You are on page 1of 11

TONSILITIS KRONIS

DEFINISI Peradangan pada tonsil disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

JENIS Dalam beberapa kasus ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan tonsillitis kronis.

A. TONSILITIS AKUT 1. ETIOLOGI Tonsillitis akut ini lebih disebabkan oleh kuman grup A Streptokokus beta hemolitikus, pneumokokus, Streptokokus viridian dan Streptokokus piogenes. Virus terkadang juga menjadi penyebab penyakit ini. Tonsillitis ini seringkali terjadi mendadak pada anak-anak dengan peningkatan suhu 1-4 derajat celcius.

2. PATOFISIOLOGI Penularan penyakit ini terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila kuman ini terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.

3. MANIFESTASI KLINIK Tonsillitis Streotokokus grup A harus dibedakan dri difteri, faringitis non bacterial, faringitis bakteri bentuk lain dan mononucleosis infeksiosa. Gejala dan tanda-tanda yang ditemukandalam tonsillitis akut ini meliputi suhu tubuh naik hingga 40o celcius, nyeri tenggorok dan nyeri sewaktu menelan, nafas yang berbau, suara akan menjadi serak, demam dengan suhu

tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di persendian, tidak nafsu makan, dan rasa nyeri di telinga. Pada pemeriksaan juga akan nampak tonsil membengkak, hiperemis, dan terdapat

detritus berbentuk folikel, lacuna akan tertutup oleh membrane semu. Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan.

4. KOMPLIKASI Otitis media akut (pada anak-anak), abses peritonsil, abses parafaring, toksemia, septicemia, bronchitis, nefritis akut, miokarditis, dan arthritis.

5. PEMERIKSAAN a. Tes laboratorium Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh pasien merupkan akteri gru A, karena grup ini disertai dengan demam renmatik, glomerulnefritis, dan demam jengkering. b. Pemeriksaan penunjang Kultur dan uji resistensi bila diperlukan. c. Terapi Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan.

6. PERAWATAN Perawatan yang dilakukan pada penderita tonsillitis biasanya dengan perawatan sendiri dan dengan menggunakan antibiotic. Tindakan operasi hanya dilakukan jika sudah mencapai tonsillitis yang tidak dapat ditangani sendiri. a. Perawatan sendiri Apabila penderita tonsillitis diserang karena virus sebaiknya biarkan virus itu hilang dengan sendirinya. Selma satu atau dua minggu sebaiknya penderita banyak istirahat, minum minuman hangat juga mengkonsumsi cairan menyejukkan. b. Antibiotik Jika tonsillitis disebabkan oleh bakteri maka antibiotic yang akan berperan dalam proses penyembuhan. Antibiotic oral perlu dimakan selama setidaknya 10 hari. c. Tindakan operasi Tonsillectomy biasanya dilakukan pada anak-anak jika ank mengalami tonsillitis

selama tujuh kali atau lebih dalam setahun, anak mengalami tonsillitis lima kali atau

lebih dalam dua tahun, amandel membengkak dan berakibat sulit bernafas, adanya abses.

B. TONSILITIS KRONIS 1. ETIOLOGI Bakteri penyebab tonsillitis kronis sama halnya dengan tonsillitis akut , namun terkadang bakteri berubah menjadi bakteri golongan Gram negatif.

2. FAKTOR PREDISPOSISI Mulut yang tidak hygiene, pengobatan rdang akut yang tidak adekuat, rangsangan kronik karena rokok maupun makanan.

3. PATOFISIOLOGI Karena proses rang berulang maka epitel mukosa dan jarinagn limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara kelompok melebar yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlekatan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris.

4. MANIFESTASI KLINIS Adanya keluhan pasien di tenggookan seperti ada penghalang, tenggorokan terasa kering, pernapasan berbau. Saat pemeriksaan ditemukan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus.

5. KOMPLIKASI Timbul rhinitis kronis, sinusitis atau optitis media secara perkontinuitatum, endokarditis, arthritis, miositis, nefritis, uveitis, iridosiklitus, dermatitis, pruritus, urtikaria, dan

furunkulosis.

6. PENATALAKSANAAN 1. Terapi mulut (terapi lokal) ditujukan kepada hygiene mulut dengan berkumur atau obat isap.

2. Kultur

Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa tidak berhasil dan uji resistensi kuman dari sedian apus tonsil.

Indikasi tonsilektomi: a. Sumbatan : hiperplasia tonsil dengan sumbatan jalan nafas b. Gangguan menelan dan berbicara c. Sleep apnea d. Cor pulmonale e. Infeksi Infeksi telinga tengah berulang Rinitis dan sinusitis yang kronis Peritonsiler abses & abses kelenjar limfe berulang Tonsilitis kronis dengan gejala nyeri tenggorok yang menetap dan napas berbau

UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN 1. Identitas Pasien a. Nama/Kelamin/Umur b. Pekerjaan/pendidikan c. Alamat : Resya / Perempuan / 7 tahun : Pelajar / SD : Kp. Koto Gr. Laweh no. 37 RT 01/ RW 01

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga a. Status Perkawinan b. Jumlah Anak c. Status Ekonomi Keluarga : Belum Menikah :: Berasal dari golongan ekonomi sedang dengan penghasilan

orang tua perbulan 1.500.000 yang bekerja sebagai pegawai swasta (ayah) dan ibu rumah tangga (ibu). d. KB e. Kondisi Rumah f. ::

Rumah permanen, 3 kamar tidur , pekarangan kecil, luas bangunan 10x20 m2 Ventilasi cukup Listrik ada Sumber air minum : PDAM WC ada 1 buah, septic tank ada Sampah dibuang di TPS Jumlah penghuni 5 orang ; pasien, orang tua beserta 2 saudara pasien.

Kondisi Lingkungan Keluarga Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk.

3. Aspek Psikologis di keluarga Hubungan di dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya baik.

4. Riwayat Penyakit Dahulu / Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini.

5. Keluhan Utama Nyeri tenggorokan sejak 3 hari yang lalu.

6. Riwayat Penyakit Sekarang Nyeri tenggorokan sejak 3 hari yang lalu. Nyeri dirasakan terutama saat menelan makanan. Demam sejak 4 hari yang lalu, demam terus-menerus, tidak tinggi, tidak disertai menggigil Mual dan muntah tidak ada Batuk pilek tidak ada Telinga berdenging tidak ada Buang air kecil dan buang air besar biasa Pasien sudah menderita keluhan seperti ini sejak 3 tahun yang lalu, hilang timbul dan muncul setiap 6 bulan. 7. Pemeriksaan Fisik Status Generalisata Keadaan Umum Kesadaran Nadi Nafas Suhu BB TB Indeks Massa Tubuh : tampak sakit ringan : komposmentis kooperatif : 91x/ menit : 20x/menit : 37,8 0C : 26 Kg : 120 cm : 26 = 18,5 ( normoweight) (1,20)2 Mata Kulit : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik : turgor kulit baik

Cor Pulmo Abdomen Extremitas

: irama teratur, bising (-) : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/: distensi (-), BU (+) N : akral hangat dan refilling kapiler <2

Status Lokalis THT Telinga Pemeriksaan Kelainan Kel kongenital Daun telinga Trauma Radang Kel. Metabolik Nyeri tarik Nyeri tekan tragus Cukup lapang (N) Dinding telinga liang Sempit Hiperemi Edema Massa Ada / Tidak Sekret/serumen Bau Warna Jumlah Jenis Dekstra Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Cukup lapang Tidak ada Ada Tidak ada Kekuningan Banyak Kering Sinistra Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Cukup lapang Tidak ada Ada Tidak ada Kekuningan Sedikit Kering

Membran timpani Warna Reflek cahaya Utuh Bulging Retraksi Atrofi Putih Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Putih Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Jumlah perforasi Perforasi Jenis Kwadran Pinggir

Tidak ada -

Tidak ada -

Tanda radang Fistel Mastoid Sikatrik Nyeri tekan Nyeri ketok Rinne Tes garpu tala Schwabach Weber Kesimpulan Audiometri

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Hidung Pemeriksaan Kelainan Deformitas Kelainan kongenital Hidung luar Trauma Radang Massa Dektra Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sinistra Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Sinus paranasal Pemeriksaan Nyeri tekan Nyeri ketok Dekstra Tidak ada Tidak ada Sinistra Tidak ada Tidak ada

Rinoskopi Anterior: tidak dilakukan Rinoskopi Posterior: tidak dilakukan

Orofaring dan mulut Pemeriksaan Kelainan Simetris/tidak Palatum mole + Warna Arkus Faring Edem Bercak/eksudat Dinding faring Warna Permukaan Ukuran Warna Permukaan Muara kripti Tonsil Detritus Eksudat Perlengketan dengan pilar Warna Peritonsil Edema Abses Lokasi Bentuk Tumor Ukuran Permukaan Konsistensi Gigi Karies/Radiks Kesan Warna Bentuk Lidah Deviasi Massa Dekstra Simetris Merah muda Tidak ada Tidak ada Merah muda Licin T2 Merah muda Licin Melebar Ada Tidak ada Tidak ada Merah muda Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Merah muda Normal Tidak ada Tidak ada Ada T2 Merah muda Licin Melebar Ada Tidak ada Tidak ada Merah muda Tidak ada Tidak ada Sinistra

Laringiskopi Indirek : tidak dilakukan

Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher : Tidak ditemukan pembesaran KGB leher. 8. Laboratorium : tidak Dilakukan 9. Diagnosis Kerja Tonsilitis kronik eksaserbasi akut 10. Diagnosis Banding : 11. Manajemen a. Preventif :

Istirahat yang cukup Rajin berkumur Hindari minum es dan makan makanan manis :

b. Promotif -

Menjelaskan dan memberikan edukasi tentang tonsillitis, upaya untuk menghindari terjadinya peradangan dan tanda-tanda kapan tonsil harus dioperasi.

c.

Kuratif -

Amoxicillin tab 3x 250 mg Paracetamol tab 3 x 250 mg

d. Rehabilitatif : 12. Prognosis Quo ad Sanam Quo ad Vitam Quo ad Fungsionam Quo ad Konsmetikum : bonam : bonam : bonam : bonam Kontrol ke puskesmas jika penyakit kambuh.

Dinas Kesehatan Kodya Padang Puskesmas Nanggalo

Dokter Tanggal

: Pristian : 13 Desember 2013

R/ Amoxicillin tab 500 mg No. VIII S3 dd tab 1/2

__________________________________________ R/ Paracetamol tab 500 mg no. VIII S3 dd tab 1/2

__________________________________________

Pro

: Resya

Umur : 7 th Alamat: Siteba

You might also like