You are on page 1of 30

PEMERIKSAAN PENUNJANG KELAINAN MATA

Pemeriksaan fungsi kelopak Kelopak melindungi mata dengan menutup kelopak. Kelopak memba-sahi permukaan kornea dengan berkedipnya kelopak secara teratur. Kelopak berkedip setiap 14-16 detik. Sebaiknya ditanyakan kepada keluarga apakah sewaktu tidur kelopak menutup mata dengan baik. Riwayat ini diperlukan bila dicurigai kemungki-nan kelopak tidak tertutup baik pada parese saraf fasial, trauma, tidak sadar, anestesia, dan beberapa penyakit sistemik. Uji Edrofonium !i ini dilakukan untuk mengetahui adanya miastenia gra"is. #osis dewasa tensilon atau edrofonium klorida adalah 1$ mg, dimana % mg disuntikan terlebih dahulu intra"ena. Setelah suntikan % mg ini pada pasien diperhatikan efek samping yang mungkin ter!adi seperti pucat, pusing, berkeringat, mata berair, dan ke!ang perut. &ila tidak terdapat efek samping sisa ' mg disuntikan secara perla-han-lahan. &ila terdapat miastenia gra"is maka kelopak dapat diangkat dalam 1 -( menit. &ila tidak terdapat perubahan maka hal ini menun!ukkan tidak adanya mistenia gra"is. &ila ada reaksi kolinergik seperti fasikulasi otot lintang dan bertam-bahnya kelumpuhan otot segera diberi $.4-$.( mg atropin intra "ena. Apara us Lakrimal )emeriksaan fungsi sistem lakrimal dan kelopak. Uji Anel! "un uk menge a#ui fungsi ekskresi sis em lakrimal$ #omini*ue +nel, adalah seorang ahli bedah )erancis, 16,--1,.$ yang memeriksa fungsi ekskresi lakrimal. #iberikan anestesia topikal dan dilakukan dilatasi pungtum lakrimal. /arum anel dimasukkan pada pungtum dan kanalikul lakrimal. #ilakukan penyemprotan dengan garam fisiologik. #itanyakan apakah pasien merasa cairan masuk ke dalam tenggoroknya, atau dilihat apakah ter!adi refleks me-nelan pada pasien. &ila hal ini ada, berarti fungsi ekskresi sistem lakrimal baik. Sedang bila tidak, berarti terdapat penyumbatan duktus nasolakrimal.

Uji Rasa! "un uk fungsi ekskresi lakrimal$ Satu tetes larutan sakarin diteteskan pada kon!ungti"a, bila pasien merasa manis setelah ( menit berarti sistem ekskresi air mata baik. Uji Schirmer I, "un uk kera okonjung i%a sika$ 0erupakan pemeriksaan sekresi total air mata 1refleks dan basal2. )enderita diperiksa di kamar penerangan redup dan tidak mengalami manipulasi mata berlebihan sebelumnya. Sepotong kertas filter atau kertas filter 3hatman no.41 lebar ( mm dan pan!ang .$ mm diselipkan pada forniks kon!ungti"a bulbi bawah, u!ung lain kertas menggantung pada bagian kertas yang ter!epit pada forniks inferior tersebut. &ila sesudah ( menit kertas tidak basah menun!ukkan air mata kurang. !i ini merupakan u!i untuk menilai kuantitas dan tidak kualitas air mata yang tidak berfiubungan dengan kadar musin yang dikeluarkan sel goblet. &ila setelah ( menit seluruh filter basah maka ini tidak banyak nilainya karena4efleks mungkin terlalu kuat. &ila bagian yang basah kurang dari 1$ mm berarti fungsi sekresi air mata terganggu, bila lebih dari 1$ mm berarti hipersekresi atau pseudoepifora. Uji Schirmer II, " un uk refleks sekresi lakrimal$ !i ini dilakukan bila pada u!i Schirmer 5 kertas basah kurang dari 1$ mm setelah ( menit, dinilai apakah hal ini disebabkan hambatan kelelahan sekresi atau fungsi kurang dari refleks sekresi. )ada satu mata diteteskan anestesi topikal dan diletakkan kertas Schirmer. 6idung dirangsang dengan kapas selama % menit. #ilihat basahnya kertas filter setelah ( menit. &ila tidak basah berarti refleks sekresi gagal total. )ada keadaan normal kertas filter akan basah 1( mm setelah ( menit. Pemeriksaan pada Kornea Uji fluoresein! "un uk meli#a adan&a defek epi el kornea$ Kertas fluoresein yang dibasahi terlebih dahulu dengan garam fisiologik diletakkan pada sakus kon!ungti"a inferior. )enderita diminta untuk menutup matanya selama %$ detik, beberapa saat

kemudian kertas ini diangkat. #ilakukan irigasi kon!ungti"a dengan garam fisiologik. #ilihat permukaan kornea bila terlihat warna hi!au dengan sinar biru berarti ada kerusakan epitel kornea misalnya terdapat pada keratitis superfisial epitelial, tukak kornea, dan erosi kornea. #efek kornea akan terlihat berwarna hi!au, akibat pada setiap defek kornea, maka bagian tersebut akan bersifat basa dan memberikan warna hi!au pada kornea. )ada keadaan ini disebut u!i fluoresein positif. ' Uji fis el !i fistel, disebut !uga Seidel 1untuk mengetahui letak dan adanya kebocoran kornea2. )ada kon!ungti"a inferior ditaruh kertas fluoresein atau diteteskan fluoresein. Kemudian dilihat adanya cairan mata yang keluar dari fistel kornea. &ila terdapat kebocoran kornea adanya fistel kornea akan terlihat pengaliran cairan mata yang berwarna hi!au mulai dari lubang fistel. 7airan mata terlihat bening dengan disekitarnya terdapat larutan fluoresein yang berwarna hi!au. Uji Sensi(ili as Kornea! "un uk fungsi rigeminus kornea$ #iketahui bahwa serabut sensibel kornea melalui saraf trigeminus. &ila dirangsang akan terdapat refleks aferen pada saraf fasial dan mata akan ber-kedip. )enderita yang diminta melihat !auh ke depan dirangsang dengan kapas kering dari bagian lateral kornea. #ilihat ter!adinya refleks mengedip, rasa sakit dan mata berair. &ila ada refleks tersebut berarti fungsi trigeminus dan fasial baik. Papan Placido !i )lasido, 1untuk melihat lengkungan kornea2. #ipakai papan plasido dengan gambaran lingkaran konsentris putih hitam yang meng-hadap pada sumber cahaya atau !endela, sedang pasien sendiri mem-belakangi !endela. )apan plasido merupakan papan yang mempunyai gambaran garis melingkar konsentris dengan lobang kecil pada bagian sentralny8a. 0elalui lubang di tengah plasidoskop dilihat gambaran bayangan plasido pada kornea. 9ormal bayangan plasido pada kornea berupa lingkaran konsentris dan bila : ;ingkaran konsentris berarti permukaan kornea licin dan regular ;ingkaran lon!ong berarti adanya astigmatisme kornea <aris lingkaran tidak beraturan berarti astigmatisme iregular akibat

adanya infiltrat ataupun parut kornea. Kurang tegas mungkin akibat edema kornea keruh. cedera mata, trauma bedah, diskrasia darah 1hemofilia2, dan tumor intrakranial. Sudu (ilik ma a depar Sudut bilik mata dibentuk !aringan korneosklera dengan pangkal iris. )ada bagian ini ter!adi pengaliran keluar cairan bilik mata. &ila terdapat hambatan pengaliran keluar cairan mata maka akan ter!adi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehingga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. &erdekatan dengan sudut ini didapatkan !aringan trabekulum, kanal Schlemm, ba!i sklera, garis Schwalbe dan !on!ot iris. Sudut filtrasi berbatas dengan akar iris, hubungan sklera kornea dan disini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar .6$ dera!at dan merupakan batas belakang sudut filtrasi serta tempat insersi otot siliar longitudinal. +nyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan u"ea. )ada sudut filtrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan m. #escement, dan kanal Schlemm yang menampung cairan mata keluar ke salurannya. Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior perfifer. Lensa Pemeriksaan lensa !i )a&angan iris! diketahui bahwa semakin sedikit lensa keruh semakin besar bayangan iris pada lensa yang keruh. Sentolop disinarkan pada pupil dengan membuat sudut 4( dera!at dengan dataran iris, dan dilihat bayangan iris pada lensa keruh. &ila letak bayangan !auh dan besar berarti katarak imatur, sedang bila bayang kecil dan dekat pupil berarti lensa katarak matur. )adan Ka*a &ila terdapat kekeruhan di dalam badan kaca maka akan ter!adi gangguan penglihatan. <angguan ini dapat berupa suatu bercak hitam

yang mengapung dan bergerak (muscae volilantes). Keadaan ini dapat disebabkan oleh setiap benda yang menutupi masuknya sinar 1!alan sinar2 Ke dalam bola mata. Keadaan yang kecil sekalipun dapat memberikan keluhan seperti ini. Kadang-kadang walaupun dengan pemeriksaan sangat teliti pun tidak dapat ditemukan kelainan pada badan kaca. &ila kekeruhan lebih tebal akan memberikan keluhan yang lebih besar. Kadang-kadang terlihat sebagai pita yang melayanglayang mengganggu lapang penglihatan. &ila kekeruhan ini menutupi seluruh masuknya sinar ke daerah maku-la, maka penglihatan akan sangat menurun. )ada pemeriksaan fundus okuli akan terlihat: Refleks fundus terlihat merah adalah gambaran yang normal Refleks fundus tidak terlihat, akibat kekeruhan darah atau !aringan fibrosis. &adan kaca merupakan suatu !aringan seperti kaca bening yang terletak antara lensa dengan retina. &adan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata. 0engandung air sebanyak -$= sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu mempertahankan bola mata agar tetap bulat. )eranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. &adan kaca melekat pada bagian tertentu !aringan bola mata. )erlekatan itu terdapat pada bagian yang disebut ora serata, pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. )ada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan badan kaca akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi. Re ina Kelainan fundus okuli )emeriksaan fundus okuli adalah sangat mudah bila dipergunakan midriatika atau sikloplegia. >ftalmoskop merupakan alat yang mempunyai sumber cahaya untuk melihat fundus okuli. ?erdapat dua kegunaan oftalmoskop : 1. 0emeriksa adanya kekeruhan pada media penglihatan yang keruh, seperti pada kornea, lensa dan badan kaca. 2. )apil ntuk memeriksa fundus okuli terutama retina dan papil saraf optik. )emeriksaan dilakukan dengan oftalmoskop, dan dilihat:

- &atasnya apakah tegas, bulat atau lon!ong, kabur


- Warnanya apakah merah jambu - Sella ekskavasinya pucat atau

Gambar 10. Fundus okuli pada myopia

)embuluh darah retina : - 5kuti dan lihat bentuk pembuluh darah retina supero temporal, infero-temporal, superonasal, dan inferonasal - 4ena, apakah normal, melebar atau kelokannya bertambah - +rteri, apakah normal, spasme, atau terdapat sklerosis copper-silver wire - Rasio arteri dan "ena Retina, adanya eksudat, perdarahan, atau sikatrik koroid dapat terlihat retina terangkat atau ablasi. )emeriksaan fundus perifer sebaiknya dilakukan se!auh mungkin ke bagian perifer. 0inta pasien melihat !auh ke langit-langit, melihat !auh ke sisi samping dan ke bawah. - 0akula lutea #iperiksa terakhir karena pasien akan merasa silau sekali. 0akula lutea terletak dengan !arak %.( diameter papil di bagian temporal papil atau dapat dilihat dengan meminta pasien melihat lampu oftalmoskop pemeriksaan. 0akula bebas pembuluh darah dengan sedikit lebih berpigmen dibanding daerah retina lainnya. &agian sentral makula sedikit tergaung akibat lapisannya yang kurang memberikan refleks makula bila disinari.

ntuk melihat fungsi retina maka dilakukan pemeriksaan subyektif retina seperti: ta!am penglihatan, penglihatan warna, dan lapang pan-dangan. )emeriksaan obyektif adalah elektroretinografi @AR<B, elektro-okulografi 1A><2, dan visual evoked respons @4ARB. Elek rore inografi Retina akan memperlihatkan gelombang listrik bila terpa!an sinar. <elombang listrik retina yang ter!adi pada perubahan sinar dinamakan elektroretinografi AR< berguna untuk menilai kerusakan luas pada retina. )ada AR< dikenal gelombang-gelombang : a : respons negatif permulaan setelah periode laten rangsangan 1lapis sel fotoreseptor2 b : defleksi positif 1sel bipolar2 c : defleksi positif ringan d : potensi positif yang ter!adi bila sinar dihilangkan +isual e%oked response Rangsangan pada mata akan menimbulkan rangsangan pada !alur penglihatan hingga korteks oksipital. &ila dibandingkan kedua mata maka akan dapat diketahui adanya perbedaan rangsangan yang sampai pada korteks sehingga dapat diketahui adanya gangguan rangsangan atau penglihatan pada seseorang. Pemeriksaan re ina dan makula Uji Pro&eksi Sinar )ada pasien yang berada di ruang gelap disuruh melihat !auh dan kemudian diberikan sinar dengan sentolop pada meridian yang berbeda, kemudian pasien disuruh menyatakan arah datangnya sinar . &ila pasien dapat menerangkan semua arah dari mana datangnya sinar maka dapat secara kasar dikatakan keadaan retina perifer pasien adalah normal. Adap asi Gelap )emeriksaan didasarkan pada keadaan bila terdapat kekurangan giCi atau kekurangan "itamin +. +kan ter!adi gangguan pada adaptasi gelap. #engan u!i ini dilakukan penilaian fungsi sel batang retina pada pasien dengan keluhan buta sen!a.

)ada pasien yang sebelumnya telah mendapat penyinaran terang, dilihat kemampuan melihatnya sesudah sekitarnya digelapkan dengan perlahan-lahan dinaikkan intensitas sumber sinar. +mbang rangsang mulai terlihat menun!ukkan kemampuan pasien beradaptasi gelap. Amsler Grid , Uji kisi-kisi Amsler 0erupakan kartu pemeriksaan untuk mengetahui fungsi penglihatan sentral makula. )emeriksaan didasarkan pada gangguan kuantitatif sel kerucut makula yang akan mengakibatkan metamorfopsia. )enderita disuruh melihat kartu +msler yang mempunyai garis-garis se!a!ar ber!arak 1 dera!at bila dilihat pada !arak baca .$ cm. +pabila pasien melihat kelainan bentuk garis pada kartu +msler berarti terdapat kelainan makula yang akan mengganggu fungsi penglihatan makula sentral. !i ini berguna untuk dengan cepat melihat adanya skotoma pada lapang pandangan dan dokumentasi metamorfopsia. Kisi-kisi +msler yang memakai penerangan sinar D pada sebuah kotak dapat dipakai untuk meramalkan pernglihatan pasca bedah katarak. Kemampuan u!i kisi-kisi +msler untuk meramalkan prognosis katarak pada katarak ringan sama dengan interferometer. Uji .efek aferen pupil! "pupil Mar*us Gunn$! "un uk fungsi makula dan saraf op ik$ )emeriksaan ini hampir sama dengan u!i sentolop berayun (swinging light test). Pemeriksaan pada Kornea Uji fluoresein! "un uk meli#a adan&a defek epi el kornea$ Kertas fluoresein yang dibasahi terlebih dahulu dengan garam fisiologik diletakkan pada sakus kon!ungti"a inferior. )enderita diminta untuk menutup matanya selama %$ detik, beberapa saat kemudian kertas ini diangkat. #ilakukan irigasi kon!ungti"a dengan garam fisiologik. #ilihat permukaan kornea bila terlihat warna hi!au dengan sinar biru berarti ada kerusakan epitel kornea misalnya terdapat pada keratitis superfisial epitelial, tukak kornea, dan erosi kornea. #efek kornea akan terlihat berwarna hi!au, akibat pada setiap defek kornea, maka bagian tersebut akan bersifat basa dan memberikan warna hi!au pada kornea. )ada keadaan ini disebut u!i fluoresein positif.

' Uji fis el !i fistel, disebut !uga Seidel 1untuk mengetahui letak dan adanya kebocoran kornea2. )ada kon!ungti"a inferior ditaruh kertas fluoresein atau diteteskan fluoresein. Kemudian dilihat adanya cairan mata yang keluar dari fistel kornea. &ila terdapat kebocoran kornea adanya fistel kornea akan terlihat pengaliran cairan mata yang berwarna hi!au mulai dari lubang fistel. 7airan mata terlihat bening dengan disekitarnya terdapat larutan fluoresein yang berwarna hi!au. Uji Sensi(ili as Kornea! "un uk fungsi rigeminus kornea$ #iketahui bahwa serabut sensibel kornea melalui saraf trigeminus. &ila dirangsang akan terdapat refleks aferen pada saraf fasial dan mata akan ber-kedip. )enderita yang diminta melihat !auh ke depan dirangsang dengan kapas kering dari bagian lateral kornea. #ilihat ter!adinya refleks mengedip, rasa sakit dan mata berair. &ila ada refleks tersebut berarti fungsi trigeminus dan fasial baik. Papan Placido !i )lasido, 1untuk melihat lengkungan kornea2. #ipakai papan plasido dengan gambaran lingkaran konsentris putih hitam yang meng-hadap pada sumber cahaya atau !endela, sedang pasien sendiri mem-belakangi !endela. )apan plasido merupakan papan yang mempunyai gambaran garis melingkar konsentris dengan lobang kecil pada bagian sentralny8a. 0elalui lubang di tengah plasidoskop dilihat gambaran bayangan plasido pada kornea. 9ormal bayangan plasido pada kornea berupa lingkaran konsentris dan bila : ;ingkaran konsentris berarti permukaan kornea licin dan regular ;ingkaran lon!ong berarti adanya astigmatisme kornea <aris lingkaran tidak beraturan berarti astigmatisme iregular akibat adanya infiltrat ataupun parut kornea. Kurang tegas mungkin akibat edema kornea keruh.

cedera mata, trauma bedah, diskrasia darah 1hemofilia2, dan tumor intrakranial. Sudu (ilik ma a depar Sudut bilik mata dibentuk !aringan korneosklera dengan pangkal iris. )ada bagian ini ter!adi pengaliran keluar cairan bilik mata. &ila terdapat hambatan pengaliran keluar cairan mata maka akan ter!adi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehingga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. &erdekatan dengan sudut ini didapatkan !aringan trabekulum, kanal Schlemm, ba!i sklera, garis Schwalbe dan !on!ot iris. Sudut filtrasi berbatas dengan akar iris, hubungan sklera kornea dan disini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar .6$ dera!at dan merupakan batas belakang sudut filtrasi serta tempat insersi otot siliar longitudinal. +nyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan u"ea. )ada sudut filtrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan m. #escement, dan kanal Schlemm yang menampung cairan mata keluar ke salurannya. Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior perfifer. Lensa Pemeriksaan lensa !i )a&angan iris! diketahui bahwa semakin sedikit lensa keruh semakin besar bayangan iris pada lensa yang keruh. Sentolop disinarkan pada pupil dengan membuat sudut 4( dera!at dengan dataran iris, dan dilihat bayangan iris pada lensa keruh. &ila letak bayangan !auh dan besar berarti katarak imatur, sedang bila bayang kecil dan dekat pupil berarti lensa katarak matur. )adan Ka*a &ila terdapat kekeruhan di dalam badan kaca maka akan ter!adi gangguan penglihatan. <angguan ini dapat berupa suatu bercak hitam

yang mengapung dan bergerak (muscae volilantes). Keadaan ini dapat disebabkan oleh setiap benda yang menutupi masuknya sinar 1!alan sinar2 Ke dalam bola mata. Keadaan yang kecil sekalipun dapat memberikan keluhan seperti ini. Kadang-kadang walaupun dengan pemeriksaan sangat teliti pun tidak dapat ditemukan kelainan pada badan kaca. &ila kekeruhan lebih tebal akan memberikan keluhan yang lebih besar. Kadang-kadang terlihat sebagai pita yang melayanglayang mengganggu lapang penglihatan. &ila kekeruhan ini menutupi seluruh masuknya sinar ke daerah maku-la, maka penglihatan akan sangat menurun. )ada pemeriksaan fundus okuli akan terlihat: Refleks fundus terlihat merah adalah gambaran yang normal Refleks fundus tidak terlihat, akibat kekeruhan darah atau !aringan fibrosis. &adan kaca merupakan suatu !aringan seperti kaca bening yang terletak antara lensa dengan retina. &adan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata. 0engandung air sebanyak -$= sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu mempertahankan bola mata agar tetap bulat. )eranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. &adan kaca melekat pada bagian tertentu !aringan bola mata. )erlekatan itu terdapat pada bagian yang disebut ora serata, pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. )ada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan badan kaca akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi. Re ina Kelainan fundus okuli )emeriksaan fundus okuli adalah sangat mudah bila dipergunakan midriatika atau sikloplegia. >ftalmoskop merupakan alat yang mempunyai sumber cahaya untuk melihat fundus okuli. ?erdapat dua kegunaan oftalmoskop : 3. 0emeriksa adanya kekeruhan pada media penglihatan yang keruh, seperti pada kornea, lensa dan badan kaca. . )apil ntuk memeriksa fundus okuli terutama retina dan papil saraf optik. )emeriksaan dilakukan dengan oftalmoskop, dan dilihat:

- &atasnya apakah tegas, bulat atau lon!ong, kabur


- Warnanya apakah merah jambu - Sella ekskavasinya pucat atau

Gambar 10. Fundus okuli pada myopia

)embuluh darah retina : - 5kuti dan lihat bentuk pembuluh darah retina supero temporal, infero-temporal, superonasal, dan inferonasal - 4ena, apakah normal, melebar atau kelokannya bertambah - +rteri, apakah normal, spasme, atau terdapat sklerosis copper-silver wire - Rasio arteri dan "ena Retina, adanya eksudat, perdarahan, atau sikatrik koroid dapat terlihat retina terangkat atau ablasi. )emeriksaan fundus perifer sebaiknya dilakukan se!auh mungkin ke bagian perifer. 0inta pasien melihat !auh ke langit-langit, melihat !auh ke sisi samping dan ke bawah. - 0akula lutea #iperiksa terakhir karena pasien akan merasa silau sekali. 0akula lutea terletak dengan !arak %.( diameter papil di bagian temporal papil atau dapat dilihat dengan meminta pasien melihat lampu oftalmoskop pemeriksaan. 0akula bebas pembuluh darah dengan sedikit lebih berpigmen dibanding daerah retina lainnya. &agian sentral makula sedikit tergaung akibat lapisannya yang kurang memberikan refleks makula bila disinari. ntuk melihat fungsi retina maka dilakukan pemeriksaan subyektif retina seperti: ta!am penglihatan, penglihatan warna, dan lapang pan-dangan. )emeriksaan obyektif adalah elektroretinografi @AR<B, elektro-okulografi 1A><2, dan visual evoked respons @4ARB.

Elek rore inografi Retina akan memperlihatkan gelombang listrik bila terpa!an sinar. <elombang listrik retina yang ter!adi pada perubahan sinar dinamakan elektroretinografi AR< berguna untuk menilai kerusakan luas pada retina. )ada AR< dikenal gelombang-gelombang : a : respons negatif permulaan setelah periode laten rangsangan 1lapis sel fotoreseptor2 b : defleksi positif 1sel bipolar2 c : defleksi positif ringan d : potensi positif yang ter!adi bila sinar dihilangkan +isual e%oked response Rangsangan pada mata akan menimbulkan rangsangan pada !alur penglihatan hingga korteks oksipital. &ila dibandingkan kedua mata maka akan dapat diketahui adanya perbedaan rangsangan yang sampai pada korteks sehingga dapat diketahui adanya gangguan rangsangan atau penglihatan pada seseorang. Pemeriksaan re ina dan makula Uji Pro&eksi Sinar )ada pasien yang berada di ruang gelap disuruh melihat !auh dan kemudian diberikan sinar dengan sentolop pada meridian yang berbeda, kemudian pasien disuruh menyatakan arah datangnya sinar . &ila pasien dapat menerangkan semua arah dari mana datangnya sinar maka dapat secara kasar dikatakan keadaan retina perifer pasien adalah normal. Adap asi Gelap )emeriksaan didasarkan pada keadaan bila terdapat kekurangan giCi atau kekurangan "itamin +. +kan ter!adi gangguan pada adaptasi gelap. #engan u!i ini dilakukan penilaian fungsi sel batang retina pada pasien dengan keluhan buta sen!a. )ada pasien yang sebelumnya telah mendapat penyinaran terang, dilihat kemampuan melihatnya sesudah sekitarnya digelapkan dengan perlahan-lahan dinaikkan intensitas sumber sinar. +mbang rangsang mulai terlihat menun!ukkan kemampuan pasien beradaptasi gelap.

Amsler Grid , Uji kisi-kisi Amsler 0erupakan kartu pemeriksaan untuk mengetahui fungsi penglihatan sentral makula. )emeriksaan didasarkan pada gangguan kuantitatif sel kerucut makula yang akan mengakibatkan metamorfopsia. )enderita disuruh melihat kartu +msler yang mempunyai garis-garis se!a!ar ber!arak 1 dera!at bila dilihat pada !arak baca .$ cm. +pabila pasien melihat kelainan bentuk garis pada kartu +msler berarti terdapat kelainan makula yang akan mengganggu fungsi penglihatan makula sentral. !i ini berguna untuk dengan cepat melihat adanya skotoma pada lapang pandangan dan dokumentasi metamorfopsia. Kisi-kisi +msler yang memakai penerangan sinar D pada sebuah kotak dapat dipakai untuk meramalkan pernglihatan pasca bedah katarak. Kemampuan u!i kisi-kisi +msler untuk meramalkan prognosis katarak pada katarak ringan sama dengan interferometer. Uji .efek aferen pupil! "pupil Mar*us Gunn$! "un uk fungsi makula dan saraf op ik$ )emeriksaan ini hampir sama dengan u!i sentolop berayun (swinging light test). 0erupakan u!i untuk mengetahui apakah serabut aferen penglihatan berfungsi baik dengan melihat reaksi pupil langsung atau tidak langsung pada kedua mata. )emeriksaan dilakukan dikamar gelap. )ada waktu istirahat kedua pupil mempunyai ukuran yang sama. )ada mata normal bila disinari dengan sentolop akan ter!adi miosis pada kedua pupil akibat reaksi langsung dan konsensual pada mata yang tidak disinari. Setiap mata menun!ukkan tenaga pupilomotor. #ilakukan penyinaran pada mata dan kemudian sentolop dipindahkan ke mata yang lain dengan cepat. )ada keadaan normal kedua pupil akan mengecil bila disinari. Kemudian satu mata di sinari mata akan memberikan refleks miosis langsung dan konsensual pada mata lainnya. Sinar diarahkan pada mata sebelahnya. ?erdapat . kemungkinan pada keadaan ini, yaitu : 1. )upil ukuran tidak berubah, yang berarti fungsi penglihatan kedua mata sama baik atau saraf optik dan makula normal.

2. )upil yang disinari terakhir miosis 1mengecil2 yang berarti fungsi makula dan saraf optik mata pertama kurang dibanding terakhir. )ada keadaan ini ter!adi pula miosis pada mata pertama. 3. )upil yang disinari terakhir midriasis 1membesar2, yang berarti fungsi mata terakhir kurang dibanding mata pertama atau sebelahnya. )ada keadaan ini ter!adi pula midriasis mata pertama. 6al ini tidak akan terlihat bila saraf penglihatan atau makula kedua mata rusak, dimana pupil akan sama-sama midriasis. 3alaupun mata katarak hal ini tetap ter!adi, karena yang diperiksa adalah fungsi serabut aferen saraf optik. Eenomena ini ter!adi akibat setiap mata akan menun!ukkan tenaga pupilomotor bila disinari dan akan terlihat pengaruhnya pada kedua mata. &ila u!i ini dilakukan pada degenerasi makula, lubang makula (macular hole) maka tidak akan memberikan tanda patologik walaupun tidak memberikan ta!am penglihatan (F(. Kadang-kadang pada pasien dengan neuritis optik lama dan pasien glaukoma lan!ut dengan pulau sentral normal akan tetap memberikan ta!am penglihatan yang baik. 3alaupun u!i ini sederhana, ob!ektif dan dapat dipercaya masih merupakan cara kasar untuk penilaiannya, dan penilaiannya akan lebih berarti bila dilakukan bersama dengan u!i 4AR. Uji .iskriminasi / sinar! "uji un uk fungsi makula$ &iasanya u!i ini dipergunakan untuk meramalkan prognosis ta!am penglihatan pasien pasca bedah katarak. #engan pemeriksaan mengecil-kan !arak % sumber sinar akan di dapatkan kesan kasar fungsi makula. #i dalam ruang yang digelapkan % sinar dipegang berdekatan dengan !arak 6$ cm di depan mata pasien yang akan diperiksa atau dengan katarak. )enderita diminta menentukan adanya % sinar di depan matanya. Kemudian ditanyakan apakah pasien melihat kedua lampu itu terpisah. &ila kedua lampu tidak terpisah maka perlahan-lahan kedua lampu itu di!auhkan satu terhadap yang lainnya. /arak antara kedua lampu pada keadaan mana pasien dapat menyatakan kedua lampu terpisah diukur, bila : /arak antara kedua lampu 1%,( cm atau kurang maka ta!am penglihatannya adalah 1F.$$ -1Ftak terhingga /arak kedua lampu ,.( cm, berarti ta!am penglihatan pasca bedah akan (F1$$-1F6$

/arak lampu ( cm, ta!am penglihatan akan lebih baik dari (F1$$. kurang memadai. Uji Maddox rod

!i ini sekarang dianggap

Eilter 0addoG rod merah ditaruh di depan mata yang akan diperiksa. Kemudian disinari dengan sentolop pada !arak .$ cm. #imana penderita diminta untuk melihat sentolop melalui 0addoG rod 1merah2, dan akan terlihat: )ada makula normal bayangan sinar lurus merah )ada fungsi makula terganggu sinar garis merah 0addoG rod akan terlihat terpotong )ada skotoma sentral bila 0addoG rod diputar pada beberapa meridian akan dapat terlihat adanya skotoma sentral. !i ini berguna untuk mengetahui fungsi makula, yang dipakai % dekade terakhir ini. Uji'in erferome ri a au re inome ri )emeriksaan ini banyak dipergunakan untuk mengetahui fungsi makula atau ramalan "isus pasca bedah mata dengan media penglihatan yang keruh. Uji Is#i#ara "un uk (u a 0arna$ 0erupakan u!i untuk mengetahui adanya defek penglihatan warna, didasarkan pada menentukan angka atau pola yang ada pada kartu dengan berbagai ragam warna. 0erupakan pemeriksaan untuk penglihatan wama dengan memakai satu seri gambar titik bola kecil dengan warna dan besar berbeda 1gambar pseudokromatik2, sehingga dalam keseluruhan terlihat warna pucat dan me-nyukarkan pasien dengan kelainan penglihatan wama melihatnya. )enderita buta warna atau dengan kelainan penglihatan warna dapat melihat sebagian ataupun sama sekali tidak dapat melihat gambaran yang diperlihatkan. )ada pemeriksaan pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu 1$ detik. )enyakit tertentu dapat ter!adi gangguan penglihatan warna seperti buta merah dan hi!au pada atrofi saraf optik, optik neuropati toksik dengan pengecualian neuropati iskemia, glaukoma dengan atrofi optik yang memberikan gangguan penglihatan biru kuning.

&uta biru kuning !uga terdapat pada pasien retinopati hipertensif, reti-nopati diabetes dan degenerasi makula senil. Sedang degenerasi Stangardt dan fundus fla"imakulatus memberikan gangguan penglihatan warna merah. Pemeriksaan Lapang Pandangan Uji Konfron asi 0ata kiri pasien dan mata kanan pemeriksa dibebat. )enderita diperiksa dengan duduk berhadapan terhadap pemeriksa pada !arak kira-kira 1 meter. 0ata kanan pasien dengan mata kiri pemeriksa saling ber-tahap. Sebuah benda dengan !arak yang sama digeser perlahan-lahan dari perifer lapang pandangan ke tengah. &ila pasien sudah melihatnya ia diminta memberi tahu. )ada keadaan ini bila pasien melihat pada saat yang bersamaan dengan pemeriksa berarti lapang pandangan pasien adalah normal. Syarat pada pemeriksaan ini adalah lapang pandangan pemeriksa adalah normal. Kampime er dan Perime er Keduanya merupakan alat pengukur atau pemetaan lapang pandangan terutama daerah sentral atau parasentral. ;apang pandangan, bagian ruangan yang terlihat oleh satu mata dalam sikap diam memandang lurus ke depan. )emeriksaan lapang pandangan diperlukan untuk mengetahui adanya penyakit-penyakit tertentu ataupun untuk menilai progresi"itas penyakit tertentu. )emeriksaan lapang pandangan dapat dilakukan dengan : 1. )emeriksaan konfrontasi, yaitu pemeriksaan dengan melakukan per-bandingan lapang pandangan pasien dengan si pemeriksa sendiri. 2. )emeriksaan perimeter atau kampimetri. ;apang pandangan normal adalah -$ dera!at temporal, 6$ dera!at superior, ($ dera!at nasal dan ,$ dera!at inferior. Kampimeter +lat pengukur atau pemetaan lapang pandangan terutama daerah sentral atau parasentral. #isebut!uga sebagai uji tangent screen. )asien duduk % meter dari layar tangent screen jerrum.

)asien duduk % meter dari sebuah tabir kain berwarna hitam layar ! jerrum screen) dengan berfiksasi dengan satu mata pada titik tengahnya. >byek digeser perlahan-lahan dari tepi ke arah titik tengah. #icari batas-batas pada seluruh lapangan pada saat mana benda mulai terlihat. )ada akhirnya didapatkan pemetaan daripada lapang pandangan pasien. #engan cara ini dapat ditemukan defek lapang pandangan dan adanya skotoma. Perimeter )emeriksaan kampimetri dapat dilakukan dengan )erimeter. )erimeter alat ini berbentuk setengah bola dengan !ari-!ari .$ cm, dan pada pusat parabola ini mata penderita diletakkan untuk diperiksa. 0ata berfiksasi pada bagan sentral parabola perimeter. >byek digeser perlahanlahan dari tepi ke arah titik tengah. #icari batas-batas pada seluruh lapangan pada saat mana benda mulai terlihat. &atas lapang pandangan perifer -$ dera!at temporal, ,$ dera!at inferior, ($ dera!at nasal, dan 6$ dera!at superior. #ikenal perimetri: Perimeter kinetik yang disebut !uga perimeter isoptik dan topografik, dimana pemeriksaan dilakukan dengan ob!ek digerakkan dari daerah tidak terlihat men!adi terlihat oleh pasien. Perimeter statik atau perimeter profil dan perimeter curve di""erential threshold, di mana pemeriksaan dengan tidak menggerak-kan ob!ek akan tetapi dengan menaikkan intensitas ob!ek sehingga terlihat oleh pasien. )emeriksaan lapang pandangan diperlukan untuk mengetahui adanya penyakit-penyakit tertentu ataupun untuk menilai progresi"itas penyakit tertentu. )emeriksaan lapang pandangan merupakan pemeriksaan yang penting bagi seorang ahli neurooftalmologi. &entuk yang sederhana daripada kelainan lapang pandangan adalah bila terdapat kelainan pada prekiasma, kiasma, dan retrokiasma. )ada defek monokular prekiasma maka akan terlihat kelainan pada kedua mata. Kelainan kiasma akan memberikan kelainan nonhomonim sedang pada retrokiasma bersifat homonim. &entuk kampus lesi prekiasma sering karakteristik.

Saraf 1p ik )emeriksaan fungsi saraf optik !i defek aferen optik !i sentolop berayun Pemeriksaan 23 Pemeriksaan ajam pengli#a an Uji lubang kecil !i ini untuk mengetahui apakah ta!am penglihatan yang kurang ter!adi akibat kelainan refraksi atau kelainan organik media penglihatan. )enderita duduk menghadap kartu Snellen dengan !arak 6 m. )enderita di suruh melihat huruf terkecil yang masih terlihat dengan !elas. Kemudian pada mata tersebut ditaruh lempeng berlubang kecil 1pinhole atau lubang sebesar $.,( mm2. &ila terdapat perbaikan ta!am penglihatan dengan melihat melalui lubang kecil berarti terdapat kelainan refraksi. &ila ter!adi kemunduran ta!am penglihatan berarti terdapat gangguan pada media penglihatan. 0ungkin sa!a ini diakibatkan kekeruhan kornea, katarak, kekeruhan badan kaca, dan kelainan makula lutea. Uji Pengkabutan (fogging test) !i pemeriksaan astigmatisme dengan memakai prinsip mengistirahat-kan akomodasi dengan memakai lensa positif. #engan mata istirahat pasien disuruh melihat astigmatisme dial 1!uring astigmat2. &ila garis "ertikal yang terlihat !elas berarti garis ini telah terproyeksi baik pada retina sehingga diperlukan koreksi bidang "ertikal dengan memakai lensa silinder negatif dengan sumbu 1'$ dera!at. )enambahan kekuatan silinder diberikan sampai garis pada !uring astigmatisme terlihat sama !elasnya. Uji celah stenopik 7elah selebar 1 mm lurus yang terdapat pada lempeng dan diper-gunakan untuk: 1. 0engetahui adanya astigmat )englihatan akan bertambah bila letak sumbu celah sesuai dengan sumbu astigmat yang terdapat. 2. 0elihat sumbu koreksi astigmat )englihatan akan bertambah bila sumbunya mendekati sumbu silinder yang benar, untuk memperbaiki sumbu astigmat dilakukan dengan menggeser sumbu celah stenopik berbeda dengan sumbu silinder di pasang, bila terdapat perbaikan penglihatan maka ini menun!ukkan sumbu astigmatisme belum tepat.

3.

ntuk mengetahui besarnya astigmat, dilakukan hal yang sama dengan sumbu celah berhenti

pada keta!aman maksimal. )ada sumbu ini ditaruh lensa positif atau negatif yang memberikan keta!aman maksimal. Kemudian sumbu stenopik diputar -$ dera!at dari sumbu pertama. #itaruh lensa positif atau negatif yang memberikan keta!aman maksimal. )erbedaan antara kedua kekuatan lensa sferis yang dipasangkan merupakan besarnya astigmatisme kornea tersebut. 4. 0enentukan rencana pembedahan iridektomi optik #engan pupil dilebarkan maka celah stenopik diputar-putar letaknya di depan mata. Kemudian dilihat kedudukan stenopik yang memberikan ta!am penglihatan maksimum, pada sumbu ini dilakukan iridektomi optik. Uji silinder silang #ua lensa silinder yang sama akan tetapi dengan kekuatan berlawanan dan diletakkan dengan sumbu saling tegak lurus 1silinder silang /ackson2. Aki"alen sferisnya adalah nihil. ;ensa silinder silang terdiri atas % lensa silinder yang men!adi satu yang dapat terdiri atas silinder - $.%( 1- $.($2 dan silinder H $.%( 1H $.($2 yang sumbunya saling tegak lurus. ;ensa ini dipergunakan untuk : 1. 0elihat koreksi silinder yang telah dilakukan pada kelainan astigmat pasien sudah cukup atau telah penuh. )ada mata ini dipasang silinder silang yang sumbunya se!a!ar dengan sumbu koreksi. &ila sumbu lensa silinder silang diputar -$ dera!at di-tanyakan apakah penglihatan membaik atau mengurang. &ila membaik berarti pada kedudukan kedua lensa silinder mengakibatkan perbaikan penglihatan. &ila silinder itu dalam kedudukan lensa silinder positif maka untuk koreksi pasien diperlukan pemasangan tambahan lensa silinder positif. Keadaan ini dapat sa!a sebaliknya. 2. ntuk melihat apakah sumbu lensa silinder pada koreksi yang telah diberikan sudah sesuai. )ada keadaan ini dipasang lensa silinder silang dengan sumbu 4( dera!at terhadap sumbu silinder koreksi yang telah dipasang. Kemudian lensa silinder silang ini sumbunya diputar cepat -$I. &ila pasien tidak melihat perbedaan perubahan ta!am penglihatannya pada kedua kedudukan ini berarti sumbu lensa koreksi yang dipakai sudah sesuai. &ila pada satu kedudukan lensa silinder silang ini terlihat lebih !elas maka silinder positif dari lensa koreksi diputar mendekati sumbu lensa silinder positif lensa silinder silang 1dan sebaliknya2. Kemudian dilakukan pemeriksaan

ulang. )emeriksaan ini dilakukan sampai tercapai titik netral atau tidak terdapat perbedaan. ntuk memperbaiki kelainan astigmat diberikan lensa silinder dengan cara coba-coba, cara pengabur, ataupun cara silinder bersilang. )ada astigmat iregular dimana ter!adi pemantulan dan pembiasan sinar yang tidak teratur pada dataran permukaan depan kornea maka koreksi dilakukan dengan memakai lensa kontak. #engan memakai lensa kontak ini, maka permukaan depan kornea tertutup rata dan diisi oleh film air mata. Uji duokrom = uji Keseimbangan Merah mata tepat) )ada mata emetropia sinar merah dibiaskan di belakang retina sedang sinar hi!au di depan, demikian pula pada mata yang telah dikoreksi dengan tepat. )ada penderita duduk dengan satu mata ditutup dan melihat pada kartu merah hi!au ada huruf diatasnya. )ada pasien diminta untuk memberitahu huruf diatas warna yang tampak lebih !elas. &ila terlihat huruf di atas warna hi!au lebih !elas berarti mata hipermetropia, sedang pada miopia akan lebih !elas huruf pada warna merah. )ada keadaan diatas dilakukan koreksi sehingga huruf di atas warna hi!au sama !elas dibanding huruf di atas warna merah. Uji dominan ma a3 #ominance test, untuk mengetahui mata dominan pada anak. +nak diminta melihat pada satu titik atau benda !auh. Satu mata ditutup kemudian mata yang lainnya. &ila mata yang dominan yang tertutup maka anak tersebut akan menggerakkan kepalanya untuk melihat benda yang matanya yang dominan. Uji cro!ding phenomena, (untuk mengetahui adan"a ambliopia) )enderita diminta membaca huruf kartu Snellen sampai huruf terkecil yang dibuka satu persatu atau yang diisolasi, kemudian isolasi huruf dibuka dan pasien disuruh melihat sebaris huruf yang sama. &ila ter!adi penurunan ta!am penglihatan dari huruf isolasi ke huruf dalam baris maka ini disebut adanya crowding phenomena pada mata tersebut. 0ata ini menderita ambliopia. iru, (red green balance test), (untuk koreksi kaca

/3 Pemeriksaan glaukoma Pemeriksaan ekanan (ola ma a )emeriksaan tekanan bola mata dilakukan dengan alat yang dinarria-kan tonometer. )emeriksaan tekanan yang dilakukan dengan tonometer pada bola mata dinamakan tonometri. ?indakan ini dapat dilakukan oleh dokter umum dan dokter spesialis lainnya. )engukuran tekanan bola mata sebaiknya dilakukan pada setiap orang berusia di atas %$ tahun pada saat pemeriksaan fisik medik secara umum. #ikenal beberapa alat tonometer seperti alat tonometer SchiotC dan tonometer aplanasi <oldman. Tonome ri S*#io 4 ?onometer SchiotC merupakan alat yang praktis sederhana. )engukuran tekanan bola mata dinilai secara tidak langsung yaitu dengan teknik melihat daya tekan alat pada kornea karena itu dinamakan !uga tonometri indentasi Schiot#. #engan tonometer SchiotC dilakukan indentasi 1penekanan2 terhadap permukaan kornea. &ila suatu beban tertentu memberikan kecekungan pada kornea maka akan terlihat perubahan pada skala SchiotC. 0akin rendah tekanan bola mata makin mudah bola mata ditekan, yang pada skala akan terlihat angka skala yang lebih besar. 6al ini !uga berlaku sebaliknya. +ngka skala yang ditun!uk dapat dilihat nilainya di dalam tabel untuk mengetahui kesamaan tekanan dalam mm6g. ?rans-formasi pembacaan skala tonometer ke dalam tabel akan menun!ukkan tekanan bola mata dalam mm6g. )emeriksaan ini dilakukan pada pasien ditidurkan dengan posisi horiContal dan mata ditetesi dengan obat anestesi topikal atau pantokain $.(=. ?onometer SchiotC kemudian diletakkan di atas permukaan kornea, sedang mata yang lainnya berfiksasi pada satu titik di langit-langit kamar periksa. Kelemahan alat ini mengabaikan faktor kekakuan sklera !scleral rigidit$). 7ara yang paling sederhana untuk mengetahui dera!at kekakuan sklera ialah dengan menggunakan % macam beban (.( dan 1$ gram. &ila hasil bacaan dengan beban 1$ gram selalu lebih tinggi dibanding hasil bacaan dengan (.( gram maka mata tersebut melakukan kekakuan sklera yang lebih tinggi dari normal dibanding hasil bacaan pada saat tersebutJ sebaliknya bila hasil bacaan selalu lebih rendah dengan beban 1$ gram maka mata tersebut memiliki kekakuan sklera yang lebih rendah dari normal dan berarti tekanan bola mata yang sebenarnya lebih tinggi daripada hasil bacaan pada saat itu.

)emeriksaan tekanan intraokular dengan tonometer SchiotC sebaiknya dilakukan dengan berhatihati, karena dapat mengakibatkan lecetnya kornea sehingga dapat mengakibatkan keratitis dan erosi kornea. #onometer aplanasi

+lat ini mengukur tekanan bola mata dengan memberikan tekanan yang akan membuat rata permukaan kornea dalam ukuran tertentu dan kecil. +lat ini sangat baik karena membuat sedikit sekali perubahan pada permukaan kornea atau bungkus bola mata. ?onometer aplanasi merupakan alat yang paling tepat untuk mengukur tekanan bola mata dan tidak dipengaruhi oleh faktor kekakuan sklera. #ikenal #raeger dan <oldmann aplanasi tonometer. #asar ilmu Eisika alat ini adalah tekanan K dayaFluas. &ila sebagian dari bola
Gambar 12. yang lentur 1kornea2 dibuat mendatar oleh permukaan yang rata 1tonometer -!onometer aplanasi aplanasi2, maka tekanan di dalam bola akan melawan tekanan pendataran ini dan

sama dengan tekanan yang diberikan daya K tekanan D luas. )ada saat ini diperkenalkan tonometer aplanasi dengan memakai !et udara yang akan membuat permukaan kornea rata. #onometri digital Tonome er digi al adalah cara yang paling buruk dan tidak dibenar-kan untuk dipakai oleh dokter ahli sebagai cara rutin pada pengamatan seorang penderita dengan glaukoma. ?anpa alat dapat !uga ditentukan tekanan bola mata dengan cara onome ri digi al atau dengan !ari. #asar pemeriksaannya adalah dengan merasakan reaksi lenturan bola mata bola (%alotement) dilakukan penekanan bergantian dengan kedua !ari tangan. &alotemen ini tidak dilakukan seperti balotemen pada hati karena tidak dilakukan balotemen di dalam orbita. Lang dilakukan adalah menekan atau melakukan indentasi sklera dan merasakan daya membulat kembali sklera pada saat !ari dilepaskan tekanannya. ?ekanan yang baik dilakukan pada sklera dengan mata tertutup dan tidak pada kornea. +kibat fenomena &ell pada saat mata ditutup biasanya kornea akan menggulir ke atas, sehingga sebaiknya penderita diminta melihat ke bawah. ?ekanan bola mata dengan cara digital dinyatakan dengan tanda 9H1, 9H%, 9H., dan sebaliknya 9 -1 dan seterusnya. )enderita dengan mata tertutup disuruh melirik ke arah kaki. )emeriksa atau dokter dengan kedua telun!uknya menekan dan merasakan tekanan balik pada telun!uk tangan kanan dan kirinya. #engan pengalaman dapat ia merasakan besanya tekanan yang diduga berada di dalam mata tersebut. )enilaian biasanya diberikan atas dera!at:

9 1normal2, 9H1, 9H %, 9H ., yang berarti tekanan lebih tinggi di banding normal, dimana 9H1 M 9H %. +tau 9 -1, 9 - %, 9 - . yang berarti tekanan bola mata lebih rendah. #engan cara ini pemeriksaan adalah sangat sub!ektif dan memerlu-kan pengalaman yang banyak, sehingga kurang dapat dipercaya. 7ara ini masih sangat berguna pada keadaan tidak mungkin mem-pergunakan alat pada kornea untuk mengukur tekanan bola mata. )ada tukak kornea atau kelainan kornea lainnya seperti sikatriks kornea maka tonometer tidak dapat dipergunakan. #onografi #engan tonografi diukur dera!at penurunan tekanan bola mata bila diberikan tekanan dengan tonometer indentasi 1seperti SchiotC2. ?onometer yang dipakai adalah semacam tonometer SchiotC dan bersifat elektronik yang merekam tekanan bola mata selama 4 menit dan berguna untuk mengukur pengaliran keluar cairan mata. )ada tonografi selain terlihat kur"a fasilitas pengeluaran cairan bilik mata, !uga terlihat pulsasi nadi intraokular dan pernafasan. ?onografi pada saat akhir-akhir ini kurang populer dan dipergunakan hanya untuk kasus glaukoma yang ragu-ragu. 9ilai tonografi 7 K $.1' adalah normal, kurang dari $.1. adalah patologik. &ila 7 kurang dari $.1' maka keadaan ini dicurigai penderita menderita glaukoma. Gonioskopi #engan lensa gonioskopi dapat dilihat keadaan sudut bilik mata yang dapat menimbulkan glaukoma. )enentuan gambaran sudut bilik mata dilakukan pada setiap kasus yang dicurigai adanya glaukoma. )emeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan lensa sudut 1gonio-lens2 di dataran depan kornea setelah diberikan lokal anestetikum. ;ensa ini dapat dipergunakan untuk melihat sekeliling sudut bilik mata dengan memutarnya .6$ dera!at.

Uji lain pada glaukoma 1. UjiKopi )enderita meminum 1 - % mangkok kopi pekat, bila tekanan bola mata naik 1(-%$ mm6g sesudah minum %$-4$ menit menun!ukkan adanya glaukoma. 2. Uji Minum Air 0inum air banyak akan mengakibatkan turunnya tekanan osmotik sehingga air akan banyak masuk ke dalam bola mata, yang akan menaik-kan tekanan bola mata. Sebelum makan pagi tekanan bola mata diukur dan kemudian pasien disuruh minum dengan cepat 1 liter air. ?ekanan bola mata diukur setiap 1( menit. &ila tekanan bola mata naik '-1( mm6g dalam waktu 4( menit pertama menun!ukkan pasien menderita glaukoma. &iasanya bersamaan dengan naiknya tekanan bola mata akan ter!adi pengurangan out"low o" "acilit$. 3. Uji Steroid (merupakan uji untuk glaukoma herediter) )ada pasien yang dicurigai adanya glaukoma terutama dengan riwayat glaukoma simpleks pada keluarga, diteteskan betametason atau deksametason $.1= .-4 kali sehari. ?ekanan bola mata diperiksa setiap minggu. )ada pasien berbakat glaukoma maka tekanan bola mata akan naik setelah % minggu. 4. Uji $ariasi diurnal )emeriksaan ini dilakukan karena diketahui tekanan bola mata bersifat intermiten atau ber"ariasi dari waktu ke waktu. )erubahan tekanan ini akan lebih !elas pada mata dengan gangguan out"low o" "acilit$. ?ekanan bola mata dapat normal pada waktu dilakukan pemeriksaan sedang penderita saat itu menderita glaukoma. )emeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah tekanan bola mata penderita meninggi pada satu saat dalam satu hah yang menimbulkan ge!ala glaukomanya. )emeriksaan dengan melakukan tonometri setiap %-. !am sehari penuh, selama . hari. &iasanya pasien dirawat. 9ilai "ariasi harian pada mata normal adalah antara %-. mm6g, sedang pada mata glaukoma sudut terbuka "ariasi dapat mencapai 1(-%$ mm6g. )erubahan 4-( mm6g sudah dicurigai keadaan patologik. &iasanya tekanan bola mata naik di pagi hari. &ila terdapat perbedaan antara kedua mata akan menambah kecurigaan. ?urunnya tekanan bola mata waktu pagi hari dapat disebabkan kontraksi otot dan akomodasi. ?ekanan bola mata terendah biasanya pada malam hari.

53 Uji Kamar %elap &ila pasien dengan sudut tertutup berada di kamar gelap atau terdapat midriasis pada pupilnya maka akan ter!adi penutupan sudut bilik mata. )ada u!i ini di lakukan pengukuran tekanan bola mata dan kemudian pasien dimasukkan ke dalam kamar gelap dan duduk dengan kepala terletak dengan muka menghadap me!a selama 6$-$ menit. )ada akhir -$ menit tekanan bola mata diukur. ((= pasien glaukoma sudut sempit akan menun!ukkan hasil yang positif atau naik tekanan bola mata setelah masuk kamar gelap ' mm6g. )ada saat pemeriksaan ini pasien tidak boleh tidur, pada akhir pemeriksaan dilakukan pemeriksaan ulang keadaan sudut bilik mata atau gonioskopi. Pemeriksaan gangguan mo or sensorik %isus a au s ra(ismus a. Uji Kon%ergensi Sumber cahaya atau sebuah benda kecil di dekat mata terletak di dataran median kedua mata. 7ahaya atau benda didekatkan sampai pasien melihat ganda. )enderita akan melihat ganda segera sebelum ter!adinya pemecahan kon"ergensi. /arak benda ini merupakan amplitudo kon"ergensi pasien. b. Uji Refleks Kornea ?erdapat beberapa metoda untuk mengukur dera!at de"iasi bola mata dengan melihat refleks pada kornea, seperti: 1. 0etoda 6irschberg 2. 0etoda Krimsky 1. 0etoda perimeter 2. 0etoda 6irschberg )ada kedudukan mata normal yang diberikan penyinaran maka akan terlihat refleks sentolop pada sisi dan kedudukan yang sama pada kornea. )ada u!i ini dari sentolop diberikan pada !arak .$ cm dari mata : &ila terdapat desenterasi 1 menit berarti terdapat de"iasi , dera!at atau 1( prisma dioptri &ila refleks sinar dekat tengah pupil dibanding tepi pupil diperkira-kan !uling (-6 dera!at &ila refleks sinar berbeda yang satu di tengah sedang yang lain di tepi pupil berarti

kedudukan mata ini !uling 1( dera!at atau .$ prisma dioptri

&ila refleks sinar berada antara tepi pupil dengan limbus, berarti de"iasi %( dera!at pada tepi &ila refleks diluar limbus de"iasi 6$-'$ dera!at &ila letak di tepi pupil nasal berarti mata !uling ke luar sedang bila letaknya di tepi pupil

limbus berarti !uling 4( dera!at atau -$ prisma

berarti !uling ke dalam. 2. 0etoda Krimsky #ilihat letak refleks kornea pada mata yang diperiksa dibandingkan letak pada mata sebelahnya, mungkin : 3. &ila tidak sama berarti ada !uling #engan meletakkan prisma pada satu atau kedua mata sehingga ter!adi posisi refleks sinar !i #uksi

yang simetris pada kedua mata akan menun!ukkan dera!at !uling mata tersebut. )emeriksaan dilakukan dengan pasien mengikuti gerakan lampu pada N !arak .$ cm oleh satu mata yang dibuka beda seluruh arah pergerakan mata. &ila ter!adi perlambatan atau percepatan dari gerakan otot mata berarti fungsi otot tidak normal. 4. !i &orced 'uction 1&eban duksi2 )ada mata yang telah diberi anestesia lokal dipegang limbusnya dengan pinset. )enderita disuruh melihat ke arah berlawanan dengan otot yang akan diperiksa. )ada saat pergerakan itu pinset pemegang limbus membantu pergerakan itu, dengan bersamaan !uga diraba apakah ada tahanan. &ila tidak terdapat tahanan berarti pergerakan yang terganggu diakibatkan otot paresis sedang bila ada berarti tahanan berasal dari tarikan.

".

!i ?utup 0ata 1untuk fungsi otot2

)emeriksaaan dengan menutup mata dan melihatnya bila mata dibuka kembali, dilihat sifat gerakan mata yang mungkin ter!adi pada mata yang tidak ditutup. &ila ter!adi pergerakan mata waktu dibuka berarti ada pengaruh fusi pada penglihatan binokular yang dapat diganggu, atau mata yang ditutup adalah mata dominan sehingga terlihat ge!ala mata yang selalu akan berfiksasi dengan mata yang dominan. &ila mata yang terbuka bergerak keluar berarti mata ini sebelum-nya esotropia 1!uling ke dalam2, sedang bila bergerak ke dalam berarti mata ini sebelumnya eksotropia 1!uling keluar2 6. !i ?utup 0ata &erganti )risma !i tutup berganti akan tetapi dengan penempatan prisma )emeriksaan dilakukan seperti pada

pada mata yang berfiksasi yang perlahan-lahan di tambah kekuatannya sehingga tidak ter!adi pergerakan mata bila dilakukan u!i tutup berganti. 7. !i ?utup 0ata ;ama )ada pasien yang dicurigai adanya de"iasi mata, akan tetapi dengan pemeriksaan biasa tidak ditemukan maka dilakukan penutupan satu mata untuk selama 1( menit atau lebih. Segera setelah bebat mata dibuka pemeriksa melihat kedudukan mata pasien. !i terutama untuk melihat melihat adanya de"iasi laten pada mata. 8. !i ?utup )risma Serentak )emeriksaan ini dipakai bersama dengan hasil u!i tutup buka diketahui sehingga diketahui beratnya tropia dan foria. )emeriksaan ini terlebih dahulu diukur dera!at tropia yang ditemukan dengan pemeriksaan u!i tutup buka (cover uncover test).( )ada mata yang berde"iasi diletakkan prisma dan pada saat yang sama mata yang lainnya ditutup. &ila tidak ter!adi pergerakan mata yang berde"iasi berarti bahwa kekuatan prisma yang diletakkan sudah mencakup beratnya de"iasi atau merupakan dera!at de"iasi mata tersebut. 9. Uji )orth(s &our 'ot !i untuk melihat penglihatan binokular, adanya fusi, korespondensi retina abnormal, supresi pada satu malam dan !uling. )enderita memakai kaca mata dengan filter merah pada mata kanan dan filter biru pada mata kiri dan melihat pada ob!ek 4 titik dimana 1 berwarna merah, % hi!au dan 1 putih. ;ampu atau titik putih akan terlihat merah oleh mata kanan dan lampu hi!au hanya dapat dilihat oleh mata kiri.

&ila fusi baik maka akan terlihat 4 titik dan sedang lampu putih terlihat sebagai warna campuran hi!au dan merah. 4 titik !uga akan dilihat oleh mata !uling akan tetapi telah ter!adi korespondensi retina yang tidak normal. &ila terdapat supresi maka akan terlihat hanya % merah bila mata kanan dominan atau . hi!au bila mata kiri yang dominan. &ila terlihat ( titik . merah dan % hi!au yang bersilangan berarti mata dalam kedudukan eksotropia dan bila tidak bersilangan berarti mata berkedudukan esotropia.

You might also like