Professional Documents
Culture Documents
Tindak pidana perpajakan adalah informasi yang tidak benar mengenai laporan yang terkait dengan pemungutan pajak dengan menyampaikan SPT, tetapi yang isinya tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keteranganketerangan yang tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada negara dan kejahatan lainnya yang diatur dalam Undang-Undang yang mengatur perpajakan
Sanksi Perpajakan
Pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh WP sepanjang menyangkut tindakan administratif perpajakan dikenakan sanksi administratif
Didenda paling sedikit satu kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 2 bulan atau paling lama 1 tahun
Wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak terutang beserta sanski administrasi berupa kenaikan sebesar 200%
Menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap
Tidak menyimpan buku, catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan pencatatan
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun
Denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang
Pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama enam tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang
Ditambahkan 1 kali menjadi 2 kali sanksi pidana yang sama apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 tahun
Sanksi Pidana karena Faktur Pajak atau Pemotongan dan Pemungutan Pajak
Setiap orang yang dengan sengaja
Menerbitkan dan/atau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi sebenarnya Menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai PKP
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 tahun dan paling lama 6 tahun serta denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, baik pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak dan paling banyak 6 kali jumlah pajak tersebut
No
1.
Masalah
Pembetulan sendiri SPT (SPT tahunan atau SPT masa) tetapi belum diperiksa
Dari penelitian rutin: PPh pasal 25 tidak/kurang bayar PPh pasal 21,22,23, dan 26 serta PPn yang terlambat dibayar SKPKB, STP, SKPKBT tidak/kurang bayar atau terlambat bayar SPT salah tulis/salah hitung Dilakukan pemeriksaan, pajak kurang dibayar (maksimum 24 bulan) Pajak diangsur/dtunda ; SKPKB, SKKPP, STP SPT tahunan PPh di tunda, pajak kurang dibayar
2.
SSP/STP SSP/STP
SSP/STP
SSP/STP SSP/SPKB SSP/STP SSP/STP
3. 4. 5.
Bunga pembayaran adalah bunga karena melakukan pembayaran pajak tidak tepat pada waktunya, dan pembayaran pajak tersebut dilakukan sendiri
Bunga penagihan adalah bunga karena pembayaran pajak yang di tagih dengan surat tagihan berupa STP, SKPKB, SKPPKBT tidak dilakukan dalam batas waktu pembayaran
Bunga ketetapan adalah bunga yang dimasukkan dalam surat ketetapan pajak tambahan pokok pajak
Masalah
Tidak/terlambat memasukkan/menyampaikan SPT
2.
Pembetulan sendiri, SPT tahunan atau SPT masa tetapi belum disidik
3.
Khusus PPn: a. Tidak melaporkan usaha b. Tidak membuat/mengisi faktur c. Melanggar larangan membuat faktur (PKP yang tidak dikukuhkan)
Khusus PBB: a. STP, SKPKB tidak/kurang dibayar atau terlambat dibayar b. Dilakukan pemeriksaan pajak kurang bayar
4.
STP + denda 2% (maksimum 24 bulan) SKPKB+denda administrasi dari selisiih pajak yang terutang
No
1.
Masalah
Dikeluarkan SKPKB dengan penghitungan secara jabatan: a. Tidak memasukkan SPT tahunan PPh 29 b. Tidak memasukkan SPT tahunan PPh 21,23,26 dan PPn c. Tidak meyelenggarakan pembukuan d. Tidak memperlihatkan buku/dokumen, tidak memberikan keterangan, tidak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
2.
Dikeluarkan SKPKBT karena ditemukan data baru, data semula yang belum terungkap setelah dikeluarkan SKPKB Khusus PPn: Dikeluarkan SKPKB karena pemeriksaan, dimana PKP tidak seharusnya mengkompensasi selisih lebih, menghitung tarif 0% diberi restitusi pajak
SKPKBT 100%
3.
SKPKB 100%