You are on page 1of 6

Cara menjelaskan identifikasi berdasarkan : ras, jenis kelamin, umur, tinggi badan dan prinsip identifikasi rangka.

* Ras Beberapa rincian anatomis, terutama di wajah sering menunjukkan ras individual. Pada ras kulit putih memiliki wajah yang menyempit dengan hidung yang agak meninggi dan dagu yang menonjol. Ras kulit hitam memiliki hidung yang lebar dan subnasal yang berlekuk. Indian Amerika dan Asia memiliki bentuk tulang pipi yang menonjol dan tekstur gigi yang khas. Seorang antropologis memiliki banyak metode yang rumit untuk dapat menentukan ras atau nenek moyang suatu populasi melalui tulang. Ras dari pemilik tulang dapat diidentifikasi menjadi : 1. Ras Kaukasoid (semua yang berkulit putih) Morfologi kranium pada ras ini yaitu : - Tipe kranium dolichocephalic (panjang) - Tulang zygomaticus cenderung mundur terhadap tulang fasial - Apertura nasalis sangat sempit dan tajam tepi bawahnya - Dasar tulang orbita cenderung miring ke bawah - Palatum relatif sempit dan cenderung berbentuk segitiga - Sutura zygomaticomaxillaris cenderung membelok - Persentase sutura metopika cenderung lebih tinggi dibanding 2 ras lainnya.

2. Ras Mongoloid (Cina, Jepang, Indian Amerika) - Tipe kranium cenderung memiliki tulang zygomaticus yang menonjol - Lebar apertura nasalis sedang dan tepi bawah nasal agak runcing - Tulang orbita cenderung sirkulair - Tulang palatum lebarnya sedang - Sutura zygomaticomaxillaris cenderung lurus

3. Ras Negroid (semua kulit hitam/Negro Afrika, Amerika dan Indian Barat) - Tipe kranium mesocephalic (sedang) - Tulang zygomaticus tidak begitu menjorok ke depan relatif terhadap tulang fasial - Apertura nasalis sangat lebar dan tepi bawah tulang nasalis tumpul - Tulang orbita cenderung persegi empat dan jarak interorbital lebar - Tulang palatum cenderung sangat lebar dan agak persegi empat - Alveolus anterior pada maxilla dan mandibula cenderung sangat prognathis - Sering didapati depresi coronal posterior pada sutura coronaria - Sutura zygomaticomaxillaris cenderung membentuk huruf S

Penetuan ras dapat dilakukan melalui pemeriksaan terhadap tengkorak, sudut intercondylus dan tulang panjang :

* Tengkorak : tengkorak dapat memberikan gambaran yang dapat diandalkan mengenai karakteristik tertentu dari nenek moyang suatu populasi. * Sudut intercondylus : menetukan ras dari sudut intercondylus dapat digunakan bila yang tersisa hanya kerangka saja. Metode ini memerlukan penempatan distal femur pada posisi lateral. * Tulang panjang : pada ras kulit hitam, tibia relatif lebih panjang daripada femur dan radius relatif lebih panjang daripada ulna. Pada populasi kulit putih dan mongoloid, femur lebih melengkung ke anterior bila dibandingkan dengan populasi kulit hitam. Femur ras kulit hitam cenderung lebih lurus. * Jenis kelamin Pada umumnya penentuan jenis kelamin pada orang hidup tidaklah sukar. Hanya dari penampilan wajah, potongan tubuh, bentuk rambut, pakaian serta ciri-ciri seks dan pertumbuhan buah dada, kita sudah bisa mengenali apakah orang tersebut laki-laki atau perempuan. Hanya pada kasus-kasus khusus yang jarang terjadi, diperlukan pemeriksaan mikroskopik dari ovarium dan testis. Penentuan jenis kelamin dalam kasus kriminal atau suatu bencana dimana tubuh korban rusak oleh karena proses pembusukan atau kerusakan memang disengaja misalnya dengan memotong tubuh korban, memerlukan ketelitian yang khusus. Penentuan jenis kelamin pada rangka : Penentuan ini didasarkan pada ciri-ciri yang mudah dikenali pada tulang-tulang : - Panggul : ischium pubis pada wanita lebih besar dari pria

- Tengkorak : untuk menetukan jenis kelamin dari tengkorak, diperlukan penilaian dari berbagai ciri-ciri yang terdapat pada tengkorak tersebut. Ciri utama adalah penonjolan di atas orbita (procc.mastoideus, palatum, rongga mata, rahang bawah). Luas permukaan procc. mastoideus pada pria lebih besar dibandingkan wanita, hal ini dikaitkan dengan adanya insersi otot leher yang lebih kuat pada pria.

- Tulang dada : rasio panjang dari manubrium sterni dan corpus sterni menetukan jenis kelamin. Pada wanita manubrium sterni melebihi separuh panjang corpus sterni. - Tulang panjang : pria pada umumnya memiliki tulang yang lebih panjang, lebih berat dan lebih kasar, serta impresinya lebih banyak. Tulang paha merupakan tulang panjang yang dapat diandalkan dalam penentuan jenis kelamin. Konfigurasi, ketebalan, ukuran dan caput femoris serta bentukan dari otot dan ligamen perlu diperhatikan.

- Penentuan jenis kelamin secara histologik : prinsip penentuan secara histoligik atau miroskopik ini adalah berdasarkan pada kromosom. Bahan pemeriksaan dapat diambil dari = kulit, leukosit, sel-sel selaput lendir pipi bagian dalam, sel-sel rawan, korteks kelenjar supra renalis, cairan amnion. * Umur Biasanya pemeriksaan dari os pubis, sacroiliaka joint, arthritis pada spinal dan pemeriksaan mikroskopis dari tulang dan gigi memberikan informasi yang mendekati perkiraan umur. Untuk memperkirakan usia, bagian yang berbeda dari rangka lebih berguna untuk menetukan perkiraan usia pada range usia yang berbeda. Range usia meliputi usia perianal, neonatus, bayi dan anak kecil, usia kanak-kanak lanjut, usia remaja, dewasa muda dan dewasa tua. Umur dalam 3 tahapan : 1. Bayi baru dilahirkan : neonatus, bayi yang belum mempunyai gigi, sangat sulit untuk menentukan usianya karena pengaruh proses pengembangan yang berbeda pada masing-masing individu. Pembentukan gigi sering digunakan untuk memperkirakan usia. Pembentukan gigi permanen sangat menentukan usia/indikatornya. 2. Anak dan dewasa sampai umur 30 tahun : Masa kanak-kanak lanjut dimulai saat gigi permanen mulai tumbuh. Semakin banyak tulang yang mulai mengeras. Masa remaja menunjukkan pertumbuhan tulang panjang dan penyatuan pada ujungnya. Penyatuan ini merupakan teknik yang berguna dalam penentuan usia. Masing-masing epifisis akan menyatu pada diafisis pada usia-usia tertentu. Dewasa muda dan dewasa tua mempunyai metode-metode yang berbeda dalam penentuan usia. Penutupan sutura cranium, morfologi dari ujung iga, permukaan aurikula dan simfisis pubis, struktur mikro dari tulang dan gigi. Persambungan speno-oksipital terjadi pada umur 17-25 tahun. Tulang selangka merupakan tulang panjang terakhir unifikasi. Unifikasi dimulai umur 18-25. Unifikasi lengkap pada usia 2530 tahun, usia lebih dari 31 tahun sudah lengkap. Tulang belakang sebelum usia 30 tahun menunjukkan alur yang dalam dan radier pada permukaan atas dan bawah. 3. Dewasa > 30 tahun :sutura kranium perlahan-lahan menyatu. Morfologi pada ujung iga berubah sesuai dengan umur. Iga berhubungan dengan sternum melalui tulang rawan. Ujung iga saat mulai terbentuk tulang rawan awalnya berbentuk datar, namun selama proses penuaan ujung iga mulai menjadi kasar dan tulang rawan mulai menjadi berbintik-bintik. Iregularitas dari ujung iga mulai ditemukan saat usia menua. Pemeriksaan tengkorak : pemeriksaan sutura, penutupan tubula interna mendahului eksterna. Sutura sagitalis, koronarius dan lambdoideus mulai menutup umur 20-30 tahun. Sutura parieto-

mastoid dan aquamaeus usia 25-35 tahun tertutup, tapi dapat tetap terbuka sebagian pada umur 60 tahun. Sutura spheno-parietal umumnya tidak akan menutup sampai umur 70 tahun. * Tinggi badan Tinggi badan merupakan persamaan linear dari berbagai tulang panjang, yaitu humerus, femur, radius dan tibia dengan rumusan Trotter dan Gleser, Stevenson, Karl pearson, Dupertus dan Hadden. Kepentingan pengukuran tinggi badan dari tulang panjang adalah penting pada keadaan tubuh yang sudah terpotong atau yang didapatkan rangka atau sebagian tulang. Perkiraan tinggi badan dengan pengukuran tulang panjang : Tulang lengan atas 35 persen dari tinggi badan. tulang paha 27 persen dari tinggi badan, tulang kering 22 persen dari tinggi badan dan tulang belakang 35 persen dari tinggi badan.

You might also like