You are on page 1of 152
Afsep any ae ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC DALAM MENGHASILKAN NILAI TAMBAH ATAS PENGGUNAAN MODAL Oleh: ARDI WINGSANGGONO A07400045 DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004 RINGKASAN i AKDI WINGSANGGONO. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Go Public dalam Menghasilkan Nilai Tambah atas Penggunaan Modal (Di bawah bimbingan ANNA FARIYANTD. Pada tahun 2003 telah terjadi pemurunan jumlah bank umum di Indonesia yang, sangat tinggi, dari 222 bank pada tahun 1997 menjadi hanya 138 bank pada tahun 2003 (Bank Indonesia, 2004), Hal ini disebabkan banyak bank di Indonesia yang memiliki kinerja yang tidak schat schingga terpaksa harus merger atau dilikuidasi. Hal ini disebabkan oleh krisis_ ekonomi yang berkepanjangan yang _mengokibatkan memburuknya kualitas kredit, karena nasabah tidak lagi mampu membayar hutangnya tethadap bank, yang kemudian berdampak negatif terhadap kepercayaan masyarakat kepada sistem perbankan, Pencarian sumber-sumber dana akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya restrukturisasi keuangan yang dilakukan oleh suatu bank. Sumber-sumber dana ini akan bermanfaat bagi bank untuk membiayai kegiatan operasinya dan menjalankan fungsi-fungsinya sebagai lembaga keuangan. Dana untuk membiayai operasi suatu bank, dapat diperoleh dari berbagai sumber. Dana dapat diperolch dengan modal sendiri, yaitu setoran modal dari para pemilik atau bank mengeluarkan dan menjual saham dengan jalan go public. Semakin bertambahnya bank yang menerbitkan saham di pasar modal menimbulkan suatu persaingan yang tinggi dalam sektor perbankan di Indonesia dalam ‘usaha perolehan sumber dananya masing-masing, Investor akan menanamkan dananya kepada suatu perusahaan apabila perusahaan dapat menjamin bahwa dana yang ditanam akan menghasilkan nilai tambah bagi pemiliknya. Oleh karena itu, pihak bank yang bersangkutan harus menunjukkan kinerja keuangan yang baik, Khususnya dalam penciptaan nilai tambah atas penggunaan modalnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan perbankan go public secara umum, dan kemudian akan menganalisis perusahaan perbankan go public yang menghasilkan nilai Economic Value Added (EVA) yang terkecil dan terbesar pada periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2003 dengan maksud untuk melihat perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruii kinerja keuangan pada masing-masing perusahaan. Selain itu, dari hasil analisis kinerja keuangan akan dirumuskan strategi yang tepet yang bisa dijalankan oleh masing-masing perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Analisis kinerja keuengan dilakukan dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) dan metode analisis rasio-rasio keuangan. Biaya modal dihitung atas rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital) sedangkan dalam perhitungan biaya ekuitas digunakan pendekatan Capital Aset Pricing Model (CAPM). Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui dua tahap proses analisis. Pertama adalah analisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan perbankan go public pada periode tahun 2001, 2002, dan 2003 dengan menggunaken metode analisis Economic Value Added (EVA). Den kedua, sctelah mendapatkan hasil analisis Economic Value Added (EVA) pada ketiga tahun tersebut, dipilih bank-bank yang memiliki nilai Economic Value Added (EVA) yang terkecil dengan asumsi dapat mewakili perusahaan yang menghasilkan Kinerja keuangan yang tidak schat, dan terbesar dengan asumsi dapat mewakili perusahaan yang menghasilkan kinerja Keuangan yang sehat untuk dikaji lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank-bank tersebut dengan menggunakan analisis rasio-rasio keuangan, Pada tahun 2001 sampai tahun 2003 dapat diamati bahwa kinerja keuangan perusahaan perbankan go public relatif baik Karena cenderung menghasilkan nilai tambah kepada penyandang dananya, Pada ketiga tahun tersebut jumlah bank yang kkinerjanya positif lebih dari 50 persen. Salah satu penyebabnya adalah pendapatan bunga yang cukup besar sehingga laba bersih operasi setelah pajak (NOPAT)-nya meningkat. Selain itu, besarnya EVA juga dipengaruhi oleh struktur modal dan biaya dari masing-masing komponen struktur modal tersebut yang dihitung secara tertimbang (WACC). Semakin kecil biaya modal yang ditanggung oleh perusahaan, maka semakin besar nilai EVA-nya. Demikian pula sebaliknya, semakin besar biaya modal yang ditanggung oleh perusahaan, maka semakin kecil nilai EVA-nya. Pada tahun 2001 Bank yang menghasilkan EVA terbesar adalah Bank Danamon dan Bank BII sebagai penghasil EVA terkecil. Bank BCA memperoleh EVA terbesar pada tahun 2002 dan Bank BU menjadi penghasil EVA terkecil. Pada tahun 2003 Bank BCA kembali menjadi penghasil EVA terbesar dan Bank Lippo menghasilkan EVA. terkecil. Bank Danamon, Bank BCA, Bank BIJ, dan Bank Lipo adalah perusahaan perbankan yang diteliti lebih lanjut mengenai perkembangan kinerja keuangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinnya pada masing-masing perusahaan. Hasil EVA Bank Danamon pada tahun 2002 adalah menurun tajam sebesar 90,94 persen dari hasil EVA pada tahun 2001, Hal ini disebabkan oleh peningkatan biaya ekuitas yang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang menjadi meningkat. Rendahnya biaya ckuitas Bank Danamon pada tahun 2001 discbabkan olch pergerakan, harga saham Bank Danamon yang fluktuatif dan menyebabkan risiko perusahaan menjadi besar, Penurunan EVA juga terjadi pada tahun 2003 dimana Bank Danamon menghasilken EVA yang menurun sebesar 17,51 persen dari tahun 2002 Rasio tingkat pengembalian aset (ROA) yang dihasilkan Bank Danamon pada tahun 2001 adalah sebesar 1,54 persen . Peningkatan ROA terjadi pada tahun 2002 dan 2003, dimana Bank Danamon menghasilkan ROA yang besarnya masing-masing, 1,80 persen, dan 3,26 persen, Peningkatan ini menunjukkan adanya perbaikan kinerja Bank Danamon dalam hal pengelolaan aset. Pada tahun 2001 Bank BCA menghasilkan EVA yang negatif dan kemudian pada tahun 2002 meningkat secara signifukan. Hal ini disebabkan oleh penurunan biaya beban modal yang ditanggung perusahaan sebesar 51,3 persen. Biaya beban modal yang ‘menurun disebabkan oleh menurunnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) dari 11,66 persen pada tahun 2001 mencapai 4,99 persen pada tahun 2002, Pada tahun 2003, meskipun menurun, EVA yang dihasilkan Bank BCA masih menunjukkan kinerja yang positif . Hal ini disebabkan oleh menurunnya laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) yang dihasilkan dan meningkatnya beban biaya modal yang ditanggung oleh pihak bank. Peningkatan beban biaya modal yang harus ditanggung Bank BCA adalah disebabkan oleh meningkatnya besar modal yang diinvestasikan bank meskipun biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) yang ditanggung menurun pada tahun 2003 Pada tahun 2001 sampai tahun 2003 Bank BCA telah berhasil menghasilkan rasio tingkat pengembalian aset (ROA) masing-masing sebesar 3,02 persen, 2,17 persen dan 2,32 persen. Hasil yang positif ini menunjukkan bahwa Bank BCA menunjukkan posisi dan kinerja keuangan yang sehat dari segi pengelolaan aset. Pada tiga tahun periode analisis, Bank BII selalu menghasilkan Economic Value Added (EVA) yang negatif. Kinerja keuangan yang buruk yang ditunjukan oleh Bank BIL dari hasil analisis EVA merupakan konsckuensi dari rendahnya tingkat kemampulabaan perusahaan yang ditunjukan oleh besarnya laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) yang dihasilkan Rasio tingkat pengembalian aset (ROA) yang dihasilkan Bank BIT pada tahun 2001, 2002 dan 2003 masing-masing sebesar -13,43 persen, 0,36 persen dan 0,89 persen menunjukkan hasil yang semakin meningkat. Hasil yang negatif pada tahun 2001 dan rendah pada tahun 2002 serta 2003 ini menunjukkan bahwa Bank BIT menunjukkan posisi dan kinerja keuangan yang tidak sehat dari segi pengelolaan aset. Pada tahun 2001 Bank Lippo berhasil menghasilkan EVA yang positif yang berarti_menunjukkan kinerja keuangan yang sehat. Sedangkan pada tahun 2002 mengalami penurunan secara signifikan menuju perolehan yang negatif. Dua penyebab utama penurunan nilai EVA yang diasitkan Bank Lippo adalah menurunnya Laba Bersih Operasi Setelah Pajak (NOPAT) yang dihasilkan dan peningkatan beban biaya modal yang harus ditanggung Bank Lippo pada tahun 2002. Penurunan NOPAT adalah disebabkan oleh jumlah laba setelah pajak dan beban bunga yang menurun. Dan peningkatan besarnya beban biaya modal yang harus ditanggung adalah disebabkan oleh peningkatan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) menjadi sebesar 10,60 persen yang tahun sebelumnya hanya sebesar 5,21 persen. Pada tahun 2003 pihak manajemen Bank Lippo kembali menghasilkan nilai Economie Value Added (EVA) yang negatif. Dengan nilai laba bersih operasi setelah pajak (NOPAT) yang meningkat menjadi sebesar Rp. 933 milyar dan beban biaya modal yang menurun menjadi sebesar Rp. 1.691 milyar maka EVA yang dihasilkan adalah mencapai Rp. ~758 milyar. Rasio tingkat pengembalian aset (ROA) yang dihasilkan Bank Lippo pada tahun 2001 sampai tahun 2003 masing-masing sebesar 1,14 persen, -2,01 persen, dan —1,95 persen menunjukkan hasil yang fluktuatif. Pada tahun 2002 dan 2003 Bank Lippo menunjukkan kinerja yang tidak schat karena menghasilkan ROA yang negatif yang berarti perusahaan mengalami kerugian Berdasarkan hasil analisis EVA, bank yang sebaiknya menjalankan strategi pengurangan biaya modal adalah Bank Danamon, Bank BCA, dan Bank BIL Sedangkan bank yang sebaiknya menjalankan strategi efisiensi penggunaan modal melalui efisiensi operasi adalah Bank BIT dan Bank Lipo. Pengurangan biaya modal dapat dilakukan dengan cara merubah komponen struktur modal sehingga menghasilkan biaya yang paling minimum. Contohnya adalah dengan cara menerbitkan saham baru apabila temyata biayanya lebih rendah daripada menambah utang perusahaan, kemudian mengurangi jumlah utang apabila biaya utang perusahaan lebih besar daripada biaya ckuitas, Strategi efisiensi penggunaan modal melalui efisiensi operasi dapat dilakukan dengan cara penyaluran kredit yang potensial dan lebih berhati-hati dalam usaha penyaluran kredit serta penempatan pada bank-bank lain, ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC DALAM MENGHASILKAN NILAL TAMBAH ATAS PENGGUNAAN MODAL Oleh: ARDI WINGSANGGONO 407400045 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004 DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR See Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh: Nama : Ardi Wingsanggono RP : 407400045 Program Studi : Agribisnis Judul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Go Public dalam Menghasilkan Nilai Tambah atas Penggunaan Modal dapat ditcrima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Cr Ir. Anna Fariyanti, MSi NAP. 131 918 115 Mengetahui, Departemen IImu-IImu Sosial Ekonomi Pertanian Ketua Tanggal Lulus: PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRPISI YANG BERJUDUL, “ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN GO. PUBLIC DALAM MENGHASILKAN NILAL TAMBAH ATAS PENGGUNAAN MODAL” INI MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Juli 2004 ed Ardi Wingsangtono 407400045 RIWAYAT HIDUP Pent dilahirkan di Bandung pada tanggal 9 Agustus 1982 sebagai anak keempat dari empat bersaudara pasangan Bapak Melan dan Ibu Pon Maria, Pada tahun 1994 penulis menamatkan pendidikan dati Sekolah Dasar Negeri Gunungbatu 1 Bogor dan kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Bogor. Pada tahun 1997 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 2000 dari program IPA . Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Agribisnis, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui Program Undangan Seleksi Masuk IPB (USM1), KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Karena atas Jimpahan rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyclesaikan skripsi ini Skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Go Public dalam Menghasilkan Nilai Tambah atas Penggunaan Modal” merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperolch gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan tethadap perusahaan, maka sangatlah penting untuk mengetahui kinerja perusahaan, Kinerja perusahaan Khususnya bank tidak hanya dilihat dari aspek kualitatif tetapi dilihat juga dari aspek kuantitatif untuk kemudian dianalisis dan diterjemahkan, serta diukur sesuai dengan suatu kriterian tertentu, Informasi keuangen pada bank merupakan suatu ukuran yang banyak dan lazim digunakan oleh pengambil keputusan, baik itu manajemen perusahaan, investor, kreditur, nasabah maupun pemerintah, Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk bahan masukan dalam melakukan penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang. Penulis betharap somoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Agustus 2004 Penulis UCAPAN TERIMAKASIH- Pada kesempatan ini penulis mengueapkan terima kasih dan penghergaan atas bimbingan, dukungan, dan berbagai fasilitas yang telah diberikan, Secara Kiusus penulis mengucapkan terimakasih kepada 1. Ir, Anna Fariyanti, MSi selaku Dosen Pembimbing atas perhatian, bimbingan, kesabaran dan motivasi yang diberikan kepada penulis selama penulisan skripsi i 2. Ir. Budi Purwanto, Mc selaku Dosen Penguji Utama dan Dra, Yusalina, MSi selaku Dosen Wakil Departemen, 3. Ir. Engkus Kusumah, MS selaku Dosen Pembimbing Akademik 4, Ayahanda Melan dan ibunda Pon Maria yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi, dan perhatian selama ini kepada penulis. Juga untuk Mba Ela, Mas Widi, dan Mba Rini, yang selalu memberi dukungan dan motivasi. 5. Raden Isma Anggraini atas cinta, kasih sayang, pengorbanan, perhatian, dan motivasi kepada penulis selama ini, Terima kasih untuk selalu setia mendampingi dan menghibur di saat sulit maupun saat bahagia 6. Pihak Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Jakarta (PRPM-BEJ) yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian sampai terselesaikannya skripsi ini 7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu. Bogor, Agustus 2004 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL .. DAFTAR GAMBAR........... I, PENDAHULUAN... 1.1. Latar Belakang.... 1.2. Perumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Kegunaan Penelitian 1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian, I. TINJAUAN PUSTAKA Ill. KERANGKA PEMIKIRAN.. 3.1, Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Bank Sebagai Lembaga Keuangan 3.1.2. Fungsi dan Manfaat Pasar Modal di Indonesia. 3.1.3. Laporan Keuangan Sebagai Sumber Informasi Perusahaan vernne a 3.1.4, Analisis Kinerja Keuangan ... . Analisis Economic Value Added (EVA) 3.1.4.1.1. Net Operating Profit Afr? Tax (NOPAT)... : 3.14.12. Invested Capital (IC). 3.14.13. Capital Charges (Biaya Modal).. 3.14.14. Weighted Average Cost of Captal (WAC)... 3.1.4.2. Analisis Rasio-Rasio Keuangan, 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional.. IV. METODOLOGI PENELITIAN.. 4.1, Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2, Jenis dan Sumber Data. 4.3, Metode Analisis Data. Metode Analisis Economic Value Added (EVA). Metode Analisis Rasio-rasio Keuangan . Strategi Penciptaan Nilai. V. GAMBARAN UMUM DAN KINERJA PERBANKAN DI INDONESIA ii Halaman Halaman VI. ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC SECARA UMUM 48 Vil. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC TERPILIN.. 34 7.1. PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. 54 7.1. Sejarah dan Perkembangan Bank Danamon, 54 7.1.2. Kondisi Umum Keuangan Bank Danamon. 56 7.2. PT. Bank Central Asia Tbk. 37 7.2.1, Sejarah dan Perkembangan Bank Central Asia. 37 7.2.2. Kondisi Umum Keuangan PT. Bank Central Asia .. 60 7.3. PT, Bank Internasional Indonesia TOK... 61 73.1. Sejarah dan Perkembangan Bank Intemasional Indonesia 61 73.2. Kondisi Umum Keuangan Bank Internasional Indonesia 63 7.4, PT. Bank Lipo Tbk. 64 74.1. Sejarah dan Perkembangan Bank Lippo 64 7.42. Kondisi Umum Keuangan Bank Lippo. 65 VIII. ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK KASUS PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC TERPILIA 61 8.1, Bank Danamon (BDMN) or 8.1.1. Analisis Economic Value Added (EVA) Bank Danamon.. " 67 8.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Danamon. a 8.2. Bank Central Asia (BBCA), 76 8.2.1. Analisis Economic Value Added (EVA) Bank Central ASIA ern -s 6 8.2.2. Faktor-faktor yang Mempengarthi Kina Keuangan Bank Central Asia 81 8.3. Bank Internasional Indonesia (BNI). s 85 83.1. Analisis Boonomie Value Adied (EVA) Bank Internasional Indonesia... 85 8.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kenangan Bank Internasional Indonesia... pete 89 8.4. Bank Lippo Tbk. (LPBN).. 93 8.4.1, Analisis Economic Value Added (EVA) Bank Lippo... 93 8.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Lippo. 96 IX, STRATEGI PENCIPTAAN NILAI TAMBAH BAGI PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC TERPILID. 101 9.1. Bank Danamon (BDMN).. 101 Halaman 9.2, Bank Central Asia (BBCA).. 102, 9.3. Bank Internasional Indonesia (BNI). 103 9.3. Bank Lippo (LPBN)...... 105 X. KESIMPULAN DAN SARAN.. 107 10.1. Kesimputan ... 107 10.2. Saran., 108 DAFTAR PUSTAKA... 110 LAMPIRAN.. 112 vi ARTAR TABEL Nomor Halaman Teks Tabel 1. Perkembangan Jumlah Bank Umum dan Jumtah Kantor di Indonesia, 1997-2002 Peer 2 Tabel 2. Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Rata-rata Tahunan, 1994-2002. 3 Tabel 3. Perkembangan NOPAT, Biaya Modal, dan EVA Perusahaan Perbankan Go Public, 2001-2003... : 49 Tabel 4. Perkembangan Aset, Urns, dan Ekuitas Bank Danamon, 2001-2003 ..rcereon 56 Tabel 5. Perkembangan Aset, Utang, dan Bkuitas Bank BCA, 2001-2003 Ht 60 Tabel 6, Perkembangan 4 Aset, Ulan dan Ekuitas Bank BI, 2001-2003 .. sate 64 Tabel 7. Perkembangan Aset, Ura, dan Ekuitas Bank Lipo, 2001-2003 7 66 Tabel 8. Perkembangan Komponen NOPAT, Biaya ‘Modal, dan EVA Bank Danamon, 2001-2003 .. 6 ‘Tabel 9. Perkembangan Komponen Akun dan Rasio-rasio Keuangan Bank Danamon, 2001-2003 cata B Tabel 10, Perkemsbangan Korsponen NOPAT, Biaya Modal, dan EVA. Bank BCA, 2001-2003... : aetias 1 Tabel 11, Perkembangan Komponen Akun dan Rasio-rasio Keuangan Bank BCA, 2001-2003 ........ 82 ‘Tabel 12, Perkembangan Komponen NOPAT, Biaya Modal, dan EVA. Bank BIL, 2001-2003 rerere 85 ‘Tabel 13. Perkembangan Komponen Akun dan Rasio-rasio Keuangan Bank BIJ, 2001-2003 cececesesene 90 vii Nomor Halaman Teks ‘Tabel 14. Perkembangan Komponen NOPAT, Biaya Modal, dan EVA Bank Lippo, 2001-2003....... 94 Tabel 15. Perkembangan Komponen Akun dan Rasio-rasio Keuangan Bank Lippo, 2001-2003 cee : 97 Lampiran Tabel 1. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Jangka Waktu Tiga Bulanan Tahun 2001-2003. M3 ‘abel 2. Indeks dan Return Harga Saham Gabungan Bulenan Tahun, 2001-2003 113 Tabel 3. Harga Sham Bulanan Perusahaan Perbankan Go Public Tahun 2001 14 Tabel 4. Harga Saham Bulanan Perusahaan Perbankan Go Pub Tahun 2002 Ee us Tabel 5. Harga Saham Bulanan Perusahaan Perbankan Go Public Tahun 2003 rrr ane 116 ‘Tabel 6. Return Harga Saham Bulanan Perusahaan Perbankan Go Public Tabun 2001... 7 abel 7. Return Harga Sham Bulanan Perusahaan Perbankan Go Public Taltun 2002.....0..ncssnrennnsinnnninisnnnnse us Tabel 8, Return Harga Saham Bulanan Perusahaan Perbankan Go Public Tabuun 2003.....101er fee 119 Tabel 9. Laporan Neraca Bank Central Asia Tbk Tahun 2001-2003 120 Tabel 10. Laporan Neraca Bank Danamon Tbk. Tahun 2001-2003. 121 Tabel 11. Laporan Neraca Bank Internasional Indonesia Tbk. Tehun 2001-2003... 122 Tabel 12. Laporan Neraca Bank Lippo Tbk. Tahun 2001-2003 123 viii Nomor Halaman Lampiran ‘Tabel 13. Laporan Laba/Rugi Bank Central Asia Tbk. Tahun 2001-2003 124 Tabel 14. Laporan LabafRugi Bank Danamon Tbk. Tahun 2001- (2003 .......... - - 124 Tabel 15. Laporan Laba/Rugi Bank Internasional Indonesia Tbk. Tahun 2001-2005 ... a cee 125 Tabel 16. Laporan Laba/Rugi Bank Lippo Tbk. Tahun 2001-2003..... 125 ‘Tabel 17. Perhitungan NOPAT Perusahaan Perbankan Go Public Tahun 2001-2003 .... 126 Tabel 18. Perhitungan /nvested Capital, Proporsi Utang, dan Proporsi Ekuitas Perusahaan Perbankan Go Public Tahun 2001-2003... 127 Tabel 19. Perhitungan Biaya Utang dan Biaya Ekuitas Perusahaan Perbankan Go Public Tahun 2001 128 Tabel 20, Perhitungan Biaya Utang dan Biaya Ekuitas Perusahaan Perbankan Go Public Tahun 2002 128 Tabel 21. Perhitungan Biaya Utang dan Biaya Ekuitas Perusahaan Perbankan Go Public Tahun 2003. 129 Tabel 22. Perhitungan WACC Perusahaan Perbankan Go Public ‘Tahun 2001-2003 . cect 130 ‘Tabel 23. Perhitungan Biaya Modal dan EVA Perusahaan Perbankan Go Public Tabun 2001-2003 (dalam Milyaran Rupiah)..... 131 Tabel 24. Perhitungan Biaya Ekuitas Perusahaan, &s) Perbankan Go Public Tahun 2001-2003. i 132 Tabel 25. Perhituagan Komponen Utang ANKB, BBCA, BBIA, dan BBNI, 2001-2003 secresccseeee 133, Tabel 26, Perhitungan Komponen Utang BBNP, BCIC, BDMN, dan BDPC, 2001-2003... 133 Tabel 27. Pthitungan Komponen Utang B« BGIN, BNGA, BNI, dan BNLI, 2001-2003 .. x : 134 ix Nomor Halaman Lampiran ‘Tabel 28, Perhitungan Komponen Utang BNPK, BVIC, INPC, dan LPBN, 2001-2003... 134 ‘Tabel 29, Perhitungan Komponen Utang MAYA, MEGA, NISP, dan PNBN, 2001-2003 135 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman Teks Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pemikiran .. 31 1. PENDAHULUAN LA. Latar Belakang Dalam dunia modem sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu, saat ini dan di masa yang akan datang kita tidak akan dapat lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial maupun perusahaan, Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor perbankan merupakan salah satu penggerak perekonomian, Berdasarkan kredit yang disalurkan dari bank-bank, ditambah dengan konsumsi masyarakat, sektor riil dapat bergerak. Secara Keseluruhan, sektor perbankan juga menjadi salah satu penentu kestabilan ekonomi. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal mengedarkan uang (Bank Central), menyediakan wang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat untuk mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya, Pada tahun 2003 telah terjadi penurunan jumlah bank umum di Indonesia yang sangat tinggi. Hal ini ditandai dengan menurunnya jumlah bank umum dari 222 bank pada tahun 1997 menjadi hanya 138 bank pada tahun 2003. Kenyataan ini menunjukkan bahwa banyak bank di Indonesia yang memiliki kinerja yang tidak sehat sebingga terpaksa harus merger atau dilikuidasi, Perkembangan jumlah bank umum dan jumlah kantor bank di Indonesia dari tahun 1997 sampai tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Perkembangan Jumlah Bank Umum dan Jumlah Kantor Bank di Indonesia, 1997-2003 Bank Bank Bank ‘Tahun | Poetk, | Pemerintah | Swasta | Asing dan eu Daerah | _Nasional_| Campuran Bl IK [| KB | ik [we | JK | JB | IK 1997 | T| i843 27] 822/164] 4.150| 41] 100] 293 | 7.860 1998 | 7/1875] _27| 822 | 164] 4150| a1] 106] 208 | 7.661 1999 | 7] 1.853 27) 825} 164| 4.150| 41] 104] 164] 7.113 2000 | s|1.506| 26] 550} 81| 3.228| 52} 92] 164] 5379 2001 | 5} 1.807] 26| 857] 80] 3.988| 34] 113] 145] 5.520 2002 [5] 1.885] 26| 909} 76| 4093| 34] tia] 141] 5.552 2003 | 5} 2.072] 26| 1.003 | 76| 4.529] 31| 126] 138] 7.730 Sumber : Bank Indonesia, 2004, Keterangan : JB: Jumlah Bank JK : Jumlah Kantor Dampak langsung yang dirasakan perbankan yang disebabkan krisis ekonomi yang berkepanjangan adalah memburuknya kualitas kredit, karena nasabah tidak lagi mampu membayar hutangnya terhadap bank, yang kemudian berdampak negatif terhadap kepercayaan masyarakat kepada sistem perbankan. Krisis kepercayaan ini diperburuk dengan dilikuidasinya sejumlah bank oleh pemerintah, menimbulkan kelangkaan likuiditas yang cukup signifikan bagi bank- bank di Indonesia dan membawa dampak kerugian yang jumlahnya melampaui modal disetor bank-bank tersebut. Pada masa pasca krisis, khususnya pada akhir tahun 2003, industri perbankan menunjukkan peluang kondisi yang cenderung membaik. Hal ini dapat dilihat dari pergerakan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia yang terus menurun secara signifikan, Pada tahun 1998 tingkat suku bunga SBI sempat berada pada titik 35,52 persen. Sedangkan pada akhir tahun 2003, suku bunga SBI perlahan- lahan jauh menurun menjadi 10,17 persen, Suku bunga SBI yang sudah menurun ini mestinya membuka kesempatan pada perbankan untuk mempercepat restrukturisasi keuangannya, sehingga akhirnya akan memperbaiki kinerja perbankan secara keseluruhan. Tingkat pertumbuhan suku bunga SBI rata-rata dari tahun 1994 sampai tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 2. ‘Tabel 2. Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Rata-rata Tabunan, 1994-2003 Tahun Suku Bunga SBI (%) 1994 Ee 11,59 1995 13,34 1996 12,96 1997 z 11,76 1998 35,52 1999 11,93 2000 12,54 2001 16,41 2002 15,24 2003 10,17 ‘Sumber : Bank Indonesia, 2004 Pencarian sumber-sumber dana akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya restrukturisasi keuangan yang dilekukan oleh suatu bank. Sumber- sumber dana ini akan bermanfaat bagi bank untuk membiayai kegiatan operasinya dan menjalankan fungsi-fungsinya sebagai lembaga keuangan, Dana untuk membiayai operasi suatu bank, dapat diperoleh dari berbagai sumber. Dana dapat diperoleh dengan modal sendiri, yaitu setoran modal dari para pemilik atau bank mengeluarkan dan menjual saham dengan jalan go public, ‘Semakin bertambahnya bank yang menerbitkan saham di pasar modal, menimbulkan suatu persaingan yang tinggi pada sektor perbankan di Indonesia dalam usaha perolehan sumber dananya masing-masing. Hal ini sangat berkaitan dengan kepercayaan investor terhadap bank yang bersangkutan, Investor akan menanamkan dananya kepada suatu perusahaan apabila perusahaan dapat menjamin bahwa dana yang ditanam akan menghasilkan nilai tambah bagi pemiliknya. Oleh karena itu, pihak bank yang bersangkutan harus menunjukkan kkinerja keuangan yang baik, khususnya dalam penciptaan nilai tambah atas penggunaan modalnya, 1.2, Perumusan Masalah Perusahaan agar dapat bertahan dari kelemahan internal dan ancaman eksternal harus melaksanakan kegiatan operasinya secara efektif’ dan efisien. Kegiatan operasi suatu perusahaan harus didukung dengan sumber dana yang memadai agar kegiatan yang dilaksanakan menjadi optimal, Begitu pula dengan perusahaan perbankan, sumber-sumber dana diperlukan untuk perluasan usaha dan membiayai kegiatan operasinya. Adanya sumber dana optimal, maka bank dapat menjalankan fungsi-fungsinya sebagai lembaga keuangan. Dalam perusahaan perbankan yang go public, pencarian sumber-sumber dana difokuskan terhadap penjualan atau penerbitan saham baru di pasar modal. Berdasarkan usaha ini, perusahaan dapat menarik investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut, Minat investor untuk menanamkan dananya ke dalam suatu.perusahaan sangat dipengaruhi oleh kepercayaan investor sendiri terhadap kinerja keuangan perusahaan, Investor harus yakin bahwa modal yang, ditanamkan akan menghasilkan nilai tambah, sehingga investor akan memiliki keuntungan atas kegiatan investasinya tersebut. Permasalahan dalam industri perbankan di Indonesia sekarang ini adalah ‘menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat tethadap kinerja sektor perbankan secara keseluruhan. Penurunan suku bunga SBI pada akhir tahun 2003 yang seharusnya memberikan kesempatan bagi perusahaan perbankan untuk memperbaiki struktur keuangannya tidak didukung dengan iklim usaha yang kondusif dan masih tingginya ketidakpastian hukum. Oleh karena itu, perusahaan perbankan harus menunjukkan behwa mereka dapat menciptakan tingkat pengembalian yang sesuai dengan resiko yang dihadapi. Hal ini sangat penting untuk mendukung usahe perusahaan perbanken go public di pasar modal untuk meningkatkan kepercayaan investor, sehingga mereka tertarik untuk menanamkan dananya ke peruschaan tersebut. Dengan demikian, setiap perusahaan perbankan go public harus menunjukkan Kinerja keuangan yang sehat, terutama dalam hal penciptaan nilai tambah atas modal. Oleh karena itu, evaluasi terhadap kinerja keuangan sangatlah dibutuhkan sebagai alat untuk melihat sejauhmana performa manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang dimilikinya. ‘Semakin banyak pihak yang menanamkan dananya pada perusahaan, maka akan semakin banyak pula pihak-pihak yang berkepentingan terhedap perusahaan tersebut. Oleh Karena itu, diperlukan adanya evaluasi kinerja keuangan yang bersifat menyeluruh dan dapat mewakili berbagai kepentingan tersebut. Bagi pibak investor, evaluasi ini akan berguna dalam pengambilan keputusan investasi tethadap suatu perusahaan, Bagi pibak manajemen, evaluasi kinerja keuangan tersebut harus dapat dijadikan dasar atau landasan dalam usaha meningkatkan nilai perusahaan, Bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan, sangatlah penting untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan, Kinerja keuangan perusahaan khususnya bank tidak hanya dilihat dari aspek kualitatif tetapi dilihat juga dari aspek kuantitetif untuk kemudian dianalisis dan diterjemahkan, serta diukur sesuai dengan suatu kriteria tertentu, Informasi keuangan pada bank merupakan suatu ukuran yang banyak dan lazim digunakan oleh pengambil keputusan, baik itu manajemen perusahaan, investor, kreditur, nasabah maupun pemerintah, Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1, Bagaimana kinerja keuangan perusahaan perbankan go public secara umum, dalam menghasilkan ni ambah alas penggunaan modal, khususnya dalam hal pemenuhan kepentingan para penyandang dana ? 2, Bagaimana kinerja keuangan beserta faktor-faktor yang mempengarubinya pada perusahaan perbankan go public terpilih (bank yang menghasilkan EVA. terbesar sebagai contoh bank yang memiliki kinerja keuangan yang sehat dan bank yang menghasilkan EVA terkecil sebagai contoh bank yang memiliki kinerja keuangan yang tidak schat pada setiap tahun periode analisis) ? 3. Strategi apa yang dapat diterapkan oleh perusahaan perbankan go public terpilih untuk meningkatkan nilai tambeh atas modal yang dimilikinya ? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dihadapi maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kinerja keuangan dari perusahaan perbankan go public secara umum dalam menghasilkan nilai tambah atas penggunaan modal, khususnya dalam hal pemenuhan kepentingan para penyandang dana. 2. Menganalisis kinerja keuangan masing-masing perusahaan perbankan go public terpilih dalam menghasilkan nilai tambah atas penggunaan modal, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada perusahaan perbankan go public texpilih. 3. Menghasilkan strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan perbankan go public terpilih untuk meningkatkan nilai tambah atas modal yang dimilikinya 1.4, Kegunaan Penelitian Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Perbandingan kinerja keuangan perusahaan-perusahaan perbankan go public sebagai bahan pertimbangan untuk investasi 2. Profil kinerja keuangan perusahaan perbankan go public terpilih dan faktor- faktor yang mempengaruhinya, Bagi investor akan berguna untuk melihat faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan perbankan go public yang sehat maupun yang tidak schat, schingga keputusan investasi akan lebih tepat. Alternatif strategi untuk meningkatkan kinerja_perusahaan-perusahaan perbankan go public terpilih khususnya untuk meningkatkan nilai tambah atas modal yang dimilikinya, 1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1 Pada tahun 2003, perusahaan perbankan yang dianalisis dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) hanya sejumlah 17 perusahaan dari yang seharusnya sejumlah 20 perusahaan, Hal ini dikarenakan oleh ketebatasan data dan waktu yang dimiliki penulis. Analisis kinerja keuangan yang dilakukan secara lebih mendalam hanya dilakukan pada perusahaan perbankan terpilih yang menghasilkan nilai tertinggi dan terendah pada ketiga periode analisis yaitu tahun 2001, 2002, dan 2003. IL TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) telah beberapa kali dilakukan. Berikut ini merupakan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis kinerja Keuangan perusahaan agribisnis dan perusahaan perbankan go public dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA). Natawisastra (1998) melakukan evaluasi kinerja keuangan perusahaan pertanian go public dalam memenuhi kepentingan para penyandang dana, Perusahaan yang diteliti adalah PT. Bakrie Sumatera Plantations, PT. Cipendawa Farm Enterprises dan PT. Multibreeder. Hasil evaluasi menunjukan bahwa dari ketiga perusahaan tersebut hanya PT, Bakrie Sumatera Plantations yang memiliki nilai EVA yang positif, sedangkan kedua perusahaan yang lain belum mampu menghasilkan nilai EVA yang positif. Gunawan (2002) melakukan penelitian dengan membandingan penilaian metode ROI dengan metode EVA. pada perusahaan-perusahaan agribisnis go public. Perusahaan-perusahaan yang dipilih adalah PT. Astra Agro Lestari (AALD, PT. Central Proteina Prima (CPPR), PT. Gudang Garam (GGRM), PT. Multibreeder Adirama Indonesia (MBAN, PT. Suparma (SPMA, PT. Suba Indah (SUBA), dan PT. Surya Damai Industri (SUDI). Pada tahun 1999, dari tujuh perusahaan yang diteliti terdapat empat perusahaan yang memiliki EVA negatif’ yaitu PT. AALI, PT. SPMA, PT. SUBA, dan PT, SUDI. Sedangkan pada tahun 2000, perusahaan yang memiliki nilai EVA yang positif adalah hanya PT. GGRM. Hasil perbandingan antara metode RO] dan EVA baik dalam bentuk persentase maupun nilai menunjukan tidak berbeda secara nyata dengan uji t 10 untuk sampel berpasangan. Hal ini disebabkan oleh biaya modal yang beragam dan tidak berkorelasi dengan ROI. Namun penggunaan metode EVA diduga dapat mengurangi ketidaksejajaran kepentingan yang ada antara pihak manajemen dan, pemegang saham. Disarankan agar perusahaan menggunakan metode EVA tidak anya untuk penilaian Kinerja saja, tetapi juga digunakan sebagai tolak ukur kompensasi untuk manajemen peruschaan, Dalam EVA, stuktur modal berpengaruh dalam penciptaan atau pengurangan nilai perusahaan. Berdasarkan hasil analisis EVA dapat dilihat bahwa perusahaan-perusahaan yang gagal menciptakan nilai adalah perusahaan yang struktur modalnya sebagian besar terdirti dari utang (CCPR, SUDT). Syofiani (2003) melakukan analisis kinerja keuangan pada PT. Bank Umum Nasional dengan menggunakan metode EVA dan Rasio Keuangan. Analisis EVA dilakukan melalui empat pendekatan yaitu pendekatan actual cost, pendekatan target, pendekatan campuran dan pendekatan beta. Pada umumnya, dari basil analisis selama periode (1991-1997) dihasilkan EVA yang negatif sehingga kinerja keuangan Bank tergolong tidak ekonomis. Analisis EVA pendekatan target mengalami trend yang sangat berbeda dibandingkan EVA’ pendekatan lain. Hal ini disebabkan oleh besamya biaya modal EVA pendckatan target dipengaruhi oleh fluktuasi suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, kinerja keuangan ‘bank sebelum dilikuidasi terlihat sangat baik karena mampu menghasilkan laba bersih. Tetapi apabila dilihat dari sudut pandang ekonomi yaitu dengan melakukan analisis EVA, kinerja keuangan bank tergolong tidak ekonomis sebab EVA yang dihasilkan negatif. ih Il. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Bank Sebagai Lembaga Keuangan Secara sedethana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya, Adapun pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, di mana kegiatannya adalah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkennya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Kasmir, 2002). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan Jembaga keuangan yang kegiatannya adalah : (1) menghimpun dana (wang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, (2) menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, dan (3) memberikan jasa-jasa lainnya, seperti pengiriman uang, penagihan surat-surat berharga, letter of credit, safe deposit box, bank garansi, bank notes, travellers cheque dan jasa lainnya. Sebagai perantara Keuangan, bank akan memperoleh keuntungan dari selisih bunga yang diberikan kepada penyimpan (bunga simpanan) dengan bunga yang yang diterima dari peminjam (bunga kredit). Keuntungan ini dikenal dengan istilah Spread Based. Jenis keuntungan ini diperolch dari jenis bank kovensional. 12 Bagi bank jenis syariah (muamalah) tidak dikenal istilah bunga, karena bank syariah mengharamkan bunga. Dalam bank syariah, keuntungan yang diperoleh dikenal dengan istilah bagi hasil atau Profit Sharing. Disamping keuntungan yang diperoleh dari spread based, bank juga memperoleh keuntungan dari kegiatan jasa-jasa bank lainnya, Jasa-jasa bank lainnya yang diberikan oleh bank dipungut biaya yang besarnya tergantung dari jonis jasa bank yang digunakan. Biaya yang dipungut meliputi biaya kisim, biaya tagih, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi, biaya iuran, biaya sewa dan biaya-biaya lainnya, Keuntungan dari pungutan biaya-biaya ini dikenal dengan nama fee based. Dalam praktiknya, bank dibagi dalam beberapa jenis. Jika ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu : 1, Bank Sentral 2. Bank Umum 3. Bank Perkreditan Rakyat Bank sentral merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan di suatu negara. Di setiap negara hanya ada satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-cabangnya. Di Indonesia, funsi Bank sentral dipegang oleh Bank Indonesia (BI). Fungsi Bank Indonesia disamping sebagai bank sentral adalah sebagai bank sirkulasi, bank to bank dan lender of the last resort. Fungsi sebagai bank sirkulasi adalah mengatur peredaran keuangan suatu negara. Fungsi sebagai bank fo bank adalah mengatur perbankan di suatu negara. B Kemudian, fungsi sebagai lender of the last resort adalah sebagai tempat peminjaman yang terakhir. ‘Tujuan utama Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Untuk mencapai tujuan tersebut bank sentral mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan Kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem devisa, serta mengatur dan mengawasi bank. Bank umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan nama bank komersil dan dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu : bank umum devisa dan bank umum non devisa. Bank umum yang berstatus devisa memiliki produk yang Jebih luas daripada bank yang berstatus non devisa. Bank devisa antara lain dapat melaksanakan jasa yang berhubungan dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank ke luar negeri, sedangkan bank non devisa tidak. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan. Bank Perkreditan rakyat berasal dari Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa, Bank Pegawai dan bank lainnya yang kemudian dilebur menjadi Bank Perkreditan Rakyat. Jenis produk yang Gitawarkan oleh Bank Perkreditan Rakyat relatif lebih sempit jika dibandingkan dengan bank umum, bahkan ada beberapa jenis bank yang tidak boleh disclenggarakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, seperti pembukaan rekening giro dan ikut Kliring (Kasmir, 2002). 14 3.1.2. Fungsi dan Manfaat Pasar Modal di Indonesia Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instramen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, Apabila pasar modal merupakan pasar untuk surat berharga jangka panjang, maka pasar uang (money market) pada sisi yang lain merupakan pasar surat berharga jangka pendek. Baik pasar modal ‘maupun pasar uang merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Jika di pasar modal diperjualbelikan instramen keuangan seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call), maka di pasar uang diperjualbelikan antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Commercial Paper, Promissory Notes, Call Money, Repurchase Agreement, Banker's Acceptence, Treasury Bills dan lain-lain, Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian Pasar Modal yang lebih spesifik yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek” (Bank Indonesia, 2004). Pasar Modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalanken dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan, Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pibak yang memerlukan dana (issuer), Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana 15 dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan, Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat Karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan schingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas (Bank Indonesia, 2004). Pasar modal memiliki beberapa manftat (Bank Indonesia, 2004), antara lain: (1) Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. (2) Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi. 3) Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara. (4) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengab. (5) Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, meneiptakan iklim berusaha yang sehat. (6) Meneiptakan lapangan kerja/profesi yang menatik. (1) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek. 16 (8) Altemnatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi (9) Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial. (10) Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong pemanfaatan manajemen profesional. (11) Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten. 3.1.3, Laporan Keuangan sebagai Sumber Informasi Keuangan Perusahaan Perusahaan adalah sebuah entitas yang berdiri sendiri dan terpisah dari pemiliknya, Sering kali pemilik tidak berada dalam perusabaan untuk ikut serta dalam operasi dan mengawasi jalennya perusahsan dari hari ke hari. Adanya keterpisahan ini, maka jembatan emas yang dapat menghubungkan antara pemilik dan para pengelola perusahaan adalah pelaporan keuangen. Pelaporan keuangan berusaha mengkomunikasiken kepada pemilik bagaimana perusahaan dijalankan dari hari ke hari oleh pengelolanya. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, pemilik dan pihak-pihak yang berkepentingan, yang hartanya berada di dalam perusahaan (investor dan kreditor), mengambil keputusan-keputusan ekonomi atas perusahaan (Lesmana dan Surjanto, 2003), Menurut Homgren ef al. (1997), laporan keuangen adalah laporan formal tentang informasi keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang utama adalah (1) nerace, (2) laporan laba rugi, (3) laporan ekuitas pemilik, dan (4) laporan arus kas. 7 Neraca adalah daftar seluruh aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik dari suatu entitas pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun, Neraca merupakan gambaran dari suatu entitas, sebabitu neraca sering juga disebut sebagai laporan posisi keuangen. Laporan Jaba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan pengeluaran atau beban dari suatu entitas pada suatu jangka waktu tertentu, misalnya untuk satu bulan atau satu tahun, Laporan laba rugi, yang disebut juga dengan laporan laba atau laporan operasi, adalah suatu gambaran tentang operasi perusahaan selama periode tertentu, Leporan Jaba rugi mengandung informasi mengenai hasil usaha perusahaan, yaitu laba bersih, yang merupakan hasil dari pendapatan dikurangi beban. Jika beban melebihi pendapatan, maka hasilnya adalah kerugian bersil, untuk periode tersebut, Laporan ekuitas pemilik menyajikan ikhtisar perubahan yang terjadi dalam cekuitas pemilik pada suatu entitas untuk suatu jangka waktu tertentu misalnya satu bulan atau satu tahun, Penambahan dalam ekuitas pemilik berasal dari investasi yang dilakukan oleh pemilik dan dari laba bersih yang dihasilkan selama periode berjalan, Pengurangan ekuitas pemilik dari pengambilan pribadi oleh pemilik dan dari kerugian bersih selama periode berjalan. Laporan arus kas menggambarkan jumlah kas masuk penerimaan kas dan jumlah arus kas keluar pembayaran atau pengeluaran kas dalam suatu periode tertentu, Aktivitas usaha akan menghasilkan arus kas masuk bersih (bila penerimaan kas lebih besar dari pengeluaran kas), serta arus kas keluar bersih (bila penerimaan kes lebih kecil dari pengeluaran kas). Laporan arus kas menggmbarkan kenaikan atau penurunan bersih kas yang dimiliki perusahaan 18 selama periode berjalan, serta saldo kas yang dimiliki perusahaan pada akhir periode, Tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna dalam keputusan-keputusan investasi dan kredit, menilai arus kas mendatang, dan informasi mengenai sumber-sumber daya dalam perusahaan, hak atas sumber- sumber daya dan hak atasnya (Kieso, 2001 dalam Lesmana & Surjanto, 2003) 3.1.4. Analisis Kinerja Keuangan 3.1.4.1. Analisis Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) adalah alat untuk mengukur kinerja Keuangan yang paling akurat dalam menggambarkan keuntungan ekonomis sebenamya dari suatu perusahaan dibandingkan dengan metode lainnya. Metode ini juga merupakan alat pengukuran kinerja yang sangat berhubungan dengan penciptaan kemakmuran pemegang saham (Stewart & Stern, 2004), Menurut Young dan O’Brien (2001), EVA merupakan alat komunikasi yang efektif, baik untuk penciptaan nilai yang dapat dijangkau oleh manajer lini yang akhimya mendorong kinerja perusahaan untuk berhubungan dengan pasar modal. Hal yang mendasari munculnya BVA adalah adanya pemikiran bahwa para pemegang saham (shareholder) harus mendapatkan tingkat pengembalian atau keuntungan yang sesuai dengan tingkat resiko yang diambilnya, Menurut Nurwulan (1996), analisis Economic Value Added dapat memberikan kepuasan bagi para kreditur dan pemegang saham dalam melihat kinerja perusahaan, Ini disebabkan karena dengan menggunakan metode ini pihak manajemen perusahaan akan dapat menyajikan suatu ukuran yang secara adil ‘mempertimbangkan harapan-harapan kreditur dan pemegang saham. 19 Penggunaan metode EVA dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan memiliki berbagai keunggulan karena alasan-alasan berikut ini (Stewart & Stern, 2004) 1, Metode ini dapat berdiri sendiri tanpa perlu analisis perbandingan dengan usaha sejenis. 2, Metode ini dapat menyajikan ukuran yang adil Karena secara professional mempertimbangkan harapan dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, 3. Metode EVA digunakan sebagai dasar untuk menerapkan sistem manajemen yang terintegrasi secara lengkap dan membantu dalam pertimbangan berbagai keputusan manajemen seperti dalam hal penetapan target, penganggaran modal, kompensasi atau intensif kepada para pengelola perusahaan. Penilaian kinerja keuangan dengen metode EVA lebih unggul daripada menggunakan metode perhitungan lainnya yang sudah lazim digunakan, seperti Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA). Perbedaan utama antara metode EVA dengan ROE maupun ROA adalah karena EVA memperhitungkan biaya modal. Besamya biaya modal mencerminkan besarnya kompensasi atau tingkat pengembalian yang dituntut investor atas modal yang ditanamkan pada perusahaan, Besarnya tingkat pengembalian tergantung pada tingkat resiko perusahaan, semakin tinggi tingkat resiko perusahaan semakin tinggi tingkat pengembalian yang dituntut investor. Hal tersebut sesuai dengan ptinsip investasi yaitu high risk high return (Kiryanto, 1997 dalam Natawisastra, 1998) 20 Walaupun metode EVA umumnya mempunyai keefektifan yang tinggi dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan, metode EVA juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain (Soetjipto, 1997 dalam Gunawan, 2002) : 1. Secara tidak langsung metode EVA umumnya mendorong perusahaan untuk menghindari resiko, padahal sebagian besar inovasi-inovasi dalam bisnis memiliki resiko yang tinggi. 2. Metode EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu padahal nilai suatu perusahaan adalah akumulasi nilai selama umur perusahaan. 3. Secara praktis perhitungan melalui metode EVA cukup rumit karena proses perhitungannya memerlukan estimasi biaya modal dan estimasi torsebut terutama untuk perusahaan yang belum go public, sulit untuk dilakukan dengan tepat. 3.4.1.1. Net Operating Profit After Tax (NOPAT) Menurut Tim Markplus & Co (2001) Net Operating Profit Afier Tax (NOPAT) atau aba usaba setelah pajak sebelum beban bunga, merupakan jumlah dati laba usaha (operating income), penghasilan bunga (interest income), beban/penghasilan pajak penghasilan (income taxes), beban bunga (fnterest expense), bagian atas laba/rugi bersih perusahaan asosiasi (equity gain/loss in associated companies), labalrugi kurs (forex gain/loss), dan laba/rugi lain-lain, yang terkait dengan operasional perusahaan. Penghitungan NOPAT tidak —mengikutsertakan _faktor-faktor nonoperasional, misalnya laba/rugi penjualan aktiva tetap (gain/loss on fixed asset), laba/rugi dari penghentian usaha (gain/loss from discontinued operation), 2 dan laba/rugi dari penjualan investasi (gain/loss from sale of investment). Beberapa Komponen dalam laba/rugi lain-lain sama sekali tidak berhubungan dengan kegiatan operasional rutin perusahaan, dan tidak ada keterangan jelas dalam catatan atas laporan Keuangan, juga tidak diikutsertakan dalam penghitungan NOPAT. 3.1.4.1.2. Invested Capital (Modal yang Diinvestasikan) Modal yang diinvestasiken adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, passiva yang tidak menanggung bunga (non-interest-bearing liabilities), seperti wtang, upah yang akan jatuh tempo (accrued wages), dan pajak yang akan jatuh tempo (acerued taxes). Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, utang, dan kewajiban jangka panjang lainnya. (Young & O’Brien, 2001). Invested capital merupakan hasil reorganisasi neraca untuk melihat besamya Kapital yang diinvestasi dalam perusahaan oleh kreditor dan pemilik modal dan untuk melihat seberapa besar kapital yang diinvestasi dalam aktivitas operasional dan non operasional lainnya, Invested capital dapat dihitung dari jumlah utang bank jangka pendek, current maturity of long term debt (bagian pinjaman bank/sewa guna usaha/obligasi jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun), utang bank/sewa guna usaha/obligasi jangka panjang, deferred taxes liabilities (kewajiban pajak yang ditanggubkan), kewajiban jangka panjang Jainnya, hak minoritas dan ekuitas (Tim Markplus & Co, 2001). 22 3.14, Capital Charges (Biaya Modal) Biaya modal merupakan aspek paling penting dan Khas EVA. Di dalamnya tidak hanya memperhitungkan charges (berbentuk bunga) yang harus dibayarkan ke kreditor, tetapi juga biaya-biaya yang seharusnya dibayarkan ke pemegang saham, yang selama ini tidak tercermin dalam laporan akuntansi. Secara matematis, biaya modal dirumuskan sebagai WACC (Weigthed Average Cost of Capital) dikelikan invested capital (Tim Markplus & Co, 2001). Menurut Young dan O’Brien (2001), biaya modal untuk investasi manapun, apakah dalam suatu proyek, sebuah divisi bisnis, atau suatu perusahaan keseluruhan, adalah tingkat dari pengembalian yang diherapkan oleh penyedia dana, jika modal itu diinvestasikan ke tempat lainnya, dalam suatu proyek, aktiva, atau perusahaan dengan resiko yang sebanding. Perhitungan biaya modal memerlukan prosedur tertentu. Langkah pertama adalah mengidentifikasikan dan menentukan biaya dari masing-masing komponen modal dan kemudian mengkombinasikan komponen-komponen biaya tersebut ke dalam bieya modal rata-rata tertimbang (Weigthed Average Cost of Capital). Sedangkan yang termasuk komponen biaya modal adalah biaya hutang (cost of debt) dan biaya modal (cost of equity). 3.1.4.1.4. Weighted Average Cost of Capital (WACC) WACC adalah tingkat return minimum dibobot berdasarkan proporsi masing-masing instrumen pembiayaan dalam struktur modal perusahaan yang harus dihasilkan perusahaan untuk memenuhi ekspektasi kreditur dan pemodal/pemegang saham, Pembobotan dilakukan, Karena setiap bentuk pembiayaan yang berbeda mengandung risiko berbeda bagi investor. Karena itu, tiap-tiap bentuk pembiayaan yang dipilih perusahaan, mengandung cost yang berbeda (Tim Markplus & Co, 2001). Tingkat biaya penggunaan modal yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah tingkat penggunaan biaya modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh kerena biaya dari masing-masing sumber dana itu berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung “weighted average” dari berbagai sumber dana tersebut, Penetapan bobot atau “weight” dapat disarkan pada : a, Jumlah rupiah dari masing-masing komponen struktur modal b. Proporsi modal dalam struktur modal dinyatakan dalam persentase. Berdasarkan perkalian masing-masing Komponen modal dengan biaya masing- masing komponennya, dapatlah dihitung besamya biaya modal tertimbang (Riyanto, 1997). Menurut Young dan O’Brien (2001), WACC dapat dirumuskan sebagai berikut : WACC = utang/pembiayaan total (biaya utang) (1-T) + ekuitas/ pembiayaan total (biaya ckuitas) Dimana pembiayaan total adalah jumlah dari utang dan pembiayaan ekuitas, dan T adalah tingkat pajak perusabaan. Menurut Riyanto (1997), biaya modal rata-rata atau biaya modal tertimbang (Weighted cost of capital) tersebut akan berubah kalau ada perubahan struktur modal ataupun perubahan biaya dari masing-masing komponen modal tersebut. Apabila selama struktur modal dan biaya masing-masing komponen modal tersebut masih dapat dipertahankan, biaya modal rata-rata tidak berubah 24 meskipun ada tambahan modal yang digunakan, Dengan demikian dapat dikotakan behwa setiap tambahan dana yang dilakukan dalam perimbangan modal yang sama dan biaya komponennya juga tetap sama, maka biaya modal dari tambahan modal tersebut akan tetap sama dengan biaya modal rata-rata sebelum ada tambahan dana tersebut, Adapun Komponen dari Weighted Average Cost of Capital (WACC) adalah (Damodaran, 1997 dalam Gunawan, 2002 ; Young & O’Brien, 2001) 1. Biaya Utang (Cost of Debt) Biaya utang adalah tingkat sebelum pajak yang dibayar perusahaan kepada pemberi pinjamannya. Jika perusahaan memili beberapa sumber pembiayaan utang, masing-masing dengan tingkat berbeda, biaya utang yang digunakan dalam rumus WACC adalah suatu rata-rata tertimbang, Besamnya biaya utang atau dalam hal ini adalah besarnya tingkat bunga yang harus dibayar perusabaan, secara umum ditentukan oleh faktor-faktor berikut a. Tingkat bunga berjalan (untuk utang dengan suku bunga mengambang), apabila tingkat bunga naik maka biaya utang yang ditanggung perusahaan pun akan naik, demikian juga sebaliknya, b. Resiko kegagalan perusahaan yaitu apabila resiko kegagalan perusahaan meningkat maka biaya-biaya hutang juga akan meningkat, serta c. Keuntungan pajak yang disebabkan atau bethubungan dengan adanya utang karena beban bunga (interest expense) mengurangi pajak Komponen biaya modal utang adalah tingkat bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan terhadap modal pinjaman yang dilakuken perusahaan, Utang 25 terdiri alas unteng jangka panjang dan utang jangka pendek, dimana keduanya mempunyai biaya modal sendiri, Komponen biaya modal utang juga memasukan pethitungan tingkat pajak perusahaan, Karena bunga dapat digunakan sebagai pengurang pajak (tax deductable expense). Sebingga perhitungan biaya modal utang didasarkan atas perhitungan sesudah pajak, Dengan demikian seluruh komponen biaya modal utang adalah perkalian antara bunga yang harus dibayar oleh perusahaan dengan faktor koreksi (1-I), dimana T adalah tingkat pajak perusahaan (Nurwulan, 1996). 2. Biaya Ekuitas (Cost of Equity) Menurut Young dan 0” en (2001), pada tingkat yang paling sederhana, biaya ekuitas adalah pengembalian yang diminta investor untuk membuat investasi ekuitas dalam perusahaan, Masalahnya adalah bahwa kita tidak dapat secara langsung mengamati kebuinhan pengembalian ini Dalam kasus pembiayaan utang, sebuah kontrak yang menetapkan syarat-syarat pembayaran kembali, memasukan tingkat bunga. Akan tetapi, tidak terdapat analogi seperti itu untuk pembiayaan ekuitas. Terdapat tiga metode pendekatan untuk menentukan nilai biaya ckuitas antara lain (Brigham & Gapenski, 1996) a. Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model ini melihat tingkat hasil yang diharapkan investor dengan rumus sebagai berikut : Ke=Rr+ [Bx (Rn - R91 = tingkat hasil pengembalian yang diharapkan di pasar B = koofisien beta sham yang merupakan indeks resiko sabam 26 Dalam penggunaan model CAPM terdapat beberapa hal yang diasumsikan, yaitu : (1) tidak ada biaya transaksi, (2) investasi seluruhnya bisa dipecah-pecah (full divisible), (3) tidak ada pajak penghasilan bagi pemodal schingga pemodal merasa indiferen antara memperoleh deviden atau capital gain, (4) pemodal bisa melakukan short sales, (6) terdapat rikless lending and borrowing rate sehingga pemodal bisa menyimpan dan meminjam dengan tingkat bunga yang sama, (7) semua aktiva bisa diperjualbelikan, (8) pemodal bertindak semata-mata atas pertimbanhan expected value dan deviasi standar dari tingkat keuntungan portofolio, sorta (9) pemodal mempunyai pengharapan yang homogen dan sepakat mengenai tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Discounted Cash Flow Model (DFC). Model ini melihat biaya ekuitas sebagai nilai deviden per harga saham ditambah dengan persentase pertumbuhan dari devuden tersebut (asumsi pertumbuhan saham Konstan), dimana g = b(t), b atau retention ratio diperoleh = (1-payout rate), Di = Do (1 + 9), Po = harga saham periode ke-0. rasio antara D; dan Pp dikenal sebagai devidend yield. Dr K +E Po Bond Yield Plus Risk Premium Approach. Model ini memperkirakan tingkat return yang akan diperoleh dengan menambahkan premi resiko yang akan diperoleh dengan menambahkan premi resiko pada obligasi dimana company’s bond yield diperoleh dari perusahaan yang memiliki obligasi (dinyatakan dalam Kg) dan risk premium pada pendekatan ketiga 27 ini adalah premi yang diharapkan melebihi nilai bond yield perusahaan (K.) dengan maksud menarik investor untuk investasi pada obligasi yang lebih beresiko. K.= Company’s own bond yield + Risk Premium 3.1.4.2, Analisis Rasio-rasio Keuangan Analsis rasio-tasio keuangan adalah analisis yang dilakukan berdasarkan informasi keuangan bank yang berfungsi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangannya didalam setiap pos akun. Schat tidaknya suatu bank dapat dilihat dari analisis rasio. Semakin mendekati atau memenuhi syarat maka semakin baik kinerja bank tersebut, sebaliknya semakin jauh dari syarat yang ditentukan baik dalam Undang-Undang Perbankan maupun Peraturan Pemerintah maka kinerja bank tersebut adalah tidak schat, Analisis rasio ini pada dasarya mempunyai kesamaan dengan metode yang telah digunakan oleh pemerintah dalam menilai kesehatan atau kinerja bank. Metode yang sudah digunakan tersebut menggunakan pendckatan CAMEL yaitu penilaian unsur Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity atau rasio kecukupan modal bank, rasio kualitas aktiva, penilaian kualitas manajemen, rasio rentabilitas dan rasio likuiditas bank, Dalam perhitungan analisis rasio pada penelitian ini terdapat beberapa penyesuaian, namun tidak menghilangkan tujuan awal dari analisis yaitu menilai tingkat Kesehatan bank, kemampuan kinerja keuangan bank dan faktor yang mempengaruhinya (Kasmir, 2002). 28 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Bank sebagai suatu lembaga keuangan memerlukan dana untuk membiayai segala aktivitas operasinya dan untuk memperluas skala usahanya. Bagi perusahaan perbankan yang telah go public, usaha pencarian dana dapat dilakukan dengan menjual atau menerbitkan saham di pasar modal, Masaleh yang ada sekarang ini adalah kurangnya kepereayaan masyarakat dan investor terhadap kinerja bank di Indonesia. Krisis kepercayaan terhadap bank yang dimulai semenjak krisis ckonomi melanda Indonesia menyebabkan persaingan antar perusahaan perbankan di Indonesia semakin tinggi. Persaingan ini pun terjadi di pasar modal dimana perusahaan-perusahaan perbankan yang sudah go public saling berlomba untuk menarik maupun mempertahankan investor. Untuk meningkatkan kepecayaan masyarakat dan investor terhadap perusahaan perbankan, maka perusahaan perbankan harus menunjukan kinerja keuangan yang sehat dan memastikan bahwa perusahaan menghasilkan nilai tambah atas modal yang diinvestasikan oleh para penyandang dana. Penyandang dana terdiri dari pihak kreditur yang memberikan utang kepada perusahaan dengan harapan akan memperoleh keuntungan dari bunga pinjaman atas utang yang diberikannya. Yang kedua adalah pemilik modal yang telah menginvestasikan modalnya kedalam perusahaan, Pemilik modal ‘mengharapkan suatu tingkat pengembalian yang menguntungkan atas modal yang, diinvestasikannya. Pihak manajemen bertugas untuk mengelola aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan keuntungan yang dinilai layak oleh pemilik modal 29 Evaluasi kinerja keuangan perusahaan ditujukan terutama untuk kepentingan para penyandang dana. Di dalam evaluasi diakomodasiken biaya dari penggunaan modal dalam suatu struktur modal tertentu dan sejauh mana profitabilitas perusahaan mampu memenubi kepentingan penyandang dana, Hasil dari evaluasi kinerja keuangan perusahaan berguna bagi kreditur untuk ‘menentukan sejauh mana perusahean akan mampu mengembalikan utang beserta bunganya, dan bagi pemilik modal akan berguna untuk mengukur sejauh mana perusahaan mampu memberikan tingkat pengembalian terhadap modal yang telah diinvestasikan. Economic Value Added (EV'A) memberikan penilaian kinerja perusahaan yang proporsional baik bagi investor/penyandang dana maupun manajemen perusahaan, EVA menunjukan laba yang tersisa setelah dikurangi dengan biaya modal yang diinvestasikan, Nilai EVA yang positif menunjukan telah terjadi peneiptaan nilai yang akan meningkatkan nilai perusahaan dan efisiensi dalam aktivitas pengelolaan sumber daya, sedangkan nilai EVA yang negatif menunjukan pengurangan nilai perusahaan dan tidak efisiennya perusahaan dalam mengelola sumber daya yang ada. Nilai EVA akan menentukan posisi perusahaan dimata investor lainnya apakah mereka akan mengivestasikan modalnya pada perusabaan tersebut atau tidak, Selain itu perlu adanya suatu penilaian kinerja yang juga dapat menunjukan faktor-faktor yang mempengarubi kinerja keuangan perusahaan itu sediri, Berdasarkan analisis rasio-rasio keuangan akan dapat diketahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan dalam setiap pos-pos akunnya sehingga penilaian kinerja keuangan akan lebih akurat. 30 Adanya pengetahuan mengenai kinerja keuangan dan faktor-faktor yang ‘mempengaruhinya dalam perusahaan perbankan, maka dapat disimpulkan alternatif strategi yang dapat diimplementasikan di dalam perusahaan agar dapat memperbaiki kinerja keuangannya dengan meningkatkan nilai_tambah perusahaan, Selain itu hasil dari analisis EVA. akan menghasilkan perbandingan kinerja antar perusahaan perbankan sebagai bahan pertimbangan investasi dalam pasar modal. Alur pemikiran operasional dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar bagan alur pemikiran operasional seperti pada Gambar 1. 31 Perusahaan Perbankan oc Penyandang Dana| Pihak Manajemen|*4 Kreditu} —_[ Pemilik Modal] ¥ ¥ Utang Bkuitas [Aktiva dan Passive Stuktur Modal 1, Biaya Utang + 2. Biaya Bkuitas Laba Biaya Modal Rata-rata Tertimbang t Biaya Modal ¥ ¥ [Economic Value Added Analisis Rasio 1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Secara Umum Pasar Modal [4 |2. Analisis Kinerja Keuangan —_|_,] Strategi Peneiptaan Perusahaan Perbankan Terpilih Nilai Tambah dan Faktor-faktor yang Menpengaruhinya Gambar 1, Bagan Alur Kerangka Pemikiran IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1, Lokasi dan Waktu Penelitian Penilitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juni 2004 di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang berlokasi di Jalan Jenderal Soedirman Kav 52-53 Jakarta, Pemilihan lokasi penelitian di BEY dilakukan secara sengaja karena BET ‘merupakan salah satu pusat pasar modal dan investasi di Indonesia. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan perbankan go public yang terdaftar dan aktif secara kontinyu sebagai emiten di PT. Bursa Efek Jakarta terhitung mulai dati bulan Januari 2001 sampai bulan Desember 2003 dan telah menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah di audit oleh lembaga auditor independen. 4.2. Jenis dan Sumber Data Penclitian ini menggunakan jenis data sekunder yang diperoleh dari publikasi beberapa instansi, yaitu : (1) PT Bursa Efek Jakarta, (2) Bank Indonesia, dan (3) masing-masing perusahaan yang dianalisis melalui laporan tahunan (annual report) yang terdapat di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM-BEL). Data yang digunakan adalah : (1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan dari bulan Januari 2001 sampai dengan bulan Desember 2003, (2) harga saham perusahaan bulanan periode Januari 2001 hingga bulan Desember 2003, (3) suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk tahun 2001 dan tahun 2003, serta (4) laporan Keuangan masing-masing perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001, 31 Desember 2002, dan 31 Desember 2003. 33 4.3, Metode Analisis Data Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui dua tahap proses analisis. Pertama adalah analisis perbandingan kinerja keuangan seluruh perusahaan perbankan go public pada periode tahun 2001, 2002, dan 2003 dengan menggunakan metode analisis Economic Value Added (EVA). Dan kedua, setelah mendapatkan hasil analisis Economic Value Added (EVA) pada ketiga tahun tersebut, dipilih bank-bank yang memiliki nilai Economic Value Added (EVA) yang terkecil dengan asumsi dapat mewakili perusahaan yang ‘menghasilkan kinerja keuangan yang tidak sehat, dan terbesar dengan asumsi dapat mewakili perusahaan yang menghasilkan kinerja keuangan yang sehat untuk dianalisis lebih lanjut dan dikaji lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Keuangan bank-bank tersebut dengan menggunakan analisis rasio-rasio keuangan, Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2000. 43.1. Metode Analisis Economic Value Added (EVA) Analisis Kinerja keuangan menggunakan metode EVA mempunyai prosedur perhitungan sebagai berikut (Tim Markplus & Co, 2001) 1, Menghitung tingkat pengembalian pasar bulanan dan tingkat pengembalian rata-rata pasar untuk tahun 2001, 2002, dan 2003. Secara matematis perhitungannya dapat diramuskan sebagai berikut : THSG, - THSG. Rm, = = ———____ THSG. rRm E(Rm) = n 34 Dimana Rm = tingkat pengembatian pasar bulan ke-t THSG, = Indeks Harga saham Gabungan ke-t THSG,1 = Indeks Harga saham Gabungan ke-t-1 E(Rm) = tingkat pengembatian rata-rata pasar yang diharapkan dalam satu tahun jumlah observasi dalam satu tahun yaitu 12 bulan Menghitung tingkat pengembalian dari masing-masing sham bank setiap bulannya, Tingkat pengembalian saham masing-masing bank diformulasikan sebagai berikut Ri = Pics Dimana : Rie = tingkat pengembalian sabam perusahaan bulan ke-t Pi = harga saham perusahaan per lembar bulan ke-t Pi. = harga saham perusahaan per lembar bulan ke-t-1 Menghitung resiko masing-masing saham yang ditunjukan oleh koefisien beta (B). Secara matematis, beta diperoleh dengan menggunakan formula sebagai berikut : Rm, =a + BRie+ & Dimana : Rm, = tingkat pengembalian pasar bulan ke-t a konstanta B resiko masing-masing saham (slope) Ri, tingkat pengembalian saham perusahaan bulan ke-t & = error Beta adalah ukuran resiko sistematis yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, Besar yang tinggi memunjukan sabam perusahaan mempunyai vatiabilitas lebih besar jika terjadi perubahan dalam pasar. Variabilitas yang tinggi menunjukan resiko bisnis yang lebih tinggi, instabilitas dalam laba masa lalu, kualitas yang rendah dari laporan laba. 35 4, Menentukan tingkat bunga bebas resiko (Ry). Tingkat bunga bebas resiko yang digunakan adalah tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia (SBI) berjangka satu bulan yang berlaku pada tahun 2001 sampai tahun 2003. 5, Menghitung biaya utang, yang didapatkan dari hasil pembagian antara beban bunga dengan jumlah utang jangka panjang. Pajak atas biaya modal adalah berdasarkan peraturan Kebijaksanaan yang diterapkan masing-masing perusahaan, Besar pajak yang dikenakan tercantum secara implisit dalam perhitungan laba bersih setelah pajak yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dimana tarif yang dikenakan berbeda untuk tiap perusahaan. Biaya Bunga Total Hutang 6. Menghitung biaya ekuitas atau modal sendiri (COE). Dengan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM), maka secara matematis dapat irumuskan sebagai berikut : COE = R¢+ pifE(Rm) - Rf} Dimana : COE = biaya ekuitas RF = tingkat bunga bebas resiko E(Rm) = tingkat pengembalian rata-rata dalam satu tahun Bi resiko perusahaan 7. Menghitung biaya modal (cost of capital), yang dilakukan secara rata-rata tertimbang melalui metode Weighted Average Cost of Capital (WACC) yang, dirumuskan sebagai berikut : 36 WACC = [Kd (1-t) x Wi] + [Ke x Wo} Dimana : Ka = biaya utang (sebelum pajak) Ke = biaya ckuitas t = tingkat pajak W1 = proporsi utang jangka panjang dalam struktur modal We= proporsi ekuitas dalam struktur modal 8. Menghitung taba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax/NOPAT) yang dapat dilakukan melalui data yang diperoleh dari laporan rugi laba perusahaan, dimana NOPAT adalah laba setelah pajak ditambah beban bunga. 9. Menghitung Economic Value Added (EVA) perusahaan yang merupakan selisih dari NOPAT dengen biaya modal. Dimana biaya modal adalah hasil perkalian antara WACC dengan total modal yang diinvestasikan (invested capital). EVA = NOPAT - (WACC x invested capital) Dimana NOPAT laba bersih setelah pajak WACC biaya modal rata-rata tertimbang, invested capital = modal yang diinvestasikan Hasil dari perhitungan EVA dapat bernilai lebih besar, sama dengan, atau lebih kecil dari nol, Interpretasi dari masing-masing ukuran EVA tersebut adalah sebagai berikut 1. EVA> 0, berarti perusahaan telah menghasilkan nilai tambah. Hal ini juga bermakna bahwa kinerja keuangan perusahaan tergolong baik karena laba yang dihasilkan mampu melebihi mampu melebihi harapan para investor, dapat mengembaliken pinjaman dan bunga yang jatuh tempo pada 43.2. 37 deposan, kreditur serta dapat menganggarkan pemberian insentif kepada pengelola perusahaan, EVA = 0, berarti perusahaan mencapai impas karena semua laba yang Gihasilkan digunakan untuk memenuhi kewajiban kepada para deposan, kxeditur maupun pemegang saham. Hal ini juga menandakan bahwa kinerja keuangan perusahaan tergolong baik karena mencapai kondisi impas. EVA < 0, berarti perusahaan tidak dapat menghasilkan nilai tambah karena laba yang dihasilkan tidak bisa memenuhi harapan-harapan pemilik dana (terutama pemegang saham), Hal ini menandakan kinerja keuangan perusahaan tergolong tidak baik karena tidak mampu menciptakan nilai tambah. Metode Anali Rasio-Rasio Keuangan Rasio Pertumbuhan Kredit (Credit GrowthICG) Pemberian kredit adalah aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan, tetapi resiko terbesar dalam bank juga bersumber dari kredit. Dalam menyalurkan kredit, bank harus menjalankan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking), hal ini bertujuan untuk menjaga kinerja bank tetap dalam kondisi optimal. Semakin tinggi rasio Credit Growth menunjukan semakin lemah system penyaringan pemberian kredit bank tersebut dan semakin besar pula emungkinan terjadinya kredit macet. Pertumbuhan kredit yang melebihi batas ketentuan yaitu sebesar 20 persen mencerminkan bank memiliki resiko yang tinggi apabila terjadi Kredit macet. 38 Penyebab dari tingginya pertumbuhan kredit yang melebihi dari batas yang telah ditentukan adalah karena kekurangmampuan manajemen dalam mengalokasikan dan menyeleksi Kredit. Untuk mengetahui nilai dari rasio Credit Growth dapat digunakan formulasi sebagai berikut : Kredit yang diberikan tahun ke ¢ ce Kredit yang diberikan tahun ke (-1 b. — Rasio Ekuitas (Equity Ratio/ER) ‘Tingkat ekuitas merupakan alat untuk mengukur perbandingan kepemilikan perusahaan dilihat dari permodalan sendiri dengan aktiva perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutupi jumlah aset apabila bank tersebut_mengalami kerugian dan mengukur kontribusi modal sendiri terhadap perusahaan, Selain itu ekuitas dapat dijadikan ukuran yang mewakili rasio kecukupan modal (Capital Adequacy RatiolCAR). Semakin tinggi rasio ekuitas dari batas yang lebih tinggi dari CAR maka resiko yang dimiliki oleh bank akan semakin kecil. Untuk menghitung ER dapat digunakan formulasi sebagai berikut : Ekuitas ER= Total Aktiva ¢. _ Rasio Tingkat Pengembalian Aset (Return on Asset/ROA) Return on Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur emampuan manajemen untuk mengalokasikan modal atau menjalankan kegiatan unsahanya untuk memperoleh keuntungan. Semakin besar ROA suatu bank maka 39 semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank dan semakin baik pisisi bank tersebut jika ditinjau dari segi pengelolaan aset. ROA dapat diformulasikan sebagai berikut, Laba Bersih ROA= Total Aktiva 4. Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE) Return on equity adalah rasio dalam perusahaan untuk melihat tingkat keuntungan bersih yang diperoleh pada suatu tahun periode. Rasi ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan guna mengembalikan modal sendiri, singkatnya mengukur tingkat pengembalian modal. Untuk menghitung ROE digunakan rumus Laba Bersih ROE= Modal Sendiri . Rasio Batas Pemberian Kredit (Legal Lending Limit/LLL) Batas Pemberian kredit adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank, yang menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan Kredit Khususnya kepada pihak terkait atau yang mempunyai bubungan afiliasi dengan menggunakan total ekuitas yang dimiliki bank, Rasio juga dapat menerangkan mengenai perbandingan besar kredit yang diberikan bank dibandingkan dengan besarnya ekuitas yang dimiliki oleh bank. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atau Legal Lending Limit (LLL) adalah pembatas persentase jumlah kredit yang diberikan sebuah bank kepada suatu pihak atau 40 grup. Bank Indonesia pada tanggal 29 Mei 1993 telah menetapkan bahwa BMPK atau LLL suatu bank adalah sebesar 20% dari modal bank bila diberikan kepada suatu pihak atau sebuah grup yang tidak terkait dengan bank, dan maksimum sebesar 10% dari modal bank apabila diberikan kepada suatu pihak atau sebuah grup yang terkait dengan bank, LLL dapat diformulasikan sebagai berikut Kredit yang diberikan kepada pihak Afiliasi LLL= Ekuitas Semakin besar persentase LLL maka semakin buruk pengarunya terhadap ekuitas perusahaan karena resiko yang harus ditanggung perusahaan akan semakin besar. Oleh karena itu bank harus mampu mengendalikan volume kredit yang diberikan dan berupaya untuk memberikan kredit kepada pihak yang layak untuk menerimanya f. Rasio Kewajiban Dalam Valuta Asing (Foreign Exchange Liability/PEL) FEL adalah rasio untuk mengukur komposisi valuta asing atau mata uang luar negeri terhadap sejumlah asset yang dimiliki bank secara keseluruhan, Banyaknya transaksi yang menggunakan valuta asing dalam kegiatan usaha bank, sangat mempengaruhi besarnya rasio FEL. Semakin tinggi rasio atau semakin besar transaksi usaha dengan menggunakan valuta asing, akan semakin tinggi resiko yang ditanggung bank yaitu resiko berkaitan dengan fluktuasi nilai mata uang. FEL dapat diformulasikan sebagai berikut aL Total utang dalam valuta asing Aset g — Rasio Aset Lancar (Liquidity Ratio/LR) Liquid ratio adalah rasio asset lancer terhadap asset perusahaan secara keseluruhan, Rasio ini digunakan untuk megukur kemampuan bank dalam membayar utang (simpanan) apabila terjadinya beberapa faktor, yaitu : penarikan simpanan secara tiba-tiba dalam jumlah besar, terhentinya pembayaran dari para peminjam dan kebijakan moneter yang memberi dampak negatif terhadap bank. Semakin tinggi rasio likuiditas, posisi kreditur semakin aman, yang berarti resiko bank untuk mengembalikan semakin rendah. Rasio aset lancar dapat diformulasikan sebagai berikut Aset lancar Total aset bh. Biaya Peningkatan Modal (Cost of Raising Fund/CRF) Biaya peningkatan modal adalah rasio yang menunjukan tingkat resiko, biaya modal rata-rata tertimbang bank. Semakin tinggi biaya peningkatan modal berarti semakin beresiko bank tersebut. Tingginya CRF juga dapat merupakan indikasi pada likuiditas bank yang sulit, artinya jumleh simpanan masyarakat yang q ¥ P > q ® P 3 4 = ewan ewoTsEITTG| IFW REBIO) Sang AVAON [ten weaogy|eung weqag) Lv | LYdON [WON weqoay|efung medeg| La | LVAON |#ON UUAPM/] gyqag | LWA |uonmal|on lueatetepuoa| [ueseepuoa| muredepuoa| £002 700 007 (yeidny uvemy weep) ¢007-L007 UNYR, aYgnd OF URXURQed UeLYESNIEg LVAON UesuNITYIE “L1 UeTdwWeT joqe “zt OCT POETL POTS POOL POPOL PROVES [OOTSI [EOVST Iver OL’ fiore fare [arr [lr et feeLot | NENa Od PABTL POETS POLTL PocRCG PaLeTo Poel co lose I [ese or Le |erwer pore letr9 | dSin| ail PACEL RAED POOE PaBd'TS PaLeE6 pares (EOLEL [ILI ler _escar srt [aso Tt | VOaNN| 81] 08 Pe6s'OT poor'se Paros Isere par sot _[ise1_| VAVIN| al TERS POSTS POBTTI PBT Ps Pass D6 porwls [IseSe POrFe |loeee KLVT flee pore [sw eC fesTce [soToe | Naa Oy SULT PeEC'rT pols’ paces por se pecros [eer feos eta rec ___fo9 [ose fer fev | Oat] si TLL MISES PLOOS PoEE'TS Pore pos [ILI _[seST OCT eel [ee RO [sos _esvT wort | olAa TI Pores poe e Rese Or pe6m'E6 ParsTT6 poc'es GIFT [cast S601 los [eet [prt _loce csv [ee | HANGl ET focro pocor pocre- pauses poac'se pocr cor Ewe |eov'se [Leese [pic [esti [Lie [reove |tioee \yeost | TINGl Zi LOOT PITS PALL NOES OR Poor Ts PALL See [serre [CL9Re Net |LLoe ere oe [eI9TC |ideoe | TING| Ti LSS MELD POEVS PEF Polees Posts [SOEC [TroT? [ssece SLOT loLFT [ICT LOT’ K9FOC [TTIe | VONE| OF iP Te Pees UC Paos'ee PaLPcL lecet [ert loce__ ote set [ere | Nidal ¢| OL POEL'vl Pees'vl Peoeee poles Porrss let iss leoe per ser _frt_fetor ec |et9__| oaael oIo'er PaIs"Or pease post's Pose os pore'To [TITOs [rswer lorowr [cewo lesoy IT joscer (core [siwey | NWCA} | ee POOTY Po8e'L6 Pare's6 isst _ [oice [eset rere feuoe | Otol Wars PaLoeL poses —pea¥eS poess pasors pseT Jerst lot [ier loot po fect pert |ecst | anael | Peo Pols PoIs'S poLO'es Pakl Co poorro (OLC9LI |eaw II lescect [proor recs [cel leov ort |eso1Tt soroTt | INaSl_ | RareTt PAScG poess PeOOes pusc0s PaLrI6 cert foe [s90e1 feeT [rLzT fecoT sre eecit fpeott | viael_<¢ FoI PEEOS POSS POE'S POLODG PalFOs BFETEI [OLGSTT [eco TOI SCOTT [RosTT LLG eesti cor tor [osTes | VORG| AFOL PERTTI PALO Pecs os PeoNes Pecos [enol ere sez ‘(GOT feor feo ree —iies_—+fieo_—| @XNY| I toor | tooz | tooz | eooz | cooz | ror | coox | cooe | rove | eae | cooe | voor | soox | coor | r00e aia ope ae a D 2 a 7 uapgug | ON, aa PAK ie sey, awn (yeidmy uesedjyy weep) 007-1007 ‘2ygne OF) WexuRquog UeEYEsMIEg (2A) SEMA BIOdorg MEP “(PM\) SuEIN Isiodorg yonde? poysoauy UUBUTANHEG “S| WeLIdUIET JoqeL, 128 ‘Tabel Lampiran 19. Perhitungan Biaya Utang (Kd) dan Biaya Ekuitas (Ke) Perusahaan Perbankan Go Public Tahun 2001 (dalam Jutaan Rupiah) EBT [| EAT | Tax | Utang [Beban Bungal Ka |KaG-1)| Ke No|Emiten|—a b c d e f h @yla ed_| f1-«) | IANKB | 10.236 6.751| 34.0506 631.42 TL344] 11.3096) 7.459%] 14.00% aieBca_| 3.158.035) 3.119.291] 1.23%] 2.159.707] 8.267.020) 8.97% 8.86% 38.05% JIBBIA | 359.751] 259.900] 27.76% 1.036.033] 1.027.919] 9.31% 6.73% 8.47% ABBNI_| 1.756.256) 1.736.170] 0.00%! 116,495.35] 11,089,074] 9.52% 9.52% _-7.99%¢ S|BBNP_ 26.145) 18.238) 30.24%] _1.523.17 138.540] 9.10% 6.345 1.29% ‘BCIC_[-123.480)_-125.521 -1.65%) 3,073.01 (685,861) 22.32%) 22.69% 0.13% TIBDMIN | 754.468) 722.900] 4.18%] 43,877,990] 5.420.187] 12.35%! 11.8494 “187.1 siappc {17.732 12.317] 30.54% 674.94 97.311] 14.42% 10.01% 4.96% SIBGIN, 4.768 4.499) 5.64% 816.72 104.438) 12.79%) 12.07% -13.67% TONGA [__7.384) 301.747] 160 70% 1.171.184] 2.215.365] 10.4604 27284 80TH LABNIT_[-3.328.347] 4.130.540] -24.10%) 30,871.23] 3.292.438 10.67% 13.24% 16.73% IQBNLI | 231.249] 223.396) 3.40%) 5.953.893] 1.193.220) 4 44] 2.51% LBNPK [9.2011 5.388] 41.44% 981.702] 105.6921 10.7794 6.30 20.254 1aBVIC 6.698] 4.898| 26.88%) 1.298.175] 135,034) 10.40% 7.61% 14.6304 TSINPC | 24.486] 24.486] 0.00%| 642.900] 49.185] 7.65% 7.65% 16.7094 IGLPEN | 328.969] 270.568) 17.75%) 20.164.705| 1.424.451] 7.00% 5.8194 0.8974 TIMAYA | -30.219] -21.379| 29.2500)” 1.357.407] 155.806] 11.48% 8.12% 13.24%) ISMEGA | 40.875|__ 28.524] 30.22%] 11,668.43] 1.379.646) 11.82% 8.2504 _ 22.24 [oisp [94.859] 71.893] 24.2104 6.112.785] 545.49] 8.9204 6.70% 1. 16%4 20PNBN | 28.701] 2.207] 92.3394 19.732.314] 1.942.363] 9.84%] 0.75% 4.5804 Tabel Lampiran 20. Perhitungan Biaya Utang (Kd) dan Biaya Ekuitas (Ke) Perusahaat Perbankan Go Public Tahun 2002 (dalam Jutaan Rupiah) E EBT [EAT [Tax | Utang [Bean Bungal Ka [KAG-D] Ke No|Emiten| a D c d e flog h @ba Ea efd_| 0-0) JANKB | 8885 6.138] 30.91% 820.583] 85.558) 10.18% 7.04% 14-7054 BBCA | 3.400.066) 2.541.631] 25.25% 104.401.0698] 8.529.649] 8.17% 6.11% 5.12%) BBIA | 357.375) _251.248| 29.70% _11.792.185| 1.105.127] 9.37% _6.59%4_10.06% IBBNI_| 2.510.653] 2.508.046] 0.10% 111.656.646| 10,450.73] 9.36%) 9.35% 5.21 BBNP_| 26.159 18.245] 30.25% 1.434.337] 146.623] 10.22% 7.13% 13.3% IBCIC_| 626.494) -624,803] 0.27% 3.464.467] 559.957] 16.16% 16.12%] 9.63% TIBDMN | 989.284] 948.034 4.17% 39.201.610] 4.864.567] 12.41% 11.89% 8.16% BDPC | 12.733] 9.016] 29.19% 725.2 110.941] 15 30%) 10.839 15: |BGIN, 4748) 4376 7.83%] _1.356.55: 197.534] 14.56%) 13.42% 12.52% TOBNGA |__ 77.427] 92.123] -18.98%{ 20.465.189| 2.300.004] 11.2406] 13.37% 9.89% LIBNI_|— 131.876] 132.517] -0.49%4 31.61.5241 3.137.570] 9.9306] 9.97% 76.29% T2IBNLI_|-847.855|_-801.678| 5.45% _23.910.95. 1,767.788|_ 7.39% 6.99% _-2.33% 13[BNPK [15.159] 7.544] 50.239 1.454.648) 165.559] 11.38%) 5.66% _14.36%4 wafvic_[ 8822] 6.139] 30.419 1.452.306] 204.980) 14.119 9.82% 8.1694, TSINPC | 3.739] 3.739] 0.00» 435.441] 26.080) 5.99% 5.99% 6.165 IGLPBN | -242.836| -506,455| -108.56%| 22.182.855| 1.361.810] 6.14%4| 12.80% -10.54% TIMAYA| 9.341] 6.594] 29.419 1.958.332] 225.748] 11.53%] 8.14%] 11.7504 T8MEGA | 257.640] 180.302] 30.03 11,456,788) 1.341524 13.40% 9.42% 16.63% Toinis> | 136.498) 92.916 31.93% 9.496453] 747.4071 829% 5.64% 2.80% zopnen_| 139-381] 100.809) 27.67% 12,161,314] 1.911.630] 15.72% 11.37¥4 16.54% 129 ‘abel Lampiran 21. Perhitungan Biaya Utang (Kd) dan Biaya Ekuitas (Ke) Perusahaan Perbankan Go Public Tahun 2003 (dalam Jutaan Rupiah) EBT | EAT [Tax | Utang [BebanBungal Kd [KdG-T)| Ke 'No|Emiten| a b © d e £ £ hy (abya efd_| f(-<) ANKB | 11.864] 8.291] 30.12% 933.367] 76.67 8.2% _ 5.74% 12.33% IBBCA | 5.159.711] 2.390.988) 23.8594 118,722,865] 68a. God 5.1694 4.30% 7.95) SIBBIA | 319.289] 221.852] 30.524 _12.448.382| 873.274] 7.02% _4.87%4_9.04% 4JBENI_| 970,308 828.530] 14.61% 116.262.660] 8.217.042 7.07% 6.03% 10.13 S|BBNP |" 30.531] 21.263] 30.36%@ 1.734.843] 108.842] 6.27% 4.379% 9.41% ;BCIC “IBDN | 1.572.540] 1.529.344) 2.750 43.288. S27L091| 7.562% 7.35% 108TH |BDPC 35.514] 10.722] 30.8994 1.012.530) 126.131] 12.46% 8.61% _5.88° |BGIN TOBNGA | 446.479] 468.976] -5.04%4_31,078.598|__1.491.305| 7.07% 743% 8.87% BNO 270.097| 309.089) -14.44% _29.994.784| 2.325.422] 7.75% 8.879% 8.77 TIBNLI | 542.504) 564.508) 4.06% _24.933.556] 2.125.484] 8.52% 8.87% 9.94% T3IBNPK_| 53.4181 38.409) 28.10% 1.329.933, __147.141[ 11.06% 7.9604 8.46 14BVIC 10.25 7.606) 25.83% 1.597.918] 161.196] 10.0994 7.48% 10.15% I5{INPC_ 4275 4.279 0.00% __355.522| 15.748|_ 4.43% 4.4394 9.92% IGLPBN | 362.957] 515.957] 42.15% _23.875.305] 1.081.432) 4.53% 6.44% 10.43% TIMAYA Is|MEGA | 381,260] 266.068) 30.2194 _12.735.402| 977.508 7.66% 5.3584 7.10 iNIsP | 225.999] 177.864 21.30% 13. 818.878| 1.10084a| 7.97% 6.27 9.99 IPNBN_ | 500.008[ 418.502] 16.3094 _14.486.743| 921,598] 6.364 5.3294 8.699% ost beroo [seo Parser paoos fuces [mers avece mroret Pars ot oer (vecet [roost [eaoo'ss [uss [suo | NaNaloz borso fovsre pecees rows [reo [mors rere [routs (ose lasr's [sown frsuez lreev'ee [ort |rou'9 | dSIN[6t wears lazer rso'zs foore loses lnee [reo [rorece meoor [were [more nove [eres lutreee [xscs | Voa|st Imses's [eos or [rsocen loose tt ltrs lsgo's (rosot frortos [vrcer fects | VAVINILT euoo learns [roar or [vero lmooor feasts lvucs'os leorsor- [moser frorcs (raer'ci facwee ireoro laisse |” NadTl9t botr's acres laces err e109 lnortt ess mora (moss (mess aire fmeeos Waover \ysoe | OaNilst sore lsoeeze rosror poste Weere lrsses lrco'rs nore [race rosa [rsoo's [osoo'ss feori- fysios | OiAa|tl Pose Iros'es (rors |reseL oro (des [porgts oert (more [more luscor [zoos luscoe |yoro | angler vore's Wvecs'e6 [res voces loco ator lase'se were [noo9 [srt Posre- fpoerzor ise [sere | rinalct [psoas eee (roLt's loose est lroI9's loose Ts Nazar \%L66 MaLoct Poe [Neu Lor lcuol |rrcet | TNL [s9e'e oer te [rouse looeh oee9 [PoLe'es. see! Puree pwers lrsesro [oso lwsczt_| VoNalor Ieee Parr tc [roses ecrer fossr poesue looeree bare Poot | NIDKI6 [roses [aoe tr [ores frees eros lsrit [yer tt lroue'ss lesior ore oxi errs [moor poroot | Oaaals rose. [voir loose os foous or Pesec [ros tt _|%i901 ores iss froer's- eases lore ts (Morvar parett | NWCAlL mores (YocLe [sees isocr9t froevie Poor loress Mero rere | otal leony _lrarso lores borre freer loss _[roi0e [oc6ts Imoerz ovo base's loosors [rect lubeo | aNaals ioe (Mest lPaL06 fer or NED ses _|%i89 [oeTE6 Isoseo (esses Piss lore [ooe [azs’6 | INGalp haces ate TT ra60'Rs ors acs leo [ruses [rost'0s Isso (ese ess orto rs fee | vials ocr fre19's loose'os rose fraser locoor [recs pouo'os vcrs- [wit lnortr passe [veitos |sost loss | woualc losr'9 __Joashor loces'es looce ci \vone's lrooss vant 11 faow'ee MOLT [ror MES Lot leeess (voor lasre | @ANVIT (COnGD) (OxarORtY Coxe) +x) 2 pt o> | 4 = 2 pf. | 4 ¥ 2 P 2 q Beco oan (oie dovm [em [pm [ox [G-pex| dovm [em [pm | en [G-pex[ Sov [em [Pa | on [OPH £007 zo0z Too €007-L00T UAUEL 2YgNE OF WeRMEQIE LeByESTUDT QOVM wesuNITEG “Zz UENdWeT [qeL, EDT [FOOT foe ROE poIOD peers poeeT oar aT OST set [eee |ios leer Pars paor's Peow9 oss T [cor or isse_|rse_|rict [i901 pears peow's mors (cover [uc cr e lesr_| Poss (6898 iso LF [FOOT pore Wet PLSD ooo or eres lisese forte ier fec fre ff9_—parrsporo9 mess cer (sor lis feet ort (68 poooe pores pooso rect cesT ts fete fore faowe posto _pMSLL 6IFT ast (ok [ene T sv (LeTT paves paos9 ory [aoe 90ST SORT psec vers [SIL (ORS 6 RSEEE [BST (or lsez__ jos POET EL (86 [eco we fee ee lec paar post tr ore TT tse (099% ECoE [THOS [O19 Poes'e Poow Tr fers [ITT OS [pseer ser isos [c09 Porerst [ele ose es __|8 [ett fae LP POLS ero |ossT ler T Gare |Le0R [ITOOT or OT Poors poses fuses TIT [Laser isst_ [6s _|s06 foes faces pocoo [meso [cern fer reo vidal (OS [PITOIEALS [raeTT PoeL't Poco lMOoTT re TET jorostt loco Tor etc Vyous| sr (do |ee (eo seer opoowe fucacs leroy eco (sec _—(te too |eo0z| zooz | roox | cove | zooz | voor | eooz | zooz | tooz | e007 @q@) P > VAT tee, 90v) ect |aes (x19 | asin] 61) lest [ect [StPT | voany 8] ieee |pet_| WAV) (ees [ees |ieoT | Naa} 91] igor |ire___jort | oiAd) Fi (66__jget ee | Manel isco |ss6__‘|ie1_| Tina ail leeoz gece (e801 | ONG| 11] jossT |seec |r9ec | VONG| ol] lor sor | Nioal 4 et foct—_|eor_ | Saael 9 ier foze's fost [NCE Z) [eas | Stel 9} er fst fest_| aNaal_ | peslecect |ereci| INaS| 4 q q T| ¥ won| oN (qeidny weredyg wre[eP) go0z-T0OT Ia OD WeAUEGIg UEEYESKIE VAT UeP [POW wAviEl ULTUrUIOg “¢z westdUIET jOqe, zl eos [coro jero'o sso frst [esto joroo eve pussr roto [e00'0- 30L°0 | NENdOz [666 ]z0T'0. er0'O coo fos’ esto jor" [eL8°0 fO9L'T = [FOTO {£00 0- 2480 | dSINi6T re feor'e er0'0 [Lzs'0 991 STO jo1oo TO" perce |ror'o JE00'0- seo | VOSINST oer Ol [Zoro eP0'0 SOO Pers Ol- jest 0 [ero [608'T 680 —|P9T'O. J£00°0- 6z6°0 | Near Mz6'6 [coro eP00 |rro'O 919 esto 100 |L€9°0 P40L'9T |P9T'O. }£00°0- 200" | OdNIjst fostor [Z01'0 er0'0 |r00'O 9S esto 10'0 [L6F'0 PeE9'FI- [POT 0 |E00°0- J6S8T | OIAGIFI j9r'8 [2010 ero'0 |r67'0 EL eS 0100 900 8T0T [FOTO |£00°0- |ev'0r | MdNe|et I%r66 |COr'O erO'O roo CC" (ESTO 0100 esc Parse = |roto \£00'0- €8'0 | VING|er [mit's [2010 ero°O reo meron [est'O jo10'0 sb POEL OT [FOTO |£00'0- (coo: | TINGHIT [%8'8 [2010 iero'o [ezz'o 86 [est 0 jolo'o (SLO FaL0'8 == |F9T'O. [E00'0- \66F'0 | YONGIOL [982 [2010 ero'O 96£'0 esl fest JOlo'o 1600 POLO EI- [POLO JE00'0- 208'l | NIGH [88'S |201 0 ero DELO st lest 0 joLo'o L100 96% = |POTO Je00'0" s89'0 | Dace [vev'or [Zoro lero'o 696 STO ooo r6e'O Post'O [POO |E00°0- sL60 | STDai9 [lr'6 [2010 ero E10 eer [esTO ooo IET'O fo6z 1 |POTO (€00°0- 5060 | dNaals [TOT |Z0TO ieroro (800°0 e's fest O jo10'0 [ser'l f66'L- [p9T'O. (€00'0- (or 1 | IN@eP E71 (ZOT'O er0'O. eo Peor'bt [esto 100 s£0'0 [90'FT [FST {£00°0° frU0 | EINVIT [adele 58] > ladle lll lt yea £002-100z UNYRL a1gNe OD WexUEQied (ay) UeEGEsTUDg S| (a vAvig ueduNNO “pe UENdUET PeqRL €eL [ah6'4L9 [90z'Szz Joes’Z10 T]c66 LLs Er]019 TOT 6E foes 887 EFPIO CLO GLOW POP Rel ees ieee ver Tees rel Teo) jooo'sst_looo’sst —fooo'sst ‘weurefit TPO} 7 ne requia3y 818 fose're fees'ozr foaoroos't jovo'000't Teac toes wesop pont FuVk wBnensoK yamal iscseL ese TEL (LoL 669 eupprong CEUTA (o00™zT corns’ [pcr tsrt (roster loss (per oe ua Bue TEU Iesuse_|ese'z9 espa BuEK eae og vems-Tems| [ros OLT feIO'9EF osoorr [Lsecor |isc rs [ere wre] ueg- ue Hep weeds) [OCL9LS [0c'Szz [PAS LL6_[2S0°GEL Ge|r99'LE8 Pe|G09 GGL GelRrG RAE elsTe TET | LT ets TILEE FEY TOO LEL I UqESeN Hep weueda| irorteverleonever| erteret| vorteiet | corterct | eonerer | toteret|zorteret leosterer| torteiet | zovre/et | eoneren wouodwioyy oada Nwoa ope anda (quidny weeine wrejep) ¢o0z-100¢ ‘QdCe WP ‘NE ‘O10 ‘ANd Suey vouodwoy ueSummpeg ‘9g uENdueT joquy, (ESE'S6v'9TT [pFO'SSTTTT 059797 STI EEO SEO TT EBT GOL TH lose SPP Tx LOL OST CORGD TOP FOI BOW TEL BIT OCF ICD [ens Oew [LOE oO Tey] weet TeDOTA| HER aC Tuer we | Tealig Sus eaaruog yarn IpreooeT sas S507 psrecorn [isevees [esotves sori paves loccty |eesoori fpessee [esoete fae Ses wurtonc suck weinehitgl — ‘wou Bre kesczest leseeo9'e lose tt0%e esoet feseett eoresz amuag ems-cang [erv6oot [ceviche Wao ve T eLr HI [corewe [Ter cor (1e0 eT _[eRLORT _(0SDEC_[LLVSL_STR _PEOEL | aT HaEE-AIREG Hep TeUeaTG OL PLY O0T|66C'066°96_[966LST'SOI [st PST [PEC OsP IT|scL FOE CI [cL LFE VO[6CC SIL COI cor PIOWIT|S06'ST9 [e9T BIS lost OCH TEGISEN Hep vet] toner | wonerer | consicr | rorerat | conerer | eomteret | ronerer | conerer | conerer [ronert|conertewiercr aaa TNE I ‘via vou INV (qerdny ueeang wrepep) €00z-1007 INE VP VIE WIRE GANY Suriq usuodwoy ueBunynpsag “¢Z wesndwey [aqey EL [So POT OcESH Zar celsOe sce Exfo0s chs [irr Sev eee Sse ELI BOC TOE Teh TBIG LOS TjcOL Ta6 BHO PSP TRG see I Taio] Woe TPO} ‘egUHE [SS0OE | oqrcr face wefuop renfic Sues eBmro wemns| corte ore Ore reINpIOgS uBCmETTal lerees eters (sseee foie 0st |6ou cre [c09 ST iss est [eer ter ‘panoC( sued weLelitg| Isis 8 11s086 _|co06 [ewe Ts WERE Hex wmeyOR yeRSTeMs ELL |Lo0's0r [rec SOT ETOSST (coc v6r [LerLet [ecosch rey SER AEE Hep wenTeTuTis| [coe OPW Or|E66 ORD ZeL99'SBL'Ex|ro0':09 |s66'sz_|os'EI zs Eo0'T|eos Piz TiPTOTBE TCTs OB LOS OOE TKS9SOT T| WeqeseN Hep ueuedins| Korveret | TovEereE | eomnerex [rorrerct|co/te/ct eOkercx| Lorteret [coerce |sorkercx |rorterct| corteret | eone/eT weuodwoyy NaaT ‘DaNT t ‘STAT ‘Mana (qetdny ueeine wepEp) €00Z-1007 ‘NAd’T UEP ‘DANI ‘OIAT “MAN Sueiq wsvodwoy uvsunnyed ‘gz uenduey jequL (Sow CSG ST [LSC OTST Pos eco ve exe TLE OE [res TID Te [PAL Ye oe fa [sa Sov OC ROS RLOTE PeLOIE ese sSET Teor] lprre Bente Foy vaio HUE wow Teo wes eset besree't lrsevoer focr‘oce peer Nac Lata SeprOGTg aeurTig| DeLee |ScoRLrT [ALBIS [SCOTLSTE |SETEITT [ors TOs eos? [rrORT [coo see BarRDHiC| BueK woUTelT | 7 : ‘WERT Bae lses'zoc faue'zt+ foou'e looo'o0t —fpooros itse'99. |sareo edreuog ems-weing| (cewcor 860 porter [ites ieoe8 [6s isr'809 [Teese {Wer sug NEAL Hep wena) aC OF eE lost vos: [8901 66°F [eLP0Ee Gt [O90 LST [COT OLTLT OS SOS LT [ste Ceeor WLP OSL [LOE GRC T WequseNy Hep wou Torrerer | comverel Toutsrer | conerex | eomerer | overex | correct | eorrerce [voreret| cortercr |eonerch couoduioyy TING TNE ‘ONE ‘NIOg (geidny ueeig ureep) ¢007-1007 TINA YP TING WONE ‘NID Stein vouodwoy uvBunytpog “77 wendwey joqeL,

You might also like