You are on page 1of 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.

1 Prosedur Medikolegal Dokter dalam menghadapi kasus kekerasan anak harus mengetahui peranannya baik dalam pemeriksaan korban, pengadaan VeR, sebagai saksi ahli dalam pengadilan dan memberikan keterangan ahli. Untuk mengetahui perannya tersebut, dokter harus mengetahui tentang prosedur yang ada yakni berupa prosedur Mediko Legal6. Prosedur Mediko Legal merupakan tatacara prosedur penatalaksanaan dan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan kedokteran untuk kepentingan umum. Prosedur medikolegal terebut mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia dan beberapa bidang uga mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran. Lingkup dari prosedur medikolegal tersebut adalah6! ". Pengadaan Visum et Repertum #. $entang pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka %. Pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan pemberian keterangan ahli di dalam persidangan. &. 'aitan VeR dengan rahasia kedokteran (. Penerbitan surat keterangan kematian dan surat keterangan medik 6. $entang kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik Untuk dasar pengadaan dari VeR diatur dalam pasal "%% 'U)*P, yaitu6! ". Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan atau mati yang diduga karena peristi+a yang merupakan tindak pidana, ia ber+enang menga ukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.

#. Permintaan keterangan ahli seperti yang dimaksudkan dalam pasal " dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka, pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat. %. Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghirmatan pada mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilakukan dengan diberi cap abatan yang diletakkan pada ibu ari kaki dan atau bagian lain badan myat. Untuk permintaan VeR, menurut pasal "%% 'U)*P merupakan6! ". ,e+enang penyidik #. $ertulis -R./MI0 %. $erhadap korban bukan tersangka &. *da dugaan akibat peristi+a pidana 2.2 Definisi Kekerasan Fisik 'ekerasan 1isik pada anak merupakan penggunaan dari kekuatan 1isik yang intesional terhadap anak dan bisa menimbulkan atau berpotensi menimbulkan cedera 1isik. 'ekerasan 1isik ini termasuk tindakan 1isik dimana ada yang meninggalkan tanda 1isik pada anak hingga menyebabkan kecacatan permanen atau kematian. 'ekerasan 1isik tersebut biasanya sebagai hasil dari penegakan kedisiplinan terhadap anak ataupun sebagai hukuman yang diberikan orang tua terhadap anaknya&. $indakan yang termasuk kekerasan 1isik tersebut meliputi pemukulan, tendangan, hantaman, menikam, mendorong, melemparkan, penarikan, menyeret, mengguncangkan, mencekik, membakar dan meracuni anak. $erdapat pengecualian terhadap tindakan kekerasan 1isik yang ter adi pada sekitar area genital atau disekelilingnya -luka internal akibat penetrasi dari penis, tangan, ari atau ob ek lain0 yang ter adi saat kekerasan seksual dipertimbangkan sebagai kekerasan seksual bukan kekerasan 1isik&. Pada a+alnya yakni di tahun "2&6, seorang radiologis dari *merika, 3. 4a11ey men elaskan hubungan acak dari perdarahan membran otak dengan 1raktur
4

ekstrimitas multipel ter adi pada anak. Pada penelitiannya yang kedua, tahun "2(5 4a11ey men elaskan lesi yang sama dan mengatakan bah+a kekerasan orang tua cenderung men adi penyebabnya daripada proses dari penyakit tersebut sendiri. $ahun "2((, ,ooley dan .6an serta /il6erman di tahun "2(% mempublikasikan sebuah kasus dan mena+arkan suatu opini bah+a kekerasan orang tua terlibat dalam kasus tersebut. /ehingga seiring perkembangan aman, dikenal istilah kekerasan 1isik terhadap anak yang kerap ter adi belakangan ini(. 2.3 !iologi 7iasanya 1aktor sosial dan ekonomi sangat berpengaruh terhadap ter adinya kekerasan 1isik pada anak. Di *merika, keluarga dengan pendapatan perbulan kurang dari "(.888 dolar cenderung mengalami kasus kekerasan pada anak yakni yang bersi1at 1atal % kali lebih besar, cedera serius 5 kali lebih besar dan yang mengalami cedera sedang ( kali lebih besar di bandingkan dengan keluarga yang pendapatan perbulannya diatas "(.888 dolar. *nak9anak imigran serta anak yang diadopsi uga cenderung mengalami kekerasan 1isik". :aktor keluarga dan orang tua uga berpengaruh seperti(! ". 'eluarga yang terisolasi, contohnya hubungan yang terputus dengan kakek atupun nenek dan auh dari daerah asalnya. #. Usia orang tua, biasanya usia a+al #8 tahun atau ibu yang usianya lebih muda. %. Perpecahan keluarga atau keadaan rumah tangga yang tidak stabil. &. /ering ter adi keadaan ayah dari anak tersebut bukan ayah biologisnya. (. ;rang tua yang pernah melakukan tindak kriminal atau dipen ara. :aktor maternal seperti, ibu yang merokok saat kehamilan, saudara yang lebih dari #, berat badan lahir rendah dan ibu yang tidak menikah atau kehamilan yang tidak diharapkan uga sering men adi penyebab pada kasus kekerasan anak. /edangkan kondisi dari anak tersebut sendiri uga mempengaruhi kekerasan yang ter adi, misalnya anak dengan cacat 1isik ataupun mental". )asil dari beberapa sur6ei yang di lakukan di London uga menyatakan terdapat hubungan antara kekerasan 1isik terhadap anak dengan ras. /ur6ei tersebut
5

mengatakan kasus 1atal ter adi sekitar 28< pada ras kulit putih dan hanya "8< pada ras kulit hitam(. 2." Peranan dok!er dala# $e#%uk!ian kasus kekerasan !er&ada$ anak Untuk membutikan apakah suatu kasus yang ter adi merupakan kasus kekerasan terhadap anak, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan dokter antara lain anamnesa keluarga serta pemeriksaan luka pada tubuh pasien. /elain hal tersebut, uga terdapat beberapa 1itur umum yang perlu dicurigai dokter bah+a cedera yang dialami anak adalah akibat dari tindakan kekerasan seperti( ! ". 3ika anak menderita luka atau cedera yang berulang. #. 3ika adanya keterlambatan dalam mencari pertolongan medis oleh pengasuh. %. 3ika anak diba+a ke dokter atau rumah sakit yang berbeda9beda untuk pera+atan cedera atau luka yang berbeda9beda pula. &. 3ika pen elasan yang diberikan pengasuh anak tidak berhubungan dengan tipe luka yang dialami anak. (. *danya tanda klasik seperti memar multipel pada +a ah, dada, atau perut dan disekitar sendi ekstremitas. $anda gigitan, luka bakar, 1raktur dengan tingkat penyembuhan yang berbeda, serta memar dengan +arna yang berbeda9beda. Pembuktian kasus dengan anamnesa keluarga Dokter dalam +a+ancara terhadap keluarga harus berhati9hati dan secara lengkap dalam mendengarkan pen elasan yang diutarakan pihak pengasuh atau keluarga. Pen elasan yang men adi perhatian pada trauma termasuk"! ". $idak ada pen elasan untuk cedera yang signi1ikan. #. Rincian dari pen elasan yang berubah secara dramatis. %. Pen elasan yang tidak konsisten dengan pola, usia, dan beratnya luka. &. Pen elasan yang tidak konsisten dengan kemampuan 1isik dan perkembangan anak. (. /aksi yang berbeda9beda memberikan pen elasan yang berbeda pula terhadap luka.
6

In1ormasi mengenai tingkah laku anak sebelum, selama dan setelah luka ter adi, termauk +aktu diberikan makan dan tingkat tanggung a+ab orang tua uga harus digali. Mengakses akti6itas pengasuh sebelum, selama dan setelah luka ter adi uga penting. /elain itu hal yang perlu ditanyakan uga berupa"! ". Ri+ayat medis sebelumnya -trauma, masuk rumah sakit, kondisi kongenital, penyakit kronis0 #. Ri+ayat keluarga -penyakit hematologi, penyakit tulang atau genetik0 %. Ri+ayat kehamilan -diinginkan atau tidak, direncanakan atau tidak, pera+atan prenatal, komplikasi postnatal, depresi setelah melahirkan, melahirkan bukan di rumah sakit0 &. Pola penegakkan disiplin keluarga (. $emperamen anak -mudah dira+at atau tidak0 6. Ri+ayat kekerasan anak, saudara atau orang tua sebelumnya 5. Ri+ayat perkembangan anak -bahasa, motorik kasar, motorik halus, psikososial0 =. Penyalah gunaan >at yang dilakukan pengasuh atau keluarga yang tinggal dirumah 2. /tressor sosial dan 1inansial "8. Interaksi kekerasan antar anggota keluarga lainnya. Pemeriksaan luka /etelah dilakukan anamnesa terhadap orang tua atau pengasuh, dilakukan pemeriksaan luka untuk lebih memastikan apakah pasien atau anak menderita kekerasan 1isik. Pemeriksaan pertama yang dilakukan berupa pemeriksaan secara umum baik kesadaran anak, mata, 6erbal dan respon motorik diperiksa secara sistematis. /pontanitas dan kesimetrisan dari pergerakkan ekstremitas harus di catat dengan tu uan menilai apakah adanya nyeri saat dilakukan pemeriksaan ". Pemeriksaan luka yang dilakukan berupa beberapa pemeriksaan seperti! ". Memar

Memar merupakan tanda yang biasa ter adi pada kasus kekerasan anak, yang perlu diperhatikan adalah lokasi, usia, dan umlah dari memar tersebut. 7agaimanapun, area memar dari bagian tubuh yang sama yang menun ukkan adanya perbedaan +arna merupakan indikasi kuat bah+a memar tersebut memiliki usia yang berbeda9beda dan memar yang multipel uga dapat dicurigai sebagai hasil tindak kekerasan. 'epala, +a ah, leher dan ekstremitas merupakan lokasi yang sering mengalami memar akibat kekerasan 1isik. $anda memar tersebut harus benar9benar dibedakan apakah diakibatkan karena kekerasan atau tidak",%. Memar pada bagian kepala yang diakibatkan tindak kekerasan sering ter adi pada bagian pipi dan area periorbital, pada pipi biasanya ditemukan adanya bekas tamparan tangan orang de+asa. /edangkan yang diakibatkan bukan karena tindak kekerasan atau hanya kecelakaan biasa, ter adi pada bagian kepala depan turun mele+ati bibir bagian atas hingga dagu -berbentuk huru1 $0 serta pada bagian belakang kepala#.

Pada bagian leher dan dada, nampak bekas tekanan ari dimana orang de+asa yang melakukan tindak kekerasan terhadap anak biasanya memegang bagian leher untuk mengimobilisasi +a ah anak. $anda memar uga tampak pada daerah ketiak dan rusuk bagian ba+ah akibat tekanan dari dada ketika anak mengalami guncangan yang dilakukan orang tua. Memar pada bagian perut terlihat dari daerah payudara hingga pubis dan daerah ekstremitas seperti lengan atas, ankle dan lutut sering menun ukkan memar sebagai bukti genggaman tangan orang de+asa%,(. #. :raktur $anda yang sering ter adi selain memar adalah adanya 1raktur, anak yang mengalami 1raktur kebanyakan pada usia diba+ah " tahun dan 1raktur yang ter adi biasanya pada bagian 1emur, humerus, tengkorak dan tulang rusuk. $ipe dari 1raktur merupakan kunci untuk mengetahui adanya tindak kekerasan#. :raktur pada 1emur dan humerus bentuknya berupa spiral atau oblik. Pada bagian tengkorak tipe 1raktur yang ter adi adalah linier atau parietal, tipe parietal ter adi karena adanya benturan dengan benda keras. :raktur yang ter adi pada tulang rusuk menandakan spesi1isitas yang tingi untuk adanya tindak kekerasan, 1raktur multipel pada tulang rusuk tanpa ri+ayat penyakit metabolik pada tulang menandakan 1raktur tersebut diakibatkan oleh tindak kekerasan 1isik#,%. %. Luka pada mata Mata dapat menyediakan bukti yang baik pada kasus kekerasan anak, 58 persen anak yang mengalami kekerasan mendapatkan lesi pada mata. $anda yang tampak

pada mata biasanya separasi dari retina, disposisi dari lensa, perdarahan pada retina, perdarahan pada subkon ungti6a dan perdarahan pada subhyaloid%,(. &. Luka pada kepala Luka pada kepala merupakan penyebab kematian yang paling sering pada kasus kekerasa anak, +alaupun tidak terlalu 1atal tapi mungkin akan mengakibatkan kecacatan pada sistem sara1. Luka pada kepala mungkin disebabkan oleh # cara yakni, trauma kepala langsung atau karena guncangan%. /elain 1raktur pada tengkorak, perdarahan subdural sering ter adi, dan merupakan lesi pertama muncul saat pemeriksaan radiologis. 'erusakan otak lebih dalam uga men adi 1itur pada kekerasan anak yang menyebabkan dis1ungsi otak yang permanen(. (. Luka gigitan Luka gigitan sering ter adi pada kasus kekerasan anak, luka gigitan tersebut dapat men adi in1ormasi penting bagi tim 1orensik, dengan mengetahui bentuk dan ukuran dari bekas gigitan akan dapat mengetahui pelaku dari gigitan tersebut apakah manusia atau he+an contohnya an ing#. Identi1ikasi bisa dilakukan dengan rekonstruksi dari gigitan tersebut dengan atau tidak dilakukan pemeriksaan DNA. ?igitan yang dilakukan orang de+asa biasanya meninggalkan bentuk gigitan o6al atau lingkaran dengan pan ang #,( cm yang ditambah dengan ada atau tidak dari perdarahan -petechiae0 pada area bekas gigitan#. 6. Luka bakar Luka bakar sering teridenti1ikasi pada kasus kekerasan anak, luka bakar ini bisa diakibatkan oleh sengatan rokok, ditempelkan pada kompor yang panas, atau radiator listrik sebagai hukuman untuk anak. Ditenggelamkan pada cairan panas merupakan salah satu bentuk hukuman yang ke am kepada anak. Lokasi yang sering menderita luka bakar adalah bagian pantat dan kaki anak(. Untuk luka akibat sengatan rokok memiliki kenampakan yang tipikal, bentuknya berupa lingkaran, ketika masih baru, +arna merah atau merah muda merupakan tanda yang tampak. 'etika sembuh, +arna luka bakar akan tampak perak pada bagian tengah dan merah di bagian tepi%.
10

2.' Pe#eriksaan $enun(ang Pemeriksaan penun ang seperti pemeriksaan radiogra1i men adi penting dalam pembuktian kasus kekerasan anak. Pada kasus yang dicurigai bersi1at 1atal, pemeriksaan dengan x-ray keseluruh tubuh harus dilakukan sebelum otopsi 1ormal. Dengan pemeriksaan radiogra1i dapat menyediakan # in1ormasi penting yakni mengenai kerusakan tulang dan karakteristik lesi pada tulang. 'arakteristik dari pemeriksaan radiogra1i termasuk pemisahan epi1isa terutama sekitar siku dan lutut, peningkatan periosteum, pada tulang rusuk ter adi 1raktur multipel serta 1raktur pada kla6ikula(. Pemeriksaan lainnya dapat dilakukan, seperti untuk pemeriksaan memar dengan u i terhadap penyakit hematologi -pemeriksaan darah lengkap, platelet, prothrombine time, dan bleeding time0. 'erusakan pada hati dapat diperiksa dengan u i en>im hati -aspartate aminotransferase dan alanine aminotransferase0. Pada pankreas dengan u i en>im amilase dan lipase pankreas, serta pemeriksaan ekstrakranial dan intrakranial dengan MRI kepala atau leher". 2.) Pena!alaksanaan 'etika penilaian medis serta stabilisasi tercapai, dokter harus memastikan bah+a anak menerima pelayanan follow up yang tepat. Dokter yang menangani anak harus dicatat dan pelayanan keamanan harus dipastikan. Pelayanan tersebut tidak hanya termasuk ru ukan ke pelayanan medis yang tepat tapi uga ditu ukan terhadap aspek psikologis anak yang diakibatkan karena tindak kekerasan#. 2.* Da#$ak anak kede$an +ang #engala#i !indak kekerasan Dampak terhadap anak kedepannya tidak hanya pada 1isik anak tapi uga berdampak terhadap kesehatan mentalnya. ". Dampak terhadap 1isik anak 4edera 1isik berupa 1raktur, trauma pada otak, memar, luka bakar, perdarahan serta kecacatan yang bersi1at permanen bisa ditimbulkan akibat kekerasan 1isik pada anak&.
11

#. Dampak terhadap mental anak Perilaku seperti marah, agresi1, antisosial, stress pascatrauma contohnya depresi, cemas, serta perilaku penolakkan. P$/D -Post Traumatic Stress Disorder0 uga sering ditimbulkan pada kasus kekerasan anak&.

12

You might also like