You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Perawatan gigi sulung lebih sulit jika dibandingkan dengan gigi permanen karena gigi sulung lebih rentan terhadap terjadinya karies dan kerusakan lainnya. Karies dapat membuat anak-anak tersebut mengaharuskan untuk dilakukan restorasi atau ekstraksi. Dan apabila gigi sulungnya tanggal terlalu dini, gigi yang berada disebelahnya akan bergerak mendekat ke daerah yang kosong tersebut. Sehingga hanya akan meninggalkan sedikit celah untuk tempat tumbuh gigi permanen. Pada akhirnya gigi permanen tumbuh berdesak-desakan dan tumpang tindih tidak beraturan. Sehingga nantinya anak perlu memakai kawat gigi atau giginya harus di ekstraksi. Gigi sulung memerlukan perawatan yang lebih karena hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan gigi permanennya kelak. Waktu erupsi dan tanggal erupsi gigi sulung juga harus sesuai dengan waktunya begitu juga dengan pertumbuhan gigi permanennya harus diperhatikan. Perawatan yang tidak optimal dapat menggangu pertumbuhan gigi sulung dan permanen. Gigi sulung dan gigi permanen memiliki perbedaan dalam waktu erupsi, struktur, bentuk dan jumlah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut. 1. Apa perbedaan antara gigi sulung dengan gigi permanen? 2. Bagaimana tahapan erupsi gigi sulung pada rahang atas dan rahang bawah? 3. Bagaimana akibat dari gigi sulung yang tidak dirawat? 4. Bagaimana cara perawatan gigi sulung pada anak?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 1.3.1 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang gigi sulung yaitu perbedaan antara gigi sulung dan permanen, tahapan erupsi gigi sulung, akibat dari gigi sulung anak yang tidak dirawat dan cara perawatan gigi sulung pada anak. 1.3.2 Manfaat Penulisan

1. Memberikan informasi kepada praktisi kesehatan dan masyarakat bahwa pentingnya merawat gigi sulung anak dan pentingnya peranan orang tua dalam merawat dan memperhatikan gigi sulung anak. 2. Makalah ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan perhatian kita terhadap kesehatan gigi sulung anak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada manusia terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang berkembang dari interaksi sel epitel rongga mulut dan sel sbawah mesenkim. Setiap gigi berbeda-beda secara anatomi, tapi dasar proses pertumbuhannya sama pada semua gigi. Gigi-gigi tersebut tumbuh pada rahang atas dan rahang bawah yang berpasangan atau simetris kanan dan kiri. Secara normal gigi geligi sulung berjumlah 20 buah dan gigi geligi permanen berjumlah 32 buah. Pada gigi permanen terdapat 8 gigi insisiv, 4 gigi kaninus, 8 gigi premolar dan 12 gigi molar yang nantinya akan menggantikan gigi sulung pada rahang atas dan rahang bawah. Dan pada gigi geligi sulung terdiri dari 8 gigi insisiv (gigi seri), 4 gigi kaninus (gigi taring) dan 8 gigi molar (gigi geraham) yang masing-masing tumbuh pada rahang atas dan rahang bawah. 2.1 Fungsi Gigi Sulung Gigi sulung tidak hanya memiliki satu fungsi tetapi ada beberapa. Selain untuk fungsi pengunyahan sebagai proses awal pencernaan makanan, fungsi bicara dan fungsi keindahan wajah (estetis), gigi sulung juga memiliki fungsi penting sebagai penunjuk jalan bagi gigi permanen yang berada dibawahnya. Setiap tipe gigi sudah dikapling untuk digantikan secara estafet oleh gigi berikutnya. Gigi insisivus pertama sulung akan digantikan oleh gigi insisivus pertama permanen pula, gigi molar sulung akan digantikan oleh gigi premolar permanen, sedangkan dibelakang gigi molar dua sulung sudah dikapling menjadi milik gigi molar satu permanen. Jadi semua itu sudah ada polanya, kearah mana gigi permanen akan bertempat tinggal. Sehingga gigi sulung memiliki jarak atau ruang antara gigi suluang yang satu dengan yang lainnya sebagai penyedia tempat untuk gigi permanen. (Chaerita Maulani:2005) Terdapat perbedaan pertumbuhan gigi pada setiap anak, ada yang tumbuhnya lebih cepat atau lebih lambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali. Pada

beberapa anak dapat ditemukan gigi semenjak ia dilahirkan disebut natal teeth. Dan ada beberapa yang giginya belum muncul pada waktu normalnya atau retardasi. Kelainan gigi sulung berdasarkan waktu erupsinya yaitu: 1. Natal teeth Natal teeth adala gigi sullung yang muncul saat lahir. Sedangkan gigi yang muncul mulai dari bayi lahir sampai 30 hari setelah lahir disebut neonatal. Natal teeth lebih sering terjadi jika dibandingkan dengan neonatal. Sebagian bentuk dan ukuran gig natal teeth cenderung normal. Paling sering pada gigi insisivus sulung bawah. Sebabnya tidak diketahui pasti, kemungkinan besar karena letak benih gigi yang terletak di permukaan dan juga latar belakang keturunan. Keberadaan gigi saat lahir atau beberpaa bulan setelah lahir adalah kondisi yang jarang terjadi. Apabila gigi yang muncul premature ini terdapat kegoyangan gigi yang disebabkan oleh perkembangan akar yang terbatas, disarakan gigi ini dicabut saja karena ada kemungkinan tertelan dan adanya rasa tidak nyamanibu saat menyusui. Natal teeth yang tidak goyang tidak perlu dicabut. (Chaerita Maulani:2005) 2. Erupsi gigi tertunda Gigi sulung yang muncul terlambat (retardasi) dapat terjadi pada anak yang ibunya mengalami kekurangan gizi pada saat hamil. Keterlambatan ini tidak perlu dikhawatirkan. Biasanya gigi sulung akan mulai muncul pertama kali di usia sekitar 12 bulan. Namun keterlambatan tumbuh lebih dari 6 bulanmerupakan pertanda bagi orang tua untuk mengunjungi dokter gigi. Dokter gigi nantinya akan mencari sebab mengapa gigi sulung akan muncul terlambat. (Chaerita Maulani:2005) 3. Teething Teething yaitu proses fisiologis waktu erupsi diikuti gejala local dan sistemik. Gejala-gejala yang timbul pada saat pertumbuhan gigi biasanya adalah gusi yang terasa gatal, sehingga anak menggigit-gigit suatu benda yang menimbulkan keluarnya air liur secara berlebih (hipersalivasi) dan putih

sekitar gigi. Ketidaknyamanan bayi seperti demam, kemudian anak menjadi gelisah disebabkan karena pembentukan gigi bertepatan dengan perubahan saraf dan otot yang terjadi pada masa perkembangan anak. Dan nafsu makan anak juga berkurang. 4. Submerged teeth Yaitu molar sulung gagal mempertahankan posisinya, akibat pertunbuhan gigi disebelahnya yaitu molar sulung menjadi dibawah permukaan oklusal.

2.2

Alasan perawatan gigi sulung Banyak orang tua mengira bahwa gigi sulung atau sering juga disebut sebagai gigi susu tidak perlu dirawat. Mereka berpendapat bahwa gigi sulung tidak lama ada dalam mulut dan pada saatnya akan diganti dengan gigi tetap atau gigi permanen yang lebih kuat dan lebih besar. Mereka tidak tahu bahwa cukup banyak akibat yang dapat terjadi bila gigi sulung atau gigi susu tidak dirawat dengan baik. Pengaruhnya cukup besar terhadap perkembangan gigi tetap, pertumbuhan dan perkembangan rahang, kesehatan umum anak tersebut dan juga dapat mempengaruhi kepribadian dan psikologis penderita. Gigi sulung atau gigi susu harus dipertahankan sampai saat eksfoliasi normal karena alasan sebagai berikut (Kennedy,1976) : 1. Mempertahankan lengkung rahang. 2. Mempertahankan kesehatan dalam mulut. 3. Mencegah dan menghilangkan rasa sakit. 4. Mempertahankan dan memperbaiki penampilan. Penjelasannya sebagai berikut : 1. Mempertahankan Lengkung Rahang Kehilangan dini gigi sulung adalah penyebab lokal terjadinya maloklusi. Gigi sulung harus tetap dirawat dan dipertahankan karena merupakan space maintainer yang paling baik. Meskipun mempertahankan gigi sulung sampai

saatnya tanggal tidak menjamin tidak terjadinya maloklusi tetapi yang pasti dapat mengurangi parahnya maloklusi. Kehilangan dini gigi molar sulung lebih parah akibatnya dari kehilangan dini gigi insisivus sulung. Kehilangan gigi sulung makin dini makin parah akibatnya. Contohnya, kehilangan dini gigi molar kedua sulung umur tiga tahun lebih parah dari kehilangan gigi yang sama umur delapan tahun. Lokasi gigi yang tanggal dinipun mempunyai pengaruh yang besar. Bila gigi sulung tanggal dini, gigi di sebelahnya akan mengisi tempat yang belum ditempati gigi pengganti. Gigi lawan juga dapat mengisi tempat yang kosong. Bila saatnya gigi pengganti akan erupsi akan kekurangan ruang sehingga tumbuhnya akan terhambat dan tidak pada lengkung rahang gigi yang seharusnya. Pergeseran gigipun dapat terjadi karena adanya karies dipermukaan proksimal (mesial dan/atau distal). Bila gigi yang berlubang itu tidak dirawat, maka gigi sebelahnya dapat bergeser mengisi ruang yang terjadi karena gigi berlubang. Kehilangan gigi anterior selain dapat menyebabkan pergeseran gigi sebelahnya juga dapat mempengaruhi penampilan. 2. Mempertahankan Kesehatan Gigi Menurut teori Miller, mikroorganisme Laktobasillus acidophilus dan Streptococcus mutans, berhubungan erat dengan proses karies gigi. Telah dibuktikan bahwa dengan melakukan penambalan pada gigi yang karies maka jumlah kuman dalam mulut berkurang (Elliot cit. Kennedy, 1976). Anak yang mempunyai sedikit gigi yang karies jumlah kuman yang ada didalam mulutnya sedikit. Mengurangi jumlah gigi yang berlubang (dengan merawatnya) juga akan mengurangi jumlah gigi tetap yang karies. Nikiforuk dan Pulver (1969 cit. Kennedy, 1976) menyatakan bahwa ada unsur perpindahan mikroorganisme, kuman yang ada pada gigi sulung yang tidak terrawat merupakan sebagaian penyebab karies pada gigi tetap. Merawat gigi yang karies akan memberi efek yang baik. Contohnya, orang tua sering mengeluh anaknya tidak mempunyai nafsu makan. Dokter sering memberikan tonic atau obat nafsu makan, sebenarnya masalahnya terletak pada

gigi yang karies. Anak tidak mau makan karena setiap kali dia mengunyah akan terasa sakit, atau ada makanan yang terselip, sehingga penderita hanya mau makan makanan yang lunak saja. Bila gigi mereka yang karies dirawat, mereka bisa menikmati segala jenis makanan termasuk sayuran dan buah. Dengan gizi yang baik, pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi lebih baik

sehingga seluruh penghidupannya akan lebih baik. 3. Mencegah dan Menghilangkan Rasa Sakit Dilihat dari sudut penderita, orang tua maupun dokter gigi mencegah rasa sakit lebih mudah daripada mengobati. Masalah yang harus dihadapi dokter gigi sehari-hari adalah penderita datang dalam keadaan sakit. Merawat pasien anak lebih sulit dari orang dewasa dan anak yang sakit ini bisa kurang tidur, kurang istirahat dan adanya rasa sakit mempersulit perawatan penderita. Dokter gigi harus menghadapi pasien yang sedang dalam keadaan tidak menyenangkan. Pengalaman ke dokter gigi yang buruk ini dapat mempengaruhi pendapat penderita tentang berobat ke dokter gigi seumur hidupnya. Mencegah rasa sakit paling penting. bila karies terdiagnosa dini perawatannya lebih mudah, sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama. 4. Mempertahankan dan Memperbaiki Penampilan Setiap individu mempunyai pendapat sendiri mengenai giginya untuk penampilan maupun fungsinya, sehingga kita tidak yakin pendapat seseorang mengenai giginya. Orang tua pasti menghargai restorasi gigi anterior atau perawatan orthodonti karena alasan estetik. Anak mulai memperhatikan penampilannya sejak dapat bersosialisasi. Mereka ingin seperti temannya dan tidak mau dikritik oleh temannya. Bila mereka dicemooh oleh teman karena giginya, dapat terjadi trauma psikologis. Pada anak yang sudah sekolah dapat menyatakan pendapatnya sendiri. Anak yang masih kecil sangat tergantung pada pengaruh orang tuanya.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Perbedaan gigi sulung dengan gigi permanen Gigi susu atau biasa disebut gigi sulung adalah struktur keras yang terkalsifikasi yang digunakan untuk mengunyah makanan dan berwarna putih seperti susu sehingga disebut dengan gigi susu. Gigi sulung berjumlah 20 buah dengan jenis gigi insisiv (gigi seri), gigi kaninus (gigi taring) dan gigi molar (gigi geraham). Dan masing-masing jenis gigi memiliki jumlah berbeda-beda yang tumbuh pada rahang atas dan rahang bawah. Gigi insisiv berjumlah 8, gigi kaninus 4 dan gigi molar 8. Pada gigi sulung memiliki jenis yang sama dengan gigi permanen namun pada gigi permanen terdapat dua jenis gigi molar yaitu molar dan premolar sedangkan pada gigi sulung hanya terdapat molar saja. Gigi geligi sulung ini nantinya akan digantikan oleh gigi permanen yang berjumlah 32, apabila gigi geligi permanen tersebut erupsi secara normal dan lengkap. Gigi sulung memiliki beberapa perbedaan dengan gigi permanen. Hal ini dapat dilihat dari jumlah, bentuk, waktu erupsi dan struktur. Jika dibandingkan dengan gigi permanen, makota gigi sulung lebih kecil dalam segala ukuran dan dimensi. Memiliki cervical ridge yang lebih menonjol dengan leher yang lebih sempit, warna lebih cerah dan memiliki akar yang lebih melebar. Selain itu juga terdapat beberapa perbedaan sebagai berikut: No Gigi sulung 1 Gigi sulung tidak memiliki gigi premolar ataupun gigi yang menyerupai gigi premolar 2 Gigi geligi sulung lebih putih 3 Akar-akar gigi susu mengalami resorpsi 4 Akar-akar molar susu relative lebih sempit/ramping, panjang dan lebih divergen 5 Ukuran mesio-distal akar-akar gigi sulung depan sempit Gigi permanen Gigi permanen memiliki premolar

gigi

Gigi geligi permanen lebih kuning Akar-akar gigi permanen tidak mengalami resorpsi Akar-akar molar permanen lebih lebar, pendek dan lebih konvergen Ukuran mesio-distal akar-akar gigi permanen depan lebar

6 7 8 9

10

Mesio-distal>cervico-incisal Pada gigi sulung tidak terbentuk sekunder dentin Permukaan fasialnya lebih licin Akar-akar dan korona sulung mesio-distal dan sepertiga servikal lebih sempit Perbedaan formula dan jumlahnya: gigi sulung: i 2/2, c 1/1, m 2/2 = 10. Jumlah = 20

Cervico-incisl>mesio-distal Pada gigi permanen terbentuk sekunder dentin Permukaannya fasialnya lebih kasar Akar-akar dan korona gigi permanen mesio-distal dan sepertiga servikal lebih lebar Perbedaan formula dan jumlahnya: gigi permanen: I 2/2, C 1/1, P 2/2, M 3/3 = 16. Jumlah = 32

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat beberapa perbedaan antara gigi sulung dan gigi permanen. Gigi sulung juga memiliki ukuran yang relative kecil dibandingkan gigi permanen dan satu gigi dengan gigi lainnya memiliki letak yang cukup renggang pada lengkung rahang karena sebagai persiapan tempat erupsi untuk gigi permanen yang berukuran lebih besar. Sehingga gigi permanen tidak akan renggang lagi satu dengan lainnya. Sebaliknya, gigi geligi permanen akan tumbuh rapat satu sama lain. 3.2 Tahapan erupsi gigi sulung pada rahang atas dan rahang bawah Normalnya, bayi yang baru dilahirkan tidak mempunyai gigi, walaupun benih gigi sudah ada jauh sebelum bayi tersebut dilahirkan. Pembentukkan gigi sulung dimulai sejak janin masih dalam kandungan usia 6-8 minggu kehamilan ibu dan gigi sulung pertama akan mulai tumbuh pada masa bayi berusia kurang lebih 6 bulan sejak ia lahir. Masa pembentukan gigi perlu diperhatikan karena merupakan masa rentan. Gangguan yang terjadi pada kehamilan saat pembentukkan struktur gigi sedang berlangsung dapat menyebabkan kelainan pada gigi itu nantinya. Masa pertumbuhan gigi tidaklah sama pada setiap anak. Ada yang masa pertumbuhannya cepat sekali, begitu lahir sudah ada gigi sulung yang muncul, ada pula yang sampai usia 1 tahun gigi sulungnya baru mau erupsi atau bahkan belum erupsi. Usia yang dimaksudkan disini adalah relative bisa lebih atau kurang. Munculnya gigi sulung secara normal, pertama kali antara usia 4-6 bulan

dan paling lambat antara 20-26 bulan. Munculnya gigi sulung sebelum waktunya disebut premature dan munculnya gigi yang terlambat disebut retardasi. Gigi akan tumbuh secara lengkap sejumlah 20 buah pada usia antara 24 bulan sampai dengan 36 bulan yaitu 10 gigi pada rahang atas dan 10 gigi pada rahang bawah. Gigi sulung yang tumbuh lebih cepat atau tumbuh terlambat tidak perlu dikhawatirkan. Selama masih dalam kurun waktu tersebut, pertumbuhan masih dianggap normal. Gigi tumbuh secara beurutan yang dimulai dari gigi insisivus pertama bawah, kemudian diikuti oleh gigi insisivus pertama atas. Selanjutnya gigi insisivus kedua atas dan bawah akan tumbuh pada usia satu tahun. Apabila munculnya gigi insisivus pertama lambat, kemungkinan akan terjadi keterlambatan pada munculnya gigi berikutnya. Pada usia sekitar 13-19 bulan gigi molar pertama atas dan bawah akan erupsi yang diikuti oleh erupsinya gigi caninus. Pada usia 2 tahun erupsi gigi molar dua atas dan bawah dan mencapai pertumbuhan sempurna pada saat anak berusia 3 tahun. Saat gigi sulung tumbuh dengan sempurna kurang lebih saat usia 6 tahun, tulang rahang akan berkembang sesuai dengan lebar lengkung rahang. Pada saat ini maka akan terlihat jarak atau ruang antar gigi yang disebut diastema. Al ini merupakan keadaan yang normal, karena dengan tumbuhnya gigi tetap, pengganti ruangan yang diperlukan sudah cukup tersedia. Berikut adalah gambar erupsi dari gigi geligi sulung yang sesuai dengan urutan erupsi

Dengan demikian gigi geligi sulung berguna dan berpengaruh teradap perkembangan rahang, erupsi gigi geligi tetap, perkembangan fisik dan mental anak dan kesehatan individu karena dengan keilangan dini gigi sulung, mengakibatkan perkembangan rahang yang normal tidak mungkin terjadi dan gigi M1 tidak dapat tumbuh pada posisi yang normal sebagai kunci dari oklusi. 3.3 Akibat dari gigi sulung yang tidak dirawat Gigi sulung sama pentingnya dengan permanen walaupun gigi sulung hanya tumbuh sementara namun kesehatan dan kebersihannya harus tetap dijaga. Karena gigi sulung menjadi patokan bagi gigi permanen untuk tumbuh menggantikan gigi sulung. Meskipun gigi sulung yang berjumlah 20 buah hanya bersifat temporer, kebersihan dan kesehatannya tetap harus menjadi peratian orang tua sedini mungkin. Apabila gigi sulung tidak dirawat dapat menyebabkan beberapa hal yang bisa berpengaruh terhadap kesehatan maupun estetik. Berikut beberapa hal akibat dari gigi sulung yang tidak dirawat:

1. Gigi sulung yang tidak disikat dengan benar menyebabkan plak gigi (kombinasi saliva, sisa makanan dan bakteri) akan terbentuk. Ketika bakteri bertemu dengan sisa makanan, terutama gula maka akan terbentuklah asam. Jika asam ini tidak dibersihkan, dapat merusak email gigi yang menyebabkan gigi berlubang yang makin lama akan semakin membesar. 2. Gigi berlubang pada gigi sulung dapat mengakibatkan gigi sulung harus di tambal ataupun di cabut. Gigi sulung merupakan penunjuk jalan gigi permanen sehingga pencabutan gigi sulung yang terlalu dini, jauh sebelum gigi permaen pengganti dibawahnya muncul membuat gigi tetap dibawahnya kehilangan arah dan tumbuh bukan pada tempat semestinya. Contohnya gigi caninus yang tumbuhnya ektopik atau diluar lengkung. Kemungkinan besar disebabkan karena gigi caninus sulung yang tanggal dini. Gigi yang berlubang pada bagian yang berkontak dengan gigi tetangganya, akan menyebabkan titik kontak gigi hilang dan dapat menyebabkan pergeseran gigi. Pergeseran ini menyebabkan panjang lengkung rahang menjadi berkurang, sehingga gigi yang tumbuh belakangan, kekurangan tempat. 3. Kehilangan dini gigi sulung pada anak juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan wajah, tulang rahang dan oklusi gigi geligi. Sehingga dapat menyebabkan kehilangan keseimbangan struktur, efisiensi

pengunyahan, dan keharmonisan wajah. Pada umumnya kehilangan dini gigi sulung disebabkan karies yang tidak dirawat atau bisa karena trauma dan pada beberapa kasus benihnya tidak ada. Gigi susu yang tanggal terlalu dini dapat terjadi pada satu gigi atau lebih, gigi depan maupun belakang, dan akan menyebabkan terjadinya beberapa hal, seperti penutupan ruangan yang tidak terkontrol akibat pergeseran gigi-gigi tetangga dari gigi yang hilang tersebut yang akan menyebabkan malposisi gigi tetap pengganti, baik di lengkung gigi depan maupun gigi belakang. Gangguan waktu bicara. Gangguan fungsi bicara ini terjadi terutama pada saat pengucapan huruf-huruf mati S, Z, V, dan F. Kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk yang akan timbul biasanya adalah menjulurkan lidah pada tempat yang

kosong tersebut. Kebiasaan buruk yang terus berlanjut setelah tumbuhnya gigi tetap pengganti akan menyebabkan berubahnya posisi gigi tetap akibat tekanan yang terus menerus dari lidah. Trauma psikis. Kehilangan dini gigi susu, terutama gigi depan, akan menyebabkan rasa rendah diri terutama pada anak wanita. Trauma psikis dapat mempengaruhi hubungan sosial dengan teman-temannya. Gangguan fungsi pengunyahan. Bila kehilangan dini gigi susu terjadi pada gigi belakang dapat mengurangi fungsi pengunyahan. 3.4 Cara perawatan gigi sulung pada anak Orang tua sering menyepelekan kesehatan gigi pada anak. Padahal tanpa gigi yang sehat, si anak tidak akan mendapat asupan gizi yang baik. Akibatnya, perkembangan dan pertumbuhan si anak menjadi sangat terganggu. Maka pada gigi sulung anak peran orang tua sangat penting dalam menjaga kesehatan dan kebersihan gigi sulung anak. Orang tua harus mengetahui bagaiman cara melakukan perawatan pada gigi sulung anak. Agar gigi sulung anak dapat terjaga dengan baik. Berikut adalah cara-cara perawatan gigi sulung anak: 1. Membersihkan gigi anak Orang tua sudah harus membersihkan gigi anak sedini mungkin, bahkan ketika masih berusia beberapa bulan saat gigi belum mulai muncul. Anda bisa menggunakan spons halus basah, yang berfungsi sebagai sarung tangan, untuk mengelap dan memijat gusi bayi dua kali sehari. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan mulut dan membiasakan anak dengan perawatan mulut. 2. Mengajari anak menyikat gigi Mengajari anak menyikat gigi membutuhkan konsistensi dan harus dimulai sejak dini. Perawatan gigi sulung anak dapat dimulai dengan menyikat gigi anak segera setelah gigi sulungnya tumbuh. Membiasakan anak menyikat giginya minimal 2 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dan setelah makan-makanan yang manis. Gunakan siakt gigi anak yang

lembut dan beri pasta gigi berfluoride sebanyak ukuran kacang polong. Karena fluoride dapat menguatkan gigi dan mencegah terjadinya gigi berlubang. 3. Memeriksakan gigi secara rutin Pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali ke dokter gigi tetap diperlukan. Hal ini berguna untuk memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta medeteksi kelainan gigi sejak dini. Orang tua diharapkan untuk berperan serta dalam memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak-anak di rumah. Keluhan-keluhan ataupun kelainan yang ditunjukkan anak perlu mendapat perhatian. Sering kali anak belum dapat menjelaskan rasa sakit, tetapi ia menolak makan-makanan yang keras atau mengunyah makanan pada satu sisi atau nafsu makannya hilang sama sekali. Hal ini perlu diperhatikan karena mungkin saja anak mengalami sakit gigi atau kelainan pada fungsi pengunyahan. Kunjungan pertama ke dokter gigi sebaiknya mulai dilakukan pada saat anak berusia dua tahun. 4. Menghilakan kebiasaan buruk Kebiasaan buruk yang sering terjadi pada anak adalah sindroma susu botol. Sindroma ini adalah karies pada gigi sulung anak yang biasanya menyerang gigi-gigi depan rahang atas, yang disebabkan oleh kebiasaan minum susu botol atau larutan gula pada waktu tidur. Faktor lain yang menentukan adalah lamanya gigi terekspos oleh zat gula. Gula tersebut akan diubah oleh bakteri plak menjadi asam. Asam yang diproduksi oleh bakteri inilah yang akan melarutkan email gigi anak sehingga gigi menjadi berlubang. 5. Konsumsi makanan yang bergizi Mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi dan mengurangi konsumsi gula yang berlebihan perlu diperhatikan. Kebanyakan anak-anak suka terhadap makanan yang manis-manis seperti coklat, biscuit, permen dan lain-lain. Maka hindari anak-anak dari jajanan manis diluar waktu makan dan menggantikan cemilan manis dengan buah atau sayuran.

Yang boleh dan tidak boleh soal gigi Sikatlah gigi anak dua kali sehari dan setelah makan-makanan yang manis. Periksakanlah label pada kemasan makanan untuk mengetahui kandungan gulanya. Belilah obat yang bebas gula. Bawalah anak kedokter gigi ketika anak berusia dua tahun. X Jangan biarkan anak tertidur ketika sedang minum susu atau jus dari botol X Jangan memberikan makanan atau minuman setelah anak menyikat giginya sebelum tidur

BAB 1V PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan kajian dari berbagai literature diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Gigi sulung memiliki beberapa perbedaan dengan gigi permanen mulai dari struktur, jumlah, bentuk dan waktu erupsi. 2. Gigi sulung memiliki urutan erupsi sebagai berikut: a. Gigi i1 bawah b. Gigi i1 atas c. Gigi i2 atas d. Gigi i2 bawah e. Gigi m1 atas f. Gigi m1 bawah g. Gigi c atas h. Gigi c bawah i. Gigi m2 bawah j. Gigi m2 atas 3. Gigi sulung yang tidak dirawat mengakibatkan karies pada gigi, tanggal premature, trauma psikis, gangguan pengunyahan, gangguan estetik bahkan mengganggu fungsi bicara. 4. Cara merawat gigi sulung anak yaitu dengan cara membersihkan gigi anak, mengajari anak menyikat gigi, memeriksan gigi secara rutin, menghilangkan kebiasaan buruk dan mengkonsumsi makan-makanan bergizi. 4.2 Saran Berdasarkan kajian diatas, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Menggalakkan penyuluhan kepada masyarakat umum untuk lebih memperhatikan kesehatan gigi dan mulut terutama untuk gigi sulung. 2. Mensosialisasikan perawatan gigi sulung yang baik dan benar kepada para orang tua.

DAFTAR PUSTAKA Maulani, Chaerita. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Prasko. 2011. Mengapa Gigi Sulung harus Dirawat. Available at http://www.prasko.com/2011/08/mengapa-gigi-sulung-harus-dirawat.html Nasution, Minasari Imran. 2008. Morfologi Gigi Desidui dan Gigi Permanen. Available at http://usupress.usu.ac.id/files/Morfologi%20Gigi%20Desidui%20dan%20Gigi
%20Permanen_Final_Normal.pdf

Thompson, June. 2003. Toddlecare. Jakarta: Erlangga.

You might also like