You are on page 1of 23

1 Oleh CICI HERLINA BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Selain itu pula pendidikan sangat penting dalam pembangunan maka tidak salah jika pemerintah senantiasa mengusahakan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik dari tingkat yang paling rendah maupun sampai ketingkat perguruan tinggi. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan terutama dalam sistem sekolah di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Selain itu pula, di sekolah dasar banyak diperkenalkan dengan benda-benda konkrit yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yang terdesain dalam suatu mata pelajaran pendidikan matematika. Mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan dan merupakan bagian integral dari pendidikan nasional dan tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lain. Matematika juga merupakan ilmu dasar atau basic science, yang penerapannya sangat dibutuhkan oleh ilmu pengetahuan dan

1 teknologi. Ironisnya matematika dikalangan para pelajar merupakan mata pelajaran yang kurang disukai, minat mereka terhadap pelajaran ini rendah sehingga penguasaan sis a terhadap mata pelajaran matematika menjadi sangat kurang. Masalah ini cukup mengglobal dan tidak hanya terjadi di Indonesia sebagaimana hasil sur!ey Education Testing Service pada "ni!ersitas Princeton, #merika Serikat $dalam #nn %utler dan &udolph Mc Shane 1''()*+ bah a matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang dikuasai oleh pelajar. ,alam pembelajaran matematika, terutama di kelas rendah banyak hal atau -aktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar sis a dan hal-hal yang sering menghambat untuk tercapainya tujuan belajar. .arena pada dasarnya setiap anak tidak sama cara belajarnya, demikian pula dalam memahami konsep-konsep abstrak. Melalui tingkat belajar yang berbeda antara satu dengan yang lainnya maka guru yang baik adalah guru yang mampu mengajar dengan baik, khususnya ada saat menanamkan konsep baru. Salah satu metode pembelajaran yang diharapkan mampu memberikan bantuan pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar sis a adalah dengan menerapkan sistem pembelajaran yang menggunakan alat peraga khususnya pada bidang studi matematika. Menurut /ijaya dan &usyan $1''0 ) 112+ media berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan moti!asi belajar sehingga sis a tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar. 3al ini sesuai dengan pendapat seorang psikolog, 3am4ah $1'51 ) 16+ bah a seseorang akan memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dilihat dari pada sesuatu yang didengar atau dibaca. Penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan alat peraga khususnya bidang studi matematika didasari kenyataan bah a pada bidang studi matematika terdapat banyak pokok bahasan yang memerlukan alat bantu untuk menjabarkannya, diantaranya pada materi operasi bilangan bulat dengan pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan. 7leh sebab itu, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pokok bahasan tersebut dianggap sangat tepat untuk membantu mempermudah sis a memahami materinya. ,isisi lain suasana belajar akan lebih hidup, dan komunikasi antara guru dan sis a dapat terjalin dengan baik. 3al ini diduga pula dapat membantu sis a dalam upaya meningkatkan prestasi belajarnya pada bidang studi matematika. .enyataan yang ada, penggunaan alat peraga di sekolah belum membudaya, dalam arti tidak semua guru matematika menggunakan alat peraga dalam mengajar. 3al ini disebabkan belum timbul kesadaran akan pentingnya penggunaan alat peraga serta pengaruhnya dalam kegiatan proses belajar mengajar terutama pada pengajaran bilangan bulat. 8erdasarkan hasil obser!asi di Sekolah ,asar 9egeri 1 .atobu, diperoleh in-ormasi tentang masih kurangnya perhatian dan dorongan dalam penggunaan alat peraga alaupun alat peraga sebagian sudah tersedia akan tetapi tidak semua guru menggunakannya. 8erkenaan hal tersebut maka penelitian ini merupakan suatu upaya untuk menguji e-ekti!itas pengajaran dengan menggunakan alat peraga yang akan dibandingkan denga pengajaran tanpa menggunakan alat peraga, khususnya pada pengajaran operasi bilangan bulat. 2. Rumusan Masalah 8erdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut) 1. 8agaimana deskripsi nilai Matematika sis a yang diajarkan dengan menggunakan alat peraga pada 7perasi 8ilangan 8ulat di kelas I: S, 9egeri 1 .atobu ; 6. 8agaimana deskripsi nilai Matematika sis a yang diajarkan tanpa menggunakan alat peraga pada 7perasi 8ilangan 8ulat di kelas I: S, 9egeri 1 .atobu ; 1. #pakah pengajaran dengan menggunakan alat peraga lebih e-ekti- jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan alat peraga pada 7perasi 8ilangan 8ulat di kelas I: S, 9egeri 1 .atobu ; 1. Tujuan Penel t an Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah )

1 1. "ntuk mengetahui deskripsi nilai matematika dari sis a-sis a yang diajar dengan menggunakan alat peraga pada 7perasi 8ilangan 8ulat di kelas I: S, 9egeri 1 .atobu. 6. "ntuk mengetahui deskripsi nilai matematika dari sis a yang diajar tanpa menggunakan alat peraga pada 7perasi 8ilangan 8ulat di kelas I: S, 9egeri 1 .atobu. 1. "ntuk mengetahui apakah pengajaran matematika dengan menggunakan alat peraga lebih e-ekti- jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan alat peraga pada 7perasi 8ilangan 8ulat di kelas I: S, 9egeri 1 .atobu. 1. Man!aat Penel t an Man-aat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut) 1. Sebagai bahan in-ormasi bagi guru matematika di S, pada umumnya dan khususnya guru matematika di S, 9egeri 1 .atobu tentang e-ekti!itas penggunaan alat peraga pada pengajaran matematika di S,. 6. Sebagai bahan in-ormasi bagi peneliti lain yang akan meneliti hal-hal yang rele!an dengan penelitian ini. BAB II "A#IAN PU$TA"A 1. "aj an Te%r 1. Pengert an Matemat ka Matematika adalah ilmu pengetahuan struktur dan hubungan-hubungannya, simbol-simbol diperlukan, matematika berkenaan dengan ide-ide abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya dedukti- $3udoyo, 1'55) 1+. Menurut 9asution dalam $Sugiarto, 1''<) 5+, bah a matematika dapat dipandang sebagai suatu ide yang dihasilkan oleh ahli-ahli matematika dan objek penalarannya dapat berupa benda-benda atau makhluk, atau dapat dibayangkan dalam alam pikiran kita. Pengertian lain yang dikemukakan oleh Sutrisman dan =ambuan $1'52) 6-1+ bah a matematika adalah pengetahuan tentang kuantitas ruang, salah satu dari sekian banyak cabang ilmu yang sistematis, terstruktur dan eksak. 8erdasarkan uraian-uraian di atas tentang pengertian matematika dapat disimpulkan bah a matematika adalah merupakan kumpulan ide-ide yang bersi-at abstrak, dengan struktur-struktur dedukti-, mempunyai peran yang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1 6. Pr%ses Belajar Mengajar Matemat ka 8eberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan de-inisi belajar secara berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama, seperti yang dinyatakan oleh 3amalik $1''1 ) 0<+ mengemukakan bah a belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri sis a yang nyata serta latihan yang kontinu, perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Pendapat serupa dikemukakan 3udoyo $1'55 ) 1<2+ mengemukakan bah a belajar merupakan suatu proses akti- dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga timbul perubahan tingkah laku, misalnya setelah belajar, seorang mampu mendemonstrasikan dan keterampilan dimana sebelumnya sis a tidak dapat melakukannya. Selanjutnya #n ar $1''< ) '5+ mengemukakan bah a belajar adalah setiap perubahan dari setiap tingkah laku yang merupakan pende asaaan>pematangan atau yang disebabkan oleh suatu kondisi dari organisme. 8erdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bah a belajar merupakan proses indi!idu sis a dalam interaksinya dengan lingkungan, sehingga menyebabkan terjadinya proses tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungan tersebut. ,alam proses belajar mengajar matematika, seorang sis a tidak dapat mengetahui jenjang yang lebih tinggi tanpa melalui dasar atau hal-hal yang merupakan prasyarat dalam kelanjutan program pengajaran selanjutnya. "ntuk mempelajari matematika dituntut kesiapan sis a dalam menerima pelajaran, kesiapan yang dimaksud adalah kematangan intelektual dan pengalaman belajar yang telah dimiliki oleh anak, sehingga hasil belajar lebih bermakna bagi sis a. 3udoyo $1'55 ) 0+ berpendapat bah a belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu proses belajar . Pendapat serupa dikemukakan &usse--endi $1'55 ) 6(+ bah a belajar matematika bagi seorang anak merupakan proses yang kontinu sehingga diperlukan pengetahuan dan pengertian dasar matematika yang baik pada permukaan belajar untuk belajar selanjutnya. ,ari pendapat di atas, dapat disimpulkan bah a proses belajar matematika haruslah dia ali dengan mempelajari konsep-konsep yang lebih mendalam dengan menggunakan konsep-konsep sebelumnya atau dengan kata lain bah a proses belajar matematika adalah suatu rangkaian kegiatan belajar mengajar dalam interaksi hubungan timbal balik antara sis a dengan guru yang berlangsung dalam lingkungan yang ada disekitarnya untuk mencapai tujuan tertentu. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru yang berlangsung dalam situasi edukati- dalam mencapai tujuan tertentu. ,alam proses mengajar matematika terdapat adanya suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara guru yang mengajar dan sis a yang belajar. Seperti diungkapkan "sman $1''( ) (+ bah a proses mengajar dikatakan sukses apabila anak-anak dapat mengemukakan apa yang dipelajarinya dengan bebas serta penuh kepercayaan berbagai situasi dalam hidupnya. 9asution $1'5( ) (0+ berpendapat bah a proses mengajar adalah suatu akti!itas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. 8erdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bah a proses mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dalam lingkungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga menimbulkan terjadinya proses belajar yang menyenangkan pada diri sis a jadi yang akan menentukan keberhasilan suatu pross mengajar adalah pengajar itu sendiri.

1 1. Pengert an Alat Peraga Menurut 9asution $1'5() 1<<+ alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar e-ekti-. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau #udio-:isual #ids $#:#+ adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indera pendengaran $Suhardi, 1'25) 11+. Sejalan dengan itu Sumadi $1'26) 0+ mengemukakan bah a alat peraga atau #:# adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. #lat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan e-ekti-. 3al ini sesuai dengan pendapat #mir 3am4ah $1'51) 11+ bah a media pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi menjadi e-ekti-. Sedangkan yang dimaksud dengan alat peraga menurut 9asution $1'5() '(+ adalah alat bantu dalam mengajar lebih e-ekti-. ,ari uraian-uraian di atas jelaslah bah a media atau alat bantu mengajar adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan sis a sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri sis a.

1 0. Peranan Alat Peraga Untuk Pen& & kan $ek%lah Menurut kurikulum $#nonim, 1''1) 6?+ peranan alat peraga disebutkan sebagai berikut) $a+ alat peraga dapat membuat pendidikan lebih e-ekti- dengan jalan meningkatkan semangat belajar sis a, $b+ alat peraga memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para sis a belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing indi!idu, $c+ alat peraga memungkinkan belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan diluar kelas, $d+ alat peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis dan teratur. =eori lain yang mengatakan bah a alat peraga dalam pengajaran dapat berman-aat sebagai berikut) Meletakkan dasar-dasar yang kuat untuk berpikir sehingga mengurangi !erbalisme, ,apat memperbesar perhatian sis a, meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga belajar akan lebih mantap $3amalik, 1''2) 0<+. ,engan melihat peranan alat peraga dalam pengajaran maka pelajaran matematika pelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling membutuhkan alat peraga, karena pada pelajaran ini sis a berangkat dari yang abstrak yang akan diterjemahkan kesesuatu yang konkrit.

1 (. Penggunaan Alat Peraga Man k'Man k Pa&a O(eras B langan Bulat ,alam @nsiklopedia Matematika, 7perasi diartikan suatu pengerjaan $9egoro, 6<<<) 615+. 7perasi yang dimaksud adalah operasi hitung atau pengerjaan hitung. Aebih lanjut &usse--endi $1'2') 61+ mengatakan bah a apabila ada kata operasi hitung atau pengerjaan hitung, maksudnya sama yaitu salah satu beberapa atau semua dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian serta operasi hitung lainnya. 3impunan bilangan bulat disimbolkan dengan B $Zahlan+ yaitu himpunan bilangan yang dapat dituliskan sebagai berikut) B C DE, -0, -1, -6, -1, <, 1, 6, 1, 0, EF. Gadi bilangan bulat adalah semua bilangan cacah dengan semua la an bilangan asli atau bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positi-, nol dan bilangan bulat negati-. ,alam matematika dikenal empat operasi hitung dasar yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. 7perasi bilangan bulat adalah operasi yang dilakukan terhadap bilangan bulat. #da beberapa alat peraga yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara konkret proses perhitungan pada bilangan bulat, diantaranya manik-manik.

1 #lat peraga manik-manik digunakan untuk memberikan pemahaman tentang pengerjaan bilangan dengan menggunakan pendekatan konsep himpunan. Sesuai konsep pada himpunan, kita dapat Menggabungkan atau memisahkan dua himpunan yang dalam hal ini anggotanya berbentuk manik-manik. 8entuk manik-naik ini dapat berupa bangun setengah lingkaran yang apabila sisi diameternya dihimpitkan atau digabungkan akan membentuk lingkaran penuh. 8entuk alat ini juga dapat dimodi-ikasi ke dalam bentuk-bentuk lain asal sesuai dengan prinsip kerjanya. #lat ini biasanya terdiri atas dua arna, misalnya kuning untuk menandakan bilangan negati- dan hijau untuk menandakan bilangan positi-. ,alam alat ini, bilangan nol diperlihatkan oleh dua buah manik-manik dengan berbeda arna yang dihimpitkan pada sisi diameternya, sehingga terbentuk lingkaran penuh. 8entuk netral ini digunakan pada saat melakukan operasi pengurangan a H b dengan b lebih besar dan a atau b merupakan bilangan negati-. ,alam konsep himpunan, 7perasi gabung atau proses penggabungan dapat diartikan sebagai penjumlahan, dan Proses pemisahan atau Pengambilan dapat diartikan sebagai pengurangan. 8erarti kalau kita menggabungkan sejumlah manik-manik ke dalam kelompok manik-manik lain, maka sama halnya dengan melakukan penjumlahan.

Sebaliknya kalau kita melakukan proses pemisahan sejumlah manik-manik keluar dari kelompok manik-manik, maka sama halnya dengan melakukan pengurangan $Muhsetyo, 6<<6) 2+.

8eberapa hal yang harus dijalankan dalam melakukan proses penjumlahan adalah) 1. Gika a dan b kedua-duanya merupakan bilangan positi- atau bilangan negati-, maka gabungan sejumlah manik-manik ke dalam kelompok manik-manik lain yang ber arna sama. %ontoh) $-1+ I $-(+ C E; =empatkan 1 buah manik-manik yang ber arna kuning $bertanda negati-+ ke papan

Jabungkan atau tambahkan ke dalam papan ( buah manik-manik yang juga ber arna kuning

1 atau bertanda negati-.

Setelah proses penggabungan, maka terlihat ada 5 buah manik-manik ber arna kuning. Gadi $1+ I $-(+ C -5 6. Gika a bilangan positi- dan b bilangan negati- atau sebaliknya, maka gabungkan sejumlah manikmanik yang me akili positi- ke dalam kelompok manik-manik yang me akili bilangan negati-. Selanjutnya, lakukan proses pemetaan $penghimpitan+ antara dua kelompok tersebut. #gar ada ang menjadi lingkaran penuh tujuannya adalah untuk mencapai sebanyak-banyaknya kelompok manikmanik yang bernilai nol. 8iasanya setelah proses pemetaan dilakukan akan menyisakan manik-manik dengan arna tertentu yang merupakan hasil dari penjumlahannya. %ontoh) 1 I $-(+ C E =empatkan 1 buah manik-manik yang ber arna biru atau bertanda positi- ke papan

Jabungkan atau tambahkan ke dalam papan manik-manik yang ber arna kuning ( buah.

Aakukan pemetaan antara manik-manik yang ber arna kuning dan hijau atau yang bertanda negati- dan positi- sehingga bernilai netral lalu keluarkan

,ari hasil pemetaan terlihat adanya 1 buah lingkaran penuh dan menyisakan 6 buah manikmanik yang ber arna kuning.

1 Gadi) 1 I $-(+ C -6

8eberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proses pengurangan adalah) 1. Gika a dan b merupakan bilangan positi- dan a lebih besar dari b maka pisahkan secara langsung sejumlah b manik-manik keluar dari kelompok manik-manik yang berjumlah a. %ontoh) ( H 1 C E; =empatkan ( buah manik-manik yang ber arna biru atau bertanda positi- ke papan.

#mbil atau pisahkan 1 buah manik-manik keluar dari papan

Setelah dikeluarkan maka tersisa 6 buah manik-manik jadi ( H 1 C 6

6. Gika a dan b merupakan bilangan positi- dan a lebih kecil dari b maka sebelum memisahkan sejumlah b manik-manik yang bilangannya lebih besar dari a, terlebih dahulu gabungkan sejumlah manikmanik yang bersi-at netral ke dalam himpunan manik-manik a, dan banyaknya tergantung pada seberapa kurangnya manik-manik yang akan dipisahkan. %ontoh) 1 H ( C E; =empatkan 1 buah manik-manik yang ber arna hijau ke papan

#kan diambil sebanyak 5 buah manik-manik tetapi hanya ada 1 buah karena itu kita menambahkan 6 buah manik-manik yang bernilai netral

Selanjutnya kita dapat mengambil ( buah manik-manik yang ber arna hijau sebanyak ( buah.

,ari hasil pengamatan tersebut maka tersisa 6 buah manik-manik yang ber arna kuning $bernilai negati-+ jadi 1 H ( C -6

1. Gika a bilangan positi- dan b bilangan negati- maka sebelum memisahkan sejumlah b manik-manik yang bernilai negati- terlebih dahulu harus menggabungkan sejumlah manik-manik yang bersi-at netral dan banyaknya tergantung pada besarnya bilangan b. %ontoh) 1 H $-(+ CE; =empatkan 1 buah manik-manik yang ber arna hijau ke papan

Seharusnya kita mengambil ( buah manik-manik ber arna kuning $bertanda negati-+ tetapi sejumlah manik-manik ber arna kuning belum ada, maka kita menambahkan ( buah manikmanik yang bernilai netral sebanyak ( buah.

Selanjutnya kita dapat mengambil ( buah manik-manik yang ber arna kuning tersebut keluar dari papan

,ari hasil pengambilan terlihat bah a tersisa 5 buah manik-manik yang ber arna hijau $bertanda positi-+ jadi 1 H $-(+ C 5 6. Gika a bilangan negati- dan b bilangan positi- maka sebelum melakukan proses pemisahan sejumlah b manik-manik yang bernilai positi- dari kumpulan manik-manik yang bernilai negati- terlebih dahulu harus menambahkan sejumlah manik-manik yang bersi-at netral ke dalam kumpulan yang banyaknya tergantung pada besarnya nilai b. %ontoh) $-1+ H ( C E; =empatkan 1 buah manik-manik yang ber arna kuning $bertanda negati-+ ke papan

Seharusnya kita mengambil ( buah manik-manik ber arna hijau $bertanda positi-+ tetapi sejumlah manik-manik yang ber arna hijau belum ada maka kita menambahkan ( buah manik-manik bernilai netral sebanyak ( buah.

Selanjutnya kita dapat mengambil ( buah manik-manik yang bertanda positi- dari papan

,ari hasil pengambilan tersebut di dalam papan sekarang tersisa 5 buah manik-manik yang ber arna kuning $bertanda negati-+ Gadi $-1+ H ( C -5

(. Gika a dan b merupakan bilangan negati- dan a lebih besar dari b maka sebelum melakukan proses pemisahan sejumlah b manik-manik yang bilangannya lebih kecil dari a terlebih dahulu harus dilakukan proses penggabungan sejumlah manik-manik yang bersi-at netral ke dalam kumpulan manik-manik a dan banyaknya tergantung pada seberapa kurangnya manik-manik yang akan dipisahkan. %ontoh) $-1+ H $-(+ C E; =empatkan 1 buah manik-manik yang ber arna kuning $bertanda negati- di papan

Seharusnya kita mengambil di papan sebanyak ( buah manik-manik ber arna kuning tetapi hanya ada 1 buah maka kita menambahkan 6 buah manik-manik yang bersi-at netral

Selanjutnya kita dapat mengambil ( buah manik-manik yang ber arna kuning keluar dari papan

,ari hasil pengambilan tersebut, di papan sekarang tersisa 6 buah manik-manik ber arna hijau $bertanda positi-+ jadi $-1+ H $-(+ C 6 6. Gika a dan b merupakan bilangan negati- dan a lebih kecil dari b maka pisahkan secara langsung sejumlah b manik-manik keluar dari kelompok manik-manik berjumlah a. %ontoh) $-(+ H $-1+ C E; =empatkan ( buah manik-manik yang ber arna kuning $bertanda negati-+ ke dalam papan

#mbil atau pisahkan 1 buah manik-manik keluar dari papan

Setelah proses pemisahan sekarang sisa manik-manik berjumlah 6 buah $bertanda negati-+ jadi $-(+ H $-1+ C -6

?. Pengert an E!ekt ) tas @-ekti!itas adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana apa yang telah direncanakan dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat tercapai semakin e-ekti- pula kegiatan tersebut. ,engan kata lain, e-ekti!itas berarti tingkat keberhasilan untuk menyatakan suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan -iloso-inya. 9amun untuk menyamakan persepsi menurut "sman $1''() 2+ sebaiknya berpedoman pada kurikulum yang berlaku dan telah disempurnakan antara lain bah a pengajaran dikatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus $=I.+ tercapai. "ntuk mengetahui tercapainya =I. guru perlu mengadakan tes -ormati- setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada sis a yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sis a telah menguasai =I. yang ingin dicapai. .eberhasilan suatu proses belajar dipengaruhi oleh beberapa -aktor salah satunya adalah penggunaan metode mengajar sehingga dapat dikatakan bah a peningkatan orientasi belajar sis a yang ditentukan oleh kee-ekti!an belajar penggunaan suatu

1 pembelajaran.

1 6. "erangka Ber( k r Proses pembelajaran matematika memerlukan media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi atau materi pelajaran yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian suatu tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Kungsi media pengajaran atau alat peraga dalam pembelajaran matematika dimaksudkan agar komunikasi antara guru dan sis a dalam hal penyampaian pesan, sis a lebih memahami dan mengerti tentang konsep abstrak matematika yang diin-ormasikan kepadanya. ,engan demikian sis a yang diajar lebih mudah memahami materi pelajaran yang diajarkan. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat merupakan suatu metode yang membantu mempermudah sis a memahami materi yang diajarkan. ,engan menggunakan alat peraga sis a dapat mempraktekkan secara langsung menghitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. %ara ini dapat membantu mempermudah sis a memahami konsep lebih baik sehingga akan mendorong peningkatan prestasi belajarnya secara optimal. Sedangkan pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga pada materi yang sama akan menyebabkan sis a mengalami kesulitan dalam memahaminya. 3al ini disebabkan karena guru hanya memberikan contoh-contoh yang bersi-at abstrak yang ada pada buku atau sekedar menggambarkan di papan tulis saja sebagai contohnya. 1. Has l Penel t an *ang Rele)an Pada bagian ini ditemukan hasil-hasil penelitian yang rele!an dengan penelitian diantaranya) 1. =utik 3armini $6<<6+ mengemukakan pengajaran dengan menggunakan alat peraga lebih e-ekti- jika dibandingkan dengan pengajaran tanpa menggunakan alat peraga pada pengajaran Jeometri di .elas III SA=P 9egeri. 6 .atobu. 6. 3alia P. & $1''2+ mengemukakan hasil belajar sis a SA=P 9egeri I Sampara pada pokok bahasan bangun ruang yang diajar dengan menggunakan alat peraga lebih baik dari pada yang diajar tanpa menggunakan alat peraga. 6. H (%tes s Penel t an 3ipotesis yang akan di uji kebenarannya dalam penelitian ini) Pengajaran Matematika dengan menggunakan alat peraga lebih e-ekti- bila dibandingkan dengan tidak menggunakan alat peraga pada 7perasi 8ilangan 8ulat di .elas I: S, 9egeri 1 .atobu. Secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut) 3< ) L1 C L6 la an 31 ) L1 M L6 .eterangan) L1 C Pengajaran dengan menggunakan alat peraga L6 C Pengajaran tanpa menggunakan alat peraga BAB III METODE PENELITIAN 1. #en s Penel t an #dapun jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan alat peraga pada pengajaran operasi bilangan bulat pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan pada sis a kelas I: S, 9egeri 1 .atobu. 6. Tem(at &an +aktu Penel t an Penelitian ini dilaksanakan pada S, 9egeri 1 .atobu yang pelaksanaannya dimulai 1 Mei sampai dengan 1 Guni 6<<? tahun ajaran 6<<(>6<<? 1. P%(ulas &an $am(el

1 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh sis a kelas I: S, 9egeri 1 .atobu tahun ajaran 6<<(>6<<? yang terdiri dari 6 kelas yaitu I: # C 01 orang dan I: 8 C 02 orang. .arena 6 kelas maka keseluruhan populasi diambil sampel penelitian. .edua kelompok sis a ini juga mempunyai rata-rata kemampuan matematika yang hampir sama. sehingga penentuan kelas mana yang diajar dengan menggunakan alat peraga dan tidak menggunakan alat peraga dilakukan secara acak $random sampling+. 3asilnya adalah kelas I: # sebagai kelas eksperimen dengan skor rata-rata ?,10 dan kelas I: 8 sebagai kelas kontrol dengan skor rata-rata ?,12. 0. ,ar a-el &an Desa n Penel t an :ariabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya satu jenis !ariabel saja, yaitu !ariabel *. :ariabel ini dibagi menjadi dua sub !ariabel yaitu) *1 C 3asil belajar sis a yang diajar dengan menggunakan alat peraga $kelompok eksperimen+ *6 C 3asil belajar sis a yang diajar tanpa menggunakan alat peraga $kelompok kontrol+ #dapun desain dalam penelitian ini menggunakan Randomzed Control Grup Design. Pemilihan desain tersebut karena penelitian ini menetapkan dua kelompok yang ditempatkan secara random kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, model dasarnya sebagai berikut) # @ * 71 . $Ibnu 73ajar, 1''?) 116+ 6 .eterangan) # C #cak Penempatan @ C .elompok @ksperimen . C .elompok .ontrol * C Perlakuan untuk kelompok eksperimen C =anpa Perlakuan 71 C Prestasi belajar sis a untuk kelas eksperimen 76 C Prestasi belajar sis a untuk kelas kontrol (. De! n s O(eras %nal "ntuk tidak menimbulkan pena-siran dalam penelitian ini maka penulis merasa perlu untuk menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut) 1. @-ekti!itas adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauhmana apa yang telah direncanakan dapat tercapai. Sedangkan metode mengajar lebih e-ekti- apabila rata-rata prestasi belajar sis a setelah diajar dengan menggunakan alat peraga yang lebih baik secara signi-ikan dibanding dengan tanpa alat peraga. 6. #lat peraga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat bantu pengajaran yang digunakan oleh guru berupa manik-manik. 1. 7perasi bilangan bulat yang dimaksud adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 6. Instrumen Penel t an Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk essay. =es terdiri 1< item soal tes pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Sebelum tes disusun terlebih dahulu dibuat kisi H kisi tesnya. "ntuk diuji !aliditasnya instrumen tes tersebut tidak diuji cobakan secara empirik tetapi hanya dilihat pengukuran dari segi !aliditas logik berdasarkan pertimbangan yaitu dengan melihat !aliditas isinya. Pemeriksaan keabsahan instrumen selanjutnya diberikan kepada guru bidang studi untuk ditelaah. ,ari ke 1< butir pertanyaan tersebut telah memenuhi prasyarat sebagai butir H butir yang berkualitas.

1 2. Tekn k Pengum(ulan Data "ntuk memperoleh data prestasi belajar sis a kelas I: S, 9egeri 1 .atobu yang dilakukan adalah dengan cara pemberian tes prestasi belajar tentang materi penjumlahan dan pengurangan pada kedua kelompok setelah perlakuan untuk kedua kelas penelitian. 5. Tekn k Anal s s Data =eknik analisis data yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini adalah sebagai berikut) 1. #nalisis deskripti- yaitu untuk mendeskripsikan data penelitian berupa perolehan skor rata-rata, nilai maksimal, nilai minimum dan standar de!iasi masing-masing kelompok perlakuan. 6. #nalisis In-erensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu dengan menggunakan uji-t dengan proses sebagai berikut) 1. "ji 9ormalitas ,imaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, untuk keperluan ini, maka statistik yang digunakan adalah statistik chi kuadrat dengan rumus) $Sudjana, 1''?) 621+ ,imana) *6hit C 9ilai %hi-.uadrat 7i C Krekuensi hasil pengamatan ke-i @i C Krekuensi harapan ke-i .riteria pengujian) Gika *6hit N *6tab $1- + $k-1+ maka terima 3< berarti data normal Gika *6hit M *6tab $1- + $k-1+ maka tolak 3< berarti data tidak normal 6. 3omogenitas :arians "ntuk mengetahui apakah data yang diperoleh mempunyai !ariansi populasi yang sama atau tidak. Maka dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan rumus) $Sudjana, 1''?) 6(<+ .riteria pengujian ) Gika Khit O dari Ktab $ 1- +$n1-1P n6-1+ maka !ariansinya homogen Gika Khit O dari Ktab $ 1- +$n1-1P n6-1+ maka !ariansinya heterogen 1. Pengujian 3ipotesis ,ari hasil analisis data diperoleh bah a data tersebut homogen maka digunakan rumus sebagai berikut)

,engan kriteria pengujiannya terima 3< jika thitung N t$1 - +, tolak 3< jika thitung M t$1 - + dengan dk C $n1 I n6 H 6+ pada C <,<(. .eterangan) 1 C &ata-rata skor responden kelompok sis a yang diajar dengan menggunakan alat peraga

1 6 C &ata-rata skor responden kelompok sis a yang diajar tanpa menggunakan alat peraga. n1 C Gumlah sis a yang diajar dengan menggunakan alat peraga n6 C Gumlah sis a yang diajar tanpa menggunakan alat peraga S C Standar ,e!iasi gabungan $Sudjana, 1''6) 61'+ .eterangan S16 C .uadrat Standar ,e!iasi pada kelas eksperimen S66 C .uadrat Standar ,e!iasi pada kelas kontrol n1 C Gumlah sis a pada kelas eksperimen n6 C Gumlah sis a pada kelas kontrol Gika thit N ttab maka terima 3< jika thit M ttab maka tolak 3< dengan dk C $n1 I n6 H 6+ pada C <,<(. BAB I, HA$IL PENELITIAN DAN PEMBAHA$AN 1. Has l Penel t an 1. Has l Anal s s Deskr (t ! Penelitian yang dilaksanakan dalam rangka pengumpulan data dari dua kelompok yaitu kelompok @ksperimen $*+ dan .ontrol $*Q+ dengan jumlah sis a untuk masing-masing kelompok eksperimen 01 orang dan kelompok kontrol 02 orang. 3asilnya dapat dideskripsikan sebagai berikut) 1. ,eskripsi Prestasi 8elajar Matematika .elompok @ksperimen Prestasi belajar matematika sis a yang diberi perlakuan memiliki nilai rata-rata sebesar ?,?' dengan perolehan skor minimum yakni 1,( yang dicapai oleh 6 orang sis a dan skor maksimum yakni ' yang dicapai oleh ( orang sis a dan standar de!iasi 1,(2. 6. ,eskripsi Prestasi 8elajar Matematika .elompok .ontrol Prestasi belajar matematika sis a yang tidak diberi perlakuan memiliki nilai rata-rata sebesar (,0' dengan perolehan skor minimum yakni 6,( yang dicapai oleh 1 orang sis a dan skor maksimum yakni 5 yang dicapai oleh 0 orang dan standar de!iasi 1,?6.

1 6. Anal s s In!erens al Aangkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut) 1. Uj N%rmal tas Pengujian normalitas data hasil belajar matematika sis a diajar dengan menggunakan alat peraga diperoleh nilai *6hit C 2,615 O *6tab C 2,51P maka berdasarkan kriteria pengujian berarti hasil belajar matematika sis a yang diajar dengan menggunakan alat peraga berdistribusi normal. Sedangkan pengujian normalitas data hasil belajar matematika sis a yang diajar tanpa menggunakan alat peraga diperoleh nilai *6hit C (,125 O *6tab C 2,51P maka berdasarkan kriteria pengujian berarti hasil belajar matematika sis a yang diajar tanpa menggunakan alat peraga berdistribusi normal. Gika *6hit O *6tab pada tara- signi-ikan C <,<( dan dk C k H 1, maka 3 < diterima dan 31 ditolak. 8erarti data berdistribusi normal. 6. Uj H%m%gen tas ,ar ans ,ari olahan data hasil penelitian di lapangan diperoleh Khit C 1,<?' dan Ktab C K<,<( C 6,11 karena Khit O Ktab atau 1,<?' O 6,11 maka 3< diterima artinya kedua sampel yang diselidiki adalah homogen.

1 1. Penguj an H (%tes s "ntuk menguji e-ekti!itas kedua perlakuan yaitu pengajaran dengan menggunakan alat peraga dan pengajaran tanpa menggunakan alat peraga digunakan uji-t dengan tara- signi-ikan C <,<( dan derajat kebebasan $dk+ C 5? diperoleh t hit C ?,2' dari ttab C 1,??. 3al ini menunjukkan bah a t hit C ?,2' M ttab C 1,?? sehingga hipotesis nol $3 <+ ditolak dari hipotesis penelitian $3 1+ diterima. ,engan demikian dapat disimpulkan bah a hasil belajar matematika sis a yang diajar dengan menggunakan alat peraga lebih baik dari pada sis a yang diajar tanpa menggunakan alat peraga. 6. Pem-ahasan 8erdasarkan hasil analisis deskripti- menunjukkan bah a prestasi belajar matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sis a kelas I: S, 9egeri 1 .atobu yang diajar dengan menggunakan alat peraga dengan yang diajar tanpa menggunakan alat peraga memiliki perbedaan yang nyata. 3al ini dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata untuk kelompok eksperimen sebesar ?,?' dengan skor minimum 1,( dan skor maksimum 6'. Sedangkan untuk kelompok kontrol sebesar (,05 dengan skor minimum 6,( dan skor maksimum 5. 9amun demikian perbedaan tersebut dikatakan berarti atau tidak setelah melalui pengujian hipotesis. ,ari hasil analisis statistik dengan menggunakan uji-t diperoleh gambaran tentang hasil prestasi belajar matematika dari kedua kelompok yang diajar dengan menggunakan alat peraga dan yang diajar tanpa menggunakan alat peraga bah a nilai t hitung C ?,2' lebih besar dari t tabel C 1,?? pada tara- signi-ikan C <,<( dengan derajat kebebasan $dk+ C 5?. Ini berarti bah a terdapat perbedaan yang signi-ikan nilai rata-rata prestasi belajar matematika yang diajar dengan menggunakan alat peraga dan yang diajar tanpa menggunakan alat peraga pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat S, 9egeri 1 .atobu. ,ari hasil proses belajar mengajar nampak jelas, bah a prestasi belajar matematika khususnya pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas I: S, 9egeri 1 .atobu yang diajar dengan menggunakan alat peraga lebih tinggi nilai hasil belajarnya dibandingkan dengan hasil belajar sis a yang diajar tanpa menggunakan alat peraga. 3al ini disebabkan karena penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran matematika khususnya pada materi-materi tertentu oleh guru penting terutama dalam membantu mempermudah sis a memahami materi pelajaran yang diajarkan, sis a lebih mudah mengerti dan memahami materi secara sistematik dan terarah. Sedangkan dalam proses belajar mengajar kepada sis a khususnya pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang diajar tanpa menggunakan alat peraga akan kurang e-ekti- karena sis a mengalami berbagai masalah dalam belajarnya. 3al ini disebabkan karena materi ini merupakan salah satu materi yang sukar dipahami karena materinya abstrak dan tidak menarik. ,engan demikian dapat disimpulkan bah a penggunaan alat peraga dalam pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sangat e-ekti- dalam upaya guru membantu memudahkan pemahaman materi pelajaran sehingga memberikan implikasi terhadap meningkatnya prestasi belajar sis a yang lebih baik. 3al ini dapat dilihat dari tingkat prestasi belajar sis a yang diajar dengan menggunakan alat peraga lebih tinggi jika dibandingkan dengan prestasi belajar sis a yang diajar tanpa menggunakan alat peraga pada sis a kelas I: S, 9egeri 1 .atobu. BAB , "E$IMPULAN DAN $ARAN 1. "es m(ulan 8erdasarkan analisis deskripti- dan in-erensial yang dilakukan terhadap dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen yang diajar dengan menggunakan alat peraga dan kelompok kontrol diajar tanpa menggunakan alat peraga pada pengajaran operasi bilangan bulat di kelas I: S, 9egeri 1 .atobu =ahun pelajaran 6<<(>6<<? dapat disimpulkan sebagai berikut)

1 1. Sis a-sis a yang diajar dengan menggunakan alat peraga mempunyai nilai rata-rata ?,?'P dan standar de!iasi 1,(2 dengan skor minimum 1,( dan skor maksimum '. 6. Sis a-sis a yang diajar dengan menggunakan alat peraga mempunyai rata-rata (,05 dan standar de!iasi 1,?6 dengan skor minimum 6,( dan skor maksimum 5. 1. Pengajaran dengan menggunakan alat peraga lebih e-ekti- jika dibandingkan dengan pengajaran tanpa menggunakan alat peraga, hal ini ditunjukkan dengan besar thit C ?,2' M ttab C 1,??.

1 6. $aran 3asil penelitian menunjukkan bah a pengajaran dengan menggunakan alat peraga lebih e-ekti- jika dibandingkan dengan pengajaran tanpa menggunakan alat peraga. 7leh karena itu penulis menyarankan bagi guru-guru matematika S, 9egeri 1 .atobu khususnya, serta guru-guru dan calon guru matematika pada umumnya dalam pengajaran operasi bilangan bulat sebaiknya menggunakan alat peraga agar guru dapat mengajar lebih terarah dan sistematis sehingga sis a dapat lebih cepat memahami materi yang diajarkan.

You might also like