You are on page 1of 12

SUBSTANSI RULE OF LAW

Rule of Law merupakan doktrin dalam hukum, muncul pada abad ke 19 bersamaan lahirnya negara konstitusi dan demokasi. Kehadirannya merupakan reaksi dan koreksi terhadap sistem negara obsalut. Berawal dar tuntutan keadilan harus berlaku untuk setiap orang melahirkan negara konstitusi rule of law dengan semangat dan idealisme keadilan yang tinggi = tegaknya supremasi hukum dan kesamaan setiap orang di depan hukum.

Menurut Freidman (1959) rule of law dibedakan menjadi: 1. In the formal sence yakni organized public power : kekuasaan umum yang terorganisasikan. 2. Ideological sense; pengertian hakiki, hukum dan keadilan harus terwujud dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Baik keadilan sosial (Sunarjati Hartono,1982), bahkan Wieldon 1960 menegaskan bahwa rule of law dalam satu negara ditentukan oleh kenyataan, apakah rakyat benar-benar menikmati keadilan.

Dalam penelitian historis komparatif terhadap rule of law yang berlaku di Inggris, Amerika dan Belanda, Sunarjati Hartono (1982):
1. Setiap negara memiliki paham the rule of law yang berbeda satu sama lain, karena masing-masing negara mempunyai rul of law sendiri-sendiri. 2. Bahwa penegakan rul pf law tidak dengan sendirinya mengakibatkan tegaknya nehara hukum. Bahkan penegakan rule of law itu akan memungkinkan berdirinya suatu negara kekuasaan. 3. Untuk mencapai mewujudkan rasa keadilan bagi masyarakat, rule of law harus diartikan secara hakiki (ideological sense).

4.

Penegakan hukum harus dilakukan antara pemerintah bersama rakyat secara sinergis.

5.

Paham rule of law di Inggris diletakkan pada hubungan antara hukum dan keadilan, di Amirika diletakkan pada hak asasi manusia, di Belanda lahir dari kedaulatan negara, melalui paham kedaulatan hukum, dengan memberikan kewenangan yang tinggi kepada hakim untuk mengawasi pelaksanaan tugas pemerintah.

You might also like