You are on page 1of 10

PENGERTIAN Meningitis adalah infeksi akut pada selaput meningen (selaput yang menutupi otak dan medula spinalis).

Encephalitis adalah peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput pembungkus otak dan medulla spinalis. Meningoencephalitis adalah peradangan pada selaput meningen dan jaringan otak.

* Definisi Meningoencephalitis merupakan infeksi yang terjadi pada selaput otak dan sel parenkim otak. Meningoenchepalitis biasanya diawali oleh meningitis yang kemudian menyebar ke otak dan/atau spinal cord. *Etiologi Mycobacterium tuberculosis Treponema pallidum spirochete Borrelia burgdorferi Arbovirus, TORCH, Enterovirus, Rabies, Candida albicans, Mucor, Aspergillus fumigatus, Cryptococcus neoformans.

* Risk factor Anak < 6 tahun Orang dengan Imunosupresi Close contact dengan penderita

*Sign and symptom : merupakan gabungan gejala meningitis dan encephalitis Sign: Pleocytosis ( gabungan PMN dan mononuclear cell) Increased CSF protein Decrease or normal CSF glucose Focal necrosis Kaku kuduk

Peningkatan intracranial pressure Iritasi selaput otak

Symptom: Kejang Mental confussion Penurunan kesadaran hingga koma Severe headache Demam Mual dan muntah Mood alteration Gejala psychotic Sudden dementia (chronic) Delirium

* Diagnosis Pemeriksaan fisik pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah (elektrolite, fungsi hati dan ginjal,

serta darah lengkap) CT Scan dan MRI untuk memeriksa bagian otak mana yang mengalami kerusakan EEG : pada sebagian kasus menunjukkan slow waves Lumbar puncture

* Komplikasi Akut :

edema otak hipertensi intracranial SIAD ventrikulitis Intermediate :

efusi subdural abses otak hidrosefalus Kronis :

memburuknya fungsi kognitif ketulian kecacatan motorik

* Treatment Tergantung etiologi

Antibiotic : cephalosporin, carbapenem, ampicilin, rifamycin dan vancomycin Antiviral : Acyclovir Simptomatik

Antipiretik Anticonvulsant

MENINGOENSEFALITIS

PENGERTIAN Meningitis adalah infeksi akut pada selaput meningen (selaput yang menutupi otak dan medula spinalis).

Encephalitis adalah peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput pembungkus otak dan medulla spinalis.

Meningoencephalitis adalah peradangan pada selaput meningen dan jaringan otak.

ETIOLOGI 1. Infeksi virus: B.

Dari orang ke orang: morbili, gondong, rubella, kelompok enterovirus, kelompok herpes, kelompok pox, influenza A dan Lewat arthropoda: Eastern equine, Western equine, Dengue, Colorado tick fever. 2. Ricketsia Mycoplasma pneumoniae leptospirosis. fever. histoplasmosis, aspergilosis, mukomikosis, kandidosis, Bakterial: meningitis tuberkulosa dan bakterial sering mempunyai komponen ensefalitis. Spirocheta: Cat-scratch Jamur: kriptococus, koksidiodomikosis. Protozoa: Metazoa: 3. MMR, Pasca 4. PE Jackop-Creutzfeldt Progessive Kuru 5. Kelompok tidak diketahui multifokal disease leucoencephalophaty influenza, vakainasi plasmodium, throchinosis, ekinokokosis, Parainfeksi-postinfeksi, pertusis, ricketsia, vaksinasi, influensa pertusis, Slow A, yellow B, tripanosoma, sistiserkosis, toksoplasma. skistosomiasis. alergi: hepatitis. tifoid. Virus: sifilis, Infeksi non virus:

MMR,

influensa,

fever,

Human

PATOFISIOLOGI Adanya agen infeksi

Reaksi

inflamasi

pada

parenkim

otak

Degenerasi neuronal

dan

fagositosis

dari

sel

saraf

Cedera

pada

mitokondria

edema

otak

Peningkatan

TIK

Gangguan

aliran

darah

TANDA Panas Kesadaran Kejang Nyeri Mual, Mengigau dan fokal tinggi menurun maupun

DAN (gejala (gejala umun (gejala

GEJALA kardinal). kardinal) kardinal) kepala muntah berteriak teriak.

PENANGANAN 1. Tatalaksana penderita rawat inap:

a. Mengatasi kejang adalah tindakan vital, karena kejang pada ensefalitis biasanya berat. b. Perbaiki hemostasis: Infus D5-1/2 S atau D5-1/4S (tergantung umur), dan pemberian oksigen. c. d. e. f. g. Fisioterapi Makanan TKTP, dan kalau terapi perlu Deksamethason 0,5-1,0 mg/kgBB/hari, iv, dibagi 3 dosis. Manitol. Antibiotik bicara MLP.

h.

Perawatan

yang

baik

Pemantauan: Keadaan umum, kesadaran, tanda vital, kejang, gizi, pungsi lumbal, kelainan THT, Cushing sign. 2. a. b. c. d. Konsultasi Fisioterapi: THT terapi Tatalaksana Pemantauan kelainan penderita yang dijumpai rawat selama rawat jalan: inap.

Medikamentosa, rutin wicara.

PEMERIKSAAN

PENUNJANG

1. Pemeriksaan neurologis: gangguan kesadaran, hemiparesis, tonus otot meningkat, spastisitas, terdapat refleks patologis, refleks fisiologis meningkat, klonus, gangguan nervus kranialis 2. Pungsi a. b. c. d. e. f. Kultur: 70%-80% Darah: a. b. c. 3. a. b. c. CRP Serologi EEG: (Ig WBC Hitung jenis: Kultur: Pemeriksaan darah M. multifokal dan Ig normal/meninggi normal/dominasi tergantung sel 80-90% etiologi polimorfonuklear. (+) pelengkap: LCS G). pseudokompleks. Jumlah Reaksi sel: 0 sampai normal Gula: (+), untuk virus 80% LCS pandy/nonne-apelt beberapa sampai ribu, sel (buta, Pemeriksaan tuli), ataksia. laboratorium: lumbal: jernih (+)/(-) polimorfonuklet. naik. normal (+)

Protein:

sedikit

d. CT Scan kepala: edema otak, tanpa bercak-bercak hipodens tuberkulosis/tuberkel yang terfokus.

DIAGNOSE

KEPERAWATAN

1. Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d edema serebral/ penyumbatan aliran darah. 2. 3. 4. 5. Nyeri Kerusakan Risiko Risiko tinggi infeksi b.d akut mobilitas terhadap fisik b.d b.d b.d daya proses kerusakan aktifitas tahan infeksi. neuromuskular. kejang yang umum. lemah.

trauma/injuri paparan,

paningkatan

tubuh

DAFTAR

PUSTAKA

____________. 2004. Handbook Nursing Diagnosis: A Guide to Planning Care. 5th ed. Available on URL:http://www.vs.elsevierhealth.com.

Closkey JC & Bulechek. 1996. Nursing Intervention Classification. 2nd ed. Mosby Year Book.

Johnson M, dkk. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC). Second edition. Mosby.

Komite Medik RSUP Dr. Sardjito. 2004 Standart Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito. . Medika FK UGM. Jogajakarta.

NANDA. 2005-2006. Nursing Diagnosis: Deffinition & Classification. Philadhelphia.

Nelson.

1992.

Ilmu

Kesehatan

Anak.

Bagian

3.

Edisi

12.

EGC.

Jakarta.

Wilson, M.N. dan Price, A.S. 1995. Patofisiologi :Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Buku 2. EGC. Jakarta

MENINGOENCEPHALITIS Bila infeksi melibatkan meningen, subarachnoid dan parenkim otak akan terjadi reaksi inflamasi yang disebut meningoencephalitis. Lebih dari 70% dari kasus ini berakhir dengan kematian, 1 hari atau 3 minggu setelah mulai timbul gejala. Terjadinya penyembuhan kadang-kadang diikuti dengan terjadinya gejala sisa berupa kecacatan menetap, namun beberapa kasus, baru-baru ini yang diobati dengan acyclovir dapat sembuh total.

Bila infeksi melibatkan meningen, subarachnoid dan parenkim otak akan terjadi reaksi inflamasi yang disebut meningoencephalitis. 1-3 Lebih dari 70% dari kasus ini berakhir dengan kematian, 1 hari atau 3 minggu setelah mulai timbul gejala. Terjadinya penyembuhan kadang-kadang diikuti dengan terjadinya gejala sisa berupa kecacatan menetap, namun beberapa kasus, baru-baru ini yang diobati dengan acyclovir dapat sembuh total. Virus penyebab infeksi secara alamiah pada kera analog dengan infeksi HSV pada manusia; 30%-80% dari kera rhesus ditemukan seropositif. Selama mengalami stress (sewaktu diangkat dalam pelayaran dilautan dan pengangkutan didarat), terjadi peningkatan angka virus pada kera ini. Angka kesakitan pada manusia sangat jarang tapi kalau terjadi sangat fatal, biasanya infeksi didapat karena gigitan kera yang kelihatannya normal atau kulit yang tidak terlindungi atau membrana mukosa terpajan dengan saliva monyet yang terinfeksi atau dengan kultur sel kera.2,4-8 Epidemiology Diperkirakan insiden tahunan di UK sebesar 4 per 100,000. Infeksi paling sering berat pada anak-anak dan orang tua. Herpes simpleks dapat menyebabkan limfositik meningitis jinak pada orang dewasa, tapi biasanya menghasilkan ensefalitis berat pada neonatus.8 Etiologi Etiologi meningonecephalitis sama dengan etiologi encephalitis. Infeksi HIV meningkat dengan tajam; toxoplasmic meningoencephalitis merupakan satu dari infeksi oportunistik yang dapat terlihat pada pasien yang terinfeksi HIV.5 Meskipun HSV 1 (biasanya, tipe 2) dapat menyebabkan meningoencephalitis, gambarannya sangat jelas berbeda dengan infeksi virus B, penyakit SSP yang disebabkan oleh cercopithecine herpes virus 1, suatu jenis virus yang sangat dekat dengan HSV. Virus ini menyebabkan meningkatnya kejadian encephalomyelitis pada dokter hewan, petugas laboratorium, dan orang-orang yang sering kontak dekat dengan kera yang berasal dari

belahan timur bumi atau kontak dengan kultur sel kera. Setelah masa inkubasi yang berlangsung antara 3 hari sampai dengan 3 minggu maka akan terjadi demam akut disertai dengan sakit kepala, lesi lokal berbentuk vesikuler, lymphocytic pleocytosis dan berbagai pola gejala neurologis yang berbeda.8 Presentasi klinik

Kebanyakan pasien meningoencephalitis menunjukkan gejala-gejala meningitis dan encephalitis (demam, sakit kepala, kekakuan leher, vomiting) diikuti oleh perubahan kesadaran, konvulsi, dan kadang-kadang tanda neurologik fokal, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial atau gejala-gejala psikiatrik. 8 Differential Meningitis Behcet's syndrome Systemic lupus erythematosus Post-vaccine encephalomyelitis Stroke Multiple sclerosis Syphilis Intracerebral tumour Leukaemia Lymphoma 7,8 Diagnosis Kebanyakan pasien meningoensefalitis menunjukkan gejala meningitis seperti demam, sakit kepala, kekakuan pada leher, vomiting, diikuti oleh penurunan kesadaran, konvulsi, dan kadang-kadang tanda-tanda neurologik, tanda peningkatan tekanan intrakranial atau gejalagejala psikiatri. Mungkin juga gejala-gejala yang muncul berhubungan dengan infeksi di bagian tubuh lain. Gejala gejala ensephalitis yang muncul berupa gejala peningkatan tekanan intrakranial seperti sakit kepala, vertigo, nause, konvulsi dan perubahan mental. Gejala lain yang mungkin timbul termasuk photophobia, perubahan sensorik, dan kekakuan leher. Penegakan diagnosis dilakukan dengan prosedur seperti yang dilakukan pada meningitis dan eksefalitis diantaranya pemeriksaan cairan serebrospinal; pemeriksaan darah termasuk didalamnya kultur; pemeriksaan imaging, diantaranya CT scan, MRI dan elektroencephalogram. Penanganan Penanganan meningoensephalitis sama dengan pengobatan encephalitis dan meningitis. Prognosis Prognosis tergantung pada umur pasien dan penyebab yang mendasari. Prognosis terburuk terjadi pada pasien herpes simplex encephalitis dan subacute sclerosing panencephalitis.8 REFERENSI diagnosis

1. Swartz, M. N. Meningitis: bakterial, viral, and other. Bakterial meningitis. Goldman: cecil medicine, 23rd ed 2007. Chapter 437 2. Razonable RR. Meningitis. Mayo Clinic College of Medicine. Updated: Aug 26, 2009 available at http://emedicine.medscape.com/article/232915. 3. Tolan RW. Amebic meningoencephalitis. Saint Peters University hospital.update Jan 21, 2009. Available at. http://emedicine.medscape.com/article/996227. 4. Lazoff M. meningitis. Editor-in-Chief, Medical Computing Review. Update Feb 2, 2010. Available at. http://emedicine.medscape.com/article/784389. 5. Incesu L. Meningitis, Bakterial. Ondokuz Mayis University School of Medicine; Department of Radiology, Ondokuz Mayis University Hospital, Turkey Updated: Mar 13, 2009. Available at. http://emedicine.medscape.com/article/341971. 6. Gonzlez-Scarano. Central Nervous System Diseases Due to Slow Viruses and Prions. .Department of Neurology, University of Pennsylvania School of Medicine. Chapter XVII. June 2005. ACP Medicine, 2007 Edition. 7. Nath A., Berger JR. Acute Viral Encephalitis. Goldman: Cecil Medicine, 23rd ed. Copyright 2007 Sauders, an imprint of Elsevier. Chapter 439. 8. Tidy C. Encephalitis and Meningoencephalitis. Update Oct. 30, 2010. Available at. http://www.patient.co.uk

\ MENINGOENSEFALITISBIla infeksi melibatkan meningen, subarachnoid dan parenkim otak akan terjadi reaksi inflamasi yangdisebut meningoensefalitis. Lebih dari 70% dari kasus ini berakhir dengan kematian, 1 hari atau 3minggu setelah mulai timbul gejala. Terjadinya penyembuhan kadang-kadang diikuti dengan terjadinyagejala sisa berupa kecatatan menetap, namun beberapa kasus, baru-baru ini yang diobati denganacyclovir dapat sembuh total.Bila infeksi melibatkan meningen, subarachnoid dan parenkim otak akan terjadi reaksi inflamasi yangdisebut meningoensefalitis.Lebih dari 70 % dari kasus ini berakhir dengan kematian, 1 hari atau 3 minggu mulai timbul gejala.Terjadinya penyembuhan kadang-kadang diikuti dengan terjadinya gejala sisa berupa kecatatanmenetap

You might also like