You are on page 1of 88

PROYEK AKHIR

SIMULASI JARINGAN WIRELESS GSM


BERBASIS PERANGKAT LUNAK

Indra Bagus Eko Prasetyo


NRP. 7203 030 012

Dosen Pembimbing :

Aries Pratiarso, ST, MT.


NIP. 131 964 953

M. Zen Samsono Hadi, ST.


NIP. 132 303 871

JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
S U R A B A Y A 2006
SIMULASI JARINGAN WIRELESS GSM
BERBASIS PERANGKAT LUNAK
Oleh:
INDRA BAGUS EKO PRASETYO
7203 030 012

Proyek Akhir ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.)
di
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Disetujui oleh
Tim Penguji Proyek Akhir: Dosen Pembimbing:

1. Ir. Yoedy Moegiharto, MT. 1. Aries Pratiarso, ST, MT.


NIP. 131 651 259 NIP. 131 964 953

2. Ir. Nur Adi Siswandari, MT. 2. M. Zen Samsono Hadi, ST.


NIP. 132 093 220 NIP. 132 303 871

3. Djoko Santoso, ST.


NIP. 131 793 753

Mengetahui
Ketua Jurusan Telekomunikasi

Drs. Miftahul Huda, MT.


NIP. 132 055 257

ii
ABSTRAK

Proyek akhir ini menitik-beratkan pada pembuatan jaringan


wireless pada GSM menggunakan perangkat lunak. Untuk mencapai
tujuan tersebut, maka perlu dilakukan perancangan dari topologi
jaringan GSM. Untuk pembuatan topologi jaringan digunakan metode
access jaringan GSM. Untuk jaringan wireless pada GSM digunakan
metode access TDMA. Di dalam proyek akhir ini di gunakan perangkat
lunak Network Simulator (NS2). Di dalam simulasi ini akan ditampilkan
sebuah base station dan empat mobile station yang sedang melakukan
komunikasi data atau pengiriman data. Dalam buku proyek akhir ini
dipaparkan tentang proses pembuatan simulasi masing – masing
jaringan dengan menggunakan bahasa pemrograman pada NS2.

Kata kunci : Metode Access, TDMA, Network Simulator (NS2)

iii
ABSTRACT

This final project presents the research about making of


wireless network GSM simulation using software. To reach that
intention, it need to design for GSM network topology. For making of
network topology used access method each of network. For wireless
network GSM used TDMA access method. In this final project will be
shown a base station and four mobile station doing data communication
or sending data. In this final project book, it is describe about process
making of simulation each of network used program language of NS2.

Key words : Metode Access, TDMA, Network Simulator (NS2)

iv
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT karena


hanya dengan rahmat, taufik dan hidayah Nya kami dapat
menyelesaikan proyek akhir ini dengan judul :

“Simulasi Jaringan Wireless GSM Berbasis Perangkat Lunak ”

Dalam menyelesaikan proyek akhir ini, kami berpegang pada teori


yang pernah kami dapatkan dan bimbingan dari dosen pembimbing
proyek akhir. Dan pihak – pihak lain yang sangat membantu hingga
sampai terselesaikannya proyek akhir ini.
Proyek akhir ini merupakan salah satu syarat akademis untuk
memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.) di Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada
perancangan dan pembuatan buku proyek akhir ini. Oleh karena itu,
besar harapan kami untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.
Semoga buku ini dapat memberikan manfaaat bagi para mahasiswa
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya pada umumnya dan dapat
memberikan nilai lebih untuk para pembaca pada khususnya.

Surabaya, Agustus 2006

Penyusun

v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam pelaksanaan dan pembuatan proyek akhir ini kami banyak
menerima dan bantuan dari berbagai pihak. Kami bersyukur sebesar –
besarnya kepada Allah SWT atas semua karunia yang telah diberikan-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan baik.
Dan tanpa menghilangkan rasa hormat kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah membantu kami antara lain :
1. Ayah dan Ibuku yang sangat aku sayang dan cintai, terima kasih
atas do’a yang tulus dan semua dukungannya baik secara spiritual
maupun material yang tiada pernah ternilai harganya.
2. Bapak Dr. Ir. Titon., M.Eng, selaku Direktur Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.
3. Bapak Drs. Miftahul Huda, M.T selaku Ketua Jurusan
Telekomunikasi Politeknik Elektronika Surabaya.
4. Bapak Aries Pratiarso, ST, MT selaku dosen pembimbing dalam
pembuatan Tugas Akhir ini.
5. Bapak M. Zen Samsono Hadi, ST. selaku dosen pembimbing
dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
6. Dosen Penguji atas sarannya yang sangat membantu dalam
penyempurnaan Tugas Akhir ini.
7. Buat sobat – sobatku satu grup NS2, Mas Imam, Mr.Fat dan
Wong ganteng yang telah membantu selama ini, “Suwun seng
akeh mam!”.
8. Seluruh penghuni Radio propagation Laboratory, “unto team”
(lendra, tatak, henna, joss, arya, adib) dan buat pendatang baru
(deblonk, kacong, ase, kojack, tika, erlista)
9. Buat sobat - sobatku Sekelas Telkom A ’03, yang telah
memberikan bantuan dorongan dan doanya serta kekompakannya
selama kuliah.
10. Buat sweetyku Intan di tempat penantian yang selalu memberikan
do’a yang tulus, semangat di saat aku malas, dan dengan sabar
mendengarkan keluhanku meskipun sering ngambek ”Thanks
Honey ”.

vi
11. Buat seorang Mami yang selalu memberikan semangat dan
do’anya ”Makasih banyak ya Mi”.
12. Seluruh sobat – sobat team voly arek 3TA (Pak dhe, muamar,
fatir, afif, thuso, mamad) yang telah membuat pikiran panas
tambah panas ”ayo voli jeh”.
13. Seluruh penghuni Wisma 14 (Denok, Wowo’, Hendrik, Tatak
Endut, Wak Mo, Andika, Galih, Zebe dan para penghuni baru )
yang telah memberikan masukan, nasehat dan semuanya yang
telah membantu dalam mewujudkan proyek akhir ini.
14. Buat ” denok ” yang selalu ngoceh ”Suwun Laptope Nok” en
” Wowo ” ”Suwun Cak Wok”
15. Buat Mas Wildan, Mas Henry (Arek NS2-MPLS lab 406 Tek.
ELEKTRO) “Suwun Kabeh Mas”
16. Seluruh civitas akademika Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya – ITS.
17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

vii
DAFTAR ISI
Lembar Judul ...................................................................................... i
Lembar Pengesahan ............................................................................ ii
Abstrak ................................................................................................ iii
Abstract ............................................................................................... iv
Kata Pengantar .................................................................................... v
Ucapan Terima Kasih ......................................................................... vi
Daftar Isi ............................................................................................. viii
Daftar Gambar .................................................................................... x
Daftar Tabel ........................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1


1.1. Latar Belakang ................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ......................................................... 1
1.3. Batasan Masalah .............................................................. 2
1.4. Tujuan dan Manfaat .............................................................. 2
1.5. Metodologi ....................................................................... 3
a. Studi kasus.................................................................... 3
b. Peancangan Perangkat Lunak ...................................... 3
c. Pembuatan Perangkat Lunak ...................................... 3
d. Pengujian Perangkat Lunak ......................................... 3
1.6. Sistematika Pembahasan................................................... 3

BAB II TEORI PENUNJANG ........................................................ 5


2.1 Umum................................................................................ 5
2.2 Komunikasi Bergerak (Mobile Communication) ............ 5
2.2.1 Cells (dalam Mobile Communication)........................ 5
2.2.2 Handoff.................................................................... 6
2.2.3 BTS (Base Transceiver Station)................................ 6
2.2.4 Mobile station............................................................. 7
2.2.5 Frequency Reuse......................................................... 8
2.3 Teknologi GSM................................................................... 8
2.3.1 Jaringan GSM............. ............................................ 7
2.3.2 Modulasi GSM......................................................... 9
2.3.3 Pembagian sel........................................................... 10
2.3.4 Arsitektur GSM........................................................ 10
2.3.5 Sistem Switching...................................................... 11
a HLR.................................................................... 11
b MSC................................................................... 11
c VLR..................................................................... 11

viii
d AUC................................................................... 11
e EIR....................................................................... 11
2.3.6 Base station System................................................... 12
2.3.7 Operation dan Support System.................................. 12
2.3.8 Metode Access pada GSM......................................... 12
2.4 Network Simulator............................................................. 15
2.4.1 Pendahuluan....... .................................................... 15
2.4.2 Kelebihan NS2...........................................................15
2.4.3 Simulasi yang menggunakan NS2............................. 15
2.4.4 Konsep Dasar NS2..................................................... 16
2.4.5 Dasar Bahasa TCL dan OTCL................................. 17
a TCL.................................................................... 17
b OTCL................................................................. 20
2.4.6 Cara Membuat dan menjalankan script..................... 20
2.4.7 Output Simulasi NS.................................................. 21

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SIMULASI ......... 25


3.1 Perencanaan Sistem ......................................................... 25
3.2 Pembuatan Sistem ........................................................... 27
3.2.1 Instalasi NS2 pada Windows ................................ 27
3.3 Perencanaan simulasi jaringan wireless GSM................... 35

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI........... ................................ 51


4.1 Pendahuluan ..................................................................... 51
4.2 Analisa pada simulasi jaringan wireless GSM..................... 51
4.2.1 Analisa Delay............................. ............................. 53
4.2.2 Analisa Packet Loss.................................................. 57
4.2.3 Analisa Throughput.................................................. 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 63


5.1 Kesimpulan ...................................................................... 63
5.2 Saran ................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cells....................................................................... 5


Gambar 2.2 Handoff .................................................................. 6
Gambar 2.3 Struktur BTS............................................................. 7
Gambar 2.4 Konsep Frequency Reuse ........................................ 8
Gambar 2.5 Arsitektur Jaringan GSM ........................................ 10
Gambar 2.6 Stuktur Frame GSM................ ............................... 13
Gambar 2.7 TDMA..................................................................... 14
Gambar 2.8 TDMA membagi Frekuensi...................................... 14
Gambar 2.9 Hubungan C++ dan Otcl..................................... 17
Gambar 2.10 NAM Console......... ................................................ 21
Gambar 2.11 NAM.......................................................................... 22
Gambar 3.1 Jaringan Wireless ...................................................... 25
Gambar 3.2 Diagram alir sistem ............................................ 26
Gambar 3.3 Cygwin setup ................................................. 28
Gambar 3.4 Memilih source install .............................................. 28
Gambar 3.5 Memilih root directory ................................ 29
Gambar 3.6 Memilih Local Package Directory........................... 29
Gambar 3.7 Memilih Category ............................................... 30
Gambar 3.8 Tampilan View ............................................... 30
Gambar 3.9 Tampilan setelah skip ............................................... 31
Gambar 3.10 Instalasi berlangsung................................................ 31
Gambar 3.11 Create Icon ............................................................ 32
Gambar 3.12 Install Complete........................................................ 32
Gambar 3.13 DOS – PROMPT pada Cygwin.............................. 33
Gambar 3.14 Masuk folder home .......................................... 33
Gambar 3.15 Ekstrak file ns – allinone 2.27.tar.gz......................... 34
Gambar 3.16 Install ns-allinone...................................................... 34
Gambar 3.17 Tampilan Cygwin...................................................... 35
Gambar 3.18 Topology TDMA pada GSM..................................... 36
Gambar 3.19 Perencanaan topologi pengiriman data
MS I ke BS 37
Gambar 3.20 Perencanaan topologi base station.................. 41
Gambar 3.21 Perencanaan topologi mobile station pengirim...... 42
Gambar 3.22 Tampilan simulasi kirim data MS ke BS................ 44
Gambar 3.23 Perencanaan topologi mobile station penerima......... 44
Gambar 3.24 Perencanaan topologi pengiriman data dari
MS–I ke MS-IV melalui BS...................................... 45
Gambar 3.25 Tampilan simulasi MS-I mengirimkan data ke

x
MS – IV melalui BS...................................................47
Gambar 3.26 Perencanaan topologi MS – II mengirim data
Ke MS – III................................................................ 48
Gambar 3.27 Tampilan hasil simulasi MS – II mengirimkan data
Ke MS – III................................................................ 50
Gambar 4.1 Komunikasi antara MS – I (INDRA)
Dengan MS – IV (PRASETYO)............................. 52
Gambar 4.2 Komunikasi antara MS-I (BAGUS)
dengan MS-IV (EKO)............................................. 52
Gambar 4.3 Grafik Time Delay antar MS..................................... 56
Gambar 4.4 Grafik packet Loss semua mobile station................ 58
Gambar 4.6 Grafik packet Throughput.......................................... 61

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Delay time packet data dari MS-I (INDRA) ke


MS (PRASETYO) ...................................... ............. 53
Tabel 4.2 Delay time packet data dari MS-II (BAGUS) ke
MS III (EKO) ................................ ............. 54
Tabel 4.3 Delay time packet data dari MS-IV (PRASETYO)
ke MS – I (INDRA) ......................... ............. 54
Tabel 4.4 Delay time packet data dari MS-III (EKO) ke
MS II (BAGUS)..................................... ............. 55
Tabel 4.5 Delay Time Semua mobile station......................... 55
Tabel 4.6 Packet Loss Semua mobile station.......................... 57
Tabel 4.7 Throughput antara MS-I (INDRA) dengan
MS-IV (PRASETYO).............................................. 59
Tabel 4.8 Throughput antara MS-I (BAGUS) dengan
MS-IV (EKO)............................................................ 59
Tabel 4.9 Throughput antara MS-I (PRASETYO) dengan
MS-IV (INDRA)........................................................ 60
Tabel 4.10 Throughput antara MS-I (EKO) dengan
MS-IV (BAGUS)....................................................... 60
Tabel 4.11 Throughput masing – masing mobile station............. 61

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dengan adanya kombinasi antara teknologi informasi dan
teknologi telekomunikasi, membuat teknologi menjadi segalanya
bagi manusia. Teknologi komunikasi khususnya teknologi seluler
sangat berkembang pesat di Indonesia. Hal ini dimungkinkan
adanya permintaan pasar yang besar terhadap kebutuhan
telekomunikasi khususnya yang sifatnya mobile.
Dalam kehidupan sehari – hari secara tidak langsung kita
telah menggunakan teknologi informasi dalam bidang
telekomunikasi. Mobilitas dan trend yang mungkin menjadi faktor
utama dari suksesnya teknologi ini. Mobilitas merupakan
keunggulan utama teknologi seluler dibandingkan dengan teknologi
tetap. Setiap pelanggan dapat mengakses di mana saja dan
kapanpun kita berada. Komunikasi dewasa ini tidak lagi hanya
mengandalkan pada jaringan kabel yang bersifat tetap (fixed line)
saja tetapi sudah menggunakan pada jaringan wireless.
Dalam kehidupan sehari – hari pun kita tidak luput dari
komunikasi wireless. Akan tetapi, kita hanya tahu dalam hal
pemakaian dan penggunaannya saja tanpa mengetahui bagaimana
proses komunikasi tersebut berlangsung. Untuk itu dibutuhkan
suatu penggambaran yang jelas berupa pembuatan simulasi jaringan
wireless pada teknologi wireless GSM pada perangkat lunak. Hal
ini diharapkan agar dapat memberikan pengetahuan kepada kita
bagaimana proses komunikasi wireless tersebut berlangsung.
Teknologi GSM ( Global System for Mobile
Communication ) merupakan teknologi komunikasi bergerak yang
berbasis TDMA (Time Division Multiple Access). Untuk dapat
menggambarkan sebuah simulasi dari jaringan wireless GSM
digunakan perangkat lunak Network Simulator (NS2) dan dipakai
bahasa pemrograman NS2.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Permasalahan yang ditangani dalam pembuatan simulasi
jaringan wireless GSM adalah bagaimana program simulasi untuk
masing – masing jaringan wireless pada GSM dan bagaimana

1
2

menentukan parameter – parameter dari jaringan wireless pada


GSM yang akan dimasukkan ke dalam program simulasi.

1.3 BATASAN MASALAH


Pada pembuatan proyek akhir ini perlu dilakukan sebuah
pembatasan masalah sehingga penyelesaian proyek akhir ini dapat
terarah dan jelas. Batasan tersebut terletak pada :
a. Menggunakan Perangkat Lunak Network Simulator (NS2)
b. Pembuatan topology jaringan hanya pada metode access dari
masing – masing jaringan.
c. Pembuatan simulasi jaringan pada GSM ini adalah berupa
komunikasi data dan bukan komunikasi suara.
d. Mengamati serta menganalisa apa yang terjadi pada saat
simulasi yaitu delay transmisi data dari MS ke MS yang lain,
analisa packet loss dan throughput.
Permasalahan yang harus diselesaikan pada proyek akhir
ini dibatasi pada bagaimana pemrograman dari NS-2 dengan
topology jaringan yang telah di buat pada jaringan wireless GSM
sehingga didapatkan perbandingan hasil dari simulasi tersebut
meskipun tidak sesuai dengan realisasi dalam dunia telekomunikasi.

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dari proyek akhir ini adalah membuat simulasi jaringan
wireless pada GSM sesuai dengan topology yang telah ditentukan
dan menggunakan perangkat lunak NS2 sehingga dapat membantu
untuk lebih mengetahui bagaimana proses komunikasi wireless yang
terjadi pada jaringan wireless GSM serta memahami fenomena –
fenomena apa yang terjadi dalam proses komunikasi di simulasi
tersebut.
Hasil yang dicapai dalam proyek akhir ini diharapkan dapat
memberikan gambaran secara jelas bagaimana proses komunikasi
jaringan wireless pada GSM dengan menggunakan perangkat lunak
NS2. Dan juga diharapkan kita dapat mengetahui dan mempelajari
tentang jaringan wireless pada GSM.

1.5 METODOLOGI
Untuk mengembangkan dan membuat simulasi perbandingan
antara jaringan wireless GSM dengan menggunakan perangkat
lunak NS2 ini diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
3

a. Studi Pustaka
Studi pustaka disini yaitu mempelajari materi-materi yang akan
disimulasikan, yang dalam hal ini tentang jaringan wireless
GSM dan bahasa pemrograman NS2 yang akan dipakai.

b. Perancangan Simulasi
Perancangan simulasi yaitu tentang perencanaan pembuatan
topologi jaringan wireless pada GSM yang dibuat berdasarkan
teori dari metode akses pada jaringan GSM.

c. Pembuatan Simulasi
Dari hasil perancangan topologi jaringan, maka akan dilakukan
pembuatan program simulasi di NS2. Mulai dari awal
pembuatan node – node sampai pada koneksi antar mobile
station.

d. Pengujian Perangkat Lunak


Setelah simulasi selesai dibuat maka akan dilakukan
pengamatan apakah simulasi sudah sesuai dengan topologi
yang telah di rencanakan dan mengambil data – data hasil
simulasi.untuk dianalisa.

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dibagi dalam 5
bab, masing-masing bab dapat diuraikan sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan secara singkat latar belakang,
permasalahan dan batasannya, tujuan dan
manfaat, metodologi, dan sistematika
penulisan.

2. BAB II TEORI PENUNJANG


Menjelaskan tentang teori-teori penunjang
jaringan wireless dan juga teori pemrograman
NS-2 secara umum.
4

3. BAB III PERENCANAAN DAN


PEMBUATAN SIMULASI
Menginstall perangkat lunak NS2 under
Windows, perencanaan topology jaringan,
pembuatan program simulasi yaitu penulisan
script program di notepad, menjalankan script
program di NS2 dan didapatkan tampilan hasil
simulasi.

4. BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI


Menganalisa dan mengamati tentang analisa
delay time antara mobile station pengirim ke
mobile station penerima, analisa packet loss
dari sebuah pengiriman data dan analisa
throughput antara mobile station pengirim ke
mobile station penerima.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Menjelaskan tentang apa yang bisa didapatkan
dan dianalisa dalam pembuatan simulasi ini.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 U M U M
Pada bab ini akan dijelaskan teori dasar yang melandasi
permasalahan dan penyelesaiannya yang diangkat dalam proyek akhir
ini. Teori dasar yang dijelaskan meliputi: jaringan telekomunikasi,
yang memberikan definisi tentang komunikasi bergerak, jaringan
wireless pada GSM. Selanjutnya, dijelaskan teori tentang bahasa
pemrograman yang dipakai yaitu Pemrograman Network Simulator
(NS-2).

2.2 Komunikasi bergerak (Mobile Communication)


Sistem komunikasi bergerak adalah sistem komunikasi yang
digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi mobile
station yang bergerak. Pada definisi ini mobile station mampu bergerak
secara bebas di dalam area layanan (coverage) sambil berkomunikasi
tanpa terjadi pemutusan hubungan.

2.2.1 Cells (sel dalam mobile communication)


Sel merupakan unit yang paling dasar dalam sistem
komunikasi wireless. Sel – sel pada komunikasi wireless mempunyai
area tertentu yang dapat dijangkau oleh mobile station dengan
jangkauan sesuai dengan kemampuan sel tersebut.

Cell 2

Cell 7 Cell 3

Cell 1

Cell 6 Cell 4

Cell 5

Gambar 2.1
Cells (2)

5
6
2.2.2 Handoff
Pada jaringan seluler terdapat suatu proses atau kejadian
ketika mobile station bergerak dari satu sel ke sel yang lainnya. Hal
ini dikarenakan pada saat tidak terjadi drop signal maka terjadilah
proses yang dinamakan dengan proses handoff yaitu jika satu unit
mobile station bergerak keluar dari range cell base station satu ke
range cell base station yang lainnya selama dalam keadaan
terkoneksi.

F1 F1+n

Gambar 2.2
Handover (2)

2.2.3. BTS (Base Transceiver Station)


BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi
pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan
pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah
komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Pada
tiap sel terdapat BTS (Base Transceiver Station). BTS ini fungsinya
sebagai stasiun penghubung dengan MS. Jadi, merupakan sistem
yang langsung berhubungan dengan handphone.
Otak yang mengatur lalu-lintas trafik di BTS adalah BSC
(Base Station Controller). Location Updating, penentuan BTS dan
proses handover pada percakapan ditentukan oleh BSC. Beberapa
BTS pada satu region diatur oleh sebuah BSC. BSC-BSC ini
dihubungkan dengan MSC (Mobile Switching Center). MSC
merupakan pusat penyambungan yang mengatur jalur hubungan
antar BSC maupun antara BSC dan jenis layanan telekomunikasi lain
(PSTN, operator GSM lain, AMPS, dll).
Cara kerja dari sebuah BTS adalah suatu BTS mampu
menjangkau suatu area dengan batas – batas tertentu dan dibatasi
dengan BTS lain. Di karenakan jika suatu BTS ada suatu daerah yang
kosong dari jangkauan, maka akan terjadi drop (hilang) daripada
7
sinyal komunikasi. Hal itu akan mengakibatkan daerah tersebut tidak
dapat dipakai untuk berkomunikasi. Sedangkan jika ada daerah yang
sama – sama di jangkau oleh BTS, maka akan terjadi penanganan
antar BTS. Sehingga sinyal tidak sampai terputus.

Gambar 2.3
Struktur BTS (2)

2.2.4. Mobile Station


Bagian paling rendah dari sistem komunikasi seluler adalah
MS (Mobile Station). Bagian ini berada pada tingkat pelanggan dan
portable. Mobile Station atau yang juga dikenal dengan sebagai
Telepon Mobil terdiri atas peralatan terminal mobil dan kartu pintar
sebagai modul identitas pelanggan SIM (Subscriber Identity Module).
SIM memberikan identitas personal penggunaanya, agar pelanggan
dapat menjadi pelanggan layanan yang berhubungan dengan terminal
khusus. Dengan memasukkan SIM ke terminal mobil yang lain
pengguna dapat menerima panggilan, melakukan panggilan dan
menerima layanan yang khusus pada terminal ini.
8
2.2.5. Frequency Reuse
Di dalam Frequency Reuse, frekuensi yang sama diatur
untuk dapat digunakan, kemudian digunakan kembali secara
sistematis di seluruh area cakupan. Pada setiap sel digunakan
frekuensi yang sama dan diatur pula untuk digunakan di sel yang lain.
Akan tetapi, setiap sel yang mempunyai frekuensi yang sama
tersebut diberikan jarak ruang yang jauh untuk mengurangi
interferensi.
Diameter Cell

A G B

F A C

A
E D

Gambar 2.4
Konsep Frequency Reuse (2)

2.3 Teknologi GSM (Global system for mobile communication)


2.3.1. Jaringan GSM
GSM merupakan jaringan seluler yang berarti mobile
phone akan berhubungan dengan teknologi tersebut dan akan
mencari – cari cells yang mengcovernya. Jaringan GSM
beroperasi pada empat radio frekuensi yang berbeda. Sebagian
jaringan GSM beroperasi pada band 900 MHz atau 1800MHz.
Pada band 900 MHz, untuk uplink band frekuensi dialokasikan
890 MHz – 915 MHz dan untuk downlink band frekuensi
dialokasikan 935 MHz – 960 MHz. Bandwith 25 MHz yang di
bagi – bagikan ke dalam 124 channel frekuensi carier dan
masing – masing dialokasikan 200 KHz tiap bagian. Time
Division Multiplexing (TDM) digunakan untuk mengalokasikan
delapan channel suara tiap channel radio frekuensi. Dan
pembagian waktu yang dalam periode waktu tertentu akan
menjadi TDMA frame.
9
Di dalam jaringan GSM terdapat empat ukuran cells
yang berbeda yaitu macro cell, micro cell, pico cell dan umbrella
cell. Coverage area dari tiap cell bervariasi disesuaikan dengan
keadaan di lingkungan sekitar. Macro cell merupakan cell
tertinggi dimana antenna dipasang paling atas dari Base Station
atau di atas rata – rata puncak atap dari masing – masing
bangunan di sekitar. Micro cell dibuat dimana antenna dipasang
di bawah rata – rata puncak atap bangunan dan biasa digunakan
secara khas di wilayah perkotaan. Pico cell dibuat beberapa
meter dari tanah dan sebagian besar digunakan di atau ke dalam
rumah – rumah. Umbrella cell merupakan sel yang paling kecil
untuk mengcover daerah – daerah yang tidak terkena jangkauan
cell.
Radius cell sangat bervariasi tergantung pada tingginya
suatu antenna, gain antenna, dan kondisi propagasi disesuaikan
dengan kondisi – kondisi area. Jangkauan yang terpanjang dari
jaringan GSM adalah 35 km atau 22 miles. Ada juga
implementasi menyangkut konsep dari perluasan jangkauan sel
dari jaringan GSM dimana jangkauan sel bisa mengganda atau
lebih lagi tergantung pada sistem antenna, letak daerah (kondisi
lapangan), dan timing advance.

2.3.2. Modulasi GSM


Teknik modulasi yang digunakan di dalam GSM adalah
Gaussian minimum shift keying (GMSK) semacam continuous –
phase frekuensi shift keying. Teknik modulasi ini bekerja
dengan melewatkan data yang akan dimodulasi melalui Filter
Gaussian. Filter ini menghilangkan sinyal – sinyal harmonik dari
gelombang pulsa data dan menghasilkan bentuk yang lebih bulat
pada ujung – ujungnya. Jika hasil ini diaplikasikan pada
modulator fasa, hasil yang didapat adalah bentuk envelope yang
termodifikasi (ada sinyal pembawa). Bandwith envelope ini
lebih sempit dibandingkan dengan data yang tidak dilewatkan
pada filter gaussian. Bandwith yang dialokasikan untuk tiap
frekuensi pembawa pada GSM adalah sebesar 200 KHz. Jika
pada satu sel terdapat BTS dengan frekuensi pembawa yang
sama atau bersebelahan kanal maka akan terjadi interferansi
akibat overlapping tersebut. Begitu juga jika sel – sel yang
bersebelahan memiliki frekuensi pembawa sama atau
berdekatan. Untuk itu dalam satu sel atau antara sel – sel yang
10
berdekatan tidak boleh menggunakan kanal yang sama atau
berdekatan.

2.3.3. Pembagian Sel


Pembagian area dalam kumpulan sel – sel merupakan
prinsip penting GSM sebagai sistem telekomunikasi seluler. Sel
– sel tersebut dimodelkan sebagai bentuk heksagonal tiap sel
mengacu pada satu frekuensi pembawa / kanal / ARFCN tertentu.
Tetapi pada kenyataannya jumlah kanal yang dialokasikan
terbatas, sementara jumlah sel bisa saja berjumlah sangat banyak.
Dan untuk memenuhi hal ini, dilakukan teknik pengulangan
frekuensi atau yang disebut dengan frequency reuse dimana
antara sel – sel yang berdekatan frekuensi yang digunakan tidak
boleh bersebelahan kanal atau bahkan sama.

2.3.4. Arsitektur GSM


Jaringan GSM dibagi menjadi tiga sistem utama
diantaranya sistem switching (SS), sistem base station (BSS) dan
sistem operasi dan support (OSS). Elemen dasar jaringan GSM
ditunjukkan pada gambar di bawah :

Gambar 2.5
Arsitektur Jaringan GSM (5)
11
2.3.5 Sistem Switching
Sistem switching bertanggung jawab untuk
melakukan proses panggilan dan fungsi pelanggan. Sistem
switching mencakupi fungsional unit sebagai berikut :

a. Home Location Register (HLR)


Home Location Register (HLR) merupakan
suatu basis data yang digunakan untuk menyimpan dan
mengatur abonemen. HLR juga mempertimbangkan
basis data yang paling penting, dimana menyimpan data
secara permanen tentang pelanggan, termasuk layanan
profilenya, informasi lokasi dan status aktifitas.

b. Mobile Services switching Center (MSC)


Mobile Services switching Center (MSC)
melakukan fungsi telepon switching dari suatu sistem.
MSC mempunyai fungsi mengontrol panggilan ke dan
dari telepon lainnya dan sistem data.

c. Visitor Location Register (VLR)


Visitor Location Register (VLR) merupakan
basis data yang berisi informasi sementara tentang
pelanggan, dimana diperlukan oleh MSC untuk melayani
pelanggan yang datang berkunjung. VLR selalu
berintegrasi dengan MSC. Pada saat mobile station
bergerak menjelajahi ke dalam area MSC yang baru,
VLR tersambung ke MSC yang akan meminta data
tentang mobile stasiun bergerak tersebut dari HLR.

d. Aunthetication Center (AUC)


Aunthetication Center (AUC) merupakan unit
yang menyediakan autentikasi dan enkripsi parameter
untuk memverifikasi identitas pengguna dan menjamin
kerahasiaan dari setiap panggilan. AUC juga berfungsi
melindungi operator jaringan.

e. Equipment Identity Register (EIR)


Equipment Identity Register (EIR) merupakan
basis data yang berisi informasi tentang identitas dari
perlengkapan mobile untuk mencegah panggilan dari
12
pencurian, unauthorized atau stasiun bergerak yang
rusak.

2.3.6 Base Station System (BSS)


Seluruh fungsi dari radio dilakukan di BSS, dimana di
BSS ini terdiri dari Base Station Controller (BSC) dan Base
Tranceiver Station (BTS). Tentang BSC dan BTS dibahas pada
halaman sebelumnya.

2.3.7 Operation and Support System (OSS)


Operation and Support System (OSS) merupakan
wujud fungsional dari pemantauan jaringan operator dan
pengontrolan sistem. Fungsi penting dari OSS adalah
memberikan gambaran jaringan dan dukungan aktifitas
pemeliharaan dari operasi yang berbeda dalam pemeliharaan
organisasi.

2.3.8 Metode Access pada GSM


Metode Access dari GSM adalah Time Division
Multiple Access (TDMA). Teknik Time Division Multiple
Access (TDMA) merupakan suatu metode pengaksesan dimana
semua stasiun bumi frekuensi carier yang sama dengan berdasar
pengaturan atau pembagian waktu (domain waktu). Jadi pada
teknik TDMA ini menekankan pada pembagian waktu. Sistem
teknik TDMA merupakan sebuah sistem hanya ada satu sinyal
pembawa RF (single signal carier) dalam bandwith transponder
Satelit. Komunikasi diatur dengan dengan pembagian waktu
sesuai dengan penomoran dari Stasiun Bumi.
Dalam terminal stasiun bumi terdapat peralatan PCM
(Pulse Code Modulation), proses pengkodean (coding) untuk
mengkodekan nomor kanal suara (signal analog) dalam TDM
(Time Division Multiplex). Hasil pengkodean ini, kemudian
dikirimkan sebagai sebuah group dala interval waktu yang cukup
yang telah disediakan untuk terminal tersebut. Pada terminal
penerima melakukan proses kebalikannya, memproses dan
menterjamahkan kode – kode tersebut dan mengembalikannya
ke bentuk semula.
TDMA memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai
beberapa Mobile Station. Sehingga kanal – kanal komunikasi
dirupakan dalam bentuk slot – slot waktu. Slot waktu adalah
13
berapa lama seorang pelanggan mendapatkan giliran untuk
memakai pita frekuensi. Satu slot waktu digunakan oleh satu
pelanggan atau mobile station. Dan slot – slot waktu ini
dibingkai dalam satu periode yang disebut satu frame.

1 multiframe for signalling 1 multiframe for speech/data


51 TDMA frame = 235.38 ms 26 TDMA frame = 120 ms

0 1 2 49 50 0 1 2 24 25

8 TS = 1 TDMA frame = 4.615 ms

0 1 2 3 4 5 6 7

1 TS

BURST = Contents of Time Slot

156.25 bit = 576.88 μs


( 1 bit = 3.692 μs )

Gambar 2.6
Struktur Frame GSM (6)

TDMA memberikan penanda pada setiap panggilan


menggunakan pembagian porsi waktu yang didesain pada sebuah
frekuensi. Jadi TDMA adalah teknik digital yang membagi channel
frekuensi ke dalam beberapa bagian waktu. Dan setiap bagian ini
mendukung conversation secara individual.
14
Time slot 1

Time slot 2
1 2 3 4

Time slot 3 8 bit 8 bit 8 bit 8 bit

time
Time slot 4

Gambar 2.7
TDMA (2)

Narrow band dapat diartikan sebagai channel. Setiap


percakapan dipecah oleh radio menjadi satu hingga tiga kali
pemecahan. Hal ini dapat dimungkinkan sebab voice data telah
dikonversikan ke informasi digital yang terkompresi sehingga akan
mengurangi secara signifikan besar transmisi yang dibutuhkan.
TDMA mempunyai kapasitas yang lebih besar dari sistem analog
yang menggunakan sejumlah channel yang sama. Sistem TDMA
beroperasi pada band frekuensi 800-MHz (IS-54) atau 1900 MHz
(IS-136).

Gambar 2.8
TDMA membagi frekuensi dalam slot waktu (2)
15
2.4 Network Simulator
2.4.1 Pendahuluan
Network simulator (NS) dibangun sebagai varian dari
REAL Network Simulator pada tahun 1989 di UCB
(University of California Berkeley). Dari awal tim ini
dibangun sebuah perangkat lunak simulasi jaringan Internet
untuk kepentingan riset interaksi antar protokol dalam konteks
pengembangan protokol internet pada saat ini dan masa yang
akan datang.

2.4.2 Kelebihan NS2


Kelebihan dari NS2 adalah sebagai perangkat lunak
simulasi pembantu analisis dalam riset atau penelitian. NS2
dilengkapi dengan tool validasi. Tool validasi digunakan untuk
menguji validitas pemodelan yang ada pada NS2.
Pembuatan simulasi dengan menggunakan NS2 jauh
lebih mudah daripada menggunakan software developer
lainnya. Pada software NS2 ini user tinggal membuat topologi
dan skenario simulasi yang sesuai dengan riset anda.
Pemodelan media, protokol dan network component lengkap
dengan perilaku trafiknya sudah tersedia pada library NS2.
NS2 bersifat open source di bawah GPL (Gnu Public
License), sehingga NS2 dapat didownload melalui website
NS2 http://www.isi.edu/nsnam/dist.

2.4.3 Simulasi yang menggunakan NS2


Network Simulator (NS2) mensimulasikan jaringan
berbasis TCP/IP dengan berbagai macam medianya. Anda
dapat mensimulasikan protokol jaringan (TCPs/UDP/RTP),
Traffic behaviour (FTP, Telnet, CBR, dan lain - lain), Queue
management (RED, FIFO, CBQ) algoritma routing unicast
(Distance Vector, Link State) dan multicast, (PIM SM, PIM
DM, DVMRP, Shared Tree dan Bi directional Shared Tree),
aplikasi multimedia yang berupa layered video, Quality of
Service video-audio dan transconding. NS2 juga
mengimplementasikan beberapa MAC (IEEE 802.3, 802.11),
di berbagai media misalnya jaringan wired (seperti LAN,
WAN, point to point), wireless (seperti mobile IP, Wireless
LAN), bahkan simulasi hubungan antar – node jaringan yang
menggunakan media satelit.
16
2.4.4 Konsep Dasar NS2
Network Simulator merupakan salah satu perangkat
lunak atau software yang dapat menampilkan secara simulasi
proses komunikasi dan bagaimana proses komunikasi tersebut
berlangsung. Network Simulator melayani simulasi untuk
komunikasi dengan kabel dan komunikasi wireless.
Pada Network Simulator terdapat tampilan atau
display baik dengan node yang bergerak atau node yang tidak
bergerak. Yang tentunya tidak sama dengan keadaan yang
sebenarnya. Paket – paket yang membangun di dalam simulasi
jaringan ini diantaranya :
• Tcl
Tool Command Language
• Tk
Tool Kit
• Otcl
Object Tool Command Language
• Tclcl
Tool Command Language / C++ Interface
• Ns2
Network Simulator versi 2
• Nam
Network Animator

Network Simulator dibangun dengan menggunakan 2


bahasa pemrograman, yaitu C++ da Tcl/Otcl. C++ digunakan
untuk library yang berisi event scheduler, protokol dan
network component yang diimplementasikan pada simulasi
oleh user. Tcl/OTcl digunakan pada script simulasi yang
ditulis oleh NS user dan pada library sebagai simulator objek.
OTcl juga nantinya berperan sebagai interpreter. Hubungan
antarbahasa pemrograman dapat dideskripsikan seperti
Gambar 4 dibawah ini.
17

Gambar 2.9
Hubungan C++ dan Otcl (1)
Bahasa C++ digunakan pada library karena C++
mampu mendukung runtime simulasi yang cepat, meskipun
simulasi melibatkan simulasi jumlah paket dan dan sumber
data dalam jumlah besar.
Bahasa Tcl memberikan respon runtime yang lebih
lambat daripada C++, namun jika terdapat kesalahan syntax
dan perubahan script berlangsung dengan cepat dan interaktif.
User dapat mengetahui letak kesalahannnya yang dijelaskan
pada konsole, sehingga user dapat memperbaiki dengan cepat.
Karena alasan itulah bahasa ini dipilih untuk digunakan pada
skrip simulasi.

2.4.5 Dasar Bahasa TCL dan OTCL


a. Tcl
Tcl atau yang lebih dikenal dengan Tool Command
Language adalah bahasa pemrograman yang didasarkan pada
string atau string – based command. Tcl di desain untuk
menjadi ‘perekat’ dalam membangun software building block
untuk menjadi suatu aplikasi.
Sedangkan OTCL (Object Oriented Tcl) adalah
ekstensi tambahan pada Tcl yang memungkinkan fungsi
Object Oriented (OO). Hal ini memungkinkan dalam
pendefinisian dan penggunaan class Otcl. Perintah – perintah
dalam Tcl adalah :
• Syntax Dasar
Syntax dasar perintah tcl yaitu :
18
command arg1 arg2 arg3……
Command tersebut bisa berupa nama dari built in command,
atau sebuah prosedur Tcl.
Contoh :
expr 2*3
puts “ ini adalah contoh command ”

• Variabel dan array :


Untuk membuat variable pada tcl, digunakan perintah set.
Contoh :
Set x “ini contoh variabel”
Set y 20
Pemanggilan variabel dilakukan dengan menggunakan tanda
$ seperti contoh di bawah ini :
Puts “$x, semuanya berjumlah $y”
NS juga mensupport penggunaan array. Array ditandai dengan
menggunakan tanda kurung setelah nama array tersebut.
Contoh :
Set opts (bottlenecklinkrate) 1Mb
Set opts (ECN) “on”
Set n(0) [$ns node]
Set n(1) [$ns node]
Pada contoh di atas, array pertama bernama opts, dan yang
kedua bernama n.

• Repetisi (loop)
Ada 2 perintah repetisi, yaitu :
1. while
format perintahnya :
while {condition}{command}
command pada while dilakukan berulang selama condition
bernilai benar. Perintah untuk mengakhiri repetisi dinyatakan
pada bagian command.
Contoh :
Set i 0
While {$i < 10}{set n($i)}[new Node]
Incr i}
19
2. For
Format perintahnya :
For {command1}{condition}{command2}{
command
}
command dilakukan terus menerus selama kondisi bernilai
benar. Inisialisasi dilakukan pada command1, terminating
condition berada pada condition, dan perubahan nilai
inisialisasi pada command 2.
Contoh :
For {set i 0}{$i<100}{incr i}{
Set n($i)[$ns node]
}

• Perintah Kondisional
Format perintah :
If{condition}{
Command
}
command dilakukan jika condition bernilai benar. Contoh :
if {$i < 10}{
puts “i is less than 10”
}
Comment
Jika Tcl menemukan sebuah tanda #, maka mulai dari tanda
tersebut sampai ke akhir baris, tcl tidak akan mengeksekusinya
dan menganggapnya sebagai komentar.

Prosedur
Ada 2 metode pembuatan prosedur yaitu :
1. Prosedur tanpa parameter
Format perintah :
Proc name {}{
Command
}
contoh :
proc tampil {}{
puts “ini tampilannya”
}
20
prosedur digunakan dengan mengetikkan nama prosedur,
contoh :
tampil
2. Prosedur dengan menyatakan parameter
Format perintah :
Proc name {parameter1}{
Puts “nilai parameter1 adalah $parameter1”
}
#dipanggil dengan
proc2 10

Nama prosedur, built in command, variabel dan array bersifat


case sensitif. Nama prosedur dan variabel tidak akan konflik
satu sama lain. Agar variabel yang dideklarasikan pada
program utama dapat digunakan dalam prosedur atau
sebaliknya. Perintah yang harus ditambahkan adalah :
global <variable1><variable2>
pada command body prosedur

b. OTCL
Otcl adalah ekstensi tambahan pada Tcl yang
memungkinkan fungsi object oriented (OO) pada Tcl. Ini
memungkinkan pendefinisian dan penggunaan class Otcl.
• Loop : while dan for
• Perintah Kondisional : if {Condition}……

2.4.6 Cara Membuat dan Menjalankan Script NS


Script simulasi dibuat dengan menggunakan program teks
editor pada OS yang digunakan, dan disimpan dalam sebuah
folder dengan ekstensi.tcl Contoh :
simulasigsm.tcl
Untuk menjalankan simulasi yang telah anda buat, anda
tinggal masuk ke dalam folder tersebut dan mengetikkan NS serta
nama file tcl simulasi yang ingin dijalankan.
Contoh :
[root@accessnet your_folder]#ns simulasigsm.tcl
21
2.4.7 Output Simulasi NS2
Pada saat satu simulasi berakhir, NS membuat satu atau lebih
file output text-based yang berisi detail simulasi jika dideklarasikan
pada saat membangun simulasi. Ada dua jenis output NS, yaitu :
• File trace, yang akan digunakan untuk analisa numerik, dan
• File namtrace, yang digunakan sebagai input tampilan grafis
simulasi yang disebut network animator (nam).

Gambar 2.10
Nam Konsole (1)
22

Gambar 2.11
NAM (1)
Didalam NS-2 terdapat tiga buah bagian yang membangun suatu
simulasi. Diantaranya adalah :
Æ Program Utama :
set ns [new Simulator]
set nf [open out.nam w]
$ns namtrace-all $nf
proc finish {} {
global ns nf
$ns flush-trace
close $nf
exec nam out.nam &
exit 0
}
$ns at 5.0 "finish"
$ns run

Æ Program untuk membuat node atau titik

Æ Program untuk sending data


23
Untuk mengeksekusi program yang dibuat dilakukan dengan
cara :
# ns <nama_file>.tcl
Untuk melihat display hasil dari program yang dibuat dapat
dilakukan dengan cara :
# nam <nama_file>.nam
Sedangkan untuk melihat trace yang terjadi selama proses
komunikasi dengan melihat file.tr yang berada pada folder script
program simulasi.

Berikut ini adalah contoh dari isi dari suatu file trace untuk
simulasi wired node :
r 1.3356 3 2 ack 40 ------------------1 3.0 0.0 15 201
+ 1.3556 2 0 ack 40 ------------------1 3.0 0.0 15 201
- 1.3556 2 0 ack 40 -----------------1 3.0 0.0 15 201
r 1.35576 0 2 tcp 1000 --------------1 0.0 3.0 29 199
r 1.3356 3 2 ack 40 ------------------1 3.0 0.0 15 201
+ 1.3556 2 0 ack 40 ------------------1 3.0 0.0 15 201
- 1.3556 2 0 ack 40 -----------------1 3.0 0.0 15 201
r 1.35576 0 2 tcp 1000 --------------1 0.0 3.0 29 199
:
:
:
:
dan seterusnya
Aturan-aturan dalam membaca hasil trace dari file dalam
pembuatan network simulator adalah :

Keterangan
1. Even (kejadian)
Kejadian yang dicatat oleh ns yaitu :
r : receive
+ :enqueque
- :degueue
D :drop
2. Time : Waktu kejadian dalam detik
24
3 From Node
4. To Node
5 Paket Type : tipe paket yang dikirimkan seperti : tcp ,udp ,
ack dan lain-lain.
6. Pkt size
7. Flags : Penanda, macam flags yang dapat digunakan
*. E : Untuk kongesti /sibuk
*. N : Untuk indikasi pada header
*. C : Untuk ECN echo
*. A : Untuk pengurangan window kongesti.
*. P : Untuk prioritas
*. F : Untuk TCP fast start
8 FID : Penomoran unik pada tiap aliran data
9 Src addr : Alamat asal paket (dalam port)
10 Dst addr : Alamat tujuan paket (dalam port)
11 Sequence Number : Nomor urut tiap paket.
12. Packet ID : Penomoran untuk tiap paket

Sedangkan untuk format trace pada jaringan wireless adalah :


s 2.000931471 _3_ MAC --- 20 tcp 112 [13a 0 1 800] ------- [4194305:2
0:0 32 4194304] [0 0] 0 0
1. Baris pertama berisi tentang r ”received”, s ”sent”, f ”forwaded”
dan d ”dropped”
2. Baris kedua adalah waktu (time)
3. Baris ketiga adalah nomor node
4. Baris keempat adalah trace level antara lain MAC menunjukkan
jika packet berhubungan dengan MAC layer. Untuk AGT
menunjukkan packet transport layer. Untuk RTR jika itu
menunjukkan packet route
5. Angka 20 adalah nomor urut packet
6. ”tcp” adalah type packet (tcp, ack, udp)
7. [13a 0 1 800] menunjukkan informasi MAC layer.
8. [4194305:2 0:0 32 4194304] menunjukkan IP source dan alamat
tujuan kemudian ttl (time to live) dari packet.
9. [0 0] menunjukkan nomor urut dan pemberitahuan nomor (tcp
information).
10. 0 0 adalah format mekanisme routing type packet.
BAB III

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1 Perencanaan sistem.


Dalam proses pembuatan proyek akhir ini, yaitu mengenai
simulasi jaringan wireless GSM, maka digunakan perangkat lunak yaitu
Network simulator (NS2).
Pada simulasi akan di tampilkan sebuah single cell dari satu
Base Station dan di area cell tersebut terdapat 4 node mobile station
bergerak secara random yang mencoba melakukan komunikasi antar
mobile station.
Gambar 3.1 merupakan gambar dari perencanaan sistem yang
dibuat dalam simulasi Network Simulator.

Moving Moving

Moving Moving

Gambar 3.1
Jaringan Wireless

25
26

Gambar 3.2 dibawah ini merupakan diagram alir dari sistem


yang dibangun yaitu

Klasifikasi node
(Mobile node, Base station node)

Penentuan Node

Start

Pemodelan topologi jaringan

Input paket data

Simulasi

Output

End

Gambar 3.2
Diagram alir sistem
27
3.2 Pembuatan sistem
Di dalam pembuatan sistem yaitu tentang membangun sebuah
simulasi jaringan wireless GSM berbasis perangkat lunak Network
Simulator (NS2) terbagi atas beberapa tahapan, yaitu diantaranya :
3.2.1 Instalasi NS2 pada Windows
Sebagaimana dijelaskan diatas, agar dapat dijalankan pada
windows, maka terlebih dahulu kita harus menginstall Cygwin
terlebih dahulu. Agar dapat menjalankan NS diatas Cygwin, minimal
kita harus menginstall paket-paket antara lain :
• Xfree86 binary, source dan configuration file, yaitu
paket Xfree86-base, Xfree86-bin, Xfree86-prog,
Xfree-lib, dan Xfree86-etc.
• Make, patch dan diff utilities serta perl
• Gcc (baik gcc dan paket gcc-g++ versi 3.x bukan
gcc2!), awk, diff, tar, gzip.
• W32api
Perlu diperhatikan bahwa sebaiknya direktori instalasi dari
Cygwin berada pada root, hal ini untuk menghindari terjadi masalah
yang tidak kita inginkan. Jadi lebih baik jika kita menginstall Cygwin
pada drive C:\Cygwin bukan pada C:\ Program File\Cygwin.
Sesudah menginstall cygwin, maka kita akan siap menginstall NS2.
Versi yang akan kami gunakan adalah ns- allinone - 2.27.
Langkah pertama untuk menginstall ns-2.27 adalah
mendownload source ns-allinone-2.27.tar.gz dari
http://www.isi.edu/nsnam/dist/ns-allinone-2.27.tar.gz Berikut adalah
langkah – langkah dalam menginstall NS2 under Windows :
1. Mengambil Source Cygwin di http://www.cygwin.com.
2. Install Cygwin di drive C:\Cygwin.
Berikut adalah cara install dari Cygwin :
28
a. Klik setup.exe, kemudian akan muncul tampilan
seperti ini :

Gambar 3.3
Cygwin Setup

b. Pilihlah source dari Local Directory

Gambar 3.4
Memilih source install
29
c. Pilih instalasi Direktori yaitu pada C:\cygwin

Gambar 3.5
Memilih root directory

d. Pilih Local Package Directory

Gambar 3.6
Memilih Local package Directory
30
e. Kemudian Klik View untuk melihat ”Category” di
ubah ke ”Full”

Gambar 3.7
Melihat Category

f. Ini adalah tampilan setelah diklik View, kemudian klik


”skip” sehingga berubah menjadi 20030901-1

Gambar 3.8
Tampilan View
31
g. Ini adalah tampilan setelah diklik ” skip ” yaitu
20030901-1

Gambar 3.9
Tampilan setelah Skip

h. Instalasi Cygwin sedang berlangsung

Gambar 3.10
Instalasi berlangsung
32

i. Create Icons pada Dekstop dan Start Menu

Gambar 3.11
Create Icon

j. Tampilan berikut ini adalah instalasi cygwin telah


berhasil dilakukan.

Gambar 3.12
Install Complete

3. Setelah instalasi cygwin berhasil di lakukan maka selanjutnya


adalah instalasi NS2. Berikut ini adalah instalasi source NS2
melalui cygwin :
a. Klik icon dari cygwin pada dekstop.
33

b. Kemudian akan tampil seperti ini :

Gambar 3.13
Tampilan DOS-PROMPT pada Cygwin

c. Copy source dari NS2 yang akan diinstall ke dalam


folder home. Kemudian masuk ke dalam folder home
dengan perintah cd /home/

Gambar 3.14
Masuk folder home

d. Ekstrak file ns-allinone-2.27.tar.gz dengan perintah “


tar xvfz ns-allinone-2.27.tar.gz ”.
34

Gambar 3.15
Ekstrak file ns-allinone-2.27.tar.gz

e. Setelah diekstrak masuk ke dalam folder ns-allinone-


2.27 dengan perintah “ cd ns-allinone-2.27 ” kemudian
di lakukan perintah install “ ./install ”

Gambar 3.16
Install ns-allinone-2.27

f. Setelah instalasi selesai, update environment variabel


pada : /etc/profile dengan menambahkan text berikut
pada ~/.bashrc :
export NS_HOME=/home/ns-allinone-2.27/
export
PATH=$NS_HOME/tcl8.4.5/unix:$NS_HOME/tk8.4.
5/unix:$NS_HOME/bin:$PATH
35
export
LD_LIBRARY_PATH=$NS_HOME/tcl8.4.5/unix:$N
S_HOME/tk8.4.5/unix:\
$NS_HOME/otcl-
1.8:$NS_HOME/lib:$LD_LIBRARY_PATH
export TCL_LIBRARY=$NS_HOME/tcl8.4.5/library
g. Save text tersebut dengan tanpa merubah nama file.
Kemudian restart Cygwin dan ketikkan perintah “
startx ” dan akan mendapatkan tampilan awal pada
windows seperti ini :

Gambar 3.17
Tampilan Cygwin
4. Script simulasi diketik pada notepad dan disimpan di folder
home di Cygwin dalam format (nama_file.tcl). Untuk
menjalankan simulasi yang telah dibuat adalah dengan perintah
ns kemudian diikuti dengan nama_file.tcl. Kemudian nam
nama_file.nam.

3.3 Perencanaan Simulasi Jaringan Wireless GSM


Simulasi jaringan wireless GSM ini merupakan gabungan
antara simulasi wired dan wireless. Pada simulasi ini menggunakan
mobile station dan base station sebagai node interface antara simulasi
36
wired dan wireless. Mobile station memiliki kemampuan untuk
bergerak, mengirirm dan menerima data pada suatu pemodelan kanal
wireless. Mobile station disusun oleh class pembangun node yang lebih
kompleks daripada wired node.

Gambar 3.18
Topology TDMA pada GSM

Pada simulasi wireless GSM ini akan disimulasikan sebuah


mobile station yang akan mengirimkan data ke mobile station yang lain
melalui base station. Tiap pasang mobile station akan melakukan
pengiriman data secara bergantian. Tiap pasang mobile station akan
diberikan waktu untuk melakukan pengiriman data dari mobile station
satu ke mobile station yang lainnya. Setelah sepasang mobile station
telah mengirimkan data maka akan berganti sepasang mobile station
yang lain.
TCP merupakan agent untuk Mobile station dan akan
mengirimkan trafik FTP ke base station node. Base station node
mempunyai jaringan wired di dalamnya yaitu terdiri dari W(0), W(1)
dan HA. Base station juga merupakan agent TCP yang akan mengirim
data ke mobile station dengan trafik FTP. Base station juga merupakan
sink, dimana base station akan menerima data dari mobile station
kemudian di kirim ke mobile station yang dituju oleh mobile station
pengirim.
Dalam simulasi ini node – node yang dibuat akan diberi nama
sesuai dengan struktur topologinya. Untuk W(0) merupakan MSC, W(1)
sebagai BSC, HA sebagai BTS dan MS sebagai Mobile station pengirim
data. Di bawah ini merupakan topologi jaringan dengan satu mobile
station dan satu base station.
37

Gambar 3.19
Perencanaan topologi pengiriman data MS I ke BS

Untuk membangun topologi di atas maka akan dibuat program


simulasi yaitu dengan penulisan script simulasi pada notepad dan akan
diruning pada cygwin. Setelah tidak terdapat error maka akan dirunning
perintah nam nama_file.nam. Berikut ini adalah program simulasi yang
dibuat dan tampilan nam yang didapatkan.
Tahap – tahap dalam membangun simulasi jaringan wireless
GSM adalah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan variabel global yang digunakan pada simulasi.

set opt(chan) Channel/WirelessChannel ;# channel


set opt(prop) Propagation/TwoRayGround ;# pro gel. radio
set opt(netif) Phy/WirelessPhy ;# Interfaces
set opt(mac) Mac/802_11 ;# MAC
set opt(ifq) Queue/DropTail/PriQueue ;# interface queue
set opt(ll) LL ;# link layer
set opt(ant) Antenna/OmniAntenna ;# antenna
set opt(ifqlen) 50 ;# max packet di
ifq
set opt(nn) 1 ;# jmlh
mobilenodes
set opt(adhocRouting) DSDV ;# routing protocol
38
set opt(x) 500 ;# koordinat x
set opt(y) 500 ;# koordinat y
set opt(seed) 0.0 ;# random seed
set opt(stop) 10 ; # waktu berhenti
set num_wired_nodes 2 ; # wired nodes

Antenna yang digunakan adalah antenna Omni, karena


antenna tersebut akan menyebar ke segala arah. Untuk
routingnya digunakan DSDV (Destination Sequenced Distance
Routing). Untuk banyak mobile nodenya diset satu, karena
dalam simulasi terdapat hanya satu mobile station. Untuk
waktu berhentinya simulasi diset 10 sekon. Dan untuk wired
node diset 2, karena dalam simulasi jaringan wirednya ada 2.

2. Inisialisasi simulasi dan menetapkan ukuran bidang simulasi.

# Program Utama
set ns_ [new Simulator]
set tracefd [open gsm.tr w]
set namtrace [open gsm.nam w]
$ns_ trace-all $tracefd
$ns_ namtrace-all-wireless $namtrace $opt(x) $opt(y)
# Membuat object Topografi
set topo [new Topography]
# Mendefinisikan ukuran topologi
$topo load_flatgrid $opt(x) $opt(y)

Trace file akan di inisialisasikan pada tahap ini. Untuk


ukuran simulasi sumbu x dan sumbu y diset pada saat definisi
variabel di atas dan pada tahap kedua ini akan di inisialisasikan.

3. Membuat GOD (General Operation Director)


GOD adalah objek simulasi simulasi yang digunakan
untuk menyimpan informasi global mengenai state dari
lingkungan, jaringan atau node pada simulasi. GOD juga
menyimpan data keseluruhan mobile node dan melakukan
perhitungan jumlah hop terpendek untuk menghubungkan satu
node dengan yang lainnya.

# General Operation Director


39
# 1 BTS yang ada pada simulasi
create-god [expr $opt(nn) + 1]

4. Mengatur pengalamatan node dengan mode hierarchical

# Hierarchical routing
$ns_ node-config -addressType hierarchical
AddrParams set domain_num_ 3 ; #
banyaknya domain (wired,b.station,mobile)
lappend cluster_num 2 1 1
AddrParams set cluster_num_ $cluster_num ; #
banyaknya cluster dlm domain
lappend eilastlevel 1 1 1 1
AddrParams set nodes_num_ $eilastlevel ; #
banyaknya node dalam cluster; # di tiap domain

Dalam pengaturan alamat node lappend cluster_num 2


1 1, dimana 2 adalah banyaknya jaringan wired, 1 adalah
jumlah base stationnya dan 1 berikutnya adalah jumlah mobile
stationnya. Lappend eilastlevel 1 1 1 1, dimana 1 wired, 1
wired, 1 base station, dan 1 mobile station.

5. Set konfigurasi base station node dan mobile node dengan opsi
mobile IP dan wired routing dinyalakan.

# Konfigurasi BTS
$ns_ node-config -mobileIP ON \
-adhocRouting $opt(adhocRouting) \
-llType $opt(ll) \
-macType $opt(mac) \
-ifqType $opt(ifq) \
-ifqLen $opt(ifqlen) \
-antType $opt(ant) \
-propType $opt(prop) \
-phyType $opt(netif) \
-channelType $opt(chan) \
-topoInstance $topo \
-wiredRouting ON \
-agentTrace ON \
-routerTrace ON \
40
-macTrace ON

6. Membuat Base station node dalam simulasi. Untuk letak base


station node dalam simulasi diset posisi koordinat sumbu x dan
sumbu y yang diinginkan. Pembuatan base station ini disetting
dengan koordinat yang tetap yaitu dengan koordinat x = 250
dan y = 250.

# HA (Base Station nodes)


set HA [$ns_ node 1.0.0]
$HA random-motion 0
# Posisi HA.
$HA set X_ 250.000000000000
$HA set Y_ 250.000000000000
$HA set Z_ 0.000000000000
$HA color "red"
$HA label "BTS"
$HA shape hexagon

7. Membuat Wired Nodes

# Node Wired
set temp {0.0.0 0.1.0}
for {set i 0} {$i < $num_wired_nodes} {incr i} {
set W($i) [$ns_ node [lindex $temp $i]]
}
$W(0) color "orange"
$W(0) label "MSC"
$W(0) shape square
$W(1) color "orange"
$W(1) label "BSC"
$W(1) shape square

Untuk membuat wired node pada topologi BTS


terdapat 2 jaringan wired yang menghubungkan antara W(0) /
MSC dengan W(1) / BSC dan W(1) / BSC dengan HA (BTS).

8. Membuat link antara Wired node dan Base station

# Link antara wirednode dan BaseStation node


41
$ns_ duplex-link $W(0) $W(1) 4Mb 2ms DropTail
$ns_ duplex-link $W(1) $HA 4Mb 2ms DropTail
$ns_ duplex-link-op $W(0) $W(1) orient left-down
$ns_ duplex-link-op $W(1) $HA orient right-down

Gambar 3.20
Perencanaan topologi Base Station

9. Membuat satu Mobile Station dengan nama MS-I (INDRA)


dan mengatur Base station yang menjadi home agent dari
mobile station tersebut. Mobile station tersebut akan disetting
pada koordinat awal (tetap) dan setting pergerakan mobile
station selama simulasi.

# Mobile Station
$ns_ node-config -wiredRouting OFF
set MH [$ns_ node 1.0.1]
set node_(0) $MH
$MH color blue
$MH label "MS-I(INDRA)"
set HAaddress [AddrParams addr2id [$HA node-
addr]]
[$MH set regagent_] set home_agent_ $Haaddress
42

Gambar 3.21
Perencanaan topologi Mobile Station pengirim

# Posisi Mobile Station awal


$MH set Z_ 0.000000000000
$MH set Y_ 200.000000000000
$MH set X_ 200.000000000000
# Pergerakan Mobile Station
$ns_ at 2.000000000000 "$MH setdest
225.000000000000 225.000000000000
20.000000000000"
$ns_ at 6.000000000000 "$MH setdest
190.000000000000 190.000000000000
20.000000000000"

Pada pergerakan mobile station saat awal simulasi node


berada pada koordinat X = 200 dan Y = 200. Pada detik ke 2,
mobile station akan bergerak menuju koordinat X = 225 dan Y
= 225 dengan kecepatan 20 m/s. Pada detik ke 6, mobile station
akan bergerak menuju koordinat X = 190 dan Y = 190 dengan
kecepatan yang sama pula.

10. Setting koneksi antara base station dengan mobile station


Base station (W(0)) akan melakukan koneksi dengan
mobile station (MS/MH). Pada setting koneksi disetting jumlah
packet data adalah 500 bytes dan setting kecepatan pengiriman
data 1 Mbps.

set tcp1 [new Agent/TCP]


$tcp1 set class_ 2
$tcp1 set packetSize_ 500
$tcp1 set rate_ 1mb
$ns_ attach-agent $MH $tcp1
set sink0 [new Agent/TCPSink]
43
$ns_ attach-agent $W(0) $sink0
$ns_ connect $tcp1 $sink0
set ftp0 [new Application/FTP]
$ftp0 attach-agent $tcp1
$ns_ at 2.00 "$ftp0 start"
$ns_ at 2.50 "$ftp0 stop"

11. Mengakhiri simulasi dengan perintah reset mobile node, base


station node, menutup file trace dan eksekusi nam.

# Posisi di NAM
for {set i 0} {$i < $opt(nn)} {incr i} {
# 10 adalah ukuran dalam simulasi
$ns_ initial_node_pos $node_($i) 10}
# Berhenti
for {set i 0} {$i < $opt(nn) } {incr i} {
$ns_ at $opt(stop).0 "$node_($i) reset";
}
$ns_ at $opt(stop).0 "$W(0) reset";
$ns_ at $opt(stop).0 "puts \"NS EXITING...\" ; $ns_
halt"
$ns_ at $opt(stop).0 "stop"
proc finish {} {
global ns_ tracefd namtrace
close $tracefd
close $namtrace
exec awk -f delay_gsm.awk gsm.tr>
exec nam gsm.nam &
exit 0}
# Header untuk tracefile
puts $tracefd "M 0.0 nn $opt(nn) x $opt(x) y $opt(y)
rp \
$opt(adhocRouting)"
puts $tracefd "M 0.0 prop $opt(prop) ant $opt(ant)"
puts "Starting Simulation..."
$ns_ run
44

Gambar 3.22
Tampilan simulasi mobile station mengirimkan data ke
Base station
Pada hasil simulasi Mobile station I akan
mengirimkan data ke mobile station yang lain melalui base
station dan dari base station tersebut data akan dikirim ke
Mobile Station yang dituju. Untuk membuat mobile station
tujuan akan dibahas pada tahap di bawah ini.

12. Pembuatan mobile station tujuan.


Untuk pembuatan mobile station ini sama dengan
pembuatan mobile station di atas. Sebelum penulisan program
simulasi akan dibuat topologi terlebih dahulu.

Gambar 3.23
Perencanaan topologi Mobile station penerima

Dari perencanaan topologi mobile station node


penerima akan direncanakan topologi seperti gambar di bawah
ini.
45

Gambar 3.24
Perencanaan topologi pengiriman data dari MS – I ke MS – IV
melalui BS

Mobile station tujuan (MS-IV) akan menerima data


dari MS-I melalui base station node. Node mobile station IV
merupakan sink yaitu node penerima data. Pembuatan node
mobile station IV (node penerima) adalah sebagai berikut :

# Mobilenode
$ns_ node-config -wiredRouting OFF
set NH [$ns_ node 1.0.2]
set node_(1) $NH
$NH color blue
$NH label "MS-IV(PRASETYO)"
set HAaddress [AddrParams addr2id [$HA node-
addr]]
[$NH set regagent_] set home_agent_ $Haaddress
46
Untuk posisi awal simulasi, mobile node berada pada
posisi koordinat X = 300 dan Y = 300.

# Posisi mobilenode awal


$NH set Z_ 0.000000000000
$NH set Y_ 200.000000000000
$NH set X_ 300.000000000000

Pada pergerakan mobile station, detik ke 3.5 node


mobile station akan bergerak menuju koordinat sumbu X = 275
dan sumbu Y = 200 dengan kecepatan 20 m/s dan detik ke 5.0
node mobile station akan bergerak menuju koordinat sumbu X
= 255 dan sumbu Y = 200 dengan kecepatan yang sama pula.

# Pergerakan Mobile station


$ns_ at 3.500000000000 "$NH setdest
275.000000000000 200.000000000000
20.000000000000"
$ns_ at 5.000000000000 "$NH setdest
255.000000000000 200.000000000000
20.000000000000"

13. Setting koneksi antara mobile station IV dengan base station


Base station (W(0)) akan melakukan koneksi dengan
mobile station MS - IV. Pada setting koneksi disetting jumlah
packet data adalah 500 bytes dan setting kecepatan pengiriman
data 1 Mbps.

set tcp0 [new Agent/TCP]


$tcp0 set class_ 2
$tcp0 set packetSize_ 500
$tcp0 set rate_ 1mb
$ns_ attach-agent $W(0) $tcp0
set sink0 [new Agent/TCPSink]
$ns_ attach-agent $PH $sink0
$ns_ connect $tcp0 $sink0
set ftp0 [new Application/FTP]
$ftp0 attach-agent $tcp0
$ns_ at 2.00 "$ftp0 start"
$ns_ at 2.50 "$ftp0 stop"
47

Gambar 3.25
Tampilan simulasi MS I mengirimkan data ke MS IV
melalui BS

Hasil simulasi di atas merupakan satu pasang mobile


station yang melakukan pengiriman data. Untuk menambahkan
satu pasang mobile station yang lain dibuat topologi jaringan
kemudian dilakukan pembuatan program simulasi dari topologi
jaringan yang telah dibuat. Seperti langkah – langkah di atas
langkah pertama adalah pembuatan topologi jaringan yang akan
dibuat di simulasi.

14. Pembuatan topologi untuk satu pasang mobile station lagi


dalam cell base station yang sama. Selain sepasang mobile
station yang melakukan pengiriman data terdapat sepasang lagi
mobile station yang juga melakukan pengiriman data.
48

Gambar 3.26
Perencanaan topologi MS II mengirim data ke MS – III

15. Dari topologi di atas akan dibuat simulasi dengan pembuatan


program simulasi. Pembuatan mobile station – II sebagai
pengirim data ke mobile station – III melalui BS adalah sebagai
berikut.

# Mobile station - II
$ns_ node-config -wiredRouting OFF
set NH [$ns_ node 1.0.2]
set node_(1) $NH
$NH color blue
$NH label "MS-II(BAGUS)"
set HAaddress [AddrParams addr2id [$HA node-
addr]]
[$NH set regagent_] set home_agent_ $HAaddress
# Posisi Awal Mobile station-II
$NH set Z_ 0.000000000000
$NH set Y_ 200.000000000000
$NH set X_ 300.000000000000
# Pergerakan Mobile station II
49
$ns_ at 3.500000000000 "$NH setdest
275.000000000000 200.000000000000
20.000000000000"
$ns_ at 5.000000000000 "$NH setdest
255.000000000000 200.000000000000
20.000000000000"

16. Untuk membuat mobile station – III sebagai penerima data dari
mobile station II melalui base station adalah sebagai berikut :

# Mobile station III


$ns_ node-config -wiredRouting OFF
set OH [$ns_ node 1.0.3]
set node_(2) $OH
$OH color blue
$OH label "MS-III(EKO)"
set HAaddress [AddrParams addr2id [$HA node-
addr]]
[$OH set regagent_] set home_agent_ $HAaddress
# Posisi mobile station III awal
$OH set Z_ 0.000000000000
$OH set Y_ 300.000000000000
$OH set X_ 300.000000000000
# Pergerakan mobile station III
$ns_ at 3.000000000000 "$OH setdest
250.000000000000 275.000000000000
20.000000000000"
$ns_ at 4.500000000000 "$OH setdest
320.000000000000 300.000000000000
20.000000000000"

17. Setting koneksi antara base station dengan mobile station

#MS-II(BAGUS) ke BTS ke MS-III(EKO)


set tcp2 [new Agent/TCP]
$tcp2 set packetSize_ 500
$tcp2 set rate_ 1mb
$ns_ attach-agent $NH $tcp2
set sink0 [new Agent/TCPSink]
$ns_ attach-agent $W(0) $sink0
50
$ns_ connect $tcp2 $sink0
set ftp0 [new Application/FTP]
$ftp0 attach-agent $tcp2
$ns_ at 2.50 "$ftp0 start"
$ns_ at 3.00 "$ftp0 stop"

set tcp0 [new Agent/TCP]


$tcp0 set packetSize_ 500
$tcp0 set rate_ 1mb
$ns_ attach-agent $W(0) $tcp0
set sink0 [new Agent/TCPSink]
$ns_ attach-agent $OH $sink0
$ns_ connect $tcp0 $sink0
set ftp0 [new Application/FTP]
$ftp0 attach-agent $tcp0
$ns_ at 2.50 "$ftp0 start"
$ns_ at 3.00 "$ftp0 stop"

Gambar 3.27
Tampilan hasil simulasi MS – II mengirimkan data ke MS – III
B A B IV
ANALISA HASIL SIMULASI

4.1 Pendahuluan
Dari simulasi yang telah dilakukan, akan di analisa
kejadian saat simulasi itu berjalan. Dan dari hasil simulasi tersebut
diperoleh data-data simulasi yang kemudian dilakukan proses
analisa. Data tersebut diperoleh dari informasi yang terdapat di file
trace dimana semua kejadian selama simulasi tercatat pada file
tersebut.

4.2 Analisa pada simulasi jaringan wireless GSM


Pada saat simulasi berlangsung terjadi komunikasi antara
mobile station satu ke mobile station yang lain. Komunikasi ini
berupa komunikasi data bukan komunikasi dalam bentuk suara.
Seperti dijelaskan pada perencanaan topologi jaringan berdasarkan
metode access masing – masing jaringan, untuk jaringan GSM ini
digunakan metode access TDMA. Pada metode access TDMA user
melakukan komunikasi secara bergantian berdasarkan selang
waktu. Jadi tiap user akan mengirimkan data tiap waktu yang telah
ditentukan.
Pada simulasi terdapat empat mobile station yaitu MS-I
(INDRA), MS-II (BAGUS), MS-III (EKO), dan MS-IV
(PRASETYO) dan satu base station. Satu cell base station tersebut
mengcover semua mobile station tersebut. Dan masing – masing
mobile station tersebut akan melakukan komunikasi dengan mobile
station lainnya.
Di bawah ini adalah Gambar 4.1 yang merupakan
komunikasi antara MS-I (INDRA) dengan MS - IV (PRASETYO)

51
52

Gambar 4.1
Komunikasi antara MS-I (INDRA) dengan MS-IV
(PRASETYO)

Pada time berikutnya terjadi komunikasi lagi yaitu antara MS


– II (BAGUS) dengan MS – III (EKO) yang diperlihatkan
pada Gambar 4.2 di bawah ini.

Gambar 4.2
Komunikasi antara MS-I (BAGUS) dengan MS-IV (EKO)
53
Time berikutnya akan terjadi komunikasi lagi begitu juga
seterusnya akan berlangsung secara bergantian.

4.2.1 Analisa Delay


Pada saat komunikasi akan terdapat delay, dalam hal
ini adalah delay transmisi. Suatu packet data dari source
menuju ke destination akan memerlukan delay waktu yang
berbeda – beda tergantung parameter – parameternya antara
lain jarak mobile station dengan mobile station yang lain,
pergerakan mobile station dan masih banyak lagi yang dapat
menyebabkan delay tersebut.
Delay Time merupakan waktu yang diperlukan oleh
suatu node untuk mengirimkan data ke node yang lain pada
saat simulasi berlangsung. Berikut ini adalah data delay time
dari simulasi jaringan wireless GSM dengan kondisi send rate
yang digunakan pada proyek akhir ini.

Tabel 4.1 Delay Time packet data dari MS - I (INDRA) ke MS – IV


(PRASETYO)

Percobaan Waktu Waktu Delay


ke- Kirim (s) Terima (s) Waktu (s)
1 4.003444009 4.172880775 0.169436766
2 6.015156412 6.192063024 0.176906612
3 8.008137019 8.181962718 0.173825699
4 10.02007683 10.20510838 0.185031554
5 12.02648284 12.21943101 0.192948165
6 14.03833049 14.17995522 0.141624729
7 16.00706529 16.20172978 0.194664484
8 18.01858601 18.20791195 0.18932594
9 20.02799458 20.16450193 0.136507351
10 22.00521553 22.19218785 0.186972314
54
Tabel 4.2 Delay Time packet data dari MS II (BAGUS) ke MS III
(EKO)
Percobaan Waktu Waktu Delay
ke- Kirim (s) Terima (s) Waktu (s)
1 2.520781173 2.692934714 0.172153541
2 4.518791838 4.683205099 0.164413261
3 8.512914602 8.6651264 0.152211798
4 10.50718275 10.6642748 0.157092049
5 12.50248051 12.6383283 0.135847786
6 14.52019141 14.68398202 0.163790614
7 16.50693692 16.6526141 0.145677176
8 18.51342888 18.66702313 0.153594253
9 20.53657855 20.68552018 0.148941628
10 24.52274601 24.70596072 0.18321471

Tabel 4.3 Delay Time packet data dari MS IV (PRASETYO) ke MS I


(INDRA)
Percobaan Waktu Waktu Delay
ke- Kirim (s) Terima (s) Waktu (s)
1 3.06165655 3.183953993 0.122297443
2 5.031729363 5.182333173 0.15060381
3 7.030049175 7.186208784 0.156159609
4 9.011370703 9.198478389 0.187107686
5 11.0052808 11.18913101 0.183850216
6 13.00810082 13.18826569 0.180164868
7 15.01859793 15.19792082 0.179322892
8 17.01731183 17.20503493 0.187723099
9 19.00863702 19.19321241 0.184575389
10 21.02699405 21.17139931 0.144405266
55
Tabel 4.4 Delay Time packet data dari MS III (EKO) ke MS II
(BAGUS)
Percobaan Waktu Waktu Delay
ke- Kirim (s) Terima (s) Waktu (s)
1 3.519522164 3.698770796 0.179248632
2 5.536333738 5.669054858 0.13272112
3 7.531954396 7.64782127 0.115866874
4 9.505252357 9.64138282 0.136130463
5 11.50654978 11.69319262 0.186642843
6 13.50622571 13.67020283 0.163977128
7 15.50732377 15.63905952 0.131735744
8 17.53264086 17.66815761 0.135516752
9 19.52391246 19.66313148 0.139219016
10 21.52328969 21.68400898 0.160719295

Dari tabel di atas dapat dibuat suatu grafik dari masing


– masing delay mobile station. Setiap mobile station
mempunyai delay time yang berbeda – beda untuk
mengirimkan data ke mobile station destination. Berikut adalah
grafik perbandingan delay time antar mobile station.

Tabel 4.5 Delay Time semua mobile station


MS 1 MS 4
(INDRA) ke MS 2 (PRASETYO)
MS 4 (BAGUS) ke ke MS MS 3 (EKO) ke
(PRASETYO) MS 3 (EKO) 1(INDRA) MS 2 (BAGUS)
0.169436766 0.172153541 0.122297443 0.179248632
0.176906612 0.164413261 0.15060381 0.13272112
0.173825699 0.152211798 0.156159609 0.115866874
0.185031554 0.157092049 0.187107686 0.136130463
0.192948165 0.135847786 0.183850216 0.186642843
0.141624729 0.163790614 0.180164868 0.163977128
0.194664484 0.145677176 0.179322892 0.131735744
0.18932594 0.153594253 0.187723099 0.135516752
0.136507351 0.148941628 0.184575389 0.139219016
0.186972314 0.18321471 0.144405266 0.160719295
56

DELAY TIME ANTAR MOBILE STATION

MS 1 (INDRA) ke MS 4 (PRASETYO)
MS 2 (BAGUS) ke MS 3 (EKO)
MS 4 (PRASETYO) ke MS 1(INDRA)
MS 3 (EKO) ke MS 2 (BAGUS)

0.25

0.2
WAKTU YANG DIPERLUKAN (s)

0.15

0.1

0.05

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PERCOBAAN KE-

Gambar 4.3
Grafik time delay antar mobile station

Dari grafik di atas telah dilakukan beberapa kali percobaan dan


dari grafik tersebut dapat dilihat delay yang diperlukan mobile station
untuk mengirimkan data ke mobile station yang lain sangat bervariasi.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh letak mobile station pengirim dan mobile
station penerima data, pergerakan mobile station pengirim maupun
mobile station penerima data dan kepadatan aliran trafik data. Karena
setiap mobile station mengalami pergerakan yang acak selama simulasi
berlangsung maka setiap packet data yang dikirimkan memiliki catatan
waktu yang berbeda – beda. Semakin dekat mobile station dengan base
station maka packet data yang dikirimkan sampai diterima oleh mobile
station yang dituju memiliki catatan waktu yang lebih cepat, sebaliknya
semakin jauh mobile station dengan base station maka packet data yang
dikirimkan sampai diterima oleh mobile station yang dituju memiliki
catatan waktu yang lebih lama. Tetapi pada tampilan simulasi hanya
dapat dilihat mobile station tersebut dekat atau jauh dari base station dan
tidak dapat diukur dengan ukuran dalam bentuk satuan.
57
4.2.2 Analisa Packet Loss
Pada konteks recovery jaringan wireless, packet loss
dapat diketahui dengan menghitung selisih jumlah paket yang
dikirim dengan jumlah paket yang diterima.
Pada perhitungan packet loss seperti yang dijelaskan
di atas akan menghasilkan jumlah packet loss yang merupakan
representasi jumlah paket yang terbuang pada node atau tidak
sampai pada node destination. Pada mekanisme ini terjadi
karena setiap node atau mobile station akan mencoba
melakukan komunikasi tetapi jalur yang mau dilewati masih
digunakan oleh mobile station yang lain sehingga paket data
akan mengalami antrian dan akan di drop dan tidak sampai
pada mobile station yang dituju.

Tabel 4.6 Packet Loss semua mobile station


Percobaan Packet Yang Packet Yang Packet Yang
ke- Dikirim Diterima Loss
(byte) (byte) (byte)
1 112 40 72
2 112 40 72
3 112 40 72
4 112 40 72
5 112 40 72
6 112 40 72
7 112 40 72
8 112 40 72
9 112 40 72
10 112 40 72

Dari tabel di atas di dapatkan packet loss yang didapatkan


adalah sama. Hal ini di karenakan mekanisme komunikasi mobile
station untuk set waktu dan jumlah paket yang dikirim disetting
sama pada pembuatan program simulasi sehingga packet yang
dilosskan juga sama. Pada teknik TDMA user dibagi dalam
beberapa time slot yang berbeda. Sehingga user akan secara
bergantian dalam mengirimkan atau menerima packet data. Karena
setiap user akan berusaha untuk mengirimkan data sehingga aliran
packet data berjalan sangat lambat dan sering ada data yang tidak
58
sampai tujuan atau data yang dilosskan. Dari tabel di atas dapat
dibuat grafik
GRAFIK PACKET DATA YANG DILOSSKAN

80

70
JUMLAH PACKET YANG DILOSSKAN (byte)

60

50

40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PERCOBAAN KE-

Gambar 4.4
Packet Loss Semua Mobile Station

4.2.3 Analisa Throughput


Throughput merupakan laju data aktual yang terukur pada
suatu ukuran dalam waktu tertentu. Walaupun throughput memiliki
satuan dan rumus yang sama dengan laju data, tetapi throughput
lebih pada menggambarkan laju data yang sebenarnya (aktual) pada
suatu waktu tertentu dan pada kondisi dan jaringan internet tertentu
yang digunakan untuk mendownload suatu file atau data dengan
ukuran tertentu.
Perhitungan throughput yang digunakan pada proyek akhir
ini adalah jumlah packet data yang di terima oleh mobile station
dibagi dengan waktu pengiriman data ke mobile station yang dituju.

Ukuran Data Yang Diterima


Throughput =
Total Waktu Pengiriman Data
59

Tabel 4.7 Throughput antara mobile station 1 (INDRA) dengan mobile


station IV (PRASETYO)
Total Waktu Ukuran data /
Percobaan Pengiriman data / Packet data yang Throughput
ke- Delay Waktu (s) diterima (byte) Kbps
1 0.169436766 40 1.888610173
2 0.176906612 40 1.80886399
3 0.173825699 40 1.840924569
4 0.185031554 40 1.729434754
5 0.192948165 40 1.658476514
6 0.141624729 40 2.259492408
7 0.194664484 40 1.643854048
8 0.18932594 40 1.690206846
9 0.136507351 40 2.344196101
10 0.186972314 40 1.711483338

Tabel 4.8 Throughput antara mobile station II (BAGUS) dengan mobile


station III (EKO)
Total Waktu Ukuran data /
Percobaan Pengiriman data / Packet data yang Throughput
ke- Delay Waktu (s) diterima (byte) Kbps
1 0.172153541 40 1.858805797
2 0.164413261 40 1.946315024
3 0.152211798 40 2.102333749
4 0.157092049 40 2.037022256
5 0.135847786 40 2.355577587
6 0.163790614 40 1.953713905
7 0.145677176 40 2.196637859
8 0.153594253 40 2.083411285
9 0.148941628 40 2.148492697
10 0.18321471 40 1.746584649
60

Tabel 4.9 Throughput antara mobile station IV (PRASETYO) dengan


mobile station I (INDRA)
Total Waktu Ukuran data /
Percobaan Pengiriman data / Packet data yang Throughput
ke- Delay Waktu (s) diterima (byte) Kbps
1 0.122297443 40 2.616571468
2 0.15060381 40 2.124780243
3 0.156159609 40 2.049185459
4 0.187107686 40 1.710245083
5 0.183850216 40 1.740547316
6 0.180164868 40 1.776150942
7 0.179322892 40 1.784490516
8 0.187723099 40 1.704638383
9 0.184575389 40 1.733708929
10 0.144405266 40 2.215985669

Tabel 4.10 Throughput antara mobile station III (EKO) dengan mobile
station I (BAGUS)
Total Waktu Ukuran data /
Percobaan Pengiriman data / Packet data yang Throughput
ke- Delay Waktu (s) diterima (byte) Kbps
1 0.179248632 40 1.785229803
2 0.13272112 40 2.411070672
3 0.115866874 40 2.761790225
4 0.136130463 40 2.350686194
5 0.186642843 40 1.714504531
6 0.163977128 40 1.951491674
7 0.131735744 40 2.429105346
8 0.135516752 40 2.361331682
9 0.139219016 40 2.298536573
10 0.160719295 40 1.991049052
61
Tabel 4.11 Throughput masing – masing mobile station
MS I
(INDRA) ke MS II MS IV
MS IV (BAGUS) ke (PRASETYO) MS III (EKO)
(PRASETYO) MS III (EKO) ke MS I ke MS II
(Kbps) (Kbps) (Kbps) (Kbps)
1.888610173 1.858805797 2.616571468 1.785229803
1.80886399 1.946315024 2.124780243 2.411070672
1.840924569 2.102333749 2.049185459 2.761790225
1.729434754 2.037022256 1.710245083 2.350686194
1.658476514 2.355577587 1.740547316 1.714504531
2.259492408 1.953713905 1.776150942 1.951491674
1.643854048 2.196637859 1.784490516 2.429105346
1.690206846 2.083411285 1.704638383 2.361331682
2.344196101 2.148492697 1.733708929 2.298536573
1.711483338 1.746584649 2.215985669 1.991049052

THROUGHPUT ANTAR MOBILE STATION

2.5

2
THROUGHPUT (Kbps)

MS I (INDRA) ke MS IV (PRASETYO)
MS II (BAGUS) ke MS III (EKO)
1.5
MS IV (PRASETYO) ke MS I (INDRA)
MS III (EKO) ke MS II (PRASETYO)

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PERCOBAAN KE-

Gambar 4.5
Throughput mobile station pada jaringan Wireless GSM
62
Hasil simulasi akibat yang ditimbulkan karena
perubahan pergerakan dan letak mobile station tersebut
terhadap base station dalam suatu jaringan wireless GSM pada
unjuk kerja simulasi. Adanya delay waktu menunjukkan mobile
station tersebut mempunyai jarak dengan base station dan
mengalami pergerakan secara acak dalam satu cell base station.
Grafik throughput yang dihasilkan pada jaringan
wireless GSM adalah sangat bervariasi pula. Grafik throughput
di sini dihitung berdasarkan jumlah packet data yang berhasil
dikirimkan dari packet – packet data dalam periode perdetik,
dimulai pada saat mobile station sumber membuka pintu
komunikasi menuju ke pintu mobile station tujuan yang jauh
dan diakhiri pada saat simulasi dihentikan. Sehingga grafik
Throughput di sini juga dipengaruhi oleh delay waktu
pengiriman packet data.
Semakin tinggi throughput yang diperoleh maka
throughput jaringan tersebut lebih bagus, karena delay waktu
yang diperlukan semakin cepat sehingga aliran trafic data yang
mengalir akan semakin lebih cepat. Sebaliknya, semakin rendah
grafik throughput yang diperoleh maka throughput jaringan
tersebut kurang bagus, karena delay waktu yang diperlukan
semakin lama sehingga aliran traffic data yang mengalir akan
semakin lebih lambat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari analisa dan pengujian sistem terhadap perencanaan
sistem yang telah dibuat dalam proyek akhir ini yaitu mengenai studi
kualitas jaringan wireless GSM berbasis perangkat lunak dapat
diambil kesimpulan yaitu :
1. Pada simulasi jaringan wireless GSM, waktu yang
diperlukan mobile station saat mengirimkan data ke mobile
station yang dituju sangat bervariasi. Hal ini dipengaruhi
oleh letak dan pergerakan mobile station secara random
terhadap base station. Semakin dekat mobile station dengan
base station maka delay waktu pengiriman data semakin
cepat, begitu juga sebaliknya.
2. Packet yang Loss pada simulasi disebabkan karena trafik
aliran data yang digunakan mobile station untuk
mengirimkan data ingin digunakan mobile station yang lain.
Pada simulasi jaringan wireless GSM, packet data loss yang
didapatkan sama hal ini dikarenakan pada bidang simulasi
semua mobile station dikondisikan sama. Mobile station
sama – sama mengirimkan data tanpa ada faktor penghalang
yang menghalangi data pada saat pengiriman.
3. Throughput pada simulasi jaringan wireless GSM
bervariasi, semakin tinggi throughput yang diperoleh maka
throughput jaringan tersebut lebih baik, sebaliknya semakin
rendah throughput yang diperoleh maka throughput jaringan
tersebut kurang baik.

3.2 Saran – saran


Diharapkan nantinya simulasi jaringan wireless GSM diperluas
topologinya lebih dalam lagi seperti ke simulasi GPRS pada
GSM menggunakan NS2.

63
64

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”


DAFTAR PUSTAKA

[1] Bayu Wirawan Andi dan Indarto Eko ”Mudah Membangun


simulasi dengan Network Simulator – 2 (NS-2)”, ANDI,
Yogyakarta, 2004.
[2] Mulyanta Edi S. “ Kupas Tuntas Telepon Seluker Anda”,
ANDI, Yogyakarta, 2005.
[3] Crew Lab B.301, “Pelatihan Network Simulator - 2 2006”,
Lab jaringan Telekomunikasi B-301 Tek. Elektro ITS,
Surabaya, 2003.
[4] Silalahi Nurain, “Komunikasi Mobil Publik dan sistem
Komunikasi Mobil personal PCS” PT Elex Media
Komputindo kelompok Gramedia, Jakarta, 2003.
[5] Harsono nonot, Aswoyo Budi, Puspitorini Okkie, Arifin,
soelistyorini. “KOMUNIKASI TERAPAN 2”, JICA PENS –
ITS, Surabaya, 2000.
[6] Haobo, Yu. Nader Salehi. USC. ISI. “NS Tutorial” presented
in IEC NS Workshop 2000,
[7] Jae Chung dan Marc Claywood, “NS By Example” Worchester
Polytechnic Institute, http://nile.wpi.edu/NS/
[8] http://www.burnsidetelecom.com/whitepapers/gsm.pdf
[9] http://www.stttelkom.ac.id/staf/UKU/Materi%20Kuliah%20SI
SKOMBER/(GSM).ppt
[10] http://www.isi.edu/nsnam/dist/ns- workshop00iec00.pdf
[11] http://www.stttelkom.ac.id/staf/NMA/index_files/EE4712_3_ n
SiskomSel2000_BW.pdf
[10] http://www.elektroindonesia.com/elektro/el03a.html
[11] http://id.wikipedia.org/wiki/GSM
Lampiran 1 :
Hasil Simulasi dalam Network Simulator
Mobile station I (Indra) ke Mobile Station IV (Prasetyo)
Lampiran II :
Hasil Simulasi dalam Network Simulator
Mobile Station II (Bagus) ke Mobile Station III (Eko)
Lampiran III :

Listing Program simulasi jaringan wireless GSM


set opt(chan) Channel/WirelessChannel ;# channel
set opt(prop) Propagation/TwoRayGround ;# propagarsi gel. radio
set opt(netif) Phy/WirelessPhy ;# Interfaces
set opt(mac) Mac/802_11 ;# MAC
set opt(ifq) Queue/DropTail/PriQueue ;# interface queue
set opt(ll) LL ;# link layer
set opt(ant) Antenna/OmniAntenna ;# antenna
set opt(ifqlen) 50 ;# max packet di ifq
set opt(nn) 4 ;# banyaknya mobilenodes
set opt(adhocRouting) DSDV ;# routing protocol
set opt(x) 500 ;# koordinat x
set opt(y) 500 ;# koordinat y
set opt(seed) 0.0 ;# random seed
set opt(stop) 10 ;# waktu untuk berhenti
set num_wired_nodes 2
# Cek parameter dan random seed
if { $opt(x) == 0 || $opt(y) == 0 } {
puts "No X-Y boundary values given for wireless
topology\n"
}
if {$opt(seed) > 0} {
puts "Seeding Random number generator with
$opt(seed)\n"
ns-random $opt(seed)
}
# Program Utama
set ns_ [new Simulator]
# Hierarchical routing
$ns_ node-config -addressType hierarchical
AddrParams set domain_num_ 3 ; # banyaknya
domain (wired,b.station,mobile)
lappend cluster_num
AddrParams set cluster_num_ $cluster_num ; # banyaknya cluster dlm
domain
lappend eilastlevel
AddrParams set nodes_num_ $eilastlevel ; # banyaknya
node dalam cluster; # di tiap domain
set tracefd [open gsm.tr w]
set namtrace [open gsm.nam w]
$ns_ trace-all $tracefd
$ns_ namtrace-all-wireless $namtrace $opt(x) $opt(y)
# Topografi
set topo [new Topography]
# Topologi
$topo load_flatgrid $opt(x) $opt(y)
# General Operation Director
# 1 BTS
create-god [expr $opt(nn) + 1]
# Node Wired
set temp {}
for {set i 0} {$i < $num_wired_nodes} {incr i} {
set W($i) [$ns_ node [lindex $temp $i]]
}
$W(0) color "orange"
$W(0) label "MSC"
$W(0) shape square
$W(1) color "orange"
$W(1) label "BSC"
$W(1) shape square
# Konfigurasi BTS
$ns_ node-config -mobileIP ON \
-adhocRouting $opt(adhocRouting) \
-llType $opt(ll) \
-macType $opt(mac) \
-ifqType $opt(ifq) \
-ifqLen $opt(ifqlen) \
-antType $opt(ant) \
-propType $opt(prop) \
-phyType $opt(netif) \
-channelType $opt(chan) \
-topoInstance $topo \
-wiredRouting ON \
-agentTrace ON \
-routerTrace ON \
-macTrace ON
# HA (Base Station nodes)
set HA [$ns_ node 1.0.0]
$HA random-motion 0
# Posisi HA.
$HA set X_ 250.000000000000
$HA set Y_ 250.000000000000
$HA set Z_ 0.000000000000
$HA color "red"
$HA label "BTS"
$HA shape hexagon
# Mobilenode
$ns_ node-config -wiredRouting OFF
set MH [$ns_ node 1.0.1]
set node_(0) $MH
$MH set fid_ 100
$MH label "MS-I(INDRA)"
set HAaddress [AddrParams addr2id [$HA node-addr]]
[$MH set regagent_] set home_agent_ $HAaddress
# Posisi mobilenode awal
$MH set Z_ 0.000000000000
$MH set Y_ 200.000000000000
$MH set X_ 200.000000000000
#Pergerakan MH
$ns_ at 3.500000000000 "$MH setdest 225.000000000000
225.000000000000 20.000000000000"
$ns_ at 4.000000000000 "$MH setdest 190.000000000000
190.000000000000 20.000000000000"
# Mobilenode
$ns_ node-config -wiredRouting OFF
set NH [$ns_ node 1.0.2]
set node_(1) $NH
$NH color blue
$NH label "MS-II(BAGUS)"
set HAaddress [AddrParams addr2id [$HA node-addr]]
[$NH set regagent_] set home_agent_ $HAaddress
# Posisi mobilenode awal
$NH set Z_ 0.000000000000
$NH set Y_ 200.000000000000
$NH set X_ 300.000000000000
# Pergerakan NH
$ns_ at 3.500000000000 "$NH setdest 275.000000000000
200.000000000000 20.000000000000"
$ns_ at 5.000000000000 "$NH setdest 255.000000000000
200.000000000000 20.000000000000"
# Mobilenode
$ns_ node-config -wiredRouting OFF
set OH [$ns_ node 1.0.3]
set node_(2) $OH
$OH color blue
$OH label "MS-III(EKO)"
set HAaddress [AddrParams addr2id [$HA node-addr]]
[$OH set regagent_] set home_agent_ $HAaddress
# Posisi mobilenode awal
$OH set Z_ 0.000000000000
$OH set Y_ 300.000000000000
$OH set X_ 300.000000000000
# Pergerakan OH
$ns_ at 3.000000000000 "$OH setdest 250.000000000000
275.000000000000 20.000000000000"
$ns_ at 4.500000000000 "$OH setdest 320.000000000000
300.000000000000 20.000000000000"
# Mobilenode
$ns_ node-config -wiredRouting OFF
set PH [$ns_ node 1.0.4]
set node_(3) $PH
$PH color blue
$PH label "MS-IV(PRASETYO)"
set HAaddress [AddrParams addr2id [$HA node-addr]]
[$PH set regagent_] set home_agent_ $HAaddress
# Posisi mobilenode awal
$PH set Z_ 0.000000000000
$PH set Y_ 300.000000000000
$PH set X_ 200.000000000000
# pergerakan PH
$ns_ at 3.500000000000 "$PH setdest 200.000000000000
300.000000000000 20.000000000000"
$ns_ at 4.000000000000 "$PH setdest 230.000000000000
300.000000000000 20.000000000000"
# Setting koneksi TCP antara BS dan MS
#MS-I(INDRA) ke BTS ke MS-IV (PRASETYO)
set tcp1 [new Agent/TCP]
$tcp1 set class_ 2
$tcp1 set packetSize_ 800
$tcp1 set rate_ 0.75mb
$ns_ attach-agent $MH $tcp1
set sink0 [new Agent/TCPSink]
$ns_ attach-agent $W(0) $sink0
$ns_ connect $tcp1 $sink0
set ftp0 [new Application/FTP]
$ftp0 attach-agent $tcp1
$ns_ at 2.00 "$ftp0 start"
$ns_ at 2.50 "$ftp0 stop"

# Posisi di NAM
for {set i 0} {$i < $opt(nn)} {incr i} {
# 10 adalah ukuran dalam simulasi
$ns_ initial_node_pos $node_($i) 10
}
# Berhenti
for {set i 0} {$i < $opt(nn) } {incr i} {
$ns_ at $opt(stop).0 "$node_($i) reset";
}
$ns_ at $opt(stop).0 "$W(0) reset";
$ns_ at $opt(stop).0 "puts \"NS EXITING...\" ; $ns_ halt"
$ns_ at $opt(stop).0 "stop"
proc finish {} {
global ns_ tracefd namtrace
close $tracefd
close $namtrace
exec awk -f delay_gsm.awk gsm.tr>
delay.tr
exec nam gsm.nam &
exit 0
}
# Header untuk tracefile
puts $tracefd "M 0.0 nn $opt(nn) x $opt(x) y $opt(y) rp \
$opt(adhocRouting)"
puts $tracefd "M 0.0 prop $opt(prop) ant $opt(ant)"
puts "Starting Simulation..."
$ns_ run
Lampiran IV :

Output trace file dari simulasi jaringan wireless GSM


s 2.000000000 _3_ AGT --- 20 tcp 40 [0 0 0 0] -
------ [4194305:2 0:0 32 0] [0 0] 0 0
r 2.000000000 _3_ RTR --- 20 tcp 40 [0 0 0 0] -
------ [4194305:2 0:0 32 0] [0 0] 0 0
f 2.000000000 _3_ RTR --- 20 tcp 60 [0 0 0 0] -
------ [4194305:2 0:0 32 4194304] [0 0] 0 0
+ 2 0 1 tcp 40 ------- 2 0.0.0.1 1.0.4.2 0 21
- 2 0 1 tcp 40 ------- 2 0.0.0.1 1.0.4.2 0 21
s 2.000255000 _3_ MAC --- 0 RTS 44 [5fe 0 1 0]
s 2.000339577 _2_ AGT --- 22 udp 48 [0 0 0 0] -
------ [4194304:0 -1:0 32 0]
r 2.000339577 _2_ RTR --- 22 udp 48 [0 0 0 0] -
------ [4194304:0 -1:0 32 0]
r 2.000607236 _2_ MAC --- 0 RTS 44 [5fe 0 1 0]
s 2.000617236 _2_ MAC --- 0 CTS 38 [4c4 1 0 0]
r 2.000921471 _3_ MAC --- 0 CTS 38 [4c4 1 0 0]
s 2.000931471 _3_ MAC --- 20 tcp 112 [13a 0 1
800] ------- [4194305:2 0:0 32 4194304] [0 0] 0
0
r 2.001827707 _2_ MAC --- 20 tcp 60 [13a 0 1
800] ------- [4194305:2 0:0 32 4194304] [0 0] 1
0
s 2.001837707 _2_ MAC --- 0 ACK 38 [0 1 0 0]
+ 2.001853 2 1 tcp 60 ------- 2 1.0.1.2 0.0.0.0
0 20
- 2.001853 2 1 tcp 60 ------- 2 1.0.1.2 0.0.0.0
0 20
r 2.00208 0 1 tcp 40 ------- 2 0.0.0.1 1.0.4.2 0
21
+ 2.00208 1 2 tcp 40 ------- 2 0.0.0.1 1.0.4.2 0
21
- 2.00208 1 2 tcp 40 ------- 2 0.0.0.1 1.0.4.2 0
21
f 2.002106425 _2_ RTR --- 22 udp 68 [0 0 0 0] -
------ [4194304:0 -1:0 32 0]
r 2.002141943 _3_ MAC --- 0 ACK 38 [0 1 0 0]
s 2.002431707 _2_ MAC --- 22 udp 120 [0
ffffffff 0 800] ------- [4194304:0 -1:0 32 0]
r 2.003391943 _6_ MAC --- 22 udp 68 [0 ffffffff
0 800] ------- [4194304:0 -1:0 32 0]
r 2.003391943 _3_ MAC --- 22 udp 68 [0 ffffffff
0 800] ------- [4194304:0 -1:0 32 0]
r 2.003391943 _4_ MAC --- 22 udp 68 [0 ffffffff
0 800] ------- [4194304:0 -1:0 32 0]
r 2.003391943 _5_ MAC --- 22 udp 68 [0 ffffffff
0 800] ------- [4194304:0 -1:0 32 0]
r 2.003416943 _6_ RTR --- 22 udp 68 [0 ffffffff
0 800] ------- [4194304:0 -1:0 32 0]
r 2.003416943 _6_ AGT --- 22 udp 68 [0 ffffffff
0 800] ------- [4194304:0 -1:0 31 0]
s 2.003416943 _6_ AGT --- 23 udp 52 [0 0 0 0] -
------ [4194308:0 4194304:0 32 0]
r 2.003416943 _6_ RTR --- 23 udp 52 [0 0 0 0] -
------ [4194308:0 4194304:0 32 0]
f 2.003416943 _6_ RTR --- 23 udp 72 [0 0 0 0] -
------ [4194308:0 4194304:0 32 4194304]
r 2.003416943 _3_ RTR --- 22 udp 68 [0 ffffffff
0 800] ------- [4194304:0 -1:0 32 0]
r 2.003416943 _3_ AGT --- 22 udp 68 [0 ffffffff
0 800] ------- [4194304:0 -1:0 31 0]
s 2.003416943 _3_ AGT --- 24 udp 52 [0 0 0 0] -
------ [4194305:0 4194304:0 32 0]
r 2.003416943 _3_ RTR --- 24 udp 52 [0 0 0 0] -
------ [4194305:0 4194304:0 32 0]
f 2.003416943 _3_ RTR --- 24 udp 72 [0 0 0 0] -
------ [4194305:0 4194304:0 32 4194304]
r 2.003416943 _4_ RTR --- 22 udp 68 [0 ffffffff
0 800] ------- [4194304:0 -1:0 32 0]
r 2.003416943 _4_ AGT --- 22 udp 68 [0 ffffffff
0 800] ------- [4194304:0 -1:0 31 0]
s 2.003416943 _4_ AGT --- 25 udp 52 [0 0 0 0] -
------ [4194306:0 4194304:0 32 0]
r 2.003416943 _4_ RTR --- 25 udp 52 [0 0 0 0] -
------ [4194306:0 4194304:0 32 0]
f 2.003416943 _4_ RTR --- 25 udp 72 [0 0 0 0] -
------ [4194306:0 4194304:0 32 4194304]
r 2.003416943 _5_ RTR --- 22 udp 68 [0 ffffffff
0 800] ------- [4194304:0 -1:0 32 0]
r 2.003416943 _5_ AGT --- 22 udp 68 [0 ffffffff
0 800] ------- [4194304:0 -1:0 31 0]
s 2.003416943 _5_ AGT --- 26 udp 52 [0 0 0 0] -
------ [4194307:0 4194304:0 32 0]
r 2.003416943 _5_ RTR --- 26 udp 52 [0 0 0 0] -
------ [4194307:0 4194304:0 32 0]
f 2.003416943 _5_ RTR --- 26 udp 72 [0 0 0 0] -
------ [4194307:0 4194304:0 32 4194304]
s 2.003491943 _6_ MAC --- 0 RTS 44 [65e 0 4 0]
r 2.003844179 _2_ MAC --- 0 RTS 44 [65e 0 4 0]
s 2.003854179 _2_ MAC --- 0 CTS 38 [524 4 0 0]
r 2.003973 2 1 tcp 60 ------- 2 1.0.1.2 0.0.0.0
0 20
+ 2.003973 1 0 tcp 60 ------- 2 1.0.1.2 0.0.0.0
0 20
- 2.003973 1 0 tcp 60 ------- 2 1.0.1.2 0.0.0.0
0 20
r 2.004158414 _6_ MAC --- 0 CTS 38 [524 4 0 0]
r 2.00416 1 2 tcp 40 ------- 2 0.0.0.1 1.0.4.2 0
21
r 2.004160000 _2_ RTR --- 21 tcp 40 [0 0 0 0] -
------ [0:1 4194308:2 30 0] [0 0] 0 0
f 2.004160000 _2_ RTR --- 21 tcp 40 [0 0 0 0] -
------ [0:1 4194308:2 29 4194308] [0 0] 0 0
s 2.004168414 _6_ MAC --- 23 udp 124 [13a 0 4
800] ------- [4194308:0 4194304:0 32 4194304]
r 2.005160650 _2_ MAC --- 23 udp 72 [13a 0 4
:
:
:
:
:
:
:
Dan seterusnya hingga waktu yang telah ditentukan
RIWAYAT HIDUP

Penyusun lahir di kota Gresik, pada tanggal 02 April


1986. Sebagai anak pertama dari 3 bersaudara dari
seorang ibu yang bernama Sumarlik dan ayah
bernama Suprapto. Saat ini bertempat tinggal di jln.
Raya Kedamean Gresik.

Riwayat pendidikan formal yang pernah ditempuh:


SD Negeri Turirejo kedamean gresik lulus tahun 1997.
SMP Negeri 1 kedamean gresik lulus tahun 2000.
SMU Negeri 1 kedamean gresik lulus tahun 2003.
D3 Jurusan Telekomunikasi, Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
(ITS).

Pada tanggal 02 Agustus 2006 mengikuti Seminar Proyek Akhir sebagai


salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md.) di
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya (ITS).

You might also like