You are on page 1of 5

PATOFISIOLOGI Partikel kecil dari mulut yang masuk ke saluran nafas, kemudian akan timbul suatu mekanisme pertahanan

normal tubuh sebelum masuk ke paru berupa batuk. Namun jika partikel tersebut tidak bisa dikeluarkan, dapat menyebabkan peradangan atau infeksi yang dapat menyebabkan pneumonia. Pada orang yang lemah, keracunan alkohol/obat atau dalam kondisi tidak sadar karena pengaruh obat bius atau karena kondisi kesehatannya, memiliki resiko untuk menderita pneumonia jenis ini. Bahkan pada orang normal yang menghirup sejumlah besar bahan makanan yang dimuntahkannya, bisa menderita pneumonia aspirasi. Bahan yang terhirup dapat menyumbat saluran trakeo-bronkial, mulai dari glottis sampai bronkus distal, tergantung posisi penderita pada saat terjadi aspirasi. Tempat benda asing berhenti di paru dapat terjadi di beberapa lokasi. Bila saat miring ke kanan, benda asing tersebut akan menimbulkan proses di lobus paru kanan bawah. Bila dalam posisi supine, benda asing dapat terakumulasi pada lobus paru atas, dan yang paling sering pada segment posterior lobus atas. spirasi merupakan hal yang dapat terjadi pada setiap orang. !i sini terdapat peranan aksi mukosilier dan makrofag al"eoler dalam pembersihan material yang teraspirasi. Terdapat # faktor determinan yang berperan dalam pneumonia aspirasi, yaitu sifat material yang teraspirasi, "olume aspirasi, serta faktor defensif host.$ Perubahan patologis pada saluran napas pada umumnya tidak dapat dibedakan antara berbagai penyebab pneumonia, hampir semua kasus gangguan terjadi pada parenkim disertai bronkiolitis dan gangguan interstisial. Perubahan patologis meliputi kerusakan epitel, pembentukan mukus dan akhirnya terjadi penyumbatan bronkus. %elanjutnya terjadi infiltrasi sel radang peribronkial &peribronkiolitis' dan terjadi infeksi baik pada jaringan interstisial, duktus al"eolaris maupun dinding al"eolus, dapat pula disertai pembentukan membran hialin dan perdarahan intra al"eolar. (angguan paru dapat berupa restriksi, difusi dan perfusi.$ Pneumonia aspirasi mengarah kepada konsekuensi patologis akibat secret orofaringeal, nanah, atau isi lambung yang masuk ke saluran napas bagian bawah. )ebanyakan indi"idu mengaspirasi sedikit secret orofaringeal selama tidur, dan secret tersebut akan dibersihkan secara normal. *aktor predisposisi terjadinya aspirasi berulangkali adalah+

Penurunan kesadaran yang mengganggu proses penutupan glottis, refle, batuk &kejang, stroke, pembiusan, cedera kepala, tumor otak'

!isfagia sekunder akibat penyakit esophagus atau saraf &kanker nasofaring, scleroderma'

)erusakan sfingter esophagus oleh selang nasogastrik. -uga peran jumlah bahan aspirasi, hygiene gigi yang tidak baik, dan gangguan mekanisme klirens saluran napas.

Tabel 1: predisposisi terjadinya pneumonia aspirasi

spirasi mikroorganisme patologik yang berkoloni pada orofaring adalah cara infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang paling sering dan menyebabkan pneumonia bakteri. Pneumonia anaerobik disebabkan oleh aspirasi sekret orofaringeal yang terdiri dari mikroorganisme anaerob seperti Bacteroides, Fusobacterium, Peptococcus, dan Peptostreptococcus yang merupakan spesies yang paling sering ditemukan diantara pasien-pasien dengan kebersihan gigi yang buruk. witan gejala biasanya terjadi secara perlahan-lahan selama . hingga $ minggu, dengan demam, penurunan berat badan, anemia, leukositosis, dispnea, dan batuk disertai produksi sputum berbau busuk. bses-abses paru yang terbentuk pada parenkim paru dapat rusak, dan empiema dapat timbul seperti mikroba-mikroba yang berjalan ke permukaan pleura. )ebanyakan abses-abses tersebut terbentuk pada paru kanan bagian posterior dan segmen basilar bronkopulmonal akibat gaya gra"itasi karena banyak cabang yang langsung menuju cabang bronkus utama kanan. spirasi isi lambung secara bersama dengan adanya partikel, menyebabkan terjadi fokus peradangan dan reaksi tubuh terhadap benda asing dengan kerusakan jaringan secara menyeluruh akibat asam. Partikel dan asam lambung bekerja sama secara sinergis menyebabkan kebocoran kapiler al"eolar. /si lambung tidak steril sehingga aspirasi yang terjadi dapat disertai bakteri. 0nam puluh sampai .112 terdiri dari kuman anaerob. (abungan kuman aerob dan anaerob sering dijumpai pada aspirasi yang terjadi di 3umah sakit.

Gambar 2: paru-paru yang mengalami in e!si %indrom aspirasi lain berkaitan dengan bahan yang diaspirasi &biasanya makanan' atau cairan bukan asam &misalnya karena hampir tenggelam atau saat pemberian makanan' yang menyebabkan obstruksi mekanik. Bila cairan teraspirasi, trakea harus segera diisap untuk menghilangkan obstruksinya. Bila yang diaspirasi adalah bahan padat, maka gejala yang terlihat akan bergantung pada ukuran bahan tersebut dan lokasinya dalam saluran pernapasan. -ika bahan tersebut tersangkut dalam bagian atas trakea, akan menyebabkan obstruksi total, apnea, aphonia, dan dapat terjadi kematian cepat. -ika bahan tersangkut pada bagian saluran pernapasan yang kecil, tanda dan gejala yang timbul dapat berupa batuk kronik dan infeksi berulang.

Gambar ": Al#eoli yang terisi ole$ aspirasi ma!anan Gejala %linis

(ejala klinis dapat berupa bronkopneumonia, pneumonia lobar, pneumonia nekrotikans, atau abses paru dan dapat diikuti terjadinya empiema. Pasien mendadak batuk dan sesak napas sesudah makan atau minum. gejala umumnya insidious, walaupun pada infeksi anaerob bisa memberikan gambaran akut seperti pneumonia pneumokokus berupa sesak napas pada saat istirahat, sianosis. 4mumnya pasien datang .-$ minggu sesudah aspirasi, dengan keluhan demam mengigil, nyeri pleuritik, batuk, dan dahak purulen berbau & pada 512 kasus'. )emudian bisa ditemukan nyeri perut, anoreksia, dan penurunan berat badan, bersuara saat napas &mengi', takikardi, merasa pusing atau kebingungan, merasa marah atau cemas.

You might also like