You are on page 1of 13

110 Berdasarkan hasil-hasil pengamatan pada 3 MST, 5 MST dan selanjutnya terlihat bahwa efektifitas dari isolat-isolat Beauveria

spp. sangat ben/ariasi. Sebagian isolat memperlihatkan efektifitas yang tinggi terhadap penggerek batang sepeni isolat B27, B32, B36 dan B47, tetapi isolat B07, B46 dsb. menwperlihatkan virulensi yang rendah. Meskipun demikian secara umum semua isolat Bauveria spp. yang diuji dapat menekan populasi O. furnaca/is. Perbedaan virulensi isolat-isolat kemungkinan berhubungan dengan sifat-sifat yang dimilikinyau Dari hasil pengamatan diketahui bahwa isolat B27, B32 dan B34 mempunyai daya kecambah yang cukup tinggi yaifu masfg-masing 92%, 92% dan 95% dan berbeda dengan isolat B07 dan B46 yang hanya mempunyai daya kecambah 79% dan 73%. lsolat-isolat B27, B32 dan B34 juga umumnya dapat memproduksi konidia Iebih tinggi yaitu 8 x 106 konidia per ml (6,90) saat berumur 12 HSI berbeda dengan B07 yang hanya mampu memproduksi konidia 4 x 105 konidia per ml (5,60). Daya bunuh isolat Beauveria spp. sangat tergantung dari konsentrasi, daya kecambah dan tingkat virulensi (Ferron, et al, 1980 ; Feng et al, 1994 ; Soenartiningsih dan Yasin, 1999). Faktor lain yang turut berperan terhadap tinggi rendahnya virulensi suatu isolat adalah adanya metabolik sekunder yang dihasilkan. Metabolik sekunder yang dihasilkan oleh Beauveria spp. adalah enzim chitinase, protease, lipase dan estrase (Bidochka dan

Khachatourians, 1987 ; Gupta et a/., 1992 ; Shimizu, 1993 ; Huvukkala et al. (1993). " lll Berdasarkan hasul pengamatan telah dltemukan bahwa jumlah larva tennfeksl pada 3 MST terus menrngkat pada pengamatan 5 MST Hal mi terjadl karena apllkasl Beauver/a spp dllakukan saat 3 MST sehlngga pengaruh Beauver/a spp sudah terllhat pada 5 MST Pada 5 MST dltemukan larva yang mats akrbat ll'lfkSl Beauver/a spp pada semua tanaman yang dlap|lKaSl cendawan sedangkan pada petak kontrol tndak dltemukan larva tennfeksl Pada pengamatan 3 MST dan 5 MST larva O fumaca//s yang '[flfKSl tertlnggl mencapal 6 ekor per 32 batang yaltu pada petak yang d|apl|kas| lsolat B32 Sedangkan pada petak

kontrol tldak d|temukan larva tennfeksl (Tabel 10)

HZ Tabel 10. Jumlah Larva O. furnacalis Tennfeksl per 32 Batang pada Penelitian Efektifitas Beberapa lsolat Beauveria spp. Terhadap O. furnaca/is, KP. Bontobili, Gowa. lsolat Pengamatan (MST) Skor Nilai 3 5 7 9 11 Rata-rata B 07 Aphids) ' B 22 Aphids) B 23 O.furnaca/is) B 24 Ofurnacalis) B 27 Ofurnaca/is) B 30 O.furnaca/is) B 31 H. armigera) B 32 (O.furnacalis) B 33 (N. Iugens) B 34 (O.furnacaIis B 36 (O.furnacal/s B 40 (H. armigera) B 41 (N. virescens) B 46 ( O. rhinoceros) ,B 47 (O.furnaca/is) B 50 (H. armigera) B 51 (O.furnacaIis) B 52 (N. /ugens)

Kontrol /\/K/\/\/-\/-\/\ \_/\/ 3c le 2d 2d 5ab 2d 2d 6a 4b 6a 5ab 3c 3c le 6a 2d 2d 2d Of 3d 3d 3d 5c 9b

5c 5c 13a 6c 10ab 10ab 6c 4cd 4cd 11ab 5c 4cd 5c 0d 3c 3c 4c 3c 10a 5b 6b 11a 5b 9a 7b 3c 3c

3c 6b 4c 2d 4c Od 2 c 2,00 2 c 1,70 2 c 2,86 3 bc 2,86 5 ab 3,25 4 b 2,35 2 c 2,00 6 a 3,95 3 bc 2,35 6 a 3,70 4 b 3,35 2 c 1,95 2 c 1,90 1 d 1,60 4 b 4,00 3 bc 2,30 1 d 3,36 2 c 2,05 0 d 1,00 KK(%) 24,4 26,60 32,3

23,40 24,60 Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 O/O uji Duncan. MST = Minggu setelah tanam Variasi jumlah larva terinfeksl juga ditemukan pada pengamatan 7 MST sampai pengamatan terakhir. Pada umumnya perlakuan isolat-lsolat B27, B32, B34 dan B47 menyebabkan jumlah larva terinfeksi lebih tinggi dibandingkan dengan B22 dan B46. Tingginya larva terinfeksi pada perlakuan tenentu berimplikasi dengan rendahnya padat populasi paliha petak-petak tersebut (Tabel 10). Pada Tabel 10 ditunjukkan nilal skor larva terinfeksi. lsolat B47 mempunyai skor 4. yang merupakan skor tertinggl. ini menunjukkan bahwa lsolat B47 merupakan lsolat yang paling eferi

H3 menekan penggerek batang jagung kemudian diikuti oleh isolat B32, B34, dan B36 dengan skor masing-masing 3,95, 3,70, dan 3,35. Skor yang terendah ditemukan pada perlakuan isolat B46 dengan nilal skor 1,60. Hasil-hasil penelitian di Iapangan ini sejalan dengan hasilhasil penelitlan sebalumnya, bahwa isolat B32, B34, B36 dan B47 selalu x mempunyai virulensi yang lebih tinggi dibandlngkan isolat-isolat B07, B22 dan B46. Larva yang mati karena terinfeksi oleh Beauveria spp. mengeras dan bewvarna coklat kehitam-hitaman yang lama kelamaan akan berubah menjadi putih (Gambar 6). Warna putih ini disebabkan karena seluruh tubuh telah diselimuti oleh miselium dari Beauveria spp. Munculnya"miselium

dipermukaan larva yang mati dlmungkinkan karena kelembaban tempat penelitian cukup tinggi. Kelembaban selama penelitian berlangsung berkisar 89 % - 94 %. Menurut Ferron (1977), kelembaban yang tinggi diperlukan untuk perkembangan miselium dan pembentukan konidia pada permukaan tubuh serangga yang mati. Junianto dan Endang (1994) mengemukakan bahwa konidia muncul dipermukaan larva pada kelembaban 92,5 %. Penelitian ini selain mengamati padat populasi O. fumacalis juga diamati kerusakan yang ditimbulkan, termasuk kerusakan daun. ~Hasil pengamatan kerusakan daun yang diakibatkan oleh O. furnacalis pada 3 MST, berkisar antara 17,17% - 21,83% dan kerusakan ini hampir merata pada petak-petak penelitian. Keadaan kerusakandaun pada 3 MST hampir 1 1 I4 sama dengan kerusakan pada 5 MST. Pada pengamatan 5 MST terlihat bahwa meskipun sangat ben/ariasi, periakuan isolat Beauveria spp., 1 tampaknya menekan kerusakan daun oleh O. furnaca/is. Kerusakan daun terendah ditemukan pada perlakuan B32 dan B36, sedangkan perlakuan isolat Beauveria spp. lainnya ben/ariasi antara 15% - 20% (Tabel 11). Pada pengamatan 7 MST cenderung memperlihatkan hal yang sama. Perlakuan isolat B27, B32, B36 memperlihatkan persentase kerusakan daun lebih rendah dibanding dengan perlakuan isolat B07, B46, B52 dsb. /\ Tabei 11. Persentase Kerusakan Daun pada Penelitian Efektifitas Beberapa lsolat Beauveria spp. terhadap Ostr/nia furnacalis, KP. Bontobili. Gowa. "'1 lsolat Pengamatan (MST) Skor Nilai 3 5 7 Rata-rata

B 07 Aphids) 18,67 tn 18,00 bc 15,77 c 2,17 B 22 Aphids) B 23 Ofurnaca/is B 24 Ofurnaca/is B 27 O.furnacaIis B 30 Ofurnaca/is H. armigera (O. furnaca/is (N. /ugens) (O. furnacalis Ofurnacal/'s H. armigera) N. virescens) Orhinoceros) B 47 Ofurnaca/is) B 50 H. armigera) B 51 Ofurnaca/is) 19,67 19,67 20,17 19,00 18,33 19,33 17,17 19,87 20,00 18,00

19,76 20,50 20,69 19.33 19,50 18,10 19,73 21 83 17,33 be 17,00 bc 17,67 bc 15,80 be 16,00 bc 14,77 c 14.73 c 17,33 bc 15,17 c 14,07 c 17.13 bc 17,33 bc 19,47 b 15,40 c 17,47 be 17,33 bc 17.50 bc 26 30 a 15,10 c

14,50 cd 14,50 cd 11,76e 13,00 d 13,00d 7,57f 14,77 cd 9,67 ef 10,43 e 14,73 cd 14,33 cd 18,43 b 11,67 e 15,67 c 16,00 0 15,93 c 31 13 a 2.17 2.30 2,30 2.83 2.50 2.67 3.33 2.30 31? .2, I-., .

\).\ ~.< 2?? 2!: x .Q. 2:

1920 1130 670 B 52 (N. /ugens) Kontrol KK (%) Angka yang dukutn huruf ya taraf 5 % up Duncan = Tldak nyata MST = Mnnggu setelah tan ng sama pada kolorn yang sama trdak berbeda nyata am /\/-\/-\/\/\,\/\ zszx/\/\/\/-\/\ \/\_/ \/\-/\./\_/\./\/ v 1 1 1 1

B 31 B 32 B 33 B 34 B 36 B 40 B 41 B46 1 tn

115 O. furnaca/is merupakan hama utama tanaman jagung. Ngengat betina O. furnacalis di lapangan meletakkan telurnya pada tanaman jagung sejak tanaman berunwur kurang lebih dua minggu. Larva instar I dan ll mulai menyerang tanaman jagung yang berumur 2 sampai 4 minggu dan menyebabkan kerusakanpada daun. Larva yang menyerang tanaman jagung yang berumur 6 rninggu menyebabkan kerusakan pada daun, batang, bunga jantan, bunga betina/tongkol muda (Nonci dan Baco, 1987). Pada fase vegetatif tanaman jagung, hama O. furnacalis dapat menyebabkan kerusakan hebat pada daun sehingga proses fotosintesis berkurang. Hasil pengamatan pada 7 MST terlihat bahwa kerusakan bunga jantan pada perlakuan Beauveria spp. sangat bervariasi. Perlakuan isolat B27, B32 dan B34 menghasilkan kerusakan bunga jantan di bawah 10%. Sedangkan perlakuan isolat B07, B46 dan B52 menghasilkan tingkat kerusakan bunga jantan di atas 15%. Pada pengamatan 9 MST memperlihatkan hal yang sama yaitu kerusakan bunga jantan pada perlakuan isolat B27, B32, B34 dan

B36 di bawah 10% (Tabel 12). Tanaman jagung yang dipenakuan dengan isolat B07, B46 dan B52 diserang oleha Ofurnacalis lebih berat dan menyebabkan kerusakan bunga jantan diatas 15%, sedangkan pada kontrol kerusakan bunga jantan mencapai 27%.

You might also like