Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oli adalah salah satu penompang utama dari kerja sebuah mesin. Oli
juga menentukan performa dan daya tahan dari mesin. Semakin baik kualitas
oli yang digunakan , semakin baik pula peforma dan daya tahan mesin. Fungsi
utama oli adalah sebagai pelumas dan pendingin. Sebagai pelumas, oli
melumasi (lubricating) seluruh komponen bergerak di dalam mesin untuk
mencegah terjadinya kontak langsung antar komponen yang terbuat dari
logam. Sebagai pendingin, oli harus mampu mengurangi panas yang
ditimbulkan oleh gesekan antar komponen yang bergerak pada mesin. Proses
pembakaran di dalam dapur pacu.
Proses pembakaran di dalam dapur pacu mesin akan menimbulkan
panas komponen-komponen dalam mesin tersebut. Ini tentu akan
menyebabkan terjadinya proses keausan yang sangat cepat bila temperaturnya
terlalu tinggi, pada mesin diesel mesin sepeda motor. Oleh karena itu, oli
berperan untuk membantu mengurangi panas pada komponen-komponen
tersebut. Jika oli bekerja dalam temperatur yang terlalu tinggi terus menerus,
maka kualitas oli dapat menurun. Ini mengakibatkan penyerapan panas dan
pelumasannya tidak akan maksimal lagi.dan kita mengangakat oli sebagai
tema adalah salah satu bentuk kita kepedulian untuk mengebangkannya alat
pompa untuk meindakan oli dari drum yang akan digunakan di mesin- msein
2
terdapat pada besi cor bahkan lebih baik dan efisien. Dalam hal ini,
karakteristik dari benda yang akan dibuat harus kuat, kokoh, tahan korosi, dan
tidak bocor jika dirakit dengan bagian pompa oli yang lain, sehingga pada saat
digunakan dapat bekerja dengan maksimal.
Oleh karena itu dalam pembuatan mesin akan diberikan piranti
tambahan dalam penjualan pompa dan oli di bengkel-bengkel sepeda motor
mapun bengkel mobil. Pada umumnya oli yang di jual di toko-toko/bengkel
kecil mengambil oli dari drum atau tangki menggunakan slang biasa dan
takeran kaleng literan yang sering kita liat. Dengan menggunakan alat-alat
sepeti itu sangat kurang efisien yang mana akan mempengaruhi waktu dan
kecepatan dalam melayani pelanggan/pembeli. Namun dengan bantuan alat ini
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dalam melayani pelanggan tanpa
membuaang waktu yang banyak dan lebih praktis dalam memompa ke luar
fluida yaitu oli yang berada dalam suatu wadah seperti drum ataupun tangki
yang akan dijual dibengkel dengan eceran (literan) memidahkan dengan
menggunakan pompa roda gigi luar yang rotornya berupa sepasang roda gigi
yang berputar di dalam rumah pompa. Roda gigi itu berupa gigi lurus. Pompa
ini merupakan jenis pompa rotari yang paling sederhana. Apablia gerigi roda
gigi pada sisi hisap cairan akan mengisi ruangan yang ada diantara gerigi
tersebut. Kemudian cairan ini akan dibawa berkeliling dan ditekan keluar
apabila geriginya bersatu lagi. Dan desain mempunyai lubang fluida yang
radial pada rada gigi bebas dari bagian atas dan akar gerigi sampai ke lubang
dalam roda gigi.
4
Dalam pengamatan penulis salah satu faktor yang sangat penting untuk
dibuat adalah poros dan roda gigi lurus maka dalam kesempatan ini penulis
mencoba membuat sparepart sendiri, karena jarang dijual dipasaran. Untuk
membuat roda gigi lurus dan poros digunakan beberapa alat misalnya mesin
bubut, mesin frais, mistar baja, jangka sorong, bor senter, bor 12,13mm,
mandrel, reamer, pahat bubut , mata pisau frais (modul 2),gergaji mesin, dll.
Setelah alat ini selesai dibuat dirakit dan alat tersebut diuji kinerjanya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang djelaskan sebelumnya, dapat terlihat
bahwa dalam proses pembuatan suatu alat, khususnya pada proses pembuatan
pompa oli harus dilakukan secara terencana. Pada alat ini dilihat beberapa
permasalahannya yang ditemui antara lain :
1. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat mesin pompa oli tersebut.
2. Bagaimana cara membuat rumah pompa pada pompa oli?
3. Bagaimanan cara membuat tutup rumah pompa pada pompa oli?
4. Bagaiamana cara membuat poros pada pompa oli?
5. Bagaimana cara membuat roda gigi lurus pada pompa oli?
6. Bagaimana cara membuat landasan rumah pompa pada pompa oli?
7. Bagaimana cara membuat bos poros pada pompa oli?
8. Bagaimana cara membuat landasan mesin pompa oli?
9. Bagaimana cara membuat pipa saluran oli wadah ?
10. Alat yang digunakan dalam pembuatan komponen pompa oli
5
11. Waktu yang dibutukan dalam pembuatan komponen poros dan roda gigi
lurus pada mesin pompa oli.
12. Uji Pompa bekerja dengan baik atau tidak
C. Batasan Masalah
Dengan melihat pada idetifikasi masalah diatas dalam pembuatan alat
pompa oli penulis membatasi permasalahanyang ada sesuai ada dengan judul
Tugas Akhir yaitu:
1. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat mesin pompa oli tersebut.
2. Alat-alat yang digunakan untuk membuat poros dan roda gigi lurus pada
komponen mesin pompa oli.
3. Proses pembuatan poros dan roda gigi lurus untuk komponenn mesin
pompa oli
4. Pengujian pompa yang telah dibuat
D. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada batasan masalah diatas, maka dapat
dikemukakan dalam rumus masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengidentifikasi bahan yang digunakan untuk membuat
poros dan roda gigi lurus pada mesin pompa oli?
2. Alat dan mesin apa saja yang dibutuhkan dalam proses pembuatan poros
dan roda gigi lurus pada mesin pompa oli?
3. Bagaimana cara melakukan urutan langkah kerja dalam proses pembuatan
poros dan roda gigi lurus pada komponen mesin pompa oli?
4. Bagaimana hasil pengujian pompa yang menggunakan roda gigi lurus?
6
F. Keaslian
Menurut survey yang telah dilakukan penulis tentang pompa oli yang
ada dalam masyarakat. Pembuatan mesin pompa oli ini sebenarnya hanya
merupakan sebuah modifikasi yang sudah dikaji ulang sebelumnya sehingga
menjadikan mesin ini beda dari yang sudah ada.
Pompa oli merupakan sebuah pompa yang didesain untuk memompa
fluida yaitu oli yang berada dalam suatu wadah seperti drum ataupun tangki.
Pompa oli biasanya dijual secara utuh dan tidak tersedia suku cadangnya.
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan poros dan roda gigi lurus
yang dapat dipakai sebagai suku cadang dari pompa oli. Pompa ini rotornya
berupa sepasang roda gigi yang berputar di dalam rumah pompa. Roda gigi
ini berupa gigi lurus. Pompa roda gigi lurus mempunyai dua roda gigi yang
yang berpasangan dengan roda gigi lurus yang bersinggungan yang akan
menghasilkan tekanan yang akan menghisap dan memompa oli dari wadah.
9
BAB II
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
A. Identifikasi Gambar Kerja
Gambar kerja sangat diperlukan dalam pembuatan poros transmisi. Gambar
kerja dibuat sesuai standard ISO (International Organization for Standarization).
Berikut ini gambar dari komponen yang dibuat:
Gambar 1. Mesin Pompa Oli
Gambar 2. Rumah Pompa Oli
10
Keterangan :
1. Rumah Pompa
2. Tutup rumah pompa
3. Landasan rumah pompa
4. Roda gigi lurus
5. Poros
6. Pipa sambungan keluar/masuk oli
7. Piringan landasan poros
8. Puli poros penggerak
9. Baut
Gambar 3. Roda gigi lurus
Keterangan :
Jumlah gigi (Z) : 12
Modul (M) : 2
N7
Gambar 4. Poros penggerak
11
B. Identifikasi Bahan
Mild steel mempunyai kadar karbon 0,15% - 0,25% yang bersifat liat
dan kuat. Untuk mengidentifikasi bahan jenis ini dapat dilakukan uji
kekerasan. Uji kekerasan yang kita lakukan yaitu dengan uji kekerasan brinell.
Uji kekerasan ini berupa pembentukan lekukan pada permukaan logam
memakai bola baja yang yang dikeraskan yang ditekan dengan beban tertentu.
Beban diterapkan selama waktu tertentu. Beban penuh biasanya diterapkan
selama 10 sampai 15 detik dalam kasus besi dan baja dan selama paling
sedikit 30 detik dalam kasus logam lainnya. Diameter indentasi kiri dalam uji
materi diukur dengan mikroskop berkekuatan rendah. Nomor yang
memanfaatkan Brinell dihitung dengan membagi beban yang diterapkan oleh
luas permukaan indentasi.
Angka kekerasan brinell (BHN) dinyatakan sebagai beban P dibagi luas
permukaan lekukan. Pada prakteknya, luas ini dihitung dari pengukuran
mikroskopik pajang diameter jejak BHN dapat ditentukan dari persamaan
berikut: BHN =
2P
(n.)(-
2
-d
2
)
dengan: P : beban yang digunakan (kg)
D : diameter bola baja (mm)
d : diameter lekukan (mm)
(Dieter,1987)
12
mempunyai pisau gergaji dari panjang 300 sampai 900 mm, ketebalan 1,25
3 mm dan dengan jumlah gigi antara 1 sampai 6 gigi per inchi serta
terbuat dari HSS (high speed steel). Mesin gergaji ini digerakkan oleh
motor listrik, prinsip kerjanya adalah motor listrik dihubungkan dengan
kopling penggerak dan proses penekanan gergaji ke bawah dikarenakan
adanya sistem hidrolik.
Penggunaan mesin ini dalam pembuatan poros dan roda gigi lurus
adalah untuk memotong bahan yang akan digunakan. Pada waktu
pemotongan, bahan dicekam pada suatu ragum yang ada pada mesin
gergaji dan digunakan cairan pendingin untuk mengurangi keausan yang
disebabkan karena gesekan bahan yang dipotong dan mata gergaji. Proses
penggergajian dengan mesin ini lebih efisien dan efektif daripada
menggunakan gergaji tangan (hand hacksaw).
Pemotongan dengan menggunakan cairan pendingin dapat mengurangi
panas yang terjadi akibat gesekan dari daun mata gergaji dengan benda
kerja, serta proses penggergajian menjadi lebih cepat. Dibandingkan
dengan pemotongan tanpa cairan pendingin dan umur dari daun mata
gergaji dapat lebih panjang. Dengan mesin ini kita dapat memotong
benda kerja dalam jumlah banyak, baik dipotong secara bertahap (satu
demi satu) maupun dipotong dengan cara disatukan, dengan demikian
pengerjaannya jauh lebih cepat dan efisien dari pada menggunakan
gergaji tangan.
14
Gambar 6. Gergaji Mesin
Pada mesin gergaji ada tiga bentuk gigi-gigi potong pada daun
yaitu : a. bentuk standar, b. bentuk mata pacing dan, c. bentuk skip.
a. Bentuk standar
Digunakan untuk melakukan pemotongan bahan dengan
permukaan pemotongan halus.
b. Bentuk mata pancing
Bentuk mata gergaji ini sangat efektif dalam pemotongan karena
ia dapat melakukan pemotongan secara cepat, terutama untuk
pemotongan benda lunak.
c. Bentuk skip:
Daun mata gergaji bentuk skip akan dapat memberikan
kebebasan pada beram untuk keluar dari daerah pemotongan dengan
cepat, sehingga pemotongan bisa lebih cepat dan panas akibat dari
gesekan dapat diperkecil
15
2. Mesin bubut
Mesin bubut (turning machine) merupakan mesin yang digunakan
untuk merubah bentuk dan ukuran suatu benda kerja dengan jalan menyayat
benda kerja yang berputar dengan menggunakan pahat. Benda kerja yang
berputar tersebut dipasang pada alat penjepit (cekam), kemudian pahat
bergerak secara memajang maupun melintang atau kombinasi dari gerak
tersebut. Putaran sumbu utama diperoleh dari motor listrik dengan putaran
sabuk penggerak. Ukuran utama mesin bubut ditentukan oleh jarak antara
sumbu utama dengan alas mesin dan jarak antara senter kepala tetap dengan
senter kepala lepas.
Mekanisme mesin bubut adalah dengan pahat yang bermata potong
tunggal, gerak potong berupa putaran benda kerja dan gerak makan yang
berupa gerak translasi pahat. Proses pembubutan sendiri diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu pengerjaan bagian luar benda kerja (outside turning) dan
pengerjaan bagian dalam benda kerja (inside turning). Secara umum proses
pengerjaan tersebut adalah : membubut memajang (longitudinal turning)
proses ini dapat dilakukan pada bagian luar dan dalam benda kerja,
membubut melintang (transversal turning) proses ini dapat dilakukan pada
bagian luar dan dalam benda kerja, membubut tirus (taper turning) proses
ini dapat dilakukan pada bagian luar dan dalam benda kerja, membubut
profil (profil turning) proses ini dapat dilakukan pada bagian luar dan dalam
17
benda kerja dan, membubut ulir (thread cutting) proses ini dapat dilakukan
pada bagian luar dan dalam benda kerja.
Penggunaan mesin bubut dalam pembuatan poros dan roda gigi adalah
untuk: membubut facing, membuat lubang ceter, membubut rata, membubut
bertingkat, membuat lubang alur dan pembuattan champer. Mesin bubut
yang kita gunakan yaitu seperti pada (gambar 7).
Gambar 7. Mesin bubut emco dan marro
Proses bubut silindris merupakan proses pemotongan yang sering
dilakukan pada proses pemotongan logam dengan mesin bubut . Proses
pengerjaan poros dan roda gigi blank ,yaitu proses memperkecilkan diameter
poros dan roda gigi blank sesuai dengan diameter yang dikehendaki ,
merupakan salah satu contoh dari bubut silindris. Pada proses bubut silindris
pada saat pemakanan berlangsung pahat potong berlangsung pahat potong
bergerak sejajar sumbu benda kerja.
18
dan
dapa
Adapun
K
1
k
k
b
a
b
1
Adapun jen
roda gigi bl
at dilihat pad
macam pah
Keterangan
1 Pahat ki
kikis lurus ki
kanan ; 6,7
bubut samp
alur;12 . P
bentuk;15.
17,18Paha
nis pahat bu
lank dan y
da gambar di
Gambar
hat bubut dap
Gamb
kis tekuk ka
iri; 4 Paha
.Pahat pol
ing kanan;1
Pahat ulir p
. Pahat
at kait;19 P
ubut yang d
aitu pahat b
i bawah ini y
r 10. Pahat B
pat dilihat pa
bar 11 Maca
anan; 2. P
at kikis sapi
les pucuk; 8
10.pahat
pucuk;13
bubut dala
Pahat ulir D
digunakan da
baja HSS da
yaitu :
Bubut\
ada gambar d
am-macan pa
ahat kikis lu
ing kanan;5
8. Pahat p
bubut samp
Pahat peng
am ;16.
alam
alam pembu
an macam p
di bawah ini
ahat
urus kanan ;
. Pahat pu
poles lebar;
ping kiri;11
gal;14 P
Pahat sud
20
uatan poros
pahat bubut
yaitu :
3. Pahat
ucuk saping
9. Pahat
1. Pahat
Pahat bubut
dut dalam;
21
c. Eretan
Eretan berfungsi sebagai pemegang erat perkakas bubut memberikan
kepadanya gerakan yang diperlukan. Arah gerakan dapat sejajar dengan
tegak lurus atau miring terhadap sumbu bubut. Eretan juga merupakan
tempat kedudukan kacamata jalan
(penyangga berjalan). Eretan harus dibuat dan diberi penuntun sedemikian
rupa sehingga terjamin pengerjaan yang bebas goncangan.
Bagian-bagain utama eretan: Eretan dasar, Eretan lintang, Eretan atas
Gambar 13. Eretan
d. Kepala Tetap
Kepala tetap berfungsi untuk menampung dan menyangga spindel
kerja dan penggeraknya. Karena kepala tetap merupakan lemari gigi.
Unsur ini tidak hanya menyalurkan daya motor, melainkan juga harus
memungkinkan perubahan angka putaran untuk pemilihan kecepatan
putar
deng
e. Bor S
peng
meng
dipas
diam
ran sayat y
gan jalan mem
Senter
Bor sente
gerjaan men
gebor ujung
sang senter p
meter mata bo
yang ekonom
mimdahkan
Gambar
er merupaka
nggunakan
g benda ker
putar. Bor se
or 4 mm.
Gamb
mis pada g
tuas-tuas y
r 14. Kepala
an salah s
mesin bubu
rja yang na
enter yang d
ar 15. Bor S
garis tengah
ang ada dile
a Tetap
satu peralat
ut. Bor sen
antinya luba
digunakan ad
Senter
benda kerj
emari gigi.
tan penduk
nter diguna
ang bor ters
dalah bor sen
23
rja tertentu
kung pada
akan untuk
sebut akan
nter dengan
24
f. Bor
Dalam pembuatan roda gigi blank agar dapat di buat roda gigi
lurus harus menggunakan mandrel karena volume roda gigi relative kecil.
Oleh sebab itu harus dilakukan pengeboran di mesin bubut agar ketelitian
senternya lebih pas. Bor yang digunakan seperti pada (gambar 16)
Gambar 16. Bor
g. Senter putar
Pemasangan senter putar pada benda kerja dimaksudkan untuk
mendukung benda kerja agar tetap senter dan memperkuat pencekaman.
Gambar 17. Senter Putar
25
h. Kepala Lepas
Kepala lepas berfungsi sebagai pendukung pekerjaan yang akan
dipasang antara dua senter dan Sebagai tempat dudukan perkakas (mata
bor, peluas dan lain-lain)
Kepala lepas terdiri atas dua bagian, yaitu alas dan badan. Kedua
bagian itu diikat dengan 2 atau 3 baut dan dapat digeserkan. Pergeseran itu
dilakukan untuk kedudukan kedua senter tidak sepusat dan kedudukan
kedua senter harus tidak sepusat, misal untuk membuat tirus.
Gambar 18. Kepala Lepas
i. Rumah Pahat (tool post)
Pahat bubut bisa dipasang pada tempat pahat tunggal, atau pada
tempat pahat yang berisi empat buah pahat. Apabila pengerjaan
pembubutan hanya memerlukan satu macam pahat lebih baik digunakan
tempat pahat tunggal. Apabila pahat yang digunakan dalam proses
pemesinan lebih dari satu, misalnya pahat rata, pahat alur, pahat ulir, maka
sebaiknya digunakan tempat pahat yang bisa dipasang sampai empat
26
r
L
28
D1 = Diameter mula ; mm
D2 = Diameter akhir; mm
l
t
= Panjang pemotongan; mm
Pahat :
r
= Sudut potong utama atau sudut masuk
Mesin Bubut :
a = Kedalaman potong; mm
f = Gerak makan; mm/putaran
a) Kecepatan potong (cutting speed)
1000
. . n d
v
= ......m/menit
sehingga
d
v
n
.
1000 .
= ......rpm
Keterangan :
v : kecepatan potong, m/menit
n : putaran poros utama mesin bubut, rpm
d : diameter benda kerja, mm
1/1000 : 1 mm = 1/1000 m
b) Jumlah pemotongan (i)
( )
a
D D
i
. 2
2 1
= ......kali
29
Keterangan :
i : jumlah pemotongan, kali
D1 : diameter awal benda kerja, mm
D2 : diameter setelah dibubut, mm
a : kedalaman pemotongan, mm
c) Waktu potong (T)
i
s n
L
T .
.
= ......menit
Keterangan :
T : waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan, menit
L : panjang benda kerja yang dibubut, mm
n : putaran poros utama, rpm
s : kecepatan sayat, mm/putaran
i : jumlah pemotongan, kali
2) Variabel kecepatan potong
Kecepatan potong tidak boleh dipilih sembarangan. Bila kecepatan
potong terlalu rendah waktu pemotongan akan lebih lama, apabila
kecepatan potong terlalu tinggi pahat akan cepat kehilangan kekasarannya
30
te
p
m
d
c. M
M
d
te
u
m
s
m
1
epi, pengebo
perbedaan m
mesin frais
disetel secara
Mesin Frais U
Mesin frais u
dari mesin fr
erhadap poro
Gambar
Pengguna
untuk memb
membuat po
sederhana (p
mesin frais.
1) Ragum se
Alat p
oran, perlua
mesin frais
vertikal me
a aksial.
Universal
universal ber
frais universa
os utama.
r 21 Mesin F
aan alat ba
buat berbag
oros dan ro
plain vise),
derhana (pla
pemegang b
asan lubang
vertikal den
empunyai p
rbeda dengan
al dengan ar
Frais horizon
antu sangat
gi macam b
oda gigi lur
kepala pem
ain vise)
enda kerja
dan pembua
ngan mesin
poros utama
n mesin frai
rah memanj
ntal dan Mes
diperlukan
bentuk ben
rus yaitu s
mbagi (divid
pada mesin
atan alur. Sa
frais horiso
a vertikal y
s horisontal
ang dapat d
sin Frais ver
dalam pen
da kerja y
eperti berik
ding head),
frais berfu
32
atu-satunya
ontal ialah
yang dapat
yaitu meja
dimiringkan
tikal
ngoperasian
aitu untuk
kut: ragum
dan pahat
ungsi untuk
33
Gambar .26. Parameter pemotongan pada mesin freis vertikal dan freis
horizontal
a) Kecepatan potong (cutting speed)
1000
. . n d
v
= ......m/menit
sehingga
d
v
n
.
1000 .
= ......putaran/menit
b) Kecepatan pemakanan (feeding)
Vf = f.(n.z)
c) Waktu
38
put zmm a a
n a v
v
L
t
t
a
h
/ .
. ;
=
= =
...... menit
Keterangan :
v : cutting speed, m/menit
d : diameter cutter, mm
f
v : feeding
L : panjang benda kerja (
v w n
l l l + + ), mm
h
t : Waktu pengefraisan (menit).
f
v : kecepatan pemakanan, mm/menit
f : gerak makan, mm/langkah
n : jumlah langkah per menit, langkah/menit
w : lebar pemotongan benda kerja, mm
a : ingsutan per putaran (mm/putaran)
a
t
: ingsutan per gigi (mm/menit)
z : jumlah gigi frais
Dalam pembuatan Roda gigi dapat menurut metode pembagian atau
metode penguraian. Dengan bantuan kepala pembagi seperti pada (gambar 3.),
39
roda gigi menurut pembagian dapat difrais pada mesin frais universal.
Pada pengefraisan ini kita pakai frais profil yang di bubut belakang frais
modul, yang profil sisi sayatnya sama dengan lekukan giginya. Tengah
tengahnya frais harus tepat berada diatas garis hati benda kerja. Profil dari
lekukannya tergantung dari jumlah gigi, jadi demikian pula frais modulnya.
Oleh karena itu secara praktis tidak mukin untuk tiap modul membuat frais
modul dalam jumlah yang begitu besar, kita satukan beberapa jumlah gigi
menjadi satu kelompok. Untuk tiap kelompok hanya diperlukan satu frais,
sehingga untuk setiap modulus, satu pasang frais yang lengkap hanya terdiri
dari 8 atau 15 buah (Tabel 5.)
Table 5. Nomor-nomor dari frais modul 1 Frais modul sampai m = 10 mm
No.
frais
Untuk roda gigi
dengan
No
frais
Untuk roda gigi
dengan
No
frais
Untuk roda gigi
dengan
1. 12-13 gigi 1 12 gigi 5 26-29
2. 14-16 gigi
1
1
2
13 gigi
5
1
2
30-34
3. 17-20 gigi 2 14 gigi 6 35-41
4. 21-25 gigi
2
1
2
15-16 gigi
6
1
2
42-54
5. 26-34 gigi 3 17-18 gigi 7 55-79
6. 35-54 gigi
3
1
2
19-10 gigi
7
1
2
80-134
7. 55-134 gigi 4 21-22 gigi 8 135 sampai
batang gigi
8. 135sampai
batang gigi
4
1
2
23-25 gigi
Sumber (Harun 1981:252)
Ukuran dari roda gigi tidak tergantung dari pembuatannya.
Ukuran-ukurannya dinyatakan dengan symbol-simbol
d = diameter lingkaran tusuk
40
d
k
= diameter lingkaran kepala (luar)
d
f
= diameter kaki (dalam)
t = tusuk +)
h = tinggi gigi
h
k
= tinggi kepala gigi
h
f
= tinggi kaki gigi
s = tebal gigi +)
l = keregangan lekuk +)
b = lebar gigi
+) diukur pada lingkaran tusuk
(Harun 1981:373 )
Suatu gigi dibatasi oleh kepala dan kaki lingkaran. Pada lingkaran normal
gigi gigi membuat jarak antara kedua gigi diukur pada lingkaran normal
dinamakan jarak puncak. Jarak puncak adalah hasil perkalian modul
distandarisasi untuk seri yang terpilih.
Modul adalah suatu angka muhtlak, dan hasil perkalian dari jarak puncak dalam
satuan mm
Perhitungan ukuran utama roda gigi lurus
Jarakpuncakmodul=modulm t=m dalammm
41
tangan
dalam s
sedikit
No.3 Bo
a. Tap
diu
dih
b. Tap
pen
yang umum
satu setel te
ulir penuh)
ottoming (m
p No. 1
Ini ya
ujungnya un
hasilkan hany
p No. 2
Ini dip
ndek dari N
mnya terdap
rdapat tiga m
, No.2 Plug
memiliki ulir
Ga
Gamba
ang pertam
ntuk memp
ya 55 % d
pakai setelah
No. 1, tap No
1
pat satu sete
macam, yait
g (hanya me
penuh)
ambar 27. Ta
ar 28. Tangka
ma digunak
permudah p
ari bentuk u
h No. 1 be
. 2 hanya 25
2
3
el pengulir
tu: No.1 Tap
emiliki sebag
ap
ai Tap
kan mempu
pemotongan.
lir yang sesu
entuk tirus
5 % pemoton
dalam (tap)
pper (hanya
gian ulir pe
unyai bent
. Bentuk u
ungguhnya.
pada ujungn
ngannya.
43
), dimana
a memiliki
enuh), dan
tuk tirus
ulir yang
nya lebih
44
c. Tap No. 3
Ini adalah yang terakhir yang membentuk profil penuh dan
bagian tirus pada ujungnya sangat pendek sehingga dapat mencapai
dasar untuk lubang yang tidak tembus.
5. Alat Ukur (mistar baja, jangka sorong)
Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat.
Permukaannya terdapat guratan-guratan yang dalam satuan inchi,
sentimeter, milimeter serta gabungan dari ketiganya. Mistar baja berfungsi
untuk mengukur panjang, lebar, tebal, memeriksa kerataan suatu benda
kerja, menentukan batas-batas ukuran dan sebagai pembantu untuk menarik
suatu garis pada permukaan benda kerja.
Gambar 29. Mistar baja
Jangka sorong (vernier caliper) berfungsi untuk mengukur dimensi luar
dari suatu benda, seperti panjang, lebar, tebal, dan diameter. Jangka sorong
mempunyai kapasitas yang bermacam-macam, tergantung dari kebutuhan
atau penggunaan jangka sorong tersebut, diantaranya: Kapasitas 150 mm
dengan ketelitian 0,05 mm, Kapasitas 200 mm dengan ketelitian 0,02 mm
Bahkan ada yang berkapasitas lebih dari 1000 mm
45
Gambar 30. Vernier caliper
6. Kikir
Kikir adalah suatu peralatan untuk mengikis / mengetam permukaan
bahan besi siku, sehingga dapat menghasilkan permukaa benda kerja yang
halus. mengikir adalah salah satu dari banyak macam kerja bangku yang
penting dan sulit untuk mencapai hasil yang tepat, sampai saat ini mengikir
tidak dapat diganti dengan cara lain. Dengan semakin banyaknya jenis
bahan untuk pembuatan benda kerja maka dibuatlah berbagai jenis kikir
dengan berbagai jenis bahan dan berbagai bentuk. Kikir dibuat dari baja
karbon tinggi yang ditempa dan sesuai dengan panjangnya, bentuknya,
jenisnya dan gigi pemotongannya. Kikir digunakan untuk mengerjakan
bahan-bahan yang keras sebab permukaan benda kerja akan tergesek dengan
baik tanpa tenaga besar, sudut potongannya yang besar itu memberikan
perlawanan yang baik terhadap mata potongan itu. Macam- macam betuk
gigi kikir miring, dan kikir lengkung
a. Bentuk gigi kikir miring
Digunakan untuk mengerjakan benda-benda yang lunak misalnya;
timah hitam, themoplastik, alumunium murni dan sebagainya. Untuk
46
D. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan
mesin, pesawat alat kerja, bahan dan pengelolaannya, landasan tempat
kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaannya.
Keselamatan kerja pada pekerjaan pemesinan maupun fabrikasi pastilah
membutuhkan peralatan untuk menjaga keselamatan kerja, begitu pula
dalam proses pembuatan poros dan roda gigi lurus ini yang memakai
berbagai jenis mesin dan alat, untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sebelum
bekerja pada suatu mesin kita harus mempertimbangkan dan mengingat
akan keselamatan kerja, sehingga program kerja akan berjalan dengan
lancar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengoperasikan mesin
yaitu : pelajari dulu bagaiman cara mengoperasikan mesin yang akan
digunakan, liat dan pelajari gambar kerja sebelum praktek, pakailah
pakaian kerja wearpack pada saat bekerja, jangan lupa menggenakan kaca
mata sebagai pengaman apabila menggerjakan benda kerja pada mesin dan
menghasilkan tatal yang berloncatan, jauhkan jarijari dari alat atau benda
kerja yang berputar, jangan memindahkan tatal pada mesin dengan tangan
telanjang, gunakan kuas dan memakai sarung tangan, pasanglah selalu
bendabenda dan alat pada mesin dengan kuat, jangan menghentikan
bagian yang masih berputar pada mesin dengan tangan, jangan
membersihkan mesin atau benda kerja, pada saat mesin bekerja,jangan
menjalankan mesin dengan mengajak berbincangbincang pada waktu
bekerja, jangan meninggalkan mesin pada saat mesin masih bekerja
(hidup), dan perhatikan dalam menempatkan alat alat bantu seperti palu
kunci kunci alat ukur dalam keadaan ditumpuk jadi satu.
Peralatan keselamatan kerja yang digunakan dalam melakukan kerja
praktek yaitu : pakaian kerja (wearpack), sarung tangan, kuas, kacamata,
dan sepatu kerja.
49
BAB III
KONSEP PEMBUATAN
A. Konsep Umum Proses Pembuatan Produk
Dalam proses pembuatan produk tertentu membutuhkan pengetahuan yang
cukup dan mendasar. Produk harus didisain sehingga harga bahan ,ongkos
memproduksi, dan biaya penyimpanan harus ditekan seminimal mungkin. Untuk
menghasilkan produk dengan ketelitian yang tinggi diperlukan mesin dan operasi
yang lebih baik disamping tenaga trampil yang memenuhi persyaratan dan kendali
yang ketat. Selain itu juga pemilihan mesin perkakas dengan terencana didisain
mesin yang lebih efisien dengan perpaduan berbagai operasi dan dengan
meningkatkan kemampuan mesin, sehingga proses untuk membuat produk dapat
dihemat waktu dan tenaga. Hal ini dapat diperoleh biaya minimum untuk setiap
benda kerja. Dalam proses pembuatan produk menurut B.H Amstead (1979 : 5),
klasifikasi proses produksi dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Klasifikasi proses produksi
Secara umum proses produksi diklasifikasikan melalui berbagai
proses diantaranya : proses pembentukan, proses pemesinan/ machining,
proses penyambungan, dan proses penyelesaian permukaan.
a. Proses untuk mengubah bentuk bahan
Proses pembentukan bahan mengalami perubahan bentuk
menjadi produk jadi atau setengah jadi. Beberapa proses mengubah
bentuk logam atau bahan lain adalah sebagai berikut proses pengecor,
50
diam sedangkan pada mesin bor alatnya yang bergerak sedangkan benda
kerjanya diam. (B.H Amstead,dkk 1979 :6).
Pada pemesinan ultrasonik, logam digerus secara bertahap oleh
butiran amril yang dihanyutkan dalam cairan dan mengenai permukaan
logam dengan kecepatan yang tinggi. Cairan tersebut digerakan oleh
generator ultrasonik. Pada pemesinan loncatan listrik dan pemesinan busur
litrik, digunakan busur khusus sehingga dapat mengikis benda yang
bersifar penghatar. Laser optik adalah suatau berkas foton yang kuat yang
dapat menimbulkan suhu yang sangat tinggi sehingga dapat memotong
atau mengfelas logam. Pada pemesinan kimia, logam terkikis secara
kimiawi atau terkikis dengan menggunakan proses pelapisan terbalik. (B.H
Amstead,dkk 1979 :6).
c. Proses Penyambungan
Produk yang terdiri dari dua atau lebih bagian memerlukan proses
penyambungan meliputi Pengelasan, Solder, Mematri, Sinter,
Penyambungan, Pengelingan, Penyambungan dengan baut, dan Perekatan
dengan lem
Pada proses pengelasan, bagian logam dijadikan satu dengan cara
mencairkannya. Disini diperlukan panas dengan atau tanpa tekanan. Solder
dan mematri adalah dua proses sejenis, diatara kedua potongna logam
ditambahkan logam lain dengan keadaan cair. Proses sinter mengikat
partikel logam dengan cara pemanasan. Perekatan dalm bentuk serbuk, cair,
53
bahan padat, dan pita banyak digunakan untuk menyambung logam, kayu,
gelas, kain, atau plastik. (B.H Amstead,dkk 1979 : 8).
d. Proses penyelesaian permukaan
Proses ini bertujuan untuk menghasilkan permukaan yang licin, datar
dan bagus atau untuk menghasilkan lapisan pelindung. Dapat dilakukan
dengan cara proses polis, gosok amril, penghalusan lubang bulat,
penggosokan halus, penghalusan rata, pelapisan semprot logam,
perkerizing, seradisasi. (B.H Amstead,dkk 1979 : 7).
Dalam proses diatas hampir tidak mengubah dimensi khususnya hanya
menyelesaikan permukaan.
2. Konsep pembuatan poros dan roda gigi lurus
Untuk menghasilkan suatu poros dan roda gigi lurus dapat dilakukuan
dengan berbagai cara, yaitu : proses pengecoran (casting), pengerolan,
metarlugi serbuk, dan proses penempaan.
a. Proses pengecoran/casting
Produk yang berupa poros dapat diperoleh dengan pengecoran secara
langsung dari logam cair menjadi logam padat berbentuk poros ataupun
roda gigi. Menurut B.H Amstead, (1979) dikenal berbagai cara proses
pengecoran khusus sebagai berikut : die casting, pengecoran centrifugal,
54
Suatu pengerolan logam pada dasarnya terdiri atas: rol, bantala, dan
rumah untuk tempat komponen komponen tersebut. Serta pengendali
untuk mengatur daya untuk rol dan untuk mengendalikan kecepatan.
Untuk pembuatan poros digunakan mesin rol batang (bar roll) atau mesin
dagang (mechant mill).mesin ini memiliki 2 atau 3 tingkatan. Suatu
instalaasi yang umumnya terdiri dari stan kasar,stan untaian dan stan
penyelesaian (George E. Dieter 1992 : 203).
c. Metalurgi Sebuk
Proses Metalurgi Sebuk adalah suatu kegiatan yang mencangkup
pembuatan benda kerja komersial dari serbuk logam melalui penekanan.
Metalurgi Sebuk digunakan untuk pembuatan roda gigi kecil dari serbuk
logam yaitu dengan penekanan (pressing).( B.H Amstead, 1979 : 203).
d. Proses Penempaan
Penempaan adalah proses pembentukan logam secara plastis dengan
memberikan gaya tekan pada logam yang akan dibentuk. Gaya tekan yang
diberikan bisa secara manual maupun secara mekanis. Dalam teori B.H
Amstead, (1979) proses penempaan dikenal berbagai cara yaitu :
penepaan menggunakan palu, penempaan timpah, penempaan tekan, dan
penempaan upset.
1) Proses penempaan palu
Merupakan penempaan yang paling sederhana, proses ini
diprioritaskan untuk membuat benda kerja yang sederhana dalam skala
produksi kecil.
56
2) Penempaan Timpah
Penempaan timpah hampir sama dengan proses penempaan palu hanya
perbedaannya pada die nya yang menggunakan die tertutup, dan
benda kerja terbentuk akibat impak atau tekanan yang memaksa logam
panas plastis memenuhi dan mengisi bentuk die.
3) Penempaan tekan
Deformasi logam melalui penekanan berlangsung dengan lambat.
4) Penempaan Upset
Batang penampangn rata jepit dalam die dan ujung yang dipanaskan
ditekan sehingga mengalami perubahan bentuk.
e. Proses pemesinan/machining
Bahan untuk membuat poros dan roda gigi lurus dikerjakan
menggunakan mesin hingga mencapai berbentuk silindris sesuai ukuran
yang diinginkan. untuk membuat poros dapat dilakukan dengan cara
pembubutan.
Dalam proses pembuatan poros penggerak pada mesin pompa oli ini,
yang digunakan yaitu proses pemesinan/machining. Benda kerja
dikerjakan menggunakan mesin bubut, kemudian dilanjutkan dengan
mesin frais untuk membuat alur.
B. Konsep Pembuatan Poros penggerak dan Roda Gigi lurus
Berdasarkan pada konsep pembuatan umum yang telah dipaparkan di atas,
proses pembuatan poros dan roda gigi lurus ini menggunakan proses pemesinan,
57
pembagian menggunakan kepala pembagi agar hasil lebar dan tingi gigi
sama.
2. Proses penyelesaian permukaan
Dalam pembuatan poros juga mengalami proses penyelesaian permukaan
yaitu dengan proses gosok amril,.Begitu juga dalam finising pembuatan roda gigi
untuk membersikan tatal menggunakan kikir segi tiga atau setengah lingkaran.
Proses ini hampir tidak mengubah dimensi khususnya hanya menyelesaikan
permukaan dan membersikan tatal yang masih menempel alur roda gigi.
3. Proses penyambungan atau perakitan
Proses penyambungan / perakitan dalam proses pembuatan mesin pompa
oli menggunakan beberapa alat yaitu baut, pres, dan las.
a. Baut
Dalam proses perakitan yang dilakukan adalah melakukan pemasangan
transmisi dengan poros penggerak dengan puli menggunakan baut.
Penguncian dengan baut dilakukan dengan kuat agar tidak goyang/oleng saat
mesin berputar.
b. Pres
Dalam proses perakitan memggunakan mesin pres manual yang
dilakukan adalah melakukan pemasangan poros dengan roda gigi lurus
dengan memasukan poros pada lubang roda gigi dengan memberikan
tekanan secara perlahan sampai ukuran poros yang masuk sesuai yang
diinginkan.
60
c. Las
Dalam proses perakitan memggunakan las yang dilakukan adalah
melakukan pemasangan poros dengan roda gigi lurus yang sudah dipres.
Pengelasan bertujuan agar poros bergerak bersaamaan dengan roda gigi
(menyatu).
4. Setting transmisi
Proses ini merupakan pemasangan motor listrik, pemasangan poros,
pemasangan puli dan penyetelan kedudukan kedua puli agar kedudukannya
sejajar sehingga jika dipasangi belt dapat berputar dengan stabil.
61
BAB IV
PROSES PEMBUTAN, HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Diagram Alir Proses Pembuatan
Gambar33.DiagramAlirProsesPembuatanPorosdanRodaGigiLurus
NOGO() NOGO(+)
Ya
Ya
Tidak
Mulai
Identifikasi Gambar Kerja
Persiapan Bahan Persiapan Alat
Standart Operasional Production (SOP)
Proses Pembuatan Komponen
Apakah Ukuran
Sesuai dengan
Gambar Kerja ?
Proses Perakitan Komponen
Apakah Uji
Fungsional sesuai
harapan?
Perbaikan
Uji Kinerja Mesin
Selesai
62
B. Visualisasi Proses Pembuatan Poros dan Roda Gigi Lurus
Adapun urutan langkah kerja dari proses pembuatan komponen poros penggerak
roda gigi lurus dan roda gigi lurus pada komponen mesin pompa oli. Pada proses
pembuatan poros dan roda gigi lurus pada komponen mesin pompa oli terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: mempersiapkan gambar kerja,
mempersiapkan bahan yang akan digunakan, persiapan alat atau mesin, proses
pembuatan komponen yang dibuat, dan uji fungsional. Adapun tindakan dan
keselamatan kerja dalam proses pembuatan komponen ini adalah melakukan proses
kerja sesuai dengan prosedur dan langkah kerja yang diinstruksikan, mengenakan baju
kerja dan alat perlengkapan keselamatan kerja, meletakkan semua alat ukur pada
tempat yang aman/terpisah dengan barang kasar, dan jangan membersihkan tatal
benda kerja selama mesin berjalan. Semuanya sudah di cantumkan pada (Tabel 6)
Standart Operasional Production (SOP).
1. Identifikasi Bahan
Bahan poros yang digunakan adalah Mild steel dengan ukuran 13 x 50
mm. untuk poros roda gigi lurus juga menggunakan bahan Mild steel dengan
ukuran 13 x 140 mm.
Bahan roda gigi lurus yang digunakan adalah mild steel dengan ukuran 50
x 50 mm.
63
No.
Jen
I
1. Memot
2. Seting
3. Facing
Tabel 8. Tab
C. Proses P
nis Pekerjaan dan
Ilustrasi gambar
Pembuatan
tong Benda Kerja
Putaran Mesin
g
bel Standart Ope
Pembuatan Kom
n
Alat/M
diguna
Mesin gerg
(Great Cap
Penggores
Mistar baj
Mesin bub
Emco
Kunci chu
kunci tool
Pahat HS
Rata kanan
KunciL8
12
Senter lepa
Jangka sor
erasional Produc
mponen
Mesin
akan
Pa
per
gaji
ptain)
s
a
D = 15
L = 20
a = 0,5
v = 65
s = 0,25
but
ck
post
T = 0,35
S
n kasar
danL
as
rong
ction (SOP) Pem
66
arameter
rmesinan
5 mm
00 mm
5 mm
mm
5 mm/ptrn
1
5 menit
2
3
4
5
6
mbuatan Poros
La
1. Persiapan bahan
a. Pengukuran
baja dan pen
b. Pemasangan
gergaji.
c. Menghidupk
saluran air.
d. Pemotongan
200 mm dan
2. Persiapan pemb
a. Mempersiapk
kapan mesin
b. Menyeting p
c. Mengatur pu
3. Memasang ben
dan mengencan
4. Lakukan pemb
pemakanan (a)
5. Lakukan pemb
dengan tebal 1m
0.5 mm. Denga
6. Balik benda ke
langkah no. 5 h
mm.
angkah kerja
n berupa Mild Ste
benda kerja den
ggores.
benda kerja p
kan mesin dan
benda kerja den
15 mm
bubutan.
kan peralatan da
bubut
ahat bubut Seting
utaran mesin
nda kerja pada m
ngkan chuck
bubutan facing de
) 1mm
bubutan 2 x pema
mm dan 1 x deng
an
erja lakukan seper
hingga mendapat
eel.
ngan mistar
pada mesin
membuka
ngan ukuran
M
an perleng-
ggi senter.
mesin bubut
engan tebal
akanan
gan tebal
rti pada
pajang 194
Keselamatan ke
Menggunakan pa
wearpack.,sarung
tangan,sepatu.
Letakan alat uku
tempat yang ama
Daun gergaji dik
kencang.
Benda kerja di ce
yang kuat,agar ti
oleng saat memo
Jangan terlalu pa
keluar benda karj
terikat pada ceka
Chuck benda ke
dengan kuat.
Jangan megubah
putaran mesin pa
mesin bekerja.
Jangan meningga
mesin pada saat m
hidup.
erja
akaian
g
ur pada
an.
kunci
ekam
idak
otong.
ajang
ja
am.
rja
h
ada saat
alkan
mesin
67
1 2 3 4 5 6
4. Pembuatan Lubang
Senter
Mesin bubut
Emco
Kunci chuck bor
Kunci tool post
Bor senter
V = 30,d bor= 3
: =
n J n
1uuu
n =
: 1uuu
n J
n =
Su 1uuu
S,14 S
n =3184,71
n = 12uurmp
7. Pemasangan bor senter pada kepala lepas.
8. Pembuatan lubang senter dengan putaran
mesin (n) 1200 rpm, kecepatan sayat (v)
30 m/menit, kedalaman pengeboran 4
mm. Pengeboran pada mesin bubut ini
dilakukan secara manual, jadi untuk
feeding dan waktunya tidak dihitung
Menggunakan pakaian
wearpack.,sarung
tangan,sepatu.
Letakan alat ukur pada
tempat yang aman.
Benda kerja di cekam
yang kuat,agar tidak
oleng saat memotong.
5. Pembubutan lurus
Pahat HSS
Rata kanan kasar
Kunci L 8 dan
L 12
Jangka sorong
Senter lepas
J
o
=
J
1
+ J
2
2
J
o
=
1S + 1S
2
J
o
=14
n =
: 1uuu
n J
n =
Su 1uuu
S,14 14
n = 682,4S
n = 7uurpm
i =
(1 -2)
2. o
i =
(1S -1S)
2.u,S
i = 2 koli
I = _
I
n s
] i
I = _
194
7uu u,2
] 2
I = 2,77 mcnit
T = 166 detik
9. Memasang senter lepas pada kepala lepas
agar putaran benda kerja stabil.
10. Mengatur putaran mesin bubut
menjadi putaran (n) 700rpm
11. Jepit benda kerja sampai ikut berputar.
12. Pasang pahat bubut rata kanan.
13. Lakukan pembubutan lurus dari diameter
15 13 mm dengan pajang bubutan 194
mm. Kedalaman pemotongan (a) 0,5.
Kecepatan sayat (s) 0,2
Jangn terlalu pajang
keluar benda karja
terikat pada cekam.
Chuck benda kerja
dengan kuat.
6. Pembubutan facing
Pahat HSS
Facing
Kunci L 8 dan
L 12
Jangka sorong
Senter lepas
14. Lepas benda kerja dan balik benda kerja.
15. Lakukan pembubutan facing seperti pada
gambar yang diaksir dari diameter 15-13
mm dengan pajang 5 mm. Kedalaman
pemotongan (a) 0,5. Kecepatan sayat (s)
0,2
16. Lakukan pembubutan hingga ukuran yang
di inginkan diameter 13 x 190 mm.
Jangan megubah
putaran mesin pada saat
mesin bekerja.
Jangan meninggalkan
mesin pada saat mesin
hidup.
Tabel 8. (lanjutan)
68
1 2 3 4 5 6
7. Memotong benda kerja
Mesin gergaji
(Great Captain)
Penggores
Mistar baja
D = 15 mm
L = 143 mm
a = 0,5 mm
v = 65 mm
s = 0,25 mm/ptrn
17. Pengukuran benda kerja dengan mistar
baja dan penggores
18. Ukur benda kerja menjadi dua dengan
benda kerja 1 ukuran 52mm dan benda
kerja 2 ukuran 142 mm.
Menggunakan pakaian
wearpack.,sarung
tangan,sepatu.
Daun gergaji dikunci
kencang.
: =
n J n
1uuu
n =
: 1uuu
n J
n =
6S 1uuu
S,14 1S
n = 1380
=1400rpm
i =
(1 -2)
2. o
i =
(14S -14u)
2.u,S
i = S koli
I = _
I
n s
] i
I = _
14u
14uu u,2
] 2
T = 1 menit
T = 60 detik
19. Pemasangan benda kerja pada mesin
gergaji.
20. Menghidupkan mesin dan membuka
saluran air.
21. Lakukan pemotongan hingga selesai
dengan tebal pemotongan (a) 0,5.
Kecepatan sayat (s) 0,2 mm/ptrn
22. Lepas benda kerja dari ragum mesin
gergaji.
23. Bersikan mesin gergaji setelah selesai
menggunakan.
Letakan alat ukur pada
tempat yang aman.
Usahakan hasil
potongan lurus.
Letakan alat ukur pada
tempat yang aman.
Daun gergaji dikunci
kencang.
Gunakan watter coller
pada saat mesin
bekerja (pendingin)
8. Facing pda poros 1
Mesin bubut
Emco
Kunci chuck bor
Kunci tool post
Pahat HSS
Rata kanan kasar
Kunci L 8 dan
L 12
Bor senter
Jangka sorong
24. Persiapan pembubutan.
a. Mempersiapkan peralatan dan
perlengkapan mesin bubut.
b. Menyeting pahat bubut setinggi
senter,seting put mesin 1400rpm
25. Lakukan pembubutan facing pada benda
kerja hingga ukuran diameter 13 x 140
mm
26.
Lakukan pembubutan tirus pada kedua
sisinya ukuran 1mm x 45
0
.
Jangan megubah
putaran mesin pada saat
mesin bekerja.
Jangan meninggalkan
mesin pada saat mesin
hidup
Kunci chuck harus
sudah dalam keadan
aman,tidak tertinggal di
chuck.
Tabel 8. (lanjutan)
69
Tabel 8. (lanjutan)
1 2 3 4 5 6
9.
Facing pada poros 2
Mesin bubut
Emco
Kunci tool post
Pahat HSS
Rata kanan
Kunci L 8 dan
L 12
Jangka sorong
Senter lepas
n =
: 1uuu
n J
n =
6S 1uuu
S,14 1S
i =
(1 -2)
2. o
i =
(SS -Su)
2.u,S
= Skoli
I = _
I
n s
] i
I = _
SS
14uu u,2
] S
D = 15 mm
L = 50 mm
a = 0,5 mm
v = 65 mm
s = 0,25 mm/ptrn
n = 1380
=1400rpm
T = 0,189=11 detik
27. Persiapan pembubutan.
a. Mempersiapkan peralatan dan
perleng- kapan mesin bubut
b. Menyeting pahat bubut Setinggi
senter
c. Mengatur putaran mesin 1400rpm.
28. Lakukan pembubutan facing pada benda
kerja hingga ukuran 50 mm, dengan
kedalaman potong (a) 0,5mm, kecepatan
sayat (s) o,2.
29. Lakukan pembubutan tirus pada kedua
sisinya dengan ukuran 1mm x 45
0
Menggunakan pakaian
wearpack.,sarung
tangan,sepatu.
Menggunakan kaca
mata pada saat bekerja.
Jangam mengambil
sisa bubutan (tatal)
menggunakan tangan
telanjang.
Bersikan mesin bubut
dengan kuas dan lap
kain.
Kembalikan alat-alat
yang digunakan pada
teknisi.
Lumasi
bad,chuck,rumah
pahat,pada mesin
bubut dengan pelumas
oli.
10. Hasil pembuatan poros penggerak roda gigi lurus (poros 1)
140
Hasil pembuatan poros roda gigi lurus (poros 2)
70
N0.
Jenis Pekerjaan dan
Ilustrasi gambar
Pembuatan
Alat/Tools/Mesi
n
digunakan
Parameter
permesinan
Langkah kerja Keselamatan kerja
1. Memotong Benda Kerja
Mesin gergaji
(Great
Captain)
Penggores
Mistar baja
d= 50
V=65m/menit
a= 0.5mm
f=
0,25mm/ptrn
30. Persiapan bahan berupa Mild Steel.
e. Pengukuran benda kerja dengan mistar
baja dan penggores.
f. Pemasangan benda kerja pada mesin
gergaji.
g. Menghidupkan mesin dan membuka saluran
air.
h. Pemotongan benda kerja dengan ukuran
pajang 100 mm dan 51 mm
Menggunakan pakaian
wearpack.,sarung
tangan,sepatu.
Letakan alat ukur pada
tempat yang aman.
Daun gergaji dikunci
kencang.
Benda kerja di cekam
yang kuat,agar tidak
oleng saat memotong
2. Seting Putaran Mesin
Mesin bubut
Emco
Kunci chuck
kunci tool post
: =
n J n
1uuu
n =
: 1uuu
n J
n
=
6S 1uuu
S,14 S1
n = 4uS.89
n = 400rpm
31. Persiapan pembubutan.
d. Mempersiapkan peralatan dan perleng-
kapan mesin bubut
e. Menyeting pahat bubut Setinggi senter.
f. Mengatur putaran mesin
32. Memasang benda kerja pada mesin bubut dan
mengencangkan chuck
33. Mengatur putaran mesin 400 rpm.
Mengamati keadaan
mesin dan mempelajari
cara pengoprasiannya.
Jangn terlalu pajang
keluar benda karja
terikat pada cekam.
Tabel 9 Standart Operasional Production (SOP)
71
Tabel 9.(Lanjutan)
1 2 3 4 5 6
3. Faccing
Pahat HSS
Rata kanan
Kunci L 8
dan L 12
Senter lepas
Jangka
sorong
i =
(1 -2)
2. o
i =
(2uu - 19S)
2 u.S
i = S koli
I = _
I
n o
] i
I = _
2uu
4uu u.S
] S
T= 5menit
34. Lakukan pembubutan facing dengan
tebal pemakanan (a) 1mm
35. Lakukan pembubutan 4 x pemakanan
dengan tebal 1mm dan 1 x dengan tebal
0.5 mm.
36. Balik benda kerja lakukan seperti pada
langkah no. 5 hingga mendapat pajang
40 mm.
Menggunakan pakaian
wearpack.,sarung
tangan,sepatu.
Letakan alat ukur
pada tempat yang
aman.
Benda kerja di cekam
yang kuat,agar tidak
oleng saat memotong.
4. Pembuatan Lubang
Senter
Mesin bubut
Emco
Kunci chuck
bor
Kunci tool
post
Bor senter
: =
n J n
1uuu
n =
: 1uuu
n J
n =
Su 1uuu
S,14 S
n = S184rpm
n = 112urpm
37. Pemasangan bor senter pada kepala
lepas.
38. Pembuatan lubang senter dengan
putaran mesin (n) 590 rpm, kecepatan
sayat (v) 80 m/menit, kedalaman
pengeboran 4 mm. Pengeboran pada
mesin bubut ini dilakukan secara
manual, jadi untuk feeding dan waktunya
tidak dihitung
Jangan megubah
putaran mesin pada
saat mesin bekerja.
Jangan meninggalkan
mesin pada saat mesin
hidup.
72
Tabel 9.(Lanjutan)
1 2 3 4 5 6
5. Pengeboran 0 12.S
Mesin bubut
Emco
Kunci chuck
bor
Bor 13 mm
Rumah bor
mesin bubut.
: =
n J n
1uuu
n =
: 1uuu
n J
n =
2u 1uuu
S,14 1S
n = Suurpm
Diameter bor =
13
V=20m/menit
a= 0.5mm
39. Setel putaran mesin dengan kecepatan
500 rpm
40. Lakukan pengeboran benda kerja
sampai berlubang dengan tembus dengan
menggunakan mata bor 12.5 mm.
41. Pembuatan lubang dengan kecepatan
sayat (v) 20 m/menit, dalam pengeboran
195 mm,diameter bor 13
Gunakan pendingin
pada saat pengeboran
dilakukan.
Jangan mengukur
benda kerja pada saat
benda kerja masih
berputar.
6. Pelebaran lubang (reamers)
Remer
Kunci chuk
bor
Jangka sorong
42. Pengeboran dan reamers dilakukan
manual.
43. Lakukan pelebaran lubang dengan
menggunakan remer dengan ukuran
13mm.
44. Lakukan sedikit demi sedikit
memasukan remernya agar tidak oleng
dan hasil lubang senter.
45. Pada saat reamers putaran mesin
500rpm.
Jangan meninggalkan
mesin pada saat mesin
hidup.
Remer / mata bot
harus tidak kendor
pada saat
menggunakan
Remer / mata bot tidak
ikut berputar.
73
: =
n J n
1uuu
n =
: 1uuu
n J
n =
6S 1uuu
S,14 Su
n = 414,u12
n = 4Su rpm
i =
(1 - 2)
2. o
i =
(4S -4u)
2 u.S
i = S koli
I = _
I
n o
] i
I = _
4S
4Su u,S
] S
D = 50 mm
L = 45 mm
V= 65 m/menit
T = 0,25 menit
46. Pengukuran benda kerja dengan mistar
baja dan penggores.
47. Pemasangan benda kerja pada mesin
gergaji.
48. Menghidupkan mesin dan membuka
saluran air.
49. Lepas benda kerja periksa ukuran
benda kerja setelah dipotong dengan
menggunakan jangka sorong.
Mengecek keadan
mesin gergaji dan
daun gergajinya dapat
digunakan /tidak.
Letakan alat ukur pada
tempat yang aman.
Daun gergaji dikunci
kencang.
8. Hasil pemotongan
(jmlh2)
Jangka sorong
50. Pemotongan benda kerja dengan
ukuran pajang 45 mm dan 50 mm.
51. Lakukan pembubutan facing pada
kedua benda kerja yang akan di buat
blank roda gigi lurus
Bersikan mesin gergaji
dengan menggunakan
kuas dan kompresor
sampai kering sisa
pendingin.
74
Tabel 9. (Lanjutan)
1 2 3 4 5 6
11. Seting putaran mesin
Mesin bubut
Emco
Kunci tool post
Pahat HSS
Pahat Facing
Kunci L 8 dan
L 12
Senter lepas
Jangka sorong
: =
n J n
1uuu
J
o
=
J
1
+J
2
2
J
o
=
Su +S6
2
J
o
= 4S,S
n =
: 1uuu
n J
n =
6S 1uuu
S,14 4S,S
n = 47S.87
n = 47Srpm
i =
(1 -2)
2. o
i =
(Su -S6)
2.u,S
i = 14 koli
I = _
I
n o
] i
I = _
4u
47S u,S
] 14
I = 2.SS mcnit
D = 50 mm
L = 40 mm
V = 65 m/menit
a = 0.5mm
58. Persiapan pembubutan.
a. Mempersiapkan peralatan dan
perleng- kapan mesin bubut
b. Menyeting pahat bubut Setinggi
senter.
c. Mengatur putaran mesin 475 rpm.
59. Memasang benda kerja pada mesin
bubut menggunakan mandrel. dan
mengencangkan chuck.
Menggunakan pakaian
wearpack.,sarung
tangan,sepatu.
Letakan alat ukur pada
tempat yang aman.
Periksa dan pelajari
cara pengoprasian
mesin.
12. Pembubutan lurus
Mesin bubut
Emco
Kunci tool
post
Pahat HSS
Pahat lurus
Senter lepas
Jangka sorong
60. Pasang senter kepala lepas untuk
menyangga benda kerja supaya tidak
goyang.
61. Hidupkan mesin bubut perhatikan
senter kepala lepas dengan menyetel
dan mengunci sampai kepala senter
ikut berputar
62. Lakukan pemakanan sebanyak 14 kali
dengan kedalaman penyayatan 0,5 mm
Gunakan kaca mata
pda saat praktik
Jangan mengubah
putaran pada saat
mesin hidup.
Jangan membuang
tatal pada saat benda
kerja berputar.
76
Tabel 9. (Lanjutan)
1 2 3 4 5 6
13. Pembubutan Champer
Mesin bubut
Emco
Kunci tools post
Pahat HSS
Pahat tirus
Kunci L 8 dan
L 12
Senter lepas
Jangka sorong
: =
n J n
1uuu
n =
: 1uuu
n J
n =
6S 1uuu
S,14 S6
n = S8u.2u
n = 6uurpm
i =
(1 -2)
2. o
i =
(S6 -SS)
2.u,S
i = Skoli
D = 36 mm
Pajang 40 mm
Tebal pemakanan
(a) :0,5
63. Pembuatan chamfer 1 X 45
O
pada ujung
blank roda gigi lurus, dengan putaran
mesin 600rpm, dengan tebal
pemotongan (a) 0,5 mm selama 3kali
pemakan.
64. Pembuatan champer pada mesin bubut
ini dilakukan secara manual, jadi untuk
feeding dan waktunya tidak dihitung.
Menggunakan pakaian
wearpack.,sarung
tangan,sepatu.
Letakan alat ukur pada
tempat yang aman.
Periksa dan pelajari
cara pengoprasian
mesin. Bersikan mesin
bubut dengan
menggunakan kuas
,lap sampai kering sisa
pendingin.
Lumasi
bad,chuck,rumah
pahat,pada mesin
bubut dengan
pelumas oli.
14. Pelepasan Blank roda gigi
lurus
Kunci tools post
Kunci L 8 dan
L 12
Jangka sorong
65. Lepas benda kerja dari mesin bubut
untuk dilajutkan pada mesin frais.
66. Kembalikan alat-alat yang digunakan
pembubutan pada teknisi.
77
Tabel 9. (Lanjutan)
1 2 3 4 5 6
15. Pemasangan blank roda gigi
lurus pada mesin frais
vertikal
Mesin frais
horizontal
Kepala
pembagi
Jangka sorong
Mandrel
Gear plain
cutter M 2
Kunci pas 19
Kunci chuck
Senter tetap
: =
n J n
1uuu
n =
: 1uuu
n J
n =
24 1uuu
S,14 Su
n = 1S2,86rpm
n = 16urpm
t
c
=
I
I
]
t
c
=
4u
29u
= u,1S7min
V = 24 m/menit
M = 2
L = 40
D pisau= 50 mm
Jumlah gigi (Z)14
f = 0,13 mm/put
a = 0,5 mm
V
f
= f ( n x z )
== u,1S(16u
14
)
=
291,2mmmcnit
67. Pasang benda kerja pada cekam
pembagi.
68. Pencekaman benda kerja dibantu
dengan menggunakan mandrel.
69. Pasang senter tetap untuk penyangga
benda kerja dengan menggunakan baut
T dan kunci pas 19 untuk
mengencangkan.
Menggunakan pakaian
wearpack.,sarung
tangan,sepatu.
Periksa dan pelajari
cara pengoprasian
mesin.
Jangan terlalu banyak
(tebal) pemakanan
pada benda kerja.
16
Setting Putaran Mesin 70. Setting benda kerja setinggi senter dan
lurus tepat ditengan pastikan tidak
oleng pada saat pengfraisan.
71. Pemasangan pisau frais (gear plan
cutter) M pada arbor mesin frais
72. Setting putaran pisau frais pada 160
rpm dan menghidupkan mesin.
Pasang pisau frais
(gear plan cutter) M2.
Letakan alat ukur dan
alat bantu pada tempat
yang aman tidak
ditumpuk.
78
Tabel 9. (Lanjutan)
1 2 3 4 5 6
17
.
Setting pisau frais
Mesin frais
vertical
Kepala
pembagi
Jangka sorong
Mandrel
Gear plain
cutter M 2
Kunci chuck
: =
n J n
1uuu
n =
: 1uuu
n J
n =
6S 1uuu
S,14 S6
n = S8u.2u
n = 6uurpm
i =
(1 - 2)
2. o
i =
(S6 -SS)
2.u,S
i = Skoli
D = 36 mm
Pajang 40 mm
Tebal
pemakanan (a)
:0,5
73. Setting posisi pisau dan benda kerja
pada bidang nol dengan menyentuhkan
bidang kepala pisau sehingga
menyentuh benda kerja namun tidak
terjadi pemakanan. (tegak lurus pada
sumbu benda kerja).
74. Setelah pisau pada posisi bebas (tidak
melakukan pemakanan), meja frais
diposisikan kembalikan pada posisi
awal sebelum penyayatan, namun tidak
mengubah posisi
75. Setting nol pada skala pengatur
ketinggian.
76. Sebelum pemakanan kunci kepala
pembagi (dividing head) agar tidak
oleng atau berubah pada saat pisau frais
mulai pemakanan.
Menggunakan pakaian
wearpack.,sarung
tangan,sepatu.
Letakan alat ukur pada
tempat yang aman.
Periksa dan pelajari
cara pengoprasian
mesin.
Gunakan pendingin
pada saat pengefraisan.
Perhatikan putaran
pisau frais pemakanan
mulai dari mana.
Dalam pengefraisn
putaran piringan harus
diperhatikan dengan
tepat
Usahakan benda
bekerja tidak berubah
posisi pada mandrel.
79
Tabel 9. (Lanjutan)
2 3 4 5 6
18. Setting kepala pembagi
(dividing head)
Mesin frais
horisontal
Kepala pembagi
tipe B-1
Jangka sorong
Mandrel
Gear plain
cutter M 2
Kunci chuck
Senter tetap
N =
4u
Z
=
4u
12
= S
4
12
= S
1
S
N = S
1
S
= S
S
1S
: =
n J n
1uuu
n =
: 1uuu
n J
n =
6S 1uuu
S,14 S6
n = S8u.2u
n = 6uurpm
Jumlah roda gigi
benda kerja Z =12
Piringan yang
digunakan seri
B-1:15,16,17,18,
dan 20.
Pisau frais
modul 2
77. Setting guting kepala pembagi untuk
membagi roda gigi dengan tepat.
78. Seting putaran engkol diputar 3 putaran
penuh ditambah 5 lubang pada piringn
pembagi yang mempunyai jumlah
lubang 15 yaitu pada piringan 1 dengan
pasangan B : 15,16,17,18dan 20
Dalam pengefraisn
putaran piringan harus
diperhatikan dengan
tepat
Usahakan benda
bekerja tidak berubah
posisi pada mandrel.
Perhatikan dalam
pembagian piringan
pembagi
19. Proses pengefraisan
profil roda gigi lurus
79. Proses penyayatan dilakukan dengan
menaikkan meja mesin setinggi 6 mm,
kemudian dijalankan untuk menyayat
dengan menggerakkan meja mesin frais
berlawanan dengan arah putaran pisau.
Gunakan pendingin
pada saat pengefraisan.
Perhatikan putaran
pisau frais pemakanan
mulai dari mana.
80
Tabel 9.(Lanjutan)
1 2 3 4 5 6
21.
22.
Proses finising
Hasil
Mesin frais
horisontal
Kepala pembagi
Jangka sorong
Mandrel
Gear plain
cutter M 2
Kunci chuck
Senter tetap
Kunci pas 19
Mesin pres
manual.
Ragum meja
Kikir segitiga
Kikir setengah
lingkaran
Kuas
kompresor
D. Proses Perakitan
Proses perakitan merupakan proses pemasangan/penggabungan komponen
komponen menjadi suatu produk. Adapun alat- alat yang digunakan untuk
perakitan ini yaitu: mesin pres manual, ragum meja, palu plastic, las busur / las
lisrtik, dan obeng
Persiapan ini membutukan waktu 30 menit. Perakitan ini dilakukan secara
manual. Pada pelaksanannya , perakitan ini membutukan 50 menit. Jadi waktu
yang dibutuhkan pada saat perakitan adalah waktu persiapan alat + waktu
perakitan = 30 + 50 = 80 menit.
E. Waktu Proses Pembuatan
Perhitungan waktu yang digunakan disini merupakan waktu yang
sesungguhnya dilapangan, yaitu dengan melihat jam. Waktu yang dibutukan
untuk melakukan proses pembuatan poros dan roda gigi lurus secara realisasi
meliputi:
83
1) Poros
a. Pemotongan bahan1 : 5 menit
b. Pembubutan muka kanan : 10 menit
c. Pengeboran senter : 1 menit
d. Pembubutan lurus : 30 menit
e. Pemotongan bahan 2 : 5 menit
f. Pengurangan pajang : 10 menit
g. Pembubutan muka & tirus : 30 menit +
Total 91 menit
2) Roda gigi lurus Z 12
a. Pemotongan bahan :10 menit
b. Pembubutan facing :20 menit
c. Pembuatan lubang poros : 30 menit
d. Reamers :5 menit
e. Pemotongan bahan 2 :10 menit
f. Pemasangan mandrel :10 menit
g. Pembubutan lurus blank roda gigi :20 menit
h. Pemangan benda kerja pada mesin frais : 15 menit
i. Pengefraisan pembuatan roda gigi : 40 menit
Total : 160 menit x2=320 menit
84
F. Uji Fungsional
Poros roda gigi dan roda gigi lurus merupakan komponen yang paling penting
dari mesin pompa oli dari pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui
fungsinya yaitu:
1. Poros roda gigi berfungsi sebagai penghubung untuk mentransmisikan daya
dari motor dengan menggunakan sabuk puli ditramisikan ke roda gigi lurus
dan poros untuk menahan beban puntir.
2. Roda gigi lurus berfungsi sebagai rotor yaitu pada gerigi roda gigi untuk sisi
hisap cairan akan mengisi ruangan bebas antara rumah pompa dan roda gigi
yang berputar tersebut. Kemudian cairan ini akan dibawah berkeliling dan
ditekan keluar apabila geriginya bersatu lagi.
G. Uji Kinerja Mesin
Dalam pengujian mesin pompa oli semua komponen berfungsi dengan baik
meskipun ada kekurangan sedikit yaitu pada lubang poros rumah pompa yang
mengalami kebocoran kecil. Kecepatan mesin pompa yang kami buat dalam
memompa yaitu sekita 9 liter / menit.
H. Pembahasan
1. Proses Pembuatan
Secara garis besar proses pembuatan komponen poros dan roda gigi
lurus yang dapat dilihat pada diagram alir di atas adalah sebagai berikut :
85
gigi dan puli . Jika kurang sesuai dilakukan perbaikan pada sejumlah
komponen tersebut.
Tahapan terakhir adalah proses perakitan. Proses ini dilakukan
setelah semua komponen jadi. Adapun proses perakitannya yaitu dengan
menggunakan baut dan pengelasan. Hal ini memudahkan kita, jika
sewaktu-waktu ada komponen yang rusak. Selanjutnya melakukan uji
fungsional setelah semua komponen dirakit untuk mengetahui apa semua
komponen berfungsi dengan baik. Setelah semua komponen dapat
berfungsi dengan baik maka dilakukan uji kinerja mesin.
2. Kesulitan yang dihadapi
Kesulitan yang dihadapi selama pembuatan poros dan roda gigi antara
lain:
a. Kehalusan permukaan
Dalam proses pembubutan permukaan pembubutan poros dan blank
roda gigi lurus sulit untuk dicapai. Hal ini diakibatkan sudut potong pahat
yang kurang sesuaian pahat yang tumpul. Cara mengatasi yaitu dengan
mengubah sudut potong dan mengasah kembali pahat pada mesin
gerinda.
b. Panasnya benda kerja dan Pisau pahat bubut
Dalam pekerjaan proses pembubutan pisau pahat dan benda kerja
cepat panas. Hal ini diakibatkan material pahat tidak sesuai untuk
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil yang telah didapatkan dalam proses pembuatan poros dan roda gigi
lurus pada komponen mesin pompa oli, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Bahan yang digunakan dalam pembuatan poros dan roda gigi lurus adalah
mild steel . dengan ukuran sebelum diproses pemesinan
a. Poros 15 x 200 mm untuk dua buah poros yaitu poros roda gigi lurus
dan poros penggerak roda gigi lurus
b. Roda gigi lurus 50 x 100 mm untuk dua roda gigi lurus dengan ukuran
volume yang sama.
2. Alat dan mesin apa saja yang dibutuhkan dalam proses pembuatan poros dan
roda gigi lurus pada mesin pompa oli yaitu:
a. Untuk pembuatan poros menggunakan Mesin gergaji Great Captain,
Mesin bubut Emco, Pahat HSS, Senter lepas, Bor senter, Cekap raham 3,
Kunci chuck mesin bubut, Coolent, Jangka sorong, Penggores, Mistar
baja, Kunci L 8 dan L 12, Palu plastik
b. Untuk pembuatan roda gigi lurus menggunakan Mesin gergaji Great
Captain, Mesin bubut Emco, Pahat HSS, Senter lepas, Bor senter, Cekam
raham 3, Kunci chuck mesin bubut, Coolent, Mesin frais Horisontal,
92
Kepala pembagi, Pisau frais roda gigi M 2, Cekam raham 3, Senter tetap,
Dudukan pisau, Mandrel, Kikir segitiga, Mesin pres manual, Mata Bor
8, 12.5 mm, Reamers, Jangka sorong, Mistar Baja, Ragum meja
3. Proses pemesinan pembuatan komponen poros dan roda gigi sesuai dengan
langkah kerja untuk masing-masing produk yang dibuat, yaitu
a. Proses pembuatan poros dilakukan dengan menggunakan mesin bubut
emco dengan perlengkapannya, serta alat ukur yang digunakan yaitu :
jangka sorong dan mistar baja.
b. Proses pembuatan roda gigi lurus (z 12) pengerjaan awal digunakan mesin
bubut emco dan untuk pembuatan gigi-gigi digunakan mesin frais
universal dan digunakan kepala pembagi untuk mengatur jarak antara gigi
dengan teliti. Dalam pengefraisan roda gigi lurus digunakan pisau frais
modul (m) 2 dengan jumlah roda gigi lurusnya 12
4. Kecepatan pompa dalam pecobaan uji mesin setelah jadi yaitu sekitar 9 liter
permenit.
5. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka penulis hanya dapat menyarankan sebagai
berikut:
1. Hendaknya dibuat perencanaan langkah kerja terlebih dahulu sehingga
dalam proses pembuatannya dapat diminimalisir kesalahan yang mungkin
dapat terjadi.
93
DAFTAR PUSTAKA
Achamd Zainun, Msc,Ir (1999). Elemen Mesin 1. Bandung :PT Refika Aditama.
Amstead, B.H dkk. (1979). Teknologi Mekanik Jilid 1 (Sriati Djaprie. Terjemahan).
Jakarta : Erlangga.
Dieter, E. George (1992). Metalurgi Mekanik Edisi 3 Jilid2 (Sriati Djaprie.
Terjemahan). Jakarta : Erlangga.
Sumamur Dr. P.K.., Msc.(1985).Keselamatan kerja dan Pencegahan Kecelakaan.
Jakarta: PT Gunung Agung.
Sato, T. G. dan Hartanto, N. S. (1987). Menggambar Mesin Menurut Standar ISO.
Jakarta : Pradnya Paramita.
Terheijden, C.V. dan Harun. (1981). Alat-Alat Perkakas 3. Bandung : Bina Cipta.