You are on page 1of 10

EFEK FOTOLISTRIK I

LAPORAN HASIL PERCOBAAN EKSPERIMEN FISIKA II Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Eksperimen Fisika II

Disusun Oleh: Erni Ernawaty 1100377 Pendidikan Fisika C 2011

PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

LAPORAN PERCOBAAN EKSPERIMEN FISIKA II EFEK FOTOLISTRIK I


A. Hari, Tanggal Percobaan Selasa, 19 November 2013 B. Tujuan 1. Menentukan pengaruh intensitas cahaya terhadap jumlah elektron foto (arus listrik) yang hasilkan 2. Menentukan karakteristik photosel 3. Menentukan sensitivitas spesifik C. Dasar Teori Pada permulaan abad ke-20, serangkaian eksperimen menyatakan bahwa elektron dipancarkan dari permukaan logam jika cahaya yang frekuensinya cukup tinggi jatuh pada permukaan itu. Gejala ini dikenal sebagai efek foto listrik. Tabung yang divakumkan berisi dua elektrode yang dihubungkan dengan rangkaian eksternal, dengan keping logam yang permukannya mengalami radiasi dipakai sebagai anode. Sebagian dari foto-elektron yang muncul dari permukaan yang mengalami radiasi mempunyai energi yang cukup untuk mencapai ketode walaupun muatannya negatif, dan elektron serupa itu membentuk arus yang dapat diukur oleh amperemeter dalam rangkaian itu. Ketika potensial perintang V ditambah, lebih sedikit elektron yang mencapai ketode dan arusnya menurun. Akhirnya, ketika V sama dengan atau melebihi suatu harga V0 yang besarmya dalam orde beberapa volt, tidak ada elektron yang mencapai katode dan arusnya terhenti. Potensial ini disebut sebagai potensial pemberhenti (stopping potential). Terdapatnya efek fotolistrik adalah karena gelombang cahaya membawa energi, dan sebagian energi yang diserap oleh logam dapat terkonsentrasi pada elektron tertentu dan muncul kembali sebagai energi kinetik. Distribusi energi elektron yang dipancarkan (yang disebut fotoelektron), tak bergantung dari intensitas cahaya. Berkas cahaya yang kuat menghasilkan fotoelektron lebih banyak daripada berkas yang lemah yang berfrekuensi sama, tetapi energi elektron rata-rata sama saja. Energi fotoelektron bergantung pada frekuensi cahaya yang dipakai. Pada frekuensi di bawah frekuensi kritis yang merupakan karakteristik dari masing-masing

logam, tidak terdapat elektron apapun yang dipancarkan. Di atas frekuensi ambang ini fotoelektron mempunyai selang energi dari nol sampai suatu harga maksimum tertentu, dan harga maksimum ini bertambah secara linear terhadap frekuensi. Frekuensi yang lebih tinggi menghsilkan energi fotoelektron maksimum yang lebih tinggi pula. Hubungan Kmax dan frekuensi mengandung tetapan pembanding yang dapat dinyatakan dalam bentuk:

Persamaan

Persamaan diatas menyatakan bahwa sebuah foton mengangkut tenaga sebesar h kedalam permukaan sebuah logam. Bagian dari tenaga ini ada yang digunakan untuk melewatkan elektron dari permukaan logam. Energi selebihnya diberikan kepada elektron dalam bentuk energi kinetik. Jika elektron tersebut tidak kehilangan energi karena tumbukan internal ketika elektron tersebut melepaskan diri dari logam, maka elektron akan menunjukkan semua kelebihan energi tersebut sebagai energi kinetik elektron muncul keluar. Pada persamaan diatas, menyatakan frekuensi ambang, di

bawah frekuensi tersebut tidak terdapat pancaran foto dan h menyatakan tetapan Planc (h = 6,626 x 10-34 J.s). D. Alat dan Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Efek fotolistrik demonstrator (Transmitter dan Receiver) Voltmeter DC Mikro Amperemeter Filter Cahaya berbagai warna Lampu Variabel Slit (Kisi) Penggaris 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah

E.

Prosedur Percobaan Percobaan I : Menentukan pengaruh intensitas cahaya terhadap jumlah electron foto (arus listrik) yang dihasilkan 1. 2. Menyiapkan alat yang akan digunakan Mengatur beda potensial antara katoda dan anoda pada photo sel pada 80 volt dan Amperemeter pada posisi nol. 3. 4. Mengukur jarak antara sumber cahaya (lampu) dan photo sel. Menyalakan lampu kemudian memperhatikan dan membaca arus yang terukur. 5. Mengubah jarak antara lampu dan photo sel (semakin dekat) dan mengukur jaraknya, kemudian memperhatikan arus yang terukur sedangkan lebar slit dibuat tetap. 6. 7. 8. Mengulangi langkah 4 hingga diperoleh minimal 5 data. Mengubah lebar slit sedangkan jarak antara lampu dan photo sel dibuat tetap. Mengulangi langkah 6 hingga diperoleh minimal 5 data.

Percobaan II : Menentukan karakteristik phototube (photo sel) 1. 2. Menyiapkan alat yang akan digunakan Mengatur posisi antara photo sel dengan sumber cahaya dan buat jarak yang tetap. 3. Mengatur beda potensial yang bervariasi dari 0-80 volt. Dan memperhatikan arus yang terukur untuk nsetiap beda potensial. 4. Mengulangi langkah 2 untuk lebar slit yang berbeda hingga masing-masing diperoleh 5 data.

Percobaan III : Mengukur sensitivitas spesifik 1. 2. 3. Menyiapkan alat yang akan digunakan Mengatur beda potensial dan jarak lampu dengan photo sel dibuat tetap. Mengubah panjang gelombang foton dengan cara memasang filter berwarna pada filter stand di phototube dan memperhatikan arus yang terukur. 4. Mengulangi langkah 2 dengan mengganti warna filter .

F.

Data Percobaan Dari percobaan yang telah dilakukan, didapat data sebagai berikut: Percobaan I : Menentukan pengaruh intensitas cahaya terhadap jumlah electron foto (arus listrik) yang dihasilkan a. Lebar slit dibuat tetap, jarak dirubah Lebar Slit = 5 mm No. 1. 2. 3. 4. 5. Jarak (cm) 50 45 40 35 30 Arus (mA) 4 8 12 19 28

b. Lebar slit dirubah, jarak dibuat tetap Jarak = 30 cm No. 1. 2. 3. 4. 5. Lebar Slit (mm) 5 4 3 2 1 Arus (mA) 27 27 26,8 17,0 7

Percobaan II : Menentukan karakteristik phototube (photo sel)

Percobaan III : Mengukur sensitivitas spesifik

Intensitas Radiasi Tanpa Plat No. IBG (cpm) I0 X1 0,3 mm

Intensitas Radiasi dengan Plat I (cpm) X2 0,5 mm X3 1,0 mm X4 2,0 mm X5 5,0 mm

1. 2. 3. 4. 5.

8 11 15 13 14

345 404 379 369 383

118 122 141 116 118

92 85 89 93 85

66 59 53 54 58

40 38 31 32 26

22 30 20 35 32

G.

Pengolahan Data Dari data percobaan diatas dapat hasil sebagai berikut: Intensitas Radiasi Tanpa Plat Intensitas Radiasi dengan Plat I (cpm) I0 345 404 379 369 383 1880 376 X1 0,3 mm 118 122 141 116 118 615 123 X2 0,5 mm 92 85 89 93 85 444 88,8 X3 1,0 mm 66 59 53 54 58 290 58 X4 2,0 mm 40 38 31 32 26 167 33,4 X5 5,0 mm 22 30 20 35 32 139 27,8

No. IBG 1. 2. 3. 4. 5. Bar 8 11 15 13 14 61 12,2

(cpm)

Setelah nilai rata-rata intensitas diperoleh, maka dilakukan pengurangan setiap nilai intensitas dengan nilai intensitas background, sebagai berikut: Intensitas Radiasi Tanpa Plat (cpm) I0 - IBG 363,8 X1 0,3 mm IX1 - IBG 110,8 X2 0,5 mm IX2 - IBG 76,6 Intensitas Radiasi dengan Plat I (cpm) X3 1,0 mm IX3 - IBG 45,8 X4 2,0 mm IX4 - IBG 21,2 X5 5,0 mm IX5 - IBG 15,6

Besar faktor atenuasi dapat diperoleh dengan memplot data kedalam grafik terhadap . Sesuai dengan persamaan:

( )

Dengan

dan (

. Maka persamaan diatas menjadi: )

Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. ( 3,2834 4,7493 7,9432 17,1604 23,3205 ) ( 1,1889 1,5580 2,0723 2,8426 3,1493 )

(mm) 0,3 0,5 1,0 2,0 5,0

Jadi, grafik yang diperoleh dari data diatas adalah sebagai berikut:

Dengan Result sebagai berikut:

Dapat dilihat bahwa value dari parameter B yang menunjukan nilai faktor atenuasi adalah:

Maka presentasi kesalahannya adalah:

H.

Analisis Data Dari data yang kami dapat diatas, dapat dilihat bahwa faktor atenuasi yang diperoleh adalah . Dengan persen kesalahan . ini

merupakan persen kesalahan yang sangat besar. Hal tersebut dikarenakan kesalahan spesifik alat tersebut. Selain itu alat tersebut juga terpengaruh oleh radiasi sekitar alat tersebut berada. Sedikit kurangnya radiasi dari badan pengamat juga ikut berpengaruh terhadap data yang kami peroleh. Sehingga grafik yang seharusnya linier menjadi kurang linier atau agak melengkung. Data intensitas yang kami peroleh dari percobaan ini dirata-ratakan terlebih dahulu lalu dikurangi dengan intensitas background. Hal ini bertujuan untuk menghindari penangkapan partikel radioaktif dari dua sumber yaitu radiasi yang melalui plat dan radiasi kosmik (radiasi background). Karena laju berkurangnya intensitas setelah menembus bahan sebanding dengan tebal bahan. Maka grafiknya akan berbentuk linier.

I.

Kesimpulan

Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menyelidiki faktor atenuasi berbagai macam bahan penahan partikel Radioaktif dilakukan dengan menggunakan alat Geiger Muller Counter. Data yang diambil dari alat ini adalah nilai intensitas background, intensitas awal, dan intensitas bahan dengan ketebalan yang berbeda-beda. Data yang diperoleh, diolah dengan menggunakan grafik sesuai dengan persamaan berikut: ( )

Hasil yang kami peroleh adalah kesalahan

. Dengan persen

. Dan dari praktikum ini dapat dibuktikan bahwa memang benar

dimana koefisien atenuasi merupakan konstanta suatu bahan yang nilainya tetap tidaj berpengaruh pada intensitas dan ketebalan.

J.

Daftar Pustaka Deni. 2011. Physics experiment.(http:// Jujur itu hebat: physics experiment.html, Diakses tanggal 29 September 2013 Pukul 10.00 WIB ) Krane, Kenneth S. 1992. Fisika Modern. Alih bahasa : Hans J. Wospakrik dan SofiaNiksolihin. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Tim Dosen Eksperimen Fisika II. 2013. Modul Eksperimen FisikaII. Laboratorium Fisika Lanjut .

LAMPIRAN

Set Alat Efek Fotolostrik 1

Voltmeter dan Mikro Amperemeter

Lampu dan Penggaris

You might also like