pada harga non premium. Strategi ini dilakukan
MF K | 6

By: PST 2004

ketika customer sensitive terhadap kualitas produk. Contoh: ada layanan
delivery service, buka 24 jam
- Fokus : perusahaan memfokuskan pada lini produk yang sempit, kelompok
kecil pembeli, atau pasar geografis yang dituju kecil. Contoh : apotek untuk
produk kecantikan, nutrisi.

3. Seandainya anda bekerja di apotek, buat strategi map apotek dengan pendekatan balanced
scorecard (kondisi apotek diasumsikan seperti soal nomor 1)!

Jawab:
Strategic map: dipandu oleh visi dan misi apotek
Finansial :



Customer:


Proses bisnis
internal:








Learning and growth:





















Meningkatnya TOR, ROI dan Net Profit margin
Kepuasan Loyalty Growth
Zero defect PIO
Dispensing
time
menurun
Efisiensi
operasional
Ketersediaan
obat
Produktivitas
On the job training
Kompetensi bagus
Motivasi Kerja

MF K | 7

By: PST 2004

Dra. Siti Sundari, Apt

Kamis, 3 Januari 2008


1. Di dalam pelayanan obat yang termasuk golongan OWA apa yang harus
dilakukan oleh Apt, terangkan dengan contohnya untuk pemberian obat
oral kontrasepsi?

Jawab:
Yang dilakukan apoteker dalam pelayanan OWA:
a. pelayanan OWA harus memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis
obat per pasien yang disebutkan dalam OWA yang bersangkutan
(berapa tablet, tube atau botol)
b. apoteker harus membuat catatan pasien dan obat yang diserahkan
(tanggal, jenis obat, jumlah, nama dan alamat pasien,keluhan)
c. apoteker harus memberikan informasi : dosis, aturan pakai,
kontraindikasi, efek samping,dll)
Contoh pada obat oral kontrasepsi:
a. pemberian pertama kali harus menggunakan resep dokter (melalui
dokter dulu)
b. pemberian ke-2 sampai ke-5 bisa langsung ke apotek., pemberian ke-
6 harus ke dokter dulu (menggunakan resep dokter), maksimal 1
bulan 1 strip

2. Jelaskan pengelolaan SDM sesuai dgn standard pelayanan kefarmasian
Apotek menurut Kepmenkes No. 1027/2004?

Jawab:
Pengelolaan SDM sesuai standard pelayanan kefarmasian:
Apoteker harus menguasai 4 fungsi managemen: planning, organizing,
actuating, controlling.
Permenkes 1027, ttg pengelolaan SDM: apotek dikelola oleh apoteker yang
professional, yaitu:
a. mampu menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik.
b. Mampu mengambil keputusan yang tepat
c. Mampu berkomunikasi antar profesi terutama profesi kesehatan misal:
dokter
d. Leadership
e. Dapat mengelola SDM scr efektif , harus mampu berencana :berapa
pegawai yang dibutuhkan, dll
f. Selalu belajar (long-life learner), belajar terus,,,sampe tuaaa,,,,
g. Memberi pendidikan dan peluang untuk memberi pengetahuan pada
pegawai.
Pengelolaan SDM:
a. Struktur organisasi harus jelas, garis koordinasi dan
pertanggungjawaban harus jelas.
b. Job description harus jelas, sesuai dengan bidang, berguna untuk
mengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenang. Penempatan
berdasarkan pengetahuan, bakat, dan keterampilan.
MF K | 8

By: PST 2004

c. Menanamkan sifat disiplin, jujur dan bertanggungjawab
d. Human relation, melalui hubungan yang baik, komunikasi, dan
kekeluargaan
e. Pembinaan untuk peningkatan pengetahuan & keterampilan
f. Kesejahteraan, misalnya insentif, reward, n punishment
Dalam merekrut pegawai harus memperhatikan personality, attitude,
interest, intelegensi.


3. a. Penyimpanan obat/bahan obat merupakan factor yang perlu
diperhatikan agar tetap terjamin mutunya. Jelaskan cara penyimpaann
obat agar memenuhi standard pelayanan kefarmasian di apotek?
b. bagaimana cara pengelolaan obat gol narkotika dan psikotropika yang
sudah ED/rusak di apotek?

Jawab:
a. cara penyimpanan obat agar memenuhi standar pelayanan kefarmasian
di apotek:
1. dalam wadah asli, jika dipindah, maka dicantumkan nama obat, no.
batch, dan ED yang jelas.
2. kondisi sesuai, layak, dan menjamin kestabilan obat supaya tidak cepat
rusak.
Agar tercapai tujuan penyimpanan, yt aman, tidak mudah rusak, dan
mudah diawasi dapat dicapai.
Gudang obat harus memenuhi persyaratan :
1. ruang tersendiri
2. cukup aman, kuat, dapat dikunci
3. tidak terkena sinar matahari langsung
4. kering, tidak lembab
5. bersih
6. tersedia rak yang cukup
7. dilengkapi alat pemadam kebakaran
Untuk penataan perbekalan farmasi, dapat disusun secara sistematis :
1. bahan baku: dipisahkan serbuk, cairan setengah padat, dll
berdasarkan alphabet
2. obat jadi: berdasarkan sediaan, alphabet, efek farmakologi, pabrik,
dll.
b. cara pengelolaan obat gol narkotika dan psikotropika yang sudah
rusak/ED di apotek:
Barang yang ED/rusak harus disisihkan, kemudian ditukar atau
dimusnahkan. Untuk melakiukan pemusnahan:

3. Apoteker harus membuat berita acara yang berisi:
- hari dan tanggal pemusnahan
- jenis dan jumlah obat yang dimusnahkan
- alasan pemusnahan (ED/rusak)
- cara pemusnahan, obat tidak boleh dibuang dalam bentuk
utuh,karena bisa disalahgunakan atau merusak lingkungan.
4. sebagai saksi untuk pemusnahan obat2 narkotik psikotropik adalah
petugas apotek (AA), dan dari pemerintah (Dinkes kab/kota)
obat dianggap rusak/ED apabila:
diproduksi tanpa memenuhi standard persyaratan
MF K | 9

By: PST 2004

kadaluarsa
tidak memenuhi standard persyaratan untuk digunakan di pelayanan
kesehatan atau pengembangan ilmu pengetahuan
berkaitan dengan tinfdak pidana

4. Sebuah apotek milik suatu badan CV Anugerah tahun 2007 mendapatkan
laba yang terdapat pada neraca sebesar Rp 30.000.000
a. apabila WP tersebut membayar cicilan pajak Rp 300.000 per bulan pada
tahun 2007, pajak apa yang masih harus dibayar dan berapa besarnya?
b. hitunglah besarnya pajak PPh Ps 25 yang harus dibayar tiap bulan pada
tahun 2008?
c. selain pajak tersebut, pajak apa yang masih harus dibayar oleh WP
tersebut, terangkan?

Jawab:
a. pajak yang harus dibayar adalah PPh pasal 23, (ayoo, diinget-inget,
nurut pasal 23, untuk apotek yang bentuknya badan dikenai pajak lagi
sebesar 15% dari dividen atau keuntungan), dan besarnya adalah 15%
dari keuntungan, jadi di kasus ini besarnya = 15% x 30.000.000 = Rp.
4.500.000,
Tapi ada juga yang harus diperhatikan ma temen-temenpajak yang
dibayar untuk tahun 2007 totalnya 12x300.000 = 3.600.000, berarti
total keuntungan tahun 2006 adalah Rp. 36.000.000 soalnya pajak
terutangnya kan 10% dari keuntungan. Nah, ternyata keuntungan taun
2006 > tahun 2007. kalau seumpama keuntungan tahun 2007> tahun
2006, maka badan tersebut masih harus membayar PPh pasal 29, yaitu
pembayaran pajak kurang bayar pada akhir tahun.
b. laba = Rp. 30.000.000
PPh terutang = 10% x Rp. 30.000.000 = Rp. 3.000.000
PPh pasal 25 (angsuran) = 1/12 x 3.000.000 = 250.000
c. yang masih harus dibayar adalah PPh pasal 23, keterangannya idem
point a yaah,,,



Dra. Siti Sundari, SU., Apt

Selasa, 24 Juni 2008


1. Aspek apa saja yang perlu dianalisis pada studi kelayakan pendirian suatu
apotek. Jelaskan!

Jawab :
Aspek yang perlu dianalisis pada studi kelayakan pendirian suatu apotek
adalah :
a. aspek manajemen
meliputi apakah apotek yang akan didirikan merupakan perorangan
atau badan usaha, dan apakah merupakan cabang dari apotek lain,
karena hal ini akan menentukan dalam hal distribusi obat
b. aspek teknis
MF K | 10

By: PST 2004

meliputi dimana lokasi apotek akan didirikan, apakah lokasi tempat
didirikannya apotek strategis atau tidak, karena lokasi merupakan salah
satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan apotek
c. aspek pasar
konsumen yang ada akan menentukan barang-barang dan obat-obat
apa saja yang disediakan. Misalnya saja jika konsumen sebagian besar
berasal dari masyarakat golongan ekonomi lemah, maka obat-obat
yang disediakan sebagian besar adalah obat-obat generik
d. aspek keuangan
meliputi rencana pembiayaan seluruh kegiatan apotek, mulai dari
penyediaan sarana dan prasarana apotek hingga perhitungan
parameter-parameter keuangan dalam kurun waktu beberapa tahun
kedepan (seperti : laba bersih, TOR, dan BEP). Analisis keuangan ini
dimasukkan dalam proposal pendirian apotek

2. a. Jelaskan pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana agar
memenuhi standar pelayanan kefarmasian di apotek menurut Kepmenkes
1027/2004
b. Apabila seorang pasien menginginkan obat oral kontrasepsi, apa
kewajiban yang harus dilakukan oleh Apoteker di Apotek? Jelaskan
dan berikan contoh!

Jawab :
a. Pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana agar memenuhi
standar pelayanan kefarmasian di apotek menurut Kepmenkes
1027/2004 adalah :
1. Pelayanan produk farmasi harus terpisah dari aktivitas yang
lain untuk menjaga kualitas obat dan sediaan farmasi
2. Kualitas merupakan salah satu syarat prasarana apoteker
karena ada obat-obat tertentu yang butuh penyimpanan
khusus
Syarat ruang dan perlengkapan apotek minimal harus ada :
1. Ruang tunggu nyaman, misalnya dipasang AC, TV, dll
2. Tempat display informasi bagi pasien
3. Ruang tertutup untuk konseling (meja, kursi, dan lemari untuk
menyimpan catatan medikasi pasien)
4. Ruang racikan
5. Keranjang sampah
Perabotan harus tertata rapi
Rak penyimpanan obat dan barang lain harus rapi, terlindung dari
debu, serta kelembaban dan cahaya yang berlebihan
Kondisi ruang (Temperatur diperhatikan)
Cahaya tidak boleh langsung mengenai obat, kelebaban tidak
boleh tinggi karena bisa mengakibatkan kerusakan obat
b. Obat oral kontrasepsi adalah merupakan obat yang termasuk
golongan OWA, sehingga jika seorang pasien menginginkan obat oral
kontrasepsi maka kewajiban yang harus dilakukan apoteker di
apotek dalam melayani pasien dengan OWA adalah:
1. memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat setiap pasien
yang disebutkan dalam OWA yang bersangkutan (seperti berapa
tabet, tube, maupun botol)
MF K | 11

By: PST 2004

2. membuat catatan pasien dan obat yang telah diserahkan (seperti
tanggal, jenis obat, jumlah, nama dan alamat pasien, keluhan)
3. memberikan informasi meliputi dosis, aturan pakai,
kontraindikasi, efek samping, dll
Misalnya saja obat oral kontrasepsi yang dimaksud adalah
mycroginon. Mycroginon memiliki ketentuan seperti :
1. pemberian pertama kali harus melalui dokter dulu
2. pemberian ke-2 sampai ke-5 oleh langsung ke apotek
3. pemberian ke-6 harus ke dokter dulu
Pemberian mycroginon adalah hanya untuk 1 siklus/1 bulan/ 1 strip

3. Seorang pasien Ny. Andi datang ke Apotek membawa copy resep untuk
membeli sisa obat yang belum diambil





Berapa harga yang harus dibayar oleh Ny. Andi apabila diketahui :
HNA (belum termasuk PPN) Aminophyllin Rp. 100,-/tab
Efedrin HCl Rp. 50,-/tab
Phenobarb 100mg Rp. 75,-/tab
Prednison Rp. 100,-/tab
GG 100 mg Rp. 75,-/tab
Kapsul HJA Rp. 100,-/kap
Indeks 1,25
Apotek FARMASET
Jl. Malioboro 100
Telp. (0274) 562675
Yogyakarta

Apoteker : Drs. Wisnu Murti, Apt
SIK/SIA : PO 00.02. V. 341

COPY RESEP

Dari Dokter : Agung
Tanggal Resep : 16 Juni 2008
Resep untuk : Ny. Andi

R/ Aminophyllin mg 150
Efedrin HCl
Phenobarb aa mg 25
Prednison mg 5
GG mg 50
m.f. pulv dtd No. XV
da in caps
s p r n caps I
det 7

p c c

MF K | 12

By: PST 2004

Uang servis 1500,- (untuk racikan uang servis 2x)


Jawab :
Dari soal diketahui bahwa :
Jumlah total obat (kapsul) yang harus diberikan adalah 15
Jumlah obat (kapsul) yang telah diberikan adalah 7
Sisa obat (kapsul) yang belum diambil adalah 8

Rumus perhitungan HJA = [(HNA + PPN) x Indeks x jumlah obat
yang diberikan] + uang servis untuk racikan
+ (HJA tiap cangkang kapsul x jumlah
cangkang kapsul yang digunakan)

Perhitungan HNA + PPN setiap obat :
a. Aminophyllin
Jumlah aminophyllin yang dibutuhkan dalam resep : 150 mg x 8
kapsul = 1200 mg
Tablet aminophyllin yang tersedia : 150 mg
Jumlah tablet aminophyllinyang digunakan : 1200 mg : 150 mg = 8
tablet
HNA aminophyllin = 8 x Rp. 100,- = Rp. 800
HNA + PPN (10%) = Rp. 800 + Rp. 80 = Rp. 880,-
b. Efedrin HCl
Jumlah efedrin HCl yang dibutuhkan dalam resep : 25 mg x 8 kapsul
= 200 mg
Tablet efedrin HCl yang tersedia : 25 mg
Jumlah tablet efedrin HCl yang digunakan : 200 mg : 25 mg = 8
tablet
HNA efedrin HCl = 8 x Rp. 50,- = Rp. 400
HNA + PPN (10%) = Rp. 400 + Rp. 40 = Rp. 440,-
c. Phenobarb
Jumlah phenobarb yang dibutuhkan dalam resep : 25 mg x 8 kapsul
= 200 mg
Tablet phenobarb yang tersedia : 100 mg
Jumlah tablet phenobarb yang digunakan : 200 mg : 100 mg = 2
tablet
HNA phenobarb = 2 x Rp. 75,- = Rp. 150
HNA + PPN (10%) = Rp. 150 + Rp. 15 = Rp. 165,-
d. Prednison
Jumlah prednison yang dibutuhkan dalam resep : 5 mg x 8 kapsul =
40 mg
Tablet prednison yang tersedia : 5 mg
Jumlah tablet prednison yang digunakan : 40 mg : 5 mg = 8 tablet
HNA prednison = 8 x Rp. 100,- = Rp. 800
HNA + PPN (10%) = Rp. 800 + Rp. 80 = Rp. 880,-

e. GG
Jumlah GG yang dibutuhkan dalam resep : 50 mg x 8 kapsul = 400
mg
Tablet GG yang tersedia : 100 mg
Jumlah tablet GG yang digunakan : 400 mg : 100 mg = 4 tablet
MF K | 13

By: PST 2004

HNA GG = 4 x Rp. 75,- = Rp. 300
HNA + PPN (10%) = Rp. 300 + Rp. 30 = Rp. 330,-

HJA = [(HNA + PPN) x Indeks x jumlah obat yang diberikan] + uang
servis untuk racikan + (HJA tiap cangkang kapsul x jumlah
cangkang kapsul yang digunakan)
= [(Rp. 880 + Rp. 440 + Rp. 165 + Rp. 880 + Rp. 330) x 1,25 x
8] + Rp. 3000 + (Rp. 100 x 8 )
= [Rp. 2695 x 1, 25 x 8] + Rp. 3000 + Rp. 800
= Rp. 26.950 + Rp. 3000 + Rp. 800
= Rp. 30.750,-



Satibi

Selasa 24 Juni 2008


!!Jawablah soal bapaknya dengan singkat, jelas dan tulisan mudah dibaca

1. Jelaskan Keterkaitan 4 perspektif di Balance Scorecard dalam mengukur kinerja
organisasi! Buatlah obyektif (O), measure (M), target(T) dan inisiatif(I) dalam perspektif
customer dan keuangan dalam bisnis apotek!!

Jawab:
Dalam BSC terdapat 4 perspektif yaitu learning and growth, internal business process,
customer dan financial. Ke empat perspektif tersebut saling terkait.
Intinya tuh bagan ini:

Setiap bisnis mempunyai tangible dan intangible asset
Tujuan akhir dari suatu bisnis, yaitu keuangan ternyata dibangun oleh perspektif lain, yang
dimulai dari proses learning and growth (yang mencakup aspek human resources, sistem dan
informasi), yang akan melatih dan meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini tentunya akan
mempengaruhi proses bisnis internal, dengan human resources, sistem dan informasi yang
Keuangan
Loyalitas pelanggan
Pelanggan
Meningkatkan proses pelayanan yang
bermutu
Proses Bisnis Internal
Melatih dan meningkatkan kinerja karyawan
Pembelajaran dan Pertumbuhan
ROI & penjualan naik
MF K | 14

By: PST 2004

lebih baik akan menghasilkan pelayanan yang bermutu dan akan memberkan customer
satisfaction, membentuk loyalitas konsumen. Pada akhirnya hal ini dapat meningkatkan
keuangan, yang dapat dilihat dari ROI dan penjualannya naik.

a. perspektif customer
O : Peningkatan kepuasan konsumen
M : kuesioner yang berisi penilaian tentang kecepatan pelayanan, cara pelayanan, packaging,
counseling, kemudahan akses, kenyamanan ruang tunggu, kebersihan.
T : 90% konsumen menyatakan puas
I :
Menyediakan leflet, brosur dan menambah jam buka apotek
Mengubah interior, ruang tunggu yang nyaman
Melengkapi alat
Membuat packaging yang menarik, berlogo dan etiket jelas dan informative.
Parker luas dan gratis
Kotak kritik dan saran
Member card (pemberian diskon , ngasi gift kaya kalender atau suvenir lain, misalnya
gantungan kunci dari rangkaian tablet dan kapsul, he2,,,
b. Perspektif keuangan
O : meningkatkan nilai ROI, mengelola persediaan obat
M :

T: ROI : meningkat 20%, TOR 10 kali/ tahun
I :
mengurangi piutang
mengurangi obat-obat slow moving, menambah obat-obat fast moving
2. Apotek adalah bisnis yang terfragmentasi, bagaimana strategi yang dilakukan untuk apotek
yang terfragmentasi? (Waktu kuliyah, pa satibi sering banget loh bahas tentang apotek, sang
bisnis terfragmentasi!!!)

Bisnis terfragmentasi means bisnis yang pasarnya sempit dalam satu daerah tertentu, sehingga
strategi bisnis terfragmen misalnya membuat cabang di tempat yang baru, sehingga tercipta
segmen pasar baru.

3. Dari hasil stock opname Apotek Kompeten Sehat pada akhir tahun2006 sebesar Rp.
50.500.000,00. Sepanjang tahun 2007 apotek ini melakukan pembelian obat dan alkes sebesar
Rp. 800.500.000,00 dan pada akhir tahun 2007, hasil stock opname yang dilakukan sebesar
Rp. 45.500.000,00.
a. Berapa harga Harga Pokok Penjualan (HPP)?
b. Berapa nilai TOR? Bagaimana pengendalian yang dilakukan dan upaya untuk
meningkatkan/ mempertahankan TOR?
(officially, pas kuliyah profesi qta ga bener-bener dikualiahin lagi tentang analisis keuangan,
tapiiiibapaknya eman sempet member wejangan ke kita bwt belajar juga tentang analisis
keuangan,,,sooo,,,tak ada salahnya dijawab yahhh,,,)
a. HPP= (persediaan awal+pembelian bersih)-persediaan akhir
= (50.500.000+800.500.000)-45.500.000
= 805.500.000,00

MF K | 15

By: PST 2004

b.
= 805.500.000
(50.500.000 + 45.500.000)/2
= 805.500.000
48.000.000
= 16,78 kali/tahun = 17 kali/ tahun
Cara meningkatkan/ mempertahankan TOR yaiu meningkatkan penjualan, mengurangi obat-
obat slow moving, menigkatkan obat-obat fast moving



Bonusnya niy, SOP menghitung pajak ma HJA:
a. Pajak
1. Individual










PTKP niy besarnya, 13.200.000 untuk WP/tahun, 1.200.000 tambahan untuk WP
kawin dan 1.200.000 untuk tambahan anggota keluarga (maksimal 3 orang)




Nilai x % adalah
PKP Tarif pajak (%)
s/d 25 juta 5
> 25 juta-50 juta 10
> 50 juta-100 juta 15
>100 juta-200 juta 25
> 200 juta 35



2. Badan






X % adalah....
omzet
Itung penghasilan neto (biasanya di soal
ditulis berapa % dari omzet)
PKP (Penghasilan kena pajek) = penghasilan neto- PTKP
PPh terutang = x% x PKP
PPh pasal 25 = PPh terutang/12, dibayar per bulan
Penghasilan neto (dari neraca laba rugi)
PPh terutang = penghasilan neto x X%
MF K | 16

By: PST 2004

PKP Tarif pajak (%)
s/d 50 juta 10
> 50 juta 15
> 100 juta 30


b. HJA



PPN tuh biasanya dipake 10%, indeks untuk obat dengan resep 1,25-1,3, obat
bebas 1,1


Fyuhh, selese juga niy... Semoga bermanfaat.. Kalo ada yang kurang jelas bisa langsung
menghubungi dokter, eh salah...menghubungi d powerfive girl (Husna, Anik, Endut, Achie,
Mitha)...=). Kalo seumpama jawaban di sini dianggap kepanjangan, ya boleh disingkat sendiri,
kalo kependekan ya boleh mengarang indah sendiri, pokonya lege artis lah...
Ada sedikit tips hasil berguru sama kakak angkatan...point yang langganan keluar tuh...
Studi kelayakan
Itung2 harga resep racikan
Teori-teori pajak
Peraturan pemerintah + kepmenkes
Balance scorecard
Strategi manajemen
Huff, koq kayanya almost smua bahan keluar yah...Hiks...Ya udin lah gpp, tetep sehat, teteup
semangat, , biar bisa berjaya di ujian ini...Last, kalo ada kekurangan mohon dimaapkan, kalo ada
kelebihan mbok ya disusuki!!!!
Sukses 4 all of u guys... tetep kompak PST walo udah kesebar dari Sabang sampai meruke



HJA = {(HNA+PPN) x indeks x Jumlah obat}+ Pengemas+ servis
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 1

Edisi Gotong Royong

CATATAN KULIAH
MANAJEMEN PRODUKSI

Oleh: Purwadi Dwijodarmanto
Profesi Fakultas Farmasi UGM
Yogyakarta, 22-23 November 2008


Referensi:
1. Operations Management Roger G Schroeder, McGraw-Hill International Edition,
Third Edition
2. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi T. Hani Handoko, BPFE Yogyakarta
3. Manajemen Produksi Sukanto Reksohadiprodjo, BPFE Yogyakarta
4. Pengendalian Produksi , Agus Ahyari , BPFE Yogyakarta
5. Mark Plus on Strategy Hermawan Kertajaya, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Sebelum materi dimulai, saya mau cerita dulu nih deskripsi suasana kuliah MANPRO yang
dirapel jadi 2 hari dari jam 8.00 16.00. Buset..puyeng gak tuh !!!
Sabtu, jam sudah menunjukkan pukul 08.30. Ruangan rame bgt, ya iyalah kan ini kuliah bareng
anak FBA. Sekitar ada 100 mahasiswa berada di ruang VIII. Tapi ternyata viewer-nya jelek,
pindahlah kita semua ke ruang VI.

Ketua kelasnya mana nih? kelas hening. Kok gak ad yang angkat tangan. Baru deh aku dan
Aryo angkat tangan. Pak Purwadi agak gimana gitu, kok kalian keep quite bgt. Jangan keep
quite, Anda harus berani tampil. Tampilkan your idea, inovation, creativity. Kayak Singapura
itu lho, negara yang kreatif dan penuh inovasi. Alhasil, semua perusahaan dunia yang keren2,
pasti punya kantor perwakilan di negeri jiran ini.

Tau gak, bentar lagi kalian akan menjadi Farmasis. Sekarang zaman serba sulit. Serba krisis
yang mendunia. Keadaan ini berbeda dengan 2 bulan yang lalau. Sekarang BBM naik, terjadi
krisis global, 1 US $ = Rp 12.000,- (terendah sejak tahun 1991). Bahkan, negara Pakistan sudah
memulai krisisnya dengan inflasi sebesar 30%. Bagaimana dengan Indonesia? Ya kita juga baru
memulainya, walau pemerintah mengklaim kita gak ter-imbas dengan krisis global, tapi
faktanya? Tunggu aja waktunya akan segera tiba. Hiiiiiiiiii.........serem. Btw, ttg INFLASI akan
dijelaskan lebih dalam di bagian belakang. OK, sabar ya ..
Cerita menarik pertama tentang USA; sebuah negara adidaya yang kuat, kok bisa krisis ya? Jadi
begini ceritanya (at a glance): pada zaman pemerintahan Bush, dia punya target yaitu
pertumbuhan ekonomi yang sepesat-pesatnya. Caranya yaitu dengan memberikan kredit
rumah dengan mudah. Perbankan dengan mudahnya memberikan kredit. Harapannya dengan
cara ini, ........................
Tapi ternyata, tidak sesuai harapan. Sistem ini tidak berjalan dengan baik (sub-prime/busuk).

M a n a j e m e n P r o d u k s i | 2

Edisi Gotong Royong

Apa dampak krisis dengan indstri farmasi? Berpengaruh pada harga. Dulu 1 kg parasetamol 3
dollar, tapi 1 dollar harganya masih Rp 10.000, sekarang 12.000 maka terjadi kenaikan bahan
baku sebesar 30%. Padahal kita ngimpor.
BANK adalah perusahaan yang bekerja denga prissip kehati-hatian (frudent) dalam
menyalurkan kredit. Kalau berikan kredit rumah 100 juta, agunan harus lebih besar, misal 2
kalinya yaitu 2000 juta.
Amerika mengalami bubble economy atau kayak balon, yaitu suatu titik tertentu jika tumbuh
berkambang dengan pesatnya maka bisa pecah. Dari kejadian ini, bisa diambil kesimupulan
bahwa sistem LIBERALISME terbukti tidak kuat.

Cerita menarik kedua tentang BAKRIE brothers. Beberapa bulan yang
lalu Bakri (Bang Abu Rizal Ical Bakrie) dinyatakan sebagai menteri
terkaya. Siapa sangka sekarang di punya utang 53 Trilliun.


BUMI, anak perusahaan BAKRI, sahamnya gak boleh suspend ma Bu Sri
Mulyani (MenKeu). Biarin setelah dibuka langsung jatuh, ini zaman
bebas bung. Kudu fair. Gak boleh pilih kasih, gak ada suspend-suspend-
an
Perusahaan dan serikat pekerja.
Di Indonesia masih belum bisa kompromi. Pekerja sih mintanya: baji naik, UMR, UMK naik. Ya
itu wajar, gak saalh kok. Nah, kita harus cerdas memperlakukan tunruan itu dengan cerdas.
Supaya gak merusak sistem. Kalo memaksakan kehendak, tidak fair namanya.

Irfan bertanya: Bahan baku naik 30%, pekerja minta naik gaji. Dalam kondisi sulit seperti itu,
apa yang harus dilakukan?
Jawabnya adalah seperti lagunya Celendion: the power of .......... (bukan love tapi
simplification).
Tingkatkan efisensi dan produktivitas.
Added value = nilai tambah, bagaimana cara meningkatkan added value?
1. Teknologi yang tinggi di dalam proses transformasi
Teknologi tinggi (advanced technology / canggih / sophisticated /modern)
Industri yang menggunakan teknologi rendah nilai tambah rendah products
sensitive to price increase price sensitive products : textile , garments, shoes. Misal
produksinya:
2000/jam ---------400 packs/hour
3000/jam---------700packs/hour
Industri yang menggunakan teknologi rendah: terpengaruh oleh perubahan biaya
produksi misal kenaikan BBM, transportasi, listrik, telpon, air. Contoh : garments.

2. Meningkatkan Productivity/efficiency ---- mengurangi non added value activities :
transportation = uses conveyor, menunggu (queue), inventory, testing.
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 3

Edisi Gotong Royong

Tanda-tanda non added value activities : tidak terjadi perubahan bentuk.
Kapan perusahan menikmati added value? Terjadi transaksi penjualan. Added value diperoleh
selesai proses transformasi dinikmati dalam bentuk keuntungan/dll transaksi
penjualan P&L statement.

Itu baru pembuka, sekarang batu kita menginjak slide kedua Pak Purwadi tentang ekonomi
makro dan mikro. Apakah itu?

HUBUNGAN MAKRO EKONOMI DAN MIKRO EKONOMI

Mikro ekonomi adalah pelaku bisnis yang menjalankan ushaa secara riil, unit-unit ekonomi
yang bisa dilihat secara fisiknya. Misal gedung atau unit usaha. Dalam hal ini, perusahaaan
farmasi, garment, dan perusahaan lain adalah termasuk mikro ekonomi.
Makro ekonomi adalah kondisi lingkungan yang mampu mendukung usaha ekonomi untuk
tumbuh dan berkembang. Secara fisik, makro ekonomi tidak terlihat, namun ada indikator-
indikatornya. Makro ekonomi tidak bisa berdiri sendiri, sangat berhubungan dengan negara
lain.
Mikro dan makro ekonomi sangat berhubungan erat. Bagaimanakah hubungannya? Saya mulai
cerita ini dengan konsep TUMBUH dan BERKEMBANG.
Setiap industri bisnis harus tumbuh dan berkembang agar dapat menjalankan aktivitas bisnis
terus-menerus. Selain itu, perusahaan juga ingin mensejahterakan karyawannya. Hal ini
disadari karena unit bisnis tidak bisa berjalan sendiri, dia perlu karyawan untuk bisa survivie. Di
sisi lain, biaya produksi dan biaya pegawai meningkat tiap waktu. Berarti perusahaan harus
bisa survivie dalam kondisi sulit tersebut. Jadi apa yang dilakukan? Diperlukan adanya general
understanding. Karyawan juga harus diberi pemahaman bahwa kita harus sama-sama bisa
survive. Karyawan tetap bisa memberikan nafkah kepada keluarganya, perusahaan tetap bisa
menjalankan usaha bisnisnya.
Lalu apakah peran farmasis? Anda akan involve dalam manajemen tersebut. Peran Anda
adalah secara ikhlas untuk berkontribusi demi kemajuan perusahaaan dan bekerja dalam
kondisi maksimal. Tujuannya, supaya bisa sama-sama survivie. Bekerja adalah amanah atau
tanggung jawab yang harus dijaga sebaik-baiknya. Bahkan dalam Islam dikatakan bekerja,
memberikan nafkah adalah ibadah. Dengan demikian akan muncul semangat baru dalam
bekerja. Dan farmasis UGM adalah extraordinary person, orang yang luar biasa. Camkan itu !!
Perusahaan untuk tumbuh dan berkembang perlu stimulus. Stimulus itu berupa kondisi dan
lingkungan yang sehat. Apakah itu? Jawabnya adalah makro ekonomi. Makro ekonomi ada
ditengah-tengah kita. Indikator dari makro ekonomi meliputi:
1. Kebijaksanaan fiskal/moneter
2. Exchange rate
3. Interest rate
4. Employment >< unemployment
5. Poverty
6. Inflation
7. Economy growth
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 4

Edisi Gotong Royong

8. GNP/GDP
9. Income per capita
Jadi ada hubungan antara makro-mikro ekonomi, yang bisa menimbulkan multiplier effects.
Ceritanya nasib karyawan yang penghasilannya naik, uang saku anaknya naik, terus beli bakso.
Pedagang bakso dagangannya laris, uang saku anak pedagang bakso naik, terus kuliah, beli
bakso lagi,das..dst..sehingga pedagang bakso sejahtera.

Penjelasan (gak urut, dijelaskan sesuai uruan pas kuliah)
ad 6. Inflasi dan ad 3. Interest rate
Inflasi adalah menurunnya daya beli (nilai tukar) mata uang tertentu terhadap sekelompok
barang atau jasa. Inflasi harus dikendalikan, jangan sampai tingkat inflasinya tinggi (seperti di
Pakistan yang mencapai 30%). Bagi Indonesia, ketika inflasi, nilai rupiah melemah. Penybab
dari inflasi Indonesia sekarang adalah kenaikan BBM tanggal 25 Mei 2008 yang lalu. Yang
terkena dampak buruk adalah mereka yang penghasilannya tetap, harga-harga barang/jasa
naik, sehingga daya belinya turun. Mengapa bisa begitu, mengapa barang bisa naik?
1. Harga ditentukan oleh mekanisme pasar.
Mekanisme pasar dipengaruhi oleh supply and demand. Kalau supply sedikit, padahal
demand-nya besar, maka harga akan naik. Kalau supply cukup, maka harga bisa
dikendalikan.
2. Biaya produksi naik
Perusahaan yang benar, tujuannya adalah supaya karyawan juga sejahtera. Karena perusahaan
tidak bisa kerja sendiri. Karyawan adalah aset perusahaan.
Indonesia adalah contoh high inflation country (negara yang inflasinya tinggi). Negara yang
berkembang biasanya inflasinya 5-10%. Sedangkan contoh negara yang inflasinya rendah yaitu
Singapura (cuma 1-2%). Manfaat inflasi yang rendah:
1. Perusahaan memberika gaji di atas inflasi sehhingga daya beli masyarakat menjadi
meningkat
2. Inflasi menjadi dasar tumbuhnya interest rate (bunga bank).
Mengapa bank memberikan bunga deposito lebih besar dari nilai inflasi ( > 10%).
Supaya menarik masyarakat untuk menabung.
Note: Bunga kredit deposito harus lebih tinggi 5-6% di atas bunga deposito. Why?
Supaya bank dapat keuntungan dari hasil mengelola uang nasabah.

Penting !!
Kalau inflasi rendah, maka bunga bank juga rendah, sehingga bunga kredit juga rendah.
Dengan demikian kredit mudah tersalurkan, bisa buat usaha. Ini menimbulkan multiplier
effects (seperti kartu domino). Dalam kondisi inflasi yang rendah:
- perusahaan bisa tumbuh dan berkembang, bisa rekrut pegawai baru (membuka
lapangan pekerjaan baru)
- orang bisa spending money lebih besar
- perusahaan bisa melakukan ekspansi.

ad 4. Employment >< unemployment
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 5

Edisi Gotong Royong

Employment (pembukaan lapngan pekerjaan). Merupakan indikator rakyat sejahtera,
lapangan kerja cukup, pengangguran sedikit.
Merupakan indikator yang penting:
1. Seberapa mampu pemerintah bisa mebuka lapangan pekerjaan dan mengurangi
pengangguran
2. Menyediakan lapangan pekerjaan melalui sektor riil.
Di Indonesia, devisa negara 30% adalah untuk membayar utang; 30% nya lagi untuk mebayar
gaji PNS, TNI/Polri; dan 30%-nya lagi baru buat pembangunan, belum juga yang dikorupsi.
Pemerintah berusaha membuka lapangan pekerjaan lewat 30% yang terakhir tadi. Lapangan
kerja bisa tumbuh jika mikro ekonomi juga ikut tumbuh. Artinya pelaku bisni riil bisa merekrut
banyak tenaga kerja baru sehingga mengurangi pengangguran dan reduce poverty.

ad 5. Poverty (angka kemiskinan) dan ed 7. Economy growth
Indonesia temasuk negara menengah, dengan income per capita sebesar US $ 2000/tahun.
Artinya setiap penduduk Indonesia mempunyai penghasilan US $ 2000/tahun. Mari kita
analisis. US $ 2000 = 2000 x Rp 12.000 = Rp 24 juta/tahun. Berarti penghasilan per bulan Rp 2
juta.
Tapi, nyatanya apah demikian? Ternyata tidak. Ini berarti ada gap yang sangat besar, artinya
ada kesenjangan yang amat besar antara si kaya dan si miskin, yang artinya poverty-nya tinggi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,2%. Tapi karena banyak yang protes, apakah
aegede itu, lalu di-review ternyata cuma 5,2%.
Setiap 1% pertumbuhan ekonomi artinya menyerap 300,000 tenaga kerja (TK) baru. Di tahun
2008, yang tersedia hanya 1,5 juta lapangan pekerjaan baru. Faktanya Indonesia akan muncul
TK baru 2 juta/tahun.
5,2% = 5,2 X 300,000 = 1,560,000 TK
Setiap tahun akan muncul 2,000,000 TK baru. Aliasnya jumlah pengangguran di Indonesia
sebesar 500,000an per tahun.
Biar lapangan kerja banyak, cara utama untuk menjaga pertumbuhan adalah dengan
meningkatkan investasi mengundang investor baru. Investor yang yang sektornya padat
tenaga kerja, contoh agribisnis atau industri tekstil. Industri tekstil merupakan industri yang
banyak meyerap tenaga kerja, namun rawan terhadap kenaikan biaya produksi.
Pertumbuhan ekonomi jangan keblabasan. Jangan seperti buih atau balon.
Cerita menarik pas zamannya pak Soeharto.
Conglomerate---bisnis yang menggurita, menguasai pasar dari hulu sampai
hilir-----trickle down effect----- efek menetes kebawah------ multiplier effect.
Pada zaman orde baru dulu, presiden Soeharto bisa mengendalikan ekonomi
denganbaik. Tapi di Indonesia, ekonomi sangat depengaruhi oleh kondisi politik, dimana kalau
kondisi politik stabik maka orang bisa berdang dengan tenang, akibatnya pertumbuhan
ekonomi membaik. Pada saat itu, kondisi ekonomi ditopang oleh konglomerat. Tapi,
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 6

Edisi Gotong Royong

konglomerat huga tidak hidup sendiri, ada stake hollder sebagi pelaku ekonominya seperti
ppegawai dsb. So, pelaku-pelaku ekonomi juga jadi ikut-ikutan makmur. Ini yang disebut
trickle-down effect atau yang disebut efek menetes ke bawah, dimana suatu perusahaan yang
tumbuh da berkembang akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan lainnya untuk ikut
tumbuh dan berkembang, ujung-ujungnya semua warga di NKRI makmur deh.
Setiap Conglomerate------mempunyai bank ------ property building ---- business over heated.
Tapi, ada namanya ersat konglomerat (konglomerat jadi-jadian) yaitu konglomerat yang
tumbuh berkembang bukan karea adnya free competition tapi karena adanya monopoli dan
pemberian fasilitas. Ini berbeda dengan pengusaha rokok yang disebut genuine konglomerat
atau exact konglomerat, yang memulai dari bawah, dari 1 rupiah, 10, 100, 1000, juta, M, T
sehingga kuat.
Semua konglomerat punya bank, karena untuk bikin bank murah banget. Cuma perlu uang
sekitar 50 M bermunculan bank-bank seperi Bank Pratami, Bank Yudo, dll. Terus, para
konglomerat pada berlomba-lomba bikin tower building yang keren-keren gitu dimana uang
buat bangun tower ngutang dari bank-nya sendiri. Nah, waktu dulu tower-nya gak laku disewa,
lha wong banyak bener yang bikin. Tower belium bisa menghasilkan revenue, padahal yang
minjam duit adalah pemilik bank itu sendiri, gak pake agunan lagi. Lalu apakah yang terjadi?
Pada suatu hari ada nasabah sebut saja di Bank Pratami, nasabah mau transfer uangnya di
bank tsb ke bank yang lain. Tapi kok gak bisa-bisa. Namanya kalah kliring, yaitu orang yang
punya uang di bank gak bisa ngambil uangnya sendiri. Ya iya gak ada duit, duit nasabah kan
dipake buat bikin tower ma empu-nya bank.
Nah, belum selesai ceritanya. Ternyata nasabah yag lain pada denger, maka beramai-ramailah
nasabah yang lain pergi ke bank untuk ngambil duitnya. Finally, bank bangkrut deh. Padahal
bank kan bekerja berdasar atas kepercayaan. Prinsip dasar: pemberian kredit harus berhati-
hati.
1. Apakah dia mampu membayar?
2. Apakah ada agunan atau jaminan yang cukup?
Jika dalam sehari semua nasabah pada ngambil duitnya, bank telah mengalami krisis
kepercayaan dan bangkrutlah seketika. Hubungannya, kalau bank bangkrut maka negara juga
bisa bangkrut, karena transaksi jarang sekali yang pakai cash.
Inilah yang terjadi pada tahun 1997 silam.
Setelah bangkrut Indonesia minta bantuan ma IMF. Sehingga didengarlah woro-woro dari
pemerintah bahwa semua uang nasabah di bank gak bakalan ilang. Terusm pemerintah pinter,
dikasihlah bunga yang tinggi, sampai 50% per tahun. Padahal kan gak ada uang di bank, ya
supaya uang yang di bank gak ditarik. Dan akhirnya bank-bank tersebut dikasih BLBI ma
pemerintah (yang berujung banyak kasus BLBI hingga sekarang, 2008-red).

ad 2. Exchange rate
Exchange rate adalah nilai tukar mata uang tertentu (kita) terhadap mata uang
asing/stable/hard currency = $, Y, DM, Euro >< soft currency/unstable. Ngapain kita mengurusi
dollar? Karena dollar adalah mata uang yang stabil, dan transaki ekspor-impor, kebanyakan
memakai dollar.
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 7

Edisi Gotong Royong


ad 1. Kebijakan fiskal
ad 8. GNP/GDP dan ad 9. Income per capita

Micro ekonomi : Pharmaceutical businesses
1. Planning
Merencanakan apa yang akan diproduksi selama setahun. Kemudian di-break sown ke
buan, minggu, dan hari.
Jadi, apa yang dilakukan hari ini sudah direncakan 3 bulan yang lalu. Kok bisa? Ya
karena bahan-bahan (bahan aktif, kemasan, bahan penolong) kita impor dari luar
negeri, misal dari India, China, USA, atau Jepang. Pengiriman memerlukan waktu.
Kalau lewat kapal laut memelukan waktu 2 bulanan. Nah, ini yang dinamakan lead
time. Tampak disini bahwa produksi hari ini, sudah direncakan 3 bulan yang lalu.

Planning, bicara masa depan, tapi kudu inget masa lalu. Jadi bagusnya ada data based.
Seoang farmasis muda harus tampil beda. Beda yang baik tentunya, punya pemikiran-
pemikiran kreatif. Misal ketika di produksi membuat databased.

2. Organizing
Supaya bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Orang sukses biasanya malah cerewet.
Mengapa? Katrena ada follow-up. Ditegor sekali, belum buk. Ditegur kedua kali, lebih
keras, belum bu!! Dengan follow-up, kita bisa tau sampai di tahap mana, proses senag
berlangsung.
3. Actuating
Jalankan komitmen dan rencana Anda.
4. Controlling
Harus ada evaluasi. Apakah adapenyiumpangan? On target gak?
Gunanya utuk melakukan ..........
Penyimpanagn ada, dan itu wajar, tapi sipanganya jangan teralu jauh . ini baru hebat.
IPC = in process control..

Global Pharmaceutical Business Outlook :

1. Merger process
2. Acquisition process
- mutual benefits , win-win solution
- hostile acquisition
3. Co-marketing
4. Strategic alliance
5. Products License
6. Network rationalization
7. Operational Excellence
8. New products discovery
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 8

Edisi Gotong Royong

9. Strong & Effective R&D : huge investments: Research Based company

1. Merger process
Penggabungan 2 perusahaan, untuk memperkuat kondisi keuangannya, lebih efisien, banyak
mememukan produk baru, memperkuat penjualan dan daya saing, memperkuat struktur
keuangan, meningkatkan daya saing dan meningkatkan efisiensi.
Diperlukan dana atau modal yang sangat besar untuk penemuan obat baru/drug discovery :
NCE (new chemical entity), NBE (new biological entity), juga waktu yang lama (5-20 tahun)
15% total revenue 3 billion GBP/th, 1 GBP= 17800 IDR ) = 53 triliun IDR/th atau = 2 kali
konsumsi obat nasional.
Mengapa mereka perlu bergabung?
Supaya menjadi lebih kuat, kuat dari segi:
1. Keuangan (financial stronger)
2. Pangsa pasar menjadi lebih luas (strengthen market share).
Dengan kuat, maka perusahaan bisa survive.
Nah, tentang proses merger, pak Purwadi mau ambil contoh dari GSK. Tapi sebelumnya,
diawali dulu dengan kisah beliau ketika masih muda.
Pertama, ketika umur 26 tahun jadi apoteker di Apotek Tabanan, Bali, 20 km dari kota
Denpasar. Gak betah, suruh pulang ma ortu, ada tawaran di RS TNI. Wah, jadi tentara? Siapa
sangka. Di sana manjadi kapten selama 5 tahun. Akhirnya rela meninggalkan NAVY dan beralih
ke bagian produksi pada usia 32 tahun. Bayangkan dengan kita yang lulus dan usia kita 23
tahun. 9 tahun lebih awal men !!
Kerja di sana, kok documentnya pake bahasa Inggris semua. Ya kahirnya ambil kursus bahasa
Inggris. Kata bapak Pur, keep your mind, keep your taget, extra effort, dan terakhir adalah
DOA.
Lalu pindah ke Kalbe, di Abbot, Kalbe lagi, baru di Glaxo Indonesia. Pada saait aitu, ada merger
antara Glaxo dan BW.
Mau cerita tentang Glaxo nih:

GlaxoSmithKline adalah perusahaan multinasional berbasis riset yang
mempunyai target menjadi pelopor industri farmasi dalam 5 tahun
mendatang dan bagi seluruh industri dalam 10 tahun kedepan dengan
menggunakan keunggulan di bidang penelitian, pengembangan, kekuatan
pemasaran, dan keuangan. Perusahaan multinasional ini terus tumbuh
dan berkembang dengan pesat pada bidang perawatan kesehatan
(healthcare) yang terus menerus berubah sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

GlaxoSmithKline (GSK) sebagai perusahaan farmasi terbesar kedua di dunia lahir melalui perjalanan
sejarah yang sangat panjang. Pabrik GSK di Indonesia dibangun pada awal tahun 1990 di Pulogadung,
selesai pada tahun 1992, dan diresmikan pada tahun 1994 oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. Sujudi. GSK
merupakan perusahaan yang berdiri dari hasil merger antara Glaxo Wellcome dan SmithKline Beecham.

M a n a j e m e n P r o d u k s i | 9

Edisi Gotong Royong

Merger antara Glaxo Wellcome dan SmithKline Beecham terjadi pada tanggal 27 Desember 2000
menjadi GlaxoSmithKline yang mempunyai kantor pusat di London, Inggris dan cabang-cabangnya telah
tersebar di berbagai negara. Cabang-cabang GlaxoSmithKline ini dikoordinasikan dalam beberapa
kawasan yaitu kawasan Asia Pasifik, Eropa Utara, Eropa Tengah, Eropa Selatan, Amerika Utara dan
Amerika Latin. Penyediaan atau supply produk GlaxoSmithKline ke pasar dikoordinasikan oleh sebuah
unit bisnis yang bernama Global Supply Network (GSN). Merger kedua perusahaan tersebut dilakukan
untuk melakukan sinergi operasi dan sekaligus efisiensi biaya riset dan pengembangan sehingga
GlaxoSmithKline mempunyai kemampuan yang lebih kuat untuk berkompetisi dengan perusahaan-
perusahaan farmasi lain. Walaupun demikian baik SmithKline Beechem maupun Glaxo Welcome sendiri
memiliki sejarah panjang sehingga menjadi perusahaan multinasional seperti sekarang ini.

SmithKline Beecham berawal dari rumah grosir obat terbesar di Philadelphia pada tahun 1890 yaitu
Smith Kline & Company. Perusahaan ini kemudian melakukan merger dengan beberapa perusahaan lain
dan dengan ditemukannya obat syaraf Eskays Neurophosphates, kapsul lepas lambat, obat cold dan
flu, dan obat tukak lambung (Tagamet) menjadikan Smith Kline & Company semakin berkembang. Pada
tanggal 26 Juli 1989, SmithKline & Co. kemudian bergabung dengan Beecham yang menjadi besar
karena akuisisi. Pendirian laboratorium riset (Beecham Research Laboratories) menghasilkan penemuan
antibiotik Amoxicilin dan Augmentin untuk mengatasi resistensinya. Hasil merger SmithKline & Co.
dengan Beecham Group menghasilkan perusahaan dengan nama SmithKline Beecham, kemudian pada
tahun 1994 SmithKline Beecham mengakuisisi Sterling Health.

Sementara Glaxo Wellcome sendiri terbentuk dari merger 2 perusahaan besar yaitu Glaxo dan
Burroughs Wellcome. Glaxo berawal dari usaha produksi susu dan mentega yang berkembang dengan
ditemukannya Streptomycin dan Vitamin B12. Sementara pada tahun 1880 terbentuk Burroughs
Wellcome yang kemudian terkenal dengan produk Digoxin dan Polymixin. Tahun 1995 Glaxo dan
Burroughs Wellcome merger menjadi Glaxo Wellcome.

Di Indonesia, GSK terdiri dari tiga badan hukum, yaitu PT. Glaxo Wellcome Indonesia yang bertempat di
Pulogadung, PT. Sterling Products Indonesia, dan PT. SmithKline Beecham Pharmaceuticals yang
bertempat di Cimanggis.

Ciri-ciri merger:
1. Menggunakan nama baru, bisa gabungan dari naba depan masing-masing perusahaan.
Contoh: GSK.
2. Hiang dua-duanya, pakai nama yang baru. Conroh: Novartis, merger daei Sansoz dan
Chiba. Juga Ruchel + ................ = Aventis.

MNC = Multinational Comapany = Research based company =
perusahaan yang berbasis pada research.
Drug discovery:
1. NCE (new chemical entity)
2. NBE (new biological entity)
Sekarang era-nya biotek enginering, duu adaah molecularly engineering. Contoh produk biotek
adalah vaksin, dan ternyata produk biotek memerlukan waktu yang lebih cepat yakni 5 tahun
saja untuk menemukannya, sedangkan molekularly bisa sampai 20 tahunan (lebioh lama).
Untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usaha:
1. Pinjam dari bank (interest rate)
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 10

Edisi Gotong Royong

2. Go-public : menjual sahamnya ke masyarakat = go international
Perusahaan yang go-public biasa disebut PLC atau Public Listing Company, atau bahasa
indonesianya Tbk/Bhd.
Kalau saham banyak yang beli, maka harga saham akan naik. Banyak yang beli berarti
prospeknya baik, semakin banyak produk yang dikeluarkan.
Syarat-syarat perusahaan bisa menjadi Tbk:
1. Mencatat keuntungan berturut-turut selama 3 tahun terakhir
2. Diaudit oleh independent auditor.
Perusahaan unggulan/blue chips, sahamnya selalu naik. Misal sat ini adalah perusahaan
telekomunikasi seperti Telkomsel, Telkom, dan Indosat.
Pembeli saham akan mendapat:
1. dividen / SHU/ EPS (earning per share)---- kalau untung. Yaitu keuntungan perusahaan
yang dibayarka tiap tahun.
2. Profit gain yaitu keuntungan jika orang membeli saham perusahaan dan menjualnya
lagi, so harganya lebih mahal.
EPS = earning per share-------keuntungan bersih
1. Untung bersih = 100,000,000,000 ( keuntungan bersih modal yang ditahan )
2. Jumlah saham = 50 juta saham
3. EPS = 100,000,000,000/50 juta = 2,000

Paling mudah sih didepositokan. Atau buat beli tanah atau rumah (tiap tahun kan harganya
naik), tapi jangan buat beli motor atau mobil (nilainya tiap tahun bakal turun), dan yang
terakhir beli saham di stock market (pasar modal).
Mengapa orang beli saham? Karena bisa menerima dividen yang ebih besar, dibanding bunga
bank.
Break dulu, saatnya makan siang.
Lanjut dengan akuisisi.

2. Akuisisi/ acquire
Akuisisi bisa dartika membeli. Ada 2 macam akuisisi yaitu yang win-
win solution dan hostile acquitition. Contoh terkenal: Pfizer
mengakuisisi WLPD (Warner Lambert Parke Davis), gara-gara Lipitor
(penurun kolesterol yang terlaris di dunia = block buster), dimana
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 11

Edisi Gotong Royong

Pfizer + WLPD melakukan co-marketing (kerjasama marketing dalam memasarkan produk
secara bersama-sama). Ternyata kemudian WLPD berencana akan merger dengan AHP
(American Home Product) dan akan menghentikan co-marketing-nya.
Pfizer kemudian melakukan tuntutan hukum. Tapi si WLPD ingkar janji. Pfizer gak mau nunggu,
gak sabar, akhirya saham WLPD dibeli ma Pfizer (lalu menguasai 51% dari 70% yang tadinya
mllik berbeda-beda) dan WLPD dimatikan oleh Pfizer. Pfizer kemudian meng-akuisisi WLPD
(hostile acquisition).
Block buster = produk yang penjualannya booming/laku
keras sekali.

Network rationalization
Merasionalisasikan jaringan = mengurangi jumlah jaringan
------ menaikkan kapasitas (increase capacity utilization). Contohnya adalah di GSK.
100 pabrik, pemanfaatan kapasitasnya 30%.
50 pabrik, pemanfaatan kapasitasnya 60%.

unit cost =


Operational excellence
Adalah aktivitas operasi yang sll meningkatkan efficiency dan produktivitas , melakukan
continuous improvements , mengurangi beaya / cost saving program / cost reduction , shg
dapat meningkatkan daya saing produk ( strengthening products competitiveness )
Improving business process : reduce lead time, speed up delivery

Operation yang selalu melakukan continuous improvements / journey/endless job improve
quality/never ending process improve business process.
Improve cost----- reduce cost / cost saving program
Improve products competitiveness.
- Lean-sigma: Lean enterprise : ramping, efficient, speed, velocity
- Six-sigma : accuracy, low deviation/variation, low defect
Apa sih Six Sigma itu? Dari kata per kata istilah ini terdiri dari:
- Six yang artinya enam.
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 12

Edisi Gotong Royong

- Sigma yang merupakan simbul dari standar deviasi, dan biasa dilambangkan dengan
.



Six Sigma sering dituliskan dalam simbul 6. Jadi, 6 itu apa?
Untuk sampai ke arti Six Sigma, kita perlu tengok sejarahnya sedikit. Six Sigma dimulai
oleh Motorola ditahun 1980-an dimotori oleh salah seorang engineer disana bernama Bill
Smith atas dukungan penuh CEO-nya Bob Galvin. Motorola menggunakan statistics tools
diramu dengan ilmu manajemen menggunakan financial metrics (yaitu Return on Investment,
ROI) sebagai salah satu metrics/alat ukur dari quality improvement process. Konsep ini
kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Dr. Mikel Harry dan Richard Schroeder yang lebih
lanjut membuat metode ini mendapat sambutan luas dari petinggi Motorola dan perusahaan
lain.
Six Sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang
difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (process variances) sekaligus mengurangi
cacat (produk/jasa yang diluar spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem solving
tools secara intensif.
Secara harfiah, Six Sigma (6) adalah suatu besaran yang bisa kita terjemahkan secara
gampang sebagai sebuah proses yang memiliki kemungkinan cacat (defects opportunity)
sebanyak 3 buah dalam satu juta produk/jasa. Ada banyak kontroversi di sekitar penurunan
angka Six Sigma menjadi 3 dpmo (defects per million opportunities). Namun bagi kita, yang
penting intinya adalah Six Sigma sebagai metrics merupakan sebuah referensi untuk mencapai
suatu keadaan yang nyaris bebas cacat. Dalam perkembangannya, 6 bukan hanya sebuah
metrics, namun telah berkembang menjadi sebuah metodologi dan bahkan strategi bisnis.

CAPA = corrective and preventative actions--- kalau ada penyimpangan/ findings /
observations setelah audit
1. Findings
2. Perbaikan
3. Waktu penyelesaian perbaikan/time frame/time oriented/dead line
4. PIC = person in charge


M a n a j e m e n P r o d u k s i | 13

Edisi Gotong Royong



GMP
cGMP (current Good Manufacturing Practice) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan
CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik).
cGMP adalah GMP yang senantiasa diperbaharui terus-menerus sesuai dengan perkembangan
terkini.
QMS (Quality Management System)
Di dalam SOP ini harus ada SOP (Standard Operational Procedure), yang berarti SOP ini harus
ada (in place). Kemudian, SOP tersebut tidak cukup bila ada saja, tetapi SOP tersebut harus
dijalankan/dilaksanakan (in use). Dengan adanya QMS ini, bisa menjamin bahwa produk yang
dihasilkan bisa mencapai kualifikasi yang ditetapkan.
Di dalam QMS, ada 3 pelanggan penting penerima produk-produk farmasi, yaitu
1. Pasien dan pelanggan. Dalam hal ini, pasien dan pelanggan menuntut untuk
mendapatkan produk yang berkualitas.
2. Pemerintah (BPOM/NADFC, FDA, TGA). Pemerintah menuntut agar produk-produk
farmasi yang dihasilkan memenuhi persyaratan-persyaratan atau standar yang telah
ditetapkan.
3. Pemegang Saham. Agar pemegang saham tidak merasa dikecewakan, harus ada
peningkatan usaha. Dalam artian, jika usaha meningkat, maka keuntungan akan
meningkat sehingga deviden yang diberikan kepada pemegang saham semakin
meningkat pula. Adanya peningkatan usaha ini, mempengaruhi tingkat kepercayaan
para pemegang saham terhadap perusahaan kita.

Quality Relationship



1. Quality Management. Merupakan aspek dari fungsi-fungsi management yang
menetapkan dan menjalankan quality policy.
Quality Management

Quality Assurance

GMP

Quality Control
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 14

Edisi Gotong Royong

2. Quality Assurance. Tindakan yg sistematik untuk melaksanakan Quality policy di
lapangan, sehingga dapat dijamin dipenuhinya standard kualitas. Tugas quality
assurance adalah membuat:
a. Membuat SOP (Standard Operation Procedure).
b. Training Program. Agar personel yang berperan di lapangan mengetahui cara
yang benar dalam bekerja. Training program ini harus terdokumentasi dengan
baik.
c. Auditing. Ada empat macam level audit, yaitu (1) audit yang dikerjakan
sendiri/self inspection. (2) melakukan audit bersama-sama dengan depatemen
yang lain. (3) corporate audit. (4) Eksternal audit, sebagai contoh kita diaudit
oleh BPOM atau badan lain yang berwenang.
d. Membuat protokol validasi. Sebagai contoh adalah validasi proses, testing
prosedur, cleaning validation, dll (seperti kuliahnya pak Mufrod yang tentang
validasi). Di dalam protokol validasi pasti tertulis tujuan, ruang lingkup,
tahapan/step yang kritis, acceptance criteria dan kesimpulan.
e. Kalibrasi.
f. Annual Product Review (APR). Dengan adanya APR ini, kita bisa memiliki trend
data mengenai produk kita. Dari trend data tersebut, bisa dilakukan
improvement terhadap produk yang kita hasilkan.
3. GMP
4. Quality Control. Bagian dari GMP yang memfokuskan pada testing lingkungan, fasilitas,
bahan, sesuai dengan spesifikasinya. Quality Control melakukan tindakan QMS. Agar
bisa ada jaminan kualitas, dilakukan testing oleh QC.

Catatan: yang bertanggung jawab terhadap kualitas adalah semua yang ikut terlibat
dalam proses produksi.

GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP)
Dengan dilaksanakannya GMP ini, menjamin bahwa produk secara konsisten diproduksi dan
dikontrol.
Mencegah /menghindari resiko yang tidak bisa dikontrol oleh testing produk. Resiko yang
harus dihindari adalah cross contamination dan mix-ups.
Kita tahu bahwa produk yang dites sebagai sampel oleh bagian kontrol kualitas adalah hanya
sebagaian kecil dari produk yang kita buat. Ya jelas hanya sebagian kecil saja! Kalau semua
produk yang kita buat jadi sampel, kita bisa bangkrut karena gak ada produk buatan kita yang
bisa dijual. Lalu, siapa yang menjamin bahwa produk yang tidak menjadi sampel tersebut
adalah benar-benar berkualitas? Jawabnya, yang menjamin kualitas produk (obat) yang tidak
dapat jatah dites tadi adalah pelaksanaan GMP secara ketat di lapangan.
Untuk menjamin bahwa produk dapat secara konsisten diproduksi dan dikontrol adalah
digunakannya teknologi untuk mencegah human error.
a. BAS (Building Automation System)
b. PAT (Process Analytical Technology)
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 15

Edisi Gotong Royong

c. Robust Process (proses yang handal/tangguh), SOP, melaksanakan GMP secara ketat,
Process capability.

Mencegah resiko yang tidak dapat dikontrol oleh testing produk.
a. Mencegah cross contamination dengan menggunakan sistem HVAC, water system,
menggunakan alat yang bisa melakukan cleaning in place (sebagai contoh, mixer yang kita
gunakan dilengkapi sistem yang bisa mencuci bagian dalam mixer secara otomatis/bisa
mencuci sendiri), sterilization in place. Cross contamination ini mungkin terjadi karena satu
alat bisa digunakan untuk produksi beberapa macam obat yang berbeda. Sebagai contoh,
setelah selesai produksi obat A, mixer yang dipakai untuk membuat obat A tersebut juga akan
dipakai untuk produksi obat B. Oleh karena itu, agar obat B tidak terkontaminasi obat A, mixer
yang akan digunakan untuk produksi obat B harus bersih/bebas dari obat A.
b. Mix-ups. Mix-ups mungkin dapat terjadi sebagai contoh: kita ingin memproduksi tablet
parasetamol, tapi packaging material yang diambil malah untuk tablet ibuprofen. Kan jadi gak
cocok! Isinya tablet parasetamol kok kemasannya ditulisi ibuprofen. Oleh karena itu, agar tidak
terjadi kesalaha, tiap packaging material diberi barcode verifiyer. Selain itu mix-ups dapat
dicegah dengan diberlakukannya full segregation saat proses produksi, sehingga produk A dan
produk B tidak tercampur satu sama lain. Kalo dalam satu gedung diproduksi obat A dan B,
perlu adanya pembatas yang jelas agar produk A dan B tidak saling bercampur. Sebelum
proses produksi, harus dipastikan bahwa tidak ada kemasan atau produk lain yang tertinggal di
alat yang akan digunakan (line clearance). Double check juga dilakukan agar tidak terjadi mix-
ups. Untuk mendeteksi kemungkinan obat ketambahan logam yang berasal dari mesin-mesin
dapat ditambahkan metal detector.
Mix-ups dapat dicegah dengan menggunakan alat dan diberlakukannya sistem (double check
system).
Produk yang harus pabrik tersendiri dan terpisah adalah untuk produksi betalaktam dan high
toxic (obat kanker).
PRINSIP-PRINSIP UTAMA GMP
Menjamin bahwa produk secara konsisten diproduksi dan dikontrol untuk memenuhi standar
kualitas.
Kontrol secara keseluruhan penting dilaksanakan untuk menjamin bahwa konsumen
menerima produk yang berkualitas.
Secara ketat mengikuti konsep bahwa kualitas harus dibangun/ditanamkan ke dalam produk
yang dibuat.
Testing tidak dapat menjamin kualitas karena testing hanya mengambil sebagian kecil dari
populasi (testing can not guarantee the quality). Yang menjamin kualitas adalah pelaksanaan
GMP secara ketat.
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 16

Edisi Gotong Royong

Kualitas produk tergantung pada:
1. Starting material dan packaging material
2. Production and quality control process
3. Building
4. Equipments
5. Personel involved

Berikut ini adalah keterangannya:
1. Starting material dan packaging material
Walau kita memiliki teknologi tinggi dalam proses produksi, starting material penting dalam
mempengaruhi kualitas obat. Agar diperoleh produk yang berkualitas, diperlukan starting
material yang berkualitas pula. Oleh karena itu, ada yang harus kita ketahui atau ada beberapa
hal yang harus kita lakukan terhadap supplier atau manufacturer dari starting material dan
packaging material yang kita gunakan.
a. Supplier atau manufacturer harus menerapkan QMS. Dari mana kita tahu bahwa
mereka menerapkan QMS? Jika mereka menerapkan QMS, pasti ada kejelasan proses
sistem release dan sistem reject. Jika menerapkan sistem QMS, pasti ada dokumen-
dokumen tentang release dan reject.
b. Ada auditing/external auditing secara rutin. Untuk membuktikan bahwa supplier atau
manufacturer menjalankan QMS, kita malakukan auditing terhadap mereka dengan
cara peninjauan langsung ke pabriknya. Mereka memiliki sistem untuk mencegah cross
contamination dan mix-up.
c. Saat receiving starting material dan packaging material dilakukan double check dan
juga checking COA.
d. Kita harus senantiasa mendapatkan informasi tentang perubahan-perubahan yang
mereka lakukan. Misalnya, ada perubahan-perubahan dalam proses produksi mereka.
Dengan harapan bahwa, perubahan-perubahan tersebut tidak merubah kualitas. Jika
ada perubahan, harus ada change control. Perubahan pasti terjadi, tapi perubahan
tersebut harus kita manage agar kualitas tidak turun/tidak berubah. Perubahan
dilakukan dalam rangka untuk improvement.
e. Independent terhadap supplier. Kita harus memiliki lebih dari satu supplier dan jangan
sampai mengalami ketergantungan pada satu supplier. Dengan satu supplier, jika
supplier tersebut ada masalah, maka kita pun juga ikut bermasalah. Jika kita hanya
memiliki satu supplier, bargaining position kita lemah dihadapan supplier tersebut.

Ada tambahan ni dari pak Pur!!! Nasehat beliau, kita juga harus senantiasa menganalisis
resiko-resiko bisnis (risk management). Sebagai contoh, untuk di pabrik sebagai pemanas lebih
dipilih mana antara boiler dengan heater? Di pabrik, boiler lebih sering digunakan sebagai
pemanas karena heater mudah meledak dan consume energi (watt-nya tinggi). Jika kita
mengeringkan bahan-bahan yang mengandung alkohol, penggunaan heater dapat beresiko
terjadinya ledakan.
Boiler cukup aman karena pengeringan bahan menggunakan uap panas. Tapi, boiler tidak
100% aman karena sumber ledakan di boiler tersebut. Kalo boiler meledak, paling tidak pabrik
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 17

Edisi Gotong Royong

kita masih selamat karena boiler bisa ditaruh di luar pabrik dan udara panas disalurkan ke
dalam pabrik melalui pipa-pipa. Untuk mencegah terjadinya ledakan, boiler dilengkapi dengan
safety device berupa alat pengaman untuk menurunkan tekanan.
Heater sangat beresiko karena diletakkan di dalam pabrik. Jika heater meledak, maka pabrik
bisa ikut terbakar.
2. Production and Quality Control Process
Bagaimanakan agar kita dapat menjamin konsistensi kualitas produksi? Jawabnya adalah kita
harus merubah sesuatu yang tidak konstan menjadi konstan.
Inconstat menjadi constant
Variable menjadi fix
Untuk mendapatkan proses yang robust (tangguh), harus dilakukan validasi proses. Melalui
validasi proses, bisa didapat kualitas yang konsisten.
Sebagai contoh, yang mempengaruhi proses mixing adalah waktu pencampuran, kecepatan
pengadukan, suhu dan volume. Oleh karena itu, perlu dilakukan validasi proses pencampuran
sehingga dapat diketahui berapa lama waktu pencampuran yang baik, kecepatan yang cocok,
suhu yang pas dan volume yang sesuai agar variabel-variabel tersebut menjadi fix.
Agar proses produksinya robust (tangguh), dibuat SOP sehingga perlu well trained personel
untuk menjalankan SOP tersebut.
Quality control process meliputi testing di tiap proses, bahan baku, WIP (Walk In Process),
intermediate product maupun finished product.
3. Building and equipment.
Untuk mencegah cross contamination, alat maupun gedung tempat produksi harus mudah
dibersihkan. Lubricant yang dipakai pada mesin tidak boleh mencemari bahan. Kalaupun
lubricant tersebut tidak sengaja masuk ke dalam bahan, maka lubricant yang dipakai harus
edible (dapat dimakan).
4. Personel involved (Personel yang Terlibat)
Personel yang terlibat dalam proses produksi harus well trained.
10 PRINSIP UTAMA CPOB:
1. Anda harus menulis semua Prosedur Tetap (Protap) yang dilakukan,
2. Anda harus mengikuti semua Protap yang sudah ada,
3. Anda harus membuat catatan (membuat dokumentasi) apa yang sudah dikerjakan,
4. Lakukan validasi pekerjaan anda,
5. Persiapkan rancangan (design) fasilitas dan peralatan yang sesuai,
6. Peliharalah keadaan fasilitas dan peralatan yang digunakan,
7. Personnel yang bertugas adalah yang cakap melakukan tugasnya (telah mendapatkan
latihan/training yang memadai, pendidikan dan berpengalaman),
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 18

Edisi Gotong Royong

8. Jagalah kebersihan lingkungan, peralatan, dan pribadi (personal hygiene),
9. Lakukan pemeriksaan mutu secara teratur,
10. Lakukan inspeksi diri (self inspection) apa yang sudah anda lakukan secara teratur.

PRODUCT RECALL

Product recall: artinya bahwa perusahaan menarik kembali produk yang sudah dirilis ke pasar,
oleh karena itu perusahaan harus tau kemana saja produk tadi didistribusikan, agar sistem
recall berjalan cepat.
Siapa yang biasanya memutuskan bahwa suatu produk itu harus di recall? Biasanya adalah
regulator kalau di Indonesia BPOM, biasanya BPOM menarik obat-obat yang berupa obat
single, katanya BPOM cuma bisa menganalisis obat yang punya satu bahan aktif saja.
Sedangkan yang kedua yang melakukan recaal adalah perusahaan itu sendiri, penyebabnya
adalah dilakukannya APR (Annual Product Review) yaitu suatu tinjauan kembali dari suatu
perusahaan terhadap produknya, misalnya masalah kadaluarsa.
Ada dua metode untuk menentukan waktu kadaluarsa yaitu: metode stabilitas obat yang
dipercepat, pada metode ini bahan obat diletakkan pada suatu lingkungan yang ekstrim
misalnya pada suhu 40 C atau RH 70 %. Sehingga dari proses ini didapat suatu harga ED yang
kasar (karena belum tentu sesuai dengan kenyataan). Sedangkan yang kedua adalah real
time stability study yaitu studi stabilitas sesuai kenyataan, artinya obat disimpan pada kondisi
yang sesuai dengan kondisi yang tertera pada pengemas. Pada metode ini tiap 3 bulan
konsentrasi obat dipantau, sehingga didapatkan suatu harga ED yang sebenarnya. Nah jika
suatu obat telah dirilis ke pasar dengan menggunakan nilai ED menggunakan uji stabilitas yang
dipercepat namun nilainya tidak sesuai dengan nilai ED sebenarnya maka produk bisa di recall,
misalnya jika suatu produk dirilis dengan ED 3 tahun dengan uji stabilitas yang dpercepat,
namun dari hasil studi real time nya ED produk tersebut ternyata hanya 2 tahun, maka pada
tahun kedua setelah produk tersebut rilis, produk tersebut harus di recall.
Namun sebaliknya jika nilai ED sebenarnya lebih besar dari ED yang tertera di kemasan maka
perusahaan boleh memperpanjang masa hidup produk tersebut (extended). Namun produk
yang sudah rilis tetap tidak boleh diperpanjang masa hidupnya.
Untuk bahan baku, nilai kadaluarsanya bisa diperpanjang namun untuk memperpanjangnya
kita tetap harus melakukan testing terlebih dahulu, misalnya suatu bahan baku tercatat bahwa
dia akan kadaluarsa pada Januari, namun pada januari bahan tersebut dites dan ternyata
masih memenuhi specs, maka bahan tersebut dapat diperpanjang masa hidupnya.
Nah bagaimana jika bahan baku kadaluarsanya Januari 2009 dan kita memproduksi pada
November 2008, apakah produk tersebut akan kadaluarsa pada Januari 2009?? Viddy
menjawab: Tidak, karena produk jadi telah mengalami proses yang sedemikian rupa dan
formula yang tersendiri sehingga nilai EDnya berbeda dengan nilai ED bahan baku.
Setiap terjadi suatu recall terhadap produk maka kita harus segera mengevaluasi dan
menganalisis sebab terjadinya product recall. Analisis ini berdasarkan batch record. Batch
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 19

Edisi Gotong Royong

record merupakan sejarah atau history dari suatu produk dari batch record ini kita bisa
melakukan treacability (penelusuran ulang apakah ada penyimpangan dalam proses produksi.

Jadi untuk menghindari adanya recall maka dalam produksi harus melakukan CPOB:
Dengan pelaksanaan CPOB maka memungkinkan produksi yang kita lakukan memenuhi syarat
kualitas produk yang kita inginkan, sebaliknya jika proses manufaktur/produksi kita buruk
(Poor manufacture Practice) maka akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
1. Fatality: produk yang buruk dapat menyebabkan suatu hal yang fatal bahkan kematian
pasien misalnya adalah thalidomide pada tahun 1963 (yang menyebabkan 4 orang
bayi menjadi cacat)
2. Product recall: Produk yang buruk tentu saja akan ditarik (karena membahayakan)
sebagai contohnya akhir-akhir ini terdapat 22 produk obat yang ditarik/dilarang
beredar oleh pemerintah, tentu saja hal ini akan mempengaruhi citra dari perusahaan,
dan yang lebih penting adalah produk tersebut membahayakan pasien
3. Factory closure: jika yang produk yang ditarik adalah produk andalan suatu
perusahaan, maka perusahaan itu bisa tutup, dan bila pabrik ditutup akan
menyebabkan terjadinya pengangguran.
4. Tarnished image: image perusahaan akan rusak, hal ini merupakan kerugian besar bagi
perusahaan, karena image akan mempengaruhi loyalitas customer terhadap
perusahaan tersebut
5. Reject/rework: adanya praktek manufaktur yang buruk dapat mengakibatkan
rework/kerja ulang yang ini akan menambah cost bagi perusahaan.
6. Increase cost/waste
7. Decreased efficiency
8. Litigation: Praktek manufaktur yang buruk dapat menyebabkan ditutupnya pabrik oleh
pengadilan
9. Loss of morale: moral karyawan hilang
10. missed order
11. Low quality index
12. Increased complaint: Produk yang buruk tentu saja akan dikomplain oleh pelanggan
dan komplain merupakan awal terjadinya recall produk.

Tantangan dunia farmasi ke depan mungkin akan semakin berat hal ini karena situasi yang
kadang tidak terduga (seperti krisis keuangan global saat ini) dan perusahaan dituntut
untuk selalu menyesuaikan diri terhadap keadaan tersebut dan berikut ini adalah
tantangan dunia farmasi Indonesia kedepan:
1. Persaingan yang semakin sulit dan keras, terutama obat generic.
2. Semakin sulit dan mahalnya penemuan obat baru: NCE & NBE
3. Product life cycle yang semakin pendek, semakin pendek daur hidup suatu produk
maka kesempatan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan juga semakin pendek.
4. Perusahaan harus memenuhi persyaratan cGMP dalam produksinya. cGMP
merupakan suatu proses yang dinamis yang berubah terus-menerus menuju
perbaikan. Meliputi: compreheension, compliance
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 20

Edisi Gotong Royong

5. Customer are more demanding artinya konsumen mulai menuntut suatu produk yang
berkualitas namun harganya terjangkau dan mudah ditemui (availabilty), dan
perusahaan sebisa mungkin harus memenuhinya karena kalau tidak maka pangsa
pasar perusahaan tersebut bisa diambil oleh perusahaan yang lebih kompetitif, untuk
memenuhi hal ini maka perlu dilakukan suatu inovasi, yang mana dari inovasi tersebut
dapat menghasilkan suatu produk yang berkualitas dan terjangkau
6. Multinational distributor (Chain Distributor) masuk ke indonesia, sehingga menambah
ketat persaingan.
7. Kemungkinan para MNC (multinational Company) untuk melakukan merger
8. Adanya Rumah sakit asing
9. AFTA (perdagangan bebas) memungkinkan persaingan bebas dalam perdagangan,
tidak adanya monopoli, oligopoli, maupun kartel, sehingga persaingan dalam industri
farmasi pun juga akan semakin ketat, tantangannya adalah bagaimana kita membuat
perusahaan kita menjadi prusahaan yang kompetitif, karena perusahaan yang tidak
kompetitif akan terlempar dari persaingan.
10. Unemployment rate yang masih tinggi
11. Bahan baku obat import masih menjadi kendala
12. Semakin mahalnya biaya produksi seperti yang terjadi saat ini dimana nilai tukar
rupiah yang lemah terhadap dolar, maka akan menambah biaya produksi (karena kita
beli bahan baku pake dolar, jualnya pake rupiah) maka tantangannya adalah
bagaimana kita membuat suatu proses produksi yang efektif dan efisien, dan juga
meminimalkan produk yang salah (reject)
13. Diperlukan qualified and competence Pharmacist, nah ini adalah tugas kita artinya kita
harus belajar terus-menerus (belajar adalah hobi dan lifestyle). Sehingga kita benar-
benar harus menguasai bidang keilmuan kita.

Dan tantangan bagi Lembaga Pendidikan Farmasi adalah bahwa
1. Institusi pendidikan harus memperhatikan kebutuhan market artinya pendidikan
farmasi sebisa mungkin mencetak lulusan yang:
1. Mempunyai pengetahuan yang aplikatif (kayaknya ini yang kurang di FA UGM)
2. Perubahan paradigma Akademisi ke akademisi praktisi karena ilmu kita akan
kita praktekkan bukan hanya disimpan saja.
3. Mengetahui konsep-konsep akuntansi, keuangan yang penting, standard
biaya, inventory management, dan biaya produksi.
2. Membangun Kompetensi Farmasis dari lembaga pendidikan sesuai dengan bentuk
pelayanan kefarmasian
3. Pendidikan yang mengedepankan pharmaceutical care secara luas
4. menghasilkan output qualified pharmacist yang kompetitif.

Sehingga baik perusahaan maupun farmasis harus mempunyai kompetensi. Kompetensi
terdiri dari
1. Kompetensi Organisasi adalah sekumpulan pengetahuan, ketrampilan,
perilaku baik teknis maupun manajemen yang dimiliki suatu organisasi , yang
memberikan dampak terhadap produk atau jasa yang dihailkan perusahaan
sehingga mampu menaikkan daya saing perusahaan.
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 21

Edisi Gotong Royong

2. Kompetensi Individu adalah sekumpulan pengetahuan, ketrampilan, perilaku,
seseorang yang dapat dilihat, didengar, diukur yang secara signifikan
mendukung keberhasilan seseorang dalam mencapai standar yang ditetapkan.

Tujuan umum perusahaan
Yaitu membuat produk atau jasa dengan biaya serendah-rendahnya, menjual dengan harga
wajardan membentuk kebiasaan artinya bahwa:
Dalam perdagangan harga merupakan faktor penting untuk dikendalikan, dan untuk
menghasilkan produk dengan harga kompetitif maka perusahaan harus dapat menekan biaya
produksi serendah-rendahnya sehingga perusahaan tetap survive. Industri farmasi merupakan
highly regulated dan mempunyai standard kualitas (GMP) yang sama, sehingga pembuatan
produk dengan biaya produksi yang rendah dapat menjadi keunggulan atau daya saing
tersendiri bagi suatu perusahaan untuk survive atau bahkan tumbuh, karena harga yang
rendah namun masih dalam batas kewajaran (artinya produk dijual sesuai dengan nilainya),
dapat dijangkau oleh para customer sesuai dengan kegunaannya dan perusahaan masih
mendapatkan keuntungan dari hasil penjualannya. Apabila perusahaan dapat menjaga kualitas
dan harga yang kompetitif serta komunikasi yang baik kepada customer maka memungkinkan
terciptanya suatu kebiasaan dari customer untuk loyal terhadap produk perusahaan tersebut
(retain customer) dan terciptalah brand awereness (customer hanya menginginkan satu merk
produk).
Jadi secara umum tujuan perusahaan adalah menjual produk dengan harga yang wajar untuk
mendapatkan keuntungan (PROFIT ORIENTED) kemudian menciptakan loyalitas customer dan
BRAND AWERENESS, dan yang paling penting apabila suatu perusahaan telah tumbuh maka
hal yang paling berat adalah MENJAGA DAN MEMPERTAHANKAN PERTUMBUHAN tersebut.
Fungsi esensial perusahaan:
Produksi
Produksi dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar, dengan pembuatan produk dengan
biaya minimal. Produksi harus menjamin keberlanjutan supply, jangan ada loss of supply
karena akan menyebabkan perusahaan kehilangan penjualan (loss of sale) dan juga kehilangan
pelanggan, karena pelanggan akan memilih alternatif produk yang lain.
Pemasaran
Sisi permintaan, pemnentuan harga dan pembentukan kebiasaan. Pemasaran bertugas
untuk menciptakan demand dari pasar, semakin besar demand maka semakin besar volume
penjualan dan semakit besar profit yang dihasilkan, namun pemasaran juga harus mengontrol
demand, karena demand juga harus disesuaikan dengan kapasitas produksi pabrik.
Fungsi lainnya:
Keuangan :
Perusahaan harus menyediakan dana baik itu untuk investasi maupun untuk gaji karyawan
M a n a j e m e n P r o d u k s i | 22

Edisi Gotong Royong

Personalia menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan agar terjadi retensi
karyawan, dan ini meliputi:
- karier planing, artinya setiap karyawan terbuka kesempatan untuk
dipromosikan
- Training, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
- Recruitment process, untuk memilih kandidat, yaitu calon karyawan yang
mempunyai emosi stabil pada keadaan tertekan, diketahui dari hasil psikotest.


PAGE
1







Alhamdulillah, akhirnya FARMAKOTERAPI Edisi Pembahasan Soal Ujian
akhirnya terbit juga. Moga edisi ini bisa membantu temen-temen dalam belajar
farmakoterapi untuk menghadapi ujian besok. Sekedar ngingetin aja, materi yang harus kita
pelajari ada lumayan banyak.
Bu Woro : Schizofrenia&Epilpepsi
Pak Arif : Nausea-Vomiting&PUD (Peptic Ulcer Disease)
Pak Nanang : ISPA&ISK
Bu Fita : Hipertensi, IHD, PJK (Penyakit Jantung Koroner)
Bu Zullies : Asma&PPOK
Bu Tri Murti : DM, Glomeronefritis, GGA (Gagal Ginjal Akut), GGK (Gagal Ginjal
Kronis).
Tips&Trik mengengerjakan soal farmakoterapi: liat dengan teliti gejala&tanda
yang menyertai penyakit, penyakit lain yang mungkin menyertai pasien, obat yang telah
dikonsumsi dan intepretasikan data klinik yang ada. Untuk intepretasi data klinik ini,
temen-temen jangan khawatir coz kita juga menerbitkan FARMAKOTERAPI Edisi Data
Lab Klinik. Moga cukup membantu temen-temen semua.

Oke, kita mulai bahas satu-satu soal ujian yang ada. Jangan lupa berdoa dulu ya!!! Moga
diberi kemudahan dalam memahami.

1. Soal EPILEPSI (Dosen: Woro Harjaningsih, S.Si., Apt, SpFRS)

Tanggal ujian: Rabu, 4 Januari 2007

Sekartaji (22 th) seorang penderita epilepsi, setiap hari mengkonsumsi fenitoin 300mg/hari,
fenobarbital 100 mg/hari dan karbamasepin 200 mg/hari. Sudah selama 2 tahun ini kadar
obat-obat tersebut di dalam darah konsisten dan sudah tidak pernah lagi mengalami kejang
selama 18 bulan terakhir. Dia baru saja menikah 2 bulan yang lalu.

Pertanyaan
a. Apa saran saudara bila dia ingin segera punya anak?
b. Apa saran saudara bila dia ingin menggunakan obat untuk KB?

Jawaban
a. Saran bila pasien ingin punya anak (Ya gampanglah, tinggal bikin
doank.......capcus,............., yak yuuukk, .............., betul gak Yud???!!! Hehe).

PAGE
2
Tapi gak semudah itu, kehamilan pada wanita yang mengidap epilepsi dapat
menaikkan beberapa masalah, termasuk kemungkinan meningkatnya maternal seizure,
komplikasi selama kehamilan dan adverse fetal outcome (dengan kata lain, ada
kemungkinan kecacatan pada janin). Gampangannya, kalo pas hamil epilpesinya kumat
mpe kejang-kejang, bisa membahayakan keselamatan janin (kalo parah bisa keguguran).
Fakta lain yang harus diketahui adalah obat-obat anti epilepsi (AED/Anti Epileptic
Drug) seperti barbiturat dan fenitoin dapat menyebabkan congenital heart malformation,
orofacial clefts dan berbagai malformasi. Asam valproat dan karbamazepin dapat
menyebabkan spina bifida (neural tube defect) dan hypospadias. Dengan kata lain, pada
umumnya obat-obat anti epilepsi bersifat teratogenik.
So.........., saran yang harus diberikan:
Penderita epilepsi yang akan hamil HARUS DIBERI KONSELING tentang efek
epilepsy terhadap kehamilan, efek kehamilan terhadap epilepsy, dan potensi teratogenik
dari obat antiepilepsi.
Perlu dikonselingkan faktor2 apa saja yang meningkatkan risiko kejang selama
kehamilan sehingga dapat diwaspadai, yaitu:
- Ketidakpatuhan pasien meminum obat karena takut efek teratogenik obat,
- Meningkatnya konsentrasi estrogen yang menurunkan ambang kejang,
- Kurang tidur dan stres.
Apabila pasien ingin hamil, kehamilan harus direncanakan terlebih dahulu. Saat ini
pasien mengkonsumsi 3 obat antiepilepsi (fenitoin 300mg/hari, fenobarbital 100
mg/hari dan karbamasepin 200 mg/hari). Dengan pengobatan itu, pasien tidak pernah
mengalami kejang lagi selama 18 bulan. Jika ingin hamil, 3 obat ini harus diturunkan
perlahan-lahan dosisnya selama 6 bulan sebelum konsepsi. Kemudian, dipilih salah satu
obat AED yang efek sampingnya paling sedikit (monoterapi) dengan dosis serendah
mungkin karena dosis besar dan politerapi meningkatkan resiko teratogenik. (waktu 6
bulan ini, kami tim psc belum begitu yakin, temen-temen cari lagi di buku ya!kayaknya
ini ada di dipiro deh.).
Asam folat 4000 mcg selama 1-3 bulan sebelum konsepsi dan dilanjutkan selama
trimester pertama. Kemudian untuk mencegah teratogenik AED dengan dosis 0,4-5 mg
tiap hari sampai persalinan..

PAGE
3
Vitamin K dosis 10 mg po selama 6 minggu terakhir kehamilan dan 20 mg/hari
(2x10mg/hari) selama 2 minggu sebelum kalahiran. Jika hal ini tidak dilakukan, maka
parenteral vit.K harus diberi saat persalinan. Hal ini diperlukan untuk mencegah risiko
perdarahan pada bayi baru lahir karena defisiensi vit.K yang disebabkan Phenytoin-
induced vitamin K.
b. Saran bila pasien ingin mengunakan obat KB
Sebelum memberi saran, ada beberapa hal yang harus temen-temen ketahui. Pada
wanita, estrogen memiliki efek mengaktivasi terjadinya seizure, sedangkan progresteron
memiliki efek memproteksi terjadinya seizure. Estrogen memiliki efek menginhibisi
reseptor GABA, mempotensiasi eksitatori akitivitas glutaminergik. Progesteron memiliki
efek berlawanan dengan estrogen, yaitu mempotensiasi aktivitas reseptor GABA dan
menurunkan kecepatan neural discharge.
Obat-obat antiepilepsi, terutama yang bersifat induktor enzim pemetabolisme di hati,
dapat mempengaruhi hormon dengan meningkatkan metabolisme steroid hormone dan
menginduksi produksi hormon seks yang berikatan dengan globulin. Hal ini dapat
menyebabkan turunnya fraksi hormon dalam bentuk bebas. Obat-obat antiepilepsi yang
bersifat induktor enzim pemetabolisme dapat menyebabkan kegagalan pada wanita
yang juga mengkonsumsi kontrasepsi oral.
So, ............. saran yang harus diberikan:
Untuk antiepilepsi bisa diberikan fenitoin dosis 300 mg/hari dalam dosis terbagi yaitu
3xsehari dan duarsi jangka panjang.perlu monitor kadar hormone.
Untuk kontrasepsi, terapi dengan moderate atau high hormonal dosis oral kontrasepsi.
Etinil estradiol dosis 50 mcg/hari bisa dipilih dengan regimen 1x sehari, dengan durasi
sampai ingin hamil.
Oral kontrasepsi diminum 1x sehari bersama atau tanpa makanan.
Jika lupa minum obat, maka segera minum saat ingat dan minumlah tablet berikutnya
pada waktu yang seharusnya walaupun minum 2 tablet dalam 1 hari atau waktu yang
sama.
Informasikan kepada pasien agar melaporkan bila terjadi efek samping obat seperti
depresi berat dan TD> 160/100 mmHg.

PAGE
4
Fenitoin diminum 3x sehari 1 kapsul bersama makanan. Jika terlambat 1 dosis segera
minum setelah ingat. Jika sudah mendekati dosis selanjutnya maka minum dosis yang
selanjutnya saja (jangan mendobel/menambah dosis), gunakan secara teratur kembali.
Kebanyakan obat-obat oral KB mengandung kombinasi progesteron dan estrogen.
Sarankan penggunaan oral KB yang isinya hnya progesteron saja. Namun tingkat
keberhasilan untuk mencegah kehamilan dengan pil yang berisi progestagen saja lebih
rendah dari pil kombinasi.
Disarankan juga untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.

2. Soal HIPERTENSI DAN IHD (Dosen: Dra. Fita Rahmawati, Sp. FRS, Apt)

Tanggal ujian: Kamis, 18 Januari 2007

Bapak Andi (umur 60 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit kepala, nyeri di
dada menjalar ke lengan kiri. Rasa nyeri muncul bila digunakan beraktivitas sejak satu
bulan terakhir dan terjadi rata-rata dua kali sehari.
Riwayat penyakit:
Tuan RT juga seorang penderita asma dan hipertensi sejak 2 tahun yang lalu

Berikut ini adalah hasil pemeriksaan
Tekanan darah : 160 / 95 Heart rate : 88 x per menit
Suhu : 37,6
o
C RR : 24 x per menit
Kolesterol : 210 mg/dl Trigliserida : 180 mg/dl
Gula darah puasa: 90 mg/dl

Setalah dilakukan pemeriksaan melalui EKG diagnosa dokter adalah IHD.

Pertanyaan:
1. Manakah gejala dan hasil pemeriksaan yang menunjang terhadap diagnosa iskhemia?
2. Bagaimanakan penatalaksanaan kasus tersebut baik untuk mengatasi serangan akut IHD
maupun profilaksis?
Jelaskan alasan pemilihan obat
Jelaskan mekanisme kerja obat yang digunakan
3. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi bapak Andi?
4. Jelaskan monitoring keberhasilan terapinya
5. Informasi apa yang perlu diberikan pada pasien?




PAGE
5
Jawaban
Sebelum menjawab pertanyaan ini, ada hal yang perlu temen-temen tau. IHD
(Ischemic Heart Disease) penyebab utamanya adalah coronary atherosclerosis. Iskemia
adalah kurangnya oksigen dan menurunnya atau tidak ada darah yang mengalir di
miokardium yang disebabkan karena penyempitan coronary artery atau obstruksi. Kita
review sedikit ya tentang hasil-hasil pemeriksaannya (sambil diliat PSC kita yang edisi
data lab klinik ya!):
Tekanan darah : 160 / 95 (hipertensi stage 2)
Suhu : 37,6
o
C (ini kayaknya normal deh)
Kolesterol : 210 mg/dl (Borderline High/alias normal tinggi)
Gula darah puasa: 90 mg/dl (normal)
Heart rate : 88 x per menit (normal)
RR : 24 x per menit (terjadi kesulitan bernafas karena RR > normal)
Trigliserida : 180 mg/dl (high)
1. Gejala yang menunjang terhadap diagnosis iskemia adalah sakit kepala, nyeri di dada
menjalar ke lengan kiri dan neyeri tersebut muncul saat digunakan untuk beraktivitas.
Hasil pemeriksaan yang menunjang diagnosis iskemia adalah RR: 24 x permenit (normal:
12- 15 x per menit), dari kadar kolesterol dalam darah (210 mg/dL) yang masuk kategori
nirmal tinggi dapat diduga ada atheriosclerosis (atheriosclerosis faktor resiko IHD).
Diagnosis dokter berdasarkan pemeriksaan melalui EKG.

2. a. Penatalaksanaan untuk mengatasi serangan akut IHD: dengan pemberian
nitrogliserin sublingual dosisnya 0,4-0,6 mg dengan durasi 10-30 menit.
Alasan pemilihan obat karena terapi nitrat dapat menghentikan serangan angina akut.
Nitrogliserin sublingual meringankan nyeri pada sekitar 75% pasien dalam waktu 3 menit
dan 15% yang lainnya menjadi bebas nyeri dalam 5 15 menit. Nitrogliserin efektif untuk
semua jenis angina dan dapat menurunkan venous return to the heart dan menurunkan kerja
cardiac yang overload. Dipilih sublingual karena short acting sehingga langsung dapat
bekerja dengan onset cepat (yaitu sekitar 1-3 menit).


PAGE
6
Mekanisme kerja nitrogliserin: yaitu (a) mendilatasi epicardial coronary arteries dan (b)
venodilatasi untuk menurunkan preload dan tekanan pengisian ventriuler. Menurunkan
myocardial oxygen demand karena menyebabkan venodilatasi dan dilatasi beberapa
arteriolar melalui dua mekanisme yaitu stimulasi produksi cGMP (cGMP ini gak da
kaitannya ma kuliah farmasi industri lho! Hehe, cGMP maksudnya cyclic Guanosil
Monophosphate) dan menghambat sintesis tromboxan.

2. b. Penatalaksanaan untuk profilaksis adalah kombinasi antara nitrogliserin dengan Ca
Channel Blocker (Ca Antagonist). Chewable, oral dan transdermal nitrogliserin dapat
digunakan untuk profilaksis jangka panjang. Jika digunakan transdermal, untuk
menghindari toleransi sebaiknya hanya digunakan saat siang saja dan dilepas saat malam
hari sewaktu tidur. Untuk profilaksis pake nitrogliserin yang long acting + CCB. Long
acting nitrat yang diberikan bisa kapsul NTG SR dengan dosis 6,5-9 mg Q 8 jam dengan
durasi 4-8 jam. CCB yang digunakan bisa dipilih amlodipin dengan dosis 2,5-10 mg QD
Alasan pemilihan obat: nitrogliserin biasanya dikombinasikan dengan CCB dapat
digunakan untuk terapi profilaksis. Untuk kombinasi ini, dipilih CCB karena pasien
menderita asma. Seharusnya, obat yang menjadi first line adalah beta blocker. Namun,
obat beta blocker dikontraindikasikan untuk pasien yang asma karena dapat menyebabkan
bronkokonstriksi. Pemberian long acting nitrat dapat memproteksi terhadap kekambuhan
kembali dan merupakan key role pada pencegahan angina. Sedangkan CCB selain sebagai
first line selain B-bloker, juga mempunyai kemampuan ganda yaitu mencegah kekambuhan
IHD dan menurunkan tekanan darah.
Mekanisma kerja: nitrogliserin (sudah disebutkan di atas). Mekanisme CCB: block
channel Ca di otot polos arteril dan menimbulkan relaksasi dan vasodilatasi perifer.
Tekanan darah arteri dan frekuensi jantung menurun, begitu pula penggunaan oksigen pada
saat mengelurakan tenaga. Selain itu, pemasukkan darah diperbesar karena vasodilatasi
myocard.

Penatalaksanaan non farmakologi :
- Dilakukan diet makanan (rendah lemak dan kolesterol), buah, sayuran, kacang-
kacangan dan gandum.

PAGE
7
- Stop merokok (kalo ngrokok).
- Banyak mengkonsumsi antioksidan, asam lemak omega 3 dan minyak ikan.
- Mencegah faktor resiko hipertensi (oleh karena itu, terapi non farmakologis untuk
hipertensi, sebagian besar cocok untuk pasien IHD)
- Menghindari stress (nyante wae bro!)
- LIAT DI DIPIRO .

3. Penatalaksanaan hipertensi
Dari pemeriksaan telah diketahui bahwa tekanan darah pasien 160/95 (sistol 160,
diastole 95). Dari tekanan darah sistolik, pasien mengalami hipertensi stage 2 walaupun
tekanan darah diastole masuk rentang stage 1??? Why tetep masuk stage 2? Karena kriteria
masuk stage 2 kan tekanan darah sistol 160-179 mmHg DAN/ATAU tekanan diastolic 100-
109 mmHg .
a. Terapi Non farmakologi
Modifikasi gaya hidup dengan mengurangi berat badan untuk individu yang obese
atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension)
yang kaya akan kalium dan kalsium, walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif
terhadap garam, kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan
pembatasan natrium. Olah raga aerobik secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa
hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Merokok merupakan faktor resiko utama
independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien hipertensi yang merokok harus
dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat diakibatkan oleh merokok.
c. Terapi farmakologi
Untuk terapi hipertensi ini, digunakan CCB. Jadi, obat CCB yang digunakan slaen
buat pengobatan profilaksis IHD juga sekaligus buat pengobatan hipertensinya. Berhubung
si pasien masih tergolong hipertensi stage 2 tapi awal banget, maka kayaknya cukup dengan
monoterapi saja dan belum perlu kombinasi. Kalo liat algoritme terapi untuk hipertensi
stage 2, perlu kombinasi dengan diuretik tiazid sebagai obat pertama dan obat yang kedua
dipilih salah satu dari ACE inhibitor, ARB (Angiotensin Receptor Blocker), beta blocker
atau CCB). Namun, terapi dengan kombinasi ini bisa dipertimbangkan bila dengan
monoterapi gagal mencapai target tekanan darah (140/90). Jadi, initine kalo pasien baru

PAGE
8
pertama kali banget terdiagnosa hipertensi, cukup satu obat. Tapi setelah jalan dengan
satu obat tadi gak mencapai terget, bisa dipertimbangkan untuk kombinasi obat.
Kayaknya pasien hipertensi dengan stage 2 uda perlu kombinasi dech. Slaen itu kan
pasien udah 2 tahun punya riwayat hipertensi. Kayaknya perlu ditanyain pasien selama ini
pake obat apa untuk ngontrol hipertensinya. Kayaknya kombinasi antara CCB dan ACE-I
pada pasien IHD dan hipertensi perlu direkomendasikan lho!!!
Obat CCB yang cocok kayaknya golongan dihidropiridon seperti amlodipin (dosis
lazim 2,5 10 mg 1 x sehari), felodipin (dosis lazim 5 -20 mg 1 x sehari), nifedipin LA
(baca: Long Acting; dosis lazim 10 40 mg 1 x sehari). Golongan dihidropiridon ini adalah
vasodilator yang kuat dari pada nondihidropiridin (diltiazem, verapamil). Golongan
nondihidropiridon dapat menurunkan denyut jantung (ini untung kalo pasien menderita
tachycardy) tapi berhubung denyut jantung pasien masih kisaran normal kayaknya gak
perlu untuk dilambatin. Selaen itu, golongan nondihidropiridon dapat menyebabkan heart
block, lha padahal pasien menderita IHD (bisa-bisa kalo kena heart block beneran, pasien
malah game over, hehe).

Oya, ada tambahan ni! Tapi gak tau masuk di jawaban nomer 1 ato 2. Coba
sekarang temen-temen liat di hasil pemeriksaan trigliserida dan kolesterol. Di situ,
trigliserida 180 mg/dL yang masuk dalam kategori high (baca: tinggi) dan kolesterol 210
mg/dL yang masuk kategori normal tinggi. Ingat, profil lipid yang di atas normal menjadi
faktor resiko untuk penyakit IHD dan hipertensi. So, profil lipid perlu diturunkan kalo bisa
masuk rentang normal. Untuk awal-awal penurunannya cukup terapi non farmakologi yang
meliputi modifikasi gaya hidup (olah raga, diet rendah lemah jenuh, dll). Kalo terapi non
farmakologi ini kurang berhasil, dapat dipertimbangkan untuk penggunaan obat (terapi
farmakologi).
Obat antihiperlipidemia yang dibutuhkan adalah yang mampu menurunkan
trigliserid (karena yang masuk kategori tinggi adalah trigliserid). Drug of choice adalah
golongan statin, fibrat atau niasin yang kesemuanya efektif sebagai triglycerid-lowering
agent. Pasien dengan hypertriglyceridemia dan normal cholesterol, golongan fibrat
merupakan drug of choice. Jadi, karena kategori kolesterol si pasien masih normal (normal
tinggi) maka dipilih golongan fibrat (gemfibrosil, fenofibrat, klofibrat).

PAGE
9
4. Monitoring keberhasilan terapi.
a. Berkurangnya intensitas dan frekuensi sakit kepala, nyeri di dada menjalar ke lengan
kiri. Ini dapat menjadi monitoring keberhasilan terapi karena merupakan gejala IHD dan
untuk sakit kepala merupakan gejala hipertensi.
b. Pengukuran RR. Penurunan RR dari pemeriksaan sebelumnya menunjukkan adanya
perbaikan. Nilai RR yang lebih besar dari normal menunjukkan bahwa pasien kesulitan
bernafas. Kalo Rra normal, berarti tidak terjadi gangguan pasokan oksigen (ingat, IHD
salah satunya disebabkan karena menurunnya pasokan oksigen di otot jantung).
c. Pemeriksaan EKG. Alesannya, yang paling deket untuk tau IHD pa gak berdasarkan
pemeriksaan-pemeriksaan yang telah dilakukan ya cuman pemeriksaan EKG. (Hehe,
maaf alesan ilmiahnya gak tau ki!)
d. Profil lipid. Kalo bisa yang diperiksa kolesterol, trigliserid dan LDL. Profil lipid
dipantau karena hiperlipidemia merupakan faktor resiko untuk IHD dan hipertensi.
e. Tekanan darah. Tekanan darah terus dipantau dengan paling tidak setiap dua minggu
sekali cek tekanan darah. Target tekanan darah yang dicapai adalah 140/90.

5. Informasi yang perlu diberikan
a. Cara pemakaian obat
Obat yang kita pilih adalah nitrogliserin, amlodipin dan Gemfibrosil
Nitrogliserin (maaf teman-teman kami masih bingung dipake brp kali sehari). Saat
minum, obat diletakkan di bawah lidah dan tidak boleh dikunyah. Atau kalau pakai
transdermal ditempelkan di dada sebelah kiri (dekat jantung). Transdermal hanya
digunakan saat siang saja dan dilepas saat malam hari sewaktu tidur. Onset aksi 1-2
menit dan utk menurunkan nyeri onset 3-5 menit. Bila pasien perlu menggunakan lebih
dari 1 tablet, maka dapat minum maks 3 tab setelah lebih dari 15 menit. Bila nyeri tidak
berkurang setelah 5 menit pemberian dosis pertama nitrogliserin, harus segera hubungi
dokter.
Amlodipin: 5 mg (1 tablet) 1 x sehari
Gemfibrosil: 2 x sehari, tiap kali minum cukup 1 tablet (per tablet: 600 mg).



PAGE
10
b. Cara penyimpanan
Secara umum, ditaruh di tempat yang tidak terkena sinar cahaya matahari langsung, tidak di
tempat lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak. Untuk nitrogliserin, obat tetap disimpan
dalam wadahnya dan ditutup rapat, obat lain jangan dicampur ke dalam wadah nitrogliserin.
Hanya dapat digunakan sampai 6 bulan-1 tahun setelah tempat penyimpanan dibuka. Dan
setelah obat dikeluarkan dari botol harus segera digunakan karena efektivitas akan segera
berkurang dalam beberapa jam.

c. Jangka waktu pengobatan
Seumur hidup untuk terapi IHD dan hipertensinya. Untuk hiperlipidemianya sampai
kolesterol dan trigliserid-nya normal.

d. Aktivitas, makanan dan minuman yang harus dihindari.
Grape fruit juice.
Hindari mengendarai mesin karena amlodipin dan nitrogliserin dapat menyebabkan
mengantuk.
Selain itu, ditambah dengan terapi non farmakologis yang udah disebutin di atas. Temen-
temen liat lagi ya!
Perlu juga menghindari faktor pencetus timbulnya asma.

Perlu diinformasikan kepada pasien bahwa nitrogliserin bukan analgesik. Kemudian juga
pasien perlu peduli terhadap kemungkinan terjadinya postural hipotensi. Jika lupa minum
obat, segera obatnya dimunum. Kalo lupa minum obat tapi mendekati jadwal minum obat
selanjutnya maka dosis obat yang terlupa tidak perlu diminum, yang diminum hanya dosis
selanjutnya (intinya, kalo lupa gak perlu ndobel minum obat).

Tanggal Ujian: 7 Januari 2007
Bapak Andi umur 60 th (BB = 77 kg tinggi 65 kg) datang ke rumah sakit dengan keluhan
sakit kepala, nyeri di dada menjalar ke lengan kiri. Rasa nyeri muncul bila digunakan
beraktivitas sejak satu bulan terakhir dan terjadi rata-rata dua kali sehari.
Bapak Andi adalah seorang perokok yang menghasilkan 1 bungkus rokok sehari. Merokok
sejak umur 30 tahun.


PAGE
11
Riwayat penyakit :
Tuan RT juga seorang penderita hiprtensi sejak 2 tahun yang lalu.
Berikut adalah hasil pemeriksaan:
Tekanan darah : 150/95 heart rate : 88 x/menit
Suhu : 37,6
0
C RR : 24 x per menit
Kolestrol : 210 mg/dl Triseglerida : 180 mg/dl
Gula darah puasa : 90 mg/dl

Setelah dilakukan pemeriksaan melalui EKG diagnosa dokter adalah IHD dan hipertensi
stage I.

Pertanyaan:
1. Manakah gejala dan hasil pemeriksaan yang menunjang terhadap diagnosa ischemia?
(nilai 10).
2. Bagaimana penatalaksanaan farmakologi maupun nonfamakologi kasus tersebut baik
untuk mengatasi serangan akut IHD maupun profilaksis? (nilai 40).
Jelaskan alasan pemilihan obat.
Jelaskan mekanisme kerja obat yang digunakan.
3. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi bapak Andi baik farmakologi maupun no
farmakologi? (Nilai 30).
4. Jelaskan monitoring keberhasilan terapinya ? (Nilai 10).
5. Informasi apa saja yang perlu diberikan pada pasien? (Nilai 10).

Jawaban
Di soalnya bu fita yang kedua ini agak beda lho! Yang mbedain, pasien gak
menderita asma tapi ngrokokan. Terus tekanan darah .150/95 (stage 1). Jadi terapinya bisa
agak beda.

1. Gejala dan hasil pemeriksaan yang menunjang terhadap diagnosa ischemia: mirip
banget kayak yang soal sebelum ini.

2. a. Terapi farmakologi untuk IHD akut: Nitrogliserin (sama kayak soal sebelum ini).
Untuk alasan pemilihan obat dan mekanisme, liat di atas ya!

2. b. Terapi farmakologi untuk profilaksis IHD: dengan nitrogliserin dan kombinasi
CCB.
Alasan pemilihan obat: nitrogliserin biasanya dikombinasikan dengan beta blocker untuk
terapi profilaksis jangka panjang. Walo beta blocker merupakan first line, tapi berhubung

PAGE
12
pasiennya ngrokokan, maka ada baiknya jika diganti dengan CCB. Coz riwayat ngrokok
selama 30 tahun dapat dicurigai adanya obstruksi pulmo yang bila diberi beta blocker bisa
kesulitan bernafas karena efek bronkokonstriksi.

Mekanisme kerja: nitrogliserin dan CCB (liat di soal sebelum ini ya!).

2. c. Terapi non farmakologi untuk IHD: menjauhi semua faktor resiko yang dapat
menyebabkan IHD antara lain: kontrol LDL, kolesterol, trigliserid; berhenti merokok;
kontrol gula darah; kontrol hipertensi; mengadopsi pola hidup sehat (olah raga,
menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol dan diet mengurangi lemak jenuh dalam
makanan).

3.a. Penatalaksanaan hipertensi non farmakologi: sama kayak soal yang sebelum ini.

3.b. Penatalaksanaan hipertensi secara farmakologi. Berhubung pasien masih hipertensi
stage 1, maka cukup dengan satu jenis obat. Obat yang digunakan adalah CCB. Jadi, CCB
selain untuk IHD juga sekaligus untuk terapi hipertensi.

4. Monitoring keberhasilan terapi: sama kayak soal yang sebelumnya.

5. Informasi yang perlu diberikan kepada pasien:
Obat yang dipakai: nitrogliserin, CCB
a. Cara pemakaian:
Nitrogliserin dan gemfibrosil: seperti soal sebelum ini.
Amlodipin 5 mg (1 tablet) 1 x sehari
b. poin yang b, c, d sama kayak soal sebelum ini tapi perlu ditambahkan informasi agar
berhenti merokok karena merokok dapat mengurangi efektivitas obat yang dipakai.




PAGE
13
3. Soal Nausea&Vomiting dan Peptic Ulcer Disease (PUD) (dosen: Arief Rahman
Hakim, S. Si., M. Si, Apt)

Tanggal Ujian: Rabu, 4 Januari 2007
Kasus:
Ibu Santi (82 tahun) mengeluh nyeri epigastrik, mual, dan heartburn, dibawa ke RS
Bethesda. Dari anamnesis dicurigai Ibu Santi tukak lambung. Hasil tes laboratorium
menunjukkann data seperti berikut : Kadar kreatinin serum 5,5 mg/l; kadar ureum darah
160 mg/dl, dan kadar kolesterol total 285 mg/dl; tes serologis untuk H. Pylori positif.
Selain itu dari anamnesis juga diketahui bahwa Santi memiliki riwayat arthritis rhematoid
dan telah menggunakan prednison dosis terapi selama 6 bulan. Pemeriksaan fisik
menunjukkan tekanan darah Ibu Santi 150/80.

Pertanyaan:
a. Berdasarkan data-data diatas dan asumsi yang bisa anda berikan, tegaskan etiologi,
indikasi (problem yang dihadapi), dan kondisi penderita? (20)
b. Tatalaksana terapi apa yang akan saudara rekomendasikan? Mengapa demikian? (20)
c. Informasi penting apa saja yang akan anda berikan kepada Ibu Santi, agar tatalaksana
terapi yang anda sarankan dapat mencapai hasil yang memuaskan? (10)

Jawaban:
Sebelum kita menjawab pertanyaan, kit bahas dulu data lab kliniknya ya!
Kreatinin serum 5,5 mg/l = 0,55 mg/dl (berarti normal, coz untuk wanita normalnya 0,5
0,9 mg/dl)
Kadar ureum darah 160 mg/dl: tinggi (normal 10 50 mg/dl).
Kadar kolesterol total 285 mg/dl: tinggi.
Tekanan darah 150/85: hipertensi stage 1.

a.1. Etiologi (penyebab utama penyakit):
Tukak lambung disebabkan oleh H. Pylori (berdasarkan tes serologis)
Hipetensi kemungkinan disebabkan oleh hiperlipidemia yang ditunjukkan dengan
tingginya kadar kolesterol dalam darah.
Rheumatoid artritis yang faktor resikonya berasal dari jenis kalamin (wanita faktor
resikonya lebih tinggi), usia lanjut dan obesitas. Adanya pemakaian kortikosteroid
dalam jangka waktu lama

PAGE
14
Gagal ginjal yang ditunjukkan dari hasil pemeriksaan kadar ureum darah.

a. 2. Indikasi (petunjuk/tanda) dan kondisi penderita
Gangguan ginjal = kreatinin serum 5,5 mg/l; kadar ureum darah 160 mg/dl
(normal 10 50 mg/dL)
Rhematoid artritis
Hipertensi = 150/80.mmHg (Hipertensi stage 1) dengan kadar kolesterol
total 285 mg/dl (High cos > 240 mg/dl)
Tukak lambung = nyeri epigastrik, mual, heartburn, tes serologis untuk H.
Pylori positif

c. Tata laksana terapi yang direkomendasikan
Untuk tukak lambung dan rematoid artritis
Mengganti obat RA dengan obat lain, karena penggunan Prednison memiliki
kontra indikasi dengan tukak yg diderita serta gangguan ginjal. Penggunan prednison
mampu mencegah pembentukan prostaglandin, padahal prostaglandin dibutuhkan untuk
proteksi mukosa lambung. Sebaiknya prednison yang digunakan untuk terapi RA
diganti dengan NSAID yang selektif terhadap COX-2.
Helicobacter pylori memproduksi urease berbentuk spiral, bila bakteri ini
memperbanyak diri akan terbentuk enzim dan protein toksis yang merusak lambung.
Khususnya urease akan mengubah urea menjadi amonia dan air yang akan menetralka
HCl lambung, dan toksik bagi mukosa lambung. Oleh karena itu diperlukan obat yang
mampu memberikan perlindungan pada mukosa lambung seperti misoprostol,
bismutsubsitrat atau sukralfat. Penggunaan bismutsubsitrat akan lebih optimal bila
digunakan bersama dengan PPI seperti Omeprazole dan juga antibiotik (Amoksisilin,
klaritromicin) sebagai multiple therapy untuk membunuh H. Pylory lama terapi 1-2
minggu (10-14 hari). Gunakan PPI based three drugs eradication.
Untuk hipertensi dan gagal ginjalnya
Berhubung hipertensinya masih stage 1, maka terapinya cukup dengan satu obat.
Obat yang dipakai adalah diuretik tiazid sebagai first line terapi. Untuk pasien dengn
fungsi ginjal yang sudah menurun, digunakan diuretik yang kuat seperti furosemid 2 x

PAGE
15
sehari.(pagi dan sore) untuk meminimalkan diuresis pada malam hari. Jadi, diuretik
digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan membantu mengeluarkan cairan
karena fungsi ginjal yang sudah menurun. Pada pasien Hipertensi stage 1 dan ada
insufisiensi renal maka sebaiknya gunakan loop diuretic (hindari tiazid diuretic) atau
lebih baik gunakan ACE-I.LIHAT DIPIRO LAGI!
Hiperlipidemia merupakan faktor resiko hipertensi. Oleh karena itu perlu
penurunan kadar kolesterol darah. Sebelum memulai terapi dengan obat, perlu
dilakukan modifikasi gaya hidup. Jika tidak ada perubahan, bisa ditambah dengan obat.
Obat yang cocok untuk menurunkan kolesterol adalah golongan statin seperti
simvastatin, lovastatin atau statin yang lain.

d. Informasi penting yang akan anda diberikan kepada Ibu Santi, agar tatalaksana
terapi dapat mencapai hasil yang memuaskan.
Pasien harus menghindari makanan yang dapat memperparah terjadinya tukak
lambung seperto makanan asam, pedas, kopi (kafein), alkohol.
Gunakan alternatif obat antiinflami dengan rekomendasi ke Pak Dokter
menggunakan COX-2 selektif inhibitor.
Penggunaan antibiotik harus ada complience agar tukak lambung dapat sembuh.
Penurunan berat badan untuk mengurangi faktor resiko RA dan hipertensi.
Disarankan olah raga yang cocok untuk penderita RA dan hipertensi.
Cara aturan pakai dan jadwal meminum obatnya (gimana ya? Maaf kita masih
bingung ni!).
PPI digunakan 30-60 menit sebelum sarapan (bila ingin menggunakan 1x sehari)
atau 30-60 menit sebelum sarapan dan sebelum makan malam (bila ingin
menggunakan 2x sehari). Durasi PPI based three drug eradication sebaiknya 10-14
hari. Jangan gunakan PPI kurang dari 7 hari dan lebih dari 14 hari.
Edukasikan tentang ESO yang sering muncul.






PAGE
16
Tanggal Ujian: Senin, 21 Januari 20008

Riwayat penyakit sekarang: Ibu YP umur 30 tahun mengeluh 2 hari ini mengalami gejala
mual dan muntah.

Riwayat penyakit terdahulu: Satu minggu terakhir Ibu YP sedang mengalami gangguan flu
berat. Ibu YP tidak memiliki penyakit kronis.

Riwayat sosial: Ibu YP telah bersuami, belum memiliki anak, tidak merokok dan tidak
meminum alkohol.

Riwayat pengobatan: Procold 3 kali sehari.
Tanda-tanda vital: TD 110/70; BB 55 kg; TB 155 cm
Data laboratorium: Na 137 mEq/L; K 4,0 mEq/L; BUN 9 mg/dL; SCr 1,0 mg/dL; glukosa
100 mg/dL

Diagnosis: Gejala mual dan muntah karena haml 2 bulan.

Pertanyaan:
1. Terangkan etiologi, indikasi (problem yang dihadapi) dan kondisi penderita!
2. Tatalaksana terapi seperti apa yang akan saudara rekomendasikan? Mengapa demikian?
3. Informasi penting apa yang akan Anda berian kepada ibu YP, agar tatalaksana terapi
yang anda sarankan dapat mencapai hasil yang memuasakan?

Jawaban
Data lab kayaknya normal-normal aja (coba cek lagi di PSC edisi data lab klinik ya!)

1.a. Etiologi (penyebab utama penyakit)
Mual dan muntah, karena sedang hamil. Jenis muntah ini biasanya terjadi antara
minggu ke-6 sampai ke-14 kehamilan akibat peningkatan hCG yang pesat. Selain itu terjadi
pembesaran ari-ari, sehingga terdesaknya saluran cerna dimana di saluran cerna banyak
terdapat reseptor neurotransmitter, histaminik dan kolinergik.

1.b. Indikasi (problem yang dihadapi) dan kondisi penderita
Mual dan muntah karena kehamilan (morning sickness) dan flu. Semua tanda-tanda
vital dan data lab kayaknya normal-normal aja.




PAGE
17
2.Tatalaksana terapi
Farmakologi
Mual muntahnya tidak perlu diobati karena ada kemungkinan obat-obatan dapat
mempengaruhi perkembangan janin. Namun, bila mual dan muntahnya parah dapat
digunakan obat antiemetik yang tidak teratogenik, seperti siklizin, antihistamin,
antikolinergik (scopolamin, dicyclomine), antagonis dopamin (fenotiazin, metoclopramid)
atau dapat pula diberi multivitamin yang mengandung vitamin B6 dan B12 yang juga
berfungsi sebagai anti mual.
Non-farmakologi
Menggunakan jahe, makan dalam jumlah kecil namun sering, hindari makanan berlemak
dan berbumbu & berbau tajam, akupresur, psychotheraphy.

3. Informasi yang diberikan pada pasein
a. Informasikan kepada pasien bahwa gejala mual dan muntah yang dialami bukanlah
karena gejala suatu penyakit, melainkan normal bila sedang hamil terutama pada
trimester awal.
b. Sebisa mungkin tidak menggunakan obat secara bebas (dikit2 minum obat..)
c. Bila mual dan muntah parah gunakan multivitamin atau siklizin (konsultasikan ke
dokter)
d. Makan makanan yang bergizi
e. Jika merasa mual, hirup nafas dalam2 melalui mulut dan keluarkan melalui hidung (ya
iyalah... masak dikeluarin lewat lubang dubur...namanya mah kentut donk!!Hehe)
f. Relaksasi, duduk ditempat remang atau teduh, tenang, sepi untuk mengurangi tekanan
dan pikiran untuk muntah
g. Mengatur pola makan
h. Banyak makan karbohidrat dan protein,coz dapat membantu mengatasi rasa mual.
i. Segera konsultasi ke dokter bila terjadi mual muntah parah (Hyperemesis Gravidarum)....
j. Hati-hati bila terjadi dehydrasi, penurunan BB, dan penurunan nutrisi.




PAGE
18
4. Soal PPOK (Dosen: Dra. Zulies Ikawati, Ph.D., Apt.)

Bp SMS (60 tahun) pensiunan karyawan pabrik semen, diantar keluarganya ke RS dengan
keluhan sesak nafas 4 hari yang lalu. Beberapa minggu lalu dia pernah mengalamai sesak
nafas, tapi dapat terkontrol dengan Combivent inhaler. Namun 4 hari terakhir ini, gangguan
sesak nafasnya meningkat sehingga sering menggunakan Combivent dibanding biasanya,
dan disertai batuk-batuk pada malam hari. Batuknya berdahak diserti dahak kental
berwarna hijau kekuningan. Badannya demam.

Riwayat penyakit sebelumnya
Bp SMS didiagnosis PPOK 3 tahun yang lalu. Dia juga punya penyakit arthritis sejak 2
tahun yang lalu, yang diobati dengan cataflam 50 mg BID secar rutin. Gangguan sendinya
cukup menyulitkan koordinasi tangannya ketika menggunakan inhaler. Ia juga tidak begitu
patuh menggunakn Combivent inhalernya karena katanya hal itu menyebabkan pandangan
matanya kabur.

Riwayat sosial: Merokok sejak 18 tahun, 1 pak sehari (parah banget heheh eh ga dink
biasa aja). Sejak 3 tahun lalu sudah banyak berkurang tapi intinya MASIH tetep merokok.

Diagnosis: dari berbagai pemeriksan dan test fungsi paru, Bp SMS didiagnosis eksaserbasi
akut PPOK (derajat 3).

Pertanyaan
Bagaimana tata laksana terapi; Pilihan obat; Alasan pemilihan Obat; Regimen terapi;
Terapi non-frmakologi; Pemantauan apa yang perlu dilakukan dan informasi yang perlu
diberikan mengenai penggunan obat?

Jawaban
Sebelum masuk ke jawaban pertanyaan, kita review obatnya dulu ya!
Combivent: mengandung Ipatoprium Bromida dan Salbutamol.
Cataflam: Kalium dikofenak.
a. Tata laksana terapi
Terapi non farmakologis
Diawali dengan assesment dan pemantauan penyakit pasien yang meliputi:
Bagaimana paparan terhadap faktor resiko, termasuk intensitas dan durasinya.
Seperti apa riwayat kesehatannya, seperti asma, alergi, sinusitis, polip hidung,
infeksi saluran pernafasan, atau penyakit paru lainnya.
Apakah ada riwayat keluarga PPOK dan penyakit paru kronis lainnya.
Seperti apa pola perkembangan gejalanya.

PAGE
19
Seperti apa riwayat eksaserbasi atau perawatan RS sebelumnya. Dan bagaimana
cara menggunakan obat sebelumnya.
Apapakah ada penyakit penyerta seperti jantung atau rematik yang memungkinkan
mempengaruhi aktivitasnya.
Mengurangi faktor resiko (berarti mau tidak mau harus berhenti merokok).
Rehabilitasi paru-paru secara komprehensif termasuk fisioterapi, latihan pernafasan,
latihan relaksasi, perkusi dada dan drainase postural, mengoptimalkan perawatan medis,
mendukung secara psikosis dan memberikan edukasi kesehatan.
Hidrasi secukupnya (minum air yang cukup: 8 10 gelas sehari). Menghindari susu
sebab dapat menyebabkan sekresi bronkus meningkat.
Nutrisi yang tepat, yaitu diet kaya protein dan mencegah makanan berat menjelang tidur.

Terapi Farmakologi
Karena pasien didiagnosa PPOK derajat 3, maka pemberian obat yang digunakan
adalah kortikosteroid dan bronkodilator. Selain itu, direkomendasikan pula untuk
pemberian antibiotik karena ada infeksi bakteri yang ditandai dengan batuk berdahak diserti
dahak kental berwarna hijau kekuningan dan badannya demam. Pada pasien dengan PPOK
stage 3 terapi farmakologi dengan satu atau lebih bronkodilator aksi panjang dan
tambahkan inhalasi kortikosteroid dengan sistem STEP-WISE THERAPHY. Pada pasien,
antibiotik juga perlu direkomendasikan karena ada gejala infeksi. Penggantian
bronkodilator ke teofilin tidak bisa dilakukan begitu saja. Harus dipastikan mengapa
bronkodilator tidak efektif. Apakah karena cara penggunaan atau karena memang uda ga
efektif.... dari kasus, bronkodilator kurang efektif karena pasien tidak patuh dan tidak benar
bagaimana cara penggunaan obatnya...(perlu konselingkan akan pentingnya kepatuhan dan
pemakaian yang benar. Bila pasien tetap sukar maka dapat ditambahkan terapi dengan
metilxantin seperti teofilin dan aminofilin. Namun pemakaian metilxantin secara tunggal
tidak terbukti efektif sehingga tetap lebih baik bila dikombinasikan dengan bronkodilator
yang lain seperti 2 agonis yaitu salmeterol atau salbutamol).




PAGE
20
b. Alasan pemilihan obat
Kortikosteroid mempunyai mekanisme kerja sebagai antiinflamasi dan mempunyai
keuntungan pada penanganan PPOK: yaitu mereduksi permeabilitas kapiler untuk
mengurangi mukus, menghambat pelepasan enzim proteolitik dari leukosit dan
menghambat prostaglandin.
Penggunaan bronkodilator yaitu teofilin karena penggunaan ipatoprium dan inhaled beta-
2 agnoist tidak memberikan respon klinik yang optimal. Dengan toefilin sustained-release
dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan mencapai kadar serum yang lebih konsisten.
Antibiotik perlu diberikan pada paling tidak dua atau tiga gejala yang menyertai, seperti:
meningkatnya dyspnea, meningkatnya volume sputum, dan peningkatan purulensi sputum.
Pemberian antibiotik karena pada pasien PPOK severe biasanya terjadi komplikasi berupa
infeksi pernafasan (terutama ISPA) apalagi pasien juga menunjukkan terjadinya infeksi.

c. Regiment terapi
Digunakan glukokortikoid yang aksi cepat/aksi menengah dosis efektif serendah
mungkin (Prednisolon 7,5 mg per hari). Dosis seharusnya diberikan sekali tiap hari di pagi
hari untuk me-mimic variasi diurnal normal dari sekresi kortisol endogen.
Untuk terapi pemeliharaan, teofilin digunakan dengan dosis awal 200 mg 2 x sehari
dan dititrasi meningkat dalam 3 5 hari, sampai dicapai dosis lazimnya antara 400 900
mg sehari.
Terapi antibiotik dimulai dalam 24 jam setelah gejala terlihat untuk mencegah
percepatan penurunan fungsi paru-paru karena iritasi dan sumbatan mukus karena adanya
proses infeksi. Pemberian antibiotik selam 7 10 hari. Perlu dicek juga patogen penyebab
yang mungkin menginfeksi dengan tes sputum. Kalo dilihat dari karakteristik pasien sih,
kayaknya cocok kalo dikasi co-amoxiclav (liat di buku PPOK-nya bu Zullies hal 80 ya!!!)
Untuk pasien PPOK dengan risk factors dengan poor outcome maka guideline
merekomendasikan penggunaan regimen antibiotik broad spectrum seperti kombinasi
inhibitor -lactam (contoh: amoksiklav), kuinolon atau sefalosforin generasi 2 atau 3.




PAGE
21
d. Evaluasi dan pemantauan Terapi
Pada PPOK stabil kronis, perlu dilakukan tes fungsi paru secara periodik untuk mengetahui
pengaruh perubahan terapi atau penghentian suatu terapi. Selain itu, juga dipantau skor
dispneu, kualitas hidup, frekuensi eksaserbasi. Sedangkan untuk eksaserabasi akut, perlu
dilakukan evaluasi terhadap hitung leukosit, tanda vital, rontgen dada, dan perubahan dalam
frekuensi dispneu, volume sputum, dan purulensi sputum selama terapi eksaserbasi
berlangsung. Pada eksaserbasi yang lebih berat, analisa saturasi oksigen dan gas darah
harus dilakukan.

e. Informasi yang perlu diberikan mengenai obatnya
Obat harus diminum secara teratur.
Untuk yang antibiotik, minumnya harus sampai habis.
Untuk obat bentuk sustain release, tidak boleh digerus atau dibelah, minumnya langsung
ditelan saat perut kosong (1 jam sebelum makan).

5. Soal DM (Dosen: Dra. Tri Murti Andayani, Apt., Sp. FRS.)

Tanggal Ujian: Senin, 7 Januari 2008
Tn. GH umur 65 tahun, berat 55 kg, 1 bulan yang lalu melakukan pemeriksaan ke klinik.
Dokter menyatakan ditemukannya glycosuria pada pemeriksaan urinenya. Dokter
menyarankan untuk segera menemui ahli gizi untuk pengaturan dietnya dan memberikan
obat glibenklamid 5 mg satu kali sehari. Pada saat ini Tn. GH datang lagi ke klinik dengan
keluhan badan rasanya gemetar dan kepala rasanya pening.

Riwayat Penyakit
Hipertensi 8 tahun
DM tipe 2

Riwayat pengobatan
Glibenklamid 5 mg 1 kali sehari
Adalat 30 mg 1 kali sehari

Vital sign
Tekanan darah: 150 / 97 mmHg; RR: 18, suhu: 37,7
o
C




PAGE
22
Data laboratorium 1 bulan yang lalu
Na : 130 mEq/L BUN : 12 mg/dL
K : 4,0 mEq/L SCr : 0,9 mg/dL
Cl : 98 mEq/L Gula darah acak: 284 mg/dL
CO2 : 22 mEq/L HbA1C: 8,0%
Kolesterol total : 275 mg/dL
HDL : 28 mg/dL
LDL : 160 mg/dL
Trigliserida : 300 mg/dL

Diagnosa
Diabetes mellitus tipe 2 yang baru terdiagnosa, hipertensi, hiperlipidemia

Soal
1. Drug Related Problems apa yang Anda temukan pada kasus di atas?
2. Jelaskan tata laksana terapi yang anda rekomendasikan untuk mengatasi diabetes
mellitus, hipertensi dan hiperlipidemia pada Tn. GH (kalau diperlukan obat sebutkan
macam obat, dosis, frekuensi dan cara pemberiannya)
3. Komunikasi, Informasi dan Edukasi apa sajakah yang perlu anda sampaikan pada Tn.
GH?
4. Monitoring apa saja yang harus Anda lakukan terkait dengan efek terapi maupun efek
sampingnya?

Jawaban
1. Drug Related Problem yang ditemukan pada kasus tersebut:
Obat hipertensi disertai diabetes melitus (DM) yang dianjurkan adalah ACE-inhibitor
dan ARB, sedangkan Adalat (nifedipin) merupakan CCB (Calcium Channel Blocker).
Pemakaian CCB sebagai single theraphy pada pasien hipertensi dengan DM harus
dihindari.
Glibenklamid merupakan antidiabetika generasi ke-2 yang aksinya lebih kuat dari
generasi ke-1, dikhawatirkan akan menyebabkan penurunan kadar gula darah yang
drastis pada Tn.GH yang baru terdiagnosa diabetes. Perlu diketahui apakah pasien
overweight atau tidak. Namun, dperkirakan karena pasien DM dan hiperlipidemia maka
untuk terapi awal DMnya first line dengan metformin bukan sulfoilurea.





PAGE
23
2. Tata laksana terapi yang direkomendasikan :
A. Diabetes militus
Sasaran Terapi
Mengontrol kelebihan kadar gula darah namun tidak sampai kadar gula darah menjadi
terlalu rendah.
Tujuan Terapi
Menghilangkan keluhan atau gejala (banyak minum/polidipsi, banyak kencing/poliuri,
banyak makan/polifagi) diabetes melitus; mempertahankan rasa nyaman dan sehat;
mencegah terjadinya komplikasi penyakit kronis; mencegah penyulit, baik makroangiopati
(pembuluh darah jantung pada penyakit jantung koroner, pembuluh darah tepi, dan
pembuluh darah otak pada stroke), mikroangiopati (retinopati dan nefropati diabetik)
maupun neuropati, dengan tujuan akhir menurunkan morbiditas dan mortilitas diabetes
melitus.
Strategi Terapi
Non farmakologi:
Diet rendah kalori
Pengaturan pola makan (jadwal, jenis, dan jumlah makanan). Komposisi yang
dianjurkan: Karbohidrat 45-65%, protein 15-20%, dan lemak 20-25%.
Olah raga (ritmik/ ada kontraksi otot), dapat membantu up-take glukosa ke dalam sel.
Farmakologi:
Berhubung pasiennya hiperlipidemia, maka obat anti diabetik oral yang cocok adalah
biguanide (metformin) karena bisa menurunkan kolesterol, trigliserida dan LDL..ntar klo
kadar gula dan HbA1C uda turun baru tapering pelan dan pake non farmakologi tunggal
karena masih awal Coba tolong diliat lagi aja ya di DIPIROMaaf, kita agak ragu.

B. Hipertensi
Sasaran Terapi
Mengontrol tekanan darah pada kondisi normal, untuk hipertensi yang disertai DM <130/80
mmHg.
Tujuan Terapi

PAGE
24
Menurunkan tekanan darah sampai tidak mengganggu fungsi ginjal (gagal ginjal), otak
(stroke) dan jantung serta meningkatkan kualitas hidup serta mencegah mortalitas dan
morbiditas.
Strategi Terapi
Non farmakologi:
Modifikasi gaya hidup yang meliputi:
- Diet rendah garam dan lemak
- Perbanyak makan makanan berserat tinggi
- Apabila merokok sebaiknya berhenti merokok
- Hindari minum minuman beralkohol
- Membatasi minum kopi
- Olahraga secara teratur
- Cukup istirahat dan tidur
Farmakologi:
ACE inhibitor dan ARB (Angiotensin Receptor Blocker) merupakan obat pilihan untuk
hipertensi yang disertai DM. Contoh obat dari golongan ACE inhibitor adalah kaptopril,
dapat diberikan dengan dosis 25 mg 2x sehari. Cara pemberian: pada saat perut kosong (1
jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan).

C. Hiperlipidemia
Sasaran Terapi
Mengontrol kadar LDL dan HDL dalam darah pada kondisi normal.
Tujuan Terapi
Menurunkan jumlah LDL dan meningkatkan kadar HDL dalam darah, serta mencegah
perkembangan penyakit lebih lanjut yaitu Coronary Heart Disease (CHD).
Strategi Terapi
Non farmakologi:
Terapi diet dan memperbaiki gaya hidup (Terapeutic Lifestyle Change)
- mengurangi intake asam lemak jenuh dan kolesterol secara progresif
- peningkatan asupan sayuran dan buah-buahan atau serat yang dapat larut

PAGE
25
Penurunan berat badan
Meningkatan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur
Farmakologi:
Obat penurun lipid diindikasikan kuat pada pasien dengan penyakit arteri koroner, atau
pada pasien dengan resiko tinggi penyakit arteri koroner karena faktor resiko
hiperkolesterolemia familial. Pada kasus Tn.GH cukup diberikan health suplement
untuk mangurangi kadar trigliserida dan kolesterol. Kalo dengan perbaikan gaya hidup
tidak ada perubahan yang berarti terhadap profil lipid, dapat dipertimbangkan pake obat
antihiperlipidemia golongan fibrat (klofibrat, gemfibrosil) coz klo diliat profil lipid yg
trigliserid, LDL dan kolesterol masuk kategori tinggi, sehingga sudah perlu obat.
TOLONG DILIAT LG AJA YA

3. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang perlu disampaikan kepada
Tn.GH :
Menginformasikan mengenai penyakit hipertensi, DM, hiperlipidemia serta komplikasi
yang dapat ditimbulkan dari penyakit tersebut.
Menjelaskan perlunya pengendalian dan pemantauan DM, termasuk kapan obat
antidiabetik diminum.
Obat antidiabetik diminum 15-30 menit sebelum makan dengan tujuan agar saat glukosa
diabsorbsi obat sudah bekerja, tetapi untuk metformin diminum saat sebelum/saat
sesudah makan. Jika obat antidiabetik diminum jauh sebelum atau sesudah makan, efek
yang terjadi adalah hipoglikemi dan hal ini sangat berbahaya karena pasien bisa
pingsan.
Menginformasikan mengenai penyulit DM, misalnya retinopathy dengan menganjurkan
kepada Tn.GH periksa kondisi mata setahun sekali untuk memastikan keadaan mata
tetap dalam kondisi normal.
Menjelaskan mengenai gajala-gejala orang yang mengalami hipoglikemi seperti pusing,
lemas, berkeringat, lapar dan jika mengalami hipoglikemi sebaiknya makan dan minum
yang manis-manis.
Menjelaskan perlunya latihan jasman 3-4 kali seminggu selama 30 menit.

PAGE
26
Menjelaskan perlunya mengontrol tekanan darah secara rutin, dan minum obat secara
teratur.

4. Monitoring yang terkait dengan efek terapi dan efek sampingnya:
Memeriksa HbA1C yang merupakan standar dalam monitor terapi DM tetapi tidak
untuk menegakkan diagnosa, apabila < 7% berarti terapi menunjukkan hasil yang baik.
Monitoring kadar gula darah sendiri :
- untuk mencapai kadar gula darah mendekati normal
- untuk mendeteksi hipoglikemia
Monitoring komplikasi: - Pemeriksaan mata tiap bulan
- Pemeriksaan kaki ( untuk menjaga agar tidak timbul luka karena jika ada luka akan
sukar disembuhkan).
- Pemeriksaan urin terhadap mikroalbumin tiap tahun.
- Pemeriksaan tekanan darah dan kadar lemak.

6. Soal ISPA dan ISK (Dosen: Nanang Munif Yasin, M. Pharm, Apt.

Tanggal Ujian: 25 Juni 2008
LS seorang laki2 67 tahun, masuk RS karena mengalami perubahan mental status,
demam, dyspnea dg kesulitan respirasi, batuk dg produksi sputum.
Hasil pemeriksaan fisik adalah BP 141/89 mmHg, HR : 108 x permenit, RR 35 x
permenit, T : 38,5
O
C. Hasil pemeriksaan dada menunjukkan abnormalitas.
Hasil tes lab. : leukosit 19.100 sel/mm3 (normal 5000-10.000) dg hitung jenisnya
PMNs 88 %, bands 10 %, limfosit 2 %, HCt 42,5%
Sinar rongent dada menunjukkan tanda2 pneumonia, sedangkan hasil pengecatan
gram pada sputum menunjukkan adanya gram positif
Riwayat penyakit : gagal ginjal sejak 5 tahun yg lalu, hipertensi 10 tahun yg lalu,
(Atenolol 100mg QD + HCT 25 mg QD)

Diagnosis : Pneumonia

Pertanyaan:
1. Hasil temuan apa yg menunjukkan LS menderita pneumonia dan faktor resiko?
2. tatalaksana terapi?
3. Alternatif antibiotik beserta dosis dan durasi?Apa drug of choice dan alasannya?
4. Monitoring (target dan frekuensi)?KIE?


PAGE
27
Jawab :
Untuk menjawab soal pneumonia ini, perlu dilakukan skoring terlebih dahulu. Cara skor-
nya berapa aja ada di hand out pak nanang yang dicopy dari moko di bagian pneumonia
halaman 6.
Penjumlahan skor = 67 (umur pasien laki-laki) + 10 (ada penyakit penyerta renal/gagal
ginjal) + 20 (RR > 30 x per menit) + 20 (tekanan darah diastolik < 90
mmHg)
= 97
Berdasarkan Patient Outcome Research Team (Pneumonia PORT) dari IDSA diketahui
bahwa dengan skor 91 130 masuk dalam risk class ke-IV (baca: keempat) dengan
rekomendasi inpatient (masuk RS).

1. Hasil temuan yg menunjukkan LS menderita pneumonia adalah
a. Umur lebih dari 60 tahun
b. Dyspnea
c. Demam
d. batuk dg produksi sputum
e. RR 35 x permenit
f. BP 141/89 mmHg (distole > 60 mmHg)
g. Sinar rongent dada menunjukkan tanda2 pneumonia
h. sputum menunjukkan adanya gram positif

Faktor resiko :
a. Geriatrik
b. Gagal ginjal
2. Tatalaksana terapi
a. Untuk mengatasi Hipertensi dan gagal ginjal
Non farmakologi: liat yang kasus hipertensi.
Famakologi:
Berhubung tekanan darah pasien 141/89, berarti masuk hipetensi stage 1. Berberdasarkan
guideline, digunakan satu antihipertensi dengan diuretik tiazid sebagai lini pertama.
Gejala (symptom)
Hasil lab.

PAGE
28
Berhubung sudah hampir mencapai target, dapat digunakan satu antihipertensi saja. Coz
bila dua bersamaan dikhawatirkan dapat menyebabkan hipotensi. Diuretik yang dipilih
adalah diuretik kuat seperti furosemid. Pada penyakit gagal ginjal, ginjal sukar
mengeluarkan cairan dari dalam tubuh sehingga cenderung terjadi retensi cairan di dalam
tubuh sehingga dapat terjadi peningkatan tekanan darah. Jadi, diuretik kuat selain
menurunkan tekanan darah, juga membantu mengeluarkan cairan dari dalam tubuh.
Kombinasi bisa juga diberikan antara diuretik tiazid dengan ARB, tetapi dosis ARB
biasanya dikurangi 50 % dari dosis awal. ARB memiliki keuntungan karena memiliki sifat
renoprotektif. Untuk pemberian beta bloker sebaiknya dihindari karena memiliki efek
samping bronkospasme yang ini mungkin bisa memperburuk penyakit pneumonianya
apalagi dari hasil pemeriksaan fisik, diketahui bahwa pasien kesulitan bernafas karena RR
smapai 35x per menit. (Maaf teman teman, kami masih ragu dalam merekomendasikan
obat yang cocok trz dosisnya berapa. Tapi kalo golongan obat yang dipakai, InsyaAllah
dah sesuai ma kondisi pasien).

b. Terapi mengatasi penumonia
Berdasarkan hasi scoring, diketahui pasein masuk dalam risk class ke-IV dan
direkomendasikan untuk inpatient alias masuk RS. Berdasarkan cerita dari soal,
kemungkinan besar pasein termasuk jenis CAP (Community Acquired Pneumonia) alias
pneumonia yang diperoleh dari lingkungan coz gak ada keterangan pasien pernah masuk
RS.
Non-farmakologi
Terapi supportif : Oxigenasi karena pasien sesak nafas, hidrasi yang cukup, nutrisi dan
kontrol demam

Farmakologi
Sesuai dengan yang disoal, berhubung pasien CAP parah, pasien dibawa kerumah
sakit, terus dilakukan sinar-X dada, sputum untuk biakan dan uji kepekaan kuman, leukosit
dan hitungan jenis. Hasil pemeriksaan leukosit di situ : leukosit 19.100 sel/mm3
menunjukkan bahwa pasien menderita infeksi. PMNs 88% menunjukkan infeksinya karena
bakteri.

PAGE
29
Guideline untuk terapi empirik CAP yang rawat inap adalah sefalosporin +
makrolida; beta laktam/beta laktam inhibitor + makrolida; fluorokuinolon.
3. Alternatif antibiotik beserta dosis dan durasi
Beta laktam + makrolida (coamoxiclav 0,75 1 gram per hari) atau fluorokuinolon
(ciprofloxacin 0,5 1,5 gram per hari). Tentunya jumlah sekian itu dibagi dalam beberapa
dosis lho! Untuk cipro, menurut MIMS untuk infeksi saluran nafas digunakan 500 mg 2 x
sehari dan bisa ditingkatkan sampai 750 mg 2 x ehari).


Soal Ujian: 13 Juni 2007
BS seorang wanita berusia 50 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan frekuen (frequency),
demam mengigil dan nyeri pinggang.

Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa BP 90/60 mm Hg, HR 110x permenit, RR 20x
permenit, T 38
0
C dan nyeri tekan pada Costovertebral angle (CVA), yaitu disekitar
pinggang.

Gram strain pada urin : adanya gram negatif rods.
Hasil urinalisis menunjukkan glukosuria, haematuria makroskopik, adanya 20-25
leukosit/mm
3
, sejumlah bakteri silinder leuokosit.
Hasil tes gula darahnya sebesar 400 mg/dL (normal, 70-105).

Riwayat pengobatannya adalah sebagai berikut:
DM sejak 2 tahun yang lalu, terapi dengan metformin.
Mempunyai riwayat asma yang diterapi dengan salbutamol dan teofilin. Selain itu
dia menggunakan kontrasepsi oral.
Diagnosis : ISK (komen kita: ISKbagian ata .. demam dan nyeri panggul harus diterapi
dengan pyelonephritis akut)

Pertanyaan :
1. Hasil temuan apa saja yang menunjukkan bahwa BS memang menderita ISK besrta
faktor resikonya ? ( nilai 10 )
2. Bagaimana penatalaksanaan kasus tersebut (nonfarmakologi maupun farmakologi).
(nilai 25)
3. Sebutkan parameter-parameter/ monitoring apa saja yang diperlukan BS (disertai target
dan frekuensi)!(nilai 5)
4. Apa saja informasi dan edukasi yang saudara berikan kepada pasien BS !(nilai 10)




PAGE
30
Jawaban :
1. Hasil temuan yang menunjukkan bahwa BS memang menderita ISK
a. Adanya 20-25 leukosit/mm
3

b. haematuria makroskopik
c. bakteri silinder leuokosit
d. adanya gram negatif rods pada urin
e. demam mengigil dan nyeri pinggang
2. Penatalaksanaan
a. farmakologi
o Pemilihan Obat Rasional
i. Antibiotik golongan penisilin
Mekanisme aksi : bersifat bakterisid dalam fase pertumbuhan kuman,berdasarkan
penghambatan sintesis peptidoglikan yang diperlukan untuk dinding sel kuman
ii. Parasetamol
Mekanisme aksi: sebagai penurun panas dengan kerja pada pusat pengatur kalor di
hipotalamus. Selain itu juga digunakan sebagai analgetik
Dosis: untuk nyeri dan demam : 2-3 kali sehari 0,5-1 g, maks 4 g sehari
iii. Antidiabetika oral golongan Sulfonilurea
Mekanisme aksi : menstimulasi sel2 beta dari pulau Langerhans, sehingga sekresi
insulin ditingkatkan. Di samping itu, kepekaan sel2 beta bagi kadar glukosa darah
diperbesar melalui pengaruhnya atas protein-transport glukosa
iv. Salbutamol
Dosis : 3-4 x sehari 4 mg
v. Theofilin
Dosis : 130-150 mg
o Evaluasi obat terpilih (liat dulu hasil pengecatan gram, klo strepto or E. faecalis baru
pake ampisilin & amok. Karena perlu penanganan cepat, pasien bisa mendapat iv
dengan kombinasi aminoglikosida dengan penisilin (pastikan ga alergi dulu).
i. Amoksisilin kombinasi asam klavulanat, ex : Clabat
Dosis: 3 x sehari, 1 kapl. 250 mg
KI : Hipersensitif terhadap penisilin

PAGE
31
ESO : diare, mual, muntah, kembung, sakit kepala, ruam kuli, kembung, de-el-el
IO : Probenesid
ii. Parasetamol
I : nyeri, demam
ESO : jarang terjadi (mengantuk, reaksi kemerahan pada kulit)
IO : antihistamin, MAOi, antikoagulan oral
vi. Antidiabetika oral golongan Sulfonilurea (glimepirid)
Dosis : 1-4 mg,1 x sehari
KI :Ketoasidosis diabetes dengan atau tanpa koma, hamil dan laktasi
ESO : hipoglikemi, gangguan GI, reaksi alergi pada kulit, anemia, penglihatan kabur
IO : insulin dan antidiabetik oral lain, ACEi, kloramfenikol, de-el-el (buka MIMS
aj..)
v. Salbutamol
Dosis : 3-4 x sehari 4 mg
ROTD : tremor, sakit kepala, ketegangan saraf, hipokalemia (dosis tinggi), reaksi
hipersensitif
vi. Theofilin
ROTD : takikardi, gangguan GI, sakit kepala, isomnia, aritmia, konvulsi
IO : karbamazepin, simetidin, ciprofloxacin, antibiotik turunan makrolida, propanolol

b. non-farmokologi
i. Banyak minum air putih
ii. Berkemih lebih sering
iii. Pemberian 300 ml/hari cranberry (juice)

3. monitoring
a. jumlah sel darah putih
b. kadar gula darah
c. demam dan nyeri pinggang
d. tes kultur mikrorganisme secara teratur (2 minggu setelah terapi)
e. Pantau kemungkinan terjadinya resistensi obat

PAGE
32
4. informasi dan edukasi
a. Komunikasikan tentang efek samping antibiotik bila tidak digunakan secara teratur
dan tidak sampai habis.
b. Pasien disarankan diet pembatasan glukosa.
c. Anjurkan untuk menjaga kebersihan diri sendiri di sekitar organ intim (betul gak
Yud!Hehe).
d. Menerapkan pola hidup sehat dan olahraga teratur



SELESAI

Mungkin sekian dulu ya temen-temen! Maaf kalo ada bagian yang kurang jelas ato
gak ngedongin. Ya biasa lah, Tiada Gading yang Tak Retak. Terutama yang soal dari
pak Nanang. Mungkin penjelasannya kurang lengkap. Maaf, karena diskusi kita amat
sangat kurang untuk bagian ISK dan ISP ini. Kalo ada yang kurang jelas/kurang paham,
bisa langsung ditanyain ke kita-kita tim pembahas soal farmakoterapi. Tim kita terdiri dari
Hermawan, Agil, Dinda, Tries&mbk Fani.
Thanx buat temen-temen tim pembahas soal farmakoterapi ini yang penuh semangat
dan antusias, katanya ada yang begadang untuk ngerjain soal mpe jam 2 pagi.
Weizzz!!!Special thanx juga buat Vina SB (Profesi FKK kls A 2008) dah mau mereview
jawaban kami. Moga bermanfaat untuk temen-temen semua dalam memahami dan
mengerjakan soal-soal ujian farmakoterapi yang lain.













Salam hangat dari kami. Tim
pembahas soal ujian
farmakoterapi.
Hermawan, Agil, Dinda,
Tries&mbk Fani
PROFESIKELASCFSI2008
Moga sukses
selalu&Mpe ketemu
lagi ya!
PAGE PAGE PAGE PAGE
1




Sumber: Faramkoterapi Dipiro, Buku PPOK-nya bu Zullies,
Buku saku mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium.

1. Detak jantung: 60 100 kali per menit (normal).

2. Respiratory rate (RR): 12 15 kali per menit (manusia sehat pada kondisi istirahat).
Jika lebih besar dari rentang itu (lebih cepat), maka pasien mangalami sesak nafas
(kesulitan bernafas).

3. Tingkat keparahan PPOK berdasarkan nilai FEV1 dan gejala (GOLD, 2005)
Tingkat Nilai FEV1 dan gejala
0
berisiko
Memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis, produksi sputum, dan dispnea.
Ada paparan terhadap faktor risiko (rokok, polusi), spirometer normal.
I
ringan
Rasio FEV1/FVC < 70%; FEV1 > 80%, dan umumnya, tapi tidak selalu, ada
gejala batuk kronis dan produksi sputum. Pada tahap ini, pasien biasanya
bahkan belum merasa bahwa paru-parunya bermasalah.
II
sedang
Rasio FEV1/FVC < 70%; 50% < FEV1 < 80%, gejala biasanya mulai
progresif/memburuk, dengan nafas pendek-pendek.
III
berat
Rasio FEV1/FVC < 70%; 30% < FEV1 < 50%. Terjadi eksaserbasi berulang
yang mulai mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pada tahap ini pasien mulai
mencari pengobatan karena mulai dirasakan sesak nafas atau serangan
penyakit.
IV
sangat
berat
Rasio FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30% atau < 50% plus kegagalan respirasi
kronis. Pasien bisa digolongkan masuk tahap IV jika walaupun FEV1 > 30%,
tapi pasien mengalami kegagalan pernafasan atau gagal jantung kanan. Pada
tahap ini, kualitas hidup sangat terganggu dan serangan mungkin mengancam
jiwa.
Apa itu FEV1 dan FVC, liat lagi di handout-nya bu Zullies ya!!!





SPECIAL EDITION SPECIAL EDITION SPECIAL EDITION SPECIAL EDITION
PAGE PAGE PAGE PAGE
2
4. Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa umur > 18 tahun
Klasifikasi Tekanan darah
sistolik (mmHg)
Tekanan darah
diastolik (mmHg)
Normal <120 dan < 80
Pra hipertensi 120 - 139 atau 80 - 89
Hipertensi stage 1 140 159 atau 90 - 99
Hipertensi stage 2 > 160 atau > 100

Untuk menentukan status hipertensi, tekanan darah sistolik kadang kala lebih
diperhatikan. Sebagai contoh: tekanan darah 160/95 maka dia termasuk stage 2 walaupun
tekanan darah diastoliknya masuk rentang stage 1. Target tekanan darah untuk penderita
hipertensi: 140/90 dan 130/80 untuk komplikasi dengan DM.

5. Profil lipid
Parameter Nilai (mg/dL) Keterangan

Kolesterol total
< 200
200 239
>240
Desireable
Borderline High
High


LDL
< 100
100 129
130 159
160 189
> 190
Optimal
Near or above optimal
Borderline high
High
Very high
HDL
< 40 mg/dL
> 60 mg/dL
Low
High
Trigliserid
<150
150199
200499
500
Normal
Borderline high
High
Very high

6. Nilai Normal Kimia Darah Faal Ginjal
Jenis pemeriksaan Nilai normal Keterangan
Asam urat darah
3,4 8,5 mg/dL
2,8 7,3 mg/dL
3,5 8,5 mg/dL
2,5 5,5 mg/dL
Pria dewasa
Wanita dewasa
Lansia
Anak
Kreatinin darah
0,6 1,3 mg/dL
0,4 1,2 mg/dL
0,8 1,4 mg/dL
Orang dewasa
Anak
Bayi baru lahir
PAGE PAGE PAGE PAGE
3
BUN
8,0 20 mg/dL
5,0 20 mg/dL
5,0 15 mg/dL
Orang dewasa
Anak
Bayi
Ureum 10 50 mg/dL

7. Pemeriksaan kadar gula darah
Pemeriksaan Nilai Keterangan
<100 mg/dL (5.6 mmol/L) Normal
100125 mg/dL (5.66.9 mmol/L) Impaired fasting glucose (IFG)
Fasting plasma
glucose (FPG)
126 mg/dL (7.0 mmol/L) Diabetes mellitusa
Postload glucose <140 mg/dL (7.8
mmol/L)
Normal
2-hour postload glucose 140199
mg/dL (7.811.1 mmol/L)
Impaired glucose tolerance
(IGT)
2-Hour postload
plasma glucose
(oral glucose
tolerance test 2-hour postload glucose 200
mg/dL (11.1 mmol/L)
Diabetes mellitusa

Keterangan: 2-Hour postload plasma glucose = kadar gula darah 2 jam setalah makan =
post prandial.

Kadar HbA1C (Hemoglobin terglikosilasi): 4 6% (normal).

Rekomendasi bagi penderita Diabetes Dewasa (American Diabetes Association, 2007).
Kontrol glukosa
HbA1C
Preprandialcapillary plasma glucose
Peak postprandial capillary plasma glucose

<7.0%
90-130 mg/dl (5.0-7.2 mmol/l)
<180 mg/dl (<10.0 mmol/l)
Tekanan darah <130/80 mmHg
Fasting Lipid Profile
LDL
Trigliserida
HDL

<100 mg/dl (<2.6 mmol/l)
<150 mg/dl (<1.7 mmol/l)
>40 mg/dl (>1.1 mmol/l)






PAGE PAGE PAGE PAGE
4
8. Pemeriksaan kimia darah/serum untuk penyakit jantung
a. CK/CPK (Creatin Posfo Kinase)
Peningkatan CPK merupakan indikator penting adanya kerusakan mikardium.
Nilai normal
Dewasa pria : 5 35 g/mL atau 30 180 IU/L
Wanita : 5 25 g/mL atau 25 150 IU/L
Peningkatan CPK Penyebab
Peningkatan 5 kali atau lebih dari
normal
Infark jantung, poliomoisitis, distropia muskularis
Duchene.
Peningkatan ringan/sedang (2 4
kali normal)
Kerja berat, trauma, tindakan bedah, injeksi im,
miopati alkoholika, infark miokard/iskemik berat,
infark paru/edema paru.

b. SGOT (Serum Glutamik Oksaloasetat Transaminase)
Adalah enzim transaminase sering juga disebut AST (Aspartat Amino Trasnferase)
katalisator perubahan asam amino menjadi asam alfa ketoglutarat.
Nilai normal:
Laki-laki sampai dengan 37 U/L
Wanita sampai dengan 31 U/L
Peningkatan SGOT Kondisi/penyebab
Peningkatan ringan (< 3 x
nilai normal)
Perikarditis, sirosis hepatik, infark paru, cerebrovascular
acident (CVA).
Peningkatan sedang (3 5 x
nilai normal)
Obstruksi saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung
kongesti, tumor hati.
Peningkatan tinggi (> 5 x
nilai normal)
Kerusakan hepatoseluler, infark jantung, kolaps sirkulasi,
pankreatitis akut.

c. SGPT (Serum Glutamik Pyruvic Transaminase)
Sering disebut ALT (Alanin Aminotransferase). Peningkatan dalam serum darah
mengindikasikan adanya trauma atau kerusakan hati.

Nilai normal
Laki-laki sampai dengan 42 U/L
Wanita sampai dengan 32 U/L
PAGE PAGE PAGE PAGE
5
Peningkatan SGOT/SGPT: > 20 x normal: hepatitis virus, hepatitis toksis.
Peningkatan 3 10 x normal: infeksi mononuklear, hepatitis kronik aktif, obstruksi
empedu ekstra hepatik, sindrom reye dan infark miokard (AST>ALT).
Peningkatan 1 3 x normal: pankreatitis, perlemakan hati, sirosis laennec, dan
sirosis biliar.

Untuk SGPT dan SGOT ini, bisa juga jadi parameter untuk pemeriksaan fungsi hati.

9. Pemeriksaan elektrolit darah
Jenis elektrolit Nilai Normal Keterangan
Natrium
135 145 mEq/L
135 145 mEq/L
134 150 mEq/L
40 220 mEq/L/24 jam
Orang dewasa
Anak
Bayi
Dalam urine
Kalium
3,5 5,0 mEq/L
3,6 5,8 mEq/L
3,6 5,8 mEq/L
Orang dewasa
Anak
Bayi
Klorida
95 105 mEq/L
98 110 mEq/L
95 110 mEq/L
Orang dewasa
Bayi
Anak
Kalsium
4,5 5,5 mEq/L atau 9,0 11 mg/dL
4,5 5,8 mEq/L atau 9,0 11,5 mg/dL
5,0 6,0 mEq/L atau 10 12 mg/dL
3,7 7,0 mEq/L atau 7,4 14 mg/dL
Orang dewasa
Anak
Bayi
Bayi baru lahir
Magnesium 85 135 ml/menit Orang dewasa
Fosfor
1,7 2,6 mEq/L atau 2,5 4,5 mg/dL
4,5 5,5 mg/dL
4,5 6,7 mg/dL
3,8 8,6 mg/dL
Orang dewasa
Anak
Bayi
Bayi baru lahir

a. Natrium
Natrium mempunyai efek menahan air. Fungsi natrium untuk: mempertahankan
cairan tubuh, konduksi impuls neurotransmiter, aktivitas enzim.
Penurunan natrium terdapat pada penderita muntah, diare, penghisapan lambung,
cedera jaringan, diet rendah garam, luka bakar, gagal ginjal, penggunaan obat diuretika
Furosemid, Thiazid dan manitol. Peningkatan natrium terdapat pada penderita dehidrasi,
PAGE PAGE PAGE PAGE
6
muntah, diare, gangguan jantung kronis, hiperfungsi adrenal, gagal hepatik, intake Na
tinggi, penggunaan obat kortison, antibiotik, laksansia dan obat batuk.
b. Kalium
Berperan penting dalam pengaturan impuls neuromuskuler terutama denyut jantung.
Hiperkalemia terjadi gangguan ginjal, oliguri, anuria, infus KCl, perlukaan, metabolik
asidosis, dan penggunaan obat terutama sefalosporin, heparin, epinefrin, histamin, INH,
spirinolakton.
Hipokalemia karena input kalium rendah dan ekskresi lewat urin berlebih misalnya
pada penyakit muntah, diare, dehidrasi, malnutrisi, diet ketat, trauma, luka pembedahan,
penghisapan lambung, DM asidosis, banyak makan permen, luka bakar, hiperaldosteron,
alkalosis metabolik dan penggunaan obat terutama diuretik, kortison, estrogen, insulin
litium karbonat dan aspirin.
c. Klorida
Berperan dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam basa, dan dengan
Na menentukan osmolalitas. Penurunan kadar Cl dapat terjadi pada penderita muntah,
penghisapan lambung, diare, diet rendah garam, GE, kolitis, insufusiensi adrenal, infeksi
akut, luka bakar, alkalosis metabolik, terlalu banyak keringat, gagal jantung kronis,
asodosis respiratorik, penurunan kadar K dan Na dan dapat juga karena penggunaan obat
Thiazid, diuretik loop, dan bikarbonat.
Peningkatan Cl dapat terjadi pada penderita dehidrasi, hiperfungsi adrenal,
peningkatan Na, cedera kepala, penggunaan kortison dan asetazolamid.
d. Kalsium
Berperan dalam membentuk keseimbangan elektrolit, pencegahan tetani, dan
dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya gangguan pada paratiroid dan tiroid.
Penurunan Ca dalam serum dapat terjadi pada malabsorpsi saluran cerna,
kekurangan intake Ca dan vit D, hipotiroid, gagal ginjal kronis, infeksi yang luas, luka
bakar, pankreatitis, alkoholisme, diare, kehamilan, karena penggunaan obat laksansia,
kortison, gentamisin, antasid Mg, heparin, insulin, dan asetazolamid.
Peningkatan Ca terdapat pada hipertiroid; malignansi pada tulang, paru-paru,
payudara, kandung kencing dan ginjal; hipervitamin D; fraktur multiple; batu ginjal dan
olah raga berlebihan.
PAGE PAGE PAGE PAGE
7
10. Pembagian Kelompok Bakteri
Parasit Penyakit Obat pilihan pertama Obat
pilihan
kedua
1 Kuman2 gram positif
a cocci
Staphyloc. Aureus a, p, e, m AK, Ps St, Sf, Vm
Streptoc. Pyogenes f, o, p, s Pv, Pg Ss, Vm
enterococcus u, e As Sf, Nf

b bacili
Bacillus anthracis p Pg Em, Ts
Clostridium tetani T Serum+vaksin, pg Ss, Vm
Corynebact. Diphther Difteri Anitoksin, Em Pg + Rf
Listeria monocytogenes b, m As, Pg (+Ag) Kt, Ka, Ts

2 Kuman2 gram negatif
a cocci
Branhamella catarrh o, t, p AK, Kt Em, Sf
Meningococci m Pg St, Ka
Neisseria gonorrh Gonore As/Pg + Pb Sp, St

b bacili
Bacteroides fragilis a, e, b Mn, Km Mn, Ss
Compylobact. Jejuni j, e, g Sf, Em Ts, Km
Enterobact. Spec u, umum Sp, Ag Ts, Kt
e. coli u, umum Kt, Sf AK, Sf
Haemophil. Influ B, o, s, p, m Sp, St AK, As
Klebsiella pnumon up Sp, St At, Kt
Legionella pneumoph pk veteran Em (+ Rf) Sf, Kt
Proteus mirabillis u As Ss, Ag
Psudomon, aerugin u, p, b Ps + Ag St + Ag
Salmonella typhi t, b Kt, Ka Sp, St
Shigella spec g Kt Sp
Vibrio spec. Kolera Ts Kt, Ka, Sf
Yersinia pestis pes Sf, Ag, Ka Ts, Ka

3 Kuman2 tahan asam
Mycobact. Tubercul tbc I + Rf + Pa I + Rf +
etambutol
Mycobact. Leprae Kusta Rf + dapson klofazimin

4 Spirochaeta dan lain2
Borrelia burdorferi pk lyme Pg St, Ts
Leptospira pk weil Pg Ts
PAGE PAGE PAGE PAGE
8
Treponema pallidum sifilis Pg St, Ts

5 Virus
Hepatitis B virus Hepatitis
Herpes simplex Pk kelamin Asklovir Vidarabin
Herpes zoster Sinaga Asklovir Vidarabin
HIV AIDS AZT+3TC+indinavir Sf,Nf
Influenza A2 influenza Amantadin, relenza

6 Fungi
Dermatolit Dematitis Kk
Candida albicans Vaginitis Nistatin, kk
pityrosporum ketombe kk

7 Lainnya
Chlamydia trachom trachom Ts, Kt
Mycoplasma pneumon p.atipis Em, Ts
rickettsia T, Q-fever Ts, Ka


Ket penyakit:
a : abces
b : bacteremia
B : bronchitis
e : endocarditis
f : faringitis
g : gastro-enteritis
m : meningitis
o : otitis media
p : pneumonia
pk : penyakit
s : sinusitis
t : tifus
T : tetanus
u : infeksi saluran urin








By: Tim Pembahas Soal Ujian
Farmakoterapi
Hermawan, Agil, Tries, Dinda, Fani.
(Kalo ada yang kurang, cari sendiri ya!
Hehe!)
Dont think Dont think Dont think Dont think
of cant! of cant! of cant! of cant!
SELAMAT MENEMPUH UJIAN.
MOGA SUKSES SELALU
Ket Obat :
Ag : Aminoglikosida
As : Amoksisilin
AK : Amoks + Klavulanat
At :Aztreonam
Em : Eritromisin
I : INH
Fk : Fluorokuinolon
Ka : Kloramfenikol
Kk : Ketokonazol
Km : Klindamisin
Kt : Korimoksazol
Mn : Metronidazol
Nf : nitrofurantoin
Pv ; penisilinV
Pa ; pirazinamid
Pb ; probenesid
Pg ; penisilin G
Ps ; piperasilin
Rf : rifampisin
Sf : siprofloksasin
Sp : Sefperazon
Ss : sefalosporin
St : seftriakson
Tk : tikarsilin
Ts : tetrasikllin
Vm : vankomisin

T e r m i n o l o g i Me d i s | 1

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

Persiapan Ujian
Terminologi Medis


Sebelum masuk ke soal, akan kita review materi apa aja yang udah disampaikan ma ibu-ibu dosen
kita tercita:
Bu Tri Murti
1. Pendahuluan
2. Sistem Pencernaan
3. Sistem Pernafasan
4. Sistem Reproduksi
5. Sistem Uriner
6. Sistem Syaraf

Bu Fita
7. Sufix, prefix
8. Bentuk kombinasi
9. Sistem Sirkulasi
10. Sistem Muscle dan Skeletal
11. Struktur Badan dan Sistem Imun

Sistem Pernafasan

Tulislah arti dari kata yang digaris bawah berikut ini
1. alveolar : alveolus
2. bronchial : bronkus
3. spirometer : untuk bernafas
4. pharingitis : faring
5. lobectomy : paru
6. thoracotomy : dada
7. tracheostomy : trakea
8. silicosis : silika
9. bronchiole : kecil
10. phrenic : diafragma

II. Cari sinonimnya
1. hidung : alveol/o home/o nas/o rhin/o
2. debu : coni/o lob/o pneum/o pulm/o
3. paru : pneum/o pneumon/o pulm/o pulmon/o
4. tidak sempurna : an- atel/o -ole spir/o
5. udara : pneum/o pneumon/o pulm/o pulmon/o
T e r m i n o l o g i Me d i s | 2

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

6. kesamaan : alveol/o home/o ox/o trache/o

III. Lengkapilah
1. Struktur penutup yang melindungi larynx sewaktu ada makanan yang lewat disebut
epiglottis.
2. Istilah lain dari pneumonia adalah pneumonitis.
3. Yang berhubungan dengan jantung dan paru disebut pneumocardial.
4. Efusi cairan ke dalam ruang udara dan celah antar jaringan pada paru disebut effusion
pleural.
5. Insisi pada dada disebut thoracotomy.
6. Tindakan pembuangan dari jaringan paru disebut pulmoectomy.
7. Pemeriksaan visual pita suara disebut laryngoscopy.
8. Istilah yang berarti terjadi radang pada kerongkongan adalah pharingitis.
9. Kata yang berhubungan dengan batang tenggorok dan bronchi adalah tracheobronchitis.
10. Nama lain dari radang selaput dada adalah pleuritis.

IV. Pilihlah jawaban yang paling benar
1. Prosedur dimana sebuah selang dimasukkan trakea melalui mulut atau hidung disebut :
a. endotracheal intubation c. orogastric intubation
b. nasogastric intubation d. tracheostomy
2. Penyakit kronis yang dicirikan dengan pembesaran alveoli dan kerusakan pada
selaputnya
a. atelectasis b. bronchiectasis c. emphysema d. influenza
3. Rinitis adalah inflamasi pada.
a. diafragma b. paru c. hidung d. tenggorokan
4. Kondisi respirasi yang dicirikan dengan kesulitan bernafas dan mengi adalah
a. asma b. atelectasis c. bronchiectasis d. emphysema
5. Yang tidak termasuk dalam system respirasi
a. esophagus b. larynx c. pharynx d. trakea
6. Selaput yang membatasi ruang dada dan perut adalah
a. diafragma b. embolus c. abdomen d. pleura
7. Keadaan yang digambarkan dengan kesulitan bernafas kecuali dengan berdiri atau
duduk tegak
a. atelectasis b. bradypnea c. orthopnea d. tachypnea
T e r m i n o l o g i Me d i s | 3

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

8. Membran yang mengelilingi paru adalah
a. apligottis b. peritoneum c. Pleura d. uvula
9. Material yang dapat diambil pada saluran nafas yang meradang adalah
a. emphysema b. saliva c. sputum d. wheeze
10. Antitusif digunakan untuk
a. tersedak b. batuk c. dyspnea d. asthma

V. Isilah dengan jawaban yang benar
1. Kehilangan suara : aphonia
2. Berhubungan dengan kantung udara dalam paru : alveolar
3. Insisi pada batang tenggorokan : tracheostomy
4. Penyumbatan arteri oleh benda asing : emboli
5. Kesulitan mengambil nafas : dyspnea
6. Kesulitan berkomunikasi atau menulis : dysphasia
7. Inflamasi pada paranasal sinus : sinusitis
8. Berhubungan dengan diafragma : phrenal
9. Cabang dari bronkus : bronchiolus
10. Keadaan pengeluaran cairan dari hidung : rhinocentesis

VI. Cari ejaan yang salah dan betulkan
Bronchodilator Endotrakeal Rhinoplasty

Dysphasia Bronkoscopic: Thoracentensis:
bronchoscopy thoracocentesis

Emphysema Laryngopharynx Tuberculosis

Exspiration: expiration Pneumoconiosis Ventilatori

SISTEM PENCERNAAN

I. Tulislah, arti dari kata yang digarisbawah berikut.
1. anal : anus
2. cheilitis : bibir
3. cholecystectomy : kandung empedu
4. colitis : usus besar
T e r m i n o l o g i Me d i s | 4

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

5. dehydration : menghilangkan
6. duodenal : duodenum
7. esophageal : esophagus
8. anorexia : nafsu makan
9. hypoglycemia : darah
10. eupepsia : pencernaan, digesti

II. Cari sinonimnya
1. gigi dent/i dent/o odont/o tyr/o
2. empedu bil/i chol/e cholecyst/o col/o
3. mulut cheil/o gloss/o or/o stomat/o
4. lidah gingiv/o gloss/o lingu/o ton/o
5. mulut enter/o gastr/o intestin/o stomat/o
6. ileum enter/o ile/o ili/o -itis
7. anus an/o proct/o rect/o sial/o
8. usus besar col/o gingiv/o ili/o intestin/o
9. intestin enter/o gingiv/o ike/o intestin/o
10. nervo vagus nervan/o or/o vag/o van/o

III. Lengkapilah!
1. Organ internal yang besar disebut hepar
2. Tindakan cuci perut disebut juga gastric lavage
3. Hernia hiatus adalah tipe dari gastro cele
4. Ditemukannya batu dalam kandung kemih atau saluran lain disebut cystolithiasis.
5. Hilangnya selera makan anorexia.
6. Keadaan pengeluaran cairan badan lebih besar daripada pemasukkannya dehydration
7. Muntah berlebihan adalah hyper emesis.
8. Prosedur untuk mengurangi jumlah asam lambung dengan pemotongan saraf
pengaturnya disebut vago tomy.
9. Nama lain gusi adalah gingiv a
10. Penghilangan umbai cacing appendik dinamakan appendec tomy

1V. Pilihlah jawaban yang paling benar
1. Pemeriksaan X-ray pada kandung empedu disebut
a. cholecystectomy b. Cholecystography c. coloscopy d.GI series
2. Berikut ini dihasilkan dari liver :
a. bile b. Bulimia c. cecum d. Saliva
3. Mana yang tidak berhubungan dengan diabetes mellitus :
a. glycosuria b. Hyperglycemia c. jaundice d. Polyuria
4. Seseorang yang ahli di bidang penyakit colon dan anus disebut
a. gastrologist b. Orthodontist c. pedodontist d. Proctologist
5. Berikut ini adalah yang bukan bagian dari usus halus
a. cecum b. Duodenum c. jejenum d. Ileum
6. Cirrhosis adalah penyakit kronik yang terjadi pada
a. kandung empedu b. Liver c. Pankreas d. Perut
7. Terjadinya pembesaran vena di daerah saluran anal dinamakan
a. Hemorrhoids b. Hiatus hernia c. hyperemesis d. peritoneum
8. Berikut ini organ yang tidak terlibat dalam system pencernaan
a. kandung empedu b. Liver c. kelenjar ludah d. Limpa
9. Ilmu tentang perut, usus, dan struktur yang berhubungan disebut
a. gastroenterology c. stomatogastrology
b. Stomatointestinology d.Enterostomatology
T e r m i n o l o g i Me d i s | 5

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

10. Jenis gangguan makan yang bercirikan dengan muntah disebut
a. bulimia c. hyperalimentatation
b. Gastrodynia d. lavage

V. Isilah dengan jawaban yang benar
1. Kadar gula darah yang tinggi : hyperglicemia
2. Inflamasi pada pankreas : pancreotitis
3. Berhubungan dengan perut bagian dalam: endogastric
4. Naiknya urinasu : polyuria
5. X-ray pada saluran empedu: cholangiography
6. Adanya batu dalam sistem ludah: sialolithiasis
7. Kesulitan pencernaan: dyspepsia
8. Ada gula dalam urine: glycosuria
9. Pembuatan lubang buatan pada ileum: ileostomy
10. Berkaitan dengan lidah : lingual / glossal

VI. Cari ejaan yang salah dan betulkan
Yang B :
Alimentary
Amylase
Colostomy
Dysphagia
Esophagitis
Gastroenteritis
Hepatomegaly
Sigmoid
Diuresis
Yang S :
Appendicitis harusnya appendicitis
Diabetus harusnya diabetes
Hypoglossal harusnya hypoglossal


SISTEM URINARY

I. Tulislah arti dari kata yang digarisbawah berikut.
1. Tomography : pemeriksaan / rekaman
2. Peritoneal : terkait dengan
3. Lithotrite : batu
4. Hemodialysis : darah
5. Hematuria : darah
6. Nephrosis : ginjal
7. Renal : ginjal
8. Sonography : suara
9. Urology : urin / saluran urin
10. Anuria : urin

II. cari sinonimnya
1. ginjal kidn/o nephr/o ren/o stom/o
2. urin ureter/o urethr/o ur/o urin/o
T e r m i n o l o g i Me d i s | 6

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

3. urethra ureter/o urethr/o ur/o urin/o
4. albumin alb/o album/o albumin/o urin/o
5. kandung kemih blad/o cyst/o ur/o urin/o
6. glomerolus gloss/o glom/o glomerul/o son/o
7. peritoneum periton/o pyel/o son/o tom/o
8. pelvis ginjal cyst/o nephr/o pyel/o pyr/o
9. ureter ureter/o urethr/o ur/o urin/o

III. Lengkapilah
1. Proses eliminasi sampah metabolisme dari tubuh adalah excretion
2. Operasi pembukaan/pembuatan lubang pada pelvis ginjal adalah pyelostomy
3. Kerusakan dari jaringan ginjal dinamakan nephrosis
4. Difusi darah melewati membran guna memindahkan sampah dan menjaga sistem
keseimbangan disebut hemodialysis
5. Alat yang digunakan untuk menghancurkan batu empedu disebut lithotrite
6. Visualisasi ginjal dengan gelombang ultrasonik disebut nephrosonography
7. Pemerikasaan pelvis ginjal sesudah diberi injeksi medium pengontras disebut
pyelography
8. Sampah metabolisme utama dalam urin orang normal adalah urea
9. Perbesaran salah satu atau kedua ginjal adalah nephromegaly
10. Penghilangan jaringan dari ginjal menggunakan jarum yang ditusukkan melewati kulit
ginjal disebut percutaneous renal biopsy

IV. Pilihlah jawaban yang paling benar

1. Agen yang dapat menyebabkan kenaikan urinasi adalah...
a. dialysis b. Diuresis c. Diuretic d. glomerulus
2. Insisi pada ginjal untuk menghilangkan endapan kapur adalah ...
a. nephrectomy b. nephrolithotomy c. nephrotomy d. nephrotripsy
3. Alat untuk melihat bagian dalam kandung kemih adalah....
a. cystoscope b. cystoscopy c. urethrogram d. urethrography
4. Fungsional unit dalam ginjal dinamakan...
a. glomerulus b. Nephron c. Tubula d. Ureter
5. Tumor yang ditemukan di permukaan mukosa seperti pada kandung kemih adalah sebuah...
a. calculus b. Glomerulus c. Polyp d. Urethra
6. Operasi untuk memperbaiki ureter adalah....
a. ureteropexy b. Urethropexy c. Ureteroplasty d. Urethroplasty
7. Istilah untuk sekresi urin adalah....
a. polyuria b. Pyuria c. Renal failure d. Urinasi
8. Adanya pus dalam urin disebut....
a. albuminuria b. Hematuria c. Pyuria d. Uremia
9. Istilah umum untuk tes laboratorium dari performa urin adalah....
a. dialysis b. Diuresis c. Urinalysis d. Urinase
10. Saluran urin yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih adalah...
a. Glomerulus b. Nephron c. Urethra d. Ureter

V. Isilah dengan jawaban yang benar
1. Berhubungan dengan urethra : urethral
2. Adanya gula dalam urin : glycosuria
3. Perusakan jaringan ginjal : nephrosis
4. Berkaitan dengan ginjal : renal
5. Operasi perbaikan pada ureter : ureteroplasty
T e r m i n o l o g i Me d i s | 7

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

6. Tidak ada/sedikit urin : anuria
7. Membuat lubang pada kandung kemih : cystostomy
8. Inflammasi pada pelvis ginjal : pyelitis
9. Adanya batu pada ginjal : nephrolithiasis
10. Fiksasi pada ginjal : nephropexy

VI. Cari ejaan yang salah dan betulkan
catheterization polycystic urea uremia
incontinence proteinuria urethral urinery (urinary)
nephron sistic (cystic) uretral urology

SISTEM REPRODUKSI

Tulis arti dari kata-kata berikut
1. Nat/I = kelahiran
2. Oophor/o = ovarium
3. Ovar/o = ovarium
4. para = wanita yang bisa melahirkan
5. Ultra- = melebihi atau di atas
6. Uter/o = uterus
7. Vagin/o = vagina
8. Vesic/o = kandung kemih
9. Colp/o = vagina

Tulis bentuk kombinasi dari kata berikut
1. Rectum = rect/o
2. Suara / bunyi = son/o
3. Jaringan uterin = metr/o
4. Tuba falopi = salphing/o
5. Vulva = vulv/o
6. Dinding abdomen = lapar/o
7. Amnion = amni/o
8. Fetus = fet/o
9. Bulan = men/o
10. Racun = tox/o
Lengkapilah
1. Cabang ilmu kesehatan yang mempelajari wanita dari mengandung sampai melahirkan
disebut obstetric
2. Implantasi tidak normal dari ovum terbuahi, yaitu berada di luar uterus disebut
endometriosis pregnancy.
3. Istilah yang berarti sesudah kelahiran adalah post natal.
4. Operasi pengambilan cairan amnion disebut amniocentensis.
5. Fiksasi pada testis disebut orchidopexy.
6. Berada dalam uterus berarti intra uterine.
7. Inflamasi pada dinding dalam uterus disebut endometritis.
T e r m i n o l o g i Me d i s | 8

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

8. Koneksi yang tidak normal antara 2 organ / bagian dinamakan fistul
9. Inflamasi pada genital wanita bagian luar disebut vulvitis
10. Ilmu yang mempelajari organ reproduksi wanita adalah gynecology
Pilihlah jawaban yang paling benar
1. Perdarahan di uterus disembarang waktu di luar waktu menstruasi disebut
a. Amenorrhea
b. Dismenorrhea
c. Menorrhagia
d. Metrorrhagia
2. Hormon yangdibutuhkan untuk perkembangan dan perawatan sifat female sexual
adalah
a. Amnion
b. Estrogen
c. Tetosteron
d. Uterin
3. Mensis adalah sama dengan
a. Kopulasi
b. Menstruasi
c. Fertilasi
d. Ovulasi
4. Wanita yang tidak dapat melahirkan seorang bayi disebut
a. Bipara
b. Nullipara
c. Tripara
d. Inipara
5. Periode dimana terjadi perkembangan embrio menjadi fetus adalah
a. 8 minggu setelah konsepsi
b. 4 minggu setelah fertilisasi
c. 6 minggu setelah fertilisasi
d. 2 minggu setelah konsepsi
6. Lapisan transparan yang melingkupi fetus di rahim adalah
a. Amniocentesis
b. Lapisan amniotic
c. Membran kongenital
d. Membran trisomik
7. Inflamasi pada testikel disebut
a. Urchidectomy
b. Orchitis
c. Prostatitis
d. Testectomy
8. Membran yang memberi makanan pada janin adalah
a. Fistula
b. HCG
c. Ovary
T e r m i n o l o g i Me d i s | 9

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

d. Placenta

9. Operasi menjahit luka operasi pada vas deverens adalah
a. Ductoplasty
b. Ductus venosus
c. Vasectomy
d. Vasorrhaphy
10. Penyakit kelamin yang dicirikan dengan melepuhnya organ genital adalah
a. AIDS
b. Gonorrhea
c. Herpes genitalis
d. Urethritis pria

Tulis bahasa medis dari pertanyaan berikut

1. Insisi abdomen = gastrotomy
2. Berhubungan dengan uterus = uterin
3. Inflamasi pada ovarium = oophoritis
4. Eksisi pada tuba falopi = salphingectomy
5. Berkaitan dengan ovarium = ovarian
6. Rasa sakit ketika menstruasi = dysmenorrhea
7. Prolaps pada uterus = prolaps uteri
8. Operasi perbaikan pada vas deverens =vasoplasty
9. Operasi penghilangan testis = orchidectomy
10. Eksisi pada prostat = prostatectomy


BONUS SOAL-SOAL BU TRI MURTI

Tuliskan pengertian dari kata-kata berikut

1. Pneumocentesis : pengambilan cairan dari paru-paru
2. Orthopnea : kesulitan bernafas pada saat posisi tegak
3. Aphonia : kesulitan bersuara
4. Aphasia : kesulitan berkomunikasi
5. Atelectesis : pelebaran yang tidak sempurna
6. Cholangiography : pemeriksaan pada saluran empedu
7. Nephropexy : pengembalian ginjal pada posisi semula
8. Cistourethrogram : hasil pemeriksaan pada kandung kemih dan ureter
9. Endometriosis : timbulnya jaringan endometrium di luar rahim
10. TURP : menghilangkan bagian kelenjar prostat melalui insisi pada urethral
11. Oophoro salphingo hysterectomy : eksisi pada ovarium, tuba falopi dan rahim
12. Xanthosis : kekuningan
13. Diverticulosis: timbulnya tonjolan pada colon
T e r m i n o l o g i Me d i s | 10

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

14. Lithogenesis : pembentukan batu
15. Myeloencephalitis : inflamasi pada jaringan otak

Tuliskan istilah medisnya

1. Obat yang dapat menyebabkan dilatasi bronkus disebut bronchodilator
2. Inflamasi pada paru dan bronkus : bronchopneumonia
3. Penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan ukuran dan kerusakan pada dinding
alveolus : emphicema
4. Dinding muskuler yang membatasi rongga dada dan abdomen : diafragma
5. Membran yang mengitari paru-paru : pleura
6. Terhentinya aliran nutrisi makanan di usus : enterostasis
7. Ilmu yang mempelajari penyakit pada organ reproduksi wanita : obstetric
8. Pembedahan untuk penghancuran batu : lithectomy
9. Cara untuk membuat lubang ke dalam pelvis ginjal : pyelostomy
10. Pemeriksaan dalam kandung kemih dengan instrumen khusus melalui urethra :
cystoscophy

Tuliskan bentuk kombinasinya

1. Darah -emia hem/o hemat/o -lysis
2. Albumin alb/o album/o albumin/o min/o
3. Payudara blephar/o mamm/o mast/o pyr/o
4. Vagina vagin/o gynec/o colp/o vulv/o
5. Testis orchi/o orchid/o test/o testic/o
6. Hidung alveol/o home/o nas/o rhin/o
7. Paru-paru pneum/o pneumon/o pulm/o pulmon/o
8. Udara pneum/o pneumon/o pulm/o pulmon/o
9. Empedu bil/i chol/e cholecyst/o col/o
10. Kandung kemih blad/o cyst/o ur/o urin/o
11. Ginjal kidn/o nephr/o ren/o stom/o
12. Nervus vagus nervan/o or/o vag/o van/o
13. Mulut enter/o gastr/o intestin/o stomat/o
14. Lidah gingiv/o gloss/o lingu/o ton/o
15. Usus enter/o gastr/o intestin/o stomat/o







T e r m i n o l o g i Me d i s | 11

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

TERMINOLOGI MEDIS
Dra. Tri Murti Andayani, Sp.FRS., Apt
18 Januari 2007


I. Isilah titik-titik di bawah ini dengan huruf di depan jawaban yang sesuai!
1. ( l ) cheil/o a. kandung kemih
2. ( j ) col/o b. testos
3. ( r ) dent/o c. darah
4. ( q ) enter/o d. Uterus
5. ( h ) gastr/o e. Dinding abdomen
6. ( f ) gloss/o f. Lidah
7. ( n ) stomato g. Jaringan uterus
8. ( k ) sial/o h. Lambung
9. ( p ) nas/o i. Cervic
10. ( i ) cervi/o j. Usus besar
11. ( d ) hyster/o k. Kelenjar saliva
12. ( o ) oophor/o l. Bibir
13. ( g ) metr/o m. Suara
14. ( h ) orchid/o n. Mulut
15. ( s ) urethr/o o. Ovarium
16. ( c ) hem/o p. Hidung
17. ( m ) son/o q. Usus
18. ( a ) cyst/o r. Gigi
19. ( t ) pyel/o s. Urethra
20. ( e ) lapar/o t. Piala ginjal

II. Tulislah istilah medis dari pernyataan berikut ini pada titik-titik ynag sudah disediakan!
1. Penyakit batu kandung empedu...cholelithiasis
2. Operasi untuk batu empedu...cholelithotomy
3. Operasi mengeluarkan rahim...hysterectomy
4. Radang paru...pneumonia
5. Terkait dengan jantung dan paru...pneumocardial
6. Pemeriksaan bagian dari larynx...laringoscopy
7. Dilatasi kronik dari bronkus...bronchoectasis
8. Inflamasi dari saluran empedu...cholangitis
9. Fiksasi dari ginjal...nephropexy
10. Nyeri pada saat menstruasi...dysmenorrhea
11. Pemeriksaan X-ray pada kandung mepedu...cholecystography
12. Alat yang digunakn untuk menghilangkan batu...litotrite
13. Herniasi dari lambung...gastrochele
14. Istilah mengeluarkan atau sekresi urin...urinasi
15. Pendarahan dalam paru...hemotoraks

III. Jelaskan arti dari istilah medis di bawah ini!
1. Aphasia : tidak bisa berkomunikasi
2. Hemoptoe : batuk darah
3. Pneumohemotoraks : adanya udara dan darah dalam paru-paru
4. Efusi pleura : pengeluaran cairan dari pleura
5. Enchepalochele : hernia otak
6. Vagotomy : insisi nervus vagus
7. Mastopexy : fiksasi payudara
T e r m i n o l o g i Me d i s | 12

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

8. Nephrolithotomy : insisi batu ginjal
9. Nephroptosis : posisis ginjal menurun
10. Hipoksemia : kekurangan oksigen di dalam darah
11. Colpocervical : berkaitan dengan vagina dan cervic
12. Salphingorrhapy : penjahitan tuba falopii
13. Vasoplasty : perbaikan pembuluh dengan pembedahan
14. Gastroduodenostomi : penyambungan bagian lambung dan duodenum
15. Penyakit celiac : terjadi atropi vili usus halus bagian proksimal





TERMINOLOGI MEDIS
Dra. Fita Rahmawati, Sp.FRS., Apt
4 Januari 2007


A. Pasangkan frase di sebelah kiri dengan kata-kata di sebelah kanan!
1. Hyper- ( k ) a. insisi p. Membran
2. Brady- ( x ) b. inflamasi q. penyakit
3. Dys- ( y ) c. eksisi r. syaraf
4. trypsi ( z ) d. Vena s. batu
5. penia ( h ) e. Otot t. Di bawah normal
6. stomy ( f ) f. Membuat lubang baru u. darah
7. hydro ( l ) g. Mengelilingi v. kulit
8. algia ( o ) h. Kekurangan w. kelenjar
9. itis ( b ) i. Pembuluh darah x. lambat
10. pathy ( q ) j. Insisi y. Kesulitan/gangguan
11. Aden/o ( w ) k. Berlebihan z. operasi untuk menghancurkan
12. Angi/o ( i ) l. Air aa. artery
13. Lip/o ( ) m. Keringat
14. emia ( u ) n. Dilatasi
15. Phleb/o ( d ) o. Nyeri/sakit

B. Lingkarilah jawaban yang tepat, perhatikan bahwa jawaban dapat lebih dari satu!
1. Penyakit berikut merupakan penyakit akibat gangguan imunitas:
a. Dysphagia
b. Systemic lupus erythematosus
c. Aphasia
d. Autoimun hemolytic anemia
2. Preparat antigenic atau antibodi berasal dari hewan atau manusia untuk imunisasi dan
terapi imun disebut:
a. Immunobiological
b. Enzyme immunoassay
c. Immunodeficiency
d. Immunogen
3. Bagian dari antigen yang dapat menginduksi antibodi adalah:
a. Komplemen
b. Epitop
c. Determinan antigen
d. Imunisasi aktif
T e r m i n o l o g i Me d i s | 13

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

4. Penyakit yang berhubungan dengan tulang dan otot:
a. Simple fracture
b. Gout
c. Acute arthritis
d. Ischemia heart disease
5. Deviasi lateral yang cukup besar terhadap garis lurus vertikal pada tulang disebut:
a. Quadriplegia
b. Spinabifida
c. Scoliosis
d. Kyposis
6. Kekurangan kalsium dan vitamin D selama pertumbuhan disebut:
a. Osteomalacia
b. Osteoporosis
c. Calcification
d. Rachitis
7. Sistem sirkulasi meliputi:
a. Tractus digesticus
b. Pembuluh darah
c. Sistem limfatik
d. Muskuloskeletal
8. Gangguan pada jantung yang berupa irregularitas atau hilangnya ritme heart beat disebut:
a. Dysritmia
b. Fibrillation
c. Defibrilator
d. Cardiomegali
9. Gangguan pada jantung berupa adanya formasi jaringan yang mengalami nekrosis akibat
terhalangnya darah karena penyumbatan disebut:
a. Myocardial infarction
b. Myocardial ischemia
c. Congestive heart failure
d. Angiona pectoris
10. Ruangan dalam badan (body cavities) yang termasuk bagian ventral adalah:
a. Cranial
b. Spinal
c. Thoracic
d. Abdominopelvic
11. Kata-kata yang terkait dengan body fluids adalah:
a. Omphalochele
b. Lacrimation
c. Hydropoesis
d. pyotecra



SOAL LATIHAN UJIAN TERMINOLOGI MEDIS

Rabu, 9 Desember 2008

Artikan:
1. Hysteroptosis : prolaps atau turunya uterus.
2. Cholecystectomy : eksisi kandung empedu/ pemotongan (pengambilan sebagian)
T e r m i n o l o g i Me d i s | 14

Pipit, Empank, Umi, Etik P, Tias

3. Diverticulitis : inflamasi pada diverticulum
4. Enterostatis : tersumbatnya atau menyempitnya makanan di usus
5. Aphasia : tidak bisa berkomunikasi
6. Mastectomy : eksisi pada payudara
7. Lithogenesis : pembentukan batu
8. Endometrium : membran bagian dalam dinding rahim
9. Laparohysterectomy : eksisi uterus melewati abdomen
10. Orchidopexy : fiksasi testis (ke tempat semula)
11. Pyelolithotomy : pembedahan untuk batu ginjal
12. Cystouretherogam : hasil pemeriksaan kandung kemih melalui ureter
13. Myeloenchepalitis : inflmasi pada sumsum tulang belakang
14. Psychogenesis : pembentukan kejiwaan
15. Narcolepsy : periode tidur yang berulang
Apa istilah medisnya?
1. Batu pankreas : pancreolithiasis
2. Pencernaan yang baik : eupepsia
3. Inflamasi pada paru dan bronkus : broncopneumonia
4. Cabang kedokteran spesialis perawatan wanita selama hamil dan menyusui : obstretik
5. Cabang kedokteran yang mempelajari fraktur genitelia pria dan traktus wanita : urology
6. Adanya darah pada urine : hematuria
7. Degenaratif pada ginjal yang tidak diikuti inflamasi : nephtosis
8. Pebedahan untuk menghancurkan batu : lithotripsy
9. Timbul sendiri, terjadi tanpa diketahui sebabnya : idiopatik
10. Ilmu yang mempelajari jiwa dan mental seseorang terutama bertalian dengan
kelakuannya : psychology
Cocokkan !
1. Darah : hemat/o; hem/o; -emia
2. Bronkus : bronch/o; bronchi/o
3. Diafragma : phren/o
4. Vagina : colp/o; vagin/o
5. Testis : orchi/o
6. Dada : thorac/o
7. Ovarium : ovar/o; oophor/o
8. Udara : pneum/o; pneumon/o
9. Empedu : bil/i; chol/e
10. Kandung kemih : cyst/o
11. Ginjal : nephr/o; ren/o
12. Nervus vagus : vog/o
13. Mulut : stomach/o
14. Uterus : uret/o
15. Jiwa : psych/o

F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 1

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

Mata kuliah : Farmakokinetik klinik
Dosen : Prof. Lukman Hakim, PhD., Apt.
Tanggal : 20 Juni 2006
Durasi : 120 menit


1. Suatu antibiotik diberikan secara infus intravena dengan kecepatan tetap
(200mg/jam) selama 5 jam kepada subjek dewasa, kemudian infus dihentikan
selama 6 jam. Obat tersebut dibersihkan dengan kecepatan 15 L/jam dari volume
distribusi 50 L.
a. Berapa perkiraan kadar rat-rata obat dalam darah pada keadaan tunak?
b. Berapa kadar obat dalam darah saat infus dihentikan?
c. Berapa kadar obat dalam darah, 6 jam sejak infus dihentikan?
d. Hitunglah loading dose agar kadar antiobiotik kembali mencapai kadar tunak
yang diharapkan?

2. Suatu obat (500 mg) dalam bentuk 100 persen aktif diberikan per oral 4 kali sehari
kepada subjek, dan telah mencapai keadaan tunak. Ternyata subjek merasakan
gejala overdosis, sebab kisar terapeutik obat 2-5 mg/ L. Obat tersebut berhasil
masuk ke dalam sirkulasi sistemik 80 persen dari sediaan. Waktu paro eliminasi
dan kliren obat pada subjek berturut-turut 8 jam dan 10 L/jam.
a. Berapa kadar puncak obat dalam darah ketika terjadi gejala overdosis?
b. Berapa seharusnya dosis maintenance agar kadar puncak obat dalam darah
tep[at pada kadar toksik minimum?
c. Dengan dosis maintenance yang baru (butir b), hitunglah kadar minimum obat
dalam darah.


ANSWER:

1. Diketahui : D = 200 mg, Cl = 15 L/jam , Vd = 50 l
Cl = k. Vd , sehingga K = Cl/ Vd = 15/50 = 0,3

Jawab :

a.


..
.
=
..
.
= 13,33 mg/L.


b.

. 1
.
) = 13,33 . 1
, .
) = 10,35 mg/L.

c.

.
.

= 10,35 .
. .
= 1,72 mg/L.

d.

.
=
.,
.
= 666,5 mg.

F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 2

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

2. D = 500 mg , S = 1, F = 0,8. = 6 jam, t
1/2 el
= 8 jam, Cl = 10 L/jam.
Range terapeutik = 2 5 mg/L
Jawab :
a.


..
.
= =
. , .
.
= 6,66 mg/L.
b.




..
.
=
. .
. ,
= 375 mg.
c.



.
.
= 5 .

.
= 2,97 3 mg.


_____________________________________________________________

Mata kuliah : Farmakokinetik klinik
Dosen : Prof. Lukman Hakim, PhD., Apt.
Tanggal : 04 Januari 2006
Durasi : 90 menit


1. Tablet mengandung aminofilin 250 mg diberikan kepada penderita asma (berat
badan 50 kg) 4 kali sehari selama beberapa hari. Aminofilin mengandung teofilin
80 persen. Dengan ketersediaan hayati 85 persen.
a. Berapa kadar steady-state rata-rata teofilin dalam darah jika kliren teofilin 2,5
L/jam?
b. Ketika pengobatan berlangsung, penderita juga minum obat lain yang
menyebbabkan kenaikan kadar steady-state rata-rata teofilin dalam drah
menjadi 25 mg/L. Berapa klirens teofilin sekarang, njika regimen dosis dan
jenis tablet yang diberikan sama?
c. Dengan perubahan klirens tersebut, berapakah dosis maintenance yang harus
diberikan agar kadar steady-state rata-rata teofilin kembali seperti semula?


2. Cefalexin diberikan secara intravena dengan kecepatan tetap (70 mg/jam) selama
50 jam kepada pasien dengan berat badan 50 kg. Ternyata klirens cefalexin pada
pasien 0,134 L/jam per kilogram berat badan, dan volume distribusi 0,257 L/kg.
Antibiotik tersebut terikat protein plasma 14 %, dengan oral bioavailability 90 %.
a. Berapakah kadar tunak rat-rata cefalexin dalam darh pada jam ke-50?
b. Pemberian infus diteruskan, namun mulai jam ke-50, pasien juga minum
stimulan jantung sehingga kadar tunak rata-rata cefalexin menjadi 8,5 mg/L.
Berapakah harga klirens cefalexin sekarang?
c. Saat ini pasien masih menggunakan stimulan jantung. Jika kadar tunak
cefalexin akan dikembalikan ke harga semula, berapakah besar loading dose
intavena? Berapakah pula dosis maintenance yang harus diberikan untuk
menjaga kadar tunak semula?



F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 3

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

ANSWER:

1. Diketahui : D = 250 mg, BB = 50 kg , = 6 jam, f = 0,85. S = 0,8
Jawab :

a.


..
.
= =
, . , .
. . ,
= 11,3 mg/L.

b.


..
.


25 =
, . , .
.
sehingga diperoleh Cl = 1,13 L/jam.

c .




..
.
=
, ., .
, . ,
= 243,26 mg.

2. Diketahui : D = 70 mg, BB = 50 kg , F = 0,9
Cl = 0,134 l/jam.kg bb = 6,7 L /jam
Vd = 0,257 l /kg bb = 12,85 L

Jawab :

a.


..
.
= =
. , .
.,
= 9,4 mg/L
b.


..
.


8,5 =
. , .
.
sehingga diperoleh Cl = 7,4 L/jam

c.

.
=
,.,,
.,
= 12,85mg.




..
.
=
, . , .
. ,
= 69,98 mg 70 mg.



Mata kuliah : Farmakokinetik klinik
Dosen : Prof. Lukman Hakim, PhD., Apt.
Tanggal : Senin, 27 Juni 2005
Durasi : 120 menit
Sifat Ujian : OPEN BOOK


1. Cefalexin diberikan secara intravena dengan kecepatan tetap (70 mg/jam) selama
50 jam kepada pasien dengan berat badan 50 kg. Ternyata klirens cefalexin pada
pasien 0,134 L/jam per kilogram berat badan, dan volume distribusi 0,257 L/kg.
Antibiotik tersebut terikat protein plasma 14 %, dengan oral bioavailability 90 %.
F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 4

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

a. Berapakah kadar tunak rat-rata cefalexin dalam darh pada jam ke-50?
b. Pemberian infus diteruskan, namun mulai jam ke-50, pasien juga minum
stimulan jantung sehingga kadar tunak rata-rata cefalexin menjadi 8,5 mg/L.
Berapakah harga klirens cefalexin sekarang?
c. Saat ini pasien masih menggunakan stimulan jantung. Jika kadar tunak
cefalexin akan dikembalikan ke harga semula, berapakah besar loading dose
intavena? Berapakah pula dosis maintenance yang harus diberikan untuk
menjaga kadar tunak semula?

2. Sediaan steril furosemid (250 mg/25mL) diinfuskan dengan kecapatan 10 mL/jam
selam 60 menit kepada pasien berat badan 65 kg. Kemudian infus dihentikan,
waktu paro eliminasi furosemid pada pasien 1,5 jam, dan volume distribusinya
200 mL/kgbb.
a. Berapakah kadar furosmid dalam darah pada saat penghentian infus?
b. Berapa lama waktu diperlukan agar kadar furosemid darah tepat mencapai
MEC (1,5 mg/L) ?
c. Jika infus dihentikan selama 6 jam, berapa lama kadar furosemid berada di
bawah MEC? Berapa kadar furosemid darah, 6 jam setelah penghentian infus?

ANSWER:

1. Diketahui : D = 70 mg, BB = 50 kg, S = 1, F = 0,9.
ClR = 134 ml /jam. Kg bb ]= 6,7 L /jam
Vd = 257 ml /kg bb = 12,85 L.
Jawab :

a.


..
.
= =
. , .
.,
= 9,4 mg/L
b.


..
.


8,5 =
. , .
.
sehingga diperoleh Cl = 7,4 L/jam

c.

.
=
,.,,
.,
= 12,85mg.




..
.
=
, . , .
. ,
= 69,98 mg 70 mg.


2. Diketahui : C = 250 mg/25 ml =b 10 mg /ml , sehingga D = 10 mg
R = 10 ml/ jam, BB = 65 kgs,
t1/2 el = 1,5 jam , sehingga : k =
,

/
=
,
,
= 0,62
Vd = 200 ml /kg bb = 13 L , sehingga didapat Cl = k. Vd = 0.62. 13 = 6,006 L/jam.
Jawab :

F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 5

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

a.


..
.
= =
. .
. ,
= 41,6 mg/L.
b.

. 1
.
)

1,5 = 41,6 . 1
, .
) ,sehingga didapatkan t =7,19 jam 7,2 jam.

c.

.
.


1,5 = 41,6 .
, .

,sehingga didapatkan t =7,19 jam 7,2 jam.


. 1
.
),

= 41,6 . 1
, .
= 38,96 mg/L 40 mg/L.



Mata kuliah : Farmakokinetik klinik
Dosen : Prof. Lukman Hakim, PhD., Apt.
Tanggal : Rabu, 15 Juni 2005
Durasi : 120 menit
Sifat Ujian : OPEN BOOK


1. Jelaskan dengan singkat, mengapa harga MEC dan MTC obat bisa berbeda antar-
pasien?
2. Penderita sesak nafas, berat badan 60 kg, akan diberi sediaan aminofilin per oral.
Ktersediaan hayati obat tersebut sempurna (100%), dan teofilin terdistribusi ke
dalam volume 0,5 L/kgbb, dibersihkan dengan kecepatan 40 mL/jam per kg bb
pada pasien tersebut.
a. Sudah dua hari ini pasien tidak minum aminofilin. Berapakah besar loading
dose agar tercapai kadar teofilin dalam darah 10 mg/L?
b. Jika aminofilin akan diberikan tiap 8 jam, berapakah besar maintenance dose
agar kadar teofilin dalam darah terjaga 10 mg/L ?
c. Setelah tiga hari minum aminofilin, ternyata pasien masih sesak nafas. Jika
kadar teofilin darah akan dinaikkan menjadi (dan dijaga pada) 15 mg/L,
berapakah besar loading dan maintenance doses aminofilin?
3. Tablet diklofenak natrium 50 mg akan diberikan tiap 6 jam kepada pasien
inflamasi. Kadar minimum diklofenak dalam darah setelah pemberian pertama
sebesar 1,4 mg/L., sedangkan kadar minimumnya pada keadaan tunak sebesar 4,2
mg/L., kadar tunak rata-rata diklofenak ternyata 10 mg/L. Berat atom Na
diabaikan. Ketersediaan hayati diklofenak 50 %.
a. Hitunglah harga kliren, volume distribusi dan waktu-paro eliminasi dikofenak
pada pasien tersebut?
b. Harga kliren diklofenak pada orang sehat ternayat 15 L/jam. Jelaskan dengan
singkat pendapat saudara, mengapa harga kliren pasien sangat rendah?



F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 6

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

ANSWERS:

1. Kenapa MEC dan MTC berbeda antar-pasien?
Daerah antara MEC dan MTC merupakan daerah kisar terapeutik. Kisar terapeutik
sifatnya tidak absolut untuk setiap orang karena tergantung dari variabel internal
dan eksternal masing2. Kisar terapeutik hanya digunakan sebagai panduan awal
dalam penentuan dosis, setelah penentuan dosis maka dilakukan monitoring
terhadap efek obat bagi pasien, sehingga dari perkembangan penyakit dapat
diambil keputusan bahwa pengobatan harus dilanjutkan, dikurangi atau bahkan
dihentikan. So dengan kata lain, dalam pengobatan/ penanganan pasien bersifat
individual.
1. Variabel internal
a. Usia
b. Berat badan
c. Sex dan kehamilan
d. Penyakit dan ADME
e. Genetik
f. Ras

2. Variabel eksternal
a. Obat (sintetik, obat bahan alam = OBA, obat tradisional = OT)
b. Makanan
c. Minuman
d. Polutan ( industri, asap, kendaraan dan rokok)
e. Diurnal ( siang / malam)
f. lingkungan

2. Diketahui : BB = 60 kg, F = 1 , S = 0,8. = 8 jam
Vd = 0,5 L/kg bb = 30 L
Cl = 40 ml/jam. Kg bb = 2,4 L/jam
Jawab :

a.

.
=
.
, .
= 375 mg.

b.

. .
.
=
. , .
, .
= 240 mg.

c.

.
=
.
, .
= 187,5 mg.

. .
.
=
. , .
, .
= 360 mg.


SEKIAN... XIE XIE...
F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 7

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS


Sorry, sorry karena aku gak donk tentang Farmakokinetika klinik, jadi gak bisa milah-milih.
Biar aman tak kopi paste aja lah.

Tambahan dari PS (20 Juni 2006)
1. Suatu antibiotik diberikan secara infus intravena dengan kecepatan tetap (200
mg/jam) selama 5 jam kepada subyek dewasa, kemudian infus dihentikan selama
6 jam. Obat tersebut dibersihkan dengan kecepatan 15 l/jam dari volume
distribusi 50 L.
a. berapa perkiraan kadar rata-rata obat dalam darah pada keadaan
tunak?
b. Berapa kadar obat dalam darah saat infus dihentikan?
c. Berapa kadar obat dalam darah, 6 jam sejak infus dihentikan?
d. Hitunglah loading dose agar kadar antibiotik kembali mencapai kadar
tunak yang diharapkan?
2. Suatu obat (500 mg) dalam bentuk 100 % aktif diberikan per oral 4 kali sehari
kepada subyek, dan telah mencapai keadaan tunak. Ternyata subyek merasakan
gejala over dosis, sebab kisaran terapetik obat 2-5 mg/L. obat tersebut berhasil
masuk ke dalam sirkulasi sistemik 80 % dari sediaan. T
1/2
el= 8 jam, Cl = 10 L/jam.
a. Barapa kadar puncak obat dalam darah ketika terjadi gejala OD?
b. Berapa seharusnya dosis maintenance agar kadar puncak obat dalam darah
tepat pada kadar toksik minimum?
c. Dengan dosis maintenance yang baru (butir b), hirunglah kadar minimum obat
dalam darah.


Jawab:
1 . Diketahui
R = 200mg/jam
t = 5 jam
t
stop
= 6 jam
Cl = 15 L/jam
Vd = 50 L
a. Cp
ss
ave
= S x F x Do
x Cl
= 1 x 1 x 200 mg
15 L/jam x 1 jam
= 13,33 mg/L
b. Kemudian infus dihentikan 5 jam
K = Cl : Vd
= 15 L/jam : 50 L
= 0,3 jam
-1

Cp ( 5 jam) = Cp
ss
ave
x ( 1 e
-k x t
)
= 13,33 mg/L x (1 e
-0,3/ jam x 5 jam
)
= 13,33 mg/L x (1-0,22)
F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 8

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

= 13,33 mg/L x 0,78
= 10,36 mg/L
c. Kadar infus setelah 6 jam dihentikan
Cp (6 jam) = Cp (5 jam) x e
-k x t
= 10,36 mg/L x e
-0,3/ jam x 6 jam

= 10,56 mg/L x 0,16
= 1,71 mg/L

d. Loading dose (DL) supaya kadar menjadi 13,33 mg
DL = Vd ( Cp target Cp awal)
S x F
= 50 L ( 13,33 mg 1,71 mg)
1 x 1
= 581 mg

2. . Diketahui
D = 500mg (100 % aktif) p.o
= 6 jam
rentang terapi = 2 5 mg/L
F = 0,8
t
1/2el
= 8 jam
Cl = 10 L/jam

K = 0,693
t
1/2el
= 0,693
8 jam
= 0,09 jam
-1
Vd = Cl : K
= 10 L/jam : 0,09 jam
-1
= 111,11 L

Cp
ss
max
= S x F x D
Vd x (1 e
-k x
)

= 1 x 0,8 x 500 mg
111,11 L x (1 e
-0,09 jam-1 x 6 jam
)
= 8,63 mg/L






F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 9

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

Ini soal yang Cuma ngedit angka-angkanya aja, saking sibuknya bapak dosen kita (2 Juli
2007)

1. Suatu antibiotik diberikan secara infus intravena dengan kecepatan tetap (200
mg/jam) selama 15 jam kepada subyek dewasa, kemudian infus dihentikan selama
6 jam. Obat tersebut dibersihkan dengan kecepatan 12 l/jam dari volume
distribusi 45 L.
a. berapa perkiraan kadar rata-rata obat dalam darah pada keadaan
tunak?
b. Berapa kadar obat dalam darah saat infus dihentikan?
c. Berapa kadar obat dalam darah, 6 jam sejak infus dihentikan?
d. Hitunglah loading dose agar kadar antibiotik kembali mencapai kadar
tunak yang diharapkan?

2. Suatu obat (600 mg) dalam bentuk 100 % aktif diberikan per oral 4 kali sehari
kepada subyek, dan telah mencapai keadaan tunak. Ternyata subyek merasakan
gejala over dosis, sebab kisaran terapetik obat 2-5 mg/L. obat tersebut berhasil
masuk ke dalam sirkulasi sistemik 80 % dari sediaan. T
1/2
el= 8,5 jam, Cl = 12 L/jam.
a. Barapa kadar puncak obat dalam darah ketika terjadi gejala OD?
b. Berapa seharusnya dosis maintenance agar kadar puncak obat dalam darah
tepat pada kadar toksik minimum?
c. Dengan dosis maintenance yang baru (butir b), hirunglah kadar minimum obat
dalam darah.

Kinetik klinik (15 Juni 2005)

1.
Jelaskan dengan singkat, mengapa harga MEC dan MTC obat bias berbeda antar
pasien?

2.
Penderita sesak nafas, bb 60 kg, akan diberi sediaan aminofilin per oral.
Ketersediaan hayati obat tersebut sempurna (100%), dan teofilin terdistribusi ke
dalam volume 0,5 L/kgbb, dibersihkan dengan kecepatan 40 ml/jam per kgbb pada
pasien tersebut.

a.
Sudah 2 hari ini pasien tidak minum teofilin. Berapakah besar loading dose
agar tercapai kadar teofilin dalam darah 10mg/ L?

b.
Jika aminofilin akan diberikan tiap 8 jam, berapakah besar maintenance dose
agar kadar teofilin dalam darah terjaga 10mg/ L?

c.
Setelah 3 hari minum aminofilin, ternyata pasien masih sesak nafas. Jika kadar
teofilin darah akan dinaikkan menjadi (dan dijaga pada) 15mg/ L?, berapakah
besar loading dan maintenance dose aminofilin?

3.
Tablet diklofenak natrium 50 mg akan diberikan tiap 6 jam kepada pasien
inflamasi. Kadar inimum dikolofenak dalam darah setelah pemberian pertama
sebesar 1,4 mg/L. Sedangkan kadar minimumnya pada keadaan tunak sebesar 4.2
mg/L. Kadar tunak rata2 diklofenak ternyata 10mg/L. Berat atom Na diabaikan.
Ketersediaan hayati diklofenak 50%.

F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 10

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

a. Hitung harga kliren, VD, dan waktu paro elimnasi diklofenak pada pasien
tersebut?

b. Harga kliren diklofenak pada orang sehat ternyata 15L/jam. Jelaskan dengan
singkat pendapat saudara, mengapa harga kliren pasien sangat rendah?


Jawab:
1. Harga MEC dan MTC obat antarpasien dapat berbeda hal ini dipengaruhi oleh
2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal misalnya usia, jenis
kelamin, berat badan, kehamilan, genetik, ras dan subras dan penyakit ginjal,
liver, gastrointestinal, kardiovaskuler. Sedangkan faktor eksternal misalnya
obat (sintetik dan traditional), makanan, minuman, polutan, atitude dan
diurnal. Kedua faktor tersebut mempengaruhi pasien tidak sama, perbedaan
tersebut akan mempengaruhi sistem biologi yang pada akhirnya akan
mempengaruhi sistem farmakokinetik dan farmakodinamik (ADME).
Perubahan kedua profil akan menyebabakan perubahan kadar MEC dan MTC
dari suatu obat, dimana pasien yang satu dengan yang lainnya akan berbeda
tingkat dan jumlah perubahannya.

2. Diketahui

BB = 60 kg
VD = 0.5 L/kgBB = 30 L
F = 1
Cl = 40 ml/jam per kg BB
= 40 ml/ jam per kg BB x 60 kg
= 2400 ml/jam= 2.4 L/jam

a. Cp =10 mg/ L, S= bentuk garam dari obat=0.8
Karena 2 hari tidak minum obat ,maka:
DL = Vd x Cp = 0.5 L/ kg BB x 60 kg x 10 mg/L = 375 mg
S x F 0.8 X 1

b. = 6 jam Cp
ss
ave
= 10 mg/ L

DM = Cp
ss
ave
x Cl x = 10 mg/L x 2.4 L/jam x 8jam = 240 mg
S x F 0.8 X 1

c. Dosis dinaikkan dan dijaga pada kadar 15 mg/ L
Cp yang dikehendaki = 15 mg/L dan Cp
ss
ave
= 15 mg/ L


DL = Vd ( Cp target Cp awal)
S x F
= 30 L ( 15 mg/ L 10 mg/ L)
0.8 x 1
F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 11

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

= 187,5 mg

DM = Cp
ss
ave
x Cl x = 15 mg/L x 2.4 L/jam x 8jam = 360 mg
S x F 0.8 X 1

3.Diketahui :
D = 50 mg
= 6 jam
Cp
min
setelah pemberian pertama = 1.4 mg/L
Cp
ss
ave
= 10 mg/L
Cp
ss
min
= 4.2 mg/ L
F = 0.25
a. R = Cp
ss
min

Cp
min
= 4.2 mg/L = 3
1.4 mg/L


T
1/2
eliminasi= x ln 0,5 = 6 jam x ln 0,5 = 10,37 jam
Ln (1-1/R Ln (1-1/3)

K = 0.693 = 0.07/jam
T
1/2



CL = S x F x Do
x Cp
ss
av

= 1 x 0.5 x 50 mg
1 jam x 10 mg/L
= 0.417 L/ jam
Vd= Cl / k = 6.13 L


b. CL pada pasien lebih rendah dibanding Cl normal hal ini karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti Body Surface Area, ikatan protein-obat-plasma, rasio
ekstraksi hepatik, fungsi liver dan ginjal dan cardiac output pasien. Adanya
ketidaknormalan pada faktor-faktor tersebut akan dapat merubah nilai Cl, pasien

SOAL LAGI (23 Januari 2007)

1. Produk slow release peroral, melepas bahan obat secara konstan selama 24 jam,
dengan kecepatan 50 mg/jam, pada sekelompok subyek uji. Obat tersebut
mengandung bahan aktin aktif 0.7 dengan BA per oral 0.8 dan mempunyai
efektivitas terapetik pada kisar 5.6-15.2 mg/ L. Jika kecepatan eliminasi obat 0,25
per jam dan distribusi obat di dalam tubuh sebesar 10 L.
F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 12

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

a. Kapan bahan aktif produk tsb sejak pemberian, tepat mencapai nilai ambang efek
(MEC)?
b. Berapakh kadar tunak rata-rata bahan aktif dalam darah?
c. Setelah bahan aktif mencapai kadar tunak, berapa lama bahan aktif turun
mencapai MEC?


Jawab:
Diketahui
S= 0.7
F= 0.8
T
1/2 =
0.693/K =2.772 jam
VD= 10 L CL= K x VD = 0.25 x 10 =2.5 L/jam
a. Cp
MEC
= S x F x D x (1 e
-k x t
)
Cl


5.6 = 0.7 x 0.8 x 1500 x (1 e
-k x t
)
2.5

T= 0.1 jam
b. Cp
ss
= S x F x Do
x Cl
= 840
1 x2.5
= 336 mg

c. Cp
MEC
= Cp
ss
ave
x e
-k x t

5..6 = 336 x e
-k x t
t = 16 jam
Kesimpulan dosis obat perlu diturunkan karena Cpss mencapai MTC.

2. Suatu antibiotik diberikan secara iv dengan kecepatan 50 mg/jam kepada subjek
uji selama 72 jam. Alu infus dihentikan. Diketahui waktu paro eliminasi obat 4 jam,
Vd 10 L dan antibiotik mengandung bahan aktif 80% (BA per oral 50%).
a. Kapan entibiotik tsb sejak pemberian, tepat mencapai nilai ambang toksik
(MTC = 23 mg/L)
b. Berapa lama waktu yang diperlukan (sejak infus dihentika), agar kadar
antibiotik dalam darah mencapai nilai MIC (11,54 mg/L).

SOAL PAK DJOKO dan LUKMAN (9 Januari 2008)

1. Pasien RH (BB 70 kg, 53 th) terlihat shock karena menderita asma bronkhiale di
emergency room. Pengobatan segera akan dilakukan dengan injeksi bolus i.v. aminofilin.
Kadar teofilin dalam darah yang diinginkan adalah antara 5 20 mg/l. Tentukan dosis
inisial yang diperlukan agar kadar teofilin da;am darah 8,0 mg/L segera tercapai.
F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 13

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

Jika kadar tersebut ingin dipertahankan maka perlu pemberian invus i.v. dengan
kecepatan berapa? (t 1/2 teofilin rata-rata pada populasi normal = 8,3 jam, Vd = 0,45 /kg
BB).
Aminofilin terdiri dari etilen diamin 15% dan teofilin 85%. Tetapi ternyata setelah 2 jam
infus, pasien tersebut masih shock, dan kemdian kadar teofilin dalam darah ditetapkan,
besarnya hanya 4,2 mg/L.
Tindakan apa yang harus dilakukan agar terapi tetap efektif?

2. Sedang didesain suatu tablet yang akan mengandung obat 80% aktif dan akan diberikan
subyek (BB rata-rata 50 kg) selama beberap hari. Dari pustaka diketahui: kisar terapetik
obat 10-20 mg/L, Cl 0,7 L/jam, Vd 0,2 L/kg BB, dan BA 80%. Obat tsb diabsotpsi sangat
cepat dari GI.
a. Berapakah dosis dan interval pemberian tablet, agar fluktuasi kadar obat di dalam
darah tepat pada batas kisar terapetik
b. Dari regimen dosis yang saudara peroleh, berapkah kadar obat rata-rata dalam
darah?
c. Berapa seharusnya besar dosis, jika dikehendaki interval pemberian tiap 12 jam, agar
kadar maksimum tepat pada batas KTM?


16 Juni 2008

1. Seorang subyek dewasa minum sediaan lepas terkontrol yang mengandung antibiotik
dalam bentuk ester 400 mg. Sediaan tsb melepas obat dengan kecepatan tetap (80
mg/jam). Obat tsb dibersihkan dengan kecepatan 3 L/jam dari Vd 10 L. Fraksi dosis obat
yang terabsorpsi sebesar 0,20; BA po 0,85 dan bentuk aktif antibiotik 0,80.
a. Gambarlah kurva kadar obat dalam darah terhadap waktu?
b. Berapa perkiraan kadar obat dalam darah, 5 jam setelah diminum?
c. Berapa kadar obat dalam darah, 6 jam sejak obat dalam keadaan habis?
d. Jika MIC
90
terhadap mikroba 2,32 g/ml, berapa kali seharusnya sediaan antibiotik
diberikan kepada subjek? Jelaskan dengan hitungan.

2. Tablet mengandung obat dalam bentuk garam diberikan setiap 8 jam selama 2 minggu
kepada subjek (50 kg). Satu minggu sejak pemberian obat, kadar maksimum dan
minimum obat dalam darah berturut-turut 18,0 dan 9,0 mg/L. BA po 80%, bahan aktif
0,80 dan kadar puncak obat dicapai 1 jam setelah minum tablet. Vd obat 0,5 L/kg BB.
a. Gambarlah kurva kadar obat dalam darah terhadap waktu, 1 minggu sejak pemberian
tablet yang pertama
b. Berapakah waktu paro eliminasi dan klirens obat pada subjek?
c. Hitunglah dosis maintenance obat.

9 Januari 2007

1. Dua produk slow-release po, masing-masing melepas bahan aktif secara konstan selama
24 jam, produk A dengan kecepatan 25 mg/jam dan produk B 75 mg/jam, pada
sekelompok subjek uji (rancangan uji pola silang). Obat tsb mengandung bahan aktif 80%,
dengan BA po 70%, dan mempunyai efektivitas terapeik pada kisar 10-20 mg/L. Jika
kecepatan eliminasi obat 0,1733 per jam, dan distribusi obat di dalam tubuh sebesar 15 L,
F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 14

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

a. Produk manakah yanga bahan aktifnya berhasil masuk ke dalam kisar terapetik?
Jelaskan dengan perhitungan.
b. Kapan bahan aktif produk tsb setelah pemberian, tepat mencapai nilai ambang efek
(MEC)?
c. Berapakah kadar tunak rata-rata bahan aktif (dari produk A dan B) dalam darah?

2. Suatu antibiotik diberikan secara infus iv dengan kecepatan 100 mg/jam kepada subjek uji
selama 48 jam. Lalu infus dihentikan. Diketahui, waktu pro eliminsi obat 5 jam, Vd 15 L,
dan antibiotik mengandung bahan aktif 60% (BA po 70%).
Pertanyaan: berapa lama waktu yang diperlukan( setelah infus dihentikan) agar kadar
antibiotik dalam darah mencapai nilai MIC (14,43 mg/L).


18 Juni 2007


1. Dari pustaka diperoleh bahwa farmakokinetik metrodinazol pada manusia: waktu paro
eliminasi 8 jam, Vd 0,75 L/kg BB, BA 80%, ikatan protein 15%. Data farmakodinamik,
diketahui MIC berkisae antara 1- 8 g/mL. Regimen dosis metrodinazol yang selama ini
digunakan untuk terapi adalah 250 mg po, 3 x sehari.
a. Berilah ulasan berdasarkan hitungan, apakah regimen dosis metrodinazol sudah
tepat?
b. Berilah saran, berapakah sebaiknya regimen dosis metrodinazol?

2. Kapsul tetraiklin HCl 250 mg diberikan tiap 6 jam selama 7 hari kepada subjek (65 kg).
Pada akhir pemberian obat diperoleh kadar maksimum dan minimum tertarasiklin dalam
darah berturut-turut adlah 7,2 dan 4,6 mg/L. Anribiotik tsb mencapai kadar maksimum 1
jam setelah pemberian; BA 80%. Bentuk aktif tetrasiklin sebesar 0,90.
a. Berapa harga klirens, Vd dan waktu paro eliminasi tetrasiklin pada subjek tsb?
b. Berapa kadar tunak rata-rata teeetrasiklin dalam darah?
c. Jia MIC 0,5-10 mg/L, bagaimana kondisi klinik subjek pada hari ke-7?


OPEN BOOK

Mau nyoba soal CCP?

1. Seorang pasien pria (50 th, BB 60 kg, 165 cm) menderita CHF, akan mendapat tablet
digoksin tiap 24 jam. Kadar serum kreatinin ternyata 1,05 mg/dL. BA po digoksin 80%
(diasumsikan, seluruh bahan aktif obat dapat terlepas dari matriks tablet), dan
terdistribusi ke dalam volume 7,3 L/kg. Diasumsikan, pasien taat minum obat dan tepat
waktu.
a. Hitunglah besar dosis muatan dan dosis maintenance digoksin agar tercapai kadar
tunak rata-rata dalam darah 1,5 g/L.
b. Jika kemudian pasien juga minum amiodaron beberapa hari, hitunglah besar dosis
muatan dan dosis maintenace digoksin agar tercapai kadar tunak rata-rata dalam
darah 1,5 g/L.

F a r m a k o k i n e t i k a K l i n i k | 15

Isa, Slamet, PS, BB, Tanti Kebumen, Tanti PNS

2. Seorang wanita (50 th, BB 63 kg, 164 cm) penderita asma yang juga menderita cithosis
hepatikus, akan mendapat terapi aminofilin 300 mg po, 3 tablet sehari, seabanyak 21
tablet. Aminofilin mengandung bahan aktif 80% dengan BA 100%. Diasumsikan pasien
taat minum obat dan tepat waktu. Vd dan waktu paro eliminasi teofilin pada pasien,
berturut-turut adalah 0,5 L/kg dan 6,93 jam.
a. Hirunglah kadar teofilin dalam darah rata-rata pada keadaan tunak?
b. Hitung kadar maksimum dan minimum teofiilin dalam darah pada keadaan tunak.
c. Setelah pasien minum tablet terakhir, hitung kadar teofilin dalam darah 8 jam
kemudian.

3. Seorang pasien dewasa (58 th, 75 kg) mendapat terapi anribiotik secara infus iv. Waktu
paro antibiotik rsb adalah 8 jam dan Vd 1,5 L/Kg BB. Obat tsb dikemas dalam botol infu 60
ml dengan kadar 15 mg/ml. Konsentrasi terapetik yang dikehendaki adalah 20 g/ml
(rentang terapetiknya adalah 10 -40 g/,l). Gejala-gejala toksik berupa mual, pusing, dan
muntah mulai terlihat apabila konsentrasi obat tsb sebesar 40 g/ml.
a. Berapakah kecepatan infus yang harus diberikan (dalam tetes per menit) jika
diketahuibahwa 1 ml = 20 tetes.
b. Berapa besar dosis muatan yang adanda rekomendasikan? Kapankah dosis muatan
tsb diberikan dan pemberiannya melalui apa?
c. Dokter memberikan rekomedasi bahwa kecepatan infus yang diberikan adalah
sebesar 25 ml/jam. Stujukah Anda, berikan alasannya.
d. Berdasarkan hasil monitoring 4 jam setelah infus dimulai, ditemukan kadar obat tsb
45 g/ml. Apakh perlu perubahan kecepatan infus yang diberikan? (konsentrasi
terapetik yang diharapkan tetap), apakah dosis muatan kedua perlu diberikan
kembali? Berikan alasan saudara.

Wo, saya yang ngetik soal aja mbayanginnya ja ngeri. Mainannya mikro lagi, duh pasien
kayak mana ini?


F a r m a s i I n d u s t r i | 1

Moko, Rizal, Ilyas, Ando, Dodi

FARMASI INDUSTRI
Drs. Mufrod, M.Sc., Apt

Review materi:
1. Validasi
2. Tujuan validasi dan kontrol
3. Validasi proses
4. Objek validasi (oersoel)
5. Validasi oven, otoklaf dan filtrasi
6. Validasi etilen oksid, sediaan steril, dan sediaan padat
7. Pendahuluan CPOB
8. CPOB (istilah umum)
9. Personalia
10. Produksi
11. QC dan QA

Sorry teman-teman, untuk soal-soal Pak Mufrod yang dihadirkan soal JADUL semua. Ya Gimana, orang gak
ada soal update-nya. Dan, semua jawaban hanya diketik ulang dari kumpulan soal yang udah beredar. Jadi
sangat perlu banget dikaji ulang. Oke.

20 Januari 2001

1. Jelaskan alasan perlunya dilakukan validasi di industri farmasi.
2. Bila suatu industri farmasi memproduksi sediaan injeksi perlu dilakukan validasi. Sebutkan
jenis validasi yang digunakan dan jelaskan alasan mengapa jenis validasi tersebut yang
digunakan.
3. a. Berikan penjelasan mengapa perlu dilakukan vaidasi ulang?
b. Kapan validasi ulang dilakukan?
4. Industri farmasi PT Gajah Farma memproduksi sediaan tablet parasetamol yang dibuat
secara cetak langsung dengan formula (setiap tablet) sbb:
R/ Parasetamol 300 mg
Mycrocrystaline cellulose (MCC) 100 mg
Magnesium stearate 2 mg
Terangkan macam parameter kritis yang perlu diidentifikasi beserta cara ujinya selama
proses pembuatan tablet tsb yang dibuat dengan mesin tablet KORSCH PH 106.

Jawaban:
1. Validasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap proses,
bahan atau bahan baku, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang
dipergunakan dalam produksi atau pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang
diinginkan.
Mengapa perlu dilakukan validasi? Agar senantiasa mencapai hasil yang diinginkan. Selain
itu juga:
F a r m a s i I n d u s t r i | 2

Moko, Rizal, Ilyas, Ando, Dodi

- Untuk memenuhi PP sesuai SK Menkes No. 43/Menkes/SK/II/1988.
- Menjamin mutu obat karena suatu proses yang sudah diphamai disertai pengawasan
yang memadai meyakinkan kita kan mutu produk yang dihasilkan.
- Peningkatan percaya diri dan kpecayaan konsumen.
- Menigkatkan efektivitas produksi sehigga akan mengurangi atau menghindarkan
biaya yang tidak perlu karena internal failure (kegagalan dalam pabrik) dan external
failure (keaggalan di luar pabrik).
- Meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

Dengan dilakukannya validasi maka perusahaan akan mendaptkan keuntungan berupa:
- Regulatory compliance
- Minimize corporate product facility risk
- Maximize yield
- Maximize product
- Minimize reject
- Minimize rework
- Minimize compliants
- Reduce unit costs
- Reduce testing requirements
- Reduce new facility/process start up time.
Note:
- Internal failure: pengolahan ulang, penolakan produk dan produk yang yterbuang.
- External failure: keluhan, penarikan kembali dan obat kembalian.

2. Sediaan injeksi adalah suatu sediaan steril maka validasi yang digunakan adalah validasi
proses. Untuk kasus sediaan steril, cara klasik dengan melakukan uji sterilitas dari produk
akhir adalah merupakan data yang tidak dapat diterima utuk menjamin sterilitas dari
produk dalam satu batch, sedangkan dengan melakukan validasi proses pada tahap-tahap
kritis dari proses poduksi secara maksimal akan menjamin mutu produk yang dihasilkan.
3. Validasi ulang dilakukan agar tetap dihasilkan hasil yang diharapkan walaupun terjadi
perubahan dalam proses, spesifikasi bahan, alat dan lain-lain. Secara berkala data
produksi dievaluasi untuk menetukan perlu aatau tidaknya diulang. Validasi dilakukan 2
tahun sekali bila tidak ada perubahan pada 3 batch terakhir.
4. Bila terjadi perubahan, misal:
- Dalam proses: granulasi basah diubah menjadi cetak langsung maka perlu dilakukan
validasi untuk cetak langsung.
- Spesifikasi bahan berubah: sebelumnya memaki prednison impor dari negara X,
sedangkan sekarang dari negara yang lain.
- Alat: kapasitas alat berubah, kita mempunyai alat dengan kapasitas 50 kg tapi karena
ingin meningkatkan kapasitas, maka kita membeli alat dengan kapasitas lebih tinggi;
spesifikasi alat berubah.
- Perubahan sitem atau prosedur
- Pemindahan peralatan karena terjadi pindah gedung atau bangunan.
- Perbaikan besar, mesin-mesin berat dibersihkan total sehingga perlu divalidasi ulang.
F a r m a s i I n d u s t r i | 3

Moko, Rizal, Ilyas, Ando, Dodi

- Suhu sterilisasi berubah
5. Aku belum tahu ...............

SOAL KETIKAN ILYAS

1. Validasi terhadap bahan, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme dalam
produksi dan pengemasan dilakukan untuk ?

Jawab:
a. Mengidentifikasi parameter proses yang kritis
b. Menetepkan batas toleransi yang dapat diterima (acceptable criteria) dari masing-masing
parameter kritis
c. Memberi cara atau meteode pengawasan terhadap parameter proses yang kritis

2. Apa yang harus dilakukan untuk menguji kelaikan mesin tablet baru sehingga dapat digunakan
untuk produksi?

Jawab:
Melakukan validasi berupa kelaikan instalansi (IQ), kelaikan operasional (OQ), dan kelaikan kerja
(PQ)
1. Kelaikan instalansi (Installation qualification / IQ)
a. Memastikan bahwa sistem atau peralatan telah dipasang sesuai rencana design dan
spesifikasi.
b. Melakukan kalibrasi peralatan dan instrumen.
c. Pekerjaan dilakukan selama konstruksi sedang berjalan
d. Beberapa sistem tertentu harus dibuktikan dapat beroperasi dengan baik sesuai
basic dan spesifikasi.

Pengecekan IQ:
Identifikasi kemasan: packing dll
Kalibrasi
Instalansi
Dokumentasi konstruksi
Spesifikasi
Pemeriksaan instalansi terpasang
Peninjauan sarana penunjang

2. Kelaikan Operasi (Operational Qualifucation / OQ)
a. Memastikan bahwa sistem atau peralatan telah dipasang sesuai rencana design
dan spesifikasi.
b. Kelaikan operasional terlaksana setelah kelaikan instalansi
c. Kelaikan operasional dapat dilaksanakan sebagai bagian dari operasi awal
(dibutuhkan pelatihan dan koordinasi penjadwalan)
d. Diulang sampai 3 kali secara berurutan.

Pengecekan OQ:
Batas/ limit yang masih dapat disetujui (proven acceptable-PAR)
Parameter dan batas / limit aktivitas (SOP)
Menetukan limit spesifikasi (Set normal range)

F a r m a s i I n d u s t r i | 4

Moko, Rizal, Ilyas, Ando, Dodi

3. Kelaikan kinerja (Performance Qualification/ PQ)
a. Pastikan bahwa sistem atau peralatan yang digunkan sesuia dengan yang
diharapkan dan ditentukan
b. Pada umumnya pelaksanaan dilakukan dengan plasebo
c. Khususnya untuk produk yang tidak dapat dikorbankan atau yang harus dilakukan
brulang-ulang.
d. Kondisi harus dilakukan seperti pada validasi produk
e. Diulang sampai 3 kali secara berurutan

Pengecekan PQ:
Kesinambungan operasi dan fungsinya
Dapat diulang kembali (reapetability)
Pemastian dalam kondisi yang sama, mutu produk dan spesifikasi obat dapat
terwujud

3. Untuk mengevaluasi prosedur kerja pembuatan sediaan yang sejak lama telah diproduksi team
akan melakukan validasi retrospektif. Saudara diminta untuk melakukan validasi tersebut??

Jawab:
Validasi retrospektif (retrospective validation) adalah validasi berdasarkan data otentik yang
diperoleh dan dikumpulkan proses yang sudah (lama) berlaku atau beredar dan dinilai melalui
prinsip statistik.

a. Langkah pertama yang dilakukan adalah mempelajari laporan singkat semua perubahan
cara manufaktur yang pernah dilakukan beserta alasan-alasan untuk melakukan perubahan
produk tersebut. Produk yang tidak menunjukkan adanya perubahan dan selalu satbil
merupakan calon utama untuk dipilih.
b. Langkah kedua ialah memilih produk perubahan cara produksinya baru saja
diimplementasikan yaitu 20 batch terakhir. Harus dilakukan penilain apakah ada dampak
potensial dari perubahan tersebut pada kinerja produk.
c. Langkah ketiga yang merupakan langkah terakhir adalah mengidentifikasi produk yang
tidak akan dilanjutkan lagi karena pertimbangan pemasaran yang tidak begitu baik,
pertimbangan peraturan dan perundang-undangan dan atau produk yang akan reformulasi.


4. Suatu sediaan parenteral berupa larutan mengandung 10
4
mikroba, disterilisasikan pada suhu
120
o
C selama 12 menit. Pada suhu tersebut diperlukan waktu 1 menit untuk mereduksi sebanyak
90% jumlah mikroba yang ada. Berapa jumlah mikroba dalam larutan parenteral tersebut (berapa
harga N)?

Jawab:
Diketahui No =

10
4
; F= 12 ; D=1
Log N = log No-F/D
= log (10
4
)-12/1
= 4-12
= -8
N = 10
8



F a r m a s i I n d u s t r i | 5

Moko, Rizal, Ilyas, Ando, Dodi

SOAL JADUL (2) 10 Juli 1998
Pak Ban kali juga udah lupa kalo dulu bikin soal ini. He33, becanda.....

1. Apakah prinsip dasar diberlakukannya CPOB?

Jawab:
a. Konsumen menerima obat yang bermutu tinggi
b. Mutu tidak cukup hanya dengan serangaian pengujian tetapi mutu harus dibentuk sejak
awal
c. Semua obat dibuat dalam kondisi yang dikendalikan dan dipantau debgan cermat
d. CPOB merupakan pedoman (guidance)
e. CPOB merupakan tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pembuaran obat.

2. Dalam pelaksanaan CPOB ruang industri farmasi dibagi dalam kelas I, II, III, dan IV. Apakah
perbedaan masing-masing kelas tersebut?

Jawab:
Perbedaan antara tiap ruangan pada kegunaan dan persyaratan jumlah partikel yang harus
dimiliki tiap ruangan:
Kelas I : white area = kelas 100/1000, artinya tidak boleh ada partikel 0,1 m lebih dari
100 partikel/kubik kaki, untuk produk steril dengan cara aseptik.
Kelas II : Ruang produksi steril pada umumnya = kelas 10.000 (white zone)
Kelas III : Daerah abu-abu (grey zone) untuk ruang ptoduksi nonsteril syarat partikel 0,5
m tidak boleh lebih dari 100.000 partikel/kubik kaki. Contohnya ruang produksi
tablet yaitu mulai dari penimbangan bahan baku, pengisian, pencampuran,
pentabletan sampai masuk strip/botol/kaleng. Produksi sirup (menurut standar
29 B) dan salep mata setril.
Kelas IV : Daerah hitam(black zonr), tidak memerlukan syarat khusus, asal bersih. Contoh:
gudang, kamar mandi dan toilet, ruang ganti, kantin, kantor staf fan ruang
pengemasan akhir sekunder/tersier.

3. Sebutkan ciri-ciri almari udara (air lock)

Jawab:
Mempunyai 2 pintu yang tidak bisa terbuka bersama-sama untuk menghindari kontaminasi silang
antar ruang satu dengan ruang yang lain. Berupa ruangan kecil yang tidak ada apa-apanya dan
terletak diantara setiap pergantian kelas ruang (misal: pembatas antara gey zone dengan white
zone).

4. Suatu ubit tablet memproduksi tablet A 70 batch (100.000 tablet per batch) dan tablet B 80
batch (125.000 tablet per batch) tiaptahun. Waktu yang dibutuhkan untuk pembautan tablet A 20
jam dan kauntuk tablet B 25 jam. Bila jam kerja per hari adalah 8 jam dan setahun ada 235 hari
kerja, berapa karyawa untuk keperluan tersebut dibutuhkan?

Jawab:
Nama produk Standar waktu Produksi 1
tahun
Waktu produksi
yang dibutuhkan
Tablet A 20 jam/batch 70 batch 1400 jam
Tablet B 25 jam/batch 80 barch 2000 jam
total 3400 jam
F a r m a s i I n d u s t r i | 6

Moko, Rizal, Ilyas, Ando, Dodi

Jumlah waktu yag diperlukan untuk membuat tablet A dan tablet B dalam 1 tahun adalah 3400
jam.

Bila jumlah hari kerja dalam 1 tahun bekerja = 235 hari, maka jumlah jam kerja dalam 1 tahun ~
235 hari x 8 jam = 1880 jam.

Jika 1 orang dalam 1 tahu bkerja 880 jam, maka jumlah orang yang diperlukan adalah: 3440/1880
= 1,81 orang ~ 2 orang.

5. Mengapa proses produksi untuk obat golongan beta-laktam harus dipisah secara fisik dari
golongan obat lain?

Jawab:
Karena jika dijadikan satu atau berdekatan akan mengakibatkan cross contamination dan akan
mengakibatkan idiosinkrasi pada pekerja pabrik bila ruang bra lakatam bocor.

6. a. Apkah LAF cabinet itu?
b. Ada berapa jenis filter udata yang ada? Sebutkan dan dimana letaknya?
c. Berapa kecepatan aliran udara di dalam LAF cabinet?

Jawab:
a. LAF Cabinet adalah alat berbentuk kotak yang digunakaan untuk perlakuan yang
membutuhkan tindakan steril, walaupun berada di runagan yang tidak steril. LAF-cabinet
juga untuk mengatur aliran udara agar tidak terjadi kontaminasi.
b. Ada 2 jenis yaitu filter kasar (prefilter) merupakan saringan debu diamter 0,5 ; dan HEPA
filter, untuk filter bakteri dengan diameter 0,22 .
Prefilter terletak di atas, sedangkan HEPA filter terletak berhadapan dengan pekerja.
Sedangkan LAF cabinet untuk pengaturan udara terletak di ruang steril, ruang aseptis,
ruang penimbangan dan ruang sampling.
c. 0,45 m/s dengan kepekaan 99,99%.

7. Sebutkan faktor-faktor dari dalam dan luat cabinet yang dapt mengganggu LAF?

Jawab:
Faktor yang mengganggu dari dalam kabinet (internal):
- Penempatan wadah-wadah yang rapat. Jarak antar benda kira-kira 10 cm.
- Lampu bunsen bisa mengganggu laminarisasi
Faktor yang mengganggu dari luar kabinet (eksternal):
- Aliran dari AC yang kencang dapat mengakibatkan turbulensi
- Pekerja terlalu dekat sehingga mengganggu laminarisasi. Jarak kira-kira 10 cm.
- Pintu dibuka tutup dapat menggangu laminarisasi.
- Pekerja bekerja sambil bicara bisa mengganggu sterilisasi
- Adanya pekerja yang lalu lalang melewati LAF bisa ganggu laminarisasi
- Pergerakan tangan pekerja yang terlalu cepat, bisa mengganggu laminarisasi
Ingat aja video yang ditayangkan Pak Ban waktu kuliah dulu.

8. Terangkan perbedaan antar QC dn QA.

Jawab:
QC lebh tertuju pada operasional untuk penerapan-penerapan kualitas.
F a r m a s i I n d u s t r i | 7

Moko, Rizal, Ilyas, Ando, Dodi

QA ebih tertuju pada sistem, bagaimana untuk mendapatkan kualitas yang baik.

9. Saudara seorang manajer produksi pabrik obat, ada kaeyawan memakail alat khusus misanya
jilbab. Langkah apa yang diambil tanpa melanggar CPOB?

Jawab:
Saya akan menyediakan pakaian dan jilbab yang telah disterilisasi untuk karyawan tersebut dan
pakai steril tersebut yang dipakai selam proses produksi berlangsung.



SOAL B

1. Produk : prednison 5 mg tablet
Bahan : 1. Bahan obat prednison
2. bahan tambahan yang diperlukan dalam proses produksi tablet.
Peralatan : alat-alat yang dipergunakan dalam pembautan tablet.

Soal:
Buatlah protokol validasi dengan metode granulasi kering:
a. Tahapan pembuatan
b. Alat (macamnya)
c. Parameter kritis yang dikontrol setiap tahap
d. Pengujian pada tiap tahap berdasar parameter kritis tersebut.

Jawab:
a. Komposisi: prednison mikronized, laktosa, tepung jagung, talk, Mg stearat, air
demineralisata.
Tahapan pembuatan: masukkan ke dalam alat pencmapu (mixer) secara berurutan:
laktosa, prednison mikronized dan tepung jagung.
Aduk selama 2, 5, 10, dan 15 menit.
Ambil contoh setiap waktu pencampuran dari 3 tempat (kiri, kanan, tangah)
Tentukan homogenitas dari contoh dengan cara penentuan kadar bahan aktif, dan dari
masing-masing contoh dilakukan 3 kali pemeriksaaan kemudian dihitung kadar rata-
ratanya.
Catat hasil pengujian
Ambil kesimpulan.

Kok kayaknya gampang banget ya. Tapi terserahlahlah, udah hari Jumat jam 7.30 nih.
Padahal nti abis jumatan kudu udah terbit. Hehehehe

b. Alat: FM 300, kecepatan pengadukan 20 putaran per menit.
c. Proses yang divaliadsi: pencampuran predniso
d. ...
P S T 2 0 0 4 | 8

Gaweane: Moko, Rizal, Ando, Ilyas, Dodi (cah iki kerjo opo yo...)

UAS GENAP 2001/2002
FARMASI INDUSTRI
4 Juli 2002
Waktu: 75 menit
Dosen: Prof. Dr. Marchaban

WARNING !
Ada titiknya benar? Apakah masih berlaku. Awas! Hati-hari, ternyata gak jamin tuh. Itu pilihan
terakhir aja, kalo yang bener sih, gak usah dihiraukan titiknya, jawab sesuai keyakinan. OKE !!

1. Arti yang benar dari CPOB adalah
A. Cara Produksi Obat yang Benar
B. Cara Pembuatan Obat yang Benar
C. Cara Pembuatan Obat yang Bagus
D. Cara Produksi Obat yang Baik
E. Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Jawab: E
Pembuatan Seluruh rangkaian kegiatan dari penerimaan raw material sampai
pengemasan untuk menghasilkan suatu obat jadi termasuk produksi dan pengawasan
mutu.
Produksi Seluruh rangkaian kegiatan dari penerimaan bahan, pengolahan sampai
pengemasan untuk menghasilkan obat jadi.
Note: kegiatan sebelum penimbangan meliputi: pembelian bahan, seleksi bahan baku,
penyimpanan bahan baku, merupakan tanggung jawab bagian produksi. Tetapi bukan
merupakan tahapan produksi. Bahkan kegiatan setelah produk jadi ( postmarketing
surveillance) sampai dipasaran masih merupakan tanggung jawab bagian produksi
tapi bukan merupakan tahap produksi.
2. Istilah berikut ini dimaksudkan sebagai obat jadi, kecuali:
A. Drug product
B. Ingredients.
C. Medicine
D. Pharmaceutical
E. Dosage form
Jawab : B
Nama lain obat jadi: medicine, pharmaceutical, (finished) dosage form, drug product,
pharmaceutical product, drug, final (drug )product, final dosage form, (finished) drug
product
Bahan baku: raw materials, components, ingredients, elements, excipients
Bahan pengemas: packaging materials
Bahan cetakan: printed materials
Starting materials: bahan awal, bahan baku, bahan pengemas, bahan cetakan
3. Bahan-bahan di bawah ini termasuk starting materials, kecuali:
A. Printed materials
B. Components
C. Pharmaceutical product.
P S T 2 0 0 4 | 9

Gaweane: Moko, Rizal, Ando, Ilyas, Dodi (cah iki kerjo opo yo...)

D. Packaging material
E. Excipients
Jawab : C. lihat pembahasan no.3
4. Seluruh rangkaian kegiatan dari penerimaan bahan sampai pengemasan untuk
menghasilkan suatu obat jadi (tidak termasuk pengawasan mutu) disebut:
A. Pembuatan obat
B. Pengolahan obat
C. Penyelesaian obat
D. Produksi obat.
E. Pengemasan obat
Jawab : D. lihat pembahasan no.1
5. Suatu campuran bahan rusah selesai diolah menjadi tablet. Namun demikian sebelum
dikemas, kepada tablet perlu dilakukan penyalutan dengan lapisan film. Tablet tersebut
dinamakan:
A. Produk ruahan
B. Produk jadi
C. Produk ditolak
D. Produk antara.
E. Produk diloloskan
Jawab: D
Produk ruahan bahan yang telah selesai diolah tinggal memerlukan pengemasan
untuk menjadi obat jadi
Produk antara bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan lagi tahap
pengolahan menjadi produk ruahan
Produk jadi suatu produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan
Produk diluluskan/passed bahan/produk yang diizinkan untuk digunakan dalam
pengolahan, pengemasan, atau distribusi
Produk ditolak/rejected bahan/produk yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam
pengolahan pengemasan, atau distribusi
6. Penimbangan yang baik adalah jika menggunakan kapasitas timbangan antara:
A. 10-90%
B. 10-80%
C. 5-95%
D. 20-90%
E. 20-80%
Jawab : E
Kesalahan/penyimpangan nilai yang ditunjukan oleh timbangan paling kecil pada
rentang tersebut
7. Penimbangan bahan untuk keperluan produksi, harus diketahui oleh:
A. Satu orang
B. Penimbang dan supervisornya
C. Petugas produksi dan pertugas QC
D. Dua orang
E. Penimbang dan jumlah QC
Jawab : B
P S T 2 0 0 4 | 10

Gaweane: Moko, Rizal, Ando, Ilyas, Dodi (cah iki kerjo opo yo...)

Kata bapaknya minimal untuk menimbang butuh 2 orang, kalo lebih tidak efisien.
8. Banyaknya sampel kemasan yang diambil oleh bagian QC adalah:
A. Semua wadah yang ada
B. Sesuai Millitary Standard 105
C. 0,5 n + 1 daru jumlah wadah
D. Sejumlah (n+1) dari jumlah wadah
E. Beberapa dari wadah yang ada
Jawab: D
Ada 2 cara jumlah wadah yang disampel: (n+1) n= jumlah wadah. Di PSC salah
Military Standar 105E
9. Yang berhak menempelkan label possed/rejected barang dikarantina adalah personalia
dari:
A. Bagian QC
B. Bagian pembelian
C. Bagian R & D
D. Bagian gudang
E. Bagian produksi
Jawab: A
Labelling merupakan tugas QC walaupun biasa di delegasikan kepada petugas gudang
10. Tanggung jawab dalam penyimpanan retain-sample dilakukan oleh:
A. Bagian QC
B. Bagaian pemasaran
C. Bagian promosi
D. Bagian produksi
E. Bagian R & D
Jawab: A
Karena retain-sample (contoh pertinggal) digunakan QC untuk kros cek produk bila
ada complain dan untuk mengecek waktu kadaluarsa real time
11. Keluhan teknis kualitas obat ditangani oleh:
A. Bagian QC
B. Bagaian pemasaran
C. Bagian promosi
D. Bagian produksi
E. Bagian R & D
Jawab:
12. Terdapat produksi obat golongan -laktam harus dipisahkan secara fisik dengan
bangunan lainnya karena:
A. Golongan -laktam menyebabkan resistensi pada pekerja
B. Golongan -laktam menyebabkan alergi pada pekerja
C. Golongan -laktam menyebabkan ideosinkrasi
D. Golongan -laktam mudah mencemari lingkungan
E. Golongan -laktam mudah terdestruksi oleh cemaran lain
Jawab: C
13. Ruangan produksi di bawah ini Relative Humidity (RH) perlu diatur dengan cermat:
A. Ruang ayak timbang
P S T 2 0 0 4 | 11

Gaweane: Moko, Rizal, Ando, Ilyas, Dodi (cah iki kerjo opo yo...)

B. Runag cetak tablet biasa
C. Ruang dragee(ruang tablet hisap)
D. Ruang tablet effervescens
E. Ruang salep
Jawab: D
Effervescens merupakan bentuk tablet yang sangat sensitive terhadap keberadaan
uap air
14. Yang dimaksud ruang dengan kelas 100 menurut FS 209D adalah ruang yang mempunyai
A. Jumlah partikel ukuran 0,5 m maksimum sebanyak 100
B. Jumlah partikel ukuran 5 m maksimum 100 tiap m
2

C. Jumlah partikel ukuran 0,5 m maksimum 100 tiap m
3

D. Jumlah partikel ukuran 0,5 m maksimum 100 tiap feet
3

E. Jumlah partikel ukuran 0,5 m maksimum 100/kaki
Jawab:
15. Di bawah ini adalah jenis lantai yang bisa dipergunakan untuk ruang produksi non-steril:
A. Lantai beton
B. Lantai beton dilapis oksid
C. Lantai beton dilapis vinil
D. Ubin yang batas antaranya diisi
E. Keramik yang batas antaranya diisi
Jawab: C
Lantai:
Beton menahan debu, hanya di daerah gudang, tidak tahan bahan kimia
Beton yang dilapisi vinil sambungan dilebur, tidak tahan goresan logam
Beton yang dilapisi epoksi atau poliuretan 1-2mm agar licin, transparan
Dibuat kedap air untuk tablet effervescent
16. Unit tablet memproduksi tablet A 70 batch (100.000 tablet per batch) dan tablet B 80
batch (125.000 tablet per batch) tiap tahun. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan
tablet A 20 jam dan untuk tablet B 25 jam. Bila jam kerja per hari adalah 8 jam dan
setahun ada 235 hari kerja, maka untuk itu dibutuhkan pegawai sebanyak:
A. 2 orang
B. 4 orang
C. 6 orang
D. 3 orang
E. 5 orang
Jawab: A
Jika produk sama-sama tablet, asusmsi yang digunakan untuk menghitung jumlah
orang adalah orang tersebut dapat mengerjakan seluruh pekerjaan yang ada. Tetapi
bila sediaan yang dibuat berbeda maka tiap orang mengerjakan masing-masing
sediaan tersebut secara terpisah. Tapi asumsi ini bisa berubah bila dalam soal telah
dicantumkan asumsi lain. Asumsi dalam perhitungan jumlah orang pada soal ini pake
yang asumsi yang pertama.
Jumlah orang = ((70x20)+(80x25))/(235x8)= 1,808 = 2 orang
17. Untuk menghindari kontaminasi silang di dalam ruang timbang, perlu dipasang:
A. Exhauster
P S T 2 0 0 4 | 12

Gaweane: Moko, Rizal, Ando, Ilyas, Dodi (cah iki kerjo opo yo...)

B. AC
C. AC window
D. LAF Cabinet
E. Kipas angin
Jawab: A
Exhauster digunakan untuk mengeluarkan/menyaring debu yang ada dalam ruangan
penimbangan
18. Kecepatan aliran udara dalam LAF Cabinet adalah:
A. 0,45 m tiap detik
B. 0,45 m tiap menit
C. 0,45 dm tiap detik
D. 0,45 dm tiap menit
E. 0,45 lt tiap detik
Jawab: A
Sudah jelas
19. Untuk menimbang dengan seksama klotrimeton sebanyak 10 gram, dipergunkan:
A. Neraca analitik
B. Neraca miligram
C. Neraca gram
D. Neraca mikrogram
E. Neraca Mettler
Jawab:
20. Kalibrasi secara berkala terhadap peralatan produksi dimaksudkan agar:
A. Alat tetap bersih
B. Menunjukkan hasil yang tetap
C. Menunjukkan hasil yang sesuai yang dinyatakan
D. Menunjukkan hasil sesuai keinginan kita
E. Alat itdak cepat rusak
Jawab: C
Sudah jelas
21. Di dalam ruang produksi (non-steril) hendaknya terjadi pertukaran udara:
A. 20-40 kali/jam
B. 20-30 kali/jam
C. 10-20 kali/jam
D. 5-10 kali/jam
E. 5-20 kali/jam
Jawab: E
Non-steril suhu 5
o
C, kecepatan 5-20 kali/jam
Steril suhu sama, kecepatan 20-40 kali/jam
22. Dalam pengolahan limbah cair, BOD yang diizinkan adalah 50 mg/l padahal; BOD limbah
cari pabrik adalah 450 mg/l dengan debit 100 m3/hari. Bila retention time (t) adalah 8 hari
dan kosntanta = 1, maka volume bak penampung total yang diperlukan adalah:
A. 200 m3
B. 400 m3
C. 600 m3
P S T 2 0 0 4 | 13

Gaweane: Moko, Rizal, Ando, Ilyas, Dodi (cah iki kerjo opo yo...)

D. 800 m3
E. 1000 m3
Jawab: D
BOD diijinkan =1 = 50
BOD air limbah 1+kt 450
K= konstante = 1 (di Indonesia)
Maka t= retention time = 8 hari
Vol lagoon = 8 x 100 m
3
= 800 m
3

23. Diketahui untuk aerasi limbah cair dibutuhkan 1,4 mg oksigen untuk tiap 1 mg BOD/l. Bila
BOD limbah cair 500 mg/l dengan debit 100 m3/hari, maka diperlukan oksigen tiap hari:
A. 60 kg
B. 70 kg
C. 80 kg
D. 90 kg
E. 100 kg
Jawab: B
Kebutuhan oksigen = 1,4 mg x 500mg/l x 100.000 l/hari = 50.000.000 mg/hari
24. Jika untuk aerasi limbah cair dibutuhkan oksigen 100 kg tiap hari dari i HP/ja, aerator
menghasilkan 0,5 kg oksigen, maka kebutuhan daya untuk aerator kurang lebih adalah
A. 5 HP
B. 6,5 HP
C. 7 HP
D. 8,5 HP
E. 10 HP
Jawab:
25. Bila ternyata kebutuhan daya aerator adalah 10 HP sedangkan estimasi faktor oksigen
tertangkap adalah 70,5, maka aerator yang dipilih yang mempunyai daya total (harga
yang paling mendekati)
A. 7 HP
B. 10 HP
C. 14 HP
D. 17 HP
E. 20 HP
Jawab:
26. Yang dimaksudkan dengan pengolahan obat adalah rangkaian proses kegiatan dari
penimbangan bahan sampai menjadi produk ruahan SEBAB rangkaian kegiatan
pengemasan obat dimulai dari produk ruahan sampai menghasilkan suatu obat jadi

Mohon maaf teman-teman, lanjutan soal ini kebawa ma Rizal ke Lombok. Tau sendiri di sana gak
ada warnet jadi gak bisa imel-emelen deh. Pas ketemu warnet yang jaugnya minta ampun, eh
transfer pakek apa? Disana musimnya masih pake disket. Tau sendiri laptop mana sih yang
sekarang pake floopy 3 A. Ha...haa...


1

INTERAKSI OBAT

UAS 28 Juni 2007 (Prof. Suwaldi)


I. Petunjuk pengerjaan kayak biasanya ya pren. ;)

C 1. Interaksi obat merupakan salah satu dari kategori problem terapi obat (PTO) sebab
interaksi obat pasti selalu mempengaruhi outcome klinis optimal dari suatu terapi obat.

Ditulis dengan jelas di PSC. Yang perlu diingat adalah IO mungkin saja terjadi tapi tidak
semua IO memperlihatkan efek klinik yg nyata (kul PLukman jg ada).

E 2. Pemakaian bersama-sama obat diuretic dan antidiabetik dapat menyebabkan aktivitas
obat antidiabetik meningkat sebab obat diuretic dapat menurunkan kadar gula darah.

Topic obat yg punya efek berlawanan (intrx FDinamik)
Diuretic + antidiabetik efek antidiabetik
Diuretic menaikkan kadar gula darah (solusi: penyesuaian dosis)

C 3. Pasien dengan penyakit pirai (gout) perlu berhati-hati dalam menggunakan obat diuretic
sebab pemakaian obat diuretic menyebabkan naiknya kadar asam urat dalam urin.

Topic obat yg punya efek berlawanan (intrx FDinamik)
Bener banget niy pernyataannya tp alasannya yg bener diuretic mekan asam urat
DARAH (solusi: perlu penyesuaian dosis)

C 4. Obat dengan aktivitas alpha-adrenergic agonist seperti metaraminol dapat digunakan
untuk mengatasi efek priapism dari pemakaian pheatolamine sebab priapism merupakan
efek tidak dikehendaki dari penggunaan obat beta-adrenergic antagonist.

Topic obat yg punya efek berlawanan (intrx FDinamik)
So pasti tu pernyataannya tp alasannya yg bener penggunaan obat ALPHA-adre antag.

E 5. Aktivitas warfarin dapat ditingkatkan karena pasien mengkonsumsi banyak ice cream
sebab ice cream menyebabkan urin menjadi asam.

Warfarin: asam lemah; ice cream: basa
Mengkonsumsi ice cream urin jadi BASA warfarin terion keluar dr tubuh
Artinya, aktivitas warfarin

A 6. Penggunaan bersama-sama obat antidepresan dan antihistamin dapat meningkatkan
efeknya terhadap susunan saraf pusat sebab obat antidepresan dan antihistamin
mempunyai efek sekunder yang sama yaitu dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
stimulasi susunan saraf pusat.

Antidepresan dan antihistamin punya efek primer beda tapi punya fek sekunder sama
yakni sedasi (solusi: penyesuaian dosis)

2

E 7. Obat NSAID dapat menurunkan aktivitas methotrexate sebab ekresi methotrexate lewat
tubulus renalis diperbesar oleh obat NSAID.

Topic pengubahan ekresi obat
NSAID + metotrex transport aktif metotrex dihambat [metotrex]

C 8. Obat penghambat MAO seyogyanya tidak digunakan bersama-sama makanan yang
mengansung tiramin dalam jumlah banyak sebab obat penghambat MAO dapat
meningkatkan kadar norepinefrin dalam saraf adrenergic.

Topic perubahan metabolism
MAO (merusak tiramin) + tiramin (memacu pelepasan NE atau E) pelepasan NE atau E
MAO-I + tiramin [tiramin] pelepasan NE/E tek darah drastic krisis
hipertenci (>200/>120 ml/menit) rentan pemb. Darah pecah

C 9. Efek hipotensif guanetidine diturunkan oleh obat trisiklik antidepresan (TCA) sebab
guanetidine ditingkatkan metabolismenya oleh TCA.

Guanetidin + TCA kompetisi menempati transporter masuk ke sel [guanetidin] dalam
neuron adrenergic efek hipotensi guanetidin

A 10. Merokok dapat menggagalkan penggunaan obat kontrasepsi oral sebab asap rokok
mengandung polisiklik hidrokarbon yang dapat menginduksi CYP P450.

Asap rokok mengandung hidrokarbon aromatic (benzopiren) yg menginduksi CYP P450
metabolism kontrasepsi oral [kontra oral] efek

C 11. Penggunaan fenitoin dalam waktu lama dapat menimbulkan dafisiensi vitamin D sebab
fenitoin meningkatkan eksresi vitamin D.

Fenitoin menginduksi enzim pematabolisme vit D vit D defisiensi Ca
osteoporosis

C 12. Ciprofloxacin dapat meningkatkan konsentrasi teofilin dalam darah sebab ciprofloxacin
mengurangi ekskresi renal teofilin.

Ciprofloxsacin (antibiotic makrolida) menginhibisi enzim pemetabolisme theophyllin
[theo] efek

D 13. Interaksi yang paling relevan secara klinik adalah interaksi akibat perubahan eliminasi
karena inhibisi atau induksi emzin sebab inhibisi atau induksi enzim merupakan salah satu
interaksi obat secara farmakokinetik.

Inhibisi atau induksi enzim tu ada di tahap metabolism (kebanyakan iyyy.) bukan
eliminasi. Ingat ya metabolism merupakan bagian dar farmakokinetik

C 14. Sediaan obat lapis enterk bisacodyl seyogyanya tidak digunakan bersama-sama dengan
antasida sebab antasida dapat meningkatkan pH usus halus.

Topik: perubahan absorbs GI karena perubahan pH
Bisacodyl bersifat iritan thd sal.cerna shg dibuat salut enteric agar pecah di usus (pH
3

basal). Antasida menaikkan pH LAMBUNG berpengaruh thd salut, pecah di lambung
mengiritasi lambung.
Solusi: selang waktu pemberiannya

A 15. Cholestyramine dapat digunakan untuk mempercepat eliminasi obat leflunomide sebab
leflunomide akan bereaksi kompleks dengan cholestyramine dalam liver sehingga eksresi
leflunomide lewat liver menjadi meningkat.

Cholestiramin + leflunomide kompleksasi eliminasi leflu & metabolit >>
Leflu n cholest sama2 mengalami sirkulasi enterohepatik

C 16. Obat antibiotic dapat menyebabkan peningkatan aktivitas warfarin sebab obat antibiotika
dapat menurunkan sekresi warfarin lewat ginjal.

Antibiotic membunuh flora normal dalam usus yg memproduksi vitamin K (fktor koagulasi)
produksi vitamin K efek anti koagulan

C 17. Asetosal dapat meningkatkan aktivitas obat antikoagulan sebab asetosal mendesak ikatan
antikoagulan dengan albumin darah.

Aspirin (NSAID) pd dosis tertentu beraksi sbg antiplatelet yg mempengaruhi agregasi
platelet shg pada pemakaian bersama warfarin akan m resiko perdarahan

D 18. Efek samping prednisone ditingkatkan hampir . Kali lipat pada pasien dengan kondisi
konsentrasi albumin plasmanya lebih dari 4,5 g/ml sebab aktivitas prednisone dalam darah
tergantung pada konsentrasi albumin dalam plasma.

Jika albumin serum <2,5 g/ml (normal 3,5-5,0 g/ml) [prednisolon] bebas 2 kali lipat
Prednisone=prodrug prednisolon

B 19. Serangan asma ditingkatkan pada pasien yang juga menggunakan NSAID sebab NSAID
menghambat sintesis prostaglandin.

NSAID (asetosal) menghambat COX-1 &COX-2 shg tidak terbentuk prostaglandin. Namun
pd penghambatan ini terjadi stimulasi perubahan asam arakidonat mjd leukotrien
leukotrien >> asma parah
Leukotrien mrp pencetus asma

20. Pasien yang mengalami muntah karena menggunakan obat tertentu seyogyanya
mengurangi konsumsi makanan seperti kubis dan brokoli sebab kubis dan brokoli
merupakan makanan yang mengabsorpsi banyak gas.

Kayake jawabane C. qt cariin lg deh jawabane. Kubis dan brokoli tu menghasilkan banyak
gas gitu deh. Bukan mengabsorpsi. Cek lg ya temen2

B 21. Obat antidepresan seperti amitriptilin dapat menimbulkan efek
1. Mulut kering
2. Diare
3. Tekanan intraocular naik
4. Meningkatkan libido

4

Antidepresan punya aktivitas anti ACH yg punya efek samping:
- Mulut kering cz sekresi saliva glandula
- Penglihatan kabur cz aliran darah ke mata
- Retensi urin cz sphinter kontraksi terus
- Konstipasi cz motilitas usus
- p tekanan intraokuler

C 22. Obat trisiklik antidepresan dapat menimbulkan efek hipotensi ortostatik dengan simtom
sebagai berikut
1. Mual
2. Pusing (dizziness)
3. Muntah
4. Kepala terasa ringan

TCA & obat antihipertensi ttt (prazosin) hipotensi ortostatik
Gejala2: pusing, sakit kepala, pingsan

B 23. Penggunaan obat diuretic dapat meningkatkan pengeluaran mineral, seperti
1. K
+

2. NH
4-

3. Na
+

4. Zn
2+


Obat diuretic: m ekskresi K & mineral lain (Mg, Ca, I, Zn, Na)

E 24. Pemakaian bersama-sama obat penghambat MAO dan trisiklik antidepresan dapat
menimbulkan berbagai tanda seperti
1. Tremor
2. Konvulsi
3. Hipertermia
4. Kolaps vaskular

Topic: interaksi obat pada reseptor
MAOI + TCA reaksi atropine-like yg parah , tremor, kejang, hipertemi n kolaps vascular
Solusi: dimulai 1 per 1 dengan jarak 14 hari setelah penggunaan obat 1.

25. Obat guanetidine diturunkan efek hipotensinya oleh berbagai obat seperti
1. Chlorpromazine
2. Haloperidol
3. Ththixene
4. Theophylline

Guanetidin diturunkan efek hipotensinya oleh TCA.kayake siy jawabane A. coba dicek lg ya
pren

Soal ESSAY

1. Terangkan mengapa pasien yang terkena infeksi akibat kecelakaan lalu lintas dan diberi obat
theophylline dapat menimbulkan symptom keracunan theophylline?
Infeksi dikasi antibiotic
Antibiotic makrolida + theophyllin inhibisi enzim pemetabolisme [theo]
5


2. Kapan onset terjadinya interaksi obat? Terangkan dan beri contoh!
Interaksi obat dapat muncul setelah pemberian dosis pertama obat atau dalam 24 jam atau
mungkin setelah beberapa hari pemakaian obat. Onset IO dipengaruhi oleh t1/2 obat. Jika obat
mempunyai t1/2 yg panjang maka steady state lebih lama tercapai sehingga onset IO juga lebih
lama, begitu pula sebaliknya.
Contoh: Simetidin + teofilin/warfarin.
T1/2 warfarin= 3715 jam sedang t1/2 teofilin = 82 jam. Efek klinis IO lebih cepat terjadi pada
penggunaan teofilin (dalam 1 hari) disbanding dengan warfarin.

3. Strategi untuk menghindari adanya interaksi obat sewaktu memilih obat untuk pasien telah
dibicarakan dalam kuliah. Dalam kuliah telah disebutkan 8 (delapan) poin dalam strategi itu.
Pertanyaan: sebut paling sedikit 4 (empat) strategi di atas dan berikan sedikit alasan pada tiap
strategi sehingga strategi itu dapat menghindari terjadinya interaksi obat.
a. Jangan menambah obat yg potensial berinteraksi
b. Jika mungkin, menunda dimulainya obat yg potensial berinteraksi hingga
pengobatan antimikrobaya selesai
c. Dengan pertimbangan status penyakit lain, utamanya disfungsi organ
d. Memilih kelas obat dan organ spesifik dengan interaksi potensial
e. Jika mungkin hindari obat yg terkait dengan ES dan toksisitas serius
f. Mencegah administrasi terkini terhadap overlapping profil ES
g. Gunakan dosis efektif terkecil
h. Jangan pernah/berlebih dalam mengestimasikan mematuhi jadwal dosis terlebih
dahulu

4. Kasus berikut ditulis dalam bahasa inggris. Anda diharapkan untuk menganalisa adanya interaksi
obat dalam kasus berikut dan tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasinya.

A 51 year-old woman was admitted to the hospital with a 1-day history of increasing cough
fever and sputum production. She had an 8-year history of chronic obstructive pulmonary
disease (COPD). She also had a peptic ulcer disease for some years.
On admission, the patients medication regimen included:
Sustained release 300 mg t.i.d theophylline with serum theophylline concentrations in
the therapeutic range. She was in mild respiratory distress, with a temperature of 39,5
o
C
and respiratory rate of 20/min. chest X-ray shwed changes consistent with severe COPD
but no evidence of pneumonia or congestive heart failure. Her leukocyte count was
224x103/mm3. The patient was begun on 2 gram of cefazolin every 8 hour in addition to
her admission medications (cefazolin is a first-generation cephalosporin with activity
against most Gram-positive aerobic organism except enterococci and some Gram
negative bacilli, e.g. E.coli, Klebsiella sp, Proteus mirabilis)
Her sputum culture grow Moraxella catarrhalis sensitive to TMP-SMX and tetracycline
and she was switched to doxycline. Trough serum theophylline concentrations on day 2
and day 4 of doxycline therapy were 13,0 and 1,7 mg/L, respectively, and represented s
steady state dose of sustained release 300 mg t.i.d theophylline. After 8 day of doxycline,
the patient began complain of nausea, vomiting, tremors, and dizziness. Because of her
6

synptoms, blood was drawn 10 hour after the last doxycline dose and the serum
theophylline concentration was found to be 30,8 mg/L.
Besides the medications she had above, she also consume the antacid several times a
day.

Problem: theo + doxycline & theo + antacid
Analyze:
i. Theophylline + Doxycline (antibiotic makrolida) inhibition metabolizing enzyme of
theophylline [theophylline] toxicity
j. Theophylline + antacid pH change of stomach by antacid break down SR
theophylline [theophylline] toxicity
Solution:
a. Change doxyclline wiyh azithromycine (not influence the metabolism of theophylline)
b. Take Theophylline first then 2 hours later take antacid

Sedikit hal yang menarik dari Pak Waldi.
Habis soal ini, ada soal yang mirip bgt. Kalo baca sekilas kayaknya sih sama. Tapi ternyata beda. Misal
soal yang pertama ada kata: harus, pasti, nah di soal berikut diilangin. Ya udah dimodifikasi gitu lah.
Ada yang tadinya gak ada tidaknya, jadi ada tidaknya. Silahkan mencoba !!!

SOAL TAMBAHAN

1. CYP 3A4 banyak terdapat di hepar dan memetabolisme 50% obat-obat yang ada di pasaran.
Sebutkan selektivitas obat yang dimetabolisme CYP 3A4 dan berikan masing-masing satu
contoh interaksi obat-obat yang sifatnya induksi dan inhibisi CYP 3A4!
2. Berikan 5 contoh interaksi (potensiasi atau aditif) antara herbal dengan psikotropik atau
obat-obat susunan saraf pusat lainnya.

P S T 2 0 0 4 | 7

SOAL PAK WALDI

SEBAB AKIBAT
1. Interaksi obat merupakan salah satu kategori problem terapi obat SEBAB interaksi obat
mempengaruhi outcome klinis optimal dari terapi obat.
2. Pemakaian bersama obat diuretik dan antidiabetik meyebabkan aktivitas obat
antidiabetik menurun SEBAB obat diuretik dapat menurunkan aktivitas obat antidiabetik.
3. Pasien menderita penyakit pirai (ghout) seyogyanya berhati-hati menggunakan diuretik
SEBAB pirai dapat kambuh dengan penggunaan diuretik.
4. Obat golongan alpha-adrenergik agonist seperti metaraminol digunakan untuk
mengatasi priapism dari pemakain phentolamin SEBAB priapism merupakan efek yang
tidak dikehendaki dari penggunaan obat alpha-adtenergik agonist.
5. Aktivitas warfarin dapat menurun jika pasien makan sayuran hijau SEBAB absorbsi
warfarin diturunkan oleh sayuran hijau.
6. Penggunaan bersama antiepilepsi dan antihistamin menurunkan efek terhadap susunan
syaraf pusat SEBAB antiepilepsi mempunyai efek sedasi.
7. Diuretik menurunkan aktivitas lithium SEBAB ekskresi lithium lewat tubulus renalis
diperbesar oleh diuretik.
8. Obat MAOI berinteraksi jika digunakan bersama obat simpatomimetik SEBAB MAOI
meningkatkan kadar norephinefrin dalam syaraf adrenergik.
9. Efek hipotensi guanetidin diturunkan oleh trisiklikantidepresan (TCA) SEBAB TCA
meningkatkan metabolisme guanetidin.
10. Merokok dapat menggagalkan penggunaan kontrasepsi oral SEBAB asap rokok
mengandung polisiklik hidrokarbon.
11. Penggunaan fenitoin dalam waktu lama dapat menyebabkan keropos tulang SEBAB
fenitoin berekasi dengan Ca dalam tulang.
12. Ciprofloxacin dapat menurunkan konsentrasi teofilin SEBAB ciprofloxacin menginduksi
CYP.
13. Interaksi yang relevan secara klinis merupakan akibat perubahan eliminasi karena inhibisi
dan induksi enzim SEBAB induksi dan inhibisi enzim adalah satu-satunya interkasi secara
farmakokinetik.
14. Obat bisacodyl tidak boleh digunakan bersama-sama antasida SEBAB bisacodyl dapat
mengirititasi lambung.
15. Chlestyramin mempercepat eliminasi leflunamide SEBAB leflunomide diekskresi lewat
empedu.
16. Antibiotik dapat menyebabkan kegagalan penggunaan kontrasepsi oral SEBAB antibiotik
mengurangi absorpsi obat kontrasepsi oral.
17. Sulfonamide mengurangi aktivitas antikoagulan SEBAB sulfonamide mempercepat
ekskresi antikoagulan.
18. Efek samping prednisone ditingkatkan hampir 2 kali lipat pada konsentrasi albumin dalam
serum kurang dari 2,5 g/ml SEBAB prednisone bebas tergantung pada konsentrasi
albumin.
P S T 2 0 0 4 | 8

19. Efek samping methrotexate ditingkatkan pada pasien yang menggunakan NSAID SEBAB
NSAID menghambat sintesis prostaglandin.
20. Pasien daire karena menggunkan obat tertentu seyogyanya mengurangi konsumsi
makanan seperti kubis dan brokoli SEBAB kubis dan brokoli merupakan makanan yang
menimbulkan banyak gas.

ASOSIASI PILIHAN
21. Obat antidepresan, seperti amitriptilin, dapat menimbulkan efek
1. Mulut kering
2. Konstipasi
3. Tekanan intraokular naik
4. Urine lebih banyak dikeluarkan
22. Obat TCA dapat menimbulkan efek hipotensi ortostatik dengan simptom sbb:
1. Pusing (dizzines)
2. Mual
3. Kepala terasa ringan
4. Muntah
23. Penggunaan diuretik dapat meningkatkan pengeluaran mineral seperti:
1. Zn
2. K
3. Ca
4. Mg
24. Pemakaian bersama-sama obat penghambat MAOI dan TCA dapat menimbulkan berbagai
tanda sperti:
1. Tremor
2. Konvulsi
3. Hipertemia
4. Kolaps vascular
25. Obat guanetidine diturunkan efek hipotensifnya oleh berbagai obat seperti:
1. Chlorpromazin
2. Haloperidol
3. Thiotixene
4. Teofilin
26. Obat dapat mempengaruhi status nutrisi pasien dengan cara mengubah food intake
karena terjadinya berbagai hal, seperti:
1. Mual dan muntah
2. Pengubahan sensitivitas pengecap
3. Iritasi gastrik
4. Pengurangan sekresi saliva
27. Obat yang dapat meningkatkan nafsu makan seperti
1. Amitriptilin
2. Asetosal
3. Phenothiazine
4. Phenobarbital
P S T 2 0 0 4 | 9

28. Obat kemoterapi dapat menurunkan nafsu makan dan bobot badan karena beberapa hal,
seperti:
1. Mulut kering
2. Luka tenggorokan
3. Mual muntah
4. Luka mulut
29. Obat-obat berikut menginhibisi sistem enzim hepatik:
1. Simetidin
2. Chlortetrasiklin
3. Diltiazem
4. Diazepam
30. Obat-obat berikut menginduksi sistem enzim hepatik:
1. Alkohol (akut)
2. Phenobarbital
3. Ketoconazol
4. Rifampisin
31. Konsumsi grape fruit juice telah dilaporkan meningkatkan aktivitas beberapa obat seperti:
1. Felodipine
2. Carbamazepin
3. Siklosporin
4. Simetidin
32. Faktor-faktor obat yang mempengaruhi interaksi obat, antara lain:
1. Diet
2. Penggunaan alkohol
3. Umur pasien
4. IT sempit
33. Faktor-faktor pasien yang mempengaruhi interaksi obat, antara lain:
1. Bobot tubuh
2. Polimorfisme genetik
3. Merokok
4. Volume distribusi
34. Pasien yang berisiko terhadap interaksi obat, antara lain:
1. Berpenyakit ginjal dan atau hepatik
2. Infeksi HIV
3. Transplantasi organ
4. Single terapi
35. Faktor-faktor fisiologi yang mempengaruhi interaksi farmakokinetika, antara lain:
1. Motilitas GIT
2. pH GIT
3. pengosongan lambung
4. pH darah


P S T 2 0 0 4 | 10

36. Obat yang mempunyai risiko tinggi dalam interaksi obat adalah obat dengan sifat:
1. mempengaruhi CNS
2. poten
3. IT lebar
4. Kurva dosis-respon tajam
37. Makanan mempunyai efek yang signifikan terhadap absorpsi berbagai obat seperti:
1. Amoksisilin
2. Ampisiin
3. Minosiklin
4. Sifprofloxacin
38. Obat-obat untuk TBC di bawah ini mempunyai absorbsi yang dipengaruhi oleh makanan:
1. INH
2. Pirazinamid
3. Rafampisin
4. Streptomisin
39. Antasida menurunkan absorpsi secara signifikan bagi obat di bawah ini:
1. Ketoconazol
2. Tetrasiklin
3. Siprofloxacin
4. Digoksin
40. Kandungan tinggi senyawa tiramin tedapat pada berbagai makanan berikut:
1. Sayuran hijau
2. Buah alpokat
3. Milk
4. Keju lama disimpan
PILIHAN GANDA
41. Obat yang termasuk berikatan kuat dengan protein darah adalah
a. Tolbutamid
b. Asam etakrinat
c. Warfarin
d. Kuinin
e. Methotrexat
42. Obat berikut dapat mengadsorpsi obat lain , kecuali:
a. Aluminium hidroksida
b. Kaolin
c. Bismut salisilat
d. Kolestiramin
e. Amfetamin
43. Digoksin dan antasida direkomendasikan untuk dipergunakan dengan interval waktu:
a. 1 -2 jam
b. 2- 3 jam
c. 3- 4 jam
d. 4- 5 jam
e. 5 6 jam
P S T 2 0 0 4 | 11

44. Berbagai akibat interaksi furosemid dan kloralhidrat telah dilaporkan sebagai berikut,
kecuali:
a. Diaforesis
b. Hot flashes
c. Hipotensi
d. Diuresis
e. Hipermetabolik
45. Obat berikut diperbesar absorpsinya oleh adanya makanan, kecuali:
a. Diazepam
b. Levodopa
c. Fenitoin
d. Propoksifen
e. Griseufulvin
46. Bioavailibilitas obat dapat diperbesar dengan berbagai mekanisme, kecuali
a. Penambahan disolusi
b. Penambahan dispersi
c. Penambahan volume distribusi
d. Penambahan pengikatan protein
e. Penambahan aliran darah splankhnik
47. Obat berikut mempunyai klirens renal tinggi bila urinnya asam, keculi:
a. Sulfonamida
b. Antihistamain
c. Amfetamin
d. Meperidin
e. Imipramin
48. Ekskresi antihistamin dapat diperbesar bila pasien memakan makanan berikut, kecuali:
a. Daging
b. Macaroni
c. Telur
d. Keju
e. Sayuran hijau
49. INH dapat meyebabkan defisiensi vitamin B6 dan menyebabkan berbagai efek, kecuali
a. Nafsu makan meningkat
b. Mulut kering
c. Mual
d. Muntah
e. Sakit perut
50. Obat kortikosteroid dapat menyabakan berbagai hal, kecuali:
a. Mengganggu pembentukan tulang
b. Mengurangi absropsi kalsium dan fosfor
c. Mempercepat kesembuhan luka
d. Meningkatkan kadar glukosa dan kolestrol dalam darah
e. Meningkatkan kebutuhan akan vitamin C dan vitamin.

P S T 2 0 0 4 | 12

ESSAY
1. Apa yang dimaksud inteaksi obat signifikan secara klinis? Terangkan!
2. Sebutkan masing-masing paling tidak 3 (tiga) faktor obat dan faktor pasien yang
mempengaruhi interaksi obat.
3. Apa outcome interaksi obat secara farmakokinetika! Sebutkan beberapa contohnya!
Berdasarkan tingkat keparahannya, interaksi obat dibedakan dalam beberapa level.
Sebutkan dan apa yang membedakannya! Terangkan !
4. Strategi menghindari interaksi obat daalm rangka pemilihan obat ada 8 (delapan).
Sebutkan dan terangkan paling tidak 4 (empat) buah.
5. Penggunaan teofilin sustaine release, doxycline, antasida. Pada hari ke-2 dan ke-4 setelah
pemberian antibiotik doxyxline, diketahui kadar dalam darah dari teofilin 13 mg/L dan 11
mg/L. Tetapi pada hari ke-8 pasien mengeluh mual dan mutah, pusing. Setelah dilakukan
TDM kadar teofilin 30 mg/L. Analisis kasus tersebut dan bagaimana pengatasannya?


JAWABAN SOAL PAK WALDI
1. A
Problem terapi obat salah satunya adalah interaksi obat.
Many drug-related problems are caused by drug interactions.
Drug interactions represent one of the categories of drug-related problems that have been
identified as events or circumstances of drug therapy that may interfere with optimal clinical
outcomes (p.2)

2. B
Diuretik (thiazide) menaikkan kadar glukosa dalam drah. Jika digunakan bersamaan dengan
insulin atau antidiabetik oral, akan menetralkan aktivitas antidiabetik. Used concomitant
with insulin or one of the oral antidiabetics; it may counteract the glucose lowering action of
antidiabetic drugs and necessitate an adjustment in dosage. (p. 28)

3. A
Diuretik dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. They may produce a
hyperuricemic effect. The drugs for gout may necessitate an adjustment in dosage. (p. 28)
4. C
Jika kelebihan menggunakan -adrenergik antagonis, misal fentolamin, maka pasien akan
mengalami priapism (ngaceng terus). Untuk menetralkannya diberikan -adrenergik agonis,
contohnya metraminol dan methoksamin. (p. 29)

5. C
Sayuran hijau banyak mengandung vitamin K yang berperan pada pembekuan darah. Kalo
kebanyakan sayuran, vitamin K banyak, padahal efeknya berlawanan dengan warfarin
(antikoagulan) sehingga aktivitas warfarin bsa menurun. (jadi bukan karena menghambat
absorpsi warfarin). The capacity of warfarin to interfere with the activation of the vitamin K-
dependent clotting factors is reversed by vitamin K administration, allowing possible
thrombus formation. (p. 29)
6.
7. E
Diuretik akan mendeplesi pengeluaran ion Na, sehingga menurunkan klirens dari lithium dan
meningkatkan aktivitas lithium. Tetapi obat ini boleh digunkan asalkan dilakukan monitor.
The sodium depletion caused by diuretics reduces the renal clearance and increase the
activity of lithium. The concurrent therapy need not be contraindicated so long as the
interaction is recognized and steps are taken to monitor therapy and adjust dosage. (p. 32)

8. A
When MAO is inhibited, the concentrations of norepinephrine within adrenergic neurons
increase. A drug that can stimulate its release can bring about an exaggerated response. The
patients may experience severe headache, hypertension (possibly a hypertensive crisis), and
cardiac arrhythmias. It is important that patients being treated with MAOIs avoid using
products containing these agents. (p.32)

9. C
TCA menghambat uptake guanethidine ke neuron terminal, yang akhirnya akan menurunkan
konsentrasi guanethidin pada site ini untuk bisa berefek sebagai hipotensif. Guanethidine
ditranport ke site of action within adrenergic neurons by a transport system that also is
responsible for uptake of norepinephrine, as well as several indirectly acting
sympathomimetic amina seperti ephedrine dan amphetamines.
Antipsychotics lain seperti chlorpromazine, haloperidol, dan thiothixene dapat juga
menurunkan efek antihipertensif dari guanethidine. (p. 33)

10. A
11.
12. C
Ciprofloxacin sebagain inhibitor CYP 1A2. Kalo terhambat maka kadar teofilin (dalam hal ini
sebagai substrat) akan meningkat.

13. C
Interaksi farmakokinetika meliputi:
- Alteration of GI absorption
- Alteration of distribution
- Induksi dan inhibisi metabolisme
- Alteration of excretion
14. B
Antasida bisa menyebabkan salut enterik bisacodyl menjadi larut. Karena kerja bisacodyl
ditujukan bekerja di usus buat laksative.

15. B
Cholestyramine & Cholestipol bisa mempercepat eliminasi leflunamide, membentuk
kompleks.(p. 13)

16.
17.
18.
19. B
Eliminasi methotrexate dihambat oleh NSAID.

20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29. B
Examples of drugs that inhibit certain hepatic enzyme systems: Cimetidine, Ciprofloxacin,
Clarithromycin, Diltiazem, Enoxacin, Erythromycin, Fluoxetin, Fluvoxamine, Itraconazole,
Ketoconazole, Nefazodone, Paroxetine, Ritonavir (p. 23-25)

30. C
Agen penginduksi enzim:
- Carbamazepine
- Ethanol (chronic, not acute)
- Fenobarbital
- Fenitoin
- Rifampisin (p. 20-21)

31. A
The consumption of grapefruit juice has been reported to increase the serum concentration
and activity of a number of drugs, such as:
- calcium channel blockers (e.g., amlodipine, felodipine, nimodipine, and nisoldipine)
- hydroxymethylglutaryl-CoA (HMG-CoA) reductase inhibitors (e.g., lovastatin)
- carbamazepine, and
- cyclosporine
Grapefruit juice increases average felodipine levels about threefold, increases cyclosporine
levels, and increases the level of terfenadine (antihistamine). (p. 16)
32. D
Faktor-faktor obat:
a. Narrow therapeutic range
b. Low bioavailability
c. Drug formulation (presence of interacting excipients)
d. Drug stereochemistry
e. Drug potency
f. Steep dose-response curve
g. Duration of therapy
h. Drug dosage (where a higher dose yields a more significant interaction)
i. Drug concentration in blood and tissue
j. Timing and sequence of administration of interacting drugs (staggered versus
simultaneous administration)
k. Route of administration
l. Baseline blood concentration of interacting drug and its therapeutic index
m. Extent of drug metabolism (fraction of systemic clearance from metabolism)
n. Rate of drug metabolism (hepatic extraction ratio and hepatic clearance)
o. Degree of protein binding of interacting drugs
p. Volume of distribution of affected drug
q. Problematic pharmacokinetics (p. 3-4)

33. A
Faktor-faktor pasien;
a. Body weight, composition, and size
b. Quantity and activity of specific drug-metabolizing enzymes (genetic polymorphism)
c. Inherent inter- and intra-individual variability in pharmacokinetics and pharmacological
response
d. Age
e. Gender
f. Race
g. Tobacco use
h. Alcohol use (acute or chronic)
i. Diet
j. Underlying disease states and their severity (acute, chronic, unstable)
k. Malfunction and disease of organs of drug elimination (e.g., liver, kidney)
l. Polypharmacy (particularly with enzyme inhibitors or inducers) (p. 4)

34. A
Patients at particular risk include:
1. those with hepatic or renal diseases
2. those on long-term therapy for chronic disease (HIV infection, epilepsy, and diabetes
3. those in intensive care, transplant recipients, patients undergoing complicated surgical
procedures
4. Those with more than one prescribing doctor.

35. A
Physiologic factors such as:
a. gastrointestinal motility
b. gastrointestinal pH
c. presence of gastrointestinal disease
d. gastric emptying time
e. intestinal blood flow
f. intestinal metabolism
g. Inhibition/induction of transport proteins (e.g., P-glycoprotein). (p. 8)

36. C
Drugs having the highest risk of being involved in a clinically important drug interaction
often have:
1. narrow therapeutic index,
2. a steep dose-response curve,
3. Potent pharmacologic effects. (p. 6)

37.
38.
39.
Antasida menurunkan absorbsi obat berikut karena alteration pH: (p. 13 1a)
- Aspirin
- Ketokonanazol, itrakonazol, flukonazol (suatu H2 antagonism protont-pump inhibitor)
- Bisacodyl (suatu laksatif, Dulcolax isinya zat ini)
- Tetrasiklin. Antasida mengandung kation logam seperti Al atau Mg yang bisa mengkelat
tetrasiklin (p. 13 yang 2a)
- Siprofloxacin, walaupun minor, gak begitu berbahaya (p. 11)

40. D
Among the foods having the highest tyramine content:
- aged cheeses (e.g., cedar),
- certain alcoholic beverages (e.g., Chianti wine),
- pickled fish (e.g., herring),
- concentrated yeast extracts,
- Broad-bean pods (fava beans or Italian green beans). (p. 15)

Sory, ini Cuma coret-coretan punyaku (Moko, saja). Dulu pas kerajinan sok-sokan jawab soal, tapi
gak elar juga. Hahahhaha. P.xx adalah letak halamn di hand-out pak waldi yg bentuk PDF itu lho...
Causes of Increased Risk of Drug Interactions
1. Severity of the Disease State Being Treated
- Aplastic anemia
- Asthma
- Cardiac arrhythmia
- Diabetes
- Epilepsy
- Hepatic precoma
- Hypothyroidism
2. Drug Interaction Potential of Therapy
- Cardiovascular disease
- Connective tissue disorders
- Gastrointestinal disease
- Infection
- Metabolic disorders
- Psychiatric illness
- Respiratory ailments
- Seizure disorders (p. 6-7)


Kumpulan soal INTRO bu Chairun (ibu dosen favorit Agil)
Dosen: Dra. Chairun Wiedyaningsih, M.Kes., M.AppSc., Apt (Aduh, gelarnya panjang bener ....)

1. Obat dapat berinteraksi dengan adanya penyakit. Terangkan mengapa terjadi perubahan
absorpsi suatu obat karena terjadinya penyakit cholethiasis (batu empedu). Terangkan
mekanismenya, sebutkan golongan obat dan berikan contohnya.

2. Jelaskan apa yang tejadi pada penyakit gagal jantung kongestif. Mengapa penyakit tersebut
dapat berpengaruh pada absorbsi obat. Bagimana dengan proses eliminasinya di hati dan
ginjal. Jelaskan.

3. Terangkan faktor-faktor fisiologi apa yang perlu diperhatikan pada penyakit hati. Jelaskan
pengaruh perubahannya untuk obat-obat yang mempunyai rasio ekstraksi hati rendah dan
tinggi. Beri contohnya.

4. Obat dapat berinteraksi dengan adanya penyakit. Terangkan mengapa pada uremia dapat
mempengaruhi absorpsi suatu obat. Beri contohnya.

5. Terangkan apa yang mungkin dapat terjadi pada penyakit glomerulonefritis. Hal-hal apa saja
yang perlu diperhatikan berkaitan dengan interaksi obat (jenis obat apa yang bagaimana yang
perlu diperhatikan).

6. Terangkan faktor-faktor fisiologi apa yang perlu diperhatikan pada gagal ginjal yang dapat
mempengaruhi farmakokinetika obat. Mengapa terjadi perubahan ikatan protein, bagaimana
dengan ikatan protein propanolol?

7. Telah banyak dilaporkan bahwa pemberian propanolol (EH >>) secara oral dapat mengubah
parameter farmakokinetika dari propanolol. Terangkan secara jelas dan lengkap mengapa hal
ini bisa terjadi?

8. Perubahan fisiologi apa yang akan terjadi saat kehamilan. Bagaimana pengaruh perubahan
hormonalnya. Terangkan apa yang perlu diperhatikan bila ibu tersebut menderita epilepsi dan
minum fenitoin.

9. Kalsium
a. Kalsium dalam tubh terutama dalam bentuk apa dan disimpan di mana?
b. Bagaimana risiko bila kekurangan dan kelebihan kalsium
c. Beri contoh obat yang berinteraksi (berpengaruh/dipengaruhi) dengan kalsium dan
terangakn mekanismenya.

10. Ion kalsium memegang peranan penting dalam proses fisiologi. Terangkan bagaimana
peranan dan mekanisme bila terjadi interaksi kalsium dengan obat untuk penyakit jantung?

11. Berikan contoh dan terangkan mekanismenya obat yang absorpsinya sangat dipengaruhi oleh
diet makanan yang mengandung lemak tinggi.

12. Protein dan MAOI
a. Dalam bentuk apa dan bagaimana protein pada makanan dapat masuk/terabsorpsi
dalam tubuh?
b. Bagaimana protein disimpan di dalam tubuh dan apa fungsinya?
c. Telah banyak dilaporkan kasus interaksi MAOI dengan makanan, terangkan
mekanisme terjadinya intraksi serta baagimana pengatasannya?

Ini gambaran tipe soal kesukaan ibunya. Dari sini kita bisa nebak2, kira-kira soal kita yang sesuai ma penyakit yang diajarin.
Kayak pas kita: AIDS, bangsal renaal, dsb.
SOAL HERBAL-DRUG INTERACTIONS

Setelah diskusi HERBAL-DRUG INTERACTIONS besok, diharapkan mahasiswa mampu menjawab soal-soal
berikut.
1. Jelaskan dengan singkat, obat-obat herbal dapat berinteraksi dengan obat terapetik (sintetik)
sehingga dapat mengubah efek terapi obat sintetik.
2. Jelaskan dengan singkat interaksi yang terjadi antara Capsicum sp dan ranitidin, mengenai:
a. Mekanisme interaksi
b. Efek klinik yang terjadi
3. Jelaskan dengan singkat mekanisme interaksi dan efek klinik yang terjadi antara resveratrol (zat
kimia dalam kulit buah anggur) dengan:
a. Sildenafil
b. Eritromisin
4. Jelaskan dengan singkat mekanisme interaksi dan efek klinik yang terjadi, tentang Ginkgo biloba
terhadap:
a. Citalopram
b. Fenitoin
c. Paroksetin
d. St John Wort
5. Jelaskan dengan singkat sebabnya, interaksi obat dengan Ginkgo biloba:
a. Dengan warfarin sehingga terjadi perdarahan
b. Dengan parasetamol, sehingga terjadi hematoma
6. St Johns Wort mengandung (pseudo) hipericin. Jelaskan mengapa herba ini tidak boleh
digunakan bersama-sama dengan obat-obat antidepresan?
7. Penderita asma yang sedang menggunakan teofilin, sebaiknya tidak mengkonsumsi cabe
(Capsicum sp). Apa sebabnya?
8. Jelaskan dengan singkat, mengapa kombinasi kafein dan sediaan yang mengandung efedra
sebaiknya tidak digunakan oleh penderita glukoma?
9. Jelaskan dengan singkat respon klinik yang mungkin terjadi, jika kavapiron diminum bersama-
sama dengan obat flu yang mengandung chlortrimeton (CTM).
10. Apa sebab minyak bawang putih dapat:
a. Memperkuat efek kurkumin (anti-radang)?
b. Memperlancar aliran darah ke otak dan jantung
11. Jelaskan dengan singkat respon klinik yang mungkin terjadi, jika jus buah anggur diminum
bersama-sama dengan:
a. Midazolam
b. Nimodipin.

Downloaded from: moko31.wordpress.com


Jawaban:

2. Capsicum Sp vs Ranitidin
a. Mekanisme interaksi
Jawab: beberapa bukti menyatakan bahwa capsium dapat meningkatkan sekresi asam lambung
sehingga seolah-olah simetidin tidak bekerja dengan baik untuk mengontrol asam lambung.
b. Efek klinik
Jawab: perut perih, mual, muntah, lama kelamaan akan mengalami ulkus peptik.

3. a. Resveratol vs Sildenofil
Mekanisme interaksi
Jawab: resveratol yang terkandung dalam grapefruit juice merupakan inhibitor enzim sitokrom P450
sehingga akan menghambat metabolisme sildenofil sehingga kadar dalam tubuh meningkat dan efeknya
meningkat.
Efek klinik
Jawab: libido yang terus meningkat, priapism.

b. Resveratol vs Eritromisin
Mekanisme interaksi
Jawab: ada 2 kemungkinan:
1). Keduanya merupakan inhibitor enzim sehingga bila digunakan bersama obat lain akan menghambat
metabolismenya.
2).

4. a. Gingko biloba vs citalopram
Mekanisme interaksi
Jawab: gingko biloba dapat meningkatkan efek antidepresan SSRI termasuk sitalopram.
Efek klinik
Jawab: letargi kesadaran menurun

b. Gingko biloba vs Fenitoin
Mekanisme interaksi
Jawab: gingko biloba dapat menurunkan efek anti konvulsi fenitoin sehingga gejala seizure tidak
terkontrol.
Efek klinik
Jawab: kejang

c. Gingko biloba vs Paroksetin
Makanisme interaksi
Jawab: gingko biloba dapat menurunkan efek anti konvulsi fenitoin sehingga gejala seizure tidak
terkontrol.
Efek klinik
Jawab: letargi kesadaran menurun

d. Gingko biloba vs St. John Wort
Mekanisme interaksi
Jawab: SJW memiliki efek MAO inhibitor, antidepresan. Gingko biloba + SJW meningkatkan efek
antidepresan SJW
Efek klinik
Jawab: letargi kesadaran menurun

8. Kafein merupakan stimulan reseptor -adrenergik yang dapat meningkatkan aliran darah. Sedangkan
efedra memiliki efek samping menyebabkan hipertensi. Glaukoma disebabkan karena peningkatan
tekanan cairan dalam bola mata. Oleh karena itu, apabila kedua obat ini digunakan oleh penderita
glaukoma maka dapat semakin meningkatkan tekanan cairan dalam bola mata sehingga dapat terjadi
kebutaan.

9. Kava (Piper methysticum) yang mengandung zat aktif kavapiron ini memiliki efek sedatif. Jika kava
diminum dengan CTM yang memiliki efek samping sedatif juga maka dapat memperlama efek sedatif.

10. a. minyak bawang putih dapat menghambat enzim COX dan 12-lipoxygenase
b. minyak bawang putih dapat mencegah penjendalan darah (anti trombotik)

11. a. Jus anggur merupakan inhibitor enzim CYP3A4. Midazolam + jus anggur peningkatan kadar
midazolam dalam tubuh ketoxican
b. Nimodipin + jus anggur peningkatan kadar nimodipin dalam tubuh ketoxican

5 Januari 2006

1. Sebutkan dan berilah penjelasan singkat, enam karakteristik pasien yang mudah/ cenderung
mengalami interaksi obat !
Jawab:
Resiko tinggi disebabkan karena keparahan penyakit yang sedang diobati
Misalnya: - pasien aplastik anemia
- pasien asma
- pasien aritmia jantung
- pasien ICU-ICCU
- pasien diabetes
- pasien epilepsi
- pasien dengan gangguan hati
- pasien hipotiroid
Resiko tinggi disebabkan karena potensi interaksi obat dari terapi yang terkait
Misalnya: - gangguan autoimun
- gangguan jantung
- gangguan GI
- infeksi
- gangguan psikiatrik
- gangguan pernafasan
- gangguan seizure

2. Fenitoin (300 mg; PO) diberikan kepada subyek laki-laki, menghasilkan nilai AUC 104,3 g/ml/jam.
Namun setelah diberikan bersama-sama dengan piperin ternyata AUC tersebut menjadi 156,3
g/ml/jam. Jelaskan dengan singkat faktor penyebab kenaikan AUC tersebut.
Jawab: Piperin menghambat clearance (Cl) obat-obat dengan rasio ekstraksi rendah seperti fenitoin.


K o m u n i k a s i d a n K o n s e l i n g | 1

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

KOMUNIKASI DAN KONSELING

5 Juli 2005
Dr. RA. Oetari, SU.Apt.

1. Jelaskan macam cara mendidik pasien. Bagaimana membuat bahan untuk mendidik pasien
secara tertulis?
Jawab:
Metode mendidik pasien
a) Ceramah
b) Dialog dan diskusi
c) Informasi tertulis (print information)
d) Alat bantu audio-visual
e) Teknik demonstrasi dan praktek
f) Bantuan computer (program di CD yang bisa dilihat pasien di rumah)
g) Video simulasi
Membuat bahan untuk mendidik pasien secara tertulis
a) Kalimat pendek dan sederhana
b) Gunakan kalimat perintah
c) Gunakan kata-kata umum
d) Buat kalimat dan paragraf pendek
e) Spesifik
f) Gunakan margin dan space yang cukup
g) Susunan sistematis
h) Gunakan warna
i) Gunakan tabel, diagram
j) Gunakan angka arab

2. Apa tujuan Farmasis memberikan petunjuk umum/label? Beri 3 contoh label tersebut.
Jawab:
Tujuan:
a) Meyakinkan pasien untuk memahami sepenuhnya bagaimana memperoleh keuntungan
maksimum dari perawatan
b) Memberikan arahan pengobatan dan memastikan pasien mengerti petunjuk.

Contoh:
K o m u n i k a s i d a n K o n s e l i n g | 2

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

a. Jangan minum alkohol saat menjalankan perawatan dengan obat kecuali disarankan oleh
dokter atau apoteker anda.
Label ini digunakan pada obat-obat yang dikontraindikasikan dengan alkohol, obat
diabetes oral, penghambat MAO, disulfiram, beberapa antikoagulan.
b. Obat ini harus diminum sedikitnya setengah jam sebelum makan dan 3 jam setelah makan.
Label ini digunakan untuk obat-obat yang harus digunakan pada saat perut kosong
contohnya eritromisin, ketokonazol, dapson, itrakonazol.
c. Jangan minum susu, antasida, suplemen besi atau kalsium dalam 2 jam untuk tiap dosis
obat ini.
d. Obat ini dapat menyebabkan rasa kantuk dan efeknya dapat meningkat bila dikonsumsi
bersama alkohol. Jika minum obat ini, tidak boleh mengemudikan kendaraan bermotor atau
menjalankan mesin
e. Hindari kulit terkena sinar matahari langsung secara berlebihan selama menjalani
perawatan dengan obat ini
f. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda sebelum menggunakan aspirin selama
menjalani perawatan dengan obat ini

Dra. Nusratini, SU., Apt.


1. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memberikan konseling.
Sebutkan dan berikan penjelasannya.
Jawab:
a. karakteristik pasien
Konseling harus disesuaikan dengan pasien yang dihadapi
- Lansia, biasanya dalam pengobatan akan mendapatkan obat dalam junmlah yang banyak.
Disisi lain lansia sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologi tubuhnya sehingga
kemungkinan dapat menimbulkan reaksi efek samping obat dalam pengobatan. Hal inilah
yang perlu perhatian yang khusus dan terkadang dapat menimbulkan problem saat
konseling.
- Anak-anak, kondisi fisiologinya berbeda dengan orang dewasa, oleh karena itu anak-anak
bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk mini. Maka perlu perhatian khusus.
- Latar belakang budaya yang berbeda, akan memberikan persepsi yang berbeda terhadap
penyakit. Contohnya : muntah dan diare ada sebagian kalangan masyarakat yang
menganggap hal tersebut merupakan proses alami sehingga jika dibiarkan saja tidak apa-
apa. Padahal diare dapat berakibat pada dehidrasi, sehingga sebagai farmasis kita harus
dapat mengatasi kondisi budaya yang seperti itu.
- Kekurangan dari pasien, terkadang saat menghadapi pasien seorang farmasis tidak begitu
saja dengan mudah mendapatkan kondisi atau info yang diperlukan maka farmasis harus
rajin membaca buku dan juga harus pintar dalam membaca situasi pasien.
K o m u n i k a s i d a n K o n s e l i n g | 3

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

Contoh: terkadang kita akan bertemu dengan pasien dengan keadaan kekurangan dalam
pendengaran sebagai seorang farmasis kita harus dapat membaca tanda-tanda bahwa
pasien kita kekurangan dalam pendengaran, hal ini dapat dilihat dari hasil komunikasi yang
tidak nyambung. Maka farmasis harus menjelaskan pelan-pelan dengan gerakan bibir yang
terbaca, atau menggunakan bahasa isyarat (non-verbal) namun hal yang perlu diingat
bahwa semua proses bantuan yang kita berikan harus mengikuti etika yang berlaku dan
jangan memberikan bahasa nonverbal di depan umum.
- Pasien yang buta huruf (tidak dapat membaca), biasanya pasien dengan kharakteristik ini
akan malu untuk berkata jujur. Maka sebagai farmasis kita dapat melihat tanda-tanda:
pasien buta huruf biasanya akan mengatakan kacamatanya ketinggalan.
- Gaya hidup dan pekerjaan, hal ini sangat penting untuk diketahui olaeh farrmasis karena
jika pemberian obat tidak disesuaikan dengan gaya hidup dan pekerjaan akan berbahaya.
Contoh : supir bekerja malam hari jika ada obat yang memberikan rasa kantuk maka
penggunaannya harus disesuaikan.
b. karakteristik obat
Obat pada dasarnya dibagi menjadi dua kelompok :
- Obat non resep
- Obat yang harus melalui resep dokter
Konseling yang diberikan harus tepat sesuai dengan karakteristik obat.
Contoh : obat dengan resep biasanya mempunyai tingkat keberbahayaan yang tinggi (lebih
berersiko) dibanding obat non resep, maka farmasis harus berhati-hati dan memberikan
konseling yang tepat pada pasien. Sebaliknya obat non resep tingkat resikonya lebih kecil
(meskipun dalam pemakaian yang salah dan dalam jangka waktu lama memiliki tingkat
bahaya yang lebih tinggi).
Selain kedua obat diatas maka kharakteristika obat lain yang perlu diperhatikan adalah:
- Obat yang mungkin berinteraksi dengan banyak obat dan efek samping yang berbahaya
- Obat dengan cara penggunaan yang sulit.
Misalnya; hand healer dalam penggunaannya farmasis harus benar-benar menjelaskan
agar pasien mengerti. Alat bantu yang dapat dipakai : diagram, gambar, atau dengan
memperagakan alat secara langsung)
- Obat yang pada penggunaanya tidak langsung kelihatan efeknya.
Misalnya, untuk obat-obat hipertensi pasien tidak akan langsung merasakan efeknya bahkan
terkadang akan menimbulkan efek lain seperti batuk-batuk pada penggunaan kaptopril. Hal
tersebut berdampak pada ketidak patuhan pasien dalam menggunakan obat. Farmasis harus
dapat memberikan konseling yang tepat tentang obat dengan sifat ini.
Pengatasannya: agar patuh maka tensi harus dikontrol denganpemeriksaan tekanan darah,
dijelaskan juga kepada pasien kenapa kok tekanan darahnya itu harus turun.
c. karakteristik kondisi
- Pasien dengan penyakit epilepsi dari hasil analisis resep farmasis dapat mengetahui
bahwa pasien tersebut menderita penyakit epilepsi, maka secara etika farmasis tidak
boleh memberitahu/ melakukan konseling di depan umum. Diperlukan privacy, terutama
pada kasus-kasus yang kemungkinan akan mempermalukan pasien. Selain ruangan
privacy maka farmasis dalam memberikan konseling tidak boleh dengan suara yang
keras-keras.
- Penyakit yang tidak bisa sembuh, misal kanker, AIDS, hipertensi.
K o m u n i k a s i d a n K o n s e l i n g | 4

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

Dalam melakukan konselingfarmasis tidak boleh memberikan janji kesembuhan yang
perlu ditekankan adalah kepatuhan pasien dalam menggunakan obat sehingga dapat
mengurangi rasa sakit.
Contoh lain; pasien dengan gagal ginjal kronis,terkadang akan tidak patuh dalam
meminum obat karena timbul perasaan apatis, sebab dia tahu kalau tidak akan sembuh.
Maka sebagai farmasis kita harus memotiovasi pasien untuk tetap menggunakan obatnya
karena pada gagal ginjal kronis biasanya terjadi udema, dan jika diuretiknya tidak
diminum maka pasien akan semakin menderita.
d. karakteristik situasi
- Pasien yang baru datang ke apotek dan pasien yang sudah terbiasa datang ke apotek.
Pasien baru perlu menggali info dari pasien (medical history).
Pasien lama sudah ada info temtang pasien tersebut, misal; alergi, pekerjaan dll. Sehingga
memudahkan dalam penanganan.
Pasien dalam keadaan:
- Marah biasanya karena tidak mau divonis terhadap penyakit tertentu yang sangat
berat. Maka farmasis harus lebih mengerti dan memahami (jadi farmasis tu ususnya
harus panjang ya,...yang sabar kan kalo sabar di sayang Tuhan he333)
- Pasien yang takut pada penyakitnya.
- Pasien yang emnosional, kecewa dll.
- Pasien yang buru-buru dan pasien yang santai penangananya berbeda. Konflik yang
biasanya terjadi adalah pasien tidak mau menunggu lama, dilain pihak obatnya sangat
banyak sehingga farmasis harus pinter2 menjelaskannya.

2. Sebutkan langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh seorang Farmasis untuk dapat
memulai kegiatan konseling (Self-Development of Counseling Pharmacist).
Jawab:
Melakukan Konseling Step Demi Step
a. Farmasis mau berinteraksi secara personal kepada setiap pasien
Kita harus mampu untuk menghadapi pasien terlebih dahulu sehingga dibutuhkan
keberanian dari farmasis dengan berada di depan saat di apotek. Contohnya :
- saat pasien datang ke apotek langsung kita sapa
- perkenalkan diri pada pasien sesaat sebelum melayani pasien
- sedapat mungkin R/ yang datang kita terima langsung dari pasien
- jika perlu tanyakan keluhan pasien untuk meyakinkan terapi yang diberikan adalah
rasional
- setelah R/ dilayani, kita-lah yang menyerahkan pada pasien
- saat penyerahan obat sebisa mungkin jawab semua pertanyaan yang diajukan oleh
pasien, dll.
Yang penting selalu lakukan interaksi dengan pasien setiap ada kesempatan.
b. Memberikan konseling secara lengkap
Tahap ini dilakukan jika kita sudah benar-benar siap menghadapi pasien,
memberikan informasi dan siap melakukan konseling. Jika kita masih ragu-ragu
maka dapat memulai dengan pemberian konseling pada pasien tertentu saja yang
penyakit dan terapinya benar-benar kita kuasai. Sesuaikan dengan penyakit yang
paling banyak diderita pasien dan obat yang akan diterimanya.
K o m u n i k a s i d a n K o n s e l i n g | 5

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

Misal di sekitar apotek ada praktek dokter spesialis penyakit dalam (internis) dan
dokter tersebut sering mengirim pasien ke apotek kita untuk diberi obat yang
sesuai. Maka kita harus mau mempelajari penyakit yang sering diderita pasien dan
obat-obat yang sering digunakan oleh dokter tersebut. Sehingga kita akan lebih
memahami masalah penyakit dalam dan siap memberikan konselingnya.
Selain itu, karena hampir semua pasien menerima resep dengan antibiotik sehingga
penting bagi kita untuk memahami dan menguasai segala hal tentang antibiotik.
Namun sebagai farmasis yang profesional kita hendaknya harus mau mempelajari
berbagai macam penyakit dan obat-obat yang sesuai. Sehingga konseling dapat kita
berikan pada setiap pasien yang sekiranya membutuhkan informasi dari kita
(terutama penyakit kronis yang tidak mungkin sembuh seumur hidupnya dan sangat
memerlukan kepatuhan dari pasien)
c. Memberikan pelayanan kefarmasian pada komunitas sekitar
Tidak hanya di apotek, kita juga dapat memberikan pelayanan kefarmasian kepada
masyarakat sekitar apotek atau tempat tinggal kita. Misal melakukan penyuluhan
terhadap ibu-ibu PKK tentang cara penyimpanan obat yang benar, membedakan
obat asli dari yang palsu, cara mendapatkan pengobatan yang aman, menjaga
kesehatan diri, keluarga dan lingkungan, dll. Dengan penyuluhan ini maka kita
dapat mengenalkan diri di masyarakat dan meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dan memberikan informasi.

Hal-hal yang perlu diingat saat melakukan konseling adalah:
Konseling bersifat induvidual hanya berlaku pada kondisi penyakit dan pasien tertentu saja.
Pastikan p mendapatkan informasi yang benar-benar dibutuhkan.
Pasien berlangganan sudah diketahui riwayat penyakit dan pengobatannya. Hal-hal yang
telah disampaikan tidak perlu diulang jika pasien sudah mengerti.
Pasien baru perlu diketahui riwayat penyakit dan pengobatannya. Lalu info yang diberikan
disesuaikan dengan info yang dibutuhkan pasien.
Pasien yang sama belum tentu datang dengan kondisi emosi yang sama. Bisa saja karena
pasien yang dulunya ramah sekarang menjadi pemarah karena pasien menderita penyakitt
tertentu yang membuatnya tertekan. Terhadap kondisi ini qt harus menyampaikan kalimat
positif untuk menenangkan pasien dan pasien tidak khawatir terhadap penyakitnya. Bila
kondisi pasien tidak memungkinkan untuk diberikan konseling, maka farmasis dapat
membuat janji untuk mengadakan konseling di lain waktu.

3. a. Ny. Adriani seorang penderita DM mendapatkan obat: injeksi insulin. Berikan
konselingnya, termasuk pilihan tempat penyuntikannya.
Jawab:
Konseling yang diberikan
- berikan penjelasan tentang penyakit DM
- insulin adalah obat untuk menurunkan kadar gula darahnya yang tinggi sehingga
efeknya dapat terlihat dengan melakukan cek kadar gula darah
- insulin digunakan dengan disuntikkan di bawah kulit, praktekkan cara
penyuntikannya
- insulin merupakan hormone sehingga penyimpanannya harus dilakukan dengan hati-
hati yaitu di lemari pendingin
(klo ada yang kurang ato salah tambahin sendiri ya )
K o m u n i k a s i d a n K o n s e l i n g | 6

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta


b. Tn. Hananto seorang penderita hipertensi, pelanggan apotek Fitria
mendapatkan obat: Kaptopril 12,5 mg sebanyak 30 tablet 3 kali sehari serta salep
mata dan tetes mata Kloramfenikol. Anda sebagai seorang Farmasis harus
memberikan konseling. Jelaskan hal-hal apakah yang harus anda berikan dalam
konseling tersebut.

Jawab:

a. Pasien usia lanjut mengalami penurunan fungsi organ dan berkurangnya kemampuan fisik
(penglihatan) yang diperparah oleh adanya penyakit infeksi mata yang diderita pasien.
b. Penggunaan obat salep mata dan tetes mata perlu didemonstrasikan cara pemakaiannya.
Penggunaan obat tetes mata perlu dimonitor apakah selama ini pasien telah
menggunakannya dengan cara yang benar.
c. Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, jadwal penggunaan obat tetes mata dan salep mata
diberikan pada waktu tidak bersamaan. Salep mata diberikan pada malam hari sebelum
tidur agar tidak mengganggu jam istirahan pasien (bila harus bangun pada tengah malam).
d. Obat hipertensi (kaptopril) mungkin tidak memberikan perubahan simptom penyakit pasien
tapi akan terlihat jika pasien melakukan cek tekanan darah, dalam keadaan ini pasien perlu
diberi pengertian tentang hipertensi. Tekanan darah pasien perlu dikontrol. Perubahan
kebiasaan pasien dapat membantu penurunan tensi pasien ke tingkat normal.
e. Sampaikan makanan dan minuman yang harus dihindari oleh pasien.


Jawaban singkat dari Larasati

Nomor 1
Kayaknya jawaban soal ini ada hubungannya ma tailoring counseling. Apa iya?? Kalo ada yang
kurang bener, mohon dikoreksi n aq dikasih tau yaw...

Berkomunikasi dan memberikan konseling kadang terlihat mudah namun sebenarnya konseling
memerlukan banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan farmasis memberikan konseling yang
tepat sasaran. Dalam tailoring counseling, farmasis memaksimalkan konseling terkait dengan
kajian dan spesifik terhadap masing-masing pasien.

Faktor yang harus diperhatikan yaitu :

Karakteristik pasien = konseling harus disesuaikan dengan pasien yang dihadapi
1. Lansia, biasanya dapet obat dalam jumlah banyak, sedangkan di sisi lain mengalami
kemunduran fungsi fisiologis tubuh. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus
2. Anak-anak, mereka bukan miniatur orang dewasa
3. Latar belakan yang berbeda akan memberikan persepsi yang berbeda terhadap penyakit
4. Pasien dengan disability (misalnya buta huruf) biasanya malu untuk berkata jujur
5. Gaya hidup dan pekerjaan, hal ini penting diketahui farmasis.

Karakteristik obat
1. Obat resep, mempunyai tingkat risiko dan tingkat keberbahayaan yang lebih tinggi
dibanding obat nonresep
K o m u n i k a s i d a n K o n s e l i n g | 7

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

2. Obat nonresep, meskipun tingkat risiko lebih kecil, pemakaian yang salah dalam jangka
waktu lama dapat membahayakan pasien. Selain itu,
3. Obat yang mungkin berinteraksi dengan banyak obat lain dan efek samping yang
berbahaya
4. Obat dengan cara penggunaan yang sulit, misalnya nebulizer
5. Obat yang efeknya tidak langsung terasa setelah penggunaan, misalnya obat hipertensi

Karakteristik Kondisi = Farmasis memberikan konseling sesuai dengan kondisi yang bersangkutan,
contohnya :
1. Pasien epilepsi >> dari analisis resep dapat diketahui bahwa pasien menderita eilepsi,
maka secara etis farmasis tidak memberikan konseling di depan umum. Artinya,
kondisi-kondisi yang memungkinkan dapat membuat malu pasien, ciptakan suasana
privacy saat konseling. Suara farmasis juga jangan keras-keras.

2. Pasien yang tidak dapat sembuh (AIDS, kanker, hipertensi) >> dalam konseling,
farmasis jangan memberi janji palsu bahwa pasien akan sembuh. Yang perlu
ditekankan adalah kepatuhan pasien dalam meminum obat untuk dapat meningkatkan
kualitas hidup pasien.

Karakteristik situasi = pasien baru dan pasien lama membutuhkan penanganan yang berbeda
1. Pasien baru >> perlu menggali info dari pasien (riwayat pengobatan)
2. Pasien lama >> sudah ada info misalnya mengenai alergi, pekerjaan, dll sehingga
memudahkan penanganan. Selain itu, pasien dalam keadaan :
3. marah, biasanya karena tidak mau divonis terhadap penyakit tertentu yang sangat berat.
Maka farmasis harus dapat memahami hal ini. (orang sabar disayang Tuhan)
4. takut terhadap penyakitnya
5. kecewa
6. pasien yang sedang terburu-buru (biasanya ga mau nunggu lama)

Nomor 2
Progressing into counseling step by step:

1. Farmasis mau berinteraksi secara personal terhadap pasien. Untuk mampu memberikan
konseling maka farmasis harus mampu menghadapi pasien terlebih dahulu, dibutuhkan
keberanian farmasis untuk berada sebagai lini depan apotek. Contoh : menyapa pasien
ketika datang, memperkenalkan siapa kita, dan sebisa mungkin menerima langsung resep
dari pasien.

2. Farmasis memberikan konseling secara lengkap. Tahap kedua ini kita lakukan jika kita
memang sudah siap menghadapi pasien, memberikan informasi, dan siap melakukan
konseling. Atau jika kita masih ragu, kita dapat memulai konseling pada pasien tertentu
dengan penyakit dan terapi yang benar-benar kita kuasai. Meskipun demikian, farmasis
hendaknya bersikap profesional untuk mau mempelajari berbagai macam penyakit dan
pengobatannya.

3. Memberikan pelayanan kefarmasian pada komunitas sekitar. Farmasis tidak hanya
memberikan pelayanan kefarmasian di apotek, tetapi juga di sekitar apotek dan tempat
tinggal farmasis. Mungkin pada saat kerja bakti kampung ato kegiatan kebersihan, farmasis
dapat memberikan penyuluhan mengenai diare, flu burung, dll. bisa juga mengisi
penyuluhan saat arisan ibu-ibu PKK mengenai cara menyimpan obat yang benar (komentar
: KKN banget !!). Yang penting farmasis mempu mengenalkan peran farmasis di
masyarakat dan meningkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi dan memberi
informasi.
K o m u n i k a s i d a n K o n s e l i n g | 8

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta


Dalam memulai konseling farmasis harus ingat bahwa farmasis harus assertive dan memberikan
konseling sesuai kebutuhan pasien, yaitu :
1. Konseling harus disesuaikan pada masing-masing pasien (karena bersifat individual) pada
situasi dan kondisi yang individual juga (komentar : niy maksudnya tailoring counseling
mungkin ya....)
2. Farmasis harus mampu menangani pasien dan kondisi yang sulit, misalnya pasien marah,
bingung, dan mudah tersinggung.


Nomor 3
a. Konseling yang diberikan dan pilihan tempat penyuntikannya antara lain :
Injeksi insulin biasanya diberikan sebelum makan dan harus digunakan secara teratur
agar kadar gula darh tetap terjaga.
Rubahlah pola makan, antara lain perbanyak makanan rendah gula, diet pembatasan
kalori. Perbanyak olahraga, gerak badan secara teratur (jalan kaki, bersepeda). Jika
pasien sering merokok maka kebiasaan itu sebaiknya segera dihentikan.
Efek samping insulin antara lain hipoglikem, hipokalemi, reaksi di tempat injeksi,
rash, reaksi alergi, retensi natrium dan edema. Jika terjadi reaksi hipersensitivitas
sebaiknya terapi segera dihentikan.
Pilihan tempat penyuntikannya antara lain perut, paha, lengan atas, pinggul belakang
(apa lagi ya??)

b. Hal-hal yang harus diberikan dalam konseling tersebut :
Kaptopril harus diminum teratur dan digunakan pada saat perut kosong. Walaupun
efek antihipertensinya tidak langsung terasa tapi obat tetap harus selalu diminum
teratur untuk menjaga tekanan darah Tn. Hananto agar tidak tinggi.
Makanan yang harus dihindari antara lain jeroan, keju, selai kacang, santan,
margarin, garam dapur, soda, makanan awetan karena dapat meningkatkan tekanan
darah. Perbanyak makan sayur dan buah-buahan. Kopi juga harus dihindari.
Luangkan waktu untuk berolahraga teratur sekurang-kurangnya 30-60 menit
sebanyak 2-3 x seminggu. Selain itu, hindari stres yang berlebihan dan istirahat yang
cukup.
Efek samping kaptopril antara lain hipotensi, anemia, ruam kulit, batuk kering,
perubahan indera pengecap. Jika terjadi efek samping tersebut sebaiknya segera
hubungi dan periksa ke dokter.
Perlu disampaikan cara menggunakan tetes mata yang benar dan ditekankan hal-hal
yang penting pada Tn. Hananto, antara lain setelah meneteskan obat pada mata maka
mata dipejamkan selama 2-3 menit, setelah pemakaian botol ditutup kembali dan
jangan menyentuh ujung penetes dengan apapun, simpan obat di tempat yang sejuk
dan gelap, setelah 4 minggu obat dibuang walaupun masih belum habis karena
sudah kurang terjamin kesterilannya jadi catatlah waktu pertama kali obat dibuka.
Juga perlu disampaikan cara menggunakan salep mata yang benar dan ditekankan
hal-hal yang penting, antara lain setelah mengoleskan obat pada mata maka mata
dipejamkan selama 2-3 menit supaya salep dapat tersebar merata, pandangan
mungkin akan menjadi kabur dan terasa pedih ketika membuka mata, jangan
menggosok mata karena hal ini akan hilang sendirinya setelah beberapa saat, setelah
pemakaian tube ditutup kembali dan jangan menyentuh ujung tube dengan apapun,
setelah 4 minggu obat dibuang walau masih belum habis.
Jika harus menggunakan salep mata dan tetes mata (seperti yang dialami Tn.
Hananto) maka tetes mata digunakan terlebih dahulu dan tunggu sekitar 5 menit
sebelum menggunakan salep mata.

F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 9

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

Dr. R.A. Oetari, S.U., Apt.

21 Juni 2005


1. Jelaskan bahwa persyaratan agar konseling efektif dan efisien dengan konsep 4A !
2. Desain layout apotek dengan ukuran 10x10 cm !
3. Sebutkan urutan pertimbangan efisiensi farmasis dan keefektifan melakukan
konseling kepada pasien melalui telepon !
4. Buatlah contoh percakapan antara Anda dan pasien yang menebus obat bahwa dia
sakit kanker dan 2 hari lagi akan operasi !


Jawaban :
1. Availability
Maksudnya niy keberadaan farmasis dapat diakses oleh pasien. Caranya :
untuk kesan pertama, farmasis harus tampak beda, caranya : pake name tag, jas apoteker
dengan warna yang berbeda, layout apotek diperbaiki supaya farmasis bisa lebih dekat
dengan pasien.
penyerahan obat dilakukan langsung oleh farmasis
membuat jadwal konseling dengan pasien
promosi peran farmasis dalam kegiatan kemasyarakatan, misalnya niy membuat klub
jantung sehat trus farmasis berperan aktif memberi edukasi dan konseling

Atmosphere
Farmasis menciptakan suasana supaya pasien nyaman dalam memberikan info, bertanya,
berdiskusi, dan berkonsultasi tentang penyakit dan obatnya, caranya :
memberi ruang privat dan semiprivat khusus untuk konseling
menggunakan bahasa nonverbal untuk membuat pasien nyaman dan dekat
menciptakan suasana konseling yang nyaman seperti mengurangi suara bising atau
memperdengarkan musik yang menenangkan

Approach
Farmasis mempersiapkan dan mengorganisir secara sistematik apa saja yang akan
dibicarakan untuk menciptakan pendekatan terhadap pasien, caranya :
menyusun protap apa saja yang akan dibicarakan
tailoring konseling. Konseling bersifat spesifik untuk pasien tertentu pada kondisi
tertentu
memahami kepentingan pasien adalah nomor 1
mengembangkan kemampuan berkomunikasi : mendengarkan dan konsultasi 2 arah
memilih metode konseling yang tepat

Attitude
Farmasis bersikap profesional tanpa membuat jarak dengan pasien, caranya :
menggunakan bahasa nonverbal
bersikat assertive
bersikap persuasif
percaya diri
long life learner
memanfaatkan teknologi
tidak menunjukkan sikap tergesa-gesa, sabar
be a believer

F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 10

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

2. Temen-temen, niy layout apoteknya aq ambilin dari layout apotek WIPA. Ruang 19 di skema
udah termasuk ruang konseling ya...


3. Saat berkomunikasi menggunakan telepon, ada komunikasi nonverbal (ekspresi wajah,
kontak mata, posisi tubuh, sentuhan) yang tidak dapat dirasakan baik oleh farmasis maupun
pasien, padahal komunikasi nonverbal sangat penting dan efektif dalam menggali informasi
dan melaksanakan konseling. Farmasis juga harus mempersiapkan antisipasi untuk
menghindari kesalahpahaman. Caranya :
1. Menyiapkan data-data pasien dan informasi lain yang diperlukan
2. Awali dengan salam hangat dan bersahabat
3. Selama pasien menceritakan masalahnya, farmasis menjadi pendengar yang baik dan
menghindari interupsi
4. Menjaga kepercayaan pasien
5. Farmasis mengendalikan pembicaraan biar ga mbleber-mbleber
6. Farmasis mengikuti protokol konseling
7. Kompensasi untuk kompensasi nonverbal. Contoh : meminta pasien untuk mengambil
botol obatnya dan melihat labelnya, pasien melihat ada garis, trus farmasis meminta
F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 11

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

pasien untuk mengencerkan obat sampai garis tersebut (ini contoh buat dry syrup kali
yee..)
8. Tanyakan pada pasien apakah ada masalah lain yang ingin didiskusikan, bila perlu buat
perjanjian untuk bertemu pasien secepatnya
9. Tawarkan untuk mengadakan komunikasi via telepon lanjutan. Contoh : bila ada
masalah silahkan hubungi kami..
10. Akhiri dengan membuat kesimpulan positif
11. Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh
12. Dokumentasikan hasil konseling
13. Kalo kasusnya pasien menelepon secara tiba-tiba dan ingin berdiskusi dengan farmasis,
farmasis harus segera menjawab telepon. Bila saat itu farmasis sedang sibuk, maka
sarankan pasien untuk membuat janji untuk berkomunikasi lain waktu
(Komentar : kalo apoteknya masih kecil, komunikasi via telp niy harus dipertimbangkan
secara ekonomis ya, maksudnya pembicaraannya ga mbleber kemana-mana gitu... Kalo ga
bisa membludak niy tagihan telepon hehe..)

4. Contoh komunikasi dengan pasien kanker yang menebus obat dan akan dioperasi 2 hari lagi.
F : Selamat siang. Saya Larasati, apoteker di apotek ini. Ada yang dapat saya bantu ?
P : Oh ya, saya ingin menebus resep nich..
F : Baik Pak, saya lihat dulu ya resepnya..
(setelah dilihat, ternyata resep berisi antineoplastik oral. Berarti ada indikasi kanker. Ingat
kata Bu Nus, kita sering tidak sadar menunjukkan rasa terlalu kasihan kepada orang lain.
Nah, farmasis harus dapat mengendalikan perasaan emosionalnya supaya pasien tidak
merasa dikasihani)
F : Baik Pak, resep saya terima. Saya akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar
resep, apakah bapak punya waktu ?
P : Oke..
F : Baik Pak, mari silahkan duduk (farmasis mengajak pasien duduk di ruang privat)
F : Apa yang telah disampaikan dokter mengenai obat Bapak ?
P : Mmm..obatnya berguna untuk mencegah penyebaran penyakit saya, jadi saya harus
meminumnya secara teratur
F : Betul Pak..
P : Tapi saya sudah ga percaya lagi mba sama obat ini. Buat apa saya minum obat, toh 2
hari lagi saya akan dioperasi..lagipula setahu saya penyakit kanker itu ga bisa sembuh
(pasien tampak sedih)
F : Dioperasi? Bapak jangan takut ya..
P : Saya takut mba, ini operasi pertama kali buat saya
F : Bapak..Bapak yang sabar ya.. Mungkin ini adalah jalan terbaik untuk mengobati
penyakit Bapak
P : Saya tetap takut mba..
F : Boleh saya memberi saran, Pak?
P : Ya..
F : Pak, perasaan takut itu harus dilawan. Bapak harus tetap optimis kalau Bapak akan
membaik, lagipula kalau Tuhan sudah berkehendak, maka tidak ada yang tidak mungkin.
Maka dari itu, Bapak berdoa untuk kelancaran operasi dan kebaikan bapak...
P : (menghela nafas panjang). Ya, sepertinya saya memang harus menguatkan mental
dan banyak berdoa
F : Nah, selagi Bapak menunggu operasi, ada baiknya Bapak tetap meminum obat secara
teratur. Usaha sekecil apapun dapat memberikan hasil yang berarti Pak..
F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 12

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

P : Baik Mba..apalagi yang harus saya lakukan?
F : Bapak tetap menjaga pola makan sehat dan istirahat cukup. Menjelang operasi ini,
sebaiknya Bapak mengurangi bepergian dan aktivitas yang tidak perlu, biar ga terlalu capek.
Dan yang paling penting, Bapak mempersiapkan mental menjelang operasi, lupakan rasa
takut, dan banyak berdoa kepada Tuhan ya Pak..
P : Ya Mbak..
F : Ada lagi yang dapat saya bantu Pak?
P : Sudah Mbak, sebaiknya saya pulang dulu
F : Baik Pak, kalau ada lagi yang perlu didiskusikan Bapak dapat menghubungi saya.
Saya doakan operasi Bapak lancar dan mencapai hasil yang terbaik

Temen-temen, mungkin percakapan di atas terlalu lebay..hehe..mati ide niy.. Yang penting,
dalam menghadapi pasien kanker ini tipsnya..
Pasien tidak suka membicarakan hal yang membuat pasien sedih
Pasien membutuhkan dukungan dari keluarga, sahabat, dan farmasis
Home health care adalah pilihan utama
Farmasis tetap bersikap professional dan tidak emosional
Datang dan kontak dengan keluarga pasien


Prof. Dr. RA. Oetari, SU., Apt.

Senin, 9 Januari 2006


SOAL
1. Apakah yang disebut komunikasi. Bagaimana caranya sebagai seorang farmasis dalam
memberi informasi dan konseling dapat berhasil atau sukses, dilihat dari tahap-tahap proses
komunikasi.
2. Jelaskan mengenai TAILORING COUNSELING
Terangkan masalah-masalah yang menimbulkan kesulitan dalam tailoring counseling

JAWAB
1. Komunikasi merupakan sharing alias berbagi dalam hal informasi, ide, pemikiran dan
perasaan. Tidak hanya kata-kata yang diucapkan tetapi juga ekspresi wajah, vokal, postur
tubuh dan sikap yang lain.
Komunikasi merupakan :
1. pembentukan pesan dari pemikiran, perasaan dan perilaku pengirim (sender)
2. proses penyampaian kepada penerima (receiver)
3. reaksi dari penerima
Bagaimana caranya sebagai seorang farmasis dalam memberi informasi dan konseling dapat
berhasil atau sukses, dilihat dari tahap-tahap proses komunikasi...........????? (soal ini belum
dijawab).
2. Dalam tailoring counseling, farmasis mempelajari bagaimana memaksimalkan konseling
terkait dengan kajian dalam memberikan konseling. Jadi dalam memberikan konseling
farmasis harus dapat menguasai ilmu pengetahuan dan koomunikasi.


F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 13

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

Masalah-masalah yang menimbulkan kesulitan dalam tailoring counseling :
1. Kesulitan penyampaian konseling akibat kesulitan bahasa. Hal ini dapat disebabkan
karena farmasis menggunakan istilah-istilah yang tidak dimengerti dan terasa asing
bagi pasien. Sehingga sebaiknya penjelasan harus yang sederhana serta menghindari
penggunaan istilah-istilah yang sulit.
2. Perbedaan dalam pola pikir dan ekspresi. Misal pasien tetap tersenyum meskipun
sedih. Jadi farmasis harus bisa mendeteksi kemungkinan terjadinya hal tersebut.
3. Pasien mengalami kesulitan membaca. Dapat diatasi dengan menggunakan alat dan
metode lain (diagram, gambar atau mempraktekkan langsung) untuk memberikan
penjelasan/konseling pada pasien.
4. Pasien mungkin mengalami disabilities. Dalam hal ini farmasis harus dapat
mengontrol perasaan kita, menawarkan bantuan kepada pasien dengan cara yang halus,
menyediakan waktu ekstra untuk melayani pasien, menggunakan bahasa nonverbal
dalam berkomunikasi serta mampu mengajak pasien untuk melaksanakan terapi
dengan baik dan memperoleh feedback dari pasien.
5. Pasien yang emosi. Dalam hal ini farmasis tidak boleh ikut-ikutan emosional.
Sebaliknya farmasis harus dapat memahami kondisi pasien dengan menunjukkan
empati, memahami penyebab timbulnya emosi pasien dan beri kesempatan kepada
pasien untuk menjelaskan masalah mereka serta klasifikasikan masalah yang muncul
dan atasi masalah tersebut.
6. Pasien elderly. Hambatan dalam berkomunikasi dengan lansia antara lain dari sikap
farmasis sendiri (misal bahasa yang digunakan kurang dipahami oleh lansia, pakaian
yang digunakan, misal jeans, dianggap kurang sopan oleh lansia, dll) selain itu juga
berasal dari kekurangan secara fisik dari pasien usila (misal kekurangan pendengaran,
penglihatan, kesulitan berbicara, lemah secara fisik, mobilitas terhambat, dll).
Sehingga sebagai seorang farmasis kita harus bisa mengatur perasaan kita,
menyediakan waktu khusus (sehingga dapat mendiskusikan segala permasalahan dan
informasi yang benar-benar dibutuhkan pasien), memahami segala kekurangan pasien
(misal lansia sering lupa mengingat informasi yang diberikan sehingga kita harus
melibatkan anggota keluarganya), memperhatikan kebutuhan spesifik pasien (misal
tiap lansia memiliki jadwal makan yang berbeda-beda sehingga kita harus mampu
membantu mengatur frekuensi pemakaian obat agar tidak mengganggu waktu istirahat
dan jadwal makan pasien tersebut), memonitor pasien/follow up (menghubungi pasien
untuk menanyakan apakah terjadi efek samping obat dan apakah keadaan pasien
membaik dengan penggunaan obat tersebut), memberikan privasi kepada pasien
(karena lansia biasanya lebih sensitif dengan keadaan mereka yang berkekurangan),
menekankan kepatuhan kepada pasien serta memilihkan metode dan alat bantu
konseling yang tepat dan sesuai. Farmasis juga harus benar-benar memahami obat,
terutama dalam problema saat penggunaan, karena adanya kemunduran fungsi tubuh
pada lansia maka menyebabkan efek samping obat lebih mudah terjadi sehingga kita
harus menyampaikan apa saja efek samping yang mungkin terjadi dan bagaimana
mengidentifikasinya, apa yang harus pasien lakukan jika efek samping terjadi dan
kapan pasien harus kembali ke dokter.

F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 14

Komunikasi dan Konseling

Prof. Dr. RA. Oetari, SU., Apt.


Sabtu, 17 Juni 2006

1. Sebutkan alasan mengapa konsultasi dan informasi sangat dibutuhkan pasien.
2. Sebutkan 10 macam hambatan saat konseling.
3. Sebutkan dan jelaskan masing-masing (6) yang termasuk body language.

Jawab:
Alasan konsultasi dan informasi sangat dibutuhkan pasien :

1. konseling pasien merupakan bagian pelayanan kefarmasian.
2. masyarakat mengetahui farmasis sebagai sumber informasi kesehatan.
3. interaksi langsung farmasis dan pasien dapat meningkatkan kualitas hidup.
4. merangsang pasien belajar dan ikut aktif dalam regimen terapeutik.
5. menjamin keselamatn melalui penggunaan obat yang benar.
6. membantu pasien mengatur dan adaptasi penyakitnya.
7. membantu pasien mengatur dan adaptasi pengobatannya.
8. meningkatkan kapasitas pasien.
9. memperlihatkan perhatian dan asuhan lepada pasien.
10. menciptakan hubungan dengan pasien dan membentuk trust.
11. mencegah / meminimalkan masalah yang berkaitan dengan ES obat dan ADR.

Hambatan saat konseling :

1. kekurangan waktu
2. hambatan secara fisik
3. pertimbangan ekonomi
4. rendahnya persepsi pasien terhadap farmasis
5. pemahaman yang kurang
6. rendahnya pengetahuan
7. rendahnya kepercayaan diri
8. rendahnya hubungan pasien dengan dokter
9. rendahnya keterampilan berkomunikas
10. kurang kebiasaan pasien akan kebutuhan konseling dan kepercayaan bahwa konseling itu
ada


Body language :

1. Gesture, adalah gerakan tangan, terutama digunakan jika mengutamakan sesuatu atau
digunakan membantu sender untuk menggambarkan sesuatu. Gerakan tangan harus
digunakan secara tepat agar dapat memperkuat komunikasi dan diharapkan pendengar
(receiver) akan lebih mengerti setelah kita menggunakan gerakan tangan. Namun dalam
prakteknya jangan terlalu berlebihan sehingga akan mengurangi kata-kata yang diucapkan
apalagi sampai membuat pendengarnya bingung.

F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 15

Komunikasi dan Konseling

2. Ekspresi wajah, merupakan bagian yang terpenting dalam berkomunikasi. Ekspresi wajah
seorang farmasis pada saat percakapan akan sangat menentukan bagaimana penerimaan
pasien terhadap nasihat atau informasi yang farmasis berikan. Karena ekspresi wajah
menggambarkan suasana hati dan emosi dengan mata dan mulut sebagai tanda dominan.
Ekspresi wajah merupakan semangat dan welcome tidaknya dari seorang farmasis.
Farmasis juga harus mengetahui ekspresi wajah dari pasien apakah mengerti dan menerima
atau tidak terhadap pesan yang disampaikan.

3. Kontak mata. Salah satu bagian wajah yang utama adalah mata. Karena mata merupakan
jendela dari setiap orang. Menghindari kontak mata merupakan jalan sukses untuk
menghindari komunikasi. Menjaga kontak mata selama percakapan merupakan hal yang
vital untuk meyakinkan proses berkelanjutan menunjukkan tertarik pada subyek dan biasa
untuk menentukan siapa yang akan berbicara. Namun kontak mata tanpa ada interupsi akan
terasa kurang nyaman dan membuat keberhasilan komunikasi berkurang.

4. Kontak fisik, merupakan segala aspek proses komunikasi dan dapat meningkatkan
komunikasi verbal. Sentuhan yang simpatik pada lengan sering mengatakan jauh lebih
berarti dibandingkan kata-kata. Walaupun jauh berbeda dari kultur yang sangat luas,
sentuhan beda jenis kelamin juga ada beberapa kalangan yang tidak dapat diterima. Jadi,
beberapa catatan ini perlu diketahui oleh seorang farmasis yang berhubungan dengan
banyak variasi latar belakang sosial dan kultur yang berbeda.

5. Body posture. Kita juga harus mengetahui dan dapat mengontrol dari bahasa tubuh.
Walaupun kata-kata memberikan verbal pesan positif tetapi mungkin postur tubuh
memberikan pesan negatif. Tentunya jika pasien melihat bahasa tubuh yang negatif maka
pesan verbal akan hilang. Postur tubuh sangat berpengaruh bagaimana percakapan berhasil.
1. posisi tertutup : orang berdiri dengan menyilangkan tangan. Hal ini merupakan
postur yang negatif dan seolah tidak mau memulai percakapan.
2. posisi kaki : kaki orang mengarah kemana ia menuju atau akan pergi. Tanda ini
dapat digunakan untuk mengecek apakah pendengar penuh perhatian atau tidak.
3. body posture yang positif : badan mengarah kepada orang yang berbicara atau
duduk dengan relaks merupakan contoh bahasa non verbal yang dapat membuat
komunikasi baik.

6. Jarak personal. Umum : 3 m; area sosial : 1-3 m; area personal : 0,5-1 m; 50 cm untuk
keluarga, istri, suami.



Dra. Nusratini, SU., Apt

1. Sebutkan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melaksanakan konseling serta berikan
penjelasannya.
2. Salah satu faktor yang dapat mendukung pelaksanaan konseling yang efektif dan efisien adalah
availability. Berikan penjelasannya.
3. Seorang pasien mendapatkan resep sbb :
R/ Cataflam mg 50 No XV
S.b.i.d. tab I
R/ Cendofenicol eye drops 1 % fl I
F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 16

Komunikasi dan Konseling

S.u.e.
R/ Cendofenicol eye ointment 1 % tube I
S.o.n
Pasien tersebut mengatakan bahwa dirinya kesulitan menelan bentuk sediaan padat dan tidak
menyukai bentuk sediaan serbuk (puyer). Jelaskan hal-hal pokok yang harus disampaikan
dalam konselingnya serta berikan pula alasannya.


Jawab:
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melaksanakan konseling :
a. Karakteristik dari pasien
Konseling harus disesuaikan dengan pasien yang dihadapi
- Lansia, biasanya dalam pengobatan akan mendapatkan obat dalam jumlah yang banyak. Di
sisi lain lansia sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologi tubuhnya sehingga
kemungkinan dapat menimbulkan reaksi efek samping obat dalam pengobatan. Hal inilah
yang perlu perhatian khusus dan terkadang dapat menimbulkan problem saat konseling.
- Anak-anak, kondisi fisiologisnya berbeda dengan orang dewasa, oleh karena itu anak-anak
bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk mini sehingga perlu perhatian khusus.
- Latar belakang budaya yang berbeda akan memberikan persepsi yang berbeda terhadap
penyakit. Contohnya : muntah dan diare ada sebagian kalangan masyarakat yang
menganggap hal tersebut merupakan proses alami sehingga jika dibiarkan saja tidak apa-apa.
Padahal diare dapat berakibat pada dehidrasi, sehingga sebagai farmasis kita harus dapat
mengatasi kondisi budaya yang seperti itu.
- Kekurangan dari pasien, terkadang saat menghadapi pasien seorang farmasis tidak begitu saja
dengan mudah mendapatkan kondisi atau info yang diperlukan maka farmasis harus rajin
membaca buku dan juga pintar dalam membaca situasi pasien. Contoh : terkadang kita akan
bertemu dengan pasien yang mengalami kekurangan pendengaran sebagai seorang
farmasis kita harus dapat membaca tanda-tanda bahwa pasien kita kekurangan dalam
pendengaran, hal ini dapat dilihat dari hasil komunikasi yang tidak nyambung. Maka
farmasis harus menjelaskan pelan-pelan dengan gerakan bibir yang terbaca atau
menggunakan bahasa isyarat (nonverbal) namun hal yang perlu diingat bahwa semua proses
bantuan yang kita berikan harus mengikuti etika yang berlaku dan jangan memberikan
bahasa nonverbal di depan umum.
- Pasien yang buta huruf (tidak dapat membaca), biasanya pasien dengan karakteristik ini akan
malu untuk berkata jujur. Maka sebagai farmasis kita dapat melihat tanda-tanda : pasien buta
huruf biasanya akan mengatakan kacamatanya ketinggalan.
- Gaya hidup dan pekerjaan, hal ini sangat penting untuk diketahui oleh farmasis karena jika
pemberian obat tidak disesuaikan dengan gaya hidup dan pekerjaan akan berbahaya. Contoh :
supir bekerja malam hari jika ada obat yang memberikan rasa kantuk maka
penggunaannya harus disesuaikan.
b. Karakteristik dari obat
Obat pada dasarnya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu obat resep dan obat non resep.
Konseling yang diberikan harus tepat sesuai dengan karakteristik obat.
Contoh : obat dengan resep biasanya mempunyai tingkat keberbahayaan yang tinggi (lebih
beresiko) dibanding obat non resep, maka farmasis harus berhati-hati dan memberikan
konseling yang tepat pada pasien. Sebaliknya obat non resep tingkat resikonya lebih kecil
(meskipun dalam pemakaian yang salah dan dalam jangka waktu lama memiliki tingkat
bahaya yang lebih tinggi).
Selain kedua obat di atas maka karakteristika obat lain yang perlu diperhatikan adalah:
- Obat yang mungkin berinteraksi dengan banyak obat dan efek samping yang berbahaya.
F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 17

Komunikasi dan Konseling

- Obat dengan cara penggunaan yang sulit
Misal : handy haler dalam penggunaannya farmasis harus benar-benar menjelaskan agar
pasien mengerti. Alat bantu yang dapat dipakai : diagram, gambar atau dengan
memperagakan alat secara langsung.
- Obat yang pada penggunaannya tidak langsung kelihatan efeknya
Misal : untuk obat-obat hipertensi pasien tidak akan langsung merasakan efeknya bahkan
terkadang akan menimbulkan efek lain seperti batuk-batuk pada penggunaan kaptopril. Hal
tersebut berdampak pada ketidakpatuhan pasien dalam menggunakan obat. Farmasis harus
dapat memberikan konseling yang tepat tentang obat dengan sifat ini. Pengatasannya agar
pasien bisa patuh maka tensi harus dikontrol dengan pemeriksaan tekanan darah, dijelaskan
juga kepada pasien kenapa koq tekanan darahnya itu harus turun.
c. Karakteristik dari kondisi
- Pasien dengan penyakit epilepsi dari hasil analisis resep, farmasis dapat mengetahui
bahwa pasien tersebut menderita epilepsi maka secara etika farmasis tidak boleh
memberitahu/melakukan konseling di depan umum. Diperlukan privacy terutama pada kasus-
kasus yang kemungkinan akan mempermalukan pasien. Selain ruangan privacy maka
farmasis dalam memberikan konseling tidak boleh dengan suara yang terlalu keras.
- Penyakit yang tidak bisa sembuh, misal kanker, AIDS, hipertensi.
Dalam melakukan konseling, farmasis tidak boleh memberikan janji kesembuhan. Yang
perlu ditekankan adalah kepatuhan pasien dalam menggunakan obat sehingga dapat
mengurangi rasa sakit.
Contoh lain : pasien dengan gagal ginjal kronis terkadang akan tidak patuh dalam meminum
obat karena timbul perasaan apatis sebab dia tahu bahwa dia tidak akan sembuh. Maka
sebagai farmasis kita harus memotivasi pasien untuk tetap menggunakan obatnya karena
pada gagal ginjal kronis biasanya terjadi udema dan jika diuretiknya tidak diminum maka
pasien akan semakin menderita.
d. Karakteristik dari situasi
- Pasien yang baru datang ke apotek dan pasien yang sudah terbiasa datang ke apotek.
Pasien baru perlu menggali info dari pasien (medical history)
Pasien lama sudah ada info tentang pasien tersebut, misal : alergi, pekerjaan, dll sehingga
memudahkan dalam penanganan.
Pasien dalam keadaan :
- Marah biasanya karena tidak mau divonis terhadap penyakit tertentu yang sangat berat.
Maka farmasis harus lebih mengerti dan memahami.
- Pasien yang takut pada penyakitnya.
- Pasien yang emosional, kecewa, dll.
Pasien yang buru-buru dan pasien yang santai penanganannya berbeda. Konflik yang
biasanya terjadi adalah pasien tidak mau menunggu lama, di lain pihak obatnya sangat
banyak sehingga farmasis harus pinter-pinter menjelaskannya.

Availability yaitu keberadaan farmasis. Jadi untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam
melaksanakan konseling adalah dengan meningkatkan tingkat keberadaan farmasis agar dapat
disadari oleh semua pihak.
1. Farmasis harus nampak, dengan nampaknya farmasis diharapkan fungsinya diketahui oleh
pasien, misal :
- farmasis memakai name tag, menggunakan seragam yang berbeda dengan staf lain.
Namun bukan berarti harus lebih bagus, yang penting warnanya berbeda karena
ditakutkan terjadi kecemburuan dari staf lain.
- Lay out apotek juga harus dievaluasi, contoh : lantai dinaikkan sehingga
menimbulkan dampak buruk bagi pasien.
F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 18

Komunikasi dan Konseling

- Dan juga sedapat mungkin konseling hanya dilakukan oleh apoteker sehingga
keberadaan farmasis tidak dapat diganti oleh orang lain.
2. Organization of pharmacy
3. Use of technician. Apotek dapat menambah staf, dapat staf menengah atau farmasisnya.
4. Computer program. Apotek dapat bekerja sama dengan programmer untuk menciptakan
program sistem informasi manajemen yang baik, yang dapat mengefektifkan dan
mengefisienkan tugas farmasis. Contoh : program untuk mengakses dengan cepat untuk
mengetahui side effect, interaksi, duplication, alergi, dll langsung muncul atau diketahui.
Jadi farmasis dapat dengan mudah mengaksesnya. Selain itu juga membantu untuk
mengecek stok dan memberi harga.
5. Aksese ke ruang konseling harus mudah dijangkau oleh farmasis. Khususnya antara ruang
racik dan konseling dekat.
6. Memanajemen waktu.
7. Membuat jadwal pertemuan konseling dengan pasien. Khususnya untuk pasien yang
membutuhkan konseling dalam waktu lama. Maka farmasis dapat membuat janji
pertemuan tersendiri sehingga memudahkan dalam konseling dan orang lain tidak perlu
menunggu lama.
8. Promosi peran apoteker dan kegiatan kemasyarakatan. Jadi farmasis harus aktif terlibat
dalam forum-forum masyarakat.

Dilihat dari resep yang diperoleh, diketahui bahwa pasien menderita artritis rheumatoid,
osteoartritis (indikasi dari cataflam) serta konjungtivis karena infeksi bakteri. Pasien kesulitan
menelan bentuk sediaan padat dan tidak menyukai bentuk sediaan puyer. Hal-hal pokok yang harus
disampaikan dalam konselingnya antara lain :
1. Pertama kali digali terlebih dulu pasien tidak menyukai bentuk sediaan puyer karena apa,
jika karena rasanya yang pahit maka dapat disarankan untuk meminum puyer bersama
dengan madu atau sirup untuk mengatasi rasa pahitnya tersebut. Atau bisa juga bersama
makanan karena penggunaan cataflam adalah dipakai segera setelah makan.
2. Cataflam mungkin dapat menimbulkan efek samping pada pasien antara lain gangguan
GI, sakit kepala, pusing, vertigo, ruam. Jika pasien mengalami hal tersebut dan tidak
teratasi dengan baik maka sarankan agar pasien menghubungi/periksa ke dokter.
3. Perlu disampaikan cara menggunakan tetes mata yang benar dan ditekankan hal-hal yang
penting, antara lain setelah meneteskan obat pada mata maka mata dipejamkan selama
2-3 menit, setelah pemakaian botol ditutup kembali dan jangan menyentuh ujung penetes
dengan apapun, simpan obat di tempat yang sejuk dan gelap, setelah 4 minggu obat
dibuang walau masih belum habis karena sudah kurang terjamin kesterilannya jadi
catatlah waktu pertama kali obat dibuka.
4. Juga perlu disampaikan cara menggunakan salep mata yang benar dan ditekankan hal-hal
yang penting, antara lain setelah mengoleskan obat pada mata maka mata dipejamkan
selama 2-3 menit supaya salep dapat tersebar merata, pandangan mungkin akan
menjadi kabur dan terasa pedih ketika membuka mata, jangan menggosok mata karena
hal ini akan hilang sendirinya setelah beberapa saat, setelah pemakaian tube ditutup
kembali dan jangan menyentuh ujung tube dengan apapun, setelah 4 minggu obat
dibuang walau masih belum habis.
5. Jika harus menggunakan salep mata dan tetes mata (seperti yang dialami pasien) maka
tetes mata digunakan terlebih dahulu dan tunggu sekitar 5 menit sebelum menggunakan
salep mata.


F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 19

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

Prof. Dr. RA. Oetari, SU., Apt

Kamis, 10 Juli 2006

Soal
1. Sebutkan 7 sifat non-verbal yang menyebabkan konseling pasien efektif.
2. Metode mendidik pasien disesuaikan tujuannya, jelaskan.
3. Beri 3 contoh label yang perlu ditambahkan sebagai tambahan informasi sebelum
pasien menggunakan obat yang diterima.

Jawab:
Tujuh (7) sifat nonverbal :
1. Menggunakan pesan secara nonverbal
2. Percaya diri
3. Belajar terus menerus
4. Dapat meyakinkan
5. Dapat membujuk
6. Tegas
7. Menngikuti teknologi baru

Metode mendidik pasien disesuaikan dengan tujuannya yaitu
1. untuk memberikan pengetahuan untuk pasien: ceramah, dialog, bacaan, audio
visual.
2. meningkatkan pengetahuan pasien: demonstrasi dan diskusi.
3. meningkatkan skill pasien: pesien diberi kesempatan untuk praktek, diskusi, video.
4. untuk mengubah attitude dalam menyikapi penyakit dan terapinya: medication
reminder (bentuk kartu dsb).

Contoh label :
Label 1 :
Buanglah isinya setelah....
Buanglah .....hari setelah dibuka
Dibuka tanggal ....
- Beberapa produk mempunyai waktu paruh pendek disebabkan ketidakstabilan kimia atau
kemungkinan terkontaminasi oleh sejumlah bakteri, seperti sirup amoksisilin.

Label 2 :
Obat ini dapat menyebabkan rasa kantuk dan efeknya dapat meningkat oleh adanya
alkohol. Jika minum obat ini tidak boleh mengemudikan kendaraan bermotor atau
menjalankan mesin.
- label ini digunakan untuk obat yang efek primer & sekundernya adalah sedasi, seperti
obat-obat sedasi, trangulizer, antidepresan.

Label 3 :
Hindari kulit terkena sinar matahari langsung secara berlebihan selama menjalani
perawatan dengan obat ini.
- obat yang menyebabkan fototoksik yang serius, misalnya klorpromasin dosis tinggi,
griseofulvin.


F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 20

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

Dra. Nusratini, SU., Apt

Soal
1. Seorang farmasis seringkali harus menangani situasi yang sulit (emotional situations and
conflict). Sebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh farmsis tersebut serta
berikan penjelasannya.
2. Untuk dapat melakukan konseling yang efektif farmasis harus dapat menghilangkan
hambatan yang ada. Sebutkan hambatan-hambatan tersebut dan berikan penjelasannya
(barrier to effective patient counseling).
3. Jelaskan proses-proses konseling untuk new patient, returning patient dan non prescription
drugs dengan menggunakan flow chart.

Jawab
Pasien dengan situasi sulit yang dimaksud disini adalah seperti pasien yang mengalani tekanan
sehingga emosional, pasien geriatrik, pediatrik dan pasien dengan penyakit terminal. Langkah-
langkah yang dilakukan untuk menanggulangi situasi sulit :
1. Mengidentifikasi apa yang sebenarnya pasien butuhkan.
Hal ini dilakukan untuk mengecek seberapa jauh pasien mengetahui tentang kondisi/
penyakit yang dideritanya. Sehingga konseling yang kita berikan memang benar-benar
dibutuhkan oleh pasien. Sebagai contoh pasien dengan GGK (gagal ginjal kronis)
melakukan hemodialisis (HD) seminggu 2 kali. Maka pasien diberitahu untuk menjaga
pola makannya saat keesokan harinya akan HD. Karena beberapa pasien beranggapan
bahwa sebelum HD boleh makan apa saja yang tidak diperbolehkan karena melalui HD
permasalahannya teratasi. Maka sebiasa mungkin pasien paham dengan kondisinya dan
libatkan pasien dalam proses pengobatan.
2. Mendorong pasien untuk membuat catatan kecil tentang kejadian spesifik yang mungkin
terjadi setelah melakukan medikasi.
Dengan membuat catatan kecil tiap hari maka kita mengetahui perkembangan penyakit
pasien serta keberhasilan terapi. Hal ini mirip follow-up tapi dengan bantuan pasien
sendiri. Sehingga saat pasien mengalami hal yang aneh seperti timbul efek samping pasien
mengetahui dan segera mengkonsultasikannya kembali dengan farmasis. Namun perlu
diingat bahwa yang dicatat hanyalah kejadian spesifik selama menjalani pengobatan.
3. Bantu pasien menggunakan istilah terminologi yang tepat
Kadang pasien belum memahami petunjuk pemakaian obat yang kita tulis di etiket.
Contohnya pada pasien epilepsi jika perlu saat pasien mendapats erangan. Pasien jadi
bingung, serangan apa? Padahal pasien merasa bahwa dia tidak pernah mendapat serangan
hanya terkadang tiba-tiba tidak sadarkan diri. Maka agar pasien memahami istilah
terminologi yang kita gunakan, pada etiket tulis petunjuk sesuai yang pasien alami saja
jika perlu saat pasien tdak sadarkan diri namun bagi keluarga perlu diberitahukan bahwa
obat diberikan pada pasien saat pasien tidak sadar karena kejang-kejang, oleh karena
menderita epilepsi.
4. Meningkatkan partisipasi pasien dalam terapi mereka
Selalu ajak pasien untuk memahami pengobatan yang dia butuhkan sehingga peran serta
pasien sendiri sangat dibutuhkan agar tujuan terapi tercapai.


F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 21

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

5. Diusahakan memperoleh feedback dari pasien
Feedback dari pasien sangat kita butuhkan untuk mengecek apakah pesa yang kita berikan
sudah diterima dengan benar oleh pasien.
6. Memberikan motivasi pada pasien saat konseling
Motivasi sangat penting diberikan agar pasien mau menjalankan pengobatan dengan baik.
Bahkan untuk pasien dengan penyakit terminal. Hal ini sangat dibutuhkan untuk
memperbaiki kondisi dan memperpanjang waktu hidupnya.
7. Memberikan privasi saat konseling
Pasien kadang malu untuk mengatakan sesuatu karena takut kondisinya diketahui orang
lain. Maka konseling sebaiknya dilakukan di ruang konseling yang tertutup untuk menjaga
privasi pasien.
8. Membarikan perhatian khusus pada pasien dengan penyakit terminal :
a. sebisa mungkin rileks, perasaan kasihan pada psien jangan terlalu ditampakkan
biasa aaja
b. Tunjukkan sikap tulus untuk focus menolong pasien
c. Gunakan kemampuan mendengarkan
d. Beri kesempatan jeda waktu diam saat konseling
e. Siap untuk memberikan konseling di lain waktu
9. Bantu pasien untuk memilih
Utamanya dalam memilih obat hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi pasien. Asal
efek farmakologi sama tidak masalah. Begitu juga dengan bentuk sediaan obat. Pilihkan
yang mana pasien merasa nyaman dalam penggunaannya.
10. Bersikap jujur

Kadang kita menghadapi pasien yang emosional. Hal tersebut disebabkan oleh kekawatiran,
perasaan malu, ataupun pasien tertutup terhadap penyakit yang dideritanya. Kondisi tersebut biasa
kita hadapi pada pasien yang merasa bahwa waktu hidupnya tidak lama lagi ataupun penyakitnya
tidak dapat disembuhkan justri semakin memburuk. Maka dalam menghadapi pasien dengan
kondisi demikian :
1. tunjukkan sikap empati dan jangan sampai menyinggung perasaan pasien.
2. handle emosi pasien dan jangan ikut terpancing
3. mendengarkan
4. berikan privacy
5. tetap ramah & senyum.

Barrier to effective patient counseling

1. Farmasis kurang waktu farmasis tidak punya waktu yang cukup banyak, sebagian
waktunya digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan non-kefarmasian, selain itu
farmasis juga mempunyai banyak pekerjaan seperti mengatur obat, membina karyawan,
menciptakan sistem dsb.
2. Barrier fisik misalnya tidak ada ruang khusus konseling atau berkaitan dengan layout
apotek, seperti karena ada kaca pembatas sehingga farmasis sulit berinteraksi dengan
pasien.
3. Pertimbangan ekonomi jika dalam apotek dilakukan konseling maka ada tugas farmasis
yang dilimpahkan, jadi perlu penambahan staf, sehingga memerlukan biaya lagi untuk
F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 22

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

merekrut pegawai baru. Maka konseling dapat terhambat oleh adanya keterbatasan biaya.
Tidak semua apotek dengan mudah mengeluarkan biaya untuk staf baru.
4. Farmasis belum dikenal baik dalam masyarakat/ persepsi pasien yang kurang terhadap
peran farmasis. Sehingga pasien tidak merasa keberadaan farmasis diperlukan oleh pasien.
5. Kurangnya kesadaran bahwa pasien memerlukan konsultasi dan keberadaan konseling itu
sendiri. Faktanya di apotek terkadang terpajang poster tentang jam-jam konseling tapi
pasiennya tidak merespon.
6. Comprehension difficulties tidak semua pasien mudah untuk mengerti yang dikatakan
farmasis, makanya farmasis sekali-dua kali konseling, lama-lama bosen...
7. Farmasis kurang/ tidak menguasai ilmu (baik tentang obat, penyakit, ataupun kondisi
pasien).
8. Farmasis kurang percaya diri alasannya karena merasa kurang mengusai ilmu.
9. Adanya hubungan yang kurang harmonis antara farmasis dan dokter.
10. Keterampilan berkomunikasi yang kurang maka akan menghambat terjadinya konseling
yang efektif.


F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 23

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta


Flow Chart For Patient Counseling

Opening Discussion
- Introduction
- Explain purpose of counseling

Discussion to gather information and identity problems

New patient Returning patient
- gather patient information - confirm patient information
- conduct medication history - confirm medication-history information
What is the purpose of counseling ?






Identify problems & educational needs

Discussion to prevent or resolve problems & educate


















New R/
-patients present
knowledge about
medication & condition
-potential problem
Refill R/ & monitoring
- compliance problems?
- evidence of side effect?
- effectiveness of treatment
- potential problems
Nonprescription drugs
-description & duration of symptoms
-has physician been consulted peviously?
-what tretment has been used previously?
New or Refill R/ & monitoring
- discuss real or potential problems
- agree on alternatives
- implement plan
- discuss outcomes & monitoring
- provide information as necessary
Medication recommended
- name
- purpose
- directions
- side effects
- precautions
- future treatment
- reassurance
No medication recommended
- advice patient to see physician
- suggest nondrug treatment
- provide information as necessary
- reassurance
Closing discussion
- recap
- encourage
question
- get feedback
Nonprescription drugs
F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 24

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

Penjelasan :
Pada dasarnya ada empat tahap utama dalam melakukan konseling :
1. diskusi pembuka (opening)
2. diskusi untuk mencegah atau mengatasi permasalahan pasien dan memberi
edukasi pada pasien
3. diskusi penutup (closing)
4. diskusi follow up

1. Diskusi pembuka, pada diskusi pembuka ini kita sampaikan :
a. Pendahuluan/ pengenalan
b. Menjelaskan tujuan konseling
i. Pasien baru, kita belum memiliki data tentang pasien tersebut. Sehingga kita
perlu berusaha keras memperoleh data selengkap2nya dari pasien. Kita dapat
menyediakan formulir PMR (patient medication record) sehingga jelas data
apa saja yang dibutuhkan. Selain riwayat pengobatan kita juga wajib
mengumpulkan data penyakit pasien yang telah diderita sebelumnya
ii. Pasien lama, kita sudah mempunyai data pasien dari konseling sebelumnya.
Namun kita tetap harus mengecek informasi tentang pasien tersebut
disesuaikan dengan kondisi yang dialami pasien sekarang. Selain penyakit,
tentunya kita juga mengecek riwayat pengobatan pasien sebelumnya apakah
sesuai dengan terapi yang akan diberikan sekarang.
iii. Obat dari R/ baru, pasien baru tentu membawa R/ baru, maka kita perlu
menggali pengetahuan pasien tentang kondisi penyakitnya sendiri dan terapi
yang akan diberikan. Dari konseling ini dapat diketahui masalah potensial apa
yang dapat terjadi pada pasien jika tidak menjalankan terapi dengan baik.
Sehingga pasien mengetahui bahaya dan apa yang harus dilakukan, yang
nantinya akan meningkatkan kepatuhan pasien pada pengobatan & tujuan
terapi tercapai.
Untuk pasien lama dengan R/ baru juga perlu diperhatikan apakah pasien
mengetahui tentang penyakitnya dan terapi yang diberikan. Kita juga harus
mempertimbangkan riwayat pengobatan dan penyakit terdahulu. Apakah
kontraindikasi atau permasalahan dengan terapi yang baru ini.
iv. Obat dari R/ ulangan yang membutuhkan pemantauan, konseling dalam hal
ini sangat penting untuk mengetahui :
1. adakah permasalahan kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi
2. apakah pasien mengalami efek samping
3. bagaimana keefektifan pengobatan yang diberikan
4. masalah apa yang berpotensi muncul dari terapi tersebut
v. Obat tanpa R/, kita harus membantu pasien dalam melakukan swamedikasi.
Untuk menangani masalah ini, maka haru ditanyakan keluhan, simptom,
gejala penyakit serta lama gejala tersebut dirasakan pasien. Lalu sebelum
merekomendasikan suatu terapi harus menanyakan apakah pasien telah
konsultasi dengan dokter dahulu sebelumnya, dan apakah pasien telah
memperoleh pengobatan sebelumnya.
Dalam diskusi pembuka tersebut, tentunya akan muncul problema yang potensial dan
harus diatasi. Maka sebelumnya kita harus melakukan identifikasi masalah dan
dibutuhkan pengetahuan kita dalam melakukannya. Sehingga dibutuhkan diskusi
untuk mencegah / menyelesaikan permasalahan pasien tersebut serta memberikan
edukasi kepada pasien.
F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 25

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

2. Diskusi untuk mencegah atau mengatasi permasalahan pasien dan memberi edukasi
pada pasien. Dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pasien, kita menghadapi
dua jenis masalah yaitu Resep baru/ ulangan esep yang membutuhkan pemantauan dan
obat-obat tanpa resep.
a. Resep baru atau ulangan yang membutuhkan pemantauan.
Dalam menangani pasien baru (R/ baru) ataupun R/ ulangan tentu akan dihadapi masalah
yang potensial akan terjadi. Sehingga jelas dibutuhkan diskusi antara farmasis dengan
pasien (obat yang digunakan dan riwayat penyakit pasien). Jika pasien menyetujuinya
maka terapi yang ditetapkan oleh dokter dan direkomendasikan farmasis diterapkan pada
pasien tersebut. Namun jika pasien tidak menyetujuinya maka farmasis harus mencarikan
alternatif pengobatan yang lain. Contoh : bila pasien mengalami infeksi dan memperoleh
tetrasiklin. Padahal setiap hari pasien harus meminum susu dan juga mendapat terapi
antasida untuk maagnya. Tentu terapi dibutuhkan semua dan tidak bisa dihilangkan salah
satu. Maka perlu adanya alternatif jadwal pengaturan minum obat. Kemudian
didiskusikan kembali jadwal minum obat itu dengan pasien. Sampaikan pula keberhasilan
terapi yang akan diperoleh jika paseien mematuhi cara terapi tersebut. Lakukan pula
pemantauan mengenai kepatuhan pasien & berikan informasi yang sangat diperlukan
melalui konnseling. Seperti misalnya tetrasiklin akan memberikan ESO berupa
fotosensitivitas skin rash, sebaiknya kita tanyakan apakah aktivitas pasien sehari-hari
memungkinkan pasien terpapar sinar matahari secara langsung. Padahal pengobatan
dengan tetrasiklin ini dilakukan selama 1 bln. Maka dianjurkan selama beraktivitas di
lapangan pasien harus menggunakan pelindung muka seperti topi atau kosmetika dengan
tabir surya.
b. Obat-obat tanpa resep
Pasien datang ke apotek dengan keluhan-keluhan yang dirasa mengganggu. Maka kita
harus jeli dalam melakukan skrining, kenapa? Karena kita tahu bahwa penyakit tidak
harus disembuhkan dengan obat. Jadi dalam melayani OTC kita harus memperhatikan
benar apakah pasien memamng membutuhkan obat atau cukup dengan perbaikan pola
hidup saja.
c. Merekomendasikan terapi dengan obat, dalam pemilihan obat yang tepat untuk
pasien harus dipertimbangkan beberapa hal yaitu :
- nama obat (generk, dagang)
- tujuan terapi dengan obat tersebut
- cara menggunakan obat dengan baik dan benar
- efek samping yang mungkin dapat dialami pasien
- perhatian khusus yang harus dipatuhi aau dihindari pasien selama
menggunakan obat
- luaran terapi yang diharapkan pada diri pasien dengan menggunakan
obat tersebut
- memberikan kepuasan pada pasien karena kualitas hidup meningkat.
d. Merekomendasikan terapi tanpa obat. Bila dari skrining ternyata penyakit cukup
berat, maka kita anjurkan pasien ke dokter dan atau kita sarankan pengobatan
dengan pengubahan pola hidup (diet). Hal yang perlu diperhatikan
dalammemberikan terapi tanpa obat :
- menganjurkan pasien untuk periksa ke dokter
- menyarankan pengobatan tanpa obat
- memberikan info-info yang sangat dibutuhkan pasien
- memberikan kepuasan pada pasien karena kualitas hidup meningkat
F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 26

Puni, Laras, Sintiya, Mami, Greta

3. Diskusi penutup, setelah kita memberikan saran terapi yang diterima pasien kita juga
harus melakukan diskusi penutup. Dalam diskusi penutup ini dilakukan :
- rekap
- memperoleh feedback dari pasien
- mendorong pasien untuk bertanya tentang hal yang belum jelas

Jadi pada penutup perlu kita jelaskan kembali mengenai permasalahan pasien, solusi yang
kita berikan dan luaran yang diharapkan. Kemudian dilakukan verifikasi yaitu pasien
disusruh mengulang/ mempraktekkan di depan kita. Sehingga kita peroleh feedback dari
pasien untuk mengetahui apakah info yang kita berikan sudah diterima dengan baik oleh
pasien/ belum. Minta pasien untuk bertanya hal-hal yang belum jelas dan ingin diketahui.

4. Diskusi follow up, dilakukan 2-3 hari pasien melakukan terapi. Kita pantau apakah pasien
patuh atau terjadi efek yang merugikan pasien. Juga dapat mengetahui apakah tujuan
terapi tercapai atau perlu evaluasi pengobatan kembali.


F S I P r o f e s i 2 0 0 8 | 27

Puni, Greta, Laras, Chintya, Mumz


Prof. Dr. RA. Oetari, SU., Apt.

Senin, 22 Januari 2007

Soal
1. Beberapa keadaan/kondisi pasien dimana farmasis wajib memberikan konsultasi dan informasi.
Sebutkan.
2. Sebutkan dan jelaskan yang termasuk body language (6).
3. Pasien datang ke apotek menanyakan cara penggunaan obat salep mata yang tadi dibelinya.
Buat percakapan antara anda dan pasien.

Jawab
Keadaan pasien dimana farmasis wajib memberikan konsultasi dan informasi :
1. orang tua
2. kelemahan bicara
3. pasien sakit terminal
4. pasien AIDS
5. pasien dengan masalah kesehatan mental
6. anak remaja
7. care givers

Nomor 2 jawaban idem kayak Sabtu, 17 Juni 2006 Soal A nomor 3 ya.................

Percakapan farmasis (F) vs pasien (P) tentang cara penggunaan obat salep mata :
F : Selamat pagi pak/bu, saya ....... (nama), farmasis anda. Ada yang bisa saya bantu?
(smiling face ;) n jabat tangan ya)
P : Ya mbak/mas, tadi saya membeli obat salep mata tapi saya tidak mengerti cara
pemakaiannya, bisa anda jelaskan?
F : Baiklah. Sebelum menggunakan salep mata, pastikan tangan anda bersih jadi cucilah
tangan dengan sabun terlebih dulu. Kemudiaan tengadahkanlah kepala dan tarik kelopak
mata bawah ke bawah hingga terbentuk cekungan. Lalu tube salep dipegang sedekat
mungkin ke cekungan tetapi jangan sampai menyentuhnya dan perlahan-lahan tekan
sehingga salep keluar 1 cm (atau sejumlah yang dianjurkan) kemudian masukkan ke
dalam cekungan tersebut. Kemudian mata dipejamkan selama 2-3 menit supaya salep
dapat tersebar merata. (jika perlu beri contoh cara menggunakannya ke P yach)
P : Wah, sepertinya rumit ya mbak.mas? Kira-kira ada hal lain yang perlu diperhatikan atau
tidak?
F : Oh ya ada pak/bu, setelah menggunakan salep mata ini mungkin pandangan anda akan
menjadi kabur dan terasa perih ketika membuka mata.
P : Wah, bahaya gak tuh mbak/mas?
F : Tidak apa-apa koq pak/bu. Setelah beberapa saat pandangan anda akan normal kembali
jadi tidak perlu khawatir. Selain itu anda juga perlu memperhatikan cara
penyimpanannya ya pak/bu.
P : Memang bagaimana caranya mbak/mas?
F : Tube sebaiknya disimpan di tempat yang kering, sejuk, terlindung dari cahaya dan jauh
dari jangkauan anak-anak. Tube salep mata juga harus segera ditutup setelah dipakai dan
jangan menyentuh ujung tube dengan apapun. Selain itu sebaiknya obat dibuang setelah
4 minggu dibuka walaupun obat masih belum habis jadi catatlah waktu pertama kali
bapak/ibu membuka obat.
P : Oo begitu, ada lagi yang lain mbak/mas?
F : Saya kira itu saja pak/bu.
P : Baiklah, terima kasih atas penjelasannya mbak/mas.
F : Sama-sama pak/bu. Semoga bapak.ibu cepat sembuh. (jabat tangan)
F S I P r o f e s i 2 0 0 8 | 28

Puni, Greta, Laras, Chintya, Mumz


Dra. Nusratini, SU., Apt.

Soal
1. Seorang farmasis yang akan memulai program pemberian konseling harus mempersiapkan:
staff, physicians and patient. Berikan penjelasannya.
2. Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan pada : medication history interview
menggunakan flow chart.
3. Untuk pelaksanaan konseling yang efektif dan efisien diperlukan suatu atmosphere yang
mendukung proses tersebut. Berikan penjelasannya.

Jawab:
Soal nomor 2 dulu, biar flow chart-nya gak kepotong !
Flow chart medication history interview :

Opening discussion

Introduction Explain purpose Insure confidentially

Inquiry of personal information

Occupation, etc Use of health care professional and attitudes

Discussion of medical conditions and medication use

Condition No. 1

Name or symptom of condition How long

Current medications for condition No. 1
Medication A
Name of medication Who prescribed it
How is it taken (specific) Does it help
If noncompliance detected What are its causes
Side effects and adverse effects
Repeat question about each medication

Past medications for condition No. 1

Name of medication Reasons for discontinuing use
Questions about current and past medications for each conditions

Nonprescription drug use
Name Usage why, when, how used, how long
Effectiveness Side effects and adverse effects

Discussion of alcohol and tobacco use

Discussion of drug sensitivity

Closing discussion

Follow up discussion
F S I P r o f e s i 2 0 0 8 | 29

Puni, Greta, Laras, Chintya, Mumz

Penjelasan :
a. Diskusi pembuka : perkenalkan diri anda; jelaskan manfaat (serta tujuan dan pentingnya)
adanya catatan kesehatan bagi pasien hal ini sangat penting karena biasanya pasien
enggan mengemukakan penyakitnya yang sebenarnya (misal karena malu dengan
penyakitnya), selain itu jika farmasis tidak mengungkapkan terlebih dulu manfaatnya maka
ada kemungkinan pasien merasa terganggu dan menganggap farmasis-nya ingin tahu saja
urusan orang; menjamin bahwa catatan kesehatan tersebut akan dijaga kerahasiaannya (hanya
antara farmasis dengan pasien).
b. Menanyakan info personal : antara lain tanyakan mengenai
- umur, alamat, pekerjaan pasien, dll
Misal : info tentang pekerjaan pasien jika pasien bekerja outdoor dan
pengobatannya mempunyai efek samping yang terkait dengan paparan sinar matahari
maka farmasis harus menginformasikan dengan tepat mengenai efek tersebut agar
pengobatan dapat tercapai optimal dan efek samping yang timbul dapat seminimal
mungkin dengan menghindari faktor pencetusnya.
- apakah pasien memiliki dokter keluarga dan bagaimana kebiasaannya jika sakit
misal : jika pasien memiliki dokter keluarga dan kita membutuhkan data termasuk
data laboratorium maka kita dapat menanyakan kepada dokternya
c. Diskusi tentang penyakit dan obatnya : pasien bisa saja memiliki beberapa macam penyakit
dan pengobatan di masa lalu. Jika pasien memiliki banyak kondisi penyakit, maka
tanyakanlah untuk tiap kondisi penyakitnya tersebut.
Misal kondisi 1 tanyakan apa penyakitnya dan bagaimana gejalanya serta penyakit dan
gejala tersebut terjadi berapa lama
Ulangi pertanyaan untuk tiap kondisi.
d. Pengobatan untuk kondisi 1
Misal : menggunakan obat A untuk mengatasi kondisi 1 tanyakan nama obat; siapa yang
meresepkan obat tersebut; cara penggunaannya; apakah obat tersebut dapat mengurangi
gejala sakitnya; apakah pasien rutin meminum obatnya; jika dideteksi terjadinya
noncompliance, tanyakan mengapa itu bisa terjadi; efek samping dan adverse effect yang
dialami oleh pasien; obat tersebut menyebabkan apa (apa yang dirasakan pasien setelah
meminum obat tersebut)
Pertanyaan-pertanyaan tersebut diulangi untuk masing-masing obat.
e. Tanyakan obat yang sekarang digunakan
Misal : dulu pasien menggunakan kaptopril dan HCT, sekarang menggunakan kaptopril dan
Biopress berarti sekarang tidak menggunakan HCT lagi.
Tanyakan nama obat yang tidak dipakai lagi; alasan kenapa obat tersebut sekarang tidak
digunakan lagi/di-stop penggunaannya (misal HCT bisa meningkatkan kadar asam urat
sehingga di-stop penggunaannya).
Pertanyaan-pertanyaan tersebut diulangi untuk setiap kondisinya.
f. Tanyakan OTC yang digunakan : tanyakan nama; kenapa menggunakan obat tersebut, kapan,
bagaimana dipakainya dan berapa lama; efek samping dan adverse effect; efektivitas (apakah
membantu memperbaiki kondisi pasien).
Misal : antasida untuk yang bukan kombinasi terkadang mempunyai efek samping, yaitu
pada antasida yang mengandung Al mempunyai efek samping konstipasi dan untuk antasida
yang mengandung Mg mempunyai efek samping diare. Jadi sebagai farmasis kita harus
memilihkan obat yang tepat dan relatif lebih sedikit efek samping untuk pasien.
g. Tanyakan sesuatu yang menjadi kebiasaan pasien
Misal : pasien merokok atau minum minuman beralkohol.
h. Diskusi apakah pasien mempunyai sensitivitas terhadap obat tertentu atau makanan
Misal : pasien sensitif terhadap asetosal, parasetamol
F S I P r o f e s i 2 0 0 8 | 30

Puni, Greta, Laras, Chintya, Mumz

i. Diskusi penutup : beri ucapan terima kasih pada pasien karena telah meluangkan waktu,
memberi data-data yang bersifat pribadi dan sekali lagi menjamin kerahasiaan data pasien
dan meyakinkan bahwa hal ini adalah untuk kepentingan pasien.
j. Diskusi follow-up : farmasis dapat melakukan follow up terhadap pengobatan pasien dan jika
ada kemungkinan ada data yang masih harus dilengkapi pasien.


Jawaban nomor 3
Atmosphere. Apoteker harus membuat suasana yang baik agar pasien nyaman dalam berkonsultasi,
baik bertanya kepada apoteker dan memberikan saran serta berdiskusi tentang resep dan
penyakitnya.
a. Memberikan ruang konseling yang privat/pribadi. Karena kemungkinan konseling yang
dibicarakan adalah sesuatu yang pribadi, sehingga jika ruang konselingnya terbuka maka
tidak dapat memfasilitasi hal tersebut.
b. Memberikan ruang konseling yang semi private
c. Menggunakan bahasa non verbal untuk membuat pasien nyaman dan dekat sehingga tercipta
komunikasi yang personal. Catatan : menjaga kontak mata, jangan membelalakkan mata,
menggunakan suara yang lebih pelan, jangan terlalu bersikap sok sempurna.
d. Memperbaiki atmosfer umum, misal dengan mengurangi suara-suara yang mengganggu,
contoh : mengurangi volume musik, volume bunyi telepon yang dapat mengganggu saat
konseling.


Jawaban nomor 1

Seorang farmasis yang akan memulai program pemberian konseling harus mempersiapkan: staff,
physicians and patient karena apoteker tidak dapat bekerja sendiri sehingga staf lainnya baik non
farmasis maupun farmasis harus dilibatkan dan diberikan penjelasan. Jika farmasis berjalan sendiri
maka apoteker akan ditinggalkan, jadi perlu diberi perhatian. Jika apotekernya lebih dari 1 maka
sebisa mungkin semua setuju untuk melaksanakan konseling karena jika ada yang tidak setuju
dapat menjadi boomerang. Untuk non farmasis juga harus diberi tahu bagaimana menyikapi jika
ada pasien yang ingin konseling juga harus diberi pengertian tentang alasan digunakan lay out yang
baru. Namun konseling juga dapat menyebabkan peningkatan penggunaan biaya. Oleh karena itu
jika tidak sama-sama disepakati akan timbul masalah. Misal ada yang merasa dikucilkan, dll
sehingga menimbulkan sikap apatis. Sehingga semua pihak harus diberi tahu adanya perubahan
sistem tersebut. Harus diperbaiki pula hubungan dengan dokter karena terkadang kita
membutuhkan data-data yang dimiliki dokter tentang pasien. Jika kita membuat leaflet, dokter juga
harus diberi agar dokter tidak merasa diawasi.

w w w . a p o t e k e r . w e b . i d - s i t u s n y a a l u m n i F a r m a s i 2 0 0 4 | 31

www.moko31.wodpress.com situsnya orang ter-most wanted sak PST. He33x

Kamis, 14 Juni 2007

Prof. Dr. RA. Oetari, SU., Apt

Soal-jawab

1. Jelaskan mengapa bagi seorang farmasis ketrampilan komunikasi sangat penting.

Jawab:
Farmasis harus profesional terhadap profesinya, dan diharuskan kontak dengan
banyak orang terutama di apotek (pasien, teman sejawat, msyarakat, pemerintah).
Jadi, farmasis harus berada di depan untuk membentuk suatu kepercayaan dengan
pasien.
Komitmen terhadap patient oriented care : karena farmasis mementingkan terapi
terhadap pasien maka kita harus berusaha dekat dengan pasien agar terdapat
kepercayaan pasien terhadap kita. OKI, kita perlu sekali handal dalam
berkomunikasi, agar kita dapat mendidik dan memberi informasi kepada pasien.
Sebagai farmasis, kita harus dapat membuat orang lain menghargai profesi kita. OKI,
kita harus menunjukkan eksistensi kita dan juga harus menghargai profesi lainnya.
Pharmaceutical care : dalam PC unutk memenuhi kebutuhan terapi obat pasien,
maka kita perlu melakukan :
Identifikasi
Pengatasan
Pencegahan terhadap DRP
Undertreatment
Overtreatment atau inappropriate treatment
Karena farmasis ahli dalam penggunaan obat. Sehingga terapi obat rasional oleh
karena beberapa alasan di atas maka diperlukan komunikasi yang efektif (prinsip
take & givekita memberikan info yang sesuai dengan yang dibutuhkan pasien).
Memberikan terapi obat rasional, sehingga perlu komunikasi yang efektif juga.

2. Sebutkan barier-barier dalam komunikasi.

Jawab:
Lingkungan
Personal
Pasien
Waktu
Administrasi dan keuangan

3. Sebutkan 6 macam sifat pertanyaan dan beri contohnya.

Jawab:
Very open (sangat terbuka) Apa yang Anda rasakan ?
Open (terbuka) Apa yang Anda harapkan tentang obat ini ?
Moderately open (setengah terbuka) Apa yang Anda rasakan minum obat
generik?
Moderately closed (setengah tertutup) Obat antihipertensi ini mana yang paling
efektif ?
w w w . a p o t e k e r . w e b . i d - s i t u s n y a a l u m n i F a r m a s i 2 0 0 4 | 32

www.moko31.wodpress.com situsnya orang ter-most wanted sak PST. He33x

Highly closed (sangat tertutup) Anda memilih generik atau paten?
Totally closed and leading (tertutup total dan terpenting) Anda dapat ketemu saya
besok pagi, bukan?

4. Sebutkan petunjuk/label untuk obat anti jamur kulit.

Jawab:
Contoh label :
Oleskan/ taburkan pada bagian yang terinfeksi
Bersihkan dan keringkan kulit terlebih dahulu
Hanya untuk pemakaian luar
Hindari kontak dengan mata, selaput lendir atau luka terbuka.



Dra. Nusratini, SU., Apt


1. Untuk dapat melaksanakan konseling, seorang farmasis sebaiknya menggunakan pedoman
4 A. Sebutkan dan berikan penjelasannya.

Jawab:

Pedoman 4 A :

a. Availability
Selama ini farmasis sering sembunyi di belakang layar sehingga pasien tidak kenal, juga
jarang berkomunikasi dengan dokterr jadi dokter juga tidak kenal.
1. Farmasis harus tampak supaya fungsi farmasis dapat diketahui oleh pasien.
Caranya:
- Pakai name tag, seragam dengan warna berbeda (bukan bahannya)
- Lay out apotek diperbaiki supaya farmasis bisa lebih dekat dengan pasien.
- Penyerahan obat dan konseling hanya dilakukan oleh farmasis.
2. Membentuk organisasi farmasi
3. Memakai staff farmasis/ teknisi farmasi di apotek
4. Mengguanakan sistem program komputer supaya meminimalkan menajemen
informasi yang efektif sehingga farmasis dapat menggunakan waktunya lebih
banyak dalam melayani pasien secara langsung.
5. Akses ruang konseling dekat dengan ruang acik sehingga farmasis bisa hemat
energi.
6. Manajemen waktu
7. Membuat jadwal konseling dengan pasien.
8. Promosi peran farmasis dalam kegiatan kemasyarakatan

b. Atmosphere
Farmasis memciptakan suasana agar pasien nyaman dalam berkonsultasi, bertanya dan
berdiskusi dengan farmasis tentang obat dan penyakitnya dengan cara:
1. memberi ruang privat,semiprivat untuk konseling
w w w . a p o t e k e r . w e b . i d - s i t u s n y a a l u m n i F a r m a s i 2 0 0 4 | 33

www.moko31.wodpress.com situsnya orang ter-most wanted sak PST. He33x

2. menggunakan bahasa non verbal untuk membuat pasien nyaman dan dekat
sehingga tercipta komunikasi yang personel. Misal : menjaga kontak mata,
manggunakan suara yang pelan.
3. Memperbaiki atmosphere umum mengurangi suara yang mengganggu,
menyetel slow musik dsb.

c. Approach
1. sudah mempersiapkan dan megnorganisir secarr sistematik apa yang nanti
dibicarakan ada protapnya
2. Tailoring konseling. Konseling bersifat spesifik terhadap kondisi tertentu dan
pasien tertentu.
3. Menempatkan kepentingan pasien adalah no.1.
4. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi : mendengarkan dan konsulatasi 2
arah.
5. Memilih metode konseling yang tepat.

d. Attitude
Bersikap profesional tapi tidak membuat jarak dg p.
1. Menggunakan bahasa non verbal
2. Bersikap assertive
3. Bersikap persuasive
4. Pede
5. Life longlearner
6. Memanfaatkan teknologi
7. Be a believer
8. Jangan menunjukkan sikap tergesa-gesa.

2. Setelah melaksanakan konseling, farmasis harus melakukan Self Evaluation terhadap
proses tersebut. Berikan penjelasannya.

Jawab:
Evaluasi ini meliputi:
1. Kemampuan untuk mengatasi situasi secara keseluruhan
Sejauh mana kita dapat mengerti pasien. Misalnya pasien tertentu malu bertanya
padahal tidak paham dengan yang disampaikan karena takut dianggap bodoh.
Sehingga kita perlu menanyakan kembali informasi apa yang telah pasien
dapatkan?
Farmasis harus bisa mengorek informasi yang peka seperti usia dan pekerjaan
secara sopan.
2. Apakah tujuan konseling telah tercapai?
Tujuan konseling tercapai jika pasien mendapatkan informasi yang benar-benar
dibutuhkan untuk membantu menyelesaikan masalahnya (mengetahui manfaat obat
dan teerapi yang harus dipatuhi).
3. Apakah farmasis telah mampu menjelaskan semua informasi penting yang
dibutuhkan pasien? apakah pasien mampu mengerti jelas apa yang telah
disampaikan?
4. Apakah permasalahan pasien telah teratasi ? Apakah farmasis dapat memberikan
alternatif penyelesaian yang disepakati bersama?
w w w . a p o t e k e r . w e b . i d - s i t u s n y a a l u m n i F a r m a s i 2 0 0 4 | 34

www.moko31.wodpress.com situsnya orang ter-most wanted sak PST. He33x

Bila pada saat diadakannya konseling farmasis belum dapat menyelesaikan
masalah pasien maka farmasis harus mencari solusinya. setelah masalah tersebut
terpecahkan, dapat disampaikan pada konseling selanjutnya pada saat pasien
kembali ke apotek, atau membuat janji dengan pasien untuk mengadakan konseling
lagi.

Untuk dapat meningkatkan kualitas konseling farmasis perlu berlatih. Contoh latihan ini bisa
berupa:
Merekam konseling yang dilakukan kemudian dengarkan hasilnya, dievaluasi lalu
dilakukan perbaikan untuk konseling berikutnya.
Berlatih di depan cermin untuk engetahui ekspresi wajah kita saat memberikan konseling.
Berusahan berkomunikasi dengan pasein melalui konseling sehingga kita akan merasa
nyaman berinteraksi dengan pasien.

3. Seorang pria datang ke apotek untuk membeli obat berdasarkan resep dokter :
R/ Questran sachet No. XXX
S.t.i.d tab. I
R/ Penicilin V mg 250 No XVI
S.q.i.d.tab I
Pasien tersebut adalah pelanggan apotek. Jelaskan langkah dan hal penting yang
harus dilakukan oleh farmasis dalam memberikan konselingnya.

Jawab:
Pasien merupakan pelanggan apotek, sehingga kita sudah mempunyai data pasien dari
konseling sebelumnya. Namun kita tetap harus mengecek informasi tentang pasien tersebut
disesuaikan dengan kondisi yang dialami pasien sekarang. Selain penyakit, tentunya kita
juga mengecek riwayat pengobatan pasien sebelumnya apakah sesuai dengan terapi yang
akan diberikan sekarang.

Ketarangan obat :
Fenoksimetilpenisilin : penisilin v, fenocin, ospen
Derivat semisintetis ini tahan asam dan memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan
pen-G, tetapi terhadap kuman gram negatif 5-10 kali lebih lemah. Obat ini terutama digunakan
pada infeksi streptokok ringan sampai agak parah, a.l, radang hulu kerongkongan (pharingitis).
Resorpsi. Pen-V tidak diuraikan oleh asam lambung, berlainan dengan pen-G, plasma t 30-60
menit. Sebagian besar zat dirombak di dalam hata & rata-rata 30 % diekskresikan lewat urin dalam
keadaan utuh.
Dosis : oral 3-4 d 250-500 mg 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan, karena penyerapan
diperlambat oleh makanan.
KI : hipersensitif terhadap penisilin
ES : reaksi alergi, anafilaksis, ggn GI dsb
IO : tidak berinteraksi dengan kolesteramin

Kolestiramin : Questran
Secara kimia damar penukar ion ini adalah polistiren dengan gugus NH4 kwarterner,yang tidak
diresorpsi oleh usus. Berkhasiat menurunkan LDL dan kolesterol total, berdasarkan pengikatan
asam empedu dalam usus halus menjadi kompleks yang dikeluarkan melalui tinja, tanpa asam
empedu kolesterol tidak diserap lagi. Kadar asam empedu dalam plasma menurun dan hati
w w w . a p o t e k e r . w e b . i d - s i t u s n y a a l u m n i F a r m a s i 2 0 0 4 | 35

www.moko31.wodpress.com situsnya orang ter-most wanted sak PST. He33x

distimulasi untuk meningkatkan sintesa asam ini dari kolesterol. Efeknya adalah turunnya LDL
rata-rata dengan 25 %.
Penggunaan pada hiperkolesterolemia tertentu sedangkan pada tipe lain biasanya dikombinasi
dengan klofibrat atau nikotinat karena tidak efektif terhadap VLDL. Bila dalam waktu 2-3 bulan
hasilnya kurang baik, terapi hendaknya dihentikan. Penggunaan lainnya adalah pada penyakit
kuning tertentu (hepatitis) dengan gatal-gatal hebat akibat terhambatnya ekskresi asam empedu
oleh hati. Juga pada diare yang disebabkan terdapatnya terlalu banyak garam empedu di usus besar.
Efek sampinya berupa gangguan lambung-usus, terutama obstipasi. Rasanya tidak enak. Resorpsi
dari vitamin A, D, E, dan K dapat berkurang, begitu pula obat-obat lain yang diminum bersamaan
waktu, maka sebaiknya obat-obat ini diminum 1 jam sebelum kolesteramin. Pada penggunaan
lama, dianjurkan suplesi dari vitamin tersebut.
Dosis : permulaan 4 gram jam a.c dicampur dengan 150 ml air (jangan sebagai zat padat),
berangsur-angsur dianaikkan sampai 1-2 dd 8 g. Pada gatal-gatal : permulaan 12-16 g, lalu 4-8 g
sehari, pada diare 4 dd 4 gram.

Questran lagi :
I : mengurangi kolesterol serum
Dosis : 1 sachet 3-4 kali / hari
PO : makanan (diberikan bersama atau tanpa makanan)
Jangan dikonsumsi dalam keadaan kering, campur dengan 60-180 ml air/ minum an lain. Aduk
sampai rata. Juga dapat dicampur dengan sup yang berkuah banyak atau buah yang banyak
mengandung air, misalnya nanas/ apel yang dilumatkan.
KI : obstruksi biliari komplit
P : dapat mencegah absorpsi vitamin yang larut dalam lemak pada dosis tinggi. Gunakan obat lain
minim 1 jam sebelum atau 4-6 jam setelah kolestiramin.
ES : umumnya gangguan GI, konstipasi dapat disertai dengan pengerasan feses dan / hemaroid
IO : mengurangi absorpsi fenilbutazon, warfarin, klorotiazid, tetrasiklin, penicilin G, fenobarbital,
preparat tiroid, digitalis.

Karena pasien pelanggan apotek, kemungkinan pasien sering menebus resep. Dari resep di atas
kemungkinan pasien memang menderita hiperkolesterolemia, sehingga perlu dlakukan pemantauan
terhapa pasien tersebut, dalam hal ini sangat penting untuk mengetahui :
1. adakah permasalahan kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi
2. apakah pasien mengalami efek samping
3. bagaimana keefektifan pengobatan yang diberikan
4. masalah apa yang berpotensi muncul dari terapi tersebut
kemudian berikan konseling mengenai cara pakai, anjuran menjaga pola makan (+ aktivitas dan
makanan dan minuman yang dihindari) dan olah raga, info efek samping obat , penyimpanan, serta
info khusus untuk hal-hal yang perlu diperhatikan (misal: antibiotiknya harus diminum sampai
habis), jelaskan juga mengenai penyakitnya, kapan hasil pengobatan dapat diharapkan & berapa
lama.

* bagian yang di-kuning-i ma konseptor, aku juga gak tau maksudnya apa. Wow, udah pagi
ternyata. Udah jam 2:30, 25 Desember 2008 (Kamis).
Ada bagian yang kosong nih, buat berbagi cerita aja ah ....
Gile, yang komunikasi konseling kok berpuluh-puluh halaman nih. Gimana bacanya ya?
Udah jam sigini baru ke-edit fix baru UU ma Comdis. Doakan semoga Jumat selesai ya....
Hermawan, besok pagi beneran lho Farmakoterapinya dianter ke kos lho... Oya, ternyata yang
Farmakoterapi pake di-review ma anak CCP lho, siapa lagi kalo bukan........ Ck..ck....
w w w . a p o t e k e r . w e b . i d | 31

invocatio2004@yahoogroups.com milisnya angkatan 2004

Selasa, 8 Januari 2008


Prof. Dr. RA. Oetari, SU., Apt.

Kemarahan merupakan bagian kita sebagai manusia. Bagaimana menangani pasien yang
sedang marah-marah. Ada 3 point/tahap untuk melaksanakan secara profesional
(appropriate expression of anger). Jelaskan!

Jawab:
Tiga (3) point/tahap untuk menangani pasien yang sedang marah-marah secara
profesional (appropriate expression of anger) :
a. Ketika pasien menjadi marah dan berteriak pada farmasis, farmasis dan semua
pekerja yang ada di tempat (apotek) tidak mempunyai hak untuk balas berteriak.
b. Untuk farmasis yang bekerja secara professional, mempuyai aturan nahwa customer
berhak menerima rasa hormat.
c. Proses-proses yang perlu dilibatkan dalam hal ini antara lain mendengarkan, empati,
menghormati orang lain, menghormati diri sendiri, kemampuan untuk tetap
memisahkan diri dari yang lain dan komunikasi yang asertif.



Dra. Nusratini, SU., Apt

1. Sebutkan 5 kriteria umum yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
bahwa kasus tersebut paling tepat dirujuk ke dokter. Berikan
penjelasannya.

Jawab:
Kriteria umum yang digunakan untuk mengidentifikasi bahwa suatu kasus
paling tepat dirujuk ke dokter :
a. Umur pasien. Jika bayi < 6 bulan jangan memakai OTC, begitu pula
dengan lansia keluhannya jangan diatasi dengan OTC karena pada
lansia fungsi organ tubuh telah berkurang sehingga respon yang
didapat dari penggunaan OTC akan berbeda.
b. Berat-ringannya gejala yang terjadi :
Nyeri dada
Panas yang sangat tinggi
Feses yang kehitaman : ada kemungkinan terjadi pendarahan
yang jauh dari rektal (jika pendarahan dekat rektal feses
berwarna merah)
Sputum yang berwarna, misal warna kehijauan
Nyeri yang berat sekali, misal seperti terbakar, tertusuk-tusuk
c. Durasi
Bayi atau anak-anak yang diare > 24 jam harus segera dibawa ke RS,
tapi jika dewasa mungkin masih tidak apa-apa
Diare spesifik : berbuih, feses berbau spesifik

w w w . a p o t e k e r . w e b . i d | 32

invocatio2004@yahoogroups.com milisnya angkatan 2004


d. Keluhan-keluhan yang spesifik
Misal : Penderita DM yang terluka lukanya dapat cepat berubah
menjadi gangrene. Contoh lain adalah pasien yang menggunakan
imunosupresan jika terjadi keluhan berupa cold, selesma maka dapat
cepat sekali berubah menjadi pneumonia.
e. Kehamilan
Biasanya pada OTC tidak terlalu banyak yang menyampaikan informasi
tentang efek samping yang terjadi jika digunakan pada wanita hamil,
misal efek teratogeniknya, jadi harus digunakan dengan hati-hati.

2. Jelaskan yang dimaksud dengan Open questions dan Closed questions.

Jawab:
Open questions (pertanyaan terbuka) merupakan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh seorang farmasis untuk menggali informasi sebanyak-
banyaknya tentang problem yang dialami oleh pasien. Dengan open
questions, kita memberi kesempatan pada pasien untuk menjelaskan apa
yang dirasakannya. Kata tanya yang dapat digunakan dalam open
questions ini antara lain :
- how (bagaimana)
- when (kapan), misal : kapan gejala sakitnya timbul??
- where (dimana untuk mempertajam lokasi yang dikeluhkan), misal :
sakit perut bagian mana?? Lambung atau usus??
- what (apa yang dirasakan?? apa penyebabnya??)
- who (misalnya untuk kasus pengobatan sendiri, maka farmasis dapat
bertanya : Siapa yang memberi tahu anda untuk memilih obat ini?? dll)
Closed questions (pertanyaan tertutup) merupakan jenis pertanyaan yang
hanya memungkinkan pasien menjawab dengan jawaban ya atau tidak.
Closed questions ini untuk mengetahui dengan pasti apa yang dilakukan
pasien.
Misal : pasien meminum obat namun obat tersebut menyebabkan rasa
sakit di lambung kita tanya : apakah obat tersebut diminum bersama
makanan?? maka pasien hanya akan menjawab dengan kata ya atau
tidak, sehingga informasi yang didapatkan dari pasien kurang lengkap
(spesifik).

3. Sebutkan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
konseling serta berikan penjelasannya.

Jawab: idem kayak Sabtu, 17 Juni 2006 soal B nomor 1 yach...

4. Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan pada konseling pasien
dengan menggunakan flow chart (new patient, returning patient & non
prescription drugs).

Jawab: ada di halaman sebelah ..

w w w . a p o t e k e r . w e b . i d | 33

invocatio2004@yahoogroups.com milisnya angkatan 2004


Flow chart (new patient, returning patient & non prescription drugs) :

Opening discussion

Introduction Explain purpose of counseling

Discussion to gather information and identify problem

New Patient Returning Patient
Gather patient information Confirm patient information
Conduct medication history Confirm medication-history information

What is the purpose of counseling

New Rx Drugs Refill Rx/Monitoring Nonprescription
Patients present Compliance problem Description&duration of symptom?
knowledge about Evidence of side effect Has physicians been consulted
medication and Effeciveness of treatment previously?
condition Potential problems What treatment has been used
Potential problems previously?

Identify problems and educational needs

Discussion to prevent or resolve problems and educate

New or Refill Rx/Monitoring Nonprescription Drugs
Discuss real or potential
Problems Medication Recm. Non Medication Recommended
Agree on alternatives Name Advice patient 2 see physicians
Implement plan Purpose Suggest nondrug treatment
Discuss outcomes Directions Provide information as
& monitoring Side effects necessary
Provide information Precautions Reassurance
as necessary Future treatment
Reassurance

Closing discussion

Recap Get feedback Encourage questions

Follow up discussion

Penjelasan :
a. Diskusi pembuka : perkenalan diri dan jabatan, persilahkan pasien untuk mengenalkan diri,
tanyakan apakah pasien punya waktu untuk konseling, beritahu tujuan dan manfaat dari
konseling serta perkiraan waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya. Dalam sesi ini,
kita juga dapat menanyakan tentang obat yang akan diterima pasien, seperti : Apa yang
telah dokter sampaikan tentang obatnya?; Apakah anda sudah mengetahui cara
pemakaiannya?; Bagaimana jika obat sudah habis tapi belum sembuh?. Dengan
w w w . a p o t e k e r . w e b . i d | 34

invocatio2004@yahoogroups.com milisnya angkatan 2004

pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membuka wacana pasien bahwa melalui konseling
inilah semuanya akan terjawab ;)

b. Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan mengidentifikasi problem : pada tahap ini
digali sebanyak mungkin informasi dan mengidentifikasi permasalahan dari pasien. Dalam
mencari informasi dari pasien, kita juga akan menghadapi masalah, yaitu apakah data
pasien telah ada di apotek (pasien lama) atau pasien baru; apakah obat yang diberikan
apakah R/ baru, R/ ulangan yang membutuhkan pemantauan ataukah obat tanpa R/.
1. Pasien baru : belum mempunyai data apapun sehingga kita harus berusaha keras untuk
memperoleh info yang selengkap-lengkapnya dari pasien. Dapat juga disediakan
formulir PMR (Patient Medication Record) sehingga jelas data apa saja yang kita
butuhkan dari pasien. Selain itu, dikumpulkan pula data penyakit pasien yang telah
diderita sebelumnya.
2. Pasien lama : sudah mempunyai data pasien tapi kita tetap harus mengecek informasi
tentang pasien tersebut disesuaikan dengan kondisi yang dialami sekarang. Selain
penyakit, kita juga harus mengecek riwayat pengobatan pasien sebelumnya apakah
sesuai dengan terapi yang diberikan sekarang.
3. Obat dari R/ baru : untuk pasien baru dengan R/ baru, kita harus menggali
pengetahuan pasien tentang kondisi penyakitnya sendiri dan terapi yang akan
diberikan. Dari konseling ini dapat diketahui masalah potensial apa yang dapat terjadi
pada pasien jika tidak menjalankan terapi dengan baik. Dengan demikian pasien
mengetahui bahaya dan apa yang harus dilakukan, yang nantinya akan meningkatkan
kepatuhan pasien pada pengobatan dan tujuan terapi dapat tercapai. Sedangkan untuk
pasien lama dengan R/ baru juga perlu diperhatikan apakah pasien mengetahui tentang
penyakitnya dan terapi yang diberikan. Kita juga harus mempertimbangkan riwayat
pengobatan dan penyakit terdahulu, apakah ada KI atau permasalahan dengan terapi
yang baru ini.
4. Obat dari R/ ulangan yang membutuhkan pemantauan : pasien dapat datang lagi untuk
menebus ulangan R/ karena obat yang diperoleh sebelumnya telah habis. Konseling
dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui hal-hal berikut : Adakah
permasalahan kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi?; Apakah pasien
mengalami efek samping?; Bagaimanakah keefektivan pengobatan yang diberikan?;
Masalah apa yang berpotensi muncul dari terapi tersebut?. Jadi kita tidak hanya
sekedar memberikan obat pada pasien namun perlu konseling tentang hal-hal tersebut
untuk memantau kondisi pasien sehingga POR (pengobatan yang rasional) dapat
tercapai dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Jika ada hal-hal yang kurang sesuai
bahkan merugikan pasien, kita dapat merekomendasikan terapi lain yang lebih aman
dan manjur.
5. Obat tanpa R/ : untuk melayani pasien yang datang tanpa R/ kita harus mau
membantu pasien untuk melakukan swamedikasi. Kita harus menanyakan keluhan,
simptom, gejala penyakit serta lama gejala tersebut dirasakan pasien. Sebelum
merekomendasikan suatu terapi kita harus menanyakan apakah pasien telah konsultasi
dengan dokter dulu sebelumnya dan apakah pasien telah memperoleh pengobatan
sebelumnya. Jadi, kita hanya diperbolehkan melakukan skrining dan membantu
pemilihan OTC jika dirasa penyakit cukup ringan dan dapat dilakukan swamedikasi.

w w w . a p o t e k e r . w e b . i d | 35

invocatio2004@yahoogroups.com milisnya angkatan 2004

c. Diskusi untuk mencegah atau mengatasi problem dan edukasinya :
1. Obat baru atau Ulangan R/ yang membutuhkan pemantauan : butuh diskusi
mengenai problem potensial yang mungkin terjadi atau benar-benar terjadi. Jika
pasien menyetujui hasil diskusi tersebut, maka terapi yang ditetapkan oleh dokter
dan direkomendasikan farmasis diterapkan pada pasien tersebut. Namun jika
pasien tidak mneyetujuinya maka farmasis harus mencarikan alternatif pengobatan
yang lain. Misalnya jika pasien mengalami infeksi dan memperoleh tetrasiklin
padahal setiap hari pasien harus minum susu dan juga mendapat terapi untuk maag
dengan antasida. Terapi tersebut dibutuhkan semua dan tidak mungkin dihilangkan
salah satu. Perlu adanya alternatif jadwal pengaturan minum obat sehingga kita
dapat membuat rencana kapan pasien harus minum obat (implement plan).
Kemudian didiskusikan kembali jadwal minum obat tersebut dengan pasien,
sampaikan juga hasil yang akan diperoleh jika pasien mematuhi cara terapi
tersebut. Lakukan pemantauan mengenai kepatuhan pasien dalam terapi ini dan
berikan informasi yang sangat diperlukan pasien melalui konseling. Misalnya
tetrasiklin akan memberikan efek samping berupa fotosensitivitas skin rash,
sebaiknya ditanyakan apakah aktivitas pasien sehari-hari memungkinkan pasien
terpapar sinar matahari secara langsung karena pengobatan dengan tetrasiklin ini
dilakukan selama 1 bulan. Sehingga disarankan agar selama beraktivitas di
lapangan pasien menggunakan pelindung muka, seperti topi atau memakai tabir
surya sebelum keluar rumah.
2. Obat tanpa R/ : harus diperhatikan dengan cermat apakah pasien memang
membutuhkan obat atau cukup dengan perbaikan pola hidup saja.

Merekomendasikan terapi dengan obat. Setelah dilakukan skrining ternyata
farmasis memutuskan bahwa pasien membutuhkan terapi dengan suatu obat, baik
OTC maupun OWA. Pemilihan obat yang tepat untuk pasien harus diperhatikan
beberapa hal yang perlu disampaikan, yaitu nama obat (generik, dagang); tujuan
terapi dengan obat tersebut; cara menggunakan obat yang benar; efek samping
yang mungkin dapat dialami oleh pasien; perhatian khusus yang harus dipatuhi
atau dihindari pasien selama menggunakan obat; hasil terapi yang diharapkan pada
pasien dengan menggunakan obat tersebut; yang harus dilakukan jika tidak terjadi
perubahan pada pasien serta membesarkan hati pasien tentang pengobatannya.
Perlu diketahui bahwa boleh memberikan obat dengan segala pertimbangan yang
menguntungkan pasien. Jika ternyata dengan pemberian obat pasien tidak
mengalami kesembuhan, sebaiknya farmasis waspada dan menganjurkan pasien
periksa ke dokter karena jika farmasis melakukan penggantian obat lalu dicobakan
pada pasien lagi kemungkinan dapat terjadi pengobatan yang irrasional. Dalam
penyerahan obat sangat perlu disampaikan perhatian dalam pemakaian obat seperti
laksatif untuk ibu hamil atau efedrin bagi penderita hipertensi. Dalam pemberian
OTC kita juga harus memperhatikan berapa jumlah obat yang diberikan ( untuk 1
minggu), jika pasien masih belum sembuh maka pasien disarankan untuk ke
dokter.


w w w . a p o t e k e r . w e b . i d | 36

invocatio2004@yahoogroups.com milisnya angkatan 2004

Merekomendasikan terapi tanpa obat. Setelah dilakukan skrining ternyata penyakit
cukup berat, maka kita dapat menyarankan pasien untuk ke dokter. Atau
disarankan pengobatan dengan perubahan pola hidup (diet). Terapi tanpa obat
justru lebih berhasil dalam mengatasi penyakit pasien yang kronis. Misal asam urat
yang tinggi dapat diatasi dengan diet bayam, emping, nanas, nangka, jeroan, otak,
lemak (BENNJOL). Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan terapi tanpa
obat : menganjurkan pasien untuk periksa ke dokter; menyarankan terapi tanpa
obat; memberikan informasi yang sangat dibutuhkan pasien; membesarkan hati
pasien. Alasan lain tidak diberikannya OTC adalah dikhawatirkan timbulnya
masking effect yang akan menutupi gejala penyakit yang sebenarnya sehingga akan
sangat merugikan pasien. Misalnya pasien diberi analgetika maka saat diperiksa ke
dokter akan terlihat sehat-sehat saja padahal sakit yang sebenarnya masih berjalan
dan mungkin saja menjadi lebih parah.

d. Diskusi penutup : melakukan rangkuman/meringkas apa yang telah disampaikan dengan
menyampaikan hal-hal penting yang perlu diketahui pasien, tanyakan kembali apakah
pasien sudah mengerti dengan apa yang disampaikan dan meminta pasien untuk
mengulangi apa yang telah disampaikan (feedback) serta mendorong pasien untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum jelas.

e. Diskusi follow-up : dilakukan setelah 2-3 hari pasien melakukan terapi untuk mengetahui
perkembangan kesehatannya. Selain itu kita juga dapat mengetahui apakah pasien patuh,
terjadi efek yang merugikan pasien atau tidak, apakah tujuan terapi tercapai atau perlu
evaluasi pengobatan kembali.

F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 37

Di isi opo yo....bingung...

SOAL BU NUS
22 Januari 2008


1. Jelaskan manfaat konseling bagi farmasis.

Jawab:
a. Legal protection (perlindungan terhadap hukum)
Sebab jika seorang famasis telah memberikan konseling, tanggung jawab farmasis tersebut
telah dilaksanakan. Atau jika pasien menuntut kare na mengalami hal yang tidak
diinginkan, farmasis telah memberikan informasi & konseling yang baik & benar, serta
telah meminta verifikasi dari pasien (sebagai tanda bahwa pasien telah mengerti apa yang
disampaikan oleh farmasis).
b. Mempertahankan status professional farmasis sebagai bagian dari health care team
Tugas farmasis dalam meracik obat bisa digantikan oleh orang lain (misalnya Asisten
Apoteker) tapi konseling tidak semua orang bisa memberikan. Konseling hanya bisa
diberikan oleh farmasis, tidak dapat digantikan oleh orang lain. Misalnya memotivasi
pasien agar patuh (compliance) ato mau minum obat.
c. Menambah kepuasan dalam bekerja
Sebab jika farmasis telah memberikan konseling dan pasien patuh sehingga penyakitnya
bisa sembuh, atau lebih berhati-hati, atau tambah pengetahuan sehingga kualitas hidupnya
meningkat, farmasis akan mendapatkan kepuasan tersendiri.
d. Mengurangi stress dalam bekerja
Dengan adanya konseling, tugas seorang farmasis tidak hanya meracik dan menyerahkan
obat saja, sehingga bila dilakukan sebagai suatu bentuk refreshing dan kesempatan untuk
berinteraksi dengan masyarakat, konseling dapat menghilangkan kebosanan sehingga
mengurangi stress dalam bekerja.
e. Memberikan pelayanan yang unggul
Konseling dapat menarik datangnya pelanggan sehingga farmasis dapat memenangkan
kompetisi pasar (apotek tidak hanya bersaing dalam harga tetapi juga dalam kualitas
konselingnya). Hal ini juga dapat mengurangi resiko kehilangan pasien yang seharusnya
mengulang resep namun tidak patuh.
f. Menambah penghasilan
Pasien tidak akan keberatan membayar biaya tambahan untuk jasa konseling jika pasien
tersebut sudah cocok dan merasa sudah dibantu.

2. Sebutkan beberapa counseling aids serta berikan pula penjelasannya.

Jawab:
a. Medication reminder cards
Semacam kartu cek kalo pasien dah minum obat.
b. Assisted labeling
Merupakan petunjuk yang bisa membantu memngingatkan pasien untuk minum obat,
misalnya untuk pasien yang susah membaca papan berbentuk jam dinding yang diberi
catatan obat apa saja yang harus diminum pada waktu tertentu di sekitar angka jam.
c. Medication chart
F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 38

Di isi opo yo....bingung...

d. Pill-reminder containers
Bisa untuk pengunaan harian (pagi, siang, sore, malam) maupun mingguan (Senin-
Minggu). Farmasis harus yakin bahwa pil-pil yang dimasukkan dalam 1 container benar-
benar tidak berinteraksi.
e. Dosing aids
Misalnya sendok takar (diberi penjelasan obat dituang hingga garis yang mana); alat
pembagi pil (tidak boleh digunakan untuk sustained release, long acting, tablet salut);
caliberated spoons / various liquid dispensers misalnya syringe tanpa jarum suntik; aero
chamber & masker pelega pernafasan (pilih mana yang cocok digunakan oleh pasien).

Sebagai tambahan, cara/metode edukasi, waktu dan penyampaian info/konselingnya akan
mempengaruhi keberhasilan terapi & penyelesaian masalah pasien.

3. Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan pada pelaksanaan medication history interview
dengan menggunakan flow chart.

Jawab: Dah ada di tempat CHINTYA, copy aja y, hehehe :9



SOAL BU NUS
8 Januari 2007


1. Jelaskan perbedaan antara pemberian informasi dengan pemberian konseling.

Jawab:
Pemberian informasi:
Komunikasi berjalan searah ataupun dua arah, namun tidak tampak ada proses pemecahan
masalah/poblem di dalamnya. Farmasis hanya menyampaikan sesuatu tanpa meperhatikan
ada/tidaknya masalah, yang penting terjadi suatu transfer ilmu. Memberikan informasi saja
tidak dapat serta-merta meningkatkan compliance pasien sehingga belum tentu kualitas hidup
pasien dapat meningkat.

Pemberian konseling:
Komunikasi berjalan dua arah dan ada proses pemecahan masalah di dalamnya. Konseling
merupakan suatu proses yang bersifat memberikan pertolongan sehingga farmasis harus tahu
dulu apa masalah pasien. Setiap pasien kemungkinan memiliki problem yang berbeda-beda
sehingga solusi/penyelesaiannya juga berbeda. Pemberian solusi yang tepat dapat
meningkatkan compliance pasien sehingga kualitas hidup pasien meningkat. Konseling lebih
luas daripada informasi dan merupakan fungsi profesi farmasis yang tidak dapat digantikan
oleh orang lain.

2. Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan pada konseling Non Prescription Drugs
dengan menggunakan flow-chart.

F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 39

Di isi opo yo....bingung...

Non prescription drugs counseling flowchart:

Opening discussion

Gathering informations for identifying the problems
a. Identitas pasien
b. Medication history
c. Other medication
d. Previous diagnosis and/or treatment of the symptoms
e. Symptom evaluation
f. Previous treatment

Discussion to prevent or resolve problem & provide info

Keterangan:

1) Opening discussion
Dilakukan untuk membangun helping relationship dengan pasien. Kemungkinannya: pasien
langsung milih obat OTC atau menginformasikan keluhannya dan minta dipilihkan obat OTC yang
cocok. Farmasis harus menentukan apakah obat OTC sesuai untuk pasien dengan cara
mengumpulkan informasi & mengidentifikasi problemnya.

2) Gathering informations for identifying the problems
Meliputi:
a. Identitas pasien
Ketahui deskripsi tentang pasien:
- Lansia dosis disesuaikan karena fungsi organ-organ vital telah menurun
- Anak-anak di bawah 2 tahun ada obat yang tidak boleh diberikan, hati-hati
- Wanita produktif (ada kemungkinan akan hamil)
- Wanita hamil ada obat OTC yang info penggunaan dan resiko untuk ibu hamil masih
belum jelas.
- Wanita menyusui ada obat OTC yang bisa diekskresi lewatASI
b. Sejarah pengobatan pasien, misalnya:
- Ada riwayat hipertensi fenilpropanolamin (PPA) bisa bikin tekanan darah naik
peringatan, hati-hati untuk penderita hipertensi
- DM ada bebeapa obat OTC yang dikunyah/dihisap banyak mengandung gula
- Gangguan pada fungsi organ penting (misal jantung, hati, ginjal) perlu dose adjustment
c. Pengobatan lain ato makanan minuman khusus yang sedang dikonsumsi
Selama ini mengkonsumsi obat apa, ato suplemen, ato susu (ada yang Ca tinggi
berpengaruh)
d. Diagnosis sebelumnya dan/atau pengatasan simtom
e. Evaluasi simtom
- Location where isthe symptom located?
- Quality what does it feel like?
- Severity How severe it is?
F a r m a s i S a i n s d a n I n d u s t r i | 40

Di isi opo yo....bingung...

- Modifying factors adakah faktor-faktor yang bisa memperingan atau malah
memperparah sakitnya, misalnya makanan
- Timing how long or how often has it been present?
- Associated symptoms are there other related symptoms (gejala lain yang menyertai
selain gejala utama yang dikeluhkan).

f. Pengobatan sebelumnya
What has been done so far or in the past to treat this symptoms? Has a physician been consulted
now or in the past? If so what happened?

Setelah itu tentukan apakah gejala itu sesuai untuk diberi obat OTC? Karena ada juga yang ga
perlu OTC; cukup mengubah pola makan dll atau perlu dirujuk ke dokter.

3) Discussion to prevent or resolve problem & provide info
- Kalo gejala-gejalanya tampaknya ringan (mild) simply need reassurance & some
suggestions for non-drug treatment
- Kalo gejala-gejalanya sepertinya cukup parah dan mengindikasikan kondisi yang ga bisa
diobati sendiri/dengan OTC farmasis harus merujuk pasien ke dokter.

3. Seorang farmasis seringkali menghadapi kesulitan dengan memberikan konseling pada lansia.
Sebutkan kesulitan tersebut dan berikan penjelasannya (Difficulties in counseling the elderly).

Jawab:
Ada di PSC, ga ada di kul ibunya, tapi map aku blm punya PSCnya ; ( -

Comment dari moko: Ini sapa tho? Kayaknya Mami deh yang bikin. Kalo Puni kayaknya gak
mungkin, coz dia ngirim via imel dan nama filenya bukan: SOAL BU NUS. Chintya, wow dia
komplit bgt. Sampe 22 halaman dari jatahnya dia sendiri.
1 2 J u n i 2 0 0 8 | 41

+62-818-0276-5879, no hape sapa tuh....

Kamis, 12 Juni 2008

Dra. Nusratini, SU., Apt

1. Jelaskan yang dimaksud dengan konseling menurut keputusan MENKES RI no.
1027/MENKES/SK/IX/2004.
2. Jelaskan manfaat konseling bagi pasien.
3. Jelaskan perbedaan antara medical model dan helping model.
4. Pada saat akan memulai aktivitas konseling harus dipersiapkan staff, physician dan
pasien. Berikan penjelasannya.

Jawab
1. Konseling adalah komunikasi dua arah antara apoteker dengan pasien untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan (solusi) problem yang dihadapi pasien dalam hal
penggunaan obat sehingga pasien dapat mengerti dengan benar maksud pemberian
obat, aturan pakainya ataupun hasil terapi yang diharapkan. (bukan sekedar cara
pemberian informasi obat saja)

2. Manfaat konseling bagi pasien :
a. Mengurangi kesalahan penggunaan obat, misalnya pada penggunaan
suppositoria/ salap mata, juga pada penderita asma yang harus menggunakan
nebulizer.
b. Mengurangi ketidakpatuhan pasien, misalnya pada penderita hipertensi, jarang
yang secara khusus memeriksakan tensinya, sedangkan pada saat tensinya
tinggi kadang tidak ada gejala, pasien merasa baik-baik saja pasien jadi tidak
patuh (berbahaya); juga pada penderita TBC dimana jangka waktu minum
obatnya lama perlu pengawasan (DOT/PMO)
c. Mengurangi terjadinya ROTD, misalnya ada obat yang kalau diminum sendirian
menimbulkan rasa tidak enak di lambung, so diminum disertai makanan.
d. Menjamin obat yang diberikan aman dan efektif, misalnya pada kasus sustained
release tidak boleh digerus karena akan terjadi penumpukan kadar akibatnya
timbul toksisitas.
e. Memberikan tambahan penjelasan terhadap penyakit pasien
f. Membantu tentang self care, yaitu untuk kasus OTC, kita bisa membantu
pemilihan OTC sesuai dengan penyakitnya (keluhan pasien).
1 2 J u n i 2 0 0 8 | 42

+62-818-0276-5879, no hape sapa tuh....

g. Membantu pasien dengan keluhan-keluhan yang tidak berhubungan dengan
obat, misalnya pasien malah bercerita tentang anaknya dsb, dan farmasis
hendaknya mendengarkan saja (netral).
h. Mengurangi biaya perawatan, pemerintah (mis : askes), dan masyarakat (kalau
warganya banyak yang sakit).

3. Perbedaan medical model dan helping model
Medical model Helping model
Pasien pasif (pasien hanya berhak bercerita
tapi tidak berhak mengevaluasi manut)
Pasien aktif (pasien dilibatkan, misalnya
tentang mengapa penyakitnya timbul,
bagaimana meringankannya, juga tentang
obatnya)
Dasar kepercayaan dari pengalaman & otoritas
karena menyandang gelar
Dasar kepercayaan karena ada hubungan yang
baik yang timbul sedikit demi sedikit
Tenaga kesehatan mengidentifikasi problem
dan solusinya
Tenaga kesehatan membantu pasien dalam
menggali problemnya & mencarikan alternatif
solusi (bersama-sama memikirkannya)
Pasien sangat tergantung pada tenaga
kesehatan
Pasien mengembangkan kepercayaan dirinya
untuk memanage dirinya
Hubungan relationship seperti orang tua dan
anak
Hubungan relationship : keduduka pasien &
tenaga kesehatan setara

4. Persiapan staff, physician dan pasien
Farmasis tidak bisa bekerja sendiri, OKI staf lainnya baik non farmasis maupun farmasis harus
dilibatkan dan diberi penjelasn. Jika farmasis berjalan sendiri maka farmasis akan ditinggalkan,
jadi musti diberi pengertian.
Jika terdapat farmasis lebih dari satu, maka sedapat mungkin semua setuju akan konseling, nanti
ada yang tidak setuju bisa menjadi bomerang.
Untuk non farmasis juga harus diberi tahu bagaimana menyikapi jika ada pasien yang ingin
konseling, juga harus diberi pengertian mengapa diberi layout baru.
Namun juga konseling dapat menyebabkan peningkatan penggunan biaya. Oleh karena itu, jika
tidak sama-sama disepakati akan dapat timbul masalah. Misalnya ada yang merasa dikucilkan
dll, sehingga menimbulkan sikap apatis. Oleh karena itu semua pihak harus diberitahu tentang
system yang diterapkan (konseling).
1 2 J u n i 2 0 0 8 | 43

+62-818-0276-5879, no hape sapa tuh....

Memperbaiki hubungan farmasis dan dokter. Hal ini sangat penting karena kita terkadang
membutuhkan data-data yang dipunyai dokter tentang pasien. Jika kita mengeluarkan leaflet,
dokter juga diberi, supaya dokter tidak merasa diawasi.

Susi Ari K, S.Farm, M.Kes., Apt

Seorang ibu datang bersama anaknya ke apotek, ingin berkeluh kesah kepada anda. Ia merasa
sedih atas vonis dokter terhadap anaknya. Anaknya yang berusia 3 tahun didiagnosa menderita
flex. Anak tersebut harus menjalani pengobatan selama 2 bulan dengan obat Rifampisin dan
INH. Diketahui pula sekarang anaknya mulai dikucilkan oleh lingkungan bermainnya. Solusi apa
yang bisa anda berikan, baik dari aspek psikologi pasien maupun aspek pengobatannya?

JAWAB :
1. Dari aspek psikologis : mungkin yang pertama kali, farmasis harus bisa mendengarkan
keluhan pasien dengan rasa empaty. Lalu berikan pengertian dan motivasi bahwa pasien
tidak perlu cemas karena penyakit/ flek yang diderita anaknya bisa disembuhkan
dengan pengobatan yang teratur (rutin) & disiplin. Kemudian berikan pengetahuan
kepada pasien tentang penyakit yang dideritanya yaitu bahwa flek yang diderita
anaknya disebabkan karena bakteri/ kuman. Penyakit ini bisa menular dari orang ke
orang, utamanya melalui saluran pernafasan dengan menghisap/ menelan dahak yang
mengandung basil dan dibatukkan oleh penderita juga bisa karena adanya kontak antara
dahak dengan luka di kulit. Penularan bisa dicegah dengan cara misalnya batuk/ bersin
dengan menutup mulut/ hidung dengan sapu tangan atau tissue untuk kemudian
didesinfeksi dengan lysol/ dibakar, jangan terlalu dekat bicara dengan orang, ventilasi
yang baik dari ruangan.
2. Dari aspek terapinya :
Cara pakai obat, satu kali sehari sebelum makan, tekankan pada pasien untuk
memiliki jadwal tetap minum obat (misalnya setiap pagi jam 7),
Tekankan tentang pentingnya harus patuh minum obat, dan tekankan adanya
PMO karena pasien masih anak-anak.
Obat harus diminum sampai habis walaupun gejala batuk sudah mereda.
Informasikan juga untuk cek BTA setelah pengobatan selesai.
Efek samping rifampisin adalah urin berwarna merah, informasikan bahwa ini
adalah hal wajar, tidak perlu takut.
Jika lupa minum obat, minum obat saat ingat dan konsultasikan ke dokter.
1 2 J u n i 2 0 0 8 | 44

+62-818-0276-5879, no hape sapa tuh....

Informasikan tentang : anak dibiasakan membuang dahak pada tempatnya
(tempat sampah dengan desinfektan), jika batuk ditutup dengan sapu tangan,
karena anak-anak biasa bermain dengan anak-anak.
Biasanya penderita akan mengalami penurunan BB, maka perlu diberi makanan
yang bergizi
Hindari tempat yang lembab, biarkan sinar matahari masuk ke ruangan
Obat disimpan di tempat yang sejuk dan kering, jangan sampai terkena air
Informasikan untuk mengambil refil resep. Jika ingin bepergian jauh untuk
waktu lama, maka persediaan obat jangan sampai kosong.


C o m d i s | 1

Yudo, Ania, Yona, Nofa, Anis

Compounding & Dispensing
By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis


Review materi
1. Pendahuluan praktek farmasi
2. Fungsi apoteker
3. Pengobatan rasional
4. Medication error dan dispensing error
5. Beyond use date
6. Dosage regimen
7. Pediatric
8. Geriatric
9. Kompaktibilitas sediaan padat
10. Kompaktibilitas sediaan larutan; serbuk

Bu Siti Aminah
2 Januari 2006
1. Apakah persamaan dan perbedaan compounding dan manufacturing?
PERSAMAAN : compounding dan manufacturing merupakan suatu proses peracikan,
pencampuran, serta penyiapan bahan obat menjadi bentuk sediaan obat, melakukan
pengemasan, memberi label, untuk memenuhi kebutuhan pasien.
PERBEDAAN :

Compounding Manufacturing
Tahap produksi dilakukan dalam skala kecil
(apotek)
Tahap produksi dilakukan dalam skala besar
(industri)
Tidak ada promosi serta marketing,
permintaan berdasarkan pasien (resep dari
dokter)
Terdapat promosi serta marketing, dimana
lebih bersifat komersial
Pelayanan dilakukan secara profesional oleh
apoteker
Mempengaruhi orang/konsumen untuk
melakukan permintaan terhadap produk
tersebut

Versi jawaban lain:
Perbedaan:
Compounding
- tahap produksi dalam skala kecil
- tidak ada promosi dan marketing berdasarkan permintaan pasien
- pelayanan secara professional
Manufacturing
- tahap produksi dalam skala besar
- ada promosi dan marketing, lebih bersifat komersil
- mempengaruhi orang untuk menumbuhkan kemauan untuk meminta

C o m d i s | 2

Yudo, Ania, Yona, Nofa, Anis

2. Sebutkan 5 (lima) alasan produk compounding semakin meningkat di negara-
negara maju!

Jawab:
1. Terdapatnya faktor individual terapi, masing-masing individu berbeda dalam
pengobatannya
2. Tidak terdapatnya produk yang sesuai dengan yang diperlukan
3. Terdapat perawatan dan pelayanan kesehatan di rumah
4. Pasien memerlukan total parentral nutrition, terkait dengan program TPN
(Total Parentral Nutrition)
5. Terdapat program pencampuran obat parentral (intravena) satu dengan sediaan
intravena lainnya
6. Terdapat pengatasa masalah bagi dokter dan pasien, terkait dengan pengobatan
yang spesifik (specific teraupetik), sehingga pasien memerlukan dosis regimen.


3. Dalam aspek teknik compounding ada kontrol kualitas, apa pentingnya kontrol
kualitas?

Jawab:

4. Apa faktor-faktor yang menentukan atau mempengaruhi harga produk
compounding? Apa pendapat saudara tentang compounding prescription can be
one of lowering of drug therapy?

Jawab:
Faktor yang mempengaruhi harga
- Jenis bahan obat yang digunakan
- Jenis bahan tambahan yang digunakan
- Jenis pelarut yang digunakan
- Jumlah bahan obat, bahan tambahan, pelarut yang digunakan
- Jenis pengemas / wadah yang digunakan
- tingkat kesukaran dalam pembuatan sediaan obat tersebut

Apakah pendapat saudara tentang compounding prescription can be one way of
lowering the cost of drug therapy??

Saya setuju dengan pernyataan diatas, hal ini terkait dengan,:
- Dengan dilakukannya compounding, maka harga total obat bisa lebih murah, terkait
dengan tidak adanya biaya promosi dan pemasaran.
- Dengan dilakukannya compounding, maka akan lebih memudahkan dokter dalam
memberikan komposisi obat yang diperlukan, sehingga dapat mengurangi penggunaan
beberapa zat tambahan yang tidak diperlukan namun terdapat pada produk obat jadi
(tablet A mengandung B dan C, padahal dokter hanya menginginkan B saja)

5. Dalam proses compounding, terdapat 5 aktivitas, sebutkan dan terangkan
mengapa masing-masing aktivitas tersebut penting??

C o m d i s | 3

Yudo, Ania, Yona, Nofa, Anis

Jawab:
a). Preparation, merupakan proses dalam menentukan kesesuaian antara resep dengan obat
(terkait dengan indikasi obat, interaksi obat, serta dosis) ditinjau dari keamanan bagi pasien.

Dalam proses ini, dilakukan :
melakukan perhitungan dosis, serta jumlah bahan-bahan yang akan digunakan
menyeleksi peralatan yang tepat dan mematikan bahwa peralatan tersebut dalam
keadaan bersih
menggunakan pakaian yang sesuai dan mencuci tangan
membersihkan ruangan compounding dan peralatannya
mengatur semua bahan-bahan yang dibutuhkan untuk compounding serta
pengemasannya.

b). Compounding, dalam proses ini, dilakukan peng-compounding-an resep, sesuai dengan
catatan formula dari resep dengan menggunakan seni dan ilmu pengetahuan dari farmasis

c). Final Check, dalam proses ini dilakukan:
Pemeriksaan kembali mengenai variasi berat, adequansi dari pencampuran, kejernihan,
bau, warna, kekentalan, pH.
Pencatatan informasi kedalam buku catatan compounding (misal. Berapa mg zat A
yang ditimbang).
Pemberian label / etiket

d). Sign off, dalam proses ini dilakukan memberi tanggal serta tanda tangan pada etiket, dan
meyakinkan ulang bahwa semua prosedur telah dilakukan untuk memastikan keseragaman,
idenitas, jumlah, kuantitas, dan kemurnian obat telah dicapai.

e). Clean Up, dalam proses ini dilakukan :
- Pembersihan serta menyimpan kembali semua peralatan agar kembali seperti semula (untuk
memudahkan pada penggunaan berikutnya).
- Pembersihan area compounding (misal: serbuk yang tececer dibersihkan).


>>> Ke-5 aktivitas tersebut merupakan suatu kesatuan menyeluruh yang saling mendukung dan
melengkapi proses compounding, dengan demikian keseluruhan aktivitas tersebut tidak dapat
dipisahkan, sehingga kesemuanya penting untuk dilakukan

Soal Gak tau kapan Tahunnya !!
1. Mengapa obat racikan berkembang pesat saat ini?
Jawab:
Faktor faktor yang mempengaruhi peracikan dapat mengalami perkembangan pesat di USA :
1. Terapi pasien yang spesifik setiap individu mempunyai dosis tertentu yang tidak bisa
di generalisir dengan orang lain karena kondisi fisik yang berbeda.
2. Langkanya produk obat di pasaran disebabkan karena industrinya sudah tidak
memproduksi lagi karena dirasa tidak menguntungkan.
C o m d i s | 4

Yudo, Ania, Yona, Nofa, Anis

3. Pelayanan kefarmasian di rumah/ home health care Ada dokter pribadi keluarga dan
apoteker pribadi, jadi apoteker bertugas meng-compound obat.
4. Program pencampuran obat parentral (IV admixture) farmasis memberikan pelayanan
dalam mencampur larutan parentral, jika bukan ahlinya.
5. Program TPN (Total Parenteral Nutrition) pada kondisis pasien tertentu yang
menuntut farmasis berperan dalam pemberian nutrisi secara parenteral.
6. Pengatasan masalah bagi dokter dan apoteker untuk meningkatkan kepatuhan pasien.
Faktor pemicu
1. Jumlah obat yang tidak lagi beredar semakin meningkat
2. Dokter semakin sadar bahwa obat dan bentuk sediaan yang cocok untuk kondisi pasien
tidak selalu tersedia di pasaran.
3. Insiden kekurangan obat.


2. Buat dan terangkan bagan proses dispensing resep?

Jawab: ada di bawah entar, sabar ya ..
3. Sebutkan dan jelaskan 4 fungsi praktisi farmasi?

Jawab:
Fungsi profesional.
1. Fungsi teknis yang essensial untuk berpraktek.
2. Fungsi adminitrasi, supervisi, dan managerial
3. Fungsi entrepreneur yang berhubungan dengan investasi modal dan
kepemilikan apotek

4. Sebutkan dan jelaskan 5 fase utama proses coumpounding?

Jawab:
A. Preparatory
1. Menentukan kesesuaian dari resep dengan melihat keamanan bagi pasien yang
akan menggunakan dan dosis yang akan digunakan oleh pasien.
2. Melakukan perhitungan untuk menetukan jumlah bahan-bahan yang dibutuhkan
3. Menyeleksi peralatan yang tepat dan memastikan bahwa peralatan tersebut dalam
keadaan bersih
4. Menggunakan pakaian yang sesuai dan mencuci tangan
5. Membersihkan ruangan coumpounding dan peralatan jika perlu
6. Mengatur semua bahan-bahan yang dibutuhkan untuk compounding dan
pengemasan

B. Compounding
Mengcompounding resep, sesuai dengan catatan formula dari resep dengan
menggunakan seni dan ilmu pengetahuaan dari farmasis

C. Final check
1. Memeriksa kembali variasi berat, adequancy dari pencampuran, kejernihan, bau,
warna, kekentalan, dan pH
C o m d i s | 5

Yudo, Ania, Yona, Nofa, Anis

2. Memasukkan informasi dalam buku catatan compounding (misalnya
penimbangannya berapa).
3. Memberi label

D. Sign off
Memberi tanda tangan dan tanggal pada resep, meyakinkan bahwa semuaprosedur yang
ditunjukkan telah dilakukan untuk memastikan keseragaman, identitas, jumlah,
kuantitas, dan kemurniaan.

E. Clean up
1. Membersihkan dan menyimpan semua peralatan ditempat semula (agar unrtuk
penggunaan berikutnya tidak bingung mencarinya)
2. Membersihkan area compounding


Versi bahasa Inggris

Step in compounding process:
1. Preparatory
- Judging the solubility of the prescription in terms of its safety intende dose, and
dose for the patient.
- Performing the calculation to determine the quantities of thee ingredients needed.
- Selecting the proper aquipment and making sure it is clean.
- Use a proper and clean dress and also clean hand.
- Cleaning the compounding area and equipment if necessary.
- Assembling all the necessary material ingredients to compound and package the
prescription
2. Compounding
Compound the prescription according to the formulary record or the prescription using
techniques according to the art and science of pharmacy.
3. Final check
- Check: the indicated, weight variation, adequancy of mixing, clarity, odor, color,
consitency, pH.
- Note and write down what you have been done at compounding process
- Labelling the prescriptiom.
4. Sign off
Signing and dating the prescription affirming that all the indicated procedure, were
carried out to ensure uniformly, identity, strength, quantity, and purity.
5. Clean up
- clean and storing all equipment
- cleaning the compounding area.
C o m d i s | 6

Yudo, Ania, Yona, Nofa, Anis

UAS

1. Therapeutic range is more probably concept or not consider it as unabsolute value.
Bagaimana pendapat Anda tentang pernyataan tersebut dan bagaimana beda pendosisan
antara teofiin dan fenitoin?
2. A. Ada 11 kategori medication error. Apa definisi medication error?
b. Sebutkan 5 kategori dalam 11 tersebut, berikna contoh msing-masaing dan
bagaimana cara menghindari?
3. a. Apa definisi BUD? Apa pentingnya menentukan BUD?
b. Membuat sediaan amoksisilin 125 mg/ml, volume akhir 60 ml. Kelarutan amoksisilin
dalam air pada suhu kamar adalah 1,5 gram dalam 100 ml air. K pada pH 8 adalah 1 x
10
-6
detik
-1
.
Bagaimana cara meracik obat terebut agar mempunyai stabilitas fisika kimia.
Tentukan BUD.
4. Sebutkan urut-urutan pelaksanaan DUR dan berikan contoh kasus!



DUR
Harus punya info pasien:
1. Life style
2. Medical history
3. Current diagnosis
4. Past and present medication use
5. Laboratory value.


N u s r a t i n i | 7

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

Dra. Nusratini SU, Apt

11 Juli 2006 (UAS II)
a. Salah satu penyebab terjadinya medication error adalah failed communication. Berikan
penjelasan dan contohnya.
b. Cost effective ptrscribing does not mean cheaper prescribing. Berikan pendapat
saudara terhadap pernyataan tersebut beserta penjelasannya.

Jawaban:
a. Failed communication merupakan kegagalan komunikasi atau terjadinya kesalahan
penafsiran atas resep dari dokter yang bisa diakibatkan oleh:
1. Hand-writing
Salah baca resep karena tulisan dokter yang kurang jelas. Sebaiknya tanyakan ke
dokter jikakurang jeas.
2. Adanya obat dengan nama yang mirip. Misal: klorpromazid vs klorpropamid, lasix
vs losec, longatin vs largaetil, dll.
3. Angka nol dan koma, misal
Vincristine 2,0 mg 20 mg
Digoksin 0,017 mg 0,17 mg
4. Singkatam, misalnya:
u (unit) dibaca u, b, o
D/C = discontinue/discharge
D/O = dalam medicine berarti digoxin, propanolol
HS = hora smoni atau half strength.

b. Resep yang efektif tidak harus diartikan dengan resep yang murah.
Melainkan resep yang mempunyai manfaat atau khasiat sesuai dengan harganya.
Walaupun harganya mahal tapi mempunyai manfaat yang besar dapat dikatakan bahwa
resep tersebut cost-effective. Tetapi jika ada alternatif resep yang harganya lebih murah
dan mempunyai khasiat yang besar pula, maka lebih dipilih resep yang harganya lebih
murah.
Cost effective maksudnya memlilih obat yang paling cocok dengan pasien dan tidak
berusaha mengalihkan pasien untuk memperoleh obat yang tidak perlu atau lebih
mahal.
Memang peresepan yang rasional harus mempertimbangkan biaya yang rasional,
adanya kesan bahwa obat yang mahal lebh efektif dan banyak dipilih adalah tidak
benar.


N u s r a t i n i | 8

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

Jawaban versi mas Harwoko
Edisi 4 p.1 (lha mboh, ndi PSC nya kok gak ada)
Failed communication merupakan kegagalan komunikasi di mana pesan yyang disampaikan
barik tertulis maupun lisan berbeda makna/maskdu denganpesan yang diterima.
Hal ini dapat terjadi antara:
1. Dokter vs apoteker
2. Apoteker vs pasien
3. Apoteker vs perawat atau tenaga kesehatan yang lain.
Contoh: kesalahan membaca resep (dokter vs apoteker), kekeliruan dalam informasi
penggunaan obat (apoteker vs pasien).

PSC Edisi 2 p.6
Resep dengan harga efaktif bukan berarti resep yang murah harganya.
Pendapat: setuju.
Alasan: dalam pengobatan, faktor efikasi obat lebih diutamakan dibanding nilai ekonmis obat
(harga) sebab dengan obat yang efikasinya bagus maka pasien akan mendapatkan keuntungan
lebih besar daripada risiko pengobatannya (risk and benefit ratio), seperti lama perawatan
(LOS) yang pendek, efek samping minimal, dan produk obat yang acceptable sehingga dapat
meningkatkan kepatuhan.

Rabu, 14 Juni 2006

a. Jelaskan berbagai bentuk intervensi terapetik (different form of therapeutic
interventions) yang dapat dilakukan dalam pengobatan pasien. (10)
b. Jelaskan yang dimaksud dengan therapeutic trial beserta contohnya. (5)

Jawaban:
(PSC edisi 2 p.1)
Berbagai macam bentuk intervensi yang bias dilakukan:
1. simple reassurance
Memberikan pengertiaan kepada pasien bahwa sebenarnya penyakit bisa
sembuh denga sendirinya.
Contoh: pada kondisi self limiting disease
2. mengubah kebiasaan seseorang
Contoh: biasanya olahraga secara teratur dan penurunan berat badan untuk
penderita hipertensi dan DM
3. modifikasi lingkungan
Contoh: karyawan yang punya tekanan darah tinggi pindah ke divisi yang
tingkat stress lebih rendah
4. penggunaan obat
Contoh: antibiotik untuk infeksi, analgesik untuk nyeri, antihipertensi untuk
hipertensi
5. terapi spesifik lainnya
N u s r a t i n i | 9

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

Contoh: pembedahan, physioterapi, physcoterapi, radioterapi, mereferensikan
pasien ke rumah sakit.

(PSC Edisi 2 p.3)
Definisi therapeutic trial:
1. Proses terapi yang dilakukan oleh dokter berdasarkan kondisi pasien pda saat itu
dengan tujuan menyelamtkan jiwa pasien, meskipun terkadang proses terapi semacam ii
didasarkana tas pengalaman klinis dokter ybs (kalau bisa sih yang EBM: evidence
based medicine).
2. Terapi yang dilakukan oleh dokter untuk mengtasi konmdisi kritis pasien sebelum
diagnosis primer ditegakkan. Hal ini sebagai tindakan waal untuk mencegah
memburuknya kondisi pasien.
Contoh: psien datang ke UGD dengan kondisi demam (febril) tinggi dan kejang. Dari keadan
ini dokter menduga adanya peradangan selaput otak (meningitis) yang bisa berakibat fatal
sampai kematian. Oleh karena itu, dokter memberian PCT (untuk demam), diazepam (untuk
kejang) dan antibiotik (untuk kecurigaan terjadi radang selaput otak).

Edisi komplit..plit...

1. Sebutkan 4 kategori penyakit beserta contohnya?

Jawab :
a. Self limiting: penyakit yang bias sembuh sendiri. Maka penanganannya tidak
perlu obat. Ex: common cold
b. Completely curable: bisa disembuhkan 100%. contoh: kebanyakan infeksi,
kekurangan nutrisi
c. Partially curable: sebagian bisa dibutuhkan. Contoh: hipertensi essential,
hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, biasanya karena
faktor genetik
d. Non curable: tidak dapat disembuhkan. Contoh: schizoprenia, IDDM

2. Sebutkan 5 intervensi yang dapat dilakukan farmasis dalam pemilihan
terapi bagi pasien? Contohnya?

Jawab:
a. Simple reassurance.
memberikan pengertiaan kepada pasien bahwa sebenarnya penyakit bias
sembuh dengan sendirinya. Contoh: pada kondisi self limiting disease.
b. Mengubah kebiasaan seseorang
Contoh: Biasanya olahraga secara teratur dan penurunan berat badan untuk
penderita hipertensi dan DM
c. Modifikasi lingkungan.
Contoh: Karyawan yang punya tekanan darah tinggi pindah ke divisi yang
tingkat stress lebih rendah
d. Penggunaan obat
N u s r a t i n i | 10

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

Contoh: Antibiotik untuk infeksi, analgesik untuk nyeri, antihipertensi untuk
hipertensi
e. Terapi spesifik lainnya
Contoh: Pembedahan, physioterapi, physcoterapi, radioterapi, mereferensikan
pasien ke rumah sakit

3. Tujuan pengguanaan obat dalam klinis? (7 macam)

Jawab:

Aplikasi Penyakit/kond
isi
Obat Aplikasi Penyakit/kondisi Obat
Menyembuhka
n penyakit
Meningitis Ampicilin Mencegah
penyakit/
gejalanya
Smallpox Vaksin
Malaria Cloroquin Dipohtheria
Infeksi cacing Pyrantel
pamoat
Poliomyelitis
Mengurangi
gejala penyakit
Demam Aspirin Gigi caries Fluoride
Schizoprenia Chlorprom
azin
Sakit lokal saat
operasi
Lidokain
Sakit/nyeri Morphin Mendukung
terapi utama
Mengurangi
kecemasan
sebelum dioperasi
Diazepam
Memperlambat
perkembangan
penyakit
Kanker paru-
paru
Doxorubien Memperoleh
efek yang
lain
kontrasepsi Progestin+
estrogen
Mendiagnosis
terapi utama
Kelainan
thyroid
Radioaktif
iodine
Kosmetik
(kebotakan)
Minoksidil


4. Sebutkan 7 permasalahan terapi yang berhubungan dengan obat?
Penyebabnya?

Jawab:
a. Unnecessary drug therapy
Ada komposisi obat yang tidak diketahui penggunaannya.
Penyebab:
- Tidak ada indikasi medis
Contoh: seseorang wanita dikasih resep diuretik padahal tidak sakit, ternyata
digunakan untuk melangsingkan tubuh.
- Kecanduaan/rekreasi
Contoh: seseoarang sudah kecanduan pada obat tertentu, jadi tetep dikasih obat
itu walau tidak ada khasiat kliniknya
- Terapi non obat lebih cocok
- Obatnya dobel: ada kombinasi obat paten yang ternyata isinya sama, pilih
salah satu saja.
- Dalam kombinasi obat, salah satunya ada obat yang digunakan untuk
menghilangkan efek samping obat lain.
Contoh: osteoartritis diberi antiinflamasi, analgesik yang mempunyai efek
amping: rasa tidak enak di daerah lambung. Trus dikasih antasida/simetidin
N u s r a t i n i | 11

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

untuk mengatasi nyeri lambung. Padahal nyeri lambungnya karena
analgetiknya bukan karena penyakit. Solusinya beri analgetik dengan efek
samping kecil.

b. Wrong drug (obatnya salah)
Penyebab:
- bentuk sediaan tidak cocok
Contoh: pasien geriatrik diberi antasida delam bentuk tablet. Padahal antasida
harus dikunyah. Solusinya: beri antasida bentuk cair
- ada kontraindikasi: kondisi pasien tidak dibolehkan menggunakan obat itu
Contoh: pasien hipertensi diberi obat yang efek sampingnya menyebabkan
retensi urin, justru meningkatkan tensinya.
- obat tidak diindikasikan untuk penyakit itu.
Contoh: diuretik untuk melangsingkan tubuh, antihistamin untuk memacu
nafsu makan.
- ada obat yang lebih poten

b. Dose too low (dosisinya terlalu rendah)
Penyebab:
- dosisnya salah
tips bagi farmasis supaya tidak salah: perhatikan ada dtd tidak pada resep.bila
ada, jumlah yang ada di resep dibagi jumlah obat yanga akan dibuat. Bila ada
dtd, jumlah yang tertera di resep adalah untuk 1 bungkus
Ex: Aciclovir untuk herpes simplek adalah 5 X sehari, tapi ditulis BID
- durasi penggunaan yang tidak benar
Ex: antibiotik minimal selama 3 hari, tapi Cuma dikasih untuk 2 hari
- Penyimpanan yang tidak benar
- Penyimpanan yang tidak benar, obat menjadi instabil, dosis obat berkurang
bahkan menjadi tidak aktif.
- Penggunaan yang tidak benar
Ex: tablet vagina penggunaan ditelan
- Ada interaksi obat

d. Dose too high
Penyebab:
- Interaksi obat
- Durasi tidak tepat
- Salah dosis
Ex: obat-obat sustained release harusnya cukup diminum 1x sehari tapi
diminum 3x sehari
- Kesalahan penggunaan
Ex: harusnya tidak dikunyah tapi dikunyah

e. Patien incomplience
Penyebab:
- Pasien sulit memperoleh obatnya
- Pasien tidak bisa menggunakan obatnya
- Pasien tidak tahu intruksinya, missal penggunaan salep mata
N u s r a t i n i | 12

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

- Pasien memilih tidak menggunakan obat karena sudah bosan atau merasa sama
saja antara menggunakan obat atau tidak
f. Butuh tambahan obat yang lain
Penyebab:
- Ada indikasi yang belum diberi treatment
- Terjadi ADR
penyebab:
- Reaksi alergi
- Penggunaan yang tidak benar
- Efek yang tidak diinginkan

5. Sebutkan pada umumnya peresepan yang tidak rasional?

Jawab:
a. Polifarmasi: penggunaan banyak obat yang sebenarnya tidak perlu, 2 obat
dengan indikasi sama digunakan bersama-sama, pdahal 1 obat saja sudah cukup.
b. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan diagnosis
c. Penggunaan obat yang poten untuk yang tidak penting
d. Penggunaan antibiotik yang sebenarnya tidak perlu
e. Penggunaan obat yang mahal, padahal masih ada obat yang sama efektifnya
dengan harga lebih murah.

6. Bagaimana terapi obat yang rasional?

Jawab:
Peresepan yang rasional meliputi: seleksi obat yang benar/tepat untuk pasien
yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dan diberikan pada waktu yang tepat
dengan terapi yang aman, efektif, dan cost effective dari segi biaya.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan:
a. Bentuk sediaan yang paling cocok untuk pasien
b. Durasi yang tepat
c. Memonitor kemungkinan terjadinya efek samping obat
d. Hasil terapi

7. Sebutkan 4 penyebab umum terjadinya medicatioan error?

Jawab:
a. terjadinya kegagalan berkomunikasi
Hardwriting: salah baca resep, karena tulisan dokter
Ada obat dengan nama mirip, misalnya klorprompamid dengan
klorpromazid, lasix dengan losec, longatin dengan largactil
Angka nol dan koma, misalnya vinkristin 2.0 mg menjadi 20 mg
Singkatan , misalnya (unit) kebaca 4,6,0
D/C: discontinue, discharge
D/C: dalam medicine berarti digoxin, propanolol atau regular insulin
HS: half strength, bisa juga berarti hora somni

b. Kesalahan perhitungan dosis
N u s r a t i n i | 13

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

pediatric: 15% tapi mendapatkan 10 kalinya

c. Penggunaan obat yang salah rutenya
d. Enteral feeding suplemen digunakan partenteral. Feending sulemen ada
yang enteral maupun parenteral. Kalo yang seharusnya digunakan enteral
malah digunakan secara parenteral bisa berbahaya
Ex: obat tetes mata digunakan tetes telinga dan sebaliknya
e. ketidakpatuhan pasien
pasien yang tahu: - fungsi tiap obat apa
- bagaimana harus digunakan
- bagaimana obat itu bekerja

maka akan meminimalkan kemungkinan terjadinya ME. Oleh karena itu,
penting bagi kita farmasis untuk mendidik dan memberikan kopnseling kepada
pasien

8. Apakah dispensing error? Sebutkan tipe dan bentuk DE, serta penyebab
DE?

Jawab:
DE adalah kesalah dalam proses dispensing
Tipe DE:
- Dispensing obat yang salah, diosis salah, atau keduanya
- Kegagalan melakukan konseling dan skrining terjadinya interaksi
Bentuk DE:
- Dispensing obat dan bentuk sediaan obat yang salah
- Kesalahan perhitungan dosis
- Kegagalan mengidentifikasi interaksi obat dan kontraindikasi obat
Penyebab DE:
- Lingkungan kerja
- Beban kerja
- Gangguan

9. Sebutkan tahap-tahap kritis yang dapat menimbulkan DE?

Jawab:
a. Review dan assessment resep
b. Memasukkan data ke computer
c. Memilih obat yang mau diberikan harus tepat/benar
d. Mengambil obat dengan memastikan melihat waktu kadaluarsa
e. Saat menghitung atau mengukur obat
f. Penempelan label/etiket
g. Double checking resep dengan lebih dari 1 orang
h. Mengembalikan obat pada tempanya
i. Konseling pasien
j. Verifikasi resep pada penulisnya


N u s r a t i n i | 14

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

UJIAN UTAMA
Rabu, 14 Juni 2006
1. Pharmacist are unique professional who are well trained in natural, physical, and
medical sciences and aware that a single mistake in daily practice of their profesion
may result in the potential tragedy. Jelaskan pernyataan tersebut dan beri contoh-
contohnya.

Jawab:
Mok qta g tau jawaban ini binun. Ada pernyataan ini di PSC1 halaman 3
Farmasis mempunyai pengetahuan dan keahlian yang tidak dimiliki oleh profesi
lainnya. Perannya dalam menjalankan pelayanan meliputi; dispensing dan
compounding obat, konseling pasien, meminimalkan kesalahan pengobatan,
meningkatkan kepatuhan pasien, memonitor terapi obat, dan meminimalkan biaya obat.
Dalam praktek pelayanan kefarmasian, aktivitas farmasis harus difokuskan pada
kebutuhan pasien akan obat. Jika farmasis melakukan praktek pelayanan farmasi, maka
urusan manajemen, adminitrasi atau pekerjaanlain dilimpahkan kepada orang lain,
sehingga farmasis lebih konsentrasi pada pasien.

2. Tulislah proses bagan dispensing resep dan berilah penjelasannya (sudah dijawab) Lihat
PSC edisi 1 hal 3













N u s r a t i n i | 15

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

















Keterangan:
Resep yang masuk ke apotek bisa:
Pasien langsung dating membawa resep
Lewat telpon/fax untuk resep baru
Lewat telpon untuk resep refill
Resep yang masuk dikomputasikan
Dicek apakah sesuai dengan penyakit, kondisi pasien, dan dosisnya
Dicek juga:
1. Apakah resep boleh direfill dapat dilihat dari penyakitnya. Missal
hipertensi : untuk mempertahankan kesehatannya, resep bisa direful
2. adakah kerugiannya
3. waspada pada kemungkinan yang terjadi dengan dicek ke rumah sakit
Bila resep tidak ada masalah, maka dilakukan seleksi produk, bisa diberikan dalam
bentuk botol (diisikan dalam botol) atau diracik. Sediaan yang dihasilkan dilabel,
2. phone/fax
(new R/)
3.Phone
(refil)
4.computer entry 5.refill authorization
6. reimbursement
resolution
7. warning
assessment
8. product
selection
9. bottle filling 10. coumpounding
11. labelling
12. final check
13. patient counseling
14. payment
Patient consultant
Problem
resolution
Patient follow up
1. on-site
database
N u s r a t i n i | 16

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

selanjutnya dilakukan cek final. Pasien diberi konseling tentang obat yang diberikan,
Maupun pola hidup yang berhubungan dengan penyakit. Dan terakhir, pasien
membayar. Setelah obat digunakan, perlu direviewbagaimana efeknya, apakah pasien
sembuh atau justru timbul penyakit lain.



UJIAN UTAMA

Rabu, 24 Januari 2007

1. Pharmacist are unique professional who are well trained in natural, physical, and
medical sciences and aware that a single mistake in daily practice of their profesion
may result in the potential tragedy. Jelaskan pernyataan tersebut dan beri contoh-
contohnya. (JAWABAN no.1 Soal Rabu, 14 Juni 2006)

2. Tulislah langkah-langkah yang harus diikuti sebelum, selama, dan setelah proses
compounding serta berikan masing-masing alasannya (sudah dijawab)

3. Lack of patient education dapat menyebabkan ternjadinya medication errors. Berikan
pernjelasannya?

Jawab:
Kurangnya edukasi kepada pasien menyebabkan pasien tidak tahu akan beberapa hal
yang penting untuk diperhatikan seperti fungsi obat, cara pemakaian, dan mekanisme
kerja obat. Oleh karena itu penting bagi farmasis untuk mendidik dan memberikan
konseling kepada pasien.

4. Pengenceran albumin dari 25% menjadi 5% (dalam jumlah besar) dapat dilakukan
dengan menggunakan sterile water maupun NaCl 0,9% in water.

Jawab:
Mok ini bener g ya????
25% = 25 g/100 ml volume 100 ml
5% = 5 g/ 100 ml
500
% 5 100 % 25
2 2 1 1
ml A
xA ml x
M V M V
=
= =
= =


Jadi membuat larutan albumin 5% dengan menambahkan larutan albumin 25% dengan
air steril atau NaCl 0,9% sampai volume 500 ml

5. Rational prescribing : Prescribing that takes account of safety, efficacy, appropriateness
and cost-effectiveness. Berikan penjelsannya.
a. Keamanan : Obat yang digunakan hendaknya memiliki efek samping yang sedikit
atau lebih sedikit dari efek samping obat yang lainnya.
b. Kemanjuran : Obat memberikan efek yang maksimal dengan dosis yang layak
diterima.
N u s r a t i n i | 17

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

c. Kesesuaian dengan pasien : obat yang digunakan pasien seharusnya sesedikit
mungkin menganggu kegiatan pasien sehari-hari, dalam bentuk sediaan dan dosis
yang sesuai dengan pasien dan mudah digunakan, terjangkau oleh pasien.
d. Keefektifan biaya : Pemilihan obat yang efektif dari segi biaya tidah harus obat
yang murah, melainkan menghindari pemakaian obat mahal yang sebenarnya tidak
perlu atau adanya obat lain yang lebih murah dengan kemanjuran yang sama.


UJIAN UTAMA

14 Januari 2008

1. Terangkan perbedaan antara compounding dengan manufacturing.
Compounding :
1. Tahap produksi dilakukan dalam skala kecil.
2. Tidak ada promosi atau marketing, hanya berdasarkan permintaan pasien.
3. Pelayanan secara prosfesional.
Manufacturing :
1. Tahap produksi dalam skala besar.
2. Ada promosi dan marketing, lebih bersifat komersial.
3. Mempengaruhi orang untuk menumbuhkan kemauan untuk meminta.

2. Tulislah bagan proses dispensing resep dan berilah penjelasannya.Pharmacist possess
knowledge and skill that are not duplicate other profession. Jelaskan pernyataan di atas
dengan diberi suatu contoh.

Jawab: udah ada, bagan di halaman 15 itu lho.............
Farmasis mempunyai pengetahuan dan keahlian yang tidak dimiliki oleh profesi
lainnya. Perannya dalam menjalankan pelayanan meliputi; dispensing dan
compounding obat, konseling pasien, meminimalkan kesalahan pengobatan,
meningkatkan kepatuhan pasien, memonitor terapi obat, dan meminimalkan biaya obat.
Dalam praktek pelayanan kefarmasian, aktivitas farmasis harus difokuskan pada
kebutuhan pasien akan obat. Jika farmasis melakukan praktek pelayanan farmasi, maka
urusan manajemen, adminitrasi atau pekerjaan lain dilimpahkan kepada orang lain,
sehingga farmasis lebih konsentrasi pada pasien.

3. Jelaskan yang dimaksud dengan theurapeutic trial serta berikan pula contohnya.

Jawab:
Theurapetic trial dilakukan dokter pada pasien dengan kondisi yang sangat parah,
sementara hasil diagnosis belum dapat ditegakkan dengan jelas. Jika pengobatan
ditunda dapat mengancam keselamatan dan jiwa pasien. Oleh karena itu, dokter
memberikan beberapa macam obat yang ditujukan untuk penyakit yang kira-kira
dialami oleh pasien. Cara ini dapat dikatakan rasional.



N u s r a t i n i | 18

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis


4. Sebutkan the common irrational prescribing pattern

Jawab:
a. Polifarmasi, seperti pemakaian dua obat dengan indikasi dan mekanisme kerja yang
sama.
b. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan diagnosis
c. Penggunaan obat poten yang tidak perlu
d. Penggunaan antibiotik yang tidak diperlukan
e. Penggunaan obat yang mahal, padahal masih ada obat yang lain dengan efektivitas
yang sama dan harga yang lebih murah.

5. Jika saudara diminta membuat pengenceran albumin dari 25% menjadi 5% dalam
jumlah yang besar, saudara dapat menggunakan sterile water atau NaCl 0,9% in water.
Sebutkan pilihan saudara serta berikan alasaannya.

Jawab:
25% = 25 g/100 ml volume 100 ml
5% = 5 g/ 100 ml
500
% 5 100 % 25
2 2 1 1
ml A
xA ml x
M V M V
=
= =
= =


Jadi membuat larutan albumin 5% dengan menambahkan larutan albumin 25% dengan
air steril atau NaCl 0,9% sampai volume 500 ml.

C o m d i s P r o f . S u w a l d i | 19

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

Soal tentang stabilitas obat (STABILO)


1. Kriteria apa yang digunakan farmasis untuk meyeleksi produk obat yang akan
diracik (dispensing)?

Jawab:
1. Stabilitas fisik misal kenampakan secara fisik, rasa, uniformitas, dissolusi, kemampuan
untuk disuspensikan kembali.
2. Stabilitas kimia yaitu masing masing zat aktif mempertahankan intregitas kimiawi
dan potensi sesuai labelnya, dalam batasan yang spesifik.
3. Stabilitas mikrobiologi yaitu sterilitas atau tahan terhadap pertumbuhan mikroba
dipertahankan berdasarkan keperluan spesifik.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas obat racikan?

Jawab:
1. Ukuran partikel (khususnya untuk emulsi dan suspensi)
2. pH
3. komposisi sistem pelarut
4. kompatibilitas anion dan kation
5. kekuatan ionik larutan
6. pengemas primer
7. zat tambahan kimia khusus
8. ikatan molekuler dan difusi obat dan eksipien

3. Dalam kaitan stabilitas obat dengan ED, manakah yang perlu dipertimbangkan
atau yang mempengaruhi ED produk obat. Apakah obat saja atau obat dan bahan
tambahannya (ingredients)? Kenapa?

Jawab :
Obat dan bahan tambahan. Hal ini disebabkan baik obat (zat aktif) dan bahan tambahan
masing masing memiliki ED. Bahan yang paling cepat mencapai ED (zat aktif atau bahan
tambahan), menjadi dasar dalam penentuan ED. Misal : zat aktif lebih cepat mencapai ED
dibanding bahan tambahan, maka dalam menentukan ED kita berpedoman pada ED zat aktif.

4. Suspensi Amoksisilin memiliki dosis lazim 250 mg/5ml dan kelarutan (Solubility
= S) sebesar 1,5 g/100 ml. Diketahui konstanta kecepatan reaksi (orde satu) pada suhu
kamar (25
O
C), k
1
= 3 x 10
-5
detik
-1
.
Tentukan BUD (T
90
) pada suhu 35
O
C!

Jawab :
Diket : Do = 250 mg/5 ml = 50 mg/ml
S = 1,5 g/100 ml = 15 mg/ml
k
1
= 3 x 10
-5
detik
-1

Ingat2 : Suspensi mengikuti kinetika orde 0 (tidak tergantung konsentrasi awal)
ko = k
1
x S = (3 x 10
-5
detik
-1
) x 15 mg/ml
ko = 4,5 x 10
-4
mg.detik
-1
.ml
-1

Rumus I :
T
90
= (0,1 x Do) : ko
T
90
(25
O
C) = (0,1x50 mg/ml) :4,5x10
-4
mg.detik
-1
.ml
-1

C o m d i s P r o f . S u w a l d i | 20

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

= 1,11 x 10
-4

= 3,09 jam
Rumus 2 penggunaan Q10
T
90
(T2) = (T
90
)(T1)
Q
10
( T/10)
Ditanya : BUD pada suhu 30
O
C atau T
90
(35
O
C)?
Jawab : T
90
(35
O
C) =
) 10 / 25 35 (
32
09 , 3

jam
= 0,965 jam makin tinggi suhu penyimpanan BUD makin
cepat.
Latihan: coba tentukan BUD jika disimpan pada suhu hampir dingin (10
o
C).

4. Jelaskan tentang Prospective DUR dan berilah contoh (kasus dan penyelesaian)!

Jawab :
Prospective DUR adalah review yang diadakan oleh seorang farmasis sebelum dispensing
resep baru.

5. Apakah indeks terapi (IT) obat merupakan nilai yang absolut/mutlak? Why?

IT bukan merupakan harga yang mutlak. Nilai MEC merupakan 50% dari efek maksimal.
MTC merupakan 67% dari efek maksimal.

Soal Ampicilin lagi

1. Ampicilin memiliki stabilitas maksimum pada pH 5,8 dimana pada pH tersebut tetapan
lajunya pada suhu 35C adalah 2 x10
7
detik
-1
. berapakah batas umur simpanan larutan
ampicilin pada pH tersebut?

ik
ik
t det 5,3x10
det 2x10
0,105
5
1 7
90
= =


= 6,1 hari (pada suhu 35C)
karena kelarutan sekitar 1,1 g/100 ml, dengan sediaan yang umumnya berkonsentrasi 125
g/100 ml maka produk ini diformulasikan sebagai suspensi, tetapan laju orde nol-nya
adalah:
k
0
= (2 x 10
-7
detik
-1
) 1,1 g/100 ml
= 2,2 x 10
-7
g/100 ml detik
(satuaaan k
0
adalah konsentrasi/satuaan waktu)
Orde ke nol

] [ ] [ k ] [ k
dt
d[D] -
t
0
0 0 0
[D]
[D]
0
0

= = = t k D D dt D d

C o m d i s P r o f . S u w a l d i | 21

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

hari 13 detik 10 x 1,1
10 2 , 2
) 5 , 2 )( 1 , 0 (

k
[D] 0,1
6
7
0
0
90
= = = =

x
t
perhitungan ini selaras dengan batas umur simpanan yang tercantum dalam pedoman kerja
para dokter yang disebut sebagai 14 hari tanggal kadaluarsa untuk suspensi dalam almari
pendingin

2. Kelarutan Aspirin pada pH 2,5 dalam bentuk sediaan suspensi adalah 0,33 g/100 ml(k= 5 x
10
-7
detik
-1
) akan diperoleh:

K
0
= (5 x 10
-7
detik
-1
)(0,33 g/100 ml)
= 1,65 x 10
-7
g/100 ml detik
seandainya dosis aspirin adalah 650 mg setiap sendok bubur, maka 650 mg/sendok bubur =
650 mg/5 ml = 13 g/100 ml

hari 91 detik 10 x 7,9
1,65x10
(0,1)(13)
k
[D] 0,1
6
7 -
0
0
90
= = = = t

dengan kelarutan yang lebih rendah suspensi akan menjadi stabil, jika faktor-faktor yang
lain menyesuaikan.

September 2006

Soal nomor 1
Disediakan 2 resep. Kita suruh menganalisis:
1. Menilai kompaktibilitas fisik dan kimianya.
2. Tentukan BUD
3. Perhitungan bahan (penimbangan)
4. Prosedur compounding/cara meracik
5. Kontrol kualitas
6. Buat etiket
7. Bagaimana konselingnya !



C o m d i s P r o f . S u w a l d i | 22

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

Resep 1
R/ Benzocain 3%
Benzethonium 0,1%
Alkohol q.s.
Methyl salisilat q.s.
Purifird water q.s ad 30 ml
Sig. Apply bid pr nut dic (S bid prn loc.dol)
Refill 2 times
Pro: Ame londo Rika (32 th)

Resep 2
R/ Clindamycin HCl 1%
Propylen glikol 1,5 ml
Isopropyl alcohol
Purified water aa q.s. 15 ml
Sig. Apply as directed to acne 9 am and hs.
Refill 3 times
Pro: Saritem (17 th)

Temukan jawaban lebih lengkap di buku ini:
Referensi:
Davidow, LW., 2004, A Practical Guide to Contemporary Practise Pharmacy, Lippincot
Williams and Wilkins, US, p. 26.21

Jawaban:
Evaluasi kompaktibilitas dan stabilitas
Benzethonium cloride, alkohol, dan metil salisilat kompatibel dan stabil daam larutan.
Benzocain terdapat masalah dalam kompaktibilitas fisis dan kimiawi. Kompaktibilitas fisis:
sukar larut dalam air (kelarutan 1 g/ 2500 ml air) sehingga untuk melarutkannya diperlukan
kosolvensi dengan akohol.
Kompaktibiltas kimiawi: benzocaine merupakan ester yang dapat terhidrolisis dalam larutan
berarit baik terkatalisis asam atau basa.
Sediaan larutan tidak perlu penambahan antimikroba karena sudah terdapat benzethomium yang
berfungsi sebagai antimikroba.

C o m d i s P r o f . S u w a l d i | 23

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

BUD
BUD (T
90
) sediaan ini adalah 14 hari karena berdasarkan pedoman USP untuk sediaan yang
mengandung air dari bahan bahan berupa padatan, BUD-nya tidak lebih dari 14 hari ketika
disimpan pada suhu dingin 2-8
O
C.

Penimbangan
1. Penimbangan bahan, khusus untuk alkohol dihitung jumlah alkohol yang diperlukan:
Benzocain 3% = ml x
ml
g
30
100
3
= 900 mg
Benzethonium Cl 0,1 % = mg ml x
ml
g
30 30
100
1 , 0
= dibawah MWQ so perlu pengenceran.
Pengenceran yang tepat adalah aliquot padat-cair.
Minimal yang bisa ditimbang 120 mg so timbang 120 mg lalu dilarutkan dalam 4 ml air.
Didapat konsentrasi 120 mg/4 ml = 30 mg/ml. Karena dalam R/ hanya butuh 30 mg maka kita
ambil 1 ml melalui sput injeksi.

2. Perhitungan jumlah alkohol
ST benzocain = 3% = 3g/100 ml = 30 mg/ml
Sair benzocain = 1g/2500 ml = 0,4 mg/ml
Salk benzocain = 1g/5 ml = 200 mg/ml
Vf air = 1
Vf alk = 1
Log ST = Vf air. Log Sair + Vf alk. Log Salk
Log 30 = (1-Vf alk) log 0,4 + Vf alk. Log200
Log 30 = (log 0,4 V alk. Log 0,4 )+ Vf alk. Log 200
Vf alk = 70%
Jumlah alkohol yang dibutuhkan = 70% x 30 ml = 21 ml (alkohol 100%)
Jika yang tersedia adalah alkohol 95% maka jumlah yang diambil
ml x x
x
22 100
95
21
100
95 21
= = ==> = alkohol 95 %

Prosedur Compounding
1. Timbang semua bahan, dilakukan dengan class 3 torsion atau electronic balance.
2. Masukkan 900 mg benzocain ke dalam beker glass yang bersih.
3. Masukkan 22 ml alkohol 95% ke dalam beker glass untuk melarutkan benzocain.
4. Ambil 1 ml Benzethonium Cl menggunakan spuit injeksi, masukkan ke dalam larutan
Benzocain.
C o m d i s P r o f . S u w a l d i | 24

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

5. Tambahkan 5 ml metil salisilat.
6. Pindahkan ke gelas ukur 50 ml.
7. Tambahkan aquades ad 30 ml.
8. Masukkan wadah dan beri etiket.

Kontrol kualitas:
- kejernihan atau tidak berwarna
- viskositas ~ sama dengan alkohol
- bau khas alkohol
- pH ~ 5
- volume 30 ml

Untuk resep ke-2 silahkan dijawab sendiri ya ....

Soal nomor 2
Carilah perbedaan:
1. dispensing pharmacy vs PC
2. BUD vs ED
3. Higroskopis vs deliquescent
4. Kriteria serbuk yang baik.

Jawab:

2. BUD vs ED:
a. Uji leb dan tidak
b. Compounding ve manufacturing
c. Tanggal, bulan vs bulan, tahun
d. Profesional judgement vs percobaan

3. Obat higroskopis adalah zat padat yang mengabsorbsi uap air dar udara.
Deliquescent adalah serbuk yang higoskopis yang mengabsorbsi dalam jumlah yang banyak
sehingga mampu melarutkan dan terbentulah larutan.
Contoh:
- Ammonium chloride_bromide_iodide (tanda _ artinya atau)
- Calcium bromide_chloride
- Efedrin sulfate
- Hydrastine HCl_sulfate
- Hyoscyamin HBr_sulfate
- Pepsin
- Phenobarbital Na
- Physostigmin HBr_HCl_sulfate
- Potasium acetate_citrate
- Sodium bromide_iodide_nitrate
- ZnCl
2


4. Halus, kering, homogen, mudah dibagi, free flowing (mawur), terdispersi sempurna.






C o m d i s P r o f . S u w a l d i | 25

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

Compounding & Dispensing Study Problem


By: Mr Suwaldi


RH is a 63-year-old obese female who presents to the general medicine clinic with a 3-day
history of urinary frequency and dysuria. RH sometimes takes some antacids for relieving her
GIT irritation.

Past Medical History
RH has a long history of Type II diabetes mellitus, wich has been poorly controlled on
chlorpropamide, with complications of diabetic retinophaty, and nephropathy.
RH also has a history of hypertension and atshma.
RH was most recentrly treated 1 month prior to this visit with a 10-day course of cotimoxazole
for an E. coli urinary tract infection (UTI). Six weeks prior to the E. coli UTI, she was treated
for another UTI with a single 3 g dose of amoxicillin. This was her third UTI in 6 months.

Parienr Medical history

1. Reccurent UTI
2. Type II DM
3. Hypertension
4. Asthma

Medications
The prescription for RH is as follows
1. R/ Hydrochlothiazide 25 mg
Triamteren 50 mg
m.f.pulv.dtd.No. XV
S.1. dd pulv. I

2. R/ Chlorpropaminde tabl 250 mg No XV
S.1 dd tabl I

3. R/ Propanolol tabl. 40 mg No. XV
S.1 dd tabl. I

4. R/ Cotrimol Susp. 60 ml flask III
s.b.i.d. Cth II

5. R/ Theophylline 250 mg
M.f.pulv.dtd no. XB
S.b.d.pulv. I

Physical examination

GEN : Obese female in no apparent distress
VS: BP 150/85, HR 65, Temp. 37, RR 13, Wt 85 kg
HEENT : Grade I AV nicking, no flank pain
ABD : Soft, non-tender, no flank pain
GU: No dischage; no vaginal itching
C o m d i s P r o f . S u w a l d i | 26

By: Yudo, Ania, Nofa, Yona, Anis

EXT : Decreased pulses in both feet, tingling feet and toes
NEURO: alert and oriented

Results of laboratory tesr

Na 140 Ce 1,8
K 4,0 Hct 36
Cl 100 Hgb 12
HCO
2
26 WBC 7k (without left shift)
BUN 27 Random glucose 280

Urinalysis
2% glucosem with Testape
2% glucose with Clinitest
> 20 bacteria per HPF, 10-20 WBC per HPF
Urine culture: > 10
5
cfu/ml E. coli

Lakukan prospective DUR terhadap drug therapy di atas.
B i o f a r m a s e t i k a T e r a p a n | 1

Ave, Rosmanita, Ika, Fea, Andi

BIOFARMASETIKA TERAPAN
Prof. Dr. Suwaldi

24 Januari 2007

1. Obat dalam sediaan bentuk padat yang digunkan secra oral, proses absorpsinya
mempunyai 2 (dua) tahap
a. pelapasan obat dalam sediaan
b. absorpsi obat ke dalam darah
Bila proses pelepasan obat dari sediaan merupakan proses yang lambat maka
korelasi yag baik dapat diperoleh antara data in vitro dan data iin vivo (IVIVC).
Sebaliknya bila tahap absorpsi merupakan tahap yang lebih lambat maka IVIVC
yang baik tidak akan terjadi.
Pertanyaan:
Mengapa IVIVC dapat terjadi seperti di atas? Terangkan jawaban Anda.

2. Dalam seleksi obat untuk pasien, farmasis perlu memperhatikan bioavaibilita dan
bioequivalensi produk obat. Kriteria bioequivalnesi produk obat adalah beberapa
parameter dala, bioavaiblitas tidak boleh mempunyai perbedaan labih dari 20%
dibanding dengan parameter-parameter itu dari produk innovator.
Pertanyaam:
a. Apa parameter-parameter yang digunkan untuk menetukan bahwa produk obat
adalah bioequivalen? Mengapa parameter itu yang digunakan?
b. Apda dasar pemilihan angka 20% di atas dan apakah sebetulnya angka 20% itu
mutlak?
3. Kesalahan yang umum trjadi dalam menginterpretasikan data bioavaibilitas adalah
interpretasi cross-study comparison. Kesalahan ini terjadi sewaktu kita
membandingkan profil obat dalam darah dari suatu studi dengan profil obat dalam
darah dari suatu studi yang berbeda.
Ada 3 (tiga) alasan mengapa membandingkan dua stufi yang berbeda itu menjadi
berbahaya dan dapat menyebabkan pengambilan kesimpulan yang salah.
Ketiga alasan tersebut adalah:
a. Different subject and populations
b. Different study conditions
c. Different assay methodolgy
Pertanyaan:
Mengapa dan terangkan ketiga alasan di atas dapat meyebabkan kesimpulan yang
dibuat menjadi berbahaya?

B i o f a r m a s e t i k a T e r a p a n | 2

Ave, Rosmanita, Ika, Fea, Andi

4. Perilaku sediaan obat dalam tubuh pasien dapat dipengaruhi oleh berbagai macam
penyakit yang diderita pasien baik penyakit sauran cerna maupun penyakit
sistemik.
Pertanyaan:
a. Terangkan tentang pasien dengan DM dapat mengalami pengurangan absorpsi
obat yang digunakan secara oral?
b. Pasien dengan penyakit Parkinson dapat megalamai pengurangan absorpsi obat.
Mengapa demikian?
c. Penggunaan makanan dapat pula menyebabkan pengurangan absorpsi obat dari
saluran cerna. Apa penyebab penurunan absoprsi itu?

Sory, belum ada jawabannya. Silahkan dijawab sendiri ya .......

BIOFARMASETIKA TERAPAN


1. Bagaimana pendapat anda tentang substitusi sediaan tablet digoxin suatu pabrik dengan
sediaan tablet pabrik yang lain? Berikan professional adjustment!

Jawab :
Untuk terapi digoxin seseorang, jika sudah cocok dengan tablet digoxin tersebut tidak perlu
disubstitusi dengan tablet dari pabrik yang lain. Pertimbangannya adalah dosis digoxin
yang kecil, kurva dosis-respon yang tajam, obatnya poten, range terapi sempit, akan sangat
potensial untuk terjadinya permasalahan bioekivalensi. Selain itu dapat juga diperparah
dengan status patologi pasien, terutama pasien dengan GI disturbance, CHF, dan renal
failure. Jika memang terpaksa harus diganti, maka harus diganti dengan tablet digoxin
yang sudah terbukti BE. Kita bisa lihat di Orange Book untuk tahu apakah penggantinya
BE atau tidak.

2. Permasalahan-permasalahan apa saja yang sering ditemui apoteker dalam memberi
konseling pada pasien pengguna tablet digoxin?

Jawab :
1. Adanya interaksi obat dengan diuretik, antibiotik, obat yang pengaruhi absorpsi,
dll.
2. Perlunya kombinasi obat namun belum diberi, yang paling sering adalah
kombinasi digoxin dengan diuretic kuat tapi belum ada tambahan suplemen
Kalium.
3. Pengaruh status patologi pasien, elderly, mungkin dosis tidak sesuai atau perlu
pengurangan (biasanya pada pasien elderly disertai dengan riwayat penyakit yang
lain).
4. Pasien dengan penyakit saluran cerna akan memperngaruhi absorpsi digoxin ,
sedangkan pada pasien ginjal dan CHF akan memperngaruhi ekskrei, kerena
sebagian besar digoxin diekskresikan lewat ginjal dalam bentuk utuh.
5. Terjadi efek samping yang tidak diingkan / ADR karena mungkin dosis tidak
sesuai, antara lain :
Cardiac (palpitasi, ekstrasistol ventricular, takikardi, jantung berhenti), GI
(anoreksia, nausea, vomiting, diare), CNS (sakit kepala, pusing, gangguan mental),
efek lainnya seperti rash, kematian.
6. Incompliance
B i o f a r m a s e t i k a T e r a p a n | 3

Ave, Rosmanita, Ika, Fea, Andi

Mungkin disebabkan pasien mengalami berbagai efek samping.

3. Terangkan bagaimana pengaruh Chrons disease!

Jawab :
Pada penyakit ini terjadi inflamasi pada usus halus bagian distal dan kolon. Adanya
inflamasi dapat menyebabkan :
1. Penebalan dinding usus, sehingga permeabilitas akan menurun dan absorpsi obat akan
berkurang.
2. Pertumbuhan bakteri anaerobic yang berlebihan.
3. Kadang terjadi obstruksi dan deteriorasi (penurunan fungsi) usus.

4. Terangkan bagaimana pengaruh Diabetes Melitus!

Jawab :
Jika kadar gula darah pasien DM tidak terkontrol, maka dapat terjadi diabetik neuropati
(kerusakan atau gangguan pada syaraf), misalnya :
a. Syaraf penglihatan, dapat mengekibatkan penglihatan berkurang atau kabur.
b. Syaraf otonom, akibatnya dapat menurunkan motilitas usus sehingga terjadi
penurunan absorpsi

Selain itu, pada pasien DM dapat juga terjadi :
a. Penundaan gastric emptying time dan perubahan motilitas usus halus
b. Sindrom pertumbuhan bakteri yang berlebihan dan diare
Sedangkan pada DM tipe II, penggunaan obat ADO dapat juga berpengaruh terhadap mal
absorpsi.

5. Terangkan bagaimana pengaruh alkohol kronis!

Jawab :
Mungkin karena induksi enzim pemetabolisme CYP2E1 di intestine dan perubahan pada
mukosa usus.

6. Jika suatu obat diberikan dengan dosis 300 mg, 1 x pakai, diberikan po, kelas kelarutan
(50g/ml), apakah obat tersebut dapat diabsorpsi?

Jawab :
Dibuat asumsi terlebih dahulu : misalnya : tidak ada pengaruh makanan, tidak ada
gangguan saluran cerna, produk ini lepas lambat atau konvensional, absorpsinya cepat atau
lambat (kelas II atau IV).
Untuk obat kelas I, dosis tertingginya larut pada 250 ml initial gastric volume, pada pH 1,0
dan 7,5 (rapidly dissolving product) dalam 900 ml media pH 1; 4,5; 6,8, 85 % dapat larut
dalam 30 menit.
Dalam kasus ini : kelarutan 50g/ml berarti yang terlarut dalam 250 ml initial gastric
volume adalah sebesar (50g/ml x 250 ml = 12,5 mg).
Apabila obat ini diberikan dalam bentuk konvensional : Kemungkinan yang terjadi adalah
akan terjadi incomplete release of drug site (pelepasan obat yang tidak komplit karena
pengaruh formulasi) dan insufficient drug in solution at site of absorption (obat terlarut
yang tersedia di tempat absorpsi sangat sedikit) sehingga obat ini akan diabsorpsi dalam
jumlah yang sangat kecil jika dibansingkan dengan dosis awalnya. Mungkin akan terjadi
perbedaan efek klinis yang signifikan.
Sedangkan jika sediaan adalah dalam bentuk lepas lambat mungkin akan baik-baik saja
karena terjadi pengurangan jumlah obat yang dilepaskan kurang dari setengah jumlah obat
yang dilepaskan pada sediaan konvensional). Sehingga wajar jika diperlukan waktu yang
B i o f a r m a s e t i k a T e r a p a n | 4

Ave, Rosmanita, Ika, Fea, Andi

lama untuk dapar diabsorpsi sempurna. Selain itu, sediaan lepas lambat memang tidak
didesain untuk menghasilkan kadar obat dalam darah yang tinggi.

7. Metode penilaian bioavailabilitas dari suatu produk obat dapat ditetapkan dengan
membandingkan faktor apa saja?

Jawab :
1. Data plasma meliputi :
i. Waktu konsentrasi plasma (darah) mencapai puncak (Tmax)
ii. Konsentrasi plasma puncak (Cp max)
iii. Area di bawah kurva kadar obat dalam plasma-waktu (AUC)
2. Data urine :
i. Jumlah kumulatif obat yang diekskresi dalam urnie (Du)
ii. Laju ekskresi obat dalam urine (dDu/dt)
iii. Waktu untuk terjadi ekskresi obat maksimal dalam urine
3. Efek farmakologis obat
4. Pengamatan klinik

8. Apa yang seharusnya terjadi pertama kali sebelum obat siap untuk diabsorpsi dari bentuk
sediaan tablet?

Jawab :
Sebelum obat diabsorpsi, maka suatu obat harus mengalami disintegrasi terlebih dahulu.

9. Tahap apa saja yang menjadi penentu laju absorpsi suatu produk obat jika obat tersebut
diberikan secara oral ?

Jawab :
Tahap paling lambat di dalam suatu rangkaian proses kinetik disebut tahap penentu laju
reaksi (rate limmiting step). Suatu obat dalam absorpsi sistemik harus melalui 3 proses :
1. Disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat
2. Disolusi zat aktif obat
3. Absorpsi melewati membrane sel menuju sirkulasi sistemik

Suatu sediaan obat yang diberikan oral dapat berbentuk kapsul, tablet, sirup,
emulsi,suspensi, tablet lepas lambat, dll.
1. Proses disintegrasi bisa tahap penentu laju reaksi misalnya pada sediaan tablet
lepas lambat atau tablet controlled released yang formulasinya memang didesain
agar mempunyai kecepatn pelapasan obat dari bentuk sediaan lebih kecil daripada
kecepatan absorpsi obat supaya dapat melepaskan obat secara terkontrol.
2. Proses disolusi obat bisa menjadi tahapan penentu laju reaksi jika zat aktifnya
mempunyai kelarutan yang kecil sehingga dibutuhkan waktu lama untuk dapat
terdisolusi.
3. Proses absorpsi dapat menjadi tahapan penentu laju reaksi jika zat aktifnya
mempunyai permeabilitas rendah untuk dapat menembus membran lipid bilayer.
Misalnya untuk obat yang bersifat sangat polar walaupun pada proses disolusi
berlangsung cepat namun pada saat proses absorpsi akan sulit untuk menembus
membran.



Berikut soal, gak tau tahunnya kapam, bahkan beberapa malah gak ada soal tapi ada jawabnnya.
Selamat belajar !!

B i o f a r m a s e t i k a T e r a p a n | 5

Ave, Rosmanita, Ika, Fea, Andi

10. Obat yang mengalami peningkatan respon setelah pemberian oral dengan pengecilan
ukuran partikel, a.l : teofilin, derivat xantin untuk asma bronkial, griseofulvin, antibiotik
dengan efek antifungi, seperti suldisoxazole, sulfonamid, nitrofurantoin.
11. Kelarutan griseovulvin 1:25000, sehingga praktis tidak larut. Sehingga pengecilan ukuran
partikel dapat meningkatkan kelarutan griseofulvin sehingga absorbsinya meningkat.
12. Penicilin : sangat sukar larut dan pengecilan ukuran partikel tidak mempengaruhi kenaikan
absorpsinya.
13. Pengosongan lambung dipecepat oleh beberapa hal, kecuali :
JAWAB :
Latihan keras dapat mempercepat pengosongan lambung karena latihan keras
membutuhkan energi. Oleh karena itu, makanan harus segera diabsorpsi sehingga
dapat melintasi sistemik kemudian masuk sel dan akan terjadi peristiwa oksidasi
yang akan menghasilkan energi.
Stress dapat mempercepat gerakan peristaltik sehingga mempercepat pengosongan
lambung.
Berpuasa akan mempercepat penyerapan makanan yang masuk ke lambung
sehingga pengosongan lambungnya menjadi lebih cepat.
Makanan yang panas lebih mudah larut dan lebih lunak sehingga mudah dicerna
dan diserap oleh lambung. Akibatnya akan meningkatkan pengosongan lambung.
Makanan yang berlemak lebih sukar dicerna (diuraikan) sehingga lebih sulit
diserap lambung akibatnya memperlambat pengosongan lambung.
Jadi, dari 5 hal di atas, makanan yang berlemak akan memperlambat pengosongan
lambung.
14. Rute absorpsi obat secara per oral :
Setelah obat diabsorpsi saluran GI, obat akan melalui vena porta hepatika menuju ke hari
dan mengalami first pass efect, setelah itu obat baru akan masuk ke jantung dan mengalami
sirkulasi sistemik.
15. First pass efect dapat terjadi di setiap sel di dalam tubuh tetapi yang paling banyak terjadi
adalah di organ hepar karena di hepar terdapat enzim pemetabolisme yang lebih banyak.
16. Untuk rute pemberian oral akan mengalami siklus enterohepatik sehingga mengalami first
pass efect yang paling besar. Sedangkan untuk rute inhalasi dan transdermal obat mungkin
akan diabsorpsi oleh organ yang bersangkutan atau langsung ke sirkulasi sistemik tanpa
melalui hepar, sehingga kemungkinan terjadinya first pass efect adalah yang paling kecil.
17. Kebanyakan obat, BA-nya dapat dievaluasi menggunakan data ekskresi urine. Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa :
JAWAB :
Obat pertama kali harus diabsorpsi terlebih dahulu ke dalam sirkulasi sistemik sebelum
ditemukan dalam urine.

Berikut ini adalah pembahasan jawaban yang SALAH:
o Semua obat harus diekskresikan dalam urine dalam bentuk utuhnya.
SALAH. Karena studi BA obat dapat dilakukan untuk semua obat tanpa
memandang bahwa semua obat harus terekskresi dalam urine dalam
bentuk utuhnya.Karena hampir kebanyakan obat terekskresi dalam bentuk
metabolitnya, baik itu dalam bentuk aktif maupun pasif di dalam urine.
B i o f a r m a s e t i k a T e r a p a n | 6

Ave, Rosmanita, Ika, Fea, Andi

o Pengukuran kadar obat dalam urine dapat menunjukkan hasil yang lebih akurat
daripada pengukuran kadar obat dalam darah.
SALAH. Karena pengukuran kadar obat dapat dilakukan sama baiknya
dan sama akuratnya baik dalam darah maupun di dalam urine, di mana
keduanya merupakan sampel biologis yang mudah digunakan untuk
analisis kadar obat dalam darah. Bahkan data kadar obat di dalam darah.
o Semua obat yang diberikan dapat ditemukan dalam urine.
SALAH. Karena ekskresi obat tidak hanya melalui filtrasi glomerulus
ginjal, tetapi juga melalui empedu yang nantinya diekskresi ke dalam
faeces. Tergantung dari sifat/kelarutan obat, obat akan diekskresi melalui
jalur yang mana. Jadi tidak mungkin semua obat diekresikan dalam urine.
o Yang diekskresikan dalam urine adalah metabolit obat dan juga bentuk utuh dari
obat.



18. Diketahui : t1/2 el = 3 jam
Vd = 100 ml/kg
BB = 70 kg
Ditanya : CLr
JAWAB :
K = 0,693/3 jam = 0,231/jam
VD = 100 ml/kg x 70 kg = 7000 ml = 7 L.
Cl = VD x K = 7 L x 0,231/jam = 1,67 L/jam.
19. Penentuan BA dari data ekskresi urine kurang memuaskan dibandingkan bila
menggunakan data darah karenastudi ekresi urine yang akurat membutuhkan :
JAWAB :
Pengumpulan cuplikan urine secara lengkap.
Fungsi renal yang normal atau mendekati normal.
Obat diekresikan dalam bentuk utuh secara lengkap oleh ginjal.
KETERANGAN :
Data ekskresi obat lewat urine dapat dipakai untuk memperkirakan BA agar dapat
perkiraan yang sahih, obat harus diekresikan dalam jumlah yang bermakna di
dalam urine dan cuplikan urine harus dikumpulkan secara lengkap.
Ginjal sebagai organ eliminasi utama obat harus berfungsi sebagaimana mestinya
jika obat dieliminasi secara efisien. RBF (Renal Blood Flow) dan GFR
(Glomerular filtration) akan relatif konstan jika fungsi ginjalnya normal, namun
jika fungsi ginjalnya tidak normal menyebabkan volume dan Ph urine bervariasi,
hal ini menyebabkan perubahan kecepatan urine yang signifikan.
Untuk data ekskresi urine, hanya diperlukan jumlah yang signifikan dari obat yang
diekresikan secara utuh (tidak berubah), tidak harus semuanya (lengkap).

20. BA absolut obat B (tablet) adalah :

Nama produk Bentuk sediaan Dosis Jumlah urine
kumulatif (mg)
B i o f a r m a s e t i k a T e r a p a n | 7

Ave, Rosmanita, Ika, Fea, Andi

A Injeksi 10 mg IV 9,4
A Tablet 20 mg Po 12,0
B Tablet 20 mg Po 8,2
B Capsule 15 mg Po 6,8

BA absolut ?
JAWAB :
BA abolut : (Du kumulatif / dosis po) / (Du kumulatif i.v/dosis i.v)
= (8,2/20) / (9,4/10)
= 0,436 = 44 %.
21. Ekskresi obt asam lemah (pKa 3,5) akan lebih cepat dalam urine alkali daripada urine yang
asam karena :
JAWAB :
Obat yang bersifat asam akan berada dalam bentuk terionisasi, sehingga tidak bisa
direabsorpsi dengan mudah.
KETERANGAN ;
Reabsorpsi obat-obat asam lemah/basa lemah dipengaruhi oleh ph cairan tubuh
dalam tubulus ginjal (pH urine) dan pKa obat. Kedua faktor ini secara bersama-sama
menentukan prosentase obat tak terionkan dengan obat terion.
Umumnya obat yang tak terionkan lebih mudah larut dalam lemak dan punya
permeabilitas membran yang lebih besar sehingga obat yang tidak terdisosiasi atau
tidak terionkan akan lebih mudah direabsorpsi dari tubulus ginjal kembali ke dalam
tubuh.
Jika suatu obat bersifat asam lemah berada dalam tubulus ginjal yang bersifat basa,
obat tersebut akan terionkan sehingga mempunyai permeabilitas membran yang
kecil, di mana obat tersebut sukar larut dalam lemak. Dengan kata lain, obat tersebut
akan sukar direabsorpsi dari tubulus ginjal.

22. Waktu paroh biologis suatu obat :
JAWAB :
Waktu untuk setengah aktivitas terapeutik obat menjadi hilang.
T1/2 eliminasi menggambarkan waktu yang dibutuhkan untuk suatu level aktivitas obat
menjadi separuh level aslinya. Definisi lain, waktu paroh eliminasi menggambarkan waktu
yang dibutuhkan bagi tubuh untuk mengeliminasi obat separoh dari dosis yang diberikan.
Untuk orde 1, waktu paroh biologisnya tidak tergantung pada rute pemberian obat.
Sedangkan untuk orde 1 yang tidak tergantung dosis, nilai t biologis adalah konstan,
sehingga bila obat diberikan secara i.v, maka nilai t1/2-nya akan tetap.

23. Waktu paroh biologis beberapa obat seringkali menjadi panjang pada bayi yang baru lahir,
disebabkan karena :
JAWAB ;
Belum berkembangnya sistem enzim. Pada umumnya, fungsi hepatik pada bayi belum
tercapai sampai minggu ketiga. Proses oksidasi berkembang cukup baik, tetapi ada
kekurangan enzim konjugasi. Beberapa obat menunjukkan penurunan ikatan albumin
plasma pada bayi. Bayi yang baru lahir menunjukkan aktivitas ginjal hanya 30-50 % dari
B i o f a r m a s e t i k a T e r a p a n | 8

Ave, Rosmanita, Ika, Fea, Andi

orang dewasa (didasrkan atas aktivitas per satuan berat badan). Obat-obatan yang sangat
bergantung pada ekskresi ginjal akan mengalami kenaikan waktu paroh eliminasi yang
tajam.

24. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar steady state dalam plasma untuk obat yang
diberikan secara infus tergantung dari...
JAWAB :
Waktu paroh obat.
Kadar plateau/konsentrasi tunak merupakan suatu keadaan di mana laju obat meninggalkan
tubuh sama dengan laju obat memasuki tubuh (infusi). Waktu paroh yang diperlukan untuk
mencapai kadar tunak obat dalam darah terutama bergantung pada waktu paroh eliminasi.
Untuk tujuan terapeutik, diperlukan lebih dari 95 % kadar tunak obat dalam darh, ini dicapai
dalam waktu 6x wktu paroh eliminasi. Sedangkan konsentrasi tunak bergantung pada volume
distribusi, tetapan laju eliminasi, dan laju infusi.

25. Volume distribusi menyatakan suatu faktor yang harus diperhitungkan dalam memperkirakan
jumlah obat dalam tubuh dari konsentrasi obat yang ditemukan dalam kompartemen cuplikan.
Volume distribusi juga dapat dianggap sebagai volume di mana obat terlarut.Vd berguna untuk
mengaitkan konsentrasi obat dalam plasma dan jumlah obat dalam tubuh. Vd tidak
mengandung suatu arti fisiologik yang sebenarnya dari pengertian anatomik. Jadi, Vd bukan
merupakan suatu ukuran volume darah individu ataupun volume total cairan tubuh individu.
26. T1/2 = 0,693/K.
Dari persamaan t1/2 untuk orde ke-1 tersebut, tampak bahwa pada reaksi kesatu, t1/2 adalah
konstan. Tanpa perlu diperhatikan berapa jumlah atau konsentrasi obat pada keadaan awal,
maka waktu yang diperlukan untuk berkurang menjadi separuhnya adalah konstan.
27. Volume distribusi dari suatu obat akan :
JAWAB :

0
0
Cp
DB
VD =
Dari persamaan di atas, VD berbanding terbalik dengan Cp
0
jika dosis yang diberikan konstan.
Jika obat terikat dalam jumlah besar atau tinggal dalam vaskuler maka Cp
0
akan menjadi lebih
tinggi yang mengakibatkan Vd menjadi lebih kecil. Jika obat lebih terpusat pada jaringan
perifer dan organ-organ, maka Cp
0
akan lebih kecil sehingga Vd akan lebih besar.
28. Diketahuinya Vd dari suatu obat dapat digunakan untuk :
JAWAB :
Menghitung loading dose yang diterima.
Loading dose = (VD/Cp)/(S.F)
Kerterangan : F = Fraksi obat yang tersedia dalam sirkulasi sistemik
S = Bentuk garam dari obat
29. Obat dengan kelarutan dalam lemak kecil, sifatnya polar atau terionisasi secara ekstensif pada
Ph darah pada umumnya...

JAWAB :
Menembus CNS dangan lambat dan mungkin dieliminasi dari tubuh sebelum konsentrasi yang
signifikan dalam CNS dicapai.
30. Model efek maksimum adalah model empirik yang menghubungkan antara respon farmakologi
dengan konsentrasi obat. Model ini menggunakan Low of Dimnishing Returns, yang
B i o f a r m a s e t i k a T e r a p a n | 9

Ave, Rosmanita, Ika, Fea, Andi

menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi obat yang mendekati respon farmakologi
maksimum menghasilkan peningkatan respon farmakologo yang lebih sedikit dan tidak
proporsional.
31. AUC adalah area di bawah kurva kadar obat dalam plasma vs waktu, merupakan suatu ukuran
dari jumlah BA suatu obat. AUC mencerminkan jumlah total obat aktif yang mencapai
sirkulasi sistemik. AUC dapat ditentukan dengan suatu prosedur integrasi numerik, metode
rumus trapesium, atau secar langsung dengan menggunakan planimeter. Rumus trapesium
menganggap titik-titik data berada pada suatu fungsi linear atau garis linear.
32. Rules of nines digunkan untuk perhitungan luka bakar secara tradisional.
33. Data BA dan farmakokinetik dibutuhkan perusahaan farmasi pada saat :
JAWAB :
Pendaftaran obat baru : New Drug Aplications untuk meyakinkan keamanan dan
efektivitas sesuai dengan indikasi.
Pendaftaran penggantian obat : Abbreviated new drug applications, jika belum terdapat
datanya dan jika sudah tidak perlu.
Pendaftaran suplement : suplemental aplication, jika dalam perubahan pembuatan,
formulasi produk dan kekuatan dosis, dalam pelabelan terdapat indikasi baru, dalam
pelabelan terdapat penambahan atau pembaharuan dosis untuk sejumlah pasien tertentu.

34. Nilai F untuk obat idealnya sesuai untuk :
a) BA Absolut
b) Tingkat dosis
c) Klirens
d) BA relatif
e) Rute administrasi
JAWAB :
A. BA absolut. F adalah fraksi absorpsi obat yang terdapat dalam sistemik.
Nilai F didapat dengan membandingkan harga AUC sediaan dengan AUC bentuk IV dengan
dosis yang sama. Dikatakan absolut karena dibandingkan dengan sediaan i.v yang pasti
langsung terabsorpsi 100 % masuk sistem tubuh.

35. Nilai F untuk kapsul 100 mg dengan AUC = 20 mg/dL/h dengan iv bolus 100 mg dengan AUC
25 mg/Dl/h adalah...
JAWAB :
F = ((AUC po)/dosis po)/ ((AUC IV)/dosis iv)
= (20/100) / (25/100)
= 0,8.

36. Berapa harga F untuk percobaan obat tablet berdasarkan data di bawah ini ?

Bentuk Sediaan Dosis AUC
Tablet
Solutio (control)
Injeksi (control)
100 mg po
100 mg po
50 mg iv
20
30
40

JAWAB :
B i o f a r m a s e t i k a T e r a p a n | 10

Ave, Rosmanita, Ika, Fea, Andi

F = (AUC po/D po) / (AUC iv/D iv)
= (20/100) / (40/50)
= 0,25.
37. Puncak dari kurva konsentrasi serum vs waktu menunjukkan
a. Waktu di mana efek farmakologi maksimum terjadi
b. Waktu di mana absorpsi dan eliminasi obat setimbang
c. Konsentrasi maksimum obat bebas dalam urine
d. Waktu yang dibutuhkan untuk semua obat essensial diserap dari saluran GI
e. Waktu di mana obat mulai dimetabolisme
JAWAB :
B. waktu di mana absorpsi dan eliminasi obat setimbang.
Selama fase absorpsi dari kurva kadar plasma vs waktu, laju absorpsi obat lebih besar daripada
laju eliminasi obat. Pada waktu konsentrasi puncak obat dalam plasma, yang dapat disamakan
dengan absorpsi puncak, laju absorpsi obat sama dengan laju eliminasi obat dan tidak ada
perubahan jumalh obat dalam tubuh. Segera setelah waktu absorpsi obat mencapai puncak, laju
eliminasi obat pada saat ini lebih cepat daripada laju absorpsi obat.
Sedangkan ;
A. Kurva Cp vs waktu menggambarkan berapa konsentrasi obat dalam darah tiap satuan
waktu tertentu. Efek farmakologi maksimum tercapai manakala semua reseptor obat telah
berikatan dengan obat dan hal ini belum tentu terjadi di saat konsentrasi obat dalam darh
mencapai puncak, meskipun benar semakin besar kadar obat dalam darah semakin besar
pula efek farmakologi yang diperoleh.
C. Saat obat masuk dan diabsorpsi, ada sejumlah obat yang telah dieliminasi dari tubuh, maka
untuk mengatahui kadar obat bebas dalam urine digunakan data dari jumlah kumulatif
dalam urine vs waktu, dan data urine ini tidak tergambarkan dari data konsentrasi obat vs
waktu.
D. Pada saat fase eliminasi, masih ada sejumlah obat yang diabsorpsi, maka puncak dari kurva
Cp vs waktu belum menunjukkan bahwa obat telah diabsorpsi semuanya oleh saluran GI.
E. Saat fase absorpsi ada sejumlah obat yang telah mengalami metabolisme, jadi metabolisme
obat bukan dimulai saat kurva Cp vs waktu mencapai puncaknya.
38. Subkutan : injeksi di bawah kulit dapat dilakukan hanya dengan obat yang tidak merangsang
dan melarut baik dalam air atau minyak. Efeknya tidak secepat iinjeksi intra muskular atau
intra vena.
39. Intravena : injeksi ke dalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik,
yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi, lama kerja
obat biasanya hanya singkat.
40. Oral : seringkali resopsi obat setelah pemberian oral tidak teratur dan tidak lengkap, meskipun
formulasinya optimal, misalnya senyawa amonium kwatrterner (thiazinamid), tetrasiklin,
kloksasifin, dan digoksin (maks 80 %). Kberatan lain adalah obat setelah resorpsi haruslah
melalui hati, di mana dapat terjadi inaktivasi.
41. Sublingual ; obat dikunyah halus dan diletakkan di bawah lidah, tempat berlangsungnya resopsi
oleh selaput lendir setempat ke dalam vena lidah yang sangat banyak di situ. Keuntungan ; obat
langsung masuk ke peredaran darah besar tanpa melalui hati. Kekurangan : dapat merangsang
mukosa mulut dan kurang praktis untuk digunakan.
42. Intramuskuler : dengan injeksi di dalam obat, obat yang terlarut berlangsung dalam waktu 10-
30 menit. Guna memperlambat resorpsi dengan maksud memperpanjang kerja obat.
B i o f a r m a s e t i k a T e r a p a n | 11

Ave, Rosmanita, Ika, Fea, Andi

43. Meskipun ada 2 obat yang memiliki luas AUC yang sama, yang berarti bahwa kedua obat
tersebut memiliki jumlah yang sama dalam tubuh, namun keduanya tidak dapat dikatakan
bioekivalensi karena belum diketahui kondisi percobaan sama atau tidak.
44. Ekivalen farmasetik : produk-produk obat yang mengandung jumlah yang sama dari bahan
obat aktif yang sama 9yaitu garam atau ester)/bentuk kimia yang sama, tetapi mengandung
bahan inaktif yang berbeda. Ekivalen farmasetik haru identik dalam kekuatan, kualitas,
kemurnian, homogenitas isi, diintegrasi, dan laju pelarutan.
45. Alternatif farmasetik : produk-produk obat yang mengandunf bagian terapetik yang
sama/prekursornya seperti garam/ester yang sama, walaupun tidak perlu dalam jumlah/bentuk
sediaan yang sama.
46. Pernyataan yang benar tentang albumin :
JAWAB :
Secara normal kadar albumin dalam kompartemen plasma dipertahankan pada kadar yang
relatif konstan kira-kira 3,5-4,5 % (b/v). Sebagian besar obat berikatan atau membentuk
kompleks dengan protein dengan proses reversibel. Ikatan obat protein yang reversibel
menunjukkan bahwa obat mengikat protein dengan ikatan kimia yang lemah, seperti ikatan
hidrogen atau ikatan van der waals. Asam-asam amino yang menyusun rantai protein
mempunyai gugus hidoksil, karboksil, atau gugus lain yang tersedia untuk berinteraksi dengan
obat secara reversibel. Komponen utama protein plasma yang bertanggung jawab terhadap
ikatan obat adalah albumin. Secara umum menguikat obat-obat seperti asam salisilat,
fenilbutazon, dan penisilin. Namun albumin juga dapat berikatan dengan obat-obat basa lemah,
seperti propanolol dan lidokain.

47. Mengurangi partikel obat untuk meningkatkan absorpsi obat hanya terbatas pada situasi berikut
ini :
JAWAB :
Proses absorpsi obat dibatasi kecepatannya oleh disolusi obat dalam cairan GI.
KETERANGAN :
Untuk transport aktif dipengaruhi oleh jumlah ATP dan ketersediaan tempat
ikatan dengan reseptor transpor aktif, tidak dipengaruhi oleh ukuran partikel.
Untuk obat yang sangat larut dalam air tidak diperlukan usaha memperkecil
ukuran partikel karena sangat mudah larut dalam air.;
Untuk obat yang sangat poten usaha pengecilan partikel dilakukan untuk
meningkatkan homogenitas sediaan dan bukan untuk meningkatkan absorpsi
obat.
Semakin kecil ukuran partikel obat semakin tinggi kecenderungan untuk
mengiritasi lambung dan menurunkan pasien compliance-nya kecil.

You might also like