You are on page 1of 8

TEORI-TEORI BELAJAR Oleh : Dwi Purnomo *1) Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori

belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi. Dalam tulisan ini akan dikemukakan lima jenis teori belajar, yaitu: (A) teori behaviorisme; ( ) teori belajar kogniti! menurut "iaget; (#) teori pemrosesan in!ormasi dari $agne, (D) teori belajar gestalt, dan (%) teori belajar alternative &onstruktivis. A. Teori Behaviorisme ehaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi !enomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek ' aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya ke(erdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. "eristi)a belajar semata-mata melatih re!leks-re!leks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. eberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya : 1. Connectionism ( S-R Bond) menuru Thorn!i"e. *horndike melakukan eksperimen terhadap ku(ing, dari hasil eksperimennya dihasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya: +) Law of Effect; artinya bah)a jika sebuah respons menghasilkan e!ek yang memuaskan, maka hubungan ,timulus ' -espons akan semakin kuat. ,ebaliknya, semakin tidak memuaskan e!ek yang di(apai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara ,timulus- -espons. .) Law of Readiness; artinya bah)a kesiapan menga(u pada asumsi bah)a kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar ((ondu(tion unit), dimana unit-unit ini menimbulkan ke(enderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. /) Law of Exercise; artinya bah)a hubungan antara ,timulus dengan -espons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
+0)

Dosen Jurusan Pendidikan Matematika IKIP Budi Utomo Malang

*eori-teori belajar dalam "embelajaran -

#. Classical Conditioning menuru Ivan Pavlov erdasarkan eksperimen yang dilakukan "avlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya : +) Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua ma(am stimulus dihadirkan se(ara simultan (yang salah satunya ber!ungsi sebagai rein!or(er), maka re!leks dan stimulus lainnya akan meningkat. .) Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika re!leks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan rein!or(er, maka kekuatannya akan menurun. $. O erant Conditioning menuru B.%. &"inner %ksperimen yang dilakukan .1. ,kinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya : +) Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat. .) Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses (onditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah. -eber (2uhibin ,yah, .33/) menyebutkan bah)a yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang memba)a e!ek yang sama terhadap lingkungan. -espons dalam operant (onditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh e!ek yang ditimbulkan oleh rein!or(er. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning. '. Social !earning menuru Al(er Ban!ura *eori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relati! masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. erbeda dengan penganut ehaviorisme lainnya, andura memandang "erilaku

*eori-teori belajar dalam "embelajaran -

individu tidak semata-mata re!leks otomatis atas stimulus (,--

ond), melainkan juga

akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kogniti! individu itu sendiri. "rinsip dasar belajar menurut teori ini, bah)a yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian (ontoh perilaku (modeling). *eori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. 2elalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan ber!ikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan. ,ebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar behavioristik ini, seperti : 4atson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, $uthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan 2etode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The Fatigue 2etode rangsangan tak serasi (The !ncompatible Response dengan teori pengurangan dorongan. B. Teori Bela)ar *o+ni i, menuru Pia+e "iaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. ,alah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kogniti! individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. 2enurut "iaget bah)a perkembangan kogniti! individu meliputi empat tahap yaitu : (+) sensory motor; (.) pre operational; (/) concrete operational dan (5) formal operational. "emikiran lain dari "iaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (.336) menyebutkan bah)a asisimilasi adalah 7the process by which a person ta"es material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to ma"e it fit# dan akomodasi adalah 7the difference made to one$s mind or concepts by the process of assimilation# Dikemukakannya pula, bah)a belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kogniti! peserta didik. "eserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek !isik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. $uru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi ethod) dan ethod), 2iller dan Dollard

*eori-teori belajar dalam "embelajaran -

dengan lingkungan se(ara akti!, men(ari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. 8mplikasi teori perkembangan kogniti! "iaget dalam pembelajaran adalah : +) ahasa dan (ara ber!ikir anak berbeda dengan orang de)asa. 9leh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan (ara ber!ikir anak. .) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. $uru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaikbaiknya. /) 5) ahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. erikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. diskusi dengan teman-temanya. -. Teori Pemrosesan In,ormasi !ari Ro(er .a+ne Asumsi yang mendasari teori ini adalah bah)a pembelajaran merupakan !aktor yang sangat penting dalam perkembangan. "erkembangan merupakan hasil kumulati! dari pembelajaran. 2enurut $agne bah)a dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan in!ormasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan in!ormasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. &ondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk men(apai hasil belajar dan proses kogniti! yang terjadi dalam individu. ,edangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. 2enurut $agne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan !ase yaitu, (+) motivasi; (.) pemahaman; (/) pemerolehan; (5) penyimpanan; (6) ingatan kembali; (:) generalisasi; (;) perlakuan dan (<) umpan balik. D. Teori Bela)ar .es al $estalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai 7bentuk atau kon!igurasi=. "okok pandangan $estalt adalah bah)a obyek atau peristi)a tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. 2enurut &o!!ka dan &ohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :

6) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbi(ara dan

*eori-teori belajar dalam "embelajaran -

>ubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bah)a setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. "enampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, )arna dan sebagainya membedakan !igure dari latar belakang. ila !igure dan latar bersi!at samar-samar, maka akan terjadi kekaburan pena!siran antara latar dan !igure. +) &edekatan (proxmity); bah)a unsur-unsur yang saling berdekatan (baik )aktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu. .) &esamaan (similarity); bah)a sesuatu yang memiliki kesamaan (enderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki. /) Arah bersama (common direction); bah)a unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama (enderung akan dipersepsi sebagi suatu !igure atau bentuk tertentu. 5) &esederhanaan (simplicity); bah)a orang (enderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan (enderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan 6) &etertutupan (closure) bah)a orang (enderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap. *erdapat empat asumsi yang mendasari pandangan $estalt, yaitu: +) "erilaku 72olar7 hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku 72ole(ular=. "erilaku 72ole(ular= adalah perilaku dalam bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku 72olar= adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar. erlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah beberapa perilaku 72olar=. "erilaku 72olar= lebih mempunyai makna dibanding dengan perilaku 72ole(ular=. .) >al yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan geogra!is dengan lingkungan behavioral. ?ingkungan geogra!is adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang nampak. 2isalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah.

*eori-teori belajar dalam "embelajaran -

(lingkungan behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan geogra!is). /) 9rganisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian peristi)a, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristi)a. 2isalnya, adanya penamaan kumpulan bintang, seperti : sagitarius, virgo, pis(es, gemini dan sebagainya adalah (ontoh dari prinsip ini. #ontoh lain, gumpalan a)an tampak seperti gunung atau binatang tertentu. 5) "emberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. "roses pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan ta!siran terhadap rangsangan yang diterima. Aplikasi teori $estalt dalam proses pembelajaran antara lain : +) "engalaman tilikan (insight); bah)a tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristi)a. .) "embelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. 2akin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin e!ekti! sesuatu yang dipelajari. >al ini sangat penting dalam kegiatan peme(ahan masalah, khususnya dalam identi!ikasi masalah dan pengembangan alternati! peme(ahannya. >al-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya. /) "erilaku bertujuan (pusposive behavior); bah)a perilaku terarah pada tujuan. "erilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin di(apai. "roses pembelajaran akan berjalan e!ekti! jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin di(apainya. 9leh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.

*eori-teori belajar dalam "embelajaran -

5) "rinsip ruang hidup (life space); bah)a perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. 9leh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik. 6) *rans!er dalam elajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. 2enurut pandangan $estalt, trans!er belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu kon!igurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi kon!igurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). *rans!er belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam meme(ahkan masalah dalam situasi lain. 9leh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsipprinsip pokok dari materi yang diajarkannya. E. Teori Bela)ar Al erna i, *ons ru" ivisme *eori belajar konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau men(ari kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan !asilitasi orang lain.,ehingga teori ini memberikan keakti!an terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. >asil belajar bergantung pada pengalaman dan perspekti! yang dipakai dalam interpretasi pribadi. ,ebaliknya, !ungsi pikiran menginterpretasi peristi)a, obyek, perspekti! yang dipakai, sehingga makna hasil belajar bersi!at individualistik. ,uatu kegagalan dan kesuksesan dilihat sebagai beda interpretasi yang patut dihargai dan sukses belajar sangat ditentukan oleh kebebasan sis)a melakukan pengaturan dari dalam diri sis)a. *ujuan pembelajaran adalah belajar how to learn. "enyajian isi & 2 !akta diinterpretasi untuk mengkonstruksikan pemahaman individu melalui interaksi sosial.

*eori-teori belajar dalam "embelajaran -

@ntuk mendukung kualitas pembelajaran maka sumber belajar membutuhkan data primer, bahan manipulati! dengan penekanan pada proses penalaran dalam pengambilan kesimpulan. ,istematika evaluasi lebih menekankan pada penyusunan makna se(ara akti!, keterampilan intergrati! dalam masalah nyata, menggali mun(ulnya ja)aban divergen dan peme(ahan ganda. %valuasi dilihat sebagai suatu bagian kegiatan belajar mengajar dengan penugasan untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata sekaligus sebagai evaluasi proses untuk meme(ahkan masalah. ,elama ini masyarakat kita berada dalam suatu budaya dimana belajar dipandang sebagai suatu proses mengkonsumsi pengetahuan. $uru bukan sekadar !asilitator, melainkan sebagai sumber tunggal pengetahuan di depan kelas. "embelajaran yang sedang dikampanyekan, disosialisasikan justru berbeda dengan pandangan tersebut. elajar adalah suatu proses dimana sis)a memproduki pengetahuan. ,is)a menyusun pengetahuan, membangun makna %meaning ma"ing&, serta mengkonstruksi gagasan. "ada dasarnya teori kontruktivisme menekankan bah)a belajar adalah meaning ma"ing atau membangun makna, sedang mengajar adalah schaffolding atau mem!asilitasi. 9leh karena itu skenario suatu pembelajaran maupun kegiatan belajar mengajar yang hanya terhenti pada tahapan dimana sis)a mengumpulkan data dan memperoleh in!ormasi dari luar yakni guru, narasumber, buku, laboratorium dan lingkungan ke dalam ingatan sis)a saja, belumlah (ukup, karena sis)a masih berada pada tingkatan mengkonsumsi pengetahuan. &arena itu perlu langkah-langkah yang menunjukkan tindakan sis)a mengkonstruksi gagasan untuk memproduksi pengetahuan. ?angkah-langkah inilah yang sedang disosialisasikan dua tahun terakhir

*eori-teori belajar dalam "embelajaran -

<

You might also like