You are on page 1of 6

Teguh Budi Santoso - detikHealth

Foto: timesunion.com

DATA PENYAKIT, Deskripsi Kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus. Sifat kolera akut, penyebabnya bakteri Vibrio cholerae. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Di dalam usus bakteri mengeluarkan enterotoksin (racunnya. Akibatnya penderita terserang diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat. Akibat lanjut, penderita kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi. Bila dehidrasi tidak segera ditangani, dapat menyebabkan kematian. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak membantu. Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline). Sekedar pengetahuan, kolera dapat menyebar sebagai penyakit endemik, epidemik, atau pandemik. Bakteri Vibrio choleraeberkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia. Bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko tertular kolera. Gejala Gejala kolera dapat diketahui dari: 1. Diare encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus. 2. Tinja yang semula berwarna dan berbau berubah seperti air cucian beras tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk. 3. Feaces yang menyerupai air cucian beras itu bila diendapkan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih. 4. Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak. 5. Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya. 6. Kejang otot perut disertai nyeri yang hebat. 7. Dehidrasi dengan tanda-tandanya seperti; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian. Pengobatan Prinsip utama pengobatan adalah mengganti cairan tubuh penderita serta menyembuhkan infeksi yang terjadi. Cara pencegahan penularan kolera adalah dengan terutama menjaga kebersihan lingkungan. Usaha lain dapat dilakukan dengan memasak sampai matang semua bahan minuman atau makanan. Selain itu, bila terdapat anggota keluarga terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan.

Epidemiologi Kolera
A.Penyakit Kolera (Cholera) Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh

bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Kemudian, bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus. Infeksi bakteri tersebut biasanya ringan atau tanpa gejala, tapi terkadang parah. Kurang lebih 1 dari setiap 20 penderita mengalami sakit yang berat dengan gejala diare yang sangat encer, muntah-muntah, dan kram di kaki. Bagi penderita, kehilangan cairan tubuh secara cepat ini dapat mengakibatkan dehidrasi dan shock atau reaksi fisiologik hebat terhadap trauma tubuh. Jika tidak diatasi, kematian dapat terjadi dalam beberapa jam. B. Penularan Penyakit Kolera Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik. Meskipun sudah banyak penelitian berskala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kesehatan. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feces (kotoran) manusia. Bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya, maka orang lain yang melakukan kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, bahkan air tersebut (seperti di sungai) dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim disekitarnya. Hal ini akan semakin meningkatkan resiko terjadinya penyakit kolera. Dalam situasi adanya wabah (epidemic), biasanya tinja orang yang telah terinfeksi menjadi sumber kontaminasi. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di tempat yang tidak mempunyai penanganan pembuangan kotoran (sewage) dan pengolahan air minum yang memadai. Pada saat wabah kolera (El Tor) skala besar terjadi di Amerika Latin pada tahun 1991, penularan yang cepat dari kolera terjadi melalui air yang tercemar karena sistem PAM perkotaan yang tidak baik, air permukaan yang tercemar, serta sistem penyimpanan air di rumah tangga yang kurang baik. Makanan dan minuman pada saat itu diolah dengan air yang tercemar dan di jual oleh pedagang kaki lima, bahkan es dan air minum yang dikemaspun juga tercemar oleh Vibrio cholerae. Biji-bijian yang dimasak dengan saus pada saat wabah itu terbukti berperan sebagai media penularan kolera. Vibrio cholerae yang dibawa oleh penjamah makanan dapat mencemari makanan, yang apabila tidak disimpan dalam lemari es dalam suhu yang tepat dapat meningkatkan jumlah kuman berlipat ganda dalam waktu 8-12 jam. Sayuran dan buah-buahan yang dicuci dan dibasahi dengan air limbah yang tidak diolah, juga menjadi media penularan. Bakteri kolera juga dapat hidup di lingkungan air payau dan perairan pesisir. Kerang-kerangan (shellfish) yang dimakan mentah juga dapat menjadi sumber kolera. Seperti di Amerika Serikat, kasus sporadis kolera timbul karena mengkonsumsi seafood mentah atau setengah matang yang ditangkap dari perairan yang tidak tercemar. Sebagai contoh, kasus kolera yang muncul di Louisiana dan Texas menyerang orang-orang yang mengkonsumsi kerang yang diambil dari pantai dan muara sungai yang diketahui sebagai reservoir alami dari Vibrio cholera (O1 serotipe Inaba), muara sungai yang tidak terkontaminasi oleh air limbah. Biasanya penyakit kolera secara langsung tidak menular dari orang ke orang. Oleh karena itu, kontak biasa dengan penderita tidak merupakan resiko penularan. C. Gejala dan Tanda Penyakit Kolera Pada orang yang fecesnya ditemukan bakteri kolera, mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti. Tetapi saat terjadinya serangan infeksi, maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yang dialami. Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang ditampakkan, antara lain ialah : a. Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus. b. Feces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih

keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk. c. Feces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih. d. Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak. e. Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya. f. Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat. g. Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tandanya seperti : detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hipotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian. D. Pencegahan Penyakit Kolera Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang. Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, serangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita. E. Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kolera Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mendapatkan penanganan segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal (terapi rehidrasi agresif). Dasar dari terapi kolera adalah rehidrasi agresif melalui oral dan intravena yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan cairan dan elektrolit, juga untuk mengganti cairan akibat diare berat yang sedang berlangsung. Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi. Selain itu, untuk menangani penyakit kolera ini juga dapat dilakukan disinfeksi serentak terhadap tinja dan muntahan serta bahan-bahan dari kain (linen, seperti sprei, sarung bantal dan lain-lain) serta barang-barang lain yang digunakan oleh penderita, dengan cara di panaskan, diberi asam karbol atau disinfektan lain. Masyarakat yang memiliki sistem pembuangan kotoran dan limbah yang modern dan tepat, tinja dapat langsung dibuang ke dalam saluran pembuangan tanpa perlu dilakukan disinfeksi sebelumnya. Pada kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang wabah penyakit kolera pemberian makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari hidung ke lambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak dapat diatasi (meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera yang mendapat penanganan kurang adekuat meninggal dunia. (massachusetts medical society, 2007 : Getting Serious about Cholera). Kepustakaan: Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kolera Diakses dari http://ubatpenyakit.blogjom.com/ubat/penyakit-kolera-cholera Diakses dari http://www.pppl.depkes.go.id/catalogcdc/Wc2b860c57a8d.htm

DIARE KRONIK PENGERTIAN Diare kronik adalah Diare yang berlangsung lebih dari 15 hari sejak awal diare DIAGNOSIS Diare dengan lama lebih dari 15 hari DIAGNOSIS BANDING Keiainan pankreas. keiainan usus halus dan usus besar, keiainan PEM dan tirotoksikosis. kelaman hati, sindrom kolon iritabel tipe diare PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan tinja Pemeriksaan darah : DPL, kadar feritin. Sl-IBC. kadar vitamin B12 darah, kadar asam folat darah, albumin serum, eosinofll darah, serologi amuba (IDT), widal. pemeriksaan imunodefisiensi (CD4, CDS), feses lengkap dan darah samar. Pemeriksaan anatomi usus : Barium enema, colon in loop (didahului BNO). Kolonoskopi, ileoskopi, dan biopsi, barium follow through atau enteroclysis, ERCP, USG abdomen, CT Scan abdomen Fungsi usus dan pankreas : tes fungsi ileum dan yeyunum, tes fungsi pankreas, tes Schilling. CE A dan Ca 19-9 TERAPl Non farmakologis. diet lunak tidak merangsang. tinggi kalori. tinggi protein, bila tidak tahan laktosa diberikan rendah laktosa. bila maldigesti lemak dibenkan rendah lemak. Bila penyakit Crohn dan kolitis ulserosa diberikan rendah serat pada keadaan akut. Pertahankan minum yang baik, bila perlu infus untuk mencegah dehidrasi Farmakologis: 1. Bila sesak napas dapat diberikan oksigen, infus untuk memberikan cairan dan elektrolit. 2. Antibiotika bila terdapat infeksi. 3. Bila penyebab amuba/parasit/giardia dapat diberikan metronidazol. 4. Bila alergi makanan/obat/susu, diobati dengan menghentikan makanan/ obat penyebab alergi tersebut. 5. Keganasan/polip diobati dengan pengangkatan kanker/polip TB usus diobati dengan OAT 6. Diare karena kelainan endokrin, diobati dengan kelainan endokrinnya 7. Malabsorsi diatasi dengan pembenan enzim Kolitis diatasi sesuai jenis kolitis

KOMPLIKASI Dehidrasi sampai syok hipovolemik. sepsis, gangguan elektrolit, dan asam basa/ gas darah. gagal ginjal akut, kematian PROGNOSIS Dubia ad bonam PANKREATITIS AKUT PENGERTIAN Pankreatitis akut adalah reaksi peradangan pankreas yang akut DIAGNOSIS Keadaan umum pasien seperli dispepsia sedang sampai berat, gelisah kadang diserti gangguan kesadaran Demam, ikterus, gangguan hemodinamik, syok dan takikardia, bising usus menurun (ileus paralitik) Penyakil penyerta yang meningkatkan resiko : balu empedu. trauma, tindakan bedah di abdomen, diabetes melitus. hipertiroidisme, alkoholisme, ulkus peptikum, leptospirosis. demam berdarah

dengue DIAGNOSIS BANDING Perforasi ulkus peptikum, kolangitis akut, kolesistitis akut, apendisistis akut, nefrolitisasis kanan akut, infark miokard akut inferior. PEMERIKSAAN PENUNJANG DPL, amilase serum, lipase serum, gula darah, kalsium serum, LDH serum, fungsi ginjal, SFOT/SGPT, analisis gas darah, elektrolit TERAPI Non farmakologis : Puasa dan pemasangan infus untuk nutrisi parentral total sampai amilase dan lipase serum normal dan pada selang nasogastrik cairan lambung < 300 cc, dan pasien tak merasakan nyeri ulu hati. Farmakolois: Analgesik dan sedatif, mfus cairan, pasang selang lambung Antibiotika bila ada infeksi Penghambat sekresi enzim pankreas Prosedur bedah pada infeksi berat berupa drainase cairan KOMPLIKASI Pseudokista pankreas, abses pankreas. r^radangan hemoragik, nekrosis organ sekitar, pembentukan fistel, ulkus duodenum, ikterus obstruksi, asites, sepsis PROGNOSIS Dubia ad bonam (tergantung berat ringannya pankreatitis akut, gunakan kriteria RANSON)

Kolera adalah salah satu penyakit diare akut yang dalambeberapa jam dapat mengakibatkan dehidrasi progresif yangc e p a t d a n b e r a t s e r t a d a p a t m e n i m b u l k a n k e m a t i a n y a n g disebabkan oleh V. Kolera yang memproduksi enteroksin dalam j u m l a h b e s a r , s e h i n g g a m e m b e r i k a n p e n g a r u h ya n g e k s t r i m p a d a a k t i v i t a s s e k r e s i d a r i s e l e p i t e l m u k o s a u s u s h a l u s d a n bentuk feses yang khas seperti air tajin atau rice water stool.Penyakit ini telah diketahui dan dialami sejak bertahunt a h u n y a n g l a l u d a n t e l a h m e n y e b a r k e s e l u r u h A s i a d a n se b a g i a n b e s a r A f r i k a . P a d a u m u m n ya b a n ya k m e n ye b a r k e negaranegara yang sedang berkembang. Penyakit ini dapatdikatakan berhubungan dengan tingkat sosial ekonomi dan gizip e n d u d u k . S e m a k i n r e n d a h t i n g k a t s o s i a l e k o n o m i d a n g i z i p e n d u d uk b esar kemu n gkin an u ntuk mend erita kol era. Makana n dan air yang terkontaminasi merupakan media 1

p e r a n t a r a p e n u l a r a n k o l e r a . P e n u l a r a n b i a s a n y a t e r j a d i ditem pat yang terlalu padat penduduknya dan keadaan sanitasilingkungan yang tidak bersih.D i a g n o s i s k o l e r a m e l i p u t i d i a g n o s i s k l i n i s d a n b a k t e r i o l o g i s , d a l a m m e n e g a k k a n d i a g n o s i s p a d a p e n ya k i t k o l e r a y a n g b e r a t , t e r u t a m a p a d a s u a t u d a e r a h e n d e m i k , tidaklah sukar. K e s u k a r a n m e n e g a k k a n d i a g n o s i s b i a s a n ya terjadi pada kasus-kasus yang ringan dan sedang, terutama dil u a r e n d e m i a t a u e p i d e m i . D a s a r p e n g o b a t a n k o l e r a i a l a h simtoma tik dan kausal berupa penggantian cairan dan elektrolitdengan segera. Dengan mengetahui

keadaan klinis yang cepatd a n t e p a t m a k a p e n g o b a t a n d a p a t d i l a k u k a n s e g e r a , s a m b i l menyiapkan diagnosis secara bakteriologis sehingga diharapkand a p a t m e n u r u n k a n a n g k a k e s a k i t a n d a n k e m a t i a n y a n g diakibatkan oleh wabah kolera. K o l e r a a d a l a h s u a t u p e n y a k i t a k u t y a n g m e n y e r a n g saluran penc ernaan yang disebabkan oleh suatu enterotoksinyang dihasilkan oleh vibrio Kolera, ditandai dengan diare cairr i n g a n s a m p a i d i a r e c a i r b e r a t d e n g a n m u n t a h ya n g d e n g a n cepat menimbulkan syok hipololemik, asidosis metabolik dantidak jarang menimbulkan kematian. DAFTAR PUSTAKA 1.Keusch G.T dan Deresiewicz R.L., Kolera, Harrison Prinsip-prinsipIlmu Penyakit Dalam, Volume 4, Edisi 5, EGC, Jakarta, 2000, hal766768.2 . G o m e z H . F d a n C l e a r y T . G . , K o l e r a , N e l s o n , I l m u K e s e h a t a n Anak, Bagian 2, edisi 12, EGC, Jakarta, 1992, hal 1023 . N o e r s a h i d H S u r a a t m a d j a S d a n A s n i l P . O , G a s t r o e n t e r i t i s A k u t Gastroenterologi Anak Praktis, FKUI 1988, hal 51-70.4.Hassan R dkk, Kholerae, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I,B a l a i P e n e r b i t F a k u l t a s K e d o k t e r a n U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a , Jakarta, 1985, hal 302-306.5 . R o h d e J . E d a n B a s w e d a n S , D i a r e , Prioritas Pediatri di NegeraSedang Berkembang, Yayasan Essentia Medica, Yogyak a r t a , 1979, hal 203-211.6.Soemarsono H.S., Kolera, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I,Edisi 3, Buku Penerbit FKUI, Jakarta, 1996, hal 443

You might also like